EFEKTIVITAS SISTEM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI DROP BOX DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI
TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh : Andri Dwi Prasetyo NIM F3409005
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
ABSTRACT
EFEKTIVITAS SISTEM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI DROP BOX DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI
Andri Dwi Prasetyo F3409005
The objectives of research are to find out whether or not the annual notification (SPT) system through Drop Box in KPP Pratama Boyolali (Boyolali Pratama Tax Service Office) has been effective, to find out the contribution of Drop Box to annual notification revenue, and to find out the obstacles emerging and the attempt of coping with such the obstacles. The procedure of research was conducted by comparing the theory and the actual practice in the field. Methods of collecting data the writer used were interview with the employees of KPP Pratama Boyolali concerning Drop Box and library study by studying the literature relevant to the theme of study. In addition, the writer also used a descriptive quantitative data analysis technique for effectiveness and contribution. The result of the research was that Drop Box facilitated the Taxpayers in delivering their annual notification and contributing to the percentage Taxpayer’s compliance, and accelerating the annual notification delivery process. But not all Drop Box was effective and the annual notification processing system using Drop Box was more complicated. The conclusion of this research was that the delivery system of Income Tax Annual Notification through Drop Box in KPP Pratama Boyolali was generally considered as having been effective, the contribution of Drop Box to Annual Notification revenue in KPP Pratama Boyolali increased over years. The obstacles included: lack of socialization, too wide work area of Drop Box, and Drop Box system bring about new burden to the officer. Based on the result of research, the writers recommended that there should be a clear mechanism to determine the location of Drop Box, two boxes should be prepared in each location of Drop Box, and the socialization should be increased.
Keywords: Drop Box, Effectiveness, KPP Pratama Boyolali
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul “EFEKTIVITAS SISTEM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI DROP BOX DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Surakarta,
Juni 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Ahmad Ridwan, S.E., Ak NRP. 340700001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syaratsyarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan
Surakarta,
2012
Tim Penguji Tugas Akhir 1. Sri Suranta, S.E., M.Si., Ak., BKP
(................................)
NIP. 19720305 199702 1 001 Penguji
2. Ahmad Ridwan, S.E., Ak
(................................)
NRP. 340700001 Pembimbing
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: J Masa depan itu dibeli oleh masa sekarang. ~ Samuel Johnson J Kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah bila kita berhasil melakukan apa yang menurut orang lain tidak dapat kita lakukan. ~ walter beganhot J Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan dibanding kurangnya kebijaksanaan atau kemahiran. ~ Flower A. Newhouse J Kunci sukses adalah mengisi batin degan pikiran-pikian kepercayaan, keyakinan, & kepastian, lenyapkan pikiran ragu-ragu & pikiran ketidak percayaan diri ~ kahlil Gibran J Semakin ingin menunjukan diri kita agar diakui, dihormati, maka semakin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan biasanya makin tak disukai. J Siapapun yang merindukan sukses, maka harus bertanya pada dirinya seberapa jauh dan sungguh-sungguh untuk berjuang, karena tiada kesuksesan tanpa perjuangan.
Penulis persembahkan kepada: -
Ayah dan Ibu tercinta
-
Kakak tersayang
-
Teman-teman & Sahabat terkasih
-
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
v
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Efektivitas Sistem Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali” ini dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan sebagai syarat tugas akhir perkuliahan pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan dan masukan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan kesulitan yang ditemui, terutama karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat serta karunia-Nya. 2. Bapak, ibu dan kakak tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, semangat serta do’a. 3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, Msi., Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Bapak Ahmad Ridwan, S.E., Ak, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
vi
6. Keluarga Besar KPP Pratama Boyolali, Bapak Indra Susila, Bapak Wahono, Bapak Agus Salim, Bapak Bagus, Bapak Arifin, Bapak Handoyo, Bapak Ladiyono, Ibu Indaryati, Ibu Sudiyati, Ibu Yuni, Husein, dan seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali yang telah memberikan banyak pengalaman, pengarahan, serta bimbingan selama penulis melakukan magang. Ilmu dan nasihat yang diberikan sangat berguna bagi penulis. 7.
Untuk teman-teman kampus di kelas Perpajakan A dan B angkatan 2009, terima kasih buat kebersamaannya, senang mengenal kalian semua.
8.
Untuk teman-teman satu bimbingan & seperjuangan : Alfian & Tyas terima kasih atas masukan & kerjasamanya.
9.
Untuk semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis
menyadari
sepenuhnya
atas
kekurangan
dan
jauh
dari
kesempurnaan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Cukup sekian sepatah kata dari penulis, terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Surakarta,
Juni 2012
Penulis DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
vii
ABSTRACT ................................................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...............................................1 B. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................9 C. RUMUSAN MASALAH.....................................................................13 D. TUJUAN PENELITIAN......................................................................13 E. MANFAAT PENELITIAN..................................................................14 F. METODE PENELITIAN.....................................................................15 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................20 B. PEMBAHASAN..................................................................................31 BAB III TEMUAN A. KELEBIHAN.......................................................................................40 B. KELEMAHAN....................................................................................41
viii
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN....................................................................................44 B. SARAN................................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar ................................................................. 31
ix
Tabel II.2 Jumlah Penyampaian SPT Tahunan oleh Wajib Pajak ........................... 32 Tabel II.3 Jumlah Penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box .......................... 33 Tabel II.4 Efektivitas Penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box .................... 34 Tabel II.5 Jumlah SPT Tahunan dan Jumlah SPT Tahunan melalui Drop Box....... 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Boyolali ........................................... 5
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir;
xi
2. Surat Permohonan Magang; 3. Surat Jawaban Magang dari Instansi; 4. Surat Keterangan Selesai Magang; 5. Lembar Penilaian Magang; 6. Memo Magang; 7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 15 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Drop Box Sebagai Media Penyampaian SPT Tahunan dan Spanduk Sosialisasinya; 8. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan; 9.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 48 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan;
10. Rekap Penerimaan SPT Tahunan Melalui Drop Box; 11. Rekap Penerimaan SPT Tahunan.
xii
ABSTRACT
EFEKTIVITAS SISTEM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI DROP BOX DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI
Andri Dwi Prasetyo F3409005
The objectives of research are to find out whether or not the annual notification (SPT) system through Drop Box in KPP Pratama Boyolali (Boyolali Pratama Tax Service Office) has been effective, to find out the contribution of Drop Box to annual notification revenue, and to find out the obstacles emerging and the attempt of coping with such the obstacles. The procedure of research was conducted by comparing the theory and the actual practice in the field. Methods of collecting data the writer used were interview with the employees of KPP Pratama Boyolali concerning Drop Box and library study by studying the literature relevant to the theme of study. In addition, the writer also used a descriptive quantitative data analysis technique for effectiveness and contribution. The result of the research was that Drop Box facilitated the Taxpayers in delivering their annual notification and contributing to the percentage Taxpayer’s compliance, and accelerating the annual notification delivery process. But not all Drop Box was effective and the annual notification processing system using Drop Box was more complicated. The conclusion of this research was that the delivery system of Income Tax Annual Notification through Drop Box in KPP Pratama Boyolali was generally considered as having been effective, the contribution of Drop Box to Annual Notification revenue in KPP Pratama Boyolali increased over years. The obstacles included: lack of socialization, too wide work area of Drop Box, and Drop Box system bring about new burden to the officer. Based on the result of research, the writers recommended that there should be a clear mechanism to determine the location of Drop Box, two boxes should be prepared in each location of Drop Box, and the socialization should be increased.
Keywords: Drop Box, Effectiveness, KPP Pratama Boyolali
ii
INTISARI
EFEKTIVITAS SISTEM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI DROP BOX DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI
Andri Dwi Prasetyo F3409005
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali sudah efektif, untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan dan untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang muncul dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Langkah penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara teori dan praktek di lapangan atau pada sebenarnya. metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dengan metode wawancara dengan karyawan di KPP Pratama Boyolali terkait dengan Drop Box, dan metode studi kepustakaan dengan mempelajari literatur yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Selain itu penulis juga menggunakan teknik analisis data kuantitatif, Deskriptif, Efektivitas dan Kontribusi. Hasil dari penelitian ini adalah Drop Box memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya, berkontribusi meningkatkan persentase kepatuhan Wajib Pajak dan mempercepat proses penyampaian SPT Tahunan. Tetapi tidak semua Drop Box efektif dan sistem pengolahan SPT Tahunan melalui Drop Box lebih rumit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sistem penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali secara umum dianggap sudah efektif, kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali setiap tahunnya terus meningkat, kendalanya antara lain kurangnya sosialisasi, wilayah kerja Drop Box yang terlalu luas dan sistem Drop Box menimbulkan beban baru bagi petugas. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran yaitu harus ada mekanisme yang jelas dalam menentukan lokasi Drop Box, menyiapkan dua kotak disetiap lokasi Drop Box, menambah sosialisasi.
Kata Kunci : Drop Box, Efektivitas, KPP Pratama Boyolali
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali (KPP Pratama Boyolali) didirikan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang perubahan
atas
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak dan mulai beroperasi pada tanggal 30 Oktober 2007 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-141/PJ/2007 tanggal 03 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor
Wilayah
Direktorat
Yogyakarta.
1
Jenderal
Pajak
Daerah
Istimewa
2
Sebelum KPP Pratama Boyolali berdiri, di Kabupaten Boyolali telah berdiri Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB). Kantor ini menangani administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen. Untuk penanganan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Barang Mewah (PPnBM) Kabupaten Boyolali ditangani oleh KPP Pratama Surakarta. Dengan adanya modernisasi dan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka fungsi kerja instansi vertikal seperti KPP, KP PBB, Karipka (Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak) serta KP4 (Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan) digabungkan menjadi KP2KP (Kantor Penyuluhan, Pelayanan, dan Konsultasi Perpajakan) dan KPP Pratama. Dengan adanya peraturan dari Dirjen Pajak, maka di Boyolali dibangunlah KPP Pratama Boyolali yang terletak di Jalan Solo – Boyolali Km.24, Mojosongo, Boyolali.
2. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali yang terletak di Jalan Solo – Boyolali Km 24, Mojosongo, Boyolali, wilayah kerjanya melayani seluruh Kabupaten Boyolali. Letak geografis Kabupaten Boyolali adalah 110°22’ - 110°50’ Bujur Timur dan 7°36’ - 7°71’
3
Lintang Selatan. Kabupaten Boyolali berada pada ketinggian 100 – 1500 meter diatas permukaan laut. Wilayah ini terdiri dari 19 kecamatan, diantaranya adalah: a. Kecamatan Boyolali; b. Kecamatan Mojosongo; c. Kecamatan Teras; d. Kecamatan Banyudono; e. Kecamatan Sawit; f. Kecamatan Sambi; g. Kecamatan Ngemplak; h. Kecamatan Simo; i. Kecamatan Nogosari; j. Kecamatan Klego; k. Kecamatan Andong; l. Kecamatan Karanggede; m. Kecamatan Wonosegoro; n. Kecamatan Kemusu; o. Kecamatan Juwangi; p. Kecamatan Ampel; q. Kecamatan Musuk; r. Kecamatan Cepogo; s. Kecamatan Selo.
4
Untuk batas-batas wilayah Boyolali, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan. Bagian sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen dan Kota Surakarta. Untuk wilayah di bagian selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten dan provinsi DIY Yogyakarta. Sedangkan di sebelah barat batasnya adalah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Wilayah Kabupaten Boyolali membentang sepanjang 48 km dari barat sampai ke timur dan 54 km dari utara ke selatan.
3. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali adalah sebagai berikut: a. Kepala Kantor; b. Subbag Umum; c. Seksi PDI; d. Seksi Pelayanan; e. Seksi Penagihan; f. Seksi Pemeriksaan; g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan; h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Struktur Organisasi KPP Pratama Boyolali, dapat dilihat pada gambar I.1.
5
6
4. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural a. Kepala Kantor Tugas dari seorang kepala kantor adalah mengelola pelaksanaan, penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang perpajakan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Subbagian Umum Tugas yang dilaksanakan bagian umum diantaranya melaksanakan pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha
dan
kepegawaian,
keuangan,
rumah
tangga,
serta
perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak. c. Seksi PDI Kegiatan yang dilakukan oleh seksi PDI adalah pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing serta penyiapan laporan kinerja. d. Seksi Pelayanan Tugas pada seksi pelayanan antara lain melaksanakan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan
7
perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, dan kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. e. Seksi Penagihan Kegaiatan yang dilaksanakan oleh seksi penagihan antara lain menatausahakan urusan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan sesuai ketentuan yang berlaku. f. Seksi Pemeriksaan Kegiatan yang dilakukan oleh seksi pemeriksaan diantaranya menyusun rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan
dan
penyaluran
Surat
Perintah
Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan pajak lainnya. g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Tugas dari seksi ektensifikasi perpajakan adalah melaksanakan pengamatan potensi perpajakan, pencarian data dari pihak ketiga, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Tugas yang dilaksanakan oleh seksi pengawasan dan konsultasi antara lain melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan/himbauan kepada wajib pajak
8
dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.
5. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak a. Visi : “Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”. b. Misi : “Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan UndangUndang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.
6. Nilai – Nilai Direktorat Jenderal Pajak Nilai yang diterapkan dalam Direktorat Jenderal Pajak adalah: a. Integritas “Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji”.
9
b. Profesionalisme “Memiliki kompetensi dibidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta normanorma profesi, etika dan sosial”. c. Inovasi “Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku”. d. Teamwork “Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang atau pihak lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan”.
B. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini negara berkembang seperti Indonesia tengah gencargencarnya melaksanakan pembangunan di segala bidang baik ekonomi, sosial, politik, hukum maupun di bidang pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan pendanaan yang memadai. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sumber penerimaan negara terbesar berasal dari sektor perpajakan. Pada APBN tahun 2009, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp725,8 triliun. Pada APBN tahun 2010, jumlah penerimaannya
10
naik menjadi Rp742,7 triliun, lalu pada APBN tahun 2011 pendapatannya naik lagi menjadi sebesar Rp850,2 triliun. Kemudian pada RAPBN 2012, jumlahnya diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi Rp1.019,3 triliun. Jadi, dalam 5 tahun terakhir penerimaan pajak rata-rata sekitar 70 persen dari total pendapatan negara (www.depkeu.go.id). Oleh karena itu, pengoptimalan penerimaan pajak sangat diperlukan untuk menyediakan pendanaan yang memadai bagi pembangunan. Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Suandy, 2008). Sistem perpajakan Indonesia menganut sistem Self Assesment System yang telah dianut sejak terjadi reformasi perpajakan atau Tax Reform pada tahun 1983 sebagai pengganti dari Official Assesment System (Suandy, 2008). Self Assesment System adalah sistem yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan, menghitung, menyetor,dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Ilyas dan Burton, 2008). Kondisi ini memungkinkan masyarakat untuk tidak membayar pajak dan bahkan melakukan kecurangan. Hal ini menuntut kepatuhan oleh wajib pajak yang tinggi dalam menyelenggarakan kewajiban perpajakannya.
11
Tolak ukur kinerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tahunan selalu diukur dari dua hal yaitu penyampaian target penerimaan pajak dan persentase kepatuhan Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan. Direktorat Jenderal Pajak dituntut untuk melayani pelaporan SPT Tahunan secara baik dalam rangka pencapaian target kepatuhan pelaporan SPT. Penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box adalah agenda tahunan Direktorat Jenderal Pajak yang memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya. Drop Box adalah suatu kotak yang digunakan untuk menyampaikan SPT tahunan Pajak Penghasilan oleh wajib pajak. Kotak – kotak tersebut diletakkan di tempattempat umum yang strategis dan didampingi oleh petugas KPP, yang selanjutnya petugas tersebut akan memberikan tanda terima bukti bahwa Wajib pajak telah melaporkan SPT tahunan pajak penghasilan ke dalam kotak tersebut. Dalam Surat Edaran No. SE-15/PJ/2009 tentang penggunaan Drop Box sebagai media penyampaian SPT Tahunan dan spanduk sosialisasinya, Drop Box adalah panjang 50 cm, lebar 37 cm, tinggi 80 cm, dengan pembatas ditengahnya. Bahan dapat dibuat dari kardus, triplek, atau bahan lain yang dapat membentuk kotak (box). Drop Box sendiri hanya bersifat sementara karena Drop Box hanya suatu
sarana
yang
diberikan
Direktorat
Jenderal
Pajak
untuk
menyampaikan SPT tahunan. Dengan harapan tidak ada antrian panjang di Kantor Pelayanan Pajak karena kendala yang terjadi setiap tahun
12
pelaksanaannya adalah terjadi penumpukan wajib pajak yang ingin melaporkan SPT tahunannya. Hal ini dikarenakan wajib pajak cenderung melaporkan SPT tahunannya pada hari-hari terakhir batas akhir pelaporan. Mekanisme Drop Box untuk penyampaian SPT Tahunan merupakan bentuk revolusi dan percepatan pelayanan publik. Revolusi pelayanan diperlukan karena Wajib Pajak tidak perlu mengantri di Kantor Pelayanan Pajak untuk menyetorkan SPT Tahunan. Wajib Pajak bisa menyampaikan SPT di Mall dan Kantor Pemerintahan. Bahkan Direktorat Jenderal Pajak juga menempatkan Drop Box
di lokasi Wajib Pajak
bekerja untuk menyampaikan SPT Tahunannya. Konsep Drop Box merupakan wujud dari reformasi perpajakan dimana pemerintah mengharapkan besarnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kepatuhan perpajakan di Indonesia. Fasilitas Drop Box bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunannya, namun sebaliknya bagi petugas pajak menyebabkan beban baru dengan adanya Drop Box karena petugas harus mengelompokkan SPT yang masuk dalam wilayahnya dan mengirimkan SPT yang terdaftar di KPP lain. Serta petugas harus mengembalikan lagi dan atau meminta kelengkapan bilamana SPT yang telah diterima tidak lengkap atau salah dalam memasukkan datanya. Dalam pelaksanaannya, seharusnya kemudahan ini dapat dimanfaatkan oleh para wajib pajak. Namun tidak sedikit yang belum tau apa Drop Box itu. Faktanya, penyampaian SPT tahunan melalui Drop Box di kabupaten Boyolali yang
13
diletakkan di tempat-tempat umum sangat sedikit. Bahkan cenderung tidak ada yang datang menyampaikan di box-box yang sudah disediakan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis berminat untuk membahas tentang “EFEKTIVITAS SISTEM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI DROP BOX DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI”.
C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Apakah sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali sudah efektif? 2. Seberapa besar kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali? 3.
Apa saja kendala-kendala yang muncul dalam sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali serta upayaupaya apa saja yang diperlukan dalam menghadapi kendala tersebut?
D. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui apakah sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali sudah efektif.
14
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan atau penurunan dalam sistem penyampaian SPT melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala tersebut.
E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi KPP Pratama Boyolali Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk KPP Pratama Boyolali agar sistem penyampaian SPT tahunan lebih efektif. 2. Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem penyampaian SPT tahunan melalui Drop Box. 3. Bagi masyarakat dan pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, referensi, dasar penelitian selanjutnya, dan informasi tambahan dengan pokok permasalahan yang sama. Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang kemudahan-kemudahan yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak mengenai fasilitas Drop Box.
15
F. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan unsur yang mutlak yang harus ada dalam suatu penelitian. Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari, menganalisis, dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi (Soekanto, 1984). Dalam suatu penelitian untuk memperoleh hasil yang valid dan nyata, maka diperlukan adanya metodologi. Dimana metodologi mempunyai fungsi untuk memberikan patokan atau pedoman dalam menganalisis, mempelajari, dan memahami keadaan yang dihadapi peneliti dalam suatu penelitian (Soekanto, 1984). 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil penulis yaitu efektivitas sistem penyampaian SPT tahunan melalui Drop Box di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali. 2. Jenis Data Menurut Supranto (1981) dalam bukunya Metode Ramalan Kuantitatif untuk perencanaan menyatakan bahwa jenis data dibedakan menjadi dua: a. Data Primer Adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan.
16
b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. 3. Sumber Data Sumber data menurut Moleong (2002) dalam bukunya metode penelitian kualitatif menyatakan bahwa “Sumber data yang pertama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: a. Sumber Data Primer Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali dan Data Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder yang diambil penulis untuk penelitian ini adalah: 1) Gambaran umum tentang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali. 2) Buku serta literatur lain yang berkaitan dengan tema penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data dan informasi yaitu:
17
a. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Nazir,1988). Dengan metode wawancara, penulis dapat bertanya secara langsung kepada pegawai KPP Pratama Boyolali mengenai jumlah wajib pajak terdaftar, jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT tahunan baik yang melalui Drop Box maupun yang langsung datang ke KPP, kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT tahunan, serta kendala-kendala yang muncul dalam penyampaian melalui Drop Box. b. Studi kepustakaan Pengumpulan data dan informasi dengan cara menelaah buku-buku literatur, peraturan perpajakan yang berkaitan dengan tema, serta literatur lain yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir ini. c. Teknik Analisis Data 1) Metode Deskriptif Bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku.
Didalamnya
terdapat
upaya
mendeskripsikan,
18
mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada (Mardalis, 2004). 2) Metode Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Supranto, 1981). Hal ini digunakan untuk menganalisis besarnya efektifitas sistem penyampaian SPT tahunan melalui Drop Box menganalisis
besarnya
kontribusi
Drop
Box
dan
terhadap
penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali. 3) Metode Efektivitas Efektivitas menurut Jones dan Pendlebury (1996) dalam tugas akhir Devi (2011) adalah suatu ukuran keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Efektivitas =
19
Untuk
mengukur
tingkat
keefektifan
digunakan
indikator sebagai berikut: a) Persentase 0% - 40% (sangat tidak efektif) b) Persentase 40% - 60% (tidak efektif) c) Persentase 60% - 80% (cukup efektif) d) Persentase 80% - 100% (efektif) 4) Metode Kontribusi Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali maka digunakan rumus sebagai berikut: Kontribusi=
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Efektivitas dan Kontribusi a. Pengertian Efektivitas 1) Efektivitas adalah suatu ukuran keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai suatu tujuan (Jones dan Pendlebury, 1996). 2) Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Efektivitas adalah
keadaan yang berpengaruh terhadap keberhasilan tentang usaha atau tindakan. Untuk mengetahui sesuatu yang dikatakan efektif harus diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur. Untuk mengukur keefektivan
digunakan
indikator
sebagai
berikut
Pendlebury, 1996): 1) Persentase 0% - 40%
(sangat tidak efektif)
2) Persentase 40% - 60%
(tidak efektif)
3) Persentase 60% - 80%
(cukup efektif)
4) Persentase 80% - 100%
(efektif)
20
(Jones
dan
21
b. Pengertian Kontribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kontribusi adalah sumbangan sehingga kontribusi disini diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
2. Pajak a. Pengertian Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pajak, beberapa pengertian pajak yang dikemukakan para ahli adalah sebagai berikut: 1) Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UndangUndang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (Suandy, 2008). 2) Menurut Prof. Dr. P. J. A. Andriani “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan
22
tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan” (Waluyo, 2010). 3) Menurut Dr. N. J. Feldmann “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan
untuk
menutup
pengeluaran-pengeluaran
umum”
(Resmi, 2009). b. Fungsi Pajak Terdapat dua fungsi pajak (Resmi, 2009) yaitu: 1) Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. 2) Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan sosial dibidang sosial dan ekonomi. c. Penggolongan Jenis-Jenis Pajak Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok (Waluyo, 2010) yaitu: 1) Menurut Golongannya a) Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada
23
orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu tertentu, misalnya Pajak Penghasilan (PPh). b) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada halhal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2) Menurut Sifatnya a) Pajak Subjektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak (subjeknya). b) Pajak Objektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan atau melihat objeknya baik berupa keadaan, perbuatan,atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. 3) Menurut Lembaga Pemungutannya a) Pajak Pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan. b) Pajak Daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda).
24
d. Asas Pemungutan pajak Dalam buku Hukum Pajak Suandy (2008), menurut Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama The Four Cannons atau The Four Maxims, dengan uraian sebagai berikut: 1) Asas Equality yaitu pembebanan pajak hendaknya seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya. 2) Asas Certainty yaitu pembayaran pajak oleh Wajib Pajak hendaknya harus jelas mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,dan ketentuan mengenai pembayarannya. 3) Asas Convenience of Payment yaitu pajak hendaknya dipungut saat terbaik bagi Wajib Pajak yaitu saat Wajib Pajak menerima keuntungan atau penghasilan yang dikenakan pajak. 4) Asas Economic of Collections yaitu pemungutan pajak hendaknya sehemat mungkin (manfaat lebih besar daripada biaya). e. Sistem pumungutan pajak Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) sistem pemungutan pajak yang berlaku (Ilyas dan Burton, 2008) yaitu: 1) Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
25
Ciri-cirinya: a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada fiskus. b) Wajib Pajak bersifat pasif. c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus. 2) Self Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: a) Wewenang untuk menentukan sendiri pajak yang terutang ada pada Wajib Pajak sendiri. b) Wajib Pajak aktif, mulai dari menentukan, menghitung, menyetorkan, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3) With Holding system Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan Fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
26
Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib Pajak.
3. Wajib Pajak a. Pengertian Wajib Pajak Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Resmi, 2009). b. Jenis-jenis Wajib Pajak 1) Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia atau di luar Indonesia, dan tidak melihat batasan umur dan juga jenjang sosial ekonomi dengan kata lain berlaku sama untuk semua (nondiscrimination). 2) Wajib Pajak Badan Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan /atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
27
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 3) Wajib Pajak Bendaharawan Wajib
Pajak
Bendaharawan
adalah
Bendaharawan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa,atau kegiatan.
4. Surat Pemberitahuan (SPT) a. Pengertian Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) dalam Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 yaitu Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Waluyo, 2010).
28
b. Fungsi SPT 1) Sebagai sarana bagi Wajib Pajak untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. 2) Sebagai sarana bagi Wajib Pajak untuk melaporkan pembayaran pajak yang telah dilakukan sendiri atau telah dipungut atau dipotong oleh pihak lain. 3) Sebagai sarana untuk melaporkan pembayaran dari pemotong tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. c. Jenis-Jenis SPT 1) Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Adalah surat pemberitahuan yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu masa pajak (Waluyo, 2010). 2) Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Adalah surat pemberitahuan yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu tahun pajak (Waluyo, 2010). d. Batas Penyampaian SPT Tahunan 1) Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak.
29
2) Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lambat 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak. e. Sanksi keterlambatan penyampaian SPT Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) UU PPh atau batas
waktu
perpanjangan
penyampaian
Surat
Pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) UU PPh, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar : 1) Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai 2) Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya 3) Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan 4) Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi Selain itu Wajib Pajak yang tidak menyampaikan sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (3) UU PPh atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (4) UU PPh, dapat diterbitkan Surat Teguran.
30
5. Drop Box a. Pengertian Drop box adalah suatu kotak yang digunakan untuk menyampaikan SPT tahunan Pajak Penghasilan oleh wajib pajak. Kotak – kotak tersebut diletakkan di tempat- tempat umum yang strategis dan didampingi oleh petugas KPP, yang selanjutnya petugas tersebut akan memberikan tanda terima bukti bahwa Wajib pajak telah melaporkan SPT tahunan pajak penghasilan ke dalam kotak tersebut. b. Fungsi Drop Box Fungsi Drop Box adalah sebagai tempat untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan, yang bersifat sementara, hanya untuk menampung SPT yang masuk dan sarana mempermudah Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan mereka. c. Ukuran Drop Box Dalam surat edaran No.SE-15/PJ/2009 tentang penggunaan Drop Box sebagai media penyampaian SPT Tahunan adalah panjang 50 cm, lebar 37 cm, tinggi 80 cm, dengan pembatas ditengahnya. Bahan dapat dibuat dari kardus, triplek, atau bahan lain yang dapat membentuk kotak (box). d. Lokasi Drop Box Tahun
ini
Kantor
Pelayanan
Pajak
Pratama
Boyolali
menempatkan beberapa Drop Box ditempat yang strategis, yaitu:
31
1) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali 2) Kantor Pemerintah Kabupaten Boyolali 3) Mall Mitra
B. PEMBAHASAN 1. Efektivitas Penyampaian SPT Tahunan Melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali Untuk memberikan gambaran tentang keadaan yang sebenarnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali maka berikut ini adalah data Wajib Pajak yang terdaftar di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.
Tabel II.1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Tahun 2009 - 2012 (Per 30 April 2012)
No
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2009
2010
2011
2012
24.151
27.003
44.932
43.952
1.478
1.640
1.900
1.649
25.629
28.643
46.832
45.601
Wajib Pajak
1.
Wajib Pajak Orang Pribadi
2.
Wajib Pajak Badan Total
Sumber : KPP Pratama Boyolali
32
Agar dapat mengetahui lebih rinci tentang keadaan SPT Tahunan, terutama SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak, maka penulis akan menyajikan data Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan per 30 April 2012 adalah sebagai berikut.
Tabel II.2 Penyampaian SPT Tahunan oleh Wajib Pajak Tahun 2010 – 2012 (Per 30 April 2012)
No
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2009
2010
2011
2012
15.373
25.699
30.478
21.756
836
799
874
808
16.209
26.498
31.352
22.564
Wajib Pajak
1.
Wajib Pajak Orang Pribadi
2.
Wajib Pajak Badan Total
Sumber : KPP Pratama Boyolali
Untuk mengetahui lebih rinci tentang jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan melalui Drop Box, maka berikut data jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan melalui Drop Box Per 30 April 2012.
33
Tabel II.3 Penyampaikan SPT Tahunan Melalui Drop Box Tahun 2009 – 2012 (Per 30 April 2012) No
Tahun
Jumlah
1.
2009
1.325
2.
2010
20.952
3.
2011
27.119
4.
2012
21.383
Sumber : KPP Pratama Boyolali
Berdasarkan wawancara dengan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali bagian Pelayanan yang menangani tentang Drop Box, target penerimaan SPT Tahunan melalui Drop Box yang ditetapkan KPP Pratama Boyolali adalah sebesar 70% dari jumlah Wajib Pajak Terdaftar. Tingkat efektivitas Drop Box dapat dihitung dengan cara membandingkan tingkat realisasi penerimaan SPT Tahunan melalui Drop Box dengan target penerimaan SPT Tahunan melalui Drop Box. Apabila perhitungan efektivitas Drop Box menghasilkan angka persentase 80%100% maka Drop Box mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas Drop Box, maka rumusan perhitungannya adalah sebagai berikut: Efektivitas =
34
Berikut ini adalah tabel Efektivitas Sistem Penyampaian SPT Tahunan Melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali:
Tabel II.4 Efektivitas Penyampaian SPT Tahunan Melalui Drop Box Tahun 2009 – 2012 (Per 30 April 2012) Tahun
Target
Realisasi
Efektivitas
Keterangan
2009
17.940
1.325
7,4%
sangat tidak efektif
2010
20.050
20.952
104,5%
efektif
2011
32.782
27.119
82,7%
efektif
2012
31.920
21.383
67%
cukup efektif
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tahun 2009 tingkat efektivitas hanya sebesar 7,4%, hal ini disebabkan mungkin aplikasi Drop Box masih baru pertama kali diperkenalkan kepada Wajib Pajak sehingga masih belum maksimal dipergunakan oleh para wajib pajak. Untuk tahun 2010 naik drastis menjadi 104,5% hal tersebut dapat dipengaruhi karena tingginya kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya serta suksesnya sosialisasi tentang kemudahan dalam menyampaikan SPT Tahunan dengan menggunakan Drop Box. Tahun 2011 sudah efektif tetapi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya efektivitasnya turun, hal tersebut disebabkan karena kepatuhan pada tahun 2011 juga turun serta terjadi kenaikan yang yang cukup besar terhadap wajib pajak yang
35
terdaftar di KPP Pratama Boyolali. Untuk tahun 2012 (sampai dengan bulan April) tingkat efektivitasnya sebesar 67% (cukup efektif), jika dilihat dari segi target satu tahun memang turun cukup drastis dari tahun sebelumnya hal tersebut disebabkan persentase kepatuhan wajib pajak dalam meyampaikan SPT Tahunan sampai dengan bulan April mengalami penurunan yang cukup besar yaitu hanya sebesar 49,5% dari total wajib pajak terdaftar. Jika dilihat dari segi jumlah SPT keseluruhan yang sudah diterima sampai dengan bulan April, hal tersebut sudah cukup efektif karena dari 22.564 SPT keseluruhan yang diterima 21.383 diantaranya berasal dari Drop Box Berdasarkan perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan Ratarata keseluruhan dari tahun 2009 sampai dengan 30 April 2012 adalah sebesar 65,4%, artinya aplikasi Drop Box dari awal mulai sampai dengan 30 April 2012 cukup efektif.
2. Kontribusi Drop Box Terhadap Penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali Penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali tidak hanya berasal dari Drop Box tetapi ada juga yang berasal dari pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir, Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), melalui elektronik (e-filling) pada laman Direktorat Jenderal Pajak atau penyedia jasa aplikasi. Disini penulis akan menjelaskan tentang
36
kontribusi penerimaan SPT Tahunan melalui Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan yang ada di KPP Pratama Boyolali.
Tabel II.5 Penyampaian SPT Tahunan keseluruhan dan melalui Drop Box Tahun 2009 – 2012 (Per 30 April 2012) Jumlah SPT Tahunan
Jumlah SPT Tahunan
Keseluruhan
melalui Drop Box
Tahun
2009
16.209
1.325
2010
26.498
20.952
2011
31.352
27.119
2012
22.564
21.383
Sumber : KPP Pratama Boyolali
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan yang ada di KPP Pratama Boyolali adalah sebagai berikut: Kontribusi=
Tahun 2009
=
= 8,17% Tahun 2010
=
= 79,07%
37
Tahun 2011
=
= 86,49% Tahun 2012
=
= 94,8% Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa kontribusi Drop Box setiap tahunnya terus meningkat, hal ini disebabkan para Wajib Pajak sudah mulai memanfaatkan kemudahan yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak yaitu menyampaikan SPT Tahunan melalui aplikasi Drop Box.
3. Kendala yang Muncul dalam Sistem Penyampaian SPT Tahunan Melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali Serta Upaya yang Diperlukan dalam Menghadapi Kendala Tersebut a. Kendala: 1) Minimnya sosialisasi kepada masyarakat Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak yang belum mengetahui apa itu Drop Box, fungsi Drop Box, dan lokasi dimana ditempatkannya Drop Box, serta belum mengerti apa saja yang harusnya dikumpulkan dan dilampirkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
38
2) Wilayah kerja Drop Box yang terlalu luas Boyolali merupakan sebuah kabupaten yang memiliki wilayah kerja yang sangat luas sehingga untuk memudahkan Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan KPP Pratama Boyolali memberikan layanan berupa Drop Box. Hal tersebut akan memberikan kendala pegawai KPP dalam melakukan tugas untuk menjadi pengawas atau pendamping Drop Box dalam penerimaan SPT Tahunan karena dalam pelaksanaannya wajib pajak yang berada di kecamatan-kecamatan yang jauh dari perkotaan meminta jam pelayanan Mobil Pajak Keliling agar ditambah lagi. 3) Tujuan Drop Box memang untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunannya namun sebaliknya bagi petugas pajak menyebabkan beban baru atau petugas harus bekerja dua kali karena petugas harus mengelompokkan SPT yang masuk dalam wilayahnya dan mengirimkan SPT yang terdaftar di KPP lain serta petugas harus mengecek kembali kelengkapan SPT yang sudah dilaporkan tersebut, mengembalikan lagi dan atau meminta kelengkapan bilamana SPT yang telah diterima tidak lengkap atau salah dalam memasukkan datanya.
39
b. Upaya: 1) Penyuluhan perpajakan terhadap Wajib Pajak Memberikan penyuluhan kepada wajib pajak mengenai hak dan kewajiban mereka dalam perpajakan mengenai apa saja syarat yang harus dilengkapi dalam penyampaian SPT Tahunan pajak penghasilan
dan
sebagainya.
Penyuluhan
hendaknya
rutin
dilakukan. 2) Penyebaran informasi Selain penyuluhan, petugas juga harus rutin dalam penyebaran informasi agar Wajib Pajak tahu dan tidak ketinggalan terhadap adanya perubahan dalam peraturan. Informasi diberikan baik melalui spanduk, brosur, media cetak, media elektronik dan sebagainya. 3) Pemeriksaan dan Pengawasan Dengan pemeriksaan dan pengawasan yang teliti pada saat Wajib Pajak menyampaikan SPT tahunan melalui Drop Box, dapat mengurangi atau meminimalisasi adanya kesalahan yang dilakukan oleh Wajib Pajak salah satunya adalah SPT yang tidak lengkap. 4) Secara teknis bisa dilakukan dengan cara menambah sumber daya manusia atau dilakukan pemantauan dan pengawasan terhadap petugas dalam melaksanakan tugasnya.
BAB III TEMUAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali mengenai efektivitas penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box, penulis menemukan kelebihan dan kelemahan yang ada di lapangan. Adapun kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut: A. KELEBIHAN 1. Dengan adanya Drop Box dapat memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan sehingga Wajib Pajak tidak perlu datang ke KPP dimana Wajib Pajak tersebut terdaftar. Wajib Pajak bisa menyampaikan SPT Tahunan kapan saja dan dimana saja sesuai Drop Box ditempatkan sehingga tidak perlu mengantri. 2.
Drop Box juga berkontribusi meningkatkan persentase kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Dengan adanya Drop Box, memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya sehingga jumlah SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak mengalami peningkatan.
3. Mempercepat proses penyampaian SPT Tahunan. Jadi memungkinkan untuk terhindar dari sanksi denda karena keterlambatan penyampaian SPT Tahunan. 40
41
4. Secara umum Aplikasi Drop Box dari awal mulai pada tahun 2009 – 2012 sudah cukup efektif. Sedangkan aplikasi Drop Box yang paling efektif pada tahun 2010 yaitu sebesar 104,5%, hal tersebut karena tingginya kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya serta suksesnya sosialisasi tetang kemudahan menyampaikan SPT Tahunan menggunakan Drop Box. 5. Kontribusi Drop Box paling tinggi berada dalam tahun 2012 yaitu sebesar 94,8% artinya dari 22.564 SPT Tahunan yang diterima 21.383 diantaranya berasal dari Drop Box. Hal tersebut menandakan bahwa wajib pajak sudah mulai memanfaatkan kemudahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
B. KELEMAHAN 1. Penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali yang berada di Mall Mitra dan Kantor Pemkab Boyolali tidak efektif. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali bagian pelayanan yang bertugas pada bagian Drop Box, sebagian besar penerimaan SPT Tahunan melalui Drop Box diperoleh berasal dari antara lain Drop Box yang ditempatkan di KPP Pratama Boyolali, Mobile Tax Unit atau mobil pajak keliling yang berada di kecamatan-kecamatan, dan Pojok Pajak yang berada di Bandara
42
Adi Soemarmo. Drop Box yang berada di Mall Mitra dan Kantor Pemkab Boyolali tidak efektif karena jarak antara KPP Pratama Boyolali dengan Mall Mitra dan Kantor Pemkab terlalu dekat jadi wajib pajak cenderung ingin menyampaikan SPT Tahunannya ke Drop Box di KPP Pratama Boyolali. 2. Wajib Pajak kebanyakan belum tahu apa itu Drop Box, apa kegunaannya, dan dimana saja lokasi adanya Drop Box karena kurangnya sosialisasi oleh KPP Pratama Boyolali. 3. Seharusnya dalam pelaksanaannya Wajib Pajak yang menyampaiakan SPT Tahunan melalui Drop Box, SPT Tahunan disampaikan dalam amplop tertutup dan langsung diberikan secarik kertas tanda terima bukti bahwa telah menyampaikan SPT Tahunan dari petugas tanpa harus diperiksa atau diteliti kelengkapan dan kebenarannya terlebih dahulu. Namun dalam pelaksanaannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali, SPT Tahunan yang disampaikan oleh Wajib Pajak melalui Drop Box dilakukan penelitian atau pemeriksaan kelengkapan dan kebenarannya terlebih dahulu, padahal seharusnya SPT yang disampaikan melalui Drop Box tidak boleh diteliti terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah SPT yang tidak lengkap ataupun salah. 4. Sistem pengolahan SPT Tahunan melalui Drop Box lebih rumit, yaitu SPT Tahunan harus dipisahkan berdasarkan wilayah masing-masing dimana Wajib Pajak tersebut terdaftar. Drop Box tidak hanya menerima SPT Tahunan dimana Wajib Pajak tersebut terdaftar tetapi juga menerima SPT
43
Tahunan dari Wajib Pajak yang terdaftar di KPP lain. Setelah semuanya sudah selesai dikelompokkan berdasarkan wilayah masing-masing kemudian SPT Tahunan tersebut dikirim ke wilayah masing-masing tersebut melalui pos. 5. Efektivitas sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan yang sebelumnya sempat mengalami peningkatan yang sangat besar, hal tersebut disebabkan karena pada tahun 2011 terjadi peningkatan wajib pajak terdaftar yang cukup besar serta kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya yang berhubungan dengan efektivitas sistem penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan melalui Drop Box di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan melalui Drop Box di KPP Pratama Boyolali secara umum dianggap sudah efektif, namun Drop Box yang berada di Mall Mitra dan Kantor Pemkab Boyolali tidak efektif karena sedikit yang menyampaikan malah cenderung tidak ada. 2. Kontribusi Drop Box terhadap penerimaan SPT Tahunan di KPP Pratama Boyolali setiap tahunnya terus meningkat, hal tersebut menandakan bahwa Wajib Pajak mulai memanfaatkan kemudahan yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak yaitu Drop Box. 3. Dalam pelaksanaannya Drop Box memiliki kendala antara lain: a. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat; b. Wilayah kerja Drop Box yang terlalu luas; c. Menimbulkan beban baru kepada petugas. 44
45
B. SARAN Selain menarik kesimpulan diatas, penulis juga memberikan rekomendasi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada, yaitu : 1. Harus ada mekanisme dan pertimbangan yang jelas dalam menentukan lokasi Drop Box sehingga pada saat Drop Box diletakkan pada suatu lokasi hasilnya bisa optimal. Sebagai contoh Drop Box yang berada di Kantor Pemkab Boyolali dan Mall Mitra untuk tahun depan karena tidak efektif bisa dialihkan ke Drop Box yang berada di kecamatan-kecamatan di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan, karena dalam pelaksanaannya masyarakat yang berada di daerah pedesaan sangat antusias dalam menyampaikan SPT Tahunan dan merasa terbantu dengan adanya Drop Box karena mereka tidak perlu pergi ke kota untuk menyampaikan SPT Tahunannya. 2. Sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak menambah lagi sosialisasi tentang Drop Box mulai dari apa itu Drop Box, tujuan disediakannya Drop Box, fungsi Drop Box, SPT yang dapat disampaikan melalui Drop Box, lokasi Drop Box sampai dengan tata cara penyampaiannya dan dokumen apa saja yang harus dilampirkan dalam penyampaian SPT. Sosialisasi bisa melalui media cetak, media elektronik, brosur, spanduk, dll. Di wilayah yang sekiranya Wajib Pajak bisa mengetahuinya tidak hanya yang bermukim di daerah kota melainkan
46
juga yang bermukim di daerah pedesaan. Maka hal tersebut akan berimbas
pada
meningkatnya
kepatuhan
wajib
pajak
dalam
menyampaikan SPT Tahunannya sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan efektivitas penyampaian SPT melalui Drop Box. 3. Untuk mengurangi masalah pada saat pemisahan SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang terdaftar di KPP sendiri maupun yang terdaftar di KPP lain, sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali menyiapkan dua Drop Box, satu untuk SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP sendiri dan yang satu lagi untuk SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP lain. Dengan cara ini diharapkan pemisahan SPT Tahunan lebih mudah tidak seperti sebelumnya yang dicampur menjadi satu Drop Box.