Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, Hal: 43-61 • Juni 2016
EVALUASI KINERJA PT. PINDAD (PERSERO) DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. Pindad (Persero)) Diah Andari* Universitas Widyatama, Jl. Cikutra no 204 A, Bandung – Jawa Barat, Indonesia *(
[email protected])
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja PT. Pindad (Persero) menggunakan Balanced Scorecard, yaitu terkait kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Untuk Perspektif Keuangan, kinerja organisasi sudah baik, tetapi ada beberapa indikator yang realisasinya belum sesuai dengan target yang ditetapkan oleh organisasi, seperti net profit margin, debt equity ratio, dan cash ratio. Evaluasi pada Perspektif Pelanggan ditinjau dari perspektif pelanggan menunjukkan bahwa kinerja organisasi telah baik yang dapat dilihat dari pencapaian target yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk evaluasi Perspektif Proses Bisnis Internal, kinerja organisasi sudah baik sebagaimana dilihat dari tercapainya target-target yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Tindak lanjut terhadap fraud dan jumlah kasus pending selanjutnya perlu dilakukan dan disiasati lebih awal sebelum penyimpangan tersebut mengakibatkan kerugian dikemudian hari karena akan secara signifikan mempengaruhi kelangsungan bisnis perusahaan. Evaluasi Pembelajaran & Pertumbuhan Perspektif juga menunjukkan kinerja pertumbuhan yang telah baik itu dapat dilihat dari pencapaian target yang telah ditetapkan target oleh organisasi. Kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Belajar Internal & Perspektif Pertumbuhan ABSTRACT This study aimed to evaluate the performance of PT. Pindad (Persero) using the Balanced Scorecard, which is related to the performance of companies in the financial perspective, customer perspective, internal business processes, and learning and growth. For the Financial Perspective, the organization's performance has been good, but there are some indicators that realization is not in accordance with the targets set by the organization, such as the net profit margin, debt equity ratio and cash ratio. Evaluation on Customer Perspective viewed from the perspective of customers shows that organizations have good performance that can be seen from achieving the targets set by the organization. For the evaluation of Internal Business Process Perspective, the organization's performance has been good, as seen from the achievement of the targets set by the organization. Follow-up of the fraud and the number of cases pending further needs to be done and to be handled early before the irregularity resulting in losses in the future because it will significantly affect the company's business continuity. Evaluation of Learning & Growth Perspective also
43
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
showed growth performance has been good it can be seen from the achievement of the targets set by the target organization. Keywords: Balanced Scorecard, Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective, Learning & Growth Perspective.
PENDAHULUAN
Perusahaan industri pada saat ini
Pada saat ini persaingan bisnis antar
perusahaan-perusahaan
didunia
semakin
ketat
sehingga
menuntut para pengambil kebijakan untuk
selalu
berperilaku
bertindak
efisien
dan
saling bersaing satu sama lain untuk menghasilkan dengan
menawarkan
Hansen
dan
mengemukakan
seperti
proses
perusahaan
harus
perusahaan-perusahaan
itu
(2004)
bahwa
perkembangan
Untuk
jasa
kelebihannya
Mowen
mungkin menciptakan utilisasi dalam produksinya.
dan
masing-masing.
dan
seoptimal
barang
dengan
ini,
setiap
berusaha
harus
menghasilkan produk yang memiliki
melakukan berbagai macam strategi
nilai lebih dari pesaingnya. Hal ini
dalam
mengakibatkan
persaingan
tersebut agar perusahaan dapat terus
semakin
antara
bertahan,
maju
penghasil barang dan jasa. Kunci
sehingga tidak kalah bersaing dan
persaingan dalam pasar global adalah
hilang keberadaannya karena kalah
service yang berarti, produk
dalam persaingan.
berkualitas, harga yang relatif murah,
menghadapi
persaingan
berkembang
Setiap
dan
perusahaan
untuk
dapat
kemampuannya
ketat
yang
produsen
yang
dituntut
dan penyerahan tepat waktu. Dengan
memperbaiki
demikian perusahaan akan meraih
dalam
berbagai
kepuasan
pelanggan
secara
terus
bidang agar dapat terus bersaing
menerus hingga tercipta pelanggan
mencapai
yang loyal.
manusia
kualitas yang
sumber
kompeten
daya
di
era
Pengukuran
globalisasi seperti sekarang ini dan
organisasi
dapat
umumnya
ikut
berperan
membangun nasional.
Salah
pondasi satu
serta
dalam
ekonomi unsur
yang
kinerja
atau
kinerja
suatu
perusahaan
pada
menggunakan
financial
yang
keterbatasan. Keterbatasan yang
memiliki ukuran
menopang struktur ekonomi nasional
kinerja
pada saat ini yaitu bidang industri.
konsisten dengan kondisi keuangan
44
keuangan
ukuran
tidak
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
saat ini dimana laporan keuangan
pendek, sehingga keuntungan jangka
hanya
berwujud.
panjang akan terabaikan dan menjadi
Sedangkan aset tidak berwujud yang
tidak relevan untuk dijadikan sebagai
dilaporkan dalam laporan keuangan
dasar keputusan bagi beberapa level
hanya terbatas pada goodwill dan
dalam organisasi.
memuat
aset
paten. Padahal masih banyak jenis
Adanya keterbatasan di dalam
aset tidak berwujud lain yang tidak
pengukuran kinerja keuangan akan
dicantumkan
membuat banyak perusahaan mulai
keuangan
dalam seperti
laporan
nama
baik,
menggunakan
Balanced
hubungan baik dengan pelanggan,
Konsep
supplier dan distributor. Kelemahan
pertama
kedua
Robert S. Kaplan dan David P. Norton
adalah
ukuran
kinerja
Balanced
Scorecard.
kali
yang
dipublikasikan
oleh
keuangan merupakan data historis,
dalam
jadi baru dicatatkan kalau sudah
“Balanced
terjadi
Drive Performance” pada tahun 1992,
transaksi
dimana
kejadian
artikel
Scorecard
yang
berjudul
Scorecard-Measures
tersebut tentu akan berulang di masa
yang
yang akan datang. Sehingga ukuran
perusahan memandang perusahaan
kinerja
dari empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan
tidak
sebagai
pedoman
dijadikan perusahaan
untuk
dapat bagi
keuangan
melakukan
perspektif
aktifitas di masa depan. Selanjutnya
memungkinkan
that
(financial
perspective),
pelanggan
perspective),
(customer
perspektif
internal
kinerja
(internal perspective) dan perspektif
ukuran
pertumbuhan
dan
keuangan yang merupakan ukuran
(learning
growth
secara
secara
Selain itu, Balanced Scorecard bukan
disebabkan
hanya sekedar alat pengukur kinerja
keuangan
ukuran
manajemen
merupakan
fungsional,
keseluruhan.
Hal
karena
pada
kinerja
keuangan
tidak ini
umumnya
masing-masing
ukuran
disiapkan
area
and
pembelajaran perspective).
tetapi juga merupakan suatu sarana
oleh
untuk mengelola proses, yang mana
fungsional,
dalam
pengembangan
Balanced
misalnya pemasaran dan keuangan.
Scorecard,
Dengan demikian kinerja keuangan
mengklarifikasi serta menerjemahkan
tidak dapat dijadikan sebagai alat
visi serta strategi secara total kepada
untuk
mencerminkan
seluruh
secara
keseluruhan.
Keterbatasan
ukuran
kinerja
lain
fokus
pada
yang
perusahaan
keuntungan
perusahaan
tingkatan
dalam
dapat
suatu
organisasi.
adalah
Fenomena
jangka
yang
terjadi di PT.
PINDAD (Persero) ini adalah terdapat
45
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
beberapa
kekurangan
dalam
terhadap hasil yang telah dicapai dan
pelaksanaan sistem kinerja berbasis
yang belum dicapai akan digunakan
Balance
sebagai
Scorecard
di
di PT
PINDAD
data
dalam
(Persero), seperti halnya ada beberapa
keputusan
indikator kinerja didalam perspektif
PINDAD (Persero) merupakan satu-
yang sudah ada tidak dilaksanakan
satunya
sesuai dengan standar yang telah
Indonesia yang bergerak di bidang
ditetapkan. Pada satu sisi, terlihat
manufaktur
bahwa KPI pada perspektif customer
dan
yang berisi mengenai pertumbuhan
persaingan kompetitif yang dihadapi
pendapatan penjualan dan on time
saat
delivery
merumuskan
belum
sepenuhnya
jangka
pengambilan panjang.
perusahaan
BUMN
peralatan
keamanan. ini,
PT. di
pertahanan
Dengan
adanya
perusahaan
harus
perencanaan
strategi
mencerminkan kepuasan pelanggan
untuk
karena kepuasan pelanggan itu tidak
kelangsungan hidup perusahaan. PT.
hanya dilihat dari 2 aspek tersebut
PINDAD
tetapi juga mencakup beberapa hal
Balanced
Scorecard
antara
pengukuran
kinerjanya.
lain
kualitas
produk
dan
customer complaint. Dengan diatas
perusahaan penelitian bahwa
ini dengan
perusahaan
menerapkan
memilih
sebagai
sistem
dapat
menggunakan sebagai Manajer
mengukur
apa
yang telah mereka targetkan dengan
fenomena
peneliti
mempertahankan
(Persero)
perusahaan
mencermati
maka
dapat
realisasi
yang
dapat
dicapai.
tempat
Berdasarkan uraian diatas, penulis
pertimbangan
tertarik untuk melakukan penelitian
ini
telah
pada
sektor
dengan
pengukuran
industri
memilih
judul
PT.
PINDAD
pertahanan “EVALUASI
Balanced Scorecard. Perusahaan ini
KINERJA
(Persero)
telah menggunakan scorecard sebagai
DENGAN BALANCED SCORECARD
sebuah sistem manajemen strategis jangka
panjang.
Keberhasilan
TELAAH LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
penerapan Balanced Scorecard sangat ditentukan oleh proses penyusunan
Menurut
Mulyadi
(2007),
Balanced
penilaian kinerja adalah penentuan
Scorecard. Perusahaan menggunakan
secara periodik efektifitas operasional
fokus pengukuran scorecard sebagai
suatu organisasi, bagian organisasi,
alat
kinerja
dan personilnya berdasarkan sasaran
perusahaan. Evaluasi sangat penting
strategi, standar, kriteria yang telah
dilakukan, dengan adanya pengkajian
ditetapkan
atau
pengembangan
untuk
penilaian
46
sebelumnya.
Menurut
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
Mulyadi (2001), pengukuran kinerja
untuk dapat bertahan dalam jangka
adalah
panjang.
penilaian
efektivitas
suatu
karyawannya standard
secara
perusahaan
berdasarkan
dan
periodik
kriteria
dan
sasaran
yang
Balanced Scorecard
telah
Balanced Scorecard pertama kali
ditetapkan sebelumnya. Menurut maksud
dikembangkan pada awal tahun 1990-
Mulyadi
atau
(2001),
an oleh Robert S.Kaplan dan David
umum
P. Norton, adalah Balanced Scorecard
tujuan
pengukuran kinerja adalah:
(BSC).
a. Untuk menentukan kontribusi
Pemunculan
Scorecard
Balanced
dilatarbelakangi
oleh
suatu bagian dari perusahaan
kondisi
terhadap
semakin kompleks. Dengan adanya
organisasi
secara
keseluruhan. b. Dapat
persaingan
globalisasi,
dijadikan
dasar
dan
yang
perdagangan
pasar
membuka
bagi
yang jalur
perusahaan-
penilaian mutu atau kualitas
perusahaan asing untuk berkompetisi
kinerja manajer.
di dalam negeri, informasi keuangan
c. Untuk dalam
memotivasi
manajer
melaksanakan
segala
(sistem
tradisional)
cukup
untuk
menjadi
tidak
memampukan
tugasnya sesuai dengan tujuan
perusahaan menghadapi persaingan
pokok
saat ini.
organisasi
secara
keseluruhan.
BalancedScorecard dimanfaatkan
Dalam persaingan bisnis global
untuk menyeimbangkan usaha dan
ini, perubahan paradigma yang ada
perhatian eksekutif kepada kinerja
harus
suatu
keuangan dan non-keuangan, serta
pemikiran baru bahwa competiveness
kinerja jangka pendek dan kinerja
dan
dilandasi efektivitas
dicapai faktor
dengan organisasi
dapat
jangka panjang. Dengan memperluas
dengan
memperluas
faktor
ukuran kinerja eksekutif ke kinerja
yang
dianggap
dapat
nonkeuangan,
mempengaruhi produktivitas koordinasi
dan dalam
ukuran
peningkatan
eksekutif
menjadi
melakukan
Balanced
Scorecard
kinerja
komprehensif. memperluas
menghasilkan
ukuran kinerja eksekutif ke dalam
keuntungan kompetitif. Kemampuan
empat perspektif: financial, customer,
perusahaan
internal business process, serta learn
dalam
menciptakan
keunggulan kompetitif ini merupakan
and growth.
tanggung jawab yang kompleks yang
Konsep
harus dipikul oleh setiap perusahaan
Balanced
Scorecard
telah lama dikembangkan oleh Robert
47
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
S.
Kaplan
Konsep
dan
David
Balanced
dikembangkan
P.
Norton.
Scorecard
untuk
organisasi untuk menciptakan
ini
produk/jasa
dalam
rangka
melengkapi
memenuhi harapan pelanggan.
pengukuran kinerja keuangan (atau
Perpektif ini menjelaskan proses
dikenal dengan pengukuran kinerja
bisnis
tradisional) dan sebagai alat yang
memberikan layanan dan nilai-
cukup
penting
nilai
Kaplan
dan
bagi
Norton
organisasi.
menggunakan
process,
kepada
untuk
stakeholder
dan
4. Perspektif learning and growth
Scorecard yaitu financial, customer, business
dikelola
customer.
empat standar perspektif Balanced internal
yang
Perspektif
dan
learning
and
growth adalah perspektif yang
learning and growth.
menggambarkan
1. Perspektif financial BalancedScorecard dibangun
kemampuan
organisasi
untuk
melakukan
perbaikan
dan
perubahan
dari studi pengukuran kinerja di
dengan memanfaatkan sumber
sektor
daya
bisnis,
sehingga
internal
organisasi.
perspektif financial disini adalah
Kesinambungan
terkait
organisasi dalam jangka panjang
dengan
suistainability. digunakan dalam
financial
Perspektif
ini
sangat
shareholder
perspektif ini.
rangka
melakukan
Menurut
2. Perspektif customer Perspektif customer adalah perspektif pada
yang pelanggan
dihasilkan
Dengan
kata
lain,
keunggulan
Balanced
Scorecard
dibandingkan
alat
pengelolaan
kinerja
2. Meningkatkan
organisasi. organisasi
kualitas
pengelolaan kinerja personel Balanced
Scorecard
mengembangkan seperangkat tujuan
business
unit bisnis yang meliputi ukuran keuangan. Para eksekutif perusahaan
Perspektif internal business aktivitas
beberapa
kualitas perencanaan
process process
(2009)
1. Meningkatkan secara signifikan
karena
diinginkan oleh pelanggan. internal
Mulyadi
lainnya yaitu:
berorientasi
harus memperhatikan apa yang 3. Perspektif
pada
terdapat dengan
merekalah pemakai produk/jasa yang
bergantung
oleh
pengelolaan kinerja organisasi.
suatu
sekarang dapat mengukur seberapa
adalah
serangkaian
besar
yang
ada dalam
menciptakan
48
unit
bisnis nilai
mereka
dapat
bagi
para
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
pelanggan perusahaan saat ini dan
perusahaan
yang
Scorecard-nya, namun belum pernah
akan
datang,
banyak
dan
seberapa
perusahaan
Balanced
melakukan
pengukuran
internal
sebelumnya
sehingga
dan investasi di dalam sumber daya
tersedianya
manusia, sistem dan prosedur yang
kinerja masa kini. Missing measures
dibutuhkan
meningkatkan
ini menandakan adanya proses yang
kinerja yang akan datang. Balanced
terlewat untuk di kontrol perusahaan
Scorecard
sehingga
meningkatkan
aktivitas
harus
dalam
kapabilitas
untuk
mencakup
berbagai
penciptaan
dihasilkan
oleh
nilai
para
perusahaan
dan
Sementara
penilaian
perusahaan
mengontrol
perlu
cara
untuk
proses
tersebut.
memiliki
Hubungan antar perspektif-perspektif
tinggi.
Balanced Scorecard pun tidak mutlak
motivasi
tetap
tidak
untuk
mengembangkan
partisipan
yang
kemampuan
yang
data
tersebut
memperhatikan
hubungan
sebab
akibat,
dimana
kinerja jangka pendek, yaitu melalui
output
keuangan
akan dicapai
perspektif
keuangan.
Balanced
melalui
pencapaian
tujuan-tujuan
Scorecard
dengan
jelas
pada perspektif lainnya. Kaplan dan
mengungkapkan berbagai faktor yang
Norton
menjadi
sebab akibat, maka pelanggan yang
pendorong
kinerja
keuangan
tercapainya
dan
kompetitif
loyal
jangka panjang yang superior. Ada
hal-hal
mengungkapkan akan
peningkatan
yang
harus
diperhatikan
dalam
proses
penyusunan
Balanced
Scorecard
hipotesa
hubungan
mengakibatkan
pendapatan.
tersebut
Namun
juga
dapat
berdampak negatif, karena pelanggan yang
tidak
profitable
(kembali
yaitu, untuk menggunakan sistem
ukuran
Balanced
Scorecard,
hubungan antar perspektif tersebut
komitmen
dari
diperlukan
seluruh
anggota
bukanlah
financial).
ke
suatu
Sehingga
hubungan
sebab
organisasi, waktu yang cukup dari
akibat melainkan suatu hubungan
tahap
yang
pengenalan
hingga
tahap
interdependent.
Dimana
penerapan Balanced Scorecard, serta
pencapaian tujuan-tujuan pada setiap
tenaga ahli dan biaya.
perspektif membutuhkan kontribusi
Keterbatasan
dalam
Konsep
dari perspektif lainnya.
Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan
Norton
adanya
(1996),
“missing
Keterbatasan
diungkapkan
measures”,
lainnya
adalah
tidak dijelaskan lebih jauh bagaimana
yaitu
perusahaan
suatu ukuran yang digunakan oleh
49
dapat
melakukan
perubahan-perubahan
dalam
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
perspektif Balanced Scorecard. Seperti
mengimplementasikan
yang telah diungkapkan, Balanced
Balanced
Scorecard memberi kebebasan kepada
pengukuran kinerjanya, karena akan
penggunanya jika ingin mengganti
dapat membatasi kegunaan
salah
konsep itu sendiri.
satu
perspektif
dengan
perspektif lain atau ingin menambah. Namun,
tidak
ada
ataupun
dalam
melakukan
Permasalahan
Balanced
dalam
yang
sistem dari
dimaksud
adalah:
penjelasan hal
1. Adanya korelasi yang buruk
tersebut. Konsep
Scorecard
konsep
Scorecard
antara
pengukuran
keuangan
dengan
non
hasil
yang
juga terbatas pada faktor internal
diperoleh. Tidak adanya jaminan
perusahaan
dan
bahwa
memperhitungkan
faktor
seperti
persaingan
kinerja
tidak eksternal
pasar
kompetitor,
masa
atau
target
perkembangan teknologi yang juga memiliki
dampak
yang
tercapai pada
(seperti
dsb)
tingkat
profitabilitas akan
datang
saat pencapaian
pada
aspek
non
keuangan;
terhadap
2.
Tidak
adanya
mekanisme
perusahaan. Balanced Scorecard juga
untuk proses perbaikan. Tanpa
merupakan top-down strategy. Hal ini
suatu
dikarenakan umumnya visi,
misi,
mengadakan proses berbaikan,
serta strategi perusahaan ditetapkan
menjadikan kondisi perusahaan
oleh
tidak konsisten pada sasaran
para
pihak
kemudian
eksekutif
dan
dikomunikasikan
ke
dan
demikian
yang
tujuan
untuk
yang
telah
ditetapkan;
seluruh bagian perusahaan. Proses yang
metode
demikian
3. Alat ukur yang tidak up date.
merupakan proses penentuan yang
Banyak perusahaan yang tidak
efisien.
mempunyai mekanisme formal
keterbatasan
dari
adalah
tidak
untuk
berpartisipasinya
karyawan,
yang
ukurnya
pada
tersebut
proses
Namun, tersebut bagian
menghambat
motivasi
dapat
dalam
kinerja
mungkin
bagi
perusahaan
ketika
ukur
yang
4. Alat ukur yang over load atau berlebihan,
dicermati
disesuaikan
telah lalu.
perusahaan. Beberapa masalah yang perlu
alat
alat
didasarkan pada strategi yang
instrinsik
mendorong
untuk
dengan
karyawan untuk berperan aktif dan kreatif
memperbaharui
oleh
manajer
keterbatasan
akan
50
pekerjaan akan
rumah memiliki dalam
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
pengukuran, jika terlalu sedikit
inisiatif
maka
organisasi yang paling tinggi hingga
manajer
mengabaikan kritis
yang
kesuksesan. berlebihan
akan
strategik
alat
pengukur
tingkat
dapat
mencapai
karyawan.
Sebaliknya, manajer
jika
yang
bahwa
cascading
penyusunan
fokus
jenjang
dan
jenjang
bawah
(2009)
akan beresiko untuk kehilangan pekerjaannya
paling
Mulyadi
mungkin
dari
yaitu
menyebutkan adalah
scorecard
organisasi
proses
di
oleh
setiap manajer
berusaha mengerjakan banyak
jenjang organisasi yang bersangkutan,
tugas pada saat bersamaan.
dengan
Walau demikian, keterbatasan-
jenjang
keterbatasan
tersebut
mengurangi
manfaat
yang
diperoleh
organisasi
penerapan
Balanced
tidak
sebagai
dapat
process,
melalui
menggunakan organisasi basis.
scorecard
yang lebih tinggi
Melalui
cascading
setiap
pusat
pertanggungjawaban,
tim
dan
Scorecard,
personnel dapat menyusun scorecard
melainkan menjadi hal-hal yang perlu
yang mencerminkan: (1) kontribusi
diketahui
signifikan pusat pertanggungjawaban
agar
dapat
mengoptimalisasi Balanced Scorecard
terhadap
pencapaian
sasaran
dengan
strategik
organisasi
secara
atau
pusat
berbagai
keterbatasan
tersebut.
keseluruhan
pertanggungjawaban yang lebih tinggi Cascading Process
jenjangnya, (2) kontribusi signifikan
Cascading dimanfaatkan peran
process untuk
dari
ini
tim dan personel terhadap pencapaian
menetapkan
setiap
pertanggungjawaban
sasaran-sasaran
pertanggungjawaban
dalam
tempat kerja tim dan personnel yang
juga
dapat
menjadi
bersangkutan.
terdapat dalam company scorecard. ini
yang
pusat
pusat
mewujudkan sasaran strategik yang Proses
strategik
Kaplan (1996) menjelaskan bahwa
digunakan
organisasi-organisasi
besar
untuk membangun komitmen seluruh
menggunakan beberapa mekanisme
personnel
yang
dengan
cara
saling
terkait
untuk
mengikutsertakan semua komponen
menerjemahkan strategi dan Balanced
organisasi dalam mencapai sasaran
Scorecard
strategik
organisasi.
ukuran
merupakan
alat
pengkomunikasian
untuk
Cascading melakukan
sasaran
ke yang
dalam akan
tujuan
dan
mempengaruhi
prioritas perorangan dan tim. Ada tiga
dan
mekanisme yang digunakan yaitu:
51
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
1. Program
Komunikasi
dan
Scorecard mereka.
Pendidikan
2. Program Penetapan Tujuan
Semua eksekutif
pekerja
senior
baik
atau
itu
Pengkomunikasian
dewan
dan ukuran Balanced Scorecard
direksi dapat memahami strategi
adalah
dan perilaku yang dibutuhkan
menghasilkan
agar tujuan
perorangan
tercapai.
strategis dapat
Balanced
tujuan
langkah
awal
dalam
komitmen terhadap
strategi
Scorecard
unit bisnis. Bagaimnapun juga,
seharusnya dapat meningkatkan
tujuan dan ukuran strategis di
pemahaman
tingkat yang lebih tinggi perlu
setiap
pekerja
tentang strategi organisasi dan
diterjemahkan
dapat
meningkatkan
tindakan
demi
tercapainya
strategis.
Program
motivasi tujuan
oleh
ke
yang
setiap
dalam
dapat
diambil
orang
dalam
komunikasi
memberikan kontribusi sehingga
dan pendidikam suatu organisasi
tujuan organisasi dapat tercapai.
tidak hanya harus komprehensif
Sebagai
tetapi
secara
barang yang tepat waktu bagi
sarana
perspektif pelanggan unit bisnis
digunakan
dapat diterjemahkan ke dalam
program
suatu tujuan yaitu misalkan saja
juga
periodik.
Berbagai
komunikasi untuk
harus dapat
meluncurkan
contoh,
pengiriman
Balanced Scorecard yaitu dengan
berupa
menggunakan
video,
pemasangan atau pemindahan
melalui
pesanan yang cepat dari suatu
mengadakan
rapat,
newsletter dan brosur. Pengumuman
proses awal
ini
Dengan
pengurangan
ke
cara
kemudian ditindaklanjuti secara
peningkatan
terus
dengan
menerus
dengan
cara
proses
waktu
lainnya.
ini,
upaya
menjadi
selaras
faktor
keberhasilan
melaporkan ukuran dan hasil
organisasi secara keseluruhan.
dari scorecard melalui bulletin
Balanced Scorecard pada tingkat
board,
groupware,
unit bisnis dapat diterjemahkan
dan melalui jaringan elektronis.
ke dalam sebuah scorecard yang
Kaplan
terkait
newsletter,
bahwa
(1996)
mencontohkan
Pioneer
menggunakan bulanan informasi
untuk
departemen
di
Petrolium
tingkat yang lebih rendah, tim
newsletter
dan perorangan.
menyediakan
tentang
untuk
Kaplan (1996) memberikan
Balanced
contoh
52
pada
perusahaan
real
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
estate yang mana pada divisi real
target
nilai
tambah
ekonomis
estate
dan
50
persen
lainnya
ritel
dari
sebuah
besar
organisasi
bermaksud
untuk
didasarkan
kepada
tiga
memecah scorecard unit bisnis
perspektif non financial. Manfaat
ke departemen dan tim tingkat
dari kebijakan tersebut adalah
berikutnya.
kepentingan
Setiap
menggunakan bisnis
financial
para
scorecard
unit
manajer
acuan.
Tim
dengan upaya pencapaian tujuan
sebagai
kemudian
tim
dapat
diselaraskan
mengidentifikasi
strategis
ukuran
pada
manajer tidak akan memperoleh
scorecard unit bisnis tersebut.
kompensasi insentif jika kinerja
Para manajer mengembangkan
aktual dalam suatu periode tidak
sebuah
mencapai ambang batas pada
tujuan
dan
scorecard
menerjemahkan
tim
yang
tujuan
dan
salah
unit
bisnis.
satu
ukuran
Para
yang
ukuran strategis tingkat yang
ditetapkan. Batasan ini harus
lebih tinggi ke dalam inisiatif dan
dapat memotivasi kinerja yang
ukuran
Contoh
seimbang
tersebut menggambarkan bahwa
financial,
para
bisnis
tim
lokal.
manajer
menjadi
lebih
berkomitmen
untuk
melaksanakan mencapai
strategi
tujuan
Pada Sistem
sistem
imbalan. memberikan sebuah
insentif
contoh
organisasi
tahun
1808
didirikan
dengan
nama
Artillerie
berkembang menjadi sebuah pabrik
dimotivasi
Kaplan
serta
Constructie Winkel (ACW), bengkel ini
Keselarasan dengan strategi melalui
internal
sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya
harus
proses
METODE
Imbalan akhirnya
pelanggan,
dan
organisasi
dengan
perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
secara keseluruhan. 3. Keterkaitan
pada
dan sesudah mengalami perubahan
dan (1996)
nama
pengelola
kemudian
bahwa
dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923.
mengubah untuk
Pemerintah Belanda pada tahun
eksekutif seniornya yang semula
1950 menyerahkan pabrik tersebut
berdasarkan
kepada
perhitungan
sekarang
bonus ROCE
bonus
50
tahunan;
kemudian
persen
Pemerintah pabrik
Indonesia,
tersebut
diberi
nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM)
didasarkan kepada tercapainya
53
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
yang
berlokasi
sekarang
Sejak
PT.
PINDAD
saat
itu
Penelitian ini dirancang sebagai
PT.
studi kasus, tujuan dari studi kasus
sebuah
adalah untuk mendapatkan informasi
industri alat peralatan militer yang
mengenai perspektif tentang suatu
dikelola oleh Angkatan Darat. PT.
organisasi,
PINDAD
proses
PINDAD
ini.
di
berubah
menjadi
berubah
status
menjadi
situasi,
kejadian,
atau
pada titik waktu atau suatu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
periode tertentu. Tujuan studi kasus
dengan nama PT. PINDAD (Persero)
adalah
pada
tanggak
kemudian
29
pada
perusahaan
ini
melakukan
penyelidikan
April
1983,
secara mendalam mengenai subjek
tahun
1989
tertentu untuk member gambaran
berada
dibawah
yang
lengkap
mengenai
pembinaan Badan Pengelola Industri
tertentu
Strategis (BPIS) yang kemudian pada
penelitian ini peneliti menggunakan
tahun 1999 berubah menjadi PT.
pendekatan
Pakarya
dan
(Sugiyono, 2009) penelitian kualitatif
namanya
adalah suatu metode penelitian yang
Industri
kemudian
(Persero)
berubah
lagi
(Indrianto,
subjek
2002).
kualitatif.
menjadi PT. Bahana Pakarya Industri
berlandaskan
Strategis (Persero). Tahun 2002 PT.
postpositivisme,
BPIS
oleh
meneliti
Pemerintah, dan sejak itu PT. PINDAD
alamiah
beralih status menjadi PT. PINDAD
sebagai
instrumen
(Persero)
yang
pengambilan
sampel
dibawah
pembinaan
(Persero)
dibubarkan
langsung
berada
Kementerian
pada
(Persero)
filsafat
digunakan
pada kondisi dimana
pengumpulan Pindad
Menurut
untuk
objek yang
peneliti
adalah kunci,
sumber
data
dilakukan secara purposive, teknik
BUMN. PT.
Dalam
adalah
analisis
dengan
data
bersifat
induktif/
hasil
penelitian
Badan Usaha Milik Negara berbentuk
kualitatif,
perseroan, berkedudukan di bawah
kualitatif lebih menekankan makna
koordinasi
daripada generalisasi.
Usaha
Menteri
Milik
Negara
Negara
Badan
Republik
dan
triangulasi,
Jenis data dalam penelitian ini
Indonesia dan berkantor pusat di
adalah data kualitatif. Yang berupa:
Bandung,
Data sekunder
dengan
cabang-cabang,
dan
perwakilannya,
baik
kantor-kantor, perwakilan di
Studi
dalam
buku
pustaka
literature,
maupun di luar wilayah Republik
tulisan lainnya
Indonesia.
teori
54
sebagai
dari
jurnal
yang
berisi
dasar
bukumaupun kajian untuk
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
memperkuat
evaluasi
yang
akan
mengevaluasi
kinerja
PT.
dilakukan.
(Persero)
Data primer
Balanced Scorecard, variabel-variabel
Data objek
langsung
diperoleh
penelitian.
Data
dari
yang
terdapat
merupakan data resmi perusahaan,
Scorecard
hasil wawancara maupun observasi
dengan
terhadap
tersebut.
manajemen
akan
Untuk
menggunakan
(Sugiyono,
disesuiakan
karakteristik
organisasi
2009),
dan tujuan perusahaan (Hansen dan
bahwa
aktivitas
Mowen,
data
kualitatif
diseimbangkan antara ukuran output
analisis
dilakukan
kemudian
Balanced
Scorecard berasal dari visi, strategi
mengemukakan dalam
dalam
Ukuran kinerja dalam Balanced
teknik wawancara Menurut
pendekatan
yang akan diukur adalah variabel
tersebut
perusahaan.
dengan
PINDAD
secara
interaktif
dan
dan
2004).
ukuran
Ukuran
kepastian
ini
harus
(penggerak
berlangsung terus menerus sampai
kinerja), antara ukuran objektif dan
tuntas,
subjektif, antara ukuran eksternal
hingga
datanya
jenuh.
Aktivitas tersebut adalah reduksi data
dan
(data reduction), penyajian data (data
keuangan dan non ukuran keuangan.
display),
Ukuran kinerja harus secara berhati-
dan
verification.
conclusion
Analisa
penelitian
ini
drawing/
internal
data
dalam
hati
dilakukan
secara
perusahaan.
dan
dihubungkan
antara
dengan
ukuran
strategi
deskriptif kualitatif. Analisa data dalam penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan secara deskritif kualitatif. Deskriptif untuk
kualitatif
ini
menganalisis
diperoleh
Evaluasi Perspektif Financial
digunakan data
berdasarkan
Ukuran-ukuran dalam perspektif
yang
financial yang digunakan oleh PT.
empat
PINDAD (Persero) yaitu dilihat dari
perspektif yang ada dalam konsep
pertumbuhan
Balanced
hasil
solvabilitas
akan
financial
Scorecard.
penelitian mendukung penelitian
diharapkan tujuan
operasional, penelitian
dan
serta
permasalahan dirumuskan.
Dari
manfaat
Variabel
profitabilitas,
serta
pengukuran
dan
non-financial,
penjualan. Jadi dilihat dari perspektif
menjawab
yang
dan
financial
telah
kinerja
organisasi
sudah
baik, tetapi ada beberapa indikator
dan
definisi
Berdasarkan
topik
dengan target yang ditetapkan oleh
ingin
organisasi. Seperti terlihat pada tabel
ini
penulis
yang
55
realisasinya
belum
sesuai
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
diatas, dari tabel diatas ada beberapa
Evaluasi Perspektif Customer
indikator KPI yang memang tidak
Jadi
tercapai, seperti net profit margin
customer
kemungkinannya
baik
karena
adanya
dilihat kinerja
hal
itu
dari
perspektif
organisasi
dapat
sudah
dilihat
dari
penurunan volume penjualan. Apabila
tercapainya target target yang sudah
net profit margin tidak tercapai pada
ditetapkan
laporan KPI maka biaya meningkat
dengan
relatif
tersebut sebenarnya penulis
lebih
besar
daripada
peningkatan penjualannya.
bahwa
Melihat KPI dari debt equity ratio pun
dapat
terlihat
oleh
organisasi.
indikator indikator
pengukuran
pada
Tetapi
perspektif melihat
solvabilitas
financial
dan
serta non-
kalau
financial, penjualan. Jadi dilihat dari
keterangannya tidak tercapai, yang
perspektif financial kinerja organisasi
menggambarkan total hutang yang
sudah
dimiliki perusahaan dengan modal
indikator
sendiri yang hubungan antara jumlah
sesuai dengan target yang ditetapkan
pinjaman
jangka
yang
oleh organisasi. seperti terlihat pada
diberikan
oleh
dengan
tabel diatas, dari tabel diatas ada
jumlah modal sendiri yang diberikan
beberapa indikator KPI yang memang
oleh perusahaan itu sendiri, dari sini
tidak
dapat terlihat bahwa hutang yang
margin
kemungkinannya
karena
digunakan lebih besar dari target
adanya
penurunan
volume
yang telah diperkirakan.
penjualan. Apabila net profit margin
panjang kreditur
Dari KPI cash ratio memberikan keterangan
tidak
rasio
terlalu
tercapai tinggi
tetapi
yang
tercapai,
ada
beberapa
realisasinya
seperti
net
belum
profit
tidak tercapai pada laporan KPI maka biaya meningkat relatif lebih besar
kemungkinan yang muncul, karena kondisi
baik,
daripada peningkatan penjualannya.
juga
Melihat KPI dari debt equity ratio
kurang baik karena ada dana yang
pun
menganggur atau yang tidak atau
keterangannya tidak tercapai, yang
belum
optimal.
menggambarkan total hutang yang
Kondisi kurang baik ditinjau dari
dimiliki perusahaan dengan modal
rasio kas karena untuk membayar
sendiri yang hubungan antara jumlah
kewajiban masih memerlukan waktu
pinjaman
untuk menjual sebagian dari aktiva
diberikan oleh kreditur dengan jumlah
lancar lainnya.
modal sendiri yang diberikan oleh
digunakan
secara
dapat
jangka
terlihat
panjang
kalau
yang
perusahaan itu sendiri, dari sini dapat terlihat
56
bahwa
hutang
yang
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
digunakan lebih besar dari target yang
mengembangkan
telah diperkirakan.
indikator untuk memicu belajar dan
Dari KPI cash ratio memberikan keterangan
tidak
tujuan
dan
tumbuh. Tujuan dalam perspektif ini adalah
tercapai
menyediakan
infrastruktur
kemungkinan yang muncul, karena
untuk mencapai tujuan dalam tiga
kondisi
juga
perspektif ini adalah menyediakan
kurang baik karena ada dana yang
infrastruktur untuk mencapai tujuan
menganggur atau yang tidak atau
dalam
belum
optimal.
dilihat dari perspektif learning and
Kondisi kurang baik ditinjau dari
growth kinerja organisasi sudah baik
rasio kas karena untuk membayar
hal itu dapat dilihat dari tercapainya
kewajiban masih memerlukan waktu
target target yang sudah ditetapkan
untuk menjual sebagian dari aktiva
oleh organisasi. Dan juga hal ini
lancar lainnya.
disebabkan oleh adanya dana untuk
rasio
terlalu
digunakan
tinggi
secara
tiga perspektif lainnya. Jadi
menghasilkan
produk,
sehingga
Evaluasi Perspektif Internal Business
mengakibatkan
Process
kemampuan dan kompetensi pegawai.
Jadi internal
dilihat business
dari
Produktivitas karyawan ini diperlukan
perspektif
process
meningkatnya
untuk
kinerja
mengetahui
kemampuan
organisasi sudah baik hal itu dapat
karyawan dan kompetensi pegawai
dilihat dari tercapainya target target
dalam menghasilkan porduk sesuai
yang
dengan kapasitas dan sumber daya di
sudah
ditetapkan
oleh
organisasi. Tindak lanjut terhadap
perusahaan,
fraud dan jumlah kasus pending
untuk PT. PINDAD (Persero).
perlu dilakukan dan disiasati lebih awal
sebelum hari.
berpengaruh terhadap
Dan
juga
secara
Pada saat ini persaingan bisnis
akan usaha
Learning
dunia
semakin
keempat Scorecard
selalu
berperilaku
&
ketat
di
sehingga
efisien
bertindak dan
dan
seoptimal
mungkin menciptakan utilisasi dalam
Growth Balanced
perusahaan-perusahaan
untuk
Perspektif
Perspektif
antar
menuntut para pengambil kebijakan
perusahaan. Evaluasi
tentu
KETERBATASAN PENELITIAN
signifikan
kelangsungan
dan
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
penyimpangan
tersebut mengakibatkan kerugian di kemudian
pemasok
proses
pada
produksinya.
perusahaan-perusahaan
adalah
57
Untuk
itu harus
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
melakukan berbagai macam strategi dalam
menghadapi
Penilaian
kinerja
pun
sudah
persaingan
sesuai berdasarkan dengan empat
tersebut agar perusahaan dapat terus
perspektif pun sudah baik. Karena
bertahan,
berdasarkan
berkembang
dan
maju
target
dan
realisasi
sehingga tidak kalah bersaing dan
yang sudah dicapai yang dilihat dari
hilang keberadaannya karena kalah
laporan
dalam persaingan.
Indicator yang menjadi tolak ukur
Selanjutnya keuangan
ukuran
merupakan
capaian
Key
Performance
kinerja
bagi manajemen semua target yang
ukuran
ditetapkan
sudah tercapai
keuangan yang mana ukuran secara
baik.
fungsional, tidak secara keseluruhan.
indicator
Hal
tetapi persentase nya tidak terlalu
ini
disebabkan
karena
pada
umumnya ukuran kinerja keuangan
Walaupun ada
ada
dengan
yang
beberapa
tidak
tercapai
signifikan.
disiapkan oleh masing-masing area
Dalam pernyataan misi terdapat
fungsional, misalnya pemasaran dan
beberapa unsur yang menjelaskan
keuangan. Dengan demikian kinerja
tindakan dan strategi yang dilakukan
keuangan
PT.
tidak
dapat
dijadikan
PINDAD
sebagai alat untuk mencerminkan
mendukung
perusahaan
Pertama,
secara
Keterbatasan ukuran
keseluruhan.
untuk
tercapainya
disebutkan
visi.
bahwa
PT.
yang
PINDAD (Persero) Menjadi Produsen
adalah fokus pada keuntungan
Peralatan Pertahanan dan Keamanan
jangka pendek, sehingga keuntungan
terkemuka di Asia pada tahun 2023,
jangka panjang akan terabaikan dan
melalui upaya inovasi produk dan
menjadi tidak relevan untuk dijadikan
kemitraan strategik. Melalui visi yang
sebagai
dimiliki oleh PT. PINDAD (Persero)
lain
dasar
kinerja
(Persero)
keputusan
bagi
beberapa level dalam organisasi. Dari
hasil
menyimpulkan Balanced
analisis bahwa
Scorecard
maka
peneliti
PINDAD
sudah
terintegrasi
kedepannya.
sehingga
memilki hubungan sebab akibat. Hal ini
dapat
Balanced
dilihat
dari
Scorecard
yang
ingin
dicapai
Sedangkan misi PT. PINDAD
penerapan
yang
sudah
mencerminkan gambaran masa depan perusahaan
baik
mengatakan
(Persero)
diterapkan di PT. PINDAD (Persero) dengan
dapat
bahwa visi yang dimiliki oleh PT.
penerapan
yang
penulis
(Persero)
sudah
adalah
melaksanakan
usaha terpadu di bidang peralatan
diterapkan hingga ke level unitnya.
pertahanan peralatan
58
dan
keamanan
industrial
serta untuk
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
mendukung pembangunan nasional
potensi
dan
mendapatkan
secara
khusus
mendukung
untuk
pertahanan
perusahaan peluang
untuk
usaha
yang
dan
menjamin masa depan perusahaan
keamanan negara. Dari pernyataan
melalui sinergi internal dan eksternal.
misi tersebut tersebut sudah baik,
Penilaian
bahkan sudah memenuhi kriteria misi
yang
efektif
disimpulkan
karena
dapat
misi
yang
bahwa
kinerja
empat perspektif: 1. Perspektif Financial Perspektif financial kinerja
dimiliki oleh PT. PINDAD (Persero)
organisasi
menggambarkan
ada
tujuan
berdasarkan
jangka
sudah baik hanya
beberapa
indikator
yang
panjang perusahaan sudah dapat
realisasinya
terlihat.
dengan target yang ditetapkan
Rencana strategis yang ada di
2. Perspektif Customer
diambil PT. PINDAD (Persero) dalam visi
dan
sesuai
oleh organisasi.
PT. PINDAD (Persero), strategi yang menjalankan
belum
Perspektif customer kinerja
misi
organisasi sudah baik hal itu
perusahaan adalah secara konsisten
dapat dilihat dari tercapainya
dan
target
kontinyu
pembaharuan
melakukan
dan
pengembangan
target
ditetapkan
yang
oleh
sudah
organisasi.
dalam hal fasilitas dan kemampuan
Namun belum ada pengukuran
yang
seperti
kinerja
perlengkapan
mesin-
mengukur
peningkatan
budaya
pelanggan. Karena berdasarkan
sehingga
dengan laporan manajemen KPI
telah
memenuhi mesin
serta
dimiliki,
kerja dari perusahaan, nantinya
PT. PINDAD
dapat
memenuhi
standar pasar industri.
nya
core
tingkat
baru
untuk
kepuasan
dilihat
dari
pendapatan
penjualan dan on time delivery.
(Persero) dapat memberikan gambaran perkembangan
khusus
pertumbuhan
Maka dari itu visi PT. PINDAD akan
yang
3. Perspektif
business
Internal
Business
Process
yang diinginkan. Maksud tujuan dan
Perspektif internal business
sasaran PT. PINDAD (Persero) adalah
process kinerja organisasi sudah
mampu
baik hal itu dapat dilihat dari
menyediakan
alutsista
secara
kebutuhan
mandiri
untuk
mendukung
penyelenggaraan
pertahanan
dan keamanan Negara
tercapainya target target yang sudah organisasi.
Republik Indonesia dan meningkatkan
59
ditetapkan
oleh
Andari – Evaluasi Kinerja PT Pindad (Persero) …
4. Perspektif Learn and Growth Perspektif
learn
dari karyawan. and
growth kinerja organisasi sudah
REFERENSI
baik hal itu dapat dilihat dari
Anthony, Robert T dan Govindarajan, V. 2002. Management Control System 11th edisi terjemahan. Jakarta: Salemba-Empat
tercapainya target target yang sudah
ditetapkan
oleh
organisasi
Bawono. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: StainSalatiga Press.
Sebagai keterbatasan, peneliti tidak mendapatkan catatan laporan sampai ke divisi dan unit nya, tetapi
Hansen, Don R dan Mowen. 2004. Management Accounting 7th edisi terjemahan. Jakarta: SalembaEmpat.
yang didapatkan oleh penulis hanya berdasarkan dengan laporan pada tingkat
korporat
Balanced diterapkan
saja.
Walaupun
Scorecard
sudah
sampai
level
Hartono Jogiyanto. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE UGM.
unit
divisinya. Rekomendasi
yang
Indriantoro, Nur dan Bambang Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
dapat
ditawarkan adalah: 1. Evaluasi Balanced
kinerja
dengan
Scorecard
dengan
Kaplan, Robert S. dan Davis P. Norton. 1996. The Balance Scorecard-Measures That Drive Performance. BostonMassachusetts: Harvard Business School Press
menggunakan indikator kinerja dari masing- masing perpektif dapat
disesuaikan
kebutuhan
dan
dengan
bergantung
Kaplan, Robert S dan David P. Norton. 2001. The Strategy-Focused Organization. BostonMassachusetts: Harvard Business School Press
kepada kinerja mana yang perlu mendapat
tekanan
dan
perhatian lebih lanjut. Dengan dilihat
indikator
mana
yang
Kaplan, Robert S. dan Davis P. Norton. 2001. Transforming the Balanced scorecard from Performance Measurement to Strategic Management - Part I. Accounting Horizons, Vol 15, No.2, June, pp.87-10.
target nya belum tercapai pada realisasinya. 2.
Perusahaan berusaha
harus
terus
meningkatkan
sumber daya manusia yang ada melalui
pendidikan
pelatihan, mempertahankan
Kaplan, Robert S. dan Davis P.Norton. 2001. Transforming the Balanced scorecard from Performance Measurement to Strategic
dan serta
kepuasan
60
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 1, hal: 43-61 • Juni 2016
Management-Part II. Accounting Horizons, Vol 15, No.2, June, pp.147-160.
Berbasis Balanced UPP STIM YKPN
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP102/MBU/2002 Tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik Negara Menteri Badan Usaha Milik Negara
Pusat Analisis dan Harmonisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, 2010 Panduan Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard di Lingkungan Kementerian Keuangan
Kussetya Ciptani, Monika. 2000. Balanced Scorecard Sebagai pengukuran Masa Depan: Suatu Pengantar. Universitas Kristen Petra Mulyadi. 2009. Pengelolaan
Sistem Kinerja
Scorecard.
Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta
Terpadu Personel
61