SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
POTENSI BIJI BUAH MANGROVE XYLOCARPUS MOLUCCENSIS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL Setiyo Gunawan 1, R.Darmawan, Akhmad Dhika S, Ajeng Setio W, Miranti Nanda H, Aliwafa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Keputih Sukolilo, Surabaya 60111 Abstrak Biodiesel adalah bahan bakar yang dapat diperbaharui, tidak beracun, serta ramah lingkungan. Penelitian ini mempelajari potensi produksi biodiesel dari bahan baku biji buah mangrove dengan proses 2-langkah yaitu esterifikasi berkatalis asam dan transesterifikasi berkatalis basa. Reaktor batch pada suhu 60 oC dan tekanan atmosfir yang dilengkapi strirer magnetik dan sistem kondenser dipakai pada penelitian ini. Pertama dilakukan reaksi esterifikasi dengan katalis asam sulfat selama 20 menit, selanjutnya dilanjutkan dengan proses transesterifikasi berkatalis basa sesuai variabel yang digunakan. Setelah itu dilakukan proses pemisahan dan pemurnian. Produk yang dihasilkan dianalisa dengan TLC dan Gas Chromatography (GC). Kandungan awal FFA dalam biji buah mangrove adalah 10,39%. Dari reaksi transesterifikasi biji buah mangrove xylocarpus moluccensis pada kondisi 5 mL metanol, kalium hidroksida 0,5%-berat CMO, dan waktu reaksi 30 menit didapatkan yield FAME dengan implikasi dua kali sebesar 20,31% dan 19,59%. Dari Simulasi didapati kemungkinan variabel terbaik untuk reaksi Transesterifikasi Methanol = 2mL; Waktu reaksi = 15 menit; KOH = 0.3%-berat CMO yang menghasilkan purity 3,32% dan recovery sebesar 13,275% dengan desirability sebesar 0.781. Kata kunci: Biodiesel; xylocarpus moluccensis; proses 2-langkah; esterifikasi; transesterifikasi 1.
Pendahuluan Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari sumber terbarukan (renewable), dengan komposisi ester asam lemak dari minyak nabati antara lain: minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapuk, dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan indonesia yang potensial untuk dijadikan biodiesel. (Joelianingsih et al.) Penelitian pembuatan biodiesel di Indonesia masih terfokus dari minyak kelapa sawit dan minyak jarak pagar. Lebih lanjut, secara geografis Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menghasilkan sumber energi alternatif, diantaranya dari bahan biji buah xylocarpus molluccensis. Menurut Noor dkk. (1999) Indonesia merupakan negara yang mempunyai luas hutan mangrove terluas di dunia dengan keragaman hayati terbesar di dunia dan struktur paling bervariasi di dunia. Menurut Gunarto (2004) luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 1999 diperkirakan mencapai 8,60 juta hektar, akan tetapi sekitar 5,30 juta hektar dalam keadaan rusak. Sedangkan data FAO (2007) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai 3.062.300 ha atau 19% dari luas hutan mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%). Bentuk tekanan terhadap kawasan mangrove yang paling besar adalah pengalih-fungsian (konversi) lahan mangrove menjadi tambak udang/ikan, sekaligus pemanfaatan kayunya untuk diperdagangkan. Selain itu, juga tumbuhnya berbagai konflik akibat berbagai kepentingan antar lintas instansi sektoral maupun antar lintas wilayah administratif. Secara ideal, pemanfaatan kawasan mangrove harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat tetapi tidak sampai mengakibatkan kerusakan terhadap keberadaan mangrove. Selain itu, yang menjadi pertimbangan paling mendasar adalah pengembangan kegiatan yang menguntungkan bagi masyarakat dengan tetap mempertimbangkan kelestarian fungsi mangrove secara ekologis (fisik-kimia dan biologis). Perlu juga mengembangkan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar mangrove dengan mengandalkan bahan baku non-kayu dan diversifikasi bahan baku industri kehutanan dan arang seperti yang terjadi di Nipah Panjang, Batu Ampar, Pontianak. Masyarakat merubah pola konsumsi bahan bakar dari minyak tanah dan arang bakau 1
Korespondensi:
[email protected]
JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-1
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
menjadi arang leban dan tempurung kelapa dan menggunakan tungku hemat energi atau anglo (LPP Mangrove, 2008). Pembuatan Biodiesel bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan transesterifikasi asam dan transesterifikasi basa. Metode transesterifikasi berkatalis asam berlangsung pada suhu di atas 100 oC dengan 348 jam reaksi. Reaksi transesterifikasi berkatalis asam ini berjalan lambat, kecuali dilakukan pada suhu dan tekanan yang tinggi. Oleh karena itu proses ini memerlukan biaya mahal. Selain itu metode ini lebih sesuai untuk minyak atau lemak yang memiliki kandungan asam lemak bebas relatif tinggi (knothe et al, 2004). Transesterifikasi berkatalis asam dapat digunakan pada bahan baku minyak bermutu rendah atau memiliki kandungan asam lemak bebas tinggi (aksoy et al, 1998 dan Yi-Hsu Ju, 2002). Sedangkan Transesterifikasi berkatalis basa umumnya digunakan pada proses biodiesel secara komersial. Metode ini dapat mencapai lebih dari 98% konversi dengan 1-2 jam waktu reaksi pada suhu 60oC dan tekanan atmosferik. Digunakan katalis basa jenis KOH karena dapat diendapkan menjadi K 3PO4 jika dinetralkan dengan H3PO4. K3PO4 dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Bahan baku minyak anhydrous diperlukan dalam metode ini Ma et. Al., (1998). menyarankan kandungan asam lemak bebas dalam minyak serendah mungkin (< 0,5% w/w) Fuege dan Grose (1949). Dan tidak mengandung asam lemak bebas. Adanya sedikit kandungan asam lemak bebas dalam reaktan akan menyebabkan terbentuknya sabun dan akan menurunkan yield ester serta mempersulit pemisahan pemisahan ester dan glyserol. Kehadiran asam lemak bebas dalam minyak juga akan mengkonsumsi katalis sehingga menurunkan efisiensi katalis. Transesterifikasi berkatalis basa akan efisien jika bahan baku minyak berkemurnian tinggi. Untuk kandungan FFA lebih dari 5% maka harus dilakukan proses esterifikasi berkatalis asam terlebih dahulu. Proses esterifikasi bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasi kandungan asam lemak bebas (FFA), dengan cara mereaksikan dengan methanol ekses 100% dan menggunakan katalis asam H 2SO4, FFA akan terkonversi menjadi metil ester. Seperti pada penelitian sebelumnya kandungan FFA awal pada biji buah mangrove xylacarpus moluccensis sebesar 10.879% kemudian di esterifikasi dengan katalis H2SO4 kandungan FFA berkurang menjadi 1,040%. (Maulana dan Anwar, 2010). Komponen FFA yang paling banyak salah satunya asam palmitat Gambar I.
Gambar I. Asam Palmitat Penelitian ini mempunyai manfaat mendapatkan biodiesel dari biji buah xylocarpus molluccensis dengan menggunakan proses 2-langkah yaitu esterifikasi dan transesterifikasi sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif. Data mengenai teknologi pembuatan biodiesel dari biji buah xylocarpus molluccensis ini diharapkan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, sehingga laporan ini bisa menjadi suatu artikel dan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan penelitian biodiesel di masa datang. Xylocarpus molluccensis
Gambar II. Xylocarpus moluccensis Nyiri Batu Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem. Nama umum Indonesia: Nyiri batu, nyiri gundik, mojong ti hulu (Sunda), loleso, pamuli Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-2
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Sapindales Famili: Meliaceae Genus: Xylocarpus Spesies: Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem. (www.plantamor.com,2010) Masa panen tumbuhan Xylocarpus moluccenssis setahun dua kali pada pertengahan tahun dan akhir tahun. (wildsingapore, 2009). Adapun kegunaan dari tumbuhan Xylocarpus moluccensis selama ini adalah sebagai bahan furniture, kulit kayu untuk tannin, menghitami baju, bahan baku kosmetik (skin powder), serta akar untuk mengobati kolera dan disentri. (Lakshmi and Gupta, 2008). Selain itu kayu dipakai untuk kayu bakar, membuat rumah, perahu dan kadang-kadang untuk gagang keris. Biji digunakan sebagai obat sakit perut. Jamu yang berasal dari buah dipakai untuk obat habis bersalin dan meningkatkan nafsu makan. Tanin kulit kayu digunakan untuk membuat jala serta sebagai obat pencernaan.(wetlands.or.id) 2. Bahan dan Metode Penelitian Bahan Baku Buah Xylocarpus Moluccensis didapatkan dari daerah pantai timur kawasan Hutan Mangrove Wonorejo, Rungkut, Surabaya dengan bantuan para petani. N-heksan teknis, aquadest dibeli dari Bratachem Chemical, Surabaya. Methanol dan N-heksan PA dibeli dari Indofa, Surabaya. Kondisi Biji Buah Xylocarpus Moluccensis Persiapan untuk melakukan penelitian dilakukan dengan mengeringkan biji buah xylocarpus moluccensis yang telah dikupas buah dan kulit arinya hingga mencapai berat tetap. Biji buah mangrove yang digunakan adalah biji buah yang sudah tua, dihaluskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80 oC sampai massanya tetap. Ekstraksi Proses pembuatan biodiesel diawali dengan proses ekstraksi 10 gram biji buah mangrove xylocarpus moluccensis yang telah dihaluskan dan dibungkus dengan kertas saring menggunakan normal-heksan teknis dan alat berupa soklet ekstraktor yang dilengkapi dengan kondensor dan labu alas datar berpengaduk magnetik selama 4 jam [maulana dan anwar,2010]. Setelah itu dilakukan proses pemisahan antara ekstrak (minyak) dengan residu (n-heksan teknis recycle) menggunakan labu distilasi untuk mendapatkan CMO(Crude Mangrove Oil). Ekstrak minyak yang tertinggal, yang dinamakan sebagai minyak mentah (Crude Oil / CO) dianalisis dengan TLC dan titrasi (AOCS Ca 5a-40, 1997). Konversi total minyak mentah ke FAME CMO (1 g) dan larutan kalium hidroksida (10 mL, 2N) ditambahkan pada botol berukuran 50 mL dengan tutup karet. Botol tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 60 oC dengan strirer magnetik diputar di dalam botol sampai reaksi saponifikasi sempurna (24 jam). Heksane dimasukkan ke dalam campuran hasil saponifikasi untuk mengekstrak bahan yang tidak tersaponifikasi dan dianalisis dengan TLC. Heksane diambil dari botol dan campuran di bagian bawah yang berisi bahan yang tersaponifikasi diasamkan sampai pH=2 dengan menggunakan asam sulfat 1 M, dan reaksi sempurna sekitar 24 jam menghasilkan asam lemak (Fatty Acid) dan garam sulfat (K2SO4). Semua asam lemak diekstrak dari campuran tersebut dengan menggunakan pelarut heksane berulang kali. Hasilnya dianalisis dengan TLC. Heksane kemudian diuapkan sehingga hanya tertinggal ekstrak heksane yang berisi asam lemak. Kemudian asam lemak dikonversi menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dengan memanaskannya dalam 5%-v asam sulfat (H2SO4 95-97%) dalam metanol pada suhu 60 oC selama 24 jam. Air digunakan untuk menghilangkan residu H 2SO4 dan FAME dipisahkan dengan ekstraksi menggunakan n-hexane-air. Heksane diambil dari botol dan diuapkan, sehingga tersisa produk berupa FAME. Produk dianalisis dengan TLC dan gas chromatography (GC). Variabel 1. Crude oil dari biji buah mangrove Xylocarpus moluccensis ( 1 g ) 2. Metanol (ratio methanol terhadap minyak 2 mL/1 g dan 5 mL/1 g ) 3. Waktu reaksi ( 15, dan 30 menit ) 4. Kalium hidroksida ( 30 % dan 50% berat total dari crude ) 5. Suhu ( 60 oC) JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-3
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
3. Langkah produksi FAME (biodiesel) Esterifikasi Reaktor batch, dilengkapi strirer magnetik dan sistem kondenser dipakai pada penelitian ini. Pada tahap pertama yaitu reaksi esterifikasi dari biji buah mangrove xylocarpus moluccensis (1 g) dengan volume metanol (2 dan 5 mL) dengan persentase katalis asam sulfat dalam metanol sebesar 1%-v dan 5%-v selama waktu reaksi 20 menit pada suhu 60 oC dalam reaktor batch dengan stirrer magnetik dan sistem condenser. Setelah dilakukan analisa titrasi menggunakan metode AOCS Official Method Ca 5a-40,1997. diketahui bahwa kandungan FFA dalam sampel telah berkurang sampai dibawah 1,64 %.
Gambar III. Mekanisme reaksi esterifikasi (Purbasari dan Silviana, 2008) Transesterifikasi Selanjutnya dilakukan reaksi transesterifikasi dari biji buah mangrove xylocarpus moluccensis (1 g) dengan volume methanol (2 dan 5 mL) dengan persentase katalis Kalium hidroksida sebesar 30%-v dan 50%-v selama waktu reaksi 15 dan 30 menit pada suhu 60 oC dalam reaktor batch dengan stirrer magnetik dan sistem condensor. Variabel percobaan adalah kemurnian produk, dan recovery biodiesel yang dihasilkan.
Gambar IV. Mekanisme reaksi transesterifikasi (gerpen dan knothe,2005) Raw Material Esterification Transesterificatio n Extraction by hexane-water Waste Water
FAME
Gambar V. Diagram alir proses Analisa Sintesis Palmitic Acid dan Stearic Acid Methyl Ester Campuran fatty acid (10 g) dengan komposisi 60% palmitic acid dan 40% stearic acid diesterifikasi menggunakan 0,7 mL H2SO4 95-97% dalam 5 mL metanol. Reaksi esterifikasi dilakukan selama 24 jam dan akan dihasilkan Palmitic Acid dan Stearic Acid Methyl Ester yang akan digunakan sebagai larutan standar.
JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-4
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
Analisis TLC (Thin Layer Chromatography) Komponen di tiap sampel diidentifikasi menggunakan standar murni. Sampel diletakkan di TLC berupa titik dan dimasukkan ke dalam mobile phase. Pada penelitian ini, digunakan mobile phase yang berisi heksane / etil asetat / asam asetat = 90:10:1, v/v/v. Spot yang terjadi dilihat dari munculnya warna dengan menggunakan uap iodine. Penentuan kandungan FAME Kandungan FAME di setiap sampel ditentukan dengan GC tipe HP 6890 Series produksi HewlettPackard Inc. Sampel 200 mg diencerkan dalam 1 mL n-heksan PA, kemudian 1 μL sampel ini dengan 1 μL udara diinjeksikan ke dalam GC. Digunakan kolom HP-1 -Crosslinked Methyl Siloxane (60 m x 0,25 mm ID, ketebalan film 1,0 μm). Temperatur injektor dan detektor diset pada suhu 250 oC. Temperatur kolom dimulai pada suhu 200 oC, meningkat 15 oC/menit sampai 300 oC dan dipertahankan pada suhu 300 oC selama 10 menit. Kecepatan gas Helium 40 cm/s pada suhu 200 oC. Total yield FAME dihitung dengan persamaan: Total yield =
x 100%
Kandungan FA Dicari dengan menggunakan titrasi FFA yaitu metode untuk menentukan kandungan Free Fatty Acid (FFA) dalam sampel dihitung sesuai metode resmi Am. Oil Chem. Soc. (AOCS) Ca 5a-40. Analisa Statistik menggunakan Design expert 8 Dengan menggunakan software design expert 8 ini kita dapat memudahkan kita untuk mengoptimalkan data dari percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan 3 variabel yang dilambangkan secara berurutan A, B, dan C dengan 2 level ( 23 Factorial design ) dengan 2 kali implikasi dan respon yang berupa kemurnian (purity) dan menghasilkan data sebagai berikut : Tabel II. input data hasil penelitian dalam software design expert Std
Run
15 2 16 4 9 8 11 6 1 13 5 10 12 3 7 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Factor 1 A: methanol mL 5 2 5 5 2 5 5 2 2 2 2 2 5 5 5 5
Factor 2 B: reaction time min 30 15 30 15 15 30 15 30 15 30 30 15 15 15 30 30
Factor 3 C: KOH 0.5 0.3 0.5 0.3 0.5 0.3 0.5 0.3 0.3 0.5 0.3 0.5 0.5 0.3 0.3 0.3
Response 1 Purity % 3.07 3.19 3.68 3.22 2.51 3.08 2.28 2.27 3.45 3.43 2.24 3.05 3.49 3.19 2.99 2.68
Response 2 Recovery % 15.7 12.5 12.74 10.35 12.81 10.39 10.49 8.82 14.05 20.31 9.76 19.97 10.62 12.24 9.73 19.59
Terdapat tujuh degree of freedom diantara delapan kombinasi treatment dalam desain 23. Tiga degree of freedom berhubungan dengan efek utama dari variabel secara individu yaitu A atau Methanol, B atau waktu reaksi, dan C atau KOH. Dan sisanya merupakan interaksi dari A-B atau Methanol-waktu reaksi, A-C atau Methanol-KOH, B-C atau Waktu reaksi-KOH, dan A-B-C atau interaksi semua variabel. Desain ini memiliki delapan kombinasi perlakuan, yang interaksinya dapat dilihat dari cube seperti gambar berikut :
Gambar VI. 23 Factorial Design(Douglas C. Montgomery,2001) JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-5
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
3. Hasil dan pembahasan Dari penelitian diketahui kandungan air pada biji pada awalnya 64,28 % sedangkan setelah dipanaskan sampai suhu 80 oC moisture content-nya menjadi 1,99 % dari berat biji. Biji buah yang dipakai adalah yang telah dihaluskan dan dipanaskan sampai suhu 80 oC hingga beratnya tetap. Sedangkan pada saat ekstraksi CMO yang dihasilkan per 10 gram (menghasilkan 0.9789 g CMO) selanjutnya Crudenya diambil dan dikumpulkan. Hasil akhirnya dari 1 gram minyak mentah, hasil proses 2-langkah produksi biodiesel yang diperoleh dapat terkonversi menjadi FAME 0,3233 g (32,33%-berat). Analisa Menggunakan Software Design Expert 8 Dari software design expert 8 ini data-data yang telah diinputkan yaitu data-data variabel percobaan dan hasil kemurnian serta recovery dari biodiesel dari biji buah mangrove xylocarpus moluccensis dengan proses 2langkah ini dapat disimulsikan, yaitu jika dengan harga variabel yang berupa Methanol, waktu reaksi, dan katalis basa (KOH) minimum ingin dihasilkan purity dan recovery maksimum maka didapati kemungkinan terbaik sebagai berikut : - Methanol = 2mL; Waktu reaksi = 15 menit; KOH = 0.3%-berat CMO yang menghasilkan purity 3,32% dan recovery sebesar 13,275% dengan desirability sebesar 0.781. Daftar 5 teratas tabel solusi dapat dilihat pada Tabel II. sebagai berikut : Tabel III. 5 Solusi dari optimalisasi purity dan recovery Number
methanol
reaction time
KOH
Purity
recovery
Desirability
1
2.00
15.00
0.30
3.32
13.275
0,78112
2
2.01
15.00
0.30
3.31949
13.2663
0,78005
3
2.00
15.01
0.30
3.31568
13.2956
0,780024
4
2.00
15.07
0.30
3.31492
13.256
0,778971
5
2.03
15.00
0.30
3.31895
13.2572
0,778929
Selected
Bila diinginkan hasil maksimal seperti pada software design expert maka dalam optimisasi data, data variabel methanol maksimal, waktu reaksi dalam range 15-30 min karena waktu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap recovery dan KOH berharga maksimal. (Douglas C. Montgomery,2001) Selanjutnya didapati : Dengan methanol 5 mL, waktu reaksi 30 min, dan KOH sebesar 0.5 g menghasilkan recovery sebesar 14,22 % dan purity sebesar 3.375%. Lima terbaik seperti table IV. Tabel IV. 5 Solusi dari optimalisasi purity dan recovery Number
methanol
reaction time
KOH
1
5.00
30.00
0.50
2
4.99
30.00
0.50
3
4.95
30.00
0.50
4
4.90
30.00
5
5.00
29.89
Purity
recovery
Desirability
3.375
14.22
0.780147597
3.37349
14.2471
0.779938314
3.36951
14.3183
0.779345223
0.50
3.36448
14.4083
0.778500921
0.50
3.37117
14.1898
0.778206334
4. Kesimpulan Jenis mangrove xylocarpus moluccensis berpotensi menghasilkan biodiesel, buah mangrove xylocarpus moluccensis tersebar di berbagai pulau di Indonesia, contohnya di Pulau Jawa, Pesisir Pantai Timur, Sumatera Selatan dan Kalimantan sehingga sangat berpotensi menjadi alternative bahan baku pembuatan biodiesel. Dari 1 gram crude mangrove oil menghasilkan 0,3233 gram biodiesel. Dengan menggunakan software design expert 8 dengan menggunakan variabel methanol, waktu reaksi dan katalis KOH minimum dan mendapatkan purity dan recovery maksimum, maka didapati kemungkinan terbaik Methanol = 2mL; Waktu reaksi = 15 menit; KOH = 0.3%-berat CMO yang menghasilkan purity 3,32% dan recovery sebesar 13,275% dengan desirability sebesar 0.781. JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-6
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 26 Juli 2011 ISSN : 1411-4216
Ucapan Terima Kasih Penelitian ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITS (LPPM-ITS) dengan project Peneltian Kompetensi tahun 2011a.n R.Darmawan (nomor kontrak: 0750.191/I2.7/PM/2011 ) Daftar pustaka Gunawan, Setiyo., Syahrizal Maulana, Khairiel Anwar, Tri Widjaja 2011. Rice bran, a potential source of biodiesel production in Indonesia. Industrial Crops and Products. 33: 624–628 Gunawan, Setiyo., Syahrizal Maulana, Khairiel Anwar, Raden Darmawan, Tri Widjaja, and Achmad Roesyadi . 2010. Biodiesel Production from Rice Bran by in-situ Esterification: The Effect of Methanol Concentration and Reaction Time. ISFAChE 2010. Gunawan, Setiyo., Syahrizal Maulana, Khairiel Anwar, Mulyanto, Arief Widjaja, and Tri Widjaja. 2010. The Effect of Acid Catalyst Concentration on The Purity and Yield of Biodiesel Produced from in-situ Esterification of Rice Bran. ISFAChE 2010. Shiu, Pei-Jing, Setiyo Gunawan, Wen-Hao Hsieh, Novy S. Kasim, Yi-Hsu Ju. 2009. Biodiesel Production from Rice by a two-step in-situ process. Bioresource Techology. 101:984-989. FAO. 2007. The World’s Mangroves 1980–2005. Forest Resources Assessment Working Paper No. 153. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome. Gerpen, J.V. dan G. Knothe. 2005. Basics of Transesterification Reaction. In : Knothe, G., J.V. Gerpen, dan J. Krahl, (ed). The Biodiesel Handbook. AOCS PRESS, Champaign, Illinois. Montgomery. Douglas C. 2001. Design and analysis of experiments, 5th ed. John Willey & Sons, Inc. Plantamor:: situs dunia tumbuhan. Nyiri Batu (Xylocarpus Moluccensis). www.plantamor.com (Diakses 29 april 2011).
JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
G-07-7