EVALUASI DIRI INSTITUSI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG TAHUN 2012
BORANG EVALUASI DIRI AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah, karena perkenan-Nya, Universtas Negeri Semarang dapat menyelesaikan pengisian Borang Evaluasi Diri Institusi Perguruan Tinggi tahun 2012. Pengisian borang ini ditujukan untuk mengetahui gambaran riil mengenai keadaan dan kinerja Unnes melalui pengkajian dan analsisis yang mendalam terhadap kekuatan, kelemahan, kekuatan dan peluang. Proses penyusunan evaluasi diri meliputi tujuhkomponen seperti yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi. Tujuh komponen tersebut adalah; (A) Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Serta Strategi Pencapaian; (B) Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu; (C) Mahasiswa dan Lulusan; (D) Sumber Daya Manusia; (E) Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik; (F) Pembiayaan, Prasarana, Sarana dan Sistem Informasi; dan, (G) Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama. Guna keperluan pengisian borang evaluasi diri ini, Unnes mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, selaras dengan tujuh komponen di atas. Unnes merasa beruntung karena sistem-sistem informasi online yang dimiliki, baik menyangkut aspek akademik, keuangan, kemahasiswaan, kerjasama, kepegawaian dan lainnya, telah memudahkan proses penggalian data yang dibutuhkan, secara akurat dan cepat. Tentu saja di samping keberadaan sistem-sistem informasi manajemen di atas, laporan ini dapat tersusun atas partisipasi dan dukungan seluruh elemen kelembagaan dan warga Unnes baik dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan pejabat struktural. Secara khusus Unnes memberikan apresiasi kepada Badan Penjaminan Mutu (BPM) dan gugus kerja yang dibentuk atas kerja keras dan dedikasi yang diberikan guna mengisi borang evaluasi diri ini. Unnes menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi dan penghargaan setinggtingginya atas dedikasi dan kerja keras semua pihak dalam mempersiapkan dan menyelesaikan pengisian borang ini. Terima kasih.
Semarang, Rektor
November 2012
Sudijono Sastroatmodjo NIP. 195208151982031007
i Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
DAFTAR ISI JUDUL LAPORAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RANGKUMAN EKSEKUTIF SUSUNAN TIM PENYUSUN I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN: A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, serta Strategi Pencapaiannya. B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu. C. Mahasiswa dan Lulusan. D. Sumber Daya Manusia. E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik. F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi. G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama. II. ANALISIS SWOT program studi secara keseluruhan, merujuk kepada deskripsi SWOT setiap komponen. 1. Analisis antarkomponen 2. Strategi dan pengembangan REFERENSI: Sumber-sumber utama yang digunakan dalam proses evaluasi-diri LAMPIRAN:
dan pelaporan
Format-format yang berisi rangkuman data pendukung.
ii Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
RINGKASAN EKSEKUTIF Guna memastikan ketercapaian visi dan misi, Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara periodik dan kontinyu melakukan evaluasi diri. Keberadaan evaluasi diri ini memegang peran yang penting guna menopang upaya pengembangan Unnes lebih lanjut. Secara umum evaluasi diri ini dilaksanakan untuk menilai kinerja Unnes dan memanatu perjalanannya dalam mewujudkan visinya “menjadi Universitas Konservasi bertaraf internasional internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020”. Secara khusus evaluasi diri kali ini dilaksanakan secara komprehensif dan ditujukan untuk memenuhi kepentingan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT). Evaluasi diri yang tersaji dalam dokumen ini dibuat berdasarkan pemaparan sejumlah kelompok data yang kemudian ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT. Hal-hal yang dikemukakan dalam dokumen evaluasi diri ini mencakupi sejumlah informasi, yaitu; (1) informasi dasar tentang Unnes, yang menyangkut visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi; (2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan penjaminan mutu; (3) mahasiswa dan lulusan; (4) sumberdaya manusia; (5) kurikulum, pembelajaran, dan suasana akaemik; (6) pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi; dan, (7) penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama. Pemaparan informasi ini dilanjutkan dengan analisis untuk tiap komponen dan analisis lintas komponen. Dari analisis yang telah dilakukan, secara umum performa Unnes pada tujuh aspek tersebut dapat disampaikan sebagai berikut. Pertama, visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan dan semua warga Unnes telah dipahami secara baik oleh pemangku kepentingan ua civitas akademika. Unnes juga memiliki visi yang khas dan tidak banyak dimiliki oleh perguruan tinggi lain, yaitu Universitas Konservasi, yang sejalan dengan tren perubahan dan tantangan global masa kini. Selain itu visi tersebut juga telah diterjemahkan dalam misi yang jelas serta didukung oleh kemampuan dan kecukupan sumberdaya untuk mewujudkannya. Mengusung visi konservasi memberikan peluang bagi Unnes untuk meningkatkan peran dan kontribusinya, seiring dengan meningkatnya perhatian masyarakat baik pada tingkat nasional maupun global terhadap isu-isu lingkungan dan krisis kemanusiaan-kebudayaan. Dalam konteks pembangunan nasional dan posisi Unnes sebagai LPTK visi konservasi juga memiliki kaitan erat dengan pengarusutamaan pendidikan karakter, sehingga membuka peluang peran dan kontribusi Unnes yang lebih besar. Terlepas dari kekuatan tersebut, pencapaian visi Unnes 2020 masih terkendala oleh sejumlah persoalan, di antaranya; (1) belum meratanya kemampuan antar elemen dan warga Unnes dalam merealisasikan upaya-upaya pencapaian visi dan misi; (2) kenyataan bahwa masih banyak stakeholder eksternal yang belum memahami visi konservasi meskipun mengetahui keberadaan Unnes sebagai Universitas Konservasi; (3) kenyataan merebaknya budaya instan dan pragmatisme, yang bertentangan dengan visi konservasi, di kalangan masyarakat termasuk mahasiswa; dan, (4) merebaknya budaya asing yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai konservasi Unnes. Kedua, dalam hal tata pamong, dapat dinyatakan bahwa Unnes memiliki kekuatan berupa komitmen kepemimpinan yang tangguh, didukung dengan kelengkapan struktur organisasi dan keberadaan sistem-sistem informasi manajemen yang membantu implementasi praktik tatakelola universitas yang bersih dan baik (good, clean university governance) dan menjadi pendukung pengembangan kebijakan (decision support system, DSS). Pada aspek ini, Unnes juga memiliki kekuatan berupa ketersediaan dokumen Rencana Induk Pengembangan dan Rencana Bisnis Strategis, didukung unit dan prosedur penjaminan mutu yang mengawal upaya pelaksanaan rencana-rencana pengembangan tersebut dan unit serta prosedur audit yang menjamin pelaksanaan anggaran pendukungnya secara akuntabel. Selain itu mayoritas program studi Unnes juga terakreditasi B dan A. Kekuatan ini memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut seiring dengan keberterimaan Unnes di mata publik (public acceptance) yang semakin baik. Dalam iii Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
kapasitasnya sebagai LPTK, Unnes juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan diri sebagai pusat unggulan (center of excellence) profesi guru dan kependidikan pada umumnya. Selain itu, membaiknya daya belanja pendidikan masyarakat, di satu sisi serta komitmen pemerintah di bidang peningkatan akses pendidikan tinggi, juga memberikan peluang bagi Unnes untuk mengembangkan dan melakukan diversifikasi program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi. Terlepas dari kekuatan tersebut di atas, tata pamong Unnes masih dihadapkan pada sejumlah kendala. Di antaranya adalah kenyataan bahwa; (1) Statuta dan OTK Unnes saat ini belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; (2) sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki belum sepenuhnya terintegrasi satu sama lain; (3) jumlah pelatihan akademik-manajerial untuk pengembangan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan masih minim; dan, (4) belum terpetakannya unggulan fakultas dan program studi. Ketiga, pada aspek mahasiswa, Unnes menunjukkan performa yang semakin baik. Minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Unnes tampak semakin meningkat. Tahun 2012 ini Unnes menerima sebanyak 7.500 orang mahasiswa baru. Untuk mendukung studi mahasiswa, Unnes juga memberikan dan menyalurkan beasiswa. Tercatat 2.706 orang (sekitar 11,5%) mahasiswa merupakan penerima berbagai beasiswa di Unnes, lebih dari 20% mahasiswa baru juga dibebaskan dari biaya kuliah. Administrasi akademik mahasiswa juga kian mapan dengan introduksi system akademik terpadu (akademik.unnes.ac.id). Pada saat ini Sikadu telah mampu mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi penerimaan mahasiswa baru, registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran wisuda secara on-line. Sistem-sistem ini masih berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut misalnya untuk mengelola alumni, mengingat pengelolaan almni yang belum optimal. Kekuatan pada aspek mahasiswa ini Unnes masih dibayang-bayangi sejumlah potensi penghambat. Sampai saat ini, pengembangan soft-skills mahasiswa dirasa belum memadai daris segi variasi dan kemampuannya menjangkau total mahasiswa. Keempat, pada aspek sumberdaya manusia Unnes memiliki sejumlah titik kekuatan, antara lain; (1) tersedianya prosedur baku pengelolaan pegawai (dosen dan tenaga kependidikan0; (2) jumlah dosen yang telah tersertifikasi profesi mencapai 60% dan memiliki jabatan Lektor ke atas mencapai 77%; (3) jumlah dosen yang berkualifikasi S-2 dan S-3 mencapai 92%; dan, (4) keberadaan supportive leadership bagi pengembangan karir dosen, misalnya melalui fasilotasi peer-review bagi calon guru besar, dan tenaga pendidikan, misalnya melalui serangkaian pendidikan dan latihan. Kekuatan ini masih dapat dikembangkan lebih maksimal lagi mengingat adanya sejumlah peluang antara lain; (1) keberadaan program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks tingkat nasional; (2) insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan published di jurnal internasional; (3) terbukanya peluang joint-research dengan peneliti dan lembaga internasional; (4) tersedianya beasiswa bagi dosen untuk melanjutkan studi baik di dalam maupun luar negeri. Kendatipun demikian, pada aspek sumberdaya manusia Unnes masih dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain; (1) masih terdapat sejumlah kecil dosen yang belum memenuhi kualifikasi; (2) para laboran selain jumahnya kecil juga tersertifikasi; dan, (3) rendahnya daya publikasi internasional para dosen. Kelima, pada aspek kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, Unnes memiliki sejumlah kekuatan yaitu; (1) tersedianya prosedur dan mekanisme pengembangan kurikulum yang baku; (2) tersedianya prosedur dan mekanisme penjaminan mutu pembelajaran yang baku; (3) dukungan sistem informasi manajemen kurikulum yang mapan; dan, (4) dukungan kepemimpinan yang baik terhadap suasana akademik yang dinamis. Kekuatan ini dapat dikembangkan lebih jauh, misalnya dengan memperhatikan bahwa status professional guru semakin baik sehingga dalam kapasitasnya sebagai LPTK, Unnes dapat dikembangkan menjadi pusat unggulan pendidikan dan pengembangan profesi guru. Sekalipun demikian, Unnes masih dihadapkan pada persoalan internal yaitu belum berimbangnya kemampuan antar program studi dalam pengembangan kurikulum dan persoalan eksternal yaitu lemahnya kontrol terhadap perguruan tinggi swasta yang membuka program studi kependidikan yang sama dengan yang Unnes miliki. iv Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Keenam, pada aspek pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi, Unnes didukung oleh kekuatan berupa prinsip penganggaran partisipatif, jumlah penerimaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan kenyataan bahwa besaran unit-cost mahasiswa Unnes relatif lebih rendah di banding perguruan tinggi lain. Selain sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Unnes juga berpeluang untuk menggali dana dari beragam program hibah di dalam dan luar negeri guna mendukung aktivitas tri darma perguruan tingginya. Namun demikian Unnes juga dihadapkan pada sejumlah titik lemah, di antaranya yaitu; (1) kenyataan bahwa pemerintah masih merupakan sumber penerimaan utama (APBN); (2) keterbatasan dana operasional pemeliharaan sarana dan prasarana. Ketujuh, pada aspek penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama, Unnes memiliki sejumlah titik kekuatan, di antaranya adalah bahwa Unnes saat ini memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan status Utama, yang memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam pengembangan dan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara internal Unnes juga memiliki komitmen untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari total anggaran Unnes. Selain itu, Unnes juga telah memiliki dan mengimplementasikan sistem penjaminan mutu penelitian dan pengabdian. Dengan kekuatan ini, khususnya status Utama yang kini disandang Unnes, aktivitas penelitian dan pengadbian dapat diarahkan untuk mengakses program-program penelitian dengan sumber-sumber dana yang lebih besar dan bervariasi. Sayangnya, meskipun telah menyandang status Utama, di bidang penelitian Unnes masih dihadapkan pada sejumlah kendala, di antaranya adalah kenyataan bahwa hingga kini penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum jelas mengarah pada unggulan tertentu dan bahwa jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang dipatenkan dan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi masih sedikit. Merefleksikan seluruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada, Unnes berpandangan bahwa saat ini Unnes memiliki kekuatan yang lebih dari cukup untuk berkembang dan untuk memanfaatkan semua peluang yang ada guna mencapai visi 2020nya. Untuk itu maka sejumlah langkah strategis perlu ditempuh, antara lain; (1) menyelaraskan aturan-aturan kelembagaan dan sistem tata pamong internal Unnes dengan tata aturan dan perudang-undangan yang berlaku, utamanya Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; (2) memperkuat system-sistem informasi manajemen yang saat ini dimiliki agar menjadi Decision Support System yang terintegrasi; (3) mengarahkan aktivitas pengembangan utamanya pada pilar konservasi dan internasionalisasi tentang tetap menjaga ketercapaian pilar Sutera; (4) memetakan potensi unggulan fakultas, dan menjadikannya sebagai agenda strategis penelitian dan pengembangan lembaga; (5) mendayagunakan jejaring dan kerjasama yang dimiliki untuk pengembangan kelembagaan; (6) melakukan diversifikasi pengembangan non-akademik pada bidang kemahasiswaan; dan, (7) memperkuat sumberdaya manusia akademik dan non akademik melalui diversifikasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang relevan. Tentu saja guna menjamin ketercapaian visi, pemahaman kolektif, komitmen kepemimpinan, dan dukungan stakeholder merupakan faktor kunci. Untuk itu Unnes harus menjaga tradisinya selama ini yang senantiasa berupaya taat azas dan menyelaraskan diri dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan memperkuat relasi serta hubungan dengan para stakeholder yang relevan. Di samping itu, tentu saja Unnes perlu menjamin tumbuhnya pemahaman kolektif dan komitmen kepemimpinannya yang selama ini telah terbukti membawa kemajuan bagi perkembangan Unnes.
v Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
IDENTITAS TIM INTI PENGISI BORANG EVALUASI DIRI AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : :
Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo. M.Si 0015085205 Rektor Unnes 20 November 2012
: : : :
Dr. Agus Wahyudin, M.Si 0012086216 Pembantu Rektor Bidang Akademik 20 November 2012
: : : :
Dr. Wahyono, MM. 0003015603 Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Umum 20 November 2012
: : : :
Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd 0008056206 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan 20 November 2012
: : : :
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum 0010126609 Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama 20 November 2012
:
:
:
:
:
vi Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
Nama NIDN Jabatan Tanggal Pengisian Tanda Tangan
: : : :
Dr. Sugianto. M.Si 0019026105 Ketua Badan Penjaminan Mutu Unnes 20 November 2012
: : : :
Agung Yulianto, S.Pd. M.Si 0007077407 Sekretaris Badan Penjaminan Mutu Unnes 20 November 2012
: : : :
Ngurah Made Dharmaputra, Ph.d. 0017026704 Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Akademik 20 November 2012
: : : :
Ali Formen, S.Pd. M.Ed 0029057703 Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Akademik 20 November 2012
:
:
:
:
vii Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
DAFTAR LAMPIRAN DOKUMEN EVALUASI DIRI
1 2 3 4 5 6 7 8
Nomor Butir A.1 B.1 (a) B.1 (b) B.4 B.6 B.7 (a) B.7. (b) C6
9 10 11
D1 D2 D5
12
F1
No.
Keterangan Dokumen Deklarasi Unnes Sebagai Universitas Konservasi Statuta Unnes Dokumen sistem tata pamong (OTK) Restra Bisnis Unnes ( Peraturan Rektor No. 35 Tahun 2011) Laporan Hasil tracer study Laporan monev hasil penjaminan mutu Dokumen tentang jaminan mutu. Dokumen kebijakan dan program layanan bimbingan karir dan informasi kerja untuk mahasiswa dan lulusan Dokumen sistem pengelolaan sumberdaya manusia Fotokopi ijazah dan sertifikat kompetensi tenaga kependidikan Dokumen tentang aturan etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi, serta pedoman dan prosedur pelayanan. Dokumen pengelolaan dana
BAB I DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN
KOMPONEN A : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN A.1. Visi Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan pendidikan akademik dan profesional dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, olah raga, seni, dan budaya. Untuk pengembangan institusi kedepan, Unnes telah menyusun visi yang melibatkan unsur pimpinan, dosen (gurubesar dan pakar), tenaga kependidikan, mahasiswa, lulusan dan pengguna lulusan. Penyusunan visi didasarkan pada hasil evaluasi diri dan telaah mendalam terhadap kondisi dan kebutuhan internal dan eksternal. Visi Unnes dirumuskan atas dasar empat komitmen kuat dari unsur pimpinan dan seluruh civitas akademika. Empat komitmen tersebut adalah: (1) komitmen konservasi1 (2) komitmen untuk membangun organisasi yang sehat, (3) komitmen untuk mencapai keunggulan dalam era kompetisi global yang semakin kuat, dan (4) komitmen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh civitas akademika, alumni, masyarakat, bangsa dan negara, dengan berbasis pada kinerja layanan publik yang prima. Keempat komitmen ini diharapkan dapat bermuara pada terwujudnya Unnes yang mampu berprestasi pada taraf internasional. Visi tersebut telah menjadi acuan penyusunan visi unit kerja (Fakultas, PPs, Lembaga, Biro, Badan, dan UPT) dalam lingkup universitas. Rumusan visi Unnes adalah: “Menjadi Universitas Konservasi, bertaraf Internasional, yang Sehat, Unggul, dan Sejahtera pada Tahun 2020.”
Visi di atas dipandang sangat strategis karena dengan berpedoman pada visi tersebut akan dapat ditentukan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan atau Tri Daharma Perguruan Tinggi di Unnes untuk kurun waktu tertentu. Visi Unnes mengandung makna konservasi, internasionalisasi dan “sutera” 2020, dengan penjelasan sebagai berikut:
1
Lampiran A.1 Dokumen deklarasi Unnes sebagai universitas konservasi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
1
Sehat Anak tangga pertama dari visi sutera adalah sehat. Untuk dapat melaksanakan fungsi Tri Dharma secara optimal, maka Unnes perlu memiliki keadaan sehat baik secara fisik, mental, maupun sosial, sebagaimana dijabarkan dalam bagian-bagian berikut: Sehat Fisik : meliputi sehat sumber daya manusia (SDM), sehat sarana prasarana, sehat manajemen, dan sehat pelayanan. Sehat Mental: dimaknai sebagai kemampuan Unnes dalam mengaktualisasikan nilai-nilai akademis, nilai-nilai kultural, dan nilai-nilai spiritual. Sehat Sosial: mengandung makna bahwa Unnes mampu mengembangkan daya sosialnya (sociability) sekaligus meningkatkan derajat akseptibilitasnya di tengah masyarakat (socio-acceptability).
Unggul Anak tangga kedua setelah sehat adalah unggul (excellent). Pengertian unggul memiliki makna substantif yang bernilai competitiveness tinggi. Keunggulan sebuah perguruan tinggi mesti dibangun dari karya-karya akademik yang bersifat substansial dan dapat dikompetisikan baik pada ranah nasional dan internasional. Dimensi keunggulan yang dikembangkan Unnes mengarah kepada lima pilar keunggulan yakni: (a) akademik; (b) penelitian; (c) pengabdian pada masyarakat; (d) kemahasiswaan; dan (e) kelembagaan. Setiap pilar didorong untuk memiliki keunggulan spesifik sehingga memiliki nilai competitiveness yang tinggi. Sejahtera Anak tangga ke tiga dalam visi sutera setelah sehat dan unggul adalah sejahtera. Sejahtera adalah buah manis yang dapat dipetik, tatkala upaya sehat telah dilakukan, dan predikat unggul telah diraih. Sejahtera adalah sebuah konsekuensi dari upaya, usaha, yang telah dilakukan. “Sopo nandur mesthi ngundhuh, Sopo nggawe mesthi nganggo, sopo wutah bakal wutuh”. Namun demikian, sekalipun sejatera adalah sebuah konsekuensi, bukan berarti untuk meraihnya tanpa upaya. Sejahtera harus diambil, dipetik, diupayakan, melalui langkah yang terencana, sistematis, taat asas, dan memperhatikan aspek norma dan kepatutan. Visi sejahtera bagi Unnes, memuat makna berupa cita-cita yang terencana dan terarah untuk mewujudkan kesejahteraan mahasiswa, dosen, tenaga administrasi, alumni, dan masyarakat, dalam dimensi jasmani, rohani, dan sosial. Secara umum indikator kesejahteraan adalah : (1) terpenuhinya kondisi sosial dan pemenuhan kebutuhan dasar, (2) terpenuhinya kesempatan untuk belajar, bekerja atau berusaha, (3) terwujudnya keadilan dalam distribusi pendapatan, (4) Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
perwujudan tingkat 2
solidaritas keluarga dan sosial yang dicerminkan pada tingkat tanggungjawab bersama dalam kehidupan sehari-hari, (5)
menyediakan lingkungan yang kondusif
untuk
aktualisasi pengembangan diri dan sosial. Konservasi “Universitas konservasi” adalah sebuah universitas yang dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi mengacu pada prinsip-prinsip konservasi (perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari) sumber daya alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan. Dengan demikian, pengembangan Unnes sebagai universitas konservasi mengandung sejumlah tujuan. Pertama, mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya alam hayati dan eksosistem. Kedua, melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan sumber daya alam secara lestari di lingkungan Unnes dan sekitarnya melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian bagi terciptanya keseimbangan ekosistem yang ada di dalamnya. Ketiga, menumbuhkan sikap mental, perilaku, yang bertanggungjawab dan peran serta seluruh warga Unnes dalam upaya konservasi keaneka ragaman hayati, dan pelestarian lingkungan serta seni dan budaya.
A.2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes menjabarkan ke dalam beberapa misi sebagai berikut: 1)
menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf internasional di bidang kependidikan dan non kependidikan.
2)
mengembangkan, menciptakan, dan/atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna dan bermanfaat.
3)
mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai nilai konservasi. Misi Unnes di atas telah menjadi acuan dalam pengelolaan fakultas, lembaga,
biro, badan, UPT serta seluruh unit kerja di lingkup universitas. A.3. Tujuan Tujuan Unnes adalah penjabaran atau spesifikasi dari visi dan misi Unnes, meliputi: 1)
menghasilkan tenaga akademik, profesi, dan vokasi yang memiliki kompetensi unggul.
2)
menghasilkan karya ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olah raga
yang
bermakna dan bermanfaat. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
3
3)
menghasilkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang berlandaskan nilai-nilai konservasi Tujuan di atas juga telah menjadi acuan dalam pengelolaan fakultas, lembaga,
biro, badan, UPT serta seluruh unit kerja di dalam lingkup universitas. A.4. Sasaran dan Strategi Pencapaian Unnes telah menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) tahun 2010 – 2034 sebagai rencana jangka panjang yang dijabarkan lebih lanjut dalam rencana program lima tahunan (Renstra) sebagai berikut: Renstra 2010-2014 untuk penguatan Unnes sebagai Institusi yang Sehat, Unggul, dan Sejahtera (Sutera) menuju Perguruan yang mandiri (otonom), berwawasan konservasi dan berorientasi pada pengembangan karakter bangsa (Nation Character Building). Renstra 2015-2019 untuk mewujudkan Unnes sebagai pusat pendidikan, inovasi dan inkubator keilmuan berwawasan konservasi. Renstra 2020 – 2024 untuk mewujudkan Unnes sebagai Perguruan Tinggi Bertaraf Internasional (World Class University) berwawasan konservasi dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Renstra 2025-2029 untuk mewujudkan Unnes sebagai Pusat Keunggulan (center of excellent) Internasional dalam bidang pendidikan, riset dan pengembangan keilmuan, teknologi dan seni berwawasan konservasi yang kaya dengan nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia Renstra 2030-2034 untuk mewujudkan Unnes sebagai Institusi unggul berwawasan lingkungan (green institution of excellent) yang memandu kemajuan dan kesejahteraan. Dalam Renstra tahun 2010-2014 telah dijabarkan sasaran/indikator sasaran, target dan strategi pencapaiannya yang dikelompokan dalam tujuh bidang, yaitu: (1) bidang kelembagaan, (2) bidang akademik, (3) bidang kemahasiswaan, (4) bidang sumber daya manusia, (5) bidang sarana prasarana, (6) bidang keuangan, dan (7) bidang kerjasama. Secara rinci di jelaskan pada tabel berikut. Tabel 1.1 Sasaran dan Strategi Kompoenen A No Sasaran A. Bidang Kelembagaan SU.1
Pencapaian dan pengakuan kualitas manajemen nasional/ internasional.
Strategi Pencapaian 1) 2)
Fasilitasi peningkatan perolehan ISO; Program peningkatan aktifitas international office;
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
4
3) 4) SU.2
Peningkatan tata kelola dan kapasitas kelembagaan menuju universitas konservasi.
1) 2) 3) 4)
5)
SU.3
SU.4
Peningkatan relevansi dan kontribusi institusi terhadap kebutuhan masyarakat
1)
Penguatan organ Unnes guna mendukung tata kelola universitas yang baik/Good University Governance (GUG).
1)
2) 3)
Fasilitasi peningkatan perolehan akreditasi A program studi; Program peningkatan excelent service (pelayanan prima) pada tiap unit; Peningkatan implementasi sistem informasi dalam berbagai bidang; Peningkatan kualitas manajemen komplain; Program implementasi tata kelola yang selaras prinsip-prinsip konservasi; Program perencanaan dan pengadaan bangunan fisik yang selaras dengan prinsip-prinsip konservasi; Program peningkatan tata kelola lingkungan kampus yang selaras dengan prinsip konservasi Program pembukaan dan pengembangan program studi baru; Program pembentukan fakultas baru; Program pembukaan dan pengembangan program studi pendidikan profesi baru;
Program penguatan kelembagaan badan penjaminan mutu; 2) Program penguatan kelembagaan badan konservasi; 3) Program penguatan kelembagaan satuan pengembang bisnis; 4) Program penguatan kelembagaan auditor internal; 5) Program penguatan fungsi Senat Akademik dalam pemberian pertimbangan dan pengawasan akademik; 6) Program penguatan fungsi dewan penyantun; 7) Program penguatan fungsi dewan pertimbangan; 8) Program pembentukan dewan pengawas; 9) Program optimalisasi fungsi pemberian pertimbangan oleh senat akademik untuk mendukung sistem pengawasan mutu akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan pencegahan plagiarism; 10) Program optimalisasi dewan pertimbangan dalam merumuskan Kebijakan ektor bidang non akademik; 11) Program peningkatan sertifikasi auditor internal; 12) Program transformasi unit usaha menjadi professional dan berkemampuan memberikan kontribusi yang meningkat secara berkelanjutan bagi pelaksanaan kegiatan pokok universitas (Tri Dharma Perguruan Tinggi).
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
5
B. Bidang Akademik SU.5
Peningkatan kualitas layanan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat:
1)
2) 3) 4) 5) 6)
SU.6
Peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat:
1)
2) 3) 4) 5) 6) 7)
8) 9)
10) 11)
12) 13)
14)
15)
16)
Mengembangkan layanan informasi akademik untuk menunjang sistem distance learning; Pemerolehan sertifikasi ISO bidang akademik; Digitalisasi konten pembelajaran; Sosialisasi dan motivasi standarisasi laboratorium; Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa ideal; Peningkatan jumlah jurnal internasional yang dilanggan; Mengembangkan layanan informasi akademik untuk menunjang sistem distance learning; Pemerolehan sertifikasi ISO bidang akademik; Digitalisasi konten pembelajaran; Sosialisasi dan motivasi standarisasi laboratorium; Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa ideal; Peningkatan jumlah jurnal internasional yang dilanggan; Introduksi muatan konservasi pada penyempurnaan kurikulum sesuai tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan tenaga kerja; Pengembangan kurikulum berstandar nasional pada setiap program studi; Program peningkatan mutu riset bertaraf internasional dan penerapannya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat; Peningkatan karya buku ilmiah dosen; Pengembangan tema-tema penelitian unggulan universitas dan kualitas usulan penelitian; Penelitian payung untuk peningkatan kualitas penelitian mahasiswa; Mengembangkan relevansi kurikulum dan kualitas pembelajaran program studi dalam rangka internasionalisasi program studi; Meningkatkan peran unit HKI dalam memfasilitasi dan mempromosikan kekayaan intelektual dan meningkatkan motivasi sivitas akademika untuk mematenkan karyanya; Pemberian hibah untuk peningkatan akreditasi prodi dan reward untuk prodi terakreditasi A; Peningkatan kerjasama internasional dibidang akademik.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
6
C. Bidang Kemahasiswaan SU.7
Peningkatan kualitas layanan pengembangan kemahasiswaan
1)
2)
3) SU.8
Peningkatan capaian prestasi kemahasiswaan tingkat regional, nasional, dan internasional
1)
2) 3)
4)
SU.9
Peningkatan kesejahteraan mahasiswa
1) 2)
SU.10 Peningkatan kualitas kegiatan pembentukan karakter dan pengembangan soft skills mahasiswa
1)
2)
3) 4)
5)
6)
Pengembangan dan peningkatan kualitas sarana dan prasana untuk mendukung pengembangan dan aktualisasi diri mahasiswa. Peningkatkan kualitas kegiatan lembaga kemahasiswaan dan UKM dengan berorientasi pada profesionalisme. Peningkatan layanan dan fasilitasi kegiatan kemahasiswaan Pengembangan mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, penghayatan spiritual, berwawasan konservasi, agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta berkontribusi pada daya saing bangsa; Pengembangan kapabilitas intelektual mahasiswa Unnes. Pengembangan kompetensi mahasiswa untuk berpikir kritis dan berbudaya yang berlandaskan pada kaidah hukum dan norma akademik berbasis konservasi Peningkatkan kualitas kegiatan lembaga kemahasiswaan dan UKM dengan berorientasi pada profesionalisme. Peningkatan kualitas keimanan, ketaqwaan dan moral mahasiswa Unnes. Pengembangan kreativitas dan semangat kewirausahaan mahasiwa untuk meningkatkan daya saing bangsa. Pengembangan mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, penghayatan spiritual, berwawasan konservasi, agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta berkontribusi pada daya saing bangsa; Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral, dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society) yang demokratis, berkeadilan dan berbasis pada partisipasi publik; Peningkatan kualitas keimanan, ketaqwaan dan moral mahasiswa Unnes. Penanaman rasa nasionalisme mahasiswa yang konstruktif sebagai warga negara Indonesia dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Pengembangan idealisme dan suasana demokratis dalam kehidupan kemahasiswaan Peningkatkan kualitas kepemimpinan mahasiswa
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
7
D. Bidang Sumber Daya Manusia SU.11 Peningkatan kompetensi akademik dan profesional dosen
1)
2)
3) 4) SU.12 Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dalam memberikan layanan
SU.13 Peningkatan manajemen SDM
1) 2) 3) 1) 2) 3)
Program pemberian dukungan fasilitas riset untuk tesis (S2) dan disertasi (S3), dengan kebijakan pemberian dukungan finansial dan non-finansial (diupayakan dari berbagai sumber); Fasilitasi penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi, dan peerreview calon guru besar; Fasilitasi perolehan sertifikat pendidik professional; Peningkatan kompetensi pembelajaran di kelas internasional; Program pengelolaan SDM sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme; Fasilitasi peningkatan kompetensi fungsional tenaga kependidikan; Fasilitasi studi lanjut tenaga kependidikan; Penyusunan dan evaluasi dokumen SDM; Pengembangan regulasi pendukung manajemen SDM; Pengawasan implementasi regulasi manajemen SDM.
E. Bidang Sarana Prasarana SU.14 Peningkatan sarana akademik, layanan administrasi akademik, kemahasiswaan, dan lingkungan kampus berwawasan konservasi
SU.15 Pengembangan manajemen aset berbasis TIK:
1)
Penyusunan revisi master-plan dan implementasinya; 2) Peningkatan kapasitas dan fungsi laboratorium dan kelas; 3) Peningkatan kapasitas dan fungsi ruang kuliah; 4) Peningkatan kapasitas dan fungsi ruang administrasi; 5) Peningkatan daya dukung fasilitas lingkungan kampus; 6) Peningkatan sarana prasarana penunjang perpustakaan untuk menunjukkan e-library; 7) Peningkatan sarana prasarana laboratorium; 8) Peningkatan sarana prasarana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 9) Meningkatkan jumlah ruang kerja dosen; 10) Peningkatan fasilitas layanan kesehatan, ibadah, perbankan, dan fasilitas pendukung kesejahteraan; 11) Pengembangan kapasitas dan fungsi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan profesi kependidikan; 12) Pengembangan kapasitas dan fungsi sarana prasarana pendukung konservasi; 1) Pengembangan sistem informasi manajemen aset; 2) Pengawasan implementasi regulasi manajemen aset.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
8
F.
Bidang Keuangan
SU.16 Peningkatan kualitas laporan keuangan:
1)
2) SU.17 Penyempurnaan PRGS (Policy, Regulation Guidence, dan SOP) bidang perencanaan, keuangan, dan akuntansi:
1)
SU.18 Penguatan kemandirian pendanaan melalui pemberdayaan Satuan Pengembang Bisnis
1)
2)
2)
3)
Program pendampingan pencapaian laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian tiap tahun; Program penyelesaian semua temuan audit internal dan eksternal; Program peningkatan kualitas sistem informasi perencanaan, keuangan, aset, dan akuntansi secara terpadu; Program penyempurnaan dokumen SOP bidang perencanaan, keuangan, dan akuntansi; Program transformasi unit usaha menjadi profesional dan berkemampuan memberikan kontribusi yang meningkat secara berkelanjutan bagi pelaksanaan kegiatan pokok universitas (Tri Dharma Perguruan Tinggi); Pengembangan kapasitas Strategic Business Unit (SBU) dalam peningkatan pendapatan dari kegiatan komersial dan non komersial; Program Perumusan tarif layanan.
G. Bidang Kerjasama SU.19 Peningkatan kerja sama dengan institusi pemerintah dan swasta dalam dan luar negeri:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Pengembangan kerjasama dalam dan luar negeri berdasarkan peta kebutuhan dan prioritas pengembangan lembaga; Pelaksanaan dan peningkatan kerjasama untuk peningkatan sumberdana, promosi, dan kapasitas institusi; Peningkatan kerjasama dan pemberdayaan lulusan dan pengguna lulusan. Pengembangan kerjasama dalam dan luar negeri berdasarkan peta kebutuhan dan prioritas pengembangan lembaga; Pelaksanaan dan peningkatan kerjasama untuk peningkatan sumberdana, promosi, dan kapasitas institusi; Peningkatan kerjasama dan pemberdayaan lulusan dan pengguna lulusan.
A.5. Analisis Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Lembaga Visi Unnes pada intinya merupakan konsep atau rumusan yang bersifat ideal. Visi Unnes menjadi universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020, telah dijabarkan dalam bentuk misi sebagai konsekuensi institusi untuk mewujudkannya. Misi Unnes: (1) menyelenggarakan dan Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
9
mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf internasional di bidang kependidikan dan non kependidikan; dan (2) mengembangkan, menciptakan, dan/atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna dan bermanfaat; keduanya merupakan komitmen Unnes untuk mewujudkan visi sehat, unggul dan sejahtera. Sedangkan misi Unnes mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi, merupakan komitmen Unnes dalam mewujudkan visi konservasi. Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi yang telah dirumuskan, agar cita-cita yang diinginkan dapat terwujud, maka Unnes telah menetapkan tujuan, sasaran dan strategi pencapaian dan penggunaannya sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja institusi. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, telah dijabarkan tujuh sasaran utama, yaitu bidang: (a) kelembagaan, (b) akademik, (c) kemahasiswaan, (d) sumber daya manusia, (e) sarana dan prasarana, (f) keuangan, dan (g) kerjasama. Strategi pencapaian sasaran-sasaran tersebut telah dirinci lebih jelas dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Bisnis Unnes tahun 2010- 2014. Ditinjau dari analisis keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran, nampak jelas adanya keterkaitan dan keberlanjutan serta merupakan suatu format yang sistemik, artinya komponen-komponen visi, misi, tujuan dan sasaran merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
A.6. Deskripsi SWOT Komponen A 1. Kekuatan a. Visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan dan semua civitas akademika b. Visi, misi, tujuan, dan sasaran pencapaian telah dipahami oleh pemangku kepentingan internal dan eksternal (dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, dan pengguna lulusan) c. Misi disusun untuk mewujudkan visi universitas d. Tidak banyak perguruan tinggi yang mempunyai visi konservasi. e. Unnes sebagai pendidikan tinggi berstatus satker BLU f. Memiliki kemampuan sumberdaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran 2. Kelemahan a. Komitmen dan konsistensi sebagian sivitas akademika belum optimal dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
10
b. Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja sebagian sivitas akademika untuk melaksanakan misi belum optimal. c. Visi konservasi belum dipahami secara luas oleh stakeholder eksternal d. Letak geografis dan aksesibilitas fisik Unnes masih terbatas 3. Peluang a. Pengembangan Ipteks terbuka luas bagi perguruan tinggi b. Visi konservasi sejalan dengan pengarusutamaan pendidikan karakter c. Terbukanya kesempatan luas bagi Unnes untuk berperan dalam masyarakat internasional seiring dengan perhatian dunia terhadap lingkungan 4. Ancaman a. Sikap masyarakat yang masih menyukai jalan pintas untuk memperoleh hasil belajar b. Hadirnya perguruan tinggi asing di Indonesia c. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia Tabel 1.2 Analisis SWOT Komponen A Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan dan semua civitas akademika Visi, misi, tujuan, dan sasaran pencapaian telah dipahami oleh pemangku kepentingan internal dan eksternal (dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, dan pengguna lulusan) Misi disusun untuk mewujudkan visi universitas Tidak banyak perguruan tinggi yang mempunyai visi konservasi. Unnes sebagai pendidikan tinggi berstatus satker BLU Memiliki kemampuan sumberdaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
Komitmen dan konsistensi sebagian sivitas akademika belum optimal dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja sebagian sivitas akademika untuk melaksanakan misi belum optimal. Visi konservasi belum dipahami secara luas oleh stakeholder eksternal. Letak geografis dan aksesibilitas fisik Unnes masih terbatas
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
11
Peluang (O)
Ancaman (T)
Pengembangan Ipteks terbuka luas bagi perguruan tinggi Visi konservasi sejalan dengan pengarusutamaan pendidikan karakter Terbukanya kesempatan luas bagi Unnes untuk berperan dalam masyarakat internasional seiring dengan perhatian dunia terhadap lingkungan
Sikap masyarakat yang masih menyukai jalan pintas untuk memperoleh hasil belajar Hadirnya perguruan tinggi asing di Indonesia Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
12
KOMPONEN B:TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN PENJAMINAN MUTU B.1. Personil beserta Fungsi dan Tugas Pokoknya Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi di satu sisi dan badan layanan umum di sisi lain, Unnes memiliki dukungan sumberdaya manusia yang relatif baik. Secara umum personil dan sumber daya manusia yang dimiliki Unnes terbagi dalam dua kelompok besar yaitu dosen dan tenaga kependidikan, dengan tugas dan fungsi masing-masing. Total jumlah dosen tetap di Unnes adalah sebanyak 1003 orang yang terdistribusi ke dalam delapan fakultas dan 69 program studi jenjang diploma, sarjana, dan program profesi. Di antara para dosen ini, sebagiannya juga mendapatkan tugas mengajar tambahan pada Program Pascasarjana Unnes, dengan program studi sebanyak 17 buah. Sejumlah dosen juga mendapatkan tugas tambahan struktural, yang sesuai dengan Statuta Unnes (Permendiknas No. 8 tahun 2011)2, mencakupi tugas tambahan sebagai Rektor dan Pembantu Rektor, Ketua Lembaga, Ketua Badan, serta Dekan dan Pembantu Dekan. Saat ini Unnes memiliki tenaga kependidikan sebanyak 767 orang. Secara umum tenaga kependidikan ini memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang administrasi program-program tri dharma Unnes baik bidang akademik, kemahasiswaan, keuangan, kepegawaian, dan aset. Tenaga akademik laboran memiliki tugas dan fungsi pokok membantu dalam pembelajaran yang memerlukan praktikum laboratorium dan penelitian. Setiap personil memiliki tanggung jawab, tugas, dan fungsi yang jelas. Tanggung jawab, tugas, dan fungsi tersebut diatur dalam Statuta Unnes, OTK yaitu Organisasi dan Tata Kerja Unnes (Permendiknas No. 59 Tahun 2009), dan rincian tugas (Peraturan Rektor No 29 Tahun 2011)3. Perlu diketahui bahwa terbitnya OTK Unnes tahun 2009, didasarkan pada konteks transisi Unnes menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Namun demikian, karena perubahan Statuta Unnes dilaksanakan setelah terbitnya Pemendiknas No. 59 tahun 2009, sampai saat ini masih terdapat perbedaan sejumlah perbedaan antara Statuta dan OTK. Merespon hal ini, Unnes tengah melaksanakan perbaikan OTK yang ada dan diharapkan perangkat legal OTK baru dapat diterbitkan sebelum akhir tahun 2012.
2 3
Lampiran B.1 (a) : Statuta Unnes Lampiran B.1 (b) : Dokumen Sistem Tata Pamong (OTK)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
13
Perubahan OTK juga dirasa diperlukan karena sebagai respons terhadap lahirnya unit-unit baru di Unnes. Selaras dengan visi Unnes sebagau Universitas Konservasi, tahun 2011 lahir Badan Pengembangan Konservasi. Ini juga diiringi dengan peningkatan status UPT Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi Badan Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi. Selain dua unit ini tahun 2011 juga ditandai dengan kelahiran Program Pendidikan Profesi Guru (P3G) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan profesi guru. Dapat diprediksikan, meskipun untuk kepentingan saat dirasa sudah mencukupi, struktur kepemimpinan berikut dukungan personil dan rincian tugas tiap-tiap elemen Unnes, perlu untuk ditinjau kembali. Hal ini terkait dengan terbitnya Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Kelahiran produk hukum ini dapat dipastikan secara mendasar akan mempengaruhi tata kelola Unnes di masa mendatang. Untuk itu, upaya penyelarasan dan peninjauan terhadap aturan-aturan internal Unnes mutlak diperlukan. Untuk itu pula, guna menghindari inefisiensi, upaya revisi OTK Unnes 2009 yang saat ini dilakansakan juga telah mengakomodasi amanat UU No. 12 Tahun 2012.
B.2. Sistem Kepemimpinan dan Pengalihan (Deputizing) serta Akuntabilitas Pelaksanaan Tugas Kepemimpinan di Unnes dapat digambarkan dalam sebuah proses sistemik yang melibatkan input-process-output-outcome. Dalam perspektif sistem ini, maka seluruh sumberdaya yang dimiliki Unnes baik
hardware, software, maupun
brainware(input) didayagunakan sedemikian rupa sehingga hasilnya (output) dapat memberikan dampak yang baik bagi pencapaian visi dan misi institusi. Pada praktiknya sistem kepemimpinan ini dapat dibedakan ke dalam tiga ragam yaitu kepemimpinan operasional, organisasional, dan publik. Efektivitas kepemimpinan operasional, yang berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional institusi perguruan tinggi, ditandai pertama dengan perumusan visi misi Unnes 2020 pada tahun 2010. Visi tersebut kemudian mendapatkan legalitas pada tahun 2011dengan terbitnya Permendiknas No. 8 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes. Pasal 2 peraturan tersebut menyatakan bahwa visi Unnes adalah ”menjadi universitas konservasi bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020”. Visi ini merupakan kelanjutan dari visi “Unnes yang sehat, unggul, dan sejahtera” yang dirumuskan pada tahun 2007. Selain menunjukkan efektivitas kepemimpinan, perubahan visi Unnes di atas menunjukkan karakter kepemimpinan operasional Unnes yang responsif terhadap Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
14
dinamika dan perubahan.Konteks kelahiran visi tersebut di satu sisi adalah dinamika internal Unnes berupa deklarasi Unnes sebagai Universitas Konservasi pada tahun 2010. Selain itu, kelahiran visi Unnes 2020 juga dilatari oleh dorongan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi agar mampu bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi di negara-negara maju. Efektivitas kepemimpinan operasional Unnes kemudian ditunjukkan dengan langkah-langkah lanjutan pasca perumusan Visi Unnes 2020. Hal ini dilakukan dengan langkah-langkah visi baru tersebut bersamaan dengan sosialisasi Statuta Unnes 2012 melalui berbagai forum baik pada tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan. Kepemimpinan organisasional Unnes, yakni aspek kepemimpinan yang terkait dengan pemahahan tata kerja antar unit internal dan relasi engan institusi luar juga menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi. Keberadaan Permendiknas No. 59 tahun 2009 merupakan fondasi legal formal yang sangat penting dalam hal ini, di dalamnya diatur secara rinci tanggung jawab unsur-unsur pendukung dan pelaksana tata kelola Unnes, khususnya untuk unit-unit pada tingkat universitas dan fakultas. Untuk menjamin efektivitas kepemimpinan organisasional koordinasi dan komunikasi antar unit terus dibangun. Hal ini ditempuh dengan penyelenggaraan rapat pimpinan rutin, baik pada tingkat universitas maupun fakultas, rapat pleno pimpinan dan staf, serta rapat kerja yang diperuntukkan bagi perencanaan program di awal tahun dan rapat kerja yang diperuntukkan bagi evaluasi kinerja di akhir tahun. Di samping praktik yang bersifat konvensional tersebut di atas, Unnes juga telah mengembangkan sejumlah sistem online yang mendukung efektivitas dan akuntabilitas kepemimpinan organiasionalnya, baik di bidang akademik maupun nonakademik. Sistem-sistem ini memungkinkan setiap unit melakukan tugas dan fungsinya dengan baik. Sistem-sistem ini dibangun dengan berdasarkan pendekatan sentralisasi sistem dan desentralisasi kewenengan. Artinya sistem dibuat tunggal, namun kewenangan didistribusikan secara berjenjang sesuai dengan level kepemimpinan. Semakin tinggi level kepemimpinan semakin luas otoritas yang dimilikinya dalam sistem tersebut. Sistem ini dengan sendirinya merupakan alat kontrol dan pendukung akuntabilitas kepemimpinan, karena membutuhkan peran setiap elemen sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Guna mendukung efektivitas praktik kepemimpinan organisasional, sejumlah dokumen pendukung praktik manajemen juga diterbitkan. Sepanjang tahun 2011 lalu, bidang akademik menerbitkan misalnya dokumen Pedoman Manajemen Akademik, yang secara rinci dan komprehensif mendeskripsikan tugas setiap level otoritas yang di bidang akademik. Bidang akademik juga menerbitkan Pedoman Double Degree internal yang secara khusus dikembangkan untuk mengantisipasi rendahnya Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
15
keterserapan alumni sejumlah program studi murni tertentu. Dokumen lain yang diterbitkan adalah Pedoman Kelas Bilingual. Memang pedoman ini telah memberikan dasar-dasar yang jelas bagi pelaksanaan program-program akademik. Namun demikian, implementasinya di lapangan masih harus terus ditingkatkan. Pada aspek kepemimpinan publik, sejumlah informasi dan evaluasi dapat disampaikan sebagai berikut. Unnes saat ini mendapatkan keberterimaan publik (public acceptance and recognition) yang baik. Ini ditandai dengan kian meningkatnya animo masyarakat yang terus meningkat dari tahun ke tahun, diiringi dengan meragamnya mahasiswa dari segi asal daerah. Efektivitas kepemimpinan publik Unnes juga ditunjukkan oleh peningkatan kerja sama Unnes baik dengan mitra dari dalam maupun luar negeri. Sejumlah kerjasama dalam negeri bahkan telah membawa hasil kongkret. Di antaranya kerjasama dengan PT. Pertamina telah membantu Unnes dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat berupa pendirian rumah pintar dan pusat pendidikan anak usia dini di Tambak Lorok, Semarang Timur. Kerjasama dengan bank BNI 46 juga memberikan hasil nyata berupa pendirian pusat pendidikan anak usia dini Sekar Nagari di kompleks kampus Sekaran. Efektivitas kepemimpinan publik juga tampak dari pelaksanaan kerjasama dengan universitas di Amerika Serikat yang tergabung dalam US-Indonesia Teacher Education Consortium (Usintec).Melalui skema ini Unnes melaksanakan program dual master degree dengan Ohio University dan Indiana University. Menjelang akhir 2012, kembali Unnes menjalin kerjasama dengan National Institute of Education (NIE) Singapura. Melalui skema ini, 50 orang mahasiswa jenjang magister Program Pascasarjana Unnes bidang kepengawasan, nantinya akan melaksanakan praktik supervisi. Efektivitas kepemimpinan didukung oleh kejelasan garis perintah dan koordinasi antar elemen kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Statuta dan Organisasi dan Tata Kerja Unnes. Dokumen ini memastikan bahwa praktik kepemimpinan memiliki alur yang jelas dari hulu ke hilir. Dengan alur yang jelas ini, maka beban kepemimpinan dan tata kelola didistribusikan secara merata menurut tingkat otoritas elemen kepemimpinan sesuai dengan aturan yang ada. Karena itu pula, jika karena satu dan lain hal elemen pada satu level kepemimpinan tertentu tidak dapat melaksanakan tugas tertentu, beban kerja dapat dialihkan kepada level yang setara atau di bawahnya. Alur kepemimpinan dari hulu ke hilir ini sekaligus juga merupakan alur pertanggung jawaban. Hanya saja alur pertanggung jawaban ini bergerak dari hilir ke hulu, dari level kepemimpinan paling bawah ke level puncak. Secara umum proses Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
16
pengalihan (deputizing) dalam praktik kepemimpinan Unnes berjalan dengan efektif, dan telah menerminkan pola sistemik: input-proses-output. Input dalam hal ini bisa berupa kebijakan atau informasi yang kemudian diproses melalui eksekusi oleh emelen-elemen yang relevan baik secara langsung atau melalui mekanisme delegasi. Hasil eksekusi ini (output) kemudian dilaporkan kembali kepada pemberi wewenang. Meskipun proses pengalihan tanggung jawab (deputizing) telah berjalan secara efektif dan didukung dokumen legal formal yang baik, namun kualitas output kepemimpinan masih harus ditingkatkan. Artinya, kualitas kegiatan baik proses maupun hasilnya masih harus ditingkatkan. Selama ini, meskipun berbagai program dan kegiatan dapat terlaksana secara lancar, dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi lembaga belum terukur jelas. Misalnya, meskipun menurut mekanisme yang ada setiap personil yang mendapatkan pengalihan tugas diharuskan memberikan laporan kepada pemberi tugas, kenyataannya hal tersebut belum terlaksana dengan baik. Laporan yang disampaikan umumnya bersifat lisan, dan karenanya tidak terdokumentasikan dan tidak dapat diukur. Diharapkan di masa mendatang kualitas output kepemimpinan, khususnya program-program dan kegiatan yang dilaksanakan dengan mekanisme deputizing dapat didokumentasikan dengan baik untuk kemudian diukur dampak dan kontribusinya terhadap performa pencapaian visi dan misi Unnes secara keseluruhan.Perbaikan ini di masa mendatang misalnya dapat dilakukan dengan mengoptimalisasikan sistem informasi manajemen online yang saat ini sudah tersedia. B.3. Partisipasi Civitas Academica dalam Pengembangan Kebijakan, serta Pengelolaan dan Koordinasi Pelaksanaan Program Salah satu ciri kepemimpinan yang sehat adalah tingkat partisipasi warga institusi yang tinggi. Berkenaan dengan hal ini, dapat dinyatakan bahwa tingkat partisipasi civitas academica Unnes dalam proses kepemimpinan cukup baik. Sejumlah upaya memang dilaksanakan untuk menumbuhkan partisipasi tersebut. Upaya konvensional yang dilakukan jajaran pimpinan dalam menumbuhkan partisipasi tersebut antara lain adalah dengan menggelar Safari Rektorat yang dilaksanakan secara ruting ke setiap fakultas dan program pasca sarjana secara bergantian. Melalui kegiatan ini aspirasi riil civitas academica digali, ditampung, dan direspons secara proporsional berdasarkan skala prioritas. Pada tingkat fakultas dan jurusan, upaya serupa juga dilaksanakan. Setiap fakultas misalnya memiliki hari khusus yang dipilih, dan didesain menjadi waktu bersama warga fakultas untuk bertemu dan berdiskusi serta menyampaikan aspirasi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
17
mereka. Forum ini dinilai efektif dalam menumbuhkan partisipasi warga dalam pengembangan implementasi kebijakan pada tingkat fakultas. Di luar upaya konvensional tersebut, tumbuhnya partisipasi warga juga didukung oleh media penyalur aspirasi online. Unnes saat ini memiliki setidaknya dua wadah online resmi yang menampung aspirasi, keluhan, dan usul warga, yaitu Urung Rembug dan Suara Warga Unnes. Kedua menu ini terintegrasi dalam sistem informasi manajemen akademik terpadu (Sikadu, akademik.unnes.ac.id). Melalui sistem ini dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dapat secara bebas dan cepat meyampaikan aspirasi mereka, dan dengan demikian menunjukkan partisipasi mereka dalam pengembangan kebijakan, pengelolaan, dan koordinasi pelaksanaan program. Sistem online ini juga memicu respons yang cepat dari para pengambil kebijakan, karena sistem tersebut memungkinkan para pengguna memberikan sanksi sosial terhadap pengambil kebijakan yang tidak responsif. Munculnya forum-forum yang didesain untuk memberikan ruang partisipasi memang telah memberikan dampak positif bagi Unnes. Rasa memiliki dan keinginan untuk terlibat tampak meningkat di kalangan warga Unnes. Namun, ketersediaan forum ini belum sepenuhnya didukung oleh daya respons yang andal dan reliabel pada seluruh elemen kepemimpinan dan tata kelola Unnes. Hal ini tidak terlepas dari perbedaan daya dukung dalam hal kapasitas sumber daya pada setiap elemen tata kelola Unnes. B.4.
Perencanaan Program Jangka Panjang (Renstra) dan Monitoring Pelaksanaannya sesuai dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan Program Pengembangan Unnes saat ini didasarkan pada Rencana Strategis 2009-2014.
Menyusul terbitnya Statuta Unnes 2012, yang antara lain mengatur Visi Unnes 2020,pada tahun 2012 dilakukan peninjauan terhadap dokumen rencana strategis tersebutdan sesuai dengan status Unnes sebagai Badan Layanan Umum (BLU), rencana strategis tersebut kini bernama Rencana Bisnis Unnes 2009-20144. Sebelum kelahiran dokumen rencana strategis tersebut, pada tahun 2010, telah dilaksanakan pula penyusunan Rencana Induk Pengembangan Unnes 2010-2034, dokumen ini berisi program-program pengembangan Unnes untuk jangka panjang. Di samping itu, rencana pengembangan Unnes jangka panjang juga tertuang dalam dokumen Master Plan Unnes. Penyusunan rencana pengembangan Unnes dilaksanakan secara partisipatoris dengan mempertimbangkan dinamika internal kelembagaan, kapasitas dan kapabilitas
4
Lampiran B.4 : Rencana Bisnis Unnes
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
18
lembaga, dinamika eksternal lembaga. Untuk menjamin keterlibatan warga, proses penyusunan dilaksanakan dengan melibatkan perwakilan warga Unnes yang dipilih dari semua unsur, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Sebelum disahkan, rencana pengembangan ini juga mendapatkan reviu dari perwakilan civitas academica Unnes. Program-program
pengembangan
Unnes
selama
ini
dihadapkan pada
kenyataan bahwa program-program tersebut tidak didukung oleh proses perencanaan dan penganggaran yang memadai pada unit-unit kerja. Dengan kata lain, kegiatan yang direncanakan oleh unit-unit kerja tidak didasarkan pada program-program pengembangan yang telah dirumuskan dalam rencana strategis.Ini mengakibatkan capaian kinerja yang tidak maksimal baik pada tingkat unit kerja maupun universitas. Ketidakselarasan antara kegiatan pengembangan dan program pengembangan ini tentu membuat capaian dan kinerja institusional tidak terukur. Untuk mengatasi persoalan tersebut, sejak tahun 2012 Unnes memberlakukan sistem pakta kinerja antara pimpinan unit dengan pimpinan pada tingkat universitas. Dalam mekanisme ini, dekan selaku pimpinan fakultas terikat dengan pimpinan pada tingkat
universitas
bahwa
kegiatan
dilaksanakan benar-benar mengacu,
pengembangan selaras,
yang
direncanakan
dan
dan didasarkan pada program
pengembangan pada tingkat universitas secara keseluruhan. Asumsinya, dengan cara ini, dapat dipastikan bahwa akumulasi kinerja unit dapat mempengaruhi secara signifikan terhadapkinerja dan performa institusional. Mendukung pemberlakuan pakta kinerja, Unnes melaksanakan monitoring pelaksAnaan program dan kegiatan pada tingkat unit. Monitoring dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Kerja Universitas yang melibatkan seluruh pimpinan unit, yang dilaksanakan setiap bulan, bergiliran dari satu unit ke unit lain. Dalam forum tersebut, pimpinan unit menyampaikan progress report program dan kegiatan pada tahun berjalan. Melalui forum ini diperoleh informasi mengenai hambatan pelaksanaan kegiatan yang muncul di satu sisi dan arahan kebijakan penyelesaian masalah dari pimpinan di sisi lain. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan keselarasan program dan kegiatan unit dengan visi dan misi lembaga serta menjamin kualitas pelaksanaan dan hasil kegiatan. Selain itu forum ini juga menjadi ajang untuk belajar dan berbagi praktik baik bagi sesama unit kerja di lingkungan Unnes. Meskipun forum progress report yang berfungsi antara lain untuk memonitor pelaksanaan rencana dan kegiatan pengembangan telah dilakukan, hal ini belum menjamin kontinuitas dan mutu pelaksanaan dan hasil kegiatan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, pergantian kepemimpinan unit merupakan salah satunya. Transisi kepemimpinan dari satu periode ke periode berikutnya kadangkala Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
19
tidak diiringi dengan keberlanjutan praktik manajemen yang baik. Ini tentu berakibat pada kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegitaian pada unit-unit tertentu. Para pimpinan baru membutuhkan waktu orientasi yang memadai untuk dapat menguasai praktik manajemen yang baik. Sayangnya seringkali waktu yang tersedia tidak cukup, karena transisi kepemimpinan dilaksanakan dengan waktu yang berhimpitan dengan waktu perencanaan kegiatan dan anggaran. Akibatnya tidak terdapat jaminan kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Merespons kenyataan tersebut, mulai tahun 2012 ini, dengan tetap melanjutkan tradisi forum progress report, Unnes menyelenggaraan Rapat Pimpinan Khusus yang dihadiri pimpinan pada tingkat universitas dan pimpinan fakultas. Rapat ini secara khusus membahas praktik dan dokumen perencanaan anggaran dan kegiatan unit untuk tahun mendatang. Dengan cara ini, perencanaan dapat dipastikan kepatuhannya dengan tata aturan perencanaan penganggaran dan kegiatan di satu sisi dan keselarasannya dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Unnes. Dalam forum ini pimpinan unit mendapatkan masukan dari sesama unsur pimpinan. Melalui forum ini, rencana anggaran dan kegiatan tang dinilai tidak selaras dengan tata aturan yang ada dan visi serta misi Unnes mendapatkan perbaikan dan masukan. Dengan cara ini pula program seluruh unit di Unnes dipastikan selaras dengan prioritas pengembangan pada tahun yang akan datang. B.5. Efisiensi dan Efektivitas Kepemimpinan Efisiensi dan efektifitas kepemimpinan Unnes ditunjukkan dengan sejumlah indikator. Secara umum, selama kurun waktu 2008 – 2012 ini, kepemimpinan Unnes berjalan secara efisien dan efektif. Upaya efisiensi kepemimpinan ditunjukkan antara lain dengan perampingan struktur tata kelola Unnes, yang kemudian tertuang dalan Organisasi dan Tata Kerja Unnes (Permendiknas No. 59 Tahun 2009). Sejumlah langkah efisiensi yang diambil seiring terbitnya dokumen kebijakan tersebut dapat dinyatakan antara lain sebagai berikut. Pertama,
penggabungan
Lembaga
Penelitian
(Lemlit)
dan
Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).Penggabungan ini diikuti dengan perampingan dan integrasi struktur yang pada tiap-tiap lembaga.Dengan cara inikoordinasi dan kebijakan penganggaran, baik yang terkait langsung dengan kegiatan penelitian dan pengabdian maupun pengganggaran yang terkait manajemen, di sektor penelitian dan pengabdian kepada masyarakat menjadi lebih hemat dan efisien.Melalui integrasi ini pula hanya diperlukan satu anggaran pendukung manajemen kegiatan penelitian dan pengabdian.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
20
Kedua, penguatan kelembagaan Badan Audit Internal (BAI).Untuk menjamin efisiensi penggunaan anggaran program dan kegiatan diperlukan pengawasan yang baik.Seiring terbitnya OTK Unnes 2009, kelembagaan BAI diperkuat.Hal ini memungkinkan BAI untuk melalukan audit penggunaan anggaran di seluruh unit kerja Unnes. Audit ini memungkinkan Unnes dapat menemukenali masalah-masalah dan potensi inefisiensi anggaran dan merekomendasikan upaya-upaya perbaikan yang dapat dilakukan. Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas kepemimpinan, sejumlah langkah terobosan dilaksanakan, yakni dengan mengembangkan sejumlah sistem manajemen informasi online.Berbekal pengalaman baik (best practice) dalam mengembangkan sistem informasi manajemen akademik, Unnes kemudian mengembangkan sistem informasi manajemen pada bidang-bidang lain, yaitu di bidang kepegawaian, keuangan, asset, kemahasiswaan, dan kerjasama. Melalui sistem-sistem informasi online ini, kegiatan dan program pengembangan Unnes dapat dipantau dengan baik, proses dan hasilnya. Kehadiran sistem-sistem informasi online secara signifikan telah mendukung efisiensi dan efektivitas kepemimpinan Unnes.Sejumlah indikator dapat disajikan di sini. Pertama, mutu layanan akademik semakin meningkat. Sistem online telah memungkinkan Unnes untuk memantau jumlah mahasiswa aktif secara real time, jumlah tatap muka perkuliahan yang telah dilaksanakan, statistik nilai mahasiswa, mahasiswa yang potensial menghadapi masalah akademik, dan lain sebagainya. Data ini membantu pimpinan Unnes dalam mengambil kebijakan di sektor akademik secara reponsif.Misalnya, dengan melihat statistik data mahasiswa yang menempuh studi lebih dari delapan semester, pimpinan dapat mengarahkan manajemen akademik pada tingat program studi melakukan upaya perbaikan guna membantu kelompok mahasiswa ini.Dengan melihat statistik dosen yang telah melakukan input nilai, pimpinan dapat melakukan upaya percepatan atau teguran kepada dosen yang bersangkutan, guna menghindari kerugian pada pihak mahasiswa. Kedua, penggunaan anggaran program dan kegiatan dapat secara mudah dipantau dan dimonitor, dan dikomparasikan antar unit. Dengan cara ini pimpinan dan manajemen Unnes dapat memberikan arahan dengan data yang jelas.Cara ini menutup kemungkinan perencanaan dan penggunaan anggaran secara tidak akuntabel dan tidak berkualitas. Misalnya, sistem online dalam bulan tertentu tahun anggaran berjalan menunjukkan bahwa sebuah unit mencapai persentase daya serap anggaran yang rendah.Data ini menjadi dasar pimpinan untuk meneliti lebih dalam kendala yang mungkin dihadapi unit tersebut sekaligus memberikan arahan kepada unit tersebut langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daya serap. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
21
Ketiga, mutu layanan kemahasiswaan meningkat. Sistem informasi online memungkinkan Unnes mengolah beragam informasi di bidang kemahasiswaan secara lebih mudah.Informasi yang perlu diakses mahasiswa secara cepat dapat dengan mudah terdistribusi.Sistem ini misalnya telah memudahkan mahasiswa untuk melakukan aplikasi beasiswa dan partisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang difasilitasi Ditjen Dikti. Kehadiran sistem ini juga telah membantu Unnes dalam mendongkrak partisipasi mahasiswa dalam PKM, ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah proposal PKM yang diajukan dan disetujui pendanaannya oleh Ditjen Dikti dari tahun ke tahun. Keempat, peningkatan kerjasama dan kontribusi Unnes.Selama kurun waktu 2008-2012 ini Unnes meningkatkan kontribusinya bagi program pengembangan pendidikan pada tingkat nasional dengan dukungan pengalamannya mengembangan sistem informasi manajemen online. Unnes misalnya dipercaya untuk membantu mengembangkan sistem informasi manajemen sertifikasi guru (http://ksg.dikti.go.id) dan sistem informasi manajemen sertifikasi dosen (http://serdos.dikti.go.id). Sukses Unnes juga mendorong kerjasama dengan pemerintah daerah, misalnya kabupaten Pacitan. Untuk kabupaten Pacitan, Unnes membantu mengembangkan sistem presensi online, sistem informasi manajemen RPJMD dan SMS-gateway. Mencermati sejumlah tren tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa secara umum kepemimpinan Unnes selama ini berjalan secara efektif dan efisien. Meskipun demikian, sejumlah langkah perbaikan tetap diperlukan guna meningkatkan kondisi yang ada saat saat ini. Utamanya langkah perbaikan yang diperlukan adalah terkait dengan ketersediaan tenaga kependidikan fungsional pendukung kepemimpinan pada sejumlah bidang spesifik, seperti auditor internal, arsiparis, laboran, dan pustakawan. B.6. Evaluasi Program dan Pelacakan Lulusan5 Untuk menjamin kualitas program dan relevansinya bagi masyarakat Unnes mengembangkan sejumlah praktik evaluasi dan pelacakan lulusan. Dengan cara ini kelemahan dan kekurangan program, kegiatan, mutu akademik dapat ditingkatkan. Evaluasi program dilaksanakan secara reguler setiap bulan dalam forum Rapat Kerja Universitas.Selain itu, evaluasi program juga dilaksanakan dalam forum Rapat Kerja Pimpinan Universitas. Pada tingkat fakultas forum serupa juga dilaksanakan dalam bentuk Rapat Kerja Fakultas. Selain mekanisme tersebut, evaluasi program secara umum dilaksanakan menjelang akhir tahun anggaran.
5
Lampiran B.6 : Laporan Hasil Tracer Study
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
22
Guna menjaga dan meningkatkan mutu akademik dan relevansi programprogram akademik, Unnes melaksanakan upaya pelacakan alumni.Pelacakan ditujukan utamanya untuk; (1) mengetahui keterserapan alumni di pasar kerja; (2) ratarata masa tunggu alumni; (3) relevansi kualifikasi akademik alumni dengan pekerjaan; (4) relevansi pengalaman belajar di Unnes terhadap pekerjaan yang dijalani; dan, (5) sebaran alumni berdasar bidang pekerjaan.Data-data ini digunakan Unnes dalam meninjau, mengevaluasi, dan mengembangkan kurikulum dan kemitraan dengan dunia kerja. Untuk mendukung upaya pelacakan alumni, Unnes kini telah mengembangkan sistem tracer-study online melalui laman http://karir.unnes.ac.id.Sistem ini yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2012.Melalui sistem ini, para alumni dapat memberikan respons tanpa terbatas jarak dan waktu.Dari pantauan sejak diluncurkan, tampak bahwa sistem online baru ini mendapatkan sambutan yang baik dari para alumni.Selain itu, sistem ini juga memungkinkan pelacakan dapat dilaksanakan secara terpadu pada tingkat universitas.Meskipun demikian kehadiran sistem ini tidak mematikan praktik pelacakan alumni yang dilaksanakan oleh program studi/fakultas.
B.7. Perencanaan dan Pengembangan Program, dengan Memanfaatkan Hasil Evaluasi Internal dan Eksternal Dalam merencanakan dan mengembangan program, Unnes merujuk pada hasil evaluasi baik internal maupun eksternal. Hasil-hasil evalusi internal, sebagaimana disampaikan di bagian awal,sebagiannya diperoleh dari forum-forum rapat pimpinan dan rapat kerja universitas dan fakultas. Selain itu, hasil evaluasi diperoleh dari kegiatan audit yaitu untuk audit akademik dilaksanakan oleh BPM melalui kegiatan Audit Mutu Internal dan audit non akademik dilakukan oleh BAI melalui kegiatan audit rutin. Melalui AMI, dilakukan pengukuran kinerja sasaran mutu yang berbasis Renstra, mulai tingkat program studi, Fakultas, Badan,Lembaga, UPT sampai dengan sasaran mutu Institusi. Hasil pengukuran kinerja akan dianalisis dan dilaporkan secara terbuka dalam sistem informasi audit mutu (laman bpm.unnes.ac.id). Dan secara akuntabilitas akan dilakukan pembahasan akar penyebab masalah dan program perbaikan berkelanjutan melalui Rapat Tinjauan Manajemen yang dilaksanakan diakhir tahun, sekaligus sebagai acara refleksi akhir tahun6. Hasil RTM digunakan sebagai rekomendasi semua unit untuk merencanakan lebih matang perencanaan program tahun berikutnya, dimana hasil kinerja sasaran
6
Lampiran B.7 : Laporan monev hasil penjaminan mutu
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
23
mutu yang masih belum memenuhi target dijadikan sebagai prioritas program untuk mencapai target ditahun depan. 1. Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran mahasiswa. Evaluasi program dilakukan sebagai bagian dari siklus penjaminan mutu internal untuk melihat output yang dihasilkan dari pelaksanaan program akademik baik dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Evaluasi dilakukan setiap akhir semester gasal dan genap untuk setiap tahun akademiknya. Melalui evaluasi diukur kualitas output dari proses akademik, dibidang pendidikan dan pengajaran akan menghasilkan capaian kinerja dosen dalam pembelajaran, prestasi akademik mahasiswa, kinerja bimbingan akademik dari dosen wali, kinerja bimbingan skripsi dari dosen pembimbing. Dibidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat akan dievaluasi kuantitas dan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan setiap dosen. 2. Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi (misalnya kajian kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji eksternal). Pengelolaan Mutu di Unnes didasarkan pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Unnes berbasis SMM ISO 9001:2008. Pelaksanaaan Penjaminan Mutu di Universitas Negeri Semarang dibingkai dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT) yang berbasis pada Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007. Mekanisme kerja penjaminan mutu diatur dalam mapping proses bisnis yang terintegrasi mulai dari bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat serta Kemahasiswaan. Secara internal mekanisme kerja penjaminan mutu mulai dari institusi sampai dengan Jurusan/Program Studi dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Internal, dimana dalam pelaksanaannya semua unit harus memenuhi persyaratan SMM yang ditandai dengan keberadaan dokumen kebijakan mutu, standar mutu, sasaran dan rencana mutu, manual mutu, prosedur mutu, formulir mutu dan instruksi kerja 7 . Adapun untuk kerangka Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME), Unnes menjalankan penjaminan mutu berdasarkan standar akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) baik pada tingkat Institusi maupun Program Studi. Disamping itu dalam rangka memastikan penjaminan mutu berjalan sesuai dengan visi dan misi Unnes, maka dalam siklus penjaminan mutu menggunakan pola Plan DO Check Action (PDCA), siklus ini menjamin bahwa 7
Lampiran B.7 (b) : Dokumen tentang jaminan mutu
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
24
target kinerja mutu yang telah ditetapkan secara benar dan konsisten dilaksanakan oleh semua unit, dan dalam rangka semangat perbaikan berkelanjutan maka dilaksanakan monitoring dan audit mutu internal (AMI). Monitoring dilaksanakan secara kontinui pada awal dan pertengahan semester, sedang AMI bidang akademik dilaksanakan dua kali pada setiap akhir semester gasal dan semester genap, tapi khusus AMI kinerja sasaran mutu dilaksanakan satu kali diakhir tahun akademik. Adapun yang terakhir dalam rangka perbaikan hasil AMI, maka secara rutin Unnes melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen Untuk melaksanakan evaluasi hasil AMI dan merencanakan perbaikan berkelanjutan untuk tahun akademik berikutnya bersama pimpinan tingkat Institusi sampai dengan pimpinan Jurusan/Program Studi. Komitmen SMM ISO 9001:2008 baru dideklarasikan pada tanggal 30 Juli 2010 dan secara resmi implementasinya dilaksanakan sejak 1 Maret 2011 tepatnya diawal semester genap 2010/2011. Diawal implementasi penjaminan mutu banyak sekali kendala yang dihadapi, yaitu antara lain: (1) komitmen pimpinan mutu yang masih rendah khususnya pimpinan ditingkat Unit, (2) kesadaran akan mutu yang belum ada, (3) sistem akademik yang antar unit (Fakultas/Prodi) mempunyai standar dan mekanisme kerja yang berbeda, (4) belum mempunyai dokumen mutu yang lengkap. Cara yang dilakukan Unnes, adalah pada akhir tahun 2009 dibentuk Badan Penjaminan Mutu (BPM) sebagai penguatan lembaga penjaminan mutu yang sebelumnya bernama Pusat Penjaminan Mutu (PPM), dengan kelembagaan yang lebih baik diharapkan mampu mengawal pelaksanaan penjaminan mutu di Unnes, Kemudian pada aspek komitmen perlu dikuatkan dengandeklarasi bersama semua pimpinan mulai dari Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Ketua Badan, Ketua Biro, Sampai denga Ketua Jurusan sebagai bentuk komitmen bersama dalam penjaminan mutu. Pada aspek dokumen mutu, semua dokumen dibuat dan dikendalikan oleh BPM jadi semua unit menerapkan dokumen mutu dengan standar yang sama mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda. Dan pada akhirnya sejak implementasi SMM, maka secara resmi Unnes menerima sertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 pada tanggal 4 November 2011 dan berlaku sampai dengan 4 november 2014 SPMI dilaksanakan melalui siklus penjaminan mutu yang berkelanjutan dengan pola Plan (Penetapan Standar Mutu), Do ( Pelaksanaan Standar Mutu), Check (Pengendalian Standar Mutu) , dan Action ( Perbaikan Berkelanjutan)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
25
1. Penetapan Standar Mutu a. Penetapan Kebijakan Akademik Sebagai institusi pendidikan yang mendasarkan pada nilai-nilai akademik yang diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari, Universitas Negeri Semarang memiliki Kebijakan Akademik yang memuat Bidang Pendidikan, Bidang Penelitian dan Bidang Pengabdian Masyarakat. Masing-masing Bidang tersebut dibahas tentang Arah Kebijakan, Program, Sumber Daya, Evaluasi Program, dan Kelembagaan. b. Penetapan Kebijakan Mutu Universitas Negeri Semarang berkomitmen memberikan pelayanan yang berfokus pada pelanggan melalui peningkatan mutu penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi secara berkelanjutan untuk menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi. c. Penetapan Manual Mutu Manual Mutu merupakan bagian dari Sistem Manajemen Mutu yang berfungsi sebagai kerangka dasar dalam penyusunan dan penerapan Sistem Manajemen Mutu. Selain sebagai kerangka dasar. Manual Mutu juga berfungsi sebagai pedoman bagi Universitas
Negeri
Semarang dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu. Terkait dengan pihak-pihak di luar Universitas Negeri Semarang, Manual Mutu akan memberikan sajian yang informatif dalam melihat dan menilai kebijakan, komitmen serta Sistem Manajemen yang diterapkan oleh Universitas Negeri Semarang. d. Penetapan Prosedur Mutu Prosedur Mutu (PM) atau Standard Operational Procedures disusun sebagai panduan dalam melaksanakan standar dan sasaran mutu. Beberapa Prosedur Mutu telah disusun Badan Penjaminan Mutu yang dapat diunduh di laman bpm.unnes.ac.id. Adapun jenis PM yang telah disusun sebagai berikut: 1)
Prosedur Mutu BPM
2)
Prosedur Mutu Akademik
3)
Prosedur Mutu Sarana Prasarana
4)
Prosedur Mutu Kepegawaian
5)
Prosedur Mutu Penelitian
6)
Prosedur Mutu Pengabdian pada Masyarakat
7)
Prosedur Mutu Perpustakaan
8)
Prosedur Mutu Laboratorium
9)
Prosedur Mutu Perencanaan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
26
2. Pelaksanaan Standar Mutu (Do) a. Pelaksanaan Penjaminan mutu internal di tingkat universitas, fakultas, jurusan/ program
studi dan unit-unit pelaksana lainnya dilakukan untuk menjamin: (1)
Kepatuhan terhadap kebijakan mutu akademik, standar, dan sasaran mutu; (2) Kepastian bahwa lulusan memiliki kompetensi sesuai dengan yang ditetapkan disetiap progam studi; (3) Kepastian bahwa setiap mahasiswa memiliki pengalaman belajar sesuai dengan spesifikasi program studi; (4) Relevansi progam pendidikan dan penelitian dengan tuntutan masyarakat dan stakeholders lainnya. b. Penjaminan Mutu Internal merupakan bagian dari tanggung jawab pimpinan universitas, pimpinan fakultas, pimpinan jurusan/bagian, pengelola program studi serta dosen. Sistem penjaminan mutu di Universitas Negeri Semarang dirancang dan dilaksanakan untuk dapat menjamin mutu gelar akademik yang diberikan. Hal ini berarti bahwa sistem penjaminan mutu harus dapat menjamin bahwa lulusan akan memiliki kompetensi yang ditetapkan dalam spesifikasi progam studi. 3. Pengendalian Standar Mutu (Check) a. Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin) 1) Monev dilaksanakan secara kontinu oleh Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Fakultas dan Tim Penjaminan Mutu (TPM) Jurusan 2) Ruang lingkup monev terdiri monev pelaksanaan perkuliahan, monev ujian skripsi, monev pelaksanaan ujian dan yudisium pelaksanaan bimbingan Akademik, monev bimbingan skripsi, monev pelaksanaan prosedur mutu. b. Audit Mutu Internal 1) AMI dilaksanakan secara berkala meliputi (1) Audit Kinerja Akademik dan (2) Audit Kinerja Unit 2) Audit Kinerja Akademik meliputi Audit Kinerja Dosen dalam Pembelajaran, Pengukuran Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Akademik, Audit Kinerja Pencapaian Sasaran Mutu Akademik 3) Audit Kinerja Unit meliputi Audit kinerja Sasaran mutu layanan unit pelaksana akademik unit pendukung c. Audit Kinerja Akademik 1) Audit Kinerja dosen dalam pembelajaran: audit ini dilaksanakan setiap semester berdasar penilaian persepsional mahasiswa terhadap kinerja dosen secara on line (sifat wajib)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
27
2) Audit Kinerja sasaran mutu akademik dan pengukuran kepuasan mahasiswa dilaksanakan setahun sekali pada akhir semester genap (bulan November) 3) Audit Kinerja Unit dilaksanakan dalam rangka mengukur dan mengaudit ketercapaian sasaran mutu layanan masing-masing unit pelaksana akademik (Bagian akademik Fakultas dan Prodi) dan sasaran mutu layanan unit pendukung (bagian perlengkapan, bagian kepegawaain). 4) Audit kinerja unit dilaksanakan setahun sekali diakhir tahun (november) 4. Perbaikan Berkelanjutan (Action) 1) Prinsip
continuos
improvement
menjadi
dasar
dalam
peningkatan
pelaksanaan penjaminan mutu Unnes 2) Pelaksanaan peningkatan mutu bisa dilakukan dengan menyusun standar baru, penyempurnaan sasaran mutu setiap tahun an perbaikan rencana mutu 3) Pelaksanaan peningkatan mutu didasarkan hasil evaluasi monev dan audit mutu internal 4) Hasil evaluasi monev dan audit mutu internal dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) B.8. Hubungan dengan Penjaminan Mutu pada Tingkat Lembaga. Penjaminan Mutu ditingkat Institusi di Unnes dikoordinir oleh Badan Penjaminan mutu (BPM). Struktur Organisasi Penjaminan Mutu pada tingkat institusi di Universitas Negeri Semarang dibawah kelembagaan Badan Penjaminan Mutu (BPM) yang bertanggungjawab langsung kepada Rektor, sedangkan pada tingkat Fakultas dan Lembaga terdapat Gugus Penjaminan Mutu (GPM) yang bertanggungjawab langsung kepada Dekan/Direktur Pascasarjana/Ketua Lembaga dan pada tingkat Jurusan terdapat Tim Penjaminan Mutu (TPM) Jurusan dibawah koordinasi Ketua Jurusan. Hirarki hubungan BPM, GPM dan TPM secara organisasi bersifat koordinasi. Hubungan tersebut sebagaimana tergambar berikut ini:
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
28
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Penjaminan Mutu
Tabel 2.1 Unit Penjaminan Mutu menurut Keaktifannya Periode 2011-2012 KODE PT
Unit Kerja
Nama Unit Penjaminan Mutu
No SK Pembentukan
Aktif (Ya/Tidak)
001002
Institusi
Badan Penjaminan Mutu
SK Rektor No 29 Tahun 2009
Ya
001002
Lembaga/Fa kultas
Gugus Penjaminan Mutu LP2M
SK Ketua No. 218/H37.3.1/TU/2011
Ya
001002
Lembaga/Fa kultas
Gugus Penjaminan Mutu FIP
SK Dekan No. 67A/UN37.1.1/PP/2012
Ya
001002 001002 001002 001002 001002 001002 001002 001002 001002
Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Lembaga/Fa kultas Jurusan
Gugus Penjaminan Mutu FBS Gugus Penjaminan Mutu FIS Gugus Penjaminan Mutu FMIPA Gugus Penjaminan Mutu FT Gugus Penjaminan Mutu FIK Gugus Penjaminan Mutu FE Gugus Penjaminan Mutu FH Gugus Penjaminan Mutu Pascasarjana Tim Penjaminan Mutu Jurusan
SK Dekan No. 270/FBS/2012 SK Dekan No. 24/FIS/2012 ST Dekan No. 561/UN37.1.4/PP/2011 SK Dekan No. 09/P/2012 SK Dekan No. 22/FIK/2012 SK Dekan No. 01/0/2012 SK Dekan No. 22/P/2011 SK Direktur No. 22/FIK/2012 SK Jurusan masingmasing
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
29
B.9. Dampak Proses Penjaminan Mutu terhadap Pengalaman dan Mutu Hasil Belajar Mahasiswa Siklus penjaminan mutu seperti yang dijelaskan diatas meliputi Plan, Do, Check, Action. Dalam proses pembelajaran, sistem penjaminan mutu internal diarahkan untuk menjamin kualitas bahwa input, proses dan output pembelajaran berjalan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Mulai dari proses penerimaaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda benar-benar berjalan sesuai dengan mapping proses bisnis yang telah ditetapkan (lampiran mapping proses bisnis SPMI Unnes). Dampak nyata yang akan dihasilkan dari siklus penjaminan mutu bagi pengalaman dan mutu belajar siswa dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dosen didorong mempersiapkan perangkat perkuliahan yang baik sesuai dengan kandungan kurikulum yang telah ditetapkan 2. Dosen melakukan penyusunan kontrak perkuliahan yang sesuai dengan SAP dan disepakati bersama dengan peserta didik/mahasiswa 3. Jumlah pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kontrak perkuliahan 4. Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan dosen berdasarkan monitoring perkuliahan yang berjalan secara online 5. Dosen menyusun kisi-kisi dan soal UTS dan UAS sesuai dengan SAP dan kontrak perkuliahan yang telah disepakati 6. Kinerja dosen dalam pembelajaran semakin baik dengan adanya kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan feedback berupa kewajiban mahasiswa memberikan penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran secara online melalui SIKADU sebelum yudisium dilakukan
B.10. Metodologi Baku Mutu (benchmarking) Metodologi baku mutu dilakukan untuk melihat keberhasilan perbaikan berkelanjutan yang telah dilakukan Unnes dalam meningkatkan kinerja capaian sasaran mutu setiap tahunnya. Benchmarking dilakukan melalui perbaikan standar mutu dan prosedur mutu,yang dilakukan dengan perkembangan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi (SPMPT) yang berjalan disemua perguruan tinggi di Indonesia. Misal pada tahun 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) telah mengembangkan instrumen evaluasi mutu internal (EMI) Perguruan tinggi yang dijadikan sebagai instrumen baku bagi Perguruan tinggi dibawah Dikti untuk melihat peta mutu internal perguruan tinggi. Dan Unnes sebagai salah satu dari 33 perguruan tinggi negeri percontohan mencoba melakukan elaborasi dan sinkronisasi penggunaan EMI PT sebagai salah satu indikator Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
30
pencapaian mutu internal yang didasarkan pada standar mutu nasional pendidikan tinggi. B.11. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan Pengembangan
dan penilaian
pranata kelembagaan
dilakukan secara
konsisten dilakukan Unnes dalam rangka membangun organisasi dan lembaga yang memenuhi prinsip Good University Governance (GUG) dan juga dalam rangka mengarahkan lembaga pendidikan ini memenuhi visi, misi dann tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian pranata kelembagaan dilakukan melalui berbagai upaya evaluasi dan refleksi yang dilakukan secara masif baik melalui rapat pimpinan, rapat kerja universitas, koordinasi rutin lembaga dan audit internal terhadap kinerja lembaga atau kinerja unit. Audit dilakukan melihat bagaimana kinerja lembaga tercapai berdasarkan pranata atau aturan yang telah ditetapkan, misalnya dibidang kepegawaian apakah rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan telah dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku dan pedoman yang telah ditetapkan, dibidang keuangan untuk melihat apakan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang berjalan telah memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku. B.12. Evaluasi Internal yang Berkelanjutan Dalam proses pembelajaran, Unnes melakukan kontrol terhadap kualitas dan kuantitas perkuliahan dengan memanfaatkan Sistem Monitoring Perkulihan secara online (SIMOHAN). Sistem ini mulai diimplementasikan di Fakultas MIPA, selanjutnya dikembangkan ditingkat Universitas. Dengan sistem ini, pemangku kebijakan dapat melakukan monitoring secara cepat tentang penggunaan ruang kuliah setiap saat, presensi kehadiran mahasiswa dan dosen, serta materi perkulihan yang disajikan dalam kuliah. Disamping monitoring kehadiran mahasiswa dan kehadiran dosen dalam pembelajaran, kinerja dosen dalam pemebelajaran juga dilakukan evaluasi melalui penilaian persepsi mahasiswa terhadap performance dosen pemebelajaran dikelas. Evaluasi dilakukan setelah selesai proses pembelajaran, tepatnya sebelum yudisium, mahasiswa sebelum melihat hasil studi pada kartu hasil studinya wajib memberikan penilaian melalui online terhadap masing-masing dosen mata kuliah yang diikuti. Hasil monitoring dan evaluasi pembelajaran digunakan sebagai salah satu alat pengukuran untuk melihat kinerja proses pembelajaran. Dari data monev perkuliahan, kehadiran dosen dan penilaian mahasiswa terhadap kinerja dosen diformulasikan dalam bentuk Indeks Kinerja Dosen dalam pembelajaran (IKDP). Hasil IKDP Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
31
dilaporkan kepada pimpinan universitas dan Fakultas sebagai rapor kinerja dosen setiap semester. Dosen yang mendapatkan hasil IKDP yang baik akan mendapatkan apresiasi dari pimpinan Universitas berupa penghargaan berupa surat keputusan rektor dan dana pembinaan. B.13. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Internal dan Eksternal/Akreditasi dalam Perbaikan dan Pengembangan Pprogram Evaluasi internal dilakukan melalui monitoring dan evaluasi internal serta audit internal baik bidang akademik maupun non akademik. Hasil monevin dan audit internal digunakan sebagai evaluasi diri internal bagi Program Studi, Fakultas, dan unit pendukung akademiknya dalam melihat kinerja pelaksanaan program yang ditunjukan dari kinerja capaian sasaran mutu berbasis renstra. Hasil capain kinerja renstra dimanfaatkan untuk semua unit untuk menganalisis akar penunjang dan akar penyebab dari capaian yang diatas target maupun yang dibawah target. Dari Akar penunjang yang ada digunakan sebagai modal kekuatan serta percontohan pada unit lain. Sedangkan akar penyebab masalah akan segera dicari solusi pemecahannya.
B.14. Kerjasama dan Kemitraan Instansi Terkait dalam Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu dilakukan disamping dilakukan secara internal juga dilakukan secara ekternal, sehingga penilaian lebih independen dan obyektif terhadap kinerja program dapat dilakukan. Salah satu bentuk kemitraan adalah dengan Lembaga Konsultan ISO dan lembaga sertifikasi sistem ISO, dalam bentuk kerjasama sebagai berikut: a. Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga konsultan ISO dilakukan dengan PT Surveyor Indonesia. Kerjasama dalam bentuk konsultasi dan pendampingan dalam menyusun dokumen dan perangkat mutu sebagai bagian dari instrumen dalam sistem penjaminan mutu internal b. Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga sertifikasi ISO dilakukan dengan PT SGS Indonesia. Kerjasama dalam bentuk audit gap analysis, audit pre assesment, audit sertifikasi dan audit survailence. Audit dilakukan oleh auditor eksternal dari PT SGS dalam rangka menjamin bahwa Unnes konsisten melaksanakan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007.
B.15. Deskripsi SWOT Komponen B 1. Kekuatan a.
Komitmen kepemimpinan Unnes yang kuat, yang dibuktikan dengan dukungan kepemimpinan terhadap upaya-upaya pengembangaan kelembagaan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
32
b.
Pengetahuan dan pemahaman yang baik seluruh unsure organisasi terhadap visi Unnes 2020
c.
Kelengkapan struktur organisasi Unnes, didukung oleh dokumen legal formal berupa Permendiknas No. 12 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes dan Permendiknas No. 59 Tahun 2009 tentang OTK Unnes
d.
Keberadaan system informasi manajemen online yang mendukung impelementasi tata kelola universitas yang baik (good university governance)
e.
Tersedianya dokumen rencana pengembangan lembaga (Rencana Induk Pengembangan, Rencana Strategis Bisnis Unnes)
f.
Tersedianya unit dan prosedur penjaminan mutu yang mapan
g.
Mayoritas program studi mendapat akreditasi B dan A
h.
Tersedianya unit dan prosedur auidit internal yang mapan baik dibidang akademik maupun nonakademik
i.
Komitmen Unnes yang kuat untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada masyarakat kurang beruntung
j.
Keberterimaan Unnes yang tinggi di mata publik dan pemerintah
k.
Jaringan kemitraan dengan institusi di dalam maupun luar negeri
l.
Dukungan hardware TIK yang sangat baik
2.
Kelemahan
a.
Muatan Statuta dan OTK yang belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
b.
Belum terintegrasinya sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki untuk mendukung pengembangan keputusan dan kebijakan (decision support system, DSS).
c.
Masih adanya program studi yang terakreditasi C dan program studi yang belum terakreditasi
d.
Belum adanya rencana pengembangan sumberdaya yang mapan
e.
Kurangnya
jumlah
pelatihan
akademik-manajerial
untuk
pengembangan
kompetensi dosen dan tenaga kependidikan. f.
Belum optimalnya sistem pengembangan kompetensi manajerial dosen dengan tambahan tugas
g.
Belum mapannya peta keunggulan fakultas dan
h.
Minimnya dukungan bagi fungsi laboratorium sebagai pusat riset
3.
Peluang
a.
Terbitnya UU No. 12 Tahun 2012 memberikan peluang bagi Unnes untuk
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
33
melakukan diversifikasi program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi b.
Dukungan pengembangan oleh pemerintah melalui skema BOPTN
c.
Semakin meningkatkan kepercayaan public kepada Unnes
d.
Pengembangan Unnes sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan profesi guru
e.
Kemitraan dengan institusi baik di dalam maupun luarnegeri yang ditujukan untuk pengembangan tatakekola Unnes
f.
Meningkatnya daya belanja pendidikan masyarakat
g.
Pengembangan sejumlah laboratorium sebagai incubator bisnis.
4. Ancaman a.
Ketidakberimbangan daya dukung antar elemen-elemen dan unit kerja dalam mewujudkan visi Unnes 2020.
b.
Belum stabilnya posisi Unnes dalam perangkingan internasional
c.
Belum teridentifikasinya unggulan (points of excellence)
d.
Merebaknya budaya instan di kalangan masyarakat termasuk generasi muda, yang memicu sejumlah masalah seperti plagiarism dan budaya akademik.
e.
Masih rendahnya sistem punishment bagai PT yang tidak mengindahkan peraturan perundangan.
f.
Praktik diskriminatif pemerintah daerah dalam penerimaan pegawai dari lulusan PT Tabel 2.2 Analisis SWOT Komponen B Kekuatan (S) a.
b.
c.
d.
Komitmen kepemimpinan Unnes yang kuat, yang dibuktikan dengan dukungan kepemimpinan terhadap upaya-upaya pengembangaan kelembagaan Pengetahuan dan pemahaman yang baik seluruh unsure organisasi terhadap visi Unnes 2020 Kelengkapan struktur organisasi Unnes, didukung oleh dokumen legal formal berupa Permendiknas No. 12 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes dan Permendiknas No. 59 Tahun 2009 tentang OTK Unnes Keberadaan system informasi manajemen online yang mendukung impelementasi tata kelola universitas yang baik (good
Kelemahan (W) a. Muatan Statuta dan OTK yang belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi b. Belum terintegrasinya sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki untuk mendukung pengembangan keputusan dan kebijakan (decision support system, DSS). c. Masih adanya program studi yang terakreditasi C dan program studi yang belum terakreditasi d. Belum adanya rencana pengembangan sumberdaya yang mapan e. Kurangnya jumlah pelatihan akademik-manajerial untuk pengembangan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
34
e.
f. g. h.
i.
j. k.
l.
university governance) f. Tersedianya dokumen rencana pengembangan lembaga (Rencana Induk Pengembangan, Rencana Strategis Bisnis Unnes) g. Tersedianya unit dan prosedur penjaminan mutu yang mapan h. Mayoritas program studi mendapat akreditasi B dan A Tersedianya unit dan prosedur auidit internal yang mapan baik dibidang akademik maupun nonakademik Komitmen Unnes yang kuat untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada masyarakat kurang beruntung Keberterimaan Unnes yang tinggi di mata publik dan pemerintah Jaringan kemitraan dengan institusi di dalam maupun luar negeri Dukungan hardware TIK yang sangat baik Peluang (O)
a. Terbitnya UU No. 12 Tahun 2012 memberikan peluang bagi Unnes untuk melakukan diversifikasi program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi b. Dukungan pengembangan oleh pemerintah melalui skema BOPTN c. Semakin meningkatkan kepercayaan public kepada Unnes d. Pengembangan Unnes sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan profesi guru e. Kemitraan dengan institusi baik di dalam maupun luarnegeri yang ditujukan untuk pengembangan tatakekola Unnes f. Meningkatnya daya belanja pendidikan masyarakat g. Pengembangan sejumlah laboratorium sebagai incubator bisnis.
Belum optimalnya sistem pengembangan kompetensi manajerial dosen dengan tambahan tugas Belum mapannya peta keunggulan fakultas dan Minimnya dukungan bagi fungsi laboratorium sebagai pusat riset
Ancaman (T)
a. Ketidakberimbangan daya dukung antar elemen-elemen dan unit kerja dalam mewujudkan visi Unnes 2020. b. Belum stabilnya posisi Unnes dalam perangkingan internasional c. Belum teridentifikasinya unggulan (points of excellence) d. Merebaknya budaya instan di kalangan masyarakat termasuk generasi muda, yang memicu sejumlah masalah seperti plagiarism dan budaya akademik. e. Masih rendahnya sistem punishment bagai PT yang tidak mengindahkan peraturan perundangan. f. Praktik diskriminatif pemerintah daerah dalam penerimaan pegawai dari lulusan PT
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
35
KOMPONEN C: MAHASISWA DAN LULUSAN
C.1. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Calon Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan di bawah pembinaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Unnes bertugas melaksanakan pendidikan akademik, pendidikan vokasional, dan pendidikan profesi dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, dan/atau seni. Pendidikan akademik terdiri atas program doktor, program magister, dan program sarjana. Pendidikan vokasional berupa program diploma 3, sedangkan pendidikan profesi berupa program profesi pendidik dan profesi keahlian. Sistem rekrutmen mahasiswa baru Unnes dilakukan melalui dua jalur utama, yaitu jalur seleksi yang diselenggarakan secara nasional dan jalur seleksi yang diselenggarakan secara mandiri. Seleksi yang diselenggarakan secara nasional digunakan untuk rekrutmen mahasiswa baru jenjang sarjana. Sedangkan untuk seleksi mahasiswa baru jenjang diploma 3, jenjang magister, jenjang doktor, pendidikan profesi, program peningkatan kualifikasi guru (PKG), program kerjasama,
serta
penerimaan mahasiswa baru dari warga negara asing dilakukan melalui seleksi yang diselenggarakan secara mandiri oleh Unnes.
1. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru secara Nasional Unnes bersama PTN lain se-Indonesia secara bersama-sama menyelenggarakan seleksi penerimaan calon mahasiswa baru secara nasional yang diberi nama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Mulai tahun 2011, SNMPTN yang semula hanya dilaksanakan dengan jalur ujian tulis dan/atau tes keterampilan diubah pola penerimaannya menjadi SNMPTN jalur Undangan dan SNMPTN jalur Ujian Tertulis dan/atau Tes Keterampilan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah pasal 3 dan pasal 4. Dalam seleksi ini peserta yang lolos seleksi tidak didasarkan pada kriteria suku, ras, golongan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan kemampuan ekonomi. Pada penerimaan mahasiswa baru dengan SNMPTN, Unnes mengambil langkah berani dengan menetapkan kuota penerimaan mahasiswa baru sebesar 80% dari total daya tampung mahasiswa baru pada tahun berjalan. Kuota ini lebih besar dari kuota wajib sebesar 60% dari total daya tampung sebagaimana tercantum dalam pasal 3 ayat (1) dan (2) dalam Peraturan Mendiknas tersebut.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
36
1. SNMPTN Jalur Undangan SNMPTN Jalur Undangan adalah model penerimaan mahasiswa baru dengan pola penjaringan prestasi akademik yang diorganisir secara nasional dan dilakukan sebelum pelaksanaan ujian nasional tingkat SLTA/MA/SMK atau yang sederajat. Administrasi seleksi dilakukan secara online melalui portal penerimaan di http://undangan.snmptn.ac.id.
Adapun
persyaratan,
mekanisme,
dan
waktu
pendaftaran calon mahasiswa baru mengikuti tatacara yang telah disepakati bersama oleh seluruh PTN penyelenggara SNMPTN jalur Undangan sebagai mana tercantum dalam Buku Pedoman Operasional Baku SNMPTN. Melalui SNMPTN jalur Undangan ini, Unnes menetapkan kuota penerimaan sebesar 80% dari total daya tampung yang ditetapkan untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional. Penetapan kuota ini didasarkan pada keyakinan Unnes bahwa pendaftar SNMPTN jalur Undangan adalah siswa terbaik di sekolahnya masing-masing. Unnes juga menetapkan kuota beasiwa BIDIKMISI sebesar 80% dari kuota beasiswa BIDIKMISI Unnes diambil dari hasil seleksi ini. Sesuai dengan ketentuan POB, ketentuan kriteria penerimaan peserta seleksi yang akan diterima ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melakukan administrasi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ini dan untuk menjaga kredibilitas, transparansi, dan keakuratan data, Unnes membangun portal seleksi http://spmu.unnes.ac.id/snmptn.unnes/. Untuk melakukan perankingan peserta, Unnes telah menentukan kriteria penerimaan. Kriteria penerimaan ini disusun oleh panitia seleksi yang ditugaskan oleh Rektor dan telah mendapatkan masukan dari unsur pimpinan fakultas dan jurusan. Kriteria ini kemudian ditetapkan oleh Rektor untuk dipakai sebagai bahan perankingan berdasarkan data peserta yang telah dilakukan verifikasi dan validasi. Perangkingan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem yang telah dibangun di portal penerimaan tersebut, sehingga terbebas dari campur tangan manusia. Hal ini menjadikan seleksi lebih cepat, akurat, kredibel, dan akuntabel. Adapun kriteria penerimaan dan perankingan peserta SNMPTN jalur Undangan yang digunakan oleh Unnes sebagai mana tercantum dalam Buku Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Unnes melalui Jalur Undangan. dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun kriteria penskoran setiap peserta mengikuti kaidah berikut ini. Syarat Utama: - Lulus Ujian Nasional - Lulus Kriteria Akademik Unnes Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
37
Tabel 3.1 Penskoran Peserta KRITERIA/KOMPONEN PENSKORAN
BOBOT (%)
Kesesuaian program studi peserta (IPA, IPS, Bahasa, Agama, STM, SMEA, SMKK ) di tingkat SLTA dan jenis program studi pilihan di Unnes. (indeks 0 s.d 10)
20
Indeks prestasi sekolah dalam SNMPTN Jalur Tulis Tahun sebelumnya (Rerata prestasi sekolah dalam SNMPTN jalur ujian tulis 3 tahun terakhir)
30
Perolehan Data Akreditasi Sekolah - Negeri: A=100, B=80, C=60, Lainnya= 40 - Swasta: A=80, B=60, C=40, Lainnya=20
10
Rerata seluruh nilai rapor Mapel UN (Semester 3, 4, 5)
25
Asal daerah (Lainya>Sumatra (non aceh dan babel, kepri) >Jawa = 5 : 4 : 3.5)
5
Skor jumlah siswa diterima melalui SNMPTN Jalur Undangan tahun sebelumnya (dihitung dengan menggunakan persentil)
15
Ranking siswa di kelasnya: Skor=100*(Jml siswa +1 – rangking)/jml siswa
10
Prestasi yang diperoleh oleh peserta sesuai dengan tingkatan prestasi dan kesesuaian prodi yang dipilih. Internasional=3.5; Nasional = 1; Provinsi=0.5; Kab./Kota=0.25
BONUS
Adapun prosedur perankingan peserta seleksi mengikuti mekanisme sebagai berikut. Setiap peserta diranking berdasarkan Kriteria Penskoran menurut pilihan prodinya, termasuk peserta yang mencalonkan beasiswa bidikmisi Untuk setiap prodi, berdasarkan urutan ranking tersebut dipilih peserta pilihan 1 PTN 1 sebanyak kuota prodi. Jika tidak mencukupi, maka diambil pilihan 2 yang tidak diterima di pilihan 1 sampai kuota terpenuhi. Demikian halnya untuk peserta yang memilih prodi sebagai PTN 2. Urutan: Pilihan 1 PTN 1, Pilihan 2 PTN 1, Pilihan 1 PTN 2, Pilihan 2 PTN 2. Jika peserta bidikmisi yang masuk daftar diterima lebih besar dari kuota bidikmisi, maka peserta bidikmisi dipotong sampai dengan batas kuota berdasarkan urutan: pilihan prodi (dari pilihan prodi ke-2 ke pilihan prodi ke-1), kemudian nilai total yang diperoleh (ascending, dari kecil ke besar). 2. SNMPTN Jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan SNMPTN jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan merupakan seleksi calon mahasiswa baru bagi PTN yang diselenggarakan secara bersama-sama oleh PTN se-Indonesia di bawah koordinasi Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Berbeda dengan SNMPTN jalur Undangan, kriteria penetuan kelulusan peserta tes SNMPTN ini murni didasarkan oleh hasil tes tertulis dan tes
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
38
keterampila untuk sejumlah program studi jenjang sarjana. Dalam SNMPTN jalur ini, Unnes mengambil kebijakan penetapan daya tampung calon mahasiswa yang diterima sebesar 20% dari daya tampung calon mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN. Pendaftaran SNMPTN jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan dilaksanakan
secara
full
online
yang
dapat
diakses
melalui
portal
http://www.snmptn.ac.id. Adapun mekanisme/prosedur/persyaratan pendaftaran sepenuhnya ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama oleh seluruh PTN penyelenggara seleksi sebagaimana tercantum dalam Prosedur Operasional Baku (POB) SNMPTN Dalam seleksi ini, kriteria kelulusan sepenuhnya ditentukan oleh hasil ujian tulis yang meliputi (a).Tes Potensi Akademik (TPA), dan (b). Tes Bidang Studi (TBS) Prediktif yang meliputi: Tes Bidang Studi Dasar terdiri atas mata ujian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris; Tes Bidang Studi untuk kelompok program studi bidang IPA terdiri atas mata ujian Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika; dan untuk kelompok program studi bidang IPS terdiri atas mata ujian Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Selain itu, sebagian program studi juga mensyaratkan adanya uji keterampilan. Penentuan skoring (nilai ujian tulis) didasarkan atas proporsi 30% x Skor TPA + 70% x Skor Tes Bidang Studi. Sedangkan program studi yang mensyaratkan ujian keterampilan nilai akhir peserta dihitung dengan proporsi 40% x nilai ujian tulis + 60% x nilai ujian keterampilan. Skoring peserta untuk setiap komponen penilaian dikonversikan menggunakan sistem college entrance examination board (CEEB). Untuk kelulusan peserta yang melamar beasiswa BIDIKMISI, Unnes mengambil kebijakan bahwa peserta yang lulus secara akademik maka yang bersangkutan juga dinyatakan lulus seleksi tes tulis dan berhak untuk mengikuti tahap seleksi lanjutan beasiswa BIDIKMISI. Dengan demikian Unnes tidak menetapkan besaran kuota peserta yang akan diterima dari pelamar beasiswa BIDIKMISI. 2. Seleksi Mahasiswa Baru secara Mandiri Selain seleksi penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara nasional, Unnes juga menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri untuk program studi jenjang sarjana, diploma 3, magister, doktor, profesi konselor, dan program peningkatan kualifikasi guru (PKG). Seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri Unnes dinamai Seleksi Penerimaan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (SPMU). SPMU dilaksanakan secara online yang dapat diakses melalui portal SPMU di http://spmu.unnes.ac.id. 1. SPMU Jenjang Sarjana dan Diploma III Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
39
Sebagaimana tercantum dalam prosedur mutu penerimaan mahasiswa baru Unnes (PM-AKD-01), peserta dapat dipertimbangkan untuk mengikuti seleksi apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut. Lulusan tiga tahun terakhir dari jenjang SLTA/MA/SMK atau yang sederajat Lulusan pada tahun berjalan bagi peminat yang memilih program beasiswa BIDIKMISI. Sehat jasmani dan rohani, serta tidak memiliki ketunaan/cacat yang dapat mengganggu kelancaran belajar dan tugas lain yang sesuai dengan program studi yang dipilih. Sanggup mematuhi Tata Tertib Kehidupan Kampus
dan memenuhi semua
persyaratan sebagai mahasiswa Unnes, termasuk biaya belajar yang berupa Sumbangan Pengembangan Lembaga (SPL), Sumbangan Penyelenggara-an Pendidikan (SPP), biaya hidup selama masa studi, dan lain-lain. Peserta yang secara finansial kurang mampu dapat mendaftarkan diri melalui Program Bidikmisi. Daya tampung untuk program studi jenjang sarjana adalah 20% dari total daya tampung setiap prodi, dan 100% daya tampung untuk program studi jenjang diploma 3. Demikian halnya untuk kuota peserta pelamar bidikmisi yang diterima adalah maksimum 20% dari kuota total Unnes. Prosedur Pendaftaran Calon peserta tes SPMU diwajibkan mengikuti prosedur sebagai berikut: Menyiapkan file pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm, berformat JPG atau PNG, dengan ukuran maksimum 100 KB. Melalui portal http://spmu.unnes.ac.id calon peserta mengisi formulir pendaftaran secara online
untuk memperoleh Personal Identification Number (PIN) yang
berupa 8 karakter. Mengunggah (upload) file pas foto pada formulir yang telah tersedia. Mencetak PIN untuk syarat pembayaran biaya pendaftaran SPMU. Melakukan pembayaran biaya pendaftaran sesuai dengan pilihan program studinya: (1) Rp 200.000,- bagi peserta yang memilih selain kelompok Jurusan/Prodi Seni atau Olahraga; dan (2) Rp 250.000,- bagi peserta yang memilih kelompok Jurusan/Prodi Seni atau Olahraga. Pembayaran biaya pendaftaran dilakukan melalui bank yang telah ditunjuk Peserta mencetak Kartu Tes melalui portal SPMU. Kartu tes dicetak rangkap dua: (1) untuk peserta; dan (2) diserahkan ke pegawas pada saat tes.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
40
Materi Tes Tulis Semua peserta SPMU wajib mengikuti tes tertulis. Sedangkan tes keterampilan hanya wajib diikuti oleh peserta yang memilih program studi bidang seni dan bidang keolahragaan. Adapun materi tes tulis SPMU terdiri dari
Waktu Kegiatan Tes Tertulis 30 menit Penjelasan Umum 30 menit Tes Potensi Akademik 90 menit Bhs. Indonesia dan Bhs. Inggris 120 menit Penjelasan Umum Tes Keterampilan Tes Keterampilan untuk Jurusan/Prodi Seni dan Olahraga
Penskoran Peserta mengerjakan ujian tertulis dalam LJK. LJK kemudian dipindai dengan menggunakan pemindai gambar dan didapatkan data jawaban peserta. Berdasarkan jawaban peserta dan kunci yang telah disusun oleh tim penyusun soal seleksi, dilakukan skoring sesuai dengan bidang mata uji. Skor mentah dari setiap peserta untuk tiap-tiap mata uji dikonversi menjadi z-skor dan kemudiaan dikonversikan menjadi skor college entrance examination board (CEEB) Berdasarkan skor CEEB, Nilai Tes Tulis (NTT) setiap peserta dihitung dengan kriteria/bobot tiap mata uji sebagai berikut: MATA UJI/ KEL. PRODI TPA
IPA
IPS
BAHASA
30%
30%
30%
BHS INDO
7%
7%
25%
BHS INGGRIS
7%
7%
25%
MATEMATIKA
14%
14%
5%
FISIKA
14%
KIMIA
14%
BIOLOGI
14%
SEJARAH
14%
5%
GEOGRAFI
14%
5%
EKONOMI
14%
5%
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
41
Untuk peserta yang memilih program studi yang mewajibkan tes keterampilan (olahraga atau seni), maka nilai akhir peserta diperoleh dengan rumus NA = 40% x NTT + 60% x NTK (nilai tes keterampilan), sedangkan selainnya NA = NTT. Dalam SPMU ini, peserta dinilai berdasarkan skor hasil tes tulis tidak melihat asal daerah, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, suku, dan ras. Setelah didapatkan NA, masing-masing peserta diranking sesuai dengan pilihan prodinya. Peserta yang dinyatakan lolos seleksi adalah mereka yang masuk daya tampung prodi ditambah cadangan sebanyak 5% dari kuota yang telah ditetapkan. Kebijakan minimal satu peserta yang diterima untuk setiap provinsi diberikan pada slot peserta cadangan. Semua proses perhitungan dan penentuan peserta yang lolos seleksi sepenuhnya dikendalikan oleh sistem otomasi berbasis komputer yang terintegrasi dalam portal SPMU (https://spmu.unnes.ac.id). Hasil running perankingan oleh sistem kemudian dibawa ke dalam rapat pimpinan terbatas dengan agenda penetapan peserta yang diterima via jalur SPMU. Pengumuman hasil seleksi yang telah ditetapkan oleh Rektor dapat dilihat oleh peserta secara online melalui portal SPMU tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 3. SPMU Jenjang Magister dan Doktor Sebagaimana halnya proses seleksi calon mahasiswa jenjang sarjana dan diploma, seleksi calon mahasiswa baru program magister dan doktor juga diselenggarakan lewat SPMU. SPMU untuk seleksi ini disebut SPMU Program Pasca Sarjana (SPMU PPs). SPMU PPs diselenggarakan dalam dua gelombang, yaitu gelombang 1 yang diselenggarakan untuk seleksi calon mahasiswa jenjang magister dan doktor baik yang akan mengajukan beasiswa BPPs maupun swadana, dan gelombang 2 untuk seleksi calon mahasiswa baru Pps program reguler dan kelas
khusus.
Proses
pendaftaran
dilakukan
secara
online
di
http://spmu.unnes.ac.id dengan langkah-langkah yang sama dengan SPMU untuk jenjang sarjana dan diploma. Peserta wajib mengikuti tes tertulis yang terdiri dari tes kemampuan bahasa inggris dan tes kemampuan bidang studi. Untuk jenjang doktor, peserta wajib mengikuti tes wawancara dan presentasi rancangan disertasi yang akan ditempuh di Unnes. Berdasarkan hasil tes kemampuan bahasa inggris dan kemampuan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
42
bidang studi, serta hasil verifikasi data administratif peserta oleh prodi, maka ketua program studi menentukan peserta yang direkomendasikan untuk dapat diterima sebagai mahasiswa PPs. Berdasarkan hasil rekomendasi dari program studi, Rektor dengan fasilitasi Direksi PPs menyelenggarakan rapat pimpinan untuk menetapkan peserta SPMU PPs yang dinyatakan diterima. Peserta yang dinyatakan lulus seleksi diumumkan secara terbuka melalui portal SPMU sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
C.2. Profil mahasiswa: akademik, sosio-ekonomi, pribadi (termasuk kemandirian dan kreativitas) Sesuai UUD Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 31, negara wajib melindungi hak seluruh warga negara mendapatkan akses pendidikan. Hal ini juga telah diamanatkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 24 ayat (4). Sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Penerimaan Mahasiswa Unnes, Unnes tidak menyertakan variabel kemampuan ekonomi dan keadaan fisik peserta sebagai dasar (kriteria) perankingan peserta yang mengikuti seleksi. Semua peserta diranking sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sesuai dengan jalur dan jenjang tes. Jauh sebelum lahirnya UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mengamanatkan
PTN untuk wajib mencari dan
menjaring calon Mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon Mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal untuk diterima paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh Mahasiswa baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi, mulai tahun 2009 Unnes telah mencanangkan beasiswa studi penuh bagi calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi dan memiliki keterbatasan ekonomi. Skema program yang dilaksanakan oleh Unnes antara lain melalui beasiswa bagi mahasiswa yang tidak mampu (program hibah kompetisi institusi-PHKI dan program IMHERE-II), dan beasiswa bagi mahasiswa dari daerah tertinggal di Jawa Tengah. Unnes melalukan terobosan dengan melakukan jemput bola terhadap calon yang potensial dengan membuka usulan secara online melalui portal SPMU serta dari promosi melalui koran yang ada di Jawa Tengah. Selain pemberian beasiswa full studi, beasiswa juga diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi oleh pihak yang peduli dan menjalin kerjasama dengan Unnes, baik dari swasta, perusahaan BUMN, maupun perorangan. Mulai tahun 2010 Unnes memberikan beasiswa studi penuh sebanyak 400 orang dan pada tahun 2011 Unnes membebaskan seluruh biaya kuliah untuk 1.450 orang mahasiswa melalui beasiswa bidikmisi dan 26 orang melalui beasiswa Setiakawan Unnes. Keberanian Unnes untuk menerima mahasiswa dari Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
43
golongan kurang mampu namun memiliki keunggulan bidang akademik inilah yang menjadikan Unnes dianugerahi Rekor MURI sebagai perguruan tinggi pertama di Indonesia yang mampu membebaskan biaya kuliah kepada minimal 20% dari total mahasiswa baru pada tahun 2011. Kebijakan ini terus berlanjut pada penerimaan mahasiswa baru di tahun 2012, dimana 1.750 mahasiswa baru (23,24% dari total mahasiswa S1-D3 tahun 2012) juga dibebaskan dari seluruh biaya kuliahnya. Dalam hal penerimaan mahasiswa baru yang memiliki kekurangan pada fisiknya (cacat), Unnes tidak melakukan diskriminasi. Calon mahasiswa yang memiliki keterbatasan fisik namun memenuhi passing grade pada prodi yang dituju, maka yang bersangkutan tetap diterima sebagai mahasiswa Unnes. Salah satu implementasinya, calon mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki keterbatasan fisik tangan (cacat tangan), SLAMET WIDODO (NIM 6211411156 ) diterima di Fakultas Ilmu Keolahragaan prodi Ilmu Keolahragaan. Mahasiswa tersebut
merupakan juara III
cabang atletik yang mewakili Indonesia pada ASEAN Paragames tahun 2011 serta mendapat juara II dan juara III cabang Atletik PON Paragames tahun 2012. Untuk menjamin calon penerima beasiswa Bidikmisi adalah benar-benar mahasiswa yang mampu secara akademik tetapi kurang mampu secara ekonomi maka dalam tahapan penerimaannya, Unnes melakukan survey/verifikasi lapangan kepada seluruh calon mahasiswa BIDIK MISI sesuai dengan daftar calon mahasiswa BIDIK MISI, dan bagi calon yang berasal dari luar provinsi Jawa Tengah verifikasi dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung atau per-telepon. Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan tercermin dari adanya aktivitas dalam berbagai lembaga dan unit kegiatan mahasiswa. Bagi mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam bidang kepemimpinan telah disediakan wadah mulai dari tingkat jurusan sampai universitas, yakni adanya Himpunan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Majelis Permusyawarahan Mahasiswa. Keikutsertaan mahasiswa yang tinggi dalam hal pengembangan bakat dapat dilihat dari banyaknya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang meliputi berbagai bidang sebanyak 54 UKM. Dalam bidang penalaran, partisipasi mahasiswa tinggi, terutama dalam bidang pengiriman proposal PKM. Lebih kurang 3029 proposal PKM terkirim ke DP2M Dikti Jakarta. Hal ini mendudukan Unnes sebagai PT terbanyak pengirim proposal PKM tingkat Nasional. Pada tahun 2011, keikutsertaan dalam acara PIMNAS ke-24 di UNHAS, mahasiswa UNNES berhasil mendapatkan jura umum ke-3 tingkat nasional. Prestasi ini megulang pada saat PIMNAS di UNAND Padang tahun 2005.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
44
Dalam hal pengiriman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), pada tahun 2011, proposal PKM UNNES yang didanai DP2M Dikti Jakarta terbanyak seluruh Indonesia, yaitu 654 PKM. Unnes menyerap dana hibah DP2M Dikti Jakarta sebesar Rp 4.3 Milyar (tahun 2011 meraih dana Rp 1.2 Milyar). Gambaran sebaran rekap PKM yang didanai seluruh Indonesia sebagai berikut:
Gambar 3.1 Rekap PKM PT Se-Indonesia
C.3. Keterlibatan Mahasiswa dalam Berbagai Komisi yang Relevan. Di Unnes terdapat 3 lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang eksekutif dan legislatif, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Unnes, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis Perusyawarahan Mahasiwa (MPM).
Berdasarkan angket yang diberikan, lembaga kemahasiswaan telah menjalankan reorganisasi dengan baik. Pada BEM KM, keterlibatan mahasiswa dalam proses rekruitment antusias. Terbukti terdaftar 100 calon pengurus organisasi untuk 52 jumlah kebutuhan pengurus. Sampai dengan akhir kepengurusan terhitung 75-89% pengurus masih aktif menjalankan kepengurusan.
Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakuan secaraterprogram dan insidental berupa pelatihan kesekretariatan, pelatihan keuangan, serta pelatihan kepemimpinan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
45
dari tingkat dasar, menengah, dan lanjut. Sampai akhir kepengurusan, program kerja telah tercapai antara 90-100%. Dengan demikian dapat dikategorikan sangat baik.
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada berdasarkan angket 100% menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket dinyatakan dalam gambar berikut:
Gambar 3.2 Persentase peran universitas terhadap organisasi 1. Kegiatan ekstra-kurikuler Untuk memenuhi pelayanan dalam membina dan mengembangkan penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan mahasiswa, Universitas Negeri Semarang (Unnes) memfasilitasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dari keseluruhan jumlah UKM yang dimiliki dapat diklasifikasi ke dalam 7 bidang yaitu: (1) bidang penalaran, (2) bidang seni, (3) bidang minat dan kegemaran, (4) bidang minat dan teknologi, (5) bidang olahraga, dan (6) bidang kerokhanian dan kesejahteraan, (7) bidang pengabdian kepada masyarakat. Ketujuh bidang UKM tersebut, dalam rentang waktu 4 tahun terakhir (2009-2012) terinci sebagai berikut: (1) tahun 2009 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:......), (2) tahun 2010 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:), (3) tahun 2011 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:), dan (4) tahun 2012 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No: ). Informasi UKM ada di Buku Profil UKM Unnes). Lihat tabel di bawah ini. Jenis dan jumlah UKM ini dimungkinkan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa karena munculnya UKM-UKM ini merupakan respon Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
46
Unnes
dalam
merealisasi
aspirasi
dan
kebutuhan
mahasiswa
untuk
mengaktualisasikan minat, bakat, dan potensi mahasiswa. Ke depan, UKM-UKM yang telah ada ini akan dioptimalkan kinerjanya sesuai dengan dinamika kebutuhan dan profesionalitas pengelolaannya. Unnes memiliki Buku Profil Kemahasiswaan dan Buku Kode Etik Mahasiswa. Buku ini hadir sebagai media informasi kemahasiswaan bagi para mahasiswa, pembina, pendamping, serta pembimbing lembaga
kemahasiswaan,
Unit
kemahasiswaan. Buku ini mencakupi informasi Kegiatan
Mahasiswa
(UKM),
serta
etika
kemahasiswaan Universitas Negeri Semarang yang disajikan dengan bilingual. Informasi yang ada pada buku ini sebagai pedoman normatif dalam menyiapkan dan mengoptimalkan lulusan yang mengarah pada terciptanya lulusan yang mempunyai kualitas akademik, sikap profesional, dan kepribadian yang utuh. Kode etik ini disusun untuk acuan bagi mahasiswa, baik secara individual maupun kelompok dalam bersikap dan berperilaku di dalam dan di luar kampus. Kode etik tersebut memuat garis-garis besar nilai moral dan etika yang mencerminkan masyarakat kampus yang religius, ilmiah dan edukatif. Agar informasi tersebut dapat menjadi acuan mahasiswa maka disosialisasikan melalui tiga cara yaitu: (1) pembagian Buku kepada seluruh mahasiswa Unnes, (2) penjelasan sejak dini kepada mahasiswa baru melalui rangkaian kegiatan Program Pengenalan Akademik (PPA) di setiap fakultas, (3) penyebarluasan materi melalui laman Unnes.ac.id/Simawa). Dalam rentang tiga tahun terakhir (2010-2011-2012), kode etik mahasiswa telah tersosialisasikan kepada seluruh mahasiswa Unnes. Dengan memperhatikan pentingnya pedoman normatif
tersebut, ke depan Unnes melalui bidang
kemahasiswaan akan lebih mengintensifkan pola sosialisasi dan melengkapi butirbutir yang telah ada sesuai dengan dinamika kehidupan kampus. Secara periodik, bidang kemahasiswaan menyusun laporan evaluasi kinerja sebagai berikut. 1. Lembaga Kemahasiswaan Universitas Di Unnes terdapat 3 lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang eksekutif dan legislatif, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Unnes, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis Perusyawarahan Mahasiwa (MPM).
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
47
Berdasarkan
angket
yang
diberikan,
lembaga
kemahasiswaan
telah
menjalankan reorganisasi dengan baik. Pada BEM KM, keterlibatan mahasiswa dalam proses rekruitment antusias. Tebukti terdaftar 100 calon pengurus organisasi untuk 52 jumlah kebutuhan pengurus. Sampai dengan akhir kepengurusan
terhitung
75-89%
pengurus
masih
aktif
menjalankan
kepengurusan. Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakuan secaraterprogram dan insidental berupa pelatihan kesekretariatan, pelatihan keuangan, serta pelatihan kepemimpinan dari tingkat dasar, menengah, dan lanjut.
Sampai
akhir kepengurusan, program kerja telah tercapai antara 90-100%. Dengan demikian dapat dikategorikan sangat baik. Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada berdasarkan angket 100% menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa
Gambar 3.3
Persentase peran universitas terhadap organisasi
2. Penalaran Saat ini, terdapat 3 UKM yang bergerak dalam bidang penalaran, yakni UKM Penelitian dan EDS (English Debate Society). Ditinjau dari aspek reorganisasi dapat dilihat dari data di bawah.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
48
Gambar 3.4 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Penalaran Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.5 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Penalaran Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang penalaran dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.6
Persentase keaktifan pengurus pada UKM bidang Penalaran
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
49
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang penalaran 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang penalaran dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.7.Persentase Penalaran
Ketercapaian
Program
pada
UKM
bidang
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM penalaran berdasarkan angket 100% berperan dalam organisasi.
Selain itu, dalam hal penalaran terdapat beberapa program yang telah terlaksana dengan baik, yakni dalam pembinaan karya tulis mahasiswa. Di Unnes terdapat tim pembina karya tulis mahasiswa yang merupakan perwakilan dari setiap fakultas, sejumlah 8 orang. Sebagai tindak lanjut dari hasil PKM, diterbitkan Jurnal Kreativitas Mahasiswa “Cendekia” yang telah terbit sebanyak 2 kali dalam satu tahun.
3. Minat dan kegemaran UKM yang bergerak dalam bidang minat dan kegemaran sejumlah 5 UKM, yakni Pramuka , Menwa, KSR – PMI, Mahapala, dan SAR. Kinerja UKM pada UKM bidan minat dan kegemaran dapat dilihat dari beberapa aspek.
Ditinjau dari aspek reorganisasi 60% UKM termasuk dalam kategori sangat baik dan 40% dalam kategori baik.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
50
Gambar 3.8 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Minat dan Kegemaran Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.9 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Minat dan Kegemaran Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang minat dan kegemaran dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.10 Persentase keaktifan pengurus pada UKM bidang Minat dan Kegemaran Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
51
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang minat dan kegemaran 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa. Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang minat dan kegemaran dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.11 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Minat dan Kegemaran Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM minat dan kegemaran berdasarkan angket dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.12 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Minat dan Kegemaran
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
52
Gambar 3.13 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Minat dan Kegemaran 4. Seni Dalam bidang seni, terdapat 13 UKM, yakni UKM Seni Rupa/Desain, UKM Tari Klasik, UKM Tari Kreasi Baru/Modern, UKM Marching Band, UKM Pecinta Sastra Cakra UKM Teater SS, UKM Ketoprak, UKM Paduan Suara, UKM Band, UKM Panembromo, UKM Karawitan, UKM Rebana Modern, dan UKM Campursari. Ditinjau dari aspek reorganisasi 100% UKM termasuk dalam kategori baik.
Gambar 3.14 Persentase proses proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Seni
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
53
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.15 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Seni Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Seni dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.16 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Seni
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang Seni 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
54
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Seni dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.17 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Seni
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Seni berdasarkan angket dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.18 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Seni
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
55
Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat dari data berikut
Gambar 3.19 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Seni
5. Kerohanian dan kesejahteraan Dalam bidang kerohanian dan kesejahteraan, terdapat 4 UKM yang dinaungi, yakni UKM Kerohanian Islam, UKM Kristen Protestan, UKM Kerohanian Katholik, UKM Koperasi Mahasiswa.
Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa 75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.
Gambar 3.20 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
56
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.21 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.22 Persentase Keaktifan Pengurus Kerohanian dan Kesejahteraan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
pada
UKM
bidang
57
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.23. Persentase Intensitas Pembinaan Kerohanian dan Kesejahteraan
pada
UKM
bidang
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.24 Persentase Ketercapaian Program Kerohanian dan Kesejahteraan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
pada
UKM
bidang
58
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Kerohanian dan Kesejahteraan berdasarkan angket dapat dilihat pada gambar di bawah
Gambar 3.25. Persentase Peran Pendamping Kerohanian dan Kesejahteraan
pada
UKM
bidang
Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar di bawah
Gambar 3.26 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan Untuk mengembangkan aspek kewirausahaan, dilaksanakan pula Program Cooperative Academic Education dan Program Mahasiswa Wirausaha. Program Co-op dilaksanakan dengan melibatkan 12 mahasiswa dan 8 UKM. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) danCo-Op terwadahi dalam UNSEC (Unnes Student Entrepreneurship Centre). Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
59
6. Minat dan Teknologi Terdapat 4 UKM yang bergerak dalam bidang ini, yakni UKM Usaha Boga, UKM Usaha dan Peragaan Busana, UKM Rekayasa IPTEK, UKM Radio dan Penyiaran.
Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa 50% UKM termasuk dalam kategori sangat baik dan 50% dalam kategori baik.
Gambar 3.27 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Minat dan Teknologi Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.28 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Minat dan Teknologi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
60
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Minat dan Teknologi dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.29 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Minat dan Teknologi Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang Minat dan Teknologi 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa. Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Minat dan Teknologi dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.20 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Minat dan Teknologi Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Minat dan Teknologi berdasarkan angket 100% menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa 100% universitas sangat berperan dalam organisasi. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
61
7. Olahraga Dalam bidang olah raga, terdapat 19 UKM yang mengakomodasi kegiatan mahasiwa. UKM tersebut adalah UKM Pencak Silat, UKM Taekwondo, UKM Atletik, UKM Anggar, UKM Renang, UKM Senam, UKM Bulutangkis, UKM Bola Voli, UKM Sepak Takraw, UKM Sepak Bola, UKM Bola Basket, UKM Tenis Lapangan, UKM Karatedo, UKM Dayung, UKM Gulat, UKM Softball, UKM Hockey, UKM Kempo, dan UKM Tenis Meja. Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa 75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.
Gambar 3.21 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang Olah Raga Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment 100 persen dikategorikan antusias. Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Olah Raga dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.23 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Olah Raga Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
62
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang Olah Raga dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.24 Persentase Intensitas Pembinaan pada UKM bidang Olah Raga Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Olah Raga dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.25 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Olah Raga Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Olah Raga berdasarkan angket dapat dilihat pada gambar di bawah
Gambar 3.26 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Olah Raga Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
63
Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar di bawah
Gambar 3.27 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Olah Raga
8. Pengabdian Kepada Masyarakat UKM yang bergerak dalam bidang pengabdian kepada masyarakat terdiri atas 4 UKM, yakni UKM Penerbitan, UKM Bakti Sosial, UKM Gerhana, UKM Fiat Justicia. Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa 75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.
Gambar 3.28 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang pengabdian kepada masyarakat
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
64
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat dilihat dari gambar di bawah
Gambar 3.29 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang pengabdian kepada masyarakat Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Minat dan Teknologi dapat dilihat dari data di bawah
Gambar 3.30 Persentase Keaktifan Pengurus pengabdian kepada masyarakat
pada
UKM
bidang
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang Minat dan Teknologi 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa. Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat dari data di bawah Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
65
Gambar 3.31 Persentase Ketercapaian Program pengabdian kepada masyarakat
pada
UKM
bidang
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Minat dan Teknologi berdasarkan angket 100% menyatakan baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa 100% universitas berperan dalam organisasi. C.5. Keberlanjutan penerimaan mahasiswa (minat calon mahasiswa dan kebutuhan akan lulusan program studi). (mohon dibantu bidang akademik) Untuk memperoleh masukan mahasiswa baru (input) yang berkualitas tinggi, Unnes melakukan proses seleksi yang ketat. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan jumlah calon mahasiswa sangat banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang diterima. Untuk menjaga keberlanjutan penerimaan mahasiswa, proses rekruitmen mahasiswa baru, Unnes tetap mempertahankan dua jalur yaitu SPMU dan SNMPTN. Melalui SPMU kuota mahasiswa akan dapat terpenuhi, karena seleksi tersebut menetapkan quota 20% jumlah mahasiswa yang diterima melalui SPMU dan 80% lagi akan diperoleh melalui SNMPTN. Pengembangan sistem ini akan dikembangkan dan dapat diakses melalui internet supaya calon-calon mahasiswa dari berbagai daerah dapat terfasilitasi dengan baik. Jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar di Unnes dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Program studi yang ada di Unnes mampu menarik minat calon mahasiswa. Untuk itu, pada masa yang akan datang tetap perlu diupayakan berbagai kegiatan untuk menarik calon mahasiswa agar mendapatkan input yang berkualitas.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
66
Dalam rangka meningkatkan minat calon mahasiswa terhadap Prodi, Unnes dan meningkatkan kepercayaan masyarakat telah dilaksanakan berbagai kegiatan, seperti: 1) mengirimkan brosur ke sekolah-sekolah, 2) mensosialisasikan Program Studi
yang ada di Unnes melalui web unnes.ac.id 3) menyebarluaskan infomasi
Program Studi yang ada di Unnes melalui media masa melalui media masa (surat kabar).
E.6. Pelayanan untuk mahasiswa a. Pelayanan Bimbingan konseling, infromasi dan bimbingan karir Pelaksanaan program layanan bimbingan konseling dan informasi kerja bagi mahasiswa dan lulusan dengan mengikuti Unnes Job Fair. Unnes Job Fair merupakan salah satu agenda tahunan Pusat Pengembangan Layanan Konseling dan Bursa Kerja (PPLK-BK)–LP3 Unnes dalam mempertemukan para pencari kerja yang potensial dengan perusahaan-perusahaan mitra Unnes, yang bertujuan untuk membuka akses bagi para lulusan Unnes selaku pencari kerja agar mendapatkan pekerjaan dan tempat kerja yang sesuai dengan keinginan dan karakteristik kepribadiannya, serta sebagai wadah alternatif bagi para pencari kerja dan dapat memfasilitasi perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan yang diharapkan. Para pencari kerja yang ingin mengikuti Unnes Job Fair cukup membawa curriculum vitae (CV). Tahap selanjutnya seperti interview dan psikotest akan dilaksanakan setelah para pelamar dinyatakan lolos seleksi adminitrasi perusahaan bersangkutan, diharapkan perekrutan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 1) Penyebaran informasi kerja dilakukan dengan membuat web carrier.unnes.ac. id/traser study Unnes yang mempunyai member 17.704 2) Penyelenggaraan bursa kerja - Pada tanggal 9 – 10 Nopember 2011 menyelenggarakan Unnes Job Fair yang diikuti oleh 10 Perusahaan - Pada tanggal 15 – 16 Mei 2012 menyelenggarakan Unnes Job Fair diikuti oleh 40 perusahaan 3) Perencanaan karir 4) Pelatihan melamar kerja Pelatihan melamar kerja dilakukan dalam bentuk pembekalan wisuda yang dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember 2011 yang diikuti oleh 214 peserta, materi pelatihan berisi tentang trik dan tips mengenai dunia usaha, tips menulis lamaran kerja yang bernilai jual tinggi, persiapan menghadapi psikotes, kekuatan doa, pengelolaan diri, dan tips mengikuti wawancara 5) Layanan penempatan kerja Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
67
Layanan penempatan kerja dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Job Fair Unnes C.7. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan Kompetensi yang diharapkan lulusan mahasiswa prodi kependidikan meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Adapun untuk kompetensi lulusan mahasiswa non kependidikan yang diharapkan menyesuaikan dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh masing program studi. Dengan semakin besarnya kompetisi antarperguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas, Unnes mengembangkan secara lebih luas dan intensif kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan. Dengan adanya peningkatan aspek-aspek ini diharapkan lahirnya lulusan yang kritis, kreatif, mandiri, matang secara emosional, religius, serta bertangung jawab. Artinya, ada penguatan aspek hard-skill dan aspek soft-skill bagi mahasiswa.
C.8. Hasil pembelajaran a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan. Kompetensi lulusan yang diharapkan meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (sesuai Permen Diknas No 27 tahun 2008). Kompetensi yang dicapai dapat diidentifikasi dari Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mata kuliah yang telah ditempuh mahasiswa. b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan. Kurikulum yang telah disusun sesuai dengan standard kompetensi guru bagi program studi kependidikan dan standard kompetensi profesi bagi program studi nonkependidikan. Mahasiswa diwajibkan lulus pada semua mata
kuliah
teori
maupun praktik. Kelulusan mahasiswa dalam setiap mata kuliah mencerminkan penguasaan kompetensi dari setiap mata kuliah. c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan). Daya serap dan daya juang mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran ditunjukkan dalam lama studi dan waktu penyusunan skripsi serta IPK yang diperolehnya.. Adapun IPK yang diperoleh pada tiga tahun terakhir berkisar antara 3.25 sampai 3.25 dengan rata-rata IPK 3.25 untuk jenjang S1. Adapun untuk S2 rata IPK selama tiga tahun 3.56 dan untuk jenjang S3 rata IPK pada 3,72. Dari data tersebut menunjukkan kemampuan, semangat, dan daya serap mahasiswa sudah Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
68
mampu bersaing di pasar kerja, jika dikaitkan dengan pengguna lulusan dewasa ini yang mensyaratkan IPK tinggi. d. Kepuasan lulusan. Mahasiswa lulusan S1 sebagian besar merasa mendapatkan bekal yang cukup untuk menjadi profesional di lapangan. Mereka merasa puas dan siap untuk bekerja,
karena
mereka
telah mendapatkan landasan keilmuan
yang diikuti
praktik di lapangan. Pengukuran kepuasan lulusan dilakukan melalui program tracer study yang tujuan untuk melihat feedback atau respon dari mahasiswa terhadap kesesuaian kompetensi
yang
telah
diberikan
dibangku
kuliah
dengan
kompetensi
yangdibutuhkan pada saat bekerja, Instrumen kepuasan lulusan dikembangkan oleh BPM dan digunakan oleh tim tracer studi Universitas. Untuk memfasilitasi pelaksanaan pengukuran kepuasan lulusan dibangun sebuah sistem informasi pelancakan lulusan yang dapat diakses di karir.unnes.ac.id C.9. Kepuasan pemanfaat lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan Lulusan Unnes umumnya sudah bekerja, baik menjadi guru at a u t e n a g a p r of e s i o n a l di daerah, nasional, luar negeri. Selain itu ada beberapa lulusan Unnes yang diterima bekerja di Sekolah, Dinas Pemerintahan, Perusahaan Swasta. Dengan semakin besarnya kompetisi antarperguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan
yang
lebih
berkualitas,
Unnes
melalui
bidang
kemahasiswaan
mengembangkan secara lebih luas dan intensif agenda kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan. Dengan adanya peningkatan aspek-aspek ini diharapkan tumbuhnya kader-kader pemimpin yang kritis, kreatif, mandiri, matang secara emosional, religius, serta bertangung jawab. Untuk mewujudkan hal ini programprogram kegiatan yang berorientasi pada pengembangan softskill, kewirausahaan, kepemimpinan, keagamaan, penalaran, kesenian/kebudayaan. C.10. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian. (mohon dibantu bidang akademik dan LP2M) Program
Studi
di
Unnnes
telah
menghasilkan
produk
model-model
pembelajaran dan karya-karya pembelajaran media inovatif. Produk-produk tersebut sangat bermakna bagi program studi. Produk-produk tersebut menjadi kebanggaan yang menggembirakan sekaligus sebagai ajang promosi prodi.
Salah satu produk
unggulan program studi di Unnes, misalnya Program Studi BK memiliki software Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
69
aplikasi instrumentasi Daftar Cek Masalah, IKMS dan Sosiometri yang dapat dimanfaatkan guru pembimbing di sekolah untuk mempermudah pengolahan data identifikasi kebutuhan siswa. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki software aplikasi untuk mengukur Kecepatan Efektivitas Membaca yang dapat dimanfaatkan untuk mahasiswa dan guru dan atau umum. Selain itu juga ada software aplikasi Uji Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia (UKDBI) untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam berbahasa Indonesia.
C.11. Deskripsi SWOT Komponen C a. Kekuatan 1.
Minat dan antusias masyarakat pada Unnes sangat tinggi ditunjukan data peminat calon mahasiswa yang akan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru sebanyak 88.965 dari total daya tampung sebanyak 8.228 atau berada pada rasio 10:1
2.
Jumlah mahasiswa (total student body) Unnes tahun 2012 sebanyak 26.800.
3.
Sejumlah beasiswa telah diberikan kepada mahasiswa, sebagai bentuk reward kepada mereka yang memiliki prestasi akademik. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa adalah 2.706 orang atau sekitar 11,5% dari total mahasiswa. Selain itu juga memberikan pembebasan biaya pendidikan dengan besaran yang berjenjang masing-masing 100%, 75% dan 50% pada tahun akademik.
4.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), telah mendudukkan Unnes setara dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia seperti IPB, UGM, dan ITS. Tahun 2012, sebanyak 654 proposal PKM dibiayai (4.3 M terserap ke Unnes), terbanyak se-Indonesia, oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanl.
5.
Apresiasi terhadap kreativitas mahasiswa telah diwadahi kegiatan ekstrakurikuler yang mapan melalui keberadaan organisasi kemahasiswaan seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU), Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas dan Fakultas (BEMU dan BEMF), Himpunan Mahasiswa Profesi (HIMPRO) tingkat Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
6.
Sejak tahun 2006 telah dikembangkan sistem informasi manajemen (SIM) sebagai pedukung tata kelola manajemen perguruan tinggi secara modern. Salah satu produk yang telah mendekati optimal adalah sistem informasi akademik terpadu (Sikadu) (http://akademik.unnes.ac.id). Pada saat ini Sikadu telah mampu mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi penerimaan mahasiswa baru, registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran wisuda secara on-line.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
70
Selain itu telah dikembangkan pula sistem informasi kepegawaian (Simpeg), sistem informasi keuangan (Sikeu) dan sistem informasi kemahasiswaan (Simawa). Simawa ada sistem layanan berbasis on-line: Program Kreativitas Mahasiswa, Beasiswa, Pemira, b. Kelemahan 1. Pengembangan softskill mahasiswa masih jauh dari memadai. Fungsi dosen pembimbing akademik masih belum disadari pentingnya oleh mahasiswa. Unit-unit yang berfungsi mengembangkan softskill mahasiswa juga belum berfungsi secara optimal. 2. Belum optimalnya fungsi bidang alumni mahasiswa yang secara teoretis menjadi aset yang mampu menyediakan informasi kerja, penelusuran alumni dan dukungan dalam penyediaan beasiswa. c. Peluang 1.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan UU Nomor 20 tahun 2003 dan PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara umum merubah paradigma pendidikan nasional dengan adanya tuntutan pembaharuan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna.
2.
Otonomi daerah memberikan peluang kepada Unnes untuk menyumbangkan hasil karyanya bagi pemerintah daerah baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan. Disamping itu memberikan peluang untuk mengembangkan jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah
3.
Kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi informasi,
memberikan
mengembangkan
sistem
peluang
yang
informasinya
luas
kepada
berbasis
ICT
Unnes
yang
telah
(Information
and
Communication Technology) untuk meningkatkan pencitraan publik, kemudahan Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
71
publikasi serta membangun jaringan yang lebih luas dengan alumni, institusi pemerintah dan swasta serta masyarakat yang lebih luas. d.
Ancaman
1.
Fenomena yang terjadi pada era globalisasi berdampak terhadap tatanan kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam bidang politik, perekonomian, sosial maupun kebudayaan. Sebagai contoh Indonesia pernah mengalami krisis multi dimensional di segala bidang. Akibatnya meningkatnya angka pengangguran, berkurangnya pendapatan rata-rata penduduk, dekadensi moral dikalangan remaja.
2.
Akibat globalisasi maka adanya peluang negara asing mendirikan pendidikan tinggi di Indonesia, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendidikan tinggi internasional. Hal ini merupakan ancaman bagi pembangunan pendidikan nasional, selain juga meningkatnya persaingan memperoleh kesempatan kerja bagi lulusan.
3.
Ancaman liberasisasi pendidikan sangat potensial untuk menurunkan minat masyarakat melanjutkan studi ke Unnes dan berpaling ke lembaga-lembaga pendidikan internasional. Implikasinya perguruan tinggi harus meningkatkan berbagai aspek internal yang dimiliki dalam memberikan layanan prima.
4.
Munculnya lembaga pendidikan bertaraf internasional dan diijinkannya perguruan tinggi luar negeri melaksanakan pendidikan jarak jauh, merupakan ancaman untuk menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional.
5.
Tuntutan masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta menguasai hardskill dan softskill agar mampu bersaing di tingkat global.
Tabel 3.2 Analisis SWOT Komponen C Kekuatan (S) 1.
2.
3.
Kelemahan (W)
Minat dan antusias masyarakat Pengembangan softskill mahasiswa pada Unnes sangat tinggi masih jauh dari memadai. Fungsi ditunjukan data peminat calon dosen pembimbing akademik masih mahasiswa yang akan mengikuti belum disadari pentingnya oleh seleksi penerimaan mahasiswa mahasiswa. Unit-unit yang berfungsi baru sebanyak 88.965 dari total mengembangkan softskill daya tampung sebanyak 8.228 atau mahasiswa juga belum berfungsi berada pada rasio 10:1 secara optimal. Jumlah mahasiswa (total student 2. Belum optimalnya fungsi bidang body) Unnes tahun 2012 sebanyak alumni mahasiswa yang secara 26.800. teoretis menjadi aset yang mampu Sejumlah beasiswa telah diberikan menyediakan informasi kerja, kepada mahasiswa, sebagai bentuk penelusuran alumni dan dukungan reward kepada mereka yang dalam penyediaan beasiswa.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
72
4.
5.
6.
memiliki prestasi akademik. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa adalah 2.706 orang atau sekitar 11,5% dari total mahasiswa. Selain itu juga memberikan pembebasan biaya pendidikan dengan besaran yang berjenjang masing-masing 100%, 75% dan 50% pada tahun akademik. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), telah mendudukkan Unnes setara dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia seperti IPB, UGM, dan ITS. Tahun 2012, sebanyak 654 proposal PKM dibiayai (4.3 M terserap ke Unnes), terbanyak seIndonesia, oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanl. Apresiasi terhadap kreativitas mahasiswa telah diwadahi kegiatan ekstrakurikuler yang mapan melalui keberadaan organisasi kemahasiswaan seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU), Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas dan Fakultas (BEMU dan BEMF), Himpunan Mahasiswa Profesi (HIMPRO) tingkat Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sejak tahun 2006 telah dikembangkan sistem informasi manajemen (SIM) sebagai pedukung tata kelola manajemen perguruan tinggi secara modern. Salah satu produk yang telah mendekati optimal adalah sistem informasi akademik terpadu (Sikadu) (http://akademik.unnes.ac.id). Pada saat ini Sikadu telah mampu mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi penerimaan mahasiswa baru, registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran wisuda secara on-line. Selain itu telah dikembangkan pula sistem informasi kepegawaian (Simpeg), sistem informasi keuangan (Sikeu) dan sistem informasi kemahasiswaan (Simawa). Simawa ada sistem
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
73
layanan berbasis on-line: Program Kreativitas Mahasiswa, Beasiswa, Pemira, Peluang (O) 1.
2.
3.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan UU Nomor 20 tahun 2003 dan PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara umum merubah paradigma pendidikan nasional dengan adanya tuntutan pembaharuan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. Otonomi daerah memberikan peluang kepada Unnes untuk menyumbangkan hasil karyanya bagi pemerintah daerah baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan. Disamping itu memberikan peluang untuk mengembangkan jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah Kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi informasi, memberikan peluang yang luas kepada Unnes
Ancaman (T) 1.
2.
3.
4.
5.
Fenomena yang terjadi pada era globalisasi berdampak terhadap tatanan kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam bidang politik, perekonomian, sosial maupun kebudayaan. Sebagai contoh Indonesia pernah mengalami krisis multi dimensional di segala bidang. Akibatnya meningkatnya angka pengangguran, berkurangnya pendapatan rata-rata penduduk, dekadensi moral dikalangan remaja. Akibat globalisasi maka adanya peluang negara asing mendirikan pendidikan tinggi di Indonesia, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendidikan tinggi internasional. Hal ini merupakan ancaman bagi pembangunan pendidikan nasional, selain juga meningkatnya persaingan memperoleh kesempatan kerja bagi lulusan. Ancaman liberasisasi pendidikan sangat potensial untuk menurunkan minat masyarakat melanjutkan studi ke Unnes dan berpaling ke lembaga-lembaga pendidikan internasional. Implikasinya perguruan tinggi harus meningkatkan berbagai aspek internal yang dimiliki dalam memberikan layanan prima. Munculnya lembaga pendidikan bertaraf internasional dan diijinkannya perguruan tinggi luar negeri melaksanakan pendidikan jarak jauh, merupakan ancaman untuk menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional. Tuntutan masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta menguasai hardskill dan softskill agar mampu bersaing di tingkat global.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
74
yang telah mengembangkan sistem informasinya berbasis ICT (Information and Communication Technology) untuk meningkatkan pencitraan publik, kemudahan publikasi serta membangun jaringan yang lebih luas dengan alumni, institusi pemerintah dan swasta serta masyarakat yang lebih luas.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
75
KOMPONEN D: SUMBER DAYA MANUSIA
D.1. Sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan Dosen dan tenaga kependidikan adalah penggerak utama kehidupan perguruan tinggi. Di samping dosen, keberadaan tenaga kependidikan seperti laboran, teknisi, pustakawan, administrasi dan tenaga pendukung lainnya juga ikut memberi kontribusi dan bertanggung jawab atas pencapaian sasaran mutu lembaga. Mengingat peran Sumber Daya Manusia (SDM) yang begitu vital maka rekruitment menjadi salah satu bagian terpenting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia di Unnes. Sistem rekruitmen Unnes dilaksanakan dengan menjunjung tinggi prinsipprinsip transparansi, keadilan, dan obyektifitas yang memungkinkan diperolehnya sumber daya unggul 9. Rekruitment dilaksanakan mengacu pada perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang telah tertuang pada Renstra Unnes. Identifikasi kebutuhan dosen dilakukan dengan mendasarkan diri pada data rasio dosen dan mahasiswa masing-masing program studi. Pelibatan program studi juga dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang spesifikasi dosen yang diperlukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dosen untuk konsentrasi tertentu, rencana pengembangan program studi ke depan dan sebagainya. Seleksi yang ketat melalui beberapa tahapan dengan melibatkan prodi dan fakultas juga dilakukan Unnes untuk memastikan diperolehnya pegawai terbaik dan sesuai dengan formasi yang ada. Penerimaan dosen yang mensyaratkan kemampuan bahasa inggris yang baik telah dipersiapkan untuk mewujudkan Unnes sebagai world class university. Disamping itu, rekruitment untuk pustakawan, laboran, teknisi maupun tenaga administrasi juga didasarkan
pada
analisis
kebutuhan
masing-masing
unit
kerja.
Persyaratan
kemampuan bahasa serta cakap mengoperasikan program komputer bagi tenaga kependidikan diyakini mampu meningkatkan profesionalitas kerja mereka. Peningatan kualifikasi pendidikan (S2 untuk pelamar dosen dan D3 untuk tenaga administrasi) serta peningkatan standar minimal nilai terus ditingkatkan sebagai upaya perbaikan kualitas SDM. Penyebarluasan informasi lowongan di sejumlah media massa merupakan wujud transparansi sistem rekruitment. Dengan penyebarluasan informasi seperti itu diharapkan akan dapat diakses masyarakat luas di berbagai wilayah, sehingga bisa didapatkan jumlah dan kualifikasi pendaftar yang memadai untuk mengikuti seleksi dengan tingkat persaingan yang tinggi dan fair. Mulai dari informasi lowongan, nilai
9
Lampiran D1 : Dokumen sistem pengelolaan sumberdaya manusia
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
76
seluruh tahapan tes serta pengumuman yang diterima dipublikasikan melalui web Unnes sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi. D.2. Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan Unnes memiliki komitmen yang tinggi dalam hal mengelola sumber daya manusia sebagai komponen utama untuk mensukseskan program perguruan tinggi dalam rangka mencapai visi dan misi lembaga. Sebagai perguruan tinggi yang terus berkembang, Unnes berupaya mengimplementasikan sistem pengelolaan sumberdaya manusia
yang
diarahkan
pada
pencapaian
prinsip–prinsip
Good
University
Governance (GUG). Diperolehnya program hibah I-MHERE B.2a oleh unnes telah membawa dampak signifikan dalam rangka transformasi manajemen kepegawaian menuju GUG dengan mempersiapkan segala prosedur mutu, peraturan serta segala kelengkapannya. Sehingga seluruh pengelolaan SDM mulai dari perencanaan, seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan memiliki prosesur mutu yang baku. Berbagai peraturan rektor juga telah dibuat sebagai legalisasi serta jaminan kualitas pengelolaan sumber daya manusia seperti peraturan rektor tentang tata cara pengangkatan, mutasi dan pemberhentian pejabat di Unnes. Sebagai landasan terbaru pengelolaan SDM adalah Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2012 tentang Sistem Pengelolaan Tenaga Kependidikan BLU Universitas Negeri Semarang yang berisi perencanaan, rekrutmen, pengangkatan, hak dan kewajiban, karier dan penilaian kinerja, pengajian, dan pemberhentian. Disamping itu, Unnes juga taat terhadap seluruh peraturan perundangundangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan SDM. Transparansi pengelolaan SDM salah satunya dengan implementasi berbagai sistem informasi kepegawaian seperti SIMPEG, SILKADOS, SIMPAKDOS. SIMPEG merupakan sistem informasi yang khusus menangani sumber daya manusia baik dosen maupun tenaga kependidikan. Sistem ini berisi data base seluruh pegawai baik PNS maupun non PNS di Unnes. Sistem ini terintegrasi dengan sitem informasi lain yang dikembangkan Unnes seperti Sikadu, SiKeu dan Sistem Presensi On-line. Keberadaan sistem
ini sangat memudahkan pimpinan untuk mengambil kebijakan
terkait SDM seperti monitoring kehadiran dosen dan tenaga kependidikan, pemetaan studi lanjut dosen, pemetaan dan klasifikasi pegawai berdasarkan demografi, pengurusan surat tugas maupun surat keterangan. Keunggulan sistem ini juga mempermudah administrasi pengelolaan SDM. Untuk memudahkan dan administrasi kenaikan pangkat bagi dosen juga telah dikembangkan Sistem Penilaian Angka Kredit Dosen (SIMPAKDOS). Sistem ini memungkinkan penilaian angka kredit secara online serta meminimalisir kenaikan pangkat yang tertunda. Seluruh borang kelengkapan Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
77
kenaikan pangkat masing-masing dosen akan dimasukkan oleh dosen yang bersangkutan secara kontinyu kedalam sistem. Monitoring kinerja dosen juga bisa terpantau melalui sistem monitoring kehadiran dosen (SIMOHAN) maupun Sistem Informasi Kinerja Dosen (SILKADOS). Melalui SIMOHAN seluruh civitas akademika dapat
mengetahui
kehadiran
dosen
dalam
pembelajaran
sehingga
kualitas
pembelajaran dapat terpantau dengan baik. Kinerja dosen dalam pelaksanaan tridarma setiap tahun terangkum dalam SILKADOS. Disamping penilaian pelaksanaan tridarma yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian, kinerja dosen dalam bidang akademik juga dilakukan penilaian. Pengembangan SDM berbasis kinerja terus diupayakan untuk memenuhi dinamika pekerjaan. Pengembangan Dosen diwujudkan dalam bentuk pemberian tugas/ijin belajar. Dari tahun ketahun jumlah dosen yang study lanjut terutama S3 terus mengalami kenaikan seperti yang nampak dalam gambar 3.1. Jumlah dosen yang menempuh S3 pada tahun 2010 adalah 23, tahun 2011 sebanyak 38 dan tahun 2010 34 dosen. Secara berturut-turut jumlah dosen yang sedang study S2 tahun 2010 – 2012 adalah 5 dosen, 9 dosen dan 6 dosen. Sedangkan total study tanpa gelar selama 3 tahun berjumlah 138 dosen. Kegiatan ini diantaranya adalah pelatihan bahasa mandarin di china selama 2 tahun sejak 2012 yang diikuti oleh 4 dosen bahasa asing. Program ini merupakan kerja sama Unnes dengan pemerintah china.pelatihan lainnya antara lain adalah pelatihan bahasa ingris di beberapa kota seperti bandung, jakarta, malang, bali dan makasar. Program ini diselenggarakan oleh Dikti selama 3 – 6 bulan sesuai dengan kelas masing-masing. Pelatihan lainnya adalah training mengajar kelas bilingual di bali selama 1 bulan. Kesempatan untuk mengikuti pelatihan, seminar, workshop, call for papers baik nasional maupun internasional terbuka seluas-luasnya bagi seluruh dosen untuk peningkatan kompetensinya. Selain dosen, pengembangan tenaga kependidikan dilakukan melalui program Diklat, Bimtek, Training, Pelatihan maupun studi banding. Program pelatihan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam rangka peningkatan kompetensi/ketrampilan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misalnya Diklat Fungsional Bendahara, Pelatihan Pengelolaan Arsip, Diklat Peningkatan Kemampuan Teknis
Pengelolaan
Kepegawaian
dan
lainnya10.
Komitmen
pimpinan
untuk
memfasilitasi pengembangan diri dan peningkatan kualitas baik bagi dosen maupun tenaga kependidikan salah satunya melalui support dana tiap tahunnya. Program hibah I-MHERE B.2a juga memberikan kontribusi positif dalam rangka peningkatan
10
Lampiran D2 : Fotokopi ijazah dan sertifikat kompetensi tenaga kependidikan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
78
kompetensi tenaga kependidikan dalam bentuk Non Degree Training dengan total dana Rp 407.500.000,00 dalam tahun 2011.
Gambar 4.1 Jumlah Peningkatan Kompetensi Dosen D.3. Profil dosen dan tenaga pendukung: mutu, kualifikasi, pengalaman, ketersediaan (kecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen-mahasiswa) a.
Persentase Dosen tetap Berpendidikan Doktor/Sp-2 Unnes
hingga
mempunyai
pertengahan
sebanyak
1003
dosen
tahun
orang
2012 dengan
kualifikasi S3=173 orang (17.25%); S2=758 orang (75.57%); S1=72 orang (7.17%).
Disadari
Unnes
bahwa
kualifikasi dosen dengan pendidikan S3 baru mencapai 173 orang. Namun jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat jumlah dosen yang sedang
Gambar 4.2: Jumlah Dosen Berdasarkan Gelar Akademik
menempuh S3 hingga tahun 2012 ini mencapai 193 orang. Unnes juga masih memiliki dosen dengan pendidikan S1 sebanyak 72 orang. Sebagian dari jumlah tersebut sedang dalam proses penyelesaian studi dan sebagian lainnya adalah dosen senior yang
hampir
mencapai
usia
pensiun.
Berdasarkan
hasil
pemetaan
bagian
kepegawaian, pada tahun 2014 mendatang dosen S1 sudah tidak ada lagi karena sebagian sudah lulus studi dan selebihnya pensiun. Peningkatan kuantitas tersebut tentu saja juga diikuti peningkatan kualitas. Terbitnya Edaran Rektor tentang Himbauan Studi Lanjut merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Unnes menuju world Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
79
class university. Dalam surat edaran tersebut, bagi dosen dengan usia kurang dari 35 tahun dihimbau untuk melanjutkan study ke luar negri. Tentu saja peraturan tersebut diimbangi dengan fasilitasi peningkatan kemampuan bahasa asing seperti bahasa inggris melalui program pelatihan, kursus, in house training, english meeting dan lainnya baik pada tingkat universitas, fakultas, maupun prodi. Bantuan beasiswa untuk melanjutkan study S3 dari program hibah Islamic Development Bank (IDB) juga merupakan peluang emas peningkatan jumlah doktor luar negeri. Dari proyek tersebut, Unnes memperoleh kuota beasiswa sebanyak 16 orang, dimana tahun 2012 ini sudah berangkat 9 orang untuk studi S3 di luar negeri. Berbagai upaya dilakukan untuk memacu motivasi para dosen dalam hal peningkatan kualifikasi pendidikannya melalui sistem pembinaan yang terstruktur dan terarah. Unnes memfasilitasi dalam bentuk dukungan finansial bagi dosen yang melanjutkan studi ke jenjang tertinggi. Di samping itu, fakultas juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi pola pembinaan yang memacu pada peningkatan kualifikasi pendidikan dosen ini.
b.
Persentase Dosen Tetap Berdasarkan Jabatan Fungsional Jumlah guru besar yang dimiliki Unnes hingga
pertengahan
2012
baru
mencapai 42 orang atau 5% dari total dosen tetap. Unnes dalam hal ini telah berupaya
menaikkan
jumlah
guru
besar ini dengan memberikan sejumlah fasilitas. Fasilitasi peer-review bagi Gambar 4.3: Jumlah Dosen Berdasarkan Jabatan Fungsional
calon guru besar dilakukan untuk mendorong dan membantu para dosen
untuk mengurus jabatan guru besarnya. Persyaratan yang kompleks dan proses penilaian berjenjang membutuhkan waktu tidak singkat untuk pengurusan jabatan guru besar. Sehingga pendampingan dengan melibatkan peer review oleh senat akademik untuk menilai kelayakan karya akademik, kompetensi, dan latar belakang keilmuan calon guru besar. Sementara itu porsi terbesar adalah dengan jabatan akademik Lektor Kepala, yaitu 436 orang (43%). Angka ini akan terus meningkat dan merupakan peluang untuk meningkatkan kuantitas guru besar dalam jumlah yang signifikan. Jumlah lektor 294 orang (29%), asisten 185 orang (18%) dan tenaga pengajar 46 orang (5%). Angka tersebut diyakini akan terus naik dengan terobosan SIMPAKDOS untuk memudahkan dan mempercepat proses kenaikan pangkat bagi dosen. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
80
Jumlah dosen tidak tetap relatif kecil jika dibandingkan dengan total jumlah dosen tetap yang dimilki Unnes, yaitu hanya 74 orang. Artinya Unnes tidak menggantungkan diri dalam proses pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya pada dosen dari luar Unnes. Jumlah tersebut digunakan untuk menutup kekurangan dosen Unnes agar komposisi beban pekerjaannya seimbang dalam tri dharma perguruan tinggi. Angka tersebut merupakan dosen pramubhakti yang diambil dari lulusan terbaik Unnes. Kebijakan ini merupakan terobosan untuk mempertahankan lulusan terbaik Unnes agar berkarya di Unnes. Dosen pramubhakti ini selanjutnya bersama dengan dosen muda diberi fasilitasi pelatihan bahasa asing untuk dapat melanjutkan studi S2 di luar negeri. Selanjutnya dosen pramubhakti ini terus dibina
sebagai bentuk
kaderisasi internal sesuai karakter dan budaya keilmuan khas yang dikembangkan Unnes. c.
Rasio Dosen Mahasiswa Rasio dosen dan mahasiswa yang dimiliki Unnes secara keseluruhan selama
tiga tahuan terakhir menunjukkan rasio yang ideal, yaitu kurang dari 1: 30 sebagai standar yang ditetapkan. Tahun 2012 rasio dosen dan mahasiswa menunjukkan kenaikan, yaitu 1 : 28. Hal ini terjadi akibat semakin bertambahnya jumlah mahasiswa di satu sisi, sementara tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah dosen. Tabel 4.1 Rasio Dosen dan Mahasiswa Tahun
Dosen
Mahasiswa
Rasio
2012
1003
28.455
1 : 28
2011
990
26.331
1 : 26
2010
997
27.531
1 : 27
Ke depan, perlu penambahan dosen dilakukan mengingat jumlah dosen yang semakin berkurang karena ada yang pensiun dan meninggal, agar rasio ideal tersebut tetap bisa dicapai oleh Unnes. d.
Pustakawan dan Kualifikasinya Dari data yang ada menunjukkan bahwa pustakawan yang dimiliki Unnes
sebanyak 24 orang dengan kualifikasi sebanyak 54% berpendidikan S1, 38% berpendidikan D3, dan 17% berpendidikan D2. Meskipun kebanyakan mereka berpendidikan S1, namun perlu untuk memberi kesepatan kepada mereka untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya, agar keahlian dan pengetahuan mereka meningkat. Hal ini mengingat bahwa mereka Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
81
melayani mahasiswa dan dosen yang, baik D3, S1, S2 maupun S3 yang mempunyai kemampuan keilmuan tinggi. e. Laboran, Teknisi, Analis, Operator, Programmer dan Tenaga Administrasi Tenaga laboran/teknisi/analis/operator/programer yang dimiliki Unnes sebanyak 90 orang dimana 51% diantaranya berpendidikan S1. Hal tersebut merupakan prestasi yang bagus, mengingat Laboran, Teknisi, Analis, Operator, dan Programmer memiliki peranan besar terutama dalam bidang akademik. Namun sangat disadari bahwa jumlah tersebut belum seimbang dibandingkan dengan jumlah prodi yang ada di Unnes yaitu 69 prodi. Unnes telah berupaya keras untuk menambah jumlah Laboran, Teknisi, Analis, Operator, dan Programmer dengan mengusulkan untuk membuka formasi tenaga tersebut setiap tahunnya. Namun jumlah yang diusulkan tersebut tidak selalu disetujui. Sehingga guna memenuhi kekurangan tenaga, diambilkan dari tenaga pramubhakti yang memiliki kompetensi tidak berbeda dengan pegawai tetap. Berdasarkan tersebut
diketahui
grafik bahwa
jumlah tenaga kependidikan dengan kualifikasi akademik SMA/SMK
masih
mendominasi. Oleh karena itu
peningkatan
pendidikan
kualifikasi tenaga
kependidikan ini masih perlu dilakukan
untuk
meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Unnes memberikan kemudahan dan fasilitas kepada Tenaga Kependidikan untuk studi lanjut dengan mengikuti seleksi Beasiswa yang diadakan oleh Kementerian dan Institusi lain penyelenggara Beasiswa, Unnes sendiri juga memberikan dukungan finansial kepada tenaga kependidikan sebagai wujud komitmen continous improvement dalam peningkatan kualitas SDM. Sementara itu jumlah tenaga administrasi Unnes adalah 644 orang yang tersebar secara proporsional diseluruh unit kerja. Data di atas menunjukkan bahwa jumlah sumberdaya manusia tenaga administrasi sudah cukup baik. Namun masih dibutuhkan percepatan peningkatan kualitas SDM untuk dapat mengemban Visi dan Misi Unnes ke depan. Namun demikian Unnes masih terus berupaya memberikan layanan administrasi yang lebih baik. Untuk mempercepat layanan yang diberikan, keakuratan data yang diakses, dan kemudahan penggunaan, maka Unnes telah mengembangkan sistem administrasi Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
82
kearsipan yang terhubung secara online dengan semua komputer karyawan bagian administrasi. Cross check dokumen, pemanggilan dokumen yang dibutuhkan, penyimpanan dokumen, sortir surat berdasarkan kata kunci tertentu, pelacakan surat sampai di mana prosesnya, bentuk rekomendasi yang diberikan pejabat dalam surat, dan sebagainya akan dengan mudah dilakukan. f. Persentase Laboran/Teknisi/Analis/Operator/Programmer Sertifikat Kompetensi
yang
Memiliki
Perlu diketahui bahwa dari 90 orang tersebut, jumlah Laboran, Teknisi, Analis, Operator, dan Programmer yang memiliki sertifikat sebanyak 71 orang (79%). Kinerja mereka sangat handal dalam menjalankan tugas. Sebagai contoh untuk menunjukkan kinerja yang bagus tersebut, bahwa semua sistem informasi yang dikembangkan di Unnes yang jumlahnya tidak kurang dari 10 sistem informasi, semuanya dibangun dan dikembangkan sendiri oleh para programmer yang ada. Semua permasalahan menyangkut IT, jaringan, listrik juga cukup bisa ditangani oleh para teknisi yang ada. Demikian pula aktifitas laboratorium yang sedemikian padat untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian dapat di-handle oleh para laboran yang setiap saat siap mensupport aktifitas yang menggunakan laboratorium. Namun demikian masih perlu adanya peningkatan jumlah dan kualitas agar bisa memberikan layanan yang lebih optimal kepada para pengguna ke depan, mengingat jumlah pengguna layanan (mahasiswa, dosen, karyawan, pihak eksternal) terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. D.4. Karya akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya) Kebijakan persyaratan tentang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan sekaligus tumbuhnya budaya akademik yang sehat di kalangan dosen mendorong semakin meningkatnya karya-karya ilmiah sebagai produk kegiatan penelitian dan pengabdian. Langkah pemberian insentif berupa penghargaan pada dosen yang menghasilkan karya ilmiah / publikasi pada jurnal international dan dukungan universitas dalam hal pendanaan dan komitmen lain ikut mendorong tumbuhnya prioduktivitas ilmiah dalam bentuk karya ilmiah. Keberadaan karya-karya publikasi dosen pada tingkat nasional maupun internasional yang meningkat dari waktu ke waktu semakin memperkuat citra kualitas Unnes dalam penyelenggaraan kegiatan akademik. Keunggulan ini perlu terus ditingkatkan dan disinkronkan dengan manajemen sumber daya manusia sehingga akan dapat terbangun iklim meritokrasi akademik yang sehat. Penghargaan atas karya ilmiah dosen dalam berbagai bentuk perlu ditingkatkan sehingga semakin mendorong produktivitas karya ilmiah dalam Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
83
forum yang semakin bergengsi di tingkat internasional. Sehingga kedepan diharapkan mampu memberikan dorongan lebih besar pada jumlah dan kualitas penelitian maupun produktivitas ilmiah dosen, sehingga diharapkan kedepan menjadi salah satu pilar kekuatan universitas. Jumlah karya ilmiah buku yang diterbitkan terus tumbuh dari waktu ke waktu dan menjadi salah satu kekuatan baru dan sekaligus berperan sebagai media promosi Unnes ke masyarakat. Bahkan beberapa buku karya dosen Unnes dipakai secara nasional. Program penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat salah satunya juga diarahkan untuk menghasilkan buku. Program ini semakin nyata dengan adanya dukungan finansial bagi dosen penulis buku serta fasilitasi review oleh pakar. Program ini semakin nyata dengan dimasukkannya program peningkatan kompetensi akademik dan profesional dosen dalam sasaran utama renstra (SU 11)
D.5. Peraturan kerja dan kode etik Kualitas sumber daya manusia secara komprehensif tidak hanya terdapat pada aspek kualitas profesional saja, tetapi juga kualitas moral dan emosional. Dosen dan karyawan yang jujur, bermoral, dan beretika sangat dibutuhkan untuk pengembangan lembaga dan pemberilan layanan yang optimal kepada para pemangku kepentingan. Unnes memiliki komitmen yang tinggi dalam rangka mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang bermoral dan beretika. Peraturan Rektor Unnes Nomor 92/0/2005 secara tegas telah memberi aturan mengenai tata tertib dan etika kehidupan kampus Universitas Negeri Semarang11. Aturan ini merupakan pedoman perilaku bagi seluruh civitas akademika Unnes, baik dosen, tenaga administrasi, maupun para mahasiswa. Peraturan Rektor tersebut telah tersosialisasi dengan baik melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik (melalui website unnes) maupun pertemuan-pertemuan khusus yang diadakan pada setiap satuan kerja / fakultas. Guna mendukung implementasi tata aturan yang terkait dengan etika dosen, Unnes memiliki dua elemen pendukung, yaitu Komite Etilk yang berada di Senat Universitas dan Tim Bina Aparatur (Tim Binap). Komite Etik merupakan alat kelengkapan Unnes untuk menegakkan etika akademik dosen. Komite ini antara lain bertanggung jawab menangani dan memberikan rekomendasi kepada Rektor melalui Senat dalam hal terjadi dugaan plagiarisme. Tim Binap merupakan alat kelengkapan Unnes dalam penegakan etika dan disiplin pegawai. Tim ini secara ex-officio diketuai oleh Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum. Tim ini bertanggung jawab untuk membina dan menangani serta memberikan rekomendasi kepada Rektor dalam hal 11
Lampiran D5 : Dokumen tentang aturan etika dosen
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
84
terjadi pelanggaran disiplin dan aturan dan atau kasus yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, baik oleh dosen atau tenaga kependidikan. D.6. Pengembangan staf Dalam rangka meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan antara lain dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan dan kebutuhan unit kerja masing-masing. Program pendidikan dan pelatihan mengacu pada standar kompetensi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pendidikan dan pelatihan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan bidang tugas yang dilakukan. Peningkatan kompetensi Tenaga Kependidikan dilaksanakan juga melalui studi banding dalam upaya menambah pengalaman dan memperbandingan dengan unit kerja di luar Unnes diharapkan akan menghasilkan formulasi baru dalam penyempurnaan budaya kerja. Pengembangan staf ini juga merupakan sasaran utama yang akan dicapai sebagaimana telah tertuang dalam renstra Unnes 2010 -2014 yaitu Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dalam memberikan layanan melalui beberapa program berikut: 1)
Program pengelolaan SDM sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme;
2)
Fasilitasi peningkatan kompetensi fungsional tenaga kependidikan;
3)
Fasilitasi studi lanjut tenaga kependidikan.
D.7. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya Keberlanjutan pengadaan dosen di Unnes terus dilaksanakan dengan mengacu pada rasio dosen dan mahasiswa hingga tercapai angka ideal. Untuk memenuhi kekurangan tenaga pengajar agar mencapai beban kerja proporsional dalam tri dharma perguruan tinggi dilakukan perekrutan dosen pramubhakti. Sedangkan pengadaan tenaga kependidikan terus diupayakan sesuai analisis kebutuhan unit kerja. Sedangkan pemanfaatannya secara optimal dalam rangka pencapaian sasaran mutu lembaga. D.8. Deskripsi SWOT Komponen D a. Kekuatan 1.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan pegawai, pengembangan karir, remunerasi, penghargaan, sanksi, dan pemberhentian pegawai diatur dalam peraturan yang dilengkapi dengan SOP.
2.
Dosen dengan jabatan Lektor ke atas lebih dari 77%.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
85
3.
Dosen tetap dengan kualifikasi S2 dan S3 sebesar 92%.
4.
Dosen tetap tersertifikasi sebanyak 60%.
5.
Penilaian internal kinerja dosen dan karyawan dilakukan tiap semester.
6.
Tersedia sistem informasi kepegawaian (SIMPEG)
7.
Tersedia sistem informasi kinerja dosen (SIMPAKDOS)
8.
Tersedia sistem penilaian kinerja karyawan.
9.
Output kompetensi dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen.
10. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi. 11. Dana dan fasilitasi administratif bagi dosen untuk studi lanjut, penulisan tesis, disertasi, dan buku. 12. Dana dan fasilitasi pelatihan dan pengembangan bagi tenaga kependidikan. 13. Fasilitasi dosen untuk penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi karya ilmiah. 14. Fasilitasi perolehan sertifikasi pendidik profesional. 15. Keberlanjutan pengembangan regulasi dan evaluasi pengelolaan SDM. 16. Fasilitasi peer-review bagi calon guru besar
b. Kelemahan 1.
Kualifikasi pendidikan dosen masih belum terpenuhi di sejumlah program studi.
2.
Kualifikasi laboran belum semua bersertifikasi.
3.
Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang published di jurnal terakreditasi dan internasional minim.
4.
Kuantitas dan kualitas buku dosen yang diterbitkan dan didistribusikan secara nasional masih rendah.
5.
Stimulus finansial dan non finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah.
6.
Jumlah dosen yang studi lanjut ke luar negeri masih terbatas.
7.
Kerjasama peningkatan kualitas dosen dengan institusi lain terbatas.
8.
Kualifikasi pendidikan dan kemampuan pengelolaan layanan tenaga kependidikan rendah.
9.
Pendidikan, pelatihan, training peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan terbatas.
10. Profesionalitas dosen belum maksimal. 11. Dosen dengan pendidikan S3 masih belum banyak.
c. Peluang 1.
Program remunerasi pegawai dari pemerintah.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
86
2.
Program sertifikasi dosen.
3.
Program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks tingkat nasional.
4.
Insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan published di jurnal internasional.
5.
Kerjasama penerbitan dan pengelolan jurnal dengan perguruan tinggi asing.
6.
Peningkatan kompetensi dosen melalui joint research.
7.
Tawaran beasiswa dan program sandwich dari berbagai perguruan tinggi.
8.
Kerjasama pengembangan dosen dengan perguruan tinggi asing.
9.
Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan institusi terkait.
10. Program dosen dan karyawan teladan dari Kementerian. 11. Perolehan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima. 12. Kerjasama penerbitan buku karya dosen. 13. Perolehan tunjangan guru besar.
d. Ancaman 1. Semua kebijakan Dikti didasarkan pada PDPT. 2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima 3. Peraturan penghentian tunjangan guru besar yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah. 4. Persyaratan dan proses menjadi guru besar semakin berat dan ketat. 5. Ketentuan pendidikan minimal dosen S1 harus S2 pada tahun 2014. 6. Terbatasnya jumlah dan frekuensi terbit jurnal terakreditasi 7. Sulit dan lamanya proses publikasi artikel dosen dalam jurnal terakreditasi dan internasional. 8. Dana beasiswa BPPS penerimaannya sering terlambat. 9. Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing. Tabel 4.2 Analisis SWOT Komponen D Kekuatan (S) 1.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan pegawai, pengembangan karir, remunerasi, penghargaan, sanksi, dan pemberhentian pegawai diatur dalam peraturan yang dilengkapi dengan
Kelemahan (W) 1.
2. 3.
Kualifikasi pendidikan dosen masih belum terpenuhi di sejumlah program studi. Kualifikasi laboran belum semua bersertifikasi. Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang published di jurnal terakreditasi dan internasional
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
87
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11.
12.
13.
14. 15.
16.
SOP. Dosen dengan jabatan Lektor ke atas lebih dari 77%. Dosen tetap dengan kualifikasi S2 dan S3 sebesar 92%. Dosen tetap tersertifikasi sebanyak 60%. Penilaian internal kinerja dosen dan karyawan dilakukan tiap semester. Tersedia sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) Tersedia sistem informasi kinerja dosen (SIMPAKDOS) Tersedia sistem penilaian kinerja karyawan. Output kompetensi dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi. Dana dan fasilitasi administratif bagi dosen untuk studi lanjut, penulisan tesis, disertasi, dan buku. Dana dan fasilitasi pelatihan dan pengembangan bagi tenaga kependidikan. Fasilitasi dosen untuk penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi karya ilmiah. Fasilitasi perolehan sertifikasi pendidik profesional. Keberlanjutan pengembangan regulasi dan evaluasi pengelolaan SDM. Fasilitasi peer-review bagi calon guru besar Peluang (O)
1. 2. 3.
4.
5. 6. 7.
Program remunerasi pegawai dari pemerintah. Program sertifikasi dosen. Program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks tingkat nasional. Insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan published di jurnal internasional. Kerjasama penerbitan dan pengelolan jurnal dengan perguruan tinggi asing. Peningkatan kompetensi dosen melalui joint research. Tawaran beasiswa dan program sandwich dari berbagai perguruan tinggi.
minim. 4. Kuantitas dan kualitas buku dosen yang diterbitkan dan didistribusikan secara nasional masih rendah. 5. Stimulus finansial dan non finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah. 6. Jumlah dosen yang studi lanjut ke luar negeri masih terbatas. 7. Kerjasama peningkatan kualitas dosen dengan institusi lain terbatas. 8. Kualifikasi pendidikan dan kemampuan pengelolaan layanan tenaga kependidikan rendah. 9. Pendidikan, pelatihan, training peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan terbatas. 10. Profesionalitas dosen belum maksimal. 11. Dosen dengan pendidikan S3 masih belum banyak.
Ancaman (T) 1. Semua kebijakan Dikti didasarkan pada PDPT. 2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima 3. Peraturan penghentian tunjangan guru besar yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah. 4. Persyaratan dan proses menjadi guru besar semakin berat dan ketat. 5. Ketentuan pendidikan minimal dosen S1 harus S2 pada tahun 2014. 6. Terbatasnya jumlah dan frekuensi terbit jurnal
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
88
8. 9.
10. 11. 12. 13.
Kerjasama pengembangan dosen dengan perguruan tinggi asing. Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan institusi terkait. Program dosen dan karyawan teladan dari Kementerian. Perolehan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima. Kerjasama penerbitan buku karya dosen. Perolehan tunjangan guru besar.
terakreditasi 7. Sulit dan lamanya proses publikasi artikel dosen dalam jurnal terakreditasi dan internasional. 8. Dana beasiswa BPPS penerimaannya sering terlambat. 9. Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012
89
KOMPONEN E: KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK E.1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Universitas Negeri Semarang sebagai institusi perguruan tinggi negeri bertanggungjawab dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebagai target pencapaian mutu lulusan, seluruh prodi telah membuat standar kompetensi lulusan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas institusi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan standar kompetensi antara lain kualitas input mahasiswa, kualitas proses pembelajaran dan kualitas sarana dan prasana pendukung. Berkaitan dengan hal tersebut, Unnes telah menentukan secara baku berupa standar kualitas input calon mahasiswa, kualitas pembelajaran, dan standar sarana dan prasarana. Untuk terjaminnya kualitas dari ketiga faktor tersebut di atas, perlu dirumuskan prosedur dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan ketiga standar tersebut di atas serta memperoleh dukunganatau komitmen pimpinan untuk melaksanakan prosedur tersebut. Proses
penjaminan
mutu
pembelajaran
dilakukan
melalui
pengaturan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran diawali dengan penyusunan kurikulum penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah. Dalam mengembangkan kurikulum, Unnes mendasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran serta mengakomodir masukan dari stakeholders. Satu sebutan yang melekat pada Unnes adalah universitas konservasi. Sebutan ini dikuatkan dengan visi Unnes menjadi universitas konservasi bertarafinternasional yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020. Visi Unnes untuk menjadi universitas konservasi ini sangat tepat. Hal ini dapat ditunjukkan dari kejadian masyarakat yang memproduksi suatu produk tanpa mempertimbangkan dampak serta kelestariannya, masyarakat yang lebih suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah kecil dan pencurian budaya Indonesia oleh pihak asing. Kegiatan-kegiatan ini dapat diminimalisasi dengan pendidikan yang memberikan visi untuk selalu melakukan konservasi alam, konservasi moral dan konservasi budaya. Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes telah membentuk beberapa mata kuliah yang wajib diimplementasikan oleh seluruh prodi yang ada di Unnes. Berapa mata kuliah yang sejalan dengan visi Unnes sebagai universitas konservasi adalah:
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
90
Tabel 5.1 Kesesuaian Mata Kuliah dengan Visi Mata Kuliah
Jumlah SKS
Kesesuaian Visi
Pendidikan Lingkungan Hidup
2
Konservasi Lingkungan
Pendidikan Agama
2
Pendidikan Pancasila
2
Bahasa Indonesia
2
Konservasi Moral Konservasi Budaya
Selain matakuliah-matakuliah tersebut muatan pendidikan karakter juga wajib terimplementasi secara terintegrasi dalam matakuliah-matakuliah lain prodi. Terencana dalam kurikulum, silabus, kontrak kuliah, SAP dan menjadi tagihan dalam penilaian pembelajaran.Mata kuliah yang sejalan dengan pengimpelementasian visi, misi, tujuan dan strategi ini akan selalu dikembangkan. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum Unnes memiliki sifat dinamis. Kurikulum Unnes akan selalu direview kembali secara rutin selama empat tahun. Hasil review ini akan dilakukan penggantian atau perevisian kurikulum yang telah terlaksana secara rutin empat tahunan.
E.2. Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan Stakeholders. Kurikulum Unnes memiliki sifat dinamis. Artinya, secara periodik, kurikulum yang selama ini diadopsi akan dievaluasi dan dikembangkan kurikulum yang baru. Dalam penyusunan kurikulum ini, Unnes telah mengembangkan pedoman yaitu Prosedur Mutu Akademik nomor 4 tentang Penyusunan Kurikulum. Prosedur penyusunan kurikum berdasarkan PM-AKD-04 adalah sebagai berikut:
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
91
Gambar 5.2 Prosedur Penyusunan Kurikulum
Berdasarkan gambar tersebut di atas, terlihat bahwa salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam penyusunan kurikulum adalah masukan dari masyarakat pengguna (stakeholders). Informasi ini diperlukan agar kurikulum menjadi pedoman dalam mengembangkan mahasiswa sesuai dengan skill yang dibutuhkan pasar. Tingkat kesesuaian kurikulum dengan skill yang dibutuhkan pasar merupakan faktor utama dalam meningkatkan daya serap lulusan didunia kerja. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholder dapat dilihat dari hasil butir-butir tracer study (Laporan Tracer Study) sebagai berikut : Hubungan antara bidang studi dengan pekerjaannya adalah sangat erat (62,5%) Pekerjaan yang sekarang sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya (62,3%) Penguasaan bahasa asing dan kontribusi Unnes dalam penguasaannya (mayoritas responden menjawab cukup)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
92
E.3. Struktur dan Isi Kurikulum (Keluasan, Kedalaman, Koherensi, Penataan/ Organisasi) Kurikulum Unnes tersusun atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap program studi yang memuat: tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam menyelesaikan suatu program studi. Kurikulum Institusional adalah sejumlah bahan kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan program studi di lingkungan Unnes. Komponen
kurikulum
Unnes
tersusun
atas
kelompok
Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah Keahlian Berkarya
(MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan
Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) Penataan isi kurikulum didalam kelembagaan (universitas, fakultas dan program studi) terlihat dari penetapan status mata kuliah Unnes menjadi : (1) mata kuliah wajib universitas; (2) mata kuliah wajib fakultas; (3) mata kuliah wajib program studi/bagian; dan (4) mata kuliah pilihan program studi/bagian. Mata kuliah wajib universitas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Unnes. Mata kuliah wajib fakultas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa fakultas yang bersangkutan. Mata kuliah wajib program studi atau bagian merupakan mata kuliah yang
wajib diikuti oleh mahasiswa seluruh prodi/bagian yang
bersangkutan. Beberapa mata kuliah wajib universitas adalah: a. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjang Diploma terdiri atas: 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Pancasila 3. Pendidikan Kewarganegaraan 4. Pendidikan Lingkungan Hidup 5. Bahasa Indonesia 6. Bahasa Inggris 7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada program studi Statistik Terapan dan Komputasi serta program studi Teknik Elektronika 8. Praktik Kerja Lapangan (PKL) 9. Tugas Akhir (TA)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
93
b. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjangSarjana terdiri atas: 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Pancasila 3. Pendidikan Kewarganegaraan 4. Bahasa Indonesia, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta program studi Sastra Indonesia 5. Bahasa Inggris, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan program studi Sastra Inggris 6. Statistika 7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada semua program studi di FMIPA, program studi PTIK, program studi Pendidikan Teknik Elektro, serta program studi Teknologi Pendidikan. 8. Pendidikan Lingkungan Hidup 9. Kuliah Kerja Nyata 10. Skripsi c.
Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi kependidikan terdiri atas: 1. Pengantar Ilmu Pendidikan. 2. Psikologi Pendidikan. 3. Manajemen Sekolah. 4. Bimbingan dan Konseling. 5. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
d.
Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi nonkependidikan jenjang Sarjana adalah Praktik Kerja Lapangan (PKL). Berdasarkan berbedaan status mata kuliah tersebut di atas, maka isi kurikulum yang diimplementasikan oleh sebuah prodi dapat digambarkan sebagai berikut:
Kurikulum Prodi Mata KuliahWajib Universitas (Mata Kuliah Khas Universitas)
Mata KuliahWajib Fakultas (Mata Kuliah Khas Fakultas)
Mata KuliahWajib Prodi Mata KuliahPilihan Prodi
Gambar 5.3 Komponen Kurikulum Berdasarkan Status Mata Kuliah
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
94
E.4. Derajat Integrasi Materi Pembelajaran (Intra dan Antar Disiplin Ilmu) Derajat integrasi materi antar mata kuliah diatur melalui penentuan mata kuliah prasyarat atas pengambilan mata kuliah tertentu. Cakupan materi yang terlalu luas pada satu obyek mata kuliah, memungkinkan prodi untuk menjadikannya lebih dari satu mata kuliah. Dengan demikian, mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah berurutan yang mana mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah kedua, harus lulus terlebih dahulu mata kuliah pertama. Penentuan mata kuliah prasyarat juga dapat dilakukan antar jenis mata kuliah yang berbeda. Hal ini terjadi karena cakupan materi atas mata kuliah tertentu merupakan materi dasar/pengantar (basic knowledge) bagi mata kuliah yang lainnya. Untuk menunjang pelaksanaan ujian prasyarat ini, penentuan mata kuliah tiap semester harus memperhatikan apakah mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah prasyarat atau tidak. Jika mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah prasyarat atas mata kuliah lainnya, maka mata kuliah yang menjadi syarat harus diletakkan pada minimal satu semester sebelum mata kuliah prasyarat. Namun jika mata kuliah tertentu bukan merupakan mata kuliah prasyarat, maka mata kuliah tersebut dapat diletakkan disembarang semester. Operasionalisasi sistem mata kuliah prasyarat dapat terlihat pada gambar berikut ini. Semester I Mata Kuliah Prasyarat atas MK Akuntansi Menengah I dan Akuntansi Biaya
MK Pengantar Akuntansi
Semester II MK Akuntansi Menengah I
MK Akuntansi Biaya
Semester III MK Akuntansi Menengah II a
Mata Kuliah Prasyarat atas MK Akuntansi Menengah II
* Contoh pada prodi akuntansi Gambar 5.4 Operasionalisasi Mata Kuliah Prasyarat*
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
95
E.5. Kurikulum Lokal yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat Terdekat dan Kepentingan Internal Lembaga Pengembangan kurikulum di Unnes memadukan antara kurikulum inti dan institusional.Kurikulum inti merupakan kurikulum perguruan tinggi yang berlaku secara nasional (kurikulum nasional).Sedangkan kurikulum institusionalmerupakan bahan kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan program studi di lingkungan Unnes.Dengan kata lain, kurikulum institusional terdiri dari komponen kurikulum lembaga dan lokal. Kurikulum nasional dan lokal dibentuk melaluimasukan pengguna lulusan, dan stakeholders.Sedangkan mata kuliah untuk kepentingan internal lembaga diberikan kepada
mahasiswa
sebagai
keahlian
khas
Unnes
dengan
memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian keahlian khas ini dimaksudkan agar lulusan memiliki keahlian khas (berbeda dari lulusan universitas lain) dan merupakan ciri dari lulusan Unnes. E.6. Mata Kuliah Pilihan yang Merujuk pada Harapan/Kebutuhan Mahasiswa Secara Individual/Kelompok Mahasiswa Tertentu Berdasarkan jenis status mata kuliah, Unnes juga membentuk mata kuliah pilihan.Penentuan mata kuliah ini didasarkan pada kebutuhan mahasiswa untuk menambah
kemampuan
dan
keahlian
mereka
dalam
menghadapi
dunia
kerja.Penentuan mata kuliah dan bobot SKS dilakukan pada saat penyusunan kurikulum. Selain melalui penawaran mata kuliah pilihan, mahasiswa juga dapat memberikan
masukan
terhadap
silabus
atas
suatu
mata
kuliah
yang
diikuti.Kesempatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa pada setiap pertemuan awal perkuliahan. Pada pertemuan awal perkuliahan, dosen pengampu mata kuliah akan membicarakan kontrak kuliah yang isinya salah satunya silabus. Jika terdapat masukan dari mahasiswa, maka doen akan memasukkannya ke dalam kontrak. Akhirnya kontrak yang telah disepati harus ditandatangani oleh dosen dan perwakilan mahasiswa dan dijadikan sebagai pedoman dosen dalam melakukan proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pengembangan kurikulum juga memperhatikan
masukan,
harapan/kebutuhan
mahasiswa.Kebijakan
ini
akan
berdampak pada kualitas pembelajaran melalui peningkatan minat mahasiswa untuk belajar suatu materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
96
E.7. Peluang Bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan Diri: Melanjutkan Studi, Mengembangkan Pribadi, Memperoleh Pengetahuan Dan Pemahaman Materi Khusus Sesuai Dengan Bidang Studinya, Mengembangkan Keterampilan Yang Dapat Dialihkan (Transferable Skills), Terorientasikan Ke Arah Karir, Dan Pemerolehan Pekerjaan Kebijakan pengembangan kurikulum dengan mengakomodir kurikulum muatan nasional, dan lokal memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi lulusan untuk mengembangkan diri.Muatan kurikulum nasional memberikan daya saing lulusan untuk bekerja
dalam
instansi
tingkat
nasional.Sedangkan
muatan
kurikulum
lokal
memberikan keahlian kepada mahasiswa agar memiliki daya saing pada tingkat lokal.Sehingga dapat disimpulkan bahwa lulusan Unnes memiliki daya saing ditingkat nasional dan lokal. E.8. Misi Pembelajaran a.
Pengembangan/Pelatihan Kompetensi yang Diharapkan Setelah kurikulum terbentuk, hal yang perlu dilakukan adalah penentuan
standar kompetensi oleh masing-masing mata kuliah.Standar kompetensi ini disusun dengan menyesuaikan standar kompetensi lulusan. Penyusunan standar kompetensi mata kuliah ini digunakan sebagai standar kompetensi yang harus ada pada setiap mahasiswa setelah mahasiswa yang bersangkutan penempuh mata kuliah tersebut.Standar kompetensi ini disusun melalui koordinasi diantara dosen yang memiliki Kelompok Bidang Keahlian (KBK).Selain standar kompetensi, dosen KBK juga harus merumuskan kompetensi dasar, indikator pencapaian standar kompetensi, tujuan pembelajaran dan materi. b.
Efisiensi Internal dan Eksternal Proses
pembelajaran
dilakukan
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran diawali dengan penyusunan kurikulum, penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan kontrak kuliah yang telah disepakati oleh mahasiswa dengan dosen pengampu.
Monitoring
dan
evaluasi
dapat
dilakukan
pada
saat
proses
pembelajaran berlangsung, dan saat perkuliahan selesai. Adapun pihak yang dapat melakukan monitoring adalah pejabat jurusan, fakultas, Badan Penjaminan Mutu (BPM) dan pejabat universitas. Berikut adalah gambar proses pembelajaran.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
97
Penyusunan Silabus dan SAP
Penilaian
Pelaksanaan Perkuliahan
Kontrak Kuliah
Pelaporan Kegiatan Perkuliahan
Penyusunan Kurikulum
Monitoring dan Evaluasi Menyeluruh Audit Mutu Internal (AMI)
Monitoring dan Evaluasi
Gambar 5.4 Diagram Proses Pembelajaran
E.9. Mengajar a. Kesesuaian Strategi dan Metode Dengan Tujuan Unnes sangat menekankan kesesuaian antara strategi dan metode pengajaran dengan tujuan.Kesesuaian ini dirumuskan pada saat dosen melakukan penyusunan
silabus
dan
SAP
yang
dilakukan
bersama
dengan
dosen
KBK.Penekanan ini terbukukan dalam pedoman yang berupa Prosedur Mutu Akademik nomor 5 dan 6 tentang Penyusunan Silabus dan SAP menyebutkan bahwa proses penentuan strategi atau metode pembelajaran harus mengacu pada tujuan mata kuliah. Berikut adalah gambar tentang format SAP yang harus disusun oleh dosen sebelum perkuliahan dimulai. Standar penyusunan SAP ini telah terimplementasi dengan baik.Pernyataan ini sesuai dengan telah diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008 dan IWA 2 yang salah satu obyek penilaiannya adalah implementasi SAP dan realisasinya dalam perkuliahan.Selain itu, kegiatan audit juga dilakukan secara internal oleh Badan Penjaminan Mutu.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
98
Gambar 5.5 Format SAP
b.
Kesesuaian Materi Pembelajaran Dengan Tujuan Mata Kuliah. Sama halnya dengan kesesuaian strategi dan metode terhadap tujuan mata
kuliah, namun juga kesesuaian antar materi pembelajaran dengan tujuan. Unnes melalui standar penyusunan Silabus dan SAP (PM-AKD-05 dan 06) menekankan bahwa setiap materi yang akan disampaikan dalam perkuliahan harus mengacu pada tujuan mata kuliah.
c. Efisiensi dan Produktivitas Unnes melalui panduan akademik tahun 2012 dan Prosedur Mutu Akademik nomor 18 (PM-AKD-18) tentang Mengajar menjelaskan bahwa pelaksanaan perkuliahan dalam satu semester adalah 16 kali pertemuan termasuk penilaian (ujian tengah semester dan ujian akhir semester). Artinya, setiap perkuliahan yang ada di Unnes dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Kebijakan ini diambil untuk
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
99
lebih mengefektifkan dan meningkatkan produktivitas pelaksanaan perkuliahan di Unnes. d. Struktur dan Rentang Kegiatan Mengajar Rentang waktu perkuliahan di Unnes ditetapkan dalam panduan akademik. Berdasarkan buku panduan akademik tahun 2012, pengaturan waktu perkuliahan sebagai berikut: 1.
Untuk mata kuliah teori atau seminar, 1 sks terdiri atas 50 menit kegiatan tatap muka, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri.
2.
Untuk mata kuliah praktik, 1 sks terdiri atas 2 sampai 4 X 50 menit kegiatan tatap muka.
3.
Untuk mata kuliah praktik lapangan, 1 sks terdiri atas kegiatan selama 4 sampai 8 jam per minggu selama 1 semester. 1 sks kerja lapangan membutuhkan waktu belajar di lapangan 1 x 16 x 4 jam atau 1 x 16 x 8 jam.
e. Penggunaan Teknologi Informasi Keberadaan sarana dan prasana sangat menunjang efektifitas pelaksanaan pembelajaran.Salah
satu
sarana
danprasana
adalah
teknologi
informasi.
Keberadaan akan pentingnya Unnes mengembangkan sistem informasi yang handal ini melahirkan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi Unnes. Komitmen pengembangan sistem informasi manajemen ini dimulai tahun 2005. Beberapa tehnologi informasi yang berhasil dikembangkan oleh Unnes sebagai penunjang kegiatan akademik antara lain: 1) Sistem Informasi Akademik Terpadu (Sikadu). Sistem informas ini merupakan sistem utama mahasiswa dan dosen dalam melakukan kegiatan akademik. Setiap mahasiswa, dosen dan tenaga pendidikan Unnes memiliki akses untuk membuka Sikadu.
Gambar 5.6 Akademik.unnes.ac.id
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
100
Jika dihubungkan dengan proses perkuliahan yang diawali dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, terdapat beberapa fasilitas yang disediakan oleh Sikadu dan mensupport kegiatan akademik, yaitu: a) Setelah kurikulum disahkan oleh Dekan, maka akan diinput dalam menu kurikulum. Selanjutnya, masing-masing mata kuliah yang ada, akan secara otomatis menjadi mata kuliah yang ditawarkan pada saat awal semester.
Gambar 5.8 Tampilan Kurikulum Pada Sikadu b)
Administrasi akademik mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan agar mahasiswa yang sebelumnya telah melakukan registrasi administratif dapat mengambil sks pada mata kuliah yang ditawarkan oleh sistem. Registrasi akademik ini dilakukan secara online melalui menu Sikadu mahasiswa yang bersangkutan. Sistem administrasi akademik secara online ini juga lebih mengefektifkan pengadministrasian pengambilan mata kuliah prasyarat.
Gambar 5.9 Tampilan Penawaran Mata Kuliah Pada Sikadu
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
101
c)
Sistem Monitoring Perkuliahan. Sistem ini dibentuk sebagai sarana dosen dalam melaporkan setiap pertemuan perkuliahan yang telah dilakukan. Kehadiran maupun ketidak hadiran salah satu mahasiswa yang telah diinput dalam sistem iniakan secara otomatis menjadi informasi prosentase kehadiran setiap mata kuliah yang sedang ditempuh pada semester berjalan pada menu Sikadu masingmasing mahasiswa yang bersangkutan. Pada akhir semester, prosentase kehadiran mahasiswa ini juga mengakumulasi menjadi syarat mahasiswa memngikuti ujian akhir semester. Sesuai dengan panduan akademik, syarat kehadiran mahasiswa minimal 75% dari perkuliahan. Mahasiswa yang jumlah kehadirannya dibawah 75%, secara sistemtidak bisa memperoleh nilai akhir.
Gambar 5.10 Tampilan Monitoring Perkuliahan Pada Sikadu
d)
E-Lena. E-Lena dibentuk untuk memberikan fasilitas kepada dosen dan mahasiswa untuk melakukan proses perkuliahan secara online. Beberapa fasilitas E-Lena yang dapat digunakan dosen adalah chatantar dosen dengan mahasiswa penempuh mata kuliah tertentu, Pemberian materi perkuliahan, penugasan dan pemberian ujian. Untuk pemberian ujian, E-Lena dapat langsung mengkoreksi hasil pekerjaan mahasiswa dan melaporkan nilainya. Namun, pengkoreksian ujian ini hanya dapat dilakukan jika soal ujian berupa multiple choice. Untuk mengerjakan soal, seluruh mahasiswa harus membuka menu E-Lena dan sistem secara jangka waktu tertentu (ditentukan oleh dosen) akan otomatis memunculkan soal dan mahasiswa langsung mengerjakannya. Soal ujian oleh sistem langsung diacak, sehingga masing-masing mahasiswa akan memperolehurutan soal yang berbeda. Metode ini dilakukan untuk menghindari kecurangan mahasiswa dalam mengerjakan soal. Berikut adalah tampilan sistem E-Lena.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
102
Gambar 5.11 Tampilan Sistem E-Lena
e)
Yudisium. Setelah ujian akhir semester berlangsung, dosen akan melakukan penilaian. Hasil penilaian ini akan diinput oleh dosen dalam menu isi nilai mata kuliah yang terdapat dalam Sikadu masing-masing dosen. Nilai yang telah diinput menjadi masukan informasi yang ada pada menu yudisium pada Sikadu mahasiswa masing-masing peserta kuliah. Menu yudisium ini mulai dapat dibuka pada saat waktu yudisium.
Gambar 5.12 Tampilan Hasil Belajar Mahasiswa pada Sikadu
f) Evaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran. Evaluasi ini diedarkan secara online pada saat mahasiswa mengikuti yudisium. Pengisian angket ini merupakan kewajiban bagi mahasiswa sebelum mereka membuka menu yudisium. Hasil dari evaluasi akan dilaporkan oleh Badan Penjaminan Mutu kepada pihak terkait sebagai bahan evaluasi. Bahkan hasil evaluasi ini sebagai salah satu bahan untuk menentukan dosen berprestasi dalam pembelajaran. Berikut adalah nilai rata-rata hasil pengukuran evaluasi kinerja dosen Unnes
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
103
Tabel 5.2 Hasil Evaluasi Kinerja Dosen Semester Gasal Tahun 2011/2012 dan Genap 2011/2012 Fakultas FIP FBS FIS FMIPA FT FIK FE FH Unnes g)
Gasal 2011/2012 3.66 3.64 3.59 3.77 3.50 3.65 3.61 3.60 3.63
Genap 2011/2012 3.63 3.56 3.58 3.75 3.53 3.58 3.57 3.54 3.59
Sistem Pembimbingan Akademik. Sistem ini juga menfasilitasi proses bimbingan akademik mahasiswa dengan dosen pembimbing akademik. Pembimbingan akademik ini merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh mahasiswa agar proses penyelesaian pelaksanaan administrasi akademik sukses. Proses pembimbingan akademik ini akan tersimpan secara otomatis dan setiap semester akan diakumulasi jumlahnya oleh sistem dan dilaporkan sebagai jumlah pertemuan pembimbingan akademik.
Gambar 5.13 Tampilan Sistem Akademik Mahasiswa (Sibima)
h) Sistem Informasi Sikripsi (Siskripsi) Sistem informasi skripsi (siskripsi) merupakan sistem informasi manajemen berbasis
teknologi
informasi
yang
didesain
untuk
mempermudah
pengadministrasian penulisan skripsi dari proses pengajuan topik sampai pengujian beserta pelaporannya. Siskripsi dapat diakses oleh seluruh staf pendidik dan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
104
mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah skripsi dengan membuka web browser dengan URL http://skripsi.unnes.ac.id. Berikut adalah tampilan siskripsi
Gambar 5.14 Tampilan Siskripsi
Siskripsi mulai disyahkan tanggal 1 Agustus 2011 dengan legalisasi Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi Skripsi (Siskripsi) Universitas Negeri Semarang. Aplikasi siskripsi ini memiliki menu utama, tampilan berita, bagian arsip dan form login. Menu utama berisikan link untuk mengisi guestbook atau buku tamu, about atau keterangan tentang tim pengambang dan link login. Database siskripsi telah terkoneksi dengan database sikadu (Sistem Informasi Akademik Terpadu – akademik.unnes.ac.id) dan database Simpeg (Sistem Informasi Kepegawaian – simpeg.unnes.ac.id), sehingga setiap perubahan yang terjadi pada database sikadu seperti biodata mahasiswa dan data akademis lainnya atau pada data base simpeg seperti perubahan data dosen akan berpengaruh
langsung
pada
database
siskripsi.
Untuk
login ke siskripsi
menggunakan user dan passwordsama dengan user dan password sama di sikadu. E.10. Belajar a.
Keterlibatan Mahasiswa Dalam perkuliahan, Unnes sangat menekankan keterlibatan mahasiswa.Hal
ini tercermin dalam aturan panduan akademik yang mensyaratkan mahasiswa untuk hadir dalam perkuliahan minimal 75%.Kehadiran mahasiswa minimal 75% dari perkuliahan ini merupakan persyaratan mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester. Keterlibatan
mahasiswa
juga
ditekankan
dalam
perkuliahan
di
kelas.Beberapa mata kuliah.Hal ini dibuktikan dengan beberapa dosen yang Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
105
memberikan nilai lebih terhadap mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan.Metode ini biasanya lebih banyak diaplikasikan pada mata kuliah praktik. Panduan akademik Unnes juga menenkankan keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan.Hal ini terlihat dari pengaturan waktu pembelajaran untuk setiap sks mata kuliah teori atau seminar sebanyak 50 menit kegiatan terstruktur dan 60 menit kegiatan mandiri. b.
Bimbingan Skripsi/Tesis/Disertasi Salah satu mata kuliah akhir yang harus ditempuh mahasiswa adalah skripsi
(jenjang S1), tesis (jenjang S2) dan disertasi (jenjang S3).Penyelesaian mata kuliah ini membutuhkan intensifitas pembimbingan yang diberikan dosen pembimbing terhadap mahasiswa yang dibimbingnya. Proses pembimbingan ini dapat dilaksanakan dengan tatap muka langsung ataupun tidak langsung. Setiap mahasiswa akan melaksanakan bimbingan, mahasiswa yang bersangkutan harus melakukan permintaan bimbingan pada Siskripsi. Permintaan mahasiswa ini akan terkoneksi langsung dengan Siskripsi dosen. Dosen akan menjawab permintaan mahasiswa tersebut. Setelah dosen dan mahasiswa melakukan bimbingan, maka keduanya harus melaporkannya di Sisikripsi sebgaai tanda bahwa telah terlaksana bimbingan skripsi. Pejabat jurusan, fakultas, BPM dan Universitas memiliki akses untuk melihat laporan yang dihasilkan oleh Siskripsi.Berdasarkan informasi yang di sediakan oleh Siskripsi ini, para pejabat dapat mengontrol efektifitas pelaksanaan bimbingan dan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan terkait Skripsi. Untuk meningkatkan kualitas skripsi, Siskripsi mensyaratkan bahwa pelaksanaan pembimbingan minimal delapan kali (sesuai dengan standard akreditasi BAN-PT).Jika pembimbingan dilaksanakan kurang dari delapan kali pertemuan, maka skripsi tidak bisa divalidasi untuk mendaftar ujian skripsi. Hal ini dikarenakan proses pendaftaran ujian skripsi, pencetakan surat tugas dan penilaian dilakukan melalui Siskripsi. c.
Peluang bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan
1)
Pengetahuan dan Pemahaman Materi Khusus Sesuai Bidangnya Unnes memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidangnya.Peluang tersebut terlihat dengan adanya kewajiban prodi untuk menyediakan mata kuliah pilihan.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
106
Peluang mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman materi khusus yang sesuia dengan bidangnya juga diberikan ketika mahasiswa menempuh skripsi.Kebijakan
universitas
tentang
pelaksanaan skripsi
yang
mewajibkan mahasiswa untuk mengajukan topik sebelum penentuan dosen pembimbing skripsi juga memberikan ruang gerak kepada mahasiswa untuk mendalami pengetahuan tertentu untuk dijadikan sebagai riset.Kebijakan ini juga didukung oleh kebijakan penentuan dosen pembimbing skripsi harus berdasarkan keahlian dosen dengan topik skripsi mahasiswa. Kebijakan lain adalah dengan dibentuknya unit kegiatan mahasiswa yang mengkaji pokok keilmuan tertentu, seperti UKM Penelitian, UKM English Deating Society, UKM Tari Klasik, UKM Tari Modern, UKM Pecinta Sastra Cakra, UKM Kerohanian Islam, dan lain-lain. Pembentukan unit kegiatan ini juga terdapat pada fakultas.Seperti pada fakultas ekonomi telah dibentuk Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang mengakaji pengetahuan tentang ekonomi syariah, Accounting Study Club (ASC) danKomunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi (KIME). 2) Keterampilan Umum dan yang Dapat Dialihkan (Transferable) Kebijakan Unnes tentang struktur kurikulum yang terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusional memungkinkan masing-masing prodi membentuk kurikulum yang didalamnya memuat mata kuliah yang bertujuan memberikan keterampilan umum dan dapat dialihkan.Mata kuliah ini biasanya memiliki status mata kuliah fakultas.Mata kuliah fakultas ini wajib diadopsi oleh seluruh prodi yang ada pada fakultas tersebut. Kebijakan
ini
diserahkan
kepada
fakultas
atau
prodi
masing-
masing.Universitas belum mengatur secara spesifik terkait dengan adanya mata kuliah yang memberikan keterampilan umum ini. 3)
Pemahaman dan Pemanfaatan Kemampuannya Sendiri Pemahaman dan pemanfatan kemampuan sendiri mahasiswa perlu
ditingkatkan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mahasiswa. Untuk mewujudkan
tujuan
tersebut
dapat
dilakukan
melalui
perkuliahan
yang
menggunakan komunikasi dua arah. Artinya, penyampaian materi tidak hanya dari dosen,
tetapi mahasiswa
dimulai untuk
mencari referensi tersendiri dan
menyampaikannya materi tersebut dikelas. Komunikasi dua arah juga dapat dilakukan
melalui
pemberian
kesempatan
kepada
mahasiswa
untuk
mengungkapkan pendapat atau pandangannya tentang materi tertentu.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
107
Pengidentifikasian
metode
perkuliahan
ini
dapat
dilakukan
melalui
pengecekan terhadap SAP dan kontrak kuliah. Sehingga universitas belum mengetahui berapa prosentase perkuliahan yang menggunakan metode ini. Sampai saat ini, universitas hanya mengatur kesediaan silabus, SAP dan kontrak kuliah sebelum perkuliahan dilaksanakan. 4) Kemampuan Belajar Mandiri Selain pemahaman dan pemanfatan kemampuannya sendiri, kemampuan belajar mandiri juga perlu ditingkatkan sebagai salah satu faktor untuk mengefektifkan perkuliahan. Salah satu kebijakan universitas untuk merangsang kemampuan belajar mandiri mahasiswa adalah dengan ditentukannya waktu perkuliahan untuk mata kuliah teori atau seminar adalah 50 menit kegiatan tatap muka, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri. 5) Nilai, Motivasi dan Sikap Nilai, motivasi dan Sikap juga merupakan output dari perkuliahan. Hal ini sejalan dengan undang-undang nomor tentang Pendidikan Nasional. Unnes telah menetapkan nilai atau sikap yangharus dimiliki oleh mahasiswa Unnes yang telah disahkan dalam bentuk pedoman etika mahasiswa. Selain itu, Rektor Unnes telah mengeluarkan SK Rektor No. 92/O/2005 Tentang Etika Kehidupan Kampus di Lingkungan Unnes. E.11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa Penilaian hasil belajar mahasiswa diatur dalam Panduan Akademik yang merupakan lampiran dari Peraturan Rektor No. 20 Tahun 2011. Pada Panduan akademik tersebut kemajuan belajar mahasiswa pada tiap matakuliah yang harus dijalaninya diatur dengan ketentuan : (a) mahasiswa berkewajiban hadir untuk mengikuti kuliah dan/atau praktik sekurang-kurangnya 75% dari seluruh jam tatap muka
yang
terjadwal
pada
suatu
semester;
(b)
mahasiswa
yang
telah
melaksanakan seluruh tugas yang diberikan oleh dosen, serta mengikuti ujian berkala, tengah semester, dan akhir semester berhak mendapatkan nilai dalam bentuk huruf dan bobotnya. Sedangkan penilaian kelulusan studi mahasiswa diatur dengan ketentuan : (a) telah menyelesaikan seluruh program yang dipersyaratkan oleh setiap propgram studi; (b) bagi mahasiswa Program Sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah, bagi mahasiswa program Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional diutamakan yang terakreditasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , dan untuk Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
108
mahasiswa program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk terbit pada jurnal internasional; (c) mahasiswa program Strata Satu (S1) dan Diploma, Strata Dua (S2), Strata 3 (S3) dinyatakan lulus apabila yang bersangkutan sekurang-kurangnya mencapai IP Kumulatif berturut-turut 2,00; 3,00 dan 3,25. b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa Metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa diatur dengan dengan ketentuan sebagai berikut : (a) penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP); (b) komponen penilaian hasil belajar mahasiswa diperoleh dari pengukuran hasil belajar yang meliputi tugas terstruktur, kuis, ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester; (c) masing-masing komponen penilaian hasil belajar mahasiswa diberi bobot a, b, dan c yang besarnya bergantung pada karakteristik setiap mata kuliah di setiap program studi; (d) Nilai Akhir (NA) hasil belajar mahasiswa dihitung dengan rumus:
Penilaian
kemajuan
dan
keberhasilan
mahasiswa
dilakukan
melalui
mekanisme berbantuan teknologi informasi (IT), yaitu melalui Sistem Akademik Terpadu (Sikadu). Dengan sistem ini transparansi dan akuntabilitas data akademik (nilai akademik) mahasiswa dapat dijaga. Kehadiran mahasiswa diinput ke dalam sistem monitoring perkuliahan bersama dengan materi perkuliahan yang diberikan, sehingga data perkuliahan dan kehadiran mahasiswa selama satu semester dapat terekam. Dosen dengan melalui akunnya dapat memberikan penilaian pada mahasiswa pada matakuliah tertentu. Mahasiswa dapat melihat hasil yudisium secara onlinemelalui akun yang dimilikinya. Data akademik mahasiswa yang terekam sampai akhir program digunakan sebagai dasar dalam pembuatan transkrip nilai mahasiswa. Ketika mahasiswa mendaftar wisuda maka validasi transkrip telah dilakukan dan transkrip mahasiswa siap dicetak. c.
Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan) Yudisium hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan
diatur melalui Panduan Akademik, yaitu Pujian, Sangat Memuaskan, Memuaskan. Untuk program Strata Satu (S1) dan Diploma, Strata Dua (S2), Strata 3 (S3) masing-masing
memiliki kategori Pujian dengan IPK : (S1) 3,50-4,00, (S2) 3,60-4,00, (S3) 3,70-4,00 ; kategori Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
109
Sangat Memuaskan dengan IPK : (S1) 2,75-3,50, (S2) 3,30-3,60, (S3) 3,50-3,70; kategori Memuaskan dengan IPK : (S1) 2,00-2,75, (S2) 3,00-3,30, (S3) 3,25-3,50 d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa Kepuasan terhadap proses pembelajaran pada tiap matakuliah yang telah dilaksanakan melalui pengisian angket online mahasiswa yang dilakukan tiap akhir semester, sebelum mahasiswa melihat hasil yudisium. Hasil yang diperoleh dikoleksi bersama data kehadiran perkuliahan, diolah dan dianalisis oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) sebagai bahan balikan bagi pelaksanaan pembelajaran di tingkat universitas (MKU/MKDK), fakultas (MK wajib fakultas) dan prodi (MK prodi). Pada ujung program yang dijalani mahasiswa (pada saat wisuda), calon wisudawan/wisudawati mengisi angket kepuasan online tentang pelaksanaan program layanan atau pembelajaran secara keseluruhan. Hasil data ini dikoleksi, diolah dan dianalisis oleh BPM sebagai masukan terhadap universitas/fakultas/prodi bagi perbaikan program pembelajaran dan kurikulum. E.12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen–mahasiswa, baik di dalam maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/profesional Interaksi antara dosen dan mahasiswa terjadi melalui mekanisme formal selama
perwalian,
perkuliahan
dan
pembimbingan.
Selain
itu
Universitas/Fakultas/Jurusan juga menciptakan sarana interaksi dosen-mahasiswa melalui kegiatan Pengenalan Akademik (PA) di awal penerimaan mahasiswa baru, seminar/simposium, penelitian payung, KKL. Interaksi dosen-mahasiswa di luar kampus dapat terjadi melalui sistem pembelajaran online E-Lena, Perwalian online dan Forum Urun Rembug. Sarana interaksi dosen-mahasiswa yang tersedia melalui mekanisme offline dan online diharapkan dapat menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan/profesional. E.13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan civitas academica lainnya Kualitas dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen dengan mahasiswa antara lain dapat dilihat pada pelaksanaan perkuliahan, pemberian bimbingan/tutorial, pelaksanaan praktikum di laboratrium. Dalam panduan akademik Unnes dijelaskan bahwa setiap mata kuliah pada satu semester disajikan selama 16 minggu perkuliahan atau 16 kali perkuliahan. Frekuensi perkuliahan di Program Studi masing-masing dilaksanakan dengan rentang antara 12 s.d 16 kali dengan rata-rata kehadiran 90 % dengan jumlah pertemuan Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
110
seperti memungkinkan terciptanya pandangan mahasiswa terhadap kinerja dosen dinilai positif oleh mahasiswa. Dengan demikian suasana akademik di kampus dapat berjalan baik. Untuk meningkatkan kualitas suasana akademik yang kondusif, maka setiap dosen diharuskan membuat/menggunakan Kontrak Perkuliahan, Sulabus, dan Satuan Acara Perkuliahan yang disampaikan pada perkuliahan pertama. Fungsinya agar mahasiswa dan dosen terikat suatu kegiatan akademik yang terencana secara ilmiah dan kreatif selama semester berjalan. Dengan adanyakontrak perkuliahan, mahasiswa dapat mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas- tugasnya dengan baik. Di samping tugas perkuliahan, dosen juga diberi tugas pembimbingan yakni sebagai Penasehat Akademik (PA) dan pembimbingan tugas akhir mahasiswa. Kualitas dan kuantitas pelaksanaan bimbingan oleh para dosen PA belum optimal. Pada umumnya mahasiswa belum memperoleh bimbingan dosen PA kecuali sebagai penandatangan KRS-nya pada setiap awal semester. Masih jarang ada mahasiswa yang sengaja menemui dosen PA-nya untuk menyampaikan masalah pribadi/sosial yang dihadapinya. Dengan demikian dosen PA baru berfungsi menandatangani KRS mahasiswa bimbingannya.
Namun demikian ada sebagain mahasiswa
yang
melakukan konsultasi aktif dengan dosen PA-nya. E.14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif Untuk
pembelajaran,
penelitian,
dan
pelayanan/pengabdian
kepada
masyarakat.Upaya untuk meningkatkan kualitas dosen terus dilakukan dan cukup berhasil. Di samping kualitas, tentu saja peningkatan kuantitas dosen pada masingmasing Program Studi juga dilakukan sehingga rasio dosen dengan mahasiswa menjadi lebih baik. Para dosen di masing-masing Program Studi selain melaksanakan tugas memberikan kuliah juga mengelola kegiatan praktikum, membimbing praktik kerja lapangan dan kuliah kerja nyata. Selain itu, mereka juga melakukan penelitian dan pengabdian
kepada
masyarakat,
serta
terlibat
dalam
kegiatan-kegiatan
pengembangan dan unggulan maupun kegiatan rutin di tingkat program studi, fakultas, maupun universitas sebagaimana yang diamanatkan oleh tri dharma perguruan tinggi, Sementara mahasiswa, di samping mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktikum serta
kegiatan
terstruktur
yang
sudah
direncanakan,
mereka
mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa (HIMA), BEM dan Senat
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
111
Fakultas dan Universitas, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lain yang sifatnya tidak terstruktur melalui kelompok kajian dan diskusi. E.15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar, simposium, diskusi, eksibisi) di kampus Para dosen selalu didorong untuk mengembangkan suasana akademik yang positif melalui berbagai workshop,seminar, diskusi tentang isu-isu terkait. Para dosen baru diwajibkan untuk mengikuti Pelatihan Pengembangan Calon Dosen selama hampir setahun (tidak secara terus-menerus) yang meliputi 4 kompetensi, yaitu kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik,
Para
mempublikasikan
dosen
juga
penelitiannya,
didorong melalui
untuk
jurnal
melakukan
ilmiah
baik
penelitian nasional
dan
maupun
internasional. Diskusi ilmiah di tingkat universitas/fakultas juga diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi ilmiah antar dosen. Di samping itu, para dosen juga didorong untuk berpartisipasi dalam seminar dan pertemuan ilmiah tingkat nasional maupun internasional. E.16. Pengembangan kepribadian ilmiah Suasana akademik yang baik juga ditandai dengan adanya pengembangan kepribadian ilmiah. Para dosen senantiasa dimotivasi untuk dapat meningkatkan kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, menulis buku dan makalah-makalah ilmiah. Banyak dosen yang aktif melakukan hal ini di samping beban tugas membimbing Kerja Praktek dan Tugas Akhir, perwalian, menjadi koordinator berbagai kegiatan mahasiswa dan lain-lain. Disamping itu kepribadian ilmiah juga dikembangkan pada mahasiswa melalui kegiatan penelitian payung dengan dosen dan Penelitian Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sejalan dengan misi universitas, sasaran utama adalah menjadikan civitas akademika pembelajar mandiri agar memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi era globalisasi. E.17. Hasil pembelajaran a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan Dalam rangka mencapai bentuk kompetensi pendidikan yang telah ditetapkan maka universitas memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan yang dilakukan melalui proses pembelajaran yang sepadan. Lulusan Unnes diharapkan mampu menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang keahliannya, mampu menerapkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
112
bidang pendidikan dasar sehingga dapat berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaatan lulusan memang belum secara keseluruhan, seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya lulusan yang belum terserap di dunia kerja. Namun demikian, agar dapat meningkatkan kompetensi lulusan terhadap pasar kerja, diusahakan beberapa upaya seperti diantaranya memperbanyak keterlibatan mahasiswa dalam proses pemahaman terhadap kondisi lapangan kerja. Unnes akan terus berupaya untuk mengatasi tantangan dalam dunia kerja dan pembangunan dengan meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan stakeholder. c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan) Jumlah alumni/lulusan Unnes dalam kurung waktu 5 tahun terakhir (Butir 3.2 Borang Unnes), (1) Program S1 7224 orang, (2) Program D3 303 orang, (3) Program S2 959 orang, (5) Program S3 116 orang.Mahasiswa pada umumnya dapat menyelesaikan studi untuk 3 tahun terakhir dengan rata-rata 4.45; 4.49; 4.75 pada program S1, Program S2 dengan rata-rata 2.48; 3.03; 2.48, program S3 ratarata 4.10; 7.10; 3.92, Program D3 rata-rata 3.58; 3.78; 3.60 (borang 3.2.2) d. Kepuasan lulusan Kepuasan Lulusan dilakukan melalui pengukuran yang dilakukan oleh Tim Tracer studi yang dilakukan setiap tahun. Unnes telah mengembangkan sistem informasi tracer studi yang digunakan sebagai alat pengumpul data alumni dan data lain yang berkaitan dengan alumni/lulusan salah satunya kepuasan lulusan. Hasil dari tracer studi bisa diakses melalui laman karir.unnes.ac.id. E.18. Pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan Pendidikan selalu dipengaruhi situasi dan kondisi masyarakat, karena itu perubahan dan perkembangan masyarakat senantiasa berdampak pada pengelolaan lembaga pendidikan. Pasar tenaga kerja bagi lulusan Unnes adalah sangat prospektif. Hal ini terlihat tingginya tingkat kebutuhan guru khususnya di Jawa Tengah dan sekitarnya. Fenomena ini memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi lulusan kependidikan, baik sebagai teoritis maupun praktisi lapangan. Daya serap masyarakat Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
113
terhadap lulusan Unnes yang diharapkan ada di lapangan kerja sebagai tenaga pengajar setiap jenjang pendidikan baik di sekolah negeri maupun swasta Lulusan Unnes telah terserap sekitar 85 %. Menjadi tenaga guru di berbagai daerah yang tersebar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Melihat peta kebutuhan guru di Indonesia yang tinggi, ditambah banyaknya jumlah guru yang akan pensiun, maka daya serap terhadap lulusan Unnes, khususnya kependidikan sangat menjanjikan dan akan terus berkelanjutan setiap tahun. Bahkan beberapa program studi tertentu seni dan olahraga kehabisan stok, sehingga beberapa daerah yang membuka formasi ini belum bisa memenuhi seluruh kebutuhannya karena jumlah kebutuhan lebih banyak di banding jumlah pelamar yang mendaftar. E.19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian Dalam beberapa tahun terakhir dosen Unnes telah melaksanakan beberapa penelitian dibidang kependidikan yang telah menghasilkan model-model pembelajaran inovatif berbasis konservasi dan penelitian dibidang non kependidikan seperti dynotest, permainan tonis, senam konservasi, biodiversitas, material maknetik, sel surya dan lain sebagainya (lihat hasil-hasil penelitian Unnes)
E.20. Deskripsi SWOT Komponen E a. Kekuatan 1.
Kurikulum dibuat dengan kesesuaian pada visi dan misi Unnes, berorientasi pada masa depan berbasis tiga pilar utama konservasi, internasionalisasi dan sutera.
2.
Jaminan kualitas kurikulum prodi. Pengembangan kurikulum prodi diatur dengan prosedur yang baku dikawal dan didampingi universitas serta menggunakan Panduan Pengembangan Kurikulum yang jelas, operasional dan lengkap.
3.
Kurikulum Unnes telah mengakomodasi dengan bobot cukup besar softskill mahasiswa (ketrampilan berpikir, berkomunikasi, pendidikan karakter) yang terintegrasi dalam mata kuliah penyusunnya.
4.
Struktur kurikulum memberi kesempatan mahasiswa untuk berkembang mandiri sesuai peminatan melalui penyediaan mata kuliah bebas pilihan.
5.
Tersedianya
Sistem
Informasi
yang
mendorong
efisiensi
dan
efektifitas
pelaksanaan administrasi akademik dan perkuliahan. Selain itu sistem informasi juga telah menghasilkan data secara real time sebagai dasar pimpinan Jurusan, Fakultas,
dan
Universitas
serta
Badan
Penjaminan
Mutu
(BPM)
untuk
pengambilan keputusan Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
114
6.
Sistem Penjaminan Mutu yang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2. Melalui sertifikasi ini membuktikan bahwa semua kegiatan institusi terutama dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi telah sesuai dengan standard yang telah ditetapkan
7.
Kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik menimbulkan suasana kondusif untuk meningkatkan suasana akademik yang baik.
b. Kelemahan 1.
Implementasi kurikulum belum terjadi secara maksimal di tingkat prodi sehingga dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran belum maksimal.
2.
Sistem pembelajaran yang telah dilakukan
berkaitan dengan: materi, metode
pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran, evaluasi belum cukup selaras terhadap kompetensi kurikulum. 3.
Implementasi sistem informasi dalam seluruh kegiatan akademik berdampak pada semakin tergantungnya pelaksanaan akademik terhadap IT, sehingga kerusakan pada sistem akan menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan akademik.
4.
Penetapan prosedur mutu dalam setiap kegiatan menyebabkan kreatifitas dosen dan tenaga akademik terbatasi. Dosen dan tenaga akademik hanya berpacu dalam standar.
5.
Sebagai dampak wider mandate penciptaan suasana akademik spesifik untuk prodi-prodi Kependidikan dan Non Kependidikan cukup sulit terealisasikan, karena mahasiswa-mahasiswa tersebut berada dalam ruang fisik (kampus) yang sama.
6.
Interaksi akademik dosen-mahasiswa pada aspek penelitian dan pengabdian masih kurang untuk pembentukan pribadi kecendekiawanan mahasiswa.
c. Peluang 1.
Implementasi kurikulum dalam pembelajaran sangat terbuka untuk mengakomodasi berbagai hal untuk kebutuhan peserta didik.
2.
Sebagai salah satu LPTK yang memiliki banyak kerjasama pendidikan dengan pemerintah daerah, lembaga swasta dan institusi pendidikan
3.
Era sistem informasi dan teknologi yang menuntut sistem dan materi pembelajaran perlu penyesuaian
4.
Banyak tawaran bagi lulusan untuk bekerja di sekolah RSBI/SBI/Internasional;
5.
Tersedia dana penelitian kompetitif yang dapat digunakan penelitian kolaboratif dosen-mahasiswa;
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
115
d. Ancaman 1.
Tuntutan kebutuhan stakeholder terhadap lulusan Unnes tidak berjalan seimbang dengan perubahan kurikulum di masing-masing Program Studi.
2.
Perguruan tinggi swasta banyak yang membuka program studi kependidikan yang sama dengan program stdui kependidikan di Unnes;
3.
Tuntutan perusahaan-perusahaan swasta yang semakin ketat terhadap aspek softskill lulusan
Tabel 5. 2 Analisis SWOT Komponen Kurikulum, Proses Pembelajaran dan Suasana Akademik Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
4. Kurikulum dibuat dengan kesesuaian pada visi dan misi Unnes, berorientasi pada masa depan berbasis tiga pilar utama konservasi, internasionalisasi dan sutera. 5. Jaminan kualitas kurikulum prodi. Pengembangan kurikulum prodi diatur dengan prosedur yang baku dikawal dan didampingi universitas serta menggunakan Panduan Pengembangan Kurikulum yang jelas, operasional dan lengkap. 8. Kurikulum Unnes telah mengakomodasi dengan bobot cukup besar softskill mahasiswa (ketrampilan berpikir, berkomunikasi, pendidikan karakter) yang terintegrasi dalam mata kuliah penyusunnya. 9. Struktur kurikulum memberi kesempatan mahasiswa untuk berkembang mandiri sesuai peminatan melalui penyediaan mata kuliah bebas pilihan. 10. Tersedianya Sistem Informasi yang mendorong efisiensi dan efektifitas pelaksanaan administrasi akademik dan perkuliahan. Selain itu sistem informasi juga telah menghasilkan data secara real time sebagai dasar pimpinan Jurusan, Fakultas, dan Universitas serta Badan Penjaminan Mutu (BPM) untuk pengambilan keputusan 11. Sistem Penjaminan Mutu yang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2. Melalui sertifikasi ini membuktikan bahwa semua kegiatan institusi
1. Implementasi kurikulum belum terjadi secara maksimal di tingkat prodi sehingga dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran belum maksimal. 2. Sistem pembelajaran yang telah dilakukan berkaitan dengan: materi, metode pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran, evaluasi belum cukup selaras terhadap kompetensi kurikulum. 3. Implementasi sistem informasi dalam seluruh kegiatan akademik berdampak pada semakin tergantungnya pelaksanaan akademik terhadap IT, sehingga kerusakan pada sistem akan menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan akademik. 4. Penetapan prosedur mutu dalam setiap kegiatan menyebabkan kreatifitas dosen dan tenaga akademik terbatasi. Dosen dan tenaga akademik hanya berpacu dalam standar. 5. Sebagai dampak wider mandate penciptaan suasana akademik spesifik untuk prodi-prodi Kependidikan dan Non Kependidikan cukup sulit terealisasikan, karena mahasiswa-mahasiswa tersebut berada dalam ruang fisik (kampus) yang sama. 6. Interaksi akademik dosen-mahasiswa pada aspek penelitian dan pengabdian masih kurang untuk pembentukan pribadi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
116
terutama dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi telah sesuai dengan standard yang telah ditetapkan 12. Kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik menimbulkan suasana kondusif untuk meningkatkan suasana akademik yang baik. Peluang (opportunity) 1. Implementasi kurikulum dalam pembelajaran sangat terbuka untuk mengakomodasi berbagai hal untuk kebutuhan peserta didik. 2. Sebagai salah satu LPTK yang memiliki banyak kerjasama pendidikan dengan pemerintah daerah, lembaga swasta dan institusi pendidikan 3. Era sistem informasi dan teknologi yang menuntut sistem dan materi pembelajaran perlu penyesuaian 4. Banyak tawaran bagi lulusan untuk bekerja di sekolah RSBI/SBI/Internasional; 5. Tersedia dana penelitian kompetitif yang dapat digunakan penelitian kolaboratif dosen-mahasiswa;
kecendekiawanan mahasiswa.
Ancaman (threat) 1. Tuntutan kebutuhan stakeholder terhadap lulusan Unnes tidak berjalan seimbang dengan perubahan kurikulum di masingmasing Program Studi. 2. Perguruan tinggi swasta banyak yang membuka program studi kependidikan yang sama dengan program studi kependidikan di Unnes; 3. Tuntutan perusahaan-perusahaan swasta yang semakin ketat terhadap aspek softskill lulusan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
117
KOMPONEN F: PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, SERTA SISTEM INFORMASI F.1 Sistem Alokasi Dana Sistem Alokasi dana di Unnes telah mengacu asas akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi. Pengelolaan pendanaan Unnes juga menganut prinsip penganggaran partisipatif, yakni sistem penganggaran yang melibatkan secara aktif semua jenjang manajemen, mulai dari jurusan, fakultas, satuan-satuan kerja, sampai rektorat12. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana Strategis Bisnis (Renstra Bisnis) Unnes 2010-2014, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Unnes, dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang disusun setiap tahun. RBA ini menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) dan penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada akhir tahun setiap program dievaluasi melalui dokumen Sistem Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Keuangan dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK). Sumber keuangan Unnes yang diperoleh dari PNBP mengacu UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. Sedangkan jenis PNBP untuk Perguruan Tinggi didasarkan
pada
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
115/KMK.06/2001 tanggal 7 Maret 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negeri. Jenis penerimaan PNBP yang dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut terdiri atas: a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan; b. Biaya seleksi ujian masuk perguruan tinggi; c. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi; d. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan tinggi; e. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga Pemerintah atau lembaga non Pemerintah, dan f.
Penerimaan dari masyarakat lainnya. Pelaporan PNBP dilakukan secara sentral, dikelola, dan diadministrasikan
bendahara penerimaan, sedangkan sistem penggunaannya secara terdesentralisasi dikelola setiap unit kerja sesuai besaran alokasi dana yang diterima dan dikoordinasikan dengan bendahara pengeluaran dalam suatu tatanan bentuk pertanggungjawaban sesuai peraturan yang berlaku. Sumber keuangan yang diperoleh Unnes setiap tahun dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut Daftar Isian
12
Lampiran F1 : Dokumen pengelolaan dana
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
118
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar dalam melaksanakan anggaran. Perkembangan DIPA Unnes dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 6.1 Perkembangan DIPA Unnes Tahun 2008 – 2011 No 1. 2. 3. 4.
Jenis Anggaran Rupiah Murni PNBP Pinjaman/Hibah luar Negeri Penerimaan pembiayaan BLU Jumlah
2008 95.479.357.000 72.647.387.000
168.126.744.000
Tahun 2009 2010 132.652.531.000 231.421.060.000 106.400.752.000 128.611.930.000
2011 280.391.417.000 131.334.554.000
4.340.371.000
8.506.634.000
20.039.028.000
160.562.463.000
368.539.624.000
368.539.600.000
Dari tahun 2009 sampai 2011 penerimaan Unnes mengalami perkembangan dapat dilihat dalam tabel 6a.Untuk mencapai peningkatan jumlah anggaran yang diterima, terus dikembangkan upaya melalui perencanaan, pelaksanaan, maupun pertanggungjawaban
yang tidak lepas dari peraturan yang ada. Realisasi PNBP
kegiatan operasional diperoleh dari pembayaran mahasiswa yang secara administratif masih aktif kuliah.Jika dibandingkan PTN lain, Unnes memungut dana pendidikan relatif lebih rendah dari mahasiswa PT lain. Dana pendidikan dari mahasiswa per semester berkisar antara Rp.2.250.000,-.Realisasi penerimaan menunjukan bahwa untuk pendapatan masyarakat-non Tri Darma perguruan tinggi belum maksimal. Oleh karena itu, Unnes berkomitmen dalam peningkatan pengelolaan pendanaan dari kemampuan Unnes adalah: 1. Penentuan biaya pendidikan pada era mendatang diharapkan justru mengurangi tingkat ketergantungan sumber dana yang berasal dari masyarakat, melalui peningkatan sumber pendapatan dari pengelolaan kekayaan Unnes 2. Memberdayakan Unit sebagai pusat Income Generating. 3. Dalam rangka mendukung terwujudnya universitas bertaraf internasional, proporsi pendanaan yang digunakan pada program akademik. 4. Upaya penggalangan dana dari pihak eksternal untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Unnes agar mencapai 50% dari total kebutuhan. Dengan tata kelola BLU diproyeksikan dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan dalam hal pendapatan. Sumber pendapatan BLU Unnes diproyeksikan berasal dari 4 sumber, yaitu PNBP akademik, PNBP Non Akademik, Rupiah Murni, hibah/donasi/kerjasama dengan mitra/institusi dari dalam dan luar negeri. PNBP dikelola Unnes dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar: a.
Penerimaan yang terkait pelaksanaan kegiatan operasional (akademik) (eks. PP 47 Tahun 2004)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
119
b.
Penerimaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan non operasional (diluar dari ketentuan PP 47 tahun 2004), yaitu: penerimaan dari UPT Perpustakaan, UPT Unnes Press, UPT Pengelola Aset Unnes (PAU)dan lainnya. PNBP akan dikelola secara profesional yang ditujukan kepada peningkatan
pelayanan mutu pendidikan tinggi sesuai dengan standar pelayanan minimum yang telah ditetapkan. Pengelolaan pendidikan dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif dengan pertimbangan praktik bisnis yang sehat. Tabel Tabel 6.2 Realisasi Pendapatan PNBP Non Operasional Tahun 2009 – 2011 Sumber Dana (1)
Pendapatan Usaha Bisnis
Penguatan
Jenis Dana (2) Unnes Press PAU Labschool Pusat Bahasa Unit Bisnis Lainnya Pendapatan Kerjasama Penelitian dan Pengabdian Pendapatan Kerjasama Pendapatan Usaha Lainnya
Badan
Layanan
Jumlah Dana (juta rupiah) TS-2 TS-1 TS (3) (4) (5) 155 390 390 300 46 46 17 226 226 46 414 414 152 152
469 1.561
Umum
Jumlah (juta rupiah) (6) 935 392 469 874 304
6.564
6.564
13.128
4.980 3.030
4.980 3.230
10.429 7.821
pada
kemampuan
Universitas
mengoptimalkan pendapatan pada pusat bisnis yang dimiliki melalui efisiensi, optimalisasi penggunaan sumber daya secara holistic. Realisasi PNBPyang bersumber pendapatan dari masyarakat Non Tri Dharma PT pada tahun 2008 sampai 2011 diperlihatkan pada Tabel diatas. Unit Bisnis, merupakan usaha andalan Unnes yang diprediksi menjadi penopang pendapatan Unnes. Penerimaan dari UPT Pengelolaan Aset Unnes (PAU) diprediksi mengalami peningkatan sebesar 10% per tahun. Peningkatan ini bersumber dari optimalisasi aset yang dimiliki Unnes yang tersebar di Jl. Kelud Raya, Jl. Menoreh, Jl. Bendan Ngisor, Karanganyar dan Rejosari di Semarang, Suwakul Ungaran, Kemandungan Tegal. Sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai kegiatan BLU Unnes yang berasal dari Pinjaman, Hibah/donasi dan Rupiah murni pada Tabel diatas Tabel 6.3 Realisasi Pendapatan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Kerjasama Tahun 2008 – 2011 Sumber Dana
Jenis Dana
(1) (2) Pendapatan Labschool Sumber lain Pinjaman/Hibah Luar Negeri (dalam dan luar (PLN) negeri)
Jumlah Dana (juta rupiah) TS-2 TS-1 TS (3) (4) (5) 17 226 226 8.506
20.039
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
113.201
Jumlah (juta rupiah) (6) 469 141.746
120
Proyeksi penerimaan diprediksi meningkat setiap tahun sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang baik untuk merealisasikan target penerimaan sesuai dengan yang ditetapkan. Kondisi proporsi dana PNBP relative semakin meningkat dibandingkan dengan dana yang bersumber dari APBN, menuntut para pimpinan dan jajaran manajemen Unnes untuk berupaya menggali sumber dana. Guna menjamin keandalan sumber pendanaan dan pemanfaatannya sesuai dengan perencanaan program dan penganggarannya, Unnes telah memiliki Tim Auditor Internal yang bekerja secara profesional sesuai dengan
tugas pokok dan
fungsi yang diembannya. Tim Auditor Internal bidang keuangan dan aset memeriksa kesesuaian antara penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan dari setiap satuan kerja. Secara periodik, tim ini melaporkan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan lembaga (rektor) sebagai dasar evaluasi, pembenahan di masa mendatang dan dasar pengambilan keputusan. Laporan periodik hasil monitoring dan evaluasi disusun oleh Tim Auditor Internal. Sub bagian yang menangani monitoring dan evaluasi di Unnes secara periodik juga melaporkan perkembangan daya serap setiap unit kerja kepada pimpinan universitas dan pimpinan di setiap unit kerja secara rutin. Sistem monitoring dan evaluasi selama ini masih berbasis pada sistem manual. Ke depan perlu dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis web, yang dapat diintegrasikan dengan SIKADU yang sudah ada, SIMAWA, SIANGGAR, SIKEU, SIAKUN,
SIMPEG, dan lainnya.. Jumlah anggaran yang senantiasa meningkat setiap tahunnya memerlukan
pengelolaan
yang
senantiasa
ditingkatkan
melalui
penyempurnaan
sistem
pengelolaan keuangan sehingga Unnes kedepan juga perlu mengembangkan system informasi perencanaan dan penganggaran. Selain itu, Unnes juga perlu merencanakan pengembangan merit system dalam bidang keuangan. Upaya tersebut dilakukan untuk mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel. Upaya-upaya yang telah dilakukan sampai saat ini guna menuju upaya tersebut, antara lain: 1. Mengajukan usulan perubahan tata kelola keuangan dari pengelolaan keuangan satker instansi pemerintah, menjadi pengelola keuangan BLU ini telah diterima dan disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, sehingga sejak tanggal 17 Desember 2008, Unnes telah menerapkan Pola Pengelolaan BLU 2. Menyusun sistem akuntansi dan sistem akuntansi biaya pengelolaan keuangan. Penyusunan ini bertujuan memberikan pedoman pelaksanaan dan pertanggung jawaban anggaran menuju Good University Governance. Kegiatan penyusunan sistem akuntansi pengelolaan keuangan ini didanai oleh Program Hibah Kompetisi Institusi Tema A, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dan Imhere tahun 2010-2011. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
121
3. Menyesuaikan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) melalui pengajuan usulan revisi OTK yang disusun dengan senantiasa memperhatikan aspek pengendalian internal organisasi yang sehat dan baik. Sampai saat ini, proses pembahasan usulan perubahan OTK masih berlangsung, dan diprediksi pada akhir tahun 2012, Unnes dapat menerapkan dan menjalankan organisasi berdasarkan OTK yang baru. Revisi OTK memiliki kontribusi yang signifikan dalam upaya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan penguatan unit untuk penggalian sumber sumber keuangan non akademik. Beberapa hal yang dilakukan dalam revisi antara lain: a. Menata struktur pengelola keuangan dengan memisahkan secara tegas antara fungsi pembayar, fungsi operasi/belanja, dan fungsi pencatat. b. Meningkatkan peran dan fungsi Audit Internal. c. Meningkatkan peran dan fungsi Satuan Pengembang Bisnis. d. Meningkatkan peran Badan Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi. e. Meningkatkan peran Badan Pengembang Konservasi Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tata kelola keuangan difokuskan pada ketercapaian visi, misi, dan tujuan Unnes. Hal ini dapat dilihat dari alokasi PNBP yang sebagian besar untukaktifitas operasi perguruan tinggi, pengunaan dana tersebut seharusnya didukung oleh kegiatan yang melibatkan unit-unit bisnis dan laboratorium. Dana-dana tersebut dikelola secara transparan dan akuntabel digunakan untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang lebih berkualitas. F.2. Pengelolaan pemanfaatan, dan pemeliharaan dan sarana dan prasarana Sistem pengelolaan prasarana dan sarana berupa kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan
untuk
aspek
pengembangan
dan
pencatatan,
penetapan
penggunaan, keamanan dan keselamatan penggunaan, pemeliharaan/ perbaikan/ kebersihan telah disusun dan dievaluasi oleh Tenaga Ahli tahun 2010 dan tahun 2011. Perubahan status Universitas Negeri Semarang dari satker biasa menjadi Perguruan Tinggi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) secara hukum dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan RI No 362/KMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Negeri Semarang pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, maka perlu dipertimbangkan dan diupayakan pengembangan sarana dan prasarana sejalan dengan tuntutan perubahan. Perkembangan kemajuan teknologi secara tidak langsung berimplikasi pada tuntutan pemenuhan sarana dan prasarana yang dapat memberikan daya dukung tinggi terhadap pelaksanaan dan penyelenggaraan Tridharma.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
122
Pengelolaan,
pemanfaatan
dan
pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
pendukung kegiatan admistrasi perkantoran, proses belajar mengajar, dan kegiatan kemahasiswaan yang berkaitan dengan prasarana gedung, ruang kantor dan ruang perkuliahan, ruang pusat ke dilakukan bersama-sama antara Jurusan, Fakultas, BAUK. Dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana Universitas Negeri Semarang mengacu kepada: a)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
b)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata
Cara
Pelaksanaan
Penggunaan,
Pemanfaatan,
Penghapusan
dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara Hal ini ditempuh dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk tercapainya efektivitas seluruh proses kegiatan bagi seluruh sivitas akademika Universitas Negeri Semarang. F.3. Ketersediaan dan Mutu Gedung, Ruang Kuliah, laboratorium, Perpustakaan dan lain lain a. Bangunan Gedung Saat ini Unnes memiliki aset kampus
Sekaran seluas 1.251.416 m2,
sebagian digunakan untuk 8 bangunan fakultas, rektorat, perpustakaan pusat, gedung gelar karya, koperasi, bank, kantor pos, PKM, poliklinik, kafetaria, audorium, dan masjid. Aset di jalan Kelud seluas 53.477 m2, antara lain digunakan untuk auditorium, Unnes Press, Koperasi, toko buku, warnet, apotek, dan bank. Kampus Tegal seluas 25.000 m2 dimanfaatkan untuk kegiatan PGSD. Kampus Wonosari Tugu seluas 53.613 m2 digunakan untuk kegiatan PGSD dan PGTK, sedangkan kampus Bendan seluas 25.006 m2 digunakan untuk kegiatan program Pascasarjana. Unnes juga memiliki kampus Pegandan seluas 28.345 m2 yang digunakan sebagai tempat kegiatan olahraga.Lahan dan bangunan di Rejosari Semarang seluas 836 m2 dan Suwakul Ungaran seluas 5.542 m2 belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam rangka memanfaatkan seluruh lahan kampus secara optimal, Unnes telah memiliki Blog Plan 2012 yang menjadi acuan dalam pengembangan Unnes 20 tahun ke depan. Dengan Penyusunan Block-Plan Unnes Tahun 2012 ini diharapkan bagi pengambil kebijakan di lingkungan Unnes dapat menjadi rujukan acuan, dan pengendalian dalam perencanaan pengembangan kampus Unnes sehingga karakter ruang tetap terjaga sesuai dengan visi Unnes dan tercipta lingkungan terbangun yang aman dan nyaman.Setelah disusunnya Block-Plan terhadap penataan ruang di lingkungan UNNES ini diharapkan pengambil Kebijakan dapat merancang peletakan Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
123
bangunan dan sarana pendukungnya yang memenuhi persyaratan teknis lingkungan tanpa merusak karakter ruang lingkungan.Menjadi acuan dan pengendali pelaksanaan pengembangan/pembangunan
di
lingkungan
UNNES.Karakter
lingkungan
fisik
Kampus yang terarah sesuai dengan visi Unnes sebagai Universitas Konservasi. Sejalan kampus Sekaran dibangun dari tahun ke tahun Unnes selalu melakukan pembangunan fisik dan infrastruktur kampus. Berkenaan dengan perkembangan teknologi informasi, Unnes juga telah merespon dengan cara mengintegrasikan rektorat, lembaga, perpustakaan, fakultas dan unit-unit lain. Jaringan ini telah dilengkapi dengan fasilitas teleconference yang terhubung fasilitas jaringan Dikti melalui program Indonesian Higher Education Network (Inherent). Fasilitas ini memungkinkan Unnes melakukan information andresource sharing dengan seluruh PT yang tergabung program Inherent. Selain itu, tahun 2012 ini juga melakukan integrasi sistem menggunakan dana Inhere B2a batch III. Salah satu infrastruktur yang menunjang kegiatan pendidikan adalah bangunan gedung, Sampai saat ini Unnes telah memiliki 8 fakultas dan 1 program pasca sarjana, setiap fakultas memiliki gedung sendiri. dan umumnya mengelompok berdasarkan fakultasnya. Pada titik-titik tertentu dibuat landmark yang menandakan fakultas tertentu. Kondisi setiap bangunan fakultas cukup terawat. Bangunan gedung rata-rata tiga lantai dengan atap limasan joglo. Selain gedung untuk aktivitas perkuliahan fasilitas juga dilengkapi dengan peribadatan, gazebo, kantin dan fasilitas lainnya. Sebagian besar bangunan tersebut tersebar dan terletak jauh dari jalan raya utama sehingga sangat nyaman sebagai tempat perkuliahan karena jauh dari kebisingan. Disekitar gedung kuliah setiap fakultas dilengkapi dengan fasilitas parkir kendaraan, kantin, gazebo, lapangan, fasilitas olahraga, dan sarana peribadatan seperti mushola. Di Fakultas Bahasa dan Seni, terdapat gedung khusus teater dan pementasan seni dan juga dilengkapi dengan panggung terbuka permanen. Setiap gedung fakultas memiliki fungsi yang berbeda, yaitu terdiri atas ruang kuliah, ruang praktikum, ruang pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha dan ruang penunjang lainnya. Setiap ruang memiliki standar luasan sesuai dengan fungsi dan daya tampung. b. Kecukupan dan Mutu Prasarana Akademik Ketersediaan sarana dan prasarana dalam konteks pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat penting karena tugas dan fungsi perguruan tinggi diantaranya adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi, Oleh karenanya, ketersediaan sarana prasarana ini dijadikan salah satu prioritas program. Sekalipun masih terdapat keterbatasan, sarana dan prasarana yang ada dioptimalkan penggunaannya untuk Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
124
menyokong proses pembelajaran. Adapun kualitas sarana dan prasarana yang dikelola Universitas Negeri Semarang dikelola langsung oleh unit antara lain: 1. Fakultas, Pascasarjana, Lembaga, dan Biro. Secara umum sarana dan prasarana dalam rangka mendukung penyelenggaraan Tri Dharma terdiri atas: 1)
Lahan Kampus: a) Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang seluas 1.262.804 m2 b) Kampus Jalan Kelud Raya, Kelurahan Petompon Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang seluas 53.957 m2 c) Kampus Jalan Lamongan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang seluas 25.551 m2 d) Kampus Jalan Meoreh Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang seluas 28.345 m2 e) Kampus Jalan Ki Sarino Mangun Pranoto, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang seluas 1.690 m2 f) Kampus Jalan Raya Karanganyar, Kelurahan Naglian, Kecamatan Tugu, Kota Semarang seluas 53.614 m2 g) Kampus Jalan Kompol Suprapto No. 4 Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal seluas 25.000 m2.
2)
Ruang kuliah berkapasitas rata 40 orang/kelas a) Fakultas Ilmu Pendidikan 16 ruang kuliah b) Fakultas Bahasa dan Seni 63 ruang kuliah c) Fakultas Ilmu Sosial 19 ruang kuliah d) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 44 ruang kuliah e) Fakultas Teknik 36 raung kuliah f) Fakultas Keolahragaan 21 ruang kuliah g) Fakultas Ekonomi 19 raung kuliah h) Fakultas Hukum 4 ruang kuliah i) Program Pascasarjana 42 ruang kuliah. Luasan ruang kuliah yang dimiliki Unnes seluas 32.184,40 m2
3)
Ruang laboratorium yang dimiliki Unnes yang resebar di berbagai fakultas seluas 54.416,60 m2
4)
Ruang studio 119 m2
5)
Ruang serbaguna 2,948 m2
6)
Ruang dosen 7.058 m2
7)
Ruang Administrasi 8,344,40 m2
8)
Ruang Perpustakaan 4,326 m2
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
125
c. Kecukupan dan Mutu Prasarana Akademik Prasarana non-akademik (fasilitas pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan) Beberapa fasilitas pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan selalu diupayakan pengembangannya. Daftar fasilitas tersebut dapat dilihat pada tabel . Tabel 6.4 Daftar Fasilitas Non Akademik di Unnes
No.
(1) 1
2 3 4
Jenis Prasarana Pendukun g (2) Gedung Asrama Mahasiswa Gedung UKM Gedung PKM Koperasi Mahasiswa
Total Luas 2 (m )
Jumlah Unit (3)
Kepemilikan* Milik Sendiri
Sewa/ Pinjam/Ker jasama (6)
Kondisi** Terawat
11
(4) 7.138
(5) V
(7) V
1
1.215
V
V
3
867
V
V
2
96
V
V
Tidak Terawa t (8)
... Luas Seluruhnya
9.316
d. Rencana pengembangan prasarana. Unnes telah memiliki rencana pengembangan prasarana yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan, Master Plan, dan Rencana Strategis Bisnis Unnes Tahun 2010-2014. Pengembangan prasarana Unnes sebagian besar berasal dari rupiah murni. Realisasi pengembangan prasarana Unnes dari tahun 2010 sampai 2012 dapat dilihat pada tabel . Tabel 6.5 Realisasi Pengembangan Prasarana Unnes Tahun
Realisasi
2010
774.334.695.178
2011
900.276.943.544
s/d Triwulan 3:2012
952.163.715.026
Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan prasarana di Universitas Negeri Semarang cukup terjamin karena hampir seluruh proses pendanaan untuk pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada dikoordinasikan ditingkat universitas. Dana untuk keperluan tersebut selalu diprogramkan sesuai dengan usulan dari unit-unit yang ada dilingkungan Unnes.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
126
Proses pengadaan, memeliharaan, dan pemanfaatannya telah disusun Standar Operasional Prosedur (SOP) baik tingkat Universitas maupun Fakultas, Lembaga dan Biro. Sarana dan prasarana tersebut
di atas sangat sesuai dengan aktivitas
penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan mengingat sejak awal telah dilakukan perencanaan kebutuhan bangunan dan sarana prasarana lainnya. Pada tahun 2012 sambai dengan tahun 2013 telah dilakukan perencanaan pembangunan gedung untuk fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dilihat dari jumlah ruang ruliah fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dirasa masih kurang, secara perencanaan bahwa pembangunan dengan biaya pinjaman dari Islamic Development Bank..
e. Kecukupan koleksi perpustakaan, aksesibilitas termasuk ketersediaan dan kemudahan akses e-library. Koleksi perpustakaan di Unnes terdiri dari buku teks, jurnal Internasional, jurnal nasional terakreditasi, prosiding, dan lainnya. Kecepatan akses internet di Unnes adalah 1 Gbps, sehingga Stakeholder Unnes mudah mengakses jurnal-jurnal bereputasi internasional. Adapun alamat website yang biasa diakses tingkat nasional adalah ebsco, proquest, garuda, dan lainnya. Jika pengunjung ingin menggunakan fasilitas e-library maka Unnes juga menyediakan http://lib.unnes.ac.id/ untuk mengakses perpustakaan yang ada di Unnes. f. Aksesibilitas dan pemanfaatan bahan pustaka. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi utama di universitas. Perpustakaan memainkan peran penting dalam penyebaran pengetahuan baik melalui cetakan maupun elektronik yang memperkaya elemen ilmu pengetahuan. Saat ini perpustakaan Unnes telah menyediakan kedua bahan informasi tersebut. Bahan informasi elektronik sudah dapat diperoleh baik melalui CD-ROM maupun internet. Beberapa jurusan dan fakultas juga memiliki ruang koleksi buku dan baca, yang sebagian diantaranya juga telah terhubung dengan jaringan informasi lokal dengan perpustakaan universitas. Dalam rangka mendukung program akademik, layanan perpustakaan dan koleksi perpustakaan di Unnes perlu ditingkatkan. Pada tahun 2011 perpustakaan Unnes memiliki koleksi sebanyak 61.965 judul dan 142.239 eksemplar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 83% dari tahun sebelumnya yakni berjumlah 61.457 judul dan 140.982 eksemplar. Sebanyak 36.691 judul merupakan koleksi berbahasa Indonesia, 23.473 judul berbahasa Inggris dan 1.801 judul berbahasa Asing. Selama tahun 2011 Unnes telah menambah koleksinya sejumlah 508 judul /1.257 eksemplar.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
127
Perpustakaan Unnes terdapat di gedung G Kampus Sekaran. Perpustakaan melayanistakeholder hari senin sampai Jumat dari jam 07.00 sampai jam 16.00 dan hari sabtu dari jam 07.00 sampai jam 13.00. Rata-rata pendatang per bulannya adalahsekitar 10.000 pengunjung. Di perpustakaan Unnes, pengunjung bebas mencari bahan pustaka, bebas meminjam, dan bebas memohon bantuan mencari bahan pustaka dari perpustakaan lain. Unnes telah melakukan kerjasama dengan perpustakaan di luar Unnes misal perpustakaan daerah, Undip, UGM, universitas
terhadap
peningkatan
Unsoed, dan lainnya.Perhatian pimpinan layanan
perpustakaan
semakin
membaik,
sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan anggaran untuk menambah koleksi bahan pustaka. Kenaikan anggaran yang cukup signifkan terjadi pada tahun 2008 sampai 2011 dengan adanya pembelian beberapa jurnal dan CD ROM. Perpustakaan universitas saat ini juga menunjukkan sebagai perpustakaan universitas yang progresif dengan banyak inisiatif, terutama dalam mewujudkan dan mengimplementasikan on line library sistem. Selain itu, perpustakaan Unnes telah tumbuh menjadi pusat pembelajaran dan infomasi yang dapat mendukung kebutuhan universitas. Perpustakaan universitas menempati bangunan yang cukup representatif dengan luas lantai 6.111,20 m2 dan terletak di bagian tengah dari kampus. Ruang yang tersedia dialokasikan untuk berbagai tujuan, yang sebagian besar untuk ruang baca dan koleksi buku. Jumlah pustakawan di Unnes adalah 18 orang sehingga belum memadai untuk melayani jumlah koleksi dan kunjungan. Oleh karena hal tersebut, justru memicu Unnes terus mengembangkan digitalisasi perpustakaan.
Penerapan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pelayanan pepustakaan telah menyentuh manajemen perpustakaan.
Implementasi
teknologi
informasi
dan
komunikasi
ini
makin
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Pemanfaatan TIK selanjutnya ditingkatkan untuk memberikan layanan informasi. Koleksi buku perpustakaan universitas terbanyak dalam bidang ilmu sosial diikuti ilmu terapan dan sejarah serta geografi. Pembagian ini ternyata belum sesuai dengan proporsi jumlah mahasiswa pada setiap jurusan atau fakultas. Koleksi bentuk pustaka lainnya, seperti CD-ROM, jurnal juga menunjukkan kesamaan. Pada tiga tahun terakhir jumlah koleksi perpustakaan universitas menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, manajemen universitas telah membantu mengembangkan sistem informasi guna mengelola koleksi buku menjadi bahan ajar dari staf edukatif. Strategi untuk menjadikan tugas akhir (skripsi, thesis dan disertasi) menjadi koleksi pustaka perlu perbaikan.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
128
Jurnal on line dapat diakses diseluruh jaringan serat optik Unnes untuk 24 jam dan gratis. Keberadaan jumlah judul jurnal selalu meningkat setiap saat sesuai dengan ketersediaan jurnal di server luar`negeri yang selalu menampilkan judul artikel terbaru. On line Journal ini juga dilengkapi dengan back up data yang berupa CDROM. Namun bedanya untuk on line datanya selalu terkini (current). Hal ini untuk mengantisipasi bagi pengguna yang membutuhkan journal dengan edisi lama (back issue) cukup akses via CDROM sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan bandwidth internasional yang tersedia. Ketersediaan koleksi yang memadai ini direspon cukup positif oleh sivitas akademika. Jumlah transaksi baik manual maupun on line dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan telah berkembang menjadi salah satu kekuatan Unnes dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, khususnya dalam penyediaan informasi. Ini juga ditunjukkan dengan kinerja perpustakaan yang baik dan dapat menjadi rujukan nasional untuk pengembangan perpustakaan. Terhubungnya ruang baca dengan Perpustakaan pusat semakin memudahkan para sivitas akademika untuk mendapatkan informasi pustaka yang dibutuhkan. Dengan demikian resources sharing dan efisiensi dapat dilakukan Pertukaran data antar PT (interoperability) sudah dimulai terutama dengan PTN lain, yaitu antara UGM, Undip, Polines, dan lainnya dengan memanfaatkan jaringan INHERENT. Dengan demikian, ILL (Inter Library Loan) dan Document Delivery Services antar Perguruan Tinggi sudah dapat terwujud walaupun masih antar PT di Jawa Tengah dan DIY. Hal ini disebabkan karena faktor kesiapan PT masing-masing dan kesiapan SDM yang mumpuni. Perpustakaan tanpa ditunjang dengan kemampuan skill SDM yang handal sangat sulit untuk mewujudkan layanan kepada user yang memadai dalam kondisi keterbatasan dana sementara tuntutan user semakin beragam. Dalam IDLN dikembangkan koleksi tercetak menjadi dokumen elektronik yang akan lebih cepat diakses, lebih mudah dan dapat diakses secara on line. Sehingga konsep perpustakaan yang sekarang menjadi perpustakaan tanpa dinding. Untuk itu semua koleksi Unnesseperti laporan penelitian, tesis, disertasi, skripsi, hasil kegiatan ilmiah seperti workshop, lokakarya, seminar dimasukkan dalam dokumen elektronik yang dikenal dengan Digital Library. Kerjasama ini dilakukan tidak hanya dalam negeri bahkan sampai ke perpustakaan maupun sumber informasi yang diluar negeri pun dapat dilayani asalkan pemakai mampu menanggung biaya koneksi, maupun pengiriman dan biaya informasi itu sendiri.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
129
g.
Penyediaan prasarana dan sarana pembelajaran terpusat untuk mendukung interaksi akademik antara mahasiswa, dosen, pakar, dan nara sumber lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan aksesibilitasnya Prasarana
laboratorium)
dansarana
yang
terpusat
pembelajaran dan
(antara
lengkap
akademika.Sarana dan prasarana tersebut
serta
lain
perpustakaan
mudah
diakses
dan sivitas
di atas sangat sesuai dengan aktivitas
penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan mengingat sejak awal telah dilakukan perencanaan kebutuhan bangunan dan sarana prasarana lainnya. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 telah dilakukan perencanaan pembangunan gedung untuk fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dilihat dari jumlah ruang ruliah fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dirasa masih kurang, secara perencanaan bahwa pembangunan dengan biaya pinjaman dari Islamic Development Bank. F.4. Rancangan Pengembangan Sistem informasi Untuk sistem informasi, UNNES sudah memiliki akses internet gratis untuk mahasiswa dan dosen dengan akses WIFI pada masing-masing fakultas. Sistem informasi akademik, sistem informasi kepegawaian, dan lembaga-lembaga di UNNES sudah
diintegrasikan
dalam
satu
sistem
komputerisasi
melalui
website
www.unnes.ac.id. Hingga menjelang pertengahan 2000-an, di Unnes masih terdapat sejumlah ”pulau-pulau informasi”. Metafor ini merujuk pada jamaknya unit-unit yang menjadi sumber informasi formal Unnes. Implikasi dari jamaknya sumber-sumber informasi ini adalah produksi dan distribusi informasi yang tidak konsisten, kontradiktif satu sama lain. Komitmen untuk mengintegrasikan informasi dan sumbernya ini muncul pada pertengahan 2000-an, tepatnya tahun 2004 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Komitmen tersebut kemudian diwujudkan oleh Jurusan Fisika melalui dukungan dana dari Program Hibah Due-Like Batch III. Selanjutnya sistem informasi ini diadopsi dan diimplementasikan oleh Fakultas MIPA dan ternyata cukup mampu mengakomodasi kebutuhan administasi akademik untuk seluruh fakultas (dengan pengguna di atas 500 orang). Puncaknya, setelah diberikan evaluasi, pada semester genap 2006/2007, Sikadu mulai diadopsi untuk mengelola administrasi akademik
Unnes,
dengan
total
pengguna
lebih
dari
22.000
orang
(http://akademik.unnes.ac.id). Bandwidth internet global minimal 90 Mbps simetrik BW. Bandwidth IIX (Iptransit/internet) minimal 45 Mbps simetrik BW. Koneksi ke Unnes PPS Bendan Ngisor min 12 Mbps simetrik BW. Koneksi ke Unnes Kampus Kelud min 1 MBps simetrik BW. Koneksi ke Kampus UPP PGSD Karanganyar min 6 Mbps simetrik BW.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
130
Kelengkapan lain: Media layanan yang disediakan semuanya menggunakan Fiber Optik yang homogen (tidak bercampur dengan wireless). Rasio dedicated 1;1. SLG (service level guarance), 99% (waktu downtime maksial 15 menit per hari). Kelengkapan lain helpdesk 24 jam. Grafik monitoring/utilisasi layanan yang selalu terupdate. Perangkat aktif berupa aktif berupa reuter distribusi di sisi client disediakan penyedia. DNS management untuk unnes.ac.ic per hari. Untuk mendukung pengembangan aplikasi TIK di atas, Unnes telah mengembangkan Rencana Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Renstra berisi kebijakan strategis pengembangan, implementasi, dan pengelolaan TIK untuk jangka waktu lima tahun, mulai tahun 2007 hingga tahun 2012. Arah umum pengembangan TIK di Unnes adalah; (1) keberadaan TIK sebagai piranti pendukung utama Decision Support System (DSS) sekaligus pemanfaatan sistem tersebut dalam berbagai pengembangan kebijakan dan keputusan Unnes; (2) pendayagunaan software TIK legal. Pada perkembangannya, success story layanan administrasi akademik online (http://akademik.unnes.ac.id) lain,
seperti
bidang
juga diimplementasikan bagi tata administrasi bidang keuangan
(http://sikeu.unnes.ac.id),
kepegawaian
(http://simpeg.unnes.ac.id). perpustakaan (http://lib.unnes.ac.id) dan kemahasiswaan (http://simawa.
unnes.ac.id).Pencapaian
tertinggi
Unnes
dalam
konteks
pengembangan sistem aplikasi ini adalah kemampuan Unnes untuk menyatukan basis data. Implikasinya kontradiksi informasi yang terjadi selama era sebelum pertengahan 2000-an tidak lagi terjadi. Pengembangan sistem ini didukung antara lain melalui skema hibah K-2, K-1, PHKI tema A tahun 2009-2011, PHKI tema B tahun 2010-2012, Imhere B1 2 tahun 009-2012, dan Imhere B2a tahun 2010-2012.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
131
Gambar 6.1 Keterpaduan Sistem Informasi Basis Data Sistem informasi untuk layananan akademik, keuangan, kepegawaian, dan kemahasiswaan dikembangkan menggunakan open source software.Hal ini sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi manajemen pendidikan Unnes. Sekaligus sebagai usaha
peberdayaan
dan
penggunaan
open
source
software
dalam
praktik
penyelengaraan pendidikan. Unnes melangkah untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi melalui pendayagunaan perangkat lunak legal.
F.5. Kecukupan dan kesesuaian sumber daya, sarana prasarana pendukung untuk pemberdayaan sistem informasi Menyangkut daya dukung TIK dapat dikemukakan beberapa data berikut. Pada tahun 2005 bandwidth internet Unnes masih 512Kbps, tahun 2006 meningkat menjadi 4 kali lipat yaitu 2Mbps. Pada akhir tahun 2007 dengan bekerjasama dengan PT Telkom tbk, bandwidth Unnes akan diupgrade menjadi 5 Mbps dan tahun 2009 ditingkatkan menjadi 10Mbps. Sedangkan pada tahun 2012ini telah mencapai 1 Gbps. dengan kata lain rasio bandwidth di Unnes melebihi 1Kbps per mahasiswa. Meski rasio bandwith per mahasiswa dipandang ideal namun pelayanan akses oleh mahasiswa terkadang dinilai cukup memadai.Hal tersebut karena akses ke jaringan data lokal dilakukan melalui jaringan serat optik. Berkaitan dengan daya dukung infrastruktur jaringan komputer.Jaringan serat optik dilingkungan kampus utama Unnes digelar untuk menghubungkan Rektorat ke seluruh gedung fakultas dan perpustakaan pusat.Jaringan ini sebagai usaha untuk memberikan jaminan koneksi dan akses terhadap data dan informasi baik akademik, keuangan, dan juga kepegawaian.Meskipun jaringan ini belum ideal namun dirasakan cukup memadai dalam memberikan layanan koneksi dan akses informasi. Selain itu, Unnes menyediakan perangkat pendukung sistem disaster recovery berupa 12 server yang berperan sebagai server backup dan data storage serta genset khusus. Hal tersebut untuk mengatasi terjadinya kemungkinan terburuk yaitu hilangnya data dan tidak jalannya sistem, selain itu juga akan berdampak positif dalam efisiensi dan efektifitas layanan. Efisiensi dan efektivitas layanan ini dengan didasarkan pada kebijakan yang mengatur aliran dan otorisasi akses data yang dirumuskan berdasarkan konsep sentralisasi sistem dan desentralisasi kewenangan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Rektor No. 10 Tahun 2007 tentang pembagian tugas operator Sikadu (Sistem Informasi Akademik Terpadu) di pusat dan fakultas,
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
132
penyusunan buku panduan Sikadu versi mahasiswa, dosen dan Administrator serta Operator. F.6. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi Portal resmi Unnes adalah http://www.unnes.ac.id.Portal ini berisi semua informasi resmi yang dikeluarkan oleh Unnes berkaitan dengan kebijakan pimpinan, informasi terbaru, dan profil kelembagaan.Melalui situs ini pula, masyarakat dapat memberikan komentar, kritik dan sarannya kepada Unnes.Semua informasi yang ditampilkan dalam portal ini di bawah koordinasi bagian humas Unnes, sedangkan untuk sistemnya di bawah kendali Badan Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK). Implementasi TIK di Unnes telah memberikan sejumlah maslahat besar bagi Unnes mulai dari meningkatnya citra publik Unnes, meningkatnya peran Unnes dalam pembangunan pendidikan nasional dan meningkatnya kerjasama Unnes dengan berbagai pihak. Dalam hal citra publik misalnya, Unnes telah masuk ke orbit Webometrics, meskipun dengan posisi yang masih fluktuatif. Berkenaan dengan peran publik, Unnes saat ini dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (c.q. Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk membangun Sistem Pengelolaan Sertifikasi Guru dalam portal Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG, http://ksg.or.id) yang berawal dari portal portofolio Unnes juga telah berhasil membangun aplikasi pengelolaan administrasi sertifikasi guru (ASG) yang dipakai oleh seluruh rayon penyelenggara guru sertifikasi guru di seluruh Indonesia. Tabel 6.6 Tautan internal pada portal Unnes yang menggambarkan bidang dan fungsionalisasi berbasis web No
Bidang/Unit
Fungsionalisasi
URL
1
Akademik Sikadu – Sistem Kemahasiswaan informasi akademik Terpadu (RegistrasiPerkuliahanPortofolio dan Sertifikasi Dosen)
http://akademik.unnes.ac.id http://skripsi.unnes.ac.id/skripsi_v1/ http://kkn.unnes.ac.id/ http://kinerja.unnes.ac.id/v1/ http://elena.unnes.ac.id/ http://journal.unnes.ac.id/web/ http://bidikmisi.unnes.ac.id/ http://skripsi.unnes.ac.id/skripsi_v1/ http://ppl.unnes.ac.id/v1/
2
Penerimaan Maba
UM-onLine
http://spmu.unnes.ac.id
3
Kepegawaian
Simpeg – Sistem http://simpeg.unnes.ac.id Informasi Manajemen http://simpakdos.unnes.ac.id/ Kepegawaian
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
133
No 4
Bidang/Unit Perpustakaan
Fungsionalisasi
URL
SIP – Sistem Informasi Perpustakaan
http://lib.unnes.ac.id http://otomasi.unnes.ac.id/
Digital Library
http://digilib.unnes.ac.id
5
Monitoring Penganggaran
RDP
http://rdp.unnes.ac.id
6
Lembaga Penelitian
SI – Penelitian
http://lemlit.unnes.ac.id
7
Lembaga Pengabdian pada Masyarakat
PPM
http://lpm.unnes.ac.id
8
Dokumentasi Elektronik dan Multimedia
e-Document Portal
http://edocument.unnes.ac.id http://edutube.unnes.ac.id
9
Kerjasama
Portal Informasi http://kerjasama.unnes.ac.id tentang kerjasama antara Unnes dengan lembaga lain.
10
Email Server
Web mail untuk semua civitas acdemica
http://staff.unnes.ac.idhttp://mail.unnes.ac.id http://students.unnes.ac.id
11
Fakultas, Jurusan dan Program Studi dan Unit dilingkungan Unnes
Portal media informasi dan komunikasi berbagai kegiatan di l masingmasing unit
http://www.unnes.ac.id http://fip.unnes.ac.id http://fbs.unnes.ac.id http://fis.unnes.ac.id http://mipa.unnes.ac.id http://ft.unnes.ac.id http://fik.unnes.ac.id http://fe.unnes.ac.id http://fh.unnes.ac.id
12
Keuangan
Portal Penganggaran, keuangan, pelaporan, dan akuntansi
http://sianggar.unnes.ac.id/ http://sikeu.unnes.ac.id/v4/ http://siakun.unnes.ac.id/ http://laporan.unnes.ac.id/ http://lakip.unnes.ac.id/
13
Aset
Pengadaan dan pengelolaan aset
http://lpse.unnes.ac.id/eproc/app
14
Lain-lain
BPTIK
http://bptik.unnes.ac.id/
BPM
http://bpm.unnes.ac.id/
Sertifikasi Guru Rayon 12
http://portofolioguru.unnes.ac.id
Sertifikasi Dosen PSD-Unnes
http://akademik.unnes.ac.id/serdos
Pemberdayaan POSDAYA dengan TIK
http://damandiri.unnes.ac.id
Pendayagunaan Open Source
http://poss.unnes.ac.id
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
134
No
Bidang/Unit
Fungsionalisasi
URL
Software (POSS)
Meskipun sistem TIK yang telah dikembangkan Unnes belum genap berumur lima tahun, namun berbekal success story yang telah dicapai, Unnes merasa terpanggil secara moral dan percaya diri untuk mulai mengabdikan sebagian karyakarya terbaiknya di bidang TIK kepada publik. Salah satu karya Unnes dalam bidang TIK yang mulai didedikasikan bagi pengembangan pendidikan di Jawa Tengah adalah Sistem Informasi Sekolah (SIS).Sistem ini dihibahkan Unnes secara cuma-cuma kepada sekolah yang bersedia bergabung. Unnes juga menyediakan layanan lain yang disediakan untuk sekolah-sekolah yang bergabung. Layanan tersebut mempunyai sifat berlangganan bagi sekolah yang bersedia, dengan biaya tertentu. Produk-produknya antara lain perangkat pendukung dan media pembelajaran. Meskipun demikian, hal ini tidak dimaksudkan sebagai bentuk komersialisasi pembelajaran, karena secara spesifik langkah tersebut dimasa mendatang digunakan untuk mendukung pembiayaan operasional mahasiswa Unnes yang berasal dari kelompok masyarakat kurang beruntung.
F.7. Deskripsi SWOT Komponen F a. Kekuatan 1. Pengelolaan pendanaan menganut prinsip penganggaran partisipatif 2. Setiap program dievaluasi setiap tahun melalui dokumen LAKIP 3. Penerimaan Unnes setiap tahun mengalami peningkatan 4. Besarnya unit kos tunggal mahasiswa Unnes relatif lebih rendah dari mahasiswa PTN lainnya 5. Jaminan pengelolaan keuangan yang bersih dan penggunaan yang dapat dipertanggungjawabkan 6. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup memadai.
Hal ini sangat
menunjang kegiatan tridarma perguruan tinggi, dan kegiatan administrasi. 7. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup beragam. Hal ini sangat menunjang kegiatan-kegiatan yang sifatnya spesifik dan membutuhkan sarana dan prasarana spesifik pula 8. Memiliki Renstra TIK tahun 2007 – 2012 9. Sudah mengembangkan dan menggunakan sejumlah sistem informasi untuk menyelenggarakan adminstrasi akademik, keuangan, kepegawaian dan juga kemahasiswaan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
135
10. Memiliki daya dukung akses internet yang cukup memadai (20Mbps) 11. Memiliki 12 server sebagai sistem disaster recovey 12. Unnes masuk orbit Webometrics wujud komitmen yang kuat untuk meningkatkan performance layanan TIK kepada seluruh stakeholder 13. ASG wujud kepercayaan nasional terhadap Unnes dalam penguasaan TIK 14. Pemberdayaan OSS untuk meningkatkan daya saing Unnes 15. Jaringan serat optik yang menghubungkan rektorat ke seluruh gedung fakultas dan perpustakaan pusat. 16. Penghibahan SIS ke sekolah-sekolah untuk menunjang administrasi akademik
b. Kelemahan 1.
Sumber dana utama masih diperoleh dari pemerintah
2.
Penerimaan pendapatan unit bisnis belum maksimal
3.
Penggalian dana dari kerjasama belum optimal
4.
Promosi usaha potensial yang telah dikembangkan belum optimal
5.
Masih terbatasnya dana operasional pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal ini mengakibatkan adanya skala prioritas dalam pemeriharaan sarana dan prasarana.
6.
Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes untuk mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
7.
Belum memiliki sistem informasi perencanaan dan penganggaran untuk mendukung BHPP
8.
Belum mempunyai redudant network untuk meningkatkan jaminan koneksi dan akses data dan informasi
9.
Pada sisi pengguna aplikasi dan sistem informasi perlu ditingkatkan dan disebarluaskan
10. Pengelolaan dan pemeliharaan redudant network
c. Peluang 1. Sumber dana yang berasal dari negara diharapkan dapat mengurangi satuan biaya prodi 2. Tersedia dana kompetitif dari pemerintah yang rutin dikompetisikan setiap tahun 3. Adanya tawaran hibah/pinjaman luar negeri 4. Adanya peluang kerjasama dengan pihak lain untuk penyandang dana pengadaan sarana dan prasarana 5. Sumber Anggaran untuk pemeliharaan berdasarkan sarana dan prasarana yang dimiliki
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
136
6. Berpeluang besar untuk mendapatkan berbagai program hibah kompetitif yang terkait dengan pengembangan TIK 7. Meningkatkan peran Unnes untuk memberikan solusi berkaitan dengan penerapan TIK pada tingkat regional maupun nasional 8. Pemberdayaan dan berbagi aplikasi open source software 9. Globalisasi membuka peluang persaingan menuju perguruan tinggi profesional di dalam maupun di luar negeri
d. Ancaman 1. Meningkatnya kebutuhan dana operasional sebagai penunjang kegiatan Unnes 2. Meningkatnya biaya operasional mahasiwa terkait peningkatan harga alat-alat laboratorium dan literatur 3. Perkembangan pendidikan dan layanan dari lembaga lain yang lebih marketable 4. Inflasi yang tinggi, kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah. 5. Ancaman terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat berupa bencana alam, pencurian, penyalahgunaan, bahkan human error.
Tabel 6.7 Analisis SWOT Komponen F Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Pengelolaan pendanaan menganut prinsip penganggaran partisipatif 2. Setiap program dievaluasi setiap tahun melalui dokumen LAKIP 3. Penerimaan Unnes setiap tahun mengalami peningkatan 4. Besarnya unit kos tunggal mahasiswa Unnes relatif lebih rendah dari mahasiswa PTN lainnya 5. Jaminan pengelolaan keuangan yang bersih dan penggunaan yang dapat dipertanggungjawabkan 6. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup memadai. Hal ini sangat menunjang kegiatan tridarma perguruan tinggi, dan kegiatan administrasi. 7. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup beragam. Hal ini sangat menunjang kegiatankegiatan yang sifatnya spesifik dan membutuhkan sarana dan prasarana spesifik pula 8. Memiliki Renstra TIK tahun 2007 – 2012 9. Sudah mengembangkan dan
1. Sumber dana utama masih diperoleh dari pemerintah 2. Penerimaan pendapatan unit bisnis belum maksimal 3. Penggalian dana dari kerjasama belum optimal 4. Promosi usaha potensial yang telah dikembangkan belum optimal 5. Masih terbatasnya dana operasional pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal ini mengakibatkan adanya skala prioritas dalam pemeriharaan sarana dan prasarana. 6. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes untuk mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi 7. Belum memiliki sistem informasi perencanaan dan penganggaran untuk mendukung BHPP 8. Belum mempunyai redudant network untuk meningkatkan jaminan koneksi dan akses data dan informasi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
137
menggunakan sejumlah sistem 9. Pada sisi pengguna aplikasi dan informasi untuk menyelenggarakan sistem informasi perlu ditingkatkan adminstrasi akademik, keuangan, dan disebarluaskan kepegawaian dan juga 10. Pengelolaan dan pemeliharaan kemahasiswaan redudant network 10. Memiliki daya dukung akses internet yang cukup memadai (20Mbps) 11. Memiliki 12 server sebagai sistem disaster recovey 12. Unnes masuk orbit Webometrics wujud komitmen yang kuat untuk meningkatkan performance layanan TIK kepada seluruh stakeholder 13. ASG wujud kepercayaan nasional terhadap Unnes dalam penguasaan TIK 14. Pemberdayaan OSS untuk meningkatkan daya saing Unnes 15. Jaringan serat optik yang menghubungkan rektorat ke seluruh gedung fakultas dan perpustakaan pusat. 16. Penghibahan SIS ke sekolahsekolah untuk menunjang administrasi akademik 17. Jaringan serat optik yang menghubungkan rektorat ke seluruh gedung fakultas dan perpustakaan pusat 18. Penghibahan SIS ke sekolahsekolah untuk menunjang administrasi akademik Peluang (O) Ancaman (T) 1. Sumber dana yang berasal dari negara diharapkan dapat mengurangi satuan biaya prodi 2. Tersedia dana kompetitif dari pemerintah yang rutin dikompetisikan setiap tahun 3. Adanya tawaran hibah/pinjaman luar negeri 4. Adanya peluang kerjasama dengan pihak lain untuk penyandang dana pengadaan sarana dan prasarana 5. Sumber Anggaran untuk pemeliharaan berdasarkan sarana dan prasarana yang dimiliki 6. Berpeluang besar untuk mendapatkan berbagai program hibah kompetitif yang terkait dengan pengembangan TIK 7. Meningkatkan peran Unnes untuk memberikan solusi berkaitan
1. Meningkatnya kebutuhan dana operasional sebagai penunjang kegiatan Unnes 2. Meningkatnya biaya operasional mahasiwa terkait peningkatan harga alat-alat laboratorium dan literatur 3. Perkembangan pendidikan dan layanan dari lembaga lain yang lebih marketable 4. Inflasi yang tinggi, kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah. 5. Ancaman terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat berupa bencana alam, pencurian, penyalahgunaan, bahkan human error.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
138
dengan penerapan TIK pada tingkat regional maupun nasional 8. Pemberdayaan dan berbagi aplikasi open source software 9. Globalisasi membuka peluang persaingan menuju perguruan tinggi profesional di dalam maupun di luar negeri
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
139
KOMPONEN G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA G.1. Mutu, produktivitas, relevansi sasaran, dan efisiensi pemanfaatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat
dana
Mutu kegiatan utama bidang Penelitian dan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat dikelola melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unnes dengan tugas utama mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh universitas, unit-unit lain yang ada di lingkungan universitas, termasuk kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilakukan oleh universitas dengan melibatkan instansi lain. Komitmen untuk selalu meningkatan mutu berupa kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam proses seleksi, pilihan tema/bidang penelitian/pengabdian,
juga dalam pelaksanaan serta evaluasinya,
sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi semua pihak, dan lebih luas lagi dapat bekontribusi secara nyata untuk percepatan pembangunan di berbagai bidang yang dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa secara utuh. Selain itu, peningkatan publikasi laporan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat lewat web dan penataan laporan yang dalam bentuk cetak pada tempat yang memadai dan menarik untuk dikunjungi bagi semua pihak yang membutuhkan terutama masyarakat luas, dan memberikan nilai tambah kepada mereka dalam rupa apapun. Sehingga kegiatan dan penyusunan laporan yang telah dibiayai dengan APBN dengan nilai uang yang cukup besar dan cenderung naik setiap tahunnya tidak lagi menjadi tumpukan dokumen tanpa makna yang menyesakan ruangan dan pandangan. Peningkatan kegiatan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta pada tingkat lokal, regional, nasional, serta internasioanl yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi lembaga, bangsa juga negara perlu selalu dilakukan serta terus ditingkatkan. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah dana kegiatan kerjasama yang bisa dikelola untuk mendukung perluasan dan keanekaragaman kegiatan LP2M UNNES. LP2M Unnes juga berupaya untuk meningkatkan jumlah publikasi nasional terakreditasi, internasional terakreditasi. Melalui Sentra HKI yang didirikan pada tahun 2011, LP2M berupaya meningkatkan pelayanan pengurusan untuk mendapatkan hak paten, hak cipta, serta hak merk dari hasil penelitian dan pengabdian kepada Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
139
masyarakat bagi semua pihak yang membutuhkan, termasuk di dalamnya masyarakat luas. Peningkatan kualifikasi jurnal ilmiah yang diterbitkan LP2M Unnes sehingga menjadi jurnal yang terakreditasi, minimal dari 4 jurnal ada 2 yang bisa terakreditasi. Menyelenggarakan seminar internasional dan nasional. Pembuatan buku profil teknologi tepat guna. Penerbitan buku ajar dan referensi berbasis penelitian dengan ISBN. Pengadaan show room dan portal hasil penelitian, pengabdian, dan KKN, juga produk lokal unggulan, serta pendirian sentra tempe dan mosium tempe Indonesia. Peningkatan
secara
terus
menerus
tata
kelola
bidang
administrasi/ketatausahaan baik perencanaan, keuangan, akuntansi, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan juga jaringan IT agar penyelenggaraan adminitrasi kantor bisa efisien, efektif, transparan, dan akuntabel, serta selalu tercipta good government. Pemberdayaan dan optimalisasi kinerja pusat-pusat serta Sentra HKI yang ada di LP2M Unnes sehingga banyak hal yang bisa dilakukan dan dihasilkan bagi lembaga dan masyarakat luas pada umumnya, sebagai bentuk perluasan jenis pengabdian kepada masyarakat. Untuk keperluan pengukuran produktivitas ketercapaian tujuan strategis bidang kelembagaan diperlukan sejumlah sasaran strategis beserta indikator ketercapaian sasaran yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2015. Relevansi Sasaran yang akan dicapai dapat terdiri atas sasaran khusus dan sasaran umum. Sasaran khusus adalah sasaran dari setiap program penelitian dan pengabdian masyarakat yang dikembangkan, sedang sasaran umum bersifat kelembagaan terkait capaian standart kualitas manajemen (Renstra LP2M 2010-2012). Relevansi Sasaran adalah target yang ingin dicapai pada tahun 2014 di bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, KKN, pegembangan jurnal ilmiah, dan perolehan HAKI dan paten. a. Bidang Penelitian Hasil-hasil penelitian diharapkan terus meningkat kualitasnya sehingga dapat dipublikasikan di jurnal berkualitas dan memiliki keunggulan yang dapat menjadi cirikhas penelitian Unnes Konservasi. Penelitian berpotensi paten dikembangkan dan difasilitasi
perolehannya.
Untuk
mempercepat
peningkatan kualitas
penelitian
ditetapkan sasaran berikut: 1)
Meningkatkan jumlah penelitian unggulan dengan tingkat kompetisi tinggi.
2)
Meningkatkan jumlah publikasi hasil riset di jurnal nasional terakreditasi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
140
3)
Meningkatkan jumlah publikasi hasil riset di jurnal internasional
4)
Meningkatkan jumlah penelitian unggulan Unnes berciri konservasi
5)
Meningkatkan jumlah penelitian kolaborasi dengan institusi lain baik di dalam maupun di luar negeri.
6)
Meningkatkan perolehan HAKI dan paten dari hasil riset
7)
Meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian. Indikator untuk mengukur ketercapaian sasaran tersebut disajikan pada Tabel
dibawah ini: Tabel 7.1 Indikator sasaran bidang penelitian dan capaian tahun 2010-2014 Indikator 1. Jumlah publikasi riset dalam jurnal nasional terakreditasi 2. Jumlah publikasi riset dalam jurnal internasional 3. Jumlah HAKI/patent 4. Jumlah Teknologi Tepat Guna (TTG) 5. Jumlah Model/Prototipe/ Desain/Karya Seni/Rekayasa Sosial 6. Jumlah publikasi riset dalam prosiding seminar nasional 7. Jumlah publikasi riset dalam prosiding seminar internasional 8. Jumlah indeks sitasi (citation index) 9. Jumlah jurnal Internasional 10. Jumlah jurnal nasional terakreditasi 11. Jumlah riset unggulan 12. Rasio jumlah dosen yang terlibat Riset(%) 13. Jumlah mahasiswa terlibat dalam setiap Penelitian 14. Jumlah mahasiswa terlibat dalam setiap pengabdian 15. Jumlah buku ajar hasil penelitian
Kondisi awal (2009)
2010
2011
2012
2013
2014
5
10
20
35
55
80
2
5
8
12
18
26
0
2
4
6
5
10
15
20
25
30
5
10
15
20
25
30
20
40
80
100
120
0
5
10
15
25
35
0
2
5
8
12
20
0
0
0
0
1
2
0
0
2
3
4
5
0
10
20
40
50
60
20
25
30
35
40
50
1
1
2
2
3
4
1
1
2
2
3
4
0
0
5
10
20
35
Capaian tahun
60
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
9
12
141
b.
Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Relevansi Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat yang dikembangkan LP2M
adalah meningkatkan kontribusi perguruan tinggi pada pembangunan masyarakat dan pencapaian MDGs. 1)
Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat dengan tingkat kompetisi tinggi.
2)
Meningkatkan jumlah desa binaan.
3)
Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat berbasis riset
4)
Meningkatkan jumlah mitra baik institusi Pemerintah maupun Swasta dalam program
5)
Pemberdayaan masyarakat. Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran bidang pengabdian kepada
masyarakat disajikan pada Tabel dibawah ini:. Tabel 7.2. Indikator sasaran bidang pengabdian kepada masyarakat dan capaian tahun 2010-2014.
Indikator
Kondisi awal (2009)
2010
2011
2012
2013
2014
5
10
20
30
40
50
1: 5
1:4
1:4
1:3
1:3
1:3
1
5
6
8
10
12
1. Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset 2. Rasio kegiatan pengabdian kepada masyarakat terhadap jumlah dosen 3. Jumlah mitra
c.
Capaian tahun
Pengembangan Pusat-Pusat Penelitian Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan Pusat-pusat Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat adalah: 1)
Mengembangkan penelitian unggulan dan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset.
2)
Merintis penelitian kolaborasi kelembagaan dengan institusi dalam dan luar negeri.
3)
Mengaktifkan kelompok
penelitian
untuk
berkontribusi
dalam
pemecahan
permasalahan terkait bidangnya. 4)
Meningkatkan profesionalitas peneliti.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
142
Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran bidang pengabdian kepada masyarakat disajikan pada Tabel dibawah ini: Tabel 7.3 Indikator sasaran bidang Pengembangan Pusat-pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan capaian tahun 2010-2014 Kondisi awal (2009)
Indikator 1. Jumlah penelitian unggulan Pusat. 2. Jumlah penelitian kolaborasi Pusat 3. Jumlah mitra 4. Rerata jumlah anggota aktif kelompok studi di setiap Pusat. 5. Jumlah kegiatan pelatihan yang dikelola Pusat tiap tahun.
Capaian tahun 2010
4
2011
2012
2013
2014
8
16
24
32
6
1
6
8
10
12
14
1
5
6
8
10
12
0
3
6
9
12
15
3
6
8
16
24
32
Sasaran umum LP2M Unnes adalah peningkatan kualitas penelitian bertaraf internasional membangun sistem manajemen penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang transparan dan akuntabel, meningkatkan kapasitas pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan meningkatkan kontribusi Unnes pada pembangunan masyarakat. Indikator dicapainya sasaran umum adalah: 1)
Perolehan sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk layanan bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2)
Jumlah penelitian unggulan yang sesuai dengan roadmap penelitian pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat .
3)
Pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) pada daerah binaan LP2M Unnes Indikator capaian sasaran yang telah ditetapkan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 7.4 Indikator umum/kelembagaan LP2M dan capaian tahun 2010-1014 Indikator 1. Diterimanya sertifikat ISO 4. Jumlah desa binaan
Kondisi awal (2009) 0 3
Capaian tahun 2010
2011
2012
2013
2014
0
1
1
1
1
3
6
10
14
18
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
143
d.
Efisiensi dan strategi pendanaan Efisiensi pemanfaatan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dilakukan dengan menerapkan strategi pendanaan yang meliputi 1)
Dana Rutin Dana rutin diperoleh dari DIPA Unnes yang jumlahnya 10% dari total anggaran yang dikelola Unnes.
2)
Dana Dikti Dana penelitian dan pengabdian masyarakat yang bersumber dari DP2M Dikti terdiri atas dana untuk jenis penelitian yang dikelola Unnes dan dana yang diperoleh melalui kompetisi untuk jenis penelitian strategis yang dikelola DP2M Dikti. Sumber pendanaan lain dari Dikti adalah Research Grant yang dikompetisikan di Program Studi penerima hibah PHKI maupun IMHERE. Disamping itu terdapatskim-skim penelitian lain yang dikompetisikan oleh Kemendikbud.
3)
Dana Pemerintah Daerah Dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah
dapat
dieroleh melalui kompetisi penelitian Dosen Muda dan Penelitian Terapan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 4)
Dana Penelitian Ristek Penelitian dosen dapat pula diperoleh dari skim penelitian Kementerian Ristek yang ditawarkan setiap tahun.
5)
Dana Bantuan dan Kerjasama Dalam
beberapa
tahun
terakhir
Unnes
telah
mendapatkan
kesempatan
memperoleh pendanaan CSR yang bersumber dari Pertamina, Yayasan Damandiri, Bank Jateng, BRI, BNI46, dan Bank Mandiri. Sumber pendanaan ini dapat dimanfaatkan dosen untuk kegiatan pengbdian kepada masyarakat. Kerjasama dengan pihak luar Unnes pun memiliki peluang untuk dikembangkan guna memperoleh pendanaan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. LP2M Unnes berupaya untuk terus menggali pendanaan secara kreatif dengan pemberdayaan Pusat-pusat dan potensi yang dimiliki Unnes sehingga rasio sumber pendanaan non rutin terus meningkat.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
144
G.2.
Agenda, keberlanjutan, diseminasi hasil penelitian dan pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat Agenda berupa program kerja dan strategi pelayanan LP2M Unnes
meliputi:(1)menyelenggarakan pelatihan manajemen dan metodologi penelitian dan pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, (2) memfasilitasi pengembangan kelompok penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai disiplin ilmu dan bidang antar disiplin, (3) memfasilitasi pengembangan proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan berdaya saing yang tinggi, (4) melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkenaan dengan upaya meningkatkan kecerdasan bangsa, (5) menerapkan hasil penelitian dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan, (6) meningkatkan pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bertaraf nasional dan internasional berbasis konservasi, (7) mengembangkan sistem informasi dan komunikasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang akseptabel dan akurat, (8) mengembangkan jejaring penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai lembaga dan perguruan tinggi didalam maupun luar negeri. Keberlanjutan dan diseminasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh LP2M Unnes dilaksanakan melalui kegiatan penunjang berupa seminar, workshop, bimbingan teknis, pelatihan dalam berbagai bidang yang diselenggarakan
oleh
Pusat-Pusat
yang
ada.
Kegiatan
penunjang
yang
diselenggarakan pada tahun 2011 antara lain : Pelatihan penyusunan proposal penelitian bagi dosen muda, In House Training Sentra HKI, Perolehan HKI, Workshop penyusunan dokumen paten, FGD penguatan HKI, Workshop penyusunan proposal penelitian unggulan strategis nasional, Workshop pengembangan pusat sain dan teknologi, Worskhop penyusunan proposal unggulan Unnes, FGD penyusunan RIP pusat sain dan teknologi, Pelatihan Penulisan artikel ilmiah hasil pengabdian dan penelitian, FGD peningkatan pengetahuan dalam menyusun profil anak dan Road Map Kab/Kota layak anak, Analisis gender dan bedah buku potret gay dan wanita waria kota semarang, FGD pengembangan pusat pemberdayaan masyarakat, Workshop penulisan artikel ilmiah bagi dosen dan peneliti, Workshop penyusunan proposal penelitian inovasi pembelajaran, Diskusi penulisan karya ilmiah dan penelitian tindakan kelas bagi dosen, Sinergi triple bottom line dalam program pemberdayaan masyarakat lingkar kampus menuju kawasan agropolitan, FGD integritas program manejemen dan kewirausahaan bagi masyarakat lingkar kampus, Workshop penyusunan proposal penelitian bagi dosen senior, Seminar hasil pengabdian kepada masyarakat Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
145
mahasiswa, Seminar hasil pengabdian kepada masyarakat bagi dosen, Seminar hasil penelitian dosen, FGD Membangun jejaring penelitian kependidikan, dan workshop Better Teaching and Learning dan Implementasinya dalam PBM. G.3. Kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat bersama dosen dan mahasiswa. Kegiatan penelitian diselenggarakan bersama dosen dan mahasiswamenurut skim yang meliputi sumber dana internal dan eksternal dan melibatkan mahasiswa. Data usul, diterima, didanai dan sumber dana penelitian dan pengabdian tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini, Tabel 7.5 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian LP2M Unnes Tahun 2009 No
Program Penelitian
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Didanai
Sumber Dana
1
Dosen Muda
118
33
198.000.000
DIPA PNBP
2
Dosen Senior
29
28
280.000.000
DIPA PNBP
3
Dasar
61
20
200.000.000
DIPA PNBP
4
PTK/PPKP
58
29
222.000.000
DIPA PNBP
5
Terapan
95
30
300.000.000
DIPA PNBP
6
Puslit
20
15
150.000.000
DIPA PNBP
7
Kerjasama
4
4
40.000.000
DIPA PNBP
8
Kelembagaan
17
17
255.000.000
DIPA PNBP
9
Akademik
1
1
40.000.000
DIPA PNBP
10
Mahasiswa
150
52
130.000.000
DIPA PNBP
11
Hibah Pascasarjana
7
6
510.250.000
DIPA Eks. Proyek
12
Hibah Pekerti
4
2
140.000.000
DIPA Eks. Proyek
13
Riset Fundamental
26
11
413.500.000
DIPA Eks. Proyek
14
Hibah Bersaing
86
24
1.102.250.000
DIPA Eks. Proyek
15
RAPID
1
1
250.000.000
DIPA Eks. Proyek
16 17
92 14
33 5
3.300.000.000 500.000.000
DIPA Eks. Proyek DIPA Eks. Proyek
18
Strategi Nasional Potensi Pendidikan Kabupaten/Kota Dosen Muda
7
3
26.000.000
19
Terapan
24
3
80.000.000
Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah (Kompetitif) Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah (Kompetitif)
Unggulan Strategi Nasional Batch I
1
200.000.000
20
6 1
100.000.000
2
200.000.000
21
22
Hibah Kompetensi Seseuai Prioritas Nasional Batch 1
7
DIPA DP2M
2
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
DIPA DP2M
DIPA DP2M 146
No 23 24 25
Program Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch 2 Sesuai Prioritas Nasional Batch 4 Penulisan Buku Teks
Usul (judul)
Diterima (Judul) 20
Didanai
Sumber Dana
1.793.910.000
90
DIPA DP2M 3
284.500.000
2
2
40.000.000
DIPA DP2M
120.000.000
DIPA DP2M
300.000.000
Menristek
3
DIPA DP2M
26
Publikasi Internasional
5
4
27
Insentif Riset Terapan
1
1
930
11.175.410.00 0
351
Tabel 7.6 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian LP2M Unnes Tahun 2010 Usul (judul)
Diterima (Judul)
90 89 42
33 29 31
231.000.000 560.000.000 450.000.000
DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP
30 11 76 4 29 1 15 141
21 8 40 4 17 1 18 52
189.000.000 64.000.000 800.000.000 100.000.000 340.000.000 40.000.000 225.000.000 156.000.000
5
4
340.000.000
2
2
140.000.000
11
5
190.000.000
Hibah Bersaing lanjutan Hibah Strategis Nasional lanjutan RAPID Hibah Kompetensi lanjutan Hibah Kompetitif Penel. Unggulan Stragnas
24
11
515.000.000
34 2
10 2
700.000.000 470.000.000
DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DP2M DIKTI
7 1
1 1
90.000.000 380.000.000
DP2M DIKTI DP2M DIKTI
20
Hibah Penel. Strategis Nasional lanjutan
90
8
636.000.000
DP2M DIKTI
21 22
Hibah Bersaing Uber HKI
81 1
3 1
90.990.000 12.500.000
DP2M DIKTI DP2M DIKTI
No.
Program Penelitian
1 2 3
Dosen Muda Dosen Senior Dasar Pengembangan Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas Terapan Kerjasama Kelembagaan Akademik Penelitian Pusat Mahasiswa Hibah Pascasarjana lanjutan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Hibah Pekerti lanjutan Riset Fundamental lanjutan
Jumlah Dana (Rp)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Sumber Dana
147
No.
23 24
Program Penelitian
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
61 4 247
5 2 23
300.000.000 142.500.000 2.121.990.000
Hibah Strategis Nasional Hibah Kompetensi Jumlah Penelitian
Sumber Dana
DP2M DIKTI DP2M DIKTI
Tabel 7.7 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian LP2M Unnes Tahun 2011 No .
1 2 3
Program Penelitian
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
106 58 62
33 29 31
198.000.000 478.000.000 393.000.000
DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP
67 164 4 40 18 192
29 42 4 18 18 52
228.000.000 700.000.000 80.000.000 289.000.000 225.000.000 156.000.000
4
4
355.000.000
Sumber Dana
10
Dosen Muda Dosen Senior Dasar Pengembangan Pembelajaran/PTK Terapan Kerjasama Kelembagaan Penelitian Pusat Mahasiswa Hibah Pascasarjana lanjutan
11
RAPID
1
1
280.000.000
12
Hibah Bersaing lanjutan Hibah Penelitian Disertasi Doktor
5
5
241.700.000
11
4
100.000.000
4
4
115.000.000
DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA PNBP DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DIPA EK. PROYEK DIPA Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah
7 10
3 5
237.500.000 366.750.000
DP2M DIKTI DP2M DIKTI
81 13 11 1 7
16 7 5 1 7
590.250.000 245.250 414.500.000 270.000.000 700.000.000
DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI
7
2
30.000.000
DP2M DIKTI
4 5 6 7 8 9
13
14 15 16 17 18 19 20 21
22
Penelitian Terapan Hibah Kompetensi lanjutan Hibah Penel. Strategis Nasional lanjutan Hibah Bersaing Fundamental Hibah Pascasarjana RAPID Penelitian Pemetaan dan pengembangan mutu Pendidikan (PPMP) Insentif Buku Ajar
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
148
No .
23
Program Penelitian
Insentif Artikel Ilmiah pada Terbitan Berkala Ilmiah Bereputasi Internasional Jumlah Penelitian
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
3
2
20.000.000
140
48
2.629.245.250
Sumber Dana
DP2M DIKTI
Kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan bersama dosen dan mahasiswa menurut skim yang meliputi sumber dana internal dan eksternal dan melibatkan mahasiswa. Data usul, diterima, didanai dan sumber dana penelitian dan pengabdian tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,
Tabel 7.8 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2009 No
Program Pengabdian kepada masyarakat
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
Sumber Dana
1
Pengabdian kepada Masyarakat (Dosen)
167
120
430.750.000
DIPA PNBP
2
Pengabdian kepada Masyarakat (Mahasiswa)
52
25
65.500.000
DIPA PNBP
3
Pengabdian Pusat
13
13
254.000.000
DIPA PNBP
4
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Kuliah Kerja Nyata (KKN) PBA
321
321
160.500.000
DIPA PNBP
4370
4370
7.866.000.000
5
6
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Wajib Belajar Dikdas 9 tahun
20
20
95.000.000
7 8
Penerapan Iptek Vucer
96 23
58 20
370.850.000
Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah Dirjen Pembinaan SMP Ditjen Dikti DP2M DIKTI DP2M DIKTI
300.000.000 9
KKU
10 UJI 11 Iptek Bagi Masyarakat (IbM) Jumlah Pengabdian kepada Masyarakat
7
1
3
2
6
6
5078
4956
26.000.000
DP2M DIKTI DP2M DIKTI
130.000.000 295.400.000
DP2M DIKTI
9.994.000.000
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
149
Tabel 7.9 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2010 No.
Program Pengabdian kepada masyarakat
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
Sumber Dana
1
Pengabdian kepada Masyarakat (Dosen)
219
140
565.000.000
DIPA PNBP
2
Pengabdian kepada Masyarakat (Mahasiswa)
95
30
75.000.000
DIPA PNBP
3
Pengabdian Pusat
5
5
75.000.000
4
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
4500
4500
70 9
2 1
74.000.000 97.000.000
DIPA PNBP DIPA PNBP DP2M DIKTI DP2M DIKTI
3
1
100.000.000
2
2
85.000.000
82
6
356.000.000
5 6
7
Iptek Bagi Masyarakat (IbM) Iptek Bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK) Progran KKN-PPM
8
Iptek Bagi Masyarakat (IbM) Batch 2 Jumlah Pengabdian kepada Masyarakat
2.250.000.000
DP2M DIKTI DP2M DIKTI
Tabel 7.10 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2011 No.
Program Pengabdian kepada Masyarakat
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
Sumber Dana
1
Pengabdian kepada Masyarakat (Dosen)
219
142
565.000.000
DIPA PNBP
2
Pengabdian kepada Masyarakat (Mahasiswa) Pengabdian Pusat Kuliah Kerja Nyata (KKN) KKN Alternatif KKN Lokasi
95
30
75.000
DIPA PNBP
8 4150
8 500000
642 1670
642 1670 2000
KKN PBA
2000
3 4 5 6 7
8
KKN Vokasi
30
30
9
Iptek Bagi Masyarakat (IbM)
70
3
90.000.000 DIPA PNBP 2.075.000.000 DIPA PNBP 321.000.000 DIPA PNBP 835.000.000 DIPA PNBP 3.600.000.000 DIPA Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah 60.000.000 PNBP Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah DIPA EK. 135.000.000 PROYEK
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
150
Program Pengabdian kepada Masyarakat
No.
10
Iptek Bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK) 11 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga pengajara berbasis TIK dengan Pola Pendampingan SMK Jumlah Pengabdian kepada Masyarakat
Usul (judul)
Diterima (Judul)
Jumlah Dana (Rp)
9
1
90.000.000
DP2M DIKTI
1
1
750.000.000
DIPA Ditjen Pendidikan Menengah, Direktorat SMK
88
5
975.000.000
Sumber Dana
Tabel 7.11 Program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dosen dan mahasiswa fakultas tiga tahun terakhir No
Fakultas
Program Penelitian/Pengabdian kepada Masyarakat
Tahun
Jumlah Judul
2009
25
308.000.000
2009
9
39.500.000
2010
32
396.500.000
2010
9
58.500.000
2011
44
450.000.000
2011
21
105.000.000
2009
90
695.000.000
2009
43
180.000.000
2010
91
774.500.000
2010
61
292.000.000
2011
94
773.500.000
2011
69
325.000.000
2009
31
271.500.000
2009
23
61.000.000
2010
37
32.870.000
2010
21
83.000.000
2011
37
275.000.000
2011
27
Jumlah Dana
Penelitian 1
FIP Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
2
FBS Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
3
FIS Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
151
No
Fakultas
Program Penelitian/Pengabdian kepada Masyarakat
Tahun
Jumlah Judul
Masyarakat
Jumlah Dana
102.500.000
Penelitian 4
FMIPA Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
5
135.000.000
2010
11
45.000.000
2009
9
70.000.000
2009
13
32.500.000
2010
21
150.000.000
2010
23
57.500.000
2011
2011
31
222.000.000
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
2011
29
92.500.000
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
2009 2010
15
144.300.000
2010
2
19.000.000
2011
18
149.088.000
2011
10
54.888.000
2009
27
190.000.000
2009
21
92.500.000
2010
27
190.000.000
2010
18
92.500.000
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian FE Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
FH
13
2011
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
8
2009
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
7
24.000.000
2010
FT
FIK
12
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
6
2009
2009
2011
34
240.000.000
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
2011
25
62.335.000
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
2009 12
141.000.000
2009
2010 Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
152
No
Fakultas
Program Penelitian/Pengabdian kepada Masyarakat
Tahun
Jumlah Judul
Pengabdian kepada Masyarakat Penelitian
2010
7
40.000.000
2011
16
192.500.000
2011
14
70.000.000
Pengabdian kepada Masyarakat
Jumlah Dana
G.4. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Penelitian dan pengabdian mahasiswa ada yang difasilitasi oleh lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan sistem kompetisi dengan seleksi yang ketat. Disamping itu juga melalui bidang kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian mahasiswa diarahkan untuk berkompetisi dan menangkap peluang pada program kreativitas mahasiswa (PKM) sumber dana Dikti. Program kreativitas mahasiswa meliputi PKM Penelitian, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian kepada Masyarakat, PKM Teknologi dan PKM Karsa Cipta. Selain itu ada PKM Gagasan tertulis dan PKM Artikel Ilmiah. Jumlah usul, jumlah proposal diterima dan besaran dana penelitian mahasiswa tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel berikut;
Tabel 7.12 Jumlah Judul Penelitian, judul diterima dan jumlah dana penelitian mahasiswa tiga tahun Terakhir No
Jumlah Proposal
1
150 Judul
Jumlah Proposal Diterima 52 Judul
Jumlah Dana
Tahun
2
141 Judul
52 Judul
156.000.000,-
2010
3
192 Judul
52 Judul
156.000.000,-
2011
130.000.000,-
2009
Jumlah usul, jumlah proposal diterima dan besaran dana pengabdian mahasiswa tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel beikut;
Tabel 7.13 Jumlah usul, diterima dan besaran dana pengabdian mahasiswa tiga tahun terakhir No
Jumlah Proposal
1 2 3
52 Judul 95 Judul 105 Judul
Jumlah Proposal Diterima 25 Judul 30 Judul 30 Judul
Jumlah Dana
Tahun
62.500.000,75.000.000,75.000.000,-
2009 2010 2011
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
153
Tabel 7.14 Jumlah usul, diterima dan besaran dana program kreativitas mahasiswa tiga tahun terakhir
No
Jumlah Proposal
1 2 3
900 judul 1624 judul 1445 judul
Jumlah Proposal Diterima 170 judul 188 Judul 257 Judul
Jumlah Dana
1.177.219.946,1.449.130.500,-
Tahun
2009 2010 2011
G.5. Hubungan antara pengajaran, penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat. Penjaminan mutu penelitian dan pengabdian ditunjukkan dengan luaran yang mengacu pada indikator kinerja utama penelitian antara lain; publikasi ilmiah, proseding, penulis artikel di surat kabar atau majalah, Visiting professor, HKI, TTG, model/prototipe/desain/karya seni/rekayasa sosial, dan buku ajar. Hasil penelitian dalam diseminasinya minimal menghasilkan buku ajar sesuai dengan mata kuliah yang diampu dosen. Selain itu dibudayakan hasil-hasil penelitian yang potensial dapat diabdikan dalam bentuk program pengabdian kepada masyarakat.
G.6. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan publikasi dosen. Banyak dan Mutu kegiatan penelitian dosen menurut sumber pembiayaan yang ada mencakup pembiayaan sendiri, pembiayaan PT, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, institusi dalam negeri dan institusi luar negeri. Jumlah judul penelitian berdasar sumber dana tersebut dapat disampaikan dalam tabel berikut, Tabel 7.15 Jumlah Judul Penelitian Dosen berdasar Sumber Dana Tiga Tahun Terakhir No. (1) 1 2 3 4 5
Sumber Pembiayaan (2) Pembiayaansendiri olehpeneliti PT/yayasan yang bersangkutan Kemdikbud/Kementerian lain terkait Institusidalamnegeri di luar Kemdiknas/Kementerian lain terkait Institusiluarnegeri Total
Jumlah Judul Penelitian TS-2 TS-1 TS (3) (4) (5) 2 2 3
(6) N1= 7
432
500
530
N2=1.462
121
62
62
N3= 245
1
1
0
N4= 2
0 556
0 565
0 595
N5= 0 1.716
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Total
154
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah dosen yang melaksanakan penelitian tiap tahun belum optimal mengingat rasio dosen Unnes dengan kewajiban melaksanakan penelitian masih sedang, namun nampak bahwa ada peningkatan selama tiga tahun terakhir, yaitu 56% di tahun 2009, 56% tahun 2010 dan 59% di tahun 2011. Berdasar hal itu perlu diusahakan dan dicarikan strategi untuk memacu dosen agar gemar meneliti sebagai bagian dari kompetensi profesionalnya sesuai tugas pokok melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi. Publikasi dosen berdasar judul artikel ilmiah/karya ilmiah/karya seni/buku yang dihasilkan selama tiga tahun terakhir oleh dosen tetap dapat disampaikan dalam tabel berikut, Tabel 7.16 Publikasi Hasil Penelitian Dosen No.
Jenis Karya
(1)
(2) Jurnal ilmiah terakreditasi DIKTI Jurnal ilmiah internasional Buku tingkat nasional Buku tingkat internasional Karya seni tingkat nasional Karya seni tingkat internasional Karya sastra tingkat nasional Karya sastra tingkat internasional Total
1 2 3 4 5 6 7 8
TS-2 (3) 34 1 8 0 58
Jumlah Judul TS-1 TS (4) (5) 33 25 9 9 0 33
7 10 0 63
Total (6) A1= 92 A2= 17 B1= 27 B2= 0 C1= 154 C2= D1= D2=
101
84
105
290
Jumlah dosen tetap Unnes kondisi terakhir tahun 2011 berjumlah 1003 orang. Memperhatikan data di atas nampak bahwa publikasi penelitian dosen masih rendah jika dibandingkan dengan rasio jumlah dosen tetap yang ada. Memperhatikan keadaan tersebut perlu diusahakan dan dicari strategi dan langkah-langkah konkrit untuk membina dan melatih dosen dalam menulis publikasi dan penerbitannya terutama ke dalam jurnal akreditasi nasional maupun jurnal bereputasi internasional. Untuk menjamin luaran/publikasi hasil penelitian dan pengabdian dosen, perolehan HaKI bagi hasil-hasil penelitian dosen dan mahasiswa Unnes, melalui LP2M telah mendirikan Sentra HaKI dengan surat pendirian dengan SK Rektor No 177/P/2010 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Pengelola Sentra HKI Universitas Negeri Semarang. Melalui sentra HKI diharapkan para peneliti potensial
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
155
dapat difasilitasi mulai pendaftaran, pemeriksaan subtansi, perolehan, pemeliharaan dan sistem royalty dari Industri yang memproduksi. G.7.
Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam dan luar negeri Dalam tahap ini Unnes masih mengadakan rintisan pada penelitian dengan
lembaga dalam dan luar negeri. Kegiatan aktif baru dapat dilihat pada tahun mendatang. Dalam MoU yang telah ditandatangani dengan mitra, kolaborasi riset sudah dipayungi melalui klausul yang ada dalam perjanjian tersebut. Sebut saja kerjasama dengan BPPT dan Bank Mandiri Jawa Tengah yang memang dikhususkan untuk peningkatan penelitian dosen. Demikian juga dengan kolaborasi penelitian dengan perguruan tinggi luar negeri, pemayungan riset sudah dilakukan dengan kerjasama yang kami tandatangani dengan Ho Chi Minh City University, Vietnam, Oxford University Press, Hankuk Univ of Foreign Studies Korea, Universitas Malaysia Sabah, King Mongkut’s Univ Thailand, Kanazawa University Jepang, Kedubes Perancis.
G.8.
Kerjasama dengan instansi yang relevan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan reputasi Unnes yang telah
mendapatkan pengakuan dari alumni, masyarakat, institusi pendidikan, lembaga pemerintah, dan mitra yang telah ada, maka Universitas Negeri Semarang (Unnes) telah
melakukan
penguatan
terhadap
berbagai
kegiatan
kerja
sama
dan
pengembangan dalam negeri. Untuk memperkuat jalinan kerja sama dengan pemerintah daerah, Unnes telah melakukan kegiatan kerja sama dengan Provinsi Riau, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kabupaten Blora, Pemerintah Kabupaten Boyolali, Pemerintah Kabupaten Pacitan, Pemerintah Kota Tegal, Pemerintah Kabupaten Brebes dalam kerjasama pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan
pemberdayaan masyarakat. Yang terbaru adalah kerjasama dengan
kabupaten Landak yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Landak guna mengawal Sekolah Tinggi Pendidikan yang baru akan didirikan di sana. Tidak hanya dengan pemerintah daerah, Unnes telah juga melaksanakan kerja sama dalam bidang teknologi, sosial, olah raga, dan pendidikan dengan KONI Jateng, PMI Jateng, Kepolisian Daerah Jawa Tengah, dan PT POS Indonesia. Reputasi Unnes pun telah merambah pada kerja sama lintas sektoral seperti yang ditandatangani oleh Rektor Unnes dengan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta dalam peningkatan kualitas pendidikan. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
156
Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan dan kerja sama, Unnes juga menitikberatkan pada sisi pembinaan dan fasilitasi. Ciri pembinaan ini dapat dilihat pada kerja sama antara Unnes dan Pondok Pesantren Roudotul Mubtadiin Jepara yaitu dengan memberikan pendidikan karakter dan penanaman pohon di lingkungan Ponpes. Unnes juga memfasilitasi dosen dan penelitinya untuk menerbitkan karyakarya mereka di tingkat nasional dengan menandatangani kerja sama dengan PT Raja Grafindo Persada untuk pemasaran buku karya ilmiah dosen. Juga untuk kemudahan perjalanan dinas para dosen dan pejabat Unnes, telah dilakukan perjanjian khusus dengan PT Garuda Indonesia. Fasilitasi untuk alumni Unnes, khususnya Fakultas Ilmu Keolahragaan, diwujudkan dalam kerja sama dengan PT Exertainment Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan kebugaran terbesar di Indonesia. Untuk bidang kerja sama luar negeri, Unnes pada 2010-2012 memfokuskan diri pada kerja sama University to University (U to U Scheme). Universitas luar negeri yang bermitra dengan Unnes memiliki tujuan yang spesifik dalam mengadakan kerja sama. Unnes telah bermitra dengan perguruan tinggi seperti Edith Cowan University Perth Australia untuk rencana program pertukaran staf dan dosen, serta pelatihan penulisan karya ilmiah. Untuk meningkatkan kerja sama regional, Unnes mengundang ahli dari Universitas Putra Malaysia untuk berbagi ilmunya menembus ranking dunia. Kerja sama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan oleh Unnes dan University Teknologi Malaysia. Berhubungan dengan target peningkatan kualitas akademik, Unnes mengajak Shenzen University dan Beijing Foreign Studies University untuk mempersiapkan tenaga pengajar asing yang akan mengajar di program studi Bahasa Mandarin. Dengan maksud yang sama, Unnes bekerja sama dengan tiga universitas di Sudan: Al Neelaim University, Alzaim Alazhari University Sudan dan University of Gezira untuk memperkuat prodi pendidikan bahasa arab. Dosen yang ingin meneruskan studi ke luar negeri sangat terbantu dengan kerja sama Unnes dengan Massey University di New Zealand dan Naresuan University di Thailand karena karena universtasuniversitas tersebut akan memfasilitasi aplikasi pendaftaran dari para dosen Unnes. Kerja sama Dual Master’s Degree dengan Ohio State University yang pada tahun 2010 nota kesepahamannya ditandatangani oleh Rektor Unnes dan Ohio State University, dieksekusi dengan baik pada tahun 2011. Empat orang mahasiswa Pasca Sarjana Unnes berangkat ke Amerika dengan program khusus dari USINTEC dan Dirjen Dikti untuk mengikuti program Dual Master’s Degree tersebut. Banyak program kerja sama Unnes yang melibatkan agensi asing misalnya program
DBE
(Decentralized Basic Education) 2 dan program DBE 3 yang bergerak dalam bidang Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
157
pengembangan pendidikan dasar yang dibiayai oleh USAID. Bahkan di tahun 2011, Unnes dengan sukses mengadakan The 9th University Consortium Meeting yang merupakan pertemuan antar Rektor anggota Konsorsium Perguruan Tinggi Indonesia– Pittsburgh (KPTIP) yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia maupun Amerika Serikat. Pada tahun 2012, Unnes bekerjasama dengan Worldbank untuk mengadakan pengarusutamaan praktek terbaik pendidikan yang diupload dalam sebuah portal yang disebut dengan WAPIK (Wahana Praktek Pendidikan yang Baik). Pada tahun ini juga, program DBE dari USAID telah berakhir dan digantikan dengan PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesias Teachers, Administrators, and Students) dan HELM (Higher Education Leadership and Management). Baik pada program PRIORITAS maupun HELM, Unnes menjadi salah satu mitra kerjasama USAID yang tersebar di Indonesia. Berkat usaha Unnes yang terus menerus dalam mengembangkan kerjasama tingkat international, Australian Embassy membiayai satu pejabat Unnes untuk bertukar informasi manajerial di Australia selama 2 minggu dalam program Australia Indonesia Knowledge Exchange Program. Kepercayaan terhadap bidang pengembangan dan kerja sama Unnes tidak hanya datang dari masyarakat dan mitra Unnes namun juga dari Pemerintah. Tercatat pada tahun 2011, Unnes mendapatkan hibah sebesar 100 juta rupiah untuk pengembangan Prosedur Operasional Standar dan Regulasi untuk program kerja sama Joint Degree dengan University of Southern Queensland, Australia. Tidak hanya itu, Unnes juga kembali mendapatkan hibah penguatan Kantor Urusan Internasional (International Office) guna memantapkan Prosedur Operasional Standar dan Regulasi yang berkaitan dengan pelayanan mahasiswa asing, dosen asing dan perjalanan dinas ke luar negeri. Untuk tahun 2012, Unnes kembali mendaptakan hibah sebesar 60 juta rupiah guna mengadakan program short course yang bernama E-Conut (Enjoyable Course of Conservation and Indonesian Culture) yang diikuti oleh mahasiswa dari King Mongkuts University, Naresuan University, dan Universitas Malaysia Sabah. Selain EConut, Unnes juga mengadakan short course yang berjudul IEPIS (Intensive English Program for International Students) yang diikuti oleh 10 orang dari Naresuan University. Dari usaha penguatan tersebut, Unnes semakin diminati di manca negara, terbukti pada tahun 2012 sebanyak 46 mahasiswa asing berminat untuk mengikuti program Darmasiswa yang disponsori oleh BKLN Kemendikbud, walaupun pada akhirnya jumlah tersebut harus diseleksi karena keterbatasan kuota.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
158
G.9. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama. Monitoring dan Evaluasi hasil kerja sama di tingkat Universitas dilaksanakan berdasarkan Peraturan Rektor dimana pelaksanaannya melalui mekanisme sebagai berikut: 1) Universitas membentuk satgas untuk melakukan kegiatan yang tercantum pada MoU atau MoA. 2) Satgas melakukan kegiatan sesuai dengan klausul yang ada di MoU dan MoA 3) Hasil kegiatan berupa laporan tertulis dilaporkan kepada bidang kerjasama untuk dievaluasi. 4) Pendanaan kegiatan dimontoring sesuai dengan klausul yang ada di MoA 5) Hasil evaluasi digunakan untuk kegiatan kemitraan di tahun mendatang. Monitoring hasil kerja sama di tingkat unit dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut: 1)
Unit melakukan perjanjian kerjasama berupa MoA/kontrak kerja atau berita acara kemitraan dengan unit mitra.
2)
MoA/kontrak kerja dilakukan antara pimpinan unit yang ada di Unnes dan pimpinan unit yang ada di mitra. Berita acara kemitraan dapat ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan di Unnes dan penangungjawab kegiatan mitra.
3)
Unit melaporkan MoA atau kontrak kerja tersebut kepada bidang kerjasama di tingkat universitas.
4)
Unit melaksanakan pekerjaan yang tercantum pada MoA/kontrak kerja
5)
Unit melaporkan berita acara kemitraan kepada bidang kerjasama di universitas. Bidang kerjasama universitas mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi kemitraan tersebut. Bidang
kerjasama
Unnes
melakukan
rapat
internal
mingguan
untuk
mengevaluasi kegiatan yang sudah terlaksana dan merencanakan kegiatan yang mendatang. Universitas juga mengirimkan borang ke unit kerja atau fakultas untuk mendata dan memonitor pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja/ fakultas dengan pihak mitra. Ini dilaksanakan pada pertengahan tahun dan akhir tahun. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah pelaksanaan kerjasama atau MoA antara unit kerja dengan mitra, sedangkankan MoU dilakukan oleh Rektorat dengan mitra kerjasama. Hasil pelaksanaan kerjasama antara Unnes dengan mitra secara umum adalah peningkatan pelayanan tri dharma perguruan tinggi, yang meliputi bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Di samping peningkatan tri dharma perguruan tinggi tersebut, kerjasama dengan mitra juga menambah penerimaan dana Unnes yang berasal dari masyarakat/mitra. Dana Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
159
tersebut antara lain berupa pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan atau perbankan yang dikelola bersama Unnes untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang disepati bersama. Seluruh data terbaru dan kegiatan terkini dari kerjasama disajikan dalam website yang dimiliki oleh kerjasama. Di samping itu, universitas juga melakukan monitoring terhadap MoU yang masih aktif dan yang akan segera habis masa berlakunya. Kemudian memutuskan apakah kemitraan akan segera habis masa berlakunya itu akan diperpanjang atau tidak berdasarkan atas evaluasi pelaksanaan. Monitoring juga dilaksanakan melalui sistem yang telah dikembangkan bidang kerjasama yaitu Sistem informasi kerjasama http://kerjasama.unnes.ac.id
Dan juga melalui website International Office http://io.unnes.ac.id
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
160
G.10
Hasil kerjasama yang saling menguntungkan Dengan meningkatnya kepedulian industri terhadap masyarakat dan telah
ditetapkannya klausul Corporate Social Responsibility (CSR) dalam UU No. 40 Tahun 2007, maka Unnes telah melakukan usaha untuk mengambil bagian dalam kegiatan CSR yang diselenggarakan oleh korporasi terkait. Seperti kerjasama Unnes dengan PT POS Indonesia yaitu penyerahan dana CSR sebesar Rp. 60 juta dan CSR PT Pertamina dalam program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa binaan sebesar Rp. 2,75 milyar. Program melalui program CSR PT Pertamina ini masih berlangsung sampai sekarang menunjukkan bahwa mitra kerja sama menunjukkan kepuasan dalam bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang. Dalam perkembangannya Unnes menyadari bahwa perbankan merupakan mitra yang potensial untuk meraih misi Unnes. Bank yang bermitra dengan Unnes sampai dengan saat ini adalah Bank Bukopin, BTN, BNI, BRI, Bank Jateng, Bank Mandiri, dan bahkan Unnes memperoleh dana beasiswa bagi mahasiswa Unnes dari Bank Indonesia. Penguatan kerja sama juga dilakukan oleh Unnes dengan institusi pendidikan tinggi lainnya di Indonesia. Pada tahun 2011, Unnes melakukan kerja sama dengan Universitas Negeri Makasar, UIN Yogyakarta, UNESA, UNS, UNY, UM, UNDHIKSA, UNIVET, dan STPKI Pacitan. Data kerjasama yang berimplikasi pada pendapatan Unnes ditunjukan dalam tabel berikut : Tabel 7.17 Ringkasan Jumlah MoU
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
161
G.11
Kepuasan pihak-pihak yang bekerja sama Manfaat dan kepuasan mitra kerjasama adalah sebagai berikut:
1)
Mitra memperoleh pelayanan, fasilitasi, support dari Unnes terkait dengan pelaksanaan kerjasama yang telah disepakati bersama. Mitra memperoleh pelayanan tersebut antara lain berupa
bantuan tenaga ahli, pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, dukungan penelitian untuk kajian solusi, magang mahasiswa, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada dasarnya dasar dari kerjasama adalah saling memberi manfaat pada kedua lembaga. Unnes dapat mendarmabaktikan tri dharmanya dengan baik, sedangkan mitra mendapatkan apa yang diinginkannya antara lain meningkatkan sumber daya manusianya, menyalurkan dana CSRnya, dll. 2)
Informasi kepuasan mitra dapat diperoleh antara lain pada saat Tim Unnes melaksanakan monitoring pelaksanaan kerjasama dengan mitra, melalui alumni yang menjadi staf atau bekerja di mitra kerjasama, melalui informasi-informasi yang disampaikan pada web Universitas Negeri Semarang. Informasi tersebut sangat
membantu
dalam
memperbaiki,
melanjutkan,
dan
melaksanakan
kerjasama dengan mitra lainnya. Cara memperoleh informasi tersebut adalah dengan : 1) Angket kepuasan, angket diberikan kepada mitra yang telah mendatangani kerjasama dengan Unnes untuk mengetahui seberapa besar kemanfaatan kerjasama yang telah dilaksanakan.. 2) Testimony, mitra yang berkerjasama dengan Unnes diminta tanggapannya secara naratif tentang kemanfaatan kerjasama yang telah dilaksanakan antara Unnes dengan mitra. Testimony digunakan untuk menggabarkan kepuasan secara deskriptif.
G.12. Deskripsi SWOT Komponen G a. Kekuatan 1.
SOTK Unnes sebagai Satker PKBLU menempatkan LP2M Unnes sebagai lembaga mandiri.
2.
LP2M dengan status Utama memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam pengembangan dan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3.
Komitmen Universitas untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari anggaran Unnes, dana rutin, adanya hibah I’MHERE B2a tahun 2011 sistem informasi LP2M akan semakin berkembang sehingga layanan akan semakin baik dan cepat.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
162
4.
Bertambahnya jumlah doktor dan guru besar Unnes meningkatkan kemampuan LP2M
dalam
meningkatkan
kualitas
penelitian
dan
pengabdian
kepada
masyarakatnya. 5.
Minat dosen Unnes di dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sangat tinggi.
6.
Sistem penjaminan mutu penelitian dan pengabdian juga telah diimplementasikan oleh LP2M di dalam menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian di Unnes.
7.
Proses seleksi, pemantauan dan pelaporan penelitan telah dilaksanakan dengan baik.
8.
Dua berkala ilmiah telah diterbitkan oleh LP2M Unnes. Sistem administrasi dan pengelolaan berbasis teknologi informatika yang sedang dikembangkan.
9.
Unnes telah memiliki basis kerjasama yang cukup kuat di dalam negeri. Jumlah terakhir dari MoU yang masih aktif saat ini adalah 73 pada tingkat Universitas dan pada tingkat fakultas terdapat jumlan MoA yang lebih banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa inisiasi kerjasama Unnes berjalan dengan efektif karena setiap tahun jumlah kerjasama Unnes meningkat.
10. Pada tingkat kerjasama luar negeri. Unnes juga memiliki banyak jaringan institusi yang telah menandatangani MoU. Kebanyakan dari mitra Unnes tersebar di Asia Tenggara, Ausralia dan Amerika Serikat. Dengan beberapa institusi lain di luar region itu, Unnes telah membukukan kerjasama resmi sejumlah 34 dokumen. 11. Di luar dokumen yang telah dibukukan dalam bentuk perjanjian resmi, kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri dapat berupa kegiatan bersama dengan mitra yang dilaksanakan dengan sistem joint-management. Misalnya kegiatan berupa short course yang diadakan Unnes dan diikuti mahasiswa luar negeri. Contoh lain adalah kegiatan darmasiswa yang diikuti oleh puluhan peserta dari luar negeri. Kegiatan seperti ini walaupun tidak terekam dalam dokumen MoU, namun memberikan dampak yang sangat besar terhadap nilai promosi dan kontribusi masyarakat. 12. Beberapa kegiatan yang diawali dari rintisan kerja sama berbuah pada dampingan pendanaan dari pihak luar conthnya: kerjasama dengan Islamic Development Bank, CSR Pertamina. Dana yang dikucurkan pun tidak sedikit dan jika dikelola dengan benar maka akan memberikan dampak yang besar kepada Universitas sebagai pendampingan pendanaan dari APBN dan PNBP 13. Di luar hibah yang berhubungan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat, Unnes juga terus menerus mendapatkan hibah pengembangan kerjasama dari Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
163
DIKTI contohnya: hibah untuk membuat SOP double degree, hibah penguatan kantor urusan internasional dan hibah 14. Kerjasama yang bersifat international juga merambah pada keterlibatan Unnes dengan konsorsium atau asosiasi internasional maupun kerjasama dengan agensi yang dibiayai oleh asing. Hal ini sesuai dengan tujuan Unnes untuk memperluas dan memperkuat jaringan baik di tingkat regional maupun internasional. Walaupun kegiatan yang diadakan oleh konsorsium atau agensi tersebut diadakan di Indonesia namun jaringannya tetap bersifat internasional. 15. Bertambahnya jumlah mahasiswa yang belajar di Unnes baik dalam program short course maupun program bergelar merupakan nilai tambah. b. Kelemahan 1. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum jelas mengarah pada unggulan tertentu. 2. Fungsi dan peran pusat-pusat penelitian belum berfungsi secara optimum dan sarana dan prasarana penelitiankurang memadai. 3. Skim penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum mengakomodasi visi dan misi Unnes menjadi universitas bertaraf internasional. 4. Jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang dipatenkan dan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi sangat sedikit. 5. Kurangnya responsiveness baik dari pihak internal dapat menhambat pelaksanaan MoU. Responsiveness mengacu sejauh pihak internal melaksanakan apa yang menjadi isi dari perjanjian. Keadaan ini biasanya disebabkan adanya dana yang belum dianggarkan sebelumnya untuk follow up kegiatan. Masalah responsiveness dapat berimbas pada sleeping MoU atau MoU yang ditandatangani namun tidak memiliki follow up. 6. Untuk memelihara dan mengembangkan kerjasama dengan institusi luar negeri dibutuhkan sumber daya yang sangat besar. Diperlukan komitmen untuk menyelesaikan beberapa proyek prioritas kunci. Yang dilakukan oleh Unnes selama ini masih belum fokus pada proyek kunci 7. Jadwal kerja project yang dibiayai oleh pihak luar berpengaruh pada jadwal kegiatan yang sedang berjalan di internal universitas. Dengan
adanya project
tambahan dari luar, biasanya satuan kerja (satker) yang ditugasi menjadi overload. 8. Unnes tidak dapat memprediksi dan merencanakan hibah yang akan didapatkan di tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan kurangnya perencanaan atas pelaksanaan proyek yang didanai dana hibah. Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
164
9. Konsorsium ataupun agensi menuntut kinerja aktif dari universitas. Tidak hanya kinerja
yang
aktif,
keterlibatan
Unnes
di
konsorsium
tersebut
biasanya
membutuhkan sumber daya manusia maupun sumber daya finansial yang biasanya sudah cukup terserap untuk kegiatan internal. 10. Masih kurangnya mahasiswa asing yang berminat untuk kuliah bergelar di Unnes c. Peluang 1.
Presiden RI pada tanggal 14 Desember 2010 mencanangkan Tujuh Sasaran Visi Indonesia 2025yaitu (1) meningkatkan jumlah HKI dari penelitian dan industri yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi; (2) meningkatkan infrastruktur sains dan teknologi berstandar
internasional;
(3) mencapai
swasembada pangan, obat-obatan, energi dan air bersih berkesinambungan; (4) meningkatkan ekspor produk industri kreatif menjadi dua kali lipat; (5) meningkatkan jumlah produk-produk unggulan dan nilai tambah industri dari berbagai daerah; (6) mencapai swasembada produk dan sistem industri pertahanan, transportasi dan ICT; dan (7) mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kemakmuran yang merata, dan memperkokoh NKRI (GDP >USD 16,000). 2.
Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Deklarasi Milenium atau MDGs bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target MDGs pada tahun 2015. Terdapat delapan target MDGs, empat di antaranya adalah: (1) bidang pendidikan, (2) bidang kesehatan, (3) penanggulangan kemiskinan, dan (4)
kelestarian
lingkungan
hidup.
Selain
MDGs,
ukuran
keberhasilan
pembangunan juga dapat didasarkan pada HDI atau IPM. HDI atau IPM inilah yang digunakan UNDP dalam menilai keberhasilan pembangunan manusia di suatu negara. 3.
Desentralisasi pengelolaan kegiatan penelitian di Unnes menuntut LP2M menjadi lebih mandiri. Tawaran penelitian dari sumber-sumber pendanaan selain DP2M Dikti perlu dimanfaatkan dengan baik.
4.
Berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa dalam lingkup nasional maupun
daerah
melalui
hasil-hasil
penelitian
dan
pengabdian
kepada
masyarakatnya. 5.
Semakin banyaknya jumlah MoU Unnes dengan instansi dalam negeri berimplikasi pada dua hal: a. Unnes semakin dipercaya oleh masyarakat dan b. Ini adalah peluang untuk promosi lebih jauh. Hasil yang baik dari satu mitra akan menyebar ke calon mitra.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
165
6.
Unnes masih berkesempatan untuk memperluas kerjasama dengan institusi di luar negeri. Pemerintah pun semakin mendukung usaha ini dengan banyaknya acara yg diselenggarakan oleh pemerintah untuk mempertemukan universitas di Indonesia dengan universitas diluar negeri.
7.
Kegiatan yang dirintis oleh lembaga maupun individu di lingkungan Unnes namun belum di MoU kan memiliki kesempatan untuk di MoU kan dimasa depan. Semakin banyak kegiatan seperti ini semakin besar kesempatan Unnes untuk memiliki kemitraan yang lebih permanen dengan pihak eksternal.
8.
Masih banyak lembaga donor atau sumber dana yang belum dieksplorasi oleh Unnes. Jika dana dampingan dari pihak luar yang saat ini dikelola oleh Unnes dengan baik maka semakin terbuka kesempatan untuk memenangkan dana dampingan dari donor yang lain seperti ADB, JAICA, dsb
9.
Jumlah maupun jenis hibah dari pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika Unnes terus meningkatkan kinerjanya maka jumlah dan jenis hibah yang dimenangkan akan semakin banyak di masa yang akan datang.
10. Masih banyak konsorsium dan asosiasi yang dapat diikuti oleh Unnes. Sedangkan untuk agensi-agensi asing yang sedang menjalankan misi di Indonesia juga masih cukup banyak. Jika Unnes bergabung dengan Konsorsium dan asosiasi internasional tersebut maka banyak keuntungan yang akan didapat. 11. Masih banyak mahasiswa asing di pasar yang sedang dikerjakan Unnes d. Ancaman 1.
Status LP2M dapat diturunkan jika tidak mampu menyelenggarakan desentralisasi penelitian dan ini dapat mengancam gagalnya pencapaian visi misi Unnes sebagai Universitas Konservasi yang sehat, unggul, dan sejahtera.
2.
Karir
staf
akademik
juga
dipengaruhi
oleh
keberhasilan
pelaksanaan
desentralisasi penelitian. 3.
Pengabdian masyarakat lebih dikembangkan dari kegiatan hulu ke hilir dengan meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
4.
Plagiarisme juga menjadi salah satu tantangan dalam era keterbukaan informasi saat ini.
5.
Dalam menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, civitas akademik Unnes perlu menjunjung nilai-nilai integritas serta kode etik yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyrakat.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
166
6.
Integritas penelitian tidak terbatas kepada menghindari kecurangan dan ketidakpatutan, namun juga meliputi penjagaan mutu dan akuntabilitas yang merupakan keutamaan sivitas akademika.
7.
Kualitas Perguruan Tinggi dapat dilihat dari peringkatnya terhadap perguruan tinggi lain di tingkat Asia maupun dunia. Unnes yakin secara bertahap akan menjadi bagian dari universitas kelas dunia (world-class universities).
8.
Masalah responsiveness juga dapat terjadi disebabkan dari pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah mitra yang bekerjasama dengan Unnes. Masalah ini terjadi ketika mitra lambat menanggapi kerjasama atau tidak melaksanakan perjanjian yang telah disepakati
9.
Seperti yang terjadi pada kerjasama dalam negeri, hambatan pada kerjasama dalam negeri, kerumitan pada kerjasama luar negeri bertambah karena faktor jarak, nilai tukar rupiah, perbedaan budaya dan faktor perencanaan internasional.
10. Semakin banyak universitas atau institusi baik di dalam dan luar negeri yang tidak ingin menandatangani MoU jika belum ada kegiatan riil yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Ada juga kecenderungan institusi-institusi tersebut tidak memprioritaskan Unnes sebagai mitra mereka. 11. Dana dampingan dari pihak luar sangat diharapkan namun sifatnya sangat kompetitif. Kita harus bersaing dengan universitas lain yang mungkin lebih terbiasa dengan proses tender dan fund raising dari dalam negeri maupun luar negeri 12. Hibah pengembangan kerjasama tema-nya ditentukan oleh DIKTI atau pemberi hibah yang bersangkutan. Tema yang ditentukan belum tentu sesuai dengan yang sedang dikembangkan oleh Universitas. 13. Permasalahan utama dari sebuah konsorsium atau asosiasi adalah ketika ada panitia atau anggota konsorsium tidak aktif. Untuk agensi asing, masalah utama adalah terlalu banyaknya permintaan dari agensi tersebut padahal dana yang dikeluarkan oleh mereka sangat terbatas.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
167
Tabel 7.18 Deskripsi SWOT Kekuatan 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SOTK Unnes sebagai Satker PKBLU menempatkan LP2M Unnes sebagai lembaga mandiri. LP2M dengan status Utama memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam pengembangan dan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Komitmen Universitas untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari anggaran Unnes, dana rutin, adanya hibah I’MHERE B2a tahun 2011 sistem informasi LP2M akan semakin berkembang sehingga layanan akan semakin baik dan cepat. Bertambahnya jumlah doktor dan guru besar Unnes meningkatkan kemampuan LP2M dalam meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakatnya. Minat dosen Unnes di dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sangat tinggi. Sistem penjaminan mutu penelitian dan pengabdian juga telah diimplementasikan oleh LP2M di dalam menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian di Unnes. Proses seleksi, pemantauan dan pelaporan penelitan telah dilaksanakan dengan baik. Dua berkala ilmiah telah diterbitkan oleh LP2M Unnes. Sistem administrasi dan pengelolaan berbasis teknologi informatika yang sedang dikembangkan. Unnes telah memiliki basis kerjasama yang cukup kuat di dalam negeri. Jumlah terakhir dari MoU yang masih aktif saat ini adalah 73 pada tingkat Universitas dan pada tingkat fakultas terdapat jumlan MoA yang lebih banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa inisiasi kerjasama Unnes berjalan dengan efektif karena setiap tahun
Kelemahan 11. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum jelas mengarah pada unggulan tertentu. 12. Fungsi dan peran pusat-pusat penelitian belum berfungsi secara optimum dan sarana dan prasarana penelitiankurang memadai. 13. Skim penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum mengakomodasi visi dan misi Unnes menjadi universitas bertaraf internasional. 14. Jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang dipatenkan dan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi sangat sedikit. 15. Kurangnya responsiveness baik dari pihak internal dapat menhambat pelaksanaan MoU. Responsiveness mengacu sejauh pihak internal melaksanakan apa yang menjadi isi dari perjanjian. Keadaan ini biasanya disebabkan adanya dana yang belum dianggarkan sebelumnya untuk follow up kegiatan. Masalah responsiveness dapat berimbas pada sleeping MoU atau MoU yang ditandatangani namun tidak memiliki follow up. 16. Untuk memelihara dan mengembangkan kerjasama dengan institusi luar negeri dibutuhkan sumber daya yang sangat besar. Diperlukan komitmen untuk menyelesaikan beberapa proyek prioritas kunci. Yang dilakukan oleh Unnes selama ini masih belum fokus pada proyek kunci 17. Jadwal kerja project yang dibiayai oleh pihak luar berpengaruh pada jadwal kegiatan yang sedang berjalan di internal universitas. Dengan adanya project tambahan dari luar, biasanya satuan kerja (satker) yang ditugasi menjadi overload. 18. Unnes tidak dapat memprediksi dan merencanakan hibah yang akan didapatkan di tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan kurangnya perencanaan atas pelaksanaan proyek yang didanai dana hibah.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
168
10.
11.
12.
13.
14.
jumlah kerjasama Unnes 19. Konsorsium ataupun agensi menuntut meningkat. kinerja aktif dari universitas. Tidak Pada tingkat kerjasama luar hanya kinerja yang aktif, keterlibatan negeri. Unnes juga memiliki Unnes di konsorsium tersebut banyak jaringan institusi yang telah biasanya membutuhkan sumber daya menandatangani MoU. manusia maupun sumber daya Kebanyakan dari mitra Unnes finansial yang biasanya sudah cukup tersebar di Asia Tenggara, terserap untuk kegiatan internal. Ausralia dan Amerika Serikat. 20. Masih kurangnya mahasiswa asing Dengan beberapa institusi lain di yang berminat untuk kuliah bergelar luar region itu, Unnes telah di Unnes membukukan kerjasama resmi sejumlah 34 dokumen. Di luar dokumen yang telah dibukukan dalam bentuk perjanjian resmi, kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri dapat berupa kegiatan bersama dengan mitra yang dilaksanakan dengan sistem joint-management. Misalnya kegiatan berupa short course yang diadakan Unnes dan diikuti mahasiswa luar negeri. Contoh lain adalah kegiatan darmasiswa yang diikuti oleh puluhan peserta dari luar negeri. Kegiatan seperti ini walaupun tidak terekam dalam dokumen MoU, namun memberikan dampak yang sangat besar terhadap nilai promosi dan kontribusi masyarakat. Beberapa kegiatan yang diawali dari rintisan kerja sama berbuah pada dampingan pendanaan dari pihak luar conthnya: kerjasama dengan Islamic Development Bank, CSR Pertamina. Dana yang dikucurkan pun tidak sedikit dan jika dikelola dengan benar maka akan memberikan dampak yang besar kepada Universitas sebagai pendampingan pendanaan dari APBN dan PNBP Di luar hibah yang berhubungan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat, Unnes juga terus menerus mendapatkan hibah pengembangan kerjasama dari DIKTI contohnya: hibah untuk membuat SOP double degree, hibah penguatan kantor urusan internasional dan hibah Kerjasama yang bersifat
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
169
international juga merambah pada keterlibatan Unnes dengan konsorsium atau asosiasi internasional maupun kerjasama dengan agensi yang dibiayai oleh asing. Hal ini sesuai dengan tujuan Unnes untuk memperluas dan memperkuat jaringan baik di tingkat regional maupun internasional. Walaupun kegiatan yang diadakan oleh konsorsium atau agensi tersebut diadakan di Indonesia namun jaringannya tetap bersifat internasional. 15. Bertambahnya jumlah mahasiswa yang belajar di Unnes baik dalam program short course maupun program bergelar merupakan nilai tambah. Peluang
Ancaman
12. Presiden RI pada tanggal 14 Desember 2010 mencanangkan Tujuh Sasaran Visi Indonesia 2025yaitu (1) meningkatkan jumlah HKI dari penelitian dan industri yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi; (2) meningkatkan infrastruktur sains dan teknologi berstandar internasional; (3) mencapai swasembada pangan, obatobatan, energi dan air bersih berkesinambungan; (4) meningkatkan ekspor produk industri kreatif menjadi dua kali lipat; (5) meningkatkan jumlah produk-produk unggulan dan nilai tambah industri dari berbagai daerah; (6) mencapai swasembada produk dan sistem industri pertahanan, transportasi dan ICT; dan (7) mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kemakmuran yang merata, dan memperkokoh NKRI (GDP >USD 16,000). 13. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Deklarasi Milenium atau MDGs bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target MDGs pada tahun 2015. Terdapat
14. Status LP2M dapat diturunkan jika tidak mampu menyelenggarakan desentralisasi penelitian dan ini dapat mengancam gagalnya pencapaian visi misi Unnes sebagai Universitas Konservasi yang sehat, unggul, dan sejahtera. 15. Karir staf akademik juga dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan desentralisasi penelitian. 16. Pengabdian masyarakat lebih dikembangkan dari kegiatan hulu ke hilir dengan meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 17. Plagiarisme juga menjadi salah satu tantangan dalam era keterbukaan informasi saat ini. 18. Dalam menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, civitas akademik Unnes perlu menjunjung nilai-nilai integritas serta kode etik yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyrakat. 19. Integritas penelitian tidak terbatas kepada menghindari kecurangan dan ketidakpatutan, namun juga meliputi penjagaan mutu dan akuntabilitas yang merupakan keutamaan sivitas akademika. 20. Kualitas Perguruan Tinggi dapat dilihat dari peringkatnya terhadap
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
170
14.
15.
16.
17.
18.
19.
delapan target MDGs, empat di antaranya adalah: (1) bidang pendidikan, (2) bidang kesehatan, (3) penanggulangan kemiskinan, dan (4) kelestarian lingkungan hidup. Selain MDGs, ukuran keberhasilan pembangunan juga dapat didasarkan pada HDI atau IPM. HDI atau IPM inilah yang digunakan UNDP dalam menilai keberhasilan pembangunan manusia di suatu negara. Desentralisasi pengelolaan kegiatan penelitian di Unnes menuntut LP2M menjadi lebih mandiri. Tawaran penelitian dari sumber-sumber pendanaan selain DP2M Dikti perlu dimanfaatkan dengan baik. Berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa dalam lingkup nasional maupun daerah melalui hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakatnya. Semakin banyaknya jumlah MoU Unnes dengan instansi dalam negeri berimplikasi pada dua hal: a. Unnes semakin dipercaya oleh masyarakat dan b. Ini adalah peluang untuk promosi lebih jauh. Hasil yang baik dari satu mitra akan menyebar ke calon mitra. Unnes masih berkesempatan untuk memperluas kerjasama dengan institusi di luar negeri. Pemerintah pun semakin mendukung usaha ini dengan banyaknya acara yg diselenggarakan oleh pemerintah untuk mempertemukan universitas di Indonesia dengan universitas diluar negeri. Kegiatan yang dirintis oleh lembaga maupun individu di lingkungan Unnes namun belum di MoU kan memiliki kesempatan untuk di MoU kan dimasa depan. Semakin banyak kegiatan seperti ini semakin besar kesempatan Unnes untuk memiliki kemitraan yang lebih permanen dengan pihak eksternal. Masih banyak lembaga donor atau
21.
22.
23.
24.
25.
26.
perguruan tinggi lain di tingkat Asia maupun dunia. Unnes yakin secara bertahap akan menjadi bagian dari universitas kelas dunia (world-class universities). Masalah responsiveness juga dapat terjadi disebabkan dari pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah mitra yang bekerjasama dengan Unnes. Masalah ini terjadi ketika mitra lambat menanggapi kerjasama atau tidak melaksanakan perjanjian yang telah disepakati Seperti yang terjadi pada kerjasama dalam negeri, hambatan pada kerjasama dalam negeri, kerumitan pada kerjasama luar negeri bertambah karena faktor jarak, nilai tukar rupiah, perbedaan budaya dan faktor perencanaan internasional. Semakin banyak universitas atau institusi baik di dalam dan luar negeri yang tidak ingin menandatangani MoU jika belum ada kegiatan riil yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Ada juga kecenderungan institusiinstitusi tersebut tidak memprioritaskan Unnes sebagai mitra mereka. Dana dampingan dari pihak luar sangat diharapkan namun sifatnya sangat kompetitif. Kita harus bersaing dengan universitas lain yang mungkin lebih terbiasa dengan proses tender dan fund raising dari dalam negeri maupun luar negeri Hibah pengembangan kerjasama tema-nya ditentukan oleh DIKTI atau pemberi hibah yang bersangkutan. Tema yang ditentukan belum tentu sesuai dengan yang sedang dikembangkan oleh Universitas. Permasalahan utama dari sebuah konsorsium atau asosiasi adalah ketika ada panitia atau anggota konsorsium tidak aktif. Untuk agensi asing, masalah utama adalah terlalu banyaknya permintaan dari agensi tersebut padahal dana yang dikeluarkan oleh mereka sangat terbatas.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
171
sumber dana yang belum dieksplorasi oleh Unnes. Jika dana dampingan dari pihak luar yang saat ini dikelola oleh Unnes dengan baik maka semakin terbuka kesempatan untuk memenangkan dana dampingan dari donor yang lain seperti ADB, JAICA, dsb 20. Jumlah maupun jenis hibah dari pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika Unnes terus meningkatkan kinerjanya maka jumlah dan jenis hibah yang dimenangkan akan semakin banyak di masa yang akan datang. 21. Masih banyak konsorsium dan asosiasi yang dapat diikuti oleh Unnes. Sedangkan untuk agensiagensi asing yang sedang menjalankan misi di Indonesia juga masih cukup banyak. Jika Unnes bergabung dengan Konsorsium dan asosiasi internasional tersebut maka banyak keuntungan yang akan didapat. 22. Masih banyak mahasiswa asing di pasar yang sedang dikerjakan Unnes
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
172