KE DAFTAR ISI ISSN 0216-3128
240
Edison SillOmbing, dkk.
EVALUASI MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PENDING IN REAKTOR SERBAGUNA (RSG) G.A SIW ABESSY Edison Sihombing, PRSG - BATAN
Kadarusmanto,
Sapto Prayogo,
Aep Saefudin
Pupung Purnama PTLR - BATAN
ABSTRAK Kebutuhan akan sistem pendingin sangat penting untuk proses reaksi nukir yang dikendalikan di reaktor. Sistem pendingin dibutuhkan untuk mengatasi beban panas yang dihasilkan selama proses reaksi berlangsung. Untuk menjaga agar sistem pendingin tetap seperti kondisi awal dan mencegah kegagalan pada sistem pendingin selama reaktor beroperasi, maka diperlukan suatu manajemen perawatan pencegahan yang baik. Evaluasi manajemen perawatan juga diperlukan untuk mengetahui manajemen perawatan yang terbaik untuk peralatan sistem pendingin. Hal ini ditunjukkan dari kinerja komponen sistem pendingin. Evaluasi yang dilakukan meliputijadwal kegiatan perawatan. Dilihat dad laju kegagalan dan availabilitas pada salah satu komponen sistem pendingin primer (pompa primer) menunjukkan bahwa perawatan yang dilakukan saat ini sudah mencukupi, terutama dalam menentukan kebijaksanaan jadwal kegiatan perawatan. Kala Kunci : Perawatan, Sistem Pendingin
ABSTRACT Requisites of a cooling system for controlled nuclear reaction process in reactor is very· important. A cooling system is needed to handle heat product from that process. To keep a cooling system in as built condition and prevent it from failure as long as reactor is operate, so that a good preventive maintenance management is required. Evaluation of maintenance management is also needed to find the best maintenance management plan for cooling system plant. That indicated by performance of cooling system. Evaluation activities are including maintenance operation schedlil. Failure rate and availahility of olle of primary cooling system component (primary pump) indicate the maintenance applied is enough. especially to decide maintenance operation schedul. Keywords: Maintenance. Cooling system
LA T AR BELAKANG
reaktor yang mengandung bahan radioaktif/produk fisi yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat.
n
eaktor Serba Gunajenis (RSG) Siwabessy ftmerupakan reaktor kolamG.A. dan merupakan salah satu reaktor penelitian yang mempunyai daya dan fluks neutron tinggi. Bila reaktor ini dioperasikan, maka akan dihasilkan pembebasan sejumlah energi panas. Sehingga diperlukan suatu sistem pendingin untuk mengatasi atau membuang panas yang dihasilkan selama pengoperasian reaktor. Sistem pendingin ini memegang peranan yang sangat penting, karena jika panas yang dihasilkan dari pengoperasian reaktor tidak diatasi, maka reaktor akan semakin panas. Akibatnya pengoperasian tidak dapat dilanjutkan, penelitian gagal atau yang lebih berbahaya adalah meluruhnya teras
Untuk menjaga agar sistem pendingin tctap dapat bekerja dengan baik adalah dilakukannya perawatan atau pemeliharaan yang sesuai dan efektif. Karena seiring dengan berjalannya waktu, selama itu pula alat-alat atau komponen pad a sistem akan mengalami degradasi dan akan berpengaruh terhadap kinerja sistem atau kemungkinan lainnya adalah sistem tidak dapat beroperasi karena salah satu komponennya mengalami kerusakan. Sehingga dapat dipastikan reaktor tidak dapat dioperasikan dan pekerjaan yang harus dilakukan menjadi terhambat. Dengan demikian diperlukan suatu manajemen perawatan yang baik untuk sistem pendingin
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
24/
ISSN 0216-3128
Edison Sihomblng, dkk.
reaktor. Sehingga terjadinya hal-hal yang telah disebutkan di atas dapat diantisipasi.
TEORI Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG GAS) RSG GAS adalah reaktor riset atau reaktor penelitian yang digunakan untuk mengendalikan reaksi fisi (reaksi pembelahan) inti atom berat Umnium. Reaksi fisi terjadi saat Umnium ditembak oleh neutron lambat (V = 2,2 Km/dtk) dan akan dihasilkan atom-atom lain, 2 sampai 3 neutron cepat (V = 20.000 Km/dtk)dan energi panas (200 MeV). Karena RSG GAS adalah reaktor untuk penelitian, maka panas yang dihasilkan dari reaksi fisi tersebut harus dibuang, sedangkan neutron yang dihasilkan digunakan untuk berbagai keperluan: produksi isotop, analisa aktivasi neutron, uji material, pemuliaan batu hias dan lain-lain. Lapisan kolam reaktor adalah sebuah silinder dengan bagian bawah berbentuk cekungan, sedangkan kolam penyimpanan bahan bakar berbentuk segi empat dengan dasar rata. Antara kolam reaktor dan kolam penyimpanan bahan bakar diberi penghubung berupa pintu pemisah.
Sistem Pendingin Reaktor Sistem pendingin reaktor terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder. Kedua sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin utama yang dibutuhkan selama reaktor beroperasi. Sistem pendingin primer dan sekunder berfungsi untuk menjamin temperatur yang aman di dalam teras dan reflektor selama reaktor beroperasi no:mal sampai daya termal desain.
primer dan penukar panas. Oi penukar panas ini, air pendingin primer melepaskan panas yang te1ah diserap dari teras dan reflektor. Panas yang dilepaskan oleh air pendingin primer akan diserap oleh air pendingin sekunder melalui penukar kalor. Keluar dari penukar panas, air pendingin primer mengalami penurunan temperatur. Kemudian air pendingin mengalir kembali ke kolam reaktor yang sebelumnya melewati ruangan katup terlebih dahulu. Air pendingin dipancarkan mclalui distributor cincin yang berada di dasar kolam. Setelah dipancarkan, air di hisap kembali ke dalrm teras dan reflek~or melalui bagian atas tera.s. Oemikian siklus berlanjut terus menerus selama reaktor beroperasi.
Sistem Pendingin Sekunder Sistem pendingin sekunder adalah penurun panas terakhir untuk instalasi reaktor. Sistem pendingin sekunder terletak di luar gedung reaktor. Pompa sirkulasi sekunder terletak di ruang bawah tanah gedung bantu (auxiliary building) yapg berjamk sekitar 10,6 m dari gedang reaktor, sedangkan menara pendingin terletak di luar ruangan dan berjarak 28,8 m dari gedung bantu. Gedung reaktor, gedung bantu dan kolam menara pendingin dihubungkan melalui terowongan pipa.
Manajemen Dan Konsep Perawatan Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Tujuan dari perawatan itu senctiri adalah : -
Memperpanjang usia kegunaan aset bangunan, peralatan dan lain-lain).
-
Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa dun mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin.
-
Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya : unit cadangan, unit pemadam kebakaran, unit penyelamat dan sebagainya.
-
Menjamin keselamatan orang yang menggunakan samna tersebut.
-
Mengetahui kerusakan sedini mungkin, sehingga kerusakan yang mendadak dan fatal dapat dihindarkan.
Prinsip Kerja Si!)'temPendingin Primer Sistem pendingin primer mengambil panas dari teras reaktor dan reflektor selama reaktor beroperasi pada daya tinggi. Air pendingin primer dihisap ke bawah melewati teras dan reflektor, untuk menyemp panas yang dihasilkan oleh teras dan reflektor. Kemudian dikeluarkan melalui pipa outlet utama yang dihubungkan ke sisi plenum penyangga di bawah teras. Air pendingin mengalir ke atas melalui pipa tersebut ke dalam tangki tunda (delay chamber). Air pendingin meninggalkan delay chamber melewati dua buah katup kupu-kupu yang berada di ruang katup sebelum memasuki ruang primer. Kemudian mengalir menuju pompa sirkulasi
Proslding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
(mesin,
ISSN 0216 - 3128
242 !!!!!!!!!
Perawatan tenance)
Perhaikan
(Corrective Main-
Perawatan perbaikan adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi plant atau mesin pada standar yang diperlukan dengan jalan "to correct (repair) a fault in equipment." Perawatan perbaikan bisa juga diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara mengoperasikan plant atau mesin hingga rusak, kemudian baru diperbaiki. Metode perawatan seperti ini disebut metode perawatan berdasarkan kerusakan (failure based maintenance). Strategi perawatan dengan metode Inl memiliki banyak kekurangan, diantaranya yaitu biaya perawatan menjadi tinggi, hilangnya kesempatan keuntungan karena mesin tidak dapat beroperasi, keselamatan kerja tidak terjamin dan tidak dapat merencanakan waktu, tenaga kerja serta biaya untuk perawatan karena kondisi mesin yang tidak terpantau. Perawatan perbaikan ini kurang sesuai untuk mesin-mesin dengan tingkat kekritisan yang tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesin sederhana yang tidak memerlukan perawatan secara intensif.
Perawatan Pencegahan tenance)
masih baik dan menurut jadwal harus dilakukan perawatan atau diganti komponennya. Perawatan
Prediktif (Predictive Maintenance)
Perawatan prediktif adalah bagian dari perawatan pencegahan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan fatal yang pelaksanaannya berdasarkan kondisi suatu plant atau mesin. Metode perawatan seperti ini disebut juga metode perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau memonitor kondisi mesin (inachinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin. Untuk menentukan kondisi suatu plant atau mesin, diperlukan tindakan pemeriksaan atau monitoring secara rutin. Sehingga jika ditemukan gejala kerusakan, maka dapat diatasi dengan segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Secara garis besar ada beberapa metode dalam memantau atau memonitoring kondisi dari suatu mesin, antara lain : Monitoring Minyak Pelumas, Monitoing Visual, Monitoring Kinerja, Monitoring Geometris, Monitoring Getaran
Distribllsi Weibllll
Perawatan pencegahan terdiri atas : Terjadwal
dkk.
(Preventive Main-
Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan untuk menghindari gagalnya kemampuan plant atau mesin ketika akan atau sedang beroperasi (under achievement). Sasaran utama pad a perawatan pencegahan ini adalah mencegah terjadinya kerusakan, mendeteksi kerusakan yang terjadi dan menemukan kerusakan yang tersembunyi.
Perawatan
Edison Sihomhing,
Distribusi weibull merupakan salah satu distribusi kegagalan yang paling sering digunakan pad a awal pemilihan bentuk-bentuk distribusi kerusakan mesin. Alasannya karena distribusi ini cenderung menghasilkan bentuk distribusi lain yang dapat diperluas tergantung dari parameter bentuk
(fl). Fungsi Kepadatan
Kemungkinan
(Schedule Maintenance)
Perawatan terjadwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan fatal yang dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Metode perawatan seperti ini disebut juga metode perawatan berdasarkan waktu (time based maintenance). Penentuan rentang waktu untuk perawatan terjadwal ini biasanya berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin. Penentuan rentang waktu ini harus seefektif mungkin. Rentang waktu yang terlalu lama memungkinkan mesin akan mengalami kerusakan sebelum tiba waktu perawatan yang ditentukan. Sedangkan rentang waktu yang terlalu pendek akan menimbulkan kerugian, karena kondisi mesin yang
dengan batasan:
t ~ 0,
a ~ 0,
fJ
~
dengan : fJ = parameter bentuk, skala, t = parameter waktu.
° a
= parameter
Fungsi keandalan
R(I) " 1- F(I)"
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
"p [Hr]
(2)
Etll.wm SlIwmblllK, tlkk.
ISSN 0216-3128
243 N
Fungsi laju kegagalan
N
LYi a =
1=.L.- -
N
LXi
b.!.:i.-
(8)
N
(3) Dengan diketahuinya lIi1ai konstanta a dan b, maka parameter distribusi Weibull dapat diperoleh dari : Fungsi distribusi
kumulatif 13
= lib
a=
(4)
(9) (10)
exp a
HASIL PENELITIAN Perhitungan nilai parameter distribusi Weibull pada dasamya mengunakan prinsip regresi linier, yaitu membuat fungsi distribusi kumulatif menjadi bentuk linier. Sehingga diperoleh hasil akhir: Yi = a + b Xi dengan :
(5)
Yi = In (ti)
Xi b = = In 1/13 {In [I -j{ti)r'} a (a)
Xi merupakan variable bebas dan dapat dihitung dengan menaksir fungsi distribusi kumulatif [j{t)] dari persamaan berikut :
Manajemen Perawatan Sistem RSG G.A. Siwabessy
Pendingin
Manajemen perawatan yang diterapkan untuk komponen-komponen pada sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder reaktor serba guna (RSa a.A Siwabessy) adalah berd&sarkan instruksi & Repair manual MPR30/MRM (Maintenance Manual) part 1. Instruksi manual ini telah diterapkan sejak reaktor dioperasikan dan hingga sekarang belum mengalami perubahan. Perawatan yang dilaksanakan adalah perawatan pencegahan (preventive maintenance). Perawatan pencegahan ini dilakukan oleh bagian perawatan RSa a.A. Siwabessy.
Perawatan Sistem Pendingin Primer i-OJ j(ti) = n + 0.4
(6)
Fungsi ini didapat dari pendekatan dengan metode harga tengah atau median. Metode ini cocok untuk percobaan dengan ukuran sampel yang kecil, data kurang lengkap atau distribusi kerusakan tidak simetris. Nilai konstanta a dan b dapat diperoleh dari persamaan :
b
=
(7)
Manajemen perawatan sistem pendingin primer ini mencakup interval waktu pelaksanaan perawatan, kegiatan perawatan, perlengkapan perawatan dan prosedur perawatan. Pada Tabel lakukan perawatan.
I adalah
komponen
yang di-
Perawatan Sistem Pendingin Sekunder Seperti halnya manajemen perawatan sistem pendingin primer, manajemen perawatan sistem pendingin sekunder juga mencakup interval waktu pelaksanaan perawatan, kegiatan perawatan, perlengkapan perawatan dan prosedur perawatan. Pada Tabel dilakukan perawatan.
Pro5iding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
2
adalah
komponen
yang
244
ISSN 0216 - 3128
Tabel1. No
primer yang di-Iakukan
perawatan.
Overhoul 5Setelah 1I tahun bulan Uji Tekanan Interval Penggantian Pipa dan Pengecekan Penukar Kalor Kekedapan katup (JE-O JE-O1 JE-O 1AP AA02 AA 1/002) 18 Internal bulan Uji Non Fungsi Destructive Pompa Test ofBeOO Seams Pengecekan Katup Katup (JE-Ol (JE-Ol Katup Interlocking katup AAOI/02/18/19) AA03/04/05/12/13) JE-O 11Sekat IWeld Katup AAO1 19 Pompa Primer (JE-O Komponen 1Grease 01/02/03) yang dirawat (JE-O IOli AA03/04/05/07/09/11/12/13/14/15/16/17) setiap 3000 jam 8 5jam atau 2 beroperasi tahun 10tahun tahun beroperasi
Tabel2. No
Komponen sistem pendingin
Edison SillOmhing, dkk.
Komponcn sistcm pcndingin sckundcr
yang di-Iakukan
pcrawatan.
bulan I tahun 2Setelah Menara Pendingin Katup Pengaman (PA 0 I/02 - Seams AA 15) (PA 01/02-AAOI/03/IO/12/14/16/20/22 danInterval PA setiap yang Pengecekan interlocking pompa Pompa Inspeksi Penggantian Visual Bagian OliKomponcn Dalam dan Grease Uji Fungsi Katup Pengaman Uji Pipa Tekanan 8 jam Katup (PA 01/02-AA03/12/22 dandirawat PA 03-AA04/12/13) Non Destructive Test of Weld 3000 jam atau 2 beroperasi tahun tahun beroperasi 510tahun
10
Prosldlng PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216 - 3128
Edison Sihombing, dkk.
TabeI 4.
Data Selang Waktu Kerusakan dan Perbaikan Pompa Primer Data selang waktu kerusakan dan perbaikan pompa primer diperoleh dari kumpulan462375 laporan PPIK (Petunjuk Perawatan dan Ijin Kerja). TabcI 3.
243657
I
No
245
No
Data seIang waktu pcrbaikan pompa primer. 31 12 I Waktu Perbaikan (hari)
I
1
Data sclang waktu kcrusakan pompa primer. 96 195 79 28 80 Waktu Kerusakan (hari)
I
Avaiiabilitas
Pompa Primer (JE 01 AP 01/02/03)
Perhitungan yang dilakukan untuk kegiatan perawatan pencegahan (preventive maintenance), komponen yang digunakan sebagai model adalah pompa sirkulasi pada sistem pendingin primer (jumlah pompa 3 unit) dengan jenis pekerjaan perawatan pada mekanikal seal.
Tabel 5. Penaksiran
parameter
Distribusi Weibull.
169f(ti) Xi Vi 0.000 2.197 195 1.792 4.382 79 80 3.332 28 0.230 0.905 0.770 0.635 0.095 0.500 -1.343 -2.309 -0.367 0.386 0.008 0.858 -2.407 -1.221 -1.735 0.149 0.000 0.736 4.524 0.036 1.691 5.331 0.134 0.624 1.804 ' Xi1 4.369 5.273 0.365 -0.790 TTF(ti) Xi.Vi
No (i)
Dari perhitungan diperoleh : a = 49.62 a = 3.90 /3 = 0.59
No
b = 1.68
I
Tabel 5. Hasil perhitungan.
TTR 79 10.268 961 4123Availability 0.906 0.752 0.600 0.500 0.248 0.094 28 0.696 0.491 0.903 0.900 0.304 0.509 195 10.105 0.265 0.976 0.988 0.895 0.732 80 0.995 0.735 TTF(ti) R(ti) F(ti)
Proslding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
-
ISSN 0216 - 3128
246
dengan :
Edison Sihombing, dkk.
Analisis Fungsi Keandalan Semakin lama pompa digunakan atau semakin sering pompa dioperasikan, maka keandalan pompa akan semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 yaitu grafik yang men unjukkan hubungan antara waktu pemeriksaan terhadap fungsi keandalan. Grafik tersebut menunjukkan bahwa keandalan pompa mengalami penurunan.
TTF Availability
= TTF + TTR
Analisis Fungsi Laju Kerusakan Laju kerusakan pompa primer mengalami peningkatan terhadap selang waktu pemeriksaan. Peningkatan laju kerusakan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu : -
Kesalahan dalam melakukan perbaikan
-
Kelelahan akibat friksi atau gesekan
-
Perawatan yang kurang memadai
-
Terjadinya korosi
-
Kelelahan akibat pemakaian dari pompa tersebut
-
Rancangan masa pakai peralatan yang singkat
Bila suatu pompa mulai dioperasikan, maka kualitaslkeandalan pompa tersebut semakin lama akan semakin berkurang. Untuk itu diperlukan manajemen perawatan yang baik, meskipun kualitas! keandalan pompa tersebut tidak seperti keadaan awalnya. Namun umur pemakaian pompa akan lebih lama dibanding tanpa dilakukan perawatan. Analisis Availabilitas Pada Gambar 3 terlihat bahwa availabilitas maksimum dapat dicapai pad a selang waktu 195 hari dengan nilai availabilitas 0.995. Jadi aktivitas pemeriksaan untuk mekanikal seal pad a pompa primer sebaiknya dilakukan pad a selang waktu 195 hari.
Grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu pemeriksaan terhadap fungsi laju kerusakan dapat dilihat pada Gambar I.
1.000 0.300 0.400 '0.500 ~;::, ~ 0.600 0.700 ~c: 0.200 0.000 0.100 0 ~ 0.900 0.800 C)
.!!! .¥: ;::, U)
25
50
75
100
125
150
175
Waktu (hari)
Gambar
1. Grafik Fungsi Laju Kerusakan
Pompa Primer Terhadap
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Waktu.
200
ISSN 0216 - 3128
Edison Sihombing, dkk.
247
1.000 0.900
cns 0.800 n; 0.700 c 0.600 "'C
ns
~ 0.500 'Ci) 0.400 C)
§ u..
0.300 0.200 0.100 0.000 o
50
25
100
75
125
150
175
200
Waktu (hari)
Gambar 2. Grafik fungsi keandalan pompa primer terhadap waktu.
1.200 ct > 0.400 .!! 0.600 'i 0 :is 0.200 0.000 1.000 ~ 0.800
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Waktu (hari) Gambar 3. Grafik availabilitas pompa primer terhadap waktu.
KESIMPULAN Atas dasar pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil suatu kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini. Adapun kesimpulan tersebut adalah : I. Peningkatan laju kerusakan pada pompa primer menunjukkan kurang baiknya pengelolaan
perawatan, sehingga akan terganggunya pengoperasian penelitian.
2. Penurunan
mengakibatkan re2ktor untuk
keandalan pompa primer menunjukkan perlunya perawatan pencegahan yang baik, sehingga umur pakai pompa primer bisa lebih lama.
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216 -3128
248
3. Efektifitas perawatan dapat dikembangkan dengan metode perawatan prediktif (predictive maintenance) yang dalam penelitian ini digunakan model pemeriksaan untuk menentukan selang waktu perawatan yang optimal. Perawatan yang optimal didasarkan atas perhitungan sam pel pompa primer yaitu dengan selang waktu 195 hari. 4. Selang waktu yang optimal untuk aktivitas perawatan bertujuan untuk keefesienan waktu yang digunakan, sehingga tidak membuangbuang waktu.
Edison Sihombing, dkk.
Dalam Uapaya Peningkatan Kemampuan Sumbel' Daya Manusia dan Mesin Pada Laboratorium Produksi Politeknik ITE, Bandung: Universitas Islam Bandung, 1999. 4. STONER, JAMES A.F, CHARLES WANKEL, Mnajemen Jilid I: Edisi Ketiga Jakarta: C. V. Intermedia, 1988.
TANYAJAWAB Gatot Wurdiyanto
DAFT AR PUST AKA I. Badan Tenaga Nuklir Nasional : MPR Maintenance Repair Manual Part I.
30/
2. Jr, LAWRENCE MANN, Maintenance Management, Revised Edition Canada: D.C Heath and Company, 1983. 3. MARGANA, ADE SRYATMAN, ST, Laporan Tugas Akhir Perbaikan Manjemen Perawatan
- Selama perawatan komponen-komponen apa yang sering diganti, dan pemahkah komponen rusak sebelum waktunya. Edison Sihombing Penggantian oli, motor, katup, motor.
kat up.
Ada
seperti
KE DAFTAR ISI
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juri 2006