EFISIENSI PENGELOLAAN DANA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Dengan Pendekatan Parametrik) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
OLEH: RAFIKA RAHMAWATI NIM. 108046100102
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalampenulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011M
RAFIKA RAHMAWATI
ABSTRAKSI Rafika Rahmawati. Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (Dengan Pendekatan Parametrik). Skripsi, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank syariah, menekankan pihak bank untuk terus mengelola dana yang ada dengan lebih efisien. Persaingan antar bank syariah yang saat ini kembali kepada tingkat persaingan harga (margin bagi hasil), di mana tingkat bagi hasil semakin ketat. Agar profit yang didapat bank syariah optimal, maka efisiensi pengelolaan dana sangatlah diperlukan. Dalam penelitian ini akan diketahui tingkat efisiensi biaya diantara Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, dalam hal ini BUS yang diteliti yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah selama periode penelitian Januari 2008 sampai September 2010 dengan menggunakan pendekatan parametrik yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA). Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi BMI, BSM, dan BMS masing-masing yaitu sebesar 96,95%; 96,92%; dan 94,93%. Dan diketahui pula bahwa faktor-faktor input dan output yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya dari masing-masing Bank Umum Syariah tersebut yaitu, pada BMI yang berpengaruh adalah beban bagi hasil. Pada BSM yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya yaitu beban bagi hasil, beban personalia, dan total pembiayaan. Sedangkan pada BMS yang berpengaruh yaitu beban personalia, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki. Kata kunci: Efisiensi, Stochastic Frontier Approach (SFA), Input, Output
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (Dengan Pendekatan Parametrik).” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, beserta penerus ajaran agama-Nya yang telah mencapai kesempurnaan hingga akhir zaman. Skripsi ini merupakan buah perjuangan penulis guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy) pada Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penulisan skripsi ini penulis tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag., MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat. 3. Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec selaku pembimbing yang telah memberikan waktu luang, bimbingan, doa serta motivasi kepada penulis dan memberikan pelita ilmu kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan Bapak.
vi
4. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu menyediakan fasilitas perpustakaan. 5. Segenap bapak dan ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Riyadhi dan Ibunda Kaminah yang dengan ketulusan dan keikhlasannya selalu memberikan doa yang tak pernah putus, kasih sayang yang tak tergantikan, serta dukungan semangat baik moril maupun materil. Tanpa kalian aku tidak akan berarti apa-apa. Semoga ayah dan ibu selalu dalam lindungan Allah SWT. 7. Adik ku Hasan yang sama-sama berjuang demi membanggakan kedua orang tua kami dan semua sanak saudara yang turut menjadi motivasi terbaikku. 8. Adham, SHI., yang selalu menemani penulis, terima kasih atas segala cinta, doa, dan supportnya. Semoga Allah senantiasa memberikan keridhoan-Nya kepada kita. Amin. 9. Sahabat-sahabat terbaik penulis di kampus hijau UIN Jakarta, khususnya teman-teman Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2007 spesial PS A yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga hubungan kita tidak akan terputus sampai kapanpun. Dan untuk sahabat seperjuangan Iie, masa-masa perjuangan kita dalam menyelesaikan tugas akhir tak akan terlupakan. 10. Teman-teman KKN 2010 khususnya kelompok 44, teman-teman HMI Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum Cabang Ciputat, LEMI, BEMJ Perbankan Syariah beserta jajarannya dan teman-teman KOMPAK. Perjuangan bersama kalian menjadi pengalaman dan kenangan paling berarti.
vii
11. Teman satu atap yang telah sudi mendengarkan suka dan duka dalam penyelesaian skripsi ini. Nurul dan Nita, terima kasih atas pengertiannya kawan. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah memberikan anugerah yang setimpal. Amin.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi amal ibadah bagi penulis. Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, penguasa alam semesta dan raja dari ilmu pengetahuan yang selalu memberikan kelancaran dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Amin.
Jakarta, 15 Juni 2011 M 13 Rajab 1432 H
Rafika Rahmawati
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ……………………………………………………………………………. v KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. vi DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ix DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… xii BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H.
Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1 Perumusan dan Pembatasan Masalah …………………………………….. 8 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………… 10 Review Studi Terdahulu ………………………………………………….. 11 Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………………………… 18 Hipotesis Penelitian ……………………………………………………….. 20 Metode Penelitian …………………………………………………………. 20 Sistematika Penulisan ……………………………………………………... 22
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.
B.
Efisiensi 1. Konsep Efisiensi Perbankan …………………………………………... 24 2. Pengukuran Efisiensi Perbankan ……………………………………… 28 Bank Syariah 1. Karakteristik Bank Syariah di Indonesia ……………………………… 36 2. Konsep Pengelolaan Dana Bank Syariah ……………………………... 42
BAB III. METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Objek Penelitian …………………………………………………………… 50 Jenis dan Sumber Data …………………………………………………….. 50 Populasi dan Sampel ………………………………………………………. 51 Metode Pengumpulan Data ………………………………………………... 51 Spesifikasi Input dan Output ………………………………………………. 52 Definisi Operasional 1. Total Biaya (TC) ………………………………………………………. 54 2. Komponen Input ………………………………………………………. 54 3. Komponen Output ……………………………………………………... 54
ix
G.
Metode Analisis 1. Stochastic Frontier Approach (SFA) ………………………………….. 56 2. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) a. Normalitas ………………………………………………………… 58 b. Autokorelasi ………………………………………………………. 58 c. Heteroskedastisitas ………………………………………………… 59 d. Multikolinieritas …………………………………………………… 60 3. Uji Statistik a. Koefisien Determinasi (R2) ………………………………………... 61 b. Uji F ……………………………………………………………….. 61 c. Uji t ………………………………………………………………... 61
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. B. C.
Deskripsi Umum …………………………………………………………... 63 Analisis Tingkat Efisiensi …………………………………………………. 66 Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) …………………………….. 76 2. Uji Statistik ……………………………………………………………. 84
BAB V. PENUTUP A. B.
Kesimpulan ……………………………………………………………….. 95 Saran ……………………………………………………………………… 97
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 98 LAMPIRAN …………………………………………………………………………….. 101
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ……………………………… 4 Tabel 1.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ……………………………………………… 16 Tabel 3.1. Operasional Variabel-Variabel Penelitian ……………………………………. 55 Tabel 4.1. Statistik Deskripsi Bank Muamalat Indonesia ………………………………… 63 Tabel 4.2. Statistik Deskripsi Bank Syariah Mandiri …………………………………….. 64 Tabel 4.3. Statistik Deskripsi Bank Mega Syariah ……………………………………….. 65 Tabel 4.4. Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Muamalat Indonesia …………………. 68 Tabel 4.5. Tingkat Efisiensi Bank Muamalat Indonesia ………………………………….. 70 Tabel 4.6. Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Syariah Mandiri ……………………… 71 Tabel 4.7. Tingkat Efisiensi Bank Syariah Mandiri ………………………………………. 73 Tabel 4.8. Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Mega Syariah ………………………… 74 Tabel 4.9. Tingkat Efisiensi Bank Mega Syariah …………………………………………. 76 Tabel 4.10. Hasil Uji Autokorelasi ………………………………………………………... 80 Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinearitas …………………………………………………… 83 Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ………………………………………… 84 Tabel 4.13. Hasil Uji F Bank Muamalat Indonesia ……………………………………….. 85 Tabel 4.14. Hasil Uji F Bank Syariah Mandiri ……………………………………………. 86 Tabel 4.15. Hasil Uji F Bank Mega Syariah ………………………………………………. 87 Tabel 4.16. Hasil Uji t Bank Muamalat Indonesia …………………………………………88 Tabel 4.17. Hasil Uji t Bank Syariah Mandiri …………………………………………….. 90 Tabel 4.18. Hasil Uji t Bank Mega Syariah ……………………………………………….. 92
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………………………. 19 Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Bank Muamalat Indonesia ……………………………. 77 Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas Bank Syariah Mandiri ………………………………… 78 Gambar 4.3. Hasil Uji Normalitas Bank Mega Syariah ……………………………………79 Gambar 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Muamalat Indonesia …………………… 81 Gambar 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Syariah Mandiri ……………………….. 81 Gambar 4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah ………………………….. 82
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya terdapat dua masalah utama dalam perbankan, yaitu dalam hal penghimpunan dana dan dalam hal penyaluran dana. Kedua hal tersebut merupakan indikator input dan output yang ada dalam perbankan. Bank memerlukan dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya. Sedangkan penyaluran dana merupakan kegiatan bank dalam memperoleh keuntungan yang optimal. Baik penghimpunan dana maupun penyaluran dana harus dijaga keseimbangannya. Dilihat dari sisi penyaluran dananya, bank dapat menyalurkan dana yang ada dan menempatkannya pada berbagai instrumen yang diharapkan akan menghasilkan hasil yang optimal. Terdapat tiga macam alokasi penyaluran dana pada bank yang memberikan kontribusi terbesar, yaitu pemberian pinjaman, aktiva surat berharga, dan aktiva penempatan. Bank sebagai badan usaha tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi para pihak (profit oriented). Keuntungan tersebut dapat dihasilkan dari kegiatan bank dalam dua sisi yang telah disebutkan, yaitu dari kegiatan menghimpun dana dan dari kegiatan menyalurkan dana yang ada. Keuntungan yang dihasilkan pada bank tidak hanya menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menanamkan dananya di bank. Tetapi juga dengan adanya keuntungan tersebut maka mengindikasikan bahwa bank dalam keadaan yang baik, termasuk dalam ciri-ciri bank sehat.
1
Untuk menilai apakah suatu bank termasuk kategori bank sehat atau bank sakit maka harus dilihat dari kinerja operasionalnya. Kinerja dapat diukur dengan melihat efisiensi pengelolaan dana bank tersebut. Untuk itu dengan semakin efisien suatu bank maka akan mengindikasikan tingkat kesehatan bank.1 Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu.2 Begitu pentingnya efisiensi pada bank, selain dapat memperlihatkan bahwa bank tersebut sehat, efisiensi juga dapat menarik investor/masyarakat untuk menginvestasikan dananya di bank. Efisiensi juga diperlukan dalam hal persaingan antar bank. Semakin efisien bank, bank tersebut akan menghasilkan profit yang optimal, sehingga bank yang efisien akan lebih unggul dari bank yang inefisien. Dengan demikian, bank dituntut agar dapat mengelola dana yang ada dengan seefisien mungkin, baik bank yang berbasis bunga atau bank konvensional maupun bank yang berprinsip bagi hasil atau yang lebih dikenal dengan bank syariah. Bagi bank syariah, dana yang ada merupakan suatu amanah yang harus dikelola dengan baik. Prinsip pengelolaan harta dalam Islam yang mengharuskan harta harus bergulir, tidak boleh didiamkan, melandasi bank syariah untuk terus mengelola dan menyalurkan dana yang ada pada kegiatan-kegiatan produktif, yaitu dengan memaksimalkan pemberian 1
Priyonggo Suseno, “Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia,” (P3EI, 2004), hal.37 2 Muliaman D. Hadad, dkk. “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia,” 2003, hal. 1
2
pembiayaan di sektor-sektor riil yang potensial. Namun, sebagai bank yang belum memiliki pangsa pasar yang besar, bank syariah akan lebih hati-hati lagi dalam memberikan pembiayaan. Saat ini pembiayaan pada bank syariah lebih mahal daripada kredit di bank konvensional. Ini adalah tantangan bagi bank syariah. Bank syariah selain harus menghadapi persaingan antar bank syariah yang saat ini banyak bermunculan, tapi juga harus menghadapi persaingan dari bank-bank konvensional. Pada surat Al-Isra’ (17) ayat 30 disebutkan:
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
Allah menegaskan dalam ayat tersebut bahwa Dia lah yang menjamin atau telah menyediakan rezeki untuk manusia. Di sinilah manusia tinggal berusaha secara optimal sebagai media untuk meraih rezeki tersebut. Bank syariah saat ini terus berkembang pesat dengan mulai bertambahnya Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan BPRS yang semakin banyak dari segi kuantitas membuat persaingan semakin ketat. Data perkembangan bank syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3
Tabel 1.1 Data Perkembangan Bank Syariah di Indonesia: Indikator
Desember
2009
2010
2005
2006
2007
2008
Sep
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
3
3
3
5
5
6
6
7
8
9
10
304
349
401
581
660
711
820
852
934
918
970
Jumlah Bank
19
20
26
27
24
25
25
25
25
25
24
Jumlah Kantor
154
183
196
241
264
287
288
294
299
312
298
Jumlah Bank
92
105
114
131
137
138
140
142
143
144
144
Jumlah Kantor
92
105
185
202
220
225
262
265
266
271
271
664
765
925
1187
1310
1392
1541
1585
1675
1679
1717
Bank Umum Syariah (BUS) Jumlah Bank Jumlah Kantor Unit Usaha Syariah (UUS)
BPR Syariah
Total Kantor
Sumber:Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics) Bank Indonesia Mei 2010
Persaingan dalam industri perbankan berkembang dengan cepat. Pada awalnya keunggulan teknologi telah menjadi keunggulan kompetitif bagi bank-bank pelopor teknologi. Hingga dekade 1990-an, bank yang unggul secara teknologi seperti on-line system dan menggunakan ATM secara atraktif mampu menjaring nasabah jauh lebih banyak daripada bank lain yang masih menggunakan off-line system. Saat ini sudah hampir semua bank besar dan menengah menggunakan teknologi tersebut. ATM dan online system saat ini tidak lagi dapat menjadi faktor penentu keunggulan kompetitif sebuah bank, karena fasilitas tersebut saat ini telah berubah menjadi suatu keharusan dan menjadi standar pelayanan bank. Pada saat kondisi bank menjadi standar pada tingkatan yang lebih tinggi, maka persaingan antar bank saat ini telah kembali mengarah ke persaingan
4
harga. Harga harus menjadi sangat kompetitif agar dapat menarik minat untuk nasabah dan calon nasabah. Agar bank dapat memberikan harga yang kompetitif dan juga laba yang dihasilkan optimal, maka efisiensi pengelolaan dana sangatlah penting. 3 Di tengah persaingan yang cukup ketat dengan banyaknya bank-bank syariah yang bermunculan, efisiensi suatu bank syariah akan menjadi modal agar dapat menjadi yang terbaik di antara bank-bank syariah yang lainnya. Pendapatan bank syariah yang utama adalah dari pembiayaan. Dengan efisiennya bank syariah, maka bank syariah akan dapat memberikan persentase fee atau margin yang lebih kecil bagi para peminjam dana di bank syariah, sehingga ini menjadi daya tarik utama bagi nasabah yang ingin meminjam dana bank syariah. Dengan pengelolaan dana yang efisien, bank syariah akan dapat bersaing. Dengan demikian market share bank syariah dapat meningkat. Untuk lebih menjaga kesehatan bank dan juga untuk lebih menjaga likuiditas bank, termasuk Bank Syariah, BI mengeluarkan peraturan yaitu menaikan persentase GWM (Giro Wajib Minimum) yang saat ini berkisar 8% yang akan diberlakukan mulai November 2010.4 Peningkatan GWM ini bertujuan agar likuiditas bank dapat lebih terjaga. Dengan naiknya GWM berarti biaya operasional meningkat. Ditambah lagi bank diharuskan tetap harus memenuhi rasio LDR/FDR pada bank syariah yaitu minimal 78%. Artinya perbankan harus bisa menyalurkan dananya yang ada minimal 78% dalam bentuk pemberian pinjaman. Hal tersebut sangat menurunkan keuntungan pada bank. Pihak bank juga tidak dapat menaikan margin atau fee kepada para nasabah yang ingin mendapatkan
3
Ferry N. Idroes dan Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan Dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 23 4 Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing.
5
pembiayaan. Jika margin dinaikan maka akan beresiko nasabah akan tidak mampu membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh bank, yang akan berakibat naiknya rasio NPF (Non Performing Financing). Selain itu, dengan menaikan margin atau fee pada pembiayaan, dikhawatirkan tidak ada nasabah yang tertarik untuk mendapatkan pembiayaan pada bank tersebut dan beralih pada bank syariah lain yang lebih rendah margin atau fee-nya. Untuk itu, bank syariah harus lebih menekan biayabiaya yang ada, sehingga tidak perlu menaikan tingkat marginnya. Di tengah ketatnya persaingan margin antar bank syariah dan juga semakin mengekangnya peraturan-peraturan yang ada, efisiensi pada bank syariah semakin diperlukan. Dengan demikian bank syariah dapat menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada atau bank syariah dapat tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Menurut Berger dan Humprey (1992) – dalam Arganta Yuwana5 bahwa dalam industri perbankan, untuk mengukur kinerja efisiensi, dikenal dua pendekatan yang secara umum sering digunakan, yaitu pendekatan tradisional (traditional approach) dan pendekatan frontier (frontier approach). Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang membandingkan rasio-rasio keuangan yang ada pada bank. Pendekatan ini merupakan pendekatan parsial yang digunakan dalam metode CAMELS. Sedangkan frontier approach/frontier efficiency merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi aset (input-output) dalam sebuah standar ukuran tertentu. Selama ini kinerja bank diukur menggunakan standar akuntansi, misalnya dari return on equity (ROE), return on asset (ROA), asset turn over maupun return on 5
Arganta Yuwana, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Bank Go-Public di Indonesia Periode 2002-2007 Dengan Menggunakan Metode Stochastic Frontier Approach,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2008), h. 4.
6
permanent capital. Namun, dengan mengukur efisiensi dari standar akuntansi sumbersumber inefisiensi pada manajerial perbankan dan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi terjadinya inefisiensi pada bank tidak dapat diketahui. 6 Dalam mengukur tingkat efisiensi, terdapat 2 pendekatan. Pertama, melalui pendekatan parametric diantaranya Stochastic Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Approach (TFA), dan Distribution Free Approach (DFA). Yang kedua, melalui pendekatan non parametric diantaranya Data Envelopment Analysis (DEA) dan Free Disposable Hull. Pengukuran efisiensi dengan pendekatan non parametric (DEA) menghasilkan kesimpulan yang tidak dapat dianalisis secara statistika dan dapat menyebabkan kesalahan dalam ukuran dan outliers. Pendekatan parametric menghasilkan stochastic cost frontier yang memperhitungkan random error dan menghasilkan kesimpulan secara statistika. Untuk itu, peneliti akan menggunakan pendekatan parametrik yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA) dalam penelitian ini. Metode SFA ini dikembangkan oleh Aigner, Lovell, Schmidt (1977). Selama ini dari berbagai penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa bank syariah belum maksimal mencapai tingkat efisiensi. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Suswandi (2007) menunjukan bahwa tingkat efisiensi profit pada bank syariah di Indonesia pada periode Januari 2003 sampai Desember 2006 belum maksimal. Hal tersebut ditunjukan oleh rata-rata efisiensi yang belum mencapai 100%. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Dadi Sutisna (2010) menunjukan bahwa
6
Adrian Sutawijaya & Etty Lestari, “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pascakrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA,” (Jurnal Ekonomi Pembangunan, vol. 10, no. 1, Juni 2009), hal.51
7
tingkat efisiensi profit pada 21 bank syariah di Indonesia pada periode 2006 sampai 2008 juga belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini semakin menunjukan bahwa bank syariah harus benar-benar bersikap rasional agar dapat terus bersaing di tengah ketatnya persaingan antar bank yang lain. Untuk itu permasalahan efisiensi sangatlah penting untuk diteliti agar bank syariah semakin optimal dalam mencapai tingkat efisiensinya. Seperti yang telah diuraikan di atas, dengan semakin meningkatnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh bank syariah diantaranya biaya dana pihak ketiga yang terus meningkat dan seiring dengan banyaknya persaingan serta bertambahnya pula biaya operasional, apalagi dengan akan dinaikannya rasio GWM menjadi 8% yang membuat bank syariah harus lebih meningkatkan kinerjanya agar keuntungan yang didapat tetap optimal. Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian mengenai hal tersebut yang dituangkan penulis dalam skripsi berjudul “EFISIENSI PENGELOLAAN DANA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Dengan Pendekatan Parametrik)”
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah yang hendak ditulis dan lebih memfokuskan masalah-masalah yang akan diteliti agar didapat hasil yang optimal, maka penulis merasa perlu untuk memberikan perumusan dan batasan masalah terhadap objek yang dikaji. Adapun penulis memberikan perumusan sebagai berikut: 1. Berapa tingkat efisiensi biaya bank syariah di Indonesia pada Januari 2008 sampai September 2010 berdasarkan pendekatan parametrik? 2. Komponen-komponen input dan output apa yang memiliki pangaruh terbesar terhadap tingkat efisiensi biaya?
8
Selanjutnya, untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan batasan-batasan penelitian. Pertama, penelitian ini akan mengukur tingkat efisiensi dengan pendekatan frontier yaitu dengan metode parametrik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penilaian efisiensi pada bank syariah sangatlah diperlukan. Saat ini penilaian kinerja bank lebih banyak menggunakan pendekatan tradisional (traditional approach) melalui metode CAMEL. Metode penilaian kinerja melalui metode CAMEL menurut beberapa ahli memiliki banyak kekurangan, sehingga dalam penelitian ini akan menilai tingkat efisiensi bank syariah dengan pendekatan frontier yaitu dengan metode parametrik. Dalam metode parametrik terdapat tiga pendekatan dalam menghitung efisiensi, yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Approach (TFA), dan Distribution Fee Approach (DFA). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SFA dikarenakan pendekatan ini lebih banyak digunakan oleh peneliti lain, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dan perbandingan dalam penelitian ini. Kedua, penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Umum Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Agar penilaian efisiensi seimbang, maka dalam penelitian ini hanya mencakup Bank Umum Syariah saja, tidak menggabungkannya dengan Unit Usaha Syariah dan BPRS. Pemilihan tiga BUS yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah didasari atas ketersediaan data yang diperlukan oleh penelitian ini. Ketiga, penelitian hanya dilakukan mulai bulan Januari 2008 sampai September 2010. Pertimbangan untuk meneliti periode Januari 2008 sampai September 2010, didasarkan pada masih relevannya periode tersebut untuk diteliti saat ini. Peneliti juga
9
ingin melihat bagaimana tingkat efisiensi bank syariah ketika sebelum adanya UU No. 21 tahun 2008 tentang bank syariah dan sesudah adanya UU tersebut.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi biaya bank syariah di Indonesia dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh bank syariah. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai perbankan syariah bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah. 3. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi biaya) bank syariah di Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan. 4. Bagi Masyarakat Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menginvestasikan dana di bank syariah.
10
D. Review Studi Terdahulu Penelitian untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan telah banyak dilakukan, baik melalui metode parametrik maupun dengan metode non parametrik. Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas (2003)7 meneliti tentang pendekatan parametrik untuk efisiensi perbankan Indonesia. Penelitian ini ingin membandingkan pengukuran tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dengan metode Distribution Free Approach (DFA). Di sini peneliti menghitung tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan data bank secara keseluruhan tidak dikelompok-kelompokan dan juga menghitung tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan data bank yang dikelompokan berdasarkan kategori bank. Hasil dari penelitian tersebut, skor efisiensi DFA lebih beragam dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data tahunan yang menggabungkan seluruh bank. Namun demikian, bankbank yang paling efisien yang dihasilkan dengan menggunakan kedua metode adalah sama. Hasil perhitungan efisiensi berdasarkan SFA dan DFA dengan menggunakan data bank yang dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan kategorinya, menghasilkan hasil perhitungan yang tidak konsisten. Ketidak konsistenan ini sangat mungkin disebabkan karena kurangnya cross section observation yang digunakan, sehingga keragaman data berkurang. Hasil perhitungan ini juga menyimpulkan bahwa bank dengan kategori bank asing campuran merupakan kategori yang paling efisien dibandingkan dengan kategori lainnya. Adanya konsistensi perhitungan dengan menggunakan metode parametrik dengan menggunakan data bulanan dan tahunan dari bank tanpa mengelompokkan
7
Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas. Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia (Jurnal Bank Indonesia, 2003)
11
berdasarkan kategorinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode parametrik efektif jika diterapkan untuk menentukan bank yang bertindak paling efisien dalam sample tanpa terlebih dahulu mengelompokkan bank berdasarkan kategorinya. Konsistensi ini ditunjukkan dengan melihat bank yang sama untuk bank yang bertindak paling efisien dalam sampel, baik dengan menggunakan metode SFA maupun metode DFA. Hamim S. Ahmad Mokhtar, Naziruddin Abdullah, Syed M. Al-Habshi meneliti tentang efisiensi bank syariah di Malaysia dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Approach.8 Periode yang diteliti yaitu tahun 1997 sampai 2003. Dalam penelitian ini mengukur efisiensi teknis dan efisiensi biaya dari bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank umum konvensional di Malaysia. Sampel yang digunakan secara rinci yaitu 20 unit usaha syariah, 2 bank umum syariah, dan 20 bank umum konvensional. Dalam mengukur efisiensi teknis, input yang digunakan yaitu total simpanan (terdiri dari simpanan pelanggan dan simpanan dari bank lain) dan total biaya (terdiri dari biaya personil dan beban usaha lain), sedangkan output yang digunakan yaitu total aktiva produktif (mencakup pembiayaan, sekuritas, investasi efek, dan penempatan pada bank lain). Dalam mengukur efisiensi biaya, variabel ditambah dengan harga tenaga kerja dan modal fisik, serta harga dari deposito. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata efisiensi teknis dan biaya bank umum konvensional lebih tinggi dari bank syariah. Efisiensi teknis dan efisiensi biaya rata-rata untuk bank syariah masing-masing 80,1% dan 86,0%, sedangkan bank konvensional menunjukan efisiensi teknis dan biaya 83,5% dan 87,6%. Namun, dari segi tren manunjukan bahwa rata-rata efisiensi teknis dan efisiensi biaya bank syariah cenderung meningkat dari tujuh periode, sedangkan efisiensi
8
Hamim S. Ahmad Mokhtar, Naziruddin Abdullah, Syed M. Al-Habshi. Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: A Stochastic Frontier Approach (Journal of Economic Cooperation Malaysia, 2006)
12
bank konvensional tidak banyak berubah selama periode yang sama. Di sini juga diteliti efisiensi berdasarkan tipe bank. Hasilnya, bank umum syariah secara signifikan lebih efisien daripada unit usaha syariah. Serta rata-rata efisiensi bank menurut status kepemilikan, diketahui bahwa unit usaha syariah asing lebih efisien daripada unit usaha syariah bank domestik. Suswandi (2007)9 meneliti tentang analisa efisiensi perbankan syariah di Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dari periode Januari 2003 sampai Desember 2006. Penentuan input dan output dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Value Added. Input terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Modal Disetor. Sedangkan output terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan. Di sini peneliti melakukan regresi dari variabelvariabel input dan output terhadap tingkat efisiensi. Dalam penelitian ini, efisiensi bank syariah didasarkan pada kemampuan bank syariah menghasilkan profit (laba) dari input dan output yang digunakan, sehingga istilah profit (laba) dalam penelitian ini adalah memiliki makna yang sama. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel input dan output berpengaruh terhadap laba perbankan syariah. Besarnya pengaruh sebesar 53,79%. Selama periode penelitian perbankan syariah di Indonesia mengalami efisiensi total ratarata sebesar 94,37% tiap tahunnya. Dan berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan ada yang tidak berpengaruh terhadap laba perbankan syariah. Variabel tersebut adalah Dana Pihak Ketiga dan Penempatan pada bank lain. Sedangkan variabel yang mempengaruhi laba
9
Suswandi. Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier Approach) (Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007)
13
pada perbankan syariah adalah Modal disetor, Penempatan pada Bank Indonesia, dan Pembiayaan yang diberikan. Edy Hartono (2007)10 meneliti tentang analisis efisiensi biaya industri perbankan Indonesia dengan menggunakan metode parametrik Stochastic Frontier Approach. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis perbedaan nilai efisiensi biaya perbankan di Indonesia berdasarkan masing masing bank dan kelompok bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2004-2007 meliputi kelompok BUMN, BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa. Efisiensi dalam penelitian ini didasarkan pada fungsi biaya, dengan mempertimbangkan biaya total (total cost) sebagai variabel dependen serta 2 buah variabel output yaitu total pinjaman yang diberikan baik kepada pihak terkait dengan bank maupun tidak terkait dengan bank (Q1) dan surat berharga yang dimiliki oleh bank (Q2) dengan 2 buah variabel input yaitu total biaya bunga yang dibayarkan bank atas simpanan pihak ketiga (P1) dan biaya tenaga kerja (P2). Semua variabel disajikan dalam bentuk rasio terhadap total aktiva. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelompok bank yang paling efisien yaitu kelompok bank BUSN Non Devisa, kemudian kelompok bank BUSN Devisa, dan yang terakhir bank BUMN. Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman (2008) 11 meneliti tentang pengukuran kinerja bank komersial dengan pendekatan efisiensi: studi terhadap perbankan go-public di Indonesia. Peneliti mengevaluasi kinerja lembaga perbankan yang tercatat di bursa antara tahun 2002-2004 dengan menggunakan rasio keuangan dan mengkombinasikannya dengan teknik non parametrik (DEA), sehingga dapat saling melengkapi. Kinerja sebagai 10
Edy Hartono. Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Approach Analysis (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009) 11 Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman. Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap Perbankan Go-Public di Indonesia (Jurnal JAAI Volume 12 Universitas Andalas Padang, 2008)
14
acuan efisiensi diukur dengan suatu vektor output yang terdiri dari 6 rasio perbankan (RDIBA, P/L, EFF, NIM, ROE, dan ROA) tanpa input. Rasio efisiensi perbankan merupakan variabel untuk mengevaluasi efisiensi sebagai pengganti dari variabelvariabel input-output yang biasa digunakan. Hasil penelitian ini tidak menemukan satupun bank yang konsisten beroperasi secara efisien selama 3 tahun periode penelitian. Namun, penelitian ini menemukan satu bank (Bank Lippo) yang konsisten efisien pada 2 tahun penelitian (tahun 2003 dan 2004). Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat ketidak-konsistenan kinerja di antara bank komersial di Indonesia setiap tahunnya, yang diindikasikan dengan terjadinya fluktuasi kinerja selama 3 tahun penelitian. Akhirnya peneliti ikut mendukung dilakukannya proses restrukturisasi perbankan dan penerapan corporate governance sebagai jawaban atas permasalahan tersebut. M. Dadi Sutisna (2010) 12 meneliti tentang analisis tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia menggunakan metode Stochastic Frontier Approach. Periode yang diteliti dari 2006-2008 dengan 21 bank syariah sebagai sampelnya. Dalam menghitung tingkat efisiensi, peneliti menggunakan pendekatan intermediasi dan pendekatan produksi. Dengan pendekatan intermediasi digunakan variabel aktiva tetap, total simpanan (DPK), dan biaya tenaga kerja sebagai input dan variabel total piutang dan pembiayaan dan pendapatan lain sebagai output. Sedangkan dengan pendekatan produksi digunakan variabel biaya tenaga kerja dan biaya non tenaga kerja sebagai input dan variabel total pendapatan operasional sebagai output. Dari variabel-variabel tersebut dicari variabel mana yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank syariah, baik
12
M. Dadi Sutisna. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Menggunakan Metode Stochastic Frontier Approach (Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010)
15
melalui pendekatan intermediasi maupun melalui pendekatan produksi. Hasil penelitian ini diketahui bahwa secara simultan variabel-variabel pada pendekatan intermediasi dan pada pendekatan produksi berpengaruh terhadap tingkat efisiensi yaitu masing-masing sebesar 76,7% dan 76,9%. Dan begitu juga berdasarkan uji parsial, masing-masing variabel pada pendekatan intermediasi dan produksi berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank syariah. Selanjutnya untuk lebih jelasnya hasil penelitian terdahulu diatas dapat diringkas seperti pada tabel berikut: Tabel 1.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu No.
Peneliti
1
Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas (2003) Judul: Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia
2.
Hamim S. Ahmad Mokhtar, Naziruddin Abdullah, Syed M. Al-Habshi (2006) Judul: Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: A
Objek Penelitian 167 bank yang beroperasi pada periode Januari 1995 sampai Juni 2003, baik data bank secara keseluruhan maupun data bank yang telah dikelompokan berdasarkan kategori bank. 20 unit usaha syariah, 2 bank umum syariah, dan 20 bank umum konvensional di Malaysia.
Variabel Efisiensi biaya
Efisiensi teknis dan efisiensi biaya.
16
Model Analisis SFA dan DFA
SFA
Hasil Adanya konsistensi perhitungan dengan menggunakan metode parametrik dengan menggunakan data bulanan dan tahunan dari bank tanpa mengelompokkan berdasarkan kategorinya.
Rata-rata efisiensi teknis dan biaya bank umum konvensional lebih tinggi dari bank syariah. Namun, dari segi tren manunjukan bahwa rata-rata efisiensi bank syariah cenderung meningkat dari tujuh periode, sedangkan
Stochastic Frontier Approach.
3.
Suswandi (2007) Judul: Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier Approach/SFA)
Bank Syariah di Indonesia periode Januari 2003 sampai Desember 2006.
Efisiensi profitabilitas
SFA
4.
Edy Hartono (2007) Judul: Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis
Efisiensi biaya.
SFA
5.
Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman (2008) Judul: Pengukuran Kinerja Bank Komersial Dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap
Kelompok bank (BUMN, BUSN Devisa, dan BUSN Non Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2004-2007. Bank gopublic di Indonesia periode 20022004.
Efisiensi operasional
Rasio keuangan dikombina sikan dengan metode non parametrik DEA.
17
efisiensi bank konvensional tidak banyak berubah selama periode yang sama. Efisiensi berdasarkan tipe, bank umum syariah secara signifikan lebih efisien daripada unit usaha syariah. Serta rata-rata efisiensi bank menurut status kepemilikan, diketahui bahwa unit usaha syariah asing lebih efisien daripada unit usaha syariah bank domestik. Variabel yang tidak mempengaruhi laba adalah Dana Pihak Ketiga dan Penempatan pada bank lain. Sedangkan variabel yang mempengaruhi laba pada perbankan syariah adalah Modal disetor, Penempatan pada Bank Indonesia, dan Pembiayaan yang diberikan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelompok bank yang paling efisien yaitu kelompok bank BUSN Non Devisa, kemudian kelompok bank BUSN Devisa, dan yang terakhir bank BUMN.
Hasil penelitian ini tidak menemukan satupun bank yang konsisten beroperasi secara efisien selama 3 tahun periode penelitian.
6.
Perbankan GoPublic di Indonesia M. Dadi Sutisna (2010) Judul: Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Menggunakan Metode Stochastic Frontier Approach
21 bank syariah (BUS dan UUS) yang beroperasi pada periode 2006-2008.
Efisiensi profitabilitas
SFA
Secara simultan variabelvariabel pada pendekatan intermediasi dan pada pendekatan produksi berpengaruh terhadap tingkat efisiensi yaitu masing-masing sebesar 76,7% dan 76,9%. Dan begitu juga berdasarkan uji parsial, masing-masing variabel pada pendekatan intermediasi dan produksi berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank syariah.
Perbedaannya dengan penelitian-penelitian tersebut, letak penelitian ini ingin menganalisis berapa tingkat efisiensi dari segi biaya dengan menggunakan pendekatan statistik parametrik yaitu dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA). Pendekatan dalam menentukan input dan output pada penelitian ini menggunakan pendekatan aset, di mana kemudian dianalisis komponen-komponen input dan output apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya pada bank syariah.
E. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran yang dibangun di dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur efisiensi bank umum syariah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah pada periode Januari 2008 sampai September 2010. Penelitian ini mengukur efisiensi dengan menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dilakukan dengan
18
cara menentukan jenis input dan output terlebih dahulu. Analisis ini menghasilkan persamaan frontier yang merupakan interaksi antara input (beban personalia dan beban bagi hasil) dan output (total pembiayaan dan surat berharga yang dimiliki) dalam mempengaruhi tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perbankan syariah. Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya perbankan. Berdasarkan nilai efisiensi biaya ini kemudian dianalisis pengaruh komponen input dan output terhadap tingkat efisiensi biaya pada bank. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran teoritis ditunjukan pada gambar berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Input -
Output -
Biaya Personalia Biaya Bagi Hasil
Variabel terikat (Cost Model) Total Biaya (TC)
Nilai Efisiensi Biaya Bank Syariah
Ha Pengaruh Komponen-Komponen Input dan Output Terhadap Tingkat Efisiensi Biaya Bank Syariah
19
Total Pembiayaan Surat Berharga
F. Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini, efisiensi perbankan dengan pendekatan biaya pada dasarnya adalah total biaya yang dipengaruhi oleh fungsi variabel input dan variabel output. Karena metode SFA merupakan fungsi log dari variabel input dan variabel output. Dalam penelitian ini input (X1) yang digunakan adalah Beban Personalia (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2). Sedangkan output (Y1) yang digunakan adalah Total Pembiayaan (Q1) dan Surat Berharga yang Dimiliki (Q2). Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya perbankan syariah. Kemudian diteliti, komponen-komponen input dan output apa yang berpengaruh terhadap efisiensi biaya bank syariah. Berdasarkan asumsi-asumsi diatas peneliti melakukan rumusan hipotesis sebagai berikut : H = Tidak terdapat pengaruh antara komponen-komponen input dan output terhadap 0
tingkat efisiensi biaya bank syariah. H = Terdapat pengaruh antara komponen-komponen input dan output terhadap tingkat a
efisiensi biaya bank syariah. Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95 % (α = 5 %).
G. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
20
1. Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Laporan Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah periode Januari 2008 sampai September 2010. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Data diambil dari Januari 2008 sampai dengan September 2010. 3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari informasi Laporan Keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah pada Januari 2008 sampai dengan September 2010. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai media baik cetak maupun elektronik. 4. Metode Analisa Data Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank syariah didasarkan pada fungsi biaya dengan perhitungannya menggunakan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) yang terlebih dahulu menghitung deviasi dari fungsi biaya secara ekonometrika.
21
Dalam penelitian ini input yang digunakan yaitu Beban Personalia dan Beban Bagi Hasil. Sedangkan output yang digunakan yaitu Total Pembiayaan dan Sekuritas yang Dimiliki. Dari input dan output tersebut akan dihitung efisiensi pada bank syariah. Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya perbankan. Kemudian diketahui apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya pada bank syariah.
H. Sistematika Penulisan Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang berisikan teori-teori mengenai konsep efisiensi, pengukuran efisiensi, karakteristik bank syariah di Indonesia, dan konsep pengelolaan dana bank syariah.
22
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menggunakan metode yang sesuai.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian
sehingga
didapat
hasilnya,
yang
kemudian
dilakukan
pembahasan terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Efisiensi 1. Konsep Efisiensi Perbankan Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Sebuah bank dituntut untuk memperhatikan masalah efisiensi karena meningkatnya persaingan bisnis dan standar hidup konsumen. Bank yang tidak mampu memperbaiki tingkat efisiensi usahanya maka akan kehilangan daya saing baik dalam hal mengerahkan dana masyarakat maupun dalam hal penyaluran dana tersebut dalam bentuk modal usaha. 13 Pengelolaan dana dalam Islam juga mengharuskan pengelolaan dana yang optimal, sehingga tidak ada dana yang terbuang sia-sia. Disebutkan dalam Surat AnNahl (16) ayat 5 dan 68:
“Dan Dia telah ciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.”
13
Maisyaroh Sulistyoningsih. Analisis Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Menggunakan X-Efisiensi (Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2006) hal. 20
24
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukitbukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia.”
Dari paparan terjemahan dalam kedua surat di atas, dapat diambil pelajaran bahwa setelah kita sebagai pelaku ekonomi mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di sekitar kita (dalam ayat-ayat diatas; binatang ternak, pegunungan; tanah perkebunan, lautan dengan kekayaannya, ingat lagi pandangan al-Qur’an tentang harta benda yang disebut sebagai fadlum minallah) sebagai media untuk kehidupan di dunia ini, lalu kita diarahkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan kepada saudara kita, kaum miskin, kaum kerabat dengan cara yang baik tanpa kikir dan boros. Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. 14 Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan. Dengan mengadakan perbandingan kinerja perusahaan terhadap standar yang ditetapkan atau dengan periode-periode sebelumnya maka akan dapat diketahui apakah suatu perusahaan mencapai kemajuan atau sebaliknya yaitu mengalami kemunduran.
14
Edy Hartono. Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Approach Analysis (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009) hal. 16
25
Efisiensi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: 15 a. Dari segi hasil (output) Efisiensi ditinjau dari segi hasil yaitu hasil minimum yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian pengorbanan maksimalnya juga ditetapkan. Ini merupakan batas normal pengorbanan. Jika pengorbanan lebih sedikit daripada yang ditetapkan, itu termasuk efisien. Tetapi jika pengorbanannya lebih banyak, itu termasuk tidak efisien. b. Dari segi pengorbanan (input) Efisiensi dari segi pengorbanan normal yaitu dengan pengorbanan (input) yang ada atau yang ditetapkan, kemudian ditetapkan hasil minimum yang harus dapat dicapai. Jika hasil yang dicapai di bawah hasil minimum, cara kerjanya termasuk tidak efisien. Apabila hasil yang dicapai persis sama dengan hasil minimum yang ditetapkan, cara kerjanya termasuk normal. Tetapi jika hasil yang dicapai lebih dari hasil minimum yang telah ditetapkan, cara kerjanya termasuk efisien.
Efisiensi bank merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisa performance suatu bank dan juga sebagai sarana untuk lebih meningkatkan efektifitas kebijakan moneter. Efisiensi dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan keuntungan (profit efficiency). Profit efficiency sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu Standard profit efficiency dan Alternative profit efficiency.16
15
Ibnu Syamsi. Efisiensi, Sistem, dan Prosedur Kerja (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004) hal. 6 Suswadi. Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier Approach) (Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007) hal. 36 16
26
Secara keseluruhan efisiensi perbankan berupa:17 a. Efisiensi Skala (scale efficiency). Bank dikatakan mencapai efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale). b. Efisiensi dalam Cakupan (scope efficiency). Efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi Keuntungan penghematan skala dan cakupan (economies of scale & scope) yang diharapkan berupa: 1) Skala, keanekaragaman produk (product diversity), identifikasi merek, yang dapat menghasilkan manfaat melalui penjualan produk dalam jumlah dan variasi yang lebih banyak kepada pelanggan. 2) Penggunaan biaya tetap yang diperlukan untuk identifikasi merek, distribusi aneka macam produk dan jasa, dan kebutuhan pengeluaran yang besar untuk membiayai teknologi yang diperlukan. 3) Meningkatkan leverage operasional yang dihasilkan dengan cara berbagai biaya overhead dari sumber operasioanl dan pendanaan yang lebih besar. 4) Mengurangi risiko penghasilan, yang bisa memperbesar nilai suatu waralaba dengan cara menciptakan produk-produk dan sumber pendapatan yang lebih variatif. c. Efisiensi Alokasi (allocative efficiency): Efisiensi Alokasi tercapai ketika bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimalkan keuntungan.
17
Ida Savitri Kusmargiani. Analisis Efisiensi Operasional dan Efisiensi Profitabilitas Pada Bank yang Merger dan Akuisisi di Indonesia (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2006) hal. 20
27
d. Efisiensi Teknis (technical effisciency): Efisiensi Teknis pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu proses produksi. e. Efisiensi Skala Ekonomi (economies of scale): Efisiensi Skala Ekonomi pada dasarnya adalah berupa penghematan biaya, cara yang ditempuh adalah dengan : 1) Konsolidasi dalam pemrosesan data dan operasi. 2) Konsolidasi, diversifikasi, dan perampingan bagian investasi dan sekuritas portofolio. 3) Konsolidasi bagian kredit, termasuk dokumentasi dan persiapan kredit. 4) Konsolidasi penilaian kredit dan audit operasi. 5) Konsolidasi system antar cabang, termasuk penggunaan internet
Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu (1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, (2) dengan input yang kecil dapat menghasilkan output yang sama, dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi. 18
2. Pengukuran Efisiensi Perbankan Metode pengukuran efisiensi pada perbankan terdapat dua metode, yaitu: a. Traditional Approach yaitu mengunakan Index Number atau Rasio, seperti Return On Asset/ROA, Capital Adequacy Ratio/CAR, Profitability Ratio.
18
Muhammad Ghafur W. Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini: Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Biruni Press, 2007) hal. 120.
28
b. Frontier Approach : didasarkan pada perilaku optimal dari perusahaan guna memaximumkan output atau meminimumkan biaya, sebagai cara unit ekonomi untuk mencapai tujuan.
Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang membandingkan rasiorasio keuangan bank. Metode yang digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi bank dengan pendekatan tradisional yaitu dengan metode CAMELS yang berdasarkan pada ketentuan Bank Indonesia, yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, di mana ketentuan pelaksanaannya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Penggunaan rasio-rasio keuangan untuk mengukur efisiensi biaya merupakan cara yang banyak dipakai para analis perbankan. Hal ini karena cara tersebut relative lebih mudah dan semua data yang diperlukan untuk pengukuran dapat langsung diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersangkutan namun pengukuran efisiensi dengan menggunakan rasio keuangan dapat menimbulkan kesalahan. Beberapa masalah yang mungkin timbul dalam analisis rasio-rasio keuangan, yaitu: 19 a. Banyak perusahaan besar mengoperasikan divisi yang berbeda pada industri yang berbeda, dan perusahaan semacam ini sangat sulit untuk mengembangkan seperangkat rata-rata industri yang berarti untuk tujuan komparatif. Oleh karena
19
Edy Hartono. Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Approach Analysis (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009) hal. 18
29
itu, analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dibanding perusahaan multidivisi. b. Kebanyakan perusahaan ingin lebih baik dibandingkan rata-rata industri, sehingga bila hanya mencapai kinerja rata-rata tidaklah terlalu baik. c. Inflasi dapat memberikan distorsi yang buruk terhadap neraca perusahaan nilai yang dicatat seringkali sangat berbeda dengan nilai “sebenarnya”. d. Faktor-faktor musiman juga dapat mendistorsi analisis rasio. e. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” untuk membuat laporan keuangan nampak lebih baik. f. Praktik akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan. g. Sangat sulit menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu “baik” atau “buruk” h. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang kelihatan “bagus dan yang lainnya kelihatan “buruk”, yang membuat sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah.
Pada pendekatan Frontier Approach dibedakan : a. Deterministic Approach : sering digolongkan sebagai Pendekatan NonParametrik, pendekatan ini mengunakan Tekhnical Mathematic Programing, atau populer dengan Data Envelopment Analysis / DEA. b. Stocastic Approach : Pendekatan ini digolongkan sebagai pendekatan parametrik, menggunakan ekonometric Frontier.
30
Pendekatan Frontier dinyatakan pada sebuah garis yang bernama garis frontier produksi. Garis ini akan menggambarkan hubungan antara input dan output dalam proses produksi. Garis frontier produksi ini kemudian akan mewakili tingkat output maksimum dari setiap penggunaan input yang mewakili penggunaan teknologi tertentu. 20 Metode non parametrik terdiri dari Data Envelopment Analysis (DEA) dan Free Disposal Hull (FDH). Sedangkan metode parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free Analysis (DFA), dan Thick Frontier Analysis (TFA). Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) merupakan metode pengukuran efisiensi dengan pendekatan frontier yang lebih sering digunakan. Secara garis besar kelebihan pendekatan nonparametrik adalah tidak perlu bentuk fungsional eksplisit, miss spesifikasinya kecil dan pengunaan data input/output lebih banyak tanpa harus dibatasi sedangkan pendekatan parametrik perlu bentuk fungsional eksplisit, miss spesifikasi cenderung besar dan pengunaan data input dan output kurang bervariasi. Keterbatasan pendekatan non parametrik yaitu frontier yang dihitung dapat tercemar oleh statistic noice, karena pendekatan mathematical programing adalah non stokastik. Sehingga cenderung menumpuk statistic noice dengan skor inefisiensi menjadi satu. Sedangkan kata stokastik sendiri berasal dari stocost yang berarti sasaran. Hasil pelemparan anak panah kesasaran penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat acak atau random. 20
Dwi Fazriyatunnisa. Skripsi Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Keuangan Global Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis. (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), hal. 52
31
Ada keuntungan dan kelebihan dari setiap prosedur. Prosedur parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel exogen lainnya. Pengetahuan mengenai bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari an on-sided error (jika digunakan), dan ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan kesimpulan secara statistika (statistical inferences). Pendekatan DEA approach tidak menggunakan informasi, sehingga, sedikit data yang dibutuhkan, lebih sedikit asumsi yang diperlukan dan sample yang lebih sedikit dapat dipergunakan. Namun demikian, kesimpulan secara statistika tidak dapat diambil jika menggunakan metode nonparametrik. 21 Menurut Berger dan Mester – dalam Suswandi22, secara umum ada 3 pendekatan konsep dasar model efisiensi sektor finansial (perbankan) yaitu Cost Efficiency, Standard Profit Efficiency, dan Alternatif Profit Efficiency. Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu bank dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best practice bank`s cost) yang menghasilkan output yang sama dengan teknologi yang sama. Cost efficiency ini di derivasi dari suatu fungsi biaya, misalkan fungsi biaya dengan bentuk persamaan umum (log) sebagai berikut : ln C = f (w, y) + e ………………………………………………..
(2.1)
Dengan menggunakan bentuk persamaan stochastic cost frontier maka persamaan biaya dapat dituliskan sebagai berikut: ln C = f (w,y) + ln u + ln v …………………………………………..
21
(2.2)
Muliaman D. Hadad, dkk. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (Jurnal Bank Indonesia, 2003) hal. 2 22 Suswandi. Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier Approach) (Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007) hal. 37
32
Di mana C adalah total biaya suatu bank, w adalah vektor harga input, y adalah vektor kuantitas output, e adalah error term di mana e = u + v. Di mana u adalah controllable factor yang merefleksikan faktor inefisiensi sehingga dapat meningkatkan biaya suatu bank di atas best practice bank’s cost. Sedangkan v adalah uncontrollable (random) factor atau noise term. Rasio cost efficiency dari suatu bank dapat dirumuskan sebagai berikut:
CEFFn =
Cmin Cn
=
exp [fc (wn,yn) + ln(ucmin)] exp [fc (wn,yn) + ln(ucn)]
=
ucmin
………
(2.3)
ucn
Dimana Cn adalah biaya aktual dari bank n. Cost efficiency ratio (CEFF) adalah proporsi dari biaya atau resources yang digunakan secara efisien. Misalnya cost efficiency ratio suatu bank sebesar 80%, hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut beroperasi secara efisien sebesar 80% atau terdapat 20% biaya yang terbuang. Standard Profit Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat efisiensi suatu bank didasarkan pada kemampuan bank untuk menghasilkan profit maksimal pada tingkat harga output tertentu dibandingkan dengan tingkat keuntungan bank yang beroperasi terbaik (best practice bank) dalam sampel. Model ini seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi pasar persaingan sempurna di mana harga input dan output ditentukan oleh pasar. Dengan kata lain tidak satupun bank yang dapat menentukan harga input maupun output sehingga bank bertindak sebagai price-taking agent. Karena dalam model ini terkait bentuk pasar persaingan sempurna (prefect market competition) maka hal ini mengindikasikan bahwa maksimum profit hanya
33
merupakan fungsi dari eksogen harga output saja. Sejalan dengan pendekatan cost efficiency, misalkan fungsi standard profit dalam natural logarithm adalah sebagai berikut: ln π = f (w,y) + ln u + ln v ……………………………………………. (2.4) Maka standard profit efficiency untuk bank n menjadi:
πstdEFFn =
πn π max
=
exp fπ (wn,yn) + ln (uπn)] exp [fπ (wn,yn) + ln (uπmax)]
=
uπn
………. (2.5) uπmax
Dimana πn adalah profit pada bank n. standard profit efficiency merupakan rasio dari keuntungan yang dapat diperoleh suatu bank, misalnya bank n dibandingkan dengan keuntungan dari bank yang paling efisien. Misalnya dari perhitungan diatas didapatkan standard profit efficiency sebesar 80%, hal ini berarti bahwa bank n kehilangan 20% dari keuntungan yang seharusnya dapat diperoleh kalau beroperasi secara efisien. Atau dengan kata lain terdapat inefisiensi sebesar 20%. Alternative Profit Efficiency ini berbeda dari standard profit efficiency karena sifat pasar pada model ini adalah pasar persaingan sempurna sedangkan dalam alternative profit efficiency terjadi pada pasar persaingan tidak sempurna (imperfect market competition). Pada kondisi pasar ini maka bank diasumsikan memiliki market power dalam menentukan harga output namun tidak pada harga input. Karena perbedaan jenis pasar tersebut maka perbedaan yang paling menonjol antara kedua model ini (standard profit efficiency dan alternative profit efficiency) adalah pada
34
penentuan variabel eksogen didalam pencapaian keuntungan maksimum. Pada model ini variabel eksogen adalah tingkat output. Dalam pendekatan ini bank akan memaksimalkan keuntungan dengan memilih harga output (p), jumlah input (x), untuk sejumlah output (y), dan harga input (r) yang telah ditetapkan. Fungsi indirect profit yang sesuai disebut sebagai fungsi indirect profit alternative yang dapat dituliskan sebagai berikut : Max π = P`Q = (p,r) (y,-x) …………………………………………
(2.6)
Sejalan dengan hal tersebut, misalkan fungsi alternative profit sebagai berikut: ln π = f (w,y) + ln u + ln v ………………………………………….
(2.7)
Maka alternative profit efficiency dapat dituliskan sebagai berikut: πn πAltEFFn =
πmax
=
exp [f(wn,yn) + ln (uπn)] exp [f(wn,yn) + ln (uπmax)]
=
uπn
………..
(2.8)
uπmax
Sedangkan dengan menggunakan metode parametrik, ada 2 pendekatan untuk menghitung efisiensi, yaitu stochastic frontier approach (SFA) dan distribution free approach (DFA). Metode SFA ini dikembangkan oleh Aigner, Lovell, Schmidt (1977). Pada metode ini, cost dari suatu bank dimodelkan untuk terdeviasi dari cost efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi. Fungsi standar Stochastic Cost Frontier memiliki bentuk umum (log) sebagai berikut: ln Ci = f (ln Xi , ln Yi) + ei ………………………………………. Di mana: Ci
= Total cost bank i
35
(2.9)
Xi
= Input pada waktu ke i
Yi
= Output pada waktu ke i
ei
= error
ei terdiri dari 2 fungsi yaitu: ei = ui + vi Di mana : ui
= faktor error yang dapat dikendalikan
vi
= faktor error yang bersifat random yang tidak dapat dikendalikan. Diasumsikan bahwa v terdistribusi normal N(0, terdistribusi half-normal, |N(0,
σv2)
dan u
σv2)| di mana uit = (ui exp(-h(t-T))3
dan h adalah parameter yang akan diestimasi.
B. Bank Syariah 1. Karakteristik Bank Syariah di Indonesia Dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1, pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedang pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau “berdasarkan prinsip usaha syariah” yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
36
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 13 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut: Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa itiqna).
Menurut UU No. 21 tahun 2008, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Adapun aspek yang membedakan antara kedua jenis bank syariah tersebut pada dasarnya hanya terletak pada skala atau ruang lingkup usaha yang boleh dilakukan oleh keduanya. Hal ini telah ditentukan sedemikian rupa dalam UU No. 21 tahun 2008 pada Pasal 19 dan Pasal 20 ayat (1) dan (3) serta Pasal 21. Upaya masyarakat Islam untuk mendirikan bank syariah di Indonesia baru mulai menemukan titik terang pada saat pemerintah menerbitkan serangkaian paket
37
deregulasi bidang ekonomi, khususnya sektor perbankan pada awal-awal tahun 1980an. 23 Landasan hukum yang menjadi titik tolak perkembangan bank syariah di Indonesia adalah UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam UU tersebut prinsip syariah sudah dinyatakan, meskipun masih samar, yang dinyatakan sebagai prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan syariah secara tegas dinyatakan dalam UU No 10 Tahun 1998, yang kemudian diperbaharuhi dengan UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No 3 tahun 2004. Undang-undang ini memberikan arahan bagi bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau mengkonversikan diri menjadi bank syariah. Landasan hukum bank syariah di Indonesia semakin kuat dengan dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam UU tersebut dijabarkan mekanisme pada bank syariah di Indonesia. Beberapa aspek penting dalam UU No. 21 tahun 2008: a. Pertama, adanya kewajiban mencantumkan kata “syariah” bagi bank syariah, kecuali bagi bank-bank syariah yang telah beroperasi sebelum berlakunya UU No.21 Tahun 2008 (pasal 5 no.4). Bagi bank umum konvensional (BUK) yang me miliki unit usaha syariah (UUS) diwajibkan mencantumkan nama syariah setelah nama bank (pasal 5 no.5). b. Kedua, satu-satunya pemegang fatwa syariah adalah MUI. Karena fatwa MUI harus diterjemahkan menjadi produk perundang-undangan (dalam hal ini Peraturan Bank Indonesia/PBI), dalam rangka penyusunan PBI, BI membentuk
23
Cik Basir. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah (Jakarta: Kencana, 2009) hal. 29
38
komite perbankan syariah yang beranggotakan unsur-unsur dari BI, Departemen Agama, dan unsur masyarakat dengan komposisi yang berimbang dan memiliki keahlian di bidang syariah (pasal 26). c. Ketiga, adanya definisi baru mengenai transaksi Murabahah. Dalam definisi lama disebutkan bahwa Murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Menurut UU No.21 Tahun 2008 disebutkan akad Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Diubahnya kata “jual beli” dengan kata “pembiayaan”, secara implisit UU No.21 Tahun 2008 ini ingin mengatakan bahwa transaksi Murabahah tidak termasuk transaksi yang dikenakan pajak sebagaimana yang menjadi masalah bagi bank syariah pada saat itu.
Bank syariah menciptakan kegiatan ekonomi yang produktif dan adil serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral dengan melarang kegiatan usaha tertentu yang dilarang syariah. Untuk menghindarkan diri dari larangan-larangan syariah tersebut, maka struktur organisasi bank syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi operasional bank syariah. 24 Keberadaan DPS tersebut dalam kepengurusan bank syariah adalah atas persetujuan Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional (DSN) atas usul yang diajukan oleh pemilik bank syariah bersangkutan. Demikian menurut Pasal 31 PBI No. 6/24/PBI/2004.
24
Muhammad. Lembaga Ekonomi Syari’ah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) hal. 48.
39
Seperti diketahui bahwa landasan utama beroperasinya bank syariah di Indonesia, selain UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, juga UU No. 3 tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, kemudian saat ini telah pula diperkuat dengan lahirnya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Namun, bagaimanapun seperti lazimnya sebuah UU, ia tidak banyak mengatur hal-hal yang bersifat operasional mengenai bank syariah, melainkan hanya mengatur hal-hal yang bersifat umum saja berkaitan dengan eksistensi bank syariah dalam tata hukum perbankan di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, agar bank syariah dapat beroperasi sebagaimana mestinya, maka diperlukan adanya aturan-aturan tertentu yang bersifat operasional. Dalam rangka itulah Bank Indonesia mengeluarkan sejumlah peraturan sebagai landasan operasional bagi bank syariah. Peraturan-peraturan tersebut dikenal dengan istilah PBI (Peraturan Bank Indonesia). 25 Selain peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, terdapat peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh lembaga lain sebagai pendukung operasional bank syariah, yaitu Keputusan Presiden dan ketentuan-ketentuan lain dalam bentuk fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Syariah Nasional (DSN). Pengaturan mengenai kegiatan usaha bank di Indonesia secara umum didasarkan pada ketentuan Pasal 6, Pasal 7, Pasal 10, Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal 15 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Khusus mengenai kegiatan usaha yang
25
Cik Basir. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama dan Mahkamah Syariah (Jakarta: Kencana, 2009) hal. 57
40
dapat dilakukan oleh bank syariah diatur dalam Pasal 19 dan Pasal 20 Ayat (1) dan Ayat (3) serta Pasal 21 UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pada dasarnya, kegiatan usaha oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: 26 a. Penghimpunan Dana (funding) Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah. b. Penyaluran Dana (financing) Dalam menyalurkan dananya, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli Berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, dibedakan menjadi pembiayaan Murabahah, pembiayaan Salam, dan pembiayaan Istishna’. Landasan syari’ah untuk jual beli yaitu pada surat Al-Baqarah (2) ayat 275:
26
Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004) hal. 97
41
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), seseungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
2) Pembiayaan dengan prinsip sewa Prinsip syariah yang digunakan yaitu Ijarah dan Ijarah Muntahhiyah Bittamlik. Pada Ijarah objek transaksinya adalah jasa. Sedangkan IMBT merupakan sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan. 3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Mudharabah. 4) Pembiayaan dengan akad pelengkap Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Yang termasuk dalam akad pelengkap ini yaitu Hiwalah (peralihan utang-piutang), Rahn
42
(gadai), Qardh (pinjaman uang), Wakalah (perwakilan), dan Kafalah (garansi bank). a. Jasa (service) Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries, bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah. Jasa tersebut antara lain yaitu Sharf (jual-beli valuta asing) dan Ijarah (sewa) misalnya penyewaan kotak penyimpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian).
2. Konsep Pengelolaan Dana Bank Syariah Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan amat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver).27 Dalam Islam pengelolaan dana harus dilakukan secara efektif dan efisien, tidak boleh kikir dan juga boros. Pada surat Al-Isra (17) ayat 26-28 Allah berfirman:
27
Julius R. Latumaerissa. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum (Surabaya: Bumi Aksara, 1999)
hal. 1
43
”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.”
Kegiatan utama dari bank yaitu kegiatan mengumpulkan dana dari masyarakat (funding) dan kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat (lending). Dalam menjalankan dua aktivitas besar tersebut, bank syariah harus menjalankan sesuai dengan kaidah-kaidah perbankan yang berlaku dan juga harus memenuhi tuntutan kaidah Islam. Pada dasarnya suatu bank mempunyai empat alternatif dalam kegiatan menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu:28 a. Dana sendiri. Meskipun proporsi dana sendiri ini relatif kecil dibandingkan dengan total dana yang dihimpun ataupun total aktivanya, namun dana sendiri ini tetap merupakan hal yang penting untuk kelangsungan usaha suatu bank. Dibuktikan dengan adanya ketentuan dari bank sentral yang mengatur tentang proporsi minimal modal sendiri dibandingkan dengan total nilai Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), yang lebih dikenal dengan istilah rasio kecukupan modal (Capital
28
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2006) hal. 96
44
Adequacy Ratio/CAR). Apabila CAR suatu bank terlalu rendah maka kemampuan bank tersebut untuk bertahan pada saat mengalami kerugian juga rendah. b. Dana dari deposan Pada dasarnya sumber dana dari masyarakat dapat berupa giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito (time deposit) yang berasal dari nasabah perorangan atau badan. c. Dana pinjaman Dana pinjaman yang diperoleh bank dalam rangka menghimpun dana antara lain dapat berupa: 1) Call Money. Merupakan sumber dana yang dapat diperoleh bank berupa pinjaman jangka pendek dari bank lain melalui interbank call money market. Sumber dana ini sering digunakan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek seperti bila terjadi kalah kliring atau adanya penarikan dana besar-besaran oleh para deposan (rush). 2) Pinjaman Antarbank. Berbeda dengan call money seperti telah diuraikan sebelumnya, pinjaman ini dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek, melainkan untuk memenuhi suatu kebutuhan dana yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan bank.
45
3) Kredit Likuiditas Bank Indonesia Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia terutama kepada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas. Untuk kepentingan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan secara umum, maka BI akan berusaha memberikan bantuan likuiditas kepada bank tersebut sepanjang masih memungkinkan untuk ditolong. d. Sumber dana lain Sumber dana lain ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan usaha perbankan dan perekonomian secara umum. Sumber-sumber tersebut antara lain: 1) Setoran jaminan (Storjam) Merupakan sejumlah dana yang wajib diserahkan oleh nasabah yang menerima jasa-jasa tertentu dari bank. Dengan adanya storjam, nasabah diharapkan mempunyai komitmen untuk berperilaku positif sehingga bank nantinya tidak harus mengalami kerugian. Storjam ini juga dibutuhkan sebagai dana untuk menutup sebagian kerugian bank yang timbul akibat terjadinya risiko. 2) Dana transfer Salah satu jasa yang diberikan bank adalah pemindahan dana. Pemindahan dana bisa berupa pemindahbukuan antarrekening, dari uang tunai ke suatu rekening, atau dari suatu rekening untuk kemudian ditarik tunai. Sebelum dana transfer ini ditarik oleh penerima transfer atau selama masih mengendap di bank, dana ini dapat digunakan oleh bank untuk mendanai kegiatan usahanya. Dana ini jelas hanya akan mengendap di bank untuk jangka waktu
46
yang sangat singkat. Namun, sumber dana ini digolongkan sebagai sumber dana yang tidak berbahaya. 3) Surat Berharga Pasar Uang Merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang dapat diperjualbelikan dengan cara didiskonto oleh Bank Indonesia. Pada saat suatu bank mempunyai kelebihan likuiditas, bank tersebut dapat membeli berbagai macam SBPU, dan menjualnya kembali pada saat mengalami kekurangan likuiditas. 4) Diskonto Bank Indonesia Fasilitas diskonto adalah penyediaan dana jangka pendek oleh BI dengan cara pembelian promes yang diterbitkan oleh bank-bank atas dasar diskonto. Fasilitas diskonto ini merupakan upaya terakhir bank dan merupakan bantuan bank sentral sebagai lender of last resort.
Sedangkan secara lebih rinci, alokasi dari dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dapat dalam bentuk-bentuk berikut, yaitu:29 a. Primary Reserve Adalah prioritas pertama yang berupa alat-alat likuid berupa kas, giro pada Bank Indonesia dan saldo pada bank lain, cek dan uang yang ada dalam proses penagihan. b. Secondary Reserve Adalah prioritas kedua yang berupa harta yang dapat memberikan pendapatan bagi bank dan sekaligus merupakan alat likuid. Secondary reserve ini mempunyai 29
Faisal Afiff, dkk, Strategi dan Operasional Bank, (Bandung: PT. ERESCO, 1996), hal. 155
47
dua fungsi (double function), yaitu menjaga likuiditas (sebagai fungsi utamanya) dan profitabilitas. c. Pinjaman (loans) Merupakan bagian dana bank yang dipergunakan untuk menciptakan pendapatan. d. Surat-Surat Berharga Merupakan dana bank yang dipergunakan dalam bentuk penyertaan dana pada suatu perusahaan (investment portfolio) dalam waktu jangka panjang. Dana penyertaan tersebut ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Umumnya bank mengalokasikan dananya pada penyertaan, merupakan kegiatan prioritas keempat setelah pemberian pembiayaan jika terdapat dana yang tersisa (idle fund).
Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas.30 Tujuan dari manajemen dana yaitu: a. Memperoleh profit yang optimal. b. Menyediakan aktiva cair dan kas yang memadai. c. Menyimpan cadangan. d. Mengelola kegiatan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas bagi seseorang yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain. e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan. 30
Muhammad. Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2005) hal.262
48
Dana pada bank syariah dapat digolongkan sebagai berikut: a. Kekayaan bank syariah dalam bentuk: 1) Kekayaan yang menghasilkan (Aktiva Produktif) yaitu pembiayaan untuk debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang menghasilkan pendapatan. 2) Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan inventaris (harta tetap). b. Modal bank syariah, berasal dari: 1) Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan dan hibah, infaq/shadaqah. 2) Simpanan atau hutang dari pihak lain. c. Pendapatan usaha keuangan bank syariah berupa bagi hasil atau mark up dari pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan bank syariah di bank. d. Biaya yang harus dipikul oleh bank syariah yaitu biaya operasional, biaya gaji, manajemen, kantor, dan bagi hasil simpanan nasabah penabung.
49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Laporan Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah periode Januari 2008 sampai September 2010. Pertimbangan dalam menjadikan BMI, BSM, dan BMS sebagai objek penelitian dikarenakan kelengkapan data yang dibutuhkan oleh penulis dan juga diketahui bahwa bank-bank tersebut merupakan bank umum syariah terbesar di Indonesia. Sedangkan pertimbangan untuk meneliti periode Januari 2008 sampai September 2010, didasarkan pada masih relevannya periode tersebut untuk diteliti saat ini. Dan juga peneliti ingin melihat bagaimana tingkat efisiensi bank syariah ketika sebelum adanya UU No. 21 tahun 2008 tentang bank syariah dan sesudah adanya UU tersebut.
B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data kuantitatif berupa data rasio, dan berdasarkan sumbernya penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari informasi Laporan Keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Januari 2008 sampai dengan September 2010.
50
C. Populasi dan Sampel Pada penelitian ini populasi yang dijadikan objek penelitian adalah seluruh bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang tercatat selama periode tahun 2008 sampai 2010 sejumlah 178 bank dengan rincian 10 Bank Umum Syariah, 23 Unit Usaha Syariah, dan 145 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria Bank Umum Syariah (BUS) yang laporan keuangan bulanan tersedia secara lengkap selama periode Januari 2008 sampai September 2010. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 3 Bank Umum Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah.
D. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data, yaitu:31 1. Metode angket atau metode kuisioner 2. Metode wawancara 3. Metode observasi 4. Metode dokumentasi Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yang peneliti peroleh dari data laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan juga dari berbagai sumber lainnya baik media elektronik atau pun media lainnya.
31
M. Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2005) hal. 123
51
E. Spesifikasi Input dan Output Perhitungan efisiensi dengan menggunakan metode parametrik membutuhkan suatu pendugaan fungsi biaya sebagai frontier untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu bank. Tetapi sebelum menentukan fungsi biaya yang digunakan, input dan output dari bank harus ditentukan terlebih dahulu. Ada berbagai pendekatan dalam menentukan input dan output perbankan, diantaranya yaitu pendekatan produksi (the production approach), pendekatan intermediasi (the intermediary approach), dan pendekatan aset (the asset approach).32 Pendekatan produksi melihat institusi finansial sebagai produser dari akun deposit (deposit account) dan kredit pinjaman (loan), mendefinisikan output sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Input-input dalam pendekatan produksi dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap (fixed asset) dan material lainnya. Pendekatan
intermediasi
memandang
sebuah
institusi
finansial
sebagai
intermediator yaitu merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan pembayaran bagi hasil pada deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk pemberian pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial investment). Sedangkan pendekatan aset memvisualisasikan fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans), di mana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset.
32
Muliaman D. Hadad, dkk. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA) (Jurnal Bank Indonesia, 2003) hal. 3
52
Pada penelitian ini, penentuan input dan output menggunakan pendekatan Asset Approach seperti yang digunakan oleh Muliaman D. Hadad dalam penelitiannya, sehingga variabel input dan outputnya ditentukan sebagai berikut: 1. Variabel Input (X) : Beban Personalia (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2). 2. Variabel Output (Y) : Total Pembiayaan (Q2) dan Surat Berharga yang Dimiliki (Q3) Diketahui bahwa semua data input dan output adalah dalam bentuk rasio terhadap total aktiva. Hal ini agar data tidak terlalu mencolok perbedaannya antara bank yang lebih besar dengan bank yang relatif lebih kecil. Pemilihan pendekatan aset dalam penentuan input dan output dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:33 1. Sebagian besar penelitian yang pernah dilakukan untuk mengukur efisiensi perbankan adalah dengan menggunakan asset approach. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka mudah untuk dilakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan efisiensi perbankan, maupun membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. 2. Peranan dari bank di Indonesia adalah sebagai institusi finansial yang mengumpulkan tabungan (yang merupakan surplus unit) dan mengubahnya menjadi kredit yang merupakan defisit unit. Atau dengan perkataan lain, fungsi intermediaries dari bank penting untuk diteliti. 3. Jika deposito diperhitungkan sebagai output, Deposit services dikenakan kepada nasabah bank dalam bentuk membayar tingkat bunga di bawah tingkat bunga pasar
33
Muliaman D. Hadad, dkk. Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Syariah Indonesia, (Jurnal Bank Indonesia, 2003) hal. 6
53
(SBI) daripada mengenakannya dengan harga tertentu sebagai fee dari service. Sehingga sulit ditentukan harga dari deposito.
F. Definisi Operasional 1. Total Biaya (Total Cost/TC) Total Biaya (TC), yaitu penjumlahan dari (Hak pihak ketiga atas bagi hasil + Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi + Total beban operasional lainnya + Beban penyisihan penghapusan aktiva + Beban non operasional) dibagi dengan Total Aktiva. 2. Komponen Input a. Beban Personalia (P1) merupakan salah satu beban operasional bank, yang pencatatannya pada laba rugi dibagi dengan Total Aktiva. b. Beban Bagi Hasil (P2) merupakan kewajiban bank atas dana-dana pihak ketiga yang telah dihimpun oleh bank syariah, beban ini dicatat dalam laporan laba rugi dibagi dengan Total Aktiva. 3. Komponen Output a. Total Pembiayaan (Q2) merupakan aktiva produktif bank yang menghasilkan. Pembiayaan pada bank syariah antara lain dalam bentuk pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dibagi dengan Total Aktiva. b. Surat Berharga yang Dimiliki (Q3) merupakan aset bank dalam bentuk sekuritas yang pencatatannya pada neraca pada sisi aktiva dibagi dengan Total Aktiva.
54
Secara ringkas, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diringkas pada tabel berikut. Tabel 3.1 Operasional Variabel-Variabel Penelitian Jenis Variabel Dependen Independen Independen Independen Independen
Indikator TC P1 P2 Q1 Q2
Definisi Indikator Total biaya yang dikeluarkan bank Beban personalia Beban bagi hasil Total pembiayaan Surat berharga yang dimiliki
Skala Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio
G. Metode Analisis Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank umum syariah dari sisi biaya dengan menggunakan metode pendekatan cost efficiency, sedangkan untuk perhitungannya menggunakan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) yang menghitung deviasi dari fungsi biaya yang diestimasikan terlebih dahulu dengan profit frontier-nya. Efisiensi biaya diartikan sebagai rasio antara biaya minimum dimana perusahaan dapat menghasilkan sejumlah output tertentu, dengan biaya sebenarnya yang dikeluarkan oleh perusahaan perbankan tersebut. Semakin kecil biaya sebenarnya yang digunakan dibandingkan dengan biaya minimum, maka tingkat efisiensi biaya bank akan semakin besar. Alasan peneliti menggunakan pendekatan cost efficiency dengan pendekatan Stochastic Frontier Approach (SFA), bukan menggunakan pendekatan profit efficiency adalah karena saat ini daya saing atau tingkat kompetisi antar bank syariah sangat tinggi. Memang, bank syariah tetap harus berupaya mencapai tingkat profit yang maksimal. Namun, saat ini bank syariah lebih penting untuk meminimalkan biaya, karena saat ini
55
persaingan antar bank syariah kembali kepada tingkat persaingan harga. Jika bank syariah menambah profit dengan cara meningkatkan margin atau bagi hasil untuk bank syariah, maka bank syariah tersebut akan tidak dapat bersaing dengan bank syariah lain yang tidak mengambil keuntungan dengan cara menaikan margin atau tingkat bagi hasil yang tentunya akan lebih diminati nasabah. Oleh karena itu, penting saat ini mengetahui tingkat efisiensi dari segi biaya. 1. Stochastic Frontier Approach Metode SFA ini dikembangkan oleh Aigner, Lovell, Schmidt (1977). Pada metode ini, biaya dari suatu bank dimodelkan untuk terdeviasi dari cost efficiency frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi. Fungsi standar stochastic cost frontier memiliki bentuk umum (log) sebagai berikut: ln Ci = f (ln Xji , ln Yki) + ei ………………………………………………... (3.1) Di mana: Ci
= Total biaya bank n
Xji
= Input j pada bank n
Yji
= Output k pada bank n
ei
= Error
ei terdiri dari 2 fungsi yaitu: ei = ui + vi …………………………………………………………. (3.2) Di mana : ui
= faktor error yang dapat dikendalikan
56
vi
= faktor error yang bersifat random yang tidak dapat dikendalikan. Diasumsikan bahwa v terdistribusi normal N(0, terdistribusi half-normal, |N(0,
σ2v)
dan u
σ2v)| di mana uit = (ui exp(-h(t-T))3
dan h adalah parameter yang akan diestimasi.
Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu bank dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best practice bank`s cost) yang menghasilkan output yang sama dengan teknologi yang sama. Cost efficiency ini di derivasi dari suatu fungsi biaya, misalkan fungsi biaya dengan bentuk persamaan umum (log) sebagai berikut : ln C = f (w,y) + e ………………………………………………………….. (3.3) Dengan menggunakan bentuk persamaan stochastic cost frontier maka persamaan biaya dapat dituliskan sebagai berikut: ln C = f (w,y) + ln u + ln v ………………………………………………… (3.4) Di mana: C
= total biaya atau cost efficiency
w
= jumlah input
y
= jumlah output
u dan v = error Maka, cost efficiency dapat dituliskan sebagai berikut: exp [fc (wn,yn) + ln(ucmin)]
Cmin CEFFn =
= Cn
exp [fc (wn,yn) + ln(ucn)]
57
ucmin = ucn
………………… (3.5)
2. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) Berbeda dengan alat analisis lainnya, regreasi linear ganda memerlukan uji persyaratan yang sangat ketat. Setelah persamaan regresi linear berganda terbentuk, perlu dilakukan beberapa
uji asumsi klasik, yaitu uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah metode dengan distribusi data yang normal atau mendekati normal. Grafik Normal P-P Plot dapat digunakan untuk mendeteksi normalitas yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis giagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar (titik-titik) jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas. b. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat, atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
58
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin Watson (Uji D w) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai D w di bawah -2 (Dw < -2) 2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai D w berada di antara -2 dan +2 atau -2 ≤ Dw ≤2 3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai Dw di atas 2 (Dw > 2) c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda atau berubah-ubah disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
Heteroskadastisitas. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas atau terjadi Homoskedastisitas.
59
d. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolinearitas di dalam model regresi dilihat dari hubungan antar variabel bebas yang ditunjukan oleh angka tolerance dan variance inflation factor (VIP). Apabila angka tolerance > 0,10 dan VIP < 10 maka menunjukan adanya Multikolinearitas dalam model regresi. 3. Uji Statistik Analisis fungsi biaya yang didasarkan pada pendekatan cost frontier dalam penelitian ini dihitung dengan metode regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efisiensi dan mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh antara Biaya Personalia (P1), Biaya Bagi Hasil (P2), Total Pembiayaan (Q1) dan Surat Berharga yang Dimiliki (Q2) terhadap Total Biaya (TC) digunakan persamaan regresi sebagai berikut: CEFF = a + b1 lnP1 + b2 lnP2 + b3 lnQ1 + b4 lnQ2 + ei …………………. (3.6) Di mana: CEFF = Tingkat Efisiensi Biaya Bank Syariah P1
= Biaya Personalia
P2
= Biaya Bagi Hasil
Q1
= Total Pembiayaan
Q2
= Surat Berharga yang Dimiliki
60
Dikatakan efisien apabila masing-masing parameter memiliki angka mendekati 1 atau 100%. Sebaliknya jika mendekati 0 menunjukan efisiensi yang semakin rendah. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan: a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukan hubungan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independen (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) dan variabel dependen (total biaya) dari hasil perhitungan tertentu. Sedangkan r2 digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara tiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. b. Uji Simultan (Uji F-Statistik) Uji Simultan (Uji F-Statistik) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel independen (total biaya). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima. c. Uji Parsial (Uji t-Statistik) Uji Parsial (Uji t-Statistik) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari variabel independen (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) secara individu atau parsial terhadap variabel dependen (total biaya). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil
61
dari probabilitas value. Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima.
62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Penelitian Sebagaimana telah disebutkan tujuan penelitian ini, maka sebelum melakukan pembahasan mengenai efisiensi biaya dari 3 bank umum syariah, terlebih dahulu akan disajikan mengenai kondisi dari masing-masing variabel selama periode Januari 2008 sampai September 2010 untuk setiap bank.
1. Bank Muamalat Indonesia Kondisi dari masing-masing variabel penelitian pada Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Bank Muamalat Indonesia Variabel Dependen Total Cost Input Beban Personalia Beban Bagi Hasil Output Total Pembiayaan Surat Berharga Sumber: Data sekunder yang diolah
Mean 0.030574 0.007229 0.023289 0.398509 0.009053
Max 0.072534 0.015328 0.051192 0.425387 0.026028
Min 0.003674 0.001029 0.003859 0.373268 0.001723
Total biaya (TC) Bank Muamalat Indonesia selama Januari 2008 sampai September 2010 menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,030574. Nilai rata-rata sebesar 0,030574 menunjukan bahwa total biaya yang dikeluarkan Bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 0,030574 atau 3,057% dari seluruh aktiva yang dimiliki bank.
63
Sedangkan variabel input yaitu beban personalia dan beban bagi hasil, masingmasing menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,007229 dan 0,023289. Rata-rata variabel input pada Bank Muamalat Indonesia ini menunjukan bahwa rata-rata beban personalia yang dikeluarkan oleh bank sebesar 0,007229 atau 0,723% dari total aktiva yang dimiliki, dan rata-rata beban bagi hasil yang dikeluarkan sebesar 0,023289 atau 2,329% dari total aktiva. Kondisi variabel output pada Bank Muamalat Indonesia menunjukan bahwa yaitu total pembiayaan rata-rata sebesar 0,398509 atau 39,851% dari total aktiva bank dan surat berharga yang dimiliki rata-rata sebesar 0,009053 atau 0,905% dari total aktiva yang dimiliki bank.
2. Bank Syariah Mandiri Kondisi dari masing-masing variabel penelitian pada Bank Syariah Mandiri dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Statistik Deskripsi Bank Syariah Mandiri Variabel Dependen Total Cost Input Beban Personalia Beban Bagi Hasil Output Total Pembiayaan Surat Berharga Sumber: Data sekunder yang diolah
Mean 0.031178 0.008830 0.023057 0.322568 0.077119
Max 0.060398 0.017672 0.046475 0.364011 0.103105
Min 0.004552 0.001386 0.003618 0.284201 0.067042
Total biaya (TC) Bank Syariah Mandiri selama Januari 2008 sampai September 2010 menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,031178. Nilai rata-rata sebesar 0,031178
64
menunjukan bahwa total biaya yang dikeluarkan Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 0,031178 atau 3,118% dari seluruh aktiva yang dimiliki bank. Sedangkan variabel input yaitu beban personalia dan beban bagi hasil, masingmasing menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,008830 dan 0,023057. Rata-rata variabel input pada Bank Syariah Mandiri ini menunjukan bahwa rata-rata beban personalia yang dikeluarkan oleh bank sebesar 0,008830 atau 0,883% dari total aktiva yang dimiliki, dan rata-rata beban bagi hasil yang dikeluarkan sebesar 0,023057 atau 2,306% dari total aktiva. Kondisi variabel output pada Bank Syariah Mandiri menunjukan bahwa yaitu total pembiayaan rata-rata sebesar 0,322568 atau 32,257% dari total aktiva bank dan surat berharga yang dimiliki rata-rata sebesar 0,077119 atau 7,712% dari total aktiva yang dimiliki bank.
3. Bank Mega Syariah Kondisi dari masing-masing variabel penelitian pada Bank Mega Syariah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Statistik Deskripsi Bank Mega Syariah Variabel Total Cost Beban Personalia Beban Bagi Hasil Output Total Pembiayaan Surat Berharga Sumber: Data sekunder yang diolah Dependen Input
65
Mean 0.050831 0.020023 0.024101 0.048215 0.117198
Max 0.113679 0.047566 0.049260 0.072512 0.220493
Min 0.005956 0.001192 0.004128 0.037244 0.005315
Total biaya (TC) Bank Mega Syariah selama Januari 2008 sampai September 2010 menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,050831. Nilai rata-rata sebesar 0,050831 menunjukan bahwa total biaya yang dikeluarkan Bank Mega Syariah adalah sebesar 0,050831 atau 5,083% dari seluruh aktiva yang dimiliki bank. Sedangkan variabel input yaitu beban personalia dan beban bagi hasil, masingmasing menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,020023 dan 0,024101. Rata-rata variabel input pada Bank Mega Syariah ini menunjukan bahwa rata-rata beban personalia yang dikeluarkan oleh bank sebesar 0,020023 atau 2,002% dari total aktiva yang dimiliki, dan rata-rata beban bagi hasil yang dikeluarkan sebesar 0,024101 atau 2,410% dari total aktiva. Kondisi variabel output pada Bank Mega Syariah menunjukan bahwa yaitu total pembiayaan rata-rata sebesar 0,048215 atau 4,821% dari total aktiva bank dan surat berharga yang dimiliki rata-rata sebesar 0,117198 atau 11,72% dari total aktiva yang dimiliki bank.
B. Analisis Tingkat Efisiensi Dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) model Panel Data, tingkat efisiensi dari masing-masing Bank Umum Syariah dapat diukur. Data panel dalam hal ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan periode pengamatan suatu bank dan akan menghasilkan tingkat efisiensi yang didasarkan pada kurun waktu penelitian, yaitu selama periode Januari 2008 sampai September 2010. Tingkat efisiensi tersebut dianalisis dari model fungsi biaya dengan variabel dependen total biaya/total cost (TC),
66
input yang terdiri dari beban personalia (P1) dan beban bagi hasil (P2), sedangkan variabel output yaitu total pembiayaan (Q1) dan surat berharga yang dimiliki (Q2). Semuanya menggunakan data rasio terhadap total aktiva. Fungsi biaya yang dihasilkan adalah dalam bentuk model frontier yang merupakan model translog bukan sebuah model linear atau garis lurus, oleh karena itu semua variabel dalam penelitian ini yaitu TC, P1, P2, Q1, dan Q2 diubah dalam bentuk ln (Kumbhakar, 2003 – dalam Edy Hartono)34. Dengan meregresi model SFA yang dirumuskan sebagai berikut: ln Ci = f (ln Xji , ln Yki) + ei ………………………………………………. (4.1) Di mana Ci adalah total cost untuk waktu ke-i, X adalah input pada waktu ke-i, Y adalah output pada waktu ke-i, dan e adalah error. Sedangkan untuk perhitungan efisiensi, peneliti menggunakan pendekatan cost efficiency yang dirumuskan sebagai berikut:
CEFFn =
Cmin Cn
=
exp [fc (wn,yn) + ln(ucmin)] exp [fc (wn,yn) + ln(ucn)]
ucmin =
ucn
………………….. (4.2)
Dengan memasukan variabel input dan variabel output yang telah ditentukan ke dalam model regresi, persamaan SFA dapat dituliskan kembali menjadi: ln TC = a + b1 lnP1 + b2 lnP2 + b3 lnQ1 + b4 lnQ2 + ei …………………… (4.3) Di mana: TC
= Total Cost
P1
= Beban Personalia
34
Edy Hartono, “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis,” (Tesis Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2009), h. 51
67
P2
= Beban Bagi Hasil
Q1
= Total Pembiayaan
Q2
= Surat Berharga yang Dimiliki
ei
= error
Untuk melakukan pengolahan data dengan regresi, peneliti menggunakan software pemprograman SPSS 17. Berikut hasil dari efisiensi dari masing-masing bank.
1. Bank Muamalat Indonesia Model persamaan frontier pada Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Muamalat Indonesia Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
a.
B (Constant)
Std. Error .712
.518
lnP1
-.007
.084
lnP2
1.126
lnQ1 lnQ2
Coefficients Beta
t
Sig. 1.375
.180
-.007
-.086
.932
.082
1.003
13.679
.000
.407
.663
.015
.614
.544
-.070
.022
-.068
-3.222
.003
Dependent Variable: lnTC
Sumber: Data sekunder yang diolah Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut: ln TC= 0,712 - 0,007 lnP1 + 1,126 lnP2 + 0,407 lnQ1 – 0,070 lnQ2
68
Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 0,712. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 2,038063 juta dari total aktiva (ex 0,712 = 2,038063). Pada variabel beban personalia (lnP1) koefisien regresi -0,007 menunjukan bahwa jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami inefisiensi sebesar 0,7%. Hal ini sesuai dengan kenyataan, karena jika beban personalia terus meningkat maka total biaya yang ditanggung Bank Muamalat Indonesia juga akan naik dan akan menyebabkan inefisiensi. Pada variabel beban bagi hasil (lnP2) koefisien regresi 1,126 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 112,6%. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya beban yang ditanggung bank akan lebih besar sehingga mengurangi tingkat efisiensi. Pada variabel total pembiayaan (lnQ1) koefisien regresi 0,407 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 40,7%. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan, maka beban bank akan berkurang karena dana yang ada akan menghasilkan dan hasilnya akan menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank.
69
Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki (lnQ2) koefisien regresi 0,070 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami inefisiensi sebesar 7,0%. Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Muamalat Indonesia seperti pada tabel 4.5 berikut Tabel 4.5 Tingkat Efisiensi Bank Muamalat Indonesia Periode Efisiensi Periode Jan-2008 0.995763 Des-2008 Feb-2008 0.991278 Jan-2009 Mar-2008 0.986874 Feb-2009 Apr-2008 0.983037 Mar-2009 Mei-2008 0.977919 Apr-2009 Jun-2008 0.972575 Mei-2009 Jul-2008 0.969548 Jun-2009 Agst-2008 0.963693 Jul-2009 Sep-2008 0.959684 Agst-2009 Okt-2008 0.954377 Sep-2009 Nov-2008 0.948206 Okt-2009 TOTAL RATA-RATA Sumber: Data sekunder yang diolah
Efisiensi 0.942652 0.995158 0.98959 0.985407 0.978934 0.972765 0.967707 0.959515 0.951293 0.943034 0.937727
Periode Nov-2009 Des-2009 Jan-2010 Feb-2010 Mar-2010 Apr-2010 Mei-2010 Jun-2010 Jul-2010 Agst-2010 Sep-2010
Efisiensi 0.931888 0.93708 0.996131 0.991608 0.985698 0.981066 0.975934 0.97173 0.969908 0.964161 0.963035 31.99497 0.969545
Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,969545 atau 96,95%. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2010 yaitu sebesar 0,996131 atau 99,61%. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode November 2009 yaitu sebesar 0,931888 atau 93,19%.
70
2. Bank Syariah Mandiri Model persamaan frontier pada Bank Syariah Mandiri yang diperoleh sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Syariah Mandiri
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
a.
B
Std. Error
(Constant)
1.864
1.654
lnP1
2.875
.659
lnP2
-2.210
lnQ1 lnQ2
Coefficients Beta
T
Sig. 1.127
.269
3.193
4.365
.000
.677
-2.371
-3.262
.003
1.791
.701
.202
2.555
.016
-.765
.521
-.126
-1.468
.153
Dependent Variable: lnTC
Sumber: Data sekunder yang diolah Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut: ln TC = 1,864 + 2,875 lnP1 + 2,210 lnP2 + 1,791 lnQ1 - 0,765 lnQ2 Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 1,864. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Syariah Mandiri akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 6,449483 juta dari total aktiva (ex 1,864 = 6,449483). Pada variabel beban personalia (lnP1) koefisien regresi 2,875 menunjukan bahwa jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami efisiensi sebesar 287,5%. Hal ini bertentangan
71
dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi. Pada variabel beban bagi hasil (lnP2) koefisien regresi -2,210 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami inefisiensi sebesar 221%. Hal ini sesuai dengan kenyataan, karena jika beban bagi hasil terus meningkat maka total biaya yang ditanggung Bank Syariah Mandiri juga akan naik dan akan menyebabkan inefisiensi. Pada variabel total pembiayaan (lnQ1) koefisien regresi 1,791 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami efisiensi sebesar 179,1%. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan, maka beban bank akan berkurang karena dana yang ada akan menghasilkan dan hasilnya akan menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank. Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki (lnQ2) koefisien regresi 0,765 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami inefisiensi sebesar 76,5%. Hal ini berarti surat berharga yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri lebih besar biaya yang ditanggung daripada hasil yang akan didapatkan. Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Syariah Mandiri seperti pada tabel 4.7 berikut:
72
Tabel 4.7 Tingkat Efisiensi Bank Syariah Mandiri Periode Efisiensi Periode Jan-2008 0.987625 Des-2008 Feb-2008 0.980112 Jan-2009 Mar-2008 0.973038 Feb-2009 Apr-2008 0.967658 Mar-2009 Mei-2008 0.963896 Apr-2009 Jun-2008 0.961826 Mei-2009 Jul-2008 0.958951 Jun-2009 Agst-2008 0.954107 Jul-2009 Sep-2008 0.948312 Agst-2009 Okt-2008 0.945674 Sep-2009 Nov-2008 0.947409 Okt-2009 TOTAL RATA-RATA Sumber: Data sekunder yang diolah
Efisiensi 0.947537 0.993834 0.989971 0.986445 0.982249 0.976469 0.972936 0.967548 0.963672 0.957094 0.953498
Periode Nov-2009 Des-2009 Jan-2010 Feb-2010 Mar-2010 Apr-2010 Mei-2010 Jun-2010 Jul-2010 Agst-2010 Sep-2010
Efisiensi 0.959309 0.953341 0.993922 0.989391 0.98476 0.980469 0.974579 0.973792 0.970029 0.959341 0.963507 31.9823 0.969161
Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,969161 atau 96,92%. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2010 yaitu sebesar 0,993922 atau 99,39%. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode Oktober 2008 yaitu sebesar 0,945674 atau 94,57%.
3. Bank Mega Syariah Model persamaan frontier pada Bank Mega Syariah yang diperoleh sebagai berikut:
73
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Mega Syariah
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
a.
B
Std. Error
(Constant)
.423
.189
lnP1
.857
.027
lnP2
.151
lnQ1 lnQ2
Coefficients Beta
T
Sig. 2.231
.034
.987
31.599
.000
.032
.131
4.758
.000
-.083
.063
-.020
-1.302
.204
-.122
.013
-.168
-9.084
.000
Dependent Variable: lnTC
Sumber: Data sekunder yang diolah
Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut: ln TC = 0,423 + 0,857 lnP1 + 0,151 lnP2 - 0,083 lnQ1 - 0,122 lnQ2 Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 0,423. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Mega Syariah akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 1,526534 juta dari total aktiva (ex 0,423 = 1,526534). Pada variabel beban personalia (lnP1) koefisien regresi 0,857 menunjukan jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 85,7%. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi.
74
Pada variabel beban bagi hasil (lnP2) koefisien regresi 0,151 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 15,1%. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi. Pada variabel total pembiayaan (lnQ1) koefisien regresi -0,083 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 8,3%. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan maka akan menambah biaya yang ditanggung. Oleh karena itu pihak Bank Mega Syariah harus lebih rasional dalam mengatur biaya administrasi dalam hal pemberian pembiayaan kepada nasabah. Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki (lnQ2) koefisien regresi 0,122 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 12,2%. Hal ini berarti surat berharga yang dimiliki oleh Bank Mega Syariah lebih besar biaya yang ditanggung daripada hasil yang akan didapatkan. Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Mega Syariah seperti pada tabel 4.9 berikut:
75
Tabel 4.9 Tingkat Efisiensi Bank Mega Syariah Periode Efisiensi Periode Jan-2008 0.994680 Des-2008 Feb-2008 0.989689 Jan-2009 Mar-2008 0.982699 Feb-2009 Apr-2008 0.978745 Mar-2009 Mei-2008 0.973975 Apr-2009 Jun-2008 0.967220 Mei-2009 Jul-2008 0.956591 Jun-2009 Agst-2008 0.959361 Jul-2009 Sep-2008 0.953479 Agst-2009 Okt-2008 0.947281 Sep-2009 Nov-2008 0.937310 Okt-2009 TOTAL RATA-RATA Sumber: Data sekunder yang diolah
Efisiensi 0.927825 0.990732 0.981646 0.971660 0.965211 0.954441 0.945021 0.936166 0.929333 0.919454 0.909359
Periode Nov-2009 Des-2009 Jan-2010 Feb-2010 Mar-2010 Apr-2010 Mei-2010 Jun-2010 Jul-2010 Agst-2010 Sep-2010
Efisiensi 0.899377 0.892085 0.988888 0.977717 0.964804 0.953171 0.940891 0.929538 0.917393 0.903227 0.886689 31.325660 0.949262
Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,949262 atau 94,93%. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2008 yaitu sebesar 0,994680 atau 99,47%. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode September 2010 yaitu sebesar 0,886689 atau 88,67%.
C. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) a. Uji Normalitas Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian yakni Total Biaya, Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, Total Pembiayaan, dan Surat Berharga yang Dimiliki berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat grafik Normal P Plot of Regression Statistic. Bila titik-titik
76
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Berikut hasil uji normalitas pada masing-masing bank umum syariah dapat dilihat pada grafik-grafik berikut:
1) Bank Muamalat Indonesia Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Bank Muamalat Indonesia
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.1 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Muamalat Indonesia berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data.
77
2) Bank Syariah Mandiri Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank Syariah Mandiri
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.2 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Syariah Mandiri berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data.
78
3) Bank Mega Syariah Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Bank Mega Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.3 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Mega Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pad periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
dalam
suatu
model
regresi
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan Uji Durbin-Watson (Uji Dw). Berikut hasil uji autokorelasi pada masing-masing bank.
79
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Sumber: Data sekunder yang diolah
Durbin-Watson 0.933 0,562 0,801
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah masing-masing sebesar 0,933; 0,562; dan 0,801. Hal ini berarti semua nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi pada ketiga bank tidak mengandung autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah data residual memiliki varian yang berbeda atau sama. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
Heteroskadastisitas. Begitu pula sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas pada masing-masing bank umum syariah dapat dilihat pada grafik-grafik berikut:
80
1) Bank Muamalat Indonesia Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Muamalat Indonesia
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar 4.4 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Muamalat Indonesia telah bebas dari gejala heteroskedastisitas. 2) Bank Syariah Mandiri Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Syariah Mandiri
Sumber: Data sekunder yang diolah 81
Dari gambar 4.5 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Syariah Mandiri telah bebas dari gejala heteroskedastisitas. 3) Bank Mega Syariah Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar 4.6 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Mega Syariah telah bebas dari gejala heteroskedastisitas. d. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi
di
antara
variabel
82
bebas.
Untuk
mendeteksi
adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerancenya. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerancenya > 0,10 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas pada masing-masing bank. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas BMI BSM Tolerance VIP Tolerance VIP ln P1 0,067 15,022 0,008 129,929 ln P2 0,073 13,655 0,008 128,310 ln Q1 0,642 1,557 0,661 1,512 ln Q2 0,875 1,142 0,559 1,788 Sumber: Data sekunder yang diolah
BMS Tolerance VIP 0,149 6,705 0,193 5,186 0,637 1,571 0,428 2,339
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Bank Muamalat Indonesia, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10 yaitu variabel Q1 dan Q2. Maka, kesimpulannya data pada Bank Muamalat Indonesia yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel P1 dan P2. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10 yaitu variabel Q1 dan Q2. Maka, kesimpulannya data pada Bank Syariah Mandiri yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel P1 dan P2. Serta pada Bank Mega Syariah, semua variabel memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10. Maka, kesimpulannya data pada Bank Mega Syariah tidak terkena gejala multikolinearitas. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri terkena gejala multikolinearitas. Sedangkan model regresi pada Bank Mega Syariah bebas dari gejala multikolinearitas.
83
2. Uji Statistik a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (variabel independen) secara serentak terhadap variabel tidak bebas (variabel dependen) dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi ganda atau R2. Berikut hasil uji R2 dari masing-masing bank umum syariah. Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BMI R 0,899 Sumber: Data sekunder yang diolah 2
BSM 0,928
BMS 0,923
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa pada Bank Muamalat Indonesia nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,899 atau 89,9% yang menunjukan variabel bebas (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan,
dan
surat
berharga
yang
dimiliki)
secara
bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat (total biaya) sebesar 89,9% dan sisanya 10,1% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Dan pada Bank Syariah Mandiri nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,928 atau 92,8% yang menunjukan variabel bebas (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat (total biaya) sebesar 92,8% dan sisanya 7,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Serta pada Bank Mega Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,923 atau 92,3% yang menunjukan variabel bebas (beban
84
personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat (total biaya) sebesar 92,3% dan sisanya 7,7% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. b. Uji F Untuk mengetahui signifikansi pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan Uji F. Analisis dari hasil uji F (uji serentak) dimaksudkan untuk membuktikan dari penelitian yang menyatakan bahwa variabel input dan output mempunyai pengaruh terhadap total aktiva pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah, yaitu dengan membandingkan Fhitung yang dihasilkan oleh regresi linear berganda dengan Ftabel pada taraf signifikan sebesar 95% ( =5%). Berikut adalah hasil uji F dari masing-masing bank umum syariah. 1) Bank Muamalat Indonesia Tabel 4.13 Hasil Uji F Bank Muamalat Indonesia
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.010
4
.002
Residual
.001
28
.000
Total
.011
32
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2 b. Dependent Variable: CEFF
Sumber: Data sekunder yang diolah
85
F 62.106
Sig. .000a
Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 62,106 lebih besar dari Ftabel dengan tingkat =5%, df1 = 4 dan df2 = 28, didapat Ftabel sebesar 2,71. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Muamalat Indonesia. 2) Bank Syariah Mandiri Tabel 4.14 Hasil Uji F Bank Syariah Mandiri
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.006
4
.002
Residual
.000
28
.000
Total
.007
32
F
Sig.
89.670
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 89,670 lebih besar dari Ftabel dengan tingkat =5%, df1 = 4 dan df2 = 28, didapat Ftabel sebesar 2,71. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Syariah Mandiri.
86
.000a
3) Bank Mega Syariah Tabel 4.15 Hasil Uji F Bank Mega Syariah
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.028
4
.007
Residual
.002
28
.000
Total
.030
32
F
Sig.
83.544
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 83,544 lebih besar dari Ftabel dengan tingkat =5%, df1 = 4 dan df2 = 28, didapat Ftabel sebesar 2,71. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output (beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Mega Syariah. c. Uji t Uji t digunakan untuk menguji kuatnya hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Dengan membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel yang didapat dari masing-masing variabel dengan menggunakan taraf signifikan 95% ( =5%). Berikut adalah hasil uji t dari masing-masing bank umum syariah:
87
.000a
1) Bank Muamalat Indonesia Tabel 4.16 Hasil Uji t Bank Muamalat Indonesia Model t Constant 26,442 lnP1 0,932 lnP2* -5,393 lnQ1 1,957 lnQ2 1,106 Sumber: Data sekunder yang diolah
Sig 0,000 0,359 0,000 0,060 0,278
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap variabel-variabel independen pada Bank Muamalat Indonesia: a) Beban Personalia (lnP1) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung < ttabel (0,932 < 2,042) maka variabel beban personalia secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena beban personalia yang ditanggung oleh Bank Muamalat Indonesia tidaklah terlalu besar dan juga karena beban personalia merupakan beban yang dikeluarkan bank dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, dengan meningkatnya kinerja karyawan, maka bank akan lebih diuntungkan dan tingkat biaya yang ditanggung oleh bank akan berkurang, sehingga efisiensi biaya dapat meningkat. b) Beban Bagi Hasil (lnP2) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (-5,393
88
> -2,042) maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini karena beban bagi hasil merupakan beban terbesar yang ditanggung oleh bank. Maka jika beban bagi hasil meningkat, maka efisiensi biaya akan menurun. c) Total Pembiayaan (lnQ1) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung < ttabel (1,957 < 2,042) maka variabel total pembiayaan secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena total pembiayaan yang merupakan dana produktif bagi bank, hasil yang didapat dengan beban yang ditanggung atas pembiayaan tersebut tidak begitu signifikan bedanya atau dapat dikatakan bank hanya memperoleh keuntungan bersih yang sedikit, sehingga total pembiayaan tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya. d) Surat Berharga yang Dimiliki (lnQ2) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung < ttabel (1,106 < 2,042) maka variabel surat berharga yang dimiliki secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, surat berharga yang dimiliki tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat
89
Indonesia. Tidak berpengaruh dikarenakan variabel surat berharga merupakan dana produktif yang dimilki bank yang hasilnya tidak terlalu besar. Dapat dilihat bahwa rata-rata persentase surat berharga pada Bank Muamalat Indonesia hanya sekitar 0,9% dari Total Aktiva yang dimiliki.
2) Bank Syariah Mandiri Tabel 4.17 Hasil Uji t Bank Syariah Mandiri Model t Constant 27,693 lnP1* -4,545 lnP2* 3,144 lnQ1* -4,387 lnQ2 0,683 Sumber: Data sekunder yang diolah
Sig 0,000 0,000 0,004 0,000 0,500
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap variabel-variabel independen pada Bank Syariah Mandiri: a) Beban Personalia (lnP1) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (-4,545 < -2,042) maka variabel beban personalia secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena beban personalia pada Bank Syariah Mandiri cukup besar, sehingga diprediksi terdapat biaya yang terbuang dari beban personalia. Oleh karena itu, bertambahnya beban personalia maka akan menurunkan tingkat efisiensi bank.
90
b) Beban Bagi Hasil (lnP2) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (3,144 > 2,042) maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi kemungkinan karena beban bagi hasil merupakan beban atas dana-dana pihak ketiga yang telah diinvestasikan bank. Dengan meningkatnya beban bagi hasil maka menunjukan bahwa dana-dana pihak ketiga bank meningkat dan ini merupakan aset yang besar untuk bank agar dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan dari mengelola dana pihak ketiga tersebut yang akhirnya akan menutupi total biaya pada bank dan efisiensi biaya pun meningkat. c) Total Pembiayaan (lnQ1) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (-4,387 < -2,042) maka variabel total pembiayaan secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi kemungkinan karena pemberian pembiayaan pada bank menimbulkan beban administrasi yang besar bagi bank, sehingga akan menaikan total biaya pada bank dan menurunkan tingkat efisiensi biaya. Untuk itu perlu adanya kebijakan agar biaya administrasi dalam pemberian pembiayaan
91
tidak hanya ditanggung oleh pihak bank seutuhnya tetapi dapat juga dibebankan oleh pihak nasabah. d) Surat Berharga yang Dimiliki (lnQ2) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung < ttabel (0,683 < 2,042) maka variabel beban bagi hasil secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena surat berharga yang dimiliki merupakan dana produktif bank yang akan menghasilkan. Namun, hasil yang didapat dari surat berharga ini sepertinya tidak terlalu signifikan, sehingga tidak dapat menutupi total biaya pada bank. Maka surat berharga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya bank.
3) Bank Mega Syariah Tabel 4.18 Hasil Uji t Bank Mega Syariah Model t Constant 29,143 lnP1* -7,208 lnP2 -1,601 lnQ1* 4,279 lnQ2* 5,122 Sumber: Data sekunder yang diolah
Sig 0,000 0,000 0,121 0,000 0,000
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap variabel-variabel independen pada Bank Mega Syariah:
92
a) Beban Personalia (lnP1) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (-7,208 > -2,042) maka variabel beban personalia secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Hal ini karena beban personalia akan menambah total biaya yang ditanggung bank, sehingga semakin banyak beban personalia yang ditanggung, maka total biaya bank juga akan meningkat. Sehingga perlu adanya rasionalitas dalam mengeluarkan biaya-biaya pada bank agar tingkat efisiensi biaya dapat lebih besar. b) Beban Bagi Hasil (lnP2) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung < ttabel (-1,601 < -2,042) maka variabel beban bagi hasil secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Beban bagi hasil merupakan beban atas dana pihak ketiga yang diinvestasikan oleh bank. Diprediksikan bahwa beban bagi hasil yang dikeluarkan tidak disertakan dengan hasil investasi dana pihak ketiga yang signifikan, sehingga beban bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya.
93
c) Total Pembiayaan (lnQ1) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (4,279 > 2,042) maka variabel total pembiayaan secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Hal ini karena total pembiayaan yang diberikan oleh bank merupakan dana produktif yang menghasilkan bagi bank sehingga dapat menutupi total biaya yang ditanggung bank, sehingga akan meningkatkan tingkat efisiensi biaya. d) Surat Berharga yang Dimiliki (lnQ2) Dengan menggunakan uji dua arah maka /2 = 0,05/2 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena thitung > ttabel (5,122 > 2,042) maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Berpengaruh positif dikarenakan variabel surat berharga merupakan dana produktif yang dimilki bank. Sehingga makin besar surat berharga yang dimiliki bank, maka total biaya akan berkurang karena akan tertutupi dari hasil surat berharga yang dimiliki tersebut dan akhirnya efisiensi biaya akan meningkat pula.
94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah) periode Januari 2008 sampai September 2010, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama periode Januari 2008 sampai September 2010 rata-rata tingkat efisiensi pada Bank Muamalat Indonesia sebesar 96,95% di mana tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi pada Januari 2010 sebesar 99,61% dan tingkat efisiensi terendah pada November 2009 sebesar 93,19. 2. Rata-rata tingkat efisiensi biaya Bank Syariah Mandiri sebesar 96,92% di mana tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi pada Januari 2010 sebesar 99,39% dan tingkat efisiensi biaya terendah sebesar 94,57% terjadi pada Oktober 2008. 3. Pada Bank Mega Syariah, rata-rata tingkat efisiensi biaya yaitu 94,93%. Tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi pada Januari 2008 sebesar 99,47% dan tingkat efisiensi biaya terendah sebesar 88,67% pada September 2010. Maka dapat dikatakan Bank Muamalat Indonesia tingkat efisiensi biayanya paling besar diantara Bank Umum Syariah lain dalam penelitian ini. 4. Tingkat efisiensi biaya pada ketiga Bank Umum Syariah secara umum tiap bulannya mengalami penurunan. Dan pada tiap awal tahun tingkat efisiensi biaya akan
95
mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena pada awal bulan, total biaya pada bank mengalami penurunan, sehingga tingkat efisiensi biaya akan meningkat. 5. Hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara komponen input (beban personalia dan beban bagi hasil) dan output (total pembiayaan dan surat berharga yang dimiliki) terhadap tingkat efisiensi biaya secara simultan, dapat diterima. Di mana pada Bank Muamalat Indonesia pengaruhnya sebesar 89,9% dan pada Bank Syariah Mandiri pengaruhnya 92,8%, serta pada Bank Mega Syariah pengaruhnya sebesar 92,3%. 6. Berdasarkan uji parsial (uji t) diketahui bahwa pada Bank Muamalat Indonesia variabel-variabel input dan output yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya hanya beban bagi hasi, beban bagi hasil pada Bank Muamalat Indonesia memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya. 7. Pada Bank Syariah Mandiri seluruh variabel-variabel input dan output berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya, kecuali variabel surat berharga yang dimiliki yang tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya bank. Variabel beban personalia memiliki pengaruh negatif, beban bagi hasil memiliki pengaruh positif, dan total pembiayaan memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya bank. 8. Pada Bank Mega Syariah kecuali variabel beban bagi hasil yang tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya bank, seluruh variabel-variabel lainnya mempunyai pengaruh. Beban personalia memiliki pengaruh negatif, total pembiayaan memiliki pengaruh positif, dan surat berharga yang dimiliki juga memiliki pengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya bank.
96
B. Saran Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 1. Bagi pihak manajemen bank, diharapkan untuk terus meningkatkan tingkat efisiensi biaya, karena dari biaya yang dikeluarkan masih ada dana yang tidak digunakan secara efisien. Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi biaya yang belum mencapai 100%. 2. Bagi penelitian selanjutnya, penentuan variabel-variabel input dan output agar lebih bervariasi agar model yang diformulasikan lebih baik lagi. 3. Mengingat tujuan perusahaan jangka pendek adalah memperoleh keuntungan maka perlu penelitian lebih lanjut tentang hubungan efisiensi biaya perbankan dengan laba perbankan.
97
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2007. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006. Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Bank Indonesia (2010). Statistik Perbankan Syariah Mei 2010. Diambil 15 Oktober 2010 dari http//:www.bi.go.id (2010). Booklet Perbankan Indonesia 2010: edisi Maret 2010. Diambil 7 Oktober 2010 dari http//:www.bi.go.id Basir, Cik. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama & Mahkamah Syar’iyah. Jakarta: Kencana. 2009. Ghozali, Imam. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Edisi 1. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2006. Hadad, Muliaman D. dkk. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).” Jurnal Bank Indonesia, Desember 2003. Hadad, Muliaman D. dkk. “Pendekatan Parametrik untuk Efisiensi Bank Syariah.” Jurnal Bank Indonesia, 2003. Hartono, Edy. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis (Studi Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007).” Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, 2009.
98
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Current Issues Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009. Idroes, Ferry N dan Sugiarto. Manajemen Risiko Perbankan Dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006. Irianto, Agus. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2008. Karim, Adiwarman. A. Bank Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2008. Kusmargiani, Ida Savitri. “Analisis Efisiensi Operasional dan Efisiensi Profitabilitas Pada Bank yang Merger dan Akuisisi di Indonesia (Studi Pada Bank Setelah Rekapitalisasi dan Restrukturisasi Tahun 1999-2002). Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, 2006. Latumaerissa, Julius R. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum. Surabaya: Bumi Aksara. 1999. Mokhtar, Hamim S. Ahmad, dkk. “Efficiency of Islamic Banking in Malaysia, A Stochastic Frontier Approach.” Journal of Economic Cooperation 27, Februari 2006. Muhammad. Lembaga Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007. Prayudi. Kalkulus Fungsi Satu Variabel. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006. Putri, Vicky Rahma dan Niki Lukviarman. “Pengukuran Kinerja Bank Komersial Dengan Pendekatan Efisiensi, Studi Terhadap Perbankan Go-Public di Indonesia.” Journal JAAI, Volume 12 No. 1, Juni 2008. Rivai, Veithzal. Bank and Financial Institution Management; Conventional and Sharia System. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007.
99
Rochaety, Ety dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007. Sulistyoningsih, Maisyaroh. “Analisis Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Menggunakan X-Efisiensi.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2006. Suseno, Priyonggo. “Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia.” Journal of Islamic and Economics, Volume 2 No.1. Juni 2008. Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier Approach/SFA).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2007. Syamsi, Ibnu. Efisiensi, Sistem, dan Prosedur Kerja. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2004. Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2008. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007. www.bi.go.id www.megasyariah.co.id www.muamalatbank.com www.syariahmandiri.co.id Yaumidin, Umi Karomah. “Efficiency in Islamic Banking: A Non-Parametric Approach.” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 9, Nomor 4, April 2007
100
LAMPIRAN
Data Input dan Output Bank Muamalat Indonesia
ln P1 -6.87954 -6.1986 -5.75042 -5.32935 -5.01048 -4.81484 -4.66674 -4.50997 -4.39825 -4.28238 -4.17809 -4.52258 -6.27905 -6.15156 -5.77502 -5.43001 -5.24609 -5.11298 -4.92695 -4.78565 -4.64803 -4.55485 -4.45214 -4.38201 -6.7268 -6.0076 -5.52293 -5.22998 -4.98477 -4.81839 -4.71558 -4.60985 -4.5545
ln P2 -5.55723 -4.92762 -4.53954 -4.30905 -4.08523 -3.90111 -3.78512 -3.63042 -3.52362 -3.39695 -3.28215 -3.1962 -5.42287 -4.69382 -4.37925 -4.06202 -3.88246 -3.7135 -3.51912 -3.34135 -3.22577 -3.13319 -3.03334 -2.97218 -5.50703 -4.83401 -4.36122 -4.11611 -3.90592 -3.75765 -3.67989 -3.53209 -3.48563
ln Q1 -0.96932 -0.96041 -0.93958 -0.9382 -0.90378 -0.89906 -0.93256 -0.90672 -0.89297 -0.89947 -0.88951 -0.91985 -0.94712 -0.91389 -0.91917 -0.90941 -0.93174 -0.95185 -0.94681 -0.90134 -0.90959 -0.92862 -0.92339 -0.98546 -0.96463 -0.94257 -0.89665 -0.89272 -0.8691 -0.87787 -0.91729 -0.85475 -0.9396
ln Q2 -5.92958 -6.36349 -5.92694 -5.59534 -5.62244 -5.86034 -5.61342 -5.67703 -5.43082 -5.36313 -5.52739 -6.03999 -5.67732 -5.27546 -4.8633 -4.93904 -5.21758 -4.95862 -5.42289 -5.04177 -4.79212 -5.09155 -4.6288 -4.64612 -4.15765 -4.09829 -4.06843 -4.08602 -4.03729 -3.95864 -3.67124 -3.64857 -3.72502
ln TC -5.4063 -4.75443 -4.35431 -4.02726 -3.77352 -3.57986 -3.4608 -3.31536 -3.21745 -3.11599 -3.02154 -2.95601 -5.29679 -4.68109 -4.27572 -3.89426 -3.51657 -3.3344 -3.1739 -3.00408 -2.76016 -2.72435 -2.6237 -2.92063 -5.60639 -4.76032 -4.27064 -3.97678 -3.73974 -3.56691 -3.47501 -3.33657 -3.28669
101
Data Input dan Output Bank Syariah Mandiri
ln P1 -6.44188 -5.78031 -5.37385 -5.09665 -4.8804 -4.74391 -4.59143 -4.46149 -4.34193 -4.23249 -4.13792 -4.04828 -6.47984 -5.79712 -5.43332 -5.12229 -4.89308 -4.73271 -4.56572 -4.45725 -4.31396 -4.21624 -4.13281 -4.0358 -6.58133 -5.9137 -5.4883 -5.18928 -4.92762 -4.82635 -4.66337 -4.46114 -4.42662
ln P2 -5.436 -4.80726 -4.42018 -4.19606 -3.97871 -3.85546 -3.68442 -3.53546 -3.41274 -3.27107 -3.15785 -3.06883 -5.32772 -4.67081 -4.30154 -4.02772 -3.85645 -3.68948 -3.51887 -3.41145 -3.32988 -3.24497 -3.16549 -3.16811 -5.62176 -4.98325 -4.56381 -4.258 -4.01902 -3.89736 -3.74962 -3.61448 -3.50419
ln Q1 -1.10275 -1.07797 -1.05374 -1.06267 -1.03467 -1.05 -1.0319 -1.01057 -1.0326 -1.05035 -1.06564 -1.1246 -1.14421 -1.16397 -1.16108 -1.15363 -1.15344 -1.14702 -1.09967 -1.09608 -1.11706 -1.12881 -1.12555 -1.21754 -1.2574 -1.25807 -1.23648 -1.22866 -1.20229 -1.20771 -1.22091 -1.18498 -1.22079
ln Q2 -2.69005 -2.66289 -2.65179 -2.54782 -2.64594 -2.57202 -2.48783 -2.50628 -2.63478 -2.70243 -2.58433 -2.59551 -2.64574 -2.62343 -2.66922 -2.59905 -2.62479 -2.66327 -2.63211 -2.66637 -2.67305 -2.67574 -2.272 -2.35456 -2.38223 -2.41297 -2.44182 -2.50259 -2.50814 -2.49287 -2.51071 -2.55201 -2.5637
ln TC -3.85509 -3.61825 -3.45305 -3.3392 -3.60503 -3.49484 -3.31376 -3.16433 -3.06556 -2.95808 -2.86813 -2.8068 -5.39218 -4.76444 -4.34421 -4.00753 -3.77905 -3.61964 -3.39494 -3.27038 -3.1776 -3.08325 -2.99142 -2.9592 -5.27092 -4.59544 -4.21081 -3.94962 -3.71704 -3.60781 -3.47013 -3.33398 -3.2354
102
Data Input dan Output Bank Mega Syariah
ln P1 -6.73198 -6.00024 -5.41279 -5.08592 -4.8759 -4.57794 -4.23134 -4.11779 -3.96707 -3.84831 -3.68687 -3.55028 -5.63048 -4.95867 -4.51772 -4.30638 -4.03904 -3.83681 -3.68032 -3.58167 -3.44981 -3.32064 -3.21181 -3.14362 -5.36894 -4.65211 -4.1943 -3.94091 -3.70417 -3.52519 -3.36556 -3.21075 -3.04563
ln P2 -5.4698 -4.85655 -4.43694 -4.18341 -4.02349 -3.8368 -3.60501 -3.63798 -3.60264 -3.52627 -3.37982 -3.278 -5.01756 -4.38921 -3.96388 -3.7931 -3.55694 -3.40795 -3.32132 -3.27069 -3.18741 -3.10343 -3.02499 -3.01064 -5.49006 -4.93504 -4.55469 -4.27083 -4.05931 -3.91215 -3.75174 -3.61161 -3.47102
ln Q1 -3.29027 -2.91774 -2.7338 -2.73026 -2.79576 -2.67812 -2.624 -2.76602 -2.89474 -2.97391 -3.07668 -3.1288 -3.20477 -3.27268 -3.27553 -3.08822 -3.09343 -3.06713 -3.08154 -3.10935 -3.05932 -3.02615 -3.03358 -3.07971 -3.13079 -3.09598 -3.12572 -3.15406 -3.16212 -3.20049 -3.229 -3.26472 -3.27176
ln Q2 -5.21253 -5.23721 -5.17051 -3.91235 -3.96584 -3.56165 -3.22211 -1.51189 -1.60889 -1.6901 -1.70099 -1.76129 -1.82338 -1.86606 -1.82851 -1.92601 -1.9009 -1.92382 -1.95609 -2.00697 -2.02233 -2.0378 -2.04529 -2.10861 -2.13367 -2.09715 -2.10488 -2.1173 -2.11203 -2.1296 -2.14378 -2.14343 -2.12534
103
ln TC -5.12338 -4.58554 -4.14644 -3.81642 -3.6524 -3.40613 -3.1379 -3.11967 -3.0341 -2.92017 -2.74388 -2.61022 -4.71678 -4.02149 -3.59223 -3.3808 -3.09262 -2.92047 -2.77489 -2.67018 -2.5262 -2.41379 -2.31117 -2.24309 -4.54446 -3.82568 -3.35574 -3.02453 -2.79936 -2.63505 -2.48681 -2.32724 -2.17437
Hasil Estimasi Regresi Berganda 1. Bank Muamalat Indonesia Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Method
lnQ2, lnP1, lnQ1,
. Enter
a
lnP2
a. All requested variables entered. b
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.994
.989
.987
Durbin-Watson
.0893814
1.491
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2 b. Dependent Variable: lnTC b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
20.055
4
5.014
.224
28
.008
20.279
32
Residual Total
df
F
Sig.
627.577
.000a
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2 b. Dependent Variable: lnTC Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .712
.518
lnP1
-.007
.084
lnP2
1.126
lnQ1 lnQ2
Coefficients Beta
t
Sig.
1.375
.180
-.007
-.086
.932
.082
1.003
13.679
.000
.407
.663
.015
.614
.544
-.070
.022
-.068
-3.222
.003
a. Dependent Variable: lnTC
104
2. Bank Syariah Mandiri Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Method
lnQ2, lnP2, lnQ1,
. Enter
a
lnP1
a. All requested variables entered. Model Summaryb
Model
R
R Square
.941a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.885
.868
Durbin-Watson
.2356418
.886
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1 b. Dependent Variable: lnTC ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
11.930
4
2.982
1.555
28
.056
13.485
32
F 53.712
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1 b. Dependent Variable: lnTC Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.864
1.654
lnP1
2.875
.659
lnP2
-2.210
lnQ1 lnQ2
Coefficients Beta
t
Sig.
1.127
.269
3.193
4.365
.000
.677
-2.371
-3.262
.003
1.791
.701
.202
2.555
.016
-.765
.521
-.126
-1.468
.153
105
3. Bank Mega Syariah Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
lnQ2, lnQ1, lnP2,
Method . Enter
a
lnP1
a. All requested variables entered. Model Summaryb
Model
R
R Square a
1
.998
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.996
.995
Durbin-Watson
.0530797
1.287
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1 b. Dependent Variable: lnTC b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
19.273
4
4.818
.079
28
.003
19.352
32
F 1710.189
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1 b. Dependent Variable: lnTC
Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.423
.189
lnP1
.857
.027
lnP2
.151
lnQ1 lnQ2
Coefficients Beta
t
Sig.
2.231
.034
.987
31.599
.000
.032
.131
4.758
.000
-.083
.063
-.020
-1.302
.204
-.122
.013
-.168
-9.084
.000
106
Hasil Uji Statistik 1. Bank Muamalat Indonesia Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
Variables Removed
lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2a
1
Method . Enter
a. All requested variables entered. b
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.948
.899
.884
Durbin-Watson
.006307686
.933
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2 b. Dependent Variable: CEFF ANOVAb Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
.010
4
.002
Residual
.001
28
.000
Total
.011
32
F 62.106
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2 b. Dependent Variable: CEFF Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.967
.037
lnP1
.006
.006
lnP2
-.031
lnQ1 lnQ2
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
26.442
.000
.217
.932
.359
.067
15.022
.006
-1.199
-5.393
.000
.073
13.655
.092
.047
.147
1.957
.060
.642
1.557
.002
.002
.071
1.106
.278
.875
1.142
a. Dependent Variable: CEFF
107
2. Bank Syariah Mandiri Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
lnQ2, lnP2, lnQ1,
Method . Enter
a
lnP1
a. All requested variables entered. Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.963a
1
Adjusted R
.928
.917
Durbin-Watson
.004175492
.562
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.006
4
.002
Residual
.000
28
.000
Total
.007
32
F
Sig. .000a
89.670
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error .811
.029
lnP1
-.053
.012
lnP2
.038
lnQ1 lnQ2
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
27.693
.000
-2.634
-4.545
.000
.008
129.929
.012
1.811
3.144
.004
.008
128.310
-.055
.012
-.274
-4.387
.000
.661
1.512
.006
.009
.046
.683
.500
.559
1.788
a. Dependent Variable: CEFF
108
3. Bank Mega Syariah Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
lnQ2, lnQ1, lnP2,
Method . Enter
a
lnP1
a. All requested variables entered. b
Model Summary
Model
R
R Square
.961a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.923
.912
Durbin-Watson
.009089094
.801
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.028
4
.007
Residual
.002
28
.000
Total
.030
32
Sig. .000a
83.544
a. Predictors: (Constant), lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error .945
.032
lnP1
-.033
.005
lnP2
-.009
lnQ1 lnQ2
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
29.143
.000
-.981
-7.208
.000
.149
6.705
.005
-.192
-1.601
.121
.193
5.186
.046
.011
.282
4.279
.000
.637
1.571
.012
.002
.412
5.122
.000
.428
2.339
a. Dependent Variable: CEFF
109