EVALUASI DAN PERUMUSAN STRATEGI TELKOM FLEXI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DAVID Anggara Hayun A1
ABSTRACT TelkomFlexi is a business unit from PT Telkom Divre V East Java that is moving in cellular industry field. Cellular industry is an industry that having tight competitor so every company should fight to continue its sustainability. To get continue the live, TelkomFlexi have are appropriate strategy. To make good strategic management model, they have to execute strategic management model review. According to the strategic management model review, the good model is David model. The application of David model is in three stages, input stage, matching stage, and decision stage. Keywords: strategic evaluation, strategic management model review, david model
ABSTRAK TelkomFlexi merupakan salah satu unit bisnis dari PT Telkom Divre V Jawa Timur yang bergerak di bidang industri seluler. Untuk mempertahankan hidupnya, TelkomFlexi harus memiliki strategi yang tepat. Untuk mendapatkan model manajemen strategis yang sesuai, perlu dilakukan review model manajemen strategis yang ada. Dari hasil review model manajemen strategis yang ada, diperoleh model yang sesuai yaitu manajemen strategis dari David. Penerapan model David ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahap input, tahap pencocokkan, dan tahap keputusan. Kata kunci: evaluasi strategi, review model manajemen strategis, model david
1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
143
PENDAHULUAN Dimulainya era globalisasi, mengakibatkan setiap perusahaan berusaha untuk mempertahankan keberadaannya. Persaingan yang muncul menjadi semakin ketat. Persaingan dapat muncul dari dalam maupun luar negeri. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk menghadapinya. Strategi tersebut pada dasarnya dapat memberikan arahan kepada perusahaan untuk menghadapi tantangan dan ancaman yang muncul pada saat ini maupun pada masa yang akan datang dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Strategi muncul karena perusahaan memiliki sasaran yang akan dituju. Sasaran tentunya berorientasi pada keinginan masa depan yang ingin dituju oleh perusahaan berdasarkan visi dan misi yang dimilikinya. Sasaran merupakan hal yang penting karena sasaran dapat memberikan arah, memfokuskan usaha, menjadi pedoman rencana dan keputusan, dan membantu mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai. Munculnya strategi di perusahaan merupakan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana perusahaan akan bersaing, melawan siapa dan untuk maksud apa. Agar strategi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka strategi tersebut harus dikelola dengan baik. Pengelolaan strategi ini dilakukan dengan menggunakan manajemen strategi. PT Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang telekomunikasi, tentunya harus siap menghadapi tantangan, hambatan, dan ancaman yang muncul akibat adanya arus globalisasi. Untuk menghadapinya, maka PT Telkom harus memiliki strategi yang tepat. Strategi ini perlu dibuat berdasarkan visi, misi, sasaran, kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh PT Telkom. Oleh karena itu, maka perlu adanya manajemen strategi yang baik. Strategi yang dimiliki sekarang tentunya harus dilakukan evaluasi secara terus menerus agar strategi yang dimiliki ini benardan sesuai dengan perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Kesalahan strategi yang ada, tentunya akan membahayakan perusahaan pada saat melakukan implementasi dan eksekusi strategi. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi strategi secara terus–menerus. Permasalahan yang akan dibahas dalam paper ini adalah bagaimana mengevaluasi strategi PT Telkom Divre V Jawa Timur Unit Bisnis TelkomFlexi untuk mengetahui kesesuaiannya dengan kondisi internal dan eksternal yang ada sekarang
144
Tujuan dari penenelitian ini bertujuan untuk ini antara lain sebagai berikut. Mengevaluasi perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Mengevaluasi dan menganalisis kesesuaian strategi yang ada. Memberikan saran perbaikan terhadap strategi yang dimiliki PT Telkom Divre V Jawa TimurUnit Bisnis TelkomFexi.
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan paper ini adalah dapat memberikan perbandingan terhadap strategi yang dimiliki oleh PT Telkom Divre V Jawa Timur Unit Bisnis TelkomFlexi pada saat ini. Sehingga dengan adanya perbandingan ini, pihak perusahaan diharapkan dapat memilih strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan pada saat ini dan pada masa yang akan datang.
PEMBAHASAN Metodologi yang digunakan dalam paper ini terdiri dari studi lapangan pendahuluan, perumusan masalah dan tujuan penelitian, studi literatur dan identifikasi strategi TelkomFlexi, analisis perubahan internal dan eksternal sejak strategi dirumuskan, perumusan strategi baru, serta kesimpulan dan saran. Metodologi ini diperlukan untuk membuat penelitian menjadi terstruktur, sistematis, memudahkan langkah dalam mengidentifikasikan dan memecahkan suatu masalah. Studi lapangan pendahuluan dilakukan untuk melihat permasalahan yang ada di PT Telkom Divre V Jawa Timur Unit Bisnis TelkomFlexi. Setelah melihat dan mengetahui permasalahan yang ada, kemudian dilakukan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Dari perumusan masalah dan tujuan penelitian ini langkah selanjutnya adalah studi literatur dan identifikasi strategi TelkomFlexi. Studi literatur ini membahas teori manajemen strategis model Fred R. David. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis perubahan internal dan eksternal sejak strategi dirumuskan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Delphi untuk menjaring opini sekelompok orang yang mengetahui strategi TelkomFlexi. Penjaringan opini dilakukan dengan wawancara terhadap lima orang manajer di Divisi Pengembangan Bisnis dan lima orang manajer di Divisi Fixed Wireless Area Timur. Penjaringan opini ini dilakukan untuk mengetahui asumsi pada kondisi internal dan eksternal, kemudian dibandingkan dengan kondisi internal dan eksternal pada saat ini. Setelah itu, dilakukan analisis untuk mengetahui apakah ada perubahan antara asumsi kondisi internal dan eksternal dengan kondisi internal dan eksternal pada saat ini. Strategi perusahaan terdiri dari sekelompok perubahan kompetitif dan pendekatan bisnis yang memanajemeni pekerja untuk menjalankan perusahaan. Strategi adalah “game plan” untuk menarik dan menyenangkan konsumen, membatasi posisi pasar, mengelola operasi, kompetisi secara sukses, dan mencapai tujuan organisasi. Strategi memiliki tiga tingkat yaitu tingkat korporasi, tingkat bisnis, dan tingkat fungsional. Manajemen Strategis dari David merupakan manajemen strategis yang digunakan pada level strategi corporate dan business. Disebut level strategi corporate karena manajemen strategis dari David merumuskan strategi yang cenderung kurang konkrit, lebih konseptual, dan lebih berorientasi pada nilai. Perumusan strategi yang dilakukan menanamkan pemahaman arah kepada seluruh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya masing–masing. Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
145
Ada tiga tahap dalam perumusan strategi dengan menggunakan model David. Tahap pertama adalah tahap input, tahap kedua adalah tahap pencocokan, dan tahap ketiga adalah tahap keputusan. Tahap input terdiri dari matriks evaluasi faktor eksternal, matriks profil persaingan, dan matriks evaluasi faktor internal. Tahap pencocokan terdiri dari matriks TOWS (Threat–Opportunity-–Weakness–Strengths). Selain itu manajemen strategis ini juga merumuskan business strategi yaitu dengan menetapkan kebijakan dan sasaran tahunan yang menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan di tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang konkrit untuk tiap-tiap divisi usaha. Sehingga level strategi manajemen strategis dari Pearce dan Robinson adalah Corporate dan Business.
Gambaran Umum TelkomFlexi Pada bulan Januari tahun 1999 PT Telkom Divre V Jawa Timur atas ijin dari pemerintah meluncurkan C–Phone untuk wilayah Jawa Timur. Pemerintah memberi ijin karena kebutuhan telepon yang sangat mendesak dengan diadakannya PON VIII di Jawa Timur. C–Phone merupakan telepon seluler dengan teknologi CDMA IS95A dan menggunakan frekwensi 1900 MHz. Pada tahun 2002, TelkomFlexi diluncurkan sebagai pengganti dari C–Phone. Peluncuran TelkomFlexi disebabkan adanya keinginan dari pemerintah untuk menjual frekwensi 1900 MHz kepada perusahaan seluler murni. Dengan adanya penjualan frekwensi 1900 MHz, tentunya mengakibatkan C–Phone tidak dapat digunakan lagi, sehingga Telkom harus dapat menyesuaikan diri dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Peraturan pemerintah menyatakan bahwa Telkom diberi ijin untuk mengoperasikan telepon seluler dengan frekwensi 800 MHz dan bersifat limited mobility (area kode terbatas). Oleh karena itu dibuatlah TelkomFlexi dengan teknologi CDMA 2000 1x yang dapat digunakan pada frekwensi 800 MHz. TelkomFlexi merupakan jasa telepon dasar dengan sambungan berupa Fixed Wireless Access yang merupakan bagian dari jaringan tetap lokal Telkom. Pelanggan dapat melakukan panggilan dan dipanggil pada posisi dimanapun selama berada di area Flexi tanpa dikenakan biaya Air Time dan biaya automutasi (roaming). Area Flexi adalah area dimana terminal pelanggan itu terdaftar. Pemakai TelkomFlexi dikenakan tarif sama dengan telepon tetap, tanpa biaya airtime dan pelanggan dapat bergerak sepanjang berada di area Flexi. Teknologi yang digunakan TelkomFlexi adalah CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 1x. Teknologi CDMA adalah sebuah teknologi wireless yang pertama kali dikembangkan dan dikomersialkan oleh QUALCOMM. CDMA bekerja dengan mengubah pembicaraan ke dalam informasi digital, kemudian ditransmisikan seperti sebuah signal radio melalui jaringan wireless. CDMA merupakan unique code untuk membedakan setiap pembicaraan yang berbeda. Sehingga CDMA memungkinkan banyak orang dapat membagi media dalam waktu bersamaan, tanpa static, cross–talk, atau interference.
146
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
Strategi TelkomFlexi Saat ini TelkomFlexi memiliki strategi objective yaitu mendapatkan jumlah konsumen sebanyak–banyaknya dan meningkatkan ROI (Return on Investment). Sedangkan strategi yang dimiliki oleh PT Telkom Divre V Jawa Timur sebagai Holding Company dari TelkomFlexi adalah strategi konsolidasi dan strategi ekspansi. Strategi konsolidasi diterapkan dengan melakukan optimalisasi aset, peningkatan kualitas infrastruktur, peningkatan pendapatan usaha, dan efektivitas biaya. Sedangkan strategi ekspansi diterapkan dengan melakukan pengembangan dan penambahan alat produksi, pengembangan dan pemberdayaan SDM, pengembangan sistem informasi, menciptakan loyalitas pelanggan, dan peningkatan manajemen keuangan. Pada unit bisnis TelkomFlexi, strategi konsolidasi diterapkan dengan melakukan pembangunan BTS (Base Transceiver Station) di seluruh Jawa Timur. Sedangkan strategi ekspansi diterapkan dengan melakukan penetrasi pasar dan akuisisi pasar. Akuisisi pasar disini berarti melakukan akuisisi terhadap pelanggan yang dimiliki oleh seluler lain.
Analisis Perubahan Internal dan Eksternal Analisis perubahan internal dan eksternal merupakan langkah meningkatkan kemampuan organisasi untuk penyesuaian diri pada keadaan yang berubah. Aktivitas analisis perubahan internal dan eksternal ini harus dilakukan secara kontinyu bukan hanya pada periode waktu tertentu, misalkan akhir tahun, karena perubahan yang terjadi pada saat ini dapat berlangsung secara mendadak dan cepat. Proses menganalisis perubahan internal dan eksternal dilakukan dengan membandingkan asumsi kondisi internal dan eksternal pada saat strategi ditetapkan dengan pada saat sekarang dan masa mendatang. Asumsi kondisi internal terdapat pada tabel 1, asumsi kondisi eksternal terdapat pada tabel 2, kondisi internal pada saat ini dan masa mendatang terdapat pada tabel 3, sedangkan kondisi eksternal pada saat ini dan masa mendatang terdapat pada tabel 4.
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
147
Tabel 1 Asumsi Kondisi Internal TelkomFlexi No
Variabel
1
Segmentasi pasar
2
Sikap konsumen
3 4 5 6 7
Kualitas karyawan Modal Tarif pemakaian Pangsa pasar yang ingin dicapai Jumlah pelanggan
8 9 10 11
Variasi produk yang ditawarkan Tingkat pendapatan Teknologi Pesaing
Asumsi Menengah ke bawah dan pebisnis yang memiliki mobilitas tinggi dalam satu kota Resistance, butuh sosialisasi terutama dalam hal cara menggunakan Baik, sudah berpengalaman di C – Phone CAPEX (Capital Expenditure) per user USD 150 – 250 Sama dengan tarif PSTN (telepon tetap) Seluruh kota dan kabupaten di daerah Jawa Timur. Jumlah pelanggan pada tahun 2003 sebanyak 115 ribu orang. Ada dua produk yaitu RUIM dan non RUIM. ARPU 115 ribu CDMA Belum ada pesaing yang memiliki teknologi yang sama yaitu CDMA
Sumber: Hasil Wawancara dengan beberapa manajer PT Telkom Divre V Jawa Timur
Tabel 2 Asumsi Kondisi Eksternal TelkomFlexi No
Variabel
1
Tingkat suku bunga
2
Peraturan pemerintah tentang telekomunikasi Kondisi perekonomian negara Fluktuasi harga Kondisi persaingan yang terjadi Pengaruh persaingan terhadap perusahaan Perubahan teknologi yang terjadi
3 4 5 6 7
Asumsi Tingkat suku bunga 19 % ditambah dengan resiko sekitar 6 – 9% Mengijinkan PT Telkom menggunakan frekwensi 800 MHz. Perekonomian negara stabil Tidak ada fluktuasi harga yang berarti Tidak ada pesaing yang menggunakan Teknologi CDMA Persaingan tidak terlalu berpengaruh karena teknologi yang dimiliki lebih baik. Tidak ada perubahan teknologi yang terjadi. Teknologi yang digunakan tetap CDMA dan GSM.
Sumber: Hasil wawancara dengan beberapa manajer PT Telkom Divre V Jawa Timur
148
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
Tabel 3 Kondisi Internal pada Saat ini dan Mendatang TelkomFlexi No
Variabel
1
Segmentasi pasar
2
Sikap konsumen
3 4 5
Kualitas karyawan Modal Tarif pemakaian
6 7
Pangsa pasar yang ingin dicapai Jumlah pelanggan
8 9 10 11
Variasi produk yang ditawarkan Tingkat pendapatan Teknologi Pesaing
Pada Saat Ini dan Masa Mendatang Atas, menengah, bawah dan pebisnis yang memiliki mobilitas tinggi dalam satu kota Welcome karena tarif pemakaian yang dikenakan lebih murah dibandingkan tarif seluler lain. Baik, sudah berpengalaman di C – Phone CAPEX (Capital Expenditure) per user USD 150 – 250 Dibagi menjadi tiga yaitu tarif untuk Flexi Trendy, Flexi Classy, dan Flexi Family Seluruh kota dan kabupaten di daerah Jawa Timur. Jumlah pelanggan pada tahun 2003 sebanyak 139 ribu orang. Pada tahun 2004 diperkirakan sekitar 300 ribu Ada dua produk yaitu RUIM dan non RUIM. ARPU 97 ribu CDMA Ada pesaing yang memiliki teknologi yang sama yaitu Esia dan Fren. Pada masa mendatang diperkirakan pesaing baru dengan teknologi CDMA semakin banyak
Sumber: Hasil wawancara dengan beberapa manajer PT Telkom Divre V Jawa Timur
Tabel 4 Kondisi Eksternal pada Saat ini dan Mendatang TelkomFlexi No 1 2
Variabel
3
Tingkat suku bunga Peraturan pemerintah tentang telekomunikasi Kondisi perekonomian negara
4
Fluktuasi harga
5
Kondisi persaingan yang terjadi
6
Pengaruh persaingan terhadap perusahaan
7
Perubahan teknologi yang terjadi
Pada Saat Ini dan Masa Mendatang Tingkat suku bunga 17 % Mengijinkan PT Telkom menggunakan frekwensi 800 MHz. Perekonomian negara stabil tetapi dengan adanya berbagai masalah di negara mengakibatkan terjadi perubahan pada perekonomian. Setelah terjadi kenaikan harga BBM pada tahun 2005, maka diperkirakan terjadi fluktuasi harga. Fluktuasi harga terjadi karena kenaikan BBM menyebabkan kenaikan harga barang – barang lain yang terpengaruh oleh kenaikan BBM. Persaingan akan menjadi semakin ketat dengan munculnya Esia dan Fren yang menggunakan teknologi CDMA. Kondisi persaingan ini akan semakin ketat pada masa mendatang karena diperkirakan banyak muncul pesaing baru. Persaingan akan mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan karena pesaing yang muncul dengan teknologi yang sama, ternyata tidak dibatasi oleh limited mobility. Pengaruh persaingan pada masa mendatang menjadi semakin besar. Tidak ada perubahan teknologi yang terjadi. Teknologi yang digunakan pada saat ini tetap CDMA dan GSM, dan pada masa yang akan datang juga tetap CDMA dan GSM.
Sumber: Hasil wawancara dengan beberapa manajer PT Telkom Divre V Jawa Timur
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
149
Perbedaan antara kondisi asumsi dengan kondisi pada saat ini dan masa mendatang yaitu pada variabel segmentasi pasar, sikap konsumen, tarif pemakaian, jumlah pelanggan, variasi produk yang ditawarkan, tingkat pendapatan, dan pesaing. Segmentasi pasar telah berubah dari semula diasumsikan golongan menengah ke bawah dan pebisnis yang memiliki mobilitas tinggi dalam satu kota ternyata pada saat ini dan masa mendatang golongan atas juga menggunakan TelkomFlexi. Golongan atas menggunakan TelkomFlexi dengan alasan tarif pemakaian yang murah sehingga dapat melakukan penghematan biaya. Sikap konsumen yang semula dianggap resistance terhadap peluncuran TelkomFlexi ternyata dalam kenyataannya, pada saat ini dan masa mendatang konsumen welcome terhadap produk TelkomFlexi. Pada saat diasumsikan, sikap konsumen resistance disebabkan untuk mengaktifkan TelkomFlexi perlu untuk melakukan setting ke terminal terlebih dahulu sehingga perlu dilakukan sosialisasi cara melakukan setting ke terminal dengan baik. Namun pada kenyataannya jumlah pelanggan yang semula diasumsikan sekitar 115 ribu orang pada akhir tahun 2003, ternyata pada bulan Novermber 2003 jumlah pelanggan tersebut telah melampaui asumsi yang telah dilakukan oleh TelkomFlexi yaitu menjadi sekitar 139 ribu orang. Sehingga dapat diketahui bahwa ternyata sikap konsumen tidak resistance terhadap produk TelkomFlexi tetapi welcome terhadap produk yang diluncurkan. Tarif pemakaian TelkomFlexi mengalami sedikit perubahan pada saat ini bila dibandingkan dengan asumsi. Hal ini disebabkan variasi produk yang ditawarkan pada saat ini lebih banyak dibandingkan dengan asumsi. Produk yang berbeda tentunya tarif yang ditentukan berbeda pula. Walaupun jumlah pelanggan meningkat dibandingkan dengan asumsi, ternyata tingkat pendapatan menurun. Pada saat asumsi tingkat pendapatan pada tahun 2003 ARPU sebesar 115 Ribu, sedangkan pada saat ini yaitu sampai akhir bulan November tingkat pendapatan ARPU sebesar 97 Ribu. Hal ini disebabkan banyaknya pengeluaran yang dilakukan untuk mendapatkan pelanggan sehingga dengan pengeluaran yang besar mengakibatkan dapat mengurangi tingkat pendapatan yang dimilikinya. Pada kondisi eksternal, perubahan terjadi dalam tingkat suku bunga, kondisi persaingan yang terjadi, dan pengaruh persaingan terhadap perusahaan. Tingkat suku bunga terjadi perubahan dari tingkat suku bunga 19% ditambah dengan resiko yaitu sekitar 6–9%.menjadi sebesar 17%. Hal ini berarti terjadi penurunan tingkat suku bunga. Selain itu perubahan yang terjadi adalah munculnya pesaing dengan teknologi sama yaitu Esia dan Fren. Munculnya Esia dan Fren, tentunya mengakibatkan timbulnya pengaruh secara langsung terhadap TelkomFlexi. Sekarang TelkomFlexi dalam memasarkan produknya tidak hanya mengandalkan pada kelebihan teknologinya saja, karena teknologi yang sama telah ada pesaingnya. Dengan adanya perubahan terhadap kondisi internal sebanyak 7 variabel dari 11 variabel yang dimiliki dan kondisi eksternal sebanyak 3 variabel dari 7 variabel yang dimiliki, terlihat terjadi perubahan yang signifikan. Adanya perubahan yang signifikan ini mengakibatkan kemungkinan strategi yang digunakan pada saat ini sudah tidak cocok
150
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
lagi. Sehingga perlu dilakukan perumusan strategi baru. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan model David. Perumusan Strategi Perumusan strategi dilakukan dengan menerapkan model David. Model ini digunakan pada level corporate strategy dan business strategy. Dalam merumuskan strategi, model David bersifat kuantitatif dengan 3 tahap dan 9 teknik penyelesaian. Tiga tahap tersebut adalah tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Tahap input terdiri dari matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), matriks Profil Persaingan, dan matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI). Tahap pencocokan terdiri dari matriks Threats – Opportunities–Weakness–Strengths (TOWS), matriks Strategic Position Action Evaluation (SPACE), matriks Boston Consulting Group (BCG), matriks Internal– Eksternal (IE), dan matriks Grand Strategy. Sedangkan tahap keputusan terdiri dari Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM). Dalam penelitian ini tahap pencocokan yang digunakan adalah matriks Threats– Opportunities–Weakness–Strengths (TOWS), matriks Strategic Position Action Evaluation (SPACE), dan matriks Internal–Eksternal (IE). Matriks Boston Consulting Group (BCG) dan matriks Grand Strategy tidak digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini hanya membahas satu unit bisnis saja dari Telkom Divre V Jawa Timur. Pengolahan dari matriks EFE dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil pengolahan dengan menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) mendapatkan nilai matriks EFE adalah 2.768811. Hal ini menunjukkan bahwa TelkomFlexi di atas rata–rata dalam kekuatan internal keseluruhannya. Sedangkan Pengolahan dari matriks EFI dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil pengolahan dengan menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) memperoleh nilai matriks EFI adalah 3.1647. Hal ini menunjukkan bahwa TelkomFlexi di atas rata–rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman. Pengolahan dari matriks Profil Persaingan dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil pengolahan dengan menggunakan Matriks Profil Persaingan mendapatkan nilai matriks profil persaingan untuk TelkomFlexi adalah 3.2927. Sedangkan nilai dari matriks profil persaingan untuk Telkomsel adalah 3.5955, Satelindo adalah 2.8158, Pro XL adalah 3.2189, dan IM3 adalah 2.5135. Hal ini menunjukkan bahwa TelkomFlexi memiliki kekuatan relatif di bawah Telkomsel, tetapi kekuatan relatifnya berada di atas Satelindo, Pro XL, dan IM3. Kekuatan relatif yang paling tinggi dimiliki oleh Telkomsel, sedangkan kekuatan relatif yang paling rendah dimiliki oleh IM3. TelkomFlexi menduduki peringkat kedua bila dibandingkan dengan pesaing lainnya. Hasil pengolahan dengan menggunakan Matriks TOWS menunjukkan ada tiga alternatif strategi yang diperoleh. Alternatif strategi pertama yang diperoleh dari strategi SO adalah memperluas pangsa pasar yang dimiliki. Alternatif strategi kedua yang
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
151
diperoleh dari strategi ST adalah mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontribusi. Sedangkan alternatif strategi yang ketiga yang diperoleh dari strategi WO dan WT adalah melakukan integrasi dengan perusahaan yang memiliki teknologi telekomunikasi tinggi. Pengolahan dari matriks SPACE dapat dilihat pada lampiran 4.Hasil pengolahan dengan menggunakan Matriks SPACE memperlihatkan bahwa alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SPACE adalah strategi agresif. Hal ini menunjukkan bahwa TelkomFlexi adalah sebuah perusahaan dengan keuangan kuat yang telah mencapai keunggulan bersaing besar dalam industri yang sedang tumbuh dan stabil. Hasil pengolahan dengan menggunakan Matriks TOWS menggambarkan bahwa TelkomFlexi terletak pada daerah Grow dan Build. Sehingga alternatif Strategi yang cocok adalah Strategi Intensif atau Strategi Terintegrasi. Tahap terakhir yang dilakukan adalah tahap keputusan. Tahap keputusan ini menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM memilih strategi yang paling cocok diantara beberapa alternatif strategi yang ada berdasarkan kondisi eksternal dan internal yang dimiliki oleh TelkomFlexi. Alternatif strategi yang muncul dari matriks TOWS adalah memperluas pangsa pasar yang dimiliki, mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontribusi, dan melakukan integrasi dengan perusahaan yang memiliki teknologi telekomunikasi tinggi. Memperluas pangsa pasar yang dimiliki dapat diartikan sebagai strategi ekspansif, sedangkan mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontribusi, dan melakukan integrasi dengan perusahaan yang memiliki teknologi tinggi dapat diartikan sebagai strategi integrasi. Sehingga alternatif strategi yang muncul dari matriks TOWS ada dua yaitu strategi ekspansif dan strategi integrasi. Alternatif strategi yang muncul dari matriks SPACE adalah strategi agresif. Sedangkan alternatif strategi yang muncul dari matriks IE (Internal–Eksternal) adalah strategi integrasi atau strategi intensif. Dari ketiga mariks tersebut yaitu matriks TOWS, matriks SPACE, dan matriks IE, diperoleh tiga buah alternatif strategi yaitu intensif, integrasi, dan agresif. Ketiga alternatif strategi tersebut kemudian dilakukan pemilihan strategi yang paling cocok dengan menggunakan QSPM. Dari hasil pengolahan dengan menggunakan matriks QSPM, dapat diketahui bahwa Total Atractive Score (TAS) dari strategi intensif adalah 2.995, strategi integrasi adalah 3.275, dan strategi agresif adalah 3.107. Dari nilai TAS ternyata dapat diketahui bahwa strategi integrasi memiliki nilai yang tertinggi yaitu 3.275. Hal ini menunjukkan bahwa strategi integrasi memiliki daya tarik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan strategi intensif dan strategi agresif. Sehingga strategi yang paling cocok dengan kondisi internal dan eksternal dari TelkomFlexi adalah strategi integrasi. Strategi integrasi ini
152
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
dapat dilakukan dengan mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontribusi dan melakukan integrasi dengan perusahaan yang memiliki teknologi telekomunikasi tinggi. Ternyata setelah dilakukan perumusan strategi dengan model David, ada perbedaan antara strategi yang dihasilkan oleh model David dengan strategi yang dari TelkomFlexi pada saat ini. Strategi dari TelkomFlexi pada saat ini adalah pembangunan BTS, penetrasi pasar dan akuisisi pasar. Ketiga strategi ini dapat diartikan sebagai strategi agresif. Sedangkan strategi yang dihasilkan oleh model David adalah strategi Integrasi. Sehingga perubahan yang terjadi pada kondisi internal dan eksternal pada saat asumsi perumusan strategi dengan kondisi pada saat ini dan masa mendatang, mengakibatkan terjadinya perubahan strategi perusahaan.
SIMPULAN Dari evaluasi dan perumusan strategi yang telah dilakukan, strategi TelkomFlexi dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Ada tujuh variabel yang mempengaruhi kondisi eksternal dan sebelas variabel yang mempengaruhi kondisi internal perusahaan. Kondisi eksternal yang mempengaruhi adalah tingkat suku bunga, peraturan pemerintah tentang telekomunikasi, kondisi perekonomian negara, fluktuasi harga, kondisi persaingan yang terjadi, pengaruh persaingan terhadap perusahaan, dan perubahan teknologi yang terjadi. Sedangkan kondisi internal yang mempengaruhi adalah segmentasi pasar, sikap konsumen, kualitas karyawan, modal, tarif pemakaian, pangsa pasar yang ingin dicapai, jumlah pelanggan, variasi produk yang ditawarkan, tingkat pendapatan, teknologi, dan pesaing. b. Berdasarkan perbandingan antara asumsi kondisi eksternal dan internal dengan kondisi eksternal dan internal pada saat ini dan masa mendatang, dapat diketahui ada tiga variabel kondisi eksternal yang berubah dan ada tujuh variabel kondisi internal yang berubah. Kondisi eksternal yang berubah adalah tingkat suku bunga, kondisi persaingan yang terjadi, dan pengaruh persaingan terhadap perusahaan. Sedangkan kondisi internal yang berubah adalah segmentasi pasar, sikap konsumen, tarif pemakaian, jumlah pelanggan, variasi produk yang ditawarkan, tingkat pendapatan, dan pesaing. c. Ada tiga matriks pencocokkan yang digunakan dari model David yaitu matriks TOWS, matriks SPACE, dan matriks IE. Alternatif strategi yang muncul dari matriks TOWS adalah strategi ekspansif dan strategi integrasi. Alternatif strategi yang muncul dari matriks SPACE adalah strategi agresif. Sedangkan alternatif strategi yang muncul dari matriks IE adalah strategi integrasi dan strategi intensif.
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
153
d. Dari hasil pemilihan strategi yang dilakukan dengan QSPM, strategi yang paling cocok dengan kondisi eksternal dan internal dari TelkomFlexi adalah strategi integrasi. Strategi integrasi ini dapat dilakukan dengan mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontribusi dan melakukan integrasi dengan perusahaan yang memiliki teknologi telekomunikasi tinggi. e. Berdasarkan perubahan kondisi eksternal dan internal yang terjadi, maka sebaiknya TelkomFlexi merubah strategi yang dimiliki saat ini menjadi strategi integrasi.
DAFTAR PUSTAKA A, Hayun A. “Evaluasi Strategi Unit Bisnis TelkomFlexi”, Tesis, ITS, Surabaya. 2003. Agus, Joko Tri. 2003 ”Kalo Saya Jadi GM Jasnita”, Meeting PT Telkom Indonesia, Bandung. Fred, David R. 2000. Concept of Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. _______. 2002. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Prenhallindo. Husein, Umar. 2002. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Michael, Porter R. 1993. Competitive Advantage. Collier Macmillan Publisher. Pearce, Robinson. 2000. Strategic Management. Richard D. Irwin Inc. Telkom Divre V Jawa Timur. 2003. ”Performansi TelkomFlexi”, Surabaya. Thompson and Strickland. 2000. Strategic Management Concepts and Cases. McGraw– Hill.
154
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
Lampiran 1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Faktor Eksternal Kunci
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
PELUANG 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Peraturan pemerintah tentang telekomunikasi Ketersediaan kredit Tingkat produktivitas pekerja Luas pasar yang ada Gaya hidup masyarakat Adanya UU hak paten Pangsa pasar yang dapat tersedia Kelemahan pesaing utama
ANCAMAN 1. Suku bunga 2. Kecenderungan pengangguran 3. Kondisi perekonomian negara 4. Kebijakan moneter 5. Perubahan teknologi yang terjadi 6. Kekuatan pesaing utama 7. Pengaruh kondisi politik dalam negeri 8. Kondisi persaingan yang terjadi 9. Daya saing harga 10. Pengaruh persaingan terhadap perusahaan 11. Sasaran dan strategi pesaing utama Total
0.0638
3.7
0.233766
0.03655 0.07852 0.04783 0.06318 0.037 0.0722 0.03114
3.2 3.2 3.6 2.9 2.4 2.8 2.9
0.11696 0.251264 0.172188 0.183222 0.0888 0.20216 0.090306
0.06227 0.06002 0.06182 0.04648 0.06318 0.0519 0.04874 0.07356 0.02843 0.06227 0.01173
3 1.4 1.8 2.8 2.9 2.2 2.3 2.9 2.5 2.9 3.7
0.18681 0.084028 0.111276 0.130144 0.183222 0.11418 0.112102 0.213324 0.071075 0.180583 0.043401
1.000
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
2.768811
155
Lampiran 2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
KEKUATAN 1. Citra perusahaan 2. Citra produk 3. Variasi produk yang ditawarkan 4. Modal usaha yang dimiliki 5. Kualitas produk 6. Teknologi yang digunakan 7. Struktur jabatan 8. Luas jangkauan jaringan 9. Pangsa pasar yang telah dicapai 10. Harga voucher 11. Biaya pemakaian pulsa 12. Harga kartu perdana 13. Sikap konsumen 14. Jumlah pelanggan 15. Pendidikan karyawan 16. Kualitas karyawan 17. Penelitian dan pengembangan karyawan
0.051 0.065 0.029 0.062 0.041 0.036 0.044 0.051 0.055 0.049 0.051 0.025 0.057 0.071 0.057 0.07 0.073
3.6 3.6 3.1 3.1 3.5 3.6 2.8 3.3 3.7 2.8 2.8 3.2 4 3.4 3.6 3 3.5
0.1836 0.234 0.0899 0.1922 0.1435 0.1296 0.1232 0.1683 0.2035 0.1372 0.1428 0.08 0.228 0.2414 0.2052 0.21 0.2555
KELEMAHAN 1. Penguasaan teknologi 2. Pembagian tugas yang jelas 3. Kebijakan perusahaan
0.03 0.048 0.036
1.6 1.6 2
0.048 0.0768 0.072
Faktor Internal Kunci
Total
156
1.000
3.1647
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158
Evaluasi dan Perumusan Strategi... (Anggara Hayun A)
157
Lampiran 4 Matriks SPACE Hasil perhitungan dengan matriks SPACE antara lain sebagai berikut. KEKUATAN KEUANGAN (FS) Modal usaha yang dimiliki Harga voucher Biaya pemakaian pulsa Harga kartu perdana
RATING 4.4 3.9 4.0 4.4
KEKUATAN INDUSTRI (IS) Luas pasar yang ada Penguasaan teknologi Pendidikan karyawan Kualitas karyawan Penelitian dan pengembangan karyawan Pangsa pasar yang dapat tersedia Peraturan pemerintah tentang telekomunikasi Adanya UU hak paten Ketersediaan kredit Luas jangkauan jaringan
5.2 2.2 5.2 4.0 5.0 3.9 5.4 3.5 4.5 4.6
STABILITAS LINGKUNGAN (ES) Kondisi perekonomian negara Kebijakan moneter Perubahan teknologi yang terjadi Gaya hidup masyarakat Pengaruh kondisi politik dalam negeri Kondisi persaingan yang terjadi Sikap konsumen
-4.3 -2.9 -2.7 -2.8 -3.3 -2.9 -1.0
KEUNGGULAN BERSAING (CA) Tingkat produktivitas pekerja Struktur jabatan Pembagian tugas yang jelas Daya saing harga Citra perusahaan Citra produk Variasi produk yang ditawarkan Kualitas produk Teknologi yang digunakan Luas jangkauan jaringan Pangsa pasar yang telah dicapai
-2.5 -3.0 -4.9 -3.6 -1.8 -1.8 -2.8 -2.0 -1.8 -2.4 -1.6
158
INASEA, Vol. 6 No. 2, Oktober 2005: 143-158