EKSPLORASI POTENSI BAHAN AKTIF BERKHASIAT ANTIOKSIDAN PADA DAUN DAN BUAH MANGROVE JENIS Sonneratia alba (JE Smith, 1816)
DENI YAN KUSYANA
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Eksplorasi Potensi Bahan Aktif Berkhasiat Antioksidan pada Daun dan Buah Mangrove Jenis Sonneratia alba (JE Smith, 1816) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014 Deni Yan Kusyana NIM C54100055
*
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penilitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada kerja sama yang terkait
ABSTRAK DENI YAN KUSYANA. Eksplorasi Potensi Bahan Aktif Berkhasiat Antioksidan pada Daun dan Buah Mangrove Jenis Sonneratia alba (JE Smith, 1816). Dibimbing oleh NEVIATY PUTRI ZAMANI dan EDY DJAUHARI PURWAKUSUMAH. Sonneratia alba sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir secara tradisional untuk obat dan bahan pangan. Antioksidan merupakan senyawa hasil dari metabolit sekunder tumbuhan yang bermanfaat bagi tumbuhan tersebut dan juga bermanfaat bagi manusia untuk melindungi dari serangan radikal bebas apabila dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh nilai total fenol, konsentrasi IC50 dan hubungan antara keduanya dari ekstrak metanol daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba serta mengidentifikasi kandungan fitokimianya. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Nilai total fenol pada ketiga ekstrak menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata. uji DPPH menunjukkan konsentrasi IC50 pada ketiga ekstrak sampel tergolong ke dalam antioksidan kuat, dengan ekstrak daun muda menunjukkan aktifitas antioksidan tertinggi sebesar 37,43 ppm. Uji regresi antara total fenol dengan IC50 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan, sehingga terdapat senyawa lain yang mempengaruhi nilai IC50. Berdasarkan uji fitokimia, komponen kimia yang terkandung pada simplisia kering ketiga sampel adalah flavonoid, saponin, tanin, dan steroid. Kata kunci: antioksidan, buah, daun, DPPH, Sonneratia alba
ABSTRACT DENI YAN KUSYANA. Potential Exploration of Active Compounds Nutritious Antioxidants on leaves and fruit Mangrove Sonneratia alba (JE Smith, 1816). Supervised by NEVIATY PUTRI ZAMANI and EDY DJAUHARI PURWAKUSUMAH. Sonneratia alba has been used traditionally by coastal communities for drugs and foodstuffs. Antioxidants are compounds that was result from plant secondary metabolites and that has been helpful for humans to protect from free radical attack when it consumed. The purpose of this research is to obtain a total phenol values, IC50 concentrations and the relationship of both, from methanol extract of young leaves, old leaves and fruits of Sonneratia alba then to identify the phytochemical content. The experiments antioxidant activity using 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH). Total phenol values in the three extracts showed theres no significantly values. DPPH test showed that IC50 concentrations in the sample extracts are classified into three powerful antioxidants, the young leaf extract showed highest antioxidant activity of 37.43 ppm. Regression between total phenols with IC50 showed no significant. So, there are other compounds that affect the value of IC50. Based on phytochemical test, the chemical components of dried simplicia contained flavonoids, saponins, tannins, and steroids on the three samples. Keywords: antioxidants, fruits, leaves, DPPH, Sonneratia alba
EKSPLORASI POTENSI BAHAN AKTIF BERKHASIAT ANTIOKSIDAN PADA DAUN DAN BUAH MANGROVE JENIS Sonneratia alba (JE Smith, 1816)
DENI YAN KUSYANA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil terselesaikan. Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah Eksplorasi Potensi Bahan Aktif Berkhasiat Antioksidan pada Daun dan Buah Mangrove Jenis Sonneratia alba (JE Smith, 1816). Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, 2. Dr. Ir. Neviaty Putri Zamani, M.Sc dan Drs. Edy Djauhari PK., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingannya dalam penyusunan dan perbaikan skripsi, 3. Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman M.S sebagai Kepala Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB beserta para staf dan laborannya yang telah membantu dalam kegiatan penelitian, 4. Mamah, bapak, kakak dan adik tersayang serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan secara moral maupun spiritual dalam penyusunan skripsi, 5. Keluarga mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan angkatan 47 Inspirasi dan sahabat B8 atas bantuan, semangat dan keceriaan yang diberikan dalam penyusunan skripsi, 6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, Desember 2014 Deni Yan Kusyana
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Alat Bahan Deskripsi Sampel Analisis Data Uji ANOVA Uji Duncan HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Ekstrak Uji Fitokimia Total Fenol Aktivitas Antioksidan Hubungan Rendemen dengan Total Fenol Hubungan Total Fenol dengan Aktivitas Antioksidan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
viii viii viii 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6 7 9 11 12 13 13 14 14 16 26
DAFTAR TABEL 1 Persentase rendemen ekstrak Sonneratia alba 2 Uji fitokimia kualitatif sampel simplisia kering Sonneratia alba 3 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak
6 7 11
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5
Diagram batang nilai total fenol (GAE ppm) ekstrak Sonneratia alba 8 Diagram batang nilai % inhibisi ekstrak daun muda,daun tua dan buah 9 Grafik hubungan konsentrasi dengan % inhibisi aktivitas antioksidan ekstrak 10 Grafik korelasi antara persen rendemen dengan kadar total fenol 12 Grafik korelasi antara nilai total fenol dengan nilai IC50 13
DAFTAR LAMPIRAN 1 Dokumentasi penelitian 2 Deskripsi kadar air simplisia dan persen rendemen 3 Perhitungan kadar air 4 Perhitungan rendemen ekstrak 5 Perhitungan total fenol ekstrak 6 Contoh perhitungan pengenceran asam askorbat dan ekstrak 7 Uji normalitas Anderson Darling 8 Anova uji aktivitas antioksidan 9 Anova uji total fenol 10 Uji lanjut Duncan untuk total fenol ekstrak 11 Uji lanjut Duncan untuk aktivitas antioksidan ekstrak
16 18 18 19 19 21 23 24 24 25 25
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki area hutan mangrove terluas di dunia dengan luas 3,5 juta ha (Noor et al. 2006). Luas area hutan mangrove tersebut mengalahkan luas hutan Brazil dengan 1,3 juta ha, Nigeria 1,1 juta ha, dan Australia dengan 0,97 juta ha (Spalding et al. 1996). Jenis-jenis mangrove yang terdapat di Indonesia pun beragam, yaitu Avicennia marina, Bruguiera, Rhizophora, Ceriops, Sonneratia alba, Avicennia alba, Soneratia caesolaris dan Nypa fructicans (Noor et al. 2006). Beberapa mangrove sudah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kayu bakar dan bahan bangunan atau untuk kebutuhan obat seperti menyembuhkan sakit kepala, keseleo, asma, diare, disentri, demam, pendarahan, dan TBC (Bandarnayake 2002). Penelitian terbaru menemukan bahwa kanker tenggorokan dapat disembuhkan melalui kegiatan berkumur dengan ekstrak yang berasal dari kulit mangrove (Revathi et al. 2013). Sonneratia alba merupakan jenis mangrove yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai dodol, wajik, permen dan sirup. Salah satu alasan mengkonsumsi buah Sonneratia alba adalah mirip dengan apel (mangrove apple) dan tidak beracun untuk dikonsumsi. Masyarakat di Sulawesi Selatan, khususnya daerah Kabupaten Luwu dan Tana Toraja, menggunakan kulit batang Sonneratia alba dalam proses pembuatan salah satu jenis minuman tradisional beralkohol dengan tujuan untuk mempertahankan aroma dan mencegah rasa kecut (Firdaus dan Sinda 2003). Banyak penelitian berkembang untuk menguji khasiat dan kegunaan mengonsumsi Sonneratia alba. Antioksidan menjadi salah satu penelitian yang sering dilakukan pada tumbuhan mangrove, hal ini disebabkan oleh antioksidan memegang peran penting dalam adaptasi tumbuhan terhadap tekanan abiotik dan biotik (Vranova et al. 2002). Antioksidan utama yang diproduksi oleh tumbuhan adalah metabolit sekunder yang di antaranya adalah senyawa fenolat sederhana maupun kompleks (Dixon dan Paiva 1995). Selain memiliki peran penting terhadap tumbuhan, antioksidan juga memiliki manfaat bagi manusia. Manfaat antioksidan antara lain dapat melindungi organ mata, fungsi paru paru, dan fungsi jaringan syaraf (Dickinson 2002). Penelitian yang berkaitan dengan potensi antioksidan pada Sonneratia alba masih sangat sedikit, terutama yang mengkaji tentang potensi bagian struktur tubuh lainnya seperti daun dan buah. Eksplorasi potensi mangrove Sonneratia alba sebagai antioksidan membutuhkan penelitian yang lebih mendalam agar bisa menjadi alternatif antioksidan alami bagi masyarakat, khususnya masyarakat pesisir.
Perumusan Masalah Antioksidan merupakan senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan dari proses metabolit sekunder yang meliputi senyawa fenolat sederhana maupun kompleks. Metabolit sekunder yang ditemukan pada tumbuhan mangrove meliputi senyawa golongan alkaloid, fenolat, steroid, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini memiliki
2
efek toksik, farmakologik, dan ekologik. Fungsi lain antioksidan bagi tumbuhan yaitu sebagai daya adaptasi terhadap tekanan abiotik dan biotik. Bahan antioksidan tersebut selain penting bagi tumbuhan juga bermanfaat bagi manusia. Fungsi antioksidan bagi manusia antara lain sebagai penangkal radikal bebas, melindungi fungsi mata, fungsi paru paru, dan fungsi syaraf. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber antioksidan alternatif untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia agar dapat menghindari rusaknya jaringan dan timbulnya penyakit degeratif akibat radikal bebas. Salah satu eksplorasi antioksidan yang menguntungkan secara lokal dan ramah lingkungan adalah menggali potensi dari kearifan lokal di masyarakat, terutama masyarakat pesisir. Banyak sumber daya alam yang masih belum tergali di daerah pesisir. Eksplorasi Sonneratia alba di lingkungan pesisir dapat memberikan informasi mengenai kandungan antioksidan sehingga akan mendukung kearifan lokal yang ada dan meningkatkan upaya pemanfaatan sumber daya alam. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan jenis-jenis kelompok senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan tannin, yang terkandung dalam daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba. 2. Menentukan kadar total fenol yang terkandung dalam ekstrak daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba. 3. Menentukan nilai aktivitas antioksidan pada ekstrak daun muda, daun tua dan buah. 4. Menentukan korelasi antara jumlah senyawa total fenol dengan persen rendemen dan jumlah senyawa total fenol dengan aktivitas antioksidan. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan memiliki manfaat yaitu: 1. Sebagai studi lebih lanjut mengenai penggalian informasi bahan antioksdian di alam terutama pada tumbuhan lokal pesisir. 2. Sebagai pembuktian secara ilmiah tentang manfaat dari aktivitas konsumsi buah Sonneratia alba dan pembuatan produk turunannya. 3. Memberikan informasi tentang kandungan bahan antioksidan yang paling tinggi antara buah dan daun Sonneratia alba sehingga memberikan efisiensi dalam teknik pemanenan. 4. Memberikan informasi mengenai bahan aktif yang terdapat pada daun dan buah Sonneratia alba.
3
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pengujian kadar air simplisia, pengujian fitokimia, pengujian total fenol dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) pada sampel daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel daun muda dan tua serta buah mangrove jenis Sonneratia alba dilakukan pada bulan maret 2014 di Taman Ekowisata Suaka Alam Angke, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Penelitian uji aktivitas antioksidan, uji fitokimia kuantitatif dan uji total fenol sampel dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka (PSB), Institut Pertanian Bogor, Taman Kencana Bogor, Jawa Barat. Alat Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel di lapang yaitu: pisau, plastik sampel, trashbag, Global Positioning System (GPS), kertas sabak, timbangan, spidol permanen, kertas label, cool box, sedangkan untuk alat alat yang digunakan dalam pengujian sampel di laboratorium yaitu: cawan porselen, desikator, timbangan analitik, oven, pipet tetes, pipet volumetrik, pipet mikro, pipet multi, tabung reaksi, pemanas elektrik, shaker, freezer, rotari evaporator, botol sampel, gelas piala, corong, aluminium foil, sudip, kondensor, buret, corong Buchner, gelas ukur, corong terpisah, vortex, erlenmeyer, kapas, tisue, kertas saring Whatman 42, botol ekstrak, inkubator, dan spektrofotometer, IBM SPSS Statistic Version 22 dan Microsoft Excel 2010.
Bahan Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk uji fitokimia yaitu: NH3, CHCl3, H2SO4 2M, pereaksi dragendrof, pereaksi mayer, pereaksi wagner untuk uji alkaloid. Akuades, serbuk Mg, HCl:EtOH (1:1), amil alkohol untuk uji flavonoid. Akuades, FeCl 3 10% untuk uji tanin. Akuades, filtrat untuk uji saponin. Kloroform, anhidrat asetat, H2SO4 untuk uji steroid. Bahan bahan yang digunakan dalam pengujian total fenol yaitu metanol, akuades, reagent folin-ciocalteu 50%, Na2CO3 7,5%, dan asam galat. Bahan yang digunakan dalam uji antioksidan yaitu pelarut metanol, asam askorbat (vitamin c), kristal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
4
Deskripsi Sampel Penelitian ini menggunakan tiga sampel yaitu daun muda, daun tua, dan buah. Karakteristik daun muda yaitu daun yang diambil dari ujung dahan pohon pada urutan daun pertama sampai daun ketiga, memiliki warna hijau muda, dengan tekstur lunak, berukuran panjang 3 – 5 cm. Daun tua yaitu daun yang di ambil dari pangkal dahan pohon pada urutan daun kelima, memiliki warna hijau tua, dengan tekstur keras, berukuran panjang 5 – 8 cm. Buah yaitu berbentuk seperti apel, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga dengan ukuran diameter 3,5-4,5 cm. Analisis Data Analsis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) atau dengan model rancangan ANOVA (Analysis of Varians) satu arah. Uji ANOVA Data dianalisis menggunakan model rancangan ANOVA (Analysis of Variant) dengan formulasi Steel & Torrie (1993). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis RAL menggunakan software IBM SPSS Statistic version 22. Model persamaan RAL adalah sebagai berikut: Yij = μ + τi + εij Keterangan: Yij μ τi εij
= Nilai pengamatan pada taraf i ulangan ke-j = Nilai tengah atau rataan umum pengamatan = Pengaruh perbedaan jenis ekstrak dan konsentrasi ekstrak metanol pada taraf ke-i (i=1,2,3) = Galat percobaan pada konsentrasi taraf ke-i dengan ulangan ke-j
Hipotesa rancangan acak Lengkap (RAL) yang digunakan untuk total fenol ekstrak sampel daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba adalah sebagai berikut: H0: jenis sampel ekstrak yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap nilai total fenol. H1: jenis sampel ekstrak yang berbeda berpengaruh nyata terhadap nilai total fenol. Hipotesa rancangan acak Lengkap (RAL) aktivitas antioksidan ekstrak sampel daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba adalah sebagai berikut:
5
H0: konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan. H1: konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan. Uji Duncan Uji Duncan dilakukan ketika hasil dari pengujian ANOVA menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata pada selang 95% (α=0,05). Hasil yang berbeda nyata tersebut dilakukan uji lanjut Duncan. Rancangan uji Duncan di lakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic version 22. Rumus uji Duncan adalah:
Keterangan: dbs = Derajat bebas sisa KTS = Kuadrat tengah sisa r = Banyaknya ulangan
HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Ekstrak Ekstraksi pada tumbuhan umumnya digunakan untuk memisahkan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada akar, kulit batang, daun, buah dan biji. Rendemen ekstrak yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian dihitung bobot persen rendemennya (Tabel 1). Hal ini dilakukan agar mengetahui persentase jumlah bahan yang tersisa dari hasil proses ekstraksi dan mengetahui tingkat keefektifan dari proses yang dihasilkan. Hasil ekstraksi sampel menunjukan bahwa sampel daun muda memiliki nilai terendah pada bobot ekstrak (2,93 gr), bobot rendemen (9,78%) dan rendemen terkoreksi (10,70%). Daun tua memiliki nilai tertinggi pada bobot ekstrak (5,14 gr), bobot rendemen (17,12%), dan rendemen terkoreksi (18,59%) Hal ini berkaitan dengan nilai kadar air yang terkandung pada masing masing sampel. Nilai kadar air yang rendah akan memberikan nilai yang tinggi pada bobot ekstrak, bobot rendemen dan rendemen terkoreksi.
6
Tabel 1. Presentase rendemen ekstrak Sonneratia alba Sampel Bobot Bobot Bobot rendemen ekstrak simplisia (gr) (%) (gr) Daun 2,93 30 9,78 muda Daun tua 5,14 30 17,12 Buah
4,22
30
14,08
Kadar air simplisia (%) 2,58
Rendemen terkoreksi (%) 10,70
2,37
18,59
6,82
18,22
Nilai kadar air mempengaruhi banyaknya berat rendemen dan ekstrak yang dihasilkan oleh sampel. Menurut Andarwulan et al. (2011) kandungan air sangat menentukan komponen lain yang terkandung, sehingga untuk meminimalisir hal tersebut dilakukan penghitungan rendemen terkoreksi agar menghasilkan nilai rendemen yang tidak dipengaruhi oleh kadar air. Nilai rendemen yang kecil dapat dipengaruhi juga oleh faktor lain. Faktor lain yang berpengaruh seperti metode ekstraksi yang digunakan dan pelarut yang digunakan. Hal tersebut akan membuat bahan bahan aktif yang terekstrak akan berbeda nilainya dan juga akan mempengaruhi jumlah rendemen yang didapatkan dari suatu sampel. Metode ekstraksi yang berbeda memiliki perbedaan pada waktu ekstraksi dan suhu ekstraksi sehingga membuat jumlah dan komposisi bahan bioaktif yang terekstrak akan bernilai tidak sama. Pelarut yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda karena pada proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi ke dalam sampel serta pada proses tersebut pelarut terdifusi pada komponen yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal tersebut juga diutarakan oleh Salamah et al. (2008) bahwa faktor lain yang memungkinkan dapat mempengaruhi nilai rendemen yang dihasilkan yaitu metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah sampel terhadap jumlah pelarut yang digunakan dan jenis pelarut yang digunakan. Uji Fitokimia Fitokimia merupakan senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan yang biasanya merupakan metabolit sekunder. Senyawa tersebut berfungsi sebagai pertahanan hidup (survival) bagi tumbuhan dan manfaat lainnya yaitu dapat memberikan kesehatan pada tubuh manusia (Hasler 1998). Senyawa senyawa metabolit sekunder digunakan oleh tumbuhan untuk eksistensi dan kelangsungan hidup. Uji fitokimia yang digunakan pada penelitian ini yaitu untuk menguji kandungan flavonoid, tanin, saponin, steroid dan alkaloid yang mengacu pada metode Harborne (1984). Tabel 2 menunjukkan hasil dari uji fitokimia pada sampel simplisia kering daun muda, daun tua dan buah.
7
Tabel 2. Uji fitokimia kualitatif sampel simplisia kering dari Sonneratia alba Uji Daun Daun Buah Keterangan Muda Tua Flavonoid +
+
+
Terjadi perubahan warna jingga pada lapisan amil alkhohol
Tanin Saponin Steroid
+ + +
+ + +
+ + +
Alkaloid
-
-
-
Terjadi perubahan warna hijau kehitaman Terjadi buih stabil Terjadi perubahan warna merah lalu berwarna biru atau hijau Tidak terjadi endapan
Hasil uji fitokimia secara kuantitaif pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada sampel simplisia kering daun muda, daun tua dan buah terdapat kandungan bahan bioaktif berupa flavonoid, tanin, saponin dan steroid, sedangkan untuk kandungan alkaloid tidak terdapat pada ketiga sampel tersebut. Tidak terdapatnya kandungan alkaloid pada pengujian sampel dapat disebabkan karena kandungan alkaloid umumnya bersifat toksik dan farmakologik pada manusia. Beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal dalam bidang farmakologi, diantaranya adalah nikotin (stimulan pada syaraf otonom), morfin (analgesik), reserpin (pengobatan simptomatis disfungsi ereksi), mitraginin (analgesik dan antitusif), serta vinblastin (antineoplastik dan obat kanker) (Harborne 1984). Hasil pengujian fitokimia kualitatif ini juga telah dilakukan oleh Naiborhu (2002) pada ekstrak kelopak dan ekstrak buah Sonneratia alba. Penelitian tersebut menunjukan hasil yang hampir sama yaitu mengandung komponen flavonoid, steroid, tanin serta tidak terdapatnya kandungan alkaloid. Selain analisis secara kuantitatif terdapat uji kromatografi yang berfungsi mempertegas hasil yang didapatkan dan mengetahui kandungan mana yang lebih signifikan serta memiliki keunggulan yaitu peralatan yang digunakan sedikit, murah, sederhana, waktu analisis cepat, dan daya pisah baik (Sudjadi 1988). Komponen fitokimia hasil dari metabolit sekunder pada tumbuhan erat kaitannya dengan senyawa antioksidan alami. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar senyawa antioksidan pada tumbuhan dipicu oleh senyawa senyawa hasil metabolit sekunder. Beberapa contohnya adalah senyawa turunan fenolik atau polifenol dan turunan flavonoid misalnya flavon, isoflavon, katekin yang cenderung larut dalam pelarut polar. Total Fenol Senyawa fenol merupakan senyawa yang paling banyak di temukan pada bagian tubuh tanaman. Fungsi senyawa fenol di antaranya lignin sebagai pembentuk dinding sel tanaman dan antosianin sebagai pigmen pada bunga tanaman (Harborne 1984). Pengukuran total fenol pada ekstrak bertujuan untuk mengetahui kadar senyawa fenol yang terkandung dalam masing masing ekstrak sampel.
8
Nilai total fenol (GAE mg/g)
60 50
42,05a
44,72a 31,87a
40 30 20 10 0 Daun muda
Daun tua
Buah
Gambar 1. Diagram batang nilai total fenol (GAE ppm) ekstrak Sonneratia alba Hasil uji ANOVA pada taraf 5% menunjukkan bahwa total fenol memberikan nilai yang tidak berbeda nyata pada setiap sampel (Lampiran 8). Hasil tersebut ditampilkan pada Gambar 1 dengan menggunakan nilai yang diikuti oleh huruf. Huruf tersebut menandai bahwa nilai ketiganya tidak berbedanyata setelah diuji dengan ANOVA maupun dengan uji Duncan. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa nilai total fenol pada daun muda, daun tua dan buah bernilai sama secara statistik. Mengindikasikan bahwa secara keseluruhan nilai fenol pada bagian daun muda, daun tua dan buah bernilai sama, tetapi secara spesifik senyawa fenol seperti flavonoid, tanin dan saponin mungkin akan bernilai berbeda pada ketiga sampel. Hal itu dikarenakan masing masing senyawa seperti flavonoid, tanin dan saponin memberikan pengaruh dan nilai yang berbeda walaupun mereka termasuk kedalam satu golongan senyawa fenolat yang mempunyai peran terhadap aktivitas antioksidan. Golongan fenolat yang terdapat pada tumbuhan antara lain yaitu flavonoid, tanin dan saponin. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol (Harborne 1984). Pengujian secara kuantitatif mengenai total fenol pada ekstrak daun Sonneratia apetala juga pernah dilakukan oleh Banerjee et al. (2008). Ekstrak tersebut menunjukan nilai total fenol sebesar 47,52 GAE mg/g. Hal ini sebanding dengan hasil pengujian fitokimia kualitatif (Tabel 2) yang menunjukan bahwa pada ketiga sampel terdapat kandungan flavonoid, tanin dan saponin. Fungsi senyawa fenolik yaitu sebagai senyawa antioksidan yang berperan dalam proses perlindungan membran sel limfosit dari oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas serta menstimulasi proliferasi sel limfosit (Pratt dan Hudson 1992). Menganalisis hal tersebut dapat dihubungkan dengan hasil pengujian IC50 sampel (Tabel 3) yang menunjukkan bahwa nilai IC50 pada sampel daun muda memiliki nilai IC50 lebih tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat senyawa lain yang berperan dalam aktivitas antioksidan selain senyawa fenol.
9
Aktivitas Antioksidan Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan larutan DPPH yang dilarutkan pada ekstrak sampel dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Penambahan larutan DPPH pada sampel ekstrak menyebabkan terjadinya perubahan warna dari warna ungu menjadi kuning pucat. Menurut Andayani et al. (2008) adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam etanol yang semula berwarna ungu pekat menjadi kuning pucat. Perubahan warna yang terjadi dapat mengindikasikan kandungan antioksidan di dalam sampel tersebut. Pengujian aktivitas antioksidan berupa nilai absorbansi sampel akan dikonversi menjadi nilai persen inhibisi. Persen inhibisi tersebut merupakan presentase penghambat aktivitas radikal bebas.
140 120
% inhibisi
d
100
120
cd bc
100 80
d
a
ab
60 40 20 0 20
40
daun muda
60 80 Konsentrasi daun tua
buah
Gambar 2. Diagram batang nilai % inhibisi ekstrak daun muda,daun tua dan buah; huruf yang berbeda pada diagram batang menunjukkan hasil perlakuaan yang berbeda nyata pada taraf 5% Hasil uji ANOVA pada Gambar 3 menunjukkan bahwa ekstrak daun muda, daun tua dan buah memberikan nilai yang signifikan (Lampiran 7). Hasil tersebut ditampilkan dengan menggunakan nilai konsentrasi yang diikuti oleh huruf. Huruf tersebut menandai bahwa nilai konsentrasi ketiga sampel berbedanyata (signifikan) setelah diuji dengan ANOVA maupun dengan uji Duncan. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa ekstrak daun muda, daun tua dan buah pada konsentrasi 100 ppm dan 120 ppm memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap konsentrasi 20 ppm, 40 ppm dan 60 ppm (Lampiran 11) ditandai dengan huruf yang sama pada grafik konsentrasi di Gambar 2. Kadar konsentrasi yang diuji kepada ketiga sampel kemudian diplotkan dengan persen inhibisi, untuk melihat nilai koefisien determinasi (R2) di grafik sampel tersebut. Faktor konsentrasi akan memberikan
10
pengaruh yang besar terhadap persen inhibisi, jika nilai koefisen determinasi (R2) mendekati 1,00.
100 y = 0,5836x + 28,187 R² = 0,91 y = 0,7397x + 13,221 R² = 0,97
90
% Inhibisi
80 70 60
y = 0,2871x + 38,722 R² = 0,88
50 40 30 20 0
20
% inhibisi daun muda
40
60 Konsentrasi % inhibisi daun tua
80
100
120
% inhibisi buah
Gambar 3. Grafik hubungan konsentrasi dengan % inhibisi aktivitas antioksidan ekstrak daun muda, daun tua, dan buah Hasil grafik pada Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi ekstrak pada ketiga sampel (daun muda, daun tua dan buah) semakin tinggi pula nilai persen inhibisi yang dihasilkan. Hal itu ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien determinasi (R2) pada ketiganya. Nilai R2 pada daun tua yaitu 0,97. Hal tersebut merepresentasikan bahwa sekitar 97% variabel persen inhibisi dapat dijelaskan oleh variabel konsentrasi. Hal tersebut berlaku pula pada sampel daun muda dan buah. Nilai R2 yang semakin mendekati 1,00 akan bernilai semakin baik. Persen inhibisi akan menentukan nilai konsentrasi aktivitas antioksidan pada nilai IC50. Persamaan regresi yang dihasilkan akan digunakan dalam penentuan nilai IC50 pada tiap-tiap ekstrak. Semakin kecil nilai IC50 yang dihasilkan pada setiap ekstrak maka akan semakin bagus dalam menghambat radikal bebas. Hal ini karena IC50 merupakan nilai konsentrasi penghambat aktivitas radikal bebas sebanyak 50%. Hasil analisis ANOVA juga menunjukan bahwa nilai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan pada setiap ekstrak (Lampiran 7). Berikut merupakan tabel IC50 pada ketiga sampel yang diuji.
11
Tabel 3 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak % inhibisi Sampel 20 ppm 40 ppm 60 ppm 80 ppm
120 ppm 91,56
IC50 (ppm)
Daun muda
41,64
41,90
69,80
76,77
100 ppm 92,57
Daun tua
25,05
41,69
59,95
75,70
92,80
94,79
49,77
Buah
41,86
50,29
58,30
67,32
61,77
73,36
39,30
37,43
Tabel 3 menunjukkan nilai IC50 sampel daun muda memiliki nilai 37,43 ppm, lebih tinggi dari nilai sampel buah sebesar 39,30 ppm dan juga sampel daun tua yaitu 49,77 ppm. Molyneux (2004) menyatakan bahwa bahan yang memiliki nilai IC50 < 50 ppm merupakan antioksidan yang sangat kuat. Sehingga ketiga sampel yang diuji yaitu daun muda, daun tua dan buah dapat digolongkan kedalam bahan antioksidan yang sangat kuat karena ketiga sampel tersebut memiliki nilai IC50 < 50 ppm. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Milon et al (2012) pada ekstrak Sonneratia alba dengan pelarut metanol dan kloroform yang menunjukan nilai IC50 yang tinggi. Kandungan IC50 yang tinggi pada daun muda dapat dipengaruhi oleh adanya aktivitas perkembangan jaringan sel pada tumbuhan. Aktivitas perkembangan jaringan sel pada daun muda jauh lebih tinggi karena pada bagian sel tumbuhan muda masih rentan mengalami gangguan lingkungan dan ekologis. Gangguan lingkungan bagi daun muda salah satunya yaitu gelombang ultra violet dari cahaya matahari. Gelombang ultra violet khususnya UV-B dapat membuat daun megalami pembatasan dalam konduktansi stomata sekitar 65% dan mengurangi kemampuan stomata menyerap CO2 sebesar 10% sampai 15% ( Nogues et al. 1998). Gangguan lingkungan yang tinggi dan masih rentannya daun muda membuat tanaman meningkatkan aktivitas metabolit sekunder seperti senyawa golongan alkaloid, fenolat, steroid, dan terpenoid. Senyawa fenolat diketahui sebagai senyawa pelindung tumbuhan dari herbivora, dan fungsi utama sebagian besar senyawa fenolat adalah melindungi tumbuhan dari kerusakan akibat cahaya yang berlebihan dengan bertindak sebagai antioksidan, dan levelnya bervariasi sesuai dengan kondisi (Herawati et al. 2011). Hal ini sama seperti yang dinyatakan oleh Agati et al. (2007) bahwa senyawa fenolat juga dapat melindungi mangrove dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet. Tingginya nilai aktivitas antioksidan juga dipengaruhi oleh senyawa bioaktif yang terdapat pada ekstrak seperti flavonoid, tanin dan saponin. Atta-au-rahman dan Coudhary (2001) menyebutkan bahwa senyawa yang berpotensi memiliki antioksidan umumnya adalah senyawa flavonoid, alkaloid dan fenolat yang merupakan senyawa-senyawa polar. Hubungan Rendemen dengan Total Fenol Hubungan antara rendemen dengan kadar total fenol sampel merupakan hal penting. Terutama hubungan koefisien korelasi (R) antar keduanya. Hal tersebut untuk mengetahui seberapa erat hubungan persen rendemen dengan kadar total
12
fenol dan menduga seberapa banyak kadar total fenol yang terkandung di dalam rendemen ekstrak yang dihasilkan. Berikut merupakan grafik hubungan antara persen rendemen dengan kadar total fenol.
Kadar total fenol (GAE mg/g)
48
y = 1,792x + 15,06 R² = 0,95 R = 0,97
46 44 42 40 38 36 34 32 30 9
11
13
15
17
19
% Rendemen Gambar 4. Grafik korelasi antara persen rendemen dengan kadar total fenol Berdasarkan hasil analisis regresi yang di tampilkan pada grafik Gambar 4 terlihat bahwa terdapat hubungan yang positif antara persen rendemen dengan kadar total fenol dengan nilai R sebesar 0,97. Hal ini berarti antara persen rendemen dengan kadar total fenol memilki hubungan yang sangat kuat karena nilai R mendekati 1,00. Nilai koefisein determinasi (R2) dari grafik tersebut menunjukkan nilai sebesar 0,95. Hal tersebut merepresentasikan di dalam kandungan rendemen yang diekstrak dari sampel daun muda, daun tua dan buah mengandung sekitar 95% total fenol. Berdasarkan hal itu dapat dipahami bahwa pada rendemen ekstrak sebagian besar yang terkandung di dalamnya adalah kadar total fenol dengan melihat nilai R dan R2. Hubungan Total Fenol dengan Aktivitas Antioksidan Analisis hubungan antara nilai total fenol dengan kapasitas antioksidan sebagai penghambat aktivitas radikal bebas menggunakan analisis regresi linear. Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui sejauh mana kecenderungan nilai total fenol dalam mempengaruhi kapasistas antioksidan. Gambar 5 menunjukkan hubungan antara nilai total fenol (GAE mg/g) dengan aktivitas antioksidan yang ditunjukan oleh nilai IC50.
13
49
Nilai IC50
47
y = 0,5379x + 20,895 R² = 0,30 R = 0,55
45 43 41 39 37 35 30
35
40
45
Nilai total fenol (GAE mg/g) Gambar 5. Grafik korelasi antara nilai total fenol dengan nilai IC50 Hasil analisis regresi linear menunjukan adanya korelasi positif antara nilai total fenol dengan nilai IC50. Terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,55. Nilai R sebesar 0,55 tergolong kedalam hubungan yang rendah karena nilai R masih jauh dari 1,00. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara nilai total fenol dengan nilai IC50 namun hubungan tersebut tidak erat. Hasil yang tidak jauh berbeda juga ditunjukkan pada R2 dengan nilai 0,30. Hal itu dapat dipahami bahwa faktor total fenol bukan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan IC50 melainkan terdapat senyawa lain yang lebih berpengaruh, walaupun secara teori menyatakan bahwa adanya hubungan antara total fenol dan aktivitas antioksidan dimana jika di dalam suatu bahan memiliki konsentrasi senyawa fenol yang tinggi maka aktivitas antioksidan dalam bahan tersebut juga tinggi menurut Meenakshi et al. (2009) dan Lim et al. (2002). karena kapasitas antioksidan dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa fenolik yang terdapat dalam senyawa antioksidan (Sandrasari 2008). Hal tersebut tidak terjadi pada pengujian sampel ini, karena tingginya nilai total fenol pada rendmen ekstrak tidak diiringi oleh tingginya pengaruh total fenol terhadap aktivitas antioksidan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sampel daun muda, daun tua dan buah Sonneratia alba memiliki bobot rendemen ekstrak, bobot persen rendemen, dan rendemen terkoreksi tertinggi pada sampel daun tua. Sampel simplisia kering daun muda, daun tua dan buah memiliki kandungan bahan bioaktif yaitu flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Nilai total fenol untuk ekstrak metanol daun muda, daun tua dan buah menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata. Nilai persen inhibisi pada sampel daun muda, daun tua dan buah memberikan nilai yang signifikan. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 100 ppm dan 120 ppm memberikan hasil yang berbeda nyata. Nilai IC50 pada ketiga sampel tergolong kedalam kategori antioksidan yang sangat
14
kuat, dengan sampel ekstrak daun muda yang merupakan IC50 tertinggi. Hasil regresi linear antara persen rendemen dengan nilai total fenol bernilai positif dan memiliki hubungan yang kuat, sedangkan hasil regresi linear antara nilai total fenol dengan IC50 memiliki nilai koefisien korelasi (R) yang tidak kuat serta nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil. Saran Saran yang diusulkan oleh penulis dalam rangka penelitian lebih lanjut adalah: 1. Ekstraksi dengan pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya perlu dilakukan agar dapat diketahui pelarut yang memiliki efek yang paling optimal dalam menangkap bahan aktif di dalam sampel. 2. Perlu dilakukan uji yang lebih spesifik seperti uji Kromatografi untuk mengetahui senyawa yang berperan secara signifikan dalam penghambatan aktivitas antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA Agati, G., Matteini, P., Goti, A., & Tattini, M. 2007. Chloroplast located flavonoids can scavenge singlet oxygen. New Phytologist. 174: 77-8 Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat. Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum Lycopersium L.). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 13(1):1-9. Anderson TW, Darling DA. 1952. Asymptotic theory of certain goodness of fit, criteria based on stochastic process. Annals of Mathematical Statistic 23: 193212. Atta-au-rahman, MI Coudhary. 2001. Bioactive natural product a potential of pharmacophorus. A Theory of Memory. Pure and Applied Chemistry. 73(2):555- 560. Banerjee D, Chakrabarti S, Hazra AK, Banerjee S, Ray J, Mukherjee B. 2008. Antioxidant activity and phenolics of some mangroves in Sudarbans. Journal of Biotechnologi. 7(3):805-810. Bandaranayake, W.M. 2002. Bioactivities, bioactive compounds and chemical constituent of mangrove plants. Wetlands Ecology and Management 10: 421– 452. Dickinson, A. 2002. Benefits of antioxidant: may help protect eyes, lungs, and brain. Council for responsible nutrition. Dixon, R.A., Paiva, N.L., 1995. Stress-induced phenylpropanoid metabolism. Plant Cell 1995; 7 : 1085 97. Firdaus & Sinda, L. 2003. Peranan Kulit kayu buli Sonneratia sp, dalam fermentasi nira aren menjadi minuman beralkohol. Marina Chimica Akta, Jur Kimia FMIPA UNHAS, Vol 5 No 1, 24-28.
15
Harborne JB. 1984. Metode fitokimia. Padmawinata K, Soediro I. Bandung: ITB Press. Terjemahan dari: Phytochemical method 2nd. (Hal.69-73; 102-104; 147-149; 184- 187; 271-274) Hasler CM. 1998. Functional foods: their role in disease prevention and health promotion. Food Tech. 52(11):63-70. Herawati, N. Jalaludin, N. Daha, L. Zenta, F. 2011. Potensi antioksidan ekstrak metanol kulit batang tumbuhan mangrove Sonneratia alba. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 23 – 25 Lim SN, Cheung PCK, Ooi VEC, Ang PO. 2002. Evaluation of antioxidative activity of extracts from a brown seaweed, Sargassum siliquastrum. Journal of Agricultural Food Chemistry. 50: 3862-3866. Meenakshi S, Gnanambigai DM, Mozhi ST, Arumugam M, Balasubramanian T. 2009. Total Flavonoid and in vitro antioksidant activity of two seaweeds of Rameshwaram Coast. Global Journal of Pharmacology. 3(2): 59-62. Milon, MA. Muhit, MA. Goshwami, M. Masud, MM. Begum, B. 2012. Antioxidant, cytotoxic, and antimicrobial Activity of Sonneratia alba bark. IJPSR, 2012; Vol. 3(7): 2233-2237 Molyneux P. 2004. The use of stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (dpph) for estimating antioksidan activity. Songklanakarin Journal Sciences Technology 26(2):211-219. Naiborhu, P.E. 2002. Ekstraksi dan manfaat ekstrak mangrove (Sonneratia alba dan Sonneratia caesolaris) sebagai bahan alami antibakterial: pada patogen udang windu, Vibrio harveyi [tesis].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Nogues, S. Allen, DJ. Morison, JIL. Baker, NR. 1998. Ultraviolet-B Radiation Effects on Water Relations, Leaf Development, and Photosynthesis in Droughted Pea Plant. Plant Physiology May 1998 vol. 117 no. 1 173-18 Noor YN, Khazali M, Suryadiputra INN. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: PHKA/WI-IP Pratt, D.E. Hudson, B.J.F. 1992. Natural antioxidant not exploited comercially. In B.J.F Hudson (Ed). Food antioxidant. 171-192. London: Elsevier Applied Science Revathi. 2013. Medical Properties of Mangroves Plants – An Overview. Int. J. Bioassays, 2013, 02 (12), 1597-1600 Salamah E., Ayuningrat E., Purwaningsih S. 2008, Penapisan awal komponen bioaktif dari kijing Taiwan (Anadonta woodiana Lea.) sebagai senyawa antioksidan, Buletin Teknologi Hasil Perikanan 11(2):119-132. Sandrasari, DA. 2008. Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total fenol ekstrak sayuran indigenous. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Spalding, M.D., F. Blasco & C.D. Field editor. 1996. World Mangrove Atlas. International Society for Mangrove Ecosystems, Okinawa, Japan. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Ed ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Principle and Procedure of Statistics (Hal. 553-556). Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 77, 167-174. Vranova, E., Atichartpongkul, S., Villarroel, R., Van Montagu, M., Inze, D., & Van Camp, W. 2002. Comprehensive analysis of gene ex-pression in Nicotiana tabacum leaves accli-mated to oxidative stress. Proc. Natl. Acad. Sci. USA, 99 : 10870 5.
16
LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi penelitian a. Sampel segar
Sampel daun muda
sampel daun tua
Sampel buah b. Ekstrak kasar sampel
c. Uji alkaloid
17
d . Uji saponin
e. Uji flavonoid
f. Uji tanin
g. Uji steroid
h. Uji aktivitas antioksidan
18
Lampiran 2 Deskripsi kadar air simplisia dan persen rendemen Sampel Daun muda
Daun tua
Buah
Karakteristik organoleptik
Kadar Air (%)
Bentuk Serbuk, berwarna hijau pucat, berbau khas, rasa asam, tekstur lembut & kering. Berbentuk serbuk, Berwarna hijau tua, Berbau khas, rasa pahit, tekstur lembut & kering Berbentuk serbuk, Berwarna coklat muda, Berbau harum, rasa asam, tekstur lembut & kering
2,58
Lampiran 3 Perhitungan kadar air Sampel Ulangan A (gram) B (gram)
C (gram)
Kadar Air (%)
2,37
6,82
Rata-rata
Daun muda
1 2 3
2,01 2,00 2,00
4,95 4,50 4,94
6,78 6,33 6,76
2,46 2,64 2,63
2,58
Daun tua
1 2 3
2,01 2,01 2,01
4,79 5,05 4,99
6,63 6,88 6,86
2,58 2,47 2,06
2,37
Buah
1 2 3
2,08 2,08 2,08
4,43 4,53 4,96
6,06 6,14 6,59
6,89 7,08 6,48
6,82
Keterangan : A = bobot sampel awal (gram) B = bobot cawan kosong (gram) C = bobot cawan + sampel setelah dioven (gram)
Kadar air daun muda ulangan 1: (%) =
(A+B) - C x 100% = (2,01+4,95) - 6,78 x 100% = 2,46% (A+B) (2,01+4,95)
Kadar rata-rata daun muda (%) = 2,46 + 2,64 + 2,63 = 2,58 % 3
19
Lampiran 4 Perhitungan rendemen ekstrak
Sampel
A (gr)
B (gr)
C (gr)
D (gr)
30
Persen rendemen (%) 9,78
Rendemen terkoreksi (%) 10,70
Daun muda Daun tua
37,13
2,94
40,07
37,43
5,14
42,57
30
17,12
18,59
Buah
36,37
4,22
40,59
30
14,08
18,22
A = Bobot botol kosong B = bobot sampel setelah ekstraksi C = Bobot sampel + botol setelah ekstraksi D= bobot sampel awal sebelum ekstraksi Catatan: C-A = B Persen rendemen daun muda = B x 100% = 9,78 20 Rendemen terkoreksi daun muda = B x100% = 10,70 (D – kadar air daun muda) Lampiran 5 Perhitungan total fenol ekstrak a. Standar asam galat Konsentrasi (ppm) 0,5 1 5 10 15
Absorbansi 0,02 0,071 0,506 1,025 2,013
20
Asam galat 2,5 y = 0,1319x - 0,104 R² = 0,98
2 1,5 1 0,5 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
Absorbansi
X (ppm)
Rata- Fenol rata x (GAE (ppm) ppm)
0,163 0,089 0,097 0,105 0,009 0,277 0,079 0,075 0,035
2,04 1,47 1,53 1,59 0,86 2,91 1,39 1,37 1,06
1,68
1,68
1,79
1,79
44, 72
1,28
1,28
31, 87
absorbansi
b. Fenol Sampel
A (gr)
B (gr)
C (gr)
Daun muda
30
2,94
0,005
Volume Pengenceran (ml) 2
Daun tua
30
5,14
0,005
2
Buah
30
4,22
0,005
2
Keterangan : A = bobot awal sebelum ekstrak (g) B = bobot setelah ekstraksi (g) C = bobot ekstrak yang digunakan (g) Perhitungan mencari x (ppm) daun muda y = a + bx 0,163 = 0,1319x - 0,104 X = 0,163 + 0,104 0,1319 X = 2,04 ppm Perhitungan fenol (GAE mg/g) ekstrak daun muda Total fenol = 1,68 x ( 2 ml ) = 42,05 (GAE mg/g) 0,08gram
Fenol (GAE mg/g) 42, 05
21
Lampiran 6 Contoh perhitungan pengenceran asam askorbat dan ekstrak a. Asam askorbat Pembuatan larutan induk = 25 ppm = 25 mg = 2,5 mg = 0,0025g 1000ml 100ml 100ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 1,25 ppm yaitu: 25 ppm.X= 1,25 ppm.10 ml X= 1,25x10 25 X= 0,5 ml
Menentukan konsentrasi larutan untuk 2,5 ppm yaitu: 25 ppm.X= 2,5 ppm.10 ml X= 1,25x10 25 X= 1 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 5 ppm yaitu: 25 ppm.X= 1,25 ppm.10 ml X= 5x10 25 X= 2 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 10 ppm yaitu: 25 ppm.X= 10 ppm.10 ml X= 10x10 25 X= 4 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 20 ppm yaitu: 25 ppm.X= 20 ppm.10 ml X= 20x10 25 X= 8 ml Pengujian: X asam askorbat + 4 ml DPPH, kemudian di inkubasi kemudian diukur dengan panjang gelombang 517 nm. % absorbansi= absorbansi blanko – absorbansi sampel Absorbansi blanko
22
a. Sampel Pembuatan larutan induk = 200 ppm = 200 mg = 20 mg = 0,0200g 1000ml 100ml 100ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 20 ppm yaitu: 200 ppm.X= 20 ppm.10 ml X= 20x10 200 X= 1 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 40 ppm yaitu: 200 ppm.X= 40 ppm.10 ml X= 40x10 200 X= 2 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 60 ppm yaitu: 200 ppm.X= 60 ppm.10 ml X= 60x10 200 X= 3 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 80 ppm yaitu: 200 ppm.X= 80 ppm.10 ml X= 80x10 200 X= 4 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 100 ppm yaitu: 200 ppm.X= 100 ppm.10 ml X= 100x10 200 X= 5 ml Menentukan konsentrasi larutan untuk 120 ppm yaitu: 200 ppm.X= 120 ppm.10 ml X= 120x10 200 X= 6 ml Pengujian: X sampel + 4 ml DPPH, kemudian di inkubasi kemudian diukur dengan panjang gelombang 517 nm. % absorbansi= absorbansi blanko – absorbansi sampel Absorbansi blanko
23
Lampiran 7 Uji normalitas Anderson-Darling total fenol Normal
99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
0,1032 0,07821 9 0,547 0,114
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-0,1
0,0
0,1 hasil
0,2
0,3
Uji antioksidan Normal
99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
20
40
60 hasil
80
100
120
64,28 21,03 18 0,361 0,407
24
Lampiran 8 RAL uji aktivitas antioksidan
ANOVA
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Kuadrat tengah
Perlakuan
6249,36
5
1249,87
Sisa
1269,21
12
105,77
Total
7518,57
17
F
Sig.
11,82
,00
Lampiran 9 RAL uji total fenol
ANOVA
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Kuadrat tengah
Perlakuan
,01
2
,01
Sisa
,04
6
,01
Total
,05
8
F
Sig. ,77
,50
25
Lampiran 10 Uji lanjut Duncan untuk total fenol ekstrak Duncana Selang kepercayaan = 0.05 Ulangan
N
1
2,00
3
1,23
1,00
3
1,68
3,00
3
1,84
Sig.
,29
Lampiran 11 Uji lanjut Duncan untuk aktivitas antioksidan ekstrak Duncana Konsentrasi ekstrak (ppm)
Selang kepercayaan = 0.05 N
1
2
3
4
20,00
3
36,19
40,00
3
44,63
60,00
3
80,00
3
100,00
3
82,38
120,00
3
86,57
Sig.
44,63 62,68
62,68 73,26
,34
,05
,23
73,26
,16
26
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 14 Januari 1992 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dengan orang tua bernama Ateng Sofyan dan Maetin. Penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Anyer tahun 2010. Tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa program sarjana Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Ekologi Laut Tropis tahun 2012-2013. Penulis juga pernah mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Gagasan Tertulis, Pengabdian Masyarakat dan Penelitian yang didanai oleh DIKTI tahun 2011, 2012 dan 2013. Penulis aktif dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM IPB) sebagai staff Kebijakan Daerah periode 2011, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM-FPIK) sebagai staf Departemen Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa periode 2012-2013 dan Ketua Departemen Kajian Strategis periode 2013-2014, selain itu penulis juga pernah menjabat ketua komisariat Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) IPB periode 20122013 dan Dewan Formatur (DF) Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) tahun 2013. Penulis pernah mengikuti konferensi internasional 2nd International Conference on Environmental Engineering and Aplications (ICEEA) tahun 2011 di Shanghai, China serta Youth Essay Writing Competition on Blue Economy – Coral Triangle Center Asia Pasifik tahun 2013 di Bali, Indonesia. Penulis berharap karya ilmiah dengan judul Eksplorasi Potensi Bahan Aktif Berkhasiat Antioksidan pada Daun dan Buah Mangrove Jenis Sonneratia alba (JE Smith, 1816) dapat bermanfaat di kemudian hari.