EVALUASI FIELD STRENGTH SISTEM STASIUN TRANSMISI TV ONE DAN SINDO TV GORONTALO UNTUK PENENTUAN SPESIFIKASI WILAYAH SERVICE AREA Andhika pratama Putra Panu Teknik Elektro - Fakultas Teknik - Universitas Negeri Gorontalo
[email protected] Abstract – Quality and continuity of the communication through air transmitting media play the important role in the TV broadcasting field. It is also important to know how the quality of the transmitter of the stasion is. The evaluation was conducted in order to know the specification of the service area in Gorontalo Province. It compared the field strength value from the measurement result with the calculation value. In this research, the calculation used Okumura-Hata model, it is used to determine the pathloss value convering the specification of urban, sub-urban, and rural areas. So, the pathloss value can help to determine the field strength of one area. The result obtained from the transmitting station of TV One, for the location of Lamahu, Leato, Batudaa, Pohe, and Tilongkabila was specified as the sub-urban area. The location of Duano, Yosonegoro, and Suwawa was specified as the rural area. From the transmitting station of sindo TV, the location of Bulango, Yosonegoro, Limboto, Pohe, Moutong, and Toto was specified as the sub-urban area, and location of Kabila and Bongomeme was specified as the rural area. The difference of field strength value from the measurement and calculation value was caused by the geographical condition of each measurement area, it is like open area amd wave track area that can be buildings, hills, and woodlands.
Kata kunci : field strength, pathloss, Okumura-Hata 1.
Saat
ini
pertelevisian di Gorontalo dunia
Apabila
PENDAHULIAN perkembangan Indonesia, terutama
sangatlah
pesat.
pertelevisian
perkembangan
dunia di
Perkembangan
seiring
kota Gorontalo,
dengan hal
ini
tentunya hal ini pengaruh yang
Kualitas
letaknya tidak jauh dari pemancar televisi,
dipengaruhi
maka level
faktor
Gorontalo termasuk dalam level city grade.
diasumsikan cukup
memberikan
signifikan
terhadap
semua wilayah di Gorontalo mempunyai
televisi baru berdiri di Gorontalo. Karena
televisi di
keadaan
penerimaan sinyal televisi, sehingga tidak
penerimaan
sinyal
dari
Gorontalo yang terdapat gedung bertingkat,
ditandai dengan banyaknya stasiun pemancar
penerimaan
dilihat
sinyal televisi yang bagus.
penerimaan
cuaca
sinyal
televisi
beberapa faktor, diantaranya yang memberikan
redaman, keadaan
topografi suatu
pengaruh daerah
yang rnemberikan pengaruh pantulan, jenis
Okumura-Hata
antena penerima yang digunakan, dan faktor-
gelombang
faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut sangat
dengan berdasarkan data-data pada stasiun
perlu
transmisi.
diperhatikan
dalam
melakukan
penerimaan sinyal televisi yang baik.
yang
radio.
ada
pada
propagasi
Perhitungan
dilakukan
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam
Salah satu faktor yang berperan
penelitian
ini
akan
dilakukan
evaluasi
penting dalam menentukan kualitas penerimaan
spesifikasi wilayah area jangkauan suatu
siaran televisi adalah field strength atau kuat
pemancar TV. Sebagai studi kasus penelitian
medan, yaitu kekuatan sinyal pancaran yang
ini mengambil stasiun transmisi TV One dan
diterima oleh TV receiver di suatu tempat.
Sindo TV.
Kelayakan penerimaan siaran pada Receiver
Evaluasi Field Strength Transmisi
dapat diuji dengan cara mengukur field
Stasiun Relay PT Lativi Media Karya (TV
strength. Kualitas penerimaan ini berpengaruh
ONE) dan PT. Sun Televisi Network (SINDO
pada keberhasilan penyampaian informasi,
TV) wilayah Gorontalo, diperlukan untuk
sehingga informasi yang dikirim dapat diterima
mengetahui kuat medan (field strength) dan
dengan baik, jelas dan memenuhi standardisasi,
hal-hal yang mempengaruhi kualitas sinyal di
yaitu standardisasi berdasarkan Kepetusan
lokasi-lokasi
Menteri
mengetahui dengan jelas wilayah service area
Perhubungan
Republik
Indonesia
Nomor : KM 76 Tahun 2003.
maksimum
Besarnya field strength dipengaruhi oleh
beberapa
faktor,
antara
lain
penerima, gain antena, dan keadaan geografis pada titik pengukuran. Sedangkan besarnya field strength yang terukur dipengaruhi oleh jarak dan sudut pengukuran terhadap antena
ONE
dan
dapat
SINDO
TV
Gorontalo. 2.
TINJAUAN PUSTAKA Broadcast adalah sistem distribusi
sinyal audio dan sinyal video kepada penerima (masyarakat
secara
menggunakan
media
umum) TV.
Pada
dengan sistem
broadcast diperlukan sistem pemancar sinyal
pemancar. Adapun dasar perhitungan yang biasa digunakan pada kuat medan adalah dengan perhitungan
kuat
medan
dengan
menggunakan perhitungan pada kebutuhan daya pancar dimana menggunakan rumus propagasi gelombang Free Space dengan variable yang sudah ditentukan. Perhitungan berdasarkan spesifikasi daerah/wilayah untuk mengetahui nilai pathlost suatu pemancar dapat dilakukan
TV
sehingga
daya
pemancar, ketinggian antena pemancar dan
teori
tertentu
dengan
menggunakan
metode
audio dan video dengan menggunakan media udara yang akan diterima oleh pesawat penerima TV. Televisi merupakan sistem telekomunikasi
untuk
penyiaran
yang
menerima gambar bergerak dan suara pada suatu jarak. Frekuensi yang digunakan secara umum oleh transmitter TV adalah spectrum UHF dan VHF. UHF secara luas digunakan untuk komunikasi radio dua jalur (seringkali menggunakan modulasi frekuensi pita sempit/
narrow
band
frequency)
(Yusuf
dan
Pamungkas, 2007). Pengukuran
menerima signal UHF dan sebaliknya, namun penguatan antenanya akan lebih kecil dari yang
kualitas
dari
suatu
seharusnya (Yusuf dan Pamungkas, 2007).
pemacar yang baik adalah dengan mengukur
Level kuat medan penerimaan siaran
kualitas sinyal yang diterima pada masing-
TV untuk frekuensi band tertentu, CCIR
masing lokasi sesuai dengan standar yang telah
memberikan rekomendasi kebijakan tentang
ditetapkan, antara lain Consultative Committee
kualitas penerimaan siaran TV yang dikaitkan
International
Telegraphy
Telephony
dengan persyaratan kuat medan minimum
(CCITT),
Consultative
Committee
sebagai acuan penilaian untuk penerimaan
Internasitional Radio (CCIR), dan Federal
siaran TV yang dianggap baik (Yusuf dan
Communication Commission (FCC) (Yusuf dan
Pamungkas, 2007). Berikut tabel standar kuat
Pamungkas,
medan minimum oleh CCIR yang biasa
2007).
and
Propagasi
gelombang
elektromagnetik bergantung pada suatu kondisi
digunakan
seperti
pengembangan penerimaan siaran TV :
ketinggian,
konduktivitas
tanah,
pada
perencanaan
dan
aktivitas matahari, dan lapisan atmosfir bumi serta kondisi alam lainnya. Dengan mengacu
Tabel 1. Kuat medan minimum oleh CCIR Kuat Medan (dBµV/m)
pada standar CCITT, CCIR, FCC ditetapkan nilai
batas
penerimaan
kuat
medan
Band
F (Mhz)
Saluran
Urban
Sub Urban
Rural
elektromagnetik dipenerima (receiver) adalah HF 1
47-61
2-3
48
grade I sebesar 70 dBµV (kualitas yang baik) dan grade II sebesar 48-55 dBµV (kualitas cukup baik).
HF II mono HF II
87-108
70
60
48
87-108
74
66
54
Adapun pada penelitian sebelumnya,
Stereo
kualitas penerimaan siaran TV dipengaruhi
HF III
174-230
4-11
55
HF IV
470-605
21-37
65
HF V
606-807
38-70
70
oleh beberapa parameter dari stasiun pemancar antara lain daya pancar, penguat (gain), sistem antenna pemancar dan penerima, jarak lokasi pemancar terhadap lokasi penerima (Yusuf dan
(Yusuf dan Pamungkas, 2007)
Pamungkas, 2007).
Pada penelitian lainnya, kualitas dan
Antena juga mempengaruhi sistem pemancar TV. Besarnya penguatan antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta daerah frekuensi yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar VHF dan sebaliknya, karena akan
menimbulkan
VSWR
yang
tinggi,
sedangkan antena penerima VHF dapat saja
kontinitas hubungan komunikasi melalui media trasnmisi udara memegang peranan yang sangat penting pada komunikasi, baik pada daerah urban, sub-urban maupun daerah rural (Sindak, 2011). Besarnya rugi-rugi saluran yang
terjadi
mempengaruhi
di
sepanjang
kualitas
dan
saluran kontinitas
komunikasi, oleh sebab itu besarnya rugi-rugi
tersebut
sangat
menentukan
besarnya
parameter fisik jarak, dan frekuensi yang
daya di titik lain dan digitung dalam fungsi logaritma.
digunakan dalam sebuah prencanaan stasiun transmisi.
Gain = log Po (w) / Pin (w) (Bell) = 10 log Po (w) / Pi (w) (dB)
a.
Decibel
P=
Satuan decibel sangat dikenal dalam
maka
Gain = 10 log
engineer telekomunikasi. Nama satuan decibel berasal dari penemunya yaitu Mr Bell. Semula satuan ini adalah bell yaitu 1 Bell = log Po/Pi namun karena dirasakan satu bell terlalu besar maka digunakan satuan yang lebih kecil yaitu 1
o/
Zi / Zo
= 10 log (Eo/Ei Bila Zo = Zi Gain
+ 10 log Zi / Zo
maka
= 10 log (Eo/Ei
+ 10 log 1 = 20 log
Eo / Ei Jadi
Gain
= 10 log Po / Pi = 20 log Eo / Ei
Bell = 10 decibel. Seacara garis besar satuan decibel
terbagi dalam dua bagian yaitu relative level
Relative level atau nilai relatif adalah
dan absolut level. Relative level ditandai dengan satuan dBr atau dB. Sedangan absolut level ditandai ditandai dengan satuan dBm, dBw, dBk, dBµV, dBµV/m, dBv (Direktorat
nilai suatu yang besarnya dibandingkan dengan suatu yang lain, misalnya satuan %, dB dan lain. Relative level dengan satuan dB sering digunakan dalam menghitung :
Spektrum Frekuensi Radio, 2010). Pembahasan satuan decibel sering digunakan
suatu
rangkaian
yang
Relative Level
disebut
Gain
S/N
Attenuation
C/N
Return Loss
rangkaian two port network atau rangkaian tang memiliki dua kutub yaitu kutub input atau
Gain = log Po (w) / Pin (w) (Bell) = 10 log Po
kutub output.
(w) / Pi (w) (dB)
Gambar 1. Two Port Network
Attenuation
= 10 log Pi (w) / Po (w) (dB)
S/N
= 10 log S (w) / N (w) (dB)
C/N
= 10 log C (w) / N (w) (dB)
Return Loss
= 20 log Ef (V) / Er (V)
(Spektrum Frekuensi Radio, 2010)
Absolut Level Absolut level adalah suatu nilai yang
pasti ukurannya misalnya yaitu 1 liter, 1 meter, 1 gram, 1 watt, 1 volt, 1 ampere dan lain sebagainya.
Absolut
decibel adalah : Relative level dalam decibel adalah nilai perbandingan daya di satu titik dengan
level
dengan
satuan
Power Absolut Level 1 kW = 0 dBk
pemacar (sinyal besar) sedangkan 75 ohm untuk
maka
20 kW = 10 log 20 kW / 1 kW = 13 dBk 1W
penerima
(sinyal
kecil)
(www.2wijaya.com).
= 0 dBw
1 mW = 0 dBm
c.
Sistem pengukuran kuat medan sinyal
Voltage Absout Level 1 Volt
Level Kuat Sinyal
TV yang mengacu pada standar internasional
= 0 dBV maka
20 Volt = 20 log 20 Volt / 1 Volt = 26 dBV
harus memperhitungkan beberapa parameter.
1 µV
Kualitas penerimaan siaran TV dipengaruhi
= 0 dBµV Hubungan antara dBm dengan dBµv
antara lain daya pancar, penguatan (gain)
sebagai berikut : Hubungan antara dBm dengan dBµv harus
diikuti
oleh beberapa parameter dari stasiun pemancar
dengan
persyaratan
pada
sistem antena pemancar, jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerima, frekuensi saluran yang digunakan, penguatan (gain) sistem antena dari
impedansi Z berapa ohm :
pesawat penerima, karakteristik antara antena pemancar dengan antena penerima, ketinggian
Pada Z = 50 ohm. P
lokasi pemancar terhadap lokasi penerima.
= 0 dBm = 1 mW
Sesuai dengan standar CCIR diperoleh
Maka =√
E
=√ E
persamaan dengan parameter-parameter yang
=√
mempengaruhi sistem penerimaan sinyal TV = 0,2236068 V
(Yusuf dan Pamungkas, 2007) :
= 20 log 223606,8 µV / 1µV = 107 dBµV
(dBm) = Po + Gtx – Apl + Grx . . . . . (2.2)
Jadi
Keterangan :
= 50 Ω
Z
= [0 dBm = 107 dBµV]…… (2.1)
= Level Kuat Sinyal (dBm) Po = Level Kuat Sinyal (dBm)
b.
Gtx = Penguat Antena Pemancar (dB)
Impedansi Antena Kabel
untuk
menghubungkan
pemancar ke antena pemancar pada umumnya
Apl = Attenuasi Path Loss (dB) Grx = Penguat Antena Penerima (dB)
digunakan saluran transmisi dengan impedansi
Besarnya daya pancar akan akan
50 ohm. Tapi di sisi penerima, digunakan kabel coaxial dengan impedansi 75 ohm. Impedansi 75 ohm adalah impedasi yang paling optimal buat konstruksi coaxial untuk menghasilkan redaman yang paling rendah. Jadi impedansi 50 ohm adalah untuk
mempengaruhi besarnya sinyal penerima siaran TV pada suatu jarak tertentu pada stasiun pemancar TV. Semakin tinggi daya pancar maka
semakin
besar
level
kuat
medan
penerima siaran tersebut. Namun demikian besarnya penerimaan siaran TV tidak hanya
dipengaruhi oleh besarnya daya pancar (Yusuf
terhadap perubahan jarak. Persamaan standard
dan Pamungkas, 2007).
pathloss dari model Okumura-Hata hanya diperuntukan pada spesifikasi daerah urban,
d.
Redaman Propagasi
tetapi saat ini telah diberikan faktor koreksi
Redaman propagasi (pathloss) adalah
pada persamaan tersebut sehingga dapat juga
besarnya daya yang hilang dalam menempuh
digunakan untuk menghitung pathloss pada
jarak
Besarnya
daerah sub-urban dan rural, asal memenuhi
redaman ditentukan oleh kondisi alam seperti
kriteria yang disyaratkan sebagai berikut (Nur
tidak adanya halangan antara pemancar dan
Adi dan Okkie, 2010) :
tertentu
(Lucky,
2011).
penerima. Redaman sangat dipengaruhi oleh jarak pemancar dan penerima dan frekuensi
Range Frekuensi : 150 – 2000 MHz
yang digunakan. Adanya pemantulan dari
Jarak Tx-Rx
beberapa objek menyebapkan kuat sinyal yang
Tinggi Antena Tx : 30 – 200 m
diterima bervariasi dan sinyal yang diterima
Tinggi Antena Rx: 1 – 10 m
: 1 – 20 Km
mengalami pathloss. Tanpa memperhitungkan kondisi alam
Berdasarkan
model
propagasi
dan lokasi dimana pemancar dan penerima
Okumura-Hata maka pathloss harus dihitung
berada, besarnya pathloss dapat dihitung
berdasarkan persamaan yang berlaku sesuai
dengan
daerah
menggunakan
persamaan
sebagai
berikut :
pengkuran.
dikembangkan
Model oleh
pathloss
yang
Okumura-Hata
berdasarkan pada pathloss free space model (dB) = 10 log
yang telah dijelaskan sebelumnya dengan
(dB) = 32,44 + 20 log D + 20 log f – Gt –
faktor
Gr ……… (2.4) Keterangan : = Free Space Pathloss (dB) = Gain Antena Pemancar (dB)
lingkungan.
Adapun model propagasi lainnya yang dapat digunakan adalah model Okumura-Hata, dimana model ini merupakan model impirik yang dapat diaplikasikan untuk memprediksi pathloss dari hasil pengukuran level daya
disesuaikan
dengan
Adapun faktor koreksi yang
antara lain sebagai berikut (Nur Adi dan Okkie, 2010) : Daerah Urban
= Jarak TX ke RX (km) = Frekuensi (MHz)
yang
dilakukan meliputi tiga spesifikasi wilayah
= Gain Antena Penerima (dB) D
koreksi
Daerah urban adalah daerah yang banyak terdapat bangunan tinggi seperti rumahrumah, pertokoan dan pohon-pohon besar yang tinggi. Pathloss daerah urban model okumurahata
dapat
dituliskan
dengan
persamaan
sebagai berikut : (dB) = A + B log D …………(2.5)
Dimana :
Keterangan :
= 69,55 + 26,16 log (f) – 13,82 log
A
= Rural Pathloss (dB)
(hb) – a(hm)
= Urban Pathloss (dB)
B
= 44,9 – 6,55(hb)
a(hm)
= (1,1 log f – 0,7) hm – (1,56 log f –
f
0,8)
= Frekuensi (MHz)
e.
Keterangan :
Kuat Medan (field strength)
Satuan
pengukuran
kuat
medan
biasa
= Urban Pathloss (dB)
digunakan volt per meter. Satuan ini secara
f
= Frekuensi (MHz)
kasar digunakan pada komponen listrik (E)
hb
= Tinggi Antena Pemancar (m)
suatu medan, tapi secara umum juga digunakan
hm
= Tinggi Antena Penerima (m)
untuk menyatakan hasil pengukuran kuat
D
= Jarak TX ke RX
medan magnit sehubungan dengan impedansi
a(hm)
= Faktor Koreksi Antena
ruang
perambatannya,
untuk
free
space
impedansinya 377 Ω, dimana medan magnetic Daerah Sub-Urban Perbedaan
(H) dengan satuan amper per meter dapat
pathloss
daerah
urban
ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
dengan sub-urban terletak pada faktor reduksi
H=
karena kepadatan daerah berkurang, sehingga untuk wilayah sub-urban dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut : (dB) =
Kuat medan diukur dengan antenna factor (
) yang diketahui.
antena
penerima adalah kuat medan listrik (E) suatu
– 2[log (f/28)
– 5,4 .... (2.6)
Keterangan :
gelombang datar dibagi tegangan output (Vo) dengan nominal resistansi 50
= Sub-urban Pathloss (dB)
atau dengan
persamaan sebagai berikut :
= Urban Pathloss (dB) f
= Frekuensi (MHz) Selain antenna factor, terdapat juga Daerah Rural
gain (G) penguat antena (gain antena) relatif
Daerah ini tidak terdapat pohon-pohon
terhadap antena isotropic, hubungan antara G
sepanjang
dan ke berdasarkan perhitungan matematis dan
lintasan pengukuran, jarak pandang 300 m
fisika dapat diperoleh persamaan sebagai
sampai 400 m tidak ada halangan, seperti
berikut :
dan
banguan-bangunan
kawasan
persawahan,
tinggi
ladang,
lapangan √
terbuka. Pathloss daerah rural dapat dihitung
Karena level tegangan dan level kuat
berdasarkan persamaan berikut : (dB) =
– 4,78 [log (f)
(f) – 40,98 ………..(2.7)
+ 18,33 log
medan yang biasa diukur dengan satuan dBµV dan dBµV/m, maka diperoleh persamaan antenna factor
dengan satuan dB/m sebagai
berikut (Direktorat Spektrum Frekuensi Radio,
langsung yaitu dengan mengukur kuat medan
2010) :
(field strength) pemancar pada test poin sesuai KM 76 tahun 2003, dan juga perhitungan
(dB/m) = -29.77 dB/m – G(dB) + 20 Log f (MHz) +
(dB)…… (2.8)
dengan menggunkan metote Okumura-Hata untuk menetukan spesifikasi dan wilayah service area.
Keterangan :
Pada penelitian ini dilakukan beberapa
= Antenna factor (dB) G
= Antena gain (dB)
f
= Frekuensi (MHz)
tahapan yaitu : Pengumpulan Data Berikut
= Attenuasi kabel (dB) Maka field strength dapat dihitung dengan hasil pengukuran pada tegangan output
(dB/m)…(2.9)
mengenai
Pengambilan Data Pengambilan data pengukuran yang
dilakukan
e [dBµV/m] = Vo (dBµV) +
diuraikan
prosedur pengumpulan data sebagai berikut,:
antena vo dengan menggunakan persamaan berikut :
akan
oleh
loka
monitor
frekuensi
Gorontalo, yang sebelumnya telah dilakukan
Keterangan :
dalam
e
= Field strength [dBµV/m]
penggunaan frekuensi di wilayah Gorontalo.
Vo
= Tegangan input antena penerima
Data yang diambil adalah data sekunder yaitu
pengawasan
terhadap
data pengukuran dari test point pada wilyah
(dBµV)
Gorontalo.
= Antenna factor (dB)
3.
menjalankan
Pengumpulan data dengan wawancara
METODELOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan
Wawancara
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
eveluasi untuk mengkaji hasil pengukuran kuat
mengenai
medan (field strength), membandingkan hasil
mesin/alat pemancar yang digunakan oleh
pengukuran
stasiun transmisi dalam hal ini TV One
dengan
perhitungan
untuk
menentukan wilayah service area. Adapun tempat pengambilan data yaitu pada stasiun
spesifikasi
dan
penggunaan
Gorontalo dan Sindo TV Gorontalo.
Studi Literatur
transmisi berupa data spesifikasi pemancar dan
Sebagai bahan referensi untuk teori
loka monitor frekuensi gorontalo berupa data
dasar dalam penelitian ini, diperlukan bahan
pengukuran hasil pengawasan terhadap stasiun
referensi dari jurnal-jurnal, buku dan artikel
transmisi.
yang relevan dengan topic penelitian.
Waktu
yang
digunakan
dalam
penyelesaian penelitian ini yaitu 9 bulan terhitung mulai bulan September 2014 sampai dengan Mei 2015. Metode
Prosedur Penelitian Penelitian tentang Evaluasi
field
strength sistem stasiun transmisi TV One dan yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode pengukuran
Sindo TV Gorontalo untuk penentuan wilayah
service
area,
dilakukan
dengan
prosedur
sebagai berikut :
(dB) = A + B log D Dimana :
Pengambilan
data
pengukuran
A = 69,55 + 26,16 log (f) – 13,82 log (hb) –
frekuensi, kuat medan dan spesifikasi
a(hm)
pemancar yang digunakan.
B = 44,9 – 6,55(hb)
Menganalisis data hasil pengukuran
a(hm)
frekuensi dan kuat medan.
– 0,8)
Dari data pengukuran frekuensi dan
kuat medan akan dihitung antenna factor.
= (1,1 log (f) – 0,7) hm – (1,56 log (f)
Daerah Sub-Urban Dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (2.6) sebagai berikut :
Antenna factor dihitung menggunakan
(dB) =
– 2[log (f/28)
– 5,4
persamaan (2.8) sebagai berikut,: (dB/m) = -29.77 dB/m – G(dB) + 20 Log (f MHz) +
Menghitung
(dB)
Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.7) sebagai berikut :
Redaman
Propagasi
(dB) =
+ 18,33 log
Menghitung redaman untuk model Free space
Menghitung level kuat sinyal dan
Redaman propagasi ruang bebas (free space)
– 4,78 [log (f)
(f) – 40,98
(pathloss) o
Daerah Rural
dihitung
dengan
Tegangan Output Antena
menggunakan
persamaan (2.4) sebagai berikut :
Pada perhitungan level kuat sinyal dibutuhkan terlebih dahulu nilai pathloss dari masing-masing
= 32,44 + 20 log D + 20 log f – Gt – Gr
model,
setelah
itu
dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (2.2) dan (2.1) sebagai berikut :
o
Menghitung pathloss model Okumura(dB) = Po + Gtx – Apl + Grx
Hata Pada
perhitungan
pathloss
model
Vo (dBµV) =
+ 107 (impedansi 50 )
Okumura-Hata wilayah dibagi menjadi tiga klasifikasi daerah yaitu daerah urban, suburban dan rural.
Menghitung field strength Field strength dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (2.9) sebagai berikut: Dapat
Daerah Urban dihitung
dengan
persamaan (2.5) sebagai berikut :
e [dBµV/m] = Vo (dBµV) + menggunakan
(dB/m)
Menentukan klasifikasi wilayah Penentuan
berdasarkan pengukuran
klasifikasi
perbandingan dan
wilayah
nilai
perhitungan.
Tabel 3 . Data pengukuran kuat medan Sindo TV
data Adapun
ditemukan nilai berbeda maka yang diambil adalah nilai yang hempir mendekati.
Penarikan kesimpulan Peneliti menarik kesimpulan dari hasil
penelitian, memberikan saran ataupun masukan untuk penelitian terkait guna perbaikan dan pengembangan kedepan.
4.
HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui wilayah service
area dan spesifikasi suatu wilayah maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengumpulan penerima
dan
data
spesifikasi
data
pemancar,
pengukurang
dengan
menggunakan standar minimum kuat medan
Sumber : Laporan pengukuran loka monitor Gorontalo, 2014 Pengumpulan
data
spesifikasi
(field strength) yang sudah ditentukan yaitu 70
pemancar dilakukan dengan mengambil data
dBµv/m disetiap titik pengujian. Adapun data
yang ada pada setiap stasiun transmisi dengan
pengukuran yang dilakukan oleh pihak loka
melihan merek dan tipe pemancar yang
monitor Gorontalo adalah sebagai berikut :
digunakan.
Tabel 2 . Data pengukuran kuat medan TV One
Sumber : Laporan pengukuran loka monitor Gorontalo, 2014
Adapun
data
yang
berhasil
dikumpukan adalah sebagai berikut : Tabel 4 . Data spesifikasi pemancar
Sumber : Laporan pengukuran loka monitor Gorontalo, 2014 dan Manual Book.
Dalam pengukuran kuat medan yang
Tabel 6 . Hasil Perbandingan Pengukuran Dan
dilakukan oleh pihak loka monitor Gorontalo
Perhitungan TV One
menggunakan antena penerima jenis antena HE300 active directional adapun spesifikasi dari antena ini disesuaikan dengan nilai frekuensi yang diukur/digunakan dimana dalam penelitian ini frekuensi yang digunakan adalah TV One 671,25 MHz dan Sindo TV 751,25 MHz sehingga spesifikasinya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 . Data spesifikasi Antena Penerima HE300
Hasil Perhitungan Kuat Medan Sindo TV Dibawah ini akan diuraikan hasil Sumber : Laporan pengukuran loka monitor Gorontalo, 2014 dan Manual Book.
perhitungan di tiap-tiap lokasi pengukuran kuat medan
yang
pembanding Hasil Perhitungan Kuat Medan TV One Dibawah ini akan diuraikan hasil
medan
pengukuran.
pembanding
dari
sehingga depat spesifikasi
hasil
akan data
menjadi
hasil
akan data
menjadi
pengukuran
menentukan wilayah dan
spesifikasi wilayah service area dengan melihat nilai
selanjutnya
dari
sehingga depat
perhitungan di tiap-tiap lokasi pengukuran kuat yang
selanjutnya
perhitungan
yang
medekati
nilai
pengukuran
menentukan wilayah dan
wilayah
service
area
dengan
melihat nilai perhitungan yang medekati nilai pengukuran.
Gambar 3. Titik lokasi pengukuran Sindo TV
Gambar 2 Titik lokasi pengukuran Tv One
Tabel 7 . Hasil Perbandingan Pengukuran Dan Perhitungan Sindo TV
4. Berdasarkan
hasil
perbandingan
pengukuran dengan perhitungan diperoleh spesifikasi setiap wilayah lintasan yang dilalui oleh sinyal TV One dari lokasi transmisi ke lokasi test poin, adapun spesifikasi
wilayah
berdasarkan
yang
nilai
diperoleh
perhitungan
yang
mendekati nilai pengukuran :
Wilayah Bone Bolango meliputi Desa Lamahu dan Kec Tilongkabila masuk spesifikasi sub-urban,
Desa Duano
dan Kec Suwawa masuk spesifikasi rural. 5.
KESIMPULAN
1. Hasil pehitungan field strength dengan
Pohe dan Kel Leato masuk spesifikasi
metode Okumura-Hata untuk stasiun TV One
dan
Sindo
TV
Gorontalo
bisa
Wilayah Kota Gorontalo meliputi Kel
sub-urban.
Wilayah
Kab
Gorontalo
meliputi
dijadikan sebagai acuan dalam penentuan
Yosonegoro masuk spesifikasi rural,
spesifikasi wilayah dan service area.
Batudaa masuk spesifikasi sub-urban.
2. Wilayah service area maksimum dari TV
5. Berdasarkan
hasil
perbandingan
One Gorontalo meliputi :
pengukuran dengan perhitungan diperoleh
Seluruh wilayah Kota Gorontalo
spesifikasi setiap wilayah lintasan yang
Sebagian wilayah Kab Bone Bolango
dilalui oleh sinyal Sindo TV dari lokasi
(Kec Tapa, Kec Tilongkabila, Kec
transmisi ke lokasi test poin, adapun
Kabila, Kec Suwawa)
spesifikasi
Sebagian Wilayah Kab Gorontalo
berdasarkan
(Kec Telaga, Kec Limboto, Pentadio,
mendekati nilai pengukuran :
Dulamayo, Batudaa)
3. Wilayah service area maksimum dari
wilayah
yang
nilai
diperoleh
perhitungan
yang
Wilayah Bone Bolango meliputi Desa Bulango, Desa Moutong, dan Desa
Sindo TV Gorontalo meliputi :
Toto masuk spesifikasi sub-urban,
Seluruh wilayah Kota Gorontalo
Kec Kabila masuk spesifikasi rural.
Sebagian wilayah Kab Bone Bolango
(Tapa, Suwawa, Kec Tilongkabila,
Pohe masuk spesifikasi sub-urban.
Kec Kabila, Kec Suwawa)
Wilayah Kota Gorontalo meliputi Kel
Wilayah
Kab
Gorontalo
meliputi
Sebagian wilayah Kab Gorontalo (Kec
Yosonegoro
Telaga,
spesifikasi sub-urban, Bongomeme
Kec
Limboto,
Pentadio,
Dulamayo, Batudaa, Bongomeme)
dan
Limboto
masuk spesifikasi rural.
masuk
6. Pada hasil perbandingan pengukuran dan
Kegiatan Pelatihan Pengendalian
perhitungan masih ditemukan ada beberapa titik yang masih mempunyai perbedaan.
Frekuensi Radio Tingkat Dasar
Loka Monitor Spektrum Frekuensi
Hal ini disebabkan karena beberapa faktor
Gorontalo., 2014. Laporan Hasil
antara lain letak geografi dimana Stasiun
Kegiatan Pengukuran Parameter
TV One berada di wilayah sub-urban,
Teknis Dan Kuat Medan (Field
Sindo TV berada diwilayah rural dan faktor
Strength) TV Siaran PT Lativi
lainnya adalah topografi wilayah dimana
Media Karya Aceh Dan Gorontalo
permukaan tanah yang bergelombang dan
(TV ONE) & PT Semesta Sulawesi
berbukit.
TV
(Sindo
TV)
Kabupaten
Gorontalo dan Kabupaten Bone 6.
DAFTAR PUSTAKA
BPS.
2012.
Bolango
Gorontalo
Dalam
Attenuation Chart. Diakses Tanggal
Pukul
25 Mei 2015. Pukul 08:30 WITA.
21:23
WITA.
Direktorat
Jendral
Pos
Dan
Siswandari, N.A., dan Okkie, P., 2010.
Investigasi
Dan
Analisa
Telekomunikasi. Direktorat Pengelola
Coverage Area Pemancar CDMA Di
Spektrum Frekuensi Gorontalo., 2010.
Daerah Surabaya Dengan Sistem
Standart Prosedur Operasi (SOP)
Informasi Geografis (GIS). Jurnal
Pengukuran Frekuensi Radio
Published by EEPIS. ISSN:2008-0596
Hutauruk, S., 2011. Simulasi Model
Spesifikasi
Antena
DirecTional
Empiris Okumura-Hata dan Model
HE300. Diakses Tanggal 26 Februari
COST
2015.
231
Untuk
Rugi-Rugi
Saluran Pada Komunikasi Selular.
Pukul.19:16.WITA..http://www.av.it.p
Seminar
Teknologi
t/Medidas/Data/Manuais%20%26%20
Informasi dan Komunikasi Terapan
Tutoriais/63%20%26%20Handheld%
2011. ISBN 979-26-0255-0
20hSpetrum%20Analyser/Software%
Impedansi 50 Ohm atau 75 Ohm.
20%26%20Documentation/documents
Diakses Tanggal 28 Maret 2015 Pukul
/Manuals/HE300_Manual.pdf
23:42
http://www.w4rp.com/ref/coax.html
da
Coax
Angka. Diakses Tanggal 7 Juni 2015.
http://www.gorontaloprov.go.id/data/g
Rugi-Rugi Kabel Koaksial.
Nasional
WITA.
Spesifikasi
Antena
Panel
Sira.
http://www.2wijaya.com/Impedansi_5
Diakses Tanggal 05 Januari 2015.
0_75ohm.htm
Pukul
Loka Monitor Spektrum Frekuensi
www.sira.mi.it/download.php?doc=/u
Gorontalo., 2010. Laporan Hasil
pload/documenti/1/13/138/1383.pdf
16:28
WITA.
Trisnawati, L.F., 2011. Karakteristik Kanal Propagasi High Frequency Bergerak Di Atas Permukaan Laut. Jurnal
Widjojo,
D.A.,
Televisi
Dan
2013.
Pemancar
Peralatan
Studio,
Alfabeta, Bandung.
Wijayanto, Y.N., dan Pamungkas. D,. 2007.
Sistem
Perangkat
Lunak
Untuk Pengukuran Kuat Medan Sinyal TV. Jurnal Elektronika No.2 Vol.7. ISSN 1411-8289