EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TS-TS DAN GI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA Ari Purwati; Puji Nugraheni; Abu Syafik Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan siswa kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo dengan menggunakan model pembelajaran TS-TS lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran GI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data, bahwa kelas eksperimen I nilai rata-ratanya sebesar 81,00 sedangkan kelas eksperimen II sebesar 72,67. Hasil pengujian hipotesis penelitian disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan siswa kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo dengan menggunakan model pembelajaran TS-TS lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran GI. Kata kunci : kemecahan masalah, soal cerita, TS-TS, GI
PENDAHULUAN Kemampuan yang baik oleh siswa pada pokok bahasan bilangan pecahan dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan dengan baik dan benar. Dalam menyelesaikan soal matematika harus menggunakan algoritma dan pemahaman konsep. Namun, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbentuk cerita. Hal ini bukan karena kemampuan siswa yang rendah, akan tetapi mungkin karena penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara terhadap beberapa guru SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo, mereka mengatakan bahwa prestasi belajar siswa khususnya
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran TS-TS dan GI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita
167
mata pelajaran matematika nilai rata-rata siswa masih ada beberapa yang di bawah nilai KKM. Dalam penelitian ini penulis menerapkan dua model pembelajaran kooperatif yaitu TS-TS dan GI dalam pembelajaran matematika. Bentuk kooperatif dalam pembelajaran model TS-TS atau dua tinggal dua tamu yaitu dengan membentuk kelompok, untuk setiap kelompok berjumlah 4 anak (Suprijono, 2012: 93). Sedangkan Menurut Sharan dan Sharan dalam Slavin (2005: 24) “Group Investigation merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif”, model GI membagi menjadi beberapa kelompok setiap kelompok berjumlah 2-6 anak. Kedua model pembelajaran tersebut dibutuhkan kerjasama antar individu, keduanya mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang ada, model pembelajaran TS-TS diasumsikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa daripada model pembelajaran GI. Dalam pembelajaran TS-TS siswa lebih aktif dibandingkan dengan pembelajaran GI, hal ini yang dapat membantu siswa untuk berfikir lebih luas dan penguasaan materi lebih maksimal, sehingga berpengaruh pada prestasi belajar yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan siswa kelas V SD Gugus
Ahmad
Yani
Kecamatan
Purworejo
dengan
menggunakan
model
pembelajaran TS-TS lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran GI. Beberapa peneliti menyatakan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TS-TS lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita. Seperti hasil penelitian
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran TS-TS dan GI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita
168
Ganjar Rahayu (2012) menunjukkan bahwa model pembelajaran TS-TS memiliki efek positif pada prestasi belajar kelompok eksperimental.
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Populasinya yaitu seluruh siswa kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo tahun pelajaran 2012/2013.
Selanjutnya yang menjadi
sampel penelitian adalah sebagian siswa kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan tes. Dokumentasi yang dimaksud, yaitu data nilai ulangan tengah semester I tahun pelajaran 2012/2013. Data tersebut dipergunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo setelah diberikan perlakuan model pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Tes berbentuk tes uraian yang terdiri dari 10 item soal. Untuk analisis uji normalitas, dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (uji parametrik), Hal ini dipilih karena datanya tidak dalam bentuk distribusi frekuensi data bergolong. Selanjutnya, untuk uji homogenitas menggunakan untuk uji Bartlett. Adapun uji keseimbangan dan uji hipotesis penelitian menggunakan uji t. Hal ini dipilih karena uji prasyaratnya normal dan homogen. Untuk uji hipotesis dipilih uji satu ekor kanan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan analisis data akhir di atas menunjukkan, bahwa data hasil tes evaluasi kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita pada kelas eksperimem I dan kelas eksperimen II materi pecahan berdistribusi normal dan juga homogen. Sehingga pengujian hipotesis Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran TS-TS dan GI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita
169
penelitian menggunakan uji t, yaitu uji hipotesis satu ekor kanan. Dari penilitian dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan siswa kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo dengan menggunakan model TS-TS lebih baik daripada menggunakan model GI. Pada pembelajaran GI terdapat siswa yang tidak bisa dipantau secara maksimal karena di dalam kelompok pembelajaran GI terlalu banyak siswa, sehingga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Akibatnya, nilai terendah pada penelitian ini terdapat pada model pembelajaran GI (Group Investigation). Berbeda dengan pembelajaran TS-TS yang dilakukan dengan kelompok kecil yaitu 4 siswa setiap kelompok dan setiap kelompok memiliki tugas masing-masing yang harus dikerjakan melalui LKK (Lembar Kerja Kelompok). Dengan demikian setiap siswa mengalami proses peningkatan kemampuan pemecahan masalah.
Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita kelas V SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 pada materi pecahan dengan menggunakan model TS-TS lebih baik daripada menggunakan model GI. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu pada saat menerapkan model TS-TS diperlukan perhatian khusus dalam merencanakan waktu dan memilih materi yang akan diajarkan sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah diserap oleh siswa.
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran TS-TS dan GI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita
170
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Budiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Ganjar, Rahayu. 2012. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Menggunakan Lab Mini Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Segitiga Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 32 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. London: Allymand. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran TS-TS dan GI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita
171