VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa yang diuraikan sebelumnya, diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV Kendari sebagai televisi swasta lokal telah berperan sebagai saluran komunikasi dan informasi masyarakat di daerah terhadap berbagai persoalan atau isu-isu pembangunan yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil analisis isi secara deskriptif, selama kurun waktu 6 (enam) bulan yaitu dari 1 Oktober 2013 sampai dengan 31 maret 2014 telah diberitakan sebanyak 1321 item berita dalam berbagai aspek dan dimensi tentang isu-isu pembangunan daerah, masing-masing 584 item berita isu pembangunan yang diberitakan oleh TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan 737 item berita isu pembangunan yang diberitakan oleh Sindo TV Kendari. Aspek dan dimensi dari isu-isu pembangunan daerah yang diliput terdiri dari jenis isu pembangunan, lokasi isu pembangunan, aktor isu pembangunan, lembaga yang terlibat dalam isu pembangunan, dan tahap isu pembangunan. Jenis isu pembangunan mencakup isu ekonomi, isu sosial ekonomi, dan isu ekonomi lingkungan. Lokasi isu pembangunan terutama diliput pada tingkat atau lingkup kabupaten atau kota. Aktor isu pembangunan yang diliput
217
bersifat kelompok. Lembaga-lembaga pemerintah yang terlibat dalam isu pembangunan adalah mayoritas badan dan kantor yang diliput. Tahapan isu pembangunan yang menjadi liputan terutama tahap pelaksanaan atau implementasi pembangunan. Peliputan dengan mencakup berbagai aspek dan dimensi dari isu pembangunan daerah tersebut adalah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat daerah akan berbagai persoalanpersoalan pembangunan yang ada. a. Jenis isu pembangunan yang dominan terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah isu ekonomi, isu sosial ekonomi dan isu ekonomi lingkungan. Isu-isu ini antara lain mempersoalkan masalah kenaikan harga BBM maupun harga barang-barang kebutuhan pokok, pendapatan dan penghasilan masyarakat, gaji pegawai/pekerja, pendidikan, kesehatan, bantuan modal usaha, pajak dan perbankan. Intinya isu atau persoalanpersoalan pembangunan yang dihadapi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
masih
berhubungan
dengan
persoalan
kehidupan
dan
kesejahteraan masyarakat. b. Tahapan pembangunan yang dominan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah tahap pelaksanaan. Hal ini menegaskan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara sedang mengalami proses pembangunan seiring dengan adanya era otonomi daerah. c. Aktor yang terlibat dalam isu pembangunan bersifat atau berbentuk kelompok. Banyaknya aktor yang terlibat dalam pembangunan menjadi indikasi bahwa pembangunan yang dilaksanakan di Provinsi Sulawesi
218
Tenggara relatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan partisipatif karena masyarakat banyak yang terlibat langsung dalam isu-isu pembangunan. d. Lokasi terjadinya isu-isu pembangunan terutama pada jangkauan atau lingkup tingkat kabupaten atau kota. Lokasi ini menggambarkan bahwa adanya pemerataan kegiatan pembangunan yang dilaksnakan dan sesuai dengan tuntutan dari kebijakan otonomi daerah, dimana kabupaten atau kota sebagai penentu kebijakan atau pelaksana utama
keberhasilan
pembangunan di daerah. e. Muatan isi pembangunan yang diliput terutama pada isu kemajuan pembangunan. Hal ini mengindikasikan bahwa persoalan atau isu kemajuan pembangunan masih merupakan hal yang menarik dan penting untuk dijadikan bahan liputan, karena kemajuan pembangunan merupakan indikator adanya keberhasilan dalam pembangunan. Pemberitaan isu-isu pembangunan daerah dari berbagai aspek dan dimensi mengindikasikan bahwa televisi lokal telah menjalankan fungsinya sebagai institusi sosial di daerah yaitu sebagai pengawas (surveilence) dan penghubung (correlation) melalui pemberitaan-pemberitaan yang dibuatnya. Melalui berbagai beritanya, televisi lokal ikut mencerdaskan kehidupan warga masyarakat dan menjadikan warga masyarakat mengetahui apa yang terjadi dalam lingkungan sosialnya. Kemudian, terhadap liputan-liputan beritanya diharap warga masyarakat yang berada di daerah Provisi Sulawesi Tenggara umumnya, dan mereka yang menjadi penonton televisi lokal langsung pada
219
khususnya akan memperoleh gambaran atau memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai isu-isu pembangunan daerah. 2. Peran TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari sebagai wadah dan saluran komunikasi pembangunan di daerah dilihat pula dari bentuk penyajiannya dalam setiap pemberitaannya. Bentuk penyajian tersebut terdiri dari format hardnews, softnews maupun feature; dengan tipe liputan one side (satu sisi) dan two or multiside (dua sisi), dengan mengambil sumber berita dari pemerintah, non pemerintah atau hasil laporan wartawan (first hand report), dengan menempatkan pada awal, tengah dan akhir waktu pemberitaan dengan arah pemberitaan yang positif, negatif dan netral. Bentuk penyajian berita dengan berbagai macam menunjukkan bahwa kedua televisi lokal tidak hanya menyampaikan isu tetapi juga memberikan penekanan-penekanan terhadap isu-isu pembangunan daerah yang penting. a. Bentuk penyajian isu-isu pembangunan daerah pada televisi lokal menggunakan format berita lebih banyak dalam bentuk hardnews, baik pada berita TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara maupun SindoTV Kendari. Hal ini disebabkan oleh adanya peran dan fungsi televisi sebagai media massa yang senantiasa untuk menyampaikan berbagai informasi kepada khalayak atau masyarakat secara aktual. Selain itu, adanya karakteristik dari media televisi yang mampu menyampaikan informasi secara langsung dan cepat karena di dukung oleh teknologi yang bersifat elektronik. Dilihat dari format berita semacam ini ada kecenderungan besar, bahwa baik TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal
220
maupun
SindoTV
Kendari
sebagai
televisi
swasta
lokal,
telah
memperlihatkan peran dan kedudukannya untuk menginformasikan berbagai isu, kejadian/peristiwa penting yang terjadi di daerah dan harus segera diketahui segera oleh masyarakat daerah. b. Tipe liputan berita dilakukan lebih banyak ditemukan dalam kategori two sided (dua sisi), baik oleh TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara maupun SindoTV Kendari. Tipe liputan two sided adalah tipe peliputan berita dengan mengandalkan berbagai macam sumber informasi. Tipe ini juga untuk menunjukkan kerja profesional media massa yaitu memberikan informasi yang lengkap dan seimbang. Walaupun berbeda dalam hal karakteristik atau genre, masing-masing televisi lokal tersebut ternyata berusaha untuk tetap netral dan obyektif dalam memberitakan isu-isu pembangunan daerah. c. Sumber berita juga ditemukan pada televisi lokal di Provinsi Sulawesi Tenggara dan lebih cenderung menggunakan sumber-sumber berita dari pemerintah atau sumber-sumber informasi resmi. Walaupun orientasi paradigma telah berubah menjadi seperti TVRI sebagai televisi publik lokal dan SindoTV Kendari sebagai televisi swasta, ternyata masih mengandalkan sumber berita untuk isu-isu pembangunan daerah terutama berasal dari pemerintah. Hal ini memang adanya keterkaitan antara isu-isu yang menjadi bahan pemberitaan menyangkut masalah pembangunan dan pemerintah sebagai pemangku kebijakan pembangunan.
221
d. Posisi berita isu-isu pembangunan daerah pada televisi lokal di Provinsi Sulawesi Tenggara secara umum lebih cenderung ditempatkan pada awal pemberitaan. Penempatan isu-isu pembangunan pada posisi awal pemberitaan
menunjukkan
bahwa
isu-isu
pembangunan
daerah
merupakan hal penting dan menarik serta perlu diketahui oleh khalayak secepat-cepatnya. e. Arah berita isu-isu pembangunan daerah pada liputan televisi lokal di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan mayoritas positif. Artinya, televisi lokal meskipun berbeda dalam hal karaketirisk memiliki perhatian dan pandangan yang sama terhadap isu-isu pembangunan daerah dalam hal
ini
mendukung
isu-isu
pembangunan
daerah
yaitu
dengan
memberitakan secara positif. 3. Berdasarkan Uji beda dengan menggunakan Chi Square membuktikan terdapat perbedaan liputan isu-isu pembangunan daerah antara TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari. Perbedaan yang ditemukan dalam hal: a. Jenis isu pembangunan dan lokasi isu pembangunan. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara lebih cenderung meliput isu-isu ekonomi, isu sosial ekonomi dan isu ekonomi lingkungan, serta lokasi isu pembangunan lebih banyak yang terjadi pada jangkauan atau lingkup tingkat
provinsi.
Sedangkan SindoTV Kendari lebih banyak membidik liputannya pada isu ekonomi dan isu ekonomi lingkungan, serta lokasi isu pembangunan lebih banyak yang terdapat atau terjadi pada tingkat kabupaten atau kota.
222
b. Bentuk penyajian ditemukan bukti adanya perbedaan antara TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari, pada aspek sumber berita dan posisi penempatan isu pada liputan berita. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara lebih cenderung menggunakan sumber-sumber berita dari pemerintah atau sumber-sumber informasi resmi, serta lebih cenderung menempatkan isu-isu pembangunan daerah pada awal pemberitaan. Sementara SindoTV Kendari mengandalkan sumber informasi lebih banyak berasal dari tangan atau hasil kerja profesional para wartawannya sendiri (first hand report) dan lebih banyak menempatkan isu-isu pembangunan daerah pada posisi tengah pemberitaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara tampaknya juga belum bergeser lebih jauh dari status sebagai lembaga pemerintah, karena masih menyiarkan capaian-capaian pembangunan dibandingkan dengan dampak-dampak pembangunan akibat kegagalan atau penyelewengan; selain itu pula masih lebih mengandalkan sumber informasi dari kalangan pemerintah.
6.2 Implikasi Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur koverasi televisi lokal terkait dengan isu-isu pembangunan daerah. Hasil temuan empiris penelitian ini memiliki implikasi baik secara teoritis maupun praktis, seperti berikut:
223
6.2.1 Implikasi Teoritis Dari segi teoritis atau keilmuan, peneliti berangkat dari teori-teori koverasi berita di media massa. Penelitian ini mengambil sudut pandang Berger dan Luckman (1990) yang melihat bahwa media adalah cermin realitas yang ada di lingkungan kehidupan sosial, yang hadir di media sebagai realitas yang objektif dan apa adanya. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan Sindo TV Kendari sebagai televisi lokal sekaligus televisi publik, telah menjadi salah satu komponen penting di lingkungan daerah karena kedekatan secara sosiologi, geografis dan psikologis (proximity). Oleh karena itu, TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan Sindo TV Kendari memiliki kemampuan untuk menjadi cermin realitas dari lingkungan kehidupan sosial. Artinya, televisi lokal sebagai media massa yang khusus berada di daerah mampu melihat realitas sosial yang terdapat di lingkup daerah dalam hal ini isu-isu pembangunan daerah secara obyektif (Berger dan Luckman, 1990). Sejalan dengan era otonomi daerah yang masing-masing daerah berupaya melaksanakan berbagai program-program pembangunan, media massa lokal seperti TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan Sindo TV Kendari memiliki kemampuan untuk mengangkat realitas sosial yang terdapat di lingkup daerah dalam hal ini isu-isu pembangunan daerah. Peristiwa atau event atau realitas dalam pembentukan berita media massa di suatu negara berkaitan dengan keadaan lingkungannya (peneliti artikan dengan keadaan membangun), mencakup bidang-bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya dan pertahanan keamanan. Penelitian ini menemukan realitas sosial berupa isu-isu pembangunan daerah dengan sangat rinci dan spesifik, yaitu tidak
224
hanya terfokus pada satu aspek atau perspektif saja, namun bisa menyangkut beberapa isu yang saling berkaitan, seperti isu sosial ekonomi, sosial lingkungkan, ekonomi lingkungan dan sosial ekonomi lingkungan. Selain itu, menemukan aspek-aspek lain dari isu pembangunan seperti lokasi kejadian isu, lembaga yang bertanggung jawab terhadap kejadian isu, aktor atau pelaku utama dari isu, tahap serta muatan isu pembangunan. Artinya, lokasi kejadian isu pembangunan ditemukan di lingkungan pemerintah dari tingkat provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan bahkan sampai tingkat desa atau kelurahan. Aktor atau pelaku yang terlibat dalam isu pembangunan ditemukan bisa bersifat individu, kelompok, massal atau gabungan; lembaga yang bertanggung jawab dalam isu pembangunan ditemukan dari institusi Dinas, Kantor, Badan pemerintah sampai institusi swasta. Tahap pembangunan yang menjadi isu ditemukan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tahap peresmian. Muatan isi pembangunan yang
menjadi
isu
ditemukan
mencakup
kemajuan,
hambatan
dan
penyelewengannya. Penelitian ini menemukan bahwa TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari sebagai televisi lokal ternyata tidak hanya mampu menyampaikan suatu isu secara global, mengandung bidang pembangunan secara umum namun juga mampu mengangkat berbagai persoalan pembangunan secara rinci dan spesifik. Kerincian dan kespesifikan isu-isu pembangunan yang disampaikan televisi lokal dapat menjadikan masyarakat khususnya yang menjadi khalayak televisi lokal khususnya TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari, mengetahui kondisi real tentang pembangunan yang akan, sedang
225
maupun telah terjadi di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, baik dari jenis bidang persoalan pembangunannya maupun pelaksana atau aktor yang terlibat di dalamnya. Selain itu, bagi pemerintah dapat mengukur dan mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Sehingga dapat menjadikan sebagai bahan informasi dalam menyusun atau menetapkan kebijakan secara lebih efisien dan efektif. McComb dan Shaw (1972) menemukan bahwa agenda media berkorelasi dengan persoalan-persoalan yang dianggap penting oleh publik. Media memberikan penekanan-penekanan tertentu pada suatu isu sehingga publik menilai sebagai hal yang penting. Agenda media dan agenda publik pada kondisi tertentu dapat mempengaruhi agenda kebijakan. Menurut McCombs dan Shaw (1972), penekanan-penekanan yang diberikan media dapat berupa pemberitaan yang secara terus menerus atau menyajikan dengan cara menonjol, misalnya menempatkan pada headline,
dengan volume atau ruang dan waktu yang
menonjol. Penyajian berita demikian secara tidak langsung dapat mempengaruhi publik dan menilainya sebagai hal yang penting dan menonjol pula. Dalam penelitian ini, penekanan-penekanan dalam penyajian berita isu pembangunan di TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari, ditemukan berkaitan dengan kelengkapan, nilai dan kedalaman suatu berita. Penekanan yang berkaitan nilai berita ditemukan bahwa isu-isu pembangunan daerah yang diliput merupakan isu yang dekat dengan persoalan masyarakat, yaitu isu ekonomi, isu sosial ekonomi dan isu ekonomi lingkungan; isu yang memiliki pengaruh dalam masyarakat, yaitu isu-isu atau persoalan sangat berpengaruh pada tingkat
226
kesejahateraan masyarakat; isu besar yaitu melibatkan sekelompk inidividu dan lembaga pemerintahan, isu yang mengandung konflik yaitu tidak hanya isu kemajuan pembangunan namun juga hambatan dan penyelewengan yang tentunya banyak mengadung konflik; dan isu mengandung orang-orang terkemuka yaitu melibatkan sumber-sumber berita dari pemerintah baik pimpinan maupun yang mewakili pimpinan suatu lembaga pemerintahan. Penekanan lain, penelitian ini menemukan pada karateristik dari kelengkapan berita yaitu format berita bersifat hardnews, ditempatkan pada scene (posisi) awal dan menggunakan narasumber pemerintah. Artinya, isu-isu pembangunan di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara diagendakan oleh TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dan SindoTV Kendari sebagai peristiwa atau informasi yang penting dan segera untuk diketahui masyarakat, isuisu pembangunan daerah tersebut merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran dan penanganan secara komprehensif serta melibatkan berbagai pihak. Isu-isu pembangunan daerah adalah umumnya persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga
pemerintahlah yang lebih
banyak untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan isu-isu tersebut. Sedangkan penekanan yang berhubungan dengan kedalaman berita, penelitian ini menemukan arah pemberitaan secara positif dan tipe liputan dua sisi (two side coverage). Penyajian berita isu-isu pembangunan secara mendalam dengan melibatkan dari berbagai sumber (two or multiside coverage), dapat membantu masyarakat untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih baik dan komprehensif tentang berbagai persoalan pembangunan yang dihadapi atau terjadi di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
227
Hamza (2006) dan Riaz (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa karakteristik budaya media massa dapat mempengaruhi karakteristik agenda media terhadap isu, peristiwa, kejadian atau masalah. Pers pro-pemerintah mengagendakan isu-isu yang mendukung kebijakan pemerintah sekalipun isu tersebut tidak berhubungan dengan agenda publiknya, sedangkan pers oposisi mengagendakan kritik-kritik terhadap kebijakan pemerintah dan memiliki hubungan dengan agenda publiknya (Hamza, 2006). Demikian pula harian Dawn (berbahasa Inggris) dan Jang (berbahasa Urdu) yang terbit di Pakistan. Dawn lebih tinggi liputannya pada isu terorisme dan Jang pada isu krisis peradilan (Riaz, 2008). Penelitian ini menemukan isi pesan berdasarkan krakteristik televisi publik lokal dan televisi swasta lokal. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal meliput isu-isu pembangunan daerah lebih mengutamakan liputan isu pembangunan yang menyangkut kemajuan pembangunan yang sumber informasinya diperoleh langsung dari pemerintah serta disajikan pada posisi awal pemberitaan; sedangkan Sindo TV Kendari sebagai televisi swasta lokal lebih mengutamakan liputan isu pembangunan yang berhubungan dengan masalah hambatan pembangunan dan diperoleh dari laporan wartawan di lapangan (first hand report) serta ditempatkan pada posisi tengah pemberitaan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan perspektif baru dalam liputan berita isu-isu pembangunan daerah di televisi lokal, bahwa penelitian ini ternyata tidak hanya menemukan karakteristik isu-isu pembangunan yang lebih spesifik yang diangkat namun juga memberikan gambaran pentingnya isu-isu pembangunan. Penelitian ini memperluas teori atau temuan Berger dan Luckman
228
(1990) tentang realitas sosial dalam liputan media dan temua McComb dan Shaw (1972) tentang agenda setting, yaitu pada agenda setting televisi lokal. Penelitian ini pula memberi implikasi bagi perluasan kajian yang dilakukan oleh Hamza (2006) dan Riaz (2008) tentang liputan isu-isu yang dilakukan media massa memiliki perbedaan berdasarkan karakteristik budaya media tersebut. Media massa lokal baik yang berbentuk cetak maupun elektronik dipengaruhi oleh karakteristik budaya media massa lokal yang dimiliki. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara, selama kurang lebih 32 tahun menjadi televisi pemerintah, saat ini menjadi televisi publik untuk menyuarakan kepentingan publik, namun budaya pro pemerintah belum dapat dihilangkan. Sedangkan Sindo TV Kendari sebagai televisi swasta lokal lahir sebagai jaringan televisi swasta nasional menjadi media pengawas atau pengontrol sosial di daerah selain menjadi motor penggerak meningkatkan perekonomian daerah.
6.2.2. Implikasi Kebijakan Media lokal memberikan porsi yang besar dalam liputan pembangunan, terutama televisi publik, TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara. Namun, masih banyak persoalan terkait liputan mereka tentang pembangunan. Di Sindo TV Kendari, misalnya, isu pembangunan kurang mendapatkan tempat jika dilihat dari bagaimana televisi swasta lokal ini menempatkan isu-isu pembangunan, yang hampir tidak banyak yang ditempatkan di headline (awal). Padahal, isu pembangunan bagaimanapun masih sangat relevan bagi penonton karena kemiskinan. Jika jurnalis harus melayani warga negara maka isu pembangunan
229
mestinya menjadi prioritas sejauh bahwa kemiskinan dan kerusakan lingkungan masih menjadi persoalan. Sementara TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara, liputan di dominasi oleh elit atau pejabat sehingga pembangunan yang dilihat sebagai kebijakan yang kurang memberi perhatian pada keterlibatan masyarakat. Utamanya, untuk lembaga penyiaran publik seperti TVRI. Oleh karena itu, kebijakan redaksi terkait koverasi pembangunan harus didiskusikan ulang sehingga persoalan pembangunan mendapatkan perhatian cukup. Di sisi lain, bias pemberitaan tidak bisa dihindarkan. Namun, hal itu tidak berarti bahwa wartawan boleh tidak objektif. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kerja wartawan sehingga dalam menampilkan realitas akan lebih objektif, dalam arti memberi ruang kepada setiap agen dalam pembangunan dan tidak hanya bersandar pada elit. Selain dalam praktik pekerja media, penelitian ini juga memberi implikasi praktis pada kebijakan publik. Pertama, keberadaan lembaga penyiaran lokal sangatlah penting. Media televisi nasional bagaimanapun tidak akan mampu memberi perhatian pada isu-isu lokal sehingga keberadaan televisi lokal seperti Sindo TV Kendari dan TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sangat penting dalam memperkuat pembangunan daerah. Namun, masalah yang dihadapi oleh televisi lokal ini adalah sumber daya manusia dan finansial. Mereka kalah bersaing dengan televisi nasional sehingga televisi lokal ini berkembang dengan sangat lambat. Oleh karena itu, menegakkan UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 yang mensyaratkan keberadaan stasiun jaringan sangatlah penting. Hal ini akan membongkar kuatnya dominasi televisi nasional dan membuka kompetisi yang
230
lebih luas di tingkat lokal. Dengan begitu, akan muncul lebih banyak liputan atau koverasi media di tingkat lokal terkait isu-isu pembangunan. Kedua, sementara itu bagi pengambil kebijakan atau agen penyuluh pembangunan daerah, adalah penting untuk menyadari bahwa eksistensi dan karakteristik media massa di tingkat lokal dalam hal ini televisi lokal, memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjangkau khalayak luas sehingga para penyuluh pertanian dan dinas terkait seyogianya menggunakan media massa lokal untuk menyebarkan ide dan program-program pembangunan. Penyuluhan tatap muka tetaplah penting, tapi penyuluhan dengan menggunakan media jelas lebih efektif dalam menjangkau khalayak luas. Untuk itu, adalah penting bagi petugas penyuluhan untuk merancang suatu kebijakan dimana kegiatan penyuluhan bisa diakses secara luas oleh media massa, dalam hal ini televisi lokal.
6.3 Rekomendasi Beradasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi yang disampaikan : 1. Bagi lembaga televisi lokal, masih perlu kerja keras untuk mengembangkan model liputan pemberitaan untuk isu-isu pembangunan daerah di masa mendatang, dalam arti tidak terjebak oleh kepentingan ideologi atau ekonomi semata. Seharusnya televisi lokal
meliput isu-isu pembangunan daerah
dengan proporsional dan seimbang. Seyogyanya televisi lokal mengabdi pada kepentingan publik daerah dengan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik. Sedangkan, untuk kepentingan pembangunan daerah,
231
sepantasnya menghindari sikap diskriminasi terhadap daerah dalam hal ini memberikan ruang dan waktu yang sama bagi semua daerah untuk tampil atau hadir di hadapan media tanpa membedakan jarak. Televisi lokal dalam komunikasi pembangunan daerah sebaiknya berfungsi lebih dominan sebagai saluran dan sumber informasi yang bekerja menurut kaidah-kaidah jurnalistik. Dalam hal ini televisi lokal menjadi cermin realitas dan konstruksi realitas, yaitu memberitakan isu, peristiwa pembangunan seperti apa adanya sehingga stakeholder pembangunan dapat mengambil kesimpulan yang sebenarnya. Bagi pemerintah dapat menentukan kebijakannya sesuai dengan kondisi real di lapangan. 2. Bagi penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian yang sama namun dengan media televisi lokal di daerah yang berbeda. Hasil penelitian tersebut kemudian dapat dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebagai bahan perbandingan dan acuan untuk model liputan televisi lokal terhadap isuisu pembangunan daerah. Penelitian lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melibatkan respon masyarakat maupun pemerintah sebagai pemangku kebijakan pembangunan di daerah, karena kajian koverasi saja tidak memadai. Adalah penting dalam hal ini untuk melihat khalayak dan juga kontruksi budaya yang ada di masing media yang bersangkutan. Ini sebuah tantangan dalam penelitian untuk menggabungkan penelitian-penelitian koverasi yang memfokuskan diri pada teks dengan penelitian-penelitian yang lebih kualitatif sifatnya dalam melihat budaya-budaya yang berkembang diantara pekerja media. Dengan demikian dapat dilihat apakah televisi lokal mampu menjadi
232
agen pembaharuan (social change) dan watch dog (pengawas) bagi jalannya kebijakan pemerintah dalam hal ini kebijakan-kebijakan pembangunan di daerah. Sebagai diketahui bahwa televisi lokal memiliki nilai proximity yang tinggi. Kedekatan geografis maupun psikologis media massa lokal lebih mampu menjalankan fungsi dan perannya, di antaranya menjembatani sekaligus memenuhi kebutuhan komunikasi di antara para stakeholder pembangunan di daerah. Oleh karena itu, sumbangan pemikiran diberikan kepada pengambil kebijakan untuk mendorong perkembangan dan kemajuan televisi lokal terutama dalam menerapkan agenda penyiaran sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002. Televisi lokal dalam komunikasi pembangunan daerah sebaiknya berfungsi lebih dominan sebagai saluran yang bekerja menurut kaidah-kaidah jurnalistik. Dalam hal ini televisi lokal menjadi cermin realitas, yaitu memberitakan isu, peristiwa pembangunan seperti apa adanya sehingga stakeholder pembangunan dapat mengambil kesimpulan yang sebenarnya. Dan bagi pemerintah dapat menentukan kebijakannya sesuai dengan kondisi real di lapangan.
233