INTISARI EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2015 Hikmah Putrinadia1; Noor Aisyah2; Roseyana Asmahanie3 Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Resep harus di tulis dengan lengkap dan jelas, adapun tujuannya adalah untuk menghindari adanya salah persepsi di antara dokter dan tenaga kefarmasian dalam mengartikan sebuah resep. Ketidaklengkapan dan ketidakjelasan penulisan dalam bagian resep yakni inscriptio, invocatio, prescriptio, signatura, subscriptio, dan pro dapat menyebabkan medication error. Kelengkapan farmasetik resep dapat mengurangi/mencegah terjadinya medication error. Medication error yang terjadi tentunya merugikan pasien dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kelengkapan farmasetik resep umum poli anak dan persentase ketidaklengkapan farmasetik resep umum poli anak, serta persentase kategori kelengkapan farmasetik resep umum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan secara retrospektif terhadap kelengkapan farmasetik resep umum poli anak. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Sampel yang diteliti sebanyak 244 lembar resep umum poli anak periode Januari - Maret tahun 2015, kemudian diolah dan dikaji kelengkapan farmasetik resep umumnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase kelengkapan farmasetik resep umum poli anak sebanyak 98,36% (240 resep) dan persentase ketidaklengkapan farmasetik resep umum di poli anak sebanyak 1,64% (4 resep). Persentase kategori kelengkapan farmasetik resep umum poli anak meliputi nama obat sebanyak 100%, bentuk obat sebanyak 98,36%, kekuatan sediaan sebanyak 100%, dosis sebanyak 100%, jumlah obat sebanyak 100%, aturan dan cara penggunaan sebanyak 100%. Kata Kunci : Medication Error, Deskriptif, Kelengkapan Farmasetik _________________________________________________________________ 1, 2 : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 : RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
ABSTRACT EVALUATION COMPLETENESS PHARMACEUTICAL RECIPES POLY GENERAL CHILDREN RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIOD JANUARY - MARCH 2015 Hikmah Putrinadia1; Noor Aisyah2; Roseyana Asmahanie3 Prescription is a written request from a doctor, dentist, veterinarian or pharmacist to provide and submit the drug to patients on applicable legisation. Prescriptions should be written with a complete and clear, as for the aim is to avoid any perception among physicians and the pharmaceutical in interpreting a prescription. Incompleteness and lack of clarity of writing in the recipe section inscriptio, invocatio, prescriptio, signatura, subscriptio, and pro can cause medication error. Completeness of pharmaceutical prescriptions can reduce/prevent medication errors. Medication errors that occur of course detrimental to the patient and can lead to failure of therapy, can arise even unexpected effects of drugs. This study aims to determine the percentage of common prescription pharmaceutical completeness poly children and the percentage of poly who common prescription pharmaceutical incompleteness poly children, and the percentage of prescription pharmaceutical completeness general categories according to Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 58 Year 2014 About Standards of Pharmaceutical Services In Hospital. This is a descriptive study conducted a retrospective review of common prescription pharmaceutical completeness poly children. The sampling method using saturated sample. The instrument used is the observation sheet. Samples were examined as many as 244 sheets of general recipe poly children period from January to March 2015, then processed and examined prescription pharmaceutical completeness general. Based on the results obtained by the percentage of common prescription pharmaceutical completeness poly children as much as 98.36% (240 recipes) and the percentage of prescription pharmaceutical incompleteness poly children as much as 1.64% (4 recipes). The Percentage of prescription pharmaceutical completeness general category in poly children include the drug names as much as 100%, as much as 98.36% of drug forms, dosage strengths as much as 100%, the dose as much as 100%, the amount of drug as much as 100%, the rules and how to use as much as 100%. Keywords : Medication Error, Deskriptif, Completeness Of Pharmaceuticals _________________________________________________________________ 1, 2 : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 : RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Berdasarkan
Surat
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Anonim, 2004). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.26/MenKes/Per/I/I/1981 menyebutkan bahwa resep harus di tulis dengan lengkap dan jelas, adapun tujuannya adalah untuk menghindari adanya salah presepsi di antara dokter dan apoteker dalam mengartikan sebuah resep. Resep merupakan perwujudan hubungan profesi antara dokter, apoteker, dan pasien. Peresepan yang benar memiliki peran yang besar dalam terapi pengobatan dan kesehatan pasien (Ansari dan Neupane, 2009). Menurut aturan penulisan resep dalam menuliskan suatu resep harus diperhatikan kejelasan tulisan dan kelengkapan resep yang meliputu : nama, alamat, dan nomor Surat Izin Praktik (SIP) dokter, tanggal penulisan resep (inscriptio), tanda R/ (invocatio), nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio), aturan pakai obat (signatura), tanda tangan atau paraf dokter (subscriptio), jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan, tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis maksimal dan identitas pasien (nama, alamat untuk resep narkotika dan psikotropika, serta umur pasien). Kesalahan dalam penulisan resep terjadi jika terjadi kesalahan dalam penulisan komponen resep di atas (Joenoes, 2009). Hasil penelitian di RSUP Fatmawati di kota Jakarta menunjukkan bahwa terjadi medication error pada ke tiga fase medication error. Masing - masing untuk fase prescribing potensi kesalahan terjadi karena : tulisan resep tidak terbaca 0,3%, nama obat berupa 3
singkatan 12%, tidak ada dosis pemberian 39%, tidak ada jumlah pemberian 18%, tidak ada aturan pakai 34%, tidak menuliskan satuan dosis 59%, tidak ada bentuk sediaan 84%, tidak ada rute pemberian 49%, tidak ada tanggal permintaan resep 16%. Tidak lengkap identitas pasien meliputi : no. rekam medik 62%, usia 87%, berat badan 88%, tinggi badan 88%, jenis kelamin pasien 76% dan no. kamar pasien 77%. Pada fase transcribing potensi kesalahan terjadi karena : tidak ada dosis pemberian obat 89%, tidak ada rute pemberian 21%, tidak ada bentuk sediaan 14%. Pada fase dispensing potensi kesalahan terjadi karena : pemberian etiket yang tidak lengkap 61% (Susanti, 2013). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1027/MENKES/SK/IX/2004 yang dimaksud medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah. Medication error yang terjadi tentunya merugikan pasien dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan. Dalam penulisan resep terdapat titik - titik rawan yang harus dipahami baik oleh dokter maupun apoteker. Resep harus di tulis dengan jelas dan lengkap untuk menghindari adanya salah persepsi di antara keduanya dalam mengartikan sebuah resep. Kegagalan komunikasi antara dokter dengan apoteker merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya kesalahan dalam pengobatan (medication error) (Abdan, 2012). Pentingnya kelengkapan semua aspek dalam penulisan resep masih belum banyak disadari oleh para dokter. Ketidaklengkapan dan ketidakjelasan penulisan resep dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dokter tentang obat. Ketidakjelasan penulisan resep juga dapat terjadi karena dokter tidak ingin resep dapat dibaca oleh pasien (Purba dkk., 2007). Maka dapat diketahui bahwa kesalahan dalam penulisan resep masih sering terjadi dalam praktek sehari - hari. Persyaratan farmasetik yang harus dimiliki resep menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar 4
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit meliputi : nama obat, bentuk, kekuatan sediaan, dosis, jumlah obat, stabilitas, dan aturan dan cara penggunaan. Oleh karena itu penulis ingin mengevaluasi kelengkapan farmasetik resep umum poli anak RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin periode Januari - Maret tahun 2015 untuk mencegah terjadinya medication error.
5