ESTIMASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR UNGGULAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Marlina Rachmawaty 2010110001
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG 2017
ESTIMATION OF CLIMATE CHANGE IMPACTS ON LEADING SECTOR AND REGIONAL ECONOMIC
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to Complete part of the requirements for Bachelor’s Degree in Economics
By: Marlina Rachmawaty 2010110001
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG 2017
ABSTRAK Perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi pertanian dan dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator perubahan iklim yaitu suhu dan curah hujan. Perubahan suhu dan pola hujan dapat mengganggu proses
pertumbuhan
tanaman
sehingga
menyebabkan
produksi
menurun.
Perekonomian Provinsi Riau dan Lampung salah satunya bergantung terhadap sektor unggulan perkebunannya, yaitu kopi dan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apa saja yang menjadi penyebab PDRB di Provinsi Riau dan Provinsi Lampung tetap mengalami kenaikan walaupun ada perubahan iklim. Penelitian ini menggunakan teori pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan penelitian menggunakan estimasi Panel Least Square (PLS), variabel luas lahan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap perekonomian daerah yang diukur dengan PDRB Riil. Sedangkan, variabel suhu dan curah hujan berpengaruh negatif terhadap perekonomian daerah.
Kata kunci : PDRB, Perubahan iklim, Sektor unggulan perkebunan
v
ABSTRACT Climate change may lead to the decreasing production of agriculture and it could affect the economic growth. Some commonly used of climate change are temperature and rain intensity. Climate change and rain pattern could disturb the growth process of plants which would lead to the decreasing of production. The economy of Riau and Lampung Provinces are dependent on their leading sectors, which are coffee beans and palm oil. This study aims to determine the cause of consistent increase in Gross Domestic Regional Bruto province of Riau and Lampung amidst climate change phenomena. Based on the Panel Least Square (PLS) estimation, variables such as soil space and education are positively affecting the regional economy which is measured with Real GDRB, while temperature and rain intensity variables negatively affects the regional economies. Keywords: Climate Change, GDRP, PLS, Leading Sector of Plantation
vi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Estimasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Unggulan dan Perekonomian Daerah”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis, maka dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala usul dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan berbagai bantuan, bimbingan, dorongan, kritik, dan saran, serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini, terutama kepada : 1. Kedua orang tua Abdullah Suryanto dan Emillia Baharudin terima kasih untuk doa, perhatian, kasih sayang, nasihat dan semua yang telah diberikan selama ini. 2. Reynaldi Aprilio Chandra, Evan Abilio Chandra dan Abel Aurelio Chandra sebagai adik kandung penulis yang telah membantu, menghibur, dan memberikan doanya selama penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Hilda Leilani Masniaritta Pohan, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi terima kasih atas waktu, pikiran, tenaga dan segala bentuk dukungan yang tulus dan berharga sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Ibu Dr. Miryam B. L. Wijaya selaku ketua jurusan Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan atas segala bantuan, masukan dan nasihat kepada penulis. 5. Ibu Noknik Karliya Herawati, Dra., M.P. selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyusun rencana studi.
vii
6. Seluruh Dosen Progam Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan Bandung yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat bermanfaat bagi penulis. 7. Jason Cornelius sebagai salah satu alasan penulis untuk selalu semangat mengerjakan skripsi ini. Terima kasih selalu memberikan semangat, mendoakan, berbagi suka duka, dan membantu dalam hal apapun. 8. Ibu Aida Maria Picauly sebagai ibu kosan yang selalu memberikan dukungan dan semangat dari awal proses kuliah sampai dengan sekarang. 9. Sahabat tercinta: Chrestella Dharmadi, Habierdy Syarief, Amung, Aji Putra, Nur Hikmat, Raoul Antonio, Kevin Kusnadi, Zahid Johar Awal, Kezia Kanza, Kesha Sandiputera, Benny, Sony Rizky, Rizky Sinaga, Alvin Liem, Sugiri, Vevina, Arini Rahmilia, Riri Sianturi, Shela Selviani A, Y Adita Cintya P, dan Marcella Benedicta. Terima kasih telah memberikan dukungan dalam hal apapun, kalian yang terbaik. 10. Keluarga Kosan Tercinta:.Aurellia Deviane, Monica Dian, Fina Prabowo dan Sarkoji Markoji. Terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama ini. 11. Keluarga SB Mania Ekonomi Pembangunan : Rendhy, Dary, Vito, Benny, Michael, Herman, Jaya, Swenanda, Eric, Widyastuti, Ratih, Adhitya, Alvie, Artanto, Nicholas, Norbertus, Ridwan, Satrio, Sumaryana, Vhil dan Catra. 12. Keluarga besar Prodi Ekonomi Pembangunan lainnya yang selalu memberi dukungan, bantuannya, dan kepercayaan untuk bekerja sama selama ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas seluruh dukungan serta bantuannya yang sangat berarti bagi penulis. Skripsi ini adalah kunci untuk membuka pintu menuju babak baru dalam kehidupan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak termasuk pembaca dan penelitian selanjutnya. Bandung, Januari 2017
Marlina Rachmawaty
viii
DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………………...... v ABSTRACT………………………………………………………………………. vi PRAKATA…………………………………………………………………............vii DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xi DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. xii 1.
PENDAHULUAN……………………………………………………………....1 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...4 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………………... 5 1.4 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………......6
2.
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………...7 2.1 Landasan Teoritis………………………………………………………….,..7 2.2 Temuan – temuan Empiris………………………………………………......8
3.
METODE DAN OBYEK PENELITIAN……………………………………..17 3.1 Metode Penelitian………………………………………………………….17 3.2 Deskripsi Objek dan Data Penelitian……………………………………....18
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………….....29 4.1 Hasil Pengolahan Data…………………………………………………......29 4.2 Uji Asumsi Klasik……………………………………………………….....32 4.2.1 Uji Multikoleniaritas……………………………………………...32 4.2.2 Uji Autokorelasi………………………………………………......34 4.2.3 Uji Heteroskedastisitas…………………………………………...35 4.3 Pembahasan…………………………………………………………...........36
5.
PENUTUP…………………………………………………………………….39 ix
5.1 Simpulan…………………………………………………………………...39 5.2 Implikasi Kebijakan…………………………………………………….. ..40 5.3 Saran…………………………………………………………………….....42 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...43 LAMPIRAN…………………………………………………………………….... A-1 RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………….. ..A-5
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. PDRB Provinsi Riau dan Lampung………………….…………………20 Gambar 2. Kondisi Suhu Provinsi Riau dan Lampung……………………………..22 Gambar 3. Kondisi Curah Hujan Provinsi Riau dan Lampung……………………..23 Gambar 4. Luas Lahan Perkebunan Provinsi Riau dan Lampung …………….…....25 Gambar 5. Pendidikan Provinsi Riau dan Lampung………………………………...26 Gambar 6. Angkatan Kerja Provinsi Riau dan Lampung…………………………...27
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Variabel - Variabel yang digunakan dalam Penelitian………………….28 Tabel 2. Hasil Estimasi Panel Least Square……………………………………...30 Tabel 3. Hasil Estimasi Multikolinearitas Model Linier…………………………33 Tabel 4. Hasil Estimasi Multikolinearitas Model Double Log……………………..33 Tabel 5. Kriteria Uji Autokorelasi………………………………………………..34 Tabel 6. Hasil Estimasi Autokorelasi…………………………………………….34 Tabel 7. Hasil Estimasi Heteroskedastisitas……………………………………...35
xii
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia dan menyebabkan beberapa perubahan. Perubahan yang terjadi seperti perubahan pola curah hujan, suhu udara serta peningkatan kejadian cuaca ekstrem berupa hujan dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim. Perubahan iklim juga dicirikan oleh temperatur bumi yang menghangat dan terjadinya pergeseran musim. Dampak lanjutan kenaikan temperatur adalah kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub (IPCC, 2001).
Menurut UNFCCC (2005), perubahan iklim disebabkan oleh berbagai faktor dan memiliki dampak yang memengaruhi kehidupan manusia. Faktor – faktor yang memengaruh perubahan iklim, seperti: bertambahnya populasi penduduk, pesatnya pertumbuhan teknologi, pemanasan global, efek rumah kaca, dan menipisnya lapisan ozon di atmosfer bumi. Fenomena perubahan iklim mempunyai dampak yang sangat mengkhawatirkan bagi kehidupan manusia. Dampak yang terjadi seperti sarana -prasarana (infrastruktur) menjadi rusak, terjadinya bencana alam dimana-mana, harga pangan yang semakin meningkat (mahal), dan udara menjadi semakin kotor.
Menurut Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), kejadian ekstrem akibat perubahan iklim dapat menyebabkan banjir atau pada gilirannya dapat merusakkan sarana - prasarana (infrastruktur) menjadi rusak. Hal yang dikhawatirkan dari perubahan iklim adalah meningkatnya harga jual pangan. Meningkatnya harga pangan terjadi karena berkurangnya produksi hasil pangan akibat beberapa faktor penghambat seperti kekeringan dan gagal panen.
Indonesia merupakan sebuah negara agraris. Perubahan iklim akan memengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang saling berkaitan dengan sektor pertanian, ketiga unsur itu adalah : (1) naiknya suhu udara berdampak pada unsur iklim lain terutama kelembapan udara dan dinamika atmosfer (El Nino dan La Nina), (2) berubahnya pola curah hujan dan semakin 1
meningkatnya intensitas curah hujan akan mengganggu proses pertumbuhan tanaman, (3) serta naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara (Las, 2007). Selain itu perubahan iklim akan berdampak pada pergeseran musim, yakni dengan semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, hujan merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman
pertanian.
Setiap
tanaman
memerlukan
air
dalam
siklus
pertumbuhannya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yang disebabkan oleh berubahnya kondisi curah hujan akan memengaruhi siklus pertumbuhan tanaman (Garrett et al. 2006).
Menurut Kementerian Pertanian, subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari luas area maupun produksi. Ada beberapa komoditas perkebunan yang menonjol di Indonesia salah satunya adalah kelapa sawit dan kopi. Pada tahun 2013 luas areal perkebunan sawit mencapai 10 juta ha. Dengan komposisi 4,9 juta ha perkebunan swasta, 0,68 juta ha BUMN dan 4,4 juta ha perkebunan rakyat. Industri kelapa sawit perannya sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Industri ini menyumbang cukup besar dalam penerimaan negara yang nilainya sebesar US$ 15.800.000.000 atau sekitar 175 triliun rupiah . Kelapa sawit merupakan salah satu andalan dalam sektor non migas Indonesia. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit adalah salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia (Saragih, 2001).
Kopi juga merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa cukup besar. Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.210.365 ha dengan produksi 686,92 ton dan volume ekspor 433.595 ton atau setara dengan US$ 814.311.000. Komposisi kepemilikan perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 96% dari total areal di Indonesia dan 2% sisanya merupakan Perkebunan Besar Negara (PBN) serta 2% merupakan Perkebunan Besar Swasta (PBS), hal ini menunjukkan bahwa peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup signifikan (Ditjenbun, 2013). 2
Perubahan iklim dan perkebunan kopi memiliki keterkaitan erat. Meningkatnya suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim juga dikaitkan dengan meningkatnya kasus penyakit tanaman kopi. Penyakit ini disebut jamur atau karat daun atau La Rolla. Penyakit daun akan memengaruhi hasil panen kopi di seluruh dunia. Ethiopia, India, Kosta Rika, dan Kolombia, termasuk negara penghasil kopi terbesar di dunia, mengalami penurunan produksi kopi akibat penyakit jamur daun. Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia. Menurut Andrea Illy (2016) , CEO perusahaan kopi Italia, pada Forum Ekonomi Dunia, perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi produksi kopi dalam jangka menengah dan panjang. Ancaman yang dimaksud berupa suhu terlalu tinggi, kekeringan, dan hujan yang berlebih di sentral produksi kopi. Pertumbuhan kopi sangat dipengaruhi kondisi lingkungan hidup. Kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup akan menyebabkan kerentanan produksi kopi.
Untuk kelapa sawit, pergeseran pola musim yang tidak menentu membuat para petani sulit memprediksi keadaan cuaca, menghambat proses pengangkutan, hasil buah tidak maksimal dan kualitas buah yang buruk. Menurut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, tanaman kelapa sawit bila tidak terkena hujan dalam tiga bulan berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit menurun. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit, namun yang terpenting adalah tidak terjadi defisit (kekurangan) air. Bila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap air dari dalam tanah. Oleh karena itu, musim kemarau yang berkepanjangan akan menurunkan produksi kelapa sawit.
Di Indonesia persebaran perkebunan bisa dilihat dari Sumatera hingga Sulawesi. Dari sejumlah daerah penghasil sawit, Provinsi Riau adalah salah satu yang terbesar dan Pemerintah Daerah Riau mengutamakan kelapa sawit sebagai komoditas unggulan daerah. Hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan yang disebabkan untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Walaupun sering terjadi kebakaran hutan, hal ini tidak menurunkan produksi dan tetap menjadikan Provinsi Riau menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar (Saragih, 2001). Ada beberapa alasan Pemerintah Daerah Riau mengutamakan kelapa sawit sebagai komoditas utama, antara lain: dari segi fisik dan lingkungan daerah Riau 3
memungkinkan bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit, kondisi tanah yang memungkinkan untuk ditanami kelapa sawit, dari segi pemasaran hasil produksi Daerah Riau mempunyai keuntungan karena letaknya yang strategis dengan pasar internasional, dan berdasarkan hasil yang telah dicapai menunjukkan bahwa kelapa sawit memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada petani dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya (Syahza, 2002).
Provinsi yang berkontribusi paling besar penghasil produksi kopi antara lain, Provinsi Lampung. Produksi kopi di Provinsi Lampung mencapai 134.700 ton pada 2013 dan terus meningkat hingga tahun 2014 memberikan kontribusi terhadap total produksi kopi nasional dibandingkan produksi kopi di provinsi lain (Ditjen Perkebunan, 2014). Kopi merupakan salah satu produk pertanian unggulan Provinsi Lampung dengan jangkauan pemasaran mencakup dalam negeri dan luar negeri. Kopi juga merupakan tanaman tahunan yang menjadi sumber pendapatan perkebunan sebagian besar masyarakat petani Lampung. Keunggulan kopi Lampung yang sudah menjadi ciri ialah rasa dan aroma yang menonjol. Sebagian besar perkebunan kopi di Lampung berada di dataran tinggi merupakan perkebunan rakyat. Perkebunan kopi di Provinsi Lampung merupakan contoh bagi perkebunan kopi terbaik karena peningkatan produksi dan mutu kopi, sehingga kopi merupakan komoditas unggulan di Provinsi Lampung (Disbun Lampung, 2014).
1.2
Rumusan Masalah Naiknya suhu di Samudera Pasifik ini mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan. Pada saat normal hujan banyak turun di Australia dan Indonesia, namun akibat El Nino hujan banyak turun di Samudera Pasifik, sedangkan di Australia dan Indonesia mengalami kekeringan (Las, 2007). Menurut BMKG menyatakan bahwa pada tahun 2015 gejala El Nino terjadi di Indonesia hingga awal tahun 2016. Gejala El Nina akan berpengaruh terhadap total produksi perkebunan kelapa sawit dan kopi. Akan tetapi, menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2014 sebelum terjadi gejala El Nina produksi kopi di Lampung sebesar 131.515 ton dan pada tahun 2015 setelah terjadi El Nina produksi kopi tetap mengalami peningkatan 131.854 ton. Begitu juga dengan produksi kelapa sawit pada tahun 2014 sebelum terjadi El Nina produksi kelapa 4
sawit sebesar 7.037.636 ton dan pada tahun 2015 setelah terjadi El Nina produksi kelapa sawit sebesar 7.442.557 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik peningkatan produksi kelapa sawit dan kopi juga sejajar dengan PDRB Provinsi Riau dan Lampung. PDRB Riau tahun 2014 sebesar 70.664.664 juta dan pada tahun 2015 menaglami peningkatan sebesar 82.687.187 juta. PDRB Lampung pada tahun 2014 sebesar 61.676.700 juta dan pada tahun 2015 sebesar 63.932.022 juta.
Berdasarkan temuan beberapa penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh perubahan iklim terhadap hasil produksi pertanian. Sehingga, penelitian ini memunculkan pertanyaan penelitian, yaitu :
Faktor-faktor apa yang menyebabkan produksi kelapa sawit dan kopi di Provinsi Riau dan Lampung tetap mengalami peningkatan serta pengaruhnya terhadap PDRB walaupun terjadi perubahan iklim ?
1.3
Tujuan dan kegunaan penelitian Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penyebab PDRB Riau dan Lampung tetap mengalami kenaikan walaupun ada perubahan iklim yang berdampak negatif terhadap produk – produk pertanian unggulannya. Perubahan iklim meliputi suhu dan curah hujan. Maka dengan itu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang dampak perubahan iklim terhadap perekonomian dan menempatkannya secara lebih proposional.
5
1.4
Kerangka Pemikiran
Perubahan Iklim : 1. Suhu 2. Curah hujan
Volume Produksi Kelapa Sawit
Volume Produksi Kopi
PDRB sektor pertanian Riau
PDRB sektor pertanian Lampung
Bagan diatas memperlihatkan bagaimana beberapa faktor-faktor yang dianggap relevan dalam mempengaruhi volume produksi (laba dan luas lahan) hasil komoditi pertanian terutama hasil komoditi perkebunan yaitu kelapa sawit dan kopi di Indonesia. Dari bagan diatas terlihat bagaimana perubahan iklim (suhu dan curah hujan) berpengaruh terhadap volume produksi (laba dan luas lahan) komoditi kelapa sawit dan kopi, yang notabene berpengaruh terhadap PDB sektor pertanian di Provinsi Riau dan Provinsi Lampung. Pada akhirnya penelitian ini bertujuan melihat seberapa besar dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian di Indonesia.
6