Skripsi S1
EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN MURID SD X BANTAR GEBANG, BEKASI MENGENAI MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP T. TRICHIURA Afifah Putri Handayania dan Saleha Sungkarb a
Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan b
Departemen Parasitologi Abstrak
Cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama pada anak. Pengetahuan mengenai cacingan, penting untuk melakukan pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan murid sekolah dasar (SD) mengenai morfologi dan siklus hidup T. trichiura. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study dengan intervensi penyuluhan. Data diambil pada 17 Desember 2011 di SD X Bantar Gebang, Bekasi. Subjek penelitian yang diberikan penyuluhan mengenai morfologi dan siklus hidup T. trichiura berjumlah 60 orang (populasi total). Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pre-test dan post-test yang berisi lima pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup T. trichiura. Data diolah dengan program SPSS versi 20.0 dan dianalisis menggunakan uji marginal homogeneity dan Wilcoxon. Subjek penelitian berusia 9-13 tahun, terbanyak berusia 11 tahun yaitu 25 murid (41,7%). Sebelum penyuluhan, 52 subjek (86,7%) memiliki pengetahuan kurang dan 8 (13,3%) memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sesudah penyuluhan, terdapat 30 subjek (50%) dengan tingkat pengetahuan kurang, 20 (33,3%) sedang, dan 10 (16,7%) dengan pengetahuan baik. Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,001) antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat tiga pertanyaan memberikan perbedaan bermakna, sedangkan dua pertanyaan tidak. Disimpulkan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan mengenai morfologi dan siklus hidup T. trichiura pada murid SD. Kata kunci: murid SD; penyuluhan; T. trichiura; tingkat pengetahuan
Abstract Helminthiasis is Indonesia’s public health problem, especially in children. Knowledge has an important role in preventing helminthiasis. This study’s purpose is to know the effectivity of health education for improving elementary student’s knowledge about T. trichiura’s morphology & life cycle. The design used is a pre-post study with health education as intervention. The data are collected at 17th December 2011 in SD X Bantar Gebang, Bekasi. The subjects, given education about morphology and life cycle of T. trichiura, are 60 people (total population). Knowledge is measured by pre-test and post-test including five questions about T. trichiura’s morphology & life cycle. The data are analyzed with SPSS ver. 20.0 using marginal homogeneity and Wilcoxon test. Subjects varied from 9-13 y.o, with majority of 11 y.o (25 students/41,7%). Before intervention, 52 subjects (86,7%) have poor knowledge and 8 (13,3%) have fair knowledge. After intervention, 30 subjects (50%) have poor knowledge, 20 1 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
(33,3%) have fair, and 10 (16,7%) have good knowledge. Marginal homogeneity showed, there’s a significant difference (p<0,001) between before and after intervention. Wilcoxon test showed that there are three questions with significant difference. In conclusion, health education is effective for improving elementary students’ knowledge about T. trichiura’s morphology & life cycle. Keywords: elementary students; health education; knowledge; T. trichiura
PENDAHULUAN Infeksi
50% di antara penderita infeksi cacingan
soil-transmitted
adalah anak usia sekolah.2
helminthes
Prevalensi
(STH) adalah salah satu infeksi parasit
cacingan
di
Indonesia,
yang sering terjadi di negara berkembang,
khususnya pada anak tergolong tinggi
seperti Indonesia. Infeksi tersebut lebih
berkisar 60-90%. Hal tersebut disebabkan
sering terjadi di daerah miskin dengan
oleh sanitasi lingkungan tempat tinggal
tingkat kebersihan dan pendidikan yang
kurang
rendah. Terdapat tiga STH tersering yaitu,
pedesaan atau perkotaan yang kumuh.3,4
cacing
trichiura),
Selain itu prevalensi STH yang tinggi,
cacing gelang (Ascaris lumbricoides), dan
terutama didapatkan pada anak dengan
cacing tambang (Necator americanus dan
kebiasaan kurang higienis, seperti defekasi
Ancylostoma duodenale), namun, STH
pada saluran air terbuka, makan tanpa
yang sering menyerang anak-anak adalah
mencuci tangan terlebih dahulu, serta
A. lumbricoides dan T. trichiura1.
berjalan tanpa menggunakan alas kaki
cambuk
(Trichuris
A.lumbricoides
dan
baik,
terutama
pada
daerah
pada tanah.5,6 Dari penelitian di Jakarta
T.trichiura
Pusat
tersebut disebabkan kedua cacing tersebut
didapatkan hasil prevalensi trikuriasis pada
menyukai
murid sekolah dasar (SD) adalah sebesar
tanah
liat
untuk
perkembangannya. Cara infeksi kedua
yang
dilakukan
oleh
Ismid7
umumnya ditemukan pada satu hospes. Hal
61,1%. Infeksi
cacing tersebut juga sama, yaitu menelan 1
telur infektif yang terdapat di tanah liat.
STH
tidak
menimbulkan
kematian langsung, tetapi infeksi STH
Berdasarkan data WHO tahun 2002,
berat mempunyai dampak besar terhadap
terdapat 2 miliar orang di dunia terinfeksi
morbiditas penderitanya.8 Gejala klinis
STH, 300 juta diantaranya menderita
trikuriasis dapat berupa tenesmus , diare,
penyakit berat akibat infeksi cacing, dan
mual,
dan anemia karena T.trichiura
menimbulkan luka di dinding usus saat 2 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
melekatkan
kepalanya.
Selain
itu,
sehingga
malabsorbsi.
sebagai
cacing
cambuk.6,10
T.trichiura juga mengisap nutrisi dan menyebabkan
dikenal
Akibatnya,
T. trichiura dewasa berwarna merah
terjadi ggangguan perkembangan fisik dan
muda.
mental anak. Apabila kondisi tersebut
anterior berbentuk seperti cambuk dan
berlangsung
bagian posterior yang lebih tebal karena
lama,
maka
kemampuan
T.
trichiura
memiliki
bagian
belajar akan berkurang dan kesehatan anak
berisi
akan terganggu.8,9
reproduksi. T. trichiura jantan memiliki
Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi
ujung
usus ekor
dan
seperangkat
melingkar
dan
alat
terdapat
merupakan daerah pemukiman yang juga
spikulum sementara T. trichiura betina
digunakan sebagai tempat pembuangan
memiliki ujung ekor membulat.10,11 T.
sampah akhir (TPA), sehingga kebersihan
trichiura betina cenderung berukuran lebih
lingkungannya
itu
besar dari T. trichiura jantan. Panjang
infeksi
tubuh T. trichiura betina sekitar 5cm,
STH, khususnya T. trichiura. Oleh karena
sedangkan T. trichiura jantan sekitar 4
itu, diperlukan upaya pencegahan, salah
cm.9
merupakan
kurang
faktor
baik.
predisposisi
Hal
satunya dengan memberikan penyuluhan
T. trichiura berkembang biak dengan cara bertelur. Telur T. trichiura berukuran
kesehatan mengenai cacingan.
50 x 22µ.1,9 Bentuk telur T. trichiura
Untuk mengetahui hasil dari penyuluhan kesehatan yang diberikan,
seperti tempayan dengan tonjolan jernih di
perlu dilakukan penilaian tingkat
kedua kutub. Kulit terluar telur berwarna
pengetahuan murid SD X sebelum dan
kekuning-kuningan
sesudah penyuluhan. Untuk memudahkan
dalamnya
survei terhadap anak-anak, penelitian
trichiura betina dapat menghasilkan 3.000-
dilakukan pada murid SD X di Kecamatan
5.000 butir telur. Telur akan dikeluarkan
Bantar Gebang. Materi penyuluhan yang
dari hospes bersama feses.1
diberikan adalah morfologi dan siklus T.
dengan
jernih.1,10
Setiap
bagian hari,
T.
Hospes utama T. trichiura adalah
trichiura.
manusia. Walaupun demikian, kera dan babi juga dapat menjadi hospes. Siklus
TINJAUAN PUSTAKA
hidup T. trichiura dimulai dengan telur
T. trichiura adalah spesies cacing yang
yang dikeluarkan bersama feses dari
ketika menginfeksi usus besar manusia
hospes. Telur akan menjadi infektif dalam
akan menyebabkan trikuriasis. Bentuk
waktu
tubuh
lingkungan yang sesuai, yaitu tanah liat
T.
trichiura
seperti
cambuk,
3
hingga
6
minggu
3 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
dalam
dengan iklim yang lembab.12 Apabila telur
perkembangan
infektif
saluran
sedangkan suhu optimal adalah 30°C.
pencernaan manusia, telur tersebut akan
Telur T. trichiura dapat bertahan selama
menetas dalam usus halus. Larva T.
bertahun-tahun di tanah lembab.15
masuk
trichiura
akan
ke
dalam
berkembang
menjadi
Di
telur
dalam
manusia,
T.
trichiura,
umumnya
T.
dewasa di usus halus. Dalam waktu 30-90
trichiura hidup di sekum, tapi T. trichiura
hari, telur T. trichiura yang tertelan oleh
juga dapat ditemukan di kolon asendens.
hospes akan menjadi cacing dewasa.
Pada kondisi infeksi berat, terutama pada
Cacing dewasa T. trichiura hidup di sekum
anak, T. trichiura dapat tersebar hingga
dan
dewasa
seluruh kolon. Kadang kala T. trichiura
tersebut dapat hidup di usus manusia
dapat ditemukan di mukosa rectum yang
selama 1 hingga 5 tahun. T. trichiura
prolaps.16
kolon
asendens.
Cacing
betina kemudian menghasilkan telur yang
Di dalam usus, T. trichiura mengaitkan
akan kembali dikeluarkan oleh hospes
kepalanya yang berbentuk seperti cambuk
melalui feses.1,9
ke mukosa. Hal tersebut menimbulkan
Trikuriasis terdapat di seluruh dunia.
trauma yang menyebabkan iritasi dan
Lebih dari satu miliar orang di dunia
inflamasi mukosa usus. Apabila inflamasi
diperkirakan memiliki trikuriasis.13 Tanah
terjadi
hangat dan lembab merupakan media
menimbulkan kolitis yang menyebabkan
transmisi terbaik untuk trikuriasis. T.
nyeri abdomen dan diare kronis. Akibat
trichiura tidak hanya ditemukan pada
diare kronis tersebut, prolapses rekti dapat
daerah yang lembab, tapi juga ditemukan
terjadi. T. trichiura juga menghisap darah
di Amerika Utara dan Afrika Selatan.
hospes dan menyebabkan anemia.14
dalam
Infeksi
Walaupun transmisi dapat terjadi di daerah
jumlah
ringan
besar,
trikuriasis
dapat
biasanya
dengan iklim dingin, hiper-endemisitas
asimtomatik. Trikuriasis terjadi pada lebih
terjadi di dataran yang lebih rendah dengan
dari 90% masyarakat, tetapi hanya sekitar
temperatur lebih hangat.14
10% yang menunjukkan gejala infeksi berat.13 Umumnya,
Epidemiologi STH termasuk trikuriasis terutama
dipengaruhi
oleh
faktor
trikuriasis
bersifat
ringan hingga sedang (asimtomatik hingga
lingungan, yaitu iklim, kelembaban, dan
sedikit
gejala).
tanah. Iklim tropis merupakan iklim yang
biasanya akibat trauma mukosa usus yang
paling sesuai untuk perkembangan telur T.
terjadi
trichiura menjadi telur infektif. Tanah liat
kepalanya ke mukosa usus. Meskipun larva
merupakan tanah yang optimal untuk
T. trichiura juga memasuki mukosa usus,
saat
T.
Gejala
yang
trichiura
4 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
timbul
mengaitkan
biasanya tidak menimbulkan gejala klinis
sekitar rumah pada 3 RT di desa Patemon,
yang berarti. Infeksi berat trikuriasis yang
kecamatan Gunung Pati, kodya Semarang.
menahun akan timbul gejala, terutama
Kebiasaan buang air besar di sungai
pada anak, seperti diare/disentri kronis,
dapat menyebabkan air sungai tercemar
mual, muntah, anemia berat, berat badan
oleh
turun, dan terkadang prolapses rekti.17
menyiram tanaman dengan air sungai.
Infeksi berat pada anak biasanya diikuti
Oleh karena itu, telur cacing dapat
infeksi bakteri maupun penyakit lainnya.18
berpindah
Trikuriasis
ditegakkan
telur
cacing.
dari
Tanamanpun
dengan
Umumnya,
sungai
akhirnya
ke
petani
tanaman.
tercemar
telur
Ulukanligil21
ditemukannya telur T. trichiura di sediaan
cacing.
basah feses langsung atau T. trichiura
menunjukkan bahwa terdapat telur cacing
dewasa
T.
pada 88,4% sampel tinja, 88,4% sampel
tempayan
tanah, 14% sampel sayuran, dan 60,8%
dengan tonjolan jernih pada kedua kutub.
sampel air pada lahan pertanian di
Teknik
Sanlinurfa, Turki. Masyarakat Indonesia
trichiura
pada
kolonoskopi.
berbentuk katokatz
Telur
seperti
digunakan
untuk
1
menentukan derajat infeksi. Obat
untuk
Penelitian
memiliki kebiasaan memakan sayuran adalah
mentah. Kebiasaan itu dapat menyebabkan
Dosis
tertelannya telur cacing. Oleh sebab itu,
mebendazol adalah 2 X 100 mg selama 3
sayuran harus dicuci bersih dengan air
hari. Albendazol dapat diberikan sebagai
mengalir sebelum dimakan.
mebendazol
trikuriasis
dan
albendazol.
dosis tunggal sebanyak 400 mg atau 1 x
Di daerah perkotaan, sebagian WC
200 mg diberikan selama 3 hari. Setelah
tidak dialirkan ke dalam septik tank, tapi
pengobatan, penderita disarankan untuk
langsung
pemeriksaan tinja 2-4 minggu.1,17
mengakibatkan got dapat tercemar telur
ke
dalam
got.
Hal
itu
Penelitian Amri et al19 di Perkebunan
cacing. Pada siang hari, untuk mengurangi
Teh X, Jawa Barat, menunjukkan hanya
panasnya jalan, warga sering menyramkan
36,54%
yang
air got yang menyebabkan jalan dapat
menggunakan jamban untuk buang air
tercemar telur cacing. Angin yang bertiup
besar,
dari
pemetik
sedangkan
teh
lainnya
di
tanah
dapat menyebabkan telur cacing terbang
sungai.
Kebiasaan
dari jalan ke makanan, sehingga makanan
masyarakat buang air besar sembarangan
dapat juga tercemar telur cacing.21 Selain
(tidak di jamban) dapat mencemari tanah.
itu, anak-anak sering makan tanpa mencuci
perkebunan
atau
Penelitian Hawin,
20
menunjukkan bahwa
tangan terlebih dahulu setelah bermain di
terdapat telur cacing pada 46,15% tanah di
jalanan. Oleh karena itu, anak harus 5
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
23,60-34,20C.24
diajarkan mengenai kebersihan diri dan sanitasi, terutama menjaga kebersihan kuku serta mencuci tangan sebelum makan
METODE PENELITIAN
dan sesudah buang air besar.20
Desain penelitian yang digunakan pada Bahasa
penelitian ini adalah pre-post study dengan
segala
intervensi penyuluhan kesehatan mengenai
sesuatu yang diketahui berkaitan dengan
morfologi dan siklus hidup T.trichiura.
suatu hal. Pengetahuan juga dapat diartikan
Penelitian ini dilaksanakan di SD X Bantar
sebagai keseluruhan pemikiran, gagasan,
Gebang,
konsep, dan pemahaman yang dimiliki
dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011.
manusia mengenai dunia dan isinya,
Penelitian berlangsung selama 18 bulan,
termasuk manusia dan kehidupannya.22
dimulai pada bulan Desember 2011 hingga
Menurut Indonesia,
Kamus
Besar
pengetahuan
Berdasarkan
adalah
Pengambilan
data
penyuluhan
Juni 2013. Populasi target adalah seluruh
perbuatan
murid SD X Bantar Gebang, Bekasi.
menyuluh; penerangan. Penyuluhan dapat
Populasi terjangkau adalah murid kelas IV,
dilakukan perorangan, kelompok, ataupun
V, dan VI SD X Bantar Gebang, Bekasi
melalui
yang hadir di sekolah saat pengambilan
merupakan
kesehatan
KBBI,
Bekasi.
proses,
media
cara,
massa.
dapat
Penyuluhan
diartikan
data
sebagai
dilaksanakan.
Subjek
penelitian
penambahan pengetahuan baik praktik
merupakan anak yang terdaftar sebagai
kehidupan sehari-hari ataupun secara ilmu
murid kelas IV, V, dan VI SD X Bantar
untuk merubah perilaku kesehatan.23
Gebang, Bekasi yang hadir di sekolah saat
Kecamatan
Bantar
Gebang
adalah
pengambilan data dan memenuhi kriteria seleksi.
bagian kota Bekasi, terletak di bagian barat Kota Bekasi. Bantar Gebang memiliki luas
Kriteria inklusi penelitian ini berupa
wilayah sebesar 1.843.890 Ha dan terdiri
seluruh anak yang terdaftar sebagai murid
dari empat kelurahan. Bantar Gebang
kelas IV, V, dan VI SD X Bantar Gebang,
memiliki
Bekasi pada saat penelitian dilaksanakan
jumlah
penduduk
sebanyak
160.371 jiwa pada tahun 2003. Terdapat
dan
bersedia
timbunan sampah sebanyak 371 m3/hari
sedangkan kriteria eksklusi berupa murid
dengan sampah terangkut 130 m3/hari di
yang tidak mengisi kuesioner secara
Bantar Gebang. Kota Bekasi memiliki
lengkap. Kriteria drop-out penelitian ini
iklim yang cenderung panas. Curah hujan
adalah
tertinggi terjadi pada bulan September
penyuluhan atau tidak mengikuti post-test.
hingga Oktober. Suhu harian berkisar
Berdasarkan kriteria seleksi, besar sampel
murid
mengikuti
yang
tidak
6 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
penelitian,
mengikuti
penelitian ini adalah 60 murid. Penelitian
dapat memiliki lebih dari satu jawaban
ini menggunakan teknik sampling berupa
yang benar dan menjawab pertanyaan yang
total populasi. Variabel bebas penelitian ini
diajukan oleh subjek. Subjek diminta untuk
adalah penyuluhan kesehatan, sedangkan
mengisi kuesioner pre-test. Setelah semua
variabel
subjek selesai mengisi kuesioner pre-test,
terikat
penelitian
ini
adalah
tingkat pengetahuan. Pada penelitian ini,
subjek
variabel
perancu
berupa
kuesioner
kelamin,
tingkat
pendidikan,
usia,
jenis
diminta
untuk
ke
peneliti
kelengkapannya.
sumber
mengumpulkan untuk
Apabila
dicek terdapat
informasi, dan kejujuran dalam mengisi
kuesioner yang belum lengkap, subjek
kuesioner.
diminta
Pemberian
untuk
melengkapi
kuisoner
tersebut.
penyuluhan
dan
dilakukan
bersama
Setelah pre-test, salah satu peneliti
sedang
menyampaikan penyuluhan dengan materi
melaksanakan kegiatan bakti sosial di SD
yang sebelumnya sudah disetujui oleh
X Bantar Gebang, Bekasi. Sebelumnya,
pembimbing riset. Penyuluhan tersebut
peneliti sudah memberi penjelasan dan
berisi tentang morfologi, siklus hidup,
meminta izin pada kepala sekolah SD X
serta
Bantar Gebang, Bekasi mengenai kegiatan
lumbricoides. Selain itu, pada penyuluhan
penelitian dan penyuluhan yang akan
juga dijelaskan mengenai pencegahan dan
dilaksanakan. Pada hari pengambilan data,
pengobatan cacingan secara umum. Pada
semua murid kelas IV, V, dan VI SD X
penelitian ini, materi yang akan dievaluasi
Bantar
pengumpulan badan
data
kemahasiswaan
yang
gejala
T.
trichiura
dan
A.
Bekasi
yang
hadir
adalah morfologi dan siklus hidup dari T.
satu
ruang
kelas.
trichiura. Penyuluhan dilakukan secara
Peneliti kemudian menjelaskan tujuan serta
interaktif, yaitu subjek dapat bertanya
rangkaian acara pada hari tersebut, yang
langsung pada penyuluh mengenai materi
terdiri dari pengisian kuesioner pre-test,
yang disampaikan. Selain itu, subjek juga
penyuluhan
diberikan edukasi mengenai cara cuci
Gebang,
dikumpulkan
pada
kesehatan,
dan
pengisian
tangan yang baik.
kuesioner post-test. Setelah subjek setuju untuk mengikuti penelitian, subjek dibagi
Setelah penyuluhan selesai, subjek
menjadi beberapa kelompok kecil yang
kembali dibagi dalam kelompok kecil yang
didampingi oleh seorang pembimbing.
ditemani satu pembimbing untuk mengisi
Pembimbing bertugas untuk menjelaskan
kuesioner
cara
kuesioner post-test sama dengan kusioner
mengisi
menjelaskan
kuesioner,
pertanyaan
termasuk
tertentu
yang
post-test.
Pertanyaan
pada
pre-test. Setelah semua subjek selesai 7
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
mengisi, kuesioner post-test dikumpulkan
HASIL PENELITIAN
dan dicek kelengkapannya. Apabila ada
Jumlah murid kelas IV, V, dan VI
kuesioner post-test yang belum lengkap,
berdasarkan data SD X Bantar Gebang,
subjek
melengkapi
Bekasi adalah 103 orang yang terdiri atas
kuesioner tersebut. Setelah rangkaian acara
50 murid kelas IV, 26 murid kelas V, dan
selesai,
hadiah
27 murid kelas VI. Pada hari pengambilan
sebagai rasa terima kasih atas partisipasi
data, terdapat 61 murid yang hadir dan
subjek dalam penelitian ini. Semua data
bersedia
yang sudah dikumpulkan akan dijaga
Terdapat 42 murid yang tidak hadir karena
kerahasiaannya.
pengambilan
diminta peneliti
untuk
memberikan
untuk
mengikuti
data
dan
penelitian. penyuluhan
Setelah dipastikan data lengkap dan
dilaksanakan pada hari yang sama dengan
sesuai dengan keperluan penelitian, data
bakti sosial, yaitu pada hari Sabtu. Dari 61
dikelompokkan
skala
responden, terdapat satu orang yang
pengetahuan
dinyatakan drop-out karena tidak mengisi
subjek dinilai berdasarkan skor pre-test
lembar kuisoner pre-test dan post-test
dan post-test yang kemudian digolongkan
dengan
sebagai skala ordinal berupa baik, sedang,
responden yang menjadi subjek penelitian
dan
pengetahuan
(responden yang mengikuti penyuluhan
dikatakan baik apabila nilai > 80%, sedang
serta mengisi kuesioner pre-test dan post-
apabila nilai 60-79%, dan kurang apabila
test dengan lengkap) adalah 60 orang.
pengukurannya.
kurang.
berdasarkan Tingkat
Tingkat
nilai < 59%.
lengkap.
Karena
itu,
jumlah
Berdasarkan jenis kelamin, responden
Analisis data menggunakan program
terdiri dari 30 murid perempuan dan 30
SPSS 20.0 for Windows. Analisis data
murid
laki-laki.
menggunakan uji marginal homogeneity
terbanyak berasal dari kelas IV sebesar
yang disarankan untuk studi perbandingan
45%, diikuti oleh kelas VI sebesar 35%
dua kelompok berpasangan. Hasil analisis
dan kelas V sebesar 20%. Usia responden
data disajikan dalam bentuk tabel 2 x 3.
berkisar dari 9 tahun hingga 13 tahun
Data kemudian dilakukan analisis lanjutan
dengan
dengan uji Wilcoxon untuk analisis setiap
berusia 11 tahun (41,7%). Sebanyak 71,7%
pertanyaan.
responden
jumlah
Jumlah
responden
mengaku
tidak
mengalami cacingan (Tabel 1)
. 8 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
reponden
terbanyak pernah
Tabel 1. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelas, Usia, dan Riwayat Cacingan Variabel Jenis Kelamin Kelas
Usia (tahun)
Riwayat Cacingan
Kategori Perempuan Laki-laki IV V VI 9 10 11 12 13 >2 tahun lalu 1 tahun lalu 6 bulan lalu 3 bulan lalu 1 minggu lalu Tidak pernah
Frekuensi 30 30 27 12 21 9 11 25 9 6 9 3 1 1 3 43
Hampir seluruh responden (98,7%)
Presentase 50 50 45 20 35 15 18,3 41,7 15 10 15 5 1,7 1,7 5 71,7
informasi. Hanya terdapat satu orang yang
pernah mendapatkan informasi mengenai
belum
penyakit cacingan. Bahkan lebih dari 50%
mengenai penyakit cacingan sebelumnya
responden memiliki lebih dari satu sumber
(Tabel 2).
pernah
mendapatkan
informasi
Tabel 2. Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Sumber Informasi Jumlah Sumber Informasi
Frekuensi
Presentase
Tidak ada sumber informasi
1
1,7
Satu sumber informasi
14
23,3
Dua sumber informasi
34
56,7
Tiga sumber informasi
10
16,7
Empat sumber informasi
1
1,7
Pada Tabel 3 tampak bahwa tingkat pengetahuan
reseponden
penyuluhan meningkat secara bermakna
sesudah
(p<0,001)
jika
dibandingkan
9 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
dengan
sebelum
penyuluhan.
Hal
juga
tersebut
terlihat
pada
kategori
tingkat
sedang,
yaitu
terdapat
menunjukkan bahwa penyuluhan efektif
pengetahuan
dalam
peningkatan kurang lebih dua kali lipat
meningkatkan
pengetahuan
responden. Terdapat peningkatan jumlah
menjadi
tingkat pengetahuan baik menjadi 16,7%
dimana sebelum penyuluhan berjumlah
setelah
penyuluhan
13,3%. Pada kategori tingkat pengetahuan
dibandingkan sebelum penyuluhan yaitu
kurang, terdapat penurunan sebesar 36,7%
tidak ada satupun responden dengan
dari 86,7% saat sebelum penyuluhan
tingkat pengetahuan baik. Peningkatan
menjadi 50% saat sesudah penyuluhan.
dilakukan
33,3%
(sesudah
penyuluhan)
Tabel 3. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan Variabel
Tingkat Pengetahuan
Uji
Baik
Sedang
Kurang
Sebelum
0 (0%)
8 (13,3%)
52 (86,7%)
Sesudah
10 (16,7%)
20 (33,3%)
30 (50%)
Marginal homogeneity (p<0,001 )
Tabel 4 merinci lebih lanjut perolehan
pertanyaan yang dapat dijawab dengan
skor setiap nomor dalam kuesioner tentang
baik oleh lebih dari separuh responden
morfologi dan siklus hidup T. trichiura.
(56,7%) sebelum penyuluhan diberikan.
Terdapat peningkatan jumlah responden
Pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan
yang menjawab dengan benar pada hampir
dengan presentase jawaban benar tertinggi
semua nomor. Tempat hidup T. trichiura
sesudah penyuluhan, yaitu 80% responden
merupakan pertanyaan paling sulit untuk
dapat menjawab dengan baik. Pertanyaan
dijawab (18,3% menjawab dengan benar)
mengenai cara T. trichiura mendapatkan
sebelum dilakukan penyuluhan. Setelah
makanan rupanya masih membuat bingung
penyuluhan,
responden, yaitu hanya ada 1 responden
menjawab
jumlah dengan
responden benar
yang
meningkat
yang dapat menjawab pertanyaan ini
menjadi 50%. Bentuk T. trichiura adalah
dengan benar. 10
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
Tabel 4. Sebaran Responden Berdasarkan Skor Soal Mengenai Morfologi dan Siklus Hidup T. trichiura
No
Pertanyaan
Nilai
1
Cacing yang bentuknya seperti cambuk disebut… Cacing cambuk hidup di… Penularan cacing cambuk melalui… Manusia dapat terinfeksi cacing cambuk dengan cara… Cacing cambuk memperoleh makanan dengan cara…
0 5 0 5 0 5 0 5
2 3 4
5
Jumlah Responden (Persentase) Pre-test Post-test 26 (43,3) 12(20) 34 (56,7) 48 (80) 49 (81,7) 30 (50) 11 (18,3) 30 (50) 45 (75) 36 (60) 15 (25) 24 (40) 34 (56,7) 18 (30) 26 (43,3) 42 (70)
0 2 3 5
Pada tabel 5, dapat dilihat bahwa
15 (25) 8 (13,3) 37 (61,7) 0 (0) Walaupun
secara
10 (16,7) 28 (46,7) 21 (35) 1 (1,7) umum
terdapat
terdapat tiga soal yang memiliki perbedaan
peningkatan jumlah jawaban benar pada
bermakna
antara
sebelum
dan
tingkat
pengetahuan
soal nomor 3 dan 5, tetapi tidak diperoleh
sesudah
penyuluhan
perbedaan yang bermakna antara tingkat
kesehatan, yaitu pada soal nomor 1,2, dan
pengetahuan
4 dengan nilai p masing-masing <0,05.
penyuluhan.
sebelum
dan
sesudah
Tabel 5. Skor Jawaban Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Variabel
Median (Minimum - Maksimum) No.1
No.2
No.3
No.4
No.5
Sebelum penyuluhan
2,83 (0-5)
0,92 (0-5)
1,25 (0-5)
2,17 (0-5)
2,11 (0-5)
Sesudah penyuluhan
4 (0-5)
2,5 (0-5)
2 (0-5)
3,5 (0-5)
2,07 (0-5)
Nilai p*
<0,001
0,001
0,050
<0,001
0,967
* Uji Wilcoxon
11 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
PEMBAHASAN Prinsip
morfologi dan siklus hidup T. trichiura
yang
dipegang
dalam
sebelum penyuluhan. Jika dilihat, hampir
penyebaran penyakit infeksi adalah host-
semua
agent-environment.
mendapatkan informasi mengenai cacingan
hospes
Beberapa
yang
sudah
faktor diketahui
responden
sebelumnya.
sudah
Rendahnya
pernah
skor
pre-test
mempengaruhi kejadian penyakit antara
dapat disebabkan beberapa hal, seperti
lain pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hal
informasi
tersebut didukung oleh penelitian Yuliani25
sebelumnya tidak mencakup pertanyaan
yang menyatakan terdapat hubungan antara
pada
pengetahuan, sikap, dan praktik hidup
pengisian kuesioner yang kurang jelas,
sehat dengan prevalensi cacingan siswa
pertanyaan
sebuah SD di Semarang pada tahun 2006.
dimengerti, serta kesulitan konsentrasi saat
Penelitian
Edelduok
mendapatkan pengetahuan
al26
et
hubungan dan
praktik
dengan
prevalensi
modal
pengetahuan
yang
kuesioner
sudah
diperoleh
penelitian
kuesioner
ini,
yang
cara sulit
responden menjawab kuesioner.
juga antara
Tingkat pengetahuan yang kurang pada
pencegahan
penelitian ini sesuai dengan penelitian
cacingan. yang
Dengan
Subahar28 yang memperoleh hasil bahwa
dimiliki
sebesar
93,05%
responden
memiliki
mengenai penyakit tertentu, seseorang
tingkat pengetahuan yang kurang. Hasil
dapat
penyakit
penelitian ini berbeda dari penelitian yang
tersebut. Dapat dikatakan, semakin tinggi
dilakukan oleh Sekartini et al,29 yang
tingkat pengetahuan seseorang akan suatu
mendapatkan hasil bahwa sebagian besar
penyakit,
(59,6%)
berusaha
maka
menghindari
kemungkinan
terkena
responden
pengetahuan
Sebagai salah satu upaya meningkatkan
responden
pengetahuan, dapat dilakukan penyuluhan
pengetahuan kurang. Hal tersebut mungkin
kesehatan, dalam penelitian ini berupa
dipengaruhi
cacingan dan pencegahannya.27
pendidikan responden, yaitu responden
sebanyak tingkat sebanyak
penelitian 86,7%
responden
pengetahuan 13,3%
ini
yang oleh
dan
hanya
tingkat
penyakit tersebut menjadi semakin kecil.
Pada
baik
memiliki memiliki perbedaan
10,1% tingkat tingkat
didapatkan
penelitian Sekartini et al29 adalah orang tua
memiliki
siswa sedangkan responden penelitian ini
yang
kurang,
responden
memiliki
adalah murid SD. Secara
umum,
diberikan
satupun responden yang memiliki tingkat
tempat hidup, penularan, dan makanan T.
pengetahuan
trichiura serta bagaimana cara manusia
baik
mengenai
bagaimana
yang
tingkat pengetahuan sedang, dan tidak ada yang
berupa
pertanyaan
12 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
bentuk,
terinfeksi T. trichiura. Informasi yang
power point, dalam sesi penyuluhan ini
didapatkan responden sebelumnya tidak
juga digunakan lagu untuk mempermudah
mencakup pertanyaan dalam kuesioner
penyampaian materi cara mencuci tangan
tersebut. Untuk pertanyaan nomor 5 yaitu
yang benar. Selama penyuluhan, penyaji
mengenai cara T. trichiura mendapat
menggunakan cara bicara maupun sikap
makanan, mayoritas responden (75,0%)
yang cukup menarik perhatian responden.
menjawab parsial (skor 2 atau 3). Apabila
Responden yang merupakan murid
dilihat pada halaman 3, tidak ada instruksi
kelas IV, V, dan VI juga turut berperan
yang menyebutkan bahwa pada nomor 5
dalam
responden dapat memilih lebih dari 1
penyuluhan,
jawaban
tinggi untuk menerima informasi yang
yang
tersedia.
Hal
itu
penerimaan terlihat
informasi. antusiasme
Selama yang
mengakibatkan responden hanya memilih
baru.
1 jawaban dan menyebabkan nilai yang
informasi yang diberikan penyaji kepada
didapatkan tidak lengkap/parsial.
responden.
Penyuluhan adalah salah satu cara penyampaian untuk
informasi
secara
meningkatkan
sekelompok
orang.
itu
membantu
kelancaran
Walaupun penyuluhan sudah dapat
efektif
dikatakan
pengetahuan
Apabila
Hal
efektif
meningkatkan
pengetahuan responden, masih terdapat
informasi
50%
responden
dengan
tingkat
dapat diterima dengan baik, diharapkan
pengetahuan kurang setelah penyuluhan
peserta penyuluhan dapat menggunakan
dilakukan (sebelum penyuluhan terdapat
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-
86,7%
hari, sehingga tujuan dari penyuluhan
pengetahuan kurang). Hal ini diakibatkan
dapat tercapai.30
oleh sebagian anak yang mudah teralih
responden
dengan
tingkat
Penelitian ini memberikan hasil yang
perhatiannya, sehingga tidak menyimak
mendukung penyuluhan kesehatan sebagai
penyuluhan dengan baik. Selain itu, anak
metode yang efektif untuk meningkatkan
tersebut juga mengatakan kurang mengerti
pengetahuan
Efektivitas
materi yang diberikan serta menurut
penyuluhan yang tergambar dari tingkat
gurunya anak tersebut kurang cerdas. Oleh
pengetahuan responden dapat dipengaruhi
karena itu, diperlukan pemberian informasi
beberapa hal. Salah satu faktor yang
berulang. Cara pemberian informasi dapat
mendukung adalah metode penyuluhan
berupa penyuluhan, poster, dll.
yang
pesertanya.
menarik.
Penyaji
menggunakan
Ceramah adalah salah satu metode
power point yang memberikan gambaran
yang baik dalam penyampaian informasi.
visual pada responden. Selain penggunaan
Penelitian Pasaribu31 mendapatkan hasil 13
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
ceramah
dan
buku
bacaan
menarik
0,001
yang
berarti
bahwa
terdapat
bermakna
antara
tingkat
(misalnya komik) mempunyai perbedaan
perbedaan
bermakna
dalam
meningkatkan
pengetahuan mengenai bentuk T. trichiura
pengetahuan.
Penelitian
tersebut
sebelum dan sesudah penyuluhan.
juga
memperoleh hasil bahwa ceramah lebih
Soal
nomor
2
berisi
pertanyaan
baik dalam meningkatkan informasi karena
mengenai tempat hidup T. trichiura.
komunikasi yang terjadi bersifat dua arah.
Sebelum
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
responden yang dapat menjawab dengan
penyuluhan
benar bahwa T. trichiura hidup di usus
ceramah)
kesehatan efektif
(dengan
untuk
cara
meningkatkan
besar.
penyuluhan,
Setelah
hanya
dilakukan
18,3%
penyuluhan,
pengetahuan, sesuai dengan penelitian
terdapat peningkatan jumlah responden
Pasaribu.31
yang menjawab dengan benar menjadi
Dari penelitian yang dilakukan Lawson
50%. Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p =
et al,32 didapatkan pebedaan bermakna
0,001
mengenai
perbedaan
penyuluhan
terhadap
yang
berarti
bahwa
terdapat
bermakna
antara
tingkat
peningkatan pengetahuan dan perilaku
pengetahuan mengenai tempat hidup T.
murid SD tentang skistosomiasis dan
trichiura
infeksi cacing lain di Tanzania. Penelitian
penyuluhan.
Asaolu27 mengatakan bahwa penyuluhan
Soal
sebelum nomor
3
dan berisi
sesudah pertanyaan
kesehatan merupakan satu-satunya cara
mengenai cara penularan T. trichiura.
murah,
Sebanyak 25% responden dapat menjawab
sederhana,
dan
efektif
untuk
pencegahan infeksi cacing.
dengan benar bahwa cara penularan T.
Soal nomor 1 berisi tentang bagaimana bentuk
dari
T.
trichiura.
trichiura melalui tanah. Setelah dilakukan
Pertanyaan
penyuluhan,
terjadi
peningkatan
pada
tersebut dapat dijawab dengan baik oleh
jumlah responden yang dapat menjawab
responden, baik sebelum maupun sesudah
dengan benar menjadi 40%. Meskipun
penyuluhan.
didapatkan peningkatan jumlah responden,
sebanyak
Sebelum 56,7%
penyuluhan,
responden
dapat
setelah dianalisis lebih lanjut dengan uji
menjawab dengan benar bahwa cacing
Wilcoxon tidak didapatkan perbedaan
yang berbentuk seperti cambuk adalah T.
bermakna (p = 0,050) antara pengetahuan
trichuria. Setelah dilakukan penyuluhan,
mengenai cara penularan T. trichiura
terdapat peningkatan jumlah responden
sebelum dan sesudah penyuluhan.
yang menjawab dengan benar menjadi
Pada soal nomor 4, isi pertanyaan
80%. Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p <
berupa cara manusia dapat terinfeksi T. 14
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
trichiura.
Sebanyak
43,3%
penularannya.
responden
dapat menjawab pertanyaan dengan benar bahwa
manusia
dapat
terinfeksi
KESIMPULAN
T.
trichiura dengan cara makan makanan yang
tercemar
telur
cacing.
Responden penelitian adalah murid kelas IV, V, dan VI SD X Bantar Gebang,
Setelah
dilakukan penyuluhan, jumlah responden
Bekasi
yang dapat menjawab pertanyaan dengan
perempuan
benar
Uji
Responden terbanyak berasal dari kelas IV
Wilcoxon menunjukkan nilai p < 0,001
sebanyak 27 murid (45%). Sebanyak 43
yang berarti bahwa terdapat perbedaan
murid (71,7%) tidak memiliki riwayat
bermakna
cacingan dan sebanyak 59 murid (98,3%)
meningkat
antara
menjadi
tingkat
70%.
pengetahuan
dengan
jumlah
yang
sama
besar
mengenai cara manusia terinfeksi T.
sudah
trichiura
mengenai cacingan sebelumnya.
sebelum
dan
sesudah
pernah
laki-laki
Sebelum
penyuluhan.
mendapatkan
penyuluhan,
dan
(50%).
informasi
terdapat
52
pertanyaan
murid (86,7%) dengan tingkat pengetahuan
mengenai cara T. trichiura memperoleh
kurang dan 8 murid (13,3%) dengan
makanan. Tidak ada satupun responden
tingkat
yang dapat menjawab dengan sempurna
penyuluhan
sebelum
Akan
peningkatan tingkat pengetahuan yang
tetapi, terdapat 75% responden yang dapat
bermakna (p<0,001) menjadi 30 murid
menjawab sebagian. Setelah penyuluhan,
(50%) dengan tingkat pengetahuan kurang,
terdapat 1 orang responden yang dapat
20 murid (33,3%) sedang, dan 10 murid
menjawab pertanyaan tersebut dengan
(16,7%) dengan tingkat pengetahuan baik.
Soal
nomor
5
penyuluhan
berisi
diberikan.
pengetahuan
sedang.
diberikan,
Setelah terdapat
sempurna dan 81,7% responden dapat
Dapat disimpukan bahwa penyuluhan
menjawab sebagian. Pada soal ini, tidak
kesehatan efektif untuk meningkatkan
didapatkan perbedaan bermakna (p =
pengetahuan
0,967)
morfologi dan sikulus hidup T. trichiura.
antara
tingkat
pengetahuan
murid
SD
mengenai
mengenai cara T. trichiura memperoleh SARAN
makanan.
1. Pengetahuan murid perlu ditingkatkan
Dari analisis tiap nomor tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukan penyuluhan
hingga
kategori
baik
ulang tentang morfologi dan siklus hidup
penyuluhan berkala dan materi yang
T. trichiura yang lebih menekankan pada
disesuaikan.
cara T. trichiura memperoleh makanan dan 15 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
dengan
Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui perubahan perilaku
2008.h.6-20. 7. Ismid IS. Survey penyakit kecacingan
sesudah penyuluhan kesehatan.
pada anak murid Sekolah Dasar di DAFTAR PUSTAKA
Jakarta Pusat. Jurnal Kesehatan. 1996;
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman
2(2). 8. Hotez P, bundy DAP, Beegle K,
pengendalian kecacingan. Jakarta:
Brooker S, Drake L, de Silva N, et al.
Kementerian Kesehatan RI; 2012. 2. World Health Organization. Prevention
Helminth infections: soil-transmitted
and control of schistosomiasis and soil-
helminth infections and schistomiasis
transmitted helminthiasis: report of a
[internet]. 2011 [cited 2011 Dec 8].
WHO expert committee. WHO
Available from:
Technical Report Series 912; 2012.
files.dcp2.org/pdf/DCP/DCP24.pdf. 9. Muller R, Wakelin D. Worms and
3. Hadidjaja P. Masalah penyakit kecacingan di Indonesia dan
human disease. 2nd ed. London: CABI
penganggulangannya. Majalah
publishing; 2002. p.147-53.
Kedokteran Indonesia. 1994;44: 215-6.
10. Bogitsh BJ, Carter CE, Oeltmann TN. Human parasitology. 3rd ed. New York:
4. Mardiana, Djarismawati. Prevalensi cacing usus pada murid sekolah dasar
Academic Press; 2005.
wajib belajar pelayanan gerakan
11. Guerrent RL, Walker DH, Weller DF.
terpadu pengentasan kemiskinan
Tropical infectious disease: principles,
daerah kumuh di wilayah DKI Jakarta.
pathogens, and practice. 2nd ed.
Jurnal Ekologi Kesehatan. 2008;7(2):
Philadelphia: Churchill Livingstone;
769-74.
2006.
5. Refirman DJ. Faktor pendukung
12. Adusei K. Trichuris trichiura [internet].
transmisi soil transmitted helminths
2011 [updated 2011 May 2; cited 2011
pada murid SD di dua dusun
December 9]. Available from:
Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera
http://emedicine.medscape.com/article/
Selatan [tesis]. Jakarta: Universitas
788570-overview#a0104.
Indonesia; 1998.
13. Feldiemer H, Heukelbach J. Epidermal
6. Supali T, Margono SS, Abidin SAN.
Parasitic Gut Disease: A Neglected
Nematoda. Dalam: Sutanto I, Ismid IS,
Category of Poverty-Associated
Sjarifuddin PK, Sungkar S.
Plagues. Bull World Health Organ; 87:
Parasitologi kedokteran. Edisi ke-4.
152-159. 16
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
20. Hawin N. Pengaruh Tingkat
14. Bundy DAP, Cooper ES. Trichuris and trichuriasis in humans. Advances in
Pengetahuan Pengasuh dari Anak usia
Parasitology. 1989; 28: 107–73.
1-12 Tahun yang Kecacingan terhadap
15. Depary AA. Epidemiologi Soil
Polusi Tanah di Sekitar Rumah oleh
Transmitted Helminthiasis di
Soil transmitted Helminths. Saintika
Indonesia. Makalah Simposium Peran
Medika. 2005; 2 (1): 9-24. 21. Ulukanligil M, Seyrek A, Aslan G,
Serta Masyarakat dalam Usaha Penanggulangan Penyakit Kecacingan.
Ozbilge H, Atay S. Environtmental
Medan: FK-USU; 1994
Pollution with Soil-Transmitted Helminths in Sanliurfa, Turkey. Rio de
16. Yulianto E. Hubungan Higiene Sanitasi dengan Kejadian Penyakit Cacingan
Janeiro: Mem Inst Oswaldo Cruz.
pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
2001; 96 (7): 903-09. 22. Keraf S, Dua M. Ilmu Pengetahuan
Rowosari 1 Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Ajaran
Sebuah Tinjauan Filosofis.
2006/2007 [thesis]. Semarang:
Yogyakarta: Kanisius; 2001 23. Pulungan R. Pengaruh metode
Universitas Negeri Semarang; 2007.
penyuluhan terhadap tingkat
17. Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan no.
pengetahuan dan sikap dokter kecil
424/MENKES/SK/VI/2006; tentang
dalam pemberantasan sarang nyamuk
“Pedoman Pengendalian Cacingan”
demam berdarah (PSN-DB) di
18. Albright JW, Hidayati NR, Basaric-
Kecamatan Helvetia tahun 2007 [tesis
Keys J. Behavioral and Hygiene
program magister]. Medan: Universitas
Characteristic of Primary School of
Sumatera Utara; 2008. 24. Situs Resmi Pemerintah Kota Bekasi.
Geohelminth Infections: A Study in Central Java. Indonesia Southeast
Kecamatan Bantar Gebang. 2013 [cited
Asian Journal of Tropical Medicine
2013 May 23]. Available from:
and Public Health. 2005; 36 (3): 629-
http://bekasikota.go.id.
41.
25. Yuliani N. Hubungan antara
19. Amri Z, Rivai A. Efek Penyuluhan
pengetahuan, sikap dan praktik hidup
terhadap Prevalensi Penyakit Cacing
sehat dengan kejadian cacingan pada
Usus dan Pencapaian Target Pemetik
siswa sekolah dasar negeri bulusan I
Teh di Perkebunan Teh X Jawa Barat.
kecamatan tembalang kota semarang
Denpasar: 21 APOSHO annual
tahun 2006 [skripsi]. 2007 [cited 2013
meeting and conference; 2005. 17 Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013
May 22]. Available from:
Buku Kecacingan dalam Mencegah
http://lib.unnes.ac.id/4636/1/3921A.pdf
Reinfeksi Ascaris lumbricoides [thesis]. Semarang: Pascasarjana
26. Edelduok E, Eyo J, Ekpe E. Soil-
Universitas Diponegoro; 2005.
transmitted helminth infections in relation to the knowledge and practice
32. Lansdown R, Ledward A, Hall A, Issae
of preventive measures among school
W, Yona E, Matulu J. Schistosomiasis,
children in rural communities in South-
helminth infection and helminth
Eastern Nigeria. IOSR-JPBS 2013;
education in Tanzania: achieving
6(5):33-7.
behavior change in primary schools. Oxford University Press 2002;
27. Asaolu SO, Ofoezie IE. The role of
4(17):425-33.
health education and sanitation in the control of helminth infection. Acta Tropica 2003; 2-3(86): 283-94. 28. Subahar R, Mahfudin H, Ismid IS. Pendidikan dan Pengetahuan Orangtua Murid Sehubungan dengan Pemberantasan Peyakit Cacing Usus di Duren Sawit, Jakarta Timur. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. 1995: 4-21. 29. Sekartini R, Wawolumaya C, Kesume W, Memy YD, Yulianti, Syihabul S et al. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Usia SD tentang Penyakit Cacingan di Kelurahan Pisangan Baru, Jaktim. Jakarta: FKUI; 2001. 30. Effendy, Uchjana O. Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti; 2003. 31. Pasaribu HER. Perbandingan Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah Tanya Jawab dengan Penyuluhan Kesehatan Menggunakan 18
Efektivitas penyuluhan kesehatan..., Afifah Putri Handayani, FK UI, 2013