BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1.1.
Tinjauan Terhadap PT. PINDAD (Persero) Gambaran Umum Perusahaan PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia
yang bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Pabrik dan kantor utamanya terletak di Jl. Gatot Subroto No. 517 Bandung. Pabrik lainnya terdapat di Turen, Malang, Jawa Timur yang memproduksi berbagai jenis amunisi dan bahan peledak militer, sedangkan kantor pemasarannya terdapat di jakarta. Kegiatan usaha produk komersial dijalankan oleh empat divisi di Bandung, yaitu : 1. Divisi Mesin Industri dan Jasa yang menyediakan jasa permesinan, rem kereta api, peralatan kapal laut, jasa uji kalibrasi, dan pemeliharaan mesin dan elektrik. 2. Divisi Kendaraan Fungsi Khusus memproduksi panser dan kendaraan militer lainnya. 3. Divisi Tempa dan Cor memproduksi komponen tempa dan cor. 4. Divisi Rekayasa Industri dan Jasa yang menyediakan jasa Engineering Procurement and construction (EPC) untuk pabrik minyak goreng dan pabrik pengolahan kelapa sawit.
1.1.2. Sejarah Singkat PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial.Kegiatan PT. PINDAD (Persero) mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan dan pabrikan serta perawatan.PT. PINDAD (Persero) berlokasi di Bandung - Jawa Barat dan Turen - Jawa Timur.Area pabrik dan perkantoran di Bandung seluas 66 ha dengan 3.734 karyawan, sedangkan di Turen area pabrik dan perkantoran seluas 159 ha dengan 1.312 karyawan. Berdiri pada tahun 1908 sebagai bengkel
1
peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan setelah mengalami perubahan nama menjadi Artillerie Inrichtingen (AI), pengelolaan kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923. Pada tahun 1942, masa penjajahan Jepang, perusahaan ini berganti nama menjadi Dai Ichi Kozo (DIK) dan pada tahun 1947 diganti namanya menjadi Leger Productive Bedrijven (LPB). Pemerintah Belanda pada tanggal 29 April 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM). Pada tahun 1962 Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) berubah menjadi sebuah industri alat peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat, sehingga namanya menjadi Perindustrian Angkatan Darat (PINDAD). PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada tanggal 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT. Prakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi Bahana Prakarya Industri Strategis (Persero). Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung dibawah pembinaan Kementrian BUMN. Dengan keputusan Menteri Keuangan No.178/KMK.016/1998 tanggal 28 Februati 1998, Jabatan Direktur Utama PT. PINDAD (Persero) telah diserah terimakan dari Prof.Ing.B.J Habibie kepada Dr.Ir Budi Santoso.Seiring dengan peristiwa
ini
berdasarkan
SK
direksi
PT.
PINDAD
(Persero)
No.
SKEP/13/P/BD/VI/1998 tanggal 15 Juni 1998 telah ditetapkannya Direksi yang terdiri dari Direktur Utama, Direksi Produk Militer, Direktur Produk Komersial, Direktur
Administrasi
dan
Keuangan
Pengembangan.
2
serta
Direktur
Perencanaan
dan
1.1.3
Visi dan Misi PT. PINDAD (Persero) Menurut Solihin (2012 : 12) Visi dibuat oleh perusahaan terutama untuk
menjawab “what will our business be ?”, pernyataan visi menunjukkan arah strategis perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan menuntun pengerahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan tersebut. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson dalam buku Solihin (2012 : 19) menyebutkan bahwa pernyataan misi yang dibuat perusahaan setidaktidaknya mengandung tiga komponen yaitu sensitivitas terhadap keinginan pelanggan (sensitivity to customer wants), perhatian terhadap masalah mutu/kualitas (concern for quality), dan pernyataan visi perusahaan (statements of company vision). Adapun Visi dan Misi yang ada di PT. PINDAD (Persero) Bandung adalah :
Visi :Menjadi Produsen Peralatan Pertahanan dan Keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2020, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.
Misi:Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara khusus untuk mendukung Pertahanan dan Keamanan Negara.
1.1.4 Makna Logo PT. PINDAD (Persero) Bandung Logo perusahaan bermakna sebagai identitas diri bagi suatu perusahaan yang akan memperkenalkan keberadaan produknya kepada masyarakat. Adakalanya logo dapat berisi tentang visi dan misi yang diusung oleh perusahaan. Bahkan logo ini bisa berperan sebagai “mesin penggerak” atau dengan kata lain sebagai penyemangat bagi owner dan pegawai untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Dengan kata lain, makna logo terutama berperan menjadi pegangan dalam mencapai tujuan perusahaan.
3
Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Pindad (Persero) Bandung Sumber :www.pindad.com (Sabtu8 November 2014 : 17:37)
Makna Logo PT. PINDAD (Persero) Bandung : 1.
Pengertian Logo PT. PINDAD (Persero) adalah lambing perusahaan berupa senjata cakra dengan bintang bersudut lima dan bertuliskan Pindad.
2. Arti dan Makna Logo a. Cakra, adalah senjata pamungkas kresna. Keampuhannya memiliki kemampuan untuk menghancurkan dan atau sebaliknya menambarkan (menetralisir) bahaya senjata yang datang mengancamnya, sehingga dengan demikian memiliki potensi untuk mendukung perang ataupun menciptakan kedamaian.
b. Bintang bersudut lima. Melambangkan bahwa gerak dan laju PT. PINDAD (Persero) berlandaskan pancasila, falsafah / dasar / ideology bangsa dan Negara Indonesia di dalam ikut serta mewujudkan terciptanya masyarakat adil dan makmur.
4
c. Pisau Frais, melambangkan industri, dengan : 1) 4 (empat) buah lubang Spi, melambangkan kemampuan teknologi untuk mengelola, meniru, merubah, dan menciptakan suatu bahan atau produk. 2) 8 (delapan) buah pisau cakra, melambangkan kemampuan untuk memproduksi sarana militer / hankam dan sarana sipil / komersil dalam rangka ikut serta mendukung terciptanya ketahanan nasional bangsa Indonesia yang bertumpu pada 8 (delapan) gatra (aspek).
d. Batang dan ekor Melambangkan pengendalian gerak dan laju PT. PINDAD (Persero) secara berdaya dan berhasil dan berhasil guna, 4 (empat) helai sirip ekor, melambangkan keserasian gerak antara unsurunsur manusia, modal, metoda, dan pemasaran.
e. Warna 1) Senjata cakra
: Biru Laut
2) Bintang
: Kuning Emas
3) Tulisan “Pindad” : Kuning Emas
1.1.5
Strategi Pengembangan Bisnis PT. PINDAD (Persero) Bandung Di
samping
bertujuan
untuk
memperoleh
bisnis
baru
yang
menguntungkan dan kompetitif, pengembangan bisnis pada dasarnya adalah usaha untuk menyempurnakan dan atau memperbaiki bisnis yang ada dengan menggunakan metoda dan teknologi mutakhir, sehingga mendapatkan bisnis yang kompetitif dengan biaya dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan pasar. Mengikuti tuntutan alamiahnya guna dapat bertahan dan terus berkembang di dalam kondisi ekonomi yang belum stabil, telah dilakukan upaya
5
reorientasi dan pengembangan usaha agar perusahaan lebih dapat menanggapi dengan baik perubahan lingkungan eksternalnya. Melanjutkan upaya pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2001 telah dibangun usaha-usaha bisnis baru, seperti berdirinya divisi Mesin Industri dan Jasa yang menyediakan jasa permesinan, rem kereta api, peralatan kapal laut, jasa uji kalibrasi, dan pemeliharaan mesin dan elektrik. Diharapkan usaha-usaha bisnis baru ini akan memberikan kontribusi cukup besar pada perusahaan ditahun yang akan datang.
1.1.6
Strukutur Organisasi PT. PINDAD (PERSERO) Bandung STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD (PERSERO)
DIREKTUR UTAMA
MO
DIREKTUR PERENCANAAN & PENGEMBANGAN
DEPUTI DIREKTUR PENGEMBANGAN USAHA
DEPUTI DIREKTUR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
KEPALA SATUAN PENGAWAS INTERN
PM
KEPALA PUSAT PENGAMANAN
DS
SP
QA
DIREKTUR PRODUK SISTEM SENJATA
DEPUTI DIREKTUR PENELITIAN & PENGEMBANGAN
MU ANAK PERUSAHAAN
PI
KEPALA DIVISI MUNISI
KEPALA SEKRETARIAT PERUSAHAAN
KEPALA PUSAT QUALITY ASSURANCE
DM
DIREKTUR PRODUK MANUFAKTUR
KU
DEPUTI DIREKTUR PEMASARAN & PENJUALAN
JT
KEPALA DIVISI SENJATA
DIREKTUR ADMINISTRASI & KEUANGAN
DEPUTI DIREKTUR ADMINISTRASI
MI
KEPALA DIVISI MESIN INDUSTRI & JASA
TC
KEPALA DIVISI TEMPA & COR
KK
KEPALA DIVISI KENDARAAN KHUSUS
DEPUTI DIREKTUR KEUANGAN
HK
KEPALA DIVISI BAHAN PELEDAK KOMERSIAL
PERUSAHAAN PATUNGAN JOINT OPERATION
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. PINDAD (Persero) Bandung Sumber :www.pindad.com (Rabu, 12 November 2014 : 11:45)
Struktur organisasi yang dibuat perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri, dengan demikian lalu lintas kegiatan dalam organisasi tersebut sesuai dengan kegiatannya.Struktur organisasi PT. PINDAD (Persero) Bandung merupakan wujud sinergi dari kridebilitas para staf dengan
6
fungsi manajer (Direktur Utama) yang memiliki peranan penting dalam menentukan penggunaaan kebijakan / keputusan yang dibantu dengan beberapa staf dalam mewujudkan objek (tujuan) perusahaan. Struktur organisasi PT. PINDAD (Persero) Bandung merupakan suatu sistem, dimana satu departemen lain memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi dalam proses pencapaian objek perusahaan melalui kerjasama. (Sumber :www.pindad.com) Struktur organisasi PT. PINDAD (Persero) Bandung diatur berdasarkan Surat
Keputusan
Direksi
PT.
PINDAD
(Persero)
Bandung
Nomor
:
SKEP/1/P/BD/VII/2009 tanggal 1 Juli 2009 mengenai organisasi dan tugas perusahaan PT. Pindad(Persero) Bandung dimana PT. PINDAD (Persero) Bandung mempunyai struktur organisasi yang berbentuk staf dan garis. Hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas antara satu bidang dengan bidang lainnya. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam struktur organisai PT. PINDAD (Persero) Bandung adalah sebagai berikut : 1) Direksi a. Direktur Utama (Dirut) b. Direktur Administrasi Dan Keuangan (Dirku) c. Direktur Perencanaan Dan Pengembangan (Direnbang) d. Direktur Produk Manufaktur (Dirprodman)
2) Pejabat Teras a) Unit Unit Pusat a. Kepala Satuan Pengawasan Intern (Ka SPI) b. Kepala Sekretariat Perusahaan (Ka Setper) c. Kepala Pusat Pengamanan (Ka Puspam) d. Kepala Pusat Quality Assurance (Kapus QA) e. Deputi Derektur Pengembangan Usaha Ditrenbang (Dedir Bangus) f. Deputi Derektur Pengembangan Sumber Daya (Dedir SD) g. Deputi Direktur Penelitian Dan Pengembangan Ditsista (Dedir Litbang) h. Deputi Direktur Pemasaran Dan Penjualan Ditsista (Dedir Pp)
7
i. Deputi Direktur Ditprodman (Dedir Sar) j. Deputi Direktur Administrasi Ditku (Dedir Min) k. Deputi Direktur Keuangan Ditku (Dedir Ku) b) Unit – Unit Usaha a. Kepala Divisi Munisi (Kadiv Mu) b. Kepala Divisi Senjata (Kadiv Jat) c. Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa (Kadiv Mijas) d. Kepala Divisi Tempa dan Cor (Kadiv TC) e. Kepala Divisi Kendaraan Khusus (Kadiv KFK) f. Kepala Divisi Bahan Peledak Komersial (Kadiv Handakom)
1.1.7
Deskripsi Jabatan PT. PINDAD (PERSERO) Bandung Berikut ini akan diuraikan mengenai tugas masing-masing unsur
yangterlibat. Secara garis besar tugas pokok direksiadalah : a)
Memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tugas pokok untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan.
b) Menguasai, memelihara, dan mengelola kekayaan perusahaan. c)
Mewakili perusahaan di dalam dan diluar pengadilan serta melakukan segala perbuatan dan tindakan baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan serta mengikat perusahaan dengan pihak lain dalam hal : 1. Mengadakan pinjaman jangka pendek dengan Bank atau lembaga keuangan lainnya atau meminjakan uang atas nama perusahaan, dengan terlebih dahulu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mendapat persetujuan dari Komisaris. 2. Atas sepengatuhan Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS untuk melepas atau menjaminkan barang-barang modal, perjanjian kerjasama, lisensi, manajemen, bantuan teknik dan hal lain yang sejenis. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur yang
berada di pusat adalah sebagai berikut : 1.
Direktur Utama (Dirut) memiliki tugas :
8
a) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan sesuai tugas pokok untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan. b) Mengambil
kebijakan
untuk
kepentingan
perusahaan
yang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. 2. Kepala Satuan Pengawasan (SPI) menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, membuat laporan hasil pemeriksaan dan melaksanakan pemeriksan laporan keuangan operasional maupun pemeriksaan khusus berdasarkan undang-undang. 3. Kepala Pusat Pengamanan (PUSPAM), bertanggungjawab atas semua aspek menyangkut keamanan perusahaan. 4. Kepala Sekretariat Perusahaan, melaksanakan pengurusan yang berkaitan dengan perizinan asuransi mengelola kesekertariatan kantor pusat dan melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan protokoler. 5. Direktur Perencanaan dan Pengembangan, melakukan kajian, menyususn dan melaksanakan
langkah
pokok
pengembangan
usaha,
menyusun
dan
memonitor program penelitian dan pengembangan. 6. Direktur Produk Militer : a) Menyusun potensi pasar untuk produk militer, melakukan kontrak dengan pelanggan,
memonitor
pelaksanaan
komitmen
perusahaan
dengan
pelanggan. b) Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberikan usulan kepada Direktur Utama. 7. Direktur Produk Komersial, menyusun potensi pasar untuk produk komersial, melakukan kontrak dengan pelanggan dan melaporkan semua kegiatan dan hasilnya
kepada
Dirut
serta
memonitor
program
penelitian
dan
pengembangan. 8. Direktur Administrasi dan Keuangan : a) Mengelola keuangan perusahaan, melakukan kontrak dengan debitur dan mengadministrasikan kegiatan perusahaan.
9
b) Membina hubungan dengan lembaga atau instasi yang berkaitan dengan masalah pendanaan dan perpajakan. c) Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Direktur Utama. 9. Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan Usaha, melakukan kajian atas dinamika pasae dan menyusun langkah pokok pengembangan usaha, serta menyelenggarakan hubungan kerjasama usaha dan membina keberadaan akan perusahaan. 10. Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan Sumber Daya, melakukan kajian atas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan serta melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitasnya, antara lain melalui pelatihan. 11. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Penelitian dan Pengembangan, melakukan penelitian dan pegembangan atas produk-produk militer, meneliti kualitas produk agar bisa bersaing di pasar, serta merancang produk baru. 12. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Pemasaran dan Penjualan, melakukan riset pasar produk militer, membuat strategi pemasaran produk militer dan melakukan kegiatan pelayanan purna jual, membina hubungan dengan pelanggan dan calon pelanggan, serta membuat kontrak penjualan. 13. Deputi Direktur Produk Komersial Bidang Pemasaran, melakukan riset pasar, membuat rencana strategis pemasaran, melakukan ekstensi pasar dan membina hubungan dengan pelanggan dan calon pelanggan. 14. Deputi
Direktur
Administrasi
dan
Keuangan
Bidang
Administrasi,
merencanakan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi perusahaan serta menyediakan sarana dan prasarana untuk keperluan administrasi perusahaan. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Keuangan : a. Merencanakan dan mengendalikan anggaran perusahaan, mengupayakan tersedianya dana, melakukan analisa biaya dan keuangan dan melakukan kegiatan akuntansi dan perpajakan.
10
b. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dalam misi produksi, pembinaan dan pengembangan setiap divisi yang dipimpinnya.
Adapun Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dipimpin oleh seorang Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa semula bernama Divisi Mekanik yang berdiri tanggal 1 Januari 1996. Barulah sekitar pertengahan tahun 2004 Divisi Mekanik resmi berganti nama menjadi Divisi Mesin dan Jasa. Seluruh kegiatan dari divisi ini berada dibawah tanggung jawab Direktur Produk Komersil. Struktur Organisasi Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dapat terlihat dalam lampiran diatur berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PINDAD (Persero) Nomor : SKEP/11/P/BD/XI/2009 tanggal 12 November 2009.
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Divisi Mesin Industri& Jasa PT. PINDAD (Persero) Bandung Sumber : Data perusahaan Divisi Mesin Industri dan Jasa PT. PINDAD (Pesero) Bandung
11
Unsur-unsur yang terdapat dalam struktur organisasi Divisi Mesin Industri dan Jasa secara garis besar terdiri dari : 1. Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa 2. Unit Pengembangan Produk 3. Biro Pengadaan 4. Kasir 5. Departemen Administrasi dan keuangan tersusun atas : a. Subdepartemen Akuntansi Keuangan b. Subdepartemen Akuntansi Biaya c. Subdepartemen Administrasi dan Umum d. Sistem Informasi
Dalam Divisi ini terdapat beberapa departemen produksi, dimana setiap departemen menghasilkan jenis produk yang berbeda-beda terdiri dari : 1.
Departemen Produk Alat dan Peralatan Kapal laut
2.
Departemen Pemesinan
3.
Departemen Sarana Kereta Api
4.
Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik
5.
Departemen Laboratorium
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari beberapa unit yang terdapat dalam Divisi Mesin Industri dan Jasa : A. Biro Pengadaan
Membuat Daftar Penawaran Harga
Melakukan negosiasi dengan pihak rekanan
Membuat dokumen pembelian
Menghasilkan material dalam jumlah yang dipesan, kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan, dan harga yang wajar dengan jadwal pengiriman yang tepat waktu.
Membuat laporan pertanggungjawaban pengadaan
12
Membuat laporan realisasi pengadaan
Membuat daftar rekanan
Melakukan evaluasi terhadap kinerja rekanan
Menjalin relasi yang baik dengan rekanan
Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberi usul kepada Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa
B. Sub Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi/Planing Product Control (SubDepRendalProd/PPC). Sub DepRendalProd/PPC terdapat di setiap Departemen Produksi, yang mana tugasnya yaitu :
Membuat jadwal produksi
Membuat rencana produksi yang mencakup kebutuhan jam orang, jam mesin, serta kebutuhan material perkakas.
Membuat harga pokok produksi
Menyiapkan perintah pengerjaan produksi
Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan produksi
Membuat laporan dan evaluasi produksi
Menyelenggarakan kegiatan administrasi produksi
Memeriksa pengiriman material dan jasa serta kelengkapan dokumen pengirimnya
Membuat buktri material kas
Membuat berita acara penerimaan material
Meminta first article sebagai contoh pengerjaan dari vendor (First Article adalah material atau produk yang dikirim vendor sebagai contoh material dan jasa yang akan dipasoknya)
C. Sub Departemen Mutu Terdapat dalam setiap Departemen Produksi yang memiliki tugas : Membuat petunjuk pemeriksaan proses dan pemeriksaan akhir
13
Melaksanakan pemeriksaan mutu material masuk, produk dalam proses, dan produk akhir Menyelenggarakan first article infection (pemeriksaan terhadap first article) Merencanakan, menyusun, dan mengawasi spesifikasi mutu yang dipakai sebagai dasar penerimaan produk oleh pelanggan Membuat laporan dan evaluasi mutu reject rate Membuat jadwal dan memonitor pelaksanaan kalibrasi alat-alat ukur Mengkoordinasikan kegiatan implementasi ISO
D. Departemen Administrasi dan Keuangan Adapun tugas dari departemen ini yaitu : Menyusun rencana anggaran divisi serta mengendalikan pelaksanaannya Menyelenggarakan kegiatan akuntasi keuangan dan analisa data keuangan Mengatur liquiditas keuangan Menyelenggarakan administrasi pergudangan Menyelenggarakan administrasi kepegawaian Membuat rencana kebutuhan SDM Membina disiplin dan tata tertib pegawai Menyelenggarakan kegiatan K3LH Melaporkan semua kegiatan serta memberikan saran atau usul kepada Kepala Divisi
E. Kasir Bertanggung jawab atas semua masalah kebutuhan uang cash dan non cash untuk keperluan. Job Desk KADEP APKL Departemen Alat dan Peralatan Kapal Laut (APKL), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS), PT. PINDAD (PERSERO) : a. Melaksanakan kegiatan intenifikasi pasar. b. Membuat rencana dan target penjualan.
14
c. Melakukan peninjauan atas pesanan yang diterima. d. Melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan harga. e. Menyiapkan konsep kontrak penjualan.
Job Desk SUBDEP RENDALPRODSES APKL Departemen Alat dan Peralatan Kapal Laut (APKL), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS), PT. PINDAD (PERSERO): a. Menyiapkan perintah pengerjaan produksi dan penutupan kegiatan produksi. b. Membuat jadwal produksi. c. Menyelenggarakan perencanaan produksi yang mencakup kebutuhan jam orang, jam mesin, serta kebutuhan material. d. Menghitung harga pokok produk (HPP). e. Mengendalikan pelaksanaan produksi.
Job Desk Gudang APKL Departemen Alat dan Peralatan Kapal Laut (APKL), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS), PT. PINDAD (PERSERO) : a. Menyiapkan sarana untuk pelaksanaan proses pergudangan. b. Melaksanakan kegiatan proses pergudangan. c. Mengendalikan pelaksanaan proses pergudangan. d. Melaksanakan tata letak pergudangan. e. Melaksanakan administrasi pergudangan.
1.1.8
Aspek-aspek kegiatan PT. PINDAD (PERSERO) Bandung PT. PINDAD (Persero) adalah perusahaan multi bisnis / produk yang
terdiri dari bisnis / produk militer dan bisnis / produk komersial.Kegiatan PT.PINDAD (Persero) Bandung adalah untuk memproduksi peralatan militer dan barang-barang militer.Pada awal berdirinya kegiatan perusahaan adalah untuk memasok kebutuhan Departemen Hankam.Setelah menjadi BUMN, PT.PINDAD (Persero) Bandung mempunyai fungsi ganda sebagai penunjang pertahanan dan keamanan nasional dalam hal pengembangan industri kemiliteran dan juga
15
sebagai penyelenggara produksi komersial. Kegiatan usaha dan produksi dilakukan di Turen Malang dan di Bandung yang sekaligus sebagai kantor pusat, dimana kegiatan produksi dibagi menjadi dua bidang pokok, yaitu :
1. Bisnis Produk / Militer Bisnis / Produk Militer dilaksanakan oleh Divisi Munisi yang berlokasi di Turen Malang dan Divisi senjata yang berlokasi Bandung Jawa Barat. Alat dan peralatan yang diproduksi
adalah berbagai senjata dan
amunisi untuk keperluan TNI dan Polri. 1) Divisi Senjata (Divjat) Divisi ini memproduksi dan menjual produk sebagai berikut : a. Senjata ringan, antara lain : SS1 berbagai variant, SS2 berbagai variant, Sabhara, SPG, SPR-1, Shot Gun. b. Senjata genggam, antara lain : Pistol P2 Kal. 9 mm, Pistol P3 Kal. 7,65 mm, Revolver, Pistol P3A, Pistol Isyarat. c. Senjata berat, antara lain : Senapan Mesin-3 (SM-3), Mortir 60 CO, Mortir 60 LR, Mortir 81
2) Divisi Munisi (Divmu) Divisi ini memproduksi dan menjual berbagai macam munisi sebagai berikut: a.
Munisi Kaliber Kecil (MKK), antara lain : MU Kal. 9 mm, MU Kal 7,62 mm, MU Kal. 12,7 mm, MU Kal. 5,56 mm, MU Kal. 38 SP, MU Kal. 45 mm, MU Kal. 7,65 mm.
b.
Munisi Kaliber Besar (MKB), antara lain : GL Kal. 40 mm HE, GMO Kal. 60mm CO, GMO Kal. 60mm LR, GMO Kal. 81mm SB.
c.
Munisi Khusus (Musus), antara lain : Gas air mata super seven, Granat tangan air mata, Granat tangan asap, Detonator listrik, Sumbu ledak, dll.
16
3) Pelanggan Produk Militer TNI, POLRI, Departemen Kehakiman, Departemen Kehutanan, Dirjen Bea & Cukai, Ekspor.
2. Bisnis / Produk Komersil Bisnis / Produk Komersial dilaksanakan oleh Divisi Mesin Industri dan Jasa (Div. Mijas), Divisi Rekayasa Industri (Div. Rekin), Divisi Tempa dan Cor (Div. T&C), Unit Kendaraan Fungsi Khusus (Unit KFK) dan Unit Handakom. 1) Divisi Mesin Industri dan Jasa (Div. Mijas) Divisi ini memproduksi atau menjual produk untuk kebutuhan : Sarana kereta api, Peralatan kapal laut, Jasa permesinan, Produk Dedicated Machines, Harsintrik (Generator, Traction motor, Electrical machinery), Jasa laboratorium. 2) Divisi Tempa dan Cor (Div. T&C) Divisi ini memproduksi dan menjual produk sebagai berikut : Produkproduk tempa, pengecoran dan stamping, Generator KAP 1MW s/d 10MW, Voccum circuit breaker, Motor traksi, Mesin perkakas, Air brake, Mesin derek, Dek kapal (Deck Machinery / DM), Industri pompa air, dll. 3) Divisi Rekayasa Industri (Div. Rekin) Divisi ini memproduksi dan menjual produk untuk kebutuhan sebagai berikut: a. EPC (Enginering Procurement Dab Construction) antara lain : Palm Industri PKS Bio Diesel b. Jasa Pabrikasi antara lain : Pembuatan peralatan pabrik beton ringan.
17
3. Unit Kendaraan Fungsi Khusus (Unit KFK) Unit ini memproduksi dan menjual produk-produk sebagai berikut : Panser 6x6 Pindad, Truk 2 ½ ton, Ranpur lapis baja 6x6, dll.
4. Unit Handakom Unit ini memproduksi dan menjual produk-produk bahan peledak komersial antara lain : Bahan peledak, Jasa peledakan, Jasa pemusnahan, Jasa transportasi, dll.
5. Pelanggan Produk Komersil PT. KAI (Pesero), PT. INKA (Persero), PT. PLN (Persero), Departemen Perhubungan, Galangan Kapal Nasional, Industri Pertambangan Nasional, Industri Perminyakan dan Gas Nasional, Industri Agro Nasional, Industri Elektronik Nasional
Produk-produk tersebut dijual secara umum kecuali produk-produk militer yang dijual hanya kepada TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.Sedangkan untuk produk-produk non militer dijual hingga keluar negeri, seperti DM dengan jenis SG Pemda Jepang yang dijual ke Jepang. Berikut ini beberapa rekanan yang menjadi langganan PT.PINDAD (Persero) yaitu : PT.PAL, PT.Roda Mas Bandung, PT. Yorishima Gunna Ind. Adapun yang menjadi kegiatan di Divisi Mesin dan Jasa adalah untuk : 1.
Memproduksi mesin-mesin perkakas dan sekitar tahun 1999 mulai dikembangkan mesin perkayuan dan saat ini sudah membuat mesin pengupas kulit kayu dan mesin equator (multi fungsi).
2.
Memproduksi sistem pengereman Kereta Api melalui kerjasama dengan produsen Air Brake System terkenal dari Jerman. PT.PINDAD (Persero) adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mendapat lisensi dari Knorr.
18
3.
Memproduksi alat pelayaran kapal laut untuk menunjang program pemerintahan dalm meningkatkan industri maritime. Contonhnya : Deck Machinery, Finishing Equipment dan kursi kapal cepat.
4.
Memproduksi perkakas industri dengan kualitas tinggi. Disamping itu fasilitas yang ada di divisi ini juga dipakai untuk menunjang kebutuhan perkakas unit produksi yang ada di lingkungan PT.PINDAD (Persero).
1.2
Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti
sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang mana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Setiap organisasi atau perusahaan memberikan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan (power) yang diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan. Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang digunakan untuk menggerakkan dan mensinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Manusia merupakan modal yang menentukan keunggulan kompetitif dan keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi (Wirawan, 2009:1). Luce Neni dalam tulisan (I Jati K. 2010:8) mengatakan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia.
19
Maju mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga kerja. Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas, maka perlu adanya manajemen yang baik, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mempunyai tujuan pokok dalam mewujudkan kesejahteraan para buruh/tenaga kerja. K3 dikatakan modal utama kesejahteraan buruh/tenaga kerja secara keseluruhan
(Rachmawati,
2008:171-172).
Karyawan
yang
memiliki
kesejahteraan buruk akan mempengaruhi produktivitasnya. Lebih lanjut, mereka tidak mempunyai motivasi dan minat, apatis dalam bekerja, serta loyalitas terhadap pekerjaan akan berkurang (Rachmawati, 2008:176). Menurut Ardana dkk (2012:208) keselamatan dan kesehatan kerja dapat ditinjau dari dua aspek yakni filosofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja pada khusunya dan setiap insan pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya dalam upaya membayar masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah upaya perlindungan yang ditunjukkan agar tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Menurut Hariandja (2007:8) K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Apabila tingkat keselamatan kerja tinggi, maka kecelakaan kerja dapat menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Apabila keselamatan kerja rendah, maka hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal, mesin, dan material dapat bermanfaat apabila telah diolah oleh SDM.SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Hasibuan (2007:188) mengungkapkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah tindakan contol preventif yang mendorong terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik. Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah akan
20
mengakibatkan banyaknya terjadi kecelakaan, banyaknya karyawan yang menderita, jumlah absensi yang meningkat, produksi yang menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Hal tersebut akan menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan itu sendiri, karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja disebabkan cacat anggota badan dan perusahaan terancam kehilangan karyawannya. Peraturan Pemerintah tentang kegiatan pelaksanaan rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang tertuang dalam RI No. 50 Tahun 2012 Pasal 11 Ayat 2, bertuliskan tentang semua hal yang menyangkut kegiatan pelaksanaan rencana keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Beberapa faktor penerapan program keselamatan dan kesehatan menurut (Mangkunegara, 2009:162) adalah keadaan tempat lingkungan kerja, pengaturan udara dan suhu, pengaturan penerangan, pemakaian peralatan kerja, kondisi fisik dan mental pegawai. Faktorfaktor tersebut lah yang akan penulis jadikan variabel dalam penelitian ini. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia adalah PT. PINDAD (Persero) Bandung. PT. PINDAD (Persero) merupakan salah satu perusahaan strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan utama PT.PINDAD (Persero) mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan, dan pabrikan serta perawatan untuk kelancaran produk yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di PT. PINDAD (Persero) pada Divisi MIJAS, Departemen. SARKA karena program penerapan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sangat penting di PT. PINDAD, mengingat kegiatan utama dan alat-alat produksi untuk menghasilkan produk memerlukan penanganan khusus dan keselamatan serta kesehatan kerja yang tinggi, serta tingkat kecelakaan di Divisi MIJAS khususnya Departemen SARKA masih sering terjadi kecelakaan kerja maka masih perlu adanya perhatiaan khusus meskipun pada tahun 2012 dan 2014 tidak tercatat adanya kecelakaan kerja akan tetapi kenyataan dilapangan kecelakaan kerja masih terjadi meskipun bukan jenis kecelakaan kerja serius atau berat dan berupa kecelakaan kerja ringan seperti tergores kater dan keseleo.
21
PT. PINDAD (Persero) termasuk ke dalam perusahaan BUMN, maka dari itu sebagai perusahaan BUMN yang mengelola kekayaan dan sumber daya alam Indonesia demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan perekonomian Indonesia, PT. PINDAD (Persero) harus menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik dan memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap seluruh karyawannya. Produktivitas perusahaan PT. PINDAD (Persero) menerapkan program K3 bagi karyawannya, berkaitan dengan gangguan produktivitas perusahaan PT. PINDAD (Persero) mengalami beberapa jumlah kecelakaan kerja dan jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. Jam kerja yang hilang maksudnya disini adalah hilang nya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dalam memproduksi produk sehingga produk tidak terselesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan sehingga pengiriman dan pembuatan produk mengalami hambatan. Tabel 1.1 menjelaskan jumlah kecelakaan kerja dan jam kerja yang hilang pada tahun 2011-2014.
Tabel 1.1 Data Kecelakaan Dalam Hubungan Kerja Tahun 2011-2014 Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) PT. PINDAD (Persero) Bandung
No.
Nama
Umur
NPP
Tgl/ Jam Kejadian
Jam dan Hari Hilang
21 Nov 2011
6 Hari
15:00
(48 Jam)
(Inisial) 1
AJS
46 TH K.010646
2012 Tidak ada 2
3
-
RM
-
-
20 TH K.010643
terjadi kecelakaan
-
22 Feb 2013
4 Hari
16:30
(32 Jam) (Bersambung)
22
(Sambungan)
4
5
6
7
LA
AS
DM
TD
25 TH
18 TH
29 TH
47 TH
05366
PKL
K.23242
01138
21 Juni 2013
2 Hari
14:30
(16 Jam)
15 Juli 2013
6 Hari
15:00
(48 Jam)
24 Des 2013
4 Hari
10:00
(32 Jam)
20 Sep 2013
3 Hari
08:00
(24 Jam)
2014 Tidak ada 8
-
-
-
terjadi kecelakaan
-
Keterangan : (Tertera pada lampiran 6) 1 Hari bekerja selama 8 Jam. Pukul 08:00-16:00 Sumber : Data kecelakaan Dep SARKA, Div.MIJAS 2011-2014
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatannya di PT. PINDAD (Persero) Bandung masih terjadi kecelakaan dalam hubungan kerja. Kecelakaan terbanyak pada tahun 2013, yaitu berjumlah 5 kecelakaan, dengan jumlah hari hilang sebanyak 6 hari 48 jam. Meskipun terjadi penurunan jumlah kecelakaan pada tahun selanjutnya dan tidak ada kecelakaan sama sekali, namun hal ini dapat mengganggu kelancaran proses produksi dan pencapaian tujuan perusahaan. Standard kerja pada perusahaan PT. PINDAD (Persero) Bandung adalah zero accident dimana perusahaan bertujuan menurunkan tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan serta perusahaan ingin menciptakan kondisi lingkungan perusahaan yang aman dan sehat. Melalui pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal diharapkan dapat menurunkan
23
angka terjadinya kecelakaan dan penurunan kondisi kesehatan sehingga akan menciptakan dan menghasilkan produktivitas yang baik dan dapat mencapai tujuan perusahaan. (www.pindad.com Rabu, 12 November 2014 : 11:45) Berdasarkan urain latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dalam penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawan bagian produksi Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) di PT. PINDAD (Persero) Bandung. Dengan mengadakan penelitian yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor Penerapan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Karyawan Bagian Produksi Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) di PT. PINDAD (Persero) Bandung”.
1.3
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan masalah
yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dalam penerapan program K3 pada karyawan bagian produksi Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) PT. PINDAD (Persero) Bandung?
1.4
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, maka penelitian ini
bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui dan menganalis faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dalam penerapan program K3 pada karyawan bagian produksi Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) PT. PINDAD (Persero) Bandung.
24
1.5
Kegunaan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan dan
manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan a. Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan bagian produksi pada Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) PT. PINDAD (Persero) Bandung. b. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, sudah sesuai atau belum sesuai dengan prosedur standart yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun menurut para ahli.
Dengan
cara
menganalisis
faktor-faktor
penerapan
program
keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan bagian produksi pada Departemen Sarana Kereta Api (SARKA), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MIJAS) PT. PINDAD (Persero) Bandung.
2.
Bagi Penulis Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru khususnya dalam bidang ilmu sumber daya manusia.
3.
Bagi pihak lain Sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat membantu dalam penelitian selanjutnya.
25
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dibuat untuk memberikan gambaran umum
mengenai materi dan hal yang dibahasa dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini ini berisi uraian umum mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan, yaitu teori manajemen sumber daya manusia, keselamatan kerja, kesehatan kerja, kecelakaan kerja, penyebab kecelakaan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, manfaat keselamatan dan kesehatan kerja, strategi-strategi peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, perlengkapan dan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, kendala dalam program keselamatan dan kesehatan kerja, Landasan hukum program K3. Pada BAB II ini juga berisi tentang daftar penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini akan menguraikan mengenai karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian
26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang dapat diberikan kepada perusahaan dan pihakpihak lain yang membutuhkan.
27