PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERCERITA DENGAN TEKNIK MENDONGENG TERHADAP KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AL-HIKMAH KEBRAON SURABAYA Eka Cahya Maulidiyah Abstrak: The aims of this research was to determine the presence or absence of the influence of applying storytelling method with narrating fairy tale technique toward mathematic-logic intelligence of children age 4-5 years in TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya. This method is done by making children interested and happy on the material presented. The research was a pre-experimental design research through the One-Group Pretest-posttest design. Data collection technique was done by observation. The subjects of this research were 20 children of A3 group in TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya.Techniques of data analysis is statistic nonparametric which is using Wilcoxon test marked level. From the calculation results obtained Tcount = 0 and Ttable = 52 so Tcount < Ttable. This means that the research hypothesis are acceptable. Keywords : storytelling method with narrating fairy tale techniques, mathematic-logic intelligence Saat ini ada delapan dimensi kecerdasan yang dapat berkembang secara alami dan melalui manipulasi lingkungan (setting). Dimensi pengembang-an itu terdiri dari, dimensi kecerdasan linguistik, logika matematis, visual spasial, fisik motorik, musikal, intraper-sonal, interpersonal dan natu-ralis (Yus, 2011: 70). Dan fakta di lapangan menunjukkan bah-wa matematika sebagai salah satu indikator kecerdasan logika-matematika anak meru-pakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian lebih. Hal tersebut dikarenakan matematika memiliki peranan penting dalam setiap sendi kehidupan, baik dalam setiap jenjang pendidikan, maupun dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat yang tak bisa terlepas dari hal yang berhubungan dengan matema-tika. Sehingga masih banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa matematika adalah pe-ngetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Meskipun banyak yang menganggap matematika ada-lah bidang yang harus dikuasai oleh anak dalam pendidikan-nya, namun tak bisa disangkal jika matematika oleh sebagian orang masih dianggap sebagai hal yang menakutkan. Mate-matika yang identik dengan deretan angka dan rumus-rumus dianggap sangat sulit untuk dipelajari dan dipahami oleh anak, sehingga masih banyak anak yang belum ber-prestasi secara akademis dalam bidang matematika. Hal serupa juga ditemui di TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya dari hasil penga-matan yang telah dilakukan pada bulan Oktober 2011 pada kelas A3, ditemui sekitar 30% dari keseluruhan siswa kelas A3 mengalami kesulitan dalam memahami konsep bilangan dan kemudian mengung-kapkannya serta memisahkan benda berdasarkan karak-teristik tertentu. Hal ini tentu saja merupakan salah satu indikasi adanya masalah terhadap kecerdasan logikamatematika anak yang harus segera ditangani oleh pendidik maupun orangtua. Mengacu pada pernya-taan-pernyataan di atas maka diperlukan suatu metode untuk mendukung kemampuan logika -matematika yang telah ada pada diri setiap anak sejak usia
dini. Dengan harapan, kemam-puan logika anak dapat terasah sejak dini dan anak tidak mendapatkan kesulitan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta dalam kehi-dupannya ketika dewasa. Salah satu alternatif metode yang dapat digunakan untuk men-dukung kemampuan logika matematika adalah metode bercerita dengan teknik mendongeng. Kegiatan mendongeng dapat merangsang ketrampilan anak untuk berpikir sistematis karena banyak aspek perkem-bangan anak yang berkaitan dengan berpikir, bahasa, logika dan pengenalan unsur-unsur literasi. Jika anak terbiasa mendengar dongeng, maka ia memperoleh perbendaharaan kata, ungkapan, watak orang, sejarah, dan sebagainya. Ber-bagai materi pelajaran sekolah pun bisa dimasukkan pelan-pelan di dalam cerita dongeng untuk membantu anak me-mahami pelajaran yang di-berikan di sekolah. Ia bisa belajar nama benda, warna, ukuran, bentuk, dan angka (Hana, 2011: 69). Metode bercerita menjadi efektif karena cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasihat bi-asa sehingga cerita itu terekam jauh lebih kuat di dalam memori anak (Hana, 2011:5). Berdasarkan latar be-lakang yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penggunaan metode bercerita dengan teknik mendongeng terhadap kecerdasan logika-matematika anak usia 4-5 tahun di TK Al-Hikmah KebraonSurabaya. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita dengan teknik mendongeng terhadap kecerdasan logika-matematika anak usia 4-5 tahun di TK Al-Hikmah Kebraon-Surabaya. Metode Bercerita Menurut Jasmin Hana (2011: 5), bercerita dan mendongeng adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan otak anak. Dongeng dapat mengasah daya pikir dan imajinasi anak, meningkatkan kemampuan berbahasa berkomunikasi, membangun karakter anak, menghangatkan hubungan orangtua dan anak, dan lain-lain. Cerita memiliki arti yang lebih luas dibanding dengan dongeng, cerita mengisahkan kisahkisah yang nyata baik masa lalu, masa kini, atau yang akan datang seperti kisah para nabi, para pahlawan kemerdekaan, kiamat, atau surga dan neraka. Sedangkan dongeng memiliki arti yang lebih sempit, isinya tentang klasik, kisah rakyat yang melegenda (fiktif) seperti Nyi Roro Kidul, Danau Toba atau dongeng tentang binatang seperti Kancil yang Cerdik (jangan “Kancil mencuri timun”), Sepatu dan Sandal dan lain-lain (Rokhmad, 2011: 1). Jasmin Hana (2011: 14) menyatakan bahwa cerita me-rupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan secara ter-tulis dan lisan yang berasal dari kejadian tidak nyata atau nyata. Sedangkan dongeng merupakan hasil karya ber-dasarkan rekayasa imajinatif seorang penulis. Artinya, do-ngeng sudah pasti cerita, dan cerita belum tentu dongeng. Kesimpulan dari bebe-rapa pendapat ahli di atas, maka metode bercerita dengan teknik mendongeng dalam penelitian ini dapat diartikan penyampaian cerita baik itu dari kejadian nyata maupun tidak nyata, dengan cara bertutur yang lebih me-nonjolkan penuturan lisan materi dibanding aspek-aspek teknis yang lain seolah-olah menyampaikan seluruh cerita baik nyata maupun tidak nyata dengan teknik mendongeng.
Teknik Mendongeng Cara penyampaian do-ngeng yang baik dan benar akan membangun imajinasi anak. Namun, imajinasi anak untuk berpikir maju dan cerdas bisa terpatahkan karena pe-nyampaian dongeng yang tidak tepat (Hana 2011: 60). Berikut berbagai teknik mendongeng menurut Hana (2011: 58), antara lain: a. Membaca dari Buku Cerita. Ini adalah teknik membacakan dongeng se-cara langsung dari buku cerita. b. Mendongeng dengan Ilus-trasi dari Buku. Teknik ini menggunakan ilustrasi dari buku yang sengaja dipilih. Ilustrasi harus me-narik dan lucu sehingga anak bisa mendengarkan dan memusatkan per-hatian lebih besar daripada buku cerita. Menceritakan Dongeng. Mendongeng merupakan suatu cara untuk me-neruskan warisan budaya yang bernilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya. c. Mendongeng dengan Me-nggunakan Boneka. d. Dramatisasi atas Suatu Dongeng. e. Mendongeng Sambil Me-mainkan Jari-jari Tangan. Teknik ini memungkinkan berkreasi dengan meng-gunakan jari-jari tangan, tergantung kreativitas pen-dongeng sesuai perwa-takan tokoh yang ada di dalam dongeng. Dalam penelitian ini, teknik mendongeng yang di-gunakan adalah membaca dari buku cerita, menceritakan do-ngeng, ilustrasi dari buku dan mendongeng dengan meng-gunakan boneka. Kecerdasan Logika-Matema-tika Prasetyo dan Andriyani (2009) mengemukakan bahwa kecerdasan logika-matematika diartikan sebagai kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk meng-analisa kasus atau perma-salahan dan melakukan perhitungan sistematis. Sementara dalam buku-nya Yus (2011: 71), kecerdasan logika matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan angka dan prinsipprinsip serta kepekaan melihat pola dan hubungan sebab akibat dan pengaruh. Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan kecerdasan logika matematika adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar ope-rasional, berpikir logis untuk menganalisa kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan sistematis. Dalam penelitian ini yang dimaksud kecerdasan logika-matematika anak usia 4-5 tahun mengacu pada Permen No.58 tahun 2009 dengan kemampuan anak mengkla-sifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warna, mengkla-sifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi, mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC, mengurutkan benda ber-dasarkan 5 seriasi ukuran atau warna, mengetahui konsep banyak dan sedikit, membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, mengenal lambang huruf. Metode Penelitian Penelitian ini me-nggunakan pendekatan kuan-titatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah pe-nelitian eksperimen. Dalam penelitian ini digunakan Pre Eksperimental Design
jenis pre test and post test group karena dalam penelitian ini akan dilakukan penilaian sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan subyek peneli-tian ≤ 30 sampel, maka teknik yang digunakan adalah sam-pling jenuh. Berdasarkan tin-jauan di atas dalam penelitian ini memakai sampel dipercaya 100% mewakili populasi. Maka jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Sehingga subyek penelitian ini dilakukan kepada seluruh siswa dalam populasi yaitu 20 orang. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok A3 TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya yang berdasarkan observasi sebelumnya memiliki rentang usia 4-5 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan kajian pustaka. menggunakan obser-vasi non participant karena peneliti tidak terlibat langsung untuk melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan hanya sebagai pemberi perlakuan serta pengamat independent (Sugiyono, 2011: 145). Pada penelitian ini observasi dilakukan pada saat sebelum metode bercerita di-terapkan dan sesudah me-tode bercerita diterapkan, un-tuk mengetahui perubahan ke-mampuan secara sistematis dalam variabel kecerdasan logika-matematika anak. Ins-trumen penelitian yang digunakan adalah berupa lembar observasi yang diberikan pada saat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Instrumen ini digunakan sebagai alat untuk mengamati subyek pe-nelitian dengan indikator se-banyak 25 butir pernyataan. Instrumen yang digu-nakan untuk observasi dalam penelitian ini akan diuji validitasnya setiap item per-nyataan dengan menggunakan Content Validity (validitas isi) yaitu dikonsultasikan dengan ahli, kemudian diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara latihan observasi menggunakan instrumen lem-bar observasi oleh 2 orang pengamat. Uji statistik non parametris yang akan digu-nakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah uji wilcoxon (wilcoxon matched pairs sign rank test). Hasil Penelitian Setelah penelitian dan pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya adalah menyajikan data skor hasil pengamatan kecerdasan logika-matematika anak usia 4-5 tahun di TK AlHikmah Kebraon Surabaya. 1. Data Pengukuran Awal (Pre-test) Data ini diperoleh dari hasil pengamatan guru TK Al-Hikmah selama mendampingi pembelajaran peserta didiknya yang diisi pada tanggal 9 Januari 2012. Artinya, data ini diambil sebelum mereka mendapat treatment dari peneliti. Berikut ini adalah data hasil pretest: Tabel 1. Data Skor Kecerdasan Logika-Matematika Anak Hasil Pre-test NO. 1. 2.
SUBYEK SKOR KATEGORI BV 78 Sedang BC 81 Tinggi
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
FD FL FN GL HB HN IZ KL KZ MT ND NR PT RD RR RZ SS SC
67 74 78 77 77 72 77 72 79 74 67 70 74 68 74 67 81 77
Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang
Setelah diketahui skor hasil pre-test, selanjutnya adalah menentukan kategorial berdasarkan data hasil pre-test. Untuk menentukan kategorial kecerdasan logika-matematika anak, sebelumnya dilakukan perhitungan nilai-nilai yang membatasi kategori tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan tersebut dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Persiapan Penghitungan Standar Deviasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Nama Responden BV BC FD FL FN GL HB HN IZ KL KZ MT ND NR PT RD
X 78 81 67 74 78 77 77 72 77 72 79 74 67 70 74 68
(X- ) (X- )² 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2
3,8 6,8 -7,2 -0,2 3,8 2,8 2,8 -2,2 2,8 -2,2 4,8 -0,2 -7,2 -4,2 -0,2 -6,2
14,44 46,24 51,84 0,04 14,44 7,84 7,84 4,84 7,84 4,84 23,04 0,04 51,84 17,64 0,04 38,44
17. 18. 19. 20.
RR RZ SS SC
74 67 81 77
74,2 74,2 74,2 74,2
-0,2 -7,2 6,8 2,8
1484
0,04 51,84 46,24 7,84 397,2
Dari tabel hasil persiapan perhitungan standar deviasi (SD) observasi di atas, maka SD dapat dicari dengan perhitungan:
SD =
=
=
= 4,46
Untuk mengetahui jenjang nilai tinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu menentukan batas antara skor tinggi dan rendah. Perhitungan untuk mengetahui batas antara skor tinggi, sedang dan rendah adalah sebagai berikut : Kategori tinggi
= (Mean + 1SD) ke atas = (74,2 + 4,46) ke atas = 78,66 ke atas
Kategori sedang = (Mean – 1 SD) sampai (Mean + 1 SD) = (74,2 - 4,46) sampai (74,2 + 4,46) = 69,74 sampai 78,66 Kategori rendah = (Mean – 1 SD) ke bawah = (74,2 – 4,46) = 69,74 ke bawah Sehingga melalui perhitungan diatas, dapat dituliskan batas kategori yang dijadikan pedoman dalam mengklasifikasikan kategori kecerdasan logika-matematika anak seperti dibawah ini: X ≥ 78,66
= kategori tinggi
69,74≤ X ≤ 78,66 = kategori sedang X ≤ 69,74
= kategori rendah
2. Data Pengukuran Akhir (Post-test) Setelah subyek penelitian mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran dengan metode bercerita dengan teknik mendongeng, maka selanjutnya dilakukan pengukuran akhir (posttest) kepada 20 subyek. Berikut data hasil pos- test dari semua subyek penelitian.
Tabel 3. Data Skor Kecerdasan Logika-matematika Anak Hasil Post-test NO. SUBYEK SKOR KATEGORI 1. BV 96 Tinggi 2. BC 97 Tinggi 3. FD 85 Tinggi 4. FL 93 Tinggi 5. FN 92 Tinggi 6. GL 92 Tinggi 7. HB 93 Tinggi 8. HN 91 Tinggi 9. IZ 91 Tinggi 10. KL 90 Tinggi 11. KZ 91 Tinggi 12. MT 91 Tinggi 13. ND 86 Tinggi 14. NR 86 Tinggi 15. PT 80 Tinggi 16. RD 93 Tinggi 17. RR 91 Tinggi 18. RZ 79 Tinggi 19. SS 96 Tinggi 20. SC 92 Tinggi Pembahasan Dari seluruh jumlah siswa kelas A3 di TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya yang berjumlah 20 anak, semuanya diberi perlakuan dengan metode bercerita dengan teknik mendongeng. Pembelajaran metode bercerita dengan teknik mendongeng diberikan dalam sepuluh kali pertemuan selama kurang lebih dua minggu. Penggunaan metode bercerita dengan teknik mendongeng yang disampaikan dalam pembelajaran menggunakan durasi waktu 7-15 menit setiap cerita, karena dalam kurun waktu tersebut rata-rata anak masih fokus dalam pembelajaran. Kemudian penggunaan bahasa atau kata-kata yang dipakai dalam penyampaian cerita disesuaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak, agar informasi yang disampaikan juga mudah dipahami oleh anak. Ketika bercerita intonasi suara dan ekspresi juga harus mendukung cerita yang disampaikan terutama untuk teknik mendongeng dengan membaca dari buku cerita dan teknik menceritakan dongeng agar anak antusias, bahagia dan tertarik dengan cerita yang disampaikan dan memahami tokoh-tokoh yang diceritakan. Penggunaan alat peraga atau media dalam pembelajaran juga harus dapat menarik perhatian anak dan disesuaikan dengan cerita yang digunakan, dalam penelitian ini alat peraga digunakan pada teknik mendongeng dengan ilustrasi dari buku dan teknik mendongeng dengan menggunakan boneka, melalui alat peraga tersebut anak akan tertarik dengan alur cerita yang disampaikan sehingga informasi yang disampaikan pun dapat dengan mudah dipahami anak dengan perasaan bahagia.
Setelah perlakuan selesai diberikan, maka peneliti melakukan pengukuran kembali (post-test) dengan menggunakan instrumen yang sama dengan instrumen pada pengukuran awal (pretest) yaitu lembar observasi kecerdasan logika-matematika. Untuk selanjutnya hasil yang diperoleh yaitu skor pre-test dan post-test dianalisis menggunakan uji statistik non parametik dengan uji jenjang bertanda Wilcoxon. Dari analisis ini diperoleh < (0 < 52), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti metode bercerita dengan teknik mendongeng memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan logika-matematika anak usia 4-5 tahun di TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya. Pengaruh terhadap kecerdasan logika-matematika anak ditunjukkan oleh kemampuan anak yang mulai berkembang secara beragam setelah mengikuti pembelajaran dengan metode bercerita dengan teknik mendongeng. Anak yang telah mengikuti pembelajaran dengan metode bercerita dengan teknik mendongeng. Kemampuan anak lebih baik dalam mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warna, mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi, mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC, mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna, mengetahui konsep banyak dan sedikit, membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, mengenal lambang huruf. dan sebagainya daripada sebelum mengikuti pembelajaran dengan metode bercerita dengan teknik mendongeng. Dalam penelitian ini, anak tidak mengalami kenaikan skor kecerdasan logika-matematika yang sama. Perbedaan skor peningkatan kecerdasan logika-matematika karena tiap anak memiliki kemampuan yang beragam dalam menerima informasi yang diberikan. Metode bercerita dengan teknik mendongeng yang merupakan metode komunikasi universal yang sangat mempengaruhi jiwa manusia, menjadi efektif karena cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasihat sehingga cerita itu terekam jauh lebih kuat di dalam memori anak (Hana, 2011: 14). Simpulan Berdasarkan kajian pustaka, hasil penelitian dan pembahasan dapat disampaikan simpulan yang menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. 1. Penggunaan metode bercerita dengan teknik mendongeng dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Menggunakan durasi waktu 7-15 menit setiap cerita,, (b) Gunakan kata-kata yang mudah dipahami anak agar informasi mudah disampaikan, (c) Pada saat bercerita perlu diperhatikan intonasi suara dan ekspresi terutama pada teknik membaca dari buku cerita dan teknik menceritakan dongeng, (d) Pada teknik mendongeng dengan ilustrasi dari buku dan teknik mendongeng dengan boneka, alat peraga atau media yang digunakan harus dapat menarik perhatian anak. 2. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan uji tanda berjenjang wilcoxon diperoleh < (0 < 52), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi “terdapat pengaruh penggunaan metode bercerita dengan teknik mendongeng terhadap kecerdasan logika matematika anak usia (4-5 tahun) di TK Al-Hikmah Kebraon Surabaya” telah terbukti.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Dengan adanya bukti bahwa metode bercerita dengan teknik mendongeng mampu berpengaruh positif terhadap kecerdasan logika-matematika anak. Maka diharapkan lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini dapat menggunakannya sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan logikamatematika anak. 2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah sampel atau melebarkan lingkup penelitian sehingga hasil penelitian akan menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Daftar Pustaka Al-Qudsy, Muhaimin dan Nurhidayah, Ulfah. 2010. Mendidik Anak lewat Dongeng. Yogyakarta: Madania. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta. Aulady, Amany. Desember 2011. # 2 Kecerdasan Logika Matematika. In PARENTING, PENGETAHUAN HOMESCHOOLING, diakses 23 januari 2012. Azwar, Saifudin. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bungin, H.M. Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hana, Jasmin. 2011. Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian Media. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Prasetyo, J.J. Reza dan Andriani, Yeni. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Andi. Reksoatmodjo, Tedjo N. 2009. Statistika untuk Psikologi. Bandung: Refika Aditama. Rokhmad. 2011. Panduan Bercerita secara Menarik dan Benar. Pustakamas. Romelah, Siti. 2010. Efektivitas Mendongeng dengan BCCT dalam Meningkatkan Kecakapan Berbahasa Anak Usia Dini (4-6 Tahun) di TK Aisyiyah 44 Tandes Lor I/10 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Surabaya. Sugiyono. 2010. Statistik Nonparametris. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Waseso, Iksan dkk. 2007. Evaluasi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik dalam Penelitian Psikologi&Pendidikan. Malang: UMM Press. Yus, Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.
[1] Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta