EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA Ayu Septiarini, Puji Nugraheni, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan menyelesaikan soal cerita pada materi segi empat siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo dengan menggunakan model CIRC lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran problem posing. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data, bahwa kelas eksperimen I nilai rata-ratanya sebesar 61,88 sedangkan kelas eksperimen II sebesar 56,53. Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan π‘βππ‘π’ππ = 1,6584, dengan taraf signifikasi πΌ = 5% diperoleh π‘π‘ππππ = 1,645. Ini artinya π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ yang berarti H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita pada materi segi empat siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo dengan menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran problem posing. Kata Kunci : soal cerita, CIRC, problem posing
PENDAHULUAN Dalam menyelesaikan soal matematika harus menggunakan algoritma dan pemahaman konsep. Namun, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbentuk cerita. Hal ini bukan karena kemampuan siswa yang rendah, akan tetapi mungkin karena penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif dalam proses pembelajaran. Data rerata Ujian Nasional (UN) SMP Negeri 15 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 untuk mata pelajaran matematika 6,12; Bahasa Indonesia 7,80; Bahasa Inggris 6,61; dan IPA 6,59. Data tersebut menunjukkan rerata matematika lebih rendah dibanding bidang studi yang lain. Selanjutnya hasil Ulangan Akhir Semester I (UAS) tahun pelajaran 2012/2013 kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo menunjukkan
bahwa
hasil
UAS
pada
pelajaran
matematika
sangat
memprihatinkan karena semua rata-rata setiap kelas jauh di bawah KKM yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
82
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran CIRC dan Problem Posing terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Tabel 1 Nilai Rata-Rata UAS Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas Jumlah Siswa KKM Nilai Rata-Rata VII A 32 70,00 68,22 VII B 32 70,00 67,41 VII C 32 70,00 45,84 VII D 32 70,00 44,59 VII E 32 70,00 42,41 Sumber: Data Primer Guru Mapel Matematika Kelas VII Berkaitan dengan hal tersebut model pembelajaran yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah model pembelajaran Cooperative Integreted Reading and Composition (CIRC) dan problem posing. Ann Heathman (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa CIRC merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling efektif dalam pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa. Sedangkan Darminto (2010) menyatakan bahwa model problem posing mewajibkan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar mandiri. Dengan model problem posing siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam membuat soal selama proses pembelajaran. Namun, model pembelajaran ini memerlukan waktu yang cukup banyak dan tidak semua siswa terampil dalam membuat soal serta menyelesaikan soal yang telah dibuatnya. Mungkin dengan model CIRC kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita lebih baik daripada dengan problem posing. Untuk membuktikan perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul βEksperimentasi Model Pembelajaran CIRC dan problem posing Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Segi Empat Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013β. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada materi segi empat siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo dengan menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran problem posing. Beberapa peneliti menyatakan
bahwa
hasil
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran CIRC dan Problem Posing terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
83
pembelajaran CIRC lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita. Seperti hasil penelitian Keramati (2011) menunjukkan bahwa model pembelajaran CIRC memiliki efek positif pada pencapaian membaca subyek kelompok eksperimental.
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest-only control design. Populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Selanjutnya yang menjadi sampel penelitian adalah sebagian siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan tes. Dokumentasi yang dimaksud, yaitu data nilai ulangan akhir semester I tahun pelajaran 2012/2013. Data tersebut dipergunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo setelah diberikan perlakuan model pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Tes berbentuk tes uraian yang terdiri dari 10 item soal. Untuk analisis uji normalitas, dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (uji parametrik), Hal ini dipilih karena datanya tidak dalam bentuk distribusi frekuensi data bergolong. Selanjutnya, untuk uji homogenitas menggunakan untuk uji Bartlett. Adapun uji keseimbangan dan uji hipotesis penelitian menggunakan uji t. Hal ini dipilih karena uji prasyaratnya normal dan homogen. Untuk uji hipotesis dipilih uji satu ekor kanan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan analisis data akhir di atas menunjukkan, bahwa data hasil tes evaluasi kemampuan menyelesaikan soal cerita pada kelas VII D dan kelas VII C materi segi empat berdistribusi normal dan juga homogen.
84
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran CIRC dan Problem Posing terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Sehingga pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji t, yaitu uji hipotesis satu ekor kanan. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa, rata-rata kelas eksperimen I π1 = 61,875 dan rata-rata kelas eksperimen II π2 = 56,531, dengan π1 = 32 dan π2 = 32, dan diperoleh π‘βππ‘π’ππ = 1,6584. Dengan taraf kesukaran 5% menunjukkan π‘π‘ππππ = 1,645, sehingga π»0 ditolak. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo pada materi segi empat dengan menggunakan model CIRC lebih baik daripada menggunakan model problem posing. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen I dengan model CIRC. Selama proses pembelajaran guru menyampaikan materi pelajaran di depan kelas. Setelah guru selesai menyampaikan materi siswa diberi latihan soal. Selanjutnya, siswa belajar dalam kelompok yang terdiri atas 4 siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok adalah siswa mengerjakan LKK dengan cara saling membacakan, menemukan ide pokok, dan memberi tanggapan terhadap soal cerita. Kegiatan selanjutnya mempresentasikan hasil temuannya dari beberapa kelompok. Sedangkan, proses pembelajaran pada kelas eksperimen II dengan model problem posing. Selama proses pembelajaran guru menerangkan materi di depan kelas, siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang ditulis guru di papan tulis. Siswa diberikan latihan soal, setelah selesai mengerjakan soal kemudian soal tersebut dibahas secara bersama-sama. Selanjutnya, guru menyuruh siswa untuk membuat pertanyaan dan jawaban berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru. Pada pertemuan berikutnya, secara acak guru menyuruh siswa menyajikan soal yang telah dibuatnya. Pembelajaran dengan model problem posing memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak semua siswa terampil dalam membuat soal. Selama kegiatan belajar siswa tidak dalam bentuk kelompok, karena itu masalah yang dihadapi harus dikerjakan sendiri. Karena mungkin hal demikianlah, sehingga pada akhirnya kemampuan siswa kelas eksperimen II menjadi tidak sebanding Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran CIRC dan Problem Posing terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
85
dengan kelas eksperimen I. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 pada materi segi empat dengan menggunakan model CIRC lebih baik daripada menggunakan model problem posing. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 pada materi segi empat dengan menggunakan model CIRC lebih baik daripada menggunakan model problem posing. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu pada saat menerapkan model CIRC diperlukan perhatian khusus dalam merencanakan waktu dan memilih materi yang akan diajarkan sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah diserap oleh siswa. Daftar Pustaka Budiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Darminto, Bambang Priyo. 2010. Makalah Setrategi Belajar-Mengajar Matematika. Disajikan dalam Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tidak Dipublikasikan. Keramati, M. (2011). Effect of cooperative integrated reading and composition (CIRC) on reading achievement of female students. In S. Barton et al. (Eds.), Proceedings of Global Learn 2011 (pp. 1060-1067). AACE. Retrieved August 19, 2013 from http://www.editlib.org/p/37300. diakses tanggal 20 Agustus 2013 jam 6.48 WIB. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. (Terjemahan Narulita Yusron). London: Allymand. (Buku asli diterbitkan tahun 2005).
86
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran CIRC dan Problem Posing terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita