EVALUASI DENGAN DISCREPANCY MODEL PADA PROSES PEMBELAJARAN MEMPERBAIKI SISTEM STARTER DAN SISTEM PENGISIAN DI SMK N 2 SIJUNJUNG
ASRIL ARIF
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Priode September 2012
EVALUASI DENGAN DISCREPANCY MODEL PADA PROSES PEMBELAJARAN MEMPERBAIKI SISTEM STARTER DAN SISTEM PENGISIAN DI SMK N 2 SIJUNJUNG Asril Arif1, Jalius Jama2, Wakhinuddin3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran pada mata pelajaran Memperbaiki Sistem Starter dan Sistem Pengisian di SMK N 2 Sijunjung. Evaluasi ini meliputi aspek input, proses dan output pada proses pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan memakai metoda kombinasi kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan pendekatan diskriptif evaluatif, dan data kualitatif model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Responden dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI KR1 dan XI KR2 Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang berjumlah 48 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa input dalam proses pembelajaran dalam kategori cukup, proses dalam kategori baik dan output dalam kategori baik. Secara umum tidak terjadi kesenjangan pada pelaksanaan proses pembelajaran. Memperbaiki Sistem Starter dan Sistem Pengisian di SMK N 2 Sijunjung. Oleh karena itu direkomendasikan melaksanaan pembelajaran betul-betul sesuai dengan standar proses dan melaksanakan penilaian hasil belajar dengan authentic assessment sesuai dengan standar peniliaian.
Abstract
This study aims at evaluating the problems in the learning process in the system starter and cahrging sytem course at SMK N 2 Sijunjung. The type of this study a combination of quantitative and qualitative
1
2
methods with the use of descriptive evaluative approach. Covering aspects of input, process and output in the learning process, and an interactive model of qualitative data consists of data reduction, data presentation and conclusions. Respondents in this study were the students of class XI KR Light Vehicle Technical Skills Competency. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The findings indicate that the input in the learning process was “fair” categorys, processes and outputs in “good” categorys. Overal was no gap in the learning process to improve the system starter and charging system at SMK N 2 Sijunjung in good category. Thus it is apply teaching process refers to its standard and have good evaluation to learning’s achivements based on authentic assessment and evaluation standard. Kata kunci: evaluasi, proses pembelajaran.
Pendahuluan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan upaya pemerintah dalam hal memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Penerapan standard proses pembelajaran di Satuan Pendidikan/Sekolah merupakan suatu upaya nyata untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam undang-undang. Menyadari akan pentingnya proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, lembaga pendidikan SMK N 2 Sijunjung telah berupaya melalui berbagai usaha agar pendidikan itu lebih berkualitas. Di antara upayaupaya yang dilakukan itu adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan stándar proses dan standar penilaian. Berdasarkan temuan hasil supervisi dari tim supervisi SMK N 2 Sijunjung tahun pelajaran 2011/2012 yang disampaikan pada Rapat Dinas tanggal 7
3
Desember 2011 dinyatakan tentang belum optimalnya pelaksanaan proses pembelajaran. Selanjutnya fakta menunjukan pembelajaran pada mata pelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian tahun lalu (TP. 2010/2011) hanya 65% peserta didik yang mampu melewati nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM 7,00) 35% lagi dikategorikan peserta didik yang lambat belajar dan perlu dilakukan tindakan remedial dan belajar tambahan. Ini merupakan kesenjangan yang terjadi pada proses pembelajaran, mestinya proses pembelajaran yang baik akan berindikasi ketuntasan klasikal ≥ 95%. Dari sebagian fenomena yang terjadi pada proses pembelajaran peneliti yakin bahwa banyak hal lain yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar proses dengan kata lain terjadi kesenjangan. Fenomena ini melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul ”Evaluasi dengan Discrepancy Model pada Proses Pembelajaran Memperbaiki Sistem Starter dan Sistem Pengisian di SMK N 2 Sijunjung.” Evaluasi menempati posisi yang sangat strategis dalam proses pembelajaran. Sedemikian penting evaluasi ini sehingga tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi. Ada tiga manfaat evaluasi yaitu: (1) memahami suatu proses pembelajaran (2) membuat keputusan (3) meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam kaitannya dengan proses penyelenggaraan pendidikan disekolah, Nana Syaodih Sukmadinata (2009:132) menyatakan: ”Hasil-hasil evaluasi proses pembelajaran dapat digunakan oleh guru-guru dan kepala sekolah untuk perkembangan peserta didik, memilih bahan ajar, memilih metode dan alat bantu
4
pelajaran serta fasilitas pendidikan lainnya.” Selaras dengan itu Wakhinuddin (2009:45) menyatakan:”Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu berada dalam jalan yang diharapkan.” Model evaluasi pada penelitian ini adalah model kesenjangan (discrepancy model)
yang dikembangkan oleh Malcolm Provous, model penelitian ini
menekankan pada pandangan adanya kesenjangan didalam pelaksanaan program yaitu mengukur besarnya kesenjangan yang seharusnya dicapai dengan kondisi ril. Kesenjangan yang diukur pada proses pembelajaran adalah kesenjangan antara proses yang dilaksanakan dibandingkan dengan standar proses pembelajaran yang telah ditetapkan. Aspek dan dimensi objek yang akan dievaluasi adalah evaluasi input,evaluasi proses dan evaluasi output. M.Chatib Thoha (1996:14) mengatakan ”Evaluasi masukan (input) pada proses pembelajaran berkaitan dengan kualitas masukan berupa calon peserta didik, baik menyangkut faktor kemampuan intektualnya maupun aspek kepribadian yang bersifat non intelektif. Senada dengan itu Prasetya Irawan (2001:6) mengemukakan:”Komponen input yang perlu dievaluasi pada proses pembelajaran adalah peserta didik terkait dengan entry behavior peserta didik, materi pelajaran, fasilitas pelajaran, kurikulum dan rancangan pelajaran.” Evaluasi input pada penelitian ini adalah mengukur dan mendapatkan informasi tentang pengetahuan awal peserta didik (entry behavior), fasilitas pembelajaran dan perencanaan pembelajaran oleh guru. Kemampuan awal peserta didik (entry behavior) yang diukur pada penelitian ini hanya pada aspek kognitif
5
peserta didik tentang pengetahuan yang mendasari untuk mempelajari pelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian. Prasetya Irawan (2001:6) mengemukakan “Komponen proses yang perlu dievaluasi pada proses pembelajaran adalah efektifitas strategi dan metoda pembelajaran, media pembelajaran, cara mengajar guru, dan cara belajar siswa.” Sehubungan dengan itu M. Chatib Thoha (1996:14) mengemukakan “Evaluasi proses adalah evaluasi yang sasarannya adalah proses belajar mengajar, termasuk faktor instrumentalnya, seperti evaluasi terhadap media pendidikan.” Selaras dengan itu Peraturan Menteri Pendididikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun 2007 untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa kegiatan
dalam pembelajaran salah satunya adalah memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat dikemukakan bahwa evaluasi proses dengan discrepancy model pada proses pembelajaran adalah untuk mengukur kinerja guru, motivasi belajar peserta didik, iklim kelas dan sikap peserta didik. Evaluasi output (product) adalah penilaian pembelajaran yang sasaran akhir suatu proses pembelajaran yakni peserta didik, yaitu aspek intelektif dan nonintelektif (M. Chatib Thoha 1996:15). Objek evaluasi yang termasuk komponen output pada proses pembelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian kelas XI di SMK N 2 Sijunjung adalah penilaian hasil belajar pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif ulangan harian.
6
1. Perumusan Masalah a. Bagaimana input pada proses pembelajaran ditinjau dari perencanaan pembelajaran, pengetahuan awal peserta didik dan fasilitas pembelajaran. b. Bagaimana proses pembelajaran ditinjau dari motivasi peserta didik, iklim kelas, sikap peserta didik dan kinerja guru. c. Bagaimana output (hasil belajar) peserta didik pada ulangan harian (nilai kompetensi dasar) pada pembelajaran.
2. Tujuan Penelitian a. Mendeskripsikan analisis input, proses dan output pada proses pembelajaran b. Membandingkan pelaksanaan yang nyata dengan rumusan standar proses (kondisi ideal) pada pembelajaran.
3. Pertanyaan Penelitian Apakah terjadi kesenjangan pada proses pembelajaran sesuai dengan standar proses ditinjau dari input, proses dan output?
Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan memakai metoda kombinasi kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif evaluatif. John Creswell (2009:211) mengemukakan: “The sequential explaratory strategy involves a first phase of quantitative data collection and analysis, followed by
7
second phase of qualitative data collection and analysis that builds on the result of the first qualitative phase.” Metoda kuantitatif pada penelitian ini menggunakan angka pengolahan statistik dan metoda kualitatif untuk mengungkap fenomena yang terjadi yang diangkat dari fakta-fakta secara wajar, bukan dari kondisi yang terkendali atau manipulasi. Untuk menguatkan deskripsi data kuantitatif digunakan data kualitatif yang didapat melalui wawancara dan observasi kepada subjek penelitian. Responden
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK N 2 Sijunjung TP 2011/2012. Subjek peserta didik merupakan responden pada penelitian ini berjumlah 48 orang. Teknik pengumpulan data kuesioner ini mengumpulkan data tentang variabel masukan (input), proses (proccess) dan output dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang kemungkinan jawabannya telah tersedia. Responden memilih jawaban yang telah ada. Kuesioner ini menggunakan skala likert, dan skala penilaian dengan angka 1 s/d 10, untuk mengevaluasi masukan (input), proses (process) dan output. Untuk memvalidasi dari butir-butir kuesioner instrument penelitian digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, Riduwan (2007:98). r xy =
n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y) {n ∑ X − (∑ X) )} { n ∑ Y − (∑ Y) }
Untuk menguji reliabilitas instrument kuesioner proses pembelajaran digunakan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2007:115). r= {
}{1–
∑
}
8
Untuk mempermudah validasi butir soal dan reliabilitasnya dibantu dengan pengolahan data dengan computer dengan program SPSS 15. Data kualitatif didapat dari upaya pengumpulan data dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Dalam pelaksanaanya Suharsimi Arikunto (2010:165) mengemukakan “Analisa data kualitatif bertujuan pada proses penggalian makna, penggambaran, penjelasan dan penempatan data pada konteksnya masingmasing”. Uraian data jenis ini berupa kalimat, bukan angka-angka atau tabel, untuk itu data yang diperoleh harus diorganisir dalam struktur yang mudah dipahami dan diuraikan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman yang diterjemahkan oleh Tjetjep (1992:16). ”Kegiatan menganalisis data kualitatif meliputi tahapan berikut mereduksi data, penyajian data dan menyimpulkan serta memverifikasi data.”
Pembahasan 1. Hasil Pembahasan Kuantitatif Deskripsi data dan tingkat pencapaian respon masing-masing variabel penelitian evaluasi dengan model kesenjangan pada proses pembelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian di SMK N 2 Sijunjung yang terdiri dari variabel masukan (input), proses (procces) dan hasil (output). Dari data yang ada dapat dideskripsikan bahwa rata-rata pengetahuan awal peserta didik ditinjau dari kognitifnya sebelum pembelajaran dimulai adalah 5,9.
9
Ini menunjukan bahwa input peserta didik sebelum pembelajaran dalam kategori rendah. Berdasarkan skor yang terkumpul, respon peserta didik terhadap motivasi peserta didik dikategorikan baik dengan persentase sebesar 77,8%. Respon peserta didik terhadap sikap peserta didik dikategorikan baik dengan persentase sebesar 79,2%. Respon peserta didik terhadap iklim kelas dikategorikan cukup dengan persentase 65,2%. Respon peserta didik terhadap kinerja guru dikategorikan baik dengan persentase 74,6%. Berdasarkan nilai hasil belajar pada kompetensi dasar identifikasi komponen sistem starter didapat dua orang peserta didik tidak tuntas dengan pencapaian nilai 6,8 dan 6,9. Rata- rata kelas adalah 7,4. Sedangkan nilai hasil belajar pada kompetensi memperbaiki sistem starter didapat bahwa peserta didik tuntas semunya dengan nilai rata-rata kelas 7,7.
2. Pembahasan Kualitatif Terkait dengan hasil penelitian bahwa kemampuan awal peserta didik berada pada kategori rendah (5,9). Peneliti mengamati bagaimana kiat guru untuk mencari alternatif agar peserta didik selalu ingat dengan materi pelajaran, ternyata guru memberikan informasi baru atau ide baru dihubung- hubungkan materi pelajaran yang sudah dipahami peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru telah sesuai dengan standar proses. Kegiatan guru yang sesuai dengan standar proses adalah adanya eksplorasi dalam pembelajaran.
10
Temuan
dalam
perencanaan
pembelajaran,
guru
sudah
membuat
perencanaan pembelajaran telah sesuai dengan standar proses.Temuan tentang kesediaan sarana prasarana atau fasilitas belajar pada pembelajaran berada dalam kategori baik. Terkait dengan motivasi peserta didik, temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa guru sudah melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan metoda diskusi, menghargai pendapat peserta didik, selanjutnya memberi kesempatan kepada peserta didik yang telah mengerti menjadi tutor sebaya. Guru juga memberi motivasi kepada peserta didik dengan memberi bimbingan dalam hal praktek dan mengeluarkan pendapat. Temuan penelitian secara keseluruhan iklim kelas berada dalam kategori cukup. Dalam hal ini guru berupaya memberikan iklim pembelajaran yang dapat menciptakan persaingan yang sehat antar peserta didik dan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Peserta didik berkompetensi dalam belajar karena dorongan untuk meraih prestasi. Dorongan untuk meraih prestasi itu dilakukannya dengan meningkatkan frekwensi dan kualitas belajarnya, dengan mengatasi kesulitan yang dihadapi, menutup kekurangan diri dengan mengoptimalkan potensi dirinya. Temuan penelitian kurang puasnya peserta didik dalam mengikuti pelajaran karena lemahnya pengelolaan kelas, bukan disebabkan oleh guru, tapi suasana kelas kurang menyenangkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang puasnya peserta didik (1) penataan ruang kelas kurang tertata rapi (2) penataan perabot kelas tidak mengikuti nilai-nilai estetika.
11
Temuan penelitian tentang sikap peserta didik, guru melaksanakan proses penilaian sikap yang terdiri dari (1) sikap terhadap materi pelajaran (2) sikap terhadap guru dan sesama peserta didik (3) sikap terhadap proses pembelajaran (4) sikap terhadap yang berkaitan dengan nilai dan norma. Dari hasil pengamatan atau observasi, sikap peserta didik pada pembelajaran dalam kategori baik, karena sikap merupakan salah satu aspek penilaian yang bobotnya 15 % dari total penilaian. Temuan penelitian tentang kinerja guru berada dalam kategori baik, namun dalam hal pengelolaan kelas belum sempurna karena terlihat kurangnya upaya guru dalam hal penataan ruangan lebih rapi dan bersih. Terkait dengan indikator memahami perbedaan kemampuan peserta didik berada pada kategori cukup karena belum semua peserta didik terlayani secara individu terutama pada pelajaran praktek.
3. Kesenjangan Pada Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil evaluasi lemahnya kemampuan awal peserta didik berindikasi bahwa selama ini belum ada pemetaan urutan logis antara pembelajaran adaptif dengan pembelajaran produktif. Semestinya peserta didik sebelum belajar kelistrikan otomotif harus memiliki pengetahuan dasar yang dipelajari pada pelajaran adaptif. Berdasarkan observasi peneliti tentang materi ajar, peneliti berkesimpulan bahwa materi ajar yang dilaksanakan pada pembelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian baru sebatas standar minimal yang digariskan pada
12
spektrum kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan. Materi ajar telah memenuhi kriteria standar proses, namun perlu pengembangan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi otomotif yang relevan dengan kompetensi yang ada pada dunia usaha/dunia industri Indikator yang menonjol lemahnya iklim kelas adalah kurangnya rasa kebersamaan dan persaudaraan peserta didik. Ditemukan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan bahwa ada yang membenci salah seorang temannya. Hal ini merupakan indikator lemahnya pengelolaan kelas, meskipun kondisi kelas telah memenuhi standar minimal standar proses namun perlu perbaikan untuk masa yang akan datang. Memperhatikan deskripsi data dari varibel motivasi peserta didik terlihat indikator aktifitas untuk mencapai keberhasilan berkategori cukup. Kurangnya aktifitas peserta didik untuk mencapai keberhasilan disinyalir karena kurang tepatnya strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Sebaiknya guru dapat menerapkan
pembelajaran
yang
inovatif
dengan
strategi
pembelajaran
konstruktivis, inquiri dan lain sebagainya. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru sudah sesuai dengan pola pembelajaran student centre, namun belum sempurna. Berpedoman kepada deskriptif data dan temuan penelitian pada sub variabel kinerja guru, rata-rata berada dalam kategori baik. Kesenjangan terjadi pada pelaksanaan penilaian hasil belajar, yang mana guru belum memvalidasi soal objektif, guru hanya membuat soal berbentuk essay. Secara keseluruhan kinerja guru sudah sesuai dengan standar proses.
13
Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi 1. Simpulan Berdasarkan analisis deskripsi data dan temuan penelitian evaluasi dengan discrepancy model pada proses pembelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian di SMK N 2 Sijunjung, dapat ditarik beberapa kesimpulan: a. Masukan (input) Dari hasil analisis yang ada dapat dideskripsikan bahwa rata-rata pengetahuan awal peserta didik sebelum pembelajaran adalah 5,9%. Ini menunjukan bahwa input peserta didik sebelum pembelajaran rendah. Temuan penelitian bahwa guru mata pelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian telah mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik. Selanjutnya fasilitas pembelajaran pada pembelajaran memperbiki sistem starter dan sisitem pengisian dalam kategori baik.
b. Proses (Process) Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan temuan penelitian pada proses pembelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam kategori baik, iklim kelas dalam kategori cukup, sikap peserta didik dalam kategori baik, motivasi peserta didik dalam kategori baik dan sesuai dengan standar proses tidak ada kesenjangan.
14
c. Out put (out put) Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa pembagian bobot penilian 60% keterampilan, 25 % pengetahuan dan 15 % sikap. Dari 48 peserta yang mengikuti ulangan harian per kompetensi dasar 46 orang peserta didik dinyatakan lulus, dan 2 orang peserta didik perlu perbaikan atau remedial. Peserta didik lebih menguasai psikomotor dibandingkan dengan pengetahuan, ini terlihat dari nilai rata-rata keterampilan pada kompeteni dasar (KD 1) 7,40 dan (KD 2) 7,76. Nilai pengetahuan rata-rata kompetensi dasar (KD 1) 7,30 kompetensi dasar (KD 2) 7.72.
2. Implikasi Kegiatan evaluasi proses pembelajaran merupakan hal yang perlu dilaksanakan oleh guru disekolah, karena kegiatan evaluasi proses pembelajaran dapat melihat pelaksanaan proses pembelajaran secara mikro sehingga guru dapat merefleksi dimana kekurangannya dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, pengajar, motivator, mediator, dan fasilitator.
3. Rekomendasi Berdasarkan analisis deskripsi data dan temuan penelitian evaluasi dengan discrepancy model pada proses pembelajaran memperbaiki sistem starter dan sistem pengisian di SMK N 2 Sijunjung direkomendasikan: a. Perlu ditinjau kembali urutan logis pembelajaran ketika menyusun silabus KTSP SMK N 2 Sijunjung.
15
b. Perlu pengembangan materi ajar yang disesuaikan dengan standar pekerjaan di dunia usaha dan dunia industri. c. Perlu pembinaan sikap peserta didik dengan membangun kinerja yang sinergis antara guru, guru bimbingan penyuluhan dan wakil kepala bidang kesiswaan. d. Perlunya disain variasi penilaian dan authentic assessment, untuk itu perlu pelatihan tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar. e. Perlu pelatihan teknik memotivasi peserta didik sehingga motivasi peserta didik meningkat dimasa-masa yang akan datang. f. Seyogyanya guru membuat perencanaan pembelajaran secara bersama antara guru mata pelajaran sejenis. g. Perlu kiranya meningkatkan keterampilan guru-guru pada spesialis tertentu untuk mengembangkan unit produksi sekolah melalui penataran, pelatihan, magang di industri, kolaborasi antara guru sejenis. h. Perlu perencanaan yang baik dengan mengedepankan skala prioritas penggunaan
dana
operasional
untuk
fasilitas
pembelajaran
agar
penggunaannya lebih sfesien dan efektif.
Daftar Rukjukan Creswell John. 2009. Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approach. Singapore: Asia Pasific Pte. Ltd. Dewey, J. Democracy and Education. New York: The Macmillan Co. M.Chabib Thoha. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Radar Jaya Offset. Moleong. L. J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Depdikbud.
16
Miles. M.B. and Huberman, A.M. 1992 Kualitatif Data Analisis. Terjemahan Tjetjep Rohindi. Jakarta: UI Pers. Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Noehi Nasution. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Proyek Penataran Guru. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Prasetya Irawan, 2001. Evaluasi Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: PT. Alfabeta. Suharisimi Arikunto. Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfa Beta. Wakhinuddin S. 2009. Evaluasi Program. Padang: UNP. Press.
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Asril Arif dengan judul Evaluasi Dengan Discrepancy Model pada Proses Pembelajaran Memperbaiki Sistem Starter dan Sistem Pengisian Di SMK N 2 Sijunjung dan ucapan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed, Ph.D dan Pembimbing II Dr. Wakhinuddin, M.Pd yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel ini bisa dibuat.