1
2
MENINGKATAN SEMANGAT KERJA MELALUI PROMOSI JABATAN Oleh : Yoni Hermawan., Abstrak Pegawai dalam suatu perusahaan merupakan asset utama dan merupakan salah satu factor penggerak produksi yang vital, maju-mundurnya perusahaan berkaitan erat dengan sikap dan aturan yang diterapkan oleh perusahaan. Dengan adanya korelasi antara pegawai dan produktivitas maka perusahaan harus adil, hatihati dan peka dalam memberdayakan pegawainya. Sudah menjadi ketentuan umum bagi perusahaan yang sehat bahwa bagi setiap kinerja yang baik, akan menuai imbalan yang setimpal. Demikian juga promosi jabatan adalah merupakan salah satu bentuk penghargaan bagi pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi. Abstract Employee in a company is an main asset and one of the vital factors of production. The development of company is closely related to attitude and rule applied by the company. Due to the correlation between employee and productivity, the company must be fair, careful and concerned in empowering its employee. It has been the general rule of a healthy company that whoever has good working will automatically get good profit. Thus, position promotion is a kind of appreciation for the employees with high spirit of work
I. PENDAHULUAN Setiap Perusahaan akan selalu berusaha agar para pegawainya
memiliki
produktivitas kerja yang tinggi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai, diantaranya adalah dengan memberikan insentif berbentuk materi (upah) atau berbentuk non materi yaitu berupa penghargaan-penghargaan seperti piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat bahkan dipromosikan ke tangga jabatan yang lebih tinggi.
3 Keputusan yang tepat dari pimpinan perusahaan untuk mempromosikan pegawainya adalah salah satu bentuk dorongan motivasi bagi para pegawai untuk menunjukan prestasi yang besar. Dan pemberian kesempatan promosi kepada pegawai akan menaikan kegairahan bekerja pegawai, meningkatkan tanggung jawab dan dapat pula berarti menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat dengan jalan promosi bukan saja akan membawa hasil yang baik bagi perusahaan tetapi pula kepada pegawai yang bersangkutan . Salah satu hal yang dapat mendorong manusia mau bekerja ialah bila pekerjaannya atau jabatannya di senangi dan sesuai dengan keterampilannya. Oleh karena itu guna meningkatkan semangat kerja para pegawai, maka aspek promosi berdasarkan pertimbangan yang obyektif, merupakan sebagai salah satu fungsi daripada manajemen personalia yang sudah seharusnya mendapat perhatian yang serius. Bertitik tolak pada uraian tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi jabatan terhadap peningkatan semangat kerja pada PT (Persero) Asuransi Jiwasraya Perwakilan Tasikmalaya.
2. Pengertian Promosi dan Semangat Kerja Promosi, menurut beberapa pendapat, diantaranya, Paul Pigors dan Charles A. Myers(1981.hal. 303). adalah pengembangan pegawai ke pekerjaan yang lebih baik di sertai dengan tangung jawab dan keahlian yang lebih tinggi prestise atau status yang lebih tinggi dan biasanya diikuti dengan kenaikan pembayaran/gaji”. Sedangkan menurut Arun Manoppo dan Mirzas Saiyadin( dikutip dari M. Manulang, 1982, haql. 107). adalah : “Promosi adalah kenaikan hirarki/tingkat dari individu dalam organisasi yang disertai dengan kenaikan pendapatan, walaupun tidak selamanya demikian”. Dari definisi-definisi tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa promosi itu adalah : (1). Perpindahan pegawai dari suatu posisi ke posisi lain yang lebih
4 tinggi, (2) Dengan promosi akan meningkatkan status, wewenang, tanggung jawab dan pendapatan atau gaji, dan (3) Tidak setiap promosi akan menaikan pendapatan atau gaji. Sedangkan
pengertian
mengenai
semangat
kerja/morale,
Andrew
E.
Sikula(1978, hal. 112). mendefinisikan sebagai berikut : Moral adalah sikap seseorang dan kelompok lingkungan pekkerjaanya dan kehendak untuk kerja sama. Moral adalah semangat yang menunjukan kepercayaan dan kerajinan khususnya perhatian pada orang-orang yang bergabung di dalam perusahaan”. Dale Yoder(1981, hal. 445), mengemukakan : Moral adalah semangat para pekerja, dalam arti bahwa para pekerja itu merasa senang dalam bekerja, bebas berbicara dalam hubungan bekerja, dan rupanya gembira dalam pekerjaannya. Dengan kata lain moral biasa dilukiskan dalam arti pekerjaan itu rupanya senang dengan kondisi atau pekerja/para pengawas dan pimpinanya. Kemudian menurut Alex S. Nitisomoto(1980, hal. 212 ). :“Semangat kerja adalah melakukan kerja secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat di harapkan lebih cepat dan lebih baik” Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan , bahwa semangat kerja adalah (1) Sikap seseorang atau kelompok untuk bekerja (2) Pekerjaan itu senang bekerja, karena kondisi, lingkungan dan atasanya baik, (3) Pekerjaan dalam melakukan pekerjaan lebih giat, dan (4) Pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan akan lebih cepat dan baik. Adapun cara-cara untuk meningkatkan semangat kerja menurut
Alex S.
Nitisemito(1980, hal. 223 ). adalah sebagai berikut :a). Gaji yang cukup, b). Memperhatikan kebutuhan rohani, c). Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai, d). Harga diri perlu mendapat perhatian, e). Penempatan pegawai pada posisi yang tepat, f). Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju, g). Perasaan aman menghadapi masa depan, h). Usahakan para pegawai mempunyai loyalitas, i). Sekalikali karyawan perlu di ajak berinding, dan j). Pemberian insentif yang searah. Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya semangat kerja pegawai terebih dahulu
harus
di
ketahui
indikasi-indikasi
tertentu.
Menurut
Alex
S.
5 Nitisemito(1980,hal. 213) : a. turun /rendahnya produktivitas kerja, b. tingkat absensi yang naik/tinngi, c. abour turn over (tingkat perputaran pegawai yang tingi), d. tingkat kerusakan yang naik/tinggi, e. kegelisahan di mana-mana, f. tuntutan yang sering terjadi dan pemogokan. 3. KERANGKA BERFIKIR a. Hubungan Promosi dengan Semangat Kerja Seperti yang di kemukakan oloh F. Hernzberg(1977, hal. 108 ), ada beberapa factor yang berperan sebagai motivator yakni yang mampu memuaskan dan dapat meningkatkan semangat kerja yang tinngi serta mendorong orang untuk bekerja lebih baik, yaitu :a). Achievment (keberhasilan pelaksana), b). Recognition (pengakuan), c). Work it self (pekerjaan itu sendiri), d). Responsibility (tanggung jawab), dan e). Personal growth and develovmen “ Dengan adanya promosi, berarti secara langsung melaksanakan upaya peningkatan semangat kerja. Karena promosi selain mendapatkan perwu-judan dari perhatian perusahaan/pimpinan dalam memberikan kesempatan kepada bawahan untuk dapat berusaha mencapai hasil(achievment), juga merupakan perwujudan atas prestasi kerja yang baik. Promosi
merupakan
pengakuan(recognition)
dari
suatu
keberhasilan
pelaksana, dan promosi merupakan suatu usaha perusahaan untuk menempatkan pegawai pada tingkat yang lebih tinngi yang sesuai dengan keterampilannya(the work it self). Dengan promosi berarti adanya peningkatan tanggung jawab (responsibility) dari sebelumnya. Promosi berarti memberi kesempatan kepada pegawai untuk dapat lebih maju, dalam meningkatkan prestasi dan berkembang (advencement, personal grwth and develoment).
6
b. Alasan-alasan Promosi William
R.Spriege(1954,hal.225)
mengemukakan
alasan-alasan
untuk
promosi seorang pegawai adalah sebagai berikut : 1. Promosi adalah kenaikan seseorang pegawai ke suatu posisi di mana dia bisa memberikan jasa yang lebih besar kepada perusahaan. 2.
Promosi dari dalam perusahaan tidak banyak membuat kesalahan bila di banding dengan seleksi dari luar perusahaan.
3. Pengetahuan yang memperoleh promosi lebih harus tinggi, hal ini me-narik bagi pegawai lain di dalam perusahaan dan akhirnya tertarik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada perusahaan. 4. Dengan pengetahuan, menyebabkan pegawai lain percaya, bahwa gilirannya akan tiba di waktu yang akan datang, dan mereka tinggal menunggu tingkat perputaran pegawai. 5.
Promosi menciptakan perasaan puas pada kondisi sekarang dan berambisi untuk memajukan dalam perusahaan.
6. Promosi meningkatkan minat di dalam training dan pengembangan diri sendiri karena perlu mempersiapkan untuk promosi. Kemudian M. Manullang(1980, hal. 22).
mengemukakan, bahwa promosi
pegawai perlu dilaksanakan dengan alasan-alasan yaitu (1) untuk mempertinggi semangat kerja dan loyalitet pegawai kepada perusahaan,(2) untuk menjamin stabilitet kepegawaian dalam perusahaan,(3) biaya-biaya penarikan pegawai dari luar untuk menjabat jabatan yang lowong relatif mahal (4) untuk memajukan pegawai” Dari beberapa alasan tersebut bahwa promosi perlu dilaksanakannya, dan dapat pula ditarik kesimpulan bahwa promosi dapat meningkatkan semangat kerja yaitu jika memenuhi syarat-syarat tertentu, sebagaimana dikemukakan oleh W.R. Spriegel yaitu antara lain dengan diberitahunya jenjang promosi kepada para pegawai. Untuk itu maka sudah
7 seharusnya pimpinan perusahaan merealisasikannya, sehingga dapat diharapkan pegawai memiliki semangat kerja yang tinggi. C . Pertimbangan-pertimbangan Dalam Promosi Program promosi merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan untuk memajukan pegawainya dan untuk mempertinggi semangat kerja pegawai tersebut. Adapun dasar yang biasa dipakai untuk menentukan promosi menurut Heidjrachman Ranupandodjo dan Suad Husnan(1983, hal. 106)
adalah : 1).
Kecakapan kerja, dan 2). Senioritas Perusahaan kadang-kadang menetapkan bahwa kecakapan kerja/ kondite pegawai memegang peranan penting dalam mempromosikan pegawainya, dan unsur senioritas dipergunakan sebagai bahan pelengkap. Namun kejadian sebaliknya terdapat pula dalam praktek, yakni kriterium senioritaslah yang memegang peranan dalam promosi itu. Jadi dalam hal ini tergantung pada kebijakan perusahaan. d. Penilaian Kecakapan Mengenai pengertian penilaian kecakapan/kondite, peneliti mengemukakan pendapat Andrew E. Sikula“(1976, hal. 205) bahwa “Penilaian kecaka-pan adalah proses dari pada penaksiran atau menimbang nilai utama, qualitas, atau status dari beberapa obyek , orang atau barang.” Kemudian Date Yoder mengemukakan sebagai “ Penilaian pegawai termasuk ke dalam proses yang formal yang berguna di dalam organisasi kerja untuk menilai seseorang dan pembagian potensial dari anggota kelompok” . Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penilaian kecakapan itu adalah : a. Penaksiran nilai, mutu atau status dari beberapa obyek seperti orang atau barang.
8 b. Penilaian kecakapan merupakan alat yang formal di dalam organisasi kerja yang berguna untuk menilai seseorang atau anggota kelompok. Penilaian kecakapan ini berguna untuk menentukan suatu tujuan tertentu.
e. Senioritas Bila perusahaan menggunakan senioritas sebagai dasar dalam promosi, maka beberapa harus ditetapkan, seperti apa yang dikemukakan oleh M. Manullang( 1980,hal. 129 ), sebagai berikut : “ Pertama-tama harus ditetapkan syarat-syarat atas nama senioritas dikumpulkan. Hal yang kedua, ialah : harus Ditetapkan terhadap nama senioritas tersebut berlaku, apakah hanya berlaku bagi suatu bagian perusahaan atau untuk keseluruhan perusahaan “ Karena kesukaran-kesukaran dalam mengadakan penilaian pegawai secara obyektif, maka banyak perusahaan menggantikan penilaian pegawai dengan kriterium senioritas.
4. Hipotesis Bertitik tolak dari landasan teoretik dan kerangka berfikir di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:” Ada pengaruh
promosi jabatan terhadap
peningkatan semangat kerja di PT (Persero)) Asuransi Jiwasraya Perwakian Tasikmalaya”. 5. Analisa Pengaruh Promosi Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keadaan semangat kerja , maka peneliti membahasnya dari beberapa indikator yang dapat menggambarkan meningkatnya semangat kerja pegawai.
9
a. Tingkat hasi produksi GAMBAR I GRAFIK PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH PREMI DAN TARGET (Juta Rp)
8000 7000 6000 5000 Premi
4000
Target
3000 2000 1000 0 2000
2001
2002
2003
Tampak bahwa jumlah premi yang dicapai mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun tidak mencapai target disebabkan pada tahun 2000-2003 terjadinya resesi perekonomian dan kondisi politik yang tidak setabil serta perencanaan
target
yang
terlalu
besar
tanpa
memperhitungkan
kondisi
perekonomian, namun meskipun demikian jumlah premi pada tahun 2003 mengalami kenaikan luar biasa hingga premi yang didapat berada di atas target yang telah ditentukan perusahaan. Hal ini menunjukan, selain adanya manajemen yang baik pada penjualan polis juga ditunjang dengan adanya keterampilan dan semangat kerja yang tinggi dari para karyawannya.
10 b. Jumlah Persentase Karyawan yang Memperoleh Promosi dan Nilai Kondite Ratarata yang telah dicapai. TABEL I DAFTAR PERSENTASE KARYAWAN YANG MEMPEROLEH PROMOSI JABATAN
TAHUN
JUMLAH KARYAWAN
PERSENTASE
38 0rang
FREKUENSI KARYAWAN YANG MEMPEROLEH PROMOSI JABATAN 1 orang
2000 2001
41 orang
2 orang
4,88 %
2002
43 orang
4 orang
9,30 %
2003
52 orang
1 orang
1,92 %
2,63 %
Sumber : Seksi personalia.
Pada tabel I
menunjukan jumlah persentase karyawan yang memperoleh
promosi. Pada tahun 2000 karyawan yang di promosikan sebesar 2,63 % sedangkan pada tahun 2001 mengalami kenaikan menjadi 4,88 % dan pada tahun 2002 terus meningkat menjadi 9,30 % dan pada tahun 2003 menurun menjadi 1,92 % disebabkan pada tahun 2002 karyawan yang memperoleh promosi terlalu banyak yaitu 4 orang, sehingga untuk tahun 2003 cukup 1 orang, dan dapat dapat membuktikan hasil produksi yang meningkat pada tahun 2003, meningkatnya jumlah persentase karyawan yang memperoleh promosi, selain karena adanya semangat kerja yang tinggi (sehingga) tersedianya karyawan yang memenuhi persyaratan juga di sebabkan adanya formasi kepegawaian yang memungkinkan. c . Kondite/Prestasi Untuk mengetahui semangat kerja karyawan, dapat juga diketahui dari nilai kondite/prestasi kerjanya, dimana apabila seorang karyawan mempu-nyai semangat kerja yang tinggi, maka karyawan tersebut akan cenderung mempunyai nilai kondite yang baik dan sebaliknya apabila seorang karyawan mempunyai semangat kerja yang rendah akan mempunyai nilai kondite yang rendah.
11 TABEL II HASIL RATA-RATA NILAI KONDITE YANG DI CAPAI KARYAWAN YANG MEMPEROLEH PROMOSI
TAHUN
NILAI RATA-RATA
2000
7,5 (baik)
2001
7,7 ( baik)
2002
7,9 (baik)
2003
8,2 (baik)
Sumber :seksi personalia
Tabel II menunjukan hasil rata-rata nilai kondite yang dicapai karyawan yang memperoleh promosi, dimana untuk tahun 2000,2001, 2002 dan 2003 nilai ratarata yang di peroleh mengalami kenaikan. GAMBAR II GRAFIK PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH PERSENTASE KARYAWAN YANG DI PROMOSIKAN DAN RATA-RATA NILAI KONDITE YANG DICAPAI 100 90 80 70 60 50 40 30 20
Kondite
10
Dipromosik an
0 2000
2001
2002
2003
Selanjutnya, pada gambar II adalah merupakan grafik perbandingan antara jumlah persentase karyawan yang memperoleh promosi dan rata-rata nilai kondite yang dicapai.
12 Grafik ini menunjukan baik jumlah karyawan yang dipromosikan maupun hasil rata-rata nilai kondite yang dicapai untuk tahun 2000, 2001,2002 dan 2003 meningkat kecuali untuk tahun 2003 jumlah karyawan yang dipromosikan mengalami penurunan disebabkan pada tahun 2002 yang dipromosikan terlalu banyak . Hal ini menunjukan bahwa promosi mempunyai hubungan yang erat sekali dengan usaha peningkatan semangat kerja karyawan, walaupun masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi semangat kerja seperti kondisi kerja, gaji dan lain sebagainya. d . Tingkat Absensi Pada tabel III menunjukan keadaan karyawan pada tahun 2000,2001, 2002 dan 2003. TABEL III PERSENTASE HARI KERJA YANG HILANG
TAHUN
PERSENTASE HARI KERJA YANG HILANG
2000
1,49 %
2001
1,64 %
2002
1,67 %
2003
1,70%
Keterangan : Hari kerja yang hilang terdiri dari alpa, izin dan sakit. Pada tahun 2000 tingkat absensi sebesar 1,49 % dan pada tahun 2003 mengalami sedikit kenaikan menjadi 1,70 %. Setelah diteliti, peningkatan persentase absensi ini ternyata bukan disebabkan karena adanya semangat kerja yang rendah / menurun, melainkan disebabkan karena sakit dan izin untuk keperluan keluarga sedangkan alpa atau tidak hadir tanpa alasan, tidak terjadi.
13 e. Labour Turnover Sebagai indikasi yang keempat untuk melihat pengaruh insentif (promosi) yang dilaksanakan oleh perusahaan, penyusun menggunakan turnover (keluar masuknya karyawan). Dari hasil penelitian, di dapat bahwa untuk selama 4 tahun terakhir ini, yaitu dari mulai tahun 2000 sampai tahun 2003 tidak ada karyawan yang meninggalkan perusahaan, bahkan ada karyawan yang masuk, ini suatu bukti bahwa minat masyarakat terhadap PT Asuransi Jiwasraya makin besar. Adapun labour turnover untuk tahun 2003 adalah sebagai berikut : Jumlah karyawan yang keluar dalam 1 tahun X 100 % Jumlah karyawan rata-rata dalam 1 tahun 0 x 100 % = 0 % 43 Labour turnover sebesar 0 % berarti jumlah karyawan relatif tetap atau terjadi kestabilan karyawan serta dapat disimpulkan bahwa insentif yang dijalankan oleh PT (Persero) Asuransi Jiwasraya cukup berpengaruh dalam meningkatkan kesetiaan karyawan terhadap perusahaan. f. Pengaruh Promosi Terhadap Semangat Kerja Karyawan dan Pimpinan Selanjutnya, penyusun telah melakukan wawancara dengan 3 orang karyawan pimpinan yang telah mendapatkan promosi, yaitu untuk mengetahui apakah semangat kerja mereka meningkat dengan diperolehnya promosi. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa mereka telah bekerja pada perusahaan PT Asuransi Jiwasraya antara enam sampai lima belas tahun. Mereka adalah menduduki jabatan kepala Seksi Administrasi Logistik, Kepala Seksi Oparasional dan Kepala Seksi Dukungan Aktifitas dan Promosi.
14 Umumnya mereka menyatakan bahwa setelah diperolehnya promosi mereka lebih bersemangat bekerja, karena disamping jabatan mereka dinaikan, juga golongan gajinya naik, dan fasilitasnya meningkat pula. . Disamping itu mereka menyatakan bahwa dengan diperolehnya promosi maka berarti tugas yang dibebankan kepada mereka adalah merupakan kepercayaan pimpinan, dan oleh karenanya mereka tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan tersebut, serta hal tersebut merupakan tantangan bagi mereka untuk berbuat yang lebih baik lagi. Umumnya mereka juga menyatakan masih mempunyai ambisi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi lagi, karenanya mereka masih aktif memperdalam pengetahuan dalam bidangnya masing-masing dengan harapan bila ada jabatan lowong yang lebih tinggi lagi, mereka dapat memperoleh promosi. Jadi terbukti bahwa promosi merupakan motivator yaitu yang dapat memuaskan dan yang mendorong karyawan untuk mengeluarkan usaha yang lebih dengan kehendak dan semangat yang lebih besar.
6. PENUTUP Promosi merupakan salah satu aspek dari manajemen peronalia, yang peranannya cukup penting di dalam meningkatkan semangat kerja, loyalitas pegawai terhadap perusahaan, menjamin stabilitas kepegawaian dan untuk memajukan pegawai. Sebagai subyek pada penelitian ini, PT(Persero) Asuransi Jiwasraya telah menyadari sepenuhnya bahwa produktivitas perusahaan tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha peningkatan semangat kerja, antara lain dengan memberikan promosi pegawai yang telah memenuhi persyaratan kondite, masa kerja, pendidikan dan rekomendasi dari atasan serta jika formasi mengizinkan.
15
DAFTAR KEPUSTAKAAN Jucius Michael J . , PERSONNEL MANAGEMENT , Fourth edition, Richard Irwin D . , Homewood, Illionis, Charles, E. Tuttle Company, Tokyo,1962 Louis, Allen A . , KARYA MANAGEMENT , terjemahan JMA Tuhu Meru, cetakan ketiga, PT. Pembangunan, Jakarta, 1966. Manuliang M . , MANAGEMENT PERSONALIA , CETAKAN KETUJUH, Ghalia Indonesia, Medan, 1982 Nitisemito Alex ec . , MANAJEMEN PERSONALIA , cetakan kedua, ghalia, Jakarta, 1980 Plippo Edwin B . , PERSONEL MANAJER , fifth edition, Mc Graw-Hill International Book Company, Singapore, 1982. Ranupandodjo Heidjrachman dan Suad Husnan, MANAGEMENT PERSONALIA , cetakan ketiga, Badab Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta, 1983. Spriegel WR. , PERSONALIA MANAGEMENT PRINCEPLES, PRACTICES AND POINT OF VIEW , fifth edition, Mc Graw-Hill Book Company, Inc. ,New York, 1954. Sikula Andrew E. , PERSONALIA ADMINISTRATION AND HUMAN RESOURCES MANAJEMEN , john Wiley dan Sons, New York, 1976 Terry George R. , PRINCIPLE OF MANAGEMENT , Seventh edition, Richard D. Irwin, Inc. , Homewood, Illionis, Irwin Dorsey Limited Georgetown, Ontario,1977. Yoder Dale. PERSONEL PRINCIPLE and POLICIES , second edition, Prentice Hall, Inc. , Maruzen Company, Ltd, Tokyo,1978. Riwayat Penulis 1. Yoni Hermawan,M.Pd., lahir di Tasikmalaya, 14 Februari 1962. Pendidikan S1, Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Siliwangi dan Magister Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Siliwangi dan Kepala Perpustakaan Pusat Uiversitas Siliwangi. 2
Dra.Ade Heni Jamilah, lahir di Tasikmalaya, 1 Meii 1964. Pendidikan S1, Pendidikan Matematika FKIP Universitas Siliwangi. Staf Pengajar SMA 6 Tasikmalaya.
16