EVALUASI BISNIS WARUNG INTERNET DAN GAME ONLINE PADA WARNET “INTRUDER NET” DI BEKASI
EUIS ANDRIYATI
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi bisnis warung internet dan game online pada warnet “Intruder Net” di Bekasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2014
Euis Andriyati NIM H24080056
ABSTRAK EUIS ANDRIYATI. Evaluasi Bisnis Warung Internet dan Game Online pada Warnet “Intruder Net”, di Bekasi. Dibimbing oleh BUDI PURWANTO. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji aspek pasar dan strategi pemasaran, mengkaji kelayakan aspek finansial, serta mengkaji kecukupan dana usaha warnet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis IFE, EFE, IE, dan SWOT serta menggunakan analisis keuangan seperti NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, PP, Analisis Sensitivitas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dalam menganalisis kelayakan aspek pasarnya maka didapat hasil sebagai berikut: Faktor internal yang menjadi kekuatan terbesar pada Intruder Net yaitu Strategi tempat yang bagus (0,59). Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan terbesar yaitu Ancaman virus computer PC (0,19). Sedangkan Faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Intruder Net yaitu Gaya hidup masyarakat yang semakin modern (0,46). Sedangkan ancaman yang dihadapi dalam pasar usaha warnet yaitu Mudahnya akses internet lewat ponsel (0,56) Kata kunci: IFE Matrik, EFE Matrik, IE Matrik, SWOT, Aspek Finansial
ABSTRACT EUIS ANDRIYATI. Evaluation of the Public Internet Business and Online Games on figuring “Net Intruder”, in Bekasi. Supervised by BUDI PURWANTO. The purpose of this study is to examine aspects of the market and marketing strategies, assess the feasibility of the financial aspects, as well as reviewing the adequacy of funds cafe business. In this study the authors used analysis of IFE, EFE, IE, and a SWOT analysis as well as the use of financial as NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, PP, Sensitivity Analysis. Based on the results of research and discussion on the author, it can be concluded as follows: In analyzing the feasibility aspect of the market showed the following results: Internal factors which become the greatest power on the Net Intruder is a great place strategy (0.59). While the factors that become the biggest drawback is the computer virus threat PCs (0.19). While external factors become the biggest opportunities that can be utilized properly by the Net Intruder Lifestyle increasingly modern society (0.46). While the threats faced in the cafe business market Easily access the Internet via mobile phones (0.56). Keywords: IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, SWOT, Aspect Financial
EVALUASI BISNIS WARUNG INTERNET DAN GAME ONLINE PADA WARNET “INTRUDER NET” DI BEKASI
EUIS ANDRIYATI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ialah evaluasi bisnis, dengan berjudul Evaluasi Bisnis Warung Internet dan Game Online pada Warnet “Intruder Net” di Bekasi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. selaku pembimbing, yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada para staf sekretariat Tata Usaha, serta Komisi Akademik Departemen Manajemen. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah Pandriana, ibu Narti, adik Ryan; Dea; dan Putra serta seluruh keluarga, sahabat, teman sebimbingan dan sedepartemen atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan skripsi ini, mengingat keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2014 Euis Andriyati
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
4
METODE
4
Kerangka Pemikiran Penelitian
4
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
Metode Pengumpulan Data
7
Metode Pengolahan dan Analisis Data
7
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
15
Sejarah Berdirinya Warnet "Intruder Net"
15
Analisis Kelayakan Bisnis
16
Kecukupan Dana
24
Strategi Pemasaran
25
SIMPULAN DAN SARAN
25
Simpulan
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27
RIWAYAT HIDUP
42
DAFTAR TABEL Penelitian terdahulu Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix External Factor Evaluation (EFE) Matrix Total skor IFE pada Sumbu x Total skor EFE pada Sumbu y SWOT Matrix IFE Matriks "Intruder Net" EFE Matriks "Intruder Net" SWOT Matriks "Intruder Net" Biaya investasi
6 10 11 12 12 14 21 22 24 25
DAFTAR GAMBAR Grafik pengguna internet di warnet "Intruder Net" Diagram alur kerangka penelitian Matriks Internal - Eksternal Matriks Internal - Eksternal "Intruder Net" Grafik pengguna internet di Indonesia menurut survei APJII
2 8 13 23 32
DAFTAR LAMPIRAN 1 Grafik pengguna internet di Indonesia menurut APJII 2 Kuesioner bobot dan peringkat SWOT 3 Penelitian terdahulu 4 Biaya investasi “Intruder Net” 5 Biaya penyusutan 6 Biaya operasional skenario I “Intruder Net” 7 Laporan laba/rugi skenario I“Intruder Net” 8 Cashflow skenario I warnet “Intruder Net” 9 Analisis Sensitivitas skenario I kenaikan tarif listrik 10 % 10 Analisis Sensitivitas skenario I penurunan jam operasional 11 Biaya operasional skenario II “Intruder Net” 12 Laporan laba/rugi skenario II “Intruder Net” 13 Cashflow skenario II warnet “Intruder Net” 14 Analisis Sensitivitas skenario II kenaikan tarif listrik 10 % 15 Analisis Sensitivitas skenario II penurunan jam operasional
27 28 32 33 33 34 35 35 36 37 38 39 39 40 41
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi baik itu telekomunikasi, komputer, teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saat ini berkembang sangat pesat dan cepat. Teknologi tersebut mendorong lahirnya teknologi baru yang semakin mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi yang up to date, cepat, dan akurat. Salah satu teknologi hasil perpaduan teknologi komunikasi dan komputer ini adalah lahirnya media internet ditengah masyarakat global. Internet menjadikan informasi mudah diperoleh dengan sangat cepat tanpa mengenal batas wilayah, batas waktu, dan batasan pengguna. Sejak Amerika Serikat memberikan izin penggunaan internet secara komersial pada tahun 1990 pola industri dunia berubah menjadi era informasi, artinya tingkat persaingan industri akan ditentukan oleh penguasaan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi seperti teknologi internet juga mendorong lahirnya industri baru seperti jasa penyedia layanan internet atau lebih dikenal dengan Internet Service Provider (ISP), ecommerce, perusahaan online dan webhosting, serta warung internet atau lebih dikenal dengan istilah warnet yang semakin marak dan berkembang setiap tahunnya di Indonesia. Perkembangan warnet di Indonesia tentu saja bukan tanpa alasan, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap kemudahan mendapat informasi menjadikan tingkat penggunaan internet terus meningkat. Hal ini mendorong bisnis warnet tumbuh pesat dengan tingkat persaingan yang ketat dalam memfasilitasi penggunaan internet. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2012 mencapai 63 juta orang atau penetrasinya 24,23 persen dari populasi Indonesia. Survei itu dilakukan selama periode April hingga Juli 2012 di 42 kota dari 31 propinsi di Indonesia. Diungkapkan National Internet Registry Department Head (IDNIC) APJII Valens Riyadi, sejak 2007 hingga 2012, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh. Diketahui pada 2007 jumlah pengguna internet 20 juta orang, lalu meningkat menjadi 25 juta pada 2008, 30 juta pada 2009, 42 juta pada 2010, 55 juta pada 2011, hingga mencapai 63 juta tahun 2012. Pada 2013, menurut perkiraan APJII, pengguna internet di Indonesia akan mencapai 82 juta atau 30% dari jumlah pengguna pada 2012, pada 2014 mencapai 107 juta, dan pada 2015 mencapai 139 juta. Survei APJII itu menunjukkan penduduk berusia 12-34 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia dengan porsi 64,2%. Sedangkan kelompok pengguna berusia 20-24 tahun mencapai 15,1% dari total pengguna. Dilihat dari profilnya, mereka yang masih bekerja dengan lama kerja antara satu hingga dua tahun mencapai 53,3% dari total pengguna, yang disusul ibu rumah tangga, dan pelajar. Sementara dari jenis perangkat yang dipakai untuk mengakses internet, ponsel pintar menempati porsi 70,1%, diikuti PC Notebook (45,4%), komputer rumah (41%), PC Netbook (5,6%), dan tablet (3,4%). APJII melakukan survei itu melalui wawancara serta pengisian kuisioner yang melibatkan dua ribu responden di 42 kota dari 31 provinsi di Indonesia sejak April hingga Juli 2012. Responden yang
2
disurvei berusia 12 hingga 65 tahun dengan akses internet lebih dari sejam dari golongan sosial ekonomi A hingga C. Penanggung Jawab Survei APJII 2012, Parlindungan Marius mengatakan survei itu bertujuan menentukan posisi pengguna internet di Indonesia terhadap jumlah pengguna Internasional, menunjukkan eksistensi APJII, serta menunjukkan peluang bisnis bagi anggota asosiasi dari hasil survei itu dapat dilihat di lampiran (Gambar 6). Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang. Survei tersebut dilakukan pada 78 kabupaten/kota di 33 propinsi di Indonesia, penetrasi internet di Indonesia saat ini adalah sekitar 28% dari total populasi penduduk di Indonesia. Sementara itu kawasan Indonesia Timur mencapai tingkat pertumbuhan pengguna internet tertinggi dibanding kawasan lain di Indonesia, sedangkan untuk antar propinsi kalangan industri, Sulawesi Utara tercatat sebagai propinsi yang sudah 100% atau peringkat tertinggi yang menggunakan komputer dan internet dalam aktivitas bisnis dan yang terendah adalah Maluku Utara sebesar 40%. Berikut ini adalah data pengguna internet di warnet “Intruder Net” :
Gambar 1. Grafik pengguna internet di “Intruder Net” Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan tren pengguna internet di warnet Intruder Net setelah tahun 2013 akan mengalami penurunan terus menerus sehingga disini terjadi masalah dengan penurunan omset maka owner harus melakukan berbagai macam strategi untuk mempertahankan bisnisnya tersebut agar tetap bisa berjalan dengan baik dengan berbagai macam strategi yang dapat digunakan. Penggunaan internet di Indonesia sampai saat ini terbagi kedalam beberapa segmen yaitu penggunaan di tempat kerja, warung internet, rumah tangga, dan sekolah. Persentase penggunaan internet di lokasi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik pengguna internet baik secara demografis maupun psikografis. Oleh karena itu bisnis membuka usaha warnet masih akan menjadi primadona setidaknya saat ini dan beberapa tahun ke depan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti di bawah ini:
3
Kebutuhan akan internet yang semakin besar dimana saat ini hanya 5 % penduduk di Indonesia yang telah menikmati internet dan diperkirakan 10 tahun lagi 60% penduduk indonesia akan menikmati internet. Semakin seringnya dan luasnya orang yang mengakses situs internet seperti facebook dan twitter baik muda maupun tua, sehingga kebutuhan akan internet dan warnet semakin pesat. Pesaing yang masih sangat sedikit terutama di daerah. Tingginya minat anak dan remaja di Indonesia untuk bermain bersamasama dengan temannya di Warnet. Munculnya warnet di suatu daerah akan memicu berkembangnya ilmu pengetahuan di daerah tersebut. Cepatnya rasio balik modal untuk usaha warnet dengan sistem yang baik.
Untuk itu, potensi untuk mengembangkan usaha warnet masih tinggi di beberapa daerah yang dekat dengan lingkungan kampus dan sekolah. Salah satunya di wilayah Bekasi. Potensi warnet di wilayah Bekasi cukup tinggi terutama bagi warnet yang berlokasi strategis, seperti dekat dengan wilayah kampus, sekolah, kantor, dan jalan raya. Kondisi yang demikian memiliki peluang pasar yang potensial bagi usaha warnet. Ukuran pasar merupakan usaha kecil menengah karena terkait keterbatasan kemampuan berkembangnya usaha warnet seperti selera konsumen akan tempat atau suasana yang beranekaragam dan kemampuan masyarakat sekitar untuk membeli perangkat yang dapat mengaplikasikan internet. Dengan alasan peneliti ingin mengetahui sejauh mana warnet dapat menjadi salah satu mata pencaharian dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang pada saat ini, dan masih cukup banyaknya pesaing dalam mengembangkan bisnis warnet tersebut, maka peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul “Evaluasi Bisnis Warnet dan Game Online” dengan studi kasus pada Warnet “Intruder Net” yang terletak di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah.
Perumusan Masalah Penelitian terdahulu mengenai Studi Kelayakan Bisnis telah ditelaah sebelumnya diteliti oleh Indriadi Agung Setiawan (2010) dan Dany Achmad Subary (2012). Pada penelitian Indriadi Agung Setiawan dengan sampel Warnet “Yo Net” di Cibinong dalam penelitiannya hanya menyatakan penilaian studi kelayakan bisnis dengan usaha yang sedang berjalan tanpa ada peramalan, sedangkan pada Dany Achmad Subary dengan sampel Warnet “Firdaus Net” di Ciomas mdalam penelitiannya menyatakan penilaian studi kelayakan bisnis pada tahun berjalan serta melakukan peramalan pada beberapa tahun seterusnya. Terjadi beda hasil penelitian yang tidak konsisten antara penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Indriadi Agung Setiawan (2010) Dany Achmad Subary (2012). Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
4
berikut : (1) Bagaimana aspek pasar dalam kelayakan usaha warnet “Intruder Net”? (2) Bagaimana aspek finansial dalam permasalahan persaingan dan perkembangan teknologi kelayakan usaha warnet “Intruder Net”? (3) Bagaimana kecukupan dana usaha warnet “Intruder Net” dan peluang untuk mencari tambahan dana? (4) Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh warnet “Intruder Net”?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan, sehingga dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut : (1) Mengkaji aspek pasar kelayakan usaha warnet “Intruder Net” (2) Mengkaji aspek finansial dalam permasalahan persaingan dan perkembangan teknologi kelayakan usaha warnet “Intruder Net” (3) Mengkaji kecukupan dana usaha warnet dan peluang untuk mencari tambahan dana (4) Mengkaji strategi yang dilakukan oleh warnet “Intruder Net” Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak diantaranya, bagi penulis penelitian ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dalam menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan. Bagi warnet “Intruder Net”, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengusahaan warung internet tersebut sehingga dapat dijadikan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Bagi pembaca, penelitian ini digunakan sebagai wawasan dan bahan kajian mengenai studi strategi pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk meneliti kelayakan usaha yang dijalankan oleh warnet “Intruder Net” dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang ada dalam studi kelayakan bisnis, baik dari segi aspek finansial maupun dari segi aspek non finansial pada saat adanya perubahan teknologi saat ini. Sehingga dapat diketahui bisnis ini masih layak untuk di jalankan atau tidak.
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
5
Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa komputer kemudian menginstalnya dengan software, membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung. Warnet sebagai lahan usaha intensif modal dan tenaga, masih terbuka dan menjanjikan keuntungan. Apabia direncanakan dengan matang dan didukung pengetahuan memadai dan semangat wirausaha, niscaya usaha warnet dapat menjadi penopang keperluan hidup keluarga. Selain dari kemudahan-kemudahan tersebut, trend teknologi yang semakin berkembang terus menerus juga memiliki andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet itu sendiri. Semakin banyaknya usaha warnet membuat persaingan semakin ketat, untuk itu para pengusaha warnet dituntut lebih kreatif dan memberikan pelayanan yang lebih agar pelanggan tetap merasa puas, dengan begitu pengusaha tidak perlu untuk menurunkan harga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha yang dijalankan oleh Warnet “Intruder Net”. Analisis kelayakan yang akan dilakukan adalah dengan menganalisis aspek-aspek kelayakan bisnis tersebut baik dari segi aspek non finansial maupun dari segi aspek finansialnya. Dari segi aspek non finansial yang akan dilakukan adalah menganalisis beberapa aspek seperti Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen, Aspek Hukum, Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya serta Aspek Lingkungan. Tetapi dalam skripsi ini hanya menganalisis Aspek Pasar saja. Sedangkan dari segi aspek finansialnya akan dilakukan analisis mengenai NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, BEP, Payback Period, dan Analisis Sensitivitas dan Switching Value dari usaha warnet ini. Harapan dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan yang dilakukan pada pendirian usaha warnet ini adalah agar dapat menimbulkan rasa optimis dan rencana-rencana pengembangan, serta strategi yang akan atau harus dilakukan untuk memajukan usaha warnet ini di masa mendatang dan bermanfaat sebagai pedoman bagi usaha warnet “Intruder Net” untuk menyusun dan memperbaiki usahanya ke depan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terciptanya usaha untuk memenuhi permintaan pasar yang ada. Apabila hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengusahaan ini layak untuk dilakukan maka akan dilanjutkan, sedangkan apabila dari hasil analisis kelayakan finansial tidak layak maka tidak akan dilakukan dan akan menjadi bahan evaluasi bagi warnet “Intruder Net”, atau dapat diusulkan untuk menekan biaya-biaya yang ada. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikirandalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
6
Usaha Warnet “Intruder Net”
Aspek Pasar dan Strategi Pemasaran
IFE Matrik
EFE Matrik
Analisis SWOT
Banyaknya persaingan usaha sejenis Perkembangan teknologi yang pesat
Financial Asssesment
Kecukupan Dana
NPV Gross B/C Net B/C IRR Payback Period Analisis Sensitivitas
Strategi Pemasaran
Layak / Tidak Layak
Rekomendasi Gambar 2. Diagram alur kerangka pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Warnet “Intruder Net” yang beralamatkan di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Penelitian
7
ini berlangsung dari bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014. Data yang digunakan dalam membuat penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan merupakan data yang diambil atau diperoleh secara langsung melalui hasil dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pihak warnet “Intruder Net” itu sendiri. Sedangkan data sekunder yang digunakan merupakan data-data yang diperoleh dari warnet “Intruder Net” dan studi pustaka lainnya. Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan responden tersebut memahami strategi pemasaran “Intruder Net” untuk kuesioner analisis IFE, EFE, SWOT. Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden terdiri dari Pemilik Warnet, seta kedua operator yang bekerja di warnet tersebut.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan MS excel. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha warnet “Intruder Net” dilihat dari aspek non finansial usahanya. Metode analisis secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung volume pasar dan aspek finansialnya, dengan menghitung Net Present Value (NPV), Gross B/C, Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Break Event Point (BEP), Analisis Sensitivitas dan Switching Value. Aspek Pasar Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar (market share) dari produk bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, sedangkan jenis datanya dapat menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix Menurut Umar (2008), analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa matrik IFE (Internal Factor Evaluation) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Contoh matriks IFE dapat dilihat pada tabel 1. Tahap-tahap selanjutnya adalah menyusun matriks IFE. Berikut lima tahap penyusunan matriks IFE : Tuliskan daftar faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan
8
Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tdak penting) hingga 1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus 1,0. Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian dari hasilnya diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0). Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor. 1=kelemahan utama 3=kekuatan minor 2=kelemahan minor 4=kekuatan utama Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Peringkat berdasarkan perusahaan, sementara bobot berdasarkan industri. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai skor untuk masing-masing variabel. Jumlahkan semua skor dari masing-masing variabel untuk menentukan total skor bagi organisasi. Total skor berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan ratarata 2,5. Total skor dibawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai diatas 2,5 mengidikasikan posisi internal yang kuat. Tabel 2 menggambarkan tampilan dari Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE). Tabel 2. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix Faktor Internal Kunci Kekuatan 1. 2. ...... Kelemahan 1. 2. ...... Total Sumber: David
Bobot
Peringkat
Skor
External Factor Evaluation (EFE) Matrix Menurut Umar (2008), analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis matriks EFE (External Factor Evaluation). Sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Contoh matriks EFE dapat dilihat pada tabel 2. Tahap-tahap berikutnya adalah menyusun matriks EFE. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan :
9
Buat daftar faktor eksternal sespesifik mungkin, mencakup peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting) pada kolom kedua. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian hasil dari pertanyaan yang menggunakan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot. Berikan peringkat1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut (lihat Tabel 2). Peringkat didasarkan pada perusahaan, sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri. Peluang dan ancaman dapat diberi peringkat 1,2,3, atau 4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai skor. Jumlahkan nilai skor dari masing-masing variabel untuk menentukan total skor bagi organisasi. Total skor tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan skor terendah adala 1,0. Total skor rata-rata adalah 2,5. Total skor sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya (perusahaan menerapkan strategi yang secara efektif mengammbil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal). Total nilai 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal. Tabel 3. External Factor Evaluation (EFE) Matrix Faktor Eksternal Kunci Peluang 1. 2. ...... Ancaman 1. 2. ...... Total Sumber: David
Bobot
Peringkat
Skor
Internal – External (IE) Matrix Penggabungan matriks IFE dan EFE akan menghasilkan matriks IE yang memperlihatkan posisi dari perusahaan atau organisasi dalam tampilan sembilan sel Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu: (1) Total skor IFE pada sumbu x dan (2) Total skor EFE pada sumbu y. Tabel 3 menunjukkan total skor IFE pada sumbu x dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
10
Tabel 4. Total skor IFE pada sumbu x Selang Total Skor 1,00 – 1,99 2,00 – 2,99 3,00 – 4,00
Keterangan Posisi internal lemah Posisi internal rata-rata Posisi internal kuat
Sumber : David (2009) Pada Tabel 4 menunjukkan total skor dari matriks EFE. Total skor EFE pada sumbu y dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : Tabel 5. Total skor EFE pada sumbu y Selang Total Skor 1,00 – 1,99 2,00 – 2,99 3,00 – 4,00
Keterangan Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan rendah Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan rata-rata Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan tinggi
Sumber : David (2009) Menurut David (2009) mengemukakan bahwa matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Tiga daerah utama tersebut adalah : Daerah ‘Tumbuh dan Kembangkan’ (Grow and Build) Daerah ini direkomendasikan untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang paling sesuai untuk divisi- divisi ini adalah strategi intensif (seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Daerah ‘Jaga dan Pertahankan’ (Hold and Maintain) Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik melalui strategi ‘jaga dan pertahankan’, yaitu dengan penetrasi pasar atau pengembangan produk. Daerah ‘Tuai atau Divestasi’ (Harvest or Divestiture) Rekomendasi ‘tuai atau divestasi’ umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX. Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis pada sel I. Matriks IE diilustrasikan dalam Gambar 3.
11
Matriks Internal-Eksternal (IE)
Total Rata-rata Tertimbang EFE
Total Rata-rata Tertimbang IFE Kuat 3,004,00 Tinggi 3,00-4,00 Menengah 2,00-2,99 Rendah 1,00-1,99
4,00
Menengah
Rendah 1,001,99
2,00-2,99 3,00
2,00
1,00
I
II
III
V
IV
VI
VIII
IX
3,00
2,00 VII
1,00 Sumber: Fred R. David (2009, p344)
Gambar 3. Matriks Internal – Eksternal SWOT Matrix SWOT Matrix merupakan matching tool yang membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu sebagai berikut : a. Strategi SO (Strengths – Opportunities) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memenfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang. b. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang. c. Strategi ST (Strengths - Threats) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memenfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman. d. Strategi WT (Weaknesses - Threats) adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka meminimalisir atau menghindari ancaman. Ada delapan tahapan dalam membangun penentuan strategi dengan menggunakan matriks SWOT, yaitu : 1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
12
6. Cocokkan kelemahn-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO. 7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST. 8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT. Tabel 6. Matriks SWOT Strengths (S) EFAS
IFAS Opportunities (O)
Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktorfaktor kekuatan internal faktor kelemahan internal Strategi SO
Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang faktor peluang internal menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)
Weakness (W)
Strategi SW
Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT
Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang faktor ancaman internal menggunakan kekuatan meminimalkan untuk mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Umar (2008) Aspek Finansial Analisis aliran kas atau cash flow mencaakup kriteria kelayakan usaha yang terdiri dari analisis Net Present Value (NPV), analisis manfaat biaya kotor Gross B/C, analisis manfaat biaya bersih Net B/C, analisis Internal Rate of Return (IRR), analisis Payback Period (PP), Break Event Point (BEP) dan Analisis Sensitivitas. a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang (Rp). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : ……….(1) Dimana : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun
13
i n
= Tingkat DR (%) = Umur ekonomis proyek (tahun)
Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah: NPV > 0, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan. NPV = 0, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas). NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan. b. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C Ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. Secara sistematis Gross B/C ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
…………(2) Dimana : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun i = Tingkat DR (%) n = Umur ekonomis proyek (tahun) Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Gross B/C adalah: Gross B/C > 1, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan. Gross B/C = 1, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas). Grosss B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan. c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
………….(3)
Yang atas untuk (Bt-Ct) > 0 Yang bawahUntuk (Bt-Ct) < 0
14
Dimana : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun i = Tingkat DR (%) n = Umur ekonomis proyek (tahun) Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah sebagai berikut : Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat bersih yang lebih besar. Net B/C = 1, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas) karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat bersih yang sama besar. Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat bersih yang lebih kecil. d. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Di dalam prakteknya menghitung IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus dari IRR : ……………(4) Dimana :
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif = NPV yang bernilai positif = NPV yang bernilai negatif
Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai IRR dapat dilihat sebagai berikut : Jika IRR > i, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan. Jika IRR = i, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas). Jika IRR < i, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan. e. Payback Period (PP) Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (procced) yang diperoleh tiap tahun. Nilai kas bersih yang merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan
15
penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri). Rumus PP secara matematis dapat dilihat sebagai berikut : Payback Period = .........(5) Dimana : I = besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahun Nilai PP berbanding terbalik dengan nilai NPV. Jika nilai NPV semakin besar, maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu proyek dikatakan layak jika PP lebih kecil dari umur proyek (PP n). f. Break Event Point (BEP) BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu proyek, sehingga pada keadaan tersebut usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. g. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif atau tidak terhadap perubahan yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan “Intruder Net” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. “Intruder Net” ini menyediakan jasa rental internet, rental, print, dan game online. “Intruder Net” berlokasi di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Warnet ini didirikan oleh Ardian Samsudin pada bulan Juni 2010. Awalnya pemilik hobi bermain game online, hingga mempunyai 3 PC yang disambungkan dengan 1 modem saja, dengan hobinya itu pemilik terfikir untuk mencari koneksi internet yang lebih baik dari yang sudah ada direalisasikan dengan menggandeng seorang temannya yang mempunyai koneksi internet secara wireless. Setelah beberapa bulan timbul ide untuk menjual koneksi internet ke orng lain untuk membeli voucher game. Pertengahan tahun 2010 akhirna pemilik memutuskan untuk membuka usaha warnet karena melihat peluang yang cukup besar dengan menggunakan modal awal pribadi sebesar ± rp. 80 juta. Memulai usaha tersebut memerlukan waktu sekitar 2 bulan untuk mempersiapkan semuanya dengan dibantu oleh adiknya.
16
Jam operasional warnet adalah 24 jam non stop, warnet ini mempunyai 14 buah PC. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yaitu Rp 3.000/jam untuk jasa internet, print hitam Rp. 500/lembar dan print warna Rp. 1.000/lembar. Lahan parkir yang disediakan juga cukup luas, sehingga tidak perlu bingung untuk parkir kendaraan anda dimana. Pelayanan yang diberikan sangat baik, pegawaipegawainya pun sudah diberikan pelatihan bagaimana cara melayani konsumen. Analisis Kelayakan Bisnis
Aspek Pasar dan Pemasaran . Segmentation, Targeting, Positioning Segmentasi pasar merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh “Intruder Net” adalah segmentasi geografis dan demografis. Segmentasi geografis adalah berdasarkan letak wilayah yaitu daerah Bekasi. Segmentasi demografis yaitu “Intruder Net” membagi pasarnya berdasarkan usia yaitu semua kalangan usia dimulai dari anak kecil, remaja, sampai dewasa. Target pasar yang dipilih oleh “Intruder Net” yaitu semua kalangan masyarakat terutama yang berada di daerah Bekasi lebih tepatnya lagi berada di daerah komplek Pondok Pekayon Indah. Saat ini “Intruder Net” memposisikan diri selalu ingin menjadi yang nomor satu sebagai UKM Warnet yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. “Intruder Net” berupaya mengembangkan pasar, melindungi pasar yang sudah ada serta memperluas pangsa pasarnya. Marketing Mix Berikut bauran pemasaran 8P “Intruder Net” dibandingkan dengan pesaingnya yaitu “Sembilan net” : a. Product (The Services) Produk/Jasa yang ditawarkan oleh “Intruder Net” adalah jasa layanan akses internet selama 24 jam penuh. Konsumen dapet mengakses internet tanpa batas waktu, sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa ada batasan waktu, selain itu para konsumen juga dapat bermain game online ataupun chatting. Sedangkan pada warnet Sembilan jam operasionalnya hanya 14 jam. Yang menjadi keunggulan dari warnet ini adalah kecepatan akses internet. Adanya layanan akses internet yang cepat dapat memuaskan pelanggan yang datang. Kecepatan akses internet merupakan komponen penting untuk menarik serta menjaga kepercayaan pelanggan. Berdasarkan penelitian penulis, warnet ini memiliki kecepatan rata-rata sampai 10.240 kbps. Selain itu harus ada kontrol yang ketat terhadap tingkat kelayakan pakai pada Personal Computer (PC) yang digunakan, karena kualitas internet yang disajikan juga dipengaruhi oleh kemampuan komputer yang memadai. Maka dari itu warnet ini didukung empat belas komputer dengan spek Processor Pentium4 Core 2 Duo, RAM 2GB ddr 2, Harddisk 160 GB serta layar LCD 16 inch. Warnet ini juga dilengkapi dengan Webcame dan Headset pada setiap komputer. Sedangkan pada warnet 9 memiliki
17
15 PC komputer dengan kecepatan rata-rat 80 kbps dengan RAM 4MB Harddisk 500 GB dengan layar LCD 14 inch. Agar konsumen dapat merasa nyaman ruangan tersebut dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner) serta dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas dan aman. Selain jasa internet warnet “Intruder Net” juga menerima jasa print. b. Price Penetapan harga merupakan suatu hal penting, penetapan harga ini mengikuti harga pasar dan mark up, sehingga warnet “Intruder Net” menetapkan harga sebesar Rp 3.000/jam dengan memiliki beberapa harga paket yaitu: Paket 1 Rp 5.000/2jam, Paket 2 Rp. 8.000/3jam, Paket 3 Rp. 10.000/4jam, Paket 4 Rp.15.000/6jam, dan Paket Malam Rp.10.000 (dari jam 21.00-05.00), sedangkan pada warnet Sembilan menetapkan harga sebesar Rp. 3.500/jam dengan memiliki beberapa paket yaitu: Paket 1 Rp. 7.000/3jam, Paket 2 Rp. 9.000/4jam, Paket 3 Rp. 11.000/5jam. c. Place (Distribusi) Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen. “Intruder Net” memiliki lokasi yang strategis yaitu berada di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Sedangkan Sembilan Net terletak di pojok jalan sehingga tidak dapat terlihat secara jelas lokasinya. d. Promotion Promosi merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menawarkan suatu produk dan jasa sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh warnet “Intruder Net” adalah menyebarkan brosur, memasang spanduk di depan warnet, serta promosi dari mulut ke mulut. Selain itu, juga dilakukan promosi melalui pengadaan turnamen game online yang hasilnya cukup banyak diminati oleh para pengguna jasa internet. Sedangkan pada warnet Sembilan promosi hanya dilakukan melalui mulut ke mulut. e. People People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Untuk itu “Intruder Net” melakukan proses seleksi terhadap karyawannya pada proses perekrutan. Karyawannya harus memiliki kompetisi terutama pengetahuannya terhadap komputer dan internet. Karyawan harus mampu mengoperasikan komputer dan mengetahui sedikit banyak tentang komputer karena mereka akan berhadapan langsung pada pelanggan. Selain kompetisi, “Intruder Net” juga memperhatikan attitute karyawannya. Karyawan “Intruder Net” harus bersikap ramah dan melayani pelanggan dengan service sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasa terpuaskan. Saat ini “Intruder Net” memiliki 2 karyawan sebagai server yang bekerja secara shift yaitu selama 12 jam/hari. Sedangkan pada warnet Sembilan memiliki 3 orang karyawan dengan jam kerja 8jam/hari. f. Process Proses merupakan faktor penting bagi konsumen, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Pada usaha warnet yang terlibat dalam proses ini adalah karyawan(operator). Mereka berhadapan
18
langsung dengan konsumen dan bertanggung jawab dalam proses pelayanan jasa pada konsumen. Proses pelayanan yang memuaskan pelanggan mampu meningkatkan citra warnet. g. Physical Evidence Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Produk berupa pelayanan jasa warnet merupakan hal yang bersifat intangible (tidak dapat diukur) secara pasti. Jasa Warnet lebih mengarah kepada rasa atau testimonial dari para pengguna jasa warnet tersebut. Untuk Tata ruangnya simple tidak bersekat antara komputer yang satu dan yang lainnya sehingga pelanggan memiliki keleluasaan dan kenyamanan, ruangannya pun full AC dan juga dilengkapi dengan toilet. Sedangkan di Sembilan Net disekat setiap computer sehingga OP tidak dapat mengawasi secara langsung. h. Pesaing dan Persaingan Semakin banyaknya bisnis warnet dan game online saat ini membuat persaingan usah bisnis ini cukup ketat. Dengan modal yang terjangkau setiap orang yang memenuhi secara finansial dapat mengusahakan bisnis ini. Pesaing utama warnet “Intruder Net” adalah warnet-warnet yang letaknya berada disekitar usaha tersebut. Terdapat 5 warnet yang letaknya cukup dekat dengan lokasi warnet “Intruder Net”, yaitu antara lain “Binet”,Bintang Net”, Speed Net, Nerva Net, Sedan Net. selain itu menjamurnya Mobile Modem maupun Smartphone yang sekarang banyak dimiliki dan digunakan serta mudah dibawa kemana-mana dapat menjadi ancaman bagi kelanjutan usaha warnet di masa yang akan datang. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix Analisis lingkungan internal adalah proses oleh perencana strategi yang mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara paling efektif (Jauch dan Glueck 1998). Tahapan ini merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan pada “Intruder Net”. Hasil pengolahan data pada tahap ini disajikan dalam matriks IFE (Tabel 7). Aspek Kekuatan (Strengths) a. Strategi tempat yang bagus karena berlokasi di jalan raya. b. Mempunyai PC yang banyak, agar banyak konsumen yang datang c. Merupakan warnet pertama di Perum. Pondok Pekayon Indah dan sudah cukup terkenal di lingkungan sekitarnya. d. Tidak hanya bisa online saja, Intruder Net juga menyediakan fasilitas printer untuk konsumen yang ingin menggunakan jasa mengeprint. e. Harga terjangkau, sehingga konsumen banyak yang datang. f. Pelayanannya yang cukup ramah. Aspek Kelemahan (Weakness) a. Pengelola mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat mengontrol bisnis warnetnya sesering mungkin. b. Ancaman virus komputer yang menyerang PC karena banyaknya konsumen yang melakukan download software ilegal. c. Masalah gangguan jaringan yang menyebabkan kepuasan terhadap konsumen sedikit menurun.
19
Tabel 7. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix “Intruder Net” Faktor Internal
Rataan Bobot Kekuatan 0,16 1Strategi tempat yang bagus karena berlokasi di jalan raya 0,12 2Mempunyai PC yang banyak 0,12 3Merupakan warnet pertama di Perum. PPI dan sudah terkenal dilingkungan 0,12 4Tidak hanya online tetapi juga menyediakan fasilitas mengeprint 0,09 5Harga terjangkau 0,09 6Pelayanan yang cukup ramah Kelemahan 0,10 1Pengusaha tidak dapat mengontrol bisnisnya sesering mungkin 0,10 2Ancaman virus komputer PC 0,10 3Masalah gangguan jaringan Total 1
Rataan Rating
Total
3,667
0,59
3,667 3
0,45 0,37
3
0,37
3 4
0,26 0,35
1,667
0,16
2 1,667
0,19 0,17 2,91
External Factor Evaluation (EFE) Matrix Lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan (Umar 2003). Tahapan ini merangkum dan mengevaluasi informasi eksternal perusahaan, meliputi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh “Intruder Net” disajikan dalam matriks EFE (Tabel 8). Aspek Peluang (Opportunity) a. Gaya hidup masyarakat yang semakin modern dengan banyaknya kebutuhan informasi yang bisa didapat dengan menggunakan internet. b. Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Menambahkan pendapatan lain dengan menjual makanan dan minuman di warnet tersebut. Aspek Ancaman (Treaths) a. Terkadang di dalam flasdisk konsumen terdapat virus sehingga mengakibatkan komputer terkena virus, dan mengakibatkan komputer harus di instal kembali. b. Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah menjadi persaingan semakin sengit. c. Mudahnya akses internet lewat ponsel yang lebih praktis menjadikan konsumen yang mempunyai mobilitas tinggi malas untuk melakukan akses internet di warnet.
20
Tabel 8. External Factor Evaluation (EFE) Matrix “Intruder Net” Faktor Eksternal
Rataan Bobot Peluang yang 0,20
1Gaya hidup masyarakat semakin modern 2Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi meningkat 3Menambahkan pendapatan dengan menjual makanan dan minuman di dalam warnet tersebut Ancaman 1Terdapatnya virus di flashdisk konsumen hingga komputer terkena virus 2Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah hingga persaingan menjadi semakin sengit 3Mudahnya akses internet lewat ponsel yang lebih praktis Total
Rataan Rating
Total
2,33
0,46
0,06
3
0,19
0,36
1
0,36
0,27
1
0,27
0,25
2
0,49
0,17
3,33
0,56 2,33
1
Total Rata-rata Tertimbang EFE
Internal – External (IE) Matrix Tahapan ini merupakan penggabungan hasil yang diperoleh dari matriks IFE (2,91) dan matriks EFE (2,33), sehingga diketahui posisi “Intruder Net” pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal (IE) Total Rata-rata Tertimbang IFE Kuat 3,004,00 Tinggi 3,00-4,00 Menengah 2,00-2,99 Rendah 1,00-1,99
4,00
Menengah
Rendah 1, 00-1,99
2,00-2,99 3,00
2,00
1,00
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,00
2,00 1,00 Gambar 4. Matriks Internal – Eksternal “Intruder Net”
21
SWOT Perumusan alternatif strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil pada matriks IE. Berdasarkan hasil pada matriks IE, Intruder Net berada diposisi sel V dengan implikasi strategi ‘Jaga dan Pertahankan’ (Hold and Maintain). Sehingga alternatif strategi pemasaran yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. SWOT Matrix “Intruder Net” Strengths (S) Weakness (W) - Strategi tempat yang bagus
EFAS
IFAS
Opportunities (O) - Gaya hidup yang semakin modern - Perekonomian yang meningkat - Menambah pendapatan penjualan dengan menjual makanan dan minuman ringaN Threats (T)
- Tidak dapat dikontrol sesering - Mempunyai PC banyak mungkin - Merupakan warnet pertama - Ancaman virus komputer PC di Perum PPI dan sudah - Masalah gangguan jaringan terkenal - Menyediakan fasilitas print - Harga terjangkau - Pelayanan cukup ramah Strategi SO Strategi WO - Mengembangkan produk/ - Meningkatkan kualitas dan jasa baru yang ditawarkan fasilitas warnet tersebut. (W1.O3) dalam usaha dengan membuka pemasangan jaringan internet yang baru. (S2;S4.O1;O3) Mempeluas jangkaun pemasaran (S3.O1;O2) Strategi ST
pelayanan - Terdapatnya virus di -Meningkatkan konsumen. ( S2;S6.T2) FD konsumen - Banyak provider yang menerapkan tarif internet murah Mudahnya akses internet lewat ponsel
Strategi WT - Melakukan pengecekan standar PC secara rutin. (W2;W2.T1) - Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan. (W1;W2;W2.O2;O3)
Aspek Finansial Pada penelitian ini digunakan beberapa asumsi-asumsi dasar, asumsi dasar tersebut meliputi : 1. Periode analisis usaha ini diproyeksikan dalam jangka waktu empat tahun (diambil karena usaha warnet ini baru berlangsung selama 4 tahun 2 bulan). 2. Melakukan 2 skenario usaha. Skenario I (pemilik hanya memposisikan dirinya sebagai wiraswasta saja). Skenario II (pemilik memposisikan dirinya sebagai pemilik sekaligus pegawai di warnet tersebut).
22
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Asumsi penentuan jam per hari adalah 24 jam Asumsi penentuan bulan per tahun adalah 12 bulan Asumsi penentuan hari per bulan adalah 30 hari Tarif sewa jasa warnet dari tahun pertama sampai tahun keempat adalah Rp. 3.000/jam Asumsi rata-rata pemakaian 1 unit komputer adalah 12 jam/hari dengan efektif terpakai 8 jam Asumsi tarif listrik Rp. 1.000.000/bulan Tarif print warna Rp. 1.000/lembar Tarif print hitam Rp. 500/lembar Asumsi pendapatan sama tiap tahun Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus Tingkat discount rate yang digunakan adalah 20% (diambil dari tingkat pengambilan yang diinginkan oleh pemilik). Pajak pendapatan usaha didasarkan pada UU RI No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25% mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.
Dalam penyusunan cash-flow umur bisnis “Intruder Net” diasumsikan 4 tahun. Adanya asumsi ini berdasarkan umur ekonomis dari komponen investasi terpenting/terbesar bisnis ini yaitu komputer yang memiliki umur pakai 4 tahun. Selain itu analisis ini dilakukan selama usaha tersebut telah berjalan selama 4 tahun. Pengeluaran tersebar dalam usaha warnet ini adalah pengeluaran untuk investasi. Dari beberapa investasi yang dikeluarkan terdapat barang-barang yang harus dilakukan pembelian kembali dan nilai investasi dari beberapa alat dengan memperhitungkan biaya penyusutan per tahun. Untuk perhitungan penyusutan dipergunakan metode garis lurus. Prediksi umur pakai atas jenis investasi ini berdasarkan pada periode waktu dari kelayakan peralatan yang digunakan dan juga berdasarkan perkiraan kemajuan atau perkembangan teknologi. Adapun semua biaya investasi untuk kelancaran usaha yang dikeluarkan pada tahun awal usaha dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Biaya Investasi Uraian Lahan dan Bangunan (Sewa) Mesin dan Peralatan Perangkat pendukung Fisik TOTAL
Nilai (Rp) -
91.500.000 24.075.000 115.575.000
Untuk perincian biaya investasi dapat dilihat di Lampiran. Selain biaya Investasi, biaya lain yang harus dikeluarkan adalah biaya reinvestasi (lihat di lampiran), dan biaya operasional yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap Skenario I dalam warnet ini diperoleh sebesar Rp. 57.600.000 (rincian lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran). Sedangkan biaya tetap Skenario II sebesar Rp. 64.800.000. Biaya variabel pada tahun 1 diperoleh sebesar Rp. 660.500 sedangkan pada tahun ke 2 sampai tahun ke 4 diperoleh sebesar Rp. 632.000 (rincian lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran).
23
Selain itu terdapat biaya penyusutan yg diperhitungkan berdasar umur ekonomis.biaya penyusutan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 32.506.250. (rincian dapat dilihat di Lampiran). Pendapatan pada usaha ini didapat dari penjualan jasa, internet, jasa print dll (rincian dapat dilihat pada lampiran). Analisis arus kas mencakup kriteria kelayakan usahayang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C,Groos B/C, dan PP. 1. Kriteria Investasi Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Kriteria investasi dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Adapun kriterian investasi yang akan digunakan dalam pengujian kelayakan ”Intruder Net net” adalah sebagai berikut : Net Present Value (NPV) Dari perhitungan cash flow diatas, “Intruder Net” memiliki NPV sebesar 127.455.800 (NPV>0) pada Skenario I dan sebesar 111.923.392 (NPV > 0) pada Skenario II. Hal ini berarti bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan dan manfaat bersih yang akan diperoleh oleh usaha ini selama umur bisnis adalah Rp. 127.455.800 pada Skenario I, dan Rp. 111.923.392 pada Skenario II. Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) ”Intruder Net” memiliki nilai Gross B/C 1,556 > 1. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Gross B/C 1,566 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,566 rupiah. Sedangkan pada Skenario II nilai Gross B/C sebesar 1,457 > 1. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Gross B/C 1,457 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,457 rupiah. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) “Intruder Net” memiliki nilai Net B/C 1,743 > 1 pada Skenario I dan 1,622 >1 pada Skenario II. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Net B/C 1,743 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat bersih sebesar 1,743 rupiah pada Skenario I. Sedangkan pada Skenario II sebesar 1,622 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat bersih sebesar 1,622 rupiah. Internal Rate OF Return (IRR) Discount rate pada perhitungan cash flow “Intruder Net” ditetapkan sebesar 20% yang merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemilik. IRR “Intruder Net” pada Skenario I adalah 86% yang lebih besar dari discount ratenya. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan IRR “Intruder Net” pada Skenario II adalah 79% yang lebih besar dari discount ratenya. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period Dalam perhitungan Cash flow pada Skenario I didapatkan Payback Period 1,982 tahun yang lebih singkat dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan pada Skenario II
24
didapatkan Payback Period 2,199 tahun yang lebih singkat dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. 2. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil dari suatu analisis kelayakan. Tujuan anlisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan bisnis warnet ini jika terjadi perubahan biaya atau manfaat. Analisis ini juga digunakan untuk menguji apakah bisnis warnet ini sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Untuk melakukan analisis sensitivitas maka harus mengubah besarnya varibel terpenting dalam usaha warnet ini kemudian akan dilihat pengaruhnya terhadap hasil kelayakan (NPV,IRR,Net B/C). Besaran variabel yang akan diubah untuk uji sensitivitas adalah kenaikan harga input ( naiknya biaya listrik 10 % per bulan) dan penurunan pendapatan warnet (penurunan jam operasi warnet menjadi 9 jam). Dari hasil perhitungan cash-flow penaikkan listrik/bulan sebesar 10 % maka dapat disimpulkan bahwa bisnis ini masih layak untuk dijalankan karena telah memenuhi beberapa kriteria : NPV pada Skenario I (127.455.800), sedangkan pada Skenario II (111.923.392) > 0 Gros B/C pada Skenario I (1,538), sedangkan pada Skenario II (1,457 > 1 Net BC pada Skenario I (1,722) , sedangkan pada skenario II (1,662)>1 IRR pada skenario I (85%), sedangkan pada Skenario II (65%) yang lebih besar dari diskon faktor (20%). Sedangkan dari hasil perhitungan cash-flow Penurunan pendapatan warnet (penurunan jam aktif operasi menjadi 9 jam) dapat diketahui nilai dari beberapa kriteria yaitu NPV pada Skenario I (67.800.727), sedangkan pada Skenario II (52.268.319) > 0 , maka bisnis layak dijalankan Gros B/C pada Skenario I (1,296), sedangkan pada Skenario II (1,213) > 1, maka bisnis layak dijalankan Net B/C pada Skenario I (1,278) , sedangkan pada Skenario II (1,517) >1 , maka bisnis layak dijalankan IRR pada Skenario I (55%), sedangkan pada Skenario II (47%) yang lebih besar dari diskon faktor (20%), maka bisnis layak dijalankan Dilihat dari perhitungan kriteria investasi diatas bisnis ini telah memenuhi 4 kriteria kelayakan yaitu NPV, Gross B/C, Net B/C dan IRR. Dari hasil analisis sensitivitas diatas dapat diketahui bahwa bisnis warnet ini lebih sensitive terhadap penurunan pendapatan warnet (penurunan jam aktif operasi menjadi 9 jam) dibandingkan adanya kenaikan biaya input (naiknya listrik/bulan sebesar 10 %). Kecukupan Dana Pada kasus ini, setelah mengkaji aspek finansialnya ternyata “Intruder Net” telah memiliki kecukupan dana untuk menjalankan usaha saat ini ataupun dalam memperpanjang umur usahanya,semua dapat dilihat dari hasil pengkajian seluruh aspek finansial dari “Intruder Net”. Dalam kasus ini dapat disimpulkan pula
25
bahwa pihak “Intruder Net” tidak perlu melakukan peminjaman dana untuk melanjutkan usahanya. Strategi Pemasaran Dari semua analisis yang telah dilakukan maka strategi yang dapat diterapkan di warnet tersebut antara lain : (1) Mengembangkan produk/jasa baru yang ditawarkan dalam usaha terebut; (2) Memperluas jangkauan pemasaran; (3) Meningkatkan kualitas dan fasilitas warnet tersebut; (4) Meningkatkan pelayanan konsumen; (5) Melakukan pengecakan standar PC secara rutin; (6) Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam menganalisis kelayakan aspek pasarnya maka didapat hasil sebagai berikut: Faktor internal yang menjadi kekuatan terbesar pada Intruder Net yaitu strategi tempat yang bagus (0,59). Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan terbesar yaitu ancaman virus computer PC (0,19). Sedangkan faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Intruder Net yaitu gaya hidup masyarakat yang semakin modern (0,46). Sedangkan ancaman yang dihadapi dalam pasar usaha warnet yaitu mudahnya akses internet lewat ponsel (0,56). 2. Pada usaha warnet ini telah menunjukkan kelayakan aspek finansialnya, yang dapat dilihat dari hasil penelitian dimana semua hasilnya tersebut telah memenuhi syarat standar kelayakan usaha secara finansialnya. Karena umur ekonomis alat utama dalam usaha ini yaitu komputer memiliki waktu yang lama maka didapat biaya pengeluarannya berkurang setiap tahunnya krn berkurangnya biaya penyusutan komputer tersebut. Sedangkan dalam analisis sensitivitas terjadi peningkatan pengeluaran yang dikarenakan adanya kenaikan tarif listrik yang menyebabkan biaya operasionalnya meningkat. 3. Dengan hasil analisis finansial yang telah didapat maka disimpulkan usaha warnet ini tidak perlu melakukan pinjaman dana untuk melanjutkan bisnis tersebut. Karena dalam analisis tersebut tidak terdapat piutang. Tetapi dalam cashflow pada tahun ke-0 usaha tersebut tidak memiliki profit dari dana investasi awal yang telah dikeluarkan, karena usaha tersebut belum berjalan. Sehingga nilai present value nya bernilai negatif, walaupun demikian usaha tersebut tidak memiliki hutang sampai ussaha tersebut berjalan.
26
4. Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diperoleh enam strategi pemasaran yang didapat, yaitu sebagai berikut : (1) Mengembangkan produk/jasa baru yang ditawarkan dalam usaha terebut dengan membuka pemasangan jaringan internet; (2) Memperluas jangkauan pemasaran; (3) Meningkatkan kualitas dan fasilitas warnet tersebut; (4) Meningkatkan pelayanan konsumen; (5) Melakukan pengecakan standar PC secara rutin; (6) Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan. Saran Saran yang dapat diajukan sebagai bahan rekomendasi dan pertimbangan bagi usaha atas bahasan dalam penelitian ini adalah diperlukan peran aktif dari seluruh karyawan untuk mendukung owner melaksanakan strategi terpilih. Pengawasan dan evaluasi juga dilakukan untuk memastikan strategi yang dilaksanakan. Dengan dilaksanakannya strategi terpilih diharapkan usaha ini dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan yang cukup ketat. Untuk menambah keuntungan usaha warnet “Intruder Net” ini dapat dilakukan dengan penambahan unit komputer dengan tidak menurunkan harga sewa per jam yaitu Rp.3000/jam,selain itu juga memperbaiki dan menambah failitas-fasilitis lain dan perbaikan jaringan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara PK. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Pada Media Publishing, Marketing and Sales, Regional 2 PT. Gramedia Printing. Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Amrullah Ibrahim. 2011. Definisi Warnet. [internet]. [diunduh 2014 Maret 14]. Tersedia pada: http://lubarateam.blogspot.com/2011/01/definisiwarnet.html [APJII] Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia. [internet]. [diunduh 2014 Februari 13]. Tersedia pada: http://www.apjii.or.id/v2/read/page/halaman-data/9/statistik.html Dafid FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): Salemba Empat, cetakan ke – 12. Gatra News. 2012. Pengguna Internet Indonesia Capai 63 Juta Orang. [internet]. [diunduh 2014 Februari 13]. Tersedia pada: http://technoone.com/read/2012/12/12/55/731115/2012-penggunainternet-di-indonesia-tembus-63-juta Iwan P. 2006. Manajemen Strategi. Bandung (ID): CV. Yrama Widya.
27
Kasmir dan Jakfar. 2010.Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Prenada Media Group, cetakan ke – 7. Kotler P, Amstrong G. 2008. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta (ID): Intermedia. Nurmalina, Rita dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Butt Design and Printing. Saung GagaNet. 2010. Pengertian Warnet. [internet].[diunduh 2014 Maret 14]. Tersedia pada: http://gaganet01.blogspot.com/2010/04/pengertianwarnet.html Setiawan IA. 2010. Analisis Studi Kelayakan Bisnis Warung Internet (Warnet) Yo Net, Cibinong, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Subary DA. 2012. Analisis Kelayakan Bisnis Warung Internet (Warnet) dan Game Center Firdaus Net di Ciomas, Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Manajemen, Metode dan Kasus. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Umar H.2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN Lampiran 1. Grafik pengguna internet di Indonesia menurut APJII
Gambar 1. Grafik pengguna internet di Indonesia menurut survei APJII
28
Lampiran 2. Kuesioner bobot dan peringkat SWOT KUESIONER PENELITIAN PEMBERIAN BOBOT DAN PENILAIAN PERINGKAT ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS WARUNG INTERNET PADA “INTRUDER NET”
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Jabatan : No. Telp :
Peneliti : Euis Andriyati H24080056
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
29
Lanjutan lampiran 2. PEMBERIAN BOBOT FAKTOR STRATEGI INTERNAL DAN EKSTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian dari responden mengenai faktor-faktor strategi internal dan eksternal dengan cara pemberian bobot melalui seberapa besar nilai perbandingan berpasangan antara 2 faktor (horizontal – vertikal) berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan. Petunjuk Umum : 1. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuisioner pada satu waktu secara tuntas, untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban. 3. Jawaban merupakan pendapat pribadi masing-masing responden, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat dengan responden lain. 4. Responden berhak menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuisioner ini jika memiliki alasan yang jelas dan akurat. 5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam kuisioner ini, baik dengan responden lainnya maupun dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika responden memiliki alasan yang kuat. Petunjuk Pengisian Kuisioner : 1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap pemasaran Intruder Net. 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1 sampai 9 skala yang digunakan untuk pengisisan kolom adalah : Skala penilaian Definisi Penjelasan Mutlak lebih Bukti yang menyokong elemen yang satu 9 penting atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertingggi yang mungkin menguatkan Sangat jelas lebih Satu elemen dengan kuat disokong dan 7 penting dominannnya telah terlihat dalam praktik Jelas lebih Pengalaman dan pertimbangan dengan 5 penting kuat menyokong satu elemen atas yang lainnya Sedikit lebih Pengalaman dan pertimbangan sedikit 3 penting menyokong satu elemen atas yang lainnya Sama penting Kedua elemen menyumbang sama besar 1 pada sifat itu 2, 4, 6,8
Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan (diperlukan kompromi diantara dua pertimbangan)
30
Lanjutan lampiran 2. Faktor internal
strategi
A
B
C
D
E
F
A
B
C
D
E
F
G
H
Strategi tempat yang bagus (A) Mempunyai PC banyak (B) Merupakan warnet pertama di Perum PPI dan sudah cukup terkenal (C) Menyediakan fasilitas print (D) Harga terjangkau (E) Pelayanan cukup ramah (F) Tidak dapat dikontrol sesering mungkin (G) Ancaman virus komputer PC (H) Masalah gangguan jaringan (I)
Faktor strategi eksternal Gaya hidup yang semakin modern (A) Perekonomian yang semakin tinggi (B) Menambah penjualan dengan menjual makanan dan minuman ringan. (C) Terdapatnya virus di FD konsumen (D) Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah (E) Mudahnya akses internet lewat ponsel (F)
PEMBERIAN PERINGKAT FAKTOR STRATEGI INTERNAL DAN EKSTERNAL Tujuan :
I
J
K
31
Lanjutan lampiran 2. Menentukan peringkat pada setiap variabel kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis serta untuk menilai efektivitas strategi pemasaran perusahaan saat ini dalam merespon peluang atau ancaman yang dihadapi. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden . 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan jawaban. 4. Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuisioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : 1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut : 1 = Kelemahan Utama 2 = Kelemahan Kecil 3 = Kekuatan Kecil 4 = Kekuatan Utama 2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman adalah sebagai berikut : 1 = Sangat Lemah 2 = Lemah 3 = Kuat 4 = Sangat Kuat Pemberian bobot masing-masing faktor dilakukan dengan memberi tanda (√) pada skala likert 1 – 4 yang paling sesuai menurut responden TABEL PERINGKAT FAKTOR STRATEGI INTERNAL No 1 2 3 4 5
Faktor Internal Kekuatan Strategi tempat yang bagus karena berlokasi di jalan raya Mempunyai PC yang banyak Merupakan warnet pertama di Perum. PPI dan sudah terkenal dilingkungan Tidak hanya online tetapi juga menyediakan fasilitas mengeprint Harga terjangkau
1
Peringkat 2 3
4
32
6 1 2 3
Pelayanan yang cukup ramah Kelemahan Pengusaha tidak dapat mengontrol bisnisnya sesering mungkin Ancaman virus komputer PC Masalah gangguan jaringan
Ket : Isi pada kolom yang putih TABEL PERINGKAT FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL No 1 2 3
1 2
3
Faktor Eksternal
1
Peringkat 2 3
4
Peluang Gaya hidup yang semakin modern Perekonomian yang semakin meningkat Menambah pendapatan dengan menjual makanan dan minuman di warnet tersebut Ancaman Terdapatnya virus di flasdisk konsumen hingga komputer terkena virus Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah hingga persaingan menjadi semakin sengit Mudahnya akses internet lewat ponsel yang lebih praktis
Lampiran 3. Penelitian terdahulu Tabel 1. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul
Hasil
1
“Layak”
2
Indriadi Agung Analisis Kelayakan Bisnis Setiawan Warnet Studi Kasus pada Warnet “Yo Net”, (2010) Cibinong Bogor
Analisis Kelayakan Bisnis Danny Achmad Warnet dan Game Center Subary (2012) Studi Kasus pada Warnet “Firdaus Net”, Ciomas, Kabupaten Bogor
-
Aspek
Non
Finansial
- Aspek Finansial “Layak” dengan NPV Rp. 12.823.954, IRR 34,66%, Net B/C 1,29, PBP 18 bulan 6 hari -
Aspek
Non
Finansial
“Layak” - Aspek Finansial “Layak” dengan NPV Rp. . 401.302.000, IRR 35%, Net B/C 2,1 , PBP 3 tahun
33
Lanjutan lampiran 3. Dari kedua penelitian tersebut yang paling relevan mendekati dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Indriadi Agung Setiawan karena penelitian kami disini hanya mengevaluasi aspek kelayakan usaha yang sedang berjalan Lampiran 4. Biaya investasi NO
Uraian
Satuan
Jmlh
Umur
Harga Satuan
Ekonomis
(Rp)
Nilai (Rp)
(Tahun) 1 Komputer Client Unit
14
4
6.000.000
84.000.000
2 Komputer server
Unit
1
4
6.000.000
6.000.000
3 AC
Unit
2
4
3.800.000
7.600.000
4 Modem
Unit
1
2
1.500.000
1.500.000
5 Kabel Lan
Rol
2
2
1.500.000
3.000.000
6 Switch hub
Unit
2
2
750.000
1.500.000
7 Meja
Unit
15
4
175.000
2.625.000
8 Kursi
Unit
6
4
250.000
1.500.000
9 Printer
Unit
1
2
1.500.000
1.500.000
10
UPS
Unit
1
3
750.000
750.000
11
Headphone
Unit
15
3
75.000
1.125.000
12
Speaker
Unit
1
4
900.000
900.000
13
Webcam
Unit
15
1
125.000
1.875.000
14
Spanduk
Unit
1
1
150.000
150.000
15
Meja Operator
Unit
1
4
450.000
450.000
16
Kursi Operator
Unit
1
2
250.000
250.000
17
Kursi Plastik
Unit
10
4
85.000
850.000
Total
115.575.000
Lampiran 5. Biaya penyusutan Uraian Komputer Client Komputer Server AC Modem Kabel Lan
Jumlah 14 1 2 1 2
Umur Harga Satuan Nilai Ekonomis 4 6.000.000 84.000.000 4 6.000.000 6.000.000 4 3.800.000 7.600.000 2 1.500.000 1.500.000 2 1.500.000 3.000.000
Nilai Penyusutan 21.000.000 1.500.000 1.900.000 750.000 1.500.000
34
Switch Hub Meja Kursi Printer UPS Headphone Speaker Webcam Spanduk Meja Operator Kursi Operator Kursi Plastik TOTAL
2 15 6 1 1 15 1 15 1 1 1 10
2 4 4 2 3 3 4 1 1 4 2 4
750.000 175.000 250.000 1.500.000 750.000 75.000 900.000 125.000 150.000 450.000 250.000 85.000
1.500.000 2.625.000 1.500.000 1.500.000 750.000 1.125.000 900.000 1.875.000 150.000 450.000 250.000 850.000 115.575.000
750.000 656.250 375.000 750.000 250.000 375.000 225.000 1.875.000 150.000 112.500 125.000 212.500 32.506.250
SKENARIO I Lampiran 6. Biaya operasional
Biaya tetap
No
Uraian
Satuan
Jumlah
1
Tenaga Kerja
Orang
2
750.000
18.000.000
2
Internet
Bulan
12
1.500.000
18.000.000
3
Listrik
Bulan
12
1.000.000
12.000.000
4
Biaya Perawatan
12
300.000
3.600.000
5
Sewa Tempat
12
6.000.000
6.000.000
Bulan
Harga per satuan (Rp)
Total
57.600.000
Biaya variabel Tahun 1
No
Nama
Satuan
Jumlah
Harga Beli (Rp)
Nilai (Rp)
Barang 1
Kertas A4
Rim
13
28.500
370.500
2
Tinta
Cartridge
1
175.000
175.000
Cartridge
1
115.000
115.000
Warna 3
Tinta Hitam Total
Nilai (Rp)
660.500
35
Lanjutan lampiran 6. Tahun 2 – 4 sama No
Nama Barang
Satuan
Jumlah
Harga Beli (Rp)
1
Kertas A4
Rim
12
28.500
342.000
2
Tinta Warna
Cartridge
1
175.000
175.000
3
Tinta Hitam
Cartridge
1
115.000
115.000
Total
Nilai (Rp)
632.000
Lampiran 7. Laporan laba/rugi Uraian PENERIMAAN 1. Pendapatan Internet 2. Pendapatan Print Warna 3. Pendapatan Print Hitam 4. Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN PENGELUARAN 1. Biaya Variabel 2. Biaya Tetap 3. Biaya Penyusutan TOTAL PENGELUARAN EBT PAJAK 25% EAT
2010
2011
2012
2013
169.950.000 186.600.000 124.500.000 163.290.000 795.000 565.000 360.000 385.000 462.500 365.000 350.000 375.000 3.900.000 171.207.500 187.530.000 125.210.000 167.950.000 660.500 57.600.000 32.506.250 90.766.750
632.000 57.600.000 32.506.250 90.738.250
632.000 57.600.000 32.506.250 90.738.250
632.000 57.600.000 32.506.250 90.738.250
80.440.750 20.110.188 60.330.563
96.791.750 24.197.938 72.593.813
34.471.750 8.617.938 25.853.813
77.211.750 19.302.938 57.908.813
2010
2011
2012
2013
171.207.500
187.530.000
125.210.000
167.950.000 3.900.000
171.207.500
187.530.000
125.210.000
171.850.000
660.500 57.600.000
2.025.000 632.000 57.600.000
9.775.000 632.000 57.600.000
3.900.000 632.000 57.600.000
58.260.500 12.947.000 28.236.750
60.257.000 127.273.000 31.818.250
68.007.000 57.203.000 14.300.750
62.132.000 109.718.000 27.429.500
Lampiran 8. Cashflow warnet “Intruder Net" Uraian
2010 INFLOW 1. Pendapatan 2. Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. Biaya Investasi 2. Biaya Reinvestasi 3. Biaya Variabel 4. Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 25%
115.575.000
115.575.000 115.575.000
36
Penerimaan Setelah Pajak DF 20%
-115.575.000 1,000
84.710.250 0,833
95.454.750 0,694
42.902.250 0,579
82.288.500 0,482
PV/TAHUN PV BENEFIT PER TAHUN PV COST PER TAHUN Present Value PV (+) PV (-)
-115.575.000 0 115.575.000 -115.575.000 201.391.470 -115.575.000
94.122.500 142.672.917 48.550.417 70.591.875
88.384.028 130.229.167 41.845.139 66.288.021
33.103.588 72.459.491 39.355.903 24.827.691
52.911.844 82.875.193 29.963.349 39.683.883
- 2.628.000 - 21.452.500
124.645.000 66.931.528
181.848.000 100.035.116
291.566.000 152.946.960
NPV IRR Net B/C GROSS B/C RATA-RATA PENERIMAAN BERSIH PAYBACK PERIODE AKUMULASI NET BENEFIT AKUMULASI PAYBACK PERIOD
No
127.455.800 86% 1,743 1,556 58.313.200 1,982 -115.575.000 -115.575.000
Kriteria Kelayakan
Kelayakan
Satuan
Jumlah
1
NPV
NPV > 0
Rp
127.455.800
2
IRR
IRR > DR
%
86
3
Net B/C
Net B/C > 1
-
1,743
4
Gross B/C
Gross B/C >1
-
1,556
5
PP
Tahun
1,982
PP < jangka waktu
Lampiran 9. Analisis sensitivitas kenaikan tarif listrik 10% Uraian
2010
2010
2011
2012
2013
171.207.500
187.530.000
125.210.000
167.950.000 3.900.000
171.207.500
187.530.000
125.210.000
171.850.000
2.025.000
9.775.000
3.900.000
660.500 58.800.000
632.000 58.800.000
632.000 58.800.000
632.000 58.800.000
115.575.000 -115.575.000
59.460.500 111.747.000 27.936.750
61.457.000 126.073.000 31.518.250
69.207.000 56.003.000 14.000.750
63.332.000 108.518.000 27.129.500
-115.575.000 1,000
83.810.250 0,833
94.554.750 0,694
42.002.250 0,579
81.388.500 0,482
INFLOW 1. Pendapatan 2. Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. Biaya Investasi 2. Biaya Reinvestasi
115.575.000
3. Biaya Variabel 4. Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 25% Penerimaan Setelah Pajak DF 20%
152.946.9 428.236.7 275.289.8
37
-115.575.000 0 115.575.000 -115.575.000 199.061.609 -115.575.000
PV/TAHUN PV BENEFIT PER TAHUN PV COST PER TAHUN Present Value PV (+) PV (-) NPV IRR
93.122.500 142.672.917 49.550.417 69.841.875
87.550.694 130.229.167 42.678.472 65.663.021
32.409.144 72.459.491 40.050.347 24.306.858
52.333.140 82.875.193 30.542.052 39.249.855
-3.828.000 -22.452.500
122.245.000 65.098.194
178.248.000 97.507.338
286.766.000 149.840.478
149.840.478 428.236.767 278.396.289
124.867.065 85%
Net B/C GROSS B/C RATA-RATA PENERIMAAN BERSIH PAYBACK PERIODE AKUMULASI NET BENEFIT AKUMULASI PAYBACK PERIOD
1,722 1,538 57.353.200 2,015 -115.575.000 -115.575.000
Lampiran 10. Analisis sensitivitas penurunan jam operaional warnet menjadi 9 jam Uraian
2010
INFLOW 1. Pendapatan 2. Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. Biaya Investasi 2. Biaya Reinvestasi 3. Biaya Variabel 4. Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 25% Penerimaan
Setelah
2010
2011
2012
137.337.500
137.010.000
136.790.000
137.337.500
137.010.000
136.790.000
136.840.000 3.900.000 140.740.000
115.575.000 -115.575.000
660.500 57.600.000 58.232.000 79.105.500
2.025.000 632.000 57.600.000 60.257.000 76.753.000
9.775.000 632.000 57.600.000 68.007.000 68.783.000
3.900.000 632.000 57.600.000 62.132.000 78.608.000
-115.575.000
19.776.375 59.329.125
19.188.250 57.564.750
17.195.750 51.587.250
19.652.000 58.956.000
115.575.000
Pajak DF 20% PV/TAHUN PV BENEFIT PER TAHUN PV COST PER TAHUN Present Value PV (+) PV (-) NPV IRR Net B/C
2013
1,000
0,833
0,694
0,579
0,482
-115.575.000 65.921.250 0 114.447.917
53.300.694 95.145.833
39.804.977 79.160.880
37.908.951 67.872.299
81.360.872 356.626.929
115.575.000
48.526.667
41.845.139
39.355.903
29.963.349
275.266.057
-115.575.000 147.701.904 -115.575.000 67.800.727 55% 1,278
49.440.938
39.975.521
29.853.733
28.431.713
38
1,296
GROSS B/C RATA-RATA PENERIMAAN BERSIH PAYBACK PERIODE AKUMULASI NET BENEFIT AKUMULASI PAYBACK PERIOD
37.534.900 3,079
-115.575.000
-36.469.500
40.283.500
109.066.500
187.674.500
-115.575.000
-49.653.750
3.646.944
43.451.921
81.360.872
SKENARIO II Lampiran 11. Biaya operasional No
Biaya tetap Uraian
Satuan
Jumlah
Harga per satuan
Nilai (Rp)
(Rp) 1
Gaji Manajer
Orang
1
1.000.000
2
Tenaga Kerja
Orang
2
750.000
18.000.000
3
Gaji Maintenance
Orang
1
600.000
7.200.000
4
Internet
Bulan
12
1.500.000
18.000.000
5
Listrik
Bulan
12
1.000.000
12.000.000
6
Biaya Perawatan
12
300.000
3.600.000
7
Sewa Tempat
12
6.000.000
6.000.000
Bulan
Total
12.000.000
64.800.000
Biaya variabel Tahun 1
No
Nama Barang
Satuan
Jumlah
Harga Beli (Rp)
1
Kertas A4
Rim
13
28.500
370.500
2
Tinta Warna
Cartridge
1
175.000
175.000
3
Tinta Hitam
Cartridge
1
115.000
115.000
Total
Nilai (Rp)
660.500
Tahun 2 – 4 sama No
Nama Barang
Satuan
Jumlah
Harga Beli (Rp)
Nilai (Rp)
1
Kertas A4
Rim
12
28.500
342.000
2
Tinta Warna
Cartridge
1
175.000
175.000
3
Tinta Hitam
Cartridge
1
115.000
115.000
39
Total
632.000
Lampiran 12. Laporan laba/rugi Uraian PENERIMAAN 1. Pendapatan Internet 2. Pendapatan Print Warna 3. Pendapatan Print Hitam 4. Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN PENGELUARAN 1. Biaya Variabel 2. Biaya Tetap 3. Biaya Penyusutan TOTAL PENGELUARAN EBT PAJAK 25% EAT
2010
2011
2012
2013
169.950.000 186.600.000 124.500.000 163.290.000 795.000 565.000 360.000 385.000 462.500 365.000 350.000 375.000 3.900.000 171.207.500 187.530.000 125.210.000 167.950.000 660.500 64.800.000 32.506.250 97.966.750
632.000 64.800.000 32.506.250 97.938.250
632.000 64.800.000 32.506.250 97.938.250
632.000 64.800.000 32.506.250 97.938.250
73.240.750 18.310.188 54.930.563
89.591.750 22.397.938 67.193.813
27.271.750 6.817.938 20.453.813
70.011.750 17.502.938 52.508.813
Lampiran 13. Cashflow warnet “Intruder Net"
Uraian
2010
INFLOW 1. Pendapatan
171.207.500
2. Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. Biaya Investasi 2. Biaya Reinvestasi 3. Biaya Variabel 4. Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 25% Penerimaan Setelah Pajak DF 20% PV/TAHUN PV BENEFIT PER TAHUN PV COST PER TAHUN Present Value PV (+)
2010
2011
2012
2013
187.530.000
125.210.000
167.950.000 3.900.000
171.207.500
187.530.000
125.210.000
171.850.000
660.500 64.800.000
2.025.000 632.000 64.800.000
9.775.000 632.000 64.800.000
3.900.000 632.000 64.800.000
115.575.000 -115.575.000
65.460.500 105.747.000 26.436.750
67.457.000 120.073.000 30.018.250
75.207.000 50.003.000 12.500.750
69.332.000 102.518.000 25.629.500
-115.575.000 1,000 -115.575.000 0 115.575.000 -115.575.000 187.412.303
79.310.250 0,833 88.122.500 142.672.917 48.550.417 70.591.875
90.054.750 0,694 83.384.028 130.229.167 41.845.139 66.288.021
37.502.250 0,579 28.936.921 72.459.491 39.355.903 24.827.691
86.888.500 0,482 49.439.622 82.875.193 29.963.349 39.683.883
115.575.000
134.308.071 428.236.767 293.928.696
40
-115.575.000 111.923.392
PV (-) NPV IRR Net B/C
79% 1,622
GROSS B/C RATA-RATA PENERIMAAN BERSIH
1,457 52.553.200
PAYBACK PERIODE AKUMULASI NET BENEFIT
2,199 -115.575.000
- 9.828.000
110.245.000
160.248.000
262.766.000
AKUMULASI PAYBACK PERIOD
-115.575.000
- 27.452.500
55.931.528
84.868.449
134.308.071
No
Kriteria Kelayakan
Kelayakan
Satuan
Jumlah
1
NPV
NPV > 0
Rp
2
IRR
IRR > DR
%
79
3
Net B/C
Net B/C > 1
-
1,622
4
Gross B/C
Gross B/C >1
-
1,457
5
PP
Tahun
2,199
PP < jangka waktu
111.923.392
Lampiran 14. Analisis sensitivitas kenaikan tarif listrik 10% Uraian
2010
INFLOW 1. Pendapatan 2. Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. Biaya Investasi 2. Biaya Reinvestasi
DF 20% PV/TAHUN PV BENEFIT PER TAHUN PV COST PER TAHUN Present Value PV (+) PV (-) NPV IRR
2011
2012
2013
171.207.500
187.530.000
125.210.000
167.950.000 3.900.000
171.207.500
187.530.000
125.210.000
171.850.000
115.575.000
3. Biaya Variabel 4. Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 25% Penerimaan Setelah Pajak
2010
115.575.000 -115.575.000 -115.575.000 1,000 -115.575.000 0 115.575.000 -115.575.000 161.783.831 -115.575.000 83.447.312 65%
2.025.000
9.775.000
3.900.000
660.500 78.000.000
632.000 78.000.000
632.000 78.000.000
632.000 78.000.000
78.660.500 92.547.000 23.136.750 83.810.250 0,833 77.122.500 142.672.917 65.550.417 57.841.875
80.657.000 106.873.000 26.718.250 94.554.750 0,694 74.217.361 130.229.167 56.011.806 55.663.021
88.407.000 36.803.000 14.000.750 9.200.750 0,579 21.298.032 72.459.491 51.161.458 15.973.524
82.532.000 89.318.000 27.129.500 66.988.500 0,482 43.073.881 82.875193 39.801.312 32.305.411
100.136.7 428.236.7 328.099.9
41
Net B/C GROSS B/C
1,400 1,305
RATA-RATA PENERIMAAN BERSIH PAYBACK PERIODE AKUMULASI NET BENEFIT AKUMULASI PAYBACK PERIOD
41.993.200 2,752 -115.575.000 -115.575.000
-23.028.000 -38.452.500
83.845.000 35.764.861
120.648.000 57.062.894
209.966.000 100.136.775
Lampiran 15. Analisis sensitivitas penurunan jam operaional warnet menjadi 9 jam Uraian
2010
2010
2011
2012
2013
137.337.500
137.010.000
136.790.000
136.840.000
137.337.500
137.010.000
136.790.000
3.900.000 140.740.000
660.500
2.025.000 632.000
9.775.000 632.000
3.900.000 632.000
115.575.000 -115.575.000
64.800.000 65.432.000 71.905.500 17.976.375
64.800.000 67.457.000 69.553.000 17.388.250
64.800.000 75.207.000 61.583.000 15.395.750
64.800.000 69.332.000 71.408.000 17.852.000
-115.575.000 1,000
53.929.125 0,833
52.164.750 0,694
46.187.250 0,579
53.556.000 0,482
-115.575.000 0 115.575.000 -115.575.000 133.722.737 -115.575.000
59.921.250 114.447.917 54.526.667 44.940.938
48.300.694 95.145.833 46.845.139 36.225.521
35.638.310 79.160.880 43.522.569 26.728.733
34.436.728 67.872.299 33.435.571 25.827.546
-43.669.500 -55.653.750
25.883.500 -7.353.056
87.466.500 28.285.255
158.874.500 62.721.983
INFLOW 1. Pendapatan 2. Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. Biaya Investasi
115.575.000
2. Biaya Reinvestasi 3. Biaya Variabel 4. Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 25% Penerimaan Setelah Pajak DF 20% PV/TAHUN PV BENEFIT PER TAHUN PV COST PER TAHUN Present Value PV (+) PV (-) NPV IRR Net B/C GROSS B/C RATA-RATA PENERIMAAN BERSIH PAYBACK PERIODE AKUMULASI NET BENEFIT AKUMULASI PAYBACK PERIOD
52.268.319 47% 1,157 1,213 31.774.900 3,637 -115.575.000 -115.575.000
62.721.983 356.626.929 293.904.946
42
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 Oktober 1992. Lahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari ayah Suhartanto dan ibu Lisda Yulita. Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak As Sa’adah Condet, Jakarta dari tahun 1997-1998. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 09 Pagi Kramat Jati, Jakarta dari tahun 1998-2004. Penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 50 Jakarta dari tahun 2004-2007, dan melanjutkannya lagi pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 51 Jakarta dari tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 penulis berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah, penulis pernah berperan dalam kegiatan di departemen. Penulis mendapatkan amanah menjadi panitia seksi konsumsi Malam Keakraban (MAKRAB) Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis juga kerap kali ikut berpartisipasi mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh departemen Manajemen maupun diluar departemen Manajemen itu sendiri
42