Euforia stadion pekansari di depan stasiun Malang kota baru Reporter:
M Hafis
Pojokkuto,Malang– euforia final piala AFF yang berlangsung distadion pekansari jawa barat pada 14 desember 2016 sekiranya terasa juga di kota malang. Ribuan warga malang yang memadati area big screen persis didepan stasiun malang kota baru antusias mendukung timnas indonesia yang berlaga melawan thailand. Para pendukung timnas malam ini kebanyakan memakai kostum berwarna merah dan biru sebagai identitas nasionalisme mereka terhadap negara dan kebanggaan mereka terhadap arema.
Para suporter timnas yang menyaksikan jalannya pertandingan melalui big screen langsung dari atas kendaraan mereka. Nonton bareng yang dihelat malam ini berlangsung kondusif dibawah penjagaan polisi yang bersahabat dan turut serta menyaksikan jalannya pertandingan bersama masyarakat. Lalu
lintas pun terpantau ramai lancar dan tidak terlalu menganggu arus kendaraan yang melewati sekitar jalan turnojoyo dan sekitarnya karena adanya pengalihan jalur yang tertata rapi.
Handoko(22), menuturkan sangat antusias sekali datang kearea nonton bareng timnas ini ketika tahu akan ada nonton bareng yang diselenggarakan di area stasiun ini, pria berambut gondrong ini datang dari daerah sawojajar bersama 4 rekannya dengan alasan nonton bareng masyarakat banyak akan terasa lebih seru
Bisnis Tahun
Coklat
di
Usia
11
Reporter: Nur Rochmad K. – pojokkuto.com Malang, merupakan kota yang menjadi sorotan banyak pihak
terutama tentang bisnis. Baik dibidang bisnis jasa, property, fashion, hingga kuliner. Bagaimana tidak, banyak wirausaha muda dan sekolah-sekolah bisnis tumbuh pesat di Malang. Salah satu contohnya adalah gadis kecil bernama Darin Nasywa Alia. Diusianya yang baru berinjak 11 tahun, dia sudah memulai sebuah bisnis waralaba dengan basis coklat dengan brand ChocoShakes. Gadis kecil ini mencetuskan ide untuk membuat produk makanan dan minuman coklat yang kaya akan manfaat, dengan sejarah yang luar biasa. Saat itu ibunya, Hasnak Laili, mengalami penyakit gula dan gejala stroke. Dengan semangat tinggi untuk membantu ibunya sembuh, berbekal hobi menelusuri dunia internet terutama Youtube, dia berusaha mencari cara alternative untuk menyembuhkan ibunya. Berhubung Darin sangat menyukai coklat, dia berusaha mencari manfaat sesungguhnya sebuah coklat dan mencoba meraciknya. Alhasil dengan terapi coklat yang dibuat sendiri oleh darin, ibunya berangsur-angsur sembuh. “Coklat itu tidak bikin gendut atau penyakit lainnya. Yang menyebabkan semua itu adalah campuran dari coklat itu mas.”, tegas Darin kepada reporter pojokkuto.com.
Chocoshakes didirikan pada tanggal
Chocoshakes didirikan pada tanggal 1 Juni 2015, yang memiliki keunikan dari segi proses pengolahan bahan baku yang dilakukan secara mandiri yakni dengan menggunakan coklat kualitas premium yang diambil dari buah coklat yang berasal dari Indonesia sendiri. Berbagai varian rasa dari olahan cokelat, Chocoshakes memperkenalkan sembilan rasa unik yang disatukan dengan bubuk coklat yakni choco hazelnut, choco greentea, choco red velvet, choco oreo, choco cino, choco blueberry, choco strawberry, dan choco blackcurrant. Selain bubuk minuman coklat, Darin juga mengembangkan produknya pada Cookies dan Kue Plintir. Melihat semangat Darin dalam berbisnis, tentu orang tuanya sangat mendukung. Memang orang tua Darin yang memiliki banyak pengalaman di bidang wirausaha, mulai mengajari Darin bagaimana memiliki dan mengembangkan sebuah usaha. Sampai Darin lebih senang mengurusi bisnis daripada sekolah, akan tetapi orang tua gadis kecil ini tetap teguh mengutamakan sekolah untuk Darin daripada hanya sekedar bisnis. “Darin lebih suka membaca bukubuku tentang bisnis daripada buku sekolahnya sendiri.”, ucap Hasnak.
Booth Chocoshake di Daerah Tidar – Doc. Chocoshakes Sesuai dengan namanya, minuman coklat ini tidak diblender. Melainkan dikocok menggunakan alat shaker. Menurut Darin, menggunakan shaker lebih memunculkan citarasa coklat. Karena semangat bisnis gadis kecil ini, Kementrian Perdagangan memberikan penghargaan khusus yaitu dengan membimbing Darin di bidang waralaba. Selain di Malang, saat ini Chocoshakes sudah memiliki 11 booth di Jakarta dan sekitarnya, serta sedang persiapan pembangunan Café Chocoshakes di Yogyakarta dan Malang. Pelanggan pun dapat menikmati coklat Chocoshakes di rumah dengan cara membeli bubuk coklat Chocoshakes yang dikemas dalam kaleng dan dijual secara online. (nrk)
Kedai Koffie tjap Loemintoe: Café dengan Konsep Museum Reporter: Nur Rochmad K. – pojokkuto.com Malang, dikenal juga sebagai kota pendidikan. Dibuktikannya dengan banyak kampus dan belasan ribu mahasiswa datang ke Malang setiap tahunnya. Tentu saja sebagai kawula muda, tidak cukup hanya kuliah dan belajar setiap harinya. Hasrat untuk jalan-jalan, bermain, dan ngobrol pasti menjadi rutinitas para mahasiswa juga di sela-sela kegiatan kuliah. Tentu banyak pilihan untuk “kongkow” bagi mereka. Salah satunya adalah Kedai Koffie tjap Loemintoe. Sebuah Café dengan konsep museum yang jarang kita temukan. Dengan lokasi di tengah kota Malang, tetapi tetap tenang dan syahdu dikarenakan lokasi yang tepat di pinggir sungai. Tepatnya di Jl. Tata Surya II Kav. 15. Jika kalian bingung, cukup menuju Jl. Dinoyo, masuk Jl. Tata Surya yang berada tepat di sebelah Universitas Islam Malang, lurus hingga ujung jalan kemudian belok kanan, lokasi Loemintoe tepat di kiri jalan. Anita Diani Permatasari, atau akrab dipanggil Ce Nyit-Nyit, seorang Muslim keturunan Cina-Jawa adalah pemilik Café ini. Awal Café ini berdiri dimulai dari keinginan Ce Nyit-Nyit untuk bisnis dan membuat Café. Mulanya Café akan digarap bertiga dengan kawan-kawan Ce Nyit-Nyit, akan tetapi karena tidak berjalan lancar dalam perencanaan bersama, ayah Ce Nyit-Nyit menyarankan agar digarap sendiri dan dilakukan di rumah agar tidak terbebani biaya sewa tempat yang tinggi. “Ya seperti itulah proses, apalagi ketika susah sependapat dan kurang semangat dalam berbisnis.” Jelas Ce Nyit-Nyit. Kebetulan ayah Ce Nyit-Nyit seorang kolektor dan mendukung sepenuhnya apa yang dilakukan anaknya. Rumah pun di tata sedemikian rupa hingga menjadi sebuah Café.
Ce Nyit-Nyit dan Ayah – Doc. Nur Rochmad Café yang berdiri pada 14 Mei 2014 dengan waktu operasional pada hari Selasa hingga Minggu mulai 13.00 – 24.00 WIB ini, memiliki 6 pegawai dengan omset tiap harinya mulai 1,5 hingga 2 juta rupiah. Lebih dari 30 macam makanan dan minuman dengan harga 5 ribu hingga tiga puluh ribu rupiah. Harga yang cocok untuk para anak kost atau backpacker yang ingin memanjakan perutnya sambal bersantai. Menu andalan Loemintoe adalah Mie Nyonyor dengan level “Friend Zone”. Sedangkan minuman yang sangat sering dipesan oleh pelanggan lebih banyak menu kopi, greentea, dan coklat. Semua menu telah segmennya yaitu anak muda.
dirancang
sesuai
Tidak ada musik yang terdengar melalui pengeras suara seperti halnya Café pada umumnya. Hanya suara aliran sungai, binatang malam, dan angina bertiup melewati pepohonan yang terdengar. Ditambah dengan fasilitas “colokan listrik” yang banyak serta wifi yang kencang, tentunya menjadi tujuan para mahasiswa khususnya untuk mengerjakan tugas, rapat organisasi, atau hanya sekedar kongkow.
Ce Nyit-Nyit di Salah Satu Sudut Loemintoe – Doc. Loemintoe (@arichrysalis) Tidak sedikit orang datang untuk memesan tempat guna rapat, prewed photo, bahkan shooting film. Biaya sewa yang dikenakan oleh pihak manajemen tergolong sangat terjangkau untuk melakukan hal tersebut. Bahkan untuk organisasi mahasiswa yang notabene tidak memiliki banyak biaya, ada potongan khusus hingga di gratiskan langsung oleh Ce Nyit-Nyit. Koleksi barang-barang anti yang berada di Loemintoe. Sudah tergolong ratusan dan terus bertambah. Ada beberapa yang dipindahkan ke rumah ayahnya, ada beberapa yang hanya dipajang, dan banyak yang dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Sang ayah sebagai kolektor, mengaku koleksinya ini tidak ada satu pun yang di jual meski ditawari dengan jumlah uang yang sangat tinggi. “Koleksi saya hanya untuk kesenangan saja.”, ucap ayah Ce Nyit-Nyit. Sungguh sangat unik kan? Menurut salah satu pelanggan Loemintoe, Café dengan harga yang sangat rasional untuk mahasiswa, ditambah situasi auranya yang cocok untuk ngobrol, nongkrong, dan diskusi. “Loemintoe ini the coziest place that I’ve found in Malang.”, Ucap Annisa yang jadi pelanggan Café ini. Seperti arti kata Loemintoe yaitu terus
berlanjut, diharapkan Café ini dapat terus berkembang dan memberikan hal yang positif bagi pelanggan khususnya para anak muda. (nrk)
Menghancurkan Stigma Masyarakat dengan 1000 Pesan Reporter: Nur Rochmad K. – pojokkuto.com Malang, kota seribu komunitas. Begitu yang sering dilihat masyarakat Malang sendiri bahkan nasional. Banyak sekali komunitas yang bergerak demi mencapai tujuan masing-masing, entah itu hobi, olahraga, social, dan lainnya. Memperingati Hari Aids Sedunia di bulan Desember, Rotaract Club of Malang Kutaraja, yang merupakan salah satu komunitas sosial di Malang merayakan hari tersebut dengan cara yang luar biasa. Yaitu mengumpulkan 1000 pesan peduli HIV/AIDS dari seluruh masyarakat Malang. Proyek ini diberi judul Break the Stigma. Sesuai namanya, visi misi proyek ini untuk menyadarkan masyarakat tentang kepedulian di dunia HIV/AIDS serta tidak men-stigma ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Proyek tersebut mulai dilaksanakan pada awal November dan berakhir di awal Desember. Para anggota Rotaract Malang mengawali dengan pelatihan mengenai HIV/AIDS dan public speaking, kemudian menjadwalkan waktu sosialisasi. “Sangat susah memang mengatur waktu, tapi semangat teman-teman tidak kendor untuk tetap bersosialisasi.”, ucap Bunga Nura selaku ketua pelaksana Break the Stigma. Sosialisasi diadakan di Car Free Day Malang, Lapangan Rampal,
Café-café, kampus, dan tempat lainnya di mana pun anggota Rotaract berada. Sosialisasi di praktekan dengan diskusi obrolan ringan, kemudian tanya jawab. Di akhir sosialisasi, pendengar sosialisasi tersebut diminta menuliskan pesan kepedulian mereka terhadap dunia HIV/AIDS. Selama sosialisasi, komunitas ini berhasil mendapatkan lebih dari 1000 pesan.
Sosialisasi HIV/AIDS oleh Rotaract di Lapangan Rampal – Doc. Nur Rochmad Acara puncak proyek Break the Stigma diadakan dengan konsep pameran 1000 pesan yang sudah mereka kumpulkan, Talk Show bersama ODHA dan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Malang, dan Games. Undangan terdiri dari komunitas-komunitas di Malang Raya, Pers, LSM, Organisasi Mahasiswa, serta masyarakat umum di peruntukkan untuk ikut hadir. Selain dipamerkan, 1000 pesan ini akan di-scan dan dibukukan ke dalam E-Book untuk disebar luaskan. Sebelum mulai Talk Show, panitia mengadakan 2 games yang merupakan games yang berhubungan dengan kontak fisik tubuh. Tanpa peserta sadari, di tengah-tengah peserta ada ODHA yang ikut bermain. Saat Talk Show dibahas mengenai dasar ilmu HIV/AIDS, kemudian membeberkan bahwa di tengah-tengah peserta ada ODHA.
Keseruan Peserta Memainkan Games – Doc. Rotaract Malang Diharapkan dengan games tersebut, menjadikan bukti kepada para peserta bahwa bersentuhan dan berkehidupan seperti biasanya tidak dapat menularkan HIV/AIDS dan menyadarkan peserta untuk tidak melakukan stigma ataupun diskriminasi kepada ODHA. Peserta juga diminta untuk terus mensosialisasikan kepeduliannya terhadap dunia HIV/AIDS. Acara puncak Break the Stigma yang diadakan di Café Food Factory ini dihadiri oleh 32 komunitas dan 43 orang dari pihak lainnya. Pihak-pihak LSM dan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Malang berharap agar proyek ini terus dilaksanakan secara berkesinambungan. (nrk)
VIHARA DHAMMADIPA KOTA BATU VIHARA DHAMMADIPA KOTA BATU Data diri
: Ketua Vihara Dhammadipa
Nama
: Bhiqu Khantidharo Mahathera
Jabatan
: Ketua Vihara Dhammadipa (guru besar
Vihara) TTL
: Magelang, 17 Juli 1931
No. Telepon : (0341) 594781 Sejarah pendirian Vihara : Berdiri sejak tahun 1971, mempunyai visi-misi umum selayaknya Vihara lain dan memfokuskan pada pembinaan umat dan mengajarkan agama serta mencari lentera kehidupan. Nama Vihara Dhammadipa yang mempunyai arti Pelita kebenaran, menjadikan Vihara sebagai tempat tinggal yang memberikan ketenangan dan terang dalam hidupnya, juga untuk menyebarkan pelita yang bersih dalam kesehariannya supaya fikiran dan hatinya tidak gelap. Vihara sengaja dibangun di lokasi dekat jalan raya dari kota Malang ke arah kota Batu karena mudah di akses dari kota dan mudah ditemukan. Alamatnya di Jl. Raya Ir. Soekarno, Mojorejo, Junrejo Kota Batu, Jatim Semua Vihara di daerah Malang Raya dibawah naungan Vihara Dhammadipa ini, namun yang khusus sama alirannya yaitu aliran mahayana hanya vihara di kawasan Dieng yang berada di bawah naungan Vihara Dhammadipa, dan ajarannya pun sama yang mempunyai pedoman ajaran tua Theranaula. Vihara Dhammadipa mempunyai struktur organisasi yang sudah diatur dengan baik sesui kebutuhan vihara, pengurus-pengurusnya sifatnya hanya membantu karena tidak terlalu rumit dalam kehidupan di dalam vihara. Kegiatan sehari-hari di dalam Vihara Dhammadipa sangan kompleks, dari pukul 02:00 pagi sang guru Bhanthe(panggilan untuk guru di agama Budha) sudah memulai Parita (wirit) dan dalanjut meditasi, selanjutnya pukul 04:00 meditasi dan Parita bersama semua umat yang tinggal di dalam Vihara dihalaman tempat sembahyang, sampai pukul 06:00 baru mulai sarapan pagi, setelah itu bersih-bersih
seluruh tempat Vihara, dan dilanjut kegiatan sesuai kebutuhannya masing-masing, setiap sembahyhang dilakukan dua kali sehari pada pukul 04:00 pagi dan pukul 18:00 atau 19:00 malam hari. Selesai sembahyang malam hari, para umat di Vihara belajar khususnya mahasiswa yang tinggal di Vihara, sampai pukul 10:00 baru diwajibkan tidur, istirahat untuk persiapan kegiatan esoknya lagi. Kegiatan mingguan juga ada di dalam Vihara, yaitu sembahyang bersama-sama umat baik yang tinggal di dalam Vihara maupun yang tinggal di rumahnya sendirisendiri, sembahyhang bersama ini dilakukan pada hari minggu pukul 09:00 pagi. Sedangkan kegiatan bulanan atau tahunan tidak ada agenda khususnya, hanya memperhatikan hari-hari perayaan besar bersama. Di dalam Vihara Dhammadipa tercatat ada sekitar 100 orang lebih umat yang tinggal di dalamnya, diantaranya ada 79 mahasiswa yang menempuh pendidikan strata 1 di Sekolah Tinggi Agama Budha (STAB), dan sisanya adalah pengurus Vihara. STAB ini berlokasi di dalam lingkungan Vihara Dhammadipa, yang memberikan pendidikan tentang Agama Budha dan mempunyai tujuan salah satunya adalah mencetak tenaga didik yang paham mengenai ajaran Budha. Tenaga pengajar di STAB ini juga ada yang berasal dari luar Vihara Dhammadipa. Pembangunan di lokasi Vihara ini terus mengalami peningkatan hingga wujud dari Vihara Dhammadipa ini menjadi semakin megah, tidak kalah megah dan asri dibanding Vihara di Thailan maupun negara-negara lainnya. Vihara Dhammadipa juga bisa dijadikan lokasi fotofoto bahkan prawedding, namun semua itu ada aturannya, yang pasti tidak boleh membuat keributan atau teriak-teriak apalagi berbuat asusila di lingkungan Vihara. Tidak mengganggu umat sembahyang dan sekali lagi harus benar-benar menjaga kesopanan, kata Bhanthe “apa salahnya kita saling menjaga kesopanan, dimanapun kiata berada harus saling menjaga kesopanan, karena itu akan membuat hati dan fikiran kita tenang, apabila fikiran kita bersih dan tenang, maka dimana saja kita berada pasti akan aman.” Bhanthe juga mengatakan bahwa umat di dalam Vihara mempunyai pedoman seperti orang
jawa yang diajarkan sunan ampel pada umat muslim di jawa , MOLIMO, (maling, madon, maen, mendem, madat) larangan untuk tidak melakukan lima hal tersebut. Masyarakat sekitar Vihara juga memberikan partisipasi seperti membantu ketika ada perayaan hari besar umat Budha, dan dari pihak Vihara juga memberikan balasan upah kepada masyarakat yang mau membantu berlangsungnya acara.Pemerintah juga memberikan bantuan kepada Vihara berupa uang setiap bulannya untuk membantu kehidupan di dalam Vihara walau jumlahnya tidak banyak, ungkap Bhanthe. Selain itu pemerintah daerah kota Batu juga sangan membantu apabila ada perayaan besar oleh Vihara, baik itu bantuan materi maupun perizinan yang dibutuhkan Vihara. Bantuan seperti materi itu tidak pernah sedikit pun minta ke pemkot maupun instasi lainnya, semua itu adalah pemberian dari segala sumber, baik masyarakat maupun pemerintah daerah, dan dari pihak Vira dengan senang hati menerimanya. Yang terakhir kalinya Bhanthe mengungkapkan harapan kedepannya untuk pembangunan Vihara Dhammadipa agar bisa semakin baik dan lebih baik lagi, baik pembangunan tempat beribadah sembahyang maupun tempat pendidikan agama Budha, dan berjalan saling menyayangi terhadap semuanya. (MZ) Muntaha zanuardana
Caffe Komika malang Caffe aktivis ya seperti itulah kirannya yang pass untuk sebuah caffe yang banyak dihuni oleh pegiat sekaligus aktivis dikota malang. Caffe yang unik dan beragam acara yang banyak mengundang ketertarikan komuitas Caffe komika yang terletak jalan jakarta malang adalah sebuah caffe tempat berkumpulnya para aktivis di kota malang mulai
dari komunitas-komunitas dengan skala kecil hingga skala besar. banyak fasilitas yang ditawarkan oleh caffe ini diantaranya sebuah hall, tiga ruangan, termasuk ruang kaca. Ruang hall dilengkapi dengan fasilitas seperti LCD dan proyektor, meja kursi, sound sistem, hingga panggung. Semua fasilitas ini disediakan secara gratis untuk komunitas. Sebut saja Aji Prasetya selaku pengelola caffe komika yang dibangun di Rumah ada-ada aja dengan tujuan ingin mewadahi komunitaskomunitas yang sudah menjamur dikota malang mulai dari komunitas sekolah-sekolah, komunitas-komunitas kampus dan masih banyak lagi. Cafe komika ini biasanya disebut Rumah adaada aja ini yang dibangun pada 26 maret 2016 dan langsung diserbu oleh kangan pegiat dan aktivis akademika di kota malang banyaknya fasilitis ini membuat ketertarikan komunitas dikota malang. Arief K misalnya sebagai pengunjung sekaligus pegiat komunitas penggemar programmer memaparkan kepada kami bahwa sangat efektif sekali berdirinya Caffe komika ini selain fasilitasnya lengkap dan gratis selain itu jarak nya sangat strategis dan dekat dengan kampus dan tak lupa harga makanan dan dan minumannya pun relatif murah dan pass di lidah. oh ya disini sangat rileks dan enak buat diskusi masalah apapun. Jika kawan-kawan mengikuti komunitas domisil malang raya mungkin salah satu caffe komika ini bisa jadi referensi bagi anda. Oh iya, caffe ini mulai buka pada jam 11.00 hingga 24.00 WIB. Balada Akhmad Fajar
Demonstrasi jaket UB 2015 Aliansi Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang demo di depan rektorat, Jumat (21/10/2016). Mereka membawa beragam
tulisan yang menyoal soal jaket dan kaus yang belum dibagikan mahasiswa angkatan 2015 dan 2016.Ada apa pada Tulisan RIP pada Jaket 2015 ??. Awas Tikus Makan Jaket, Kami Butuh Kepastian Bukan PHP(pemberian harapan palsu) Semata, Menolak Lupa, sudah Satu Tahun Jaket tak kunjung turun dan tak ada kabarnya, Apa Perlu Dimas kanjeng Menggandakan Jaket untuk angkatan 2015, dll. Selain itu, empat tuntutan dari aliansi mahasiswa universitas brawijaya juga dituliskan cukup besar di spanduk yang dipasang di lantai. Para mahasiswa setelah berkeliling di sekitar kampus menuju rektorat. “Assalamualaikum Pak Rektor….,” salam Selvana Destyani, selaku koorlap demo Aliansi Mahasiswa Brawijaya ketika mau memasuki halaman rektorat. Namun ternyata Rektor UB, Prof.Dr.Ir.M Bisri.MS sedang tidak ada di lokasi kampus. Mereka ditemui Wakil Rektor III dan IV sebagai gantinya. Sebab rektor sedang ada kegiatan di Guest House. “Pak rektor sedang memberikan ceramah ilmiah di Guest House,” jelas Dr Sasmito DJati MS, Wakil Rektor IV UB kepada para mahasiswa. Selain kedua pejabat itu, juga ada Lukisan Edi Kuncoro, Kabag Barang Milik Negara UB yang menjelaskan soal pengadakan jaket dan kaos. Edi dalam penjelasannya ke mereka sudah menyampaikan ke perwakilan mahasiswa dalam pertemuan dengan rektor, wakil rektor II di lantai 8 rektorat pada Kamis sore (20/10/2016). Namun mahasiswa ini merasa belum mendapatkan penjelasan. Menurut dia, lelang kaos untuk mahasiswa angkatan 2015 sedang dilakukan. Sehingga mereka akan mendapatkan pada Desember 2016. Sedang untuk kaos angkatan 2016 dan 2017 akan dibarengkan dengan jaket. Pengadaan akan dilakukan pada Januari 2017. “Paling lambat pada Mei 2017 akan diberikan. Sebab pengadaan selama enam bulan,” kata dia ke mahasiswa. Menurut dia, model jaket sudah dipilihkan yang paling bagus. Bahannya akan diuji-labkan ke Bandung. Selvana Destyani selaku koorlap demo Aliansi Mahasiswa Brawijaya mengharapkan aksi ini sebagai pemicu agar tidak terjadi keterlambatan lagi dalam pengadaan jaket dan kaos buat mahasiswa ke depannya. “Sebab dari kampus lain saja sudah dibagikan. Padahal pemenang
tendernya sama dengan UB,” kata Selva, mahasiswa FIA UB. Apalagi mahasiswa sudah membayarkannya. Jika awal informasi jaket dan kaos hanya untuk mahasiswa jalur mandiri, namun sekarang untuk semua mahasiswa brawijaya . Balada Akhmad Fajar
SEJUKNYA TAMAN WISATA WENDIT Malang telah dikenal ke indahan dan kesejukan nya sejak jaman dahulu. Julukan sebagai Paris of East Java pun tak salah dilekat kan pada kota ini. Selain wisata pantai yang menjadi primadona wisata, Malang juga menghadirkan wisata alam berupa pemandian alami. Salah satunya adalah Pemandian Wendit. Taman Wisata Wendit terletak di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Mata air Wendit merupakan salah satu sumber air bagi PDAM Kota Malang. Lokasi wisata alam yang dipadu dengan wisata buatan dan menempati lahan seluas 9 hektar ini memiliki beberapa prototipe diantaranya untuk wisataolahraga air, sejarah, pendidikandankonservasihutankota. Taman Wisata Wendit telah mengalami renovasi dari tahun 2006-2008. Pada tanggal 11 Mei 2008 tempat wisata ini mulai dibuka untuk umum dengan nama baru yakni Wendit Water Park. Tempat wisata ini pada dasarnya merupakan sebuah kolam renang alami dan di lengkapi dengan beberapafasilitas sebagai sarana rekreasi, seperti wahana air untuk anak-anak dan keluarga. Berbagai arena permainan anak dan kios penjual makanan dengan tatanan trotoar serta taman yang inda hsungguh enakdi pandang mata.
Taman Wisata Air WenditatauWendit Water Park ini dulunya bernama Pemandian Wendit atau lebih dikenal dengan Mendit oleh masyarakat sekitar. Wendit berasal dari kata “wendito” yang berarti pendito atau pendeta. Mata air yang keluar dan mengalir setelah pendito tadi bersemedi dinamakan Wendito atau Wendit sampai kini. Lokasimata air yang kini menjadi pemandian terbesar di antara wisata lainnya di Malang Raya ini dipercaya sebagai lokasi peristirahatan Raja Majapahit yakni Hayam Wuruk. Taman wisata ini mempunyai acara yang khas setiap bulan Syawal. Dimana taman wisata dipenuhi pengunjung yang ingin merayakan hari Lebaran sampai dengan hari Ketupat Lebaran. Biasanya mulai tanggal 1-11 Syawal diadakan berbagai macam hiburan serta mendatangkan artis-artis terkenal. Oya, di dalam tamanrekreasi ini juga terdapat monumen pesawat Mig-19 yang dulu berpangkalan di Bandara Abdul Rachman Saleh. Daya tarik yang khas obyek wisata ini adalah adanya puluhan kera yang jinak dan bebas berkeliaran di hutan kecil dan menghuni di pepohonannya. Monyet di sini berjenis kera ekor panjang. Pengunjung bisa memberikan makanan kepada monyetmonyet tersebut. Di Wendit, pengunjung juga bisa menikmati telaga dengan perahu kayu untuk berkeliling. Di sekitar telaga terdapat restoran dan beberapa pondok wisata. Kera-kerajinak dibiarkan lepas mendekati pengunjung menjadi dayatarik di csekitar telaga ini. Bangku-bangku santai berjejer di tepi pemandian. Di sini, wisatawan juga bisa melihat beberapa peninggalan sejarah berupa arca kuno tersebar di sekeliling Pemandian Wendit. Kalau ingin berkeliling mengitari kawasan hutan di Wendit, pengunjung bisa menyewa kuda dengan pemandu yang memakai seragamalapunggawa kerajaan tempo dulu. Harga tiket masuk ke area wisata Wendita dalah Rp 10.000 (dewasa) dan Rp 5.000 (anak-anak). Untuk menikmati fasilitasfasilitas yang ada di dalamnya dikenakan tarif yang bervariasi. Bagi netizen yang mau layanan special, yakni layanan salon dan spadi bandrol dengan hargaRp 200.000.
Sedangkan untuk fasilitaslainnya masih berstandar umum antara Rp 5.000 hingga Rp 25.000. Tempat wisata ini dapat di jangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jika menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Arjosari Malang bisa naik angkutan jalur AT (Arjosari-Tumpang). Sementara bagi pengunjung yang menggunakan pesawat, dari Bandara Abdulrahman Saleh bisa langsung ke kawasan ini yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari bandara. Jimmy Simorangkir
BERBURU OLEH – OLEH di SENTRA KERAJINAN KERAMIK DINOYO Siapa yang tak kenal dengan kota apel, Malang? Ternyata kota ini tak hanya terkenal dengan apel, keripik, dan bakso nya saja lho. Di kota berjuluk Paris of East Java ini juga terdapat kampung wisata yang mengandalkan kerajinan tangan yang dapat dijadikan oleh-oleh. Ya, apalagi kalau bukan Kampung Wisata Keramik Dinoyo. Sesuai namanya, Kampung Wisata Keramik Dinoyo berada di Kelurahan Dinoyo, Malang. Kampung yang telah memproduksi kerajinan keramik sebagai mata pencaharian ini diresmikan sebagai Kampung Wisata Keramik padatahun 2010. Di sentra kerajinan yang terletak di Jl. MT Haryono XI ini terdapat sekitar 30 toko yang menjual kerajinan keramik khas kota Malang. Baik peralatan dapur seperti mug, gelas, cangkir, piring kecil, dan poci maupun berbagai perlengkapan terapi seperti cawan kecil, dan wadah air. Ada pula keramik untuk hiasan rumah seperti vas bunga, asbak, guci, tempat tisu, dan berbagai hiasan yang cantik dan unik lainnya.
Ketika pengunjung memasuki salah satu toko, berbagaimacam keramik nan cantik terpajang di rak. Sepasang poci dan cangkir-cangkir nampak cantik dengan sentuhan porcelain yang mengkilat dengan berbagai pilihan warna. Selain itu terdapat pula cangkir dengan desain kreatif yang cantik, misalnya cangkir dengan hiasan keong emas yang menjadi telinga cangkir, dan lain-lain. Oiya, keramik khas Dinoyo memiliki karakter tersendiri dalam pola hiasannya yaitu lebih ke motif flora dan fauna. Beberapa vas bunga bermotif daun dan bunga-bunga annampak cantik dan elegan, terlebih lagi jika diisibunga dan dijadikan hiasan ruang tamu di rumah Anda. Ada jugaasbakkecil yang lucu serta tempat tisu yang unik dengan sentuhan halus porcelain sangat cocok untuk melengkapi hiasan rumah tangga. Selain hiasan untuk rumah, ada juga souvenir yang bisa dijadikan oleh-oleh untu kanak-anak. Misalnya celengan mungil dengan berbagai bentuk binatang yang lucu serta warna yang menarik. Untuk mencapai Sentra Keramik Dinoyo ini aksesnya sangat mudah. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari pusat kota Malang, Anda bisa langsung menuju Kelurahan Dinoyo di Jl. MT Haryono XI. Jika naik kendaraan umum, kita bisa naik mikrolet berkode ADL dari Terminal Arjosari atau mikrolet dengan kode GML dari Terminal Gadang, dan langsung turun di Jl. MT Haryono. Lokasi sentra kerajinan keramik berada sekitar 20 meter ke arah barat setelah pertigaan Dinoyo. Jangan lupa kalau mampir ke Malang untuk oleh – oleh bisa datang ke siniya. Tempat ini sangat direkomendasikan kok. Jimmy Simorangkir
DW Coffee DW Coffee Para penikmat kopi di Kota Malang, pasti sudah tidak asing lagi dengan tempat yang satuini, ya, DW Coffee. Sebuah cafe yang berlokasi di Jalan Bogor no 11 inisudahpastimenjadijujukanparapenikmat kopi seluruhpenjuru Kota Malang, mulaidarimahasiswa, pengusaha, sampaipara entertainer . AfrizalFahmiatau yang biasa di sapa mas Rizal selaku store manager, saat ditemui sempat menceritakan background dari berdirinya DW Coffe.Cafe ini diprakarsai oleh Mas Adit, Mas Fais, dan Mas Bagus, beliau semua merupakan owner dari Cafe ini.“Jadi DW Coffee iniownernyaitu Mas Adit dia juga merangkap jadi general manager, adajuga Mas Fais, sama owner juga dan merangkap jadi marketing manager.Nah, yang terakhir itu Mas Bagus, sama dianya juga owner dan pendirinya DW Coffee sekaligusmemilikijabatan Finance”, cerita Mas Rizal saatditemui di cafe.Selainitu Mas Rizal juga sempat menjelaskan bahwa dia selain menjabat sebagai store manager, dia juga menjabat di bagian oprasional, “Yakan managementnya kurang jadi beberapa merangkap-rangkap” jelasnya. Setelah banyak mengobrol masalah struktural dari DW Coffee, Mas Rizal menceritakan bahwa DW Coffee sendiri sudah ada sejak Oktober tahun 2011. Awalnya DW sendiri ada sebuah warung kopi yang berlokasi di daerahsekitaran SOB. Dulunya DW hanya sebuah warung kecil, lambat laun Mas Adit selaku owner dari DW memiliki cita-cita untuk mengembangkan warungkopinya, hingga pada akhirnya mampu menjadi sebuah cafe bergengsi di Kota Malang. Tim redaksi sempat bertanya-tanya kenapa harus kopi? Mas Rizal berpendapat bahwa, kopi itu sudah identik dengan Kota Malang, kota yang notabene memiliki suhu yang dingin dimana warganya membutuhkan hal yang bisa menghangatkan tubuh. Puas dengan mendengarkan cikalbakal DW Coffe, tim redaksi kami mulai penasaran dengan apa itu DW? dan kenapa harus DW? Saat ditanya, Mas Rizal menjelaskan bahwa visi misi dari DW Coffe
sendiri adalah cafe dakwah. Lantas apa hubungannya dengan DW? menurutnya, DW sendiri diambil dari kata Allah (dalam bentuk tulisan arab) yang bertuliskan d kecildan w besar. Namun seiring berjalannya waktu, tim management DW Coffee membaharui identitas cafe nya dengan d besardan w besar (DW) dengan makna Double Winner. Mas Rizal juga mengungkapkan bahwa eksistensi DW Coffee sendiri tercipta karena banyak nyavarian kopi yang tersedia disini. “Setiap cafe kanpasti memiliki single origin nya sendiri, nah kalo di DW kanse lain ada kopi nusantara, kami juga menawarkan houseblendracikan sendiri yang kami berinama DW Blend”, tegasnya. “Selain itu kan kita juga menawarkan beberapa menu meal dan snack, ya seperti pizza, terus Chicky Salsa, sama semacam roti seperti hot dog, sandwich, dan masih banyak lagi” tambahnya. Setelah mengenal beberapa menu yang ada, tak enak rasanya jika mampirke cafe ini tanpa mengenal menu yang paling diminati para customer. Mas Rizal menyebutkan beberapa menu yang paling diminati, yaitu Moveonchino, Choco Doppio, dan yang paling bikin ngiler adalah Chicky Salsa. Puas dengan banyak cerita dari DW Coffee, tim sempat mengajukan pertanyaan, apasih yang menjadi andalan DW Coffee terhadap customer agar customer nyaman? Mas Rizal sontak menjelaskan, “Nah, jadi guna memberikan kenyamanan terhadap pelanggan kami, crew DW sangat memprioritaskan customer care. Jadi misinya seperti menciptakan sebuah cafe dengan customer care paling baikdari yang pernah ada, dan lagi kitajuga memprioritas kualitas kopinya, jangan sampai kopi yang kami serve (sajikan) malah bikin pelanggan enggan datang lagi”, jelasnya. Nah, gimana readers? Seringkah kamu mengunjungi cafe tempat berkumpulnya admin-admin media sosial hits Malang ini? Kalausudah, tuliskan kesan dan momen musaat ngopi di DW ya! Dan bagi kamu yang belum pernah ngopi-ngopi lucu di DW Coffee, yuk sekali-sekali kita mengopi bareng! (TD) Tito Danang