Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Ira Rohmawati Nenden Sundari¹ Ita Rustiati Ridwan²
Program Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Email :
[email protected] Abstrak Pada Penelitian ini memiliki masalah kesulitan dalam berkomunikasi, baik dengan orangtua, teman, dan guru. Kurangnya komunikasi dapat menghambatnya perkembangan bahasa dan pembentukan dikehidupan sehari-hari dalam penggunaan bermain peran. Aktifitas bermain peran dilakukan kegiatan meniru tingkah laku seseorang yang di kagumi, rutinitas yang dilakukan anak menggunakan imajinasi. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengenal perkembangan bahasa anak dengan menggunakan metode bermain peran, di kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Serang. Metode penelitian menggunakan metode deskritif kualitatif. Sugiono mengatakan penerapan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan objek yang natural, cara mengumpulkan informasi dilaksanakan secara triangulasi analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif mengutamakan arti dari pada generalisasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan aktifitas keterampilan guru menunjukan setiap penelitian, Penelitian pertama menemukan masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yang kurang optimal dan kondusif dikarenakan persiapan mengajar yang kurang diperhatikan dan kurang dilaksanakan. Mengobservasi peneliti dari 19 aspek yang diamati peneliti hanya melaksanakan 15 aspek pengamatan saja. Penelitian kedua rekan guru peneliti menemukan hasil pengamatan terdapat langkah-langkah pembelajaran metode bermain peran yang sudah dilaksanakan secara maksimal karena hampir seluruh aspek yang diamati dalam pelaksanaan metode bermain peran sudah dilaksanakan oleh peneliti. Dari 19 aspek yang muncul pada penelitian kedua 18 aspek. Penelitian ketiga sudah dilaksanakan secara maksimal karena seluruh aspek yang diamati dalam pelaksanaan metode bermain peran sudah dilaksanakan oleh peneliti.
Kata kunci : Metode bermain peran, perkembangan bahasa anak usia dini.
Ira Rohmawati, Nenden Sundari, Ita Rustiati Ridwan. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
Usage Effectiveness Against Method Role Playing Macro Language Development in Early Childhood Abstract In the present study has difficulty in communicating problems, either with their parents, friends, and teachers. Lack of communication can hinder language development and formation of daily life in the use of role playing. Role play activities, activities of emulating the behavior of someone who is admired, routines do children use their imaginations. In this study aims to get to know the child's language development by using role play, group B3 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Serang. The research method uses qualitative descriptive method. Sugiono said the application of qualitative approach, the research method that uses natural objects, how to collect the information carried triangulation data analysis is inductive, and qualitative research results put the meaning of the generalization. Results of research conducted activity shows each study skills teacher, the first study to find problems that occur in the process of learning that is less than optimal and conducive teaching preparation due to less attention and less implemented. Observing researchers from 19 aspect researchers observed only carry 15 aspects of observation only. The second study researchers found a fellow teacher observation results are measures of learning methods play a role that is already implemented optimally for almost all aspects observed in the implementation of the method of playing a role has been carried out by researchers. Of the 19 aspects that emerged in the second study 18 aspects. A third study has been carried out optimally for all aspects observed in the implementation of the method of playing a role has been carried out by researchers.
Keywords: Method of role playing, language development of young children.
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PENDAHULUAN Permainan peran yaitu permainan mengikuti perilaku orang yang di sekelilingnya maka permaninan ini anak bisa menjadikan tokoh dalam peran murid agar menjadi pembiasaan dalam kegeraman serta dikembangkannya melalui imajinasi. Menurut Risaldy, S. (2014:31). Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 tidak terlalu sering menggunakan pembelajaran sentra bermain peran maka dari itu guru harus mempersiapkan dalam rencana pembelajaran dengan baik serta sesuai dari apa yang diharapkan. Dalam proses belajar guru diharuskan menggunakannya metode yang dapat membangkitkan semangat murid, juga pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif. Artinya guru harus memiliki perencanaan pembelajaran serta memiliki metode dan dapat mempersiapkan media dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar pun akan maksimal sesuai yang diharapkan. Di lakukannya penerapan dalam metode permainan peran pengetahuan murid akan meningkatkan dalam bicara, pembelajaran akan mendapatkan hasil yang baik dengan menggunakan media belajar yang menarik sehingga dalam belajar anak akan merasa senang dan menjadi lebih aktif juga murid tidak merasa monoton. Bermain peran disini menggunakan bermain peran makro berarti anak sendiri yang memerankan sebuah tokoh sedangkan permainan mikro adalah
permainan yang mengunakan media lain seperti boneka, bermain peran dapat juga berfungsi sebgai bentuk terapi, misalnya untuk mengubah perilaku atau menghilangkan fobia atau trauma pada anak. Contohcontoh bermain peran dan fungsinya. Bahwa bermain makro yaitu Anak bermain menjadi tokoh menggunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peranperan. Contohnya: Rumah sakit: Dokter, pesawat, pengunjung, apoteker. Kantor polisi: Polisi, penjahat. Kantor pos: Pengantar surat, pegawai kantor pos. Kantor: Direktur, sekertaris, pegawai biasa, cleaning service. Pada tahapan main peran awal, anak akan melakukan macam-macam percobaan dengan bahan-bahan di sekitarnya dan berbagai macam peran. Dengan adanya pengalaman bermain peran anak-anak akan mudah mengendalikan dirinya, percaya diri, bersosialisasi, dan bertoleransi. Dalam penelitian di TK Asiyiyah Bustanul Athfal 2 menggunakan bermain peran sebagai dokter, suster, petugas apotek, kasir, petugas pendaftaran, dan pasien. Anak-anak merasa senang dengan adanya pembelajaran bermain peran ini. Bahasa adalah sebuah alat yang sangat penting untuk berkomunikasi bagi setiap manusia, dengan itu kemampuan kita akan berkembang dalam berkomunikasi dengan yang lain, maka dari itu dengan bahasa anak dapat mengungkapkan pikirannya. Bahasa sangatlah mempunyai peranan pokok di dalam kehidupan kita, kita sebagai manusia memerlukan bahasa. Karena
Ira Rohmawati, Nenden Sundari, Ita Rustiati Ridwan. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
tanpa bahasa ita tidak bisa berfikir. Kita sebagai manusia menganggap anak mampu berbicara tanpa harus di bantu oleh orang-orang di sekitarnya, atau di ajarkan untuk anak, tanpa adanya bahasa maka tidak akan terjadinya komunikasi antara anak bersama yang lainnya. Bahwa kemajuan bahasa anak yaitu kemampuan dasar yang harus anak milik dan harus sama dengan tahapan usia anak. Karena itu dari usia dini anak seharusnya di perkenankan terhadap lingkungan sekitar yang menunjang bagi perkembangan bahasa yang didapat akan menjadi lebih baik.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode deskriptif dengan penerapan pendekatan kualitatif, penerapan pendekatan kualitatif adalah dengan metode penelitian. Pengamatan yang diterapkan yaitu objek yang alami, penelitian ini menggunakan instrumen, peneliti dengan mengumpulkan data melakukan tringulasi dalam analisis ini sifatnya induktif dan penelitian kulitatif mengharuskan maksud dari generalisasi menurut (Sugiono, 2007, hlm 1) Terhadap beberapa hal yang perlu diketahui oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Salah satuya dengan memperhatikan kriteria umum secara lebih teliti. permasalah yang di rancang. Adapun penelitian melakukan penelitian di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 tersebut dengan pertimbangan yaitu
sebagai guru untuk mempermudah melaksanakan kegiatan pembelajaran metode dan untuk meningkatan perkembangan bahasa anak dengan menggunakan metode bermain peran. Subjek peneliti ini adalah anak TK B3 pria dan wanita penelitian ini menggunakan instrumen dalam observasi, wawancara dan dokumentasi dari ketiga tahap ini merupakan pengambilan data diantaranya yaitu dalam lembar observasi dilakukan pada guru observasi didasarkan atas pengalaman secara langsung dan pengamatan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Wawancara ini data-data dapat terkumpulkan maksimal mungkin. Menggunakan wawancara yang tidak beraturan, wawancara yang digunakan tidak yang menurut pedoman yang tersusun secara lengkap dan berurutan dalam pengumpulan data. Wawancara hanya menggunakan garis besar persoalan yang dipertanyakan. Kegiatan prkecakapan tanya jawab yang dilakukan anak-anak adalah untuk dapatkan kabar mengenai ilmu serta penyaluran anak ketahui sesuatu. Tanya jawab juga adalah cara guna untuk mengumpulkan data melalui arah bicara dengan asal darinilmu yang dperoleh dari obrolan melalui jalan komunikasi dengan berasal dari sumber yang di peroleh melalui percakapan. Penilaian percakapan dapat dibedakan menjadi terstruktur atau tidak terstruktur (mulyasa dalam bukunya “manajment PAUD” hal 202).
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar pada kegiatan pembelajaran. Dokumentasi yaitu bukti nyata yang di abadikan untuk keperluan, dokumentasi tersebut ada yang bentuknya gambar dan ada juga vidio. Dokumentasi yang bentuknya berbentuk gambar supaya data tersebut bertambah lengkap peneliti melengkapi dan memperdalam hasil pengamatan dan wawancara dengan melakukan dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini berbentuk tulisan, gambar atau foto, dan buku laporan perkembangan anak di sekolah. Dokumentasi dilakukan saat observasi, pelaksanaan penelitian terhadap anak usia dini di TK Aisyiyah 2 kota serang, proses pembelajaran yang diterapkan di TK Aisyiyah, dan media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran yang dapat menarik antusias anak.
PEMBAHASAN Pada hari rabu tanggal 18 Mei 2016 peneliti melakukan penjajakan melalui kegiatan sentra bermain peran sebagai langkah awal yang peneliti lakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Ciracas Serang. Selanjutnya peneliti mengadakan wawancara dengan rekan guru kelas B3 untuk mengetahui kemampuan dasar bahasa anak dan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran metode bermain peran. Apakah guru sudah melaksanakan langkahlangkah pembelajaran bermain peran secara maksimal, sehingga untuk melanjutkan peneliti akan melakukan
tindakan-tindakan awal peneliti ini antara lain:
dalam
1. Untuk memahami tentang pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran yang dilakukan sesuai rencana. Pertama, peneliti menerima masukan dari rekan guru tentang metode bermain peran, kedua peneliti dan guru mendiskusikan langkahlangkah kegaitan KBM dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti dan guru. 2. Peneliti dan guru mengadakan diskusi tentang aktivitas bermain peran yang diamati dari siswa dalam kemampuan berbahasa. 3. Untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak telah disiapkan instrumen penilaiannya melalui observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di sentra bermain peran. Perencanaan di atas merupakan bahan acuan dalam melaksanakan sebagai anggapan dasar bahwa pembelajaran metode bermain peran dapat mengingkatkan perkembangan bahasa anak, dengan proses belajar mengajar yang baik Pengumpulan data pada peneilitian ini sudah dilakukan sejak tanggal mulai dari kegiatan observasi, wawancara hingga dokumentasi.
Ira Rohmawati, Nenden Sundari, Ita Rustiati Ridwan. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
Pada penelitian yang dilakukan terdapat tiga penelitian, penelitian pertama, penelitian kedua, dan penelitian ketiga. Kegiatan yang ada pada setiap penelitian diantaranya perkembangan bahasa anak dan lembar observasi terhadap guru dan yng wawancara Penelitian pertama: a. Perkembangan bahasa anak Dari hasil penelitian pertama perkembangan bahasa anak masih kurang berkembang pada tahap ini anak memperhatikan perkembangan bahasa anak dengan menggunakan bermain peran. Adapun observasi kemampuan bahasa yang pertama anak berjumlah 2 dengan memperoleh rendah tinggi sedang rendah, pada perolehan nilai tinggi 1 orang anak, berjumlah 13. b. Lembar observasi terhadap guru, aspek yang belum muncul diantaranya: 1) Guru dalam menyiapkan media pembelajaran alat peraga sesuai tema dengan lengkap pada observasi pertama peneliti menyiapkan alat peraga namum belum lengkap dan belum sesuai pada jumlah anak. 2) Aturan kawan main dengan memberikansebuah peluang kepada murid, sebelum guru menyuruh murid untuk milih teman untuk bermain murid sudah lebih dahulu memilih teman dan peran yang diinginkan anak. 3) Mempersilahkan anak untuk main, sebelum kegiatan bermain peran dimulai anak-
anak sudah bermain tidak terstruktur. 4) Bila alat main sudah di bereskan anak-anak diminta untuk duduk melingkar saat kegiatan beres-beres tetapi ada sebagian anak yang masih belum mau merapihkan alatalat permainan. Dalam pembelajaran penelitian pertama menemukan masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yang kurang optimal dan kondusif dikarenakan persiapan mengajar yang kurang diperhatikan dan kurang dilaksanakan. Mengobservasi peneliti dari 19 aspek yang diamati peneliti hanya melaksanakan 15 aspek pengamatan saja. Di karenakan kurangnya persiapan dalam pembelajaran indikator yang belum muncul seperti guru menyiapkan alat peraga sesuai tema dengan lengkap, menyapaikan aturan main sentra memilih teman untuk bermain, menatur teman main dengan memberikan kesempatan kepada anak, mempersilahkn anak untuk main peran. Langkah-Langkah Sentra Main Peran 1:
Pembelajaran
a. Penataan lingkungan main : Penataan main di area kelas sebagai berikut: 1) Peralatan dokter. 2) Satu meja dan dua kursi di bagian pendaftaran. 3) Timbangan berat badan. 4) Menyaipakan bagian di apotek, seperti botol sirup bekas, obat-obatan kapsul, tablet.
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
b. Main pembukaan (pengalaman gerakan kasar) : a) Transisi 10 menit. b) kegiatan inti: 1) ibu dan murid-murid membuat lingkaran, kemudian ibu memberi salam kepada murid-murid semua, untuk bertanya bagaimana kabar murid-murid semuanya. 2) Berdo’a bersama. 3) Guru menyampaikan tema hari ini. 4) menerangkan cerita yang terkait dengan tema seorang dokter. 5) Guru mengkaitkan yang ada di dalam cerita dengan prakter langsung yang telah dilakukan murid. 6) Pendidik memperlihatkan dan memberi tahukan kepada anak mengenai tempat bermain dan alat permainan yang telah di persiapkan. 7) Memberikan cara aturan bermain yang baik, kemudian anak di suruh untuk pilih teman bermain pemilihan peran, peran melaksanakan bermain peran hingga selesai, berpindah kegiatan bermain tepat waktu, mentaati aturan dalam bermain serta tahu kapan dimulainya dan diakhirinya bermain sampai pada waktu selesai, juga murid membereskan alat-alat yang sudah dimainkan oleh anak-anak. 8) pendidik mengatur anak-anak dalam bermain serta memberikan kesempatan kepada dirinya untuk bisa memilih temannya yang lainnya. 9) pendidik bergantian untuk memberikan kesempatan kepada setiap murid agar memulai
permainan juga dipersilahkannya anak untuk brmain, setiap anak diberikan kesempatan secara bergantian untk mulai dalam permainan. c. Peran anak selama bermain peran : Deo, Rasi, Anisa, sebagai dokter, Aulia, Fahri, Sela sebagai suster, Andin sebagai kasir, Nur sebagai sebagai apotek, Raja sebagai petugas pendaftaran, Azel, Gandi, Azhar, sebagai pasien. 1. Ketika proses permain berlangsung, pendidik melakukan gerakan yang bebas misalkan seperti : lihat anak bermain semuanya, membuatkan pencatatan tentang perkembang oleh murid. 2. Guru memberikan dukungan berapa pertanyaan yang positif. 3. Memberikan pada anak membutuhkan.
bantuan yang
4. Bila waktu main selesai, pendidik beri tahu murid agar murid siap-siap selessaikan aktifitas tersebut. 5. Beres-beres guru memotivasi anak-anak agar melakukan kegiatan beres-beres karena kegiatan ini merupakan bagian penting dalam mengembangkan tanggung jawab anak bekerja dengan tuntas.
Ira Rohmawati, Nenden Sundari, Ita Rustiati Ridwan. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
d. Pengalaman setelah main 1. Apabila murid telah rapih, semua duduknya membuat lingkaran kembali bersama-sama pendidik 2. Lalu semua murid di persilahkan duduk di dalam sebuah lingkran, pendidik memberi pertanyaan kepada murid, aktivitas main yang telah dilaukan tadi dan meminta anak satu per satu untuk menceritakan pengalaman lainnya. Kegiatan ini dilatihnya anak dalam daya ingat yang kuat serta dapat dilatih dalam mengungapkan pendapatnya sesuai dengan pengalaman pada saat bermain. Mengasah ingatan murid yang dilakukan pendidik dalam mengungkapkan ide atau pikiran dengan ingatan bermain dilatih dari sejak dini agar dapat terbiasa meengeluarkan ide ataupun pendapatnya. e. Kegiatan penutup 1. Sesudah murid-murid meniru bentuk lingkaran yang dicontohkan pendidik, dapat dilakukan dengan memberikan nyanyian juga pendidik dapat menginformasikan susunan aktivitas untuk esok kemudian.
2. Guru dengan murid-murid berdoa bersama. Penelitian kedua : a. Perkembangan bahasa anak Dari hasil penelitian kedua perkembangan bahasa anak sudah maksimal berkembang pada tahap ini anak memperhatikan perkembangan bahasa anak dengan menggunakan bermain peran. Adapun observasi kemampuan bahasa yang kedua anak berjumlah 2 dengan memperoleh rendah tinggi sedang rendah, pada perolehan nilai 2 orang anak samasama tinggi berjumlah 15 b. Lembar observasi terhaadap guru, Aspek yang belum muncul diantaranya: Main pembukaan (pengalaman gerakan kasar), pendidik meyiapkan seluruh anak untuk dalam ingkaran. Dalam pelaksanaan penelitian kedua rekan guru peneliti menemukan hasil pengamatan terdapat langkah-langkah pembelajaran metode bermain peran yang sudah dilaksanakan secara maksimal karena hampir seluruh aspek yang diamati dalam pelaksanaan metode permainan peran sudah dilaksanakan oleh peneliti. Dari 19 aspek yang muncul pada penelitian kedua 18 aspek. Di karenakan indikator yang belum muncul seperti: Main pembukaan (pengalaman gerakan kasar). Langkah-Langkah Pembelajaran Sentra Main Peran 2 : a. Penataan lingkungan main : Penataan main di area kelas
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
sebagai berikut: a) Peralatan dokter. 2) Satu meja dan dua kursi di bagian pendaftaran. 3) Timbangan berat badan. 4) Menyaipakan bagian di apotek, seperti botol sirup bekas, obat-obatan kapsul, tablet.
kepada anak untuk memilih kawan lainnya. 9) pada kegiatan terakhir, pendidik meroling setiap murid untk bermain peran. Dengan memilih teman, guru mempersilahkan anak untuk mulai bermain.
b. Main pembukaan (pengalaman gerakan kasar) : a) Transisi 10 menit. b) kegiatan inti: 1) Guru dan anak-anak duduk melingkar, guru memberi salam kepada anak-anak, menanyakan kabar anak-anak. 2) Berdo’a bersama. 3) Guru menyampaikan tema hari ini. 4) Guru menerangkan cerita yang terkait dengan tema seorang dokter. 5) Guru mengkaitkan isi cerita dengan kegiatan lain yang dilakukan anak. 6) Guru mengenalkan lokasi darri alat main yang telag disiapkan. 7) Guru mengarahkan teman sepermaiannya dengan memmberi peluang pada murid untuk memilih kawan. menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman untuk bermain, memilih peran melaksanakan bermain peran hingga selesai, berpindah kegiatan, bermain tepat waktu, kapan memulai dan mengakhiri main bermain sampai selesai, serta merapihkan kembali alat yang sudah dimainkan atau beres-beres. 8) Guru meengatur dan mengarahkan teman sepermainannya dengan memberi peluang
c. Peran anak selama bermain peran : Rasi, Kamila, Anisa, Fahri sebagai dokter, Aulia, Andin sebagai suster, Azhar, Gandi sebagai kasir, Nur, Raja sebagai apoteker, Dastian sebagai petugas pendaftaran, Anak-anak yang lain sebagai pasien. 1. Pada berlangsungnya aktifitas, pendidik dapat bergerak secara bebas meneliti murid dalam main, dan membuat pencatatan tentang prilaku yang di tampilkan murid. 2. Guru memberikan dukungan berupa bertanya yang positif. 3. Memberikan pada anak membutuhkan.
bantuan yang
4. Bila waktu main selesai. Pendidik mengumumkan kepada murid agar siapsiap untuk menyudahkan aktivitas. 5. Beres-beres, guru memotivasi anakagar melakukan kegiatan beres-beres karena kegiatan ini merupakan bagian penting dalam mengembangkan
Ira Rohmawati, Nenden Sundari, Ita Rustiati Ridwan. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
tanggung jawab anak bekerja dengan tuntas. d. Pengalaman Setelah Main 1. Jika peseerta didik sudah rapih lalu dia menyuruh agar menempatkan diri membentuk lingkaran sejajar dengan pengajar . 2. Selanjutnya pendidik memberi pertanyaan kepada anak agar dapat terlatih juga terbiasa mengeluarkan pendapat yang ada dipikirannya, dalam kegiatan ini semua anak duduk dengan posisi yang melingkar, selanjutnya anak satu persatu diminta untuk menceritakan pengalaman belajar, kegiatan ini untuk membantu ingatan yang dimiliki murid, dan juga membantu murid mengeluarkan ide dengan pengalaman pada saat bermainnya. e. Kegiatan Penutup 1. Pada kegiatan akhir, semua murid kumpul membuat lingkaran, pendidik menyuruh murid bernyayi dan penddik memberi tahu rancangan aktivitas untuk esok hari. 2. Guru bersama-sama anak berdoa bersama. Penelitian Ketiga : a. Perkembangan bahasa anak
Dari hasil penelitian ketiga perkembangan bahasa anak belum maksimal berkembang pada tahap ini anak memperhatikan perkembngan bahasa anak dengan menggunakan bermain peran. Adapun observasi kemampuan bahasa yang kedua anak berjumlah 2 dengan memperoleh rendah tinggi sedang rendah, pada perolehan nilai tinggi 1 orang anak berjumlah 16 b. Lembar observasi terhadap guru, Dalam pelaksanaan penelitian ketiga sudah dilaksanakan secara maksimal karena seluruh aspek yang diamati dalam pelaksanaan metode bermain peran sudah dilaksanakan oleh peneliti, semua indikator sudah tercapai. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelompok B TK Aisyiyah 2, dapat diketahui bahwa konsep diri anak usia dini di sekolah tersebut berkembang cukup baik. Seiring berjalannya waktu konsep diri anak-anak yang sangat antusias dalam belajar bermain peran ini karena anak-anak di TK Aisyiyah 2 ini jarang memainkan pembelajaran sentra bermain peran, jadi di adakannya pembelajaran sentra bermain peran ini anak langsung memilih peran yang anak sukai. Namun guru kelompok B3 mengungkapkan bahwa ada pula peserta didiknya yang pada mulanya memiliki sifat yang pemalu ketika mengobrol dengan guru, tetapi jika sama temannya anak yang pemalu ini biasa saja maka dari itu pembelajaran bermain peran ini di bebaskan
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
kepada anak agar anak yang memilih teman dekatnya agar memainkannya lebih baik jika sama teman dekatnya. Guru kelompok B3 juga menyebutkan beberapa nama sebagai contoh dari anak-anak yang memiliki sifat pemalu dan Agresif. Namanama tersebut diantaranya, Ay, As, Az, dan Fr. Keempat anak tersebut memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya cenderung dikategorikan menjadi anak yang pemalu dn agresif. Pernyataanpernyataan mengenai konsep diri anak-anak tersebut diperoleh melalui hasil observasi atau pengamatan guru kelompok B3 selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan pengamatan tersebut, guru kelompok B3 menyebutkan bahwa anak yang memiliki sifat yang pemalu yaitu Ay, As, Az, sedangkan anak yang memiliki sifat agresif yaitu Fr. Menurut guru kelompok B3, Ay dan As termasuk anak-anak yang memiliki sifat pemalu, dalam kesehariannya perilaku mereka sangat baik, baik kepada guru, teman, maupun orang dewasa lainnya. Menurutnya Ay merupakan anak yang rajin dan tertib, ia selalu mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan baik. Dalam bergaul, Ay tidak pernah pilih-pilih teman, jika berbicara selalu bernada lembut dan dia juga anak yang mandiri. Selain memiliki perilaku yang baik, Ay juga terbilang anak yang memiliki banyak bakat, walaupun Ay anaknya pemalu. Ay memiliki aspek perkembanganyang baik sering mengikuti lomba disekolah.
SIIMPULAN Pengamatan pada penelitian ini yang berbentuk deskriptif kualitatif dapat ditarik kesimpulannya yaitu adanya hasil efekifitas terhadap metode bermain peran melalui perkembangan bahasa anak yang dilakukan pada siswa kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 ciracas serang, langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan metode main peran, sebelum melakukan proses pembelajaran guru melakukan : penataan lingkungan main yang disesuaikan dengan tema, penyambuatan anak, main pembukaan atau pengalaman gerakan kasar transisi 10 menit, saat main, guru menceritakan tentang tema dan tokoh yang akan diperankan menyampaikan aturan main, saat main, mempersilahkan anak-anak untuk memulai bermain peran, beresberes, evaluasi dan penutup. Mengenai perkembangan bahasa anak penilaian yang berlangsung konsep diri anak usia dini di TK Asiyiyah Bustanul Athfal 2 Serang, mengalami perkembangan yang cukup baik. Dari jumlah siswa yanga ada konsp diri mereka tentu saja berbeda-beda ada yang sudah terlihat memiliki perkembangan bahasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelompok B3 diperoleh data anak yang memiliki perkembangan bahasa.
BIBLIOGRAFI Risaldy sabil. ( 2014 ) .manajemen pengelolaan sekolah usia dini.jakarta timur : PT Luxima metro media
Ira Rohmawati, Nenden Sundari, Ita Rustiati Ridwan. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
Darmadi hamid .(2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial ( teori konsep dasar dan implentasi ). Bandung : Alfabeta Yaumi Muhammad, dkk. (2013). Pembelajaran berbasis kecerdasan jamak (multiple intelleigences) mengidentifikasi dan mengembangkan multitalenta anak. Jakarta : PT Prenadamedia group