WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
MENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN MENYIMAK Jimmi ABA BSI Jl. Salemba Tengah No. 45, Jakarta Pusat
[email protected]
ABSTRACT Listening is one of four English skills that students must master it. Listening in second language is not simple as mother tongue. The failure of student in finding of the best solution for that cases and lack of knowledge to foreign language will make they have grade less. A teaching-learning process depends on meeting session in the class only. It is less to give maximum result. The obstacles are not only technically but also lies in the materials provided. The results got by students were limited only on the materials who gave by the teacher that is not always appropriate based on their mastering, needs, desirable. They acted some times as passive receiver and the whole control is in teacher’s role. The formal situation in the class often makes them feel forced and lack of concentration. This research is done by descriptive method and library research based on the researcher’s oberserve in learning process of listening section. Keywords: listening skill, process of listening, and strategies.
I. PENDAHULUAN Salah satu keterampilan dalam bahasa Inggris adalah keterampilan menyimak atau yang sering dikenal dengan Listening.Bagi setiap peserta didik, menyimak wajib dikuasai agar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Mendapati bahwa mereka akan mempelajari bahasa Inggris, sudah barang tentu mereka berasumsi hal itu akan sulit, tidak bisa bahasa Inggris, atau seadanya dalam hal pengetahuan bahasa Inggris. Selain itu juga, asal bisa bicara (speaking) dan menulis (writing) dalam bahasa Inggris, sudah merasa cukup. Peserta didik beranggapan bahwa bicara (speaking) dan menulis (writing) menjadi hal utama dengan segala keterbatsan kemampuan yang mereka miliki. Sedangkan untuk membaca (reading) dan menyimak (listening) menjadi hal kedua bagi mereka.Padahal, kalau dilihat dari segi manfaat dan efektifitas dari empat unsur dalam bahasa Inggris, menyimak (listening) memiliki peranan yang sangat penting. Menyimak (listening) dapat ditemukan di sekitar kita, tetapi untuk menyimak dalam konteks bahasa Inggris diperlukan kemampuan menyimak yang baik serta pengetahuan dasar dalam bahasa Inggris
42
itu sendiri yang suatu saat akan diterapkan di dunia kerja atau rumah. Di dunia kerja, misalnya, saat proses wawancara kerja yang harus menggunakan bahasa Inggris, tentunya pencari kerja (job seeker) harus bisa menyimak dan merespon dengan baik apayang telah diutarakan oleh pewawancara. Di rumah, saat sedang menonton film layar lebar yang (mungkin) tidak terdapat teks bacaannya, mau tidak mau harus bisa mengetahui arti dari setiap percakapan itu. Keterampilan menyimak (listening) sangat erat kaitannya dengan bahasa Inggris, hal itu pulalah yang membuat peserta didik berusaha untuk mengembangkan secara efektif dan meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap pembelajaran menyimak atau listening karena menyimak sangat penting untuk keberhasilan mereka baik dalam hal pembelajaran, pekerjaan, dan hubungan personal. Keterampilan menyimak (listening) merupakan salah satu materi bahan ajar yang harus peserta didik kuasai supaya kemampuan mereka dalam hal menyimak bahasa Inggris semakin meningkat, dan secara umum meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris.Menyimak bisa ditemukan
WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
dimana saja dan kapan saja bila peserta didik mempunyai keinginan melatih kemampuan mereka dalam menyimak. Dimulai dari tingkat yang paling dasar(comprehension) yang memberikan gambaran awal mengenai pemahaman tentang menyimak serta tingkat paling maju (advanced). Tetapi, tidak dipungkiri, bahwa menyimak merupakan salah satu bahan ajar yang sulit dan menyebabkan peserta didik masih kurang maksimal dalam mempelajari menyimak atau listening, serta tidak lulus terhadap materi tersebut, dan harus mengulang lagi (remedial test) untuk memperbaiki nilai yang kurang tadi.
memberi tanggapan melalui bentuk tulisan atau writing. Hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh Littlewood (1981:66), “listening involment from the speaker intends, the hearer must actively contribute knowledge from linguistic and non-linguistic.” Littlewood memaparkan bahwa pelajaran menyimak melibatkan maksud dari si pembicara yang akan diberikan, pendengar harus secra aktif untuk terlibat dalam pengetahuan linguistic maupun nonlinguistic.
III. METODE PENELITIAN Rumusan Permasalahan: Bagaimana pembelajaran menyimak dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris? Tujuan penelitian: 1. Meningkatkan kemampuan bahasa inggris melalui pembelajaran menyimak atau listening. 2. Memberikan pengetahuan proses pembelajaran menyimak.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Alexander (1982:2) mengemukakan bahwa menyimak merupakan suatu keahlian yang sangat menunjang dalam bahasa Inggris, serta bertujuan untuk melatih dalam keterampilan menyimak, agar dapat menuangkan segala idea atau respon dalam bentuk tulisan atau writing, dan dapat memahami sebanyak mungkin yang mereka depat dari kemampuan menyimak. Kegiatan menyimak dapat dilakukan saat kita sedang melakukan hal yang lainya, dimana disaat bersamaan melalui alat pendengaran kita bisa menyimak berbagai hal yang perlu untuk diketahui maksud dan tujuannya, “Listening activity can be doing when we do another activity” Nicholas (1998:20)Sedangkan Webster (1988:78), memberi pandangan bahwa “Listen (to) is to pay attention to sound, to hear with thoughtfull attention, and to be alert to cathc on expected sound”. Artinya, bahwa menyimak terhadap suatu topik yang tengah di bahas harus memberikan perhatian atau fokus terhadap bunyi-bunyian. Bunyi-bunyian yang erat kaitaannya dengan sebuah pengucapan atau pronunciation yang diperoleh dari proses menyimak sebuah topik. Hal ini penting untuk lebih memastikan tidak terjadi sebuah kesalahan dalam hal menganalisa serta
1. Descripttive method, 2. Study literature
IV. PEMBAHASAN A.
Pentingnya menyimak. Keterampilan menyimak harus dikuasai oleh setiap orang karena keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.Ada perbedaan pengertian yang mendasar antara mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Pertama, dalam mendengar ada dua unsur ketidaksengajaan atau kebetulan, atau sambil lalu, dan tidak direncanakan.Sebagai contoh, saat kita mendengar telepon berdering atau mendengar pengumuman disuatu tempat. Hal inidapat didengar, dan mungkin tidak mengerti sama sekali. Kedua, mendengarkan pada kegiatan ini sudah ada unsur kesengajaan tetapi belum ada diikuti unsur pemahaman, sebagai contoh, apabila kita perlu mendengarkan lagu melalui siaran radio atau televisi.Yang ketiga, menyimak, di mana didalam kegiatan tersebut sudah ada unsur kesengajaan, direncanakan, diikuti dengan penuh perhatian dan minat dengan disertai. Keterampilan menyimak terutama dalam pelajaran yang dilakukan di Laboratorium Bahasa agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan serta memahami konteks yang terdapat dalam suatu topik yang tengah disimak. Karena itu dalam menyimak para peserta didik harus dapat mengetahui beberapa hal di anataranya: 1. Menemukan pikiran utama dalam text.lisan. 2. Menemukan informasi rinci dalam suatu percakapan pendek atau short dialogue. 3. Menemukan informasi tertentu dalam teks lisan pendek
43
WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
4. Mengulang kembali informasi dalam teks. B. Permasalahan dalam proses pembelajaran menyimak bahasa Inggris Bahasa Inggris mempunyai empat kemampuan berbahasa, diantaranya, berbicara, membaca, menulis, dan menyimak. Diantara keempat keahlian tersebut, peserta didik paling sulit untuk mempelajarinya yaitu, menyimak atau listening. Suatu topik atau percakapan pendekyang tengah dipelajari atau disimak,memang menggunakan bahasa asli atau native speaker. Kecepatan saat berbicara yang diucapkan oleh sipenutur asli akan menciptakan sebagian besar masalah dalam proses pembelajaran menyimak, hal ini dikarenakan mereka tidak bisa menyimak dengan baik terhadap pengucapan dari native speaker. Kurang pahamnya terhadap beberapa penguasaan kosakata saat sedang menyimak, akan membuat mereka berhenti untuk menyimak dan merasa panik, sebagai alasan karena tidak mengerti terhadap topik yang sedang disimak. Hal ini akan menjadi kekhawatiran saat sebelum dan selama mengikuti pelajaran menyimak. Selain kurang menguasai beberapa kosakata, peserta didik juga sering mengungkapkan rasa ketidak mampuan mereka terhadap media yang digunakan, berupa recoder tape atau audio sebagai hal yang dapat membuat mereka gagal dalam memahami konteks atau topik yang ada dalam audio tersebut.Recoder tape atau audio merupakan alat pemutar kaset atau berupa cd yang didalamnya berisi materi menyimak yang diperuntukkan untuk peserta didik dalam melatih kemampuan menyimak bahasa Inggris. Dari beberapa penjelasan diatas tadi, dapat ditemukan beberapa persoalan yang sangat potensial menjadi kendala bagi peserta didik saat mempelajari menyimak: 1. Kurangnya pengendalian pada Alat Audio. Artinya, salah satu bentuk penunjang dalam kegiatan menyimak di laboratorium bahasa yaitu perangkat audio.Ini penting, karena dengan perangkat audio inilah peserta didik dapat menyimak atau mendengar sebuah topik atau percakapan yang diberikan oleh pendidik. Perangkat audio terdiri dari computer, CPU, mouse, keyboard, master program audio untuk peserta didik, dan headset sebagai alat mendengar audio. Yang menjadi kendala bagi peserta didik dan selalu dikeluhkan yaitu kecepatan intonasi bunyi suara yang terdapat dalam di audio
44
tersebut.Kecepatan intonasi bunyi suara yang disampaikan oleh sipenutur asli itu merupakan murni bunyi dari sipenutur asli, danpeserta didik tidak dapat memahami dengan baik maksud dari percakapan sipenutur asli.Tentunya, pengendalian atau controlling terhadap audio listening terasa kurang, belum lagi kelancaran sistem operasi atau sistem kerja audio terkadang tidak dapat berfungsi dengan baik, baik itu berasal dari headset sebagai alat penunjang utama untuk menyimak. 2. Ketidakmampuan untuk mengulang. Menyimak erat kaitannya dengan sebuah audio atau bentuk bunyi dari sebuah percakapan.Selain itu, menyimak disampaikan dengan tutur ucapan asli dan dengan intonasi bunyi yang normal.Intonasi bunyi yang normal artinya, bunyi suara yang didengar tidak dipercepat atau rushing volume, dan tidak juga di perlambat atau lower volume.Kecepatan bunyi sebuah kata yang diucapakan oleh si penutur asli, tidak bisa untuk diulang.Dalam hal ini, peserta didik dilatih untuk dapat memahami dari menyimak sebuah topik dan mengambil atau menemukan tentang apa tema tersebut. Peserta didik tidak bisa hanya sekali saja untuk dapat memahami topik tersebut dengan hanya satu kali putaranaudio.Mereka ingin diulang lagi dengan maksud untuk dapat memahami dengan baik, serta menemukan tema dari sebuah percakapan tadi. 3. Kurangnya penguasaan kosakata. Kosakata merupakan hal yang penting untuk dapat memahami isi dari percakapan dari keterampilan menyimak.Akan tetapi hal inilah yang menjadi kendala bagi peserta didik untuk memahami dengan baik terhadap ketrampilan menyimak. Tidak hanya terletak pada kendala alat sebagai penunjang kegiatan proses menyimak, tapi juga peserta didik dihadapkan kurangnya penguasaan kosakata atau lack of vocabulary bahasa Inggris yang tentunya akan menjadi pengahambat dalam proses pembelajaran menyimak. Pemilihan ragam kosakata dalam proses pembelajaran menyimak berada pada sipenutur asli, pendengar hanya dapat mengikuti disetiap percakapan yang disampaikan. Jika mereka tidak mengerti beberapa kata yang tengah diucapakan, terkadang mereka sangat sulit untuk memahaminya dan akanmembuat mereka kehilangan beberapa bagian berikutnya. 4. Kurangnya pemahaman tentang tandatanda sebuah percakapan dalam audio. Memahami sebuah tanda baik dari sebuah pecakapan ataupun tanda yang ada pada
WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
sistem operasi audio itu sendiri sangat penting, baik kegiatan menyimak di lakukan di kelas atau di ruang laboratorium. Mereka harus dapat belajar memahami hal tersebut supaya kelancaran proses pembelajaran menyimak dapat berjalan dengan lancar. 5. Permasalahan dalam penterjemahan Masalah ini tentu akan menjadi kendala bagi si pendengar. Dalam hal penterjemahan ini sangat sulit dilakukan oleh si pendengar apalagi dengan konteks kecepatan intonasi bunyi yang diucapkan oleh sipenutur asli dalam audio itu. Kesulitan ini tentunya akan menghambat proses pembelajaran menyimak bagi sipendengar, karena kurang pahamnya menterjemahkan isi wacana yang terdapat dalam konteks audio itu.
ataupun saat pendidik sedang menjelaskan materi.Kedua-duanya merupakan aktivitas menyimak yang harus peserta didik dapat lakukan dengan baik. Namun, kurangnnya pembiasaan atau kepekaan terhadap bunyibunyi asing yang berasal dari bahasa kedua atau second language, dalam hal ini bahasa Inggris, tentunya akan menghambat proses pembelajaran menyimak. Saat pendidik bicara menggunakan bahasa Inggris dengan nada pelan, tentunya peserta didik akan berusaha memahami arti dari perkataan tersebut, tetapi saat peserta didik dihadapkan dengan bentuk bunyi aslinya atau real voice of native speaker by audio recoder, mereka tidak bisa memahami dengan baik dan segera menghentikan audio tersebut dan menyerahkan kepada pendidik untuk menjelaskan.
6.
C.
Kurangnya konsentrasi. Konsentrasi atau fokus merupakan hal yang penting dalam pembelajaran menyimak.Konsentrasi ini penting agar peserta didik dapat memahami dengan benar tehadap sebuah topik yang sedang disimak atau didengar melalui seperangkat audio atautape recorder.Kurangnya kosentrasi dalam proses pembelajaran menyimak atau listeningtentunya akan membuat peserta didik kurang memahami atau tidak paham sama sekali akan suatu topik yang sedang dibahas. Selain itu juga, kurangnya kosentrasi bisa juga muncul akibat buruknya kualitas tape recorder dan mesin pendukung sebagi media penunjang proses pembelajaran listening. 7.
Faktor kebiasaan. Artinya menyimak itu bisa dilakukan saat sedang mendengar melalui perangkat audio
Keterampilan menyimak Keberhasilan menyimak sangat bergantung pada kemampuan mengintegrasikan komponen-komponen yang terdapat pada proses pembelajaran menyimak, diantaranya bagaimana membedakan buny-bunyi bahasa, pengenalan kata-kata yang diucapkan oleh si penutur asli dan didengar oleh si pendengar, pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting, dan pengidentifikasian terhadap kelompok kata yang bersifat grammatical, serta satuan-satuan pragmatis-ekspresi yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mencipatkan makna. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dapat diartikan sebgai koordinasi komponen-komponen keterampilan, baik keterampilan mempersepsi, menganalisa, maupun menyintesis.
Keterampilan Menpersepsi - Membedakan bunyi bahasa - Mengenali kata
Keterampilan Menganalisa - Mengidentifikasi satuan grammatical - Mengidentifikasi satuan pragmatis
KETERAMPILAN MENYIMAK
Keterampilan Menyintesis - Menghubungkan penanda bahasa dengan lainnya - Memanfaatkan latar belakang
Seseorang yang memiliki keterampilan kemampuan menyimak yang baik
tidak selalu mampu memahami apa yang disimak. Dalam memahami pesan atau suatu
45
WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
kalimat yang diucapkan oleh penutur asli, ketiga komponen seperti yang tersebut diatas, peserta didik mampu memahami bidang penguasaan tersebut dalam proses pembelajaran menyimak. Ketiga komponen tersebut diatas, selalu menjadi bagian dari sebuah proses pembelajaran menyimak. Keterampilan peserta didik dalam menpersepsikan terhadap sebuah topik atau tema yang sedang didengar, tentunya akan banyak membantu peserta didik dalam mengintrepetasikan atau mengenali sebuah kata dari segi bunyi atau pronouncing yang ditutur langsung oleh sipenutur asli. Misalnya, “there” /ðeər /, dan bear /beər /. Dalam menyimak, saat peserta didik mendengarkan sebuah topik bahasan, tentunya akan mendengar sebuah percakapan pendek atau cerita yang didalamnya tentunya menggunakan bentuk tenses, baik dalam bentuk waktu masa lalu (past), sekarang (present), dan yang akan datang (future). Keterampilan menganilsa susunan dan tata bahasa yang sedang disimak melatih peserta didik, bahwa menyimak tidak terbatas kepada suatu bentuk kosa kata saja, melainkan peserta didik dapat menganalisa dan memahami bentuk tatanan bahasa secara tepat dan benar yang sesuai dengan bahasa Inggris. Selain hal tersebut, baik menganilsa sebuah kosa kata atau suatu kata secara grammatical, pengidentifikasi penanda bahasa satu dengan bahasa yang lain sangat perlu dilakukan oleh peserta didik, agar keterkaitan bahasa satu dengan bahasa yang lain, yang sedang disimak dapat menemukan arti yang sebenarnya, dan peserta didik secara aktif dapat mengungkapkan maksud atau arti dari sebuah topik kedalam bentuk sebuah tulisan sebagai hasil analisa yang mereka pelajari. Dan juga, pembelajaran menyimak sudah berkembang dan menjadi salah satu pelajaran yang akan meningkatkan kemampuan serta keterampilan mendengar dalam konteks bahasa Inggris. Memanfaatkan latar belakang, artinya, peserta didik sudah punya dasar dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Hal ini penting sebagai dasar untuk dapat menyempurnakan dan melengkapi lagi kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak. Jadi, ketiga komponen dalam keterampilan menyimak harus menjadi pondasi kuat untuk peserta didik dalam proses pembelajaran menyimak. Dengan begitu, pastinya, dalam proses pembelajaran menyimak peserta didik dapat memahami dengan baik dan mampu mengintepretasikan
46
makna yang terkandung disetiap kalimat tersebut. D.
Strategi menyimak
Menurut Oxford (1990), terdapat dua tipe umum dalam strategi pembelajaran menyimak, yaitu directstrategies dan indirect strategies. a.
Direct strategies 1. Strategi Penggantian (Compensation Strategy) Strategi ini dimaksudkan untuk bisa membantu peserta didik dalam mengatasi terbatasnnya pengetahuan yang meraka kuasai dalam menyimak bahasa Inggris saat mereka tidak mampu menyimak dengan baik dan jelas atau saat mereka tidak bisa mendapatkan semua kata bahasa Inggris.Peserta didik bisa melakukan dengan beberapa petunjuk untuk membantu mereka menemukan arti dari beberapa kata khusus atau beberapa kalimat. Strategi ini sebagai alat untuk menebak dengan cerdas, karena peserta didik tidak perlu untuk menyimak setiap kata selama peserta didik mampu untuk menemukan arti secara sistematis melalui beberapa petunjuk seperti: a. Pentujuk ilmu kebahasaan (linguistic clues), artinya peserta didik bisa menggunakan petunjuk seperti kata perintah (word order) dan penekanan kata (word stress) untuk memudahkan pemahaman mereka terhadap apa yang mereka dengar. Untuk dapat melakukan hal tersebut, peserta didik harus mempunyai pengetahuan tata bahasa Inggris yang cukup (sufficient grammatical knowledge) terhadap bahasa utama (target language) yang memungkinkan peserta didik untuk mengisi di bagian yang mereka rasa tidak bisa untuk mengintepretasikan saat sedang mendengarkan sebuah pengucapan. b. Menggunakan petunjuk yang lain, artinya bagian ini mengkaitkan dengan tipe kosa kata (type of vocabulary) yang digunakan peserta didik untuk lebih mengenal atau fasih makna apa yang terkandung didalam bahasa tersebut, contoh, peserta didik dapat menebak dengan benar tentang status sosial beberapa orang, sperti kata “Mrs” dan “Miss”. Selain itu juga, bunyi nada suara sipenutur asli, peserta didik dapat mengartikna dengan benar apa yang mereka dengar.
WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
2.
b.
Strategi Kognitif. Strategi ini menjelaskan bahwasannya strategi ini yang paling banyak digunakan oleh peserta didik.Ada dua bagian yang penting dalam strategi kognitif ini: 1. Bottom-up strategies, strategi ini menganut sistem “text based” karena peserta didik bergantung pada penggunaan pentunjuk-petunjuk atau fakta-fakta yang ada di teks sebagai informasi baru, contoh, mengulang beberapa kata yang mungkin peserta didik dengar karena mengidentifikasi kata per kata tentunya akan menjadi “kunci” bagi peserta didik. Bagusnya, beberapa peserta didik mencoba untuk mengubah beberapa pernyataan yang kurang familiar kedalam bentuk yang lebih kecil, yaitu kesatuan arti, yang kemudian dijadikan dalam satu bentuk pengertian yang utuh. 2. Top-down strategies, artinya peserta didik menghubungkan apa yang sudah merekadengar atau schemata knowledge. Hal ini berkaitan dengan latar belakang pengetahuan yang sebelumnya mereka punya, pengetahuan dunia, dan pengetahuan yang mereka dapat dari proses menulis atau percakapan. Mempunyai pengetauan seperti hal tersebut mampu meningkatkan kemampuan menyimak sebuah teks bacaan karena peserta didik telah merumuskan beberapa “harapan” dengan baik sebagai “prakiraan” sebleum dan saat sedang menyimak. Indirect strategy. 1. Metacognitive strategies, membantu peserta didik untuk menyelaraskan proses pembelajaran yang akan mereka lakukan. a. Mengenal tujuan (Identifying the purposes) Peserta didik harus mempunyai seperangkat tujuan dalam proses menyimak sebagai rancangan yang tepat untuk menjadi perhatian mereka. Tujuan yang mereka rancang membantu mereka dapat mempersiapkan dengan baik sebelum proses pembelajaran menyimak dimulai karena mereka akan dihadapkan kepada kondisi psikis, apakah mereka siap untuk mengikuti
b.
c.
2.
pembelajaran menyimak atau tidak. Pengawasan diri (Selfmonitoring), terdapat dua tipe yang dimiliki oleh peserta didik saat dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi pribadi yang sadar (self-conscious), tetapai saat proses pembelajaran menyimak peserta didik menjadi pengawasan (monitoring) terhadap pemahaman mereka. Dengan kata lain, peserta didik bisa untuk mengawasi pemahaman mereka sebagai kelanjutan menyimak selama mereka bisa mengetahui kesalahan mereka atau kurang tepatnya dalam menjawab yang kemudian meperbaiki hal tersebut. Meskipun berhasil atau tidak berhasilnya peserta didik dalam menyimak menggunakan pengawasan diri, keberhasilan sipendengar mempunyai keuntungan untuk dapat memperbaiki sebuah hipotesis perkiraan atau memilih alternative yang lain. Evaluasi diri (Self-evaluation), peserta didik harus mengetahui seberapa jauh pemahaman mereka terhadap pembelajaran menyimak yang telah mereka lakukan. Evaluasi dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan baik dari segi kondisi materi yang sedang dipelajari ataupun bahasa yang disimak, kemudian peserta didik mencoba untuk menjadi sespesifik mungkin terhadap keabsahan evaluasi.
Strategi sosial (Social strategy) Artinya yaitu, peserta didik tidak bisa untuk dapat berinteraksi sendiri saat proses pembelajaran menyimak sedang berlangsung dikelas. Dibutuhkan sebuah hubungan atau korelasi atar sesama daripada hanya berkerja atau belajar sendiri tanpa adanya suatu pehamanan yang diperoleh. Hubungan korelasi, seprti grup atau kerja kelompok, yang nantinya akan mengembangkan beberapa langkah yang tepat sebagai suatu bertukar pikiran ataupun ide, jikalau suatu saat belum memahami, dapat diberikan pentunjuk yang sesuai dengan materi yang sedang
47
WANASTRA Vol. IV No. 1 Maret 2013
diajarkan. Sebagai peserta didik, mereka bisa untuk menanyakan dengan sopan kepda guru untuk dapat menyampaikan materi dengan lambat, mengulangi, atau menjelaskan sesuatu.Selai itu juga, mereka juga bisa untuk menanyakan atau mengkonfirmasikan, apakah pemahan mereka melalui sebuah jawaban itu sudah benar, mereka juga dapat menanyakan dengan maksud untuk dapat belajar dengan rekan-rekan mereka. Dengan berkelompok, akan mengurangi ketidaktahuan dalam pembelajaran menyimak, dan selanjutnya dengan mengetahui kekurangan dan ketidaktahuan dalam proses pembelajaran menyimak tadi, akan menciptakan suatu proses pembelajaran dan pemahaman baru dalam menyelami dan mempelajari suatu materi tentang hal menyimak. 3.
Strategi affective (Affective strategy) Artinya, sisi afektive peserta didik merupakan salah satu bentuk pengaruh yang besar terhadap berjasil atau tidak proses pembelajaran menyimak. Peserta didik, memerlukan beberapa jenis langkah belajar untuk membantu mengawasi, memandang secara luas, perasaan atau kondisi dari peserta didik, perilaku, dan nilai.Dalam hal ini pula, terkadang, peserta didik hanya bisa memahami sebuah teks materi menyimak, tetapi pada saat diberikan sebuah latihan menyimak, peserta didik tidak memberikan usaha maksimal dalam memahami materi tersebut.
V. KESIMPULAN Pembelajaran menyimak, baik yang dilakukan diruang kelas maupun laboratorium bahasa, peserta didik dapat mengembangkan serta memahami materi menyimak. Dengan kerampilan menyimak peserta didik mampu mengembangkan keterampilan mempersepsi, keterampilan menganalisa, dan keterampilan menyintesis.
48
Meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik dapat dilakukan melalui 2 model strategi, direct strategies meliputi strategi penggantian dan strategi kognitif, dan indirect strategies meliputi metakognitif, strategi sosial, dan strategi afektif.
DAFTAR PUSTAKA Alexander, L.G. (1994). Practice and Progress: An Integrated Course for PreintermediateStudents. Yogyakarta: Kanisius. Field, John. (2008). Listening in the Language Classroom. Cambridge University Press Goh,
Christine,C.M. (2002). Teaching Listening in the Language Classroom. Singapore: Relc Portofolio Serie.
Kisslinger, Ellen. (2005). Impact Listening 1. Hong Kong: Pearson Education Asia Limited Nichols, Lukong N. (1998). Teaching English Comprehension.English Teaching Forum. Oxford, R.L. (1990). Language Learning, what every teacher should teacher know. London: Heinle and Heinle