Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN EKSPOSISI BERDASARKAN EJAAN, PILIHAN KATA DAN KETERPADUAN PARAGRAF MAHASISWA SEMESTER SATU PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
Eli Marlina Harahap1
Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk memberikan gambaran dan sekaligus mana kemampuan Mahasiswa dalam menyampaikan kalimat tanya retoris. Jenis pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif populasi dalam penelitian adalah seluruh Mahasiswa semester I. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan tentang pemahaman mengenai ejaan merupakan kemampuan yang terbaik, yakni 79,33%, kemudian pilihan kata 75,2%, struktur kata dan kalimat 74,93%, dan terakhir keterpaduan paragraf, yaitu 68,67%. Dalam hal kemampuan perorangan dalam setiap aspek kelompok penguasaan kosa kata, Mahasiswa yang memperoleh nilai 95 (95%) ada satu orang. Sedangkan nilai terendah ada 12 Mahasiswa yaitu memperoleh nilai 60 (60%). Secara Umum dapat dikatakan bahwa Nilai rata-rata Mahasiswaadalah 74,53 (74,53%). Dengan demikian kemampuan mengenai Kemampuan menyunting karangan eksposisi berdasarkan ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan keterpaduan paragraf Mahasiswa, berkualifikasi baik karena masih berada di antara rentang kualifikasi 61 – 80% Kata kunci: Kemampuan, Menyunting Karangan Eksposisi, Ejaan, Pilihan Kata
1
Eli Marlina Harahap, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 36
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…
yang baik akan menyebabkan imformasi atau
Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi perasaan
yang
dan
mampu
pikiran
menampung
pemakainya,
serta
maksud yang akan disampaikan kepada orang lain
akan
memberikan
pemahaman
dan
penafsiran yang berbeda.
mampu menimbulkan salah pengertian antara
Maka tidak salah apabila Sumardi,
penutur dan pendengar atau penulis dan
Ketua Himpunan pembina Bahasa Indonesia
pembaca. Tanpa adanya bahasa manusia tidak
yang dikutip Badudu, (1998:74) mengatakan
akan dapat berkomunikasi antara yang satu
sebagai
berikut:
dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
”Dalam
untuk
cara
keterampilan berbahasa Indonesia
berupa
perlu mendapat tekanan yang lebih
komunikasi satu arah, dua arah dan multi arah.
banyak lagi mengingat kemampuan
Komunikasi satu arah dapat terjadi ketika
berbahasa Indonesia di kalangan
seseorang mengirim pesan, atau membuat
pelajar dan mahasiswa masih jauh
karya tulis. Dalam kegiatan komunikasi
dari yang diharapkan, minimnya
pengirim pesan aktif mengirim pesan yang
kemampuan
diformulasikan
dalam
disebabkan oleh kualitas guru, dan
berupa
atau
saling
berkomunikasi,
tulisan
sipenerima
berhubungan komunikasi
pesan
dengan dapat
lambang-lambang bunyi.
aktif
Sedangkan
menerjemahkan
pihak
dunia
berbahasa
yang
anggapan
pendidikan
lain,
bahwa
Indonesia
munculnya setiap
orang
lambang-lambang tersebut menjadi bermakna
Indonesia pasti bisa berbahasa justru
sehingga pesan tersebut dapat diteima secara
ikut
utuh
Indonesia sendiri.” Kegiatan
berbahasa
menyuramkan
kebahasaan
meliputi
kemampuan menyimak, berbicara, membaca,
Menulis adalah menurunkan atau
dan menulis. Untuk dapat membuat karangan
melukiskan lambang-lambang grafis yang
dengan baik, maka sipengarang harus terampil
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
berbahasa, yakni baik dari segi ejaan, pilihan
oleh seseorang sehingga orang lain dapat
kata, susunan kalimat yang digunakannya, dan
membaca lambang-lambang grafis tersebut.
keterpaduan paragraf harus tepat dan teratur.
Begitu juga mengarang pada hakikatnya bukan
Karena tanpa adanya keterampilan berbahasa
sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 37
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi
menyunting
karangan
kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi
pengetahuan
tentang
mengarang adalah menuangkan buah pikiran
pengetahuan tentang isi tulisan. Di samping
ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat
itu, harus menguasai ejaan, tanda baca, pilihan
yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas
kata,
sehingga
paragraf sehingga memperoleh suntingan yang
buah
pikiran
tersebut
dapat
dikomunikasikan kepada pembaca.
keefektifan
harus
menguasai
kebahasaan
kalimat
dan
dan
ketepatan
baik.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa
Kegiatan
menyunting
kegiatan karang mengarang, menggunakan
merupakan
bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan
menghadirkan karangan yang baik dan benar
buah pikiran pengarang secara menarik kepada
secara ketatabahasaan dan bernalar. Seorang
pembaca. Oleh karena itu, selain menguasai
penyunting
topik dan permasalahnya yang akan ditulis,
kemampuan dalam hal penyusunan karangan
penulis dituntut untuk mengusai komponen-
yang benar, mengetahui jenis-jenis karangan
komponen menulis diantaranya grafologi,
dan karakternya masing-masing, kohesi dan
stuktur, kosa kata dan kelancaran.
koherensi yang digunakan oleh pengarang,
Begitu
juga
dalam
menyunting
langkah
yang
yang
karangan
baik,
baik
tentu
untuk
memiliki
serta keberanian untuk mengatakan salah atau
karangan merupakan bagian dari pembelajaran
benar
berdasarkan
teori
yang
bahasa Indonesia, khususnya dalam pelajaran
dipertanggungjawabkan.
menulis. Maka jelaslah kegiatan berbahasa itu
selesai dikerjakan agar memperoleh hasil yang
mempunyai hubungan yang erat dengan
baik harus dilakukan penyuntingan. Sebelum
menyunting karangan.
diadakan penyuntingan, hendaknya diadakan
Setelah
dapat
karangan
Dalam menyunting karangan terlebih
kegiatan perbaikan terhadap naskah tersebut..
dahulu harus memahami dua hal yang sangat
Penyuntingan ini fokusnya pada hal yang lebih
penting yaitu memahami ejaan atau tanda baca
mikro, seperti penggunaan bahasa: pilihan
dan memahami unsur kebahasaan diantaranya
kata, kebenaran struktur kalimat, ketepatan
meliputi kata, kalimat dan paragraf. Tanpa
transisi,
menguasai itu semua maka sulitlah untuk
dan mekanis (masalah penggunaan tanda baca
menjadi penyunting /editor.
/ format / struktur karangan). Pada kegiatan
penyingkatan/pemanjangan,
ejaan,
Menyunting karangan atau mengedit
penyuntingan ini kita harus memberikan
karangan adalah memperbaiki tulisan atau
perhatian khusus terhadap beberapa hal, yaitu :
naskah agar terhindar dari kesalahan sehingga
kata-kata yang mempunyai awalan dan akhiran
layak
(pebelajar,
dibaca
ISSN 2086 – 1397
atau
layak
terbit.
Dalam
memelajari),
kata
yang
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 38
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… menunjukkan makna jamak (misalnya banyak,
tergantung kepada bagaimana proses belajar
sejumlah, beberapa) kata yang berulang saling,
dapat berlangsung secara efektif. Belajar
berkali-kali
termasuk juga kebutuhan hidup manusia yang
tingkatan
intensitas
(sangat,
kurang, agak) penggunaan tanda baca, yang
vital dalam mempertahankan hidup.
kecil sekali pun dapat mengganggu pengertian,
Banyak para ahli mendefinisikan kata
dan berikan pengertian pada ungkapan yang
belajar, diantaranya Tim Dosen Wawasan
kelihatannya sama tetapi maknanya berbeda
Pendidikan Dasar, (2009:35) mendefinisikan
(tidak harus berbeda dengan harus tidak).
bahwa
belajar
merupakan
suatu
proses
Dalam kehidupan sehari-hari, masih
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku
banyak Mahassiswa yang kurang mampu
sebagai hasil interaksi antara diri dengan
menggunakan bahasa yang benar dan teratur
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
baik dalam berdialog langsung ataupun dalam
hidupnya. Dan dapat dikatakan juga “Belajar
menulis,
sebuah
adalah suatu proses yang dilakukan oleh
karangan, karena dalam menulis karangan
individu untuk memperoleh perubahan tingkah
antara
penyusunan
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
kalimat harus mempunyai daya tarik bagi
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
pembaca. Di samping itu juga harus ada
interaksi dengan lingkungannya”.
apalagi
ejaan,
dalam
kata-kata
menulis
dan
keterpaduan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya.
Oemar mendefinisikan
Hamalik bahwa
(2003:36)
belajar
adalah
Berdasarkan alasan di atas maka
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
penulis ingin mengadakan penelitian dengan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
judul Kemampuan Menyunting Karangan
hanya mengingat tetapi lebih luas dari pada
Eksposisi Berdasarkan Ejaan, Pilihan Kata,
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
dan
suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
Keterpaduan
Paragraf
Mahasiswa
semester I Prodi Pendidikan Bahasa Dan sastra Indonesia
Universitas
Muhammadiyah
perubahan kelakuan. Dari beberapa definisi belajar di atas,
Tapanuli Selatan.
maka dapat disimpulkan bahwa definisi belajar
KERANGKA TEORETIS
dilandasi dari beberapa prinsip yakni :
Pengertian Belajar
a. Belajar sebagai suatu proses perubahan
Dalam keseluruhan proses pendidikan
perilaku, dengan ciri-ciri perubahan yang
di sekolah, belajar merupakan aktivitas yang
disadari,
paling utama, ini berarti bahwa keberhasilan
permanen serta bertujuan dan terarah.
pencapaian
tujuan
ISSN 2086 – 1397
pendidikan
kontinu,
fungsional,
aktif,
banyak Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 39
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… b. Perubahan yang mencakup perilaku secara
dilakukan dalam proses belajar yaitu
keseluruhan.
dalam tindak balas (respon).
c. Belajar merupakan suatu proses
e. Melaksanakan tindak balas (Respon) yaitu
d. Proses belajar terjadi karena adanya
melakukan aktivitas untuk memenuhi
sesuatu yang mendorong dan ada suatu
kebutuhan dan mencapai tujuan sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
dengan yang telah dirancangnya dalam
e. Belajar merupakan bentuk pengalaman Dalam rumusan di atas, terkandung makna bahwa belajar adalah merupakan suatu
fase ketiga dan keempat. f.
Adanya akibat atau hasil pembelajaran dan tinjak lanjut.
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
Dari beberapa pengertian yang telah
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
dikemukakan, terdapat banyak persamaan.
akan tetapi lebih luas daripada itu yakni
Berkenan
mengalami. Maka dapat dikatakan belajar
tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa
merupakan proses individu untuk mengubah
belajar adalah suatu proses perubahan yang
tingkah
memenuhi
terjadi pada diri seseorang. Perubahan itu
kebutuhan. Hal ini mengandung arti bahwa
dapat terjadi dalam bidang keterampilan,
individu akan melakukan kegiatan belajar
kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan dan
apabila ia menghadapi semua kebutuhan.
apresiasi.
Karena belajar merupakan suatu proses maka
Pengertian Hasil Belajar
laku
dalam
upaya
mempunyai tahapan-tahapan tertentu yang saling berkaitan
tahapan-tahapan
tersebut
dengan
Bukti melakukan
kesamaan
bahwa
pembelajaran
pandangan
seseorang adalah
telah adanya
diantaranya :
perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
a. Individu merasakan adanya kebutuhan dan
Misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu,
melihat tujuan yang ingin dicapai. b. Adanya
kesiapan
memenuhi
kebutuhan
individu dan
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, untuk
dan lainnya. Tingkah laku manusia terdiri dari
mencapai
sejumlah aspek. Adapun aspek-aspek yang
tujuan.
dimaksud adalah: pengetahuan, pemahaman,
c. Memahami situasi yang ada di lingkungan
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
dan memang berkaitan dengan aktivitas
hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, sikap,
individu
dan lainnya. Kalau sesearang telah melakukan
dalam
memenuhi
kebutuhan
mencapai tujuan. d. Menafsirkan situasi untuk merancang
kegiatan belajar maka pada diri yang telah melakukan
pembelajaran
akan
terjadi
berbagai arternatif aktivitas yang akan ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 40
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… perubahan pada salah satu atau beberapa aspek
bidang pengetahuan hapalan, pemahaman,
tingkah laku tersebut di atas.
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi, 2)
Hal-hal yang berhubungan dengan
Hasil belajar afektif, antara lain: sikap dan
hasil belajar juga diungkapkan oleh Oemar
nilai (misalnya: atensi atau perhatian terhadap
Hamalik, (2003:31) dalam mengungkapkan
pelajaran,
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
menghargai guru, dan teman serta kebiasaan
a.
disiplin
motivasi
belajar,
Hasil belajar adalah pola-pola
belajar. 3. Hasil belajar bidang psikomotor,
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
antara lain: keterampilan dan kemampuan
pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
bertindak individu.
abilitas serta keterampilan.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik
b. Hasil-hasil belajar diterima murid
kesimpulan
bahwa
hasil
belajar
adalah
apabila memberi kepuasan pada
perubahan yang terjadi pada diri seseorang
kebutuhan
setelah
dan
berguna
serta
bermakna baginya. a. Hasil-hasil dengan
proses
belajar.
Dengan
demikian, hasil pengajaran bahasa Indonesia
belajar jalan
melalui
dilengkapi
dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
serangkaian
siswa sebagai akibat adanya pengajaran bahasa
pengalaman-pengalaman
yang
Indonesia. Dan tentunya hasil pengajaran
dapat dipersamakan dan dengan
dapat dilihat dari hasil evaluasi, dan sangat
pertimbangan yang baik.
dipengaruhi oleh banyak faktor, yang salah
b. Hasil-hasil belajar itu lambat laun
satunya
adalah
kemampuan
komunikasi
dipersatukan menjadi kepribadian
interpersonal.
dengan kecepatan yang berbeda-
Kemampuan Menyunting Karangan
beda.
Menyunting atau mengedit adalah
c. Hasil-hasil belajar yang dicapai adalah
bersifat
kompleks
mempersiapkan
naskah
siap
cetak,
siap
dan
diterbitkan, atau siap digunakan dengan
dapat berubah-ubah (adaptable),
memperhatikan segi ejaan, diksi, dan struktur
jadi tidak sederhana dan statis.”
kalimat.
Kegiatan
merupakan Menurut
yang
baik
untuk
menghadirkan karangan yang baik dan benar
karangan Tabrani Rusyan, (1997:7) jika
secara ketatabahasaan dan bernalar. Seorang
ditinjau dari bidang kognitif, afektif dan
penyunting
psikomotorik,
dapat
kemampuan dalam hal penyusunan karangan
berupa:1) Hasil belajar kognitif antara lain:
yang benar, mengetahui jenis-jenis karangan
maka
hasil
dalam
langkah
karangan
buku
ISSN 2086 – 1397
Engkoswara
menyunting
belajar
yang
baik,
tentu
memiliki
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 41
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… dan karakternya masing-masing, kohesi dan
mengatakan ,”kemampuan adalah perilaku
koherensi yang digunakan oleh pengarang,
yang rasional untuk mencapai tujuan sesuai
serta keberanian untuk mengatakan salah atau
dengan kondisi yang diharapkan”.
benar
berdasarkan
teori
dipertanggungjawabkan.
yang
Setelah
dapat
Poerwadarminta
(1999:628)
karangan
mengatakan bahwa, kemampuan adalah
selesai dikerjakan agar memperoleh hasil yang
kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan
baik harus dilakukan penyuntingan. Sebelum
kenyataan yang dimiliki manusia ”.
diadakan penyuntingan, hendaknya diadakan kegiatan perbaikan terhadap naskah tersebut. Kegiatan
perbaikan
dan
Yang dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca dalam satu kesatuan tema
yang
utuh
dan
mengarang
penyuntingan kadang dicampuradukkan dan
merupakan pengungkapan buah pikiran
dipandang sebagai hal yang sama. Padahal
melalui tulisan secara sistematik dan
tidak
Perbaikan
menarik. Dari pernyataan di atas dapat
terhadap karangan biasanya dilakukan setelah
disimpulkan bahwa kemampuan adalah
draf yang difokuskan pada isu-isu besar atau
kesanggupan
atau
kemahiran
untuk
makro,
melakukan
suatu
kegiatan
atau
demikian
kenyataannya.
seperti
tujuan
karangan,
membayangkan tanggapan pembaca sasaran,
menyelesaikan suatu masalah/pekerjaan.
organisasi ide, ketepatan ide utama, kekeliruan informasi,
dan
sebagainya.
Dalam
menulis
karangan
harus
Sedangkan
melalui beberapa tahap atau proses agar
penyuntingan terhadap karangan dilakukan
menghasilkan tulisan yang layak diterbitkan,
setelah dilakukan perbaikan secara makro.
tahap tersebut diantaranya pramenulis atau
Penyuntingan ini fokusnya pada hal yang lebih
tahap persiapan misalnya: menemukan ide,
mikro, seperti penggunaan bahasa : pilihan
menentukan judul karangan, memilih jenis
kata, kebenaran struktur kalimat, ketepatan
tulisan,membuat kerangka dan mengumpulkan
transisi,
ejaan,
bahan-bahan. Tahap kedua menulis dimulai
dan mekanis (masalah penggunaan tanda baca
dengan penjabaran ide ke dalam betuk tulisan,
/ format / struktur karangan).
tahap ke tiga merevisi atau mengoreksi tulisan,
penyingkatan/pemanjangan,
Setiap manusia yang hidup tentu
ke empat mengedit atau menyunting karangan.
memiliki kamampuan, dan kemampuan setiap
Dalam
indipidu
artian
diperlukan format baku yang akan menjadi
seseorang memiliki kemampuan tidak sama
acuan misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan
dan
dan pengaturan spasi.
tentu
kadang
kemampuannya. ISSN 2086 – 1397
bervariasi,
memiliki
dalam
lebih
Simanjuntak
dari
satu
(1990:2)
pengeditan
atau
menyuntingan
1. Karangan Eksposisi Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 42
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… Karangan merupakan karya tulis hasil
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
persuasi. Secara sederhana, narasi dikenal
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa
sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
tulis
dipahami.
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
Menurut Gie, (2002:3) beliau menyatakan
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
bahwa karangan adalah hasil perwujudan
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur
gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang
berupa
dibaca
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika
kepada
dan
pembaca
dimengerti
untuk
oleh
masyarakat
pembaca.
kejadian,
tokoh,
dan
konflik
ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu
Selain itu, Widyamartaya, (1990:9) mengatakan, mengarang adalah keseluruhan
disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
gagasan dan menyampaikan melalui bahasa
Narasi yang berisi fakta disebut narasi
tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat
ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi
seperti yang dimaksud pengarang.
disebut
narasi
sugestif.
Contoh
narasi
Karangan adalah rangkaian tuturan
ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau
atau tulisan yang mengungkapkan suatu
kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi
maksud dengan lengkap dan utuh. Dengan
sugestif
demikian karangan lebih luas tingkatannya
ataupun cergam.
daripada satuan bahasa lainnya dari pada kalimat
ataupun
paragraf.
Dalam
suatu
adalah
novel,
cerpen,
cerbung,
Karangan deskripsi adalah karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau
karangan pada umumnya meliputi beberapa
keadaan
kalimat ataupun beberapa paragraf. Karangan
melihat, mendengar, atau merasakan hal
disebut juga wacana atau bacaan berbentuk
tersebut. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri
tulisan, misalnya bacaan dalam buku, majalah
seperti: menggambarkan atau melukiskan
ataupun koran.
sesuatu, penggambaran tersebut dilakukan
Dari disimpulkan
pendapat bahwa
di
atas
karangan
dapat adalah
perwujudan atau gagasan seseorang dalam
sejelas-jelasnya
dengan melibatkan
kesan
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
yang
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi umum
dijumpai
dalam keseharian terdiri lima jenis ISSN 2086 – 1397
seolah-olah
Contoh Narasi / karangan deskripsi :
Jenis-jenis karangan Karangan
pembaca
indera, dan membuat pembaca atau pendengar
bahasa tulis a.
sehingga
yaitu:
dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah
menyanyi
sambil
membangunkan
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 43
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… orang- orang yang masi tidur. serta dapat ku
perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai
lihat burung - burung yang berterbangan
dengan
meninggalkan
karangannya. Contoh karangan persuasi pada
sarangnya
untuk
mencari
makan.
dianjurkan
penulis
dalam
umumnya: Salah satu penyakit yang perlu kita “Karangan
Eksposisi
adalah
waspadai di musim hujan ini adalah infeksi
Karangan yang berisi uraian atau
saluran
penjelasan tentang suatu topik
mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi
dengan tujuan memberi informasi
makanan yang bergizi, minum vitamin dan
atau pengetahuan tambahan bagi
antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat
pembaca.
yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah
Untuk
memperjelas
uraian, dapat dilengkapi dengan
pernapasan
akut
(ISPA).
Untuk
raga.
grafik, gambar atau statistik.
Sunarti, (2005:290) mendefinisikan
Sebagai catatan, tidak jarang
bahwa karangan eksposisi adalah karangan
eksposisi ditemukan hanya berisi
yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau
uraian
tentang
inpormasi yang bertujuan agar pembaca
kerja.
mendapat inpormasi dan pengetahuan yang
Eksposisi demikian lazim disebut
sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta
paparan
yang menyakinkan.
langkah/cara/proses
proses”.Karangan
argumentasi yang
adalah
bertujuan
karangan
Eksposisi merupakan karangan yang
membuktikan
bertujuan untuk menginformasikan tentang
suatu
sesuatu sehingga memperluas pengetahuan
kebenaran pendapat/kesimpulan
dengan
pembaca.
Karangan
eksposisi
bersifat
data/fakta sebagai alasan/bukti.
ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat
Dalam argumentasi pengarang
diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian
mengharapkan
atau
pendapatnya
pembenaran dari
pengalaman.
karangan
karangan
deskripsi.
eksposisi
Adanya unsur opini dan data,
Karangan
juga fakta atau alasan sebagai
menggambarkan/melukiskan sesuatu sehingga
penyokong opini tersebut.
seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri.
mempengaruhi
pembaca
Dalam
untuk
persuasi
berbuat pengarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa ISSN 2086 – 1397
dengan
Perbedaan
pembaca.
Karangan persuasi adalah bertujuan
sesuatu.
yang
deskripsi
bertujuan
Karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber karangan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi Contoh Wacana Eksposisi Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 44
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… Yang Kedua bagi American
b. Beberapa
point
penting
yang
perlu
diperhatikan dalam menyusun Karangan
Airlines
Eksposisi “Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang
airbus
A300-
600
merupakan
peristiwa
kedua
bagi
American Airlines beberapa detik lepas
landas
dari
bandar
udara
a. Topik-Topik
Dalam
Karangan
Eksposisi yaitu :
1. Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan
internasional O’Hare Chicago, tiba-
dapat
tiba mesin kiri lepas dari dudukannya.
bagaimana
Pilot
bagaimana suatu peristiwa terjadi,
tidak
bisa
mengendalikan
pesawat akibat keseimbangan pesawat
bersifat
historis
suatu
alat
tentang bekerja,
dan sebagainya;
mendadak berubah dengan jatuhnya
2. Suatu analisis atau penafsiran
mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat
objektif terhadap seperangkat fakta;
mendarat
dan
dan
menghujam tempat
parkir kendaraan 31 detik kemudian
3.. Fakta tentang seseorang yang
dan 271 penumpang plus awak tewas
berpegang
seketika. Kecelakaan lain menyangkut
pendirian.
teguh
pada
suatu
mesin copot dialami oleh pesawat
b. Analisis Eksposisi harus berurutan,
kargo El-Al milik flag carier Israel, 4
terdiri dari :
Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap
1. Urutan kronologis/proses, biasanya
kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-
memaparkan proses, yaitu
pin (baut kedudukan mesin) lepas.
memberi penjelasan tentang
Disusul kemudian oleh mesin nomor
bekerjanya sesuatu atau
tiga. Mendadak kehilangan dua mesin,
terjadinya suatu peristiwa,
pilot
tidak
pesawat
dan
dapat
mengendalikan
menabrak
gedung
2. Urutan fungsional, 3. Urutan atau analisis sebab akibat,
bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat
awak
tewas
berikut
47
penghuni flat yang ditabrak”. (Kompas, 2011: 5)
dan 4. Analisis perbandingan. c. Langkah-langkah Menulis Eksposisi yakni : 1. Menentukan tema,
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 45
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… 2. Menentukan tujuan karangan,
METODOLOGI PENELITIAN
3. Memilih data yang sesuai dengan
Metode Penelitian
tema, dan 4.
Metode
Membuat
kerangka
karangan,
metode
yang
deskriptif
digunakan dengan
adalah
pendekatan
mengembangkan kerangka menjadi
kuantitatif. Menurut nazir (1988:63) metode
karangan.
deskriptif
adalah
digunakan
untuk
Kemampuan menyunting karangan atau mengedit
karangan
memperbaiki
tulisan
adalah atau
mampu
naskah
suatu
metode
meneliti
yang
sekelompok
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
agar
sistem pemikiran, dan suatu peristiwa pada
terhindar dari kesalahan sehingga layak dibaca
masa sekarang. Penelitian ini menggambarkan
atau layak terbit. Maka jelaslah dalam
kemampuan menyunting karangan eksposisi
menyunting
karangan
berdasarkan
pengetahuan
tentang
harus
menguasai
kebahasaan
dan
ejaan,
pilihan
kata,
dan
keterpaduan paragraf
pengetahuan tentang isi tulisan. Di samping itu
Adapun
kisi-kisi
yang
dijadikan
harus menguasai ejaan, tanda baca, pilihan
sebagai penilaian dalam menyunting karangan
kata,
eksposisi dapat dilihat dalam tabel berikut:
keefektifan
kalimat
dan
ketepatan
paragraf sehingga memperoleh suntingan yang baik
Kriteria Penilaian No 1 2 3 4
Unsur Penilaian Ketepatan Ejaan Pilihan Kata Ketepatan Struktur kata dan Kalimat Keterpaduan paragraph Jumlah
Bobot Skor 1 – 25 1 – 25 1 – 25 1 – 25 100
Rumusan Penilaian : N = Skor Mentah x 100% = 100 Skor Maksimum
Teknik Pengumpulan Data Pengolahan adalah langkah pertama
menyimak karangan eksposisi berdasarkan ejaan, pilihan kata dan keterpaduan paragraf.
dalam suatu penelitian untuk memperoleh data bagaimana ISSN 2086 – 1397
kemampuan Mahasiswa Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 46
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… Adapun
langkah-langkah
yang
pilihan kata, ketepatan struktur kata dan
diperlukan untuk menganalisis data dalam
kalimat, serta keterpaduan paragraf dalam
penelitian ini adalah:
menyunting karangan eksposis.
1. Membuat tabulasi skor data kemampuan menggunakan
ejaan,
pilihan
HASIL PENELITIAN
kata,
Deskripsi Data Penelitian
ketepatan struktur kata dan kalimat, serta
Menurut
Effendi
(1974:88)
bahwa
fungsi
statistik
adalah
keterpaduan paragraf dalam menyunting
salah
karangan eksposisi.
menyederhanakan data penelitian yang amat
2. Mencari nilai rata-rata setiap aspek dan
satu
besar jumlahnya menjadi imformasi yang lebih
nilai-rata-rata dalam penggunaan ejaan,
sederhana dan mudah dipahami.
pilihan kata, ketepatan struktur kata dan
Jadi,
untuk
menyederhanakan
kalimat, serta keterpaduan paragraf dalam
perhitungan data yang diperoleh digunakan
menyunting karangan eksposisi dengan
statistik, pendapat yang beragam banyak dan
cara menjumlahkan
sangat
semua nilai dibagi
jumlah sampel 3. Menentukan kemampuan
akan
lebih
banyak
disederhanakan tampa harus mengurangi nilai predikat
terhadap
objektif dan validnya penelitian ini. bahkan
menyunting
karangan
dengan statistik, hasil pengolahan data yang
eksposisi. 4. Menghitung
rumit
diperoleh akan lebih mudah dipahami. Karena persentase
tingkat
itu dalam menganalisis data ini penulis
kemampuan siswa menggunakan ejaan,
menggunakan
statistik.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETEPATAN EJAAN (A) F.A2
F
Fkb
Fka
A
10- 16
17
60
17
13
221
169
2873
17 - 23
28
43
45
20
560
400
11200
24– 30
15
15
60
27
405
729
10935
Jumlah
∑F=60
ISSN 2086 – 1397
∑X=60
F.A
A2
Interval
∑FX= 1186
∑X = 1298 2
∑FX2= 25008
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 47
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… GAMBAR 1 HISTROGRAM SKOR ASPEK KETEPATAN EJAAN 30 25
27
20 20
17 28 15 Linear (28)
15 13
10 5 0
17
28
15
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETEPATAN KATA (B) F.B2
F
Fkb
Fka
B
10- 16
26
60
26
13
338
169
4394
17 - 23
29
34
55
20
580
400
11600
24– 30
5
5
60
27
135
729
3645
Jumlah
∑F=60
ISSN 2086 – 1397
∑X=60
F.B
B2
Interval
∑FX= 1053
∑X2= 1298
∑FX2= 19639
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 48
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… GAMBAR 2 HISTROGRAM SKOR ASPEK PILIHAN KATA 30 27
25
20 20 26 15
29 13
5
10
5
0 26
29
4
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETEPATAN STURKTUR KATA DAN KALIMAT (C) F.C2
F
Fkb
Fka
C
10- 16
21
60
21
13
273
169
3549
17 - 23
35
39
56
20
700
400
14000
24– 30
4
4
60
27
108
Jumlah
∑F=35
ISSN 2086 – 1397
∑X=60
F.C
C2
Interval
∑FX= 1081
729 ∑X = 1298 2
2916 ∑FX = 20465 2
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 49
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… GAMBAR 3 HISTROGRAM SKOR ASPEK KETEPATAN STURKTUR KATA DAN KALIMAT 30 27
25 20 20
21
15 10
35 13
4
5 0 21
35
4
Dari data tersebut menunjukkan mean,
kemampuan menyunting karangan eksposisi
modus, dan median tidak jauh berbeda, hal
dari aspek keterpaduan paragraf datanya
ini mengatakan distribusi frekuensi skor
cenderung berdistribusi normal.
TABEL V DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETERPADUAN PARAGRAF (D) F.D2
F
Fkb
Fka
D
10- 16
20
60
20
13
260
169
3380
17 - 23
36
40
56
20
720
400
14400
24– 30
4
4
60
27
108
Jumlah
∑F=60
ISSN 2086 – 1397
∑X=60
F.D4
D2
Interval
∑FX= 1088
729 ∑X = 1298 2
2916 ∑FX = 20696 2
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 50
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… GAMBAR 4 HISTROGRAM SKOR ASPEK KETERPADUAN PARAGRAF 30 27
25 20 20
20
15 10
36 13
4
5 0 20
36
kata dan keterpaduan kalimat oeleh Mahasiswa
Analisis data Pada tabel di bawah ini penulis akan
4
menggambarkan
nilai
kemampuan
menyunting karangan eksposisi berdasarkan
Semester I Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Universitas
Muhammadiyah
Tapanuli Selatan.
ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur TABEL NILAI KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN EKSPOSISI No Urut
No. Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
ISSN 2086 – 1397
Nilai Kem. Menyunting Karangan Eksposisi I II III IV 25 21 21 20 25 20 20 20 20 15 15 15 20 15 15 15 20 20 20 15 25 21 21 20 20 20 20 15 20 20 20 15 15 15 15 15 25 21 21 20 25 21 21 20 25 20 20 20
kumulatif
%
87 85 65 65 75 87 75 75 60 87 87 85
87 85 65 65 75 87 75 75 60 87 87 85
Ket
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 51
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Jumlah
20 20 20 25 20 20 15 25 25 20 20 20 25 20 20 25 25 20 15 25 25 25 1190
15 15 20 20 25 20 19 25 20 20 25 20 20 25 20 20 20 18 15 20 25 2 1128
15 15 20 20 20 20 19 20 20 24 20 20 20 20 20 20 20 18 24 20 25 25 1124
15 15 15 20 15 15 15 20 20 15 15 15 20 15 15 20 20 15 15 20 20 20 1030
65 65 75 85 80 75 68 90 85 79 80 75 85 80 75 85 85 71 69 85 95 72 4472
65 65 75 85 80 75 68 90 85 79 80 75 85 80 75 85 85 71 69 85 95 72 4472
Kemampuan meguasai ejaan
Kemampuan meguasai keterpaduan
15 mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%)
paragraf
15 mahasiswa memperoleh nilai 20 (80 %)
4 Mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%)
4 mahasiswa memperoleh nilai 15 (60%)
15 mahasiswa memperoleh nilai 20 (80%)
Selanjutnya, data disusun dalam suatu
15 mahasiswa memperoleh nilai 15 (60%)
daftar untuk melihat distribusi frekuensi
Selanjutnya, data disusun dalam suatu
seperti tabel berikut :
daftar untuk melihat distribusi frekuensi
Kemampuan meguasai pilihan kata
seperti tabel berikut :
4 Mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%)
Kemampuan
menyunting
11 Mahassiswa memperoleh nilai 20 (80%)
karangan eksposisi berdasarkan ketepatan
19 Mahasiswa memperoleh nilai 15 (60%)
ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan
Kemampuan meguasai struktur kata atau
keterpaduan paragraf adalah: 1 mahasiswa memperoleh nilai 95
kalimat 4 mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%)
(95%)
20 Mahasiswa memperoleh nilai 20 (80%)
1 Mahasiswa memperoleh nilai 90
10 mahasiswa memperoleh nilai 21 (60%)
(90%)
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 52
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… 4 mahasiswa memperoleh nilai 87
1 Mahasiswa memperoleh nilai 71
(87%)
(71%)
2 mahasiswa memperoleh nilai 85
1Mahasiswa memperoleh nilai 69
(85%)
(69%)
5 mahasiswa memperoleh nilai 80
1 Mahasiswa memperoleh nilai 68
(80%)
(68%)
1 mahasiswa memperoleh nilai 79
2 mahasiswa memperoleh nilai 65
(79%)
(65%)
4 Mahasiswa memperoleh nilai 75
10 mahasiswa memperoleh nilai 60
(75%)
(60%)
1 Mahasiswa memperoleh nilai 72
Selanjutnya, data disusun dalam suatu
(72%)
daftar untuk melihat distribusi frekuensi seperti
tabel
berikut
:
Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF F.X2
F
Fkb
Fka
X
60-68
20
60
20
64
1280
4096
81920
69-77
11
40
31
73
803
5329
58619
78-86
23
29
54
82
1886
6724
154652
87-95
6
6
60
91
546
8281
49686
Jumlah
∑F=60
∑X= 310
F.X
X2
Interval
∑FX= 4515
∑X2= 24430
∑FX2= 344877
GAMBAR 5 HISTROGRAM SKOR PENGUASAAN MENYUNTING KARANGAN
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 53
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…
100 90
91
80
82
70 60
73
20
64
11
50
23
40
6
30 20 10 0 20
11
23
6
Kemudian berikut ini dapat pula
4. Keterpaduan Paragraf
disimpulkan nilai rata-rata kemampuan dari setiap aspek yang diujikan sebagai berikut:
= 1030: 34 = 17,17 (68,67%) Agar
1. Ketepatan Ejaan
perbandingan
nilai
rata-rata
yang
diperoleh siswa pada setiap aspek, lebih jelas
= 1190 : 34 = 19,83 (79,33 %) 2. Pilihan Kata
pada tabel berikut ini, akan penulis gambarkan perbandingan
= 1128 : 34 = 18,8 (75,2%)
kualitatif.
Kemampuan
menyunting karangan eksposisi berdasarkan
3. Struktur Kata dan kalimat
ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur
= 1124 : 34 = 18,73 (74,93%)
kata dan keterpaduan paragraf Untuk setiap aspek
yang
diujikan
sebagai
berikut:
TABEL PERBANDINGAN KUALITATIF KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN KALIMAT TANYA RETORIS SETIAP ASPEK YANG DIUJIKAN KEMAMPUAN Unsur Bacaan
Ejaan
Persentase (%) Kualifikasi
79,33 “ baik”
ISSN 2086 – 1397
PEMAHAMAN Pilihan kata Struktur kata dan kalimat 75,2 74,93 “ baik” “ baik”
Keterpadua paragraph 68,67 “Baik”
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 54
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa
74,93%, dan terakhir keterpaduan paragraf
Kemampuan mahasiswa tentang meyampaikan
yaitu 68,67%.
kemampuan menyunting karangan eksposisi
2. Dalam hal kemampuan perorangan dalam
berdasarkan ketepatan ejaan, pilihan kata,
setiap aspek kelompok penguasaan kosa
ketepatan
kata, Mahasiswa yang memperoleh nilai
stuktur
kata
dan
keterpaduan
paragraf yang diujikan tergolong “Baik”
S= S=
95 (95%) ada satu orang. Sedangkan nilai
Sedangkan nilai rata-rata keseluruhan
terendah ada 12 Mahasiswa
aspek adalah sebagai berikut:
memperoleh nilai 60 (60%).
yaitu
3. Secara Umum dapat dikatakan bahwa
4472 : 60 x100 % 100
Nilai rata-rata
74 ,53 x100 % 100
Mahasiswa adalah 74,53
(74,53%). Dengan demikian kemampuan atas (nilai tes intonasi, ejaan, kosa kata dan
S = 74,53
penggunakan Kemampuan
kata
tanya),
mengenai
menyunting
karangan
SIMPULAN DAN SARAN
eksposisi berdasarkan ketepatan ejaan,
Simpulan
pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan
Simpulan kemukakan
di
yang sini
dapat
tentang
penulis
keterpaduan paragraf berkualifikasi baik
menyunting
karena masih berada di antara rentang
karangan eksposisi berdasarkan ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan keterpaduan
paragraf
oleh
kualifikasi 61 – 80% Saran
Mahasiwa
Sebagai penutup penelitian ini, penulis
Semester I Fakultas Keguruan Dan Ilmu
mengajukan beberapa saran yang berhubungan
Kependidikan Prodi Pendidikan Bahasa Dan
dengan kemampuan menyunting karangan
Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
eksposisi, yakni sebagai berikut:
Tapanuli Selatan secara terperinci sebagai
1. Berdasarkan pengalaman ketika menyusun
berikut:
intrumen, bahwa sangat sukar menentukan
1. Berbeda dengan teori ternyata kemampuan
jenjang/tingkat
tentang
pemahaman
sesuatu
tes.
ejaan,
Karena kemampuan menyunting karangan
merupakan kemampuan yang terbaik yakni
eksposisi merupakan keterampilan yang
79,33%, kemudian baru diikuti pilihan
sangat
kata 75,2%, struktur kata dan kalimat
pengajaran
ISSN 2086 – 1397
mengenai
kesulitan
penting,
hendaknya
Bahasa
dalam
Indonesia,
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 55
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… keterampilan ini perlu diperhatikan dengan
sarana,
sungguh-sungguh.
metode
2. Untuk
perwujudan
peningkatan
kemampuan ini, hendaknya pengadaan
ISSN 2086 – 1397
sehingga
baik
perpustakaan,
kiranya
perlu
pengajaran
alat
atau
ditingkatkan,
terssebut
dapat
mencapai sasaran yang kita harapkan.
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 56
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan… Daftar Pustaka Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Ali Muhammad, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Raja Grafindo, Persada: Jakarta, 1982. Badudu, JS, Cakrawala Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998. Gie, The Liang, terampil mengarang, Yogyakarta: Andi, 2000. Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta : UGM, 1983 Keraf, Gorys, Komposisi,Ende Flowes, Nusa Indah, 1989. Sudjana Nana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: FE-UI, 1992. Simanjuntak, P, Pembaharuan dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1990. Suharsini, Statistik Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2000. Sunarti, Tata Bahasa Indonesia, Bandung : Pustaka Setia, 2000. Surachmas Winarno, Pengantar Penelitian ilmiah Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsito, 1985. . Tarigan, H. G, Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung ; Angksa, 1986. Tim Dosen Wawasan pendidikan Dasar, Pendidikan dasar,Jakarta, 2009.
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 57