ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI GANJAR PRAMUDYA WIJAYA - 41811120044
TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT
MODUL 12
ETIKA DAN PROFIESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
Overview Teknologi Informasi berkembang dua kali lipat setiap lima tahun. Dengan demikian dinamika industri ini, menuntut para profesional di bidang ini untuk secara rutin mengikuti aktifitas yang memungkinkan untuk mendapat ketrampilan dan pengetahuan baru. Mengikuti pendidikan formal maupun dan partisipasi didalamnya sangat penting. Sebagian besar organisasi-organisasi profesi TI di seluruh dunia, mengharapkan para anggotanya menambah ketrampilan dan pengetahuan. Ketentuan ini dituangkan dalam peraturan keanggotaan organisasi profesi tersebut untuk menjamin dan mendorong para anggota agar tetap mengikuti perkembangan disiplin ilmu Teknologi Informasi (TI). Para profesional TI, sudah sejak lama mengharapkan agar perhimpunan profesi TI yang berkaitan mempelopori dalam memegang standard kemampuan yang kontinyu dalam profesi teknologi informasi suatu negara.
Gambar : Etika Profesi
Standard yang tepat dan teliti untuk profesi ini hanya memiliki sedikit relevansi jika tidak ada proses yang menjamin kemutakhiran pengetahuan profesi TI. Secara logis dapat dikatakan, bahwa seseorang yang memenuhi persyaratan pengetahuan dan ketrampilan beberapa tahun yang lalu, belum tentu dapat memenuhi persyaratan sebagai profesional TI pada era 1990-an. Dengan demikian diperlukan suatu mekanisme untuk memungkinkan baik perkumpulan profesi maupun masyarakat dapat membedakan antara mereka yang melibatkan diri secara rutin dalam melanjutkan pendidikan dan mereka yang tidak melakukan hal tersebut. Hal ini memperkuat kebutuhan akan perlunya setiap negara anggota SEARCC memperkenalkan dan menjaga program pengembangan profesi untuk anggota-anggotanya.
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
1
Model SEARCC untuk pembagian pekerjaan dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan. Beberapa kriteria menjadi pertimbangan dalam mengembangkan klasifikasi job ini, yaitu: 1. Cross Country, cross-enterprise applicability , Ini berarti bahwa job yang diidentifikasi tersebut harus relevan dengan kondisi region dan setiap Negara pada region tersebut,serta memiliki kesamaan pemahaman atas setiap fungsi pekerjaan. 2. Function Oriented bukan tittle oriented, Klasifikasi pekerjaan berorientasi pada fungsi, yang berarti bahwa gelar atau title yang diberikan dapat saja berbeda, tapi yang penting fungsi yang diberikan pada pekerjaan tersebut sama. Gelar atau title dapat berbeda pada Negara yang berbeda. 3. Testable / certificable, Klasifikasi pekerjaan harus bersifat testable, yaitu bahwa fungsi yang didefinisikan dapat diukur / diuji. 4. Applicable,Fungsi yang didefinisikan harus dapat diterakan pada region masing-masing.
PENGERTIAN ETIKA Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata „etika‟ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata. Kata „etika‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
PENGERTIAN PROFESI Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
2
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek). Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.) Prinsip dasar di dalam etika profesi : 1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. 3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. 4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan.
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
3
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi 6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
Definisi Pendidikan Berkesinambungan
Untuk tujuan Kebijaksanaan Perhimpunan tentang Pengembangan Profesi Berkesinambungan, didefinisikan sebagai berikut ini :
Pendidikan berkesinambungan adalah studi yang dijalankan oleh para anggota untuk memperluas atau memperbaharui pengetahuan atau ketrampilan mereka, atau untuk mempersiapkan mereka untuk mengikuti perkembangan atau perubahan yang searah dengan karir mereka. Pendidikan berkesinambungan memegang peranan penting dalam akuisisi ketrampilan baru, seperti dalam manajemen atau teknologi baru, relevan dengan perubahan dalam tanggung jawab karir. Walaupun ini bukan satu-satunya jalan untuk menambah kemampuan profesional, pendidikan berkesinambungan merupakan yang penting untuk tercapainya tujuan tersebut.
Gambar : Organisasi untuk Indonesia
Peran Pendidikan Berkesinambungan Asosiasi masyarakat komputer dan informatika SEARCC sudah sepantasnya menerima pendidikan berkesinambungan sebagai suatu elemen penting dalam pengembangan profesi. Pengalaman profesi, komponen pelengkap dalam pengembangan profesi, juga harus dikenali melalui tingkattingkat keanggotaan pada suatu perkumpulan tertentu. Karena itu, Kebijaksanaan Pendidikan Berkesinambungan yang diusulkan adalah untuk:
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
4
mempromosikan agar para anggotanya menjalani pendidikan berkesinambungan dengan tingkat yang sesuai atau mampu menunjukkan tingkat yang tinggi dalam pengembangan profesinya ;
memberikan pengenalan formal terhadap prestasi seperti di atas.
menjamin bahwa kesempatan pendidikan lanjut yang sesuai akan disediakan.
mempromosikan tunjangan untuk pendidikan berkesinambungan yang relevan oleh atasan profesi teknologi informasi sebagai bagian dari tugas normal karyawan.
Pendidikan berkesinambungan adalah satu dari beberapa metode untuk tetap dapat mengikuti perkembangan teknologi, walaupun demikian diharapkan diterapkan metode-metode lain selain pendidikan berkesinambungan diperhitungkan untuk menjamin pengembangan profesi. Kebijaksanaannya ditujukan untuk menetapkan persetujuan minimum yang terdefinisi bagi pengembangan ketrampilan profesi melalui pendidikan. Australian Computer Society misalnya, mensyaratkan minimum 30 jam per tahun untuk mempertahankan status Practising Computer Professional (PCP). New Zealand Computer Society (NZCS) di pihak lain, mensyaratkan 10 jam pelatihan NZCS formal yang disahkan, dan 25 jam pelatihan pilihan yang relevan agar keanggotannya dalam perhimpunan dapat diperbaharui.
Pengakukan formal oleh Perkumpulan untuk pendidikan berkesinambungan ditujukan untuk membedakan anggotanya dari non-anggota, dan pengakuan tersebut harus diberikan untuk kesesuaian dengan kebijaksanaan perhimpunan dan bukan merupakan penalti yang dijatuhkan untuk ke-tidak-sesuaian.
Program pendidikan berkesinambungan tidak menuntut bahwa aktifitas pendidikan hanya berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan baru dalam teknologi informasi. Yang termasuk relevan dengan tujuan programmer adalah akuisisi atau ketrampilan interpersonal dan ketrampilan bisnis umum. Karena itu, kursus-kursus dalam area keuangan, hubungan tenaga kerja, hukum, pemasaran, kesehatan dan keselamatan, manajemen proyek, ekonomi, jaminan kualitas, ketrampilan negosiasi dianggap sebagai aktifitas yang relevan.
Profesi di Pemerintahan Teknologi Informasi
Mengingat pentingnya teknologi informasi bagi pembangunan bangsa maka pemearintah pun merasa perlu membuat standarisasi pekerjaan dibidang teknologi informasi bagi pegawainya. Institusi pemerintah telah mulai melakukan klasifikasi pekerjaan dalam bidang teknologi informasi sejak tahun 1992.
Klasifikasi pekerjaan ini mungkin masih belum dapat mengakomodasi klasifikasi pekerjaan pada teknologi informasi secara umum. Terlebih kagi, deskripsi pekerjaan masih kurang jelas dalam
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
5
membedakan setiap sel pekerjaan.
Pegawai Negri Sipil yang bekerja dibidang teknologi informasi, disebut pranata komputer. Beberapa penjelasan tentang pranata computer sebagai berikut : a) Pengangkatan Pejabat Pranata Komputer Pengangkatan Pegawai Negri Sipil dalam jabatan Pranata Komputer ditetapkan oleh Mentri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi / Tinngi Negara. Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1.
b) Syarat-Syarat Jabatan Pranata Komputer
Bekerja pada satuan organisasi instansi pemerintah dan bertugas pokok membuat, memelihara dan mengembangkan dan mengambangkan sistem dan atau program penelolahan dengan komputer.
Berijazah serendah-rendahnya Sarjana Muda / D3 atau yang sederajat.
Memiliki pendidikan dan atau latihan dalam bidang komputer dan pengalaman melakukan kegiatan di bidang komputer.
Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan bidang komputer.
Setiap unsure penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik.
c) Pembebasan sementara Pranata Komputer Untuk tetep berada pada jalur profesionalitasny, pemerintah juga menetapkan bahwa Pranata Komputer harus dapat mengumpulkan angka kredit minimal. Angka kredit minimal yang harus dikumpulkan adalah : i. Asisten Pranata Komputer Madya sebanyak 20 angka kredit ii. Asisten Pranata Komputer sebanyak 20 angka kredit iii. Ajun Pranata Komputer Muda Sebanyak 20 angka kredit iv. Ajun Pranata Komputer Madya sebanyak 50 angka kredit v.
Ajun Pranata Komputer sebanyak 50 angka kredit
vi.
Ahli Pranata Komputer Pratama sebanyak 100 angka kredit
vii.
Ahli Pranata Komputer Muda sebanyak 100 angka kredit
viii. Ahli Pranata Komputer Madya sebanyak 150 angka kredit ix. Ahli Pranata Komputer Utama Pratama sebanyak 150 angka kredit x. Ahli Pranata Komputer Utama Muda sebanyak 150 angka kredit
Pemberhentian dari Jabatan Pranata Komputer Pejabat Pranata Komputer diberhentikan dari jabatannya, apabila Pejabat Pranata Komputer yang telah dibebaskan sementara dari jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dalam waktu 3 tahun setelah pembebasan sementara.
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
6
Selain itu, Pejabat Pranata Komputer juga dapat diberhentikan dari jabatannya, apabila Pejabat Pranata Komputer dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negri Sipil berdasarkan peraturan Pemerintah No.30 tahun 1980 dengan tingkat hukuman disiplin berat yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Sertifikasi Keahlian di Bidang TI Sertifikasi menjadi syarat utama bagi para pekerja IT jika ingin bekerja di perusahaan IT skala internasional. Menjawab kebutuhan akan sertifikasi profesi IT, Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) akan menggelar program sertifikasi profesi IT tersebut. Dalam waktu dekat ini akan dibuka 2 IT training center. Program sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja profesional di bidang IT. Sehingga para pekerja IT tersebut bisa memiliki daya saing. Selain itu jumlah lulusan perguruan tinggi di bidang IT setiap tahunnya lebih dari 30.000 lulusan. “Keahlian di bidang IT sangat banyak. Bisa mencapai ratusan keahlian. Tapi bagaimana sertifikasinya? Selain itu, sertifikasi juga membuka kunci global sehingga tenaga kerja kita bisa bersaing di skala global,” papar Cahyana Ahmadjayadi, Kepala Badan Litbang dan SDM Depkominfo saat berbincang dengan detikINET di sela acara Seminar Budaya Cyber di GSG Salman ITB, Sabtu (29/8/2009). Cahyana menambahkan bahwa dalam rangka program sertifikasi tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan merampungkan dua IT training center. Yang pertama di wilayah Jababeka akan dibuka IT Profesional Training Center dan di Universitas Islam Nasional Syarif Hidayatullah akan di buka National ICT Training Center. “Oktober ini rampung. Lebih dari 50 keahlian untuk disertifikasi. Dan semuanya sesuai standar kompetensi kerja dalam bidang IT. Sehingga orang yang bekerja di bidang IT betul-betul punya keahlian dan bisa dipertanggungjawabkan,” pungkasnya. Contoh Sertifikasi nasional dan internasional Nasional : -
Sertifikasi sistem manajemen mutu,
-
Sertifikasi sistem manajemen lingkungan,
-
sertifikasi produk,
-
sertifikasi ekolabel
-
sertifikasi sistem HACCP3
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
7
Internasional : -
Adobe Certification Testing
-
Avaya Certification Testing
-
CompTIA Certification Testing
-
LPI (Linux Professional Institute) Certification Testing
-
MySQL Certification Testing
-
Novell Certification Testing
-
Sun Academic Initiative Certification
-
SAP Certification Testing
-
VERITAS Certification Testing
Lembaga yang melakukan Sertifikasi Dalam bidang IT tentulah harus ada sertifikasi agar dapat terjamin kualitas dan kuantitas sesuatu yang berhubungan dengan IT tentunya. Oleh karena itu, ada lembaga-lembaga yang melakukan sertifikasi tersebut. Lembaga-lembaga yang melakukan sertifikasi tersebut yaitu : Lembaga Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Indonesia (LSP TIK) didirikan pada tanggal 1 Mei 2007, dengan tujuan untuk memenuhi tersedianya pengakuan tenaga yang kompeten di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan dengan adanya kebutuhan tenaga kerja profesional maka dibutuhkan pengakuan kompetensi para tenaga profesional baik nasional ataupun internasional. Pengakuan tersebut bisa diperoleh jika telah dinyatakan kompeten dalam bidang informasi dan komunikasi oleh sebuah lembaga yang mendapatkan lisensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). LSP TIK merupakan lembaga yang telah memiliki lisensi dari BNSP (Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi nomor 19/BNSP/VII/2007) untuk melakukan proses pembuktian bahwa seorang tenaga yang profesional benar-benar kompeten dalam bidang kompetensinya. Sehingga tenaga professional tersebut mendapatkan pengakuan Kompetensi profesi yang dimilikinya baik secara Nasional ataupun Internasional. Pembuktian kompetensi yang dilakukan oleh LSP TIK berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang merupakan rumusan kemampuan profesi seseorang yang mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk menentukan kompetensi seseorang, misalnya pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap. Seseorang yang sudah dinyatakan kompeten harus member laporan kepada LSP TIK minimal satu tahun satu kali, sehingga kompetensi pada profesionalismenya tetap tercatat dan diakui oleh LSP TIK maupun BNSP. Untuk memenuhi tersedianya pengakuan tenaga yang kompeten di bidang teknologi informasi dan
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
8
telekomunikasi baik secara Nasional dan Internasional maka LSP TIK juga beracuan pada standar Internasional, dengan adanya dukungan Standar kompetensi Internasianal dari Microsoft, Adobe, dan Oracle Dengan usia yang masih hampir dua tahun LSP TIK sudah bisa menunjukkan kompetensinya sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang bisa dipercaya oleh profesionalisme Teknologi Informasi dan Telekomunikasi baik dari Lembaga Pemerintahan, Lembaga Swasta ataupun perseorangan yang bergelut dan berprofesi di bidang Teknologi Informasi dan Telekomuniasi. LSP TIK sudah melakukan pembuktian kompetensi nasional seperti di beberapa lembaga pemerintahan (Solo, Jogja, Cirebon), BUMN (PT.INTI, PLN), perusahaan Swasta, bahkan para profesional di bidang Informasi dan Komunikasi yang secara pribadi sadar akan pentingnya kemampuan pengakuan Kompetensi profesi dari LSP TIK. Dalam pembuktian kompetensi, LSP TIK membagi menjadi beberapa profesi yang secara umum adalah : 1. Kompetensi profesi Programming . 2. Kompetensi profesi Networking. 3. Kompetensi profesi Aplikasi Perkantoran. 4. Kompetensi profesi Desain Grafis. 5. Kompetensi profesi Multimedia.
KOMPETENSI PROFESI PROGRAMMING.
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
9
Gambar : Programmer Dalam Uji kompetensi Programming diperuntukkan kepada para profesinoalisme dalam bidang programming baik yang bekerja pada instansi ataupun yang menekuni profesi programming secara perseorangan. Contoh jabatan/jenis pekerjaan yang bisa mengikuti uji kompetensi programming adalah : * PRACTICAL PROGRAMMER * JUNIOR PROGRAMMER * PROGRAMMER * SENIOR PROGRAMMER * ANALYST PROGRAMMER * JUNIOR WEB PROGRAMMER * WEB PROGRAMMER * WEB MASTER
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
10
* JUNIOR DATABASE PROGRAMMER * DATABASE PROGRAMMER * SENIOR DATABASE PROGRAMMER * JUNIOR MULTIMEDIA PROGRAMMER * MULTIMEDIA PROGRAMMER * QUALITY ASSURANCE
KOMPETENSI PROFESI NETWORKING
Gambar : Networker Dalam Uji kompetensi Networking diperuntukkan kepada para profesinoalisme dalam bidang networking baik yang bekerja pada instansi ataupun yang menekuni profesi networking secara perseorangan. Contoh jabatan/jenis pekerjaan yang bisa mengikuti uji kompetensi networking adalah : * TECHNICAL SUPPORT * JUNIOR NETWORK ADMINISRATOR * NETWORK ADMINISTRATOR * SENIOR NETWORK ADMINISTRATOR * JUNIOR SYSTEM ADMINISRATOR
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
11
* SENIOR SYSTEM ADMINISRATOR
KOMPETENSI PROFESI APLIKASI PERKANTORAN
Gambar : Akuntan Dalam Uji kompetensi Aplikasi Perkantoran bukan hanya diperuntukkan kepada para profesinoalisme yang langsung berkaitan dengan aplikasi perkantoran, tetapi kepada seluruh profesonalisme lain yang dalam kebutuhannya juga menggunakan aplikasi perkantoran dalam kegiatannya baik yang bekerja pada instansi ataupun yang menekuni profesi secara perseorangan. Contoh jabatan/jenis pekerjaan yang bisa mengikuti uji kompetensi aplikasi perkantoran ini adalah : * ACCOUNTAN * ADMINISTRASI * BASIC HELP DESK * HELP DESK * PROGRAMER dengan ADVANCE OFFICE Secara level tingkatan untuk Aplikasi Perkantoran , adalah : * Basic. * Advance. * Specialist. (penggunaan aplikasi perkantoran untuk hal-hal kusus, misalkan programmer denga menggunakan macro programming dalam aplikasi perkantoran).
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
12
KOMPETENSI PROFESI DESAIN GRAFIS
Gambar : Graphic Designer Dalam Uji kompetensi Desain Grafis diperuntukkan kepada para profesinoalisme dalam bidang Desain Grafis baik yang bekerja pada instansi ataupun yang menekuni profesi Desain Grafis secara perseorangan. Contoh jabatan/jenis pekerjaan yang bisa mengikuti uji kompetensi Desain Grafis adalah : * DESAINNER * KARTUNIS * LAYOUTER * EDITOR * PHOTOGRAPHER
KOMPETENSI PROFESI MULTIMEDIA
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
13
Gambar : Animator Dalam Uji kompetensi Multimedia diperuntukkan kepada para profesinoalisme dalam bidang Multimedia baik yang bekerja pada instansi ataupun yang menekuni profesi Multimedia secara perseorangan. Contoh jabatan/jenis pekerjaan yang bisa mengikuti uji kompetensi Multimedia adalah : * ANIMATOR * TV PRODUSER * KAMERAMEN * PEMBUAT NASKAH FILM * DUBBER * DLL
Prosedur dan Persyaratan untuk Mengambil Sertifikasi Beberapa bidang pekerjaan tertentu mensyaratkan kualifikasi dan kompetensi dalam menjalankan prosesnya. Permasalahannya adalah bagaimana employer dapat mengetahui bahwa SDM yang dicarinya berkualitas tanpa perlu ia membuang waktu dan tenaga untuk menguji satu-persatu calon karyawannya. Agar lebih jelas dibawah ini adalah mereka yang memerlukan sertifikasi IT : 1. Profesional ICT (operator, administrator, developer, engineer, specialist). 2. Akademisi ICT (trainer, lecturer, instructor and teacher). 3. Manager dan Supervisor ICT.
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
14
4. Semua pihak yang terlibat dalam pengembangan TI dan telekomunikasi. Prosedur untuk mengambil sertifikasi harus mengikuti pelatihan yang diadakan lembaga sertifikasi dan lulus dalam ujiannya. diperlukan kesungguhan dan kerja keras agar kita bisa lulus ujian sertifikasi. Pada akhirnya keberhasilan meraih sertifikasi juga akan mendorong sukses dalam berkarir.
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
15
DAFTAR PUSTAKA http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/ http://bahasapersatuan.wordpress.com/2011/06/01/sertifikasi-keahlian-di-bidang-ti/
MODUL 12 –ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
16