Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Laurensia Yunita1, Faizah Wardhina2, Husnun Fadillah3 1
AKBID Sari Mulia Banjarmasin
2
AKBID Martapura Yayasan Korpri Banjar
e-mail :
[email protected] ISSN : 2086-3454 ABSTRAK
Latar belakang: Yaitu Ketuban pecah dini merupakan penyebab utama terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir dan kasusnya selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh bayi asfiksia di RSUD dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan metode retrosfective dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 300 bayi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari register persalinan dan register bayi serta rekam medik kemudian diolah dan dianalisis menggunakan program komputer. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan α 0,05. Hasil: ditemukan bahwa angka kejadian ketuban pecah dini pada bayi asfiksia terdapat 54 kejadian (18%) dari 300 bayi sampel. Dari penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir, dimana dari kasus uji Chi Square didapatkan angka ρ = 0,000 < α 0,05. Saran dari hasil penelitian yaitu untuk memperkecil resiko terjadinya ketuban pecah dini, sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal minimal empat kali untuk deteksi, pencegahan dan pengamanan faktor risiko terhadap asfiksia pada bayi baru lahir.
Kata kunci: Ketuban Pecah Dini, Asfiksia, Bayi Baru Lahir
15
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini... AKB dengan asfiksia tertinggi kelima untuk
PENDAHULUAN Ketuban pecah dini (KPD) merupakan
negara ASEAN yaitu 35 per 1000, dimana
masalah penting dalam obstetri berkaitan
Myanmar 48 per 1000, Laos dan Timor Laste
dengan partus lama, atonia uteri, infeksi nifas,
48
perdarahan post partum, penyulit kelahiran
(Maryunanik, 2013).
prematur,
asfiksia,
terjadinya
infeksi
per
1000,
Menurut
Kamboja
laporan
36
dari
per
1000
Departemen
korioamnionitis, sepsis neonatorum hingga
Kementrian Indonesia (2013), bayi baru lahir
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
diharapkan mencapai angka 29/1000 kelahiran
Pencegahan awal akan terjadinya ketuban
hidup namun pada Provinsi Kalimantan Tengah
pecah dini merupakan satu kesatuan integral
didapatkan angka kematian 50/1000 kelahiran
pada
hidup. Distribusi bayi keluar mati dari rumah
praktik
kebidanan
yang
efektif.
Pengkajian dimulai dari saat pendaftaran di
sakit
klinik untuk mendapatkan informasi selama
kematian bayi dan didapatkan 1297 (25,13%)
masa kehamilan dan pemantauan dilakukan
yang
selama
menduduki peringkat kedua penyebab kematian
masa
persalinan.
Bidan
harus
mewaspadai resiko infeksi dan asfiksia pada
seluruh
Indonesia
disebabkan
oleh
didapatkan
asfiksia
5162
dengan
bayi baru lahir setelah infeksi.
janin yang bermasalah pada periode antenatal
Profil Kesehatan Kalimantan Selatan
dalam kehamilan yang memiliki komplikasi
(2013), menyebutkan AKB di Kalimantan
seperti janin dengan gangguan intrauterin,
Tengah terdapat 12 per 1000 kelahiran hidup.
insufesiensi plasenta atau toksemia. Tetapi pada
Rendahnya angka ini mungkin disebabkan
intinya tidak mungkin memprediksikan dengan
karena kasus-kasus yang terlaporkan adalah
pasti bahwa seorang bayi akan dilahirkan
kasus yang terjadi di masyarakat belum
dengan kondisi
seluruhnya terlaporkan.
yang baik, karena pada
kelahiran resiko rendah pun dapat mengalami
Berdasarkan data yang didapatkan di RS
infeksi, asfiksia dan memerlukan resusitasi
dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada
(Maryunani 2013).
tahun 2012 jumlah asfiksia pada bayi baru lahir
Laporan WHO juga menyebutkan bahwa
sebanyak
264
bayi
(17,93%)
dari
1472
AKB akibat asfiksia kawasan Asia Tenggara
persalinan. Kejadian tersebut meningkat di
merupakan kedua yang paling tinggi yaitu
tahun 2013 yaitu sebanyak 351 bayi (20,86%)
sebesar 142 per 1000 setelah Afrika. Di tahun
dari 1682 persalinan. Pada tahun 2014 angka
2011, Indonesia merupakan negara dengan
kejadian asfiksia meningkat (bulan Januari 16
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
sampai dengan Agustus 2014) menjadi 492 bayi
yang
(22,69%) dari
pendekatan Case Control.
2168
persalinan. Kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUD dr. H. Moch
Ansari
2012),
dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang dilahirkan di VK Bersalin
merupakan salah faktor penyebab terjadinya
RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
asfiksia pada bayi baru lahir pada tahun 2012
pada bulan Januari sampai dengan bulan
sebesar
1472
Agustus 2014. Populasi berjumlah 1147 orang,
persalinan, kejadian tersebut menurun pada
sedangkan sampel yang digunakan akan dibagi
tahun 2013 yaitu sebesar 87 orang (5,17%) dari
menjadi 2, yaitu 1 bagian untuk kasus (100 bayi
1682 persalinan, dan meningkat pada tahun
asfiksia) dan 2 bagian untuk kontrol (200 bayi
2014 yaitu sebesar 200 orang (9,22%) dari 2168
tidak asfiksia) sehinga semua sampel berjumlah
persalinan.
300 orang.
orang
Banjarmasin
(Notoatmodjo,
yang
127
Saleh
lalu
(8,62%)
dari
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan ketuban pecah dini
HASIL PENELITIAN
dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di
Dari 1.147 bayi yang telah dilahirkan di
RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini
dari tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 31
adalah
kejadian
Agustus 2014, hanya sebanyak 300 orang yang
ketuban pecah dini, mengidentifikasi kejadian
dijadikan sampel. Sampel yang didapatkan
asfiksia pada bayi baru lahir dan menganalisis
dianalisis,
hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian
maupun analisis bivariat berdasarkan masing-
asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H.
masing kategori variabel.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
1. Hasil Analisis Univariat
mengidentifikasi
jumlah
baik
dengan
analisis
univariat
Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan
BAHAN DAN METODE Penelitian
ini
menggunakan
metode
Kelompok
berdasarkan
umur
ibu
umur
ibu.
bersalin
akan
penelitian retrospective. Dengan kata lain, efek
dikelompokkan menjadi kategori aman dan
(penyakit atau status kesehatan) di identifikasi
tidak aman seperti tampak pada tabel 1
pada
saat
ini,
kemudian
faktor
risiko
Tabel 1 Distribusi Umur Ibu Bersalin di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014
diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu No.
Umur
Jumlah
%
17
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
1
Aman
227
76%
2
Tidak Aman
73
24%
300
100%
Total
prematur dan aterm seperti tampak pada Tabel 3
Sumber: Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh
Tabel 3 Distribusi Umur Kehamilan Ibu Bersalin di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014
Tahun 2014 (hasil olahan).
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 227
No.
Umur Kehamilan
Jumlah
%
1
Prematur
120
40%
Aterm
180
60%
300
100%
2
Total
orang (75,7%) kelompok umur aman dan sebanyak 73 orang (24,3%) kelompok umur
Sumber: Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Tahun 2014 (hasil olahan).
tidak aman. Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan
berdasarkan
paritas
Berdasarkan tabel tersebut di atas
ibu
dapat dilihat bahwa jumlah ibu bersalin
bersalin. Kelompok paritas ibu bersalin akan
sebanyak 180 orang (60,0%) kelompok
dikelompokkan menjadi kategori aman dan
umur kehamilan aterm dan sebanyak 120
tidak aman seperti tampak pada tabel 2
orang (40,0%) kelompok umur kehamilan prematur.
Tabel 2 Distribusi Paritas Ibu Bersalin di RSUD dr. H. Moch
Hasil
Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014
penelitian
terhadap
300
sampel dikelompokkan berdasarkan berat No.
Paritas
Jumlah
%
1
Aman
106
35%
Tidak Aman
194
65%
300
100%
2
Total
Sumber: Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Tahun 2014 (hasil olahan).
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat
badan lahir bayi. Kelompok berat badan lahir bayi akan dikelompokkan menjadi kategori cukup dan kurang seperti tampak pada Tabel 4 Tabel 4 Distribusi Berat Badan Lahir bayi dengan KPD di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014.
dilihat bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 194 orang (64,7%) kelompok paritas tidak aman No.
Berat Badan Lahir
dan sebanyak 106 orang (35,3%) kelompok paritas aman. Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan berdasarkan umur kehamilan
Jumlah
%
1
Cukup
179
60%
2
Kurang
121
40%
300
100%
Total
Sumber: Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Tahun 2014 (hasil olahan).
ibu bersalin. Kelompok umur kehamilan ibu bersalin akan dikelompokkan menjadi kategori 18
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat
Tabel 6 Distribusi Kejadian Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014
dilihat bahwa jumlah berat badan lahir bayi No.
sebanyak 179 orang (59,7%) kelompok berat badan lahir cukup dan sebanyak 121 orang
Asfiksia
Jumlah
%
1
Asfiksia
100
33%
2
Tidak Asfiksia
200
67%
300
100%
(40,3%) kelompok berat badan lahir kurang.
Total
Sumber: Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh
Hasil penelitian terhadap 300 sampel
Tahun 2014 (hasil olahan).
dikelompokkan persalinan
berdasarkan
dengan
ketuban
kejadian pecah
dini.
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat
Persalinan yang terjadi dengan ketuban pecah
dilihat bahwa dari 300 sampel, terbanyak yaitu
dini akan dikelompokkan menjadi kategori ya
yang mengalami kejadian asfiksia adalah bayi
dan tidak seperti tampak pada tabel 5
yang tidak mengalami asfiksia yaitu sebesar 200 bayi (66,67%) dan yang mengalami
Tabel 5 Distribusi Ibu Bersalin dengan KPD di RSUD dr. H. Moch
asfiksia yaitu sebanyak 100 bayi (33,33%).
Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014
No.
Ketuban Pecah
Jumlah
%
Dini
Tabel 7 Distribusi ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada
1
Ya
54
18%
2
Tidak
246
82%
300
100%
Total
2. Hasil Analisis Bivariat
Sumber: Buku Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari
bayi baru lahir, RSUD
Kategori Persalinan No
KPD
Saleh Tahun 2014 (hasil olahan).
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat
bahwa
jumlah
persalinan
dengan
kejadian KPD sebanyak 54 orang (18,00%) dan yang tidak KPD sebanyak 246 orang (82,00%).
dr. H. Moch. Anshari Saleh
Banjarmasin Tahun 2014
1 2
Asfiksia
Jumlah Tidak Asfiksia N
%
0%
54
18%
200
100 %
246
82%
200
100 %
300
100%
N
%
n
%
Ya
54
54%
0
Tidak
46
46%
100
100%
Jumlah
Sumber: Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Tahun 2014 (hasil olahan).
Hasil penelitian berdasarkan kategori kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada periode bulan januari hingga agustus tahun 2014 terhadap sampel yang diambil secara random dikelompokkan berdasarkan asfiksia dan tidak asfiksia. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6
Hasil penelitian didapatkan bahwa bayi yang mengalami asfiksia 54 orang (100%) lahir dari ibu yang mengalami ketuban pecah dini dan 46 (18,7%) lahir dari ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini, sedangkan bayi yang tidak mengalami asfiksia 200 orang (81,3%) lahir dari ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini. 19
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
Hasil uji statistik dengan chi square
(Manuaba, 2010). Tingginya angka kejadian
didapatkan nilai p=0,000 yakni p< α (0,05)
asfiksia
tersebut
dikarenakan
kebanyakan
dengan demikian Ho ditolak artinya ada
masyarakat yang menikah pada usia muda,
hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian
jarak kehamilan terlalu dekat dan sering serta
asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H.
masih bekerja berat walaupun sedang hamil.
Moch. Anshari Saleh periode Januari hingga
Penyebab lainnya adalah kurang baiknya status
Agustus tahun 2014.
gizi pada saat hamil, selain itu kurangnya pemeriksaan ANC yang baik sehingga deteksi
PEMBAHASAN
dini komplikasi dan pengamanan faktor risiko
1. Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
terhadap
Hasil penelitian terhadap 300 bayi baru lahir didapatkan kasus bayi dengan asfiksia
kejadian
asfiksia
dapat
dicegah
(Maryunanik, 2013). Berdasarkan
penelitian
yang
telah
sebanyak 100 kasus (33,33%). Sedangkan bayi
dilakukan dari 300 orang yang bersalin dengan
tidak asfiksia berjumlah 200 (66,67%). Hal ini
bayi asfiksia yaitu bila ditinjau berdasarkan
menggambarkan
tidak
umur diketahui bahwa 31 orang (42,5%)
mengalami asfiksia lebih besar dibandingkan
berasal dari ibu dengan umur tidak aman (<20
bayi lahir dengan asfiksia. Namun jika dilihat
tahun dan >35 tahun),
dari persentasenya, angka kejadian bayi lahir
dengan paritas tidak aman (paritas 1/>2), 55
dengan asfiksia di RSUD dr. H. Moch. Ansari
kasus (45,8%) dengan kehamilan prematur
Saleh masih cukup tinggi bila dibandingkan
(<36 minggu), dan 70 kasus (57,9%) dengan
dengan angka kejadian asfiksia dunia yang
berat badan lahir kurang (<2500gram).
bahwa
bayi
yang
berkisar 10%-20%.
Hal
tersebut
74 orang (38,1%)
sejalan
dengan
hasil
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi
penelitian Muryanti (2012) tentang faktor-
yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
faktor yang berhubungan dengan kejadian
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin
asfiksia akibat ketuban pecah dini di RSUD
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
Ratu Zaleha Martapura, diketahui dari 89
buruk dalam kehidupan lebih lanjut terutama
responden adalah responden yang menikah di
pada bayi dengan berat badan lahir kurang
usia muda yakni < 20 tahun sebanyak 47
(<2500gram) dan akibat umur kehamilan yang
responden (52,80%), paritas yang tidak aman
belum matang (Prematur/<36 minggu) atau
(>3) dengan jarak kehamilan rata-rata <2 tahun
kehamilan lewat bulan (Postmatur/>40 minggu)
sebanyak 31 responden (34,83%) dan kejadian 20
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
ketuban pecah dini sebanyak 71 responden
merupakan salah satu faktor penyebab asfiksia
(79,77%) dialami oleh ibu yang bekerja
dan infeksi (Maryunanik, 2013).
sedangkan bila ditinjau dari status gizi, 18
Berdasarkan hasi uji Chi Square, ada
responden (20,22%) mengalami risiko KEK
hubungan antara ketuban pecah dini dengan
(Kekurangan Energi Kronis dengan LILA <
kejadian asfiksia (p = 0.000). Hal tersebut
23,5 cm) dan semua faktor tersebut memiliki
sejalan dengan hasil penelitian Rahmayanti
hubungan dengan kejadian asfiksia (p= 0,000).
(2012), dimana diperoleh hasil ada hubungan
Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir
ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia
akibat ketuban pecah dini dapat dicegah dan
neonatorum pada bayi baru lahir di RSIB Budi
frekuensinya
Kemuliaan Jakarta (p = 0.003).
dapat
dikurangi
dengan
penatalaksanaan dan pengawasan yang tepat.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan
Hal ini berkesinambungan dengan masih
masalah penting dalam obstetri berkaitan
tingginya angka kematian bayi di Indonesia.
dengan asfiksia yang dapat menyebabkan
Prawiharjdo
bahwa
kematian pada bayi. Pencegahan awal akan
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir akibat
terjadinya ketuban pecah dini merupakan satu
ketuban pecah dini banyak dijumpai pada umur
kesatuan integral pada praktik kebidanan yang
muda dan paritas
efektif.
(2010)
mengatakan
yang tinggi. Hal ini
Pengkajian
dimulai
dari
saat
disebabkan organ pada reproduksi wanita yang
pendaftaran di klinik untuk mendapatkan
belum matang sehingga rentan mengalami
informasi
abortus, kelahiran prematur, berat badan lahir
pemantauan dilakukan selama masa persalinan.
yang rendah, ketuban pecah dini yang dapat
Bidan harus mewaspadai risiko asfiksia pada
mengakibatkan asfiksia pada bayi baru lahir
janin yang bermasalah pada periode antenatal
dan komplikasi lain pada ibu dan bayi.
dalam kehamilan yang memiliki komplikasi
2. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan
seperti janin dengan gangguan intrauterin,
Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
selama
masa
kehamilan
dan
insufesiensi plasenta atau toksemia. Tetapi pada
Persentase kejadian bayi asfiksia yang
intinya tidak mungkin memprediksikan dengan
dilahirkan dari ibu dengan ketuban pecah dini
pasti bahwa seorang bayi akan dilahirkan
sebesar 100% (54 kasus). Hal ini sesuai dengan
dengan kondisi
teori bahwa Asfiksia neonatorum diperberat
kelahiran risiko rendah pun dapat mengalami
jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini
asfiksia dan memerlukan resusitasi (Maryunani
sebelum masa inpartu. Ketuban pecah dini
2013). Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
yang baik, karena pada
21
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
Yunita et al.,Hubungan Ketuban Pecah Dini...
bahan perbandingan dan menambah referensi
Maryunani.
Anik,
dkk.
2013.
Asuhan
tentang hubungan ketuban pecah dini dengan
Kegawatdaruratan dan Penyulit pada
ekjadian asfiksia pada bayi baru lahir.
Neonatus Yogyakarta: In Media Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi,
UCAPAN TERIMA KASIH Terima
kasih
kepada RSUD
yang
sebesar-besarnya
dr. H. Moch. Anshari Saleh
Banjarmasin yang telah memberikan ijin dan
Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media Notoatmojdo,
Soekidjo.
2012.
Metodologi
tempat penelitian sehingga penelitian ini bisa
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
Cipta.
ditentukan.
Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Akademi Kebidanan Sari Mulia. 2014. Pedoman Penulisan Banjarmasin:
Karya
Tulis
Akademi
Ilmiah. Kebidanan
Sarimulia
Notoatmojdo,
Soekidjo.
2012.
Promosi
Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rieneka Cipta.
Departemen Kesehatan. 2014. Survei Demografi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anka kematian Bayi (AKB). Jakarta.
22