ENHA PUNJABI
To T he Point
PSIKOTES Persiapan Efektif Memahami Tes TPA+TBS Plus Paper & Pencil
+ STRATEGI WAWANCARA KERJA DAN PROMOSI JABATAN
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Ketentuan pidana pasal 72 UU No. 19 tahun 2002: Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000.00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah). Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).
To T he Point
PSIKOTES Persiapan Efektif Memahami Tes TPA+TBS Plus Paper & Pencil + STRATEGI WAWANCARA KERJA DAN PROMOSI JABATAN
PERSIAPAN TES MASUK KERJA SWASTA-CPNS BUMN-TNI-POLRI KENAIKAN JABATAN & PENGAJUAN BEASISWA DILENGKAPI RINGKASAN MATERI TIPS DAN TRIK MENGERJAKAN SOAL SOAL BAHAS, EVALUASI FULL PEMBAHASAN
To T he Point
PSIKOTES Persiapan Efektif Memahami Tes TPA+TBS Plus Paper & Pencil
+ STRATEGI WAWANCARA KERJA DAN PROMOSI JABATAN
Penyusun
: Enha Punjabi
Editor Copyeditor Tata letak Ilustrator Programer
: O Zie : Duwi : Poppy, Marlina, Gunawan : Dyan : Jaya, Stevanus, Dion
Anggota IKAPI : 164/JTI/2015 Penerbit : Genta Smart Publisher Jl. Merbabu Timur No. B3 Bibis Luhur RT 02 RW 22 Banjarsari - Solo Telp./Fax 0271 858218 Email:
[email protected] Website: www.genta-smart.com Cetakan
: I. Solo - Agustus 2016
Katalog Dalam Terbitan To The Point Psikotes: Persiapan Efektif Memahami Tes TPA + TBS, Enha Punjabi Cet. I. – Solo Genta Smart Publisher, 2016 viii + 336 : ilus: 190 mm x 260 mm ISBN 978-602-6359-02-5 I. Pendukung Pelajaran
I. Judul
Jika Anda menemukan kesalahan cetak, cacat produk, atau kesalahan lain dalam buku ini, silakan kontak kami atau kembalikan kepada kami untuk diganti.
PENGANTAR Meraih kesuksesan bukan perkara sulit jika Anda mengetahui triknya. Kuncinya, cukup menjadi diri sendiri dan melakukan yang terbaik. Sukses bukan semata bertumpu pada hal-hal yang Anda lakukan. Lebih dari itu, kepercayaan diri pun sangat dibutuhkan. Seperti halnya jika kita ikut psikotes. Sukses lolos psikotes adalah harapan bagi sebagian orang. Namun, terkadang harapan ini tidak tercapai karena kurang siapnya peserta tes dalam menghadapi serangkaian tes. Buku ini hadir sebagai buku panduan yang akan membantu Anda mewujudkan harapan agar lolos psikotes. Buku ini hadir setelah melalui proses yang panjang. Berbagai langkah dilakukan agar menghasilkan sebuah buku yang benar-benar dapat dijadikan sebagai pegangan bagi calon peserta psikotes. Buku ini adalah pilihan yang tepat! Buku ini disusun dengan konsep: ● Ringkasan materi ● Pola soal ● Evaluasi Hal ini menjadikan Anda dapat mengukur sejauh mana kemampuan yang Anda miliki dalam mengerjakan psikotes. Buku ini juga dilengkapi Kemampuan PnP (Paper n Pencil) dan Psikotes Kompilasi yang dapat menambah pengetahuan Anda mengenai psikotes. Jadi, buku dan software/CD ini dapat Anda gunakan sebagai latihan sehingga menjadi senjata ampuh untuk lolos psikotes. Semoga buku ini bermanfaat, khususnya bagi calon peserta psikotes dan umumnya bagi yang ingin mempelajari pola soal psikotes. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Solo, Agustus 2016 Penyusun
DAFTAR ISI Seputar Panduan Psikotes
1
Kemampuan Verbal • Sinonim (Persamaan Kata) A. Ringkasan Materi ------------ B. Pola Soal ----------------------- C. Evaluasi ------------------------- • Antonim (Lawan Kata) A. Ringkasan Materi ------------ B. Pola Soal ----------------------- C. Evaluasi ------------------------- • Analogi (Padanan Hubungan) A. Ringkasan Materi ------------ B. Pola Soal ----------------------- C. Evaluasi ------------------------- • Bacaan A. Ringkasan Materi ------------ B. Pola Soal ----------------------- C. Evaluasi ------------------------- • Deduktif/Silogisme A. Ringkasan Materi ------------ B. Pola Soal ----------------------- C. Evaluasi ------------------------- • Analisis A. Ringkasan Materi ------------ B. Pola Soal ----------------------- C. Evaluasi -------------------------
7 9 10 12 15 16 18 21 22 24 31 37 43 61 65 72 81 83 90
Kemampuan Numerik 109 • Aljabar A. Ringkasan Materi ------------ 111 B. Pola Soal ----------------------- 113 C. Evaluasi ------------------------- 115 • Aritmetika A. Ringkasan Materi ------------ 132 B. Pola Soal ----------------------- 134 C. Evaluasi ------------------------- 142 • Deret Angka dan Huruf A. Ringkasan Materi ------------ 155 B. Pola Soal ----------------------- 157 C. Evaluasi ------------------------- 160 • Geometri A. Ringkasan Materi ------------ 171 B. Pola Soal ----------------------- 175 C. Evaluasi ------------------------- 181
Kemampuan Spasial • Figural • Ringkasan Materi ------------ • Deret Gambar A. Pola Soal ----------------------- B. Evaluasi ------------------------- • Beda Gambar A. Pola Soal ----------------------- B. Evaluasi ------------------------- • Penelusuran • Evaluasi ------------------------- • Melengkapi Gambar • Evaluasi ------------------------- • Analitik Gambar • Evaluasi ------------------------- Kemampuan PnP (Paper and Pencil) • Tes Wartegg------------------------- • Tes Kraepelin-Pauli/ Tes Koran ----------------------------- • Tes Grafis ----------------------------- • Tes BAUM (Draw a Tree/ Menggambar Pohon) ----------- • Draw a Man (Menggambar Orang) ---------- • House Tree Person Test (HTP Test) -----------------------------
185 186 196 203 199 212 217 228 239 245 246 259 276 278 286 293
Psikotes Kompilasi • Tes Karakteristik Pribadi --------- • Tes Inteligensi Umum ------------- • Tes Wawasan Kebangsaan ---
299 300 305 310
Wawancara 317 Wawancara Kerja----------------------- 318 • Trik Cerdas Wawancara Kerja----------------- 319 • Kategori Pertanyaan Wawancara Kerja----------------- 321 • 46 Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan ------ 322 • Pertanyaan-Pertanyaan Lain yang Mungkin---------------- 323 • Tips Cara Menjawab Wawancara Kerja dengan Baik dan Benar -------- 324 • Pertanyaan Jebakan dalam Wawancara Kerja: Terdengar Sederhana, tetapi Berbahaya ----------------- 326 • Tips Negosiasi Gaji untuk Fresh Graduate ----------- 328 • 8 Keterampilan yang Paling Dicari Saat Ini, Apa Anda Punya Salah Satunya? ---------- 330 Wawancara Promosi Jabatan ----- 332
SEPUTAR
PSIKOTES TPA/TBS Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan umum, terdapat kemampuankemampuan yang sangat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik membawa individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan/pendidikan formal/informal. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Tes inteligensi (tes IQ) tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus sehingga bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi. Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut TES BAKAT atau APTITUDE TEST. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test/Tes Bakat Skolastik (TBS). Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Tes Potensi Akademik (TPA) adalah suatu tes yang yang diperuntukkan mengukur kemungkinan keberhasilan seseorang apabila yang bersangkutan melanjutkan ke dunia akademik atau memangku jabatan/golongan yang membutuhkan kemampuan akademis. Skor TPA/TKU masing-masing penyelenggara mempunyai kriteria sendiri, tetapi TPA/TKU yang telah umum dipergunakan dan diakui secara internasional, yaitu yang diselenggarakan OTO Bappenas dan
Seputar PSIKOTES TPA/TBS
1
bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di dalam negeri. Skor Tes Potensi Akademik antara 200–800. Skor paling rendah adalah 200 dan paling tinggi (apabila benar semua) adalah 800. Seseorang dianggap mempunyai kemampuan rata-rata (mean) bila mampu mencapai skor 500. Skor TPA yang diterbitkan OTO Bappenas berlaku hingga 2 th (dua tahun) sejak tanggal tes, dan tidak dapat diperpanjang kecuali yang bersangkutan mengikuti tes TPA kembali. Materi soal TPA terdiri dari 3 subtes yang masing-masing subtes memiliki skor antara 20–80, sehingga nilai/ skor total didapat dari penjumlahan skor ketiga subtes tersebut dibagi 3 dan dikalikan 10 (rincian ini dapat dilihat di kertas skor TPA OTO-Bappenas). Materi soal TPA, TBS, TKU, TKA serupa dengan GRE dan GMAT karena soal-soal TPA memang kombinasi antara keduanya. Pelatihan TPA/TKU/TKA diadakan untuk mengenalkan model Tes dengan pertimbangan orang yang mempunyai potensi tinggi, tetapi belum pernah mengenal bentuk soal dan strategi mengerjakan tes seleksi tersebut selalu mendapat skor/nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan orang yang pernah mengikuti dan telah memahami aturan mainnya. Dengan mengikuti pelatihan ini, nilai dapat dimaksimalkan dan skor yang didapat peserta lebih objektif. Jika setelah mengikuti pelatihan skornya tinggi, memang objektifnya tinggi. Jika rendah, memang objektifnya rendah. Saat ini, TPA telah menjadi tes standar penyaringan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), rekrutmen karyawan swasta, serta karyawan BUMN. Bahkan, kenaikan jabatan setingkat manajer di berbagai perusahaan juga mempersyaratkan karyawannya mencapai TPA dengan skor minimum tertentu. Tes Potensi Akademik juga umum dipakai sebagai tes penerimaan mahasiswa untuk jenjang S-2 dan S-3. Adapun, Tes Potensi Akademik umumnya memiliki empat jenis soal. Empat jenis soal Tes Potensi Akademik adalah tes verbal atau bahasa, tes numerik atau angka, tes logika, dan tes spasial atau gambar. Tes verbal berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang pada bidang kata dan bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata, dan tes pengelompokan kata. Tes angka berfungsi mengukur kemampuan seseorang pada bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik (hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka, dan tes angka dalam cerita. Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika umum, tes analisis pernyataan dan kesimpulan (silogisme), serta tes logika cerita dan tes logika diagram. Tes spasial atau tes gambar berfungsi mengukur daya logika ruang yang dimiliki seseorang. Tes ini meliputi tes padanan hubungan gambar, tes seri gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar, dan tes identifikasi gambar.
2
TO THE POINT PSIKOTES
FAQ: Frequently Asked Questions
Tes Potensi Akademik Apa yang dimaksud Tes Potensi Akademik (TPA)? Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang pada bidang akademis atau keilmuan. Apa tes GRE itu? Tes GRE (Graduate Record Examination) adalah sebuah tes yang juga mengukur kemampuan dan bakat seseorang pada bidang akademis. Tes ini menjadi standar internasional syarat penerimaan mahasiswa Perguruan Tinggi. Apa hubungan TPA dan GRE? Kemunculan tes TPA ini memang merujuk pada tes GRE. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa TPA adalah GRE-nya Indonesia. Karena poin-poin pertanyaan dan bidang yang diuji hampir sama. Untuk tujuan apa diadakan TPA? Di Indonesia, Tes Potensi Akademik ini umumnya dipergunakan sebagai syarat penerimaan mahasiswa S-2 dan S-3, juga dalam penyaringan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), rekrutmen karyawan swasta dan BUMN, bahkan juga dipakai sebagai syarat kenaikan jabatan setingkat manajer pada bidang pekerjaan. Apa saja yang diujikan dalam tes TPA? Tes Potensi Akademik mengujikan empat bidang kemampuan, yaitu kemampuan seseorang pada bidang verbal atau bahasa, kemampuan seseorang pada bidang numerik atau angka, kemampuan seseorang pada bidang logika, dan kemampuan pada bidang spasial atau gambar. Apa saja yang diujikan dalam tes bahasa? Tes bahasa menguji kemampuan seseorang dalam hal sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata), padanan hubungan kata, dan kemampuan seseorang dalam hal pengelompokan atau identifikasi kata. Apa saja yang diujikan dalam tes angka? Tes angka menguji kemampuan seseorang dalam hal aritmetik (berhitung), kemampuan berpikir terstruktur untuk melihat seri angka, seri huruf, kemampuan berlogika dalam angka dan kemampuan memformulasikan logika angka dalam cerita. Apa saja yang diujikan dalam tes logika? Tes logika menguji kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika umum, tes analisis pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika cerita, dan tes logika diagram. Seputar PSIKOTES TPA/TBS
3
Apa saja yang diujikan dalam tes gambar? Tes gambar bertujuan menguji daya logika ruang yang dimiliki seseorang. Tes gambar meliputi tes padanan hubungan gambar, tes seri gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar, dan tes identifikasi gambar. Bagaimana sistem skoring dalam TPA? Sistem skoring TPA sama dengan GRE karena TPA memang merujuk pada tes tersebut. Rentang skor adalah 200–800. Jawaban salah tidak mengurangi nilai. Untuk lebih jelasnya, sistem skoring dan perhitungan nilai ini dapat Anda lihat pada buku TPA. Berapa skor TPA minimum yang diperlukan untuk dapat masuk S-2, S-3, dan berapa pula untuk rekrutmen kerja? Skor minimum ini bergantung pada institusi Perguruan Tinggi atau institusi perusahan masingmasing. Ada yang mensyaratkan minimal 450, ada yang 500, dan ada pula yang 550. Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk menghadapi Tes Potensi Akademik? Seperti halnya tes-tes lainnya, untuk menghadapi tes TPA, Anda harus banyak berlatih, berlatih, dan berlatih soal. Dengan berlatih, Anda menjadi akrab dengan berbagai jenis dan tipe soal sehingga kemampuan analisis Anda semakin terasah dan semakin tajam. Kemampuan analisis yang tajam sangat membantu Anda nantinya dalam menempuh tes TPA dan meraih skor hasil yang optimal. Saya ingin skor TPA meningkat. Bagaimana cara untuk meningkatkan skor TPA saya tersebut? Untuk meningkatkan skor Tes Potensi Akademik, Anda harus menguasai trik-trik tertentu. Dengan trik-trik tersebut, Anda memiliki peluang besar untuk meningkatkan skor TPA sangat Anda. Trik ini dapat Anda temukan dalam buku TPA.
4
TO THE POINT PSIKOTES
Tips dan Trik
Tes Potensi Akademik Tes Potensi Akademik dianggap sebagai tes yang sulit bagi sebagian besar orang. Namun sesungguhnya, ada beberapa tips dan trik yang dapat membantu Anda dalam menghadapi TPA ini. Tips dan trik dalam menghadapi TPA sebagai berikut.
Satu bulan sebelumnya berlatihlah soal-soal TPA sebanyak mungkin dan patuhilah batasan waktu dalam mengerjakan TPA yang ada. Ini penting untuk membiasakan diri Anda bekerja cepat menyelesaikan soal-soal tersebut. Jika Anda tidak mematuhi batasan waktu tersebut, Anda akan terbiasa mengerjakannya dengan santai dan dalam waktu yang lama. Jika ini terjadi, ketika Anda mengerjakan soal TPA yang sebenarnya, Anda akan mengalami kesulitan pengaturan waktu. Latihan soal-soal TPA sebanyak-banyaknya akan membuat Anda akrab dengan berbagai jenis dan model soal. Analisis Anda dalam mengerjakan soalsoal tersebut juga akan meningkat seiring dengan banyaknya latihan yang Anda kerjakan. Dalam tes TPA, tes angka yang diberikan umumnya adalah angka-angka yang bisa dikerjakan tanpa harus menggunakan rumus-rumus matematika tertentu yang rumit. Oleh sebab itu, tak perlu Anda menghafal berbagai macam rumus-rumus matematika yang rumit untuk menghadapi tes TPA. Hal itu justru akan membebani Anda saja. Yang diperlukan adalah logika berpikir terstruktur. Dengan banyak latihan soal, logika berpikir Anda akan terbantu untuk semakin terstruktur sehingga memudahkan Anda mengerjakan soal-soal serupa dengan cepat dan benar. Saat Anda mengerjakan soal-soal TPA, kondisikan diri Anda dalam keadaan konsentrasi penuh, tetapi rileks, tidak tegang, dan tidak panik. Tegang hanya akan membuat energi otak Anda cepat terkuras. Panik membuat Anda mengerjakan soal secara ceroboh dan terburu-buru sehingga mudah terkecoh oleh jawaban yang sekilas benar. Jangan memperturutkan rasa penasaran Anda terhadap satu soal tertentu. Ini sangat berbahaya. Rasa penasaran terhadap satu soal tertentu (biasanya terjadi pada soal-soal numerik atau angka) membuat waktu Anda terkuras untuk mengerjakan soal tersebut. Belum lagi energi Anda juga turut berkurang secara signifikan. Ditambah lagi emosi juga akan naik, jika ternyata kemudian Anda gagal menemukan jawabannya. Ingatlah bahwa setiap butir soal TPA memiliki bobot nilai yang sama. Jadi, jangan membuang-buang waktu untuk sekedar memperturutkan rasa penasaran Anda tersebut.
Seputar PSIKOTES TPA/TBS
5
6
TO THE POINT PSIKOTES
KEMAMPUAN VERBAL • Sinonim (Persamaan Kata) • Antonim (Lawan Kata) • Analogi (Padanan Hubungan) • Bacaan • Deduktif/Silogisme • Analisis 5.
SE (A) KULE (B) ke R >< (C) du agam ... (D tra niaw aan (E) ) roh disio i m an na od ia8h l ern . 8
+ – –
8 (A + 9 (B) ) 15 + 78 –8 (C) 88 5 9= (D 86 ... (E) ) 72 2 0
+
– +
–+
–+
– +
TO THE POINT
PSIKOTES
Kemampuan VERBAL
7
–+
–+
–+ + –
KEMAMPUAN
VERBAL Tes verbal dilakukan untuk menguji kemampuan peserta tes dalam kecakapan, keterampilan, kecepatan, dan kebenaran mengolah kata atau untuk melihat bagaimana pemikiran Anda dalam menggunakan kata-kata. Inteligensi sangat berkorelasi dengan kemampuan verbal jauh lebih tinggi dari korelasi dengan tes numerik dan tes visual, dan masih di bawah tes logika. Tes verbal bergantung sekali pada kemampuan bahasa dan secara tidak langsung pada pendidikan. Tes ini tergolong mudah karena itu disarankan untuk memperoleh nilai tinggi pada tes ini. Meskipun soalnya tidak terlalu sulit, tetapi tes jenis ini cukup menentukan hasil tes. Karena bukan jawaban benar atau salah yang dinilai melainkan adalah penalaran (logika) dan kecepatan Anda berpikir dalam menelaah soal dan mencari solusi dalam waktu singkat. Tes verbal terdiri dari beberapa bentuk tes: • Tes persamaan kata (sinonim), • Tes lawan kata (antonim), • Tes analogi, • Tes pemahaman bacaan (wacana), • Deduktif/Silogisme, dan • Analisis.
8
TO THE POINT PSIKOTES
Tes Sinonim
PERSAMAAN KATA Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang hampir sama atau sepadan. Orang yang menguasai sinonim berarti menguasai vokabuler. Di samping itu, dengan menguasai sinonim berarti dapat pula mengolah berbagai kata. Setiap kata sebenarnya mempunyai banyak sinonim, sesuatu yang kelihatannya sama, tetapi ada perbedaan nuansa bagi tiap-tiap bahasa. Tes ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk berbahasa. Kadang kala, soal bisa berasal dari kata asing (bahasa Inggris). Nah, untuk soal dari kata asing ini, Anda harus menerjemahkan lebih dahulu baru kemudian mencari padanan katanya. Karena itu, bacalah dengan cermat setiap petunjuk yang diberikan pada tiap bagian tes. Tes ini ditujukan untuk mengukur tingkat kewaspadaan dan kecermatan terhadap suatu indikasi yang sama/mirip, sekaligus mengukur wawasan Anda dan sejauh mana Anda dapat mengetahui kata-kata yang artinya hampir sama. Tugas Anda adalah mencari arti kata yang sama atau mirip dengan kata yang tersedia. Jika Anda tidak mengenal kata yang tersedia atau terdapat lebih dari satu jawaban yang menurut Anda benar, coba buat kata tersebut ke dalam kalimat yang paling umum kemudian ganti kata tersebut dengan pilihan yang ada di soal! TIPS DAN TRIK Berdasarkan pengalaman dan pengamatan kami dalam mengikuti ujian-ujian TPA program Pascasarjana dan OTO Bappenas, soal-soal jenis ini (sinonim) sekitar 53% adalah kata serapan dari bahasa asing dan bahasa daerah, sekitar 17% merupakan istilah-istilah pada dunia teknik, kedokteran, sains, pertanian, dan lain-lain, serta sisanya adalah istilah-istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Soal sinonim dari kata serapan dapat diidentifikasi dengan cara jangan memilih jawaban yang memiliki kemiripan bunyi, baik di awal atau akhir suku kata. Untuk dapat menjawab soal jenis ini dengan benar, Anda harus banyak membaca, terutama Kamus Besar Bahasa Indonesia. Atau, paling tidak Anda dapat menguasai berbagai jenis soal sinonim pada buku ini.
Kemampuan VERBAL
9
Pola Soal
Tes Sinonim (Persamaan Kata) 1. PARTIKELIR = ... (A) tukang parkir (B) partisan (C) partisi (D) swasta (E) enterpreneur
Jawaban: (D) Trik Mana di antara kelima pilihan jawaban ini yang mempunyai arti kata yang sama atau setidaknya mendekati dari kata “Partikelir”? Untuk menjawab persoalan tersebut, Anda tidak dapat main tebak begitu saja, tetapi harus mengerahkan segenap kemampuan yang ada. Tentunya, Anda harus memahami betul arti dan makna dari kata yang dimaksud. Jawaban yang tepat adalah “swasta” (D).
2. PANDIR = ... (A) agak pintar (B) bebal (C) tidak jenius (D) cebol (E) pendek
Jawaban: (B) Trik Kata “PANDIR” mungkin asing bagi telinga Anda, tetapi tidak bagi para orang tua atau mereka yang menyukai sastra. Untuk menjawab soal ini perhatikan pilihan jawaban, apa termasuk dalam satu kelompok atau berdiri sendiri. Pada pilihan jawaban, kita mendapati tiga makna yang sekelompok, yaitu (A) (agak pintar), (B) (bebal), dan (C) (tidak jenius) sedang pilihan yang lain dapat Anda abaikan. Perhatian jika Anda pusatkan pada dua makna, yaitu “agak pintar” dan “tidak jenius”, mungkin soal yang dimaksud berkaitan dengan kecerdasan. Jika kedua pasangan kata tadi mengandung makna kurang cerdas atau tidak pintar, tetapi bukan berarti bodoh, persamaan kata yang dimaksud dalam soal adalah yang berkaitan dengan kepintaran. Jika pilihan (A) dan (C) mengandung makna atau artian tidak pintar, ini bukan pilihan jawaban yang benar karena tidak mungkin dalam satu soal terdapat dua jawaban. Jadi, pilihan jawab dapat tertuju pada jawaban (B) bebal. Kata bebal ini mengandung arti bodoh sekali sepadan dengan kata pandir.
10
TO THE POINT PSIKOTES
3. OBESITAS = ... (A) kurus (B) tambun (C) tinggi (D) cebol (E) pendek
Jawaban: (B) Trik Jika Anda tidak paham dengan kata OBESITAS, caranya dengan mencermati pilihan jawaban. Pada soal terdapat tiga kata yang dominan dalam satu kelompok, yaitu pilihan (C) tinggi, (D) cebol, (E) pendek. Jawaban (D) dan (E) mengandung arti yang sama, yaitu tidak tinggi. Sedang jawaban (C) jelas berbeda dengan (A), (B), (D), dan (E). Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu berhati-hati karena tidak ada dua jawaban dalam satu soal, pilihan (D) dan (E) dapat Anda abaikan. Pilihan sekarang terpusat pada pilihan (A), (B), dan (C). Pilihan (A) dapat mengandung arti yang berlawanan, (A) (kurus) berarti tidak gemuk, sedang (B) (tambun) mengandung arti tubuh yang gempal atau gemuk. Karena jawaban soal yang diminta adalah kata yang sepadan bukan lawan kata, kata yang sepadan dengan “obesitas” adalah gemuk atau tambun. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah pilihan (B).
4. FAKULTATIF = ... (A) masih diperdebatkan (B) tidak diwajibkan (C) tidak dianjurkan (D) masih dipertimbangkan (E) melambangkan
Jawaban: (B) FAKULTATIF = (1) tidak diwajibkan (tentang pelajaran, hari libur, dsb); (2) bersifat pilihan, boleh memilih salah satu bidang ilmu yang sesuai dengan bakat atau yang disukai (tentang jurusan bidang ilmu).
5. KULMINASI = ... (A) proses penyatuan (B) penghitungan dini (C) puncak tertinggi (D) percepatan gerakan (E) kecepatan maksimum
Jawaban: (C) KULMINASI = (1) puncak tertinggi; tingkatan tertinggi; (2) titik tertinggi yang dicapai suatu benda langit dalam peredaran (semunya) mengelilingi bumi (seperti matahari mencapai titik kulminasi pukul 12.00).
Kemampuan VERBAL
11
Tes Antonim
LAWAN KATA Tes antonim ditujukan untuk mampu melihat kebenaran secara terbalik, sekaligus melihat wawasan seseorang. Hal yang dimaksud kebenaran secara terbalik, bahwa seseorang mengetahui sesuatunya benar atau salah tidak hanya secara fenomenologis, tetapi dapat juga secara dialektis. Pada tes ini, Anda dituntut untuk menguasai perbendaharaan kata bahasa sebaik mungkin. Pada bagian ini, Anda harus mencari kata yang paling bertentangan dengan yang diberikan. Tes antonim juga menunjukkan kemampuan verbal seseorang, dan merupakan salah satu indikator inteligensi seseorang. Jika pada sinonim yang dicari adalah arti kata yang sama, pada antonim justru kebalikan atau lawan kata. Tujuan utama dari antonim adalah mengenal relasi dari kata-kata itu. Jika ada hitam, ada putih. Jika ada bayi, ada kakek dan sebagainya. Dengan demikian, setiap kata dicoba untuk mencari antonimnya.
Kemampuan VERBAL
15
Pola Soal
Tes Antonim (Lawan Kata) 1. TEMPORER >< ... (A) jarang (B) sering (C) sesekali (D) sementara (E) tidak pernah
Jawaban: (B) Trik Perhatikan kata “TEMPORER” yang dimaksud bermakna waktu yang sifatnya sementara tidak sering. Kata ini juga sepadan dengan (C) sesekali atau (A) jarang, tetapi pernah melakukan dan berbeda dengan (E) tidak pernah. Jika pilihan jawaban (A), dan (C) mempunyai arti yang setara dengan (D) sementara atau temporer berarti ini bukan pilihan jawaban yang tepat karena soal yang diminta adalah lawan kata (antonim) bukan persamaan kata (sinonim). Jadi, pilihan yang tepat untuk menjawab soal ini adalah pilihan (B).
2. PANGKAL >< ... (A) hulu (B) asal (C) awal (D) ujung (E) kuala
Jawaban: (D) Trik Kata “PANGKAL” menyatakan sisi bagian muka atau bawah (pohon). Jika kata ini mempunyai arti yang sepadan dengan bagian muka, (A) hulu, (B) asal, (C) awal, dan (D) kuala, lawan kata dari bagian muka adalah bagian akhir atau sisi bagian ujung. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah (D).
16
TO THE POINT PSIKOTES
3. TUBA >< ... (A) pahit (B) madu (C) racun (D) bisa (E) nila
Jawaban: (B) Trik Jika ada pernah mendengar ungkapan “air susu dibalas dengan air tuba”, ‘tuba’ menyatakan sesuatu rasa yang tidak mengenakkan, terasa pahit (pilihan A). Sedang kata “TUBA” juga berarti racun (pilihan C), dan berasal dari “bisa” (pilihan D). Jika “tuba” dianalogikan dengan rasa tidak enak atau (A) pahit, (C) racun, dan (D) bisa, lawannya adalah sesuatu hal yang bersifat manis, sedang rasa manis dapat juga berasal dari madu (pilihan B). Jadi, lawan dari kata “tuba” adalah “madu”, yakni pilihan (B).
4. PAKAR >< ... (A) pelopor (B) awam (C) terpelajar (D) ahli (E) pionir
Jawaban: (B) Trik Cara menjawab soal, tidak berbeda dengan cara menjawab seperti dalam tes padanan kata. Cukup cari persamaan katanya, selanjutnya tentukan lawan katanya. Kata “PAKAR” memiliki makna “ahli” atau “spesialis” sehingga lawan kata yang tepat dari kata tersebut adalah “awam” (B).
5. TENTATIF >< ... (A) tepat (B) jelas (C) pasti (D) langsung (E) jumlah
Jawaban: (C) TENTATIF = (1) belum pasti; masih dapat berubah: Menteri Riset dan Teknologi mengakui bahwa data itu belum final, masih …; (2) sementara waktu: penonaktifannya hanya bersifat … Jadi, lawannya “tentatif” adalah “pasti”.
Kemampuan VERBAL
17
Tes Analogi
PADANAN HUBUNGAN Pada tes ini, yang harus Anda cari adalah kata atau kalimat penghubung yang dapat menghubungkan pasangan kata yang tersedia di sebelah kiri sehingga pasangan tersebut mempunyai hubungan yang sama atau serupa dengan pasangan kata yang ada di sebelah kanan. Jika pada pilihan terdapat lebih dari satu jawaban berdasarkan cara ini, maka lihat jenis katanya atau cari hubungan yang lebih spesifik. Peserta tes yang belum pernah menghadapi soal tes seperti ini, tentu akan kebingungan dan mengatakan bahwa soal ini cukup sulit. Tetapi, bagi mereka yang sudah pernah atau kenal dengan tes ini, hal ini akan mudah dalam menjawabnya. Perlu Anda ketahui di sini bahwa tes ini seluruhnya mengandalkan daya nalar Anda untuk mencari hubungan kata yang tepat dan posisi kata pertama dan kedua tidak boleh terbolak-balik.
Kemampuan VERBAL
21
Pola Soal
Tes Analogi (Padanan Hubungan) 1. NELAYAN : LAUT = ... : … (A) Guru : Papan Tulis (B) Petani : Padi (C) Karyawan : Pegawai (D) Pelukis : Kuas (E) Penyanyi : Panggung
Jawaban: (E) Jenis padanan hubungan: “definisi” NELAYAN bekerja di LAUT dan Penyanyi bekerja di Panggung.
2. KERING : LEMBAP = ... : … (A) Gelap : Remang-Remang (B) Cahaya : Terang (C) Panas : Basah (D) Matahari : Gunung (E) Siang : Malam
Jawaban: (A) Jenis padanan hubungan: “urutan” Sebelum KERING adalah LEMBAP dan sebelum Gelap adalah Remang-remang.
3. PIRAMID : .... = ... : ARCA (A) Mayat – Patung (B) Aztec – Stupa (C) Mumi – Candi (D) Mesir – Museum (E) Spinx – Vihara
Jawaban: (C) Jenis padanan hubungan: “sifat” di PIRAMID tersimpan mumi dan di candi tersimpan ARCA.
4. SUARA : ... = ... : PADAM (A) Merdu – Redup (B) Lagu – Gelap (C) Bising – Terbakar (D) Nada – Terang (E) Bisu – Energi
Jawaban: (E) Jenis padanan hubungan: “sebab akibat” Tidak ada SUARA disebut bisu dan tidak ada energi disebut PADAM.
5. … : BURUNG = RODA : … (A) Sangkar – Motor (B) Sayap – Mobil (C) Paruh – Lingkaran (D) Cakar – Stir (E) Terbang – Jalan Raya
Jawaban: (B) Jenis padanan hubungan: “sifat” sayap merupakan bagian utama BURUNG agar dapat terbang dan RODA merupakan bagian utama mobil agar dapat bergerak.
22
TO THE POINT PSIKOTES
6. … : CANGKIR = MAKANAN : ... (A) Minuman – Kue (B) Minuman – Piring (C) Kaca – Piring (D) Pecah – Basi (E) Air – Manis
Jawaban: (B) Jenis padanan hubungan: “fungsi” minuman ditempatkan di CANGKIR dan MAKANAN ditempatkan di piring.
7. RETINA : MATA = PORI-PORI : ... (A) Lubang (B) Bulu (C) Udara (D) Keringat (E) Kulit
Jawaban: (E) Padanan kata tersebut menunjukkan hubungan kepemilikan: MATA memiliki RETINA seperti Kulit memiliki PORI-PORI.
8. PAKSAAN : BEBAS = KERAMAIAN : ... (A) Santai (B) Jenuh (C) Tenang (D) Sesak (E) Sepi
Jawaban: (E) Padanan kata tersebut menunjukkan hubungan lawan kata: lawan dari PAKSAAN adalah BEBAS, seperti lawan KERAMAIAN adalah Sepi.
9. RAMBUT : BOTAK = GIGI : ... (A) Ompong (B) Taring (C) Putih (D) Tanggal (E) Tua
Jawaban: (A) Padanan kata tersebut menunjukkan hubungan kepemilikan negatif: tidak punya RAMBUT berarti BOTAK, seperti tidak punya GIGI berarti Ompong.
10. KELAPA : MINYAK = SINGKONG : ... (A) Sagu (B) Gandum (C) Tapioka (D) Umbi (E) Ketela
Jawaban: (C) Padanan kata tersebut menunjukkan hubungan hasil: KELAPA menghasilkan MINYAK, seperti SINGKONG menghasilkan Tapioka.
Kemampuan VERBAL
23
Tes Pemahaman
BACAAN Tes ini bukan ditujukan untuk mengetahui kemampuan membaca cepat, melainkan membaca sebagian dari tulisan (bacaan), biasanya terdiri dari 3 atau lebih paragraf, sehingga terlalu pendek untuk sebuah tes membaca cepat. Yang dimaksud dengan tes pemahaman bacaan adalah pengertian dari yang dibaca secara mendalam dan lebih baik lagi bila mengerti topik yang diperbincangkan. Tes ini dapat mengenai apa saja. Bila topik atau tema yang ditulis mengenai hal yang Anda mengerti, soal menjadi lebih mudah. Lain persoalannya bila ternyata topik yang dibicarakan belum Anda mengerti atau masih asing di telinga Anda, hal itu akan menjadi sulit. Namun, Anda sebagai orang yang berpendidikan tentunya mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas, sehingga diharapkan akan mampu membaca dan mengerti apa saja yang dibaca. Anda tidak perlu benar mengetahui apa yang ditulis penulis benar atau salah. Tes ini bukan untuk menguji pengetahuan Anda terhadap subjek itu, melainkan mengerti dan memahami apa yang dimaksud atau yang ingin disampaikan dalam tulisan (bacaan) itu. TIPS Biasanya, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berkisar pada pertanyaan mengenai gagasan pokok dari tulisan, yang lebih spesifik lagi misalnya, logika dari tulisan, apa ada hubungan logis dari topik-topik yang dibicarakan, tujuan penulisan, implikasi dari tulisan, dan tekanan serta gaya dari tulisan itu sendiri. Mungkin juga ada pertanyaan yang Anda diminta untuk menilai atau memberikan simpulan, apa tulisan itu bersifat naratif, destruktif (merusak) atau malah sebaliknya, atau suatu opini tanpa didukung oleh fakta, dan sebagainya.
Kemampuan VERBAL
31
Hukum-Hukum Silogisme Berikut ini hukum-hukum yang berlaku pada silogisme. 1. Silogisme harus terdiri dari 3 term, yaitu Subyek, Predikat, dan Term Penengah. 2. Term penegah (M) tidak terdapat pada kesimpulan. 3. Jika dalam salah satu premis terdapat proposisi partikular, maka kesimpulannya juga harus merupakan proposisi partikular. Contoh: Premis Mayor : Semua perilaku yang baik patut dicontoh. Premis Minor : Sebagian perilaku siswa kelas X adalah baik. Kesimpulan : Sebagian perilaku siswa kelas X patut dicontoh. 4. Jika salah satu premis merupakan proposisi negatif, maka kesimpulannya juga harus merupakan proposisi negatif. Contoh: Premis Mayor : Semua bentuk korupsi tidak disenangi. Premis Minor : Sebagian pejabat melakukan tindakan korupsi. Kesimpulan : Sebagian pejabat tidak disenangi. 5. Jika kedua premis merupakan proposisi partikular, maka kesimpulan yang diambil adalah tidak sah karena kebenarannya tidak pasti. Contoh: Premis Mayor : Sebagian siswa berangkat study tour ke Jakarta. Premis Minor : Sebagian siswa SMP A berangkat study tour. Kesimpulan : Sebagian siswa SMP A ke Jakarta (?)
6. Jika kedua premis merupakan proposisi negatif, maka tidak dapat diambil kesimpulannya. Contoh: Premis Mayor : Tidak ada pahlawan yang korupsi. Premis Minor : Pak Brewok bukan pahlawan. Kesimpulan : 7. Jika salah satu premis adalah proposisi partikular dan premis yang lain adalah proposisi negatif, maka tidak dapat ditarik kesimpulan. Contoh: Premis Mayor : Sebagian toko buka pada pukul 10.00. Premis Minor : Bangunan A tidak buka pada pukul 10.00. Kesimpulan : 8. Term predikat pada kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premis. Jika tidak, kesimpulannya menjadi salah. Contoh: Premis Mayor : Kamboja adalah bunga. Premis Minor : Mawar bukanlah Kamboja. Kesimpulan : Mawar bukanlah bunga. Term predikat pada kesimpulan merupakan proposisi negatif, sedangkan pada premis merupakan proposisi positif. 9. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor ataupun minor. Jika term penengah bermakna ganda, kesimpulannya salah. Contoh: Premis Mayor : Bulan merupakan benda langit. Premis Minor : Mei adalah bulan. Kesimpulan : Mei merupakan benda langit (?)
Kemampuan VERBAL
63
TRICKS! | Tipe 1 | Klasifikasi Diberikan dua buah atau lebih premis yang memuat kuantor, “semua” dan atau “sebagian”, untuk selanjutnya diambil kesimpulan dari premis yang diberikan. Semua mesin memiliki katup. Sebagian mesin berukuran kecil. (A) Semua mesin berukuran kecil dan memiliki katup. (B) Semua mesin berukuran tidak kecil dan memiliki katup. (C) Semua mesin berukuran kecil dan tidak memiliki katup. (D) Sebagian mesin berukuran tidak kecil dan memiliki katup. (E) Sebagian mesin berukuran kecil dan tidak memiliki katup. | Tipe 2 | Persyaratan Diberikan sebuah premis yang berisi persyaratan dan premis lain dengan sebuah kondisi, untuk selanjutnya diambil kesimpulan dari premis yang diberikan. Semua candi berkubah dan menjulang. Anda berada di tempat yang tidak berkubah dan tidak menjulang. (A) Anda berada di candi berkubah. (B) Anda berada di candi menjulang. (C) Anda berada di bukan candi. (D) Anda berada di candi tidak berkubah. (E) Anda berada di candi tidak berkubah dan tidak menjulang. | Tipe 3 | Silogisme Diberikan dua buah atau lebih premis yang berupa implikasi, atau pernyataan “jika ... maka ...”, untuk selanjutnya diambil kesimpulan dari premis yang diberikan. Jika laut pasang, dermaga tenggelam. Jika dermaga tenggelam, sebagian kapal tidak bisa merapat. (A) Jika laut pasang, semua kapal tidak dapat merapat. (B) Jika laut pasang, semua kapal dapat merapat. (C) Jika laut tidak pasang, semua kapal dapat merapat. (D) Jika laut tidak pasang, sebagian kapal dapat merapat. (E) Jika laut tidak pasang, semua kapal tidak dapat merapat. Trik DAN Tip Hukum Silogisme (1) Dua pernyataan bersifat umum (semua), maka kesimpulan harus bersifat umum. (2) Salah satu pernyataan bersifat khusus (beberapa, sebagian), maka kesimpulan harus bersifat khusus. (3) Dua pernyataan bersifat positif, maka kesimpulan harus positif, kecuali dalam opsi jawaban tidak ada. (4) Salah satu pernyataan bersifat negatif, maka kesimpulan harus negatif. (5) Pernyataan syarat, menunjukkan semua keadaan harus dilakukan. (6) Dua kata atau frasa yang sama tidak dapat dijadikan kesimpulan, kecuali dalam opsi tidak ada jawabannya, maka pernyataan yang khusus menjadikan kesimpulannya bersifat umum.
64
TO THE POINT PSIKOTES
Pola Soal
Tes Deduktif/Silogisme 1. Semua musik memiliki tempo cepat. Beberapa yang memiliki tempo cepat adalah pop. (A) Semua musik merupakan pop. (B) Semua musik pop bertempo cepat. (C) Sebagian pop bukan merupakan musik. (D) Semua yang bertempo cepat adalah pop. (E) Sebagian musik memiliki tempo yang cepat.
Jawaban: (B) Berdasarkan hukum (6) silogisme, maka kesimpulan dari pernyataan Semua musik memiliki tempo cepat dan Beberapa yang memiliki tempo cepat adalah pop adalah Semua musik pop bertempo cepat.
2. Semua tebing berwarna hitam. Sebagian jurang adalah tebing. (A) Semua jurang adalah tebing. (B) Semua jurang berwarna hitam. (C) Semua yang hitam adalah tebing. (D) Sebagian jurang berwarna hitam. (E) Semua yang hitam adalah jurang.
Jawaban: (D) Berdasarkan hukum (2) silogisme, maka kesimpulan dari dua pernyataan Semua tebing berwarna hitam dan Sebagian jurang adalah tebing adalah Sebagian jurang berwarna hitam.
3. Semua tanaman adalah kayu. Beberapa jenis kayu adalah keras. (A) Semua kayu adalah tanaman. (B) Semua tanaman adalah keras. (C) Sebagian tanaman bukan kayu. (D) Semua kayu yang keras adalah tanaman. (E) Sebagian kayu yang keras bukan tanaman.
Jawaban: (D) Berdasarkan hukum (6) silogisme, maka kesimpulan dari pernyataan Semua tanaman adalah kayu dan Beberapa jenis kayu adalah keras adalah Semua kayu yang keras adalah tanaman.
4. Semua yang wangi adalah bunga. Sebagian yang wangi berwarna hijau. (A) Semua bunga adalah wangi. (B) Semua bunga berwarna hijau. (C) Sebagian bunga berwarna hijau. (D) Semua yang wangi berwarna hijau. (E) Sebagian yang wangi adalah bunga.
Jawaban: (C) Berdasarkan hukum (2) silogisme, maka kesimpulan dari dua pernyataan Semua yang wangi adalah bunga dan Sebagian yang wangi berwarna hijau adalah Sebagian bunga berwarna hijau.
Kemampuan VERBAL
65
Tes Kemampuan
ANALISIS Pola soal penalaran analitik ini agak berbeda dengan pola soal yang lain. Penalaran analitik termasuk pola soal yang sifatnya tricky. Diperlukan kemampuan penalaran yang cukup baik dalam menjawab pola soal ini. Struktur Pola soal penalaran analitik adalah berupa bacaan dengan sejumlah pertanyaan. Struktur dari pola soal ini terdiri atas tiga bagian, yaitu pengantar, pembatas, dan soal. Pengantar Seorang karyawan sebuah pabrik bertugas memberikan kode produksi suatu barang yang terdiri atas 5 angka. Kode tersebut harus memenuhi aturan sebagai berikut. Pembatas • Kode hanya terdiri dari angka-angka 0, 1, 2, 3, dan 4. • Setiap angka hanya digunakan sekali. • Nilai angka kedua adalah dua kali nilai angka pertama. • Nilai angka ketiga lebih kecil daripada nilai angka kelima. Soal 1. Jika angka terakhir pada kode produksi adalah 1, maka pernyataan yang benar adalah ... (A) angka pertama adalah 2. (B) angka kedua adalah 0. (C) angka ketiga adalah 4. (D) angka keempat adalah 4. (E) angka keempat adalah 0. 2. Mana di antara pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar? (A) Angka 1 muncul di beberapa posisi sebelum angka 2. (B) Angka 1 muncul di beberapa posisi sebelum angka 3. (C) Angka 2 muncul di beberapa posisi sebelum angka 3. (D) Angka 3 muncul di beberapa posisi sebelum angka 0. (E) Angka 4 muncul di beberapa posisi sebelum angka 3.
Kemampuan VERBAL
81
1. Pengantar Dalam bagian ini dijelaskan tentang permasalahannya, apakah tentang orang, tempat, atau hal lain. 2. Pembatas Dari permasalahan yang disajikan, pasti memuat batasan-batasan yang harus dipenuhi. Tentang boleh tidaknya, urutannya, atau hal yang lain. Pembatas ini berlaku untuk setiap soal yang mengacu pada bacaan. 3. Soal Biasanya, dalam setiap bacaan, terdapat 3 sampai 7 soal. Perlu dipahami bahwa jika ada batasan yang diberikan pada sebuah soal, maka batasan itu hanya berlaku di soal itu saja. Alat Bantu Untuk menyelesaikan sebuah permasalahan pada bacaan/teks terkadang diperlukan beberapa alat bantu. Alat bantu yang diperlukan sebagai berikut.
a. Logika Penalaran Logika penalaran dibutuhkan untuk memahami setiap kalimat/pernyataan pembatas. Biasanya dinyatakan dalam bentuk kondisi/implikasi, “jika …., maka ….”. Bentuk implikasi ini dapat dituliskan ke dalam bentuk lainnya, yaitu kontraposisi. Perhatikan beberapa hubungan implikasi dan kontraposisi berikut! • Implikasi : Jika A, maka B Kontraposisi : Jika tidak B, maka tidak A • Implikasi : Jika A, maka tidak B Kontraposisi : Jika B, maka tidak A • Implikasi : Jika tidak A, maka B Kontraposisi : Jika tidak B, maka A • Implikasi : Jika A, maka (B dan C) Kontraposisi : Jika (tidak B atau tidak C), maka tidak A • Implikasi : Jika tidak A, maka (B atau tidak C) Kontraposisi : Jika (tidak B dan C), maka A • dan seterusnya
TIPS Sering terjadi salah pemahaman terhadap sebuah implikasi. Jika ada pernyataan: “Jika A dipilih, maka B dipilih” Maka, 1. Bukan berarti A harus dipilih. Pernyataan tersebut hanya menyatakan sebuah kondisi, bahwa jika A dipilih, maka B dipilih. 2. Pernyataan tersebut dapat dituliskan dengan kontraposisinya, yaitu: “Jika B tidak dipilih, maka A tidak dipilih” Jadi, pernyataan tersebut tidak bisa dinyatakan dengan “Jika A tidak dipilih, maka B tidak dipilih” b. Diagram Diagram diperlukan untuk membantu visualisasi permasalahan, terutama dalam hal menentukan posisi. Posisi dibedakan atas dua, yaitu posisi tetap dan posisi relatif.
82
Posisi Tetap
Posisi Relatif
A duduk di kursi nomor 3 mata kuliah A diambil pertama.
A duduk bersebelahan dengan B mata kuliah A diambil setelah mata kuliah B.
TO THE POINT PSIKOTES
KEMAMPUAN NUMERIK • Aljabar • Aritmetika • Deret • Geometri
5.
SE (A) KULE (B) ke R >< (C) du agam ... (D tra niaw aan (E) ) roh disio i m an na od ia8h l ern . 8
+ – –
8 (A + 9 (B) ) 15 + 78 –8 (C) 88 5 9= (D 86 ... (E) ) 72 2 0
+
– +
–+
–+
– +
TO THE POINT
PSIKOTES
Kemampuan NUMERIK
109
–+
–+
–+ + –
KEMAMPUAN
NUMERIK Bagian Tes Numerik dirancang untuk mengukur kemampuan matematika dasar, dan pemahaman tentang konsep-konsep matematika dasar, serta kemampuan kuantitatif dan untuk memecahkan masalah dalam pengaturan kuantitatif. Secara umum, matematika yang dibutuhkan tidak melampaui pelajaran di sekolah tinggi. Diharapkan bahwa peserta ujian yang akrab dengan simbolisme konvensional, seperti: • x < y (x adalah kurang dari y) dan • x ≠ y (x tidak sama dengan y), • m||n (m adalah garis sejajar dengan garis n), • m ⊥ n (garis m tegak lurus ke baris n). Banyak pertanyaan diajukan sebagai masalah dalam kenyataan, dengan informasi kuantitatif yang diberikan dalam teks pertanyaan atau dalam tabel atau grafik data. Tes kemampuan numerik berkaitan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar. Jika dipadukan dengan kemampuan mengingat, maka tes ini dapat mengungkap kemampuan intelektual seseorang, terutama kemampuan penalaran berhitung dan berpikir secara logis. Hal lain yang akan terlihat juga adalah kemampuan kuantitatif, ketelitian, dan keakuratan individu dalam mengerjakan sesuatu. Dalam buku ini kemampuan numerik akan diungkap melalui tiga macam tes, yaitu Aljabar, Aritmatika dan Deret Angka & Huruf, serta Geometri.
110
TO THE POINT PSIKOTES
ALJABAR Aljabar adalah ilmu pasti yang menjabarkan atau menguraikan (pecahan, ukuran, dan lain-lain) agar menjadi bentuk lain yang lebih sederhana. Beberapa angka Numerik yang ANDA perlu menghafalkannya ...! 1 = 0,333 = 33,33 %` 3 2 = 0,667 = 66,67 % 2. 3 3. 1 = 0,50 = 50 % 2 3 4. = 0,75 = 75 % 4 1 5. = 0,20 = 20 % 5 2 6. = 0,40 = 40 % 5 3 7. = 0,60 = 60 % 5 4 8. = 0,80 = 80 % 5 1 9. = 0,1667 = 16,67 % 6 3 10. = 0,375 = 37,5% 8 1.
5 = 0,625 = 62,5 % 8 7 12. = 0,875 = 87,5 % 8 5 13. = 0,4167 = 41,67% 12 7 14. = 0,5833 = 58,33 % 12 11 15. = 0,9167 = 91,67% 12 1 16. = 0,0625 = 6,25 % 16 3 17. = 0,1875 = 18,75% 16 5 18. = 0,3125 = 31,25% 16 7 19. = 0,4375 = 43,75 % 16 9 20. = 0,5625 = 56,25 % 16
11.
Kemampuan NUMERIK
111
ARITMETIKA Aritmetika dipakai untuk mengungkap, mengukur dan mengevaluasi kemampuan intelektual seseorang, terutama kemampuan penalaran berhitung dan berpikir secara logis. Dengan demikian, ia dapat memecahkan masalah yang bervariasi dan mengarahkan suatu masalah menuju bentuk yang sesuai dengan cepat dan tepat. Yang diperlukan untuk mengerjakan soalsoal berikut ini adalah kecermatan dalam memasukkan variabel-variabel hitungan dan ketelitian menghitung.
Aritmetika Sosial 1. Untung dan Rugi Dalam transaksi jual beli seseorang dikatakan memperoleh untung jika harga jual lebih besar daripada harga beli dan rugi jika harga beli lebih besar daripada harga jual. Untung = Harga Jual – Harga Beli Rugi = Harga Beli – Harga Jual Selanjutnya, persen untung dan rugi dapat dihitung dengan untung × 100% hargabeli rugi % rugi = × 100% hargabeli
% untung =
132
TO THE POINT PSIKOTES
2. Bruto, Tara, dan Netto Bruto adalah berat kotor atau berat media ditambah berat benda. Tara adalah berat media (tempat). Netto adalah berat bersih (bendanya). Hubungan ketiganya dapat dinyatakan dengan: B=T+N
Statistika Statistika terkait dengan penyajian data baik ukuran pemusatan data atau penyebaran data. Di antara ukuran pemusatan data adalah 1. Rata-rata (Mean)
x=
2. Nilai yang sering muncul (Modus) 3. Kuartil Bawah (Q1), Median (Q2), dan Kuartil Atas (Q3)
x1 + x 2 + ... + xn n
Rata-rata gabungan xgab =
x1 ⋅ N1 + x2 ⋅ N2 + ... + xn ⋅ Nn N1 + N2 + ... + Nn
Sistem Metrik 1. Satuan Luas
Beberapa konversi satuan luas: 1 hm2 = 1 hektare 1 dam2 = 1 are 1 km2 = 100 hm2 = 10.000 dam2 = 1.000.000 m2 2 1 mm = 0,01 cm2 = 0,0001 dm2 = 0,000001 m2 2. Satuan Volume
Beberapa konversi satuan volume: 1 dm3 = 1 liter 3 1 cm = 1 cc 1 km3 = 1.000 hm3 = 1.000.000 dam3 1 mm3 = 0,001 cm3 = 0,000001 dm3 3. Satuan Berat
Beberapa konversi satuan berat: 1 pon = 500 gr = 0,5 kg 1 ton = 10 kw = 1.000 kg = 10.000 hg 1 mg = 0,1 cg = 0,01 dg = 0,001 gr
Kemampuan NUMERIK
133
Pola Soal
Aritmetika 1. Jika K adalah rata-rata dari 10 dan -14, maka rata-rata dari K dan -8 adalah ... (A) -24 (B) -12 (C) -11 (D) -5 (E) -4
Jawaban: (D) 10 − 14 + −8 -10 2 = = -5 2 2
2. Umur B dua kali umur A, sedangkan umur C 10 tahun lebih muda dari umur B. Jika rata-rata umur A, B, dan C adalah sama dengan umur C, berapa jumlah umur A dan umur C? (A) 30 (B) 40 (C) 50 (D) 60 (E) Salah semua
Jawaban: (C) B = 2A → A = 1/2 B C = B – 10 A +B + C =C 3 1 B + B + (B − 10 ) 2 = B − 10 3 5 B − 10 = 3B − 30 → B = 40 B2 = 40 1 A + C = B + B − 10 2 3 3 A + C = B − 10 = ( 40) − 10 = 50 2 2
3. Dari suatu kelas yang terdiri dari 40 orang siswa, diperoleh nilai ratarata kelas 7,00 untuk mata pelajaran matematika saja. Jika nilai 5 siswa tertinggi dengan rata-rata 8,50 dan 10 nilai siswa terendah dengan rata-rata 6,00 dikeluarkan, berapa nilai rata-rata siswa sisanya? (A) 6,60 (B) 7,10 (C) 7,60 (D) 8,20 (E) Salah semua
Jawaban: (B) (40x7) − (5x8, 5) − (10x6) = 177, 5 = 7,10 25 25
134
TO THE POINT PSIKOTES
DERET ANGKA DAN HURUF Setiap soal dalam bagian ini terdiri dari deretan angka yang belum selesai, dalam setiap deret terdapat suatu pola. Bisa saja dalam satu deret terdiri dari dua atau lebih pola. Tugas Anda adalah mencari angka selanjutnya yang sesuai berdasarkan pola-pola tertentu.
Deret Bilangan Tipe deret bilangan yang biasanya muncul sebagai berikut. 1. Fibonacci Fibonacci adalah deret bilangan di mana sebuah suku merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya. Dua angka pertama merupakan nilai awal.
2. Larik Larik adalah deret bilangan yang dapat dipisahkan menjadi beberapa subderet. Jika terdapat 2 subderet disebut 2 larik, terdapat 3 subderet disebut 3 larik demikian seterusnya. 3. Tingkat Tingkat adalah deret bilangan yang aturannya bertingkat.
4. Kombinasi Kombinasi adalah deret bilangan yang aturannya merupakan kombinasi dari ketiga tipe di atas. TIPS •
•
•
Pola bilangan dapat berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengakaran, pengkuadratan, atau gabungan dari beberapa operasi tersebut. Langkah awal mencari pola/irama suatu deret adalah dengan memperhatikan perubahan dari satu bilangan ke bilangan yang lain kemudian ditentukan apakah aturan operasi tersebut berlaku untuk seluruh deret atau tidak. Satu hal yang penting adalah bahwa semua angka yang terdapat pada soal tidak boleh dihilangkan atau diabaikan.
Kemampuan NUMERIK
155
Deret Huruf Hampir sama dengan deret bilangan. Bedanya hanyalah Anda harus mengubah huruf-huruf itu menjadi angka. TIPS Gunakan huruf kelipatan 5 untuk menghafal urutan huruf, yaitu EJOTY A B C D E
156
1 2 3 4 5
F G H I J
6 7 8 9 10
K L M N O
11 12 13 14 15
TO THE POINT PSIKOTES
P Q R S T
16 17 18 19 20
U V W X Y
21 22 23 24 25
Z
26
GEOMETRI Sudut Sudut dapat diartikan sebagai daerah yang dibatasi dua garis berpotongan atau sebagai ukuran perputaran. Beberapa hal tentang sudut yang perlu diingat sebagai berikut. • Besar sudut satu putaran penuh adalah 360°. • Besar sudut lurus (atau setengah putaran) adalah 180°. • Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0° dan 90°. • Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90°. • Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90° dan 180°. 1. Hubungan Antar-Sudut Berikut adalah beberapa hubungan antarsudut yang perlu diketahui. • Dua sudut yang saling bertolak belakang besarnya sama. D
• •
Karena ATB dan CTD adalah sepasang sudut yang saling bertolak belakang, maka ATB = CTD. Begitu pula karena BTC dan ATD adalah sepasang sudut yang saling bertolak belakang, maka BTC = ATD. Dua buah sudut dikatakan saling berkomplemen (berpenyiku) jika jumlahnya 90°. Contoh: Penyiku dari 30° adalah 60° sebab 30°+60°= 90°. Dua buah sudut dikatakan saling bersuplemen (berpelurus) jika jumlahnya 180°. Contoh: Pelurus dari 30° adalah 150° sebab 30°+150°= 180°.
C
T
A
B
Kemampuan NUMERIK
171
2. Pasangan Sudut pada Garis Sejajar T
A
4 3
D
8 7
•
5
1 2
B
C
6
Sudut-sudut sehadap besarnya sama. 1 = 5 3= 7 2 = 6 4= 8
• •
Dua sudut dalam berseberangan besarnya sama. 2= 8 3= 5 Dua sudut luar berseberangan besarnya sama. 1= 7 4= 6
Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga titik sudut. Macam-macam segitiga sebagai berikut. 1. Segitiga Lancip Segitiga lancip adalah segitiga yang besar tiap sudutnya kurang dari 90°. 2. Segitiga Tumpul Segitiga tumpul adalah segitiga yang besar salah satu sudutnya lebih dari 90°. 3. Segitiga Siku-siku Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar salah satu sudutnya adalah 90°. Pada segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi a, b, dan c dengan c adalah panjang sisi miring (hypotenuse), maka berlaku rumus Pythagoras a2 + b2 = c2. 4. Segitiga Sama Kaki Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi yang sama panjang atau segitiga yang dua sudutnya sama besar. 5. Segitiga Sama Sisi Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang atau segitiga yang masing-masing sudutnya 60°. 6. Segitiga Sembarang Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
172
TO THE POINT PSIKOTES
Sifat-sifat umum sebuah segitiga sebagai berikut. 1. Jumlah besar sudut dalam sebuah segitiga adalah 180° γ
α β
2. Dalam suatu segitiga, jumlah dua sisi selalu lebih besar dari sisi ketiga (ketaksamaan segitiga). C
A
B
(i) AB + AC > BC (ii) AB + BC > AC (iii) AC + BC > AB 3. Besar sudut luar segitiga adalah jumlah dua sudut dalam lainnya. C
A
1 B B1 = A + C
Bangun Datar s
Persegi
s
Persegi Panjang
l p b
t
c
Segitiga
b c
t
Trapesium Siku
a d
t a b
d
t a
a
Luas= p × l Keliling= 2(p + l) Luas= 1 (a × t) 2
Luas= 1 (a + b) × t 2
Keliling= a + b + c + t b
c
Keliling= 4s
Keliling= a + b + c
a
c
Luas= s2
d1 d2
a
Trapesium Sama Sisi Jajar Genjang
Belah Ketupat
b
r
2
Keliling= a + b + c + d Luas= a × t Keliling= a + b + c + d Luas= 1 (d1 × d2) 2
Keliling= 4a
d2 d1
Luas= 1 (a + b) × t
Layang-Layang
Luas= 1 (d1 × d2) 2
Keliling= 2 (a + b)
Lingkaran
Luas= πr2 Keliling= 2πr
Kemampuan NUMERIK
173
Bangun Ruang Kubus
Luas = 6s2 Volume = s3
s t
Balok
p
selubung
Prisma
alas
Tabung (Silinder) r
Luas = (2 × luas alas) + luas selubung Volume = 2 × luas alas × tinggi
Luas = 2πr (r + t) Volume = πr2t
Luas = luas alas + luas selubung
selubung
Limas
Volume =
1 × luas 3
alas × tinggi
alas
s
t
Kerucut
r
r
174
Luas = 2(pl + pt + lt) Volume = p × l × t
l
TO THE POINT PSIKOTES
Bola
Luas = πr (t + s) Volume =
1 2 πr t 3
Luas = 4πr2 Volume =
4 3 πr 3
KEMAMPUAN SPASIAL • Deret Gambar • Beda Gambar • Penelusuran • Melengkapi Gambar • Analitik Gambar
5.
SE (A) KULE (B) ke R >< (C) du agam ... (D tra niaw aan (E) ) roh disio i m an na od ia8h l ern . 8
+ – –
8 (A + 9 (B) ) 15 + 78 –8 (C) 88 5 9= (D 86 ... (E) ) 72 2 0
+
– +
–+
–+
– +
TO THE POINT
PSIKOTES
Kemampuan SPASIAL
185
–+
–+
–+ + –
KEMAMPUAN
SPASIAL Kemampuan figural ini dibedakan dalam beberapa tipe soal, antara lain Deret, Beda, Analogi, dan Figural yang lain. Untuk menjawab soal pola ini, diperlukan banyak latihan. Makin sering berlatih maka keakurasiannya makin baik.
Arah Mata Angin Utara
Selatan
TO THE POINT PSIKOTES
Timur Laut
Barat Daya
Tenggara
Timur
Barat
186
Barat Laut
Arah Putaran Jarum Jam Searah dengan putaran jarum jam
Berlawanan arah dengan putaran jarum jam
Frame Pergerakan elemen dari 1 ke 2 dapat dikatakan bahwa elemen bergerak ½ langkah berlawanan arah putaran jarum jam. Jika pergerakan dari 1 ke 3, dapat dikatakan bahwa elemen bergerak 1 langkah berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Namun, jika pergerakan dari 1 ke 8 dikatakan bahwa elemen bergerak ½ langkah searah putaran jarum jam. Demikian pula jika pergerakan dari 1 ke 7 dapat dikatakan bahwa elemen bergerak 1 langkah searah putaran jarum jam. Jika pergerakan didasarkan pada satuan derajat, pergerakan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
1
8
7
2
0
6
3
4
5
1 to 8 → 45o searah jarum jam 1 to 7 → 90o searah jarum jam 1 to 6 → 135o searah jarum jam 1 to 2 → 45o berlawanan arah jarum jam 1 to 3 → 90o berlawanan arah jarum jam demikian seterusnya.
Deret Pada soal tipe ini diberikan dua set gambar, set pertama adalah set pertanyaan dan set kedua merupakan set pilihan jawaban. Pada set pertanyaan, terdapat pola deret yang harus dilanjutkan. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memeriksa apakah ada perubahan bentuk atau jumlah elemen/simbol
pada gambar. Terkadang elemen/simbol bergerak atau berputar. Atau, sesekali terdapat elemen/simbol yang lama diganti dengan elemen/simbol yang baru. Bahkan, terkadang terdapat kombinasi antara perubahan bentuk, jumlah, ataupun putaran. Perhatikan beberapa aturan dan contohnya berikut!
Kemampuan SPASIAL
187
PnP
Paper and Pencil • Tes Wartegg • Tes Kraepelin-Pauli/Tes Koran • Tes Grafis • Tes BAUM/Draw a Tree/ Menggambar Pohon
• Draw a Man/Menggambar Orang • House Tree Person Test/HTP Test 5.
SE (A) KULE (B) ke R >< (C) du agam ... (D tra niaw aan (E) ) roh disio i m an na od ia8h l ern . 8
+ – –
8 (A + 9 (B) ) 15 + 78 –8 (C) 88 5 9= (D 86 ... (E) ) 72 2 0
+
– +
–+
–+
– +
TO THE POINT
PSIKOTES
Paper and Pencil
245
–+
–+
–+ + –
PSIKOTES KOMPILASI 5.
SE (A) KULE (B) ke R >< (C) du agam ... (D tra niaw aan (E) ) roh disio i m an na od ia8h l ern . 8
+ – –
8 (A + 9 (B) ) 15 + 78 –8 (C) 88 5 9= (D 86 ... (E) ) 72 2 0
+
– +
–+
–+
– +
TO THE POINT
PSIKOTES
Psikotes Kompilasi
299
–+
–+
–+ + –
Psikotes Kompilasi PETUNJUK Jumlah Soal : 100 Butir Waktu : 90 menit Penilaian • 35 soal TKP : nilainya antara skala 1 s.d. 5, tidak ada nilai 0 • 35 soal TIU : nilainya 0 jika salah dan 5 jika benar • 30 soal TWK : nilainya 0 jika salah dan 5 jika benar
TES KARAKTERISTIK PRIBADI Petunjuk: Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 35, pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat di antara 5 pilihan jawaban yang tersedia! 1. Ide-ide yang saya kemukakan di depan orang banyak biasanya dianggap sebagai gagasan yang ... (A) Dikemukakan oleh banyak orang. (B) Jauh ke depan. (C) Usang. (D) Biasa saja. (E) Besar. 2. Seorang teman kelompok saya sering sakit sehingga tidak dapat aktif dalam kegiatan kelompok. Saya akan ... (A) Meminta ia mengundurkan diri dari kelompok. (B) Memberi tugas yang dia mampu kerjakan. (C) Tetap memberinya tugas sebagaimana yang lain. (D) Membantu menyelesaikan tugasnya. (E) Menunda memberi sampai dia mampu.
300
TO THE POINT PSIKOTES
3. Saya akan ke toko untuk membeli t-shirt. Sesampainya di toko bertemu dengan teman Saya dan mengajak makan bersama di makanan siap saji. Saya akan ... (A) Membeli t-shirt meskipun tergiur ajakannya. (B) Membeli t-shirt sesuai tujuan semula. (C) Menyetujui ajakannya demi menjaga hubungan. (D) Membeli t-shirt dulu baru makan. (E) Menyetujui ajakannya dengan senang hati. 4. Suatu saat saya dan teman masing-masing mengendarai sepeda motor Sampai perempatan jalan tiba-tiba lampu merah menyala, tetapi teman saya mengajak untuk terus maju, maka saya ... (A) Berhenti ketika sudah melaju sampai batas marka jalan. (B) Berhenti meskipun mengajak terus. (C) Tanpa pikir panjang mengikuti ajakan teman. (D) Berhenti meskipun teman terus melaju. (E) Terus jalan mengikuti kendaraan lain.
35. Atasan yang saya sukai adalah yang … (A) Sangat disiplin dan selalu meminta saya menunggu keputusan yang diambilnya sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan. (B) Selalu menanyakan pendapat dan ide dari bawahan sebagai bahan masukan untuk suatu pekerjaan yang dilakukannya.
(C) Senantiasa mendelegasikan wewenangnya pada bawahan. (D) Tidak terlalu membantu bawahan menyelesaikan tugas, tetapi sebaliknya berharap saya mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa sering berkonsultasi kepadanya. (E) Selalu memberi petunjuk yang jelas atas pekerjaan yang akan bawahan kerjakan.
TES INTELIGENSI UMUM Petunjuk: Untuk soal nomor 36 sampai dengan nomor 70, pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat di antara 5 pilihan jawaban yang tersedia! Petunjuk: Masing-masing soal terdiri atas satu kata yang dicetak dengan huruf besar (huruf kapital) diikuti lima kemungkinan jawaban. Pilihlah satu jawaban bertanda (A), (B), (C), (D), atau (E) yang mempunyai arti sama atau paling dekat dengan arti kata yang dicetak dengan huruf kapital.
Petunjuk: Masing-masing soal terdiri atas satu kata yang dicetak dengan huruf besar (huruf kapital) diikuti lima kemungkinan jawaban. Pilihlah satu jawaban bertanda (A), (B), (C), (D), atau (E) yang mempunyai arti berlawanan atau paling jauh dengan arti kata yang dicetak dengan huruf kapital.
36. PARTIKELIR = … (A) Tukang Parkir (B) Partisan (C) Partisi (D) Swasta (E) Enterprener
39. CHAOS >< ... (A) Labil (B) Hancur (C) Normal (D) Kacau (E) Abnormal
37. TASIK = … (A) Sungai (B) Lembah (C) Rawa (D) Danau (E) Selat
40. KONKRET >< ... (A) Abstrak (B) Asli (C) Asing (D) Nyata (E) Palsu
38. DISTORSI = … (A) Pengurangan (B) Penyalahgunaan (C) Nondeskripsi (D) Penjelasan (E) Penyimpangan
41. KONSTAN >< ... (A) Bertentangan (B) Berubah-ubah (C) Stabil (D) Berbeda-beda (E) Stagnan
Psikotes Kompilasi
305
TES WAWASAN KEBANGSAAN Petunjuk: Untuk soal nomor 71 sampai dengan nomor 100, pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat di antara 5 pilihan jawaban yang tersedia! 71. Salah satu nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila adalah ... (A) merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan (B) adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil, dan bermutu tinggi karena kemampuannya berbudaya (C) paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan (D) persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan (E) setiap rakyat Indonesia diperlakukan adil dalam bidang hukum, ekonomi, kebudayaan, dan sosial 72. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan suatu sistem yang saling mendasari dan melengkapi. Adapun nilai yang terkandung dalam sila kelima adalah ... (A) keadilan sosial (B) nasionalisme (C) demokratisasi (D) kemanusiaan (E) ketuhanan 73. Konsekuensi logis sebagai warga negara Indonesia yang mengakui dan meyakini Pancasila sebagai dasar negara dan sumber nilai adalah ... (A) patuh dengan syarat (B) menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup (C) mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
310
TO THE POINT PSIKOTES
(D) menjadikan Pancasila sebagai simbol negara (E) memanfaatkan keterbukaan Pancasila untuk kepentingan politik rakyat 74. Perbuatan berikut ini yang mencerminkan pengamalan sila pertama Pancasila adalah ... (A) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa (B) tidak memedulikan penganut agama lain (C) memengaruhi teman akrab untuk pindah agama (D) mengembangkan musyawarah untuk mufakat (E) menjalankan perintah Tuhan sesuai agama yang dianut 75. Bentuk pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi adalah ... (A) berlakunya sistem monopoli (B) dilaksanakannya sistem ekonomi kerakyatan (C) sistem ekonomi dikuasai oleh kaum sosialis (D) sistem ekonomi dikuasai oleh kaum borjuis (E) penyelenggaraan ekonomi seutuhnya demi kepentingan pemerintah 76. Dalam pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada ... (A) presiden (B) Mahkamah Agung (C) Dewan Perwakilan Rakyat (D) Mahkamah Konstitusi (E) BPK
WAWANCARA Wawancara Kerja • Trik cerdas wawancara kerja • Kategori pertanyaan wawancara kerja • 46 Pertanyaan yang paling sering ditanyakan • Pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin • Tips cara menjawab wawancara kerja
dengan baik dan benar
• Pertanyaan jebakan dalam wawancara kerja:
terdengar sederhana, tetapi berbahaya
• Tips negosiasi gaji untuk fresh graduate • 8 Keterampilan yang paling dicari saat ini,
apa Anda punya salah satunya?
Wawancara Promosi Jabatan 5.
SE (A) KULE (B) ke R >< (C) du agam ... (D tra niaw aan (E) ) roh disio i m an na od ia8h l ern . 8
+ – –
8 (A + 9 (B) ) 15 + 78 –8 (C) 88 5 9= (D 86 ... (E) ) 72 2 0
+
– +
–+
–+
– +
TO THE POINT
PSIKOTES
Wawancara
317
–+
–+
–+ + –
WAWANCARA KERJA Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti psikotes, tetapi wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya. Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka performance wawancara kerja merupakan suatu hal yang krusial dalam menentukan apa pelamar akan diterima atau ditolak. Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan.
318
TO THE POINT PSIKOTES
WAWANCARA PROMOSI JABATAN Proses wawancara internal sebenarnya tidak jauh berbeda dengan wawancara saat seleksi penerimaan karyawan. Hanya saja kini yang dihadapi adalah atasan, HRD, dan beberapa petinggi perusahaan yang sudah dikenal selama bekerja. Umumnya dalam proses assessment cukup dipahami dan dipelajari beberapa hal berikut. • Tujuan dan nilai hidup (values), sesuatu yang Anda anggap penting dan merupakan bagian utama yang harus didapatkan atau diperoleh dalam hidup, seperti Status Ekonomi, Otonomi (Wewenang), Pencapaian Materi, dan lainnya. Value yang JELAS dan TEGAS akan membantu Anda memahami arahan pengambilan keputusan terkait Pengembangan Diri atau Karier. • Minat (interest), sesuatu yang Anda senang melakukannya dan memiliki kelebihan akan hal tersebut seperti Jalan-jalan, Kongkow, Membaca, Menulis, membuat Karya Tangan (Handcraft). Minat dipadupadankan dengan value akan membangun sebuah Path yang jelas berupa rencana-rencana matang. • Ketrampilan (skills), kemampuan Anda secara teknis (hard skills) atau nonteknis (soft skills) untuk memberikan hasil kinerja atau performa yang baik sesuai standar atau komitmen. Skills atau Keterampilan dapat dipelajari, sehingga tidak ada yang perlu Anda khawatir jikalau menghadapi sebuah pekerjaan baru.
332
TO THE POINT PSIKOTES
•
•
Pengalaman (experiences), hasil kinerja yang relevan dibeberapa waktu lalu. tidak perlu rasanya Anda menonjolkan prestasi kerja keuangan sementara yang diperlukan adalah seorang analis pemasaran. Kepribadian (personality), merupakan sifat dan perilaku Anda dalam menjalani tugas dan fungsi atau karier pekerjaan. Kepribadian ini menjadi landasan Anda untuk mampu atau tidak beradaptasi pada lingkungan baru. Kepribadian menjurus dan sangat relevan dengan keterampilan nonteknis atau soft skills.
Self assessment (penilaian diri sendiri) akan membantu Anda menghadapi jenjang karier dengan lebih siap dan matang serta memudahkan Anda melakukan identifikasi yang sesuai dengan jabatan atau wewenang yang dicari. Anda tidak perlu menjadi orang ideal, tetapi tempatkan diri Anda merupakan orang yang paling tepat dalam posisi tersebut. Lakukan latihan berkala atau rutin untuk menjaga performa mental dan jiwa Anda sedemikian program promosi yang memerlukan assessment dapat terjadi sewaktu-waktu.
Inventarisasi Nilai dan Tujuan Hidup Self assessment meliputi beberapa hal yang terkait dengan diri pribadi Anda dan Anda perlu lakukan pula inventarisasi, di antaranya inventarisasi nilai-nilai serta tujuan hidup Anda sehingga proses assessment akan memberikan Gambaran apa Anda memiliki kecocokan pola dengan jabatan yang dicari. Inventarisasi nilai hidup membantu Anda dalam menjawab beberapa pertanyaan berikut. • Apa gaji tinggi penting bagi Anda? • Apa penting bagi Anda berhubungan kepada orang lain dalam bekerja? • Apa penting bagi Anda memberikan kontribusi bagi lingkungan? • Apa status jabatan prestise penting bagi Anda? Selain itu, Anda perlu juga lakukan inventarisasi minat, pengalaman, keterampilan dan kepribadian Anda sehingga ketika berhadapan dengan assessment promosi jabatan tidak lagi mencari-cari bentuk karena Anda adalah unik dan spesifik. Jadilah diri sendiri dan jangan berusaha menjadi orang lain. Inilah pentingnya belajar sendiri menghadapi assessment promosi jabatan, karena anda tidak pernah tahu kapan rejeki itu akan tiba.
Berhadapan dengan orang-orang yang sudah tidak asing lagi bisa memberikan keuntungan, karena Anda sudah mengetahui karakter para pewawancara, tahu topik apa saja yang membuat mereka tertarik dan sebagainya. Namun, jangan salah, ini juga bisa jadi jebakan jika Anda terlalu nyaman saat wawancara. Jadi, lakukan tujuh persiapan ini. 1. Kaya Informasi Ini salah satu keuntungan jika Anda berhubungan baik dengan karyawan dari berbagai divisi di perusahaan. Begitu Anda dinyatakan sebagai kandidat untuk dipromosikan, mulailah mengumpulkan informasi dari orang-orang yang sudah lebih dulu dipromosikan. Seperti siapa saja yang akan Anda hadapi saat wawancara, bagaimana kriteria penilaiannya, bagaimana gambaran proses wawancara, dan sebagainya. Pastikan cari informasi dari sumber yang dapat dipercaya, karena bukan tidak mungkin ada orang-orang yang tidak senang melihat keberhasilan Anda.
Wawancara
333