Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh: SRI FADHILAH 106046101697
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
EFEKTIVITAS POLA KEMITRAAN DALAM KERJASAMA BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN MEGA LIFE CABANG SYARI’AH DALAM MENGEMBANGKAN SHARIA MEGA COVERS
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : SRI FADHILAH NIM: 106046101697
Di Bawah Bimbingan: Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 195607121981031003
Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ NIP.196905282008012010
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 01 Februari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 01 Februari 2011 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012 Panitia Ujian Munaqasyah 1. Ketua
: Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM NIP: 195505051982031012
(………………….)
2. Sekretaris
: Mu‟min Rauf, S.Ag., M.A NIP: 150281979
(………………….)
3. Pembimbing I
: Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP: 195607121981031003
(………………….)
4. Pembimbing II
: Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ NIP: 196905282008012010
(………………….)
5. Penguji I
: Dr. H. Umar Al Hadad, M.Ag NIP: 1968090419940110
(………………….)
6. Penguji II
: Mohammad Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si NIP:198110132008011006
(………………….)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,
27 Shafar 1432 H 01 Februari 2011 M
SRI FADHILAH
ABSTRAK SRI FADHILAH NIM 106046101697. Efektivitas Pola Kemitraan Bank Muamalat Dengan Mega Life Cabang Syari‟ah Dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dalam kerjasama yang dilakukan oleh Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang Syari‟ah dan mengetahui manfaat yang diperoleh dari kerjasama tersebut bagi kedua belah pihak. Pada penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh langsung dari data-data dan wawancara dari kedua belah pihak mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan 30 November 2010. Sedangkan untuk metode analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dengan model Spradley, yaitu dengan metode purposive sampling dan snowball sampling.Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa adanya ketidakefektifan dalam kerjasama ini karena sasaran/target dan tujuan dari kerjasama ini belum tercapai, yaitu tidak tercapainya target nasabah yang dipengaruhi oleh penambahan biaya administrasi pada produk Shar-E. Selain itu, pada tahun 2009 penjualan terhenti selama 3 (tiga) bulan karena ada perubahan system IT baru pada Bank Muamalat dan kerjasama ini belum diperpanjang dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun.
Pembimbing I
:
Pembimbing II
:
Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 195607121981031003 Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ NIP. 196905282008012010
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas Pola Kemitraan Dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia Dengan Mega Life Cabang Syari‟ah Dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers”, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ, Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, motivasi, pengarahan dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 5. Ayahanda tercinta Bapak Sumanta, A.Ma dan Ibunda tersayang Ibu Aryati, karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang diberikan kepada penulis,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. Emak, Abah, hatur nuhun nya yang sebesar-besarnya, kasih sayangmu tak terhingga sepanjang masa. “Ya Allah,
sayangilah
mereka
sebagaimana
mereka
menyayangiku
sejak
kecil…”amiiin. 6. Teruntuk kakak-kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu Kakak, Teteh, T‟Muth, K‟Ucup, dan K‟Ijal, terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Adik-adikku yang cantik-cantik dan pinter-pinter, Icha, Iim, dan Zizah, terima kasih atas do‟a yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Na, Umi, Eka, Lia, Riri n Eti yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah dan memberikan solusi yang paling baik kepada penulis, serta untuk seluruh sahabat-sahabatku tercinta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 8. Seluruh sahabat-sahabatku di HMB Jakarta, Neneng, Teny, Yoe2, Ari, Ipin, Aang, terima kasih banyak atas motivasi dan do‟a yang diberikan kepada penulis selama proses dalam menyusun skripsi ini, dan kawan-kawan HMb yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu. 9. Segenap guru-guru, pengurus, dan anak-anak TPA Al-Muhajirun Komplek Telkom, terima kasih yang sebesar-besarnya telah mengisi hari-hari dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Bapak Ahmad Sehu Ibrahim selaku Manager SalamMuamalat yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi, “maaf ya pak udah banyak ngerepotin bapak”.
11. Bapak Yan Edwinariel, SH dan bapak Ichwan Jufri, S.H.I selaku staff marketing Mega Life Cabang Syari‟ah yang telah meluangkan waktunya hanya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta segenap karyawan Mega Life Cabang Syari‟ah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di Mega Life Cabang Syari‟ah. 12. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006, terutama PSD 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan. 13. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullahu Khairul Jaza.
Ciputat, 27 Shafar 1432 H 01 Februari 2011 M
SRI FADHILAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iv DAFTAR TABEL…...……………………………………………………………..viii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………......ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………...1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah…...……………...….7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..…………………………………………8 D. Review Studi Terdahulu………………………………………………...10 E. Kerangka Teori………………………………………………………….12 F. Kerangka Pemikiran…………………………………………………….16 G. Metodologi Penelitian…………………………………………………..17 H. Sistematika Penulisan………………………………………………...…20 BAB II : LANDASAN TEORI A. Efektivitas................................................................................................23 1. Pengertian Efektivitas…..……………………………………………23 2. Tolak Ukur Efektivitas………………………………………………27 B. Kemitraan……………………………………………………………….29 1. Pengertian Kemitraan………………………………………………..29 2. Jenis-jenis Mitra……………………………………………………..30 3. Hubungan Antar Mitra…………………………………….…………31 C. Kerjasama (Musyarakah)……………………………………………….33 1. Pengertian Kerjasama (Musyarakah)………………………………..34 2. Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah)…………………………….36 3. Jenis-jenis Musyarakah/ Syirkah………………………………….....37 4. Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah)………………..40
D. Kerjasama bagi hasil (Mudharabah)…………………………………....43 1. Pengertian Mudharabah…………………………………………..…43 2. Landasan Syari‟ah………………………………………………...…44 3. Jenis-jenis Mudharabah……………………………...……………...45 4. Rukun Mudharabah…………………………………………………46 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………………………………….48 1. Metode dan Sifat Penelitian……………………………………….....48 2. Data Penelitian……………………………………………………….48 3. Populasi dan Sampel…………………………………………………49 4. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data……………………….......50 5. Objek Penelitian……………………………………………...……...52 B. Analisis Data……………………………………………………………53 1. Metode Analisis Data………………………………………………..53 2. Analisis Sebelum di Lapangan………………………………………53 3. Analisis Selama di Lapangan Model Spradley………………………54 4. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………..57 BAB IV : GAMBARAN UMUM SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS EFEKTIVITAS KERJASAMA A. Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers…………………….......64 1. Definisi Sharia Mega Covers………………………………………...64 2. Kenapa Sharia Mega Covers………………………………………...64 3. Sharia Mega Covers “Satu Shar-E Mega Fasilitas”……….…....…..65 4. Plan Sharia Mega Covers……………………………………...…….66 5. Manfaat Sharia Mega Covers………………………………………..70 6. Ketentuan Peserta Sharia Mega Covers……………………………...70 7. Ketentuan Seleksi Risiko Sharia Mega Covers……………………...71 8. Polis dan Ketentuan Lainnya………………………………………...73 9. Mulai dan Berakhirnya Asuransi…………………………………….73
10. Data Tambahan Dalam Aplikasi……………………………………74 11. Pengecualian……………………………………………...………...74 12. Mekanisme Klaim…………………………………………………..76 B. Pola dan Akad Kerjasama Produk Sharia Mega Covers………………..79 1. Pola Kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah……………………………………………...……...79 2. Akad Kerjasama…………………………………………………….. 80 C. Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers……………………81 1. Sasaran……………………………………………………………….81 2. Tujuan………………………………………………………………..82 3. Target Peserta Sharia Mega Covers………………………………….82 4. Manfaat Kerjasama bagi Kedua Belah Pihak………………………..83 D. Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers…………….84 1. Data Penerbitan Produk Sharia Mega Covers……………………….84 2. Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers…………………………...86 3. Perbandingan antara Penerbitan Kartu dengan Perolehan Peserta Sharia Mega Covers………………………………………………….87 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan…………..…………………………………………...….....92 B. Saran………………………………………………………………….....94 DAFTAR PUSTAKA………………….…………………...………………………95
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu………….………...………..………10 2. Tabel 2.1. Berbagai Bentuk Syirkah dan Pandangan Ulama………..….40 3. Tabel 3.1. Analisis Domain Kerjasama Produk Sharia Mega Covers….55 4. Tabel 4.1. Kesimpulan Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers………………………………………………………………...…84 5. Tabel 4.2. Jumlah Penerbitan Paket Sharia Mega Covers…………..….84 6. Tabel 4.3. Jumlah Perolehan Peserta Sharia Mega Covers………..…...86 7. Tabel 4.4. Akumulasi Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers..……….87 8. Tabel 4.5. Persentase Jumlah Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers…88
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran..…………………………………….16 2. Gambar 2.1. Efisiensi dan Efektivitas dalam Manajemen………......…26 3. Gambar 2.2. Skema Musyarakah…………………………………........35 4. Gambar 2.3. Skema Mudharabah……..………………………………..46 5. Gambar 3.1. Analisis Taksonomi pada Kerjasama Sharia Mega Covers…………………………………………………………………...56 6. Gambar 4.1. Grafik Penerbitan Kartu Sharia Mega Covers Periode 20072010......................................................................................................…85 7. Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Periode 2007-2010……………………………………………………………….86 8. Gambar 4.3.Grafik Perbandingan Penerbitan dan Jumlah Peserta Sharia Mega Covers……...…………………………………………………….89
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Secara umum, bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Bank juga melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Dalam perbankan syari‟ah, ketiga fungsi tersebut harus dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan syari‟ah yang secara formal di Indonesia ditetapkan oleh Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Pada dasarnya praktek ekonomi Islam sudah mulai dilakukan semenjak masa kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Secara bertahap teori, syari‟at dan praktek perekonomian Islam terus terbangun seiring dengan perkembangan peradaban Islam. Setelah Rasulullah wafat, generasi Khulafaur Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Utsmaniyyah, kerajaan mamalik di Mesir, kerajaan Murabithin dan Muwahhidin di Maroko dan Kerajaan Mongol di India dan Asia, telah mempraktekan dan mengembangkan sistem perekonomian Islam yang memberikan kesejahteraan dan kemakmuran.1 Dalam suatu perekonomian tidak terlepas dari produksi, distribusi dan konsumsi, dan dalam dunia modern
1
Ali Sakti. Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, cetakan pertama, Maret 2007. h. 29.
adanya intermediasi dan kebijakan pemerintah, yang mana semua itu bergantung pada tenaga kerja, sumber daya alam, manajemen, dan lain sebagainya. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi internasional tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.2 Upaya intensif pendirian Bank Islam di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) yang mengatur tentang deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang-undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0% (nol persen).3 Pesatnya perkembangan lembaga perbankan Islam karena bank Islam memiliki keistimewaan-keistimewaan, salah satu keistimewaannya yang paling utama yaitu melekat pada konsep (build in concept) dengan berorientasi pada kebersamaan. Selain itu, sebagai lembaga yang keberadaannya lebih baru dari pada bank-bank
konvensional, bank Islam menghadapi permasalahan-
permasalahan, baik yang melekat pada aktivitas maupun pelaksanaannya.
2
Warkum Sumitro. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI, Takaful, dan Pasar Modal Syari‟ah) di Indonesia, Ed. Revisi, cet. 4, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004. h. 1. 3 Zainul Arifin. “Shariah Life”, artikel dipublikasikan pada tanggal 16 Januari 2007, diakses pada tanggal 26 Oktober 2010 dari http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/perkembangan-bank-islamdi-indonesia.
Islam melarang memboroskan, menghamburkan harta atau uang, dan menimbun harta benda atau uang (ihtikar). Menimbun berarti menghilangkan manfaat harta benda dan uang, serta menghilangkan kepentingan umum dalam peredaran harta dan uang. Sedangkan harta itu sendiri hakekatnya milik Allah, dan manusia adalah sebagai makhluk yang diamanati, dititipi yang harus menjalankannya dengan baik. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an :
……
“Belanjakanlah harta yang dikuasakan kepadamu oleh Allah untuk mengurusnya”.(Q.S. Al-Hadid : 7). Namun demikian, Islam juga memberikan batasan terhadap pemilik harta dalam pengembangan dan investasinya dengan cara-cara yang benar (syar‟i) dan tidak bertentangan dengan akhlak, norma dan nilai-nilai kemuliaan. Tidak pula bertentangan dengan kemaslahatan sosial karena dalam Islam ekonomi dan akhlak tidak dapat dipisahkan.4 Perbankan bebas bunga dalam bentuknya yang murni didasarkan atas konsep syirkah (kemitraan) atau musyarakah, dan mudharabah (bagi-hasil). Sebuah bank Islam dipahami sebagai intermediator keuangan yang menggalang tabungan
4
Akhmad Mujahidin. Ekonomi Islam, Ed. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. h. 181.
masyarakat berdasarkan prinsip mudharabah dan menanamkan modal kepada pengusaha-pengusaha.5 Produk perbankan syari‟ah yang termasuk produk penghimpunan dana (funding) adalah tabungan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun1998 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun yang dimaksud dengan tabungan syari‟ah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah. Dalam hal ini, Dewan Syari‟ah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadi‟ah dan mudharabah.6 Kinerja perbankan syari‟ah memiliki andil besar bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Paling tidak terbukti ketika terjadi krisis keuangan sejak akhir 1997, sistim pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah mampu bertahan dan memiliki kinerja lebih baik. Era perbankan syari‟ah di Indonesia dimulai pada 1992 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai lembaga perbankan syari‟ah yang pertama. Sejak saat itu, tingkat pertumbuhan perbankan syari‟ah di tanah air
5
Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Ptaktik, dan Prospek, cetakan I, Jakarta, 2007. PT. Serambi Ilmu Semesta, h. 218. 6 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, edisi 3-4, h. 297.
sangat signifikan, rata-rata mencapai 70% setiap tahun. Pada 2005 telah hadir 3 bank umum syari‟ah, 17 unit usaha syari‟ah dari bank umum konvensional, dan 90 bank perkreditan syari‟ah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.7 Seiring perkembangan perbankan syari‟ah di Indonesia, juga diikuti dengan perkembangan lembaga keuangan syari‟ah, salah satunya adalah asuransi syari‟ah. Asuransi syari‟ah (ta‟min, takaful atau tadhamun) dalam fatwa DSN MUI adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syari‟ah. Akad yang sesuai dengan syari‟ah yang dimaksud adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.8 PT. Asuransi Jiwa Mega Life mendapatkan penghargaan sebagai asuransi jiwa terbaik 2009 pada Investor Award 2009 yang diadakan di Jakarta pada 1 Juli 2009. Investor Awards merupakan ajang pemberian penghargaan bagi perusahaan asuransi dengan kinerja memuaskan. Predikat terbaik diraih Mega Life untuk kategori aset Rp 1,5 sampai dengan Rp 5 trilyun. Dewasa ini, semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat, membuat
mereka ingin memiliki cadangan dana untuk kebutuhan di masa depannya dan
7
Hermawan Kartajaya, Muhamad Syakir Sula., Syari‟ah Marketing, Jakarta, PT. Mizan Pustaka, 2006. h. 195. 8 Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta : Kencana, 2009., Edisi 1 cetakan 1., h. 245.
bagaimana agar dana mereka itu dikelola dengan baik. Selain memiliki simpanan, mereka juga berkeinginan agar dirinya bisa terjamin dengan asuransi sekaligus supaya dana yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan terjangkau oleh setiap orang terutama kalangan menengah ke bawah. Semakin maraknya industri perbankan syari‟ah, sekarang sudah banyak bank syari‟ah
yang
mengeluarkan
berbagai
macam
produk
terutama
dalam
penghimpunan dana masyarakat, salah satunya yaitu produk Syari‟ah Mega Covers. Sharia Mega Covers adalah kartu multiguna bertabungan dan memiliki manfaat asuransi syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai (bebas biaya) di 12.000 ATM bersama, sebagai kartu debit di lebih dari 40.000 merchant dan sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah organisasi. Adapun alasan penulis memilih judul “Efektivitas Pola Kemitraan Dalam Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari’ah Dalam Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers” yaitu karena adanya rasa keingintahuan penulis terhadap pola kemitraan dan sejauh mana tingkat efektivitas kemitraan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia Mega Covers tersebut.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mengenai kerjasama produk Sharia Mega Covers ini sangat kompleks dan penting untuk dibahas, karena pada umumnya produk asuransi yang dikelola oleh perusahaan asuransi hanya terfokus pada transaksi asuransi. Dalam hal ini produk Sharia Mega Covers merupakan produk asuransi bertabungan, dimana terdapat kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah. Dalam kerjasama tersebut terdapat tentunya ada beberapa permasalahan yang dihadapi antara kedua belah pihak, diantaranya dalam aspek pemasaran, tujuan, sasaran dan sistem kerjasama, kurangnya SDM yang berbasis syari‟ah, akad, klasifikasi kerja, sosialaisasi produk. Dari permasalahan tersebut akan terlihat seberapa jauh tingkat efektivitas dari kerjasama produk Sharia Mega Covers. 2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak melebar dan lebih terarah, maka penulis hanya membatasi tentang bentuk pola kemitraan dan tingkat efektivitas kerjasama yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia Mega Covers.
3. Perumusan Masalah Dari pembatasan di atas maka masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut : a. Apakah akad yang diterapkan dalam kerjasama produk Sharia Mega Covers sudah sesuai dengan prinsip syari‟ah? b. Apakah kerjasama produk Sharia Mega Covers antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah sudah efektif, yaitu mencapai target, sasaran dan tujuan? c. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan Sharia Mega Covers? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk menjelaskan akad yang diterapkan dalam kerjasama produk Sharia Mega Covers yang dilakukan antara PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah. b. Untuk menganalisa tingkat efektivitas perkembangan produk Sharia Mega Covers dilihat dari pencapaian sasaran, tujuan, dan target peserta Sharia Mega Covers. c. Untuk memaparkan kendala-kendala yang dihadapi dalam kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia dengan PT.
Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia Mega Covers. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi akademik, hasil penelitian ini dapat menjadi media untuk mengembangkan industri perbankan syari‟ah. b. Bagi perusahaan, semoga dari hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan
dan
bahan
evaluasi
dalam
meningkatkan
serta
mengembangkan kinerja perbankan dan asuransi syari‟ah yang kompetitif. c. Bagi masyarakat umum, semoga dari hasil penelitian ini banyak memberikan kontribusi pada perusahaan dalam mensejahterakan ummat. D. Review Studi Terdahulu Tabel 1.1 Review Studi terdahulu No. 1
Judul dan Penulis “Mekanisme Kerjasama PT. Bank Skripsi
Fokus Penelitian ini
meneliti
tentang
Muamalat Indonesia Tbk dengan bagaimana mekanisme perjanjian PT. Asuransi Takaful Keluarga kerjasama PT. Bank Muamalat Dalam
Pengembangan Indonesia dengan PT. Asuransi
fullProtek”. Disusun oleh Rahayu Takaful Tridhoni
Jurusan
Keluarga
dalam
Perbankan pengembangan fullProtek. Pada
Syari‟ah Non-Reguler UIN Syarif hasil penelitian ini difokuskan Hidayatullah Jakarta Tahun 2008.
kepada isi perjanjian dan bentuk kerjasama antara kedua belah pihak, dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap mekanisme kerjasama tersebut.
2
“Efektivitas
Pemanfaatan
Al Dalam
skripsi
ini
membahas
Qardhul Hasan Bagi Pedagang mengenai bagaimana efektivitas Kecil
(Studi
Husnayain Disusun
Pada
Jakarta oleh
Rini
BMT pemanfaatan Al Qadhul Hasan Timur)”. Bagi Pedagang Kecil. Penelitian Yulianti ini difokuskan pada efektivitas
Jurusan Perbankan Syari‟ah UIN sebelum dan sesudah pinjaman Al Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Qardhul Hasan yang diberikan 2008 M/ 1429 H.
kepada pedagang dan perubahan pendapatan sebelum dan sesudah mendapat Al Qardhul Hasan.
3
“Analisis Sebagai
Efektivitas Salah
Satu
Iklan Jurnal
ini
membahas
tentang
Strategi analisis efektivitas perdagangan.
pemasaran Perusahaan Percetakan Penelitian ini difokuskan pada Dan Penerbitan PT. Rambang efektivitas Dengan
periklanan
PT.
Menggunakan Metode Rambang dengan menggunakan
Epic Model”. Disusun oleh Yudi analisis Model EPIC (Empaty, Farola Bram, Alumni Magister Persuasion, Manajemen
Impact,
and
Universitas Communication).
Sriwijaya. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Tahun 2005. 4
“Telaah Program
Tentang
Revitalisasi Dalam
Kerjasama
jurnal
Institusi mengenai
ini
dibahas
kerjasama
antar
UNLA Sebagai Respons Atas UU lembaga. Fokus pada penelitian BHP”. Ditulis oleh Asep Hidayat ini adalah dengan menggunakan pada
Jurnal
Budaya
Pendidikan
(EDUCARE)
dan analisis
SWOT
Tahun Kelemahan,
2010.
Hambatan),
(Kekuatan,
Peluang yakni
dan
fakta
mempengaruhi
yang
program
kerjasama Institusi UNLA.
Dengan melihat studi review terdahulu diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi fokus penulis yaitu bentuk pola kemitraan yang dilakukan serta mengukur tingkat efektivitas dalam kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk
dengan
PT.
Mega
Life
mengembangkan produk Syari‟ah Mega Covers.
Cabang
Syari‟ah
dalam
E. Kerangka Teori 1. Efektivitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan).9 Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.10 Efektivitas juga menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output.11 Efisien dan efektif itu satu seperti dua sisi mata uang, tidak bisa sepotong-sepotong. Efektif dan efisien adalah satu hal yang saling menyatu. Untuk mencapai sasaran yang efektif seperti high profit, return yang tinggi, margin yang tinggi, efisiensi (penghematan) harus dilakukan. Jika yang dilakukan hanya
9
Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1., Jakarta : Balai Pustaka, 1998. h. 284. 10 Danfar, artikel ini diakses pada 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertiantentang-efektivitas.html. 11 Indra Bastian. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2006), h. 77-78.
efisiensi saja, efektivitas tidak akan tercapai. Efisiensi dan efektivitas itu merupakan satu paket.12 Adapun menurut Drucker, efektivitas erat kaitannya dengan efisiensi, dimana efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right), sedangkan efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right thing). Dalam bahasa yang sangat sederhana lagi dapat kita artikan bahwa efisiensi adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada pemborosan. Sebaliknya efektifitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara cepat.13
Bagi Drucker, efektivitas adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan.14 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat (tepat waktu dan tepat guna), efektif, dan efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 2. Kemitraan Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan kerja, atau rekan. Sedangkan kemitraan itu sendiri adalah perihal hubungan (jalinan kerjasama) sebagai mitra.15
12
Suryo Danisworo, Hendri Tanjung, Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 Prinsip Suryo Management, (Jakarta : PT. Grasindo, 2001), h. 142. 13 Amirullah dan Haris Budiyono,Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet ke2 h. 8. 14 Husein Umar. Business An Introduction, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. Ke-2, h. 73. 15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1988.
Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah : “Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.16 Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997 terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”. 3. Kerjasama (Musyarakah) Kemitraan
dalam
ekonomi
Islam
adalah
kemitraan
dengan
menggunakan akad musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih dalam melakukan suatu usaha tertentu, yang mana keuntungan dan kerugiannya telah dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Prinsip musyarakah dimasukkan ke dalam struktur modal bank-bank Islam, sama dengan konsep kemitraan, dan konsep pemilikan saham gabungan.
16
Artikel ini diakses pada tanggal 10 Juni 2010, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewFile/16220/16212.
jam
12:14
dari
Menurut Luth (2001 : 38), upaya untuk memilih pekerjaan dan menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan.17 4. Mudharabah (Kerjasama Bagi Hasil) Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua pihak, yaitu pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan sejumlah dana kepada pengusaha/pengelola dana (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak PLS yang akan memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungan/kerugian proyek yang mereka biayai.18 F. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran BANK
Akad
ASURANSI
Kerjasama Produk
Produk Bentuk Kerjasama
Sasaran dan Tujuan Efektivitas Kerjasama Manfaat/Hasil
17
Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama, h. 76. Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek), Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60. 18
Pada bagan diatas menjelaskan bahwasanya perbankan melakukan akad kerjasama dengan perusahaan asuransi dalam menggabungkan produk kedua perusahaan tersebut dengan menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dari kedua belah pihak. Dari kerjasama itu dibentuklah sebuah produk penggabungan dari dua produk yang berbeda (co-branding), produk bank dengan asuransi dalam 1 (satu) paket. Pada kerjasama produk tersebut memiliki sasaran dan tujuan, diketahui pula bentuk dari kerjasama yang mereka sepakati. Kerjasama yang berhasil adalah kerjasama yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, yakni sasaran dan tujuan dari kerjasama tersebut sudah dicapai dengan hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yaitu Efektivitas Pola Kemitraan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers.
2. Data Penelitian Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang bersangkutan, serta dokumentasi dan arsip perusahaan. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber, jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut : a. Riset Kepustakaan (Library Research) Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku, artikel,
jurnal
dan
informasi-informasi
tertulis
lainnya
yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dan proses penulisan.
b. Riset Lapangan (Field Research) Dalam riset ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data dengan menggunakan tiga cara: 1) Observasi, merupakan pengamatan langsung dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. 2) Interview, adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.19 Interview ini digunakan dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak yang bersangkutan dan dikerjakan secara sistematis serta berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang terkait yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan PT. Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Syari‟ah. 3) Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan yang didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan penelitian. 4. Objek Penelitian Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Gedung Arthaloka Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman No. 2,
19
B. Sandjaja & Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2006. h.
145.
Jakarta 10220 dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah, Menara Bank Mega Lt. 22, Jl. Kapten Tendean Kav. 12 – 14 A, Jakarta 12790. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan tanggal 30 November 2010. 5. Metode Analisis Data Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang berkompeten dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan. 6. Teknik Penulisan Adapun mengenai teknik penulisan karya tulis ini, penulis mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. H. Sistematika Penulisan Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya dalam lima bab yang secara garis besar sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Kerangka
Pemikiran, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta Sistematika Penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan tentang Pengertian Efektivitas, Tolak Ukur Efektivitas, Pengertian Kemitraan, Jenis-jenis Mitra, Hubungan Antar Mitra, Pengertian Kerjasama (Musyarakah), Dasar
Hukum
Kerjasama
(Musyarakah),
Macam-macam
Kerjasama (Musyarakah), Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah), Pengertian Mudharabah (Bagi Hasil), Landasan Syari‟ah
Mudharabah,
Jenis-jenis
Mudharabah,
Jenis-jenis
Mudharabah, dan rukun Mudharabah. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Metodologi Penelitian yang mencakup Jenis Penelitian, Metode dan Sifat Penelitian, Data Penelitian,
Populasi
dan
Sampel,
Instrumen
dan
teknik
Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Analisis Data, Metode Analisis Data, Analisis Sebelum di Lapangan, Analisis Selama di Lapangan model Spradley, serta Uji Validitas dan Reliabilitas. BAB IV : GAMBARAN UMUMP RODUK SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS EFEKTIVITAS KERJASAMA Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers yang mencakup Definisi, Plan, Manfaat, Ketentuan
Peserta, Ketentuan Seleksi Risiko, Polis, Mulai dan Berakhirnya Asuransi, Data Tambahan dalam Aplikasi, Pengecualian, dan Mekanisme Klaim,
Pola dan Akad Kerjasama, Efektivitas
Kerjasama, serta Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan).20 Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.21 Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output.22 Efisien dan efektif itu satu seperti dua sisi mata uang, tidak bias sepotong-sepotong. Efektif dan efisien adalah satu hal yang saling menyatu. Untuk mencapai sasaran yang
20
Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1., Jakarta : Balai Pustaka, 1998. h. 284. 21 Othenk, ”Kunci efektivitas untuk produktivitas maksimal”, Artikel ini di akses pada tanggal 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html. 22 Indra Bastian. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2006), h. 77-78.
efektif seperti high profit, return yang tinggi, margin yang tinggi, efisiensi (penghematan) harus dilakukan. Jika yang dilakukan hanya efisiensi saja, efektivitas tidak akan tercapai. Efisiensi dan efektivitas itu merupakan satu paket.23 Adapun menurut Drucker, efektifitas erat kaitannya dengan efisiensi, dimana efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right), sedangkan efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right thing). Dalam bahasa yang sangat sederhana lagi dapat kita artikan bahwa efisiensi adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada pemborosan. Sebaliknya efektifitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara cepat.24 Bagi Drucker, efektivitas adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan.25 Selanjutnya, Stoner, James A.F. dan Freeman, R. Edward (1994) menjelaskan, efisiensi yaitu kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan dengan benar. Pada sisi lain, efektivitas adalah kemampuan untuk memiliki sasaran yang tepat. Lalu James A.F. Stoner menyarankan, sebelum memusatkan
23
Suryo Danisworo, Hendri Tanjung, Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 PrinsipSuryo Management, (Jakarta : PT. Grasindo, 2001), h. 142. 24 Amirullah dan Haris Budiyono,Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet ke2 h. 8. 25 Husein Umar. Business An Introduction, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. Ke-2, h. 73.
perhatian pada efisiensi, kita perlu yakin bahwa telah menemukan hal yang benar untuk dilakukan.26 Perusahaan yang gagal meraih target yang telah ditetapkan tidak bisa disebut sebagai efisien apalagi efektif. Pencapaian target di sini bisa dinyatakan sebagai sebuah indeks obyektif dari efektivitas perusahaan. Yakni tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tingkatan produksi tertentu, kualitas dan tingkat biaya dari produksi itu sendiri juga perlu dipertimbangkan. Apabila biaya produksi meningkat karena banyaknya „bahan bakar‟ yang digunakan, dan kualitasnya buruk sehingga kerja tambahan diperlukan, maka pencapaian target tersebut belumlah menggambarkan efektivitas perusahaan. Dan itu juga tak bisa disebut sebagai efisien. Jadi pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Dari beberapa pengertian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, dan efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan. Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu
26
h. 9.
Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Grasindo, Yayasan Trisakti, 2001),
perusahaan telah memperhatikan efektifitas operasionalnya. Dengan demikian, dapat kita ambil kesimpulan bahwa antara efektifitas dan efisiensi saling terkait satu sama lain, suatu perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengejar tujuan semata, akan tetapi bagaimana tujuan itu bisa dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. Gambar 2.1 Efisiensi dan Efektifitas Dalam Manajemen Efisiensi (Alat)
Efektifitas (hasil akhir) Pencapaian sasaran
Penggunaan Sumber Daya Limbah tinggi
Limbah Rendah
Pencapaian Tinggi
Pencapaian Rendah
Manajemen Sukses : Efisiensi Tinggi dan Efektifitas Tinggi
Sumber: Stephen P. Robins dan Mary Coulter27 Banyak perusahaan maupun lembaga social masyarakat yang bekerja secara efisien tetapi belum tentu bisa efektif. Suatu perusahaan bisa saja melakukan tindakan-tindakan yang salah tapi dilakukan secara baik.
27
h. 9.
Stephen P. Robins dan Mary Coulter, Manajemen, edisi ke-6 (Jakarta: PT. Prenhallindo,1999),
2. Tolak Ukur Efektivitas Dengan melihat beberapa pengertian efektivitas diatas, maka dalam mencapai efektivitas dan efisiensi kerja haruslah memenuhi syarat-syarat ataupun ukuran sebagai berikut : a. Berhasil guna. Yaitu suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dan mencapai target sesuai dengan apa yang telah direncanakan. b. Ekonomis. Dalam usaha pencapaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja material, peralatan waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak ada pemborosan serta penyelewengan. c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab. Yakni untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. d. Pembagian kerja yang nyata. Yakni pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia. e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. f. Prosedur kerja yang praktis. Kegiatan kerja adalah kegiatan yang praktis, target
efektif
dan
ekonomis,
pelaksaan
kerja
yang
dapat
dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.28 Untuk itu suatu perusahaan perlu secara cermat dan terampil mempelajari kondisi lingkungannya. Maka program-program, kebijakan dan strategi pengembangan sangatlah tergantung pada kondisi ekonomi, teknologi, dan lingkungan sosial serta psikologis. Perusahaan juga perlu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan pasar, fiskal dan kebijakan lain dari pemerintah, kondisi ekonomi nasional dan faktor-faktor lain yang punya pengaruh penting pada efektivitas perusahaan. Sedangkan dalam manajemen Islam untuk mengatur hidupnya agar selalu efisien dan efektif adalah sebagai berikut: a.
Prinsip keseimbangan (tawazun), maksudnya dalam menjalankan suatu kegiatan seorang muslim haruslah berbuat, bertindak yang harmonis, pantas dan wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak juga kikir dan pelit.
b.
Prinsip mencapai kemanfaatan, maksudnya seorang muslim dalam menjalankan kegiatan usahanya harus bermanfaat bagi dirinya, bagi orang lain, bagi lingkungan dan agamanya.
c.
Prinsip tidak boros (mubazir), yang dimaksud disini adalah setiap muslim dalam menjalankan aktivitasnya dalam menggunakan harta, waktu dan tenaga tidak dipergunakan secara boros. Jika dilihat dari sudut ekonomi
28
Sujadi F.X, O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, (Jakarta : CV. Masagung, 1990), Cet ke-3, h. 36-39.
sifat ekonomi sifat boros termasuk biaya sehingga dalam penggunaan biaya menjadi beban dalam manajemen. d.
Prinsip berlaku adil, maksudnya adalah seseorang yang ingin mencapai tindakan yang efisien haruslah berlaku adil terhadap dirinya, terhadap orang lain, dan adil daam semua perbuatannya.29
B. Kemitraan 1. Pengertian Kemitraan Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan kerja, atau rekan. Sedangkan kemitraan itu sendiri adalah perihal hubungan (jalinan kerjasama) sebagai mitra.30 Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah : “Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.31 Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997 terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha 29
Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta : Unsri, 2009, Cet III, h. 153-158. 30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, h. 588. 31 http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewFile/16220/16212.
Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”. Kemitraan adalah hubungan yang terjadi antara orang-orang yang melakukan bisnis pada umumnya untuk memperoleh suatu keuntungan. Kemitraan terjadi atas persetujuan, yang mungkin secara lisan, berbentuk prilaku, tertulis (yang mencakup kemitraan), atau diatas segel (untuk akte hubungan yang resmi).32 2. Jenis-jenis Mitra Ada empat pokok jenis mitra33: a. Kemitraan Biasa, yaitu orang yang dipercaya secara pribadi atas semua hutang dan obligasi suatu perusahaan dan ia ikut ambil bagian dalam pengelolaan usaha tersebut. Oleh karena itu ia disebut mitra yang aktif; b. Mitra Pasif, yang memberikan modalnya, memperoleh bagian keuntungan dan secara perseorangan dipercaya atas hutang dan obligasi perusahaan, tetapi tidak ambil bagian dalam managemen; c. Mitra Terbatas, orang yang wewenangnya dibatasi oleh besarnya modal yang ia tanamkan, dan yang tidak dapat ambil bagian dalam managemen perusahaan. Berdasarkan hukum ia berada dalam deretan
32 33
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 354. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 354.
yang lemah sedangkan mitra pasif juga demikian oleh karena kehendaknya sendiri; d. Mitra yang mendatangkan Keuntungan, orang yang diijinkan untuk masuk ke dalam suatu perusahaan. Ia tidak diberi wewenang sebagai kreditor perusahaan bagi sesuatu yang telah dilakukan sebelum ia bergabung menjadi mitra. Namun demikian, mungkin ia dengan perjanjian khusus dapat diberi wewenang. 3. Hubungan Antar Mitra Posisi mitra pada umumnya, dapat dilihat dengan dua cara ; (a) Harta Kemitraan, dan (b) Hak-hak Pokok Mitra.34 a. Harta Kemitraan Harta kemitraan adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu modal awal kemitraan atau hasil usaha, baik melalui perdagangan maupun dengan cara lain sebagai milik perusahaan atau untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang menyangkut bisnis kemitraan. b. Hak-hak pokok Mitra Seorang mitra memiliki hak-hak pokok sebagai berikut yang diberikan oleh co-mitra: 1. Diberikan kepercayaan sepenuhnya secara fair dan baik dari comitranya dalam segala bentuk kemitraan. 34
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 356.
2. Berhak untuk ikut ambil bagian dalam manajemen bisnis kemitraan. 3. Dapat mencegah masuknya mitra baru atas persetujuan comitranya. 4. Sifat dari bisnis kemitraan tidak dapat diubah tanpa persetujuan mutlak dari seluruh kemitraan, dan apabila menyetujui
setiap
mitra dapat menggunakan, menelliti dan mencontoh sebagian yang ada. 5. Mitra tidak dapat dipecat begitu saja dengan mayoritas co-mitra kecuali atas kesepakatan diantara para mitra. 6. Berhak untuk memperoleh upah atau bagian dari perusahaan yang dianggap sebagai gaji atau wewenang pribadi yang diberikan kepadanya. 7. Semua mitra berhak untuk andil yang sama dalam permodalan dan perolehan keuntungan bisnis dan juga sama-sama memikul beban jika mengalami kerugian. 8. Dapat memberikan secara mutlak atau melalui perwakilan asset dan keuntungan yang menjadi bagiannya di dalam kemitraan, dan orang yang diberi tersebut berhak untuk menerima, baik itu seluruhnya atau sebagian dari keuntungan tersebut. Dalam bermitra syari‟ah, akad yang digunakan adalah seperti kerjasama musyarakah dan mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh
penulis mengenai kerjasama musyarakah dan mudharabah berdasarkan referensi yang didapat. C. Kerjasama (Musyarakah) Kemitraan dalam ekonomi Islam adalah kemitraan dengan menggunakan akad musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih dalam melakukan suatu usaha tertentu, yang mana keuntungan dan kerugiannya telah dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Prinsip musyarakah dimasukkan ke dalam struktur modal bank-bank Islam, sama dengan konsep kemitraan, dan konsep pemilikan saham gabungan. Menurut Luth (2001 : 38), upaya untuk memilih pekerjaan dan menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan.35 Kerjasama (Musyarakah) merupakan salah satu bentuk transaksi bisnis syari‟ah dalam mengembangkan asset para emiten. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai kerjasama (Musyarakah) sebagai landasan teori yang dipakai oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Pengertian Kerjasama (Musyarakah) Menurut Afzalur Rahman, seorang Deputy Secretary General in The Muslim School Trust ,secara bahasa Al-Syirkah berarti Al-Ikhtilath (percampuran) atau persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Istilah lain dari
35
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama, h. 76.
musyarakah adalah syirkah atau syarikah atau kemitraan.36 Secara istilah, musyarakah berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat diartikan sebagai bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan modal atau kerja mereka, untuk berbagi keuntungan serta menikmati hak dan tanggung jawab yang sama. Dewan Syari‟ah Nasional MUI dan PSAK No. 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
36
134.
Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, 2008, h.
Gambar 2.2 Skema Musyarakah Akad
Mitra 1
Mitra 2
Musyarakah
Proyek Usaha
Laba/Rugi
Laba/Rugi Akad
Mitra 1
Mitra 2
Musyarakah
Apabila Untung, akan dibagi sesuai nisbah Apabila Rugi, akan ditanggung sesuai proporsi modal
Sumber: Sri Nurhayati, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan. Para pihak dapat membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji/upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha tersebut.37
37
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 51.
2. Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah) Syirkah/Musyarakah hukumnya ja‟iz (mubah), berdasarkan dalil Hadis Nabi SAW berupa taqrir (pengakuan) beliau terhadap syirkah. Pada saat beliau diutus sebagai Nabi, orang-orang pada saat itu telah bermuamalah dengan cara bersyirkah dan Nabi SAW membenarkannya. Nabi SAW bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah r.a.:“Allah Azza Wajalla berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang bersyirkah selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, aku keluar dari keduanya.”( HR.Abu Dawud, alBaihaqi, dan Ad-Daaruquthni).38 Adapun Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surat Shad ayat 24 :
........"
"........
“…Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh…” (Q.S. Shad : 24).
38
M. Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 142.
Berdasarkan keterangan Al-Qur‟an dan Hadits tersebut, pada prinsipnya seluruh fuqaha sepakat menetapkan bahwa hokum syirkah adalah mubah/boleh, meskipun mereka masih memperselisihkan keabsahan hokum beberapa jenis syirkah. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat dalam kerjasama
(musyarakah) tersebut
dengan
sadar bersepakat
untuk
melakukan investasi bersama dan berbagi keuntungan sekaligus risiko (kerugian). 3. Jenis-jenis Musyarakah/Syirkah Dalam khazanah ilmu fiqih, musyarakah meliputi jenis-jenis transaksi yang sangat luas. Secara garis besar, musyarakah terdiri atas empat jenis; Syarikat Keuangan (amwal), Syarikat Operasional (a‟mal), Syarikat Good Will (wujuh), dan Syarikat Mudharabah.39 Dan dalam terminologi Fiqih Islam musyarakah/syirkah dibagi dalam dua jenis, yaitu40 : a. Musyarakah Kepemilikan (Milk), yaitu kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuag asset nyata, dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan asset tersebut. Misalnya warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih.
39
Adiwarman A. Karim. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, Cet 1, h. 81. 40 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999, h. 188.
b. Musyarakah akad (kontrak), tercipta dengan cara kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk memberikan kontribusi dana musyarakah, juga keuntungan dan kerugiannya. Musyarakah akad terbagi menjadi : al-„inan, mufawadha, a‟mal, dan wujuh.41 Madzhab Hambali memasukkan syirkah mudharabah sebagai syirkah akad yang kelima. Ulama lain menganggap mudharabah tidak termasuk dalam musyarakah. 1. Syirkah Al-„Inan Adalah kontrak antara dua orang atau lebih, yang mana semua mitra usaha ikut andil dalam menyertakan modal dan kerja, yang tidak harus sama porsinya, namun berdasarkan kesepakatan masingmasing pihak. Para ulama membolehkan jenis musyarakah ini. 2. Syirkah Mufawadhah Adalah kontrak kerjasama antara dua orang atau lebih dengan syarat adanya kesamaan pada penyertaan modal, pembagian keuntungan dan kerugian, pengelolaan, kerja, serta orang. Madzhab Hanafi dan madzhab Maliki membolehkan musyarakah jenis ini tetapi memberikan banyak batasan terhadapnya. Sementara madzhab Syafi‟i dan Hambali melarangnya karena secara realita
41
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999, h. 188-190.
sukar terjadi persamaan pada semua unsurnya, dan banyak mengandung unsur gharar atau ketidakjelasan.42 3. Syirkah A‟mal/Abdan Adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagai keuntungan dari pekerjaan itu. Madzhab Hanafi, Maliki, dan Hambali membolehkan bentuk syirkah ini, baik bila kedua orang tersebut satu profesi atau tidak. Sementara itu, madzhab Syafi‟i melarangnya karena hanya membolehkan syirkah modal, tidak boleh syirkah kerja. 4. Syirkah Wujuh Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli komoditas dengan pembayaran tangguh dan menjualnya secara tunai. Madzhab musyarakah
Hanafi
ini,
dan
Hambali
membolehkan
sedangkan
madzhab
Maliki
dan
jenis Syafi‟i
melarangnya. Secara ringkas pandangan berbagai ulama terhadap berbagai jenis syirkah dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
42
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50.
Tabel 2.1 Berbagai Bentuk Syirkah dan Pandangan Ulama43 Hanafi
Maliki
Syafi‟i
Hambali
V
V
V
V
a. Al-„Inan
V
V
V
V
b. Al-Mufawadhah
V
V
X
X
c. Al-A‟mal
V
V
X
V
d. Al-Wujuh
V
X
X
V
Syirkah 1. Al-Milk 2. Al-„Aqd
Catatan : V dibolehkan, X dilarang. Terlepas dari jenisnya, akad kerjasama dibolehkan secara syari‟ah asalkan memenuhi rukun dan ketentuan syari‟ahnya. Oleh karena itu, dibawah ini akan dijelaskan beberapa rukun dan syarat sahnya kerjasama (musyarakah/syirkah). 4. Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah) a. Rukun Musyarakah44 1) Sighat (ucapan): Ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan). 2) Pihak yang berkontrak (para mitra usaha). 3) Objek Kesepakatan : modal, kerja, dan keuntungan.45 b. Syarat Musyarakah46
43
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50. M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999, h. 190. 45 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 52. 44
1) Ucapan Bentuk pengucapan menunjukkan tujuan. Berakad dianggap sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis. Kontrak musyarakah dicatat dan disaksikan. 2) Pihak yang berkontrak Mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan. 3) Objek kontrak (dana dan kerja) a) Dana Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau yang bernilai sama. Para ulama menyepakati hal ini. Madzhab Syafi‟i dan madzhab Maliki mensyaratkan dana yang disediakan oleh masing-masing pihak harus dicampur, tidak boleh dipisah dari masing-masing pihak untuk kepentingan khusus. Tetapi madzhab Hanafi tidak mencatumkan syarat ini jika modal itu dalam bentuk tunai, sedangkan madzhab Hambali tidak mensyaratkan pencampuran dana. b) Kerja Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah ketentuan dasar. Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara 46
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999, h. 190-191.
mereka menyatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan dalam kerja sama itu. Namun, tidak ada keharusan mereka untuk menanggung beban kerja secara sama. Salah satu pihak boleh menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain, dan berhak menuntut keuntungan lebih bagi dirinya. Jadi, Menurut jumhur ulama, rukun syarikah ada tiga: (1) Shighat/aqad (ijab dan qabul), (2) pihak yang berakad baik yang membawa modal (syariku al-mal) ataupun membawa keahlian dan tenaga (syariku al-abdan), dan (3) usaha. Adapun syarat sah dan tidaknya akad syarikah tersebut amat bergantung pada
sesuatu
yang
ditransaksikan,
yaitu
harus
sesuatu
yang
bisa
ditransaksikan.47 Norhasyimah Mohd. Yasin (1997) menyebutkan beberapa ketentuan musyarakah48, yaitu: 1. Musyarakah dapat dilakukan untuk transaksi umum atau khusus dalam jangka waktu tertentu, yang bisa diperpanjang jika kedua mitra setuju. 2. Semua mitra harus menerima informasi berkala mengenai kemajuan usaha (progress report) dan pembiayaannya. 3. Para mitra harus bersepakat sebelum menjalin kontrak musyarakah yang baru dengan pihak lain.
47
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, h. 126. 48 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek), Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 71-72.
4. Proporsi keuntungan yang akan dibagikan harus disepakati pada saat membuat perjanjian. 5. Rasio penanggungan kerugian bersama harus benar-benar sesuai dengan proporsi investasi. 6. Idealnya, modal harus berupa uang, bukan barang. Jika dalam bentuk barang harus dihitung dalam nilai moneter. 7. Perjanjian musyarakah berakhir apabila salah satu pihak meninggal atau mengundurkan diri dari kontrak. D. Kerjasama Bagi Hasil (Mudharabah) Selain kerjasama musyarakah, dalam bisnis syari‟ah terdapat juga kerjasama dengan akad mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh penulis mengenai kerjasama dengan menggunakan akad mudharabah berdasarkan referensi yang didapat. 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.49 Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua pihak, yaitu pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan sejumlah dana kepada pengusaha/pengelola dana (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak PLS
yang akan memberi
pemodal suatu
bagian tertentu
dari
keuntungan/kerugian proyek yang mereka biayai.50 Menurut definisi yang dikemukakan oleh Al-Quduri :” mudharabah adalah bentuk perjanjian untuk berpartisipasi dalam keuntungan dengan (modal) harta dari suatu mitra dan (modal) kerja dari mitra lainnya.”51 Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga untuk mendapatkan persentase keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.. 2. Landasan Syari‟ah Secara umum, landasan dasar syari‟ah dalam akad al-Mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur‟an maupun Hadits.
49
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, h. 95. 50 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek), Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60. 51 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek), Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h.62
a. Al-Qur‟an ...
Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu...”( Q.S. Al-Baqarah : 198) b. Al-Hadits Dari Shalih bin Shuahaib r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yyang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqaradhah(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(HR. Ibnu Majah no. 2280, kitab At-Tijarah). c. Ijma‟ Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang dikutip Abu Ubaid. 3. Jenis-jenis Al-Mudharabah Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua jenis: mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.52
52
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, h. 97.
a. Mudharabah Muthlaqah Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. b. Mudharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/specified mudharabah yang mana si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. 4. Rukun Mudharabah Jumhur Ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah adalah53 : a. Shahibul Maal (Pemilik Modal) b. Mudharib (Pengelola) c. Keuntungan d. Usaha yang dijalankan e. Akad Perjanjian
53
M.I Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Cet-1, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, h. 130.
Gambar 2.3 Skema Al-Mudharabah Perjanjian Bagi Hasil Nasabah (Mudharib)
Nisbah X%
Muhammad Keahlian Syafi‟IModal 100% Bank Antonio, Bank (Shahibul Maal) Syari‟ah : Proyek/Usaha Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Pembagian Gema Insani Press, 2001, Nisbah Y% Keuntungan h.
Modal Pengembalian Modal Pokok Sumber : Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik Para ahli hukum Islam seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan Ibnu Khaldun (Siddiqi, 1992) sepakat bahwa mudharabah merupakan bentuk organisasi bisnis yang sangat bermanfaat, yaitu realita adanya heterogenitas dalam masyarakat baik dalam keterampilan, kekayaan, maupun minat usaha. Artinya bahwa setiap anggota masyarakat akan memperoleh rezeki dan keuntungan dengan adanya kerjasama usaha ini.54
54
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h. 52.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 1. Metode dan Sifat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yaitu Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers. 2. Data Penelitian Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang bersangkutan, serta dokumentasi dan arsip perusahaan. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber,
jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial dengan kasus yang dipelajari. Menurut Spradley, populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan “social situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.55 Pada penelitian ini penulis memasuki situasi sosial tertentu yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang
yang dipandang tahu
tentang situasi sosial tersebut. b. Sampel Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau patisipan, informan, teman, guru, dan lain
55
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 389-390.
sebagainya yang berkompeten dibidangnya. Sampel dalam penelitian ini adalah nara sumber dari kedua belah pihak yang melakukan kerjasama yaitu dengan bapak Ahmad Sehu Ibrahim sebagai Channel Management Division pada Bank Muamalat Indonesia dan bapak Yan Edwinariel sebagai Manager Marketing pada Mega Life Cabang Syari‟ah, serta 5 orang nasabah yang menggunakan produk Sharia Mega Covers. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik sampling model Spradley yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. 4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data a. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi insrumen atau alat penelitian adalah penulis sendiri, karena jenis penelitian ini adalah kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi intrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai intrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai intrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.56 b. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut : 1) Riset Kepustakaan (Library Research) Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku, artikel,
jurnal
dan
informasi-informasi
tertulis
lainnya
yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dan proses penulisan. 2) Riset Lapangan (Field Research) Dalam riset ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data dengan menggunakan tiga cara: a) Observasi, merupakan pengamatan langsung dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
56
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 398
b) Interview, adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.57 Interview ini digunakan dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak yang bersangkutan dan dikerjakan secara sistematis serta berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang terkait yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan PT. Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Syari‟ah. c) Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan yang didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan penelitian. d) Trianggulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 5. Objek Penelitian Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Gedung Arthaloka Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, Jakarta 10220 dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah, Menara Bank Mega Lt. 22, Jl.
57
B. Sandjaja & Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2006. h.
145.
Kapten Tendean Kav. 12 – 14 A, Jakarta 12790. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan tanggal 30 November 2010. B. Analisis Data 1. Metode Analisis Data Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang berkompeten dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan. Sedangkan teknik analisis data yang penulis gunakan disini adalah teknik analisis data kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh. 2. Analisis sebelum di lapangan Pada penelitian kualitatif, peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
3. Analisis selama di lapangan Model Spradley Spradley membagi analisis data dalam penelitian berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial, dan analisis tema kultural58. a. Analisis Domain Pada analisis domain untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain yang dipillih maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian. Untuk menemukan domain dari konteks sosial/objek yang diteliti, Spradley menyarankan untuk melakukan analisis hubungan semantik antar kategori, yang meliputi sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat universal, yang dapat digunakan untuk berbagai jenis situasi sosial. Ke sembilan hubungan semantik tersebut adalah : jenis, ruang, sebab akibat, rasional, lokasi, fungsi, cara mencapai tujuan, urutan dan atribut. Pada tabel dibawah ini merupakan cara menganalisis hubungan semantik antar kategori dengan Sembilan tipe hubungan semantik, yaitu:
58
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 440.
Tabel 3.1 Analisis Domain Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
Included Term/
Hubungan
Cover Term/
Rincian Domain
Semantik
Domain
No.
Penerbitan
Adalah jenis dari
Kegiatan perusahaan
Pemasaran
Bank Mauamalat dan
Pengawasan
Mega Life Cabang
Penjaminan
Syari‟ah
1
Ruang Kerja/Kantor
Adalah tempat
Jenis ruang yang ada
Ruang Meeting
Pada perusahaa (Bank
Ruang Tamu
Muamalat dan Mega
Ruang Receptionis
Life Cabang Syari‟ah
2
Masa periode tahunan 3
Turunnya perolehan
Adanya biaya layanan
Peserta Sharia Mega
Perubahan sistem IT
Covers
Kesepakatan Terdapat MoU 4
Adalah sebab dari
Mekanisme Kerjasama yang jelas
Rasional/alasan
Perusahaan/emiten memenuhi perjanjian
5
Di percetakan paket
Lokasi melakukan
Tempat
melaksanakan
Sharia Mega Covers
pekerjaan
kerjasama produk Sharia mega Covers
Di kantor pemasaran Di perusahaan Di ruang meeting Komunikasi yang baik
Adalah cara
Mencapai kinerja yang maksimal
Kerjasama yang bagus 6 Saling percaya dan saling mendukung Komputer
Digunakan untuk
Mengerjakan pekerjaan terkait dengan kerjasama
Printer 7 Flashdisk Infocus Daftar
Merupakan urutan
Menjadi peserta Sharia
Buka rekening
dalam
Mega Covers
8 Membayar premi Terjadi klaim Direktur 9
Adalah atribut
Atribut/jabatan yang
Manager
dimiliki setiap orang
Ketua divisi
dalam perusahaan
b. Analisis Taksonomi Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan59. Dengan demikian domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak (box diagram), diagram garis dan simpul (lines dan node diagram) dan outline. Pada analisis taksonomi ini, penulis akan menguraikan dalam bentuk diagram garis dan simpul (Lines and Nodes) seperti di bawah ini:
59
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 449
Gambar 3.1 Analisis Taksonomi pada Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
Akad Kesepakatan n
Para Pihak Mekanisme kerjasama yang jelas
Perjanjian Tanda Tangan MoU Kerjasama Pemasaran oleh Agen-agen Mega Life Pelaksanaan Penerbitan dan Pengiriman Paket SMC
Hasil
- DPK dan Premi bertambah - Sinergi yang baik
c. Analisis Komponensial Pada analisis komponensial ini yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik peengumpulan data yang bersifat trianggulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan data ditemukan
d. Analisis Tema Kultural Analisis tema kultural yaitu mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian. 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif juga, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas
internal),
transferability
(validitas
eksternal),
dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).60 a. Uji Kredibilitas Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check.
60
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h.
1. Perpanjangan Pengamatan Dalam perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, pengujian dilakukan
terhadap
data
yang
penulis
peroleh
dan
dicocokkan/disesuaikan kembali ke lapangan penelitian yaitu Bank Muamalat dan Mega Life Cabang Syari‟ah dan jika sudah sesuai/benar berarti data yang penulis peroleh kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. 2. Meningkatkan Ketekunan Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti/penulis melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan juga peneliti/penulis memberikan deskrispsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Selain itu juga, untuk meningkatkan ketekunan ini penulis membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasidokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. 3. Trianggulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. a) Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada triangulasi sumber ini penulis menguji kredibilitas data tentang efektivitas kerjasama tentang produk Sharia Mega Covers, maka penulis mengumpulkan dan menguji keabsahan data yang diperoleh dari ketiga sumber tersebut yaitu Bank Muamalat Indonesia, Mega Life Cabang Syari‟ah, dan nasabah Sharia Mega Covers. b) Tringulasi Teknik Untuk
menguji
kredibilitas
data,
triangulasi
teknik
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c) Triangulasi Waktu Waktu sangat sering mempengaruhi kredibiltas data. Data yang diperoleh di pagi hari akan berbeda dengan data yang diperoleh di sore hari. Untuk itu, dalam pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan
secara
berulang-ulang
sehingga
sampai
ditemukan kepastian datanya. 4. Analisis Kasus Negatif Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian. Bila tidak ada data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang sudah ditemukan dapat dipercaya. Sebaliknya bila peneliti/penulis masih mendapatkan data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya. 5. Menggunakan Bahan Referensi Penggunaan bahan referensi merupakan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan pihak Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah serta nasabah Sharia Mega Covers, data hasil wawancara tersebut perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. 6. Mengadakan Member Check Member check adalah proses oengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Adanya member check juga agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. b. Pengujian Transferability Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya. “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas (Sanafiah Faisal, 1990). c. Pengujian Dependability Dependability dalam penelitian kualitatif disebut juga reliabilitas. Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan
penelitian.
Bagaimana
peneliti
mulai
menentukan
masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan (Sanafiah Faisal, 1990).
d. Konfirmability Pada penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability,
sehingga
pengujiannya
dapat
dilakukan
secara
bersamaan.menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
BAB IV GAMBARAN UMUM SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS EFEKTIVITAS KERJASAMA
A. Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers 1. Definisi Sharia Mega Covers61 Merupakan kartu multiguna bertabungan dan memiliki manfaat asuransi syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai (bebas biaya) di 12.000 ATM bersama, sebagai kartu debit di lebih dari 40.000 merchant dan sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah organisasi. 2. Kenapa Sharia Mega Covers a. Kartu Multiguna dengan berbagai macam manfaat. b. Mudah untuk dimiliki (diseluruh pelayanan Mega Life Cabang Syariah). c. Harga terjangkau bagi lapisan masyarakat manapun, dengan berbagai pilihan manfaat asuransi. d. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. e. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 12.000 ATM. f. Fasilitas debit di lebih dari 40.000 merchant debit.
61
Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat Indonesia di Gedung Arthaloka Lt. 2 Bank Muamalat Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220.
g. Transfer antar bank ATM bersama. h. Setiap kelipatan Rp 2.000.000 saldo pemilik kartu Sharia Mega Covers Insya Allah berkesempatan berangkat Umroh. 3. Sharia Mega Covers “Satu Shar-e Mega Fasilitas” a. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitip. b. Akses debit di lebih dari 40.000 merchant. c. Kemudahan
pembayaran
premi
melalui
automatic
debit
dan
phonebanking. d. Saldo dapat ditambah setiap saat melalui 1.600 kantor pos online (SOPP), Bank Muamalat dan Agen T3 (TETRI) di seluruh e. Saldo investasi dapat diketahui setiap saat melalui : 1) Phonebanking 2) ATM 3) SMS Banking f. Bagi hasil dari investasi g. Perlindungan extra manfaat h. Fasilitas asuransi lengkap meliputi: 1) Santunan meninggal dunia 2) Santunan meninggal dunia sebab kecelakaan 3) Cacat tetap total atau sebagian sebab kecelakaan 4) Penggantian biaya rawat inap 5) Pengobatan karena kecelakaan
Indonesia.
6) Tabungan Wadi‟ah Multiplan + Bonus 7) Perlindungan asset rumah dan mobil. i. Simple Underwriting & Instant Cover. j. Bagi hasil dari surplus underwriting (jika ada). k. Proteksi berlaku seluruh dunia. 4. Plan Sharia Mega Covers 1. Plan 250.000(Coorporate Protection Plan) Saldo Awal Shar-E
100.000,-
Premi Term + PA : A
75.000,- / tahun
Saving Plan / Multiplan
Non
Compensation Agent
35.000,-
Biaya Adm
15.000,-/ tahun
Biaya Kartu Shar-E
25.000,-
a. Pembayaran Premi per tahun. b. Tidak Ada Saving. c. Program
Asuransi
Santunan
Duka
meninggal
sebab
apapun
Rp10.000.000,- dan Santunan Duka meninggal karena Kecelakaan 2 x Rp 10.000.000,d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 105.000,- terdiri dari :
- Premi Term + PA: A Rp 75.000,- Royalty Agent Rp 15.000,- Biaya Adm. Rp 15.000,Dengan ketentuan sebagai berikut : a) Apabila peserta meninggal dunia sebab apapun, maka kepada yang berhak akan diberikan santunan Sebesar Rp 10.000.000,b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan, maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar 2 X RP. 10.000.000,2. Plan 600.000 (Hospital Protection Plan) Saldo Awal Shar-E
200.000,-
Premi Hospital Cash Plan 200.000/hr
310.000,- / tahun
+ PA : A Saving Plan / Multiplan
Non
Compensation Agent
50.000,-
Biaya Adm
15.000,-/ tahun
Biaya Kartu Shar-E
25.000,-
a. Pembayaran Premi per tahun. b. Tidak Ada Saving .
c. Program Asuransi Kesehatan (Hospital Cash Plan) Rp 200.000/hari dan Santunan Duka sebab meninggal karena Kecelakaan maksimal 200 juta. d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 340.000,- terdiri dari : - Premi hospital Cash Plan Rp 310.000,- Royalty Agent Rp 15.000,- Biaya Adm. Rp 15.000,Dengan ketentuan sebagai berikut : a) Apabila peserta manjalani rawat inap di rumah sakit minimal 2x24 jam akan diberikan santunan harian sebesar Rp 200.000,- / hari maksimal 180 hari pertahun. b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan, maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar Rp. 200 jt ditambah saldo investasi. 3. Plan 750.000 (Multi Protection Plan) Saldo Awal Shar-E
200.000,-
Premi PA : ABD + Term Life
260.000,- / tahun
Saving Plan / Multiplan
200.000,- / bulan
Compensation Agent
50.000,-
Biaya Adm
15.000,-/ tahun
Biaya Kartu Shar-E
25.000,-
a. Pembayaran Premi per tahun b. Saving Plan Auto Debet per bulan (Wadi‟ah) c. Program Multiplan : Pendidikan , Pensiun , Ibadah, dsb d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 290.000,- terdiri dari: - Premi Term Life Rp 260.000,- Royalty Agent Rp 15.000,- Biaya Adm. Rp 15.000,Dengan ketentuan sebagai berikut : a) Apabila peserta meninggal dunia sebab apapun, maka kepada yang berhak akan diberikan santunan Sebesar Rp 35 juta ditambah saldo investasi. b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan, maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar 2X Rp. 35 jt dtambah saldo investasi. c) Apabila peserta menjalani perawatan atau pengobatan di rumah sakit sebab kecelakaan, maka akan diberikan santunan maksimum sebesar Rp 3,5 jt per kecelakaan.
d) Apabila peserta menderita cacat tetap total karena kecelakaan, maka akan diberikan santunan maksimum sebesar RP 35 jt. e) Apabila peserta menderita cacat tetap sebagian karena kecelakaan, maka akan diberikan santunan sebesar % tertentu dengan maksimum RP 35 jt. f) Peserta dapat menarik tabungan Multiplan kapan saja sesuai saldo yang ada minimal Rp. 500 ribu dan maksimal 50% dari saldo, setelah tahun kedua ditambah bonus. 5. Manfaat Uraian
Plan
Manfaat
Saldo Awal Share Saldo
Awal
CPP 250
HPP 600
MPP 750
100.000
200.000
200.000
Non
Non
200.000
100.000
Non
35.000.000
Tabungan
Multiplan Meninggal Dunia Sebab Apapun Meninggal Dunia Sebab
2x
2x 200.000.000
Kecelakaan
10.000.000
Biaya Rawat Inap /hari Biaya
Perawatan
/
35.000.000
Non
200.000
Non
Non
Non
3.500.000
Pengobatan
Sebab
Kecelakaan Pertahun Cacat Tetap Total Sebab Non
Non
35.000.000
Non
Non
35.000.000
Kecelakaan Cacat
Tetap
Sebagian
Sebab Kecelakaan
6. Ketentuan Peserta Sharia Mega Covers a. Sehat jasmani-rohani dan tidak sedang dalam perawatan/pengobatan dari dokter atau tenaga medis lainnya. b. Usia minimal 17 tahun dan usia maksimal 59 tahun. c. Calon peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir Aplikasi Sharia Mega Covers dengan benar, jujur dan tidak menyembunyikan data apapun yang berkaitan dengan kesehatan calon Peserta. d. Tidak diperlukan pemeriksaan medis. e. Dalam hal tertentu, Mega Life dan Mega Insurance berhak untuk menolak permohonan kepesertaan seseorang. f. Kepesertaan asuransi berlaku secara otomatis dan dapat diperpanjang setiap tahun. g. Apabila saldo rekening Sharia Mega Covers pada saat perpanjangan asuransi tidak cukup untuk membayar premi, maka diberikan toleransi
selama 30 hari kalender untuk pembayaran premi. Apabila saldo mencukupi langsung di-debet untuk pembayaran premi. Apabila masih tidak mencukupi, asuransi berakhir. 7. Ketentuan Seleksi Risiko Sharia Mega Covers a. Batasan Usia Calon Peserta pada saat didaftarkan : 1) Minimal berusia 17 (tujuh belas) tahun 2) Maksimum berusia 59 (lima puluh sembilan) tahun 3) Asuransi otomatis akan berakhir pada saat ulang tahun polis, dimana Peserta berusia 60 tahun atau lebih. b. Seluruh calon Peserta pada saat didaftarkan untuk mengikuti program Asuransi ini harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak sedang dalam perawatan / pengobatan dari dokter atau tenaga medis lainnya. c. Seluruh calon Peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir Pendaftaran dengan benar, jujur, dan tidak menyembunyikan data apapun yang berkaitan dengan kesehatan calon Peserta. d. Tidak diperlukan pemeriksaan medis. e. Dalam hal tertentu, Mega Life dan Mega Insurance berhak untuk menolak permohonan kepesertaan seseorang. f. Kepesertaan asuransi, berlaku secara otomatis. YRT
g. Apabila saldo pada saat renewal, tidak mencukupi untuk membayar premi, maka diberikan toleransi selama 30 hari, apabila saldo mencukupi langsung di-debet, apabila masih tidak mencukupi, asuransi berakhir. h. Peserta yg ingin mengaktifkan kepesertaan asuransinya, harus membeli kartu baru. Tidak ada mekanisme “reinstate”. i. Tidak ada pengembalian premi bila Peserta ada pembatalan Polis ditengah masa perjanjian. j. Setiap Peserta diperkenankan memiliki lebih dari satu produk ini atas nama Peserta yang bersangkutan. k. Tidak ada kartu QQ. l. Peserta tidak diperkenankan mengganti cover asuransi. 8. Polis dan Ketentuan Lainnya a. Polis 1) Akan diterbitkan Polis Induk untuk BMI 2) Polis akan di copy dan dikirimkan ke : a) Seluruh kantor Cabang/ Cabang Pembantu BMI b) Seluruh kantor Cabang Mega Life cabang Syariah. b. Bukti Kepesertaan Asuransi 1) Kartu SMC Syariah 2) Kepada Setiap Peserta akan diberikan Sertifikat Kepesertaan. a. Nomor peserta b. Keterangan manfaat
c. Syarat-syarat klaim d. Keterangan lainnya 3) Ringkasan SSU/Khusus Polis 9. Mulai dan Berakhirnya Asuransi i. Asuransi Mulai 1. Pada saat pembelian kartu 2. Renewal dilakukan pada setiap tanggal sesuai dengan tanggal aktivasi untuk periode satu tahun kedepan, demikian setiap tahunnya dilakukan secara otomatis, selama saldo mencukupi. ii. Asuransi Berakhir 1. Pada saat asuransi dibatalkan 2. Pada saat jatuh tempo polis dimana saldo tidak mencukupi (setelah masa tenggang dilalui). 3. Pada saat Peserta meninggal dunia atau cacat tetap 10. Data Tambahan Dalam Aplikasi i. Data sebagaimana yg ada dalam Aplikasi Shar-E ditambah informasi berikut: 1.
Pilihan Plan 250, 300, 600, Plan 750, Plan 1.250
2.
Berlaku sebagai tanda bukti pembayaran kartu
3.
Tanggal penyerahan aplikasi
4.
Daftar ahli waris
5.
Pertanyaan dan Pernyataan kesehatan
6.
Pernyataan agen/petugas
7.
Kode keagenan & Kantor Cabang
8.
Ketentuan minimal saldo
9.
Hot-line service
10. Preprinted serial number 11. Pengecualian Perusahaan bebas dari kewajiban untuk membayar klaim bila musibah baik secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari : a. Bunuh diri ; Dihukum mati oleh pengadilan yang berwenang ; atau b. Perbuatan atau
jahat
Peserta,
yang dan
dilakukan atau
pihak
oleh lain
Pemegang yang
Polis,
dan
berkepentingan
dengan Polis ini; atau c. Wabah penyakit (epidemi), Human Immuno Deficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) ; atau d. Pengaruh narkotika, minuman keras, obat-obat terlarang dan zat adiktif lainnya. Khusus untuk klaim meninggal karena Kecelakaan, Cacat Tetap total/ sebagian karena Kecelakaan atau Cedera karena Kecelakaan, maka Perusahaan dibebaskan dari kewajiban membayar klaim kepada Peserta bila penyebab klaim tersebut adalah salah satu dari hal dibawah ini :
a.
Kecelakaan
pesawat
terbang
yang
tidak
berjadwal
tetap
dan
atau yang tidak diselenggarakan oleh perusahaan penerbangan yang tergabung dalam International Air Transport Association (IATA) ; atau b.
Reaksi nuklir, radiasi atau terkontaminasi zat radioaktif ; atau
c.
Risiko-risiko
politik,
kerusuhan,
pemogokan,
penghalangan
bekerja, huru- hara, pengambilalihan kekuasaan, perbuatan jahat, pencegahan,
revolusi
pembangkitan
rakyat,
pemberontakan, kekuatan militer, invasi, perang saudara, perang dan permusuhan, makar, terorisme, sabotase, penjarahan ; atau d.
Risiko bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi, angin topan, tsunami, banjir, gejala geologi atau meteorologi lainnya ; atau
e.
Semua jenis olah raga bela diri, tinju, gulat, olah raga udara, menyelam, panjat tebing, bugy jumping, bila Peserta berlatih untuk atau ikut serta dalam kegiatan perlombaan untuk mencapai prestasi ; atau
f.
Mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh atau dimungkinkan karena Peserta mengidap suatu penyakit dan atau dalam keadaan cacat jasmani maupun rohani; atau
g.
Mengalami bertambah parahnya akibat-akibat Kecelakaan karena suatu penyakit;
12. Mekanisme Klaim a. Tata Cara Pengajuan Klaim
1) Klaim Meninggal Dunia a. Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa. b. Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan Klaim. c. Surat Keterangan Kematian yang menjelaskan sebab kematian dari Dokter / Rumah Sakit yang merawat; Pamong Praja (minimal dari Kelurahan); atau dari instasi pemerintah lain yang berwenang (asli). d. Surat keterangan dari Kepolisian yang menjelaskan kejadian kecelakaan (asli). e. Formulir Pengajuan Klaim meninggal dunia (disediakan oleh Perusahaan). 2) Klaim Cacat tetap Total a) Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa. b) Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan Klaim. c) Formulir Pengajuan Klaim
Cacat Tetap (disediakan oleh
Perusahaan) d) Fotocopy ringkasan catatan medis dari dokter yang merawat yang menjelaskan kondisi Cacat Tetap Total Peserta. 3) Klaim Biaya Perawatan a) Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.
b) Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan Klaim. c) Formulir Pengajuan Klaim Biaya Perawatan (disediakan oleh Perusahaan). d) Fotocopy ringkasan catatan medis dari dokter yang merawat yang menjelaskan kondisi Cacat Tetap Total Peserta. e) Kwitansi asli biaya perawatan/pengobatan. 4) Klaim Kendaraan a) Melaporkan / menghubungi Bagian Klaim atau Hotline Claim Service (0818 0818 5888) PT. Asuransi Umum Mega selambat lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja) sejak terjadi musibah. b) Melaporkan dokumen pendukung klaim, yaitu : 1. Formulir Laporan Klaim yang telah diisi dengan lengkap dan benar, copy STNK dan SIM yang masih berlaku. 2. Copy polis asuransi dan bukti pembayaran premi. 3. Surat Keterangan / Laporan Pos Polisi setempat (dalam hal klaim pencurian perlengkapan kendaraan, pencurian kendaraan atau tindak pidana lainnya). 4. BPKB, STNK, Faktur, Surat Tanda Pemblokiran dan kunci kendaraan (dalam hal klaim pencurian kendaran).
5. Berita acara kecelakaan dari Kepolisian di wilayah kejadian (bila ada tuntutan dari Pihak Ketiga). 6. Dokumen pendukung klaim lainnya dilengkapi oleh pihak Bengkel sesuai Perjanjian Kerjasama. 5) Klaim Kebakaran a) Melaporkan / menghubungi Bagian Klaim atau Hotline Claim Service (0818 0818 5888) PT. Asuransi Umum Mega selambat lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja) sejak terjadi musibah. b) Polis asli/fotocopi berikut surat endorsment; c) Laporan/berita acara kecelakaan diri kepolisian atau pejabat yang berwenang lainnya; d) Estimasi berikut perincian kerugian; e) Survey report dari loss adjuster; f) Dokumen lain yang berhubungan dengan klaim disesuaikan dengan sifat kejadian dan kerugian. B. Pola dan Akad Kerjasama Produk Sharia Mega Covers 1. Pola Kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah Dalam kerjasama ini Bank Muamalat Indonesia sebagai pihak pertama akan mengirimkan paket Sharia Mega Covers setelah menerima pengajuan pemesanan paket Sharia Mega Covers dari Mega Life Cabang Syari‟ah dalam
jangka waktu sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari kerja. Minimal pemesanan kartu Sharia Mega Covers adalah 20.000 (duapuluh ribu) paket. Bank Muamalat mengirimkan paket Sharia Mega Covers melalui kurir atau cara lain yang disepakati oleh kedua belah pihak ke seluruh Kantor Pemasaran Mega Life Cabang Syari‟ah, sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh masing-masing Kantor Pemasaran Mega Life Cabang Syari‟ah. Pembayaran yang dilakukan oleh Mega Life Cabang Syari‟ah kepada Bank Muamalat hanya dilakukan melalui mekanisme pemindahbukuan, transfer bank atau autodebet. Jadi, pembayaran secara tunai sangat tidak dimungkinkan.(Lihat lampiran MoU Pasal 7). Sedangkan jumlah premi yang dihimpun oleh Mega Life Cabang Syari‟ah dikelola oleh Bank Muamalat Indonesia dalam bentuk investasi, deposito, maupun pembiayaan. Dari hasil investasi tersebut, baik keuntungan maupun kerugian akan dibagi sesuai kesepakatan bagi hasil antara kedua belah pihak. 2. Akad kerjasama Pada kerjasama produk Sharia Mega Covers antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah merupakan akad Musyarakah, dimana masing-masing pihak mengeluarkan dana berupa biaya-biaya tertentu yang disepakati dan berhak atas pengelolaan produk tersebut, baik itu dalam aspek pemasaran maupun pengelolaan dana premi sesuai kesepakatan. Selain itu, keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua
belah pihak. Dalam hal ini, akad yang diterapkan pada kerjasama produk Sharia Mega Covers adalah sesuai dengan prinsip syari‟ah, yaitu dengan menggunakan akad musyarakah. Sedangkan bentuk kerjasama dalam perjanjian ini adalah co-branding yaitu penggabungan dua produk menjadi satu produk, yaitu produk Shar-E dengan produk Hospital Cash Plan, Term Life, Personal Accident dan Tabungan Wadi‟ah dengan nama “Sharia Mega Covers”. C. Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers 1. Sasaran Sasaran dari kerjasama ini bagi kedua belah pihak yaitu untuk seluruh masyarakat kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas, karena Bank Muamalat dan Mega Life Cabang Syari‟ah menyediakan Plan-plan tertentu sesuai kebutuhan masyarakat. Sharia Mega Covers terdiri dari 3 (tiga) plan, yaitu: a. CPP 250 (dua ratus), dengan harga perdana Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah). b. HPP 600 (enam ratus), dengan harga perdana Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah). c. MPP 750 (tujuh ratus), dengan harga perdana Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Menurut kedua belah pihak yang bekerjasama dalam produk Sharia Mega Covers yaitu Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah,
sasaran untuk perekrutan peserta Sharia Mega Covers sudah efektif karena adanya plan-plan tersebut di atas. Dengan plan-plan tersebut masyarakat akan lebih mudah untuk ikut bergabung dalam berasuransi dengan Sharia Mega Covers, karena dapat terjangkau untuk semua lapisan masyarakat baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas. 2. Tujuan Tujuan dari kemitraan dalam kerjasama Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang Syari‟ah yaitu: 1) Bagi Bank Muamalat untuk menambah nasabah dan Dana Pihak Ketiga (DPK). 2) Bagi Mega life Cabang Syari‟ah untuk mendapatkan premi yang akan berpengaruh pada pendapatan, produk, dan nasabah. 3. Target Peserta Sharia Mega Covers Pada perjanjian kerjasama yang disepakati oleh Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah salah satunya yaitu target untuk mendapatkan nasabah Sharia Mega Covers adalah sebanyak 20.000 nasabah, akan tetapi sampai saat ini target itu belum tercapai karena ada beberapa kendala seperti ada perubahan kebijakan dari Bank Muamalat pada produk Shar-E yaitu ada/ dikenakannya biaya administrasi perbulan, sedangkan pada perjanjian tidak dijelaskan hal tersebut. Selain itu, pada produk asuransi Sharia Mega Covers masa periodenya pertahun, sehingga jika tidak diperpanjang akan ditutup secara otomatis. Dalam hal ini, menurut kedua belah pihak untuk
pencapaian target peserta Sharia Mega Covers belum efektif, dikarenakan adanya kendala-kendala tersebut diatas. 4. Manfaat Kerjasama Bagi Kedua Belah Pihak Dalam
melakukan
suatu
kerjasama
tentunya
menghasilkan
manfaat/output positif dari kerjasama itu sendiri, baik itu manfaat materi maupun non-materi. Dari kerjasama yang dilakukan oleh Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia Mega Covers, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Bagi Bank Muamalat yaitu nasabah dan DPK bertambah, serta mempunyai jalinan sinergi yang baik dengan Mega Life Cabang Syari‟ah. Selain itu, Mega Life Cabang Syari‟ah memiliki agen yang banyak sehingga mudah untuk memasarkan produk Sharia Mega Covers di beberapa kota besar di Indonesia. b. Bagi Mega Life Cabang Syari‟ah, manfaat yang diperoleh dari kerjasama produk Sharia Mega Covers yaitu adanya jalinan sinergi yang baik dengan Bank Muamalat yang memiliki brand image yaitu co-branding dengan produk Shar-E, menambah peserta asuransi, serta menjadi solusi bagi ummat dalam mengatasi kerugian finansial akibat musibah (kecelakaan atau meninggal).
Tabel 4.1 Kesimpulan Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers Mega Life Cabang Syari‟ah
Bank Muamalat Indonesia Perihal Efektif
Tidak Efektif
Efektif
Sasaran
√
√
Tujuan
√
√ √
Target
√
√
Manfaat
Tidak Efektif
√
D. Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers 1. Data Penerbitan Produk Sharia Mega Covers Berikut adalah data penerbitan kartu Sharia Mega Covers dari Bank Muamalat kepada Mega Life Unit Syari‟ah , yaitu62: Tabel 4. Jumlah Penerbitan Paket Sharia Mega Covers
62
Tahun
2007
2008
2009
2010
Jumlah Kartu
1105
3075
511
565
Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat Indonesia, Gedung Arthaloka Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220, tanggal 03 November 2010.
Data penerbitan kartu Sharia Mega Covers digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti dibawah ini. Gambar 4.1 Grafik Penerbitan Kartu Sharia Mega Covers Periode 2007 – 2010
Perkembangan Jumlah Kartu 4000
3075
3000 2000
1105 511
565
2009
2010
1000
Jumlah Kartu
0 2007
2008
Berdasarkan laporan data yang diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia mengenai produk Sharia Mega Covers dalam grafiik di atas dapat dilihat bahwa penjualan produk Sharia Mega Covers mengalami penurunan dari tahun awal dikeluarkan produk tersebut yaitu dari tahun 2007 hingga tahun 2010. Menurut Ahmad Sehu Ibrahim sebagai Divisi Channel Management sekaligus Manager SalaMuamalat pada Bank Muamalat Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2009 mengalami penurunan dikarenakan ada perubahan sistem IT baru. Sehingga menyebabkan penjualan terhenti selama 3 bulan.63
63
Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat Indonesia, Gedung Arthaloka Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220, tanggal 03 November 2010.
2. Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Di bawah ini adalah rekapitulasi data peserta Sharia Mega Covers yang diperoleh dari PT. AJ Mega Life Cabang Syari‟ah64, yaitu : Tabel 4.3 Jumlah Perolehan Peserta Sharia Mega Covers Tahun Jumlah Peserta
2007
2008
2009
2010
54
339
150
135
Dari hasil rekapitulasi nasabah Sharia Mega Covers tersebut, dibawah ini akan digambarkan melalui perkembangan grafik, yaitu : Gambar 4.2 Grafik Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Periode 2007-2010
Jumlah Peserta 339
400 300
150
200 100
135
54
Jumlah Peserta
0 2007
64
2008
2009
2010
Wawancara pribadi dengan Ichwan Jufri, Staff Marketing Mega Life Unit Syari‟ah, Menara Bank Mega lt. 22, Jakarta, pada tanggal 25 November 2010.
Dari grafik di atas terlihat bahwa ada penurunan jumlah peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah pada tahun 2009 dan 2010. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Yan Edwinariel sebagai manager marketing Mega Life Cabang Syari‟ah mengatakan bahwa adanya kebijakan baru dari Bank Muamalat Indonesia pada biaya layanan bulanan dalam tabungan Shar-E, sehingga menyebabkan para peserta Sharia Mega Covers untuk tidak melanjutkan transaksinya. Selain itu, produk Sharia Mega Covers ini juga mempunyai kekurangan seperti tidak bisa klaim selain meninggal dunia, dan produknya pertahun, akan tutup secara otomatis jika tidak diperpanjang. 3. Perbandingan antara Penerbitan Kartu dengan Perolehan Peserta Sharia Mega Covers. Tabel 4.4 Akumulasi Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers Jumlah
Jumlah
Kartu
Peserta
2007
1105
54
1051
4.89%
2008
3075
339
2736
11.02%
2009
511
150
361
29.35%
2010
565
135
430
23.89%
Tahun
Bentuk Selisih Persentase(%)
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2007 penerbitan kartu Sharia Mega Covers adalah sebanyak 1105 kartu, sedangkan jumlah peserta yang diperoleh hanya 54 peserta, dan sisa kartu yang belum terjual sebanyak 1051 kartu, dalam bentuk persentase perbandingannya sebesar 4,89%. Pada tahun 2008 kartu yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat Indonesia kepada Mega Life Cabang Syari‟ah lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3075, sedangkan peserta yang diperoleh pun tidak sebanding dengan kartu yang diterbitkan yaitu hanya sebanyak 339 peserta. Jadi sisa kartu yang tidak terjual sebanyak 2736 kartu adalah jumlah yang sangat besar, jika dalam bentuk persentase yaitu sebesar 11,02%. Begitupun dengan tahun-tahun berikutnya telah terjadi penurunan yang drastis hingga 23,89%. Tabel 4.5 Persentase Jumlah Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers Tahun
2007
2008
2009
2010
1105
3075
1970
178.28%
511
2564
83.38%
565
54
10.57%
54
339
285
527.78%
150
189
55.75%
135
15
10.00%
Jumlah kartu Jumlah peserta
Pada tabel di atas terlihat bahwa pada jumlah kartu yang terjual pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2008 terdapat kenaikan sebesar
178,28%, penerbitan kartu bertambah hingga 1970 kartu. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 terdapat penurunan sebesar 83,38% karena jumlah kartu yang diterbitkan hanya 511 kartu, penerbitan kartu berkurang hingga 2564 kartu. Pada tahun 2010 penerbitan kartu meningkat walaupun hanya sedikit yaitu bertambah 54 kartu karena yang terjual sebanyak 565 kartu, jika dalam bentuk persentase kenaikan penerbitan kartu pada tahun 2010 meningkat hanya sebesar 10,57%. Dalam hal perolehan peserta, pada tahun 2007 adalah sebanyak 54 peserta dan tahun 2008 sebanyak 339 peserta dan terdapat peningkatan dalam perolehan peserta Sharia Mega Covers yaitu sebanyak 285 peserta, jika dalam bentuk persentase hingga sebesar 527,78%. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya memperoleh 150 peserta, terjadi penurunan hingga 189 peserta. Jika dalam bentuk persentase adalah sebesar 55,75%. Begitu juga dengan tahun 2010, perolehan peserta Sharia Mega Covers hanya sebanyak 135 peserta, turun sebanyak 10%. Pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Penerbitan dan Jumlah Peserta Sharia Mega Covers
Berdasarkan data-data dan grafik tersebut diatas yang penulis peroleh dari kedua belah pihak yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah bahwasanya sangat jauh sekali selisih antara penjualan kartu Sharia Mega Covers dari Bank Muamalat Indonesia dengan jumlah peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah. Sejak awal diterbitkannya produk Sharia Mega Covers yaitu pada tahun 2007 hingga 2010, maka diketahui total penjualan kartu sebanyak 5256 kartu, sedangkan total peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah hanyalah sebanyak 678 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas dalam memasarkan produk Sharia Mega Covers sangat kurang efektif, karena sasaran dan tujuan serta target perolehan peserta Sharia Mega Covers ini belum tercapai dengan maksimal.
Menurut bapak Ichwan Jufri selaku staff marketing Mega Life Syari‟ah bahwa seluruh kartu yang dipesan oleh Mega Life Syari‟ah berada di kantor pusat dan tersebar di agen-agen Mega Life Syari‟ah adalah sekitar 1500 kartu. Produk Sharia Mega Covers diterbitkan pada tanggal 01 Oktober 2007. Seperti tergambar pada grafik diatas, maka dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 hanya sedikit nasabah yang diperoleh oleh Mega Life Syari‟ah. Akan tetapi, pada tahun 2008 terdapat kenaikan atau pertumbuhan yang signifikan yaitu hingga 527,78%. Hal itu menunjukkan bahwa Mega Life Cabang Syari‟ah telah mampu memasarkan produk Sharia Mega Covers denan baik sekali. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peserta Sharia Mega Covers, dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah tidak memiliki kepuasan dengan produk tersebut, seperti adanya kebijakan dari Bank Muamalat dalam membayar biaya administrasi/layanan bulanan pada tabungan Shar-E yang pada awalnya nol rupiah sampai sekarang menjadi Rp 7.500,00,-. Selain itu, produk Sharia Mega Covers ini juga mempunyai kekurangan seperti tidak bisa klaim selain meninggal dunia, dan produknya pertahun, akan tutup secara otomatis jika tidak diperpanjang, sehingga pada tahun 2009 dan 2010 nasabah yang menggunakan produk Sharia Mega Covers ini semakin menurun sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama pada produk Sharia Mega Covers ini sangat tidak efektif. Selain dari nasabahnya yang belum mencapai
target, pada MoU kerjasama produk Sharia Mega Covers pasal 7 ayat (1) bagian (c) bahwa minimal pemesanan kartu Sharia Mega Covers adalah sebanyak 20.000 paket, akan tetapi dari data tersebut diatas menyatakan bahwa pemesanan awal kartu Sharia Mega Covers kurang dari 20.000 kartu yaitu hanya 1105 kartu. Kemudian dalam masa perpanjangan kerjasama ini seharusnya sudah diperpanjang pada akhir september 2010 lalu, karena pada pasal 19 ayat (1) pada isi perjanjian kerjasama ini menyatakan bahwa perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, akan tetapi sampai bulan November 2010 perjanjian kerjasama ini masih dalam proses untuk melakukan perpanjangan.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran. A. Kesimpulan 1. Akad yang diterapkan pada kerjasama produk Sharia Mega Covers adalah sesuai dengan prinsip syari‟ah, yaitu dengan menggunakan akad musyarakah. dimana masing-masing pihak mengeluarkan dana berupa biaya-biaya tertentu yang disepakati dan berhak atas pengelolaan produk tersebut, baik itu dalam aspek pemasaran maupun pengelolaan dana premi sesuai kesepakatan. Selain itu, keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Sedangkan bentuk perjanjian dalam kerjasama ini adalah cobranding, yaitu penggabungan dua produk menjadi satu produk, yang tertulis dalam sebuah draft perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah. Sharia Mega Covers adalah produk co-branding dari produk Shar-e Bank Muamalat dengan produk Hospital Cash Plan, Term Life, Personal Accident dan Tabungan Wadi‟ah Mega Life Cabang Syari‟ah. Sharia Mega Covers merupakan kartu investasi berasuransi yang dikelola secara murni syari‟ah.
Perjanjian yang terjadi antara Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang Syari‟ah hanya perjanjian sebagai mitra saja, sedangkan akad yang terjadi pada Bank Muamalat dengan nasabah investasi (Shar-e) adalah akad Mudharabah dan Mega Life Cabang Syari‟ah dengan nasabah asuransi. 2. Tingkat Efektivitas dalam kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah adalah sangat tidak efektif. Selisih antara penjualan kartu dengan peserta yang diperoleh yang sangat jauh sekali perbandingannya sehingga banyak kartu yang tidak terjual sampai akhir tahun 2010, serta target pencapaian peserta yang telah disepakati pada perjanjian juga tidak tercapai yaitu untuk memperoleh nasabah/peserta Sharia Mega Covers sebanyak 2.000 nasabah/peserta. 3. Dalam kerjasama produk Sharia Mega Covers ini terdapat berbagai macam kendala. Menurut hasil wawancara penulis dengan kedua belah pihak, kerjasama ini tidak efektif karena ada beberapa kendala, diantaranya : a. Pada tahun 2009 penjualan kartu Sharia Mega Covers terhenti selama 3 bulan karena ada perubahan sistem IT baru. b. Dalam transaksi pada produk Shar-e dikenakan biaya administrasi yang semakin meningkat, sedangkan pada awalnya tidak dikenakan biaya apapun (Rp 0,-). c. Masa periode produk Sharia Mega Covers adalah pertahun, nasabah tidak membayar premi tiap tahunnya maka akan tutup secara otomatis, sehingga nasabah menjadi kurang berminat untuk melanjutkan transaksi tersebut.
B. Saran Bagi kedua pihak yang melakukan kerjasama, dalam hal penjualan produk Sharia Mega Covers, pamasaran hendaknya tidak hanya dilakukan oleh Mega Life Cabang Syari‟ah saja melainkan dari Bank Muamalat juga, karena dapat menarik lebih banyak lagi nasabah untuk melakukan investasi berasuransi. Dan juga lebih melakukan pengenalan tentang produk Sharia Mega Covers kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu lebih banyak akan keunggulan-keunggulan dari produk Sharia Mega Covers. Dalam hal sosialisasi terhadap kerjasama ini, sebaiknya antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah harus terjalin kerjasama yang baik salah satunya dengan menjaga komunikasi antar kedua belah pihak, agar tidak ada miscommunication diantara keduanya. Semoga dari hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi kedua belah pihak dan menjadi bahan evaluasi untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik agar ekonomi syari‟ah tetap berkembang pesat dan menjadi solusi bagi ummat dalam menjalani hidup secara syari‟ah.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Haris Budiyono. Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, Cet ke-2. Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999. Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Yogyakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2006. Danfar. artikel diakses pada 9 Juni 2010 http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html.
dari
Danisworo, Suryo, dan Hendri Tanjung. Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 Prinsip Suryo Management, Jakarta : PT. Grasindo, 2001. Effendy, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta: Unsri, 2009, Cet III. Herujito, Yayat M. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : PT. Grasindo, Yayasan Trisakti, 2001. Ibrahim, Ahmad Sehu. Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat Indonesia di Gedung Arthaloka Lt. 2 Bank Muamalat Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220. Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama. Karim, Adiwarman A. , BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, Edisi 3-4. Karim, Adiwarman A. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, Cet 1.
Kartajaya, Hermawan, dan Muhamad Syakir Sula. Syari‟ah Marketing, Jakarta: PT. Mizan Pustaka, 2006. Lewis, Mervyn K. & Latifa M. Algoud. Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Ptaktik, dan Prospek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007 , Cetakan I. M. Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 , Ed. 1. Othenk. ”Kunci efektivitas untuk produktivitas maksimal”, Artikel di akses pada tanggal 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentangefektivitas.html. Rahman, Afzalur Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4. Robins, Stephen P. dan Mary Coulter. Manajemen, Jakarta: PT. Prenhallindo,1999, Edisi ke-6. Sakti, Ali. Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Jakarta : AQSHA Publishing, cetakan pertama, 2007. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta : Kencana, 2009, Edisi 1, Cetakan 1. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14. Sujadi F.X. O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, Jakarta: CV. Masagung, 1990, Cet ke-3. Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI, Takaful, dan Pasar Modal Syari‟ah) di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004 , Ed. Revisi, Cet. 4. Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, Cet. 1. Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998, Cet. 1.
Umar, Husein. Business An Introduction, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, Cet. Ke-2. Wasilah, Sri Nurhayati. Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, 2008. Yusanto, M. Ismail, dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema Insani Press, 2002. Zainul Arifin. “Shariah Life”, diposkan pada tanggal 16 Januari 2007, artikel diakses pada tanggal 26 Oktober 2010 dari http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/perkembangan-bank-islam-diindonesia.