Artikel Penelitian
Pengaruh Kombinasi Dosis Minimal Depot Medroksiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cabe Jawa terhadap Konsentrasi dan Viabilitas Spermatozoa serta Kadar Hormon Testosteron Tikus Yurnadir* Yoel Asmida,** Dwi Anita Suryandarirn Nukman Moeloek* *Departemen Biologi Kedokteran Fakultns Kedokteran {Jniversitas Indonesia, Jakayta, **Mahasiswa Program Magister Ilmu Biomedik, Falcultas Kedokteran (Jniversitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Pengembangan kontrasepsi hormonal pria didasarkan pada penekanan spermatogenesis dan penuruncn konsentrasi spermatozoa. Dosis minimal depot medroksiprogesteron asetat
(DMPA) efektif menghambat spermatogenesis dan sekresi testosteron, natnufl berakibat menurunnya libido dan potensi seksuql. Salah satu tarcaman obat yang dapat menstimulasi pembentukan androgen endogen adalqh cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), terbukti meningkatkan hormon testosteron dan frekuensi koitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ktmbinasi DMPA dan ekstrak cabe jawa (CJ) terhadap konsentrasi dan viqbilitqs spermatozoa, kadar hormon testosteron, dan berat badan tikus (Rafrus norvegicus L.). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), satu kelompok kontrol dsn dua kelompok perlakuan. Kelompok pertama, tikus kastrasi dicekok ekstrak CJ dosis A; 0.94; 1,88; 2,82; dan 3,76 mg. Kelompok kedua, tikus disuntik 1,25 mg DMPA dan dicekok ekstrak CJ. Penyuntikan dilakukan minggu ke-} dan 12, pencekokan dilakukan setiap hari mulai minggu ke-7-18. Dari hasil penelitian terjadi penurunan konsentrasi spermatozoa (p<0,05) kelompok DMPA+CJ 0,94 dan 1,88 mg, tetapi tidak menurunkan viabilitas spermatozoa (p>0,05). Kombinasi DMPA+ berbagai dosis ekstrak CJ belum dapat meningkatkan kadar hormon testosteron tikus (p>0,05). Kombinasi DMPA + berbagai dosis ekstrak CJ tidak mempellgqruhi berat badan tikus (p>0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkarc kombinasi DMPA + ekstrak CJ dosis 0,94 dan 1,88 mg dapat menurunkan kansentrasi spermatozoa, nqmun
tidak menurunkan viqbilitas spermatozoa. Kombinasi DMPA+ekstrak CJ belum dapat meningkatkan kadar hormon testosteron dan tidak mempengaruhi berat badan tikus. Kata kunci : DMPA, c ab e j aw a, sp e rmato g e n e s i s, t e s t o s t eron.
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September 2010
Pengaruh Kombinasi Dosis Minimal Depot Medroksiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cabe Jowa
The Effect of Combination of Minimal Dosage Depot Medroxyprogesterone Acetate and Javanese Long Pepper Extract Toward Sperms Concentration and Viability and Testosterone Level in Rat Yurnadi,* Yoel Asmida, ** Dwi Anita Suryandari, * Nulaaan Moeloek* *Department of'Medical Biotogy, Faculty of Medicine [Jnirersity of Indonesia, Jakarta. *aPostgraduated Student ofBiomedical Science, Faculty ofMedicine Uftivelsity of Indonesia, Jakarta.
Abstrad: Development of hormonal male conlraception relied on suppression of spermatogenesis and reduced sperm concentration. Injection of minimal dosage of DMPA could inhibit spermatogenesis and testosterone secretion, and could an also cause degradation af sexual potency and libido. One of the drug plants that could stimulate formation endogen androgen is Javanese long pepper (JLP) (Piper retrofractum VahL), that have been proven to improve testosterone hormonal and coitusfrequency. Objective of this research was to determine the ffict of combination DMPA and JLP extract on concentration and iabilily of spermq testosterone hormonal level, and body weight of rat (Rattus norvegicus L). This research was using completely randomized design (CRD). Consist of one group of control and two groups of treatment. Thefirst group of treatment is the castration rat thatfed with JLP extract dosages 0; 0.94; 1.88; 2.82 and 3.76 mg. The second group of treahnentis the injected latwith DMPA L25 mg and alsafed with JLP Injeetions of DMPAwere done atweek 0 and 12 of treatment andfeeding ofJLP extract given every day startedfromweek 7 until 18 of treatment. There was decrease sperm concentralion (p<0.05) at group of DMPA + 0.94 and 1.88 mg of JLP extract, but did not decreasing sperms viability (p>0.05). Combination DIv{PA + several dosages of JLP extract did not ilrcrease testasterone lmel of rat (p>0.05). Combination DMPA + several dosages of JLP extract did not inJluence of body mass index (p>0.05) of rat. Combination DMPA + 0.94 and 1.88 mg of JLP eJctract causes decreasing of the sperms concentration, but did not decrease sperm viabiliQ. Combination DMPA + several dosages of JLP extract did not increase testosterotte level and influenc e b ody m a s s in de t of r atKeywords : DMPA, JLn spennatogenesis, testosterone
Pendahufuan
esis, menghambat motilitas spetma atau mencegah tranqpor
Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 285 jutajiwa- pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2025. 1 Untuk mengatasi ledakan jumlah penduduk tersebut, salah satu usahayang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan menmnangkan progrirm keluarga berencana (KB) bagl pasangan suami istri (pasutri) usia subur. Agar progxam tersebut berhasil, maka diperlukan peran serta yang aktif dari pasutri-pasutri tersebut.2 Program KB sudah menjadi
spenna. Tujuan kontrasepsi hormonal pria adalah untuk mengubah lingkungan endokrin di dalam tubuh sehingga menghambat proses spermatogenesis. Spermatogenesis membutuhkan kerja stimulasi dari kedua hormon gonadotro-
pin di hipofisis yaitu luteinizing hormone g-H) danfollicle stimu I ating ho rnn n e (F SH). LH berperan untrk menstimulasi sel Leydig, memproduksi testosteron dan mempefiahankan konsentrasi testosteron agar tetap tinggi di dalam testis yang
tanggungiawab bersama dengan kebanyakan metode membutuhkan keterlibatan pria (suami).3 Di Indonesia, keikutsertaan suami dalam program KB masih rendah
dibutuhkan untuk spermatogenesis. Selanjutnya, FSH
sehingga pria merupakan fokus bam unhrk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan.2
Pemberian androgen (salah satunya testosteron) dapat menekan sekresi gonadotropin dan jumlah qpema pada pda
Di antara sekian banyak kontrasepsi pria
normal, tetapi dengan penambahan progestin dapat meningkatkan kemanjuran dari kontrasepsi hormonal.
yang
dikembangkarl pendekatan hormonal merupakan salah satu c,arayarLg dapatdigunakan untuk aplikasi klinis. Kontrasepsi hormonal priabekerja dengan cara menekan spelmatogen-
394
diketahui berperan dalam mempertahankan proses qpermatogenesis secara kualitatif.
a
Penambahan depot medroksiprogesteron asetat (DMPA) pada penggunaan pada dosis tunggal testosteron enantat
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September
2010
Pengaruh Kombinasi Dosis Minimal Depot Medroksiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cabe Jawa
(TE) dapat lebih menginduksi azoospermia. Selain itu, penambahan progestin dapat meningkatkan penghambatan terhadap spernatogenesis dan meminimalisir penggunaan testosteron.5 Penelitian Mo eloek et a1.,6 peryuntikan 500 miligram (mg) testosteron undekanoat (TU) dengan interval 6 minggu dan 250 mg DMPA dengan interval L2 minggu pada pria
Indonesia menunjukkan teq'adi penuunan drastis konsentrasi spermatozoa sebesar 99,95yo dengan azoospermia 80o/o dan oligozoospermia berat sebesar 20o/o dengan konsentrasi qpermatozoakurang dari 0, I juta/mililiter (mL). Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakuka4 pemberian DMPA secara tunggal pada pria normal akan menekan fungsi testis secara efektif sehingga menurunkan jumlah qpermatozoa. Tetapi,masalah yang ditemukan adalah DMPA dapat pula menghambat sekresi testosteron intratestikuler, sehingga kadamya di dalam plasma darah menurun dan berakrbat menurunnya libido serta mengganggu potensi seks.7 IIal inilah yang menyebabkan para alili tertarik untuk mengkombinasikan progestin dengan androgen, karena an-
drogen dapat berfungsi sebagai pengganti testosteron endogen yang hilang akibat pengaruh DMPA dan akan memperkuat penghambatan terhadap sekresi gonadotropin. 8 Selain obat-obatan modern yang digunakan sebagai pengganti androgen, berbagai androgan di alam yang dapat dimanfaatkan afixalatnterdapatdalambentuk tanaman obat. Salah satu tanaman fuaty ang diduga mempunyai kandungan androgen adalah buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) . Secara empirik buah cabejawa telah digunakan sebagai obat
meningkatkan kadar hormon testosteron darah padzT dan9 pria hipogonad (78%), menurunkan kadar hormon FSH dan LH, dan meningkatkan frekuensi koitus dan tidak menimbulkan efek sampingyang serius.l2 Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi dosis minimal DMPAyang dapat menekan spermatogenesis dan dosis optimal eksfiak cabe jawa dalam meningkatkan kadar hormon testosteron dengan menggunakan tikus sebagai hewanmodel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi DMPA dan ekstrak cabe jawa terhadap konsentrasi dan viabilitas spermatozoa, kadar hormon testosteron, dan berat badan tikus (Rattus norvegicus L.). lUetode
Bahan dun
Ald Penelitian
Tikus jantan dewasa strain Sprague-Dawley yang sehat berumur 2 bnlan dengan berat b adan2}A-250 gram dan fertil, makanandan minuman tikus, kandang, serbuk gergaji, botol minuman, NaCl fisiologis, DMPA (depogeston 50 mg)" kit hormon testosteron, kit kimia danh, larutan George, akuabides, es serut gelas ukur, therumoR s)a' i n ge ItnL dan 5 ntL,
improve NeubauerR, alatbedah I set, eppendorFu tube 1,5 mL, falcon tube 15 mL, Finn pipet, tip kuning tip biru, transfer pipet, timbangan badan tikus, refrigerator, holder tikus, mikroskop, label, kalkulator, alat tulis, komputer, dan lain sebagainya.
lemah syahwat, lambung lemah, dan peluruh keringat.e Beberapa perusahaan jamu telah menggunakan buah cabe
Rancangan Pereobaan
jawa sebagai campuran jamu khusus untuk pri4 di antaranya adalah jamu sehat pria, jamu kuat lelaki, dan pilkitaR (data dari labellabel bungkusjamu berbagai perusahaan). Buah cabe jawa proporsi yang digunakan sebagai campuran jamu
(RAL) dengan equal size sample, yang terdiri atas dua
sekitar IA-I50 .to Berdasarkan penelitian yang dilakukan qleh Sa'roni el a/.,10 inflisbuah cabe jawa dosis 2,1 mgper 10 gram (g) berat badan (bb) tikus menunjukkan adanya efek androgenik dan anabolik. Penelitian yang dilakukan oleh Isnawati et a1.,1' menunjukkan bahwa ekstrak buah cabe jawa yang diuji dengan metoda Ames tidak memperlihatkan adanya efek mutagenik sehingga aman untuk dikonsumsi. Selanjutnya Wahjoedi et al.,e telah meneliti ekstraksi etanol 70% buah cabejawa terhadap efek androgenik anak ayam jantanpada dosis 3,75 mgll0} gberatbadanmempunyai respons tidak
berbeda nyata dengan bahan standar metiltestosteron (Andriol) dosis 500 mg/100 gberatbadan. Berdasarkan hasil
penelitian preklinik yang dilakukan oleh Wahjoedi clf. Moeloek et al.,tz dikeuhui bahwa ekstrak cabe jawapada dosis 1,88 mgl100 g berat badan pada tikus percobaan merupakan dosis yang mempunyai efek androgenik paling tinggi dan terjadi peningkatan kadar hormon testosteron tikus. Dari penelitian klinik, diketahui cabe jawa dapat Maj Kedokt Indon, Yolum: 60, Nomor: 9, September
2010
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap kelompokperlakuan besar dan satu kelompok kontroltanpa perlakuan. Kelompok perlakuan pertam4 tikus kastrasi dan dicekok ekstrak cabe jawa dengan dosis 0 mg (plasebo), 0,94 mg, 1,88 mg 2 ,82mgdan3,76 mg. Kelonpokperlakuankd4 tikus disuntik dosis minimal DMPA 1,25 mg dan dikombinasikan dengan berbagai dosis ekstrak cabe jawa yakni 0 mg (plasebo), A,9 4 mg,
1,
88
mg 2,82 mg, dan 3,7 6 mg. Junlah
ulangan adalah 55 ekor tikus dengan 5 ekor tikus per kelompok.13
Perlaku an Hevtan Per cob aan Cara dan Dosis Perlakuan Tikus disuntik dengan DMPA sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan, yaitu 1,25 mg Penyuntikan dilakukan pada paha kanan atau kiri tikus. Penluntikan dilakukan sebanyak dua kali, peryuntikan pertama dilalcukan pada minggu ke-O
dan peryuntikan kedua dilakukan pada minggu ke-I2. Pemberian ekstrak cabejawa dimulai pada minggu ke-7 sesuai
dengan dosis perlakuan seperti tercantum pada Tabel
1.
Pencekokan ekstrak cabejawa dilakukan sampai mingguke18 dan-jumlah ekstrak cabe jawayang dicekok disesuaikan
Pengaruh Kombinqsi Dosis Minimal Depot Medroksiprogesteron Asetat dqn Ekstrak Cabe Jawa dengan berat badan tikus. Kemudia4 tikus tetap dipelthara
diketahui data konsentrasi spermatozoa vas deferen
dan dirawat sampai mingguke-l8 untuk mengoptimalkan pengaruh androgenik dari cabe jawa pada tikus yang telah
bewarians homogen. Padauji ANOVA" diperoleh nilai p0,016. Berdasart
dikastrasi dan disuntik dengan DMPA. Pengambilan Data Setelah 6 minggupascapenSuntikanDMPAke-2, tikus dibius dengan aether dan dipreparasi untuk pengambilan data. Pengambilan darah dilalarkan dengan menggunakan spuit Terumo@ 5 mL pada vena jugularis. Parameter yang diamati untnk penelitian ini antaralain adalah konsentrasi
spermatozoa, viabilitas spermatozoa, kadar hormon testosteron dan berat badan tikus.
AnalisisData Sampel setiap parameter dievaluasi menggunakan analisis statistik, yaitu uji normalitas Saphiro Wilk dan uji homogenitas varians Barletl Data yang berdistribusi normal dan homogen, dilakukan uji Analysis of Variance
(ANOVA). Jika terdapat per-bedaan bermakna dilanjutkan dengan uji Bonferroni. Data yang tidak berdistribusi normal
dan homogen dilakukan transformasi
(x:{y),
uji statistik non-parametrik
Kruskal-Wallis. Apabila diperoleh nilai p<0,05, maka digunakan uji Mann-Whitney.
1a
Hasil Konsentrasi Spermatozoa
Vas
Deferen
Gambar 1 menampilkan rerata konsentrasi spermatozaa vas deferen. Hasil uji normalitas menunjukkan data konsentrasi spermatozoa vas deferen tidak berdistribusi normal (p:0,000). Setelah dilalcukan transformasi data, maka diperoleh data berdistribusi normal. Dari uji homogenitas
8o €NE
Defercn
Gambar 2 memperlihatka n rerata v i*llitas qpermatozoa
uji normalitas diketahui data viabilitas spermatozoa vas deferen tidak berdistribusi normal
vas deferen. Berdasarkan
(F0,000). Setelah dilakukan transformasi data, diketahui data viabilitas spermatozoa vas deferen tetap tidak ber-distribusi normal (p=0,045). Dari uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil p=0,000, selanjutnya dari uji Mann Whitney diketahui viabilitas spermatozoa kelompok kastrasi lebih rendah secara
signifikan dibanding kelompok kontrol dan kelompok DMPA+CJO, DMPA+CJI, DMPA+CJ2, DMPA+CJ3, dAN DMPA+CJ4 dengan nilai p0,005, namun viabilitas spermatozoa tikus kelompok DMPA tidak berbeda signifikan dibandingkan kontrol @>0,0). Kadar Hormon Testosteron Darsh Gambar 3 mernmpilkan reratakadar hormontestosteron darah tikus. Berdasarkan uji normalitas diketahui datakadar hormon testosteron darah tidak berdistribu si normal (1F0,000).
Setelah ditransformasi, data yang diperoleh tetap tidak berdistribusi normal (p=0,000). Uji Kruskal-Wallis menuqjukkan nilai p0,000. Dari uji Mann-Whitney diketahui data kadar hormon testosteron darah tikus kelompok kastrasi
berbeda secara signifikan dibanding kelompok kontrol (p:0,019; p<0,05), sedangkan kadar hormon testosteron kelompok DMPA tidak berbeda signifftan dibanding kontrol (P0,05).
40
30 HEE osi,2a $l rD SE& E E; dffu
Vas
setelah
dianalisis kembali ternyata data tetap tidak normal dan tidak
homogen, maka dilakukan
Wsbilitas Spermatozoa
,2?:39,
."..t.:r' 1',:. I
:
10
1::.::l a:.::::..'.1 i.::,,...,..
a-
.il;'.,'-:t;i..
O
cJo
-a
DMPA I(elompok
kontrol
. -'Kaslmsi CI 0 3 |:Kasttasi CJ 4 ir.': DMPA CJ 2 ,:1; DMPA Ct 3
'j.:
t"jKastrasiCJ
l..r
l.. O
Kastrasi CJ
DMPA
CJ r:?D]\4P1' CJ 4 ',;j
I(astrasi CI 2 iTJDMP1. CJ
I
Gambar 1. Rerata Konsentrasi Spermatozoa Tikus Kelompok Kontrol, Kastrasi, dan DMPA pada Minggu ke-18 Pasca perlakuan. p<0,05 Kontrol vs Perlakuan Kastrasi dan DMPA
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September
2010
Pengaruh Kombinasi Dosis Minimal Depot Medroksiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cabe J6wa
U\"
E,A 't .u e.U
HE
Uf, dN
60 .:.42::74
45 2E::2A
30
:$ "_i"
15
tcs
o
EH ,st
I{ontrol
CJ
,*, o:o
*t,
o.oo
O CI I
.*, ' o*' o:o 9o
CT2 CJ3
CJ4
ffiK
CJO CJ1
I{astrasi
2,2,i!,9,,,
w' ESffi ffig 8ffi3 @
CJ2 CJ3
CJ4
DMPA I(elornpok
Etr! I(ontrol [l I{astrasi CI
EI
b 3
Ei
Cr o I(astrasi CJ 4
r'|i..=i
EDMPA CJ3
DI\4PA CJ 2
- i."t'-"i
cr
r
DMPA CJ O SDMPA CJ4 trl
El
l{astras i CJ 2
ffi
DMPA CJ
1
Gambar 2. Rerata Viahilitas Spermatozoa Vas Veferen Tikus Kelompok Kontrol, Kastrasi, rlan DMPA pada Minggu ke-18 Pasca Perlakuan. p<0,05 Kontrol vs Perlakuan Kastrasi CJt, CJl, CJ2, CJ3, dan CJ4.
Berat Badan TikusAkhirPerlakuan (Bulan Ke-3)
dapat lebih menekan konsentrasi qpermatozoa dibandingkan dosis lain pada kelompok DMPA. Diduga bahwa rendahnya
Penghitungan rerata beral badan tikus pada bulan ketiga perlakuan dapat dilihat pada Garnbar 4. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas diketahui databerat badan tikus berdistribusi normal (1F0,200) dan bervarians homogen (p= 0,64O).
konsentrasi speflnatozoa kelompok DMPA CJl dan DMPA CJ2 adalah aktbarpenekanan DMPA. Namun, secara umum dosis ekstrak cabe jawa yang diberikan pada semua kelompok DMPAbelum bisa menekan spermatogenesis, karena belum tercapainya kondisi oligospermia dan azoospermia. Hal ini karena, pada kelompok DMPA CJ3 dan DMPA CJ4 justru te{adi peningkatan konsentrasi spermatozoa walaupun masih lebih rendah dibandingkelompok kontrol. Yurnadi et al.,t5 menyatakan bahwa senyawa B-sitosterol (yang terkandung dalam buah cabejawa) beke{a sebagai tonik seksual pada sistem hormonal. Pada dosis yang rendah, diduga senyawa
Ilasil uji ANovAdidapalkannilai n0,072 (P0,05).
Diskusi Berdasarkanhasil dan analisis data penelitia& diketahui bahwa secara garis besar terjadi penurunan konsentrasi spermatozoa vas deferen pada semua kelompok DMPA yang dikombinasikan dengan berbagai dosis ekstrak cabe jawa dibandingkan kelompok kontrol. Penurunan konsentrasi spermatozaa vas deferen secara signifikan ditemukan pada kelompok DMPA CI I (I 4,20*T,63 jata/ nd-) danDMPA CJ2 Q3,9 A*1,29 FrIa/n{-) dibandingkan koiltrol (3 3,9&r 1,49 jrrta/
-sitosterol dapat mengaktiflran poros hipotalamus-hipofi sistestis melalui mekanisme umpanbalik positif. Jadi, kondisi p
tersebut akan menstabilkan proses spermatogenesis dan berakibat terjadinya peningkatan kon-sentrasi spermatozoa. Setelah pemberian DMPA+ekstrak cabe jawa, terjadi penurunan viabilitas spermatozoa vas deferens (Gambar 2)
mL). Peryuntikan DMPA 1,25 mg yang dikombinasikan dengan pencekokkan 0,94 dan 1,88 mg ekstrak cabejawa
!5 , tlHJ
Hg E'E E: !F +tE
dtF
2,281 ':i:::::::::
:::::::
:.:.:::
,
:
O'P,a..,1,.16170::,. :,0.8,8
1
O
A.2O: Q-zO : O.?,Q : O.2{}: 0.7O ffi ffi#l ICmIA -=::= ret. I(ontrol CJ O CJ 1 cJ2 CJ3 CJ4 CJO CJ 1
ffi,,m,w,:
I{astrasi
CJ2
CJ3
CJ4
DMPA I(elompok
F I(ontrol
ffi I(astrasi CJ 3 I*DMPA CJ 2
& Kastras i CJ 0 EE Kastrasi CJ 4 E3DMPA CJ 3
ffi Kastrasi CJ I m DMPA CJ O ffiDMPA CJ 4
ffi I(astrasi CI 2
ffiDMPA CJ 1
Gambar 3. Rerata Kadar Hormon Testosteron Tikus Kelompok Kontrol, Kastrasi, dan DMPA pada Minggu ke-18 Pasca Perlakuan. p<0,05 Kontrol vs Perlakuan Kasf,rasi CJO, Kasfrasi CJl, Kastrasi CJ2, Kastrasi CJ3, dan Kastrasi CJ4
Maj Kedokl; Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September
2010
397
Pengaruh Kombinasi Dosis Miruimal Depot Medroksiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cqbe Jqwa
a
#6 Ad v-d
SE H; €lt
4)O 300
200 100
0
CJO CJl
CJZ
C.I
3 CJ4
CJ
1 CJ2 CJ3
Kastrasi
CJ4
DIvfPA trGlompok
i;1
Kontrol
Kastrasi CJ 3 KDMPA CJ2 {3
ffiK^;d;i Cio H Kastrasi CJ 4 trDIV{PACJ3
"K';i;;idi # DMPA CJ 0 WDMPACJ4
i
E$
Kastrasi CJ 2
ffiDMPA CJ
1
Gambar 4. Rerata Berat Badan Tikus pada Bulan Ketiga Pasca Perlakuan Kombinasi DMPA dan Pencekokan Berbagai Dosis Ekstrak Cabe Jawa meskipun tidak berbeda signiflkan dengan kelompok kontrol. Penurunan viabilitas sperm atozoa paling rendah ditemukan
TU (1000 mg)+DMPA (150 mg, 300 mg). Kadar serum
pada kelompok DMPA CJ 2 (22,30*5,53 o/o). Terjadinya penurunan viabilitas spennatozoa ini diduga karena penekanan gonadotropin oleh DMPA pada tikus percobaan sehingga menurunkan kadar hormon testosteron intra-
signifikan dibanding kelompok pemberiar TU+DMPA mingguperlakrnn. Telah dilaporlanbahwa DMPA dapat menghambat biosintesis androgen dan beke{a pada testis yang diindikasikan oleh rendahnya kadar serum testosteron. Dengan meningkatnya kadar hormon testosteron tikus pada kelompok DMPA CJ4, maka dapat dikatakan bahwa cabe jawa dapat meningkatkan kadar hormon testosteron tikus percobiuln. Senyawa p-sitosterol yang terkandung di dalam buah cabe jawa adalah bentuk steroid dalam turnbuhan. Senyawa ini berstruktur mirip kolesterol yang dapat diubah menjadi pregnenolon. Kemiripan strukhr tersebut memung-
testikuler. Dosis DMPA 1,25 mg+l,88 mg ekstrak cabejawabelum
bisa dikatakan sebagai dosis optimal dalam menekan spermatogenesis meskipun pada kelompok tersebut viabilitas spermatozoa paling rendah. FIal ini dikarenakan dosis tersebut tidak menyebabkan kondisi azoospermia atau oligozoospermia pada tikus percobaan. Diduga dosis pencekokkan ekstrak cabe jawayang diberikan masihbelum dapatmenekan secara maksirnal aktivitas hipotalamus dalam menghasilkan GnRH.
Akibatnya, hipofisis tetap menghasilkan FSH dan LH meskipun dalamjurnlahyang lebih sedikit dibandingkantanpa pemberian ekstrak cabe jawa. Secara normal, keberadaan FSH dan LH sangat penting untuk peningkatan spermatogenesis. Penunrnan FSH sebagai akibat pemberian DMPA + ekstrak cabe jawa akan mempengaruhi sel Se(oli yang berftrngsi sebagai surnber nutrisi
bagi sel germinal. Lue et al.,t6 mengemttkakan bahwa peilrrunan FSH akan menyebabkan berkurangnya jumlah sel Sertoli secara nyata dan kejadian
ini erat hubungannya
dengan penurunanjumlah sel germinal.
Hasil analisis kadar hormon testosteron pada minggu ke-18 perlakuan (Gambar 3) memperlihatkan kadarhormon testosteron DMPA CJ4 (2,28+0,35 nglml.) lebih tinggi dibanding kontrol Q,02fi ,3 4 ng/rnl-). Namun demikia4 hasil analisis statistik menunjukkan peningkatan ini tidak berbeda secara signifikan . Gu et al. ,17 melaporkan bahwa rerata kadar serum testosteron pria telawan meningkat secara signifikan di atas baseline setelah empat minggu penyuntikan dosis tunggal TU (1 000 mg). Kadar serum testosteron pada peryuntikan dosis tunggal TU tersebut masih lebih tinggi secara signifikan dibanding setelah 12 minggu pemberian
398
testosteron pasca peryuntikan dosis tunggal TU lebih tinggi se€ara
pada empat
kinkan dikonversinya p-sitosterol menjadi hormon roid.
ste-
18're
Nurainizo mengemukakan bahwa senyawa saponin (salah satu senyawa kimia dalam buah cabe jawa) merupakan senyawa dengan struktur dasar sterol pada bagial aglikon yangberikatan denganbagian glikosida (gugus gula). Dari sejumlah teori dan penelitian yang mendukung, buah cabe jawa dapat dijadikan sebagai cikal bakal metode kontrasepsi hormonal pria yang menggunakan fitoandrogen. Pada tikus kelompok kastrasi, setelah minggu ke-18 perlakuan tidak ditemukan sama sekali spermatozoa di vas deferens. Tikus yang telah dikastrasi tidak memiliki organ untuk memproduksi sel gamet sehingga akan menyebabkan tikus tersebut menjadi infertil. Setelah dikasEasi, proses spermatogenesis pada tikus percobaan tidak terjadi lagi karena organ utama tempat berlangsungnya spermatogenesis yaitu testis telah diangkat. Dosis pencekokkan ekstrak cabe jawa padapenelitian ini tidak dapat meningkatkan kadar hormon testosteron total tikus percobaanyang telah dikastrasi. Pada Gambar 3 tedihat bahwa kadar hormontestosteron total tikus padakelompokkastrasi (0,20 *0,00 nglml.) masih lebihrendah secara signifikan dibanding kontrotnya (2,A2 + 0,34 nglnJ-). Diketahui bahwa lebih dari 95olo testosteron disintesis dan disekresikan oleh sel Leydig yangterdapatdi interstisial tes-
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September
2010
Pengaruh Kombinqsi Dosis Minimal Depot Medroluiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cabe Jowa
tis, sedangkan sisanya berasal dari kele4iar adrenal, sehingga masih ditemukannya hormontestosteron pada tikus kelompok kastrasi diduga berasal dari androgen yang disintesis di ad-
IlaftarPustaka
renal.21
2.
Hasil penimbangan berat badan tikus setelah pemberian kombinasi dosis minimal DMPA dan pencekokan berbagai dosis ekstrak cabe jawa memperlihatkan tidak terdapat perbedaan berat badan tikus secara signifikan antara kelompok kontrol dengan perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwapemberian kombinasi dosis minimal DMPAdan ekstrak cabe jawa tidak mempengaruhi beratbadan tikus.
1.
Pusat lnformasi Keluarga Sejahtera (PIKAS)
Dari hasil dan diskusi tentang pengaruhkombinasi dosis minimal depot medroksiprogesteron asetat dan ekstrak cabe jawa terhadap konsentrasi dan viabilitas spermatozoa serta
pengembangan metode kontrasepsi pria. Maj Kedokt Indon. 1997;
3. 4.
6.
peningkatan kadar hormon testosteron tikus dapat disimpulkan bahwa kombinasi DMPA+ekstrak cabe jawa dosis 0,94 mg dan 1,88 mg dapat menurunkan konsenfasi sryrmatozo4namun tidak menurunkan viabilitas spermatozoa tikus. Kombinasi DMPA+ekstrak cabe jawa belum dapat meningkatkan kadar hormon testosteron tikus, namun tidak mempengaruhi berat badan tikus.
Dari penelitian ini diketahui bahwa kombinasi DMPA + ekstrak cabe jawa dosis 0,94 mg dan 1,88 mg dapat menurunkan konsenfasi spermatozoa, narnun tidak menurunkan
viabilitas spermatozoa tikus dan bahkan belum dapat meningkatkan kadar hormon testosteron tikus. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih lanjut pemberian ekstrak cabe jawa pada dosisyang lebihtinggi danwaktuperlakuan lebih lama agar dapat menekan spennatogenesis untuk mencapai kondisi azoospermia dan meningkatkan kadar hormon testosteron tikus percobaan. Selain ihr, juga perlu dilakukan pengukuran diameter tubulus seminiferus, berat testis, dan populasi selsel spermatogenik setelah pemberian DMPA + ekstrak cabe
7.
9.
Dd
Wahjoedi B, Moeloek N.
enanthate. Contraception. 1997;15:635-48.
Isnawati
A
jawa CDK. 1989;59:224.
Endreswari S, Pudjiastuti, Murhandini- Efek mutagen
ekstrak etanol buah cabe jawa (Piper retolfractum Vahl.). JBA
Indon. 2002;l:63-7.
12. Moeloek N, Lestari SW, Wahjoedi B, Yumadi, Hanani E. Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Yahl.) sebagai fitofarmaka androgenik pria hipogonad. Laporan Akhir Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006:l-
35.
1
5.
ucapan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan
2010
Yumadi, Asmida Y, Suryandari
Penenfuan dosis minimal depot medroksiprogesteron asetat serta pengaruhnya terhadap viabilitas spermatozoa dan kadar hormon testosteron tikus. Maj Kedokt Indon- 20O8:,5&-192-9. Alvarez-Sanchez F, Faundes A, Brache V Leon P. Attainment and maintenance of azoospermia with combined monthly injec-
anabolik buah cabe
11.
14.
Maj Kedokt Indon, Volun: 60, Nomor: 9, September
pany. 2001.p.545-50.
Wahjoedi B, Pudjiastuti, Adjirni, Nuratmi B, Astuti Y. Efek androgenik ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Yahl.) pada anak ayam. JBA Indon. 2004;3:2014. 10. Sa'roni, Pudjiastuti, Adjirni. Penelitian efek androgenik dan
UcapanTerimakasih
Nasional (Depdiknas) sebagai penyandang dana penelitian yang bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia @RPM-UI) melalui nomor kontak23 gQ/DRPM-UVN1 -412008 yang telahmemfasilitasi sehingga penelitian ini dapat berjalan dan berlangsung dengan lancar. Selanjutnya ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada Bapak Bambang Wahjoedi yang telah banyak membantu dan menyediakan esktrak cabe jawa demi kelangsungan penelitian ini.
275-83. Moeloek NH. Penurunan kesuburan pria pada penyuntikan testosteron enantat (TE)+DMPA dan 19 nortestosteron heksiloksifenilpropionat ( I 9NT) + DMPA. Disertasi Fakultas Kedokteran Universitas lndonesia Jakarta; I 991.p. I -2 1 0. Moeloek N, Pujianto DA, Agustin R, Arsyad KM, Waluyo P, Prihyugiarto TY, et al. Achieving azoospermia by injections testosterone uadecanoate alone combined with depot medro-
tions of depot medroxyprogesterone acetat€ and testosterone
13.
Pengabdian Masyarakat (P2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tingei (Di{en DIKTI) Departemen Pendidikan
Pl
Forbes E, Mclachlan Tumer L, Conway AJ, Jimenez M, Liu RI, et al. Conlraceptive efficacy ofa depot progestin and androgen combination in men. J Clin Endocrinol Metab. 2003;88:465967. Pasqualotto FF, Lucon AM, Pasqualotto EB, Arap S. Trends in male contraception. Revista do Hospital das Clinicas. 2003;58:
of Andrology. Montreal, Canada. Medimond Publishing Com-
jawa.
Pada kesempatan ini para pmefiti ingin menyampaikan
47:ll9-24.
xyprogesterone acetate in ladonesian men (Jakarta Center Study)' In: Robaire B, Chemes H, Moreles CR (Editon). Andrology in the 21" Century. Proceeding of the Vtre International Congres
8.
Saran
BI{KBN @adan
KB Jangka Panjang. Jakrta20A3. Asmarinah, Moeloek NH. Testosteron sebagai alternatif
5.
Kesimpulan
-
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Komitmen Program
Federer WY. Experimental design. Theory and application. New York; McMillan. 1963. Dahlan MS. Statistika untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: PT. Arkans; 2004. Yurnadi, Sari P, Suryandari DA. Pengaruh kombtnasi Muira puama, damian4 dan Siberian ginseng (MDS) terhadap berat badan, testis, tubulus seminiferus, dan sel kydigtikus sfain Sprague-Dawley.
Maj Kedokt Indon. 2006;56:357-63.
16. LueY, SinhaHAP, WangC, leungA, SwerdloffRS- Functional role of inducible nitric oxide synthase in the induction ofmale germ cell apoptosis, regulation of sperm number, and determination of testes size: evidelce from null mutant mice. Endocrinol.
17.
2003;144:3092-100. Gu YQ, Tong JS, Ma DZ, Wang )GI, Yuan D TangWH, et al. Male hormonal contraception: effects of injections of testosterone undecanoate and depot medroxyprogesterone acetate at eight-week intervals in Chinese men. J Clin Endocrinol Metab. 2004:89.'2254-62.
18. Winarni D. Efek ekstrak akar
ginseng jawa dan korea terhadap
libido mencit jantan pada prakondisi testosteron rendah. BPH.
Pengaruh Kombinasi Dosis Minimol Depot Medroksiprogesteron Asetat dan Ekstrak Cabe Jowa 2001;12:153-9.
19. Fern6ndez C, Suirez Y, Ferruelo AJ, Gdmez-Coronado D, Lasunci6n MA. Inhibition of oholesterol biosynthesis by b22-
20.
A24J.2002;366:fi09-119.
unsaturated phytosterol via competitive inhibition of sterol reductase in mammalia cells. Biochem Nuraini A Menganal etnobotani beberapa tanamaa yang berkhasiat
21.
sebagai aprodisiaka. InfoPOM, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2003;10:l-4. Yong EL, Ghadessy F, Wong Q, Misftrd A, Ng SC. Androgen receptor transaotivation domain and control of spermatogenesis. J Reprod Fertil. 1998;3:141-4.
@"o
400
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September 2010