VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI
1.1 Kesimpulan
Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan persepsi wisatawan komponen lingkungan, sumber daya manusia, dan infrastruktur, merupakan komponen utama dari daya saing destinasi pariwisata di DKI Jakarta. Lingkungan hijau yang asri, bersih, nyaman, dan aman sangat dibutuhkan karena memberikan ketenangan dan kenyamanan sehingga wisatawan menukmati untuk beraktivitas.
Sumber daya manusia yang profesional, cekatan, tanggap, dan
berempati sangat diperlukan karena wisatawan datang ke destinasi pariwisata untuk berelaksasi dan mencari hiburan, juga membutuhkan pelayanan yang berkualitas dan sesuai dengan harapannya.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti
kemudahan aksesibilitas, kualitas jalan dalam lingkungan destinasi pariwisata yang baik dan terawat, tersedianya petunjuk arah, toilet yang bersih, sarana penunjang lainnya seperti fasilitas ATM, fasilitas medis, dan lainnya merupakan bagian penting yang dapat memenuhi harapan dan kepuasan wisatawan. Selain itu penelitian ini juga menyimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Taman Impian Jaya Ancol dipersepsikan paling berdaya saing berdasarkan tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan tingkat pendapatan
wisatawan.
Komponen
utama daya saingnya adalah sumber daya manusia.
Persepsi wisatawan ini
diperkuat dengan data faktual yang menunjukkan persentase tingkat pendidikan sumber daya manusia Taman Impian Jaya Ancol lebih unggul dibandingkan dengan Taman Mini Indonesia Indah dan Taman Margasatwa Ragunan. 2. Persepsi wisatawan tentang daya saing destinasi pariwisata berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan alat uji Kruskal-Wallis diperoleh hasil sebagai berikut. a.
Tidak terdapat perbedaan persepsi tentang daya saing pariwisata berdasarkan tingkat pendidikan wisatawan.
b.
Tidak terdapat perbedaan persepsi tentang daya saing pariwisata berdasarkan tingkat pendidikan wisatawan.
c.
Tidak terdapat perbedaan persepsi tentang daya saing pariwisata berdasarkan tingkat pendapatan wisatawan. Persamaan persepsi tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,
status pekerjaan, dan tingkat pendapatan tidak menjadi faktor pembeda bagi wisatawan dalam mempersepsikan daya saing destinasi pariwisata. Kesamaan persepsi diperkuat dengan data faktual bahwa ketiga destinasi pariwisata memiliki komponen keunggulan yang sama sesuai dengan tema dan keberadaan destinasi pariwisata tersebut. Taman Impian Jaya Ancol merupakan destinasi pariwisata yang bernilai edutaintment, mengkombinasikan antara wisata edukasi dan hiburan/entertaintment.
Taman Mini Indonesia Indah merupakan destinasi
pariwisata yang bernilai edukasi, seni, dan budaya. Taman Margasatwa Ragunan merupakan destinasi pariwisata yang bernilai konservasi, edukasi, dan rekreasi.
3. Pengaruh karakteristik sosial ekonomi wisatawan terhadap persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan alat uji Kruskal-Wallis diperoleh hasil sebagai berikut. a.
Tingkat pendidikan wisatawan memiliki hubungan negatif yang tidak kuat dengan persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata. Hal ini menunjukkan tinggi rendahnya tidak pendidikan tidak berpengaruh terhadap persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata.
b.
Status pekerjaan wisatawan memiliki hubungan positif yang tidak kuat dengan persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata. Hal ini menunjukkan tinggi rendahnya status pekerjaan tidak berpengaruh terhadap persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata.
c.
Tingkat pendapatan wisatawan memiliki hubungan positif yang tidak kuat dengan persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata. Hal ini menunjukkan tinggi rendahnya pendapatan tidak berpengaruh terhadap persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata. Tidak adanya pengaruh tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan tingkat
pendapatan terhadap persepsi tentang daya saing destinasi pariwisata memberikan pengertian bahwa daya saing destinasi pariwisata tidak ditentukan oleh karakteristik sosial ekonomi wisatawan. Dengan demikian secara keseluruhan dapat dikatakan, tidak adanya perbedaan persepsi dan pengaruh sosial ekonomi wisatawan terhadap daya saing ketiga destinasi pariwisata menunjukkan bahwa ketiga destinasi pariwisata tersebut merupakan
destinasi pariwisata massal (mass tourism) yang tidak mengelompokkan status sosial ekonomi wisatawan. Wisatawan akan datang ke destinasi pariwisata berdasarkan kebutuhan sesuai dengan tema, kekuatan, keunggulan, dan karakteristik dari destinasi pariwisata tersebut.
1.2 Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah perlunya keselasaran antara kepentingan pengelola dan penilaian wisatawan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan destinasi pariwisata sesuai dengan potensi, karakter, dan keunikan yang akan ditonjolkan. Sangat penting untuk mempertimbangkan sudut pandang wisatawan dalam
pelaksanaan penelitian tentang daya saing destinasi
pariwisata maupun dalam pengembangan destinasi pariwisata oleh pengelola atau pengusaha, karena apa yang menjadi prioritas dalam penelitian ataupun pengembangan destinasi pariwisata tidak selalu sejalan dengan kebutuhan wisatawan. Beragamnya karakteristik wisatawan menjadi dasar pertimbangan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka selama berada di destinasi pariwisata. Respons yang cepat dalam melayani dan memenuhi kebutuhan wisatawan merupakan faktor penting bagi destinasi pariwisata untuk memenangkan persaingan dalam bisnis pariwisata.
5.4 Rekomendasi
Pertama, rekomendasi disampaikan untuk ketiga pengelola destinasi pariwisata adalah: a.
Pemenuhan kebutuhan wisatawan harus menjadi perhatian Pengelola. Pengelola harus fokus dalam menyediakan dan memenuhi berbagai fasilitas dan kebutuhan wisatawan.
b.
Penjaminan kualitas lingkungan destinasi pariwisata dengan cara tetap menjaga keasrian taman, keindahan penataan tanaman, kebersihan lingkungan dan fasilitas umum seperti toilet, tempat ibadah, dan tempat-tempat penjualan makanan dan minuman.
c.
Pengembangan terhadap sumber daya manusia terus ditingkatkan melalui pelatihan service excellent terutama bagi karyawan yang bertugas di operasional lapangan. Pelatihan ini mencakup pelatihan pengetahuan (knowledge), pelatihan sikap (attitude), dan pelatihan keterampilan (skills).
d.
Penyediaan infratruktur yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pengunjung.
Kedua, rekomendasi disarankan untuk pengambil kebijakan sebagai berikut. a.
Melakukan evaluasi yang berkesinambungan terhadap daya saing destinasi pariwisata yang ada di DKI Jakarta.
Evaluasi tersebut dimaksudkan agar
destinasi pariwisata dapat meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan
kualitas lingkungan, kualitas sumber daya manusia, dan infrastruktur, dan indikator lainnya termasuk teknologi, kesesuaian harga, dan keterbukaan. b.
Meninjau kembali harga tiket masuk di Taman Margasatwa Ragunan karena faktor harga bukan merupakan daya saing utama dari destinasi pariwisata yang ada di DKI Jakarta. Diharapkan dengan adanya penyesuaian harga, kualitas produk dan layanan di destinasi pariwisata tersebut semakin meningkat.
Ketiga, rekomendasi untuk peneliti selanjutnya. a.
Dilakukan penelitian di destinasi pariwisata lainnya yang ada di DKI Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan parameter daya saing hasil temuan penelitian ini atau menggunakan metodologi dan parameter daya saing lainnya .
b.
Dilakukan penelitian lanjutan dengan menjaring responden yang datang pada saat libur nasional seperti libur Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Menjaring
responden secara merata di destinasi pariwisata, termasuk responden yang mobile.