1
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN
Skripsi
Oleh FENTI DWI CHOIRIAWATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
2
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Bandar Lampung,
Mei 2012
Fenti Dwi Choiriawati NPM 0853023017
3
ABSTRAK EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN
Oleh FENTI DWI CHOIRIAWATI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran problem solving pada materi asam - basa dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan serta mendeskripsikan pembelajaran problem solving pada materi asam - basa yang efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan. Model pembelajaran problem solving terdiri dari lima tahap yaitu tahap satu yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, tahap dua mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, tahap tiga menetapkan jawaban sementara dari masalah, tahap empat menguji kebenaran jawaban sementara, dan tahap lima menarik kesimpulan.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Terbanggi Besar kelas XI IPA1 dan XI IPA2 semester Genap Tahun Pelajaran 2011-2012 yang memiliki karakteristik hampir sama. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Non Equivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design. Efektivitas model pembelajaran problem solving diukur berdasarkan peningkatan gain yang
Fenti Dwi Choiriawati4
signifikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan masing-masing 0,71 dan 0,41.
Berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa pembelajaran problem solving pada materi asam-basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan.
Kata kunci: pembelajaran problem solving, keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan.
5
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN
Oleh FENTI DWI CHOIRIAWATI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
6
Judul Skripsi
: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI ASAMBASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN
Mahasiswa
: Fenti Dwi Choiriawati
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0853023017
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Jurusan
: Pendidikan MIPA
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 002
2.
Dr. Noor Fadiawati, M. Si. NIP 19660824 199111 2 001
Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Drs. Caswita, M.Si. NIP 19570803 198603 1 004
7
MENGESAHKAN
1.
2.
Tim Penguji
Ketua
: Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ______________
Sekretaris
: Dr. Noor Fadiawati, M.Si.
______________
Penguji Bukan Pembimbing
: Dra. Ila Rosilawati, M. Si.
______________
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 11 Mei 2012
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 1990, anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Suratno dan Ibu Nurlaili.
Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1995 di TK Dharma Wanita Jatirejo diselesaikan pada tahun 1996. Penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Dasar Negeri 2 Jatirejo diselesaikan tahun 2002, dan pada tahun tersebut diterima di SMP Negeri 1 Sawit yang diselesaikan pada tahun 2005. Tahun 2005 masuk SMA Negeri 1 Boyolali yang diselesaikan tahun 2008 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen pada praktikum Kimia Dasar, Kimia Larutan dan Dasar-Dasar Kimia Analitik. Penulis juga pernah aktif di Himasakta FKIP Unila sebagai eksakta muda. Penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kec. Way Tenong, Lampung Barat dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Way Tenong.
9
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin , Dengan segala kerendahan hati terucap syukur untuk segala nikmat yang telah diberikan Robb sang pencipta alam semesta, sehingga dengan ridlo-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan teruntuk:
v Papa dan Mama Dengan penuh kasih sayang kalian membesarkanku, Dengan penuh keikhlasan kalian mengajarkanku banyak hal tentang hidup, Dengan penuh perjuangan kalian mengantarkanku selangkah demi selangkah mencapai cita-cita, Maka dengan penuh cinta ku ucapkan Terima Kasih, dan dengan penuh rasa terima kasih ku ucapkan AKU MENCINTAI KALIAN v
Faza Eka Laksana dan Fatoni Aryo Sasongko Yang memberiku keceriaan, semangat dan dukungan.
v Saudaraku, Sahabatku dan Almamaterku Tercinta
10
MOTTO
Bermimpilah, dan segeralah bangun untuk mewujudkan mimpi itu. Imagine yourself as you would like to be There is inside you all of the potential to be whatever you want to be (Fenti Dwi Choiriawati) Hal yang anda yakini pasti terjadi, dan keyakinan terhadap hal tersebutlah yang membuatnya terjadi (Frank Lioyd Wright)
iii
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan cinta kasih-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving pada Materi Asam-Basa dalam Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan dan Mengkomunikasikan”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3.
Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
4.
Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M. Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.
5.
Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing II atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.
iv
7.
Ibu Dra. M. Setyorini, M.Si., selaku Pembimbing akademik semester I-VI dan seluruh staff dan dosen di Jurusan PMIPA khususnya di Program Studi Pendidikan Kimia Unila.
8.
Bapak Hi. Dasiyo Priambodo, S.Pd, M.Pd., selaku kepala Sekolah SMA Negeri 1 Terbanggi besar yang telah mmberikan izin penelitian.
9.
Ibu Krisniwati, S. Pd. selaku guru mitra dan siswa- siswi kelas XI IPA 1 Dan XI IPA 2 SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
10. Mama dan papa yang selalu memperjuangkan segalanya untuk keberhasilanku. 11. Kakak wawan, dek Toni, Claresta, Wota dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan keceriaan untukku. 12. Rendi saputra yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Hae_Chy, Yusnia_Kyuhyun, Nunik_mbul, Uni Yuri, Fra_Ulein, Andesta. Kitalah 7 kejaiban dunia dalam dunia kita yang penuh warna. Sahabatsahabat terbaikku, terima kasih. 14. Kak Arief dan K.Pury. Semoga kita tetap bisa menjadi saudara dimanapun kalian berada. 15. Teman-temanku di Mr.Che 2008 : Metha, Andri, Gede, Johan, Galih, Olan, Deny, Nurma, Resi, Riska, Yuli, Novi, Sulis, Pitri, Ence, Eka Fitriana, Eka Fitriani, Juslia, Wirda, Evy, Diana, Orin, Putu, Riza, Ana, Nia, Fitri, Maria, Mila, Arum, Meli, Yunida, Dewi, Nurul, Emy, Lini dan teman-teman reguler 2008 khususnya Mahfudz dan Diky. 16. Kakak tingkat dan adik tingkatku di P. Kimia.
v
17. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL di Way Tenong : Novi, Dewi, Ayu, Dwi, Yenni, Devi, Martina, Dadang, Hardi. Semoga kita bisa tetap menjadi saudara dimanapun kalian berada 18. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusus-nya dan pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung,
Mei 2012
Penulis,
Fenti Dwi Choiriawati
vi
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL...........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
ix
I.
II.
III.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
6
E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme .....................................................
9
B.
Model Pembelajaran Problem Solving...........................................
11
C. Keterampilan Proses Sains .............................................................
13
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................
15
E. Anggapan Dasar .............................................................................
17
F. Hipotesis Umum .............................................................................
17
METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................
18
vii
IV.
V.
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................
18
C. Desain Penelitian dan Metode Penelitian........................................
19
D. Variabel Penelitian ........................................................................
20
E. Instrumen Penelitian dan Validitasnya............................................
21
F. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
22
G. Analisis Data Penelitian ................................................................
23
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data .................................................
29
B. Pembahasan ..................................................................................
35
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ......................................................................................
46
B. Saran ............................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Eksperimen ..............................
50
2. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Kontrol ....................................
73
3. RPP Kelas Eksperimen ....................................................................
78
4. RPP Kelas Kontrol .......................................................................... 105 5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 115 6. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ................................................. 129 7. Kisi-kisi Soal Pretest/Posttest .......................................................... 131 8. Soal Pretest ...................................................................................... 191 9. Soal Posttest..................................................................................... 139 10. Rubrik Penskoran Pretest/ Posttest ................................................... 147
viii
11. Tabel data Skor Pretest, Skor Posttest dan n-Gain ............................ 159 12. Lembar Penilaian Afektif Siswa ...................................................... 161 13. Lembar Penilaian Psikomotor Siswa.................................................. 165 14. Perhitungan dan Analisis Data Penelitian ......................................... 174 15. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ...................................... 193
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Indikator keterampilan proses sains dasar .................................................. 14 2. Desain penelitian ........................................................................................... 19 3. Rata – rata skor pretest, posttest dan n-Gain keterampilan mengelompokkan di kelas eksperimen dan kontrol ................................................................ 31 4. Rata – rata skor pretest, posttest dan n-Gain keterampilan mengkomunikasikan di kelas eksperimen dan kontrol ................................. 32 5. Nilai chi-kuadrat untuk distribusi n-Gain keterampilan mengelompokkan .. 35 6. Nilai chi-kuadrat untuk distribusi n-Gain keterampilan mengkomunikasikan ................................................................................... 36
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Alur penelitian ........................................................................................
20
2. Diagram rata-rata skor pretest dan posttest keterampilan mengelompokkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol .........................
30
3. Diagram rata-rata perolehan skor pretest dan postest keterampilan mengkomunikasikan siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen ...........
31
4. Diagram rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan ................................................................................
32
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Fungsi pendidikan adalah untuk membimbing anak ke arah tujuan yang dinilai tinggi, yaitu agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan serta memiliki sikap yang benar. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran sains sebagai bagian dari pendidikan, umumnya memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan sains. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut termasuk ilmu kimia membawa dampak pemilihan materi, model, dan media pembelajaran serta sistem pembelajaran yang tepat agar dapat
2
meningkatkan pengetahuan siswa serta dapat bersaing dalam perkembangan sains tersebut. Dewasa ini pembejaran kimia masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih berpusat pada guru. Siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Belajar sains hanya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebab yang menjadikan alasan adalah padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasaran kurikulum yang berlaku.
Permasalahan lain dalam pembelajaran kimia adalah bahan ajar yang diberikan di sekolah masih terasa lepas dengan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Padahal seharusnya kimia dapat dijadikan sebagai wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Kimia berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis sehingga kimia bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu pembelajaran kimia diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya sehingga dapat bermanfaat di dalam kehidupan bermasyarakat.
Penguasaan ilmu kimia melalui pembelajaran secara teoritis sangat ditentukan oleh kemampuan dan kreatifitas siswa dalam menguasai keterampilan proses sains. Ada tiga karakteristik kimia yaitu kimia sebagai poses, produk, dan sikap. Oleh karena itu untuk mencapai produk pembelajaran kimia yang optimal siswa perlu menguasai keterampilan proses sains. Dalam KTSP disebutkan bahwa keterampilan proses sains diangkat sebagai materi pelajaran yang penyampaiannya
3
terintegrasi pada materi pokok yang lain. Ini berarti keterampilan proses sains sama pentingnya dengan konsep kimia. Sehingga pembelajaran kimia perlu menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Selain itu penggunaan dan pengembangan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah dalam pembelajaran kimia bertujuan agar mampu memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk dapat meningkatkan keterampilan proses sains maka perlu adanya pengembangan model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Model pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah problem solving. Model problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran dengan menghadapkan siswa kepada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seperti pada topik asam-basa misalnya, banyak sekali masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan dengan materi ini; misalnya rasa asam pada buah-buahan, pemanfaatan senyawa basa dalam mengobati sakit maag, pemanfaatan kapur untuk menetralkan tanah pertanian yang asam, dan lain sebagainya. Dengan adanya masalah yang dihadapkan kepada siswa dalam pembelajaran ini, siswa diharuskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan.
Model problem solving terdiri dari 5 tahapan. Tahap 1 yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, tahap 2 yaitu mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, tahap 3 yaitu menetapkan jawaban
4
sementara dari masalah, tahap 4 yaitu menguji kebenaran jawaban sementara, dan tahap 5 yaitu menarik kesimpulan (Depdiknas, 2008).
Pada tahap 4 model problem solving siswa diminta untuk menguji kebenaran jawaban sementara, upaya yang dilakukan untuk menguji kebenaran jawaban sementara ini salah satunya adalah melalui pengamatan langsung. Melalui pengamatan langsung yang dilakukan pada materi asam- basa misalnya, siswa dituntut agar mampu mencatat setiap hasil pengamatan; mencari perbedaan serta persamaan (membandingkan) data hasil pengamatan; mengontraskan ciri-ciri dari data-data yang didapat; serta mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan. Kemampuan-kemampuan ini merupakan indikator keterampilan mengelompokkan (mengidentifikasi). Selain itu dalam pengamatan langsung ini juga siswa dituntut agar mampu menjelaskan hasil percobaan; menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel/diagram; membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan indikator keterampilan mengkomunikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa dimungkinkan pembelajaran problem solving mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan.
Keterampilan mengkomunikasikan penting bagi siswa dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah yang kelak mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan keterampilan mengelompokkan, terampil mengelompokkan sekilas bukanlah keterampilan yang begitu penting untuk dikuasai siswa, namun sebaliknya keterampilan inilah yang harus menjadi dasar dalam pengamatan
5
langsung yang mereka lakukan terhadap suatu permasalahan; serta prospek kerja yang mungkin akan dijalani mereka di esok hari yang sangat memerlukan keterampilan ini; laboran dan apoteker misalnya, pengelompokan bahan-bahan atau obat-obatan yang memiliki sifat sejenis sangatlah diperlukan untuk mempermudah dan menghindarkan bahan-bahan tersebut dari pencampuran yang dapat membahayakan.
Hasil penelitian Ajij (2008) menunjukkan bahwa kemandirian dan prestasi belajar biologi siswa kelas X MA Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan demikian juga tanggapan terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Penelitian lainnya adalah Purwani (2009), yang dilakukan pada siswa SMA kelas X di SMAN 1 Jombang, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan melalui strategi problem solving memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Maka dipandang perlu mengadakan penelitian guna melihat efektivitas model pembelajaran problem solving dalam upaya meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan khususnya pada materi asam-basa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah penelitian ini dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving pada Materi Asam-Basa Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan dan Mengkomunikasikan”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran Problem Solving pada materi asam basa dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Terbanggi Besar? 2. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran Problem Solving pada materi asam basa dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Terbanggi Besar?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Problem Solving pada materi asam - basa dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Terbanggi Besar. 2. Untuk mendeskripsikan pembelajaran Problem Solving pada materi asam basa yang efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Dengan diterapkannya model problem solving dalam kegiatan belajar mengajar maka akan memberi pengalaman baru bagi siswa dalam
7
memecahkan masalah IPA dan meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan. 2. Bagi guru Memperoleh model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Lokasi penelitian di SMA N 1 Terbanggi Besar. 2. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah asam-basa Arrhenius. 3. Pembelajaran Problem solving yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Problem Solving menurut Depdiknas (2008). Model ini terdiri dari 5 tahap. Tahap 1 yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, tahap 2 yaitu mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, tahap 3 yaitu menetapkan jawaban sementara dari masalah, tahap 4 yaitu menguji kebenaran jawaban sementara, dan tahap 5 yaitu menarik kesimpulan. 4. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini digunakan di SMA N 1 Terbanggi Besar. Pembelajaran konvensional yang diterapkan diawali dengan guru memberi apersepsi, guru menyampaikan indikator dari materi yang disampaikan, guru mengajarkan konsep secara langsung tanpa membimbing siswa untuk menemukan konsep (metode ceramah), guru melakukan tanya jawab dengan siswa, lalu guru memberi latihan.
8
5. Keterampilan mengkomunikasikan meliputi kemampuan membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. 6. Keterampilan mengelompokkan meliputi kemampuan mencatat setiap pengamatan secara terpisah, mencari perbedaan dan persamaan (membandingkan), mengontraskan ciri-ciri, serta mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan. 7. Menurut Nuraeni dkk (2010), model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (ditunjukkan dengan gain yang signifikan).
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu mem-berikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik sendiri (Trianto, 2007).
Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses ’mengkonstruksi’ bukan ’menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Setiap siswa membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mustahil
10
terjadi. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya (Trianto, 2007).
Menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan: 1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut. 2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuannya. 3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pembentukan pengetahuannya. Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997), antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; Mengajar adalah membantu siswa belajar; Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; Kurikulum menekankan partisipasi siswa; Guru adalah fasilitator.
Secara keseluruhan pengertian atau maksud pembelajaran secara konstruktivisme adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya berperan sebagai penghubung yang membantu siswa mengolah pengetahuan baru, menyelesaikan suatu masalah dan guru berperan sebagai pembimbing pada proses pembelajaran.
11
Perspektif kognitif-konstruktivis, yang menjadi landasan Pembelajaran Problem Solving, banyak meminjam pendapat Piaget (1954,1963). Perspektif ini mengatakan bahwa pelajar dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan selama pelajar mengkonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan diri pada dan memodifikasi pengetahuan sebelumnya.
Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah pemaduan data baru dengan stuktur kognitif yang ada. Akomodasi ialah penyesuaian stuktur kognitif terhadap situasi baru, dan equilibrasi ialah penyesuaian kembali yang terus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Bell, 1994).
B. Model Pembelajaran Problem Solving
Salah satu pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran yang menggunakan model problem solving. Model problem solving adalah model pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu dalam pembelajaran siswa harus aktif agar dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Problem solving adalah suatu langkah pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara siswa mencari kebenaran pengetahuan dan informasi tentang konsep, hukum, prinsip, kaidah, dan sejenisnya, mengadakan percobaan, bertanya secara tepat serta mencari jawaban masalah berdasarkan pemahaman konsep, prinsip dan kaidah yang telah dipelajari.
12
Nasution (2006) menyatakan, : “memecahkan masalah memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah kita kenal menurut kom-binasi yang berlainan. Dalam memecahkan masalah sering harus dilalui ber-bagai langkah seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu dan dalam segala langkah perlu ia berpikir”.
Menurut Nasution (2006) mempelajari aturan perlu terutama untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan perluasan yang wajar dari belajar aturan. Dalam pemecahan masalah prosesnya terletak dalam diri siswa. Variabel dari luar hanya berupa instruksi verbal yang membantu atau membimbing siswa untuk memecahkan masalah itu. Namun memecahkan masalah tidak sekedar menerapkan aturan-aturan yang diketahui, akan tetapi juga menghasilkan pelajaran baru.
Tahap-tahap model problem solving (Depdiknas, 2008) yaitu meliputi : 1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain. 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada tahap kedua di atas. 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam tahap ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan modelmodel lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan model problem solving menurut Djamarah dan Zain (2002) adalah sebagai berikut :
13
1. Kelebihan model problem solving a. Dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan. b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. c. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya. 2. Kekurangan model problem solving a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain c. mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalah sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
C. Keterampilan Proses Sains
Prosedur yang dilakukan para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam usaha mendapatkan pengetahuan tentang alam biasa dikenal dengan istilah metode ilmiah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mendapatkan atau menemukan suatu ilmu pengetahuan membutuhkan kecakapan dan keterampilan dasar untuk melakukan kegiatan ilmiah tersebut. Kemampuan dasar tersebut dikenal dengan istilah keterampilan proses IPA/sains. Untuk mengenalkan alam pada siswa, perlu diajarkan bagaimana pengetahuan alam tersebut didapat, dengan melatihkan keterampilan proses sains pada siswa. Keterampilan proses dapat berkembang pada diri siswa bila diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan keterampilan berpikirnya. Dengan keterampilan proses siswa dapat
14
mempelajari sains sesuai dengan keinginannya. Menurut Gagne dalam Dahar (1996) keterampilan proses sains adalah kemam-puan-kemampuan dasar tertentu yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains. Setiap keterampilan proses merupakan keterampilan yang khas yang digunakan oleh semua ilmuwan, serta dapat digunakan untuk memahami fenomena apapun juga. Keterampilan proses sains mempunyai cakupan yang sangat luas, sehingga aspek-aspek keterampilan proses sains dapat digunakan dalam beberapa pendekatan dan model pembelajaran. Demikian halnya dalam model pembelajaran yang dikembangkan yaitu problem solving, keterampilan proses sains menjadi bagian yang tidak terpisah dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses sains, seperti yang dikemukakan Funk dalam Nur (1996) keterampilan proses terdiri dari: Keterampilan proses tingkat dasar yang terdiri dari mengobservasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, menyimpulkan, dan keterampilan proses terpadu yang terdiri dari menentukan variabel, menyusun tabel data, membuat grafik, menghubungkan antar variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel, merencanakan penyelidikan, dan bereksperimen.
Cartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar seperti pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan Dasar Mengamati (observing)
Indikator Mampu menggunakan semua indera untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.
15
Tabel 1. (lanjutan) Ketermpilan Dasar Inferensi (inferring) Klasifikasi (classifying) Menafsirkan (predicting)
Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi (Communicating)
Indikator Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi. Mampu menentukan perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek. Mampu mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta dan yang menunjukkan suatu, misalkan memprediksi kecenderungan atau pola yang sudah ada menggunakan grafik untuk menginterpolasi dan mengekstrapolasi dugaan. Menggunakan pola/pola hasil pengamatan, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati. memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik/ tabel/ diagram, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian, membaca grafik/ tabel/ diagram, mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
D. Kerangka Pemikiran
Model problem solving adalah model pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model ini, siswa dapat menyeimbangkan pemanfaatan otak kanan dan otak kirinya. Model pembelajaran ini terdiri dari 5 tahap. Pada tahap satu, siswa diorientasikan pada masalah. Pada tahap ini terjadi proses asimilasi yaitu terjadi perpaduan data baru dengan struktur kognitif yang ada. Siswa akan mengalami kebingungan dan mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi terhadap fakta baru yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana.
16
Lalu pada tahap dua siswa diminta mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini terjadi proses akomodasi yaitu terjadi penyesuaian stuktur kognitif siswa terhadap situasi baru. Siswa ingin memahami konsep baru atau permasalahan yang timbul melalui kegiatan akomodasi ini. Pada tahap tiga siswa diminta menetapkan jawaban sementara dari masalah. Pada tahap ini, setelah melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi siswa akan mengalami ketidakseimbangan struktur kognitif (coqnitive disequilibrium) yaitu ada fakta-fakta yang telah dimiliki siswa sebelumnya (pengetahuan lama siswa) yang tidak sesuai dengan pengetahuan baru siswa. Pada tahap empat siswa diminta menguji kebenaran jawaban sementara. Pada tahap ini siswa akan mencari tahu jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana dengan cara membuktikannya melalui praktikum dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Sehingga terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari, begitu seterusnya sehingga terjadi kesetimbangan antara struktur kognitif dengan pengetahuan yang baru (ekuilibrasi). Pada tahap lima siswa diminta untuk menarik kesimpulan dari pemecahan masalah. Pada tahap ini terlihat apakah siswa sudah mencapai proses ekuilibrasi atau belum.
Pada tahap empat siswa melakukan praktikum yang bertujuan memberi kesempatan siswa untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi. Kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sehingga dapat meningkatkan keterampilan afektif khususnya keterampilan bertanya siswa.
17
Kemudian siswa diminta mencatat setiap hasil pengamatan; mencari perbedaan serta persamaan (membandingkan) data hasil pengamatan; mengontraskan ciri-ciri dari data-data yang didapat; serta mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan. Selain itu siswa juga diminta menjelaskan hasil percobaan; menggambarkan data empiris dengan tabel/diagram; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains yaitu keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada materi asam-basa siswa kelas XI IPA semester genap SMA N 1 Terbanggi Besar T.P. 2011/2012 diabaikan. 2. Perbedaan gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada materi asam – basa semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.
F. Hipotesis Umum
Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah: Model pembelajaran Problem Solving pada materi asam - basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan daripada pembelajaran konvensional.
18
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 118 siswa dan tersebar dalam empat kelas.
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai sampel adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA N 1 Terbanggi Besar. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel purposif, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka ditentukan kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 sebagai sampel. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang mengalami pembelajaran Problem Solving, sedangkan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang mengalami pembelajaran konvensional.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretest) dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (posttest) siswa. Sedangkan sumber data adalah siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.
19
C. Desain dan Metode Penelitian
1.
Desain penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design yaitu desain kuasi eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 2. desain penelitian Pretest
Perlakuan
Posttest
Kelas eksperimen
O1
X
O2
Kelas kontrol
O1
-
O2
Keterangan: X : Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran problem solving. O1:
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest
O2:
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest
2.
Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Pada penelitian ini dikembangkan alur penelitian dengan langkah-langkah penelitian seperti pada gambar 1.
20
Penyusunan perangkat pembelajaran konvensional
1. Penyusunan kisi-kisi butir soal (pretest dan posttest) 2. Butir soal tes (pretest dan posttest)
Penyusunan perangkat pembelajaran Problem Solving
Validasi pretest dan posttest
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Pretest
Pretest
Pembelajaran konvensional
Pembelajaran Problem Solving
Posttest
Posttest
Tabulasi dan analisis data
Kesimpulan Gambar 1. Alur penelitian
D. Variabel Penelitian
Sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran Problem Solving dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel
21
terikat adalah keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada materi asam-basa siswa SMA N 1 Terbanggi Besar.
E. Instrumen Penelitian dan Validitasnya
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa soal-soal pretest dan posttest keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan dalam bentuk soal uraian.
Dalam pelaksanaannya kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan soal yang sama. Soal pretest adalah materi asam-basa yang terdiri dari 10 soal uraian untuk mengukur keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan sebelum penerapan pembelajaran. Sedangkan soal posttest sama dengan soal pretest terdiri dari 10 soal uraian untuk mengukur keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan setelah penerapan pembelajaran.
Agar data yang diperoleh sahih atau dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus valid. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam konteks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau penilaian, dan pengujian empirik. Pengujian instrumen penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur (Ali, 1992).
22
Adapun pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M. Si. dan Dr. Noor Fadiawati, M.Si. sebagai dosen pembimbing untuk melakukannya.
F. Pelaksanaan Penelitian
1) Tahap Prapenelitian a. Membuat surat izin pendahuluan penelitian ke sekolah. b. Meminta izin kepada kepala sekolah SMA N 1 Terbanggi Besar dan menyampaikan surat izin penelitian yang telah dibuat. c. Mengadakan observasi ke sekolah untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah, data siswa, data nilai, jadwal dan tata tertib sekolah, serta sarana prasarana di sekolah. d. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. e. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas. f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi pokok yang diteliti yaitu materi asam-basa.
23
g. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan materi pokok yang diteliti yaitu materi asam-basa. h. Membuat soal pretest dan posttest. 2) Tahap Penelitian Prosedur pelaksanaan di kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu pembelajaran Problem Solving dan pembelajaran konvensional. Pada kelas XI IPA1 diterapkan model pembelajaran Problem Solving dan kelas XI IPA2 diterapkan pembelajaran konvensional.
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Melakukan pretest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Melaksanakan pembelajaran pada materi asam-basa sesuai model pembelajaran yang ditetapkan pada masing-masing kelas. c. Melakukan posttest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
G. Analisis Data Penelitian
1) Hipotesis kerja
1. Hipotesis pertama (keterampilan mengelompokkan) Rata-rata keterampilan mengelompokkan pada materi asam-basa di kelas yang diterapkan pembelajaran Problem Solving lebih tinggi dari rata-rata keterampilan mengelompokkan di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional. 2. Hipotesis kedua (keterampilan mengkomunikasikan) Rata-rata keterampilan mengkomunikasikan pada materi asam-basa di kelas
24
yang diterapkan pembelajaran Problem Solving lebih tinggi dari rata-rata keterampilan mengkomunikasikan di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
2) Hipotesis statistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah: 1. Hipotesis pertama (keterampilan mengelompokkan) H0
:
Rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan pada materi asambasa dengan pembelajaran problem solving lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dengan pembelajaran konvensional. H0 : µ1x ≤ µ2x
H1 : Rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan pada materi asambasa dengan pembelajaran Problem Solving lebih tinggi daripada ratarata n-Gain keterampilan mengelompokkan dengan pembelajaran konvensional. H1 : µ1x > µ2x 2. Hipotesis kedua (keterampilan mengkomunikasikan) H0
:
Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan pada materi asambasa dengan pembelajaran problem solving lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dengan
25
pembelajaran konvensional. H0 : µ1x ≤ µ2x H1
: Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan pada materi asambasa dengan pembelajaran Problem Solving lebih tinggi daripada ratarata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dengan pembelajaran konvensional. H1 : µ1x > µ2x
Keterangan: µ1 : Rata-rata (x) pada materi asam-basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran Problem Solving. µ2 : Rata-rata (x) pada materi asam-basa pada kelas dengan pembelajaran konvensional. x : Keterampilan mengelompokkan/mengkomunikasikan.
3) Teknik Analisis Data
Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Nilai akkhir pretest atau posttest dirumuskan sebagai berikut: Nilai Akhir =
∑ skor yang diperoleh siswa × 100 skor maksimum
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung n-Gain yang selanjutnya digunakan untuk menguji kenormalan dan homogenitas dua varians.
26
a) Perhitungan Gain Ternormalisasi Gain ternormalisasi (n-Gain) merupakan perbandingan antara selisih skor pretest dan skor posttest dengan selisih skor maksimum dan skor pretest. n-Gain digunakan untuk mengukur efektivitas suatu pembelajaran. Melalui perhitungan ini didapatkan data n-Gain sejumlah siswa yang mengikuti tes tersebut. Dalam hal ini 29 data pada kelas XI IPA1 (kelas eksperimen) dan 29 data pada kelas XI IPA2 (kelas kontrol). N-Gain dirumuskan sebagai berikut: −
Rumus
=(
(
)
...................(2)
)
Data gain ternormalisasi yang diperoleh kemudian diuji homogenitasnya yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. b) Uji normalitas Hipotesis untuk uji normalitas : Ho = data penelitian berdistribusi normal H1 = data penelitian berdistribusi tidak normal Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut : =∑
(
Keterangan :
)
...…………(3)
= uji Chi- kuadrat fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan
Kriteria : Terima Ho jika c)
hitung £
tabel
Uji homogenitas dua varians
Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok
27
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. H0 = data penelitian mempunyai variansi yang homogen H1 = data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen a.
Rumusan hipotesis H0 ∶
=
(Sampel mempunyai varian yang homogen)
H1 ∶
≠
(Sampel mempunyai varian yang tidak homogen)
Keterangan: = varians skor kelompok I = varians skor kelompok II dimana dk1 = (n1-1) dan dk2 = (n2-1) b.
Rumus statistik yang digunakan adalah uji-F: =
...................(4)
Keterangan : = varians terbesar = varians terkecil c.
Kriteria uji
Pada taraf 0.05, tolak Ho hanya jika F hitung ³ F ½a(u1 , u2) dan tolak sebaliknya (Sudjana, 2005)
d) Teknik Pengujian Hipotesis Untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik (Sudjana, 1996). Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) seperti yang telah dikemukakan sebelumnya di hipotesis statistik.
28
Teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik uji-t, yakni uji perbedaan dua rata – rata. Uji statistik ini sangatlah bergantung homogenitas kedua varians data, karena kedua varians kelas sampel homogen (
=
) maka uji yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut: =
...................(5)
=
(
)
(
)
...................(6)
Keterangan: = rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan/mengkomunikasikan pada materi asam-basa yang diberi pembelajaran menggunakan pembelajaran problem solving. = rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan/mengkomunikasikan pada materi asam-basa yang diberi pembelajaran konvensional. = Simpangan baku gabungan. = Jumlah siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran problem solving. = Jumlah siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. = Simpangan baku siswa yang menggunakan pembelajaran problem solving. = Simpangan baku siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dalam hal ini, kriteria pengujian adalah terima Ho jika t < t(1 - a) (Sudjana, 2005).
29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua kelas yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data berupa skor pretest dan posttest keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan masing-masing siswa (data terlampir dalam Lampiran 13 halaman 223). Rata-rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengelompokkan masing-masing siswa ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata – rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengelompokkan di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Ratarata
Kelas Eksperimen Pretest Posttest n-Gain 67,07 91,21 0,71
Kelas Kontrol Pretest Posttest n-Gain 72,41 88,45 0,53
Sedangkan rata-rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengkomunikasikan masing-masing siswa ditunjukkan pada Tabel 4.
30
Tabel 4. Rata – rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengkomunikasikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Ratarata
Kelas Eksperimen Pretest Posttest n-Gain 27,99 57,59 0,41
Kelas Kontrol Pretest Posttest n-Gain 27,87 51,21 0,33
Untuk memudahkan dalam melihat perbedaan skor pretest dan posttest keterampilan mengelompokkan disajikan pada Gambar 2, sedangkan perbedaan skor pretest dan posttest keterampilan mengkomunikasikan disajikan pada Gambar 3. 100.00 90.00
Rata-rata Skor
80.00 70.00 60.00 50.00
pretest
40.00
posttest
30.00 20.00 10.00 0.00
Kelas Kontrol KONTROL
Kelas Eksperimen
Gambar 2. Diagram rata-rata skor pretest dan posttest keterampilan mengelompokkan di kelas kontrol dan kelas eksperimen
Pada Gambar 2 terlihat bahwa rata-rata skor pretest keterampilan mengelompokkan kelas kontrol sebesar 72,41 dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata skor posttest keterampilan mengelompokkan sebesar 88,45; sedangkan pada kelas eksperimen, rata-rata skor pretest keterampilan mengelompokkan sebesar 67,07 dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata skor posttest keterampilan mengelompokkan sebesar 91,21. Dari uraian di atas tampak bahwa keterampilan
31
mengelompokkan setelah diterapkan pembelajaran lebih baik daripada keterampilan mengelompokkan sebelum diterapkan pembelajaran, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada kelas kontrol peningkatan keterampilan mengelompokkan lebih kecil hanya sebesar 16,04, sedangkan pada kelas eksperimen peningkatan keterampilan mengelompokkan cukup besar yaitu 24,14. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mengelompokkan kelas eksperimen lebih baik bila dibandingkan kelas kontrol. 70.00
Rata-rata Skor
60.00 50.00 40.00 pretest
30.00
posttest
20.00 10.00 0.00 Kelas Kontrol Kelas Kontrol KONTROL
EKSPERIMEN Kelas Eksperimen
Gambar 3. Diagram rata-rata skor pretest dan posttest keterampilan mengkomunikasikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen
Pada gambar 3 terlihat bahwa rata-rata skor pretest keterampilan mengkomunikasikan pada kelas kontrol sebesar 27,87 dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata skor posttest keterampilan mengkomunikasikan sebesar 51,21; sedangkan pada kelas eksperimen skor pretest keterampilan mengkomunikasikan sebesar 27,99 dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata skor posttest keterampilan mengkomunikasikan sebesar 57,59. Dari uraian di atas tampak bahwa
32
keterampilan mengkomunikasikan setelah diterapkan pembelajaran lebih baik daripada sebelum diterapkan pembelajaran, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada kelas kontrol peningkatan keterampilan mengkomunikasikan lebih kecil yaitu sebesar 23,34, sedangkan pada kelas eksperimen peningkatan keterampilan mengkomunikasikan lebih besar yaitu 29,6. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mengkomunikasikan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Selanjutnya berdasarkan perhitungan didapatkan rata-rata n-Gain seperti yang disajikan pada Gambar 4 berikut ini. 0.80 0.70
Rata-rata n-Gain
0.60 0.50 0.40
kontrol
0.30
eksperimen
0.20 0.10 0.00
Mengelompokkan 1
2 Mengkomunikasikan
Gambar 4. Rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen
Pada gambar 4 tampak bahwa rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan kelas kontrol sebesar 0,53 sedangkan kelas eksperimen sebesar 0,71, hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan kelas kontrol lebih kecil bila dibandingkan kelas eksperimen. Begitu pula rata-rata
33
n-Gain keterampilan mengkomunikasikan, pada kelas kontrol sebesar 0,33 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0,41, sehingga rata-rata n-Gain kelas kontrol lebih kecil bila daripada kelas eksperimen.
Berdasarkan rata-rata n-Gain tersebut, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada materi asam-basa. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berlaku untuk keseluruhan populasi, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t.
Sebelum melakukan uji-t, harus diketahui terlebih dahulu apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan berasal dari varians yang homogen atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan Chi-Kuadrat. Hasil perhitungan uji normalitas terhadap indeks gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan terdapat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 16 halaman 238.
Tabel 5. Nilai Chi-kuadrat ( Mengelompokkan.
Kelas
) untuk distribusi n-Gain keterampilan
hitung
tabel
Keterangan
Eksperimen
2,13
7,81
Normal
Kontrol
3,00
7,81
Normal
34
Tabel 6. Nilai Chi-kuadrat ( ) untuk distribusi n-Gain keterampilan mengkomunikasikan. Kelas
hitung
tabel
Keterangan
Eksperimen
4,38
7,81
Normal
Kontrol
3,88
7,81
Normal
Tabel 4 dan 5 memperlihatkan nilai
hitung untuk n-Gain keterampilan menge-
lompokkan dan mengkomunikasikan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dari
tabel (
hitung <
tabel) dengan taraf a = 0,05, sehingga
n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas pada data keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan dengan menggunakan rumus (4) yang terdapat dalam Bab III dan diambil kesimpulan dengan kriteria pengujian tolak Ho hanya jika F ³ F½a(u1 , u2). Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan terhadap skor keterampilan mengelompokkan pada materi asam-basa (perhitungan terdapat pada lampiran 16 halaman 245) diperoleh harga F sebesar 1,679. Oleh karena harga F tabel sebesar 1,897 dan 0,679 < 1,897 dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1, artinya
1=
2 (data
penelitian mempunyai variansi yang homogen). Dengan
demikian uji-t dilakukan menggunakan statistik t dalam rumus (5) dengan kriteria uji tolak Ho jika t > t1 - a dan tolak Ho jika sebaliknya. Setelah dilakukan perhitungan (terlampir pada lampiran 16 halaman 246), diperoleh harga t sebesar 2,530 dan harga t tabel sebesar 1,678. Oleh karena 2,530 > 1,678, maka dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1. Artinya, rata-rata keterampilan
35
mengelompokkan pada materi asam-basa di kelas yang diterapkan pembelajaran problem solving lebih tinggi daripada rata-rata keterampilan mengelompokkan di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional. Sedangkan untuk keterampilan mengkomunikasikan berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan (perhitungan terdapat pada lampiran 16 halaman 255 ) diperoleh harga F sebesar 1,500. Oleh karena harga F tabel sebesar 1,897 dan 1,500 < 1897 dapat disimpulkan terima H0 dan tolak H1, artinya
1=
2 (data
penelitian mempunyai
variansi yang homogen). Dengan demikian uji-t dilakukan menggunakan statistik t dalam rumus (5) dengan kriteria uji tolak Ho jika t > t1 - a dan tolak Ho jika sebaliknya. Setelah dilakukan perhitungan (terlampir pada lampiran 16 halaman 255), diperoleh harga t sebesar 1,860 dan harga t tabel sebesar 1,678. Oleh karena 1,860 > 1,678, maka dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1. Artinya, rata-rata keterampilan mengkomunikasikan pada materi asam-basa di kelas yang diterapkan pembelajaran problem solving lebih tinggi daripada ratarata keterampilan mengelompokkan pada materi asam-basa di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving pada materi asam – basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan
B. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa pembelajaran problem solving pada materi asam – basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Terbanggi Besar.
36
Selain efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan, pada penelitian ini juga didapatkan fakta bahwa pembelajaran problem solving dapat mengembangkan karakter rasa ingin tahu dan komunikatif serta keterampilan sosial yaitu bertanya, mengemukakan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja sama siswa-siswa di kelas eksperimen. Pencapaian ini sesuai dengan tahap – tahap model problem solving yang dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran siswa yang lebih aktif seperti kegiatan – kegiatan di atas, yaitu :
Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah. Pada pelaksanaan di kelas eksperimen, guru memulai pembelajaran pada setiap pertemuan dengan menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Kemudian guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam rangka memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tesebut. Pada pertemuan pertama guru mengajukan fakta tentang larutan berdasarkan sifat keasamannya dapat dibedakan ke dalam tiga golongan dan mengajukan pertanyaan, “Berdasarkan dengan sifat keasamannya, larutan dapat dibedakan ke dalam tiga golongan , yaitu larutan yang bersifat asam, basa atau bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Asam dan basa ini sangat dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari manusia. Bagaimanakah sifat larutan yang ada disekitarmu?”. Pada pertemuan kedua guru mengajukan fakta tingkat keasaman beberapa larutan tidak sama dengan mengajukan pertanyaan, “Apakah sama tingkat keasaman antara air jeruk nipis dengan air belimbing ? Lalu, manakah yang lebih asam antara air jeruk nipis dengan air belimbing ?”. Pada pertemuan ketiga guru mengajukan fakta
37
dua larutan pada konsentrasi yang sama mempunyai tingkat keasaman dan pH berbeda dengan mengajukan pertanyaan, “Pada konsentrasi yang sama diantara larutan HCl 0,1 M dan larutan CH3COOH 0,1 M, manakah yang lebih bersifat asam? Apakah kedua larutan asam tersebut mempunyai pH yang sama?”. Dan pada pertemuan keempat guru mengajukan fakta indikator tunggal seperti kertas lakmus, hanya memberi gambaran tentang sifat larutan (asam, basa, atau netral), tetapi tidak menyatakan pH-nya. Oleh karena setiap indikator mempunyai trayek perubahan warna yang berbeda, maka pH larutan dapat diperkirakan dengan kombinasi dari beberapa indikator.
Fakta-fakta dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada setiap pertemuan dilakukan agar siswa menyadari adanya suatu masalah tertentu. Pertanyaan yang diberikan juga sekaligus dapat melatih kemampuan afektif pada aspek mengemukakan pendapat , sebab dengan adanya pertanyaan yang diajukan akan merangsang siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Dalam pelaksanaannya, setelah siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa mulai memikirkan adanya suatu masalah tertentu mengenai materi asam-basa. Terlihat beberapa siswa mulai memberikan pendapatnya seperti pada pertemuan pertama yaitu siswa memberikan penjelasan sederhana tentang sifat-sifat air jeruk, air sabun, dan air minum. Serta menyampaikan masalah yang timbul dari fakta-fakta itu seperti mengapa air jeruk rasanya asam, mengapa air sabun (bila tidak sengaja tertelan) rasanya pahit dan mengapa air minum tidak berasa. Pada pertemuan kedua siswa sedikit kebingungan menentukan yang lebih asam antara air jeruk dan air belimbing, ada siswa yang menjawab air jeruk lebih asam dan ada pula yang menjawab air belimbing lebih asam. Perdebatan tersebut akhirnya membuat
38
siswa menyadari adanya suatu permasalahan bagaimana cara menentukan tingkat keasaman suatu larutan. Begitupun pada pertemuan ketiga dan keempat. Pada tahap ini terjadi asimilasi, yaitu terjadi perpaduan data baru dengan struktur kognitif yang ada. Pertanyaan – pertanyaan yang diberikan bertujuan agar siswa memikirkan permasalahan yang timbul pada fenomena itu. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. Pada tahap ini siswa akan mengalami kebingungan dan mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi terhadap fakta baru yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh tahap – tahap berikutnya. Karena adanya masalah ini, siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran.
Tahap 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Fakta pada kelas eksperimen sesuai dengan kegiatan akomodasi yang dikemukakan Piaget bahwa terjadi penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru. Setelah siswa merumuskan masalah, pada tahap ini siswa mencari data untuk memecahkan masalah, guru mendorong siswa agar mendapatkan informasi yang sesuai dan sebanyak – banyaknya untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang diajukan atau menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifik. Sebelumnya siswa dikelompokkan secara heterogen dan diberi LKS eksperimen.
Pada pelaksanaanya, beragam cara yang dilakukan oleh setiap kelompok dalam mencari data untuk memecahkan masalah, ada yang dengan membaca buku,
39
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dan ada juga yang bertanya dengan kelompok lainnya. Awalnya tidak semua kelompok dapat bekerjasama dengan baik, ada beberapa kelompok yang cenderung mencari data sendiri tanpa berdiskusi dengan teman sekelompoknya, bahkan duduknya berjauh-jauhan. Namun setelah mendapat penjelasan dari guru pentingnya bekerja kelompok, siswa-siswa perlahan-lahan mau berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan semakin kompak pada setiap pertemuannya, ini mulai terlihat pada pertemuan kedua dimana sudah tidak terlihat lagi siswa yang bekerja sendiri dan duduk berjauhan dengan teman sekelompoknya. Setiap kelompok nampak asik berdiskusi dan mencari data sebanyak-banyaknya yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Pengelompokan siswa yang dilakukan pada tahap ini ternyata memberi pengaruh besar bagi perkembangan potensi siswa. Siswa menjadi lebih aktif ketika mereka berada dalam diskusi dan bekerjasama dengan temannya. Siswa yang terlihat pendiam pada awal pertemuan justru aktif berdiskusi ketika berada dalam diskusi kelompoknya. Adapun hal ini sesuai dengan pernyataan Vygotsky dalam Arends (2008) yang mendefinisikan tingkat perkembangan potensial sebagai tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, seperti teman sejawat yang kemampuannya lebih tinggi. Selain itu, pengelompokkan siswa dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan cara bertanya kepada temannya yang lain ataupun dengan gurunya dan juga berani menyampaikan pendapat.
Tahap 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah. Pelaksanaan pada kelas eksperimen, guru meminta siswa untuk memberikan hipotesis awal terhadap
40
jawaban atas permasalahan yang dikemukakan. Pada tahap ini siswa kembali berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan menetapkan hipotesis dari permasalahan tersebut. Siswa merumuskan hipotesis yang artinya merumuskan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang masih perlu diuji kebenarannya. Hipotesis ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada tahap kedua di atas. Pada tahap ini setelah melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi, siswa akan mengalami ketidakseimbangan struktur kognitif (coqnitive disequilibrium) yaitu ada fakta-fakta yang telah dimiliki siswa sebelumnya (pengetahuan awal siswa) yang tidak sesuai dengan pengetahuan baru siswa.
Kegiatan siswa pada tahap ini sekaligus melatih keterampilan mengkomunikasikan, dimana siswa dilatih untuk mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelompok untuk menetapkan hipotesis dari masalah yang ada dan menuliskan hasil diskusi mereka tersebut dalam LKS. Pada pertemuan pertama siswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan hipotesis, hal ini terlihat dari rumusan hipotesis dari beberapa kelompok yang tidak sesuai dengan masalah yang diungkapkan. Namun dengan bimbingan guru dan latihan pada tiap pertemuannya, siswa pun mampu merumuskan hipotesis dengan baik. Perkembangan ini terlihat jelas pada pertemuan keempat, dimana setiap kelompok telah mampu merumuskan hipotesis dengan baik berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki.
Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban sementara. Di sini siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi sebanyakbanyaknya dan guru bertindak sebagai pembimbing yang menyediakan
41
bantuan (Ibrahim & Nur, 2005). Pada tahap ini dilakukan praktikum tentang asam-basa. Pada pertemuan pertama siswa melakukan praktikum tentang sifat asam-basa, pertemuan kedua tentang konsep pH, pOH dan pKw, pertemuan ketiga tentang kekuatan asam-basa dan pertemuan keempat tentang mengukur pH larutan dengan menggunakan trayek pH beberapa indikator. Praktikum ini bertujuan memberi kesempatan siswa untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi.
Kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan psikomotor yaitu keterampilan menggunakan pipet tetes dan keterampilan mencelupkan indikator kertas lakmus/universal. Pada pertemuan pertama nampak siswa-siswa sudah terampil menggunakan indikator kertas lakmus, lain hal-nya pada pertemuan kedua, kebanyakan siswa masih belum terampil dalam menggunakan indikator universal. Kebanyakan siswa masih mencelupkan pita indikator universal pada bagian ujungnya saja, sehingga larutan tidak mengenai seluruh bagian warna peta indikator. Selain itu siswa jg blm bisa menentukan pH dengan indikator tersebut, siswa kebingungan dalam mencocokan pita indikator dengan peta indikator. Hal ini membuat praktikum berjalan dengan lama, namun berkat latihan dan bimbingan dari guru keterampilan siswa menggunakan indikator universal semakin baik, seperti yang terlihat pada praktikum di pertemuan ketiga siswa sudah dapat menentukan pH beberapa larutan dengan benar menggunakan indikator universal dan praktikum tidak lagi berjalan dengan lama. Kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan afektif khususnya aspek bertanya siswa. Kebiasaan siswa berdiskusi dalam kelompok dan motivasi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mampu merangsang siswa untuk aktif
42
bertanya dan mengeluarkan pendapat di kelas. Berikutnya siswa diarahkan untuk mengelompokkan larutan-larutan yang mereka amati. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk mengelompokkan larutan-larutan berdasarkan persamaan ciri-ciri yang diamati. Pada pertemuan pertama misalnya, siswa diminta untuk mengelompokkan larutan-larutan berdasarkan perbedaan dan persamaan ciri-ciri yang diamati setelah dicelupkan kertas lakmus merah dan biru. Pada pelaksanaannya yang terjadi adalah beberapa siswa yang memang memiliki tingkat kognitif diatas rata-rata pada masing-masing kelompok sajalah yang dapat mengelompokkan larutan-larutan dengan baik. Namun justru karena hal inilah diskusi antar anggota kelompok menjadi lebih hidup, dan siswa yang bisa dikatakan memiliki tingkat kognitif yang rendah dapat belajar dari anggota kelompoknya yang memiliki tingkat kognitif lebih tinggi, sehingga kemampuan mereka dalam mengelompokkan menjadi terlatih dan menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan pada praktikum pada pertemuan selanjutnya dimana sebagian besar siswa telah mampu mengelompokkan zat-zat berdasarkan perbedaan dan persamaan ciri-ciri yang diamati. Pada tahap ini selain laporan kelompok, masing-masing siswa juga dituntut untuk membuat laporan individu tentang hasil praktikum; untuk mengetahui tingkat keterampilan mengelompokkan dari masing-masing siswa. Pada tahapan inilah keterampilan mengelompokkan dari masing-masing dilatih secara maksimal.
Setelah siswa diarahkan untuk mengelompokkan larutan-larutan yang telah mereka amati, siswa diarahkan untuk menuliskan hasil penyelidikan yang mereka peroleh ke dalam tabel hasil pengamatan. Pada tahap ini siswa dilatih kemampuan mengkomunikasikannya. Setiap kelompok bebas menuliskan hasil pengamatan-
43
nya ke dalam tabel. Pada mulanya siswa tampak bingung bagaimana cara menuliskan hasil penyelidikan ke dalam tabel, tetapi dengan bimbingan guru, siswa mampu menuliskan hasil penyelidikannya ke dalam tabel hasil pengamatan dengan baik pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait informasi dalam tabel tersebut. Adapun pertanyaan ini diajukan agar siswa memikirkan tentang kelayakan hipotesis dan metode pemecahan masalah serta kualitas informasi yang telah mereka kumpulkan (Ibrahim & Nur, 2005).
Pada tahap ini siswa akan mencari tahu jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana sehingga terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari, begitu seterusnya sehingga terjadi kesetimbangan antara struktur kognitif dengan pengetahuan yang baru (ekuilibrasi). Pengetahuan lama yang tidak sesuai diganti dengan pengetahuan baru yang sesuai. Sampai pada taha ini, melalui jawabanjawaban dari pertanyaan yang diberikan, akhirnya siswa sampai pada tahap pemecahan masalah.
Tahap 5. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini, siswa telah menemukan jawaban dari permasalahan maka diharapkan siswa dapat mengkomunikasikan hasilnya dengan yang lain dan memberikan penjelasan sederhana atas jawaban yang diperoleh sehingga pada akhirnya didapatkan kesimpulan dari pemecahan masalah tersebut. Melalui kebebasan untuk mengolah semua informasi yang mereka dapatkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan awal yang mereka miliki, proses ini membawa siswa untuk
44
mengembangkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan. Melalui tahap ini siswa dilatih untuk dapat memberikan penjelasan atas suatu fenomena yang terjadi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajarnya mengenai asam-basa sehingga secara tidak langsung siswa telah dilatih untuk meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan. Kemampuan siswa untuk memberikan penjelasan sederhana semakin baik pada setiap pertemuannya. Pada awalnya siswa memang terlihat bingung untuk memberikan penjelasan sederhana, akan tetapi pada pertemuan ketiga siswa sudah menampakkan peningkatan yang signifikan dalam hal kemampuan memberikan penjelasan sederhana. Pada tahap ini pula, dapat dilihat bahwa siswa kelas eksperimen semakin baik dalam hal membuat kesimpulan dan merumuskan penyelesaian masalah. Pada mulanya, siswa tidak bisa membuat suatu kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat semula tidak berkaitan dengan masalah yang diberikan, akan tetapi dengan bimbingan guru berangsur-angsur kesimpulan yang dibuat oleh siswa menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang diberikan.
Kenyataan di atas jelas akan memberikan pencapaian yang baik pada kelas eksperimen. Hal ini terbukti dengan lebih baiknya pencapaian kelas eksperimen daripada kelas kontrol dalam hal keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada posttest yang dilakukan. Selain itu juga diperkuat dengan hasil uji statistik yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model problem solving pada materi asam-basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
45
Kendala-kendala yang dihadapi
Meskipun seperti yang telah diuraikan bahwa banyak perkembangan yang siswa dapatkan dengan penerapan pembelajaran problem solving, tidak berarti penerapan pembelajaran ini tanpa hambatan. Selama ini siswa memperoleh konsep secara langsung dari guru mereka, namun dalam pembelajaran problem solving ini mereka harus menemukan dan membangun konsep sendiri sehingga tahap demi tahapan pembelajaran ini berlangsung dengan lama. Terbatasnya waktu bagi siswa yang masih awam terhadap proses pembelajaran untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah dan mengerjakan LKS, membatasi siswa untuk menghubungkan fenomena-fenomena serta fakta-fakta yang ditemukan pada tahapan menguji kebenaran jawaban sementara sehingga siswa kesulitan menemukan konsep mereka sendiri seutuhnya. Seperti yang diungkapkan Arends (2008) bahwa periode pembelajaran yang standar sering kali tidak memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk terlibat secara mendalam dalam kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
46
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dengan model pembelajaran problem solving lebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dengan pembelajaran konvensional. 2. Penerapan model pembelajaran problem solving pada materi asam-basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan. 3. Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dengan model pembelajaran problem solving lebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dengan pembelajaran konvensional. 4. Penerapan model pembelajaran problem solving pada materi asam-basa efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan.
B. saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa : 1. LKS berbasis problem solving sebagai media pembelajaran perlu upaya pengembangan yang lebih baik dan menarik karena mampu menunjang proses pembelajaran.
47
2. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa hendaknya membuat perencanaan dan skenario pembelajaran dengan matang sehingga pembelajaran lebih efektif dan maksimal. 3. Model pembelajararan problem solving dapat dipakai sebagai model pembelajaran bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dan disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa
48
DAFTAR PUSTAKA
Ajij, A. 2008. Peningkatan Kemandirian Belajar Biologi Dengan Pendekatan Problem Solving Terhadap Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta. Skripsi. Diakses 1 Desember 2011 dari http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilibuinsuka--abdulajijn-813. Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung. Arends, R.I. 2008. Learning To Teach. Edisi VII. Pustaka pelajar. Yogyakarta. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Akasara. Jakarta. Bell, G. M. E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Cartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program Pendidikan Jarak Jauh S1 PGSD Universitas Sriwijaya. FKIP Universitas Sriwijaya. Palembang. Proceeding of The First International Seminar on Science Education.ISBN: 979-25-0599-7. Dahar, R.W. 1996. Teori – teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Depdiknas. 2008. Rambu – Rambu Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB). Depdiknas. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono .2002.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B. dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Meltzer, D.E. 2002. Relation between Student’ Problem-Solving Performance and Representation Format. American Journal of Physic. 73. No.5. P.465. Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Nuraeni, N. dkk. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI-Bandung. Bandung.
49
Nur, M. 1996. Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses. SIC. Surabaya. Panen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Dikti. Jakarta. Purba, M. 2006. Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta. Purwani, Endah dan Martini. 2009. Implementasi Hasil-Hasil Penelitian untuk Peningkatan Profesionalisme di Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia (Prosiding). Unesa University Press. Surabaya. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Bandung.
50
LAMPIRAN
50
LAMPIRAN 1
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program
: SMA N 1 Terbanggi Besar : Kimia : XI / IPA
Standar Kompetensi
: 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran 4.1 § Pengenalan Mendessifat asamkripsikan basa larutan teori-teori asam-basa § Teori asamdengan basa menentuArrhenius kan sifat larutan dan menghitu ng pH
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
§ Merancang dan A. Kognitif melakukan § Menganalisis sifat percobaan asam-basa suatu tentang larutan pengenalan sifat berdasarkan asam-basa percobaan larutan dalam kerja kelompok di laboratorium. §Menjelaskan teori asam-basa § Diskusi Arrhenius kelompok mengenai
Proses A. Kognitif 1. Menjelaskan hasil pengamatan mengenai perubahan warna kertas lakmus merah dan biru serta warna trayek pH indikator universal pada
Penilaian
Alokasi Waktu
§ Jenis 2x tagihan 45 menit Tugas individu Tugas kelompok Ulangan · Bentuk Instrumen Perfor-
Sumber/ bahan/alat § Sumber Buku kimia § Bahan Lembar kerja siswa, Bahan/alat untuk praktikum
51
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran larutan.
Kegiatan Pembelajaran penjelasan sifat asam-basa larutan menurut teori asam-basa Arrhenius, konsep pH, dan perhitungan pH larutan asam kuat dan basa kuat.
Indikator Produk
Proses percobaan 2. Menjelaskan sifat asam-basa larutan berdasarkan pengamatan yang dilakukan. 3. Mencatat setiap hasil pengamatan 4. Menyimpulkan sifat asam-basa larutan berdasarkan pengamatan yang dilakukan 5. Mencari perbedaan dan persamaan (membandingka n) perubahan
Penilaian mansi (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
52
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
6.
7.
8.
9.
warna dan pH setiap larutan yang diamati. Mengontraskan ciri-ciri (perubahan warna kertas lakmus) dari zat-zat yang diamati. Menuliskan reaksi ionisasi dari larutan yang diuji Menjelaskan pengertian asam basa menurut Arhenius Memberikan data empiris hasil percobaan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
53
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses dalam suatu tabel 10. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis. 11. Menjelaskan hasil percobaan. 12. Memprediksika n perubahan warna kertas lakmus pada zat-zar yang diamati dan mendiskusikan permasalahan yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
54
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
§ Derajat keasaman (pH)
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
diamati 13. Menyimpulkan pengertian asam basa Arrhenius. § Merancang dan § Menghitung pH 1. Menjelaskan melakukan larutan hasil percobaan berdasarkan pengamatan untuk konsentrasi larutan pH larutan menentukan pH yang diketahui asam pada menggunakan § Menentukan berbagai indikator hubungan antara konsentrasi universal besarnya harga pH menggunakan melalui kerja terhadap kekuatan indikator kelompok di asam basa universal laboratorium § Menentukan 2. Mencatat § Berdasarkan hubungan antara setiap hasil percobaan yang pKw, pH, dan pengamatan pOH dilakukan, dan 3. Membandingpengamatan data kan antara percobaan besarnya siswa konsentrasi
Penilaian
Alokasi Waktu
§ Jenis 2 x 45 tagihan menit Tugas individu Tugas kelompok Ulangan · Bentuk Instrumen Performansi (kinerja dan sikap), laporan
Sumber/ bahan/alat
§ Sumber Buku kimia § Bahan Lembar kerja siswa, Bahan/alat untuk praktikum
55
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran menentukan pH dengan menggunakan indikator universal § kemudian menjelakan asam basa menurut Arhenius
Indikator Produk
Proses
4.
5.
6.
7.
terhadap nilai pH masingmasing larutan Menghitung pH masingmasing larutan Membandingkan pH hasil perhitungan dengan pH hasil pengamatan Mendiskusikan masalah yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang diamati Mengkomuni-
Penilaian tertulis, Tes tertulis
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
56
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses kasikan hasil diskusi mengenai masalah yang diberikan 8. Menyimpulkan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam-basa berdasarkan data yang di dapat dan diskusi kelompok yang dilakukan. 9. Menghitung pOH beberapa
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
57
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
Penilaian
Alokasi Waktu
§ Jenis tagihan
2x 45 menit
Sumber/ bahan/alat
larutan 10. Menentukan besarnya konsentrasi H+ dan OHdalam larutan berdasarkan konsep tetapan kesetimbang an air (Kw) 11. Menyimpulkan hubungan antara pKw, pH dan pOH
§ Kekuatan asam-basa
§ Merancang dan melakukan
§ Menjelaskan tingkat
1.
Membandingkan
§ Sumber Buku kimia
58
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran percobaan untuk menentukan pH meng-gunakan indikator universal melalui kerja kelompok di laboratorium § Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dan pengamatan data percobaan , siswa menentukan pH dengan menggunakan indikator universal dari berbagai larutan
Indikator Produk keasaman asam lemah yang lebih rendah dari asam kuat; dan tingkat kebasaan dari basa lemah yang lebih rendah dari basa kuat dalam konsentrasi dan ekivalen yang sama. 2. § Menghitung pH asam lemah dan basa lemah. § Menghubungka n kekuatan asam atau basa dengan derajat ionisasi (α) dan
Proses
Penilaian
besarnya Tugas harga pH individu antara Tugas larutan asam kelompok kuat dengan Ulangan larutan asam lemah dan · Bentuk besarnya harga pH Instrumen antara basa Perforkuat dengan mansi basa lemah. (kinerja Mempredan diksikan sikap), harga derajat laporan ionisasi (α) tertulis, dari masing – Tes masing tertulis reaksi ionisasi setiap larutan
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat § Bahan Lembar kerja siswa, Bahan/alat untuk praktikum
59
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran § Membandingkan harga pH asam kuat dengan asam lemah
Indikator Produk tetapan kesetim- 3. bangan ionisasi § Menghubungka n derajat pengionan ( α) 4. dengan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) § Menghitung pH 5. dan derajat ionisasi larutan dari data konsentrasi-nya 6.
Proses Menuliskan reaksi ionisasi dari asam lemah Menuliskan tetapan kesetimbang an asam lemah (Ka) Menentukan hubungan antara harga Ka dengan [H+] Menyimpulkan hubungan antara harga Ka dengan kekuatan asam dan pH
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
60
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses 7.
8.
9.
larutan Menentukan jumlah zat yang terionisasi pada asam lemah yang diketahui konsentrasi mula-mula dan derajat ionisasinya Menentukan hubungan tetapan ionisasi asam (Ka) dengan derajat ionisasi (α). Menghitung pH asam
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
61
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses lemah 10. Menuliskan reaksi ionisasi dari basa lemah 11. Menuliskan tetapan kesetimbangan dari basa lemah (Kb) 12. Menentukan hubungan antara harga Kb dengan [OH-] 13. Memprediksikan hubungan antara harga Kb dengan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
62
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses kekuatan basa dan pOH 14. Menentukan jumlah zat yang terionisasi pada basa lemah yang diketahui konsentrasi mula-mula dan derajat ionisasinya. 15. Menentukan hubungan tetapan ionisasi basa (Kb) dengan derajat ionisasi (α)
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
63
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
16. Menghitung pH basa lemah § Indikator asam basa
§ Merancang dan § Memprediksikan melakukan pH larutan yang percobaan tidak dikenal untuk dengan menentukan pH menggunakan meng-gunakan berbagai trayek indikator asam pH indikator asam basa. basa melalui kerja kelompok di laboratorium § Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dan pengamatan data percobaan , siswa menentukan pH
1. Menjelaskan § Jenis 2 x 45 hasil tagihan menit pengamatan Tugas mengenai individu perubahan Tugas warna dari kelompok suatu indikator Ulangan terhadap larutan asam · Bentuk ataupun basa 2. Mengkomunik Instrumen asikan trayek PerforpH dari mansi beberapa (kinerja indikator. dan 3. Mencatat data sikap), hasil laporan
§ Sumber Buku kimia § Bahan Lembar kerja siswa,Bahan/alat untuk praktikum
64
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran dengan menggunakan indikator asam basa dari berbagai larutan § Menentukan trayek pH berdasarkan data hasil percobaan
Indikator Produk
Proses pengamatan. 4. Memberikan data empiris hasil percobaan dalam suatu tabel 5. Menyusun dan menyampaika n laporan secara sistematis. 6. Mendiskusika n pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS dan memprediksik an pH larutan dengan menggunakan
Penilaian tertulis, Tes tertulis
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
65
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
berbagai trayek pH indikator asam-basa. 7. Membuat kesimpulan. § Reaksi Penetralan
§ Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan pH menggunakan indikator universal melalui kerja kelompok di laboratorium § Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dan
§ Siswa dapat 1. Mengamati menghitung harga perubahan pH hasil campuran warna yang larutan asam-basa terjadi pada § Menghitung indikator konsentrasi larutan universal secara hasil campuran teliti dari hasil larutan asam-basa percobaan campuran larutan asambasa 2. Membandingka n harga pH hasil
§ Jenis 2 x 45 tagihan menit Tugas individu Tugas kelompok Ulangan · Bentuk Instrumen Performansi (kinerja dan
§ Sumber Buku kimia § Bahan Lembar kerja siswa,Bahan/alat untuk praktikum
66
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
pengamatan data percobaan siswa menentukan sifat asam , basa atau netral § Menentukan pH berdasarkan hasil perhitungaan
§ Teori asam basa Bronsted Lowry
§ Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, siswa
Proses perhitungan hasil pencampuran larutan asambasa 3. Mencatat setiap hasil pengamatan dan memberikan data empiris hasil percobaan dalam suatu tabel 4. Menganalisis data hasil pengamatan
§ Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kelemahan teori
§ Berdasarkan studi literatur siswa dapat menjelaskan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
sikap), laporan tertulis, Tes tertulis
§ Jenis tagihan Tugas individu
2 x 45 menit
§ Sumber Buku kimia § Bahan
67
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran menjelaskan kelebihan dan kelemahan teori asam basa Arrhenius dan menjelaskan pengertian asam basa menurut Bronsted-Lowry § Siswa menuliskan kelemahan kelebihan teori asam-basa Bronsted Lowry § Siswa menentukan pasangan asam basa konjugasi dari suatu reaksi
Indikator Produk asam basa Arrhenius § Siswa dapat menjelaskan pengertian asam basa menurut Bronsted Lowry § Siswa dapat menjelaskan kelebihan teori asam basa Bronsted Lowry
Proses
Penilaian
sifat asam dan Tugas basa suatu kelompok senyawa apabila Ulangan bukan dalam fasa larutan, · Bentuk melainkan Instrumen dalam fasa gas. Perfor§ Berdasarkan mansi instruksi guru (kinerja dan perintah dan (tugas) di LKS sikap), maka siswa laporan Menunjukkan tertulis, pasangan asam Tes dan basa tertulis Bronsted Lowry § Berdasarkan instruksi dari guru, siswa mendiskusikan permasalahan
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat Lembar kerja siswa, Bahan/alat untuk praktikum
68
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
yang diberikan dalam kelompok § Teori asam basa Lewis
§ Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, siswa menjelaskan kelemahan teori asam basa Bronsted Lowry § Siswa menjelaskan teori asam basa menurut lewis § Siswa menjelaskan kelebihan asam basa menurut Lewis
§ Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kelemahan teori asam basa Bronsted Lowy § Siswa dapat menjelaskan pengertian asam basa menurut Lewis § Siswa dapat menjelaskan kelebihan teori asam basa Lewis
§ Berdasarkan studi literatur siswa dapat mengkomunikasi kan pasangan asam basa Lewis § Berdasarkan instruksi dari guru, siswa mendiskusikan permasalahan yang diberikan dalam kelompok
§ Jenis 1 x 45 tagihan menit Tugas individu Tugas kelompok Ulangan · Bentuk Instrumen Performansi (kinerja dan sikap), laporan tertulis,
§ Sumber Buku kimia § Bahan Lembar kerja siswa, Bahan/alat untuk praktikum
69
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
Proses
§ Siswa menentukan asam-basa Lewis dari suatu reaksi § Pencemaran air
§ Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan pH meng-gunakan indikator universal melalui kerja kelompok di laboratorium dari berbagai sampel air § Berdasarkan percobaan yang
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
Tes tertulis
§ Siswa dapat § Berdasarkan menjelaskan hasil percobaan pengertian air siswa bersih, kualitas air mengamati dan sumber perubahan pencemaran air warna yang § Siswa dapat terjadi pada pita meneraplan indikator konsep pH dan dengan skala sifat fisis serta pH secara teliti biologi untuk § Berdasarkan menganalisis instruksi guru pencemaran air dan perintah (tugas) di LKS maka siswa
§ Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan · Bentuk Instrumen Performansi (kinerja dan sikap),
§ Sumber Buku kimia § Bahan Lembar kerja siswa, Bahan/alat untuk praktikum
70
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran dilakukan, dan pengamatan data percobaan , siswa menentukan pH dengan menggunakan indikator universaldari berbagai sampel air
Indikator Produk
Proses membandingkan pH hasil perhitungan dari larutan-larutan yang ada pada masalah yang diberikan. § Berdasarkan hasil percobaan siswa mencatat data hasil pengamatan. § Berdasarkan catatan data pengamatan, maka siswa memberikan data empiris hasil percobaan dalam suatu tabel
Penilaian laporan tertulis, Tes tertulis
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
71
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk
B. Afektif Ø Karakter
Proses § Berdasarkan kegiatan percobaan yang dilakukan, siswa menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis. § Berdasarkan hasil percobaan, siswa dapat menjelaskan hasil diskusi mengenai rumusan permasalahan yang diberikan. B. Afektif Ø Keterampilan sosial
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
72
Kompetensi Materi dasar Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Produk 1. Rasa ingin tahu 2. Komunikatif
Proses
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
1. Bertanya 2. Mengemukakan pendapat 3. Pendengar yang baik 4. Berkomunikasi 5. Kerjasama
Terbanggi Besar,
Januari 2012
Peneliti
Fenti Dwi Choiriawati NPM. 0853023017
73
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.
LAMPIRAN 2
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester
: SMA N 1 Terbanggi Besar : Kimia : XI / IPA : Genap : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
Materi Pembelajaran § Teori asambasa
Kegiatan Pembelajaran § Menjelaskan pengertian asam basa Arrhenius, Bronsted dan Lowry serta asam basa Lewis melalui diskusi kelas. § Berlatih menentukan pasangan asambasa BronstedLowry
Indikator § Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius § Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry § Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya § Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
Penilaian § Jenis tagihan o Tugas individu o Tugas kelompok · Bentuk Instrumen o laporan tertulis, o Tes tertulis (posttest)
Alokasi Sumber/ Waktu bahan/alat 2 x 45 menit § Sumber Buku kimia § Bahan Bahan/alat untuk praktikum
74
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran § derajat Keasaman (pH)
§ derajat ionisasi dan tetapan asam dan tetapan basa
Kegiatan Pembelajaran § Melalui diskusi kelas menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama
Indikator § Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama
Penilaian § Jenis tagihan o Tugas individu o Tugas kelompok
Alokasi Sumber/ Waktu bahan/alat 2 x 45 menit § Sumber Buku kimia § Bahan Bahan/alat untuk praktikum
§ Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan (a) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
§ Menghubungkan 2 x 45 menit § Sumber · Bentuk kekuatan asam atau basa Buku kimia Instrumen dengan derajat pengionan o laporan § Bahan tertulis, ( a ) dan tetapan asam Bahan/alat (Ka) atau tetapan basa Tes tertulis untuk (Kb) (posttest) praktikum
§ Menghitung pH dan derajat ionisasi larutan
§ Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
2 x 45 menit
§ Sumber Buku kimia
75
Kompeten si Dasar
Materi Pembelajaran
§ sifat larutan asam dan basa
Kegiatan Pembelajaran dari data konsentrasinya
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
§ Merancang dan § Mengidentifikasi sifat § Jenis 2 x 45 menit melakukan larutan asam dan basa tagihan percobaan untuk dengan berbagai o Tugas mengidentifikasi indikator. individu asam dan basa o Tugas dengan berbagai § Memperkirakan pH suatu kelompok indikator larutan elektrolit yang (indikator alam tidak dikenal berdasarkan · Bentuk dan indikator hasil pengamatan trayek Instrumen kimia) melalui perubahan warna o laporan kerja kelompok berbagai indikator asam tertulis, di laboratorium. dan basa. Tes tertulis § Menyimpulkan (posttest) sifat asam atau basa dari suatu larutan.
§ Sumber Buku kimia
§ Merancang dan melakukan percobaan untuk
Indikator
Penilaian
§ Bahan Bahan/alat untuk praktikum
76
Kompeten si Dasar
Materi Pembelajaran
§ Reaksi Penetralan
§ aplikasi konsep pH dalam pencemaran
Kegiatan Pembelajaran memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa melalui kerja kelompok laboratorium.
Indikator
§ Menghitung pH campuran larutan asam atau basa
§ Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya
§ Meneliti dan menghitung pH air sungai di sekitar sekolah/rumah dalam kerja
§ Menjelaskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan.
Penilaian
§ Jenis tagihan o Tugas individu o Tugas kelompok · Bentuk Instrumen o laporan tertulis,
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
2 x 45 menit § Sumber Buku kimia § Bahan Bahan/alat 1 x 45 menit untuk praktikum
77
Kompeten si Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran kelompok (bagi daerah-daerah yang memiliki industri dapat mengukur pH limbah buangannya sebagai bahan penelitian)
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
Tes tertulis (posttest)
Terbanggi Besar,
Januari 2012
Peneliti
Fenti Dwi Choiriawati NPM. 0853023017
78 LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI IPA 1/Genap
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
III. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.
Kognitif - Produk
-
a.
Menganalisis sifat asam-basa suatu larutan berdasarkan percobaan.
b.
Menjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius
Proses a.
Menjelaskan hasil pengamatan mengenai perubahan warna kertas lakmus merah dan biru pada percobaan
b.
Menjelaskan sifat asam-basa larutan berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
c.
Mencatat setiap hasil pengamatan
d.
Menyimpulkan sifat asam-basa larutan berdasarkan pengamatan yang dilakukan
e.
Mencari perbedaan dan persamaan (membandingkan) perubahan warna kertas lakmus pada setiap larutan yang diamati.
79
f.
Mengontraskan ciri-ciri (perubahan warna kertas lakmus) dari setiap lartan yang diamati.
g.
Mengelompokkan larutan-larutan berdasarkan ciri-ciri yang diamati
h.
Menuliskan reaksi ionisasi dari larutan yang diuji
i.
Mengelompokkan larutan-larutan yang diuji ke dalam asam-basa Arrhenius.
j.
Memberikan data empiris hasil percobaan dalam suatu tabel
k.
Menyusun dan mengkomunikasikan laporan secara sistematis.
l.
Menjelaskan hasil percobaan.
m. Mendiskusikan permasalahan yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang diamati n.
Menyimpulkan pengertian asam-basa Arrhenius berdasarkan data yang didapat dan diskusi kelompok yang dilakukan.
2.
Afektif Ø Karakter 3.
Rasa ingin tahu
4.
Komunikatif
Ø Keterampilan sosial 6.
Bertanya
7.
Mengemukakan pendapat
8.
Pendengar yang baik
9.
Berkomunikasi
10. Kerjasama
3.
Psikomotor a. Kerapihan mengatur alat dan bahan b. Keterampilan menggunakan pipet tetes c. Keterampilan mengamati perubahan warna pada kertas lakmus d. Keterampilan mengolah atau interpretasi data e. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan
80
IV.
Tujuan Pembelajaran
1.
Kognitif
-
Produk a.
Siswa dapat Menganalisis sifat asam-basa suatu larutan berdasarkan percobaan
b. -
Siswa dapat menjelaskan teori asam basa Arhenius
Proses a.
Dilakukan percobaan tentang asam-basa, siswa mengamati perubahan warna kertas lakmus merah dan biru pada percobaan
b.
Berdasarkan instruksi guru dan perintah (tugas) di LKS maka siswa menjelaskan sifat asam-basa larutan berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
c.
Berdasarkan catatan data hasil pengamatan, siswa mencari perbedaan dan persamaan (membandingkan) perubahan warna kertas lakmus setiap larutan yang diamati.
d.
Berdasarkan hasil percobaan siswa mengontraskan ciri-ciri (perubahan warna kertas lakmus) dari larutan-larutan yang diamati
e.
Berdasarkan perubahan warna kertas lakmus yang diamati siswa mengelompokkan larutan yang diuji ke dalam asam, basa, dan netral.
f.
Siswa dapat menuliskan reaksi ionisasi dari larutan yang diuji
g.
Berdasarkan poin f, siswa menuliskan pengertian teori asam-basa menurut Arrhenius
h.
Berdasarkan reaksi ionisasinya siswa dapat mengelompokkan larutan yang diuji ke dalam asam-basa Arrhenius.
i.
Berdasarkan catatan data pengamatan , siswa memberikan data empiris hasil percobaan dalam suatu tabel.
j.
Berdasarkan kegiatan precobaan yang dilakukan, siswa menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis.
k.
Dari hasil pengamatan pada percobaan, siswa mendiskusikan permasalahan yang diberikan dalam kelompok.
l.
Siswa menyimpulkan pengertian asam-basa arrhenius berdasarkan data yang di dapat dan diskusi kelompok yang dilakukan.
81
2.
Afektif
a.
Karakter:
Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, minimal siswa dinilai cukup dalam menunjukkan karakter rasa ingin tahu dan komunikatif.
b.
Keterampilan sosial:
Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, minimal siswa dinilai cukupdalam menunjukkan perlaku keterampilan sosial bertanya, mengemukakan pendapat, pendengar yang baik, berkomunikasi, dan kerjasama. 3.
Psikomotor: 1.
Dengan memperhatikan instruksi guru, siswa terampil mengatur alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum serta dapat terampil menggunakan pipet tetes.
2.
Berdasarkan prosedur percobaan, siswa memasukkan larutan yang akan diuji kedalam tabung reaksi.
3.
Berdasarkan prosedur percobaan, siswa mencelupkan sepotong kertas lakmus merah dan biru, kemudian mengamati perubahan warna pada kertas lakmus.
4.
Membersihkan dan merapikan alat dan bahan percobaan dengan maksud agar alat percobaan menjadi terawat dan laboratorium tetap tertata rapi dan bersih
V.
Materi Pembelajaran
Suatu zat yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan warna kertas lakmus merah tetap merah; sedangkan jika diukur dengan indikator universal akan menunjukan trayek pH kurang dari 7 (pH<7). Sedangkan suatu zat yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dan warna kertas lakmus biru tetap biru; sedangkan jika diukur dengan indikator universal akan menunjukan trayek pH lebih dari 7 (pH>7).
82
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H+. Asam Arrhenius dapat dirumuskan sebagai HxZ dan dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut : HxZ
xH+(aq)
+
Zx-(aq)
Sedangkan basa menurut Arrhenius adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat basa adalah ion (OH-). Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x, dan dalam air mengion sebagai berikut Mx+(aq)
M(OH)x
VI.
+
xOH-(aq)
Strategi Pembelajaran
6.1 Model Pembelajaran
: Problem Solving
6.2 Pendekatan
: Konstruktivisme
6.3 Metode
: Diskusi kelompok dan eksperimen
83
Penilaian oleh Kegiatan
Pengamat
Aktivitas Siswa/Guru 1
Pendahuluan
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, afektif, psikomotor, karakter dan kerampilan sosial.
Inti
MENGORIENTASIKAN SISWA PADA MASALAH Guru : a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam rangka memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tesebut Berdasarkan dengan sifat keasamannya, larutan dapat dibedakan kedalam tiga golongan , yaitu larutan yang bersifat asam, basa atau bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Asam dan basa ini sangat dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari manusia. Bagaimanakah sifat larutan yang ada disekitarmu? Siswa : a. Mendengarkan dengan baik dan memberikan komentar terhadap masalah yang diajukan b. Menyumbang ide atau berpendapat serta berkomunikasi dalam memberikan penjelasan sederhana dan
2
3
4
84
Penilaian oleh Kegiatan
Pengamat
Aktivitas Siswa/Guru 1 menyebutkan contoh
Masalah : 1. Mengapa suatu zat bisa bersifat asam? 2. Mengapa suatu zat bisa bersifat basa?
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Guru : 1.
Menjelaskan hubungan permasalahan yang diajukan dengan materi pembelajaran
2.
Membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiri 4-5 orang setiap kelompok dan membagi LKS.
3.
Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang sesuai dan sebanyak – banyaknya untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang diajukan
Siswa : 1.
Siswa mencari dan mengumpulkan berbagai macam literatur untuk mendapatkan informasi sebanyak – banyaknya tentang masalah yang diajukan
2.
Siswa mendengarkan dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru.
2
3
4
85
Penilaian oleh Kegiatan
Pengamat
Aktivitas Siswa/Guru 1
MENETAPKAN JAWABAN SEMENTARA DARI MASALAH TERSEBUT Guru : Meminta siswa untuk memberikan hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang dikemukakan Siswa 1. Berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah pada LKS 1 tentang asam-basa. 2. Siswa memberikan ide atau berpendapat sebagai hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang dikemukakan
MENGUJI KEBENARAN JAWABAN SEMENTARA TERSEBUT Guru 1. Memantau kegiatan siswa dalam kelompoknya. 2. Mendorong siswa bekerja sama dalam melakukan percobaan untuk mendapatkan data untuk menguji kebenaran jawaban sementara. 3. Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
2
3
4
86
Penilaian oleh Kegiatan
Pengamat
Aktivitas Siswa/Guru 1 LKS. 4. Meminta siswa memprediksi perubahan warna kertas lakmus merah dan biru bila dicelupkan ke dalam keringat, larutan H2SO4, dan air detergen. 5. Meminta siswa pada setiap kelompok untuk menyusun hasil diskusi dan pengamatannya secara sistematis. 6. Meminta perwakilan siswa dari masing – masing kelompok untuk menyajikan hasil karyanya di depan kelas (presentasi kelompok) 7. Menilai keaktifan siswa dalam kelompoknya. Siswa : 1. Siswa mendengarkan dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru. 2. Siswa mengembangkan rasa ingin tahunya dengan melakukan percobaan tentang asam basa dan berkerja sama untuk dapat memahami konsep asam basa 3. Memprediksi perubahan warna kertas lakmus merah dan biru bila dicelupkan ke dalam keringat, larutan H2SO4, dan air detergen. 4. Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan dengan membuat tabel hasil pengamatan. 5. Siswa mengerjakan soal diskusi yang ada
2
3
4
87
Penilaian oleh Kegiatan
Pengamat
Aktivitas Siswa/Guru 1 di LKS diantaranya mengelompokkan larutan yang diuji termasuk asam, basa, atau netral berdasarkan perubahan warna kertas lakmus yang diamati, menuliskan reaksi ionisasi larutan-larutan yang diuji,dan mengelompokkan larutan yang diuji ke dalam asam-basa Arrhenius berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya 6. Perwakilan siswa mempresentasikan dengan mengkomunikasikan hasil karyanya di depan kelas 7. Menanggapi hasil karya (presentasi) dari kelompok lain. 8. Memberikan alasan terhadap jawaban dari permasalahan yang diajukan MENARIK KESIMPULAN Guru dan siswa membuat simpulan tentang hasil dari pemecahan masalah yang diajukan
Penutup 1. Melakukan tanya jawab untuk mengetahui tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran 2. Guru memberi tugas mandiri dan tugas studi kepustakaan untuk pertemuan berikutnya
2
3
4
88
VII.
Media Pembelajaran
Referensi
: Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Bahan ajar
: Lembar kerja siswa
Media/Alat
: LKS berbasis problem solving, alat dan bahan percobaan
VIII. Penilaian 1. Penilaian kognitif (LP dan kunci terlampir) a) Penilaian KPS : pretest dan posttest b) Jenis tagihan : LKS dan tugas individu 2. Penilaian afektif (LP dan kunci terlampir) 3. Penilaian psikomotor (LP dan Kunci terlampir)
Daftar Pustaka Tim Penyusun. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI (Jilid 2B). Jakarta: Erlangga.
Terbanggi Besar, Peneliti
Januari 2012
Fenti Dwi Choiriawati NPM. 0853023017
89
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
1. Seorang siswa sedang melakukan pengamatan beberapa larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Setelah melakukan pengamatan terhadap larutan no. 1 s.d 6 diperoleh data seperti di bawah ini :
No
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1
Air asam jawa
Merah
Merah
2
Air belimbing
Merah
Merah
3
Air detergen
Biru
Biru
4
Air sabun
Biru
Biru
5
Akuades
Merah
Biru
6
Air sumur
Merah
Biru
7
Air jeruk nipis
…….
……
8
Air kapur
…….
……
Dari data tersebut maka : a.
Prediksikan parubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru jika dicelupkan ke dalam larutan no. 7 dan 8! jelaskan jawaban anda!
b.
Kelompokkan larutan di atas berdasarkan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru!
c.
Jika diketahui larutan yang memerahkan lakmus biru merupakan larutan asam, tuliskan larutan yang bersifat asam dari data di atas!
2. Perhatikan reaksi – reaksi di bawah ini ! 1.
HCl + H2O
→ H+ + Cl-
2.
H2SO4 + H2O
→ 2H+ + SO42-
3.
HCOOH + H2O
⇌ H+ + HCOO-
4.
CH3COOH + H2O ⇌ H+ + CH3COO-
5.
KOH + H2O
→ K+ + OH-
90
6.
Ca(OH)2 + H2O
→ Ca2+ + 2OH-
7.
NH4OH + H2O
⇌ NH4+ + OH-
8.
Al(OH)3 + H2O
⇌ Al3+ + 3OH-
Dari reaksi di atas : a.
Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya! Jelaskan jawaban anda!
b.
Teori asam – basa arrhenius mendifinisikan bahwa : “asam adalah spesi yang melepaskan H+ jika dilarutkan dalam air, dan basa adalah spesi yang melepaskan OH- jika dilarutkan dalam air” Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan teori asam - basa arrhenius”!
c.
Jika diketahui asam lemah dan basa lemah dalam air tidak mengion sempurna, tuliskan larutan –larutan yang tergolong asam lemah dan basa lemah!
d.
Prediksikan sifat (asam / basa) dari larutan – larutan berikut ! 1.
H3PO4
2.
Ba(OH)2
3.
H2C2O4
Jawaban:
No
Jawaban
1
a. No
Larutan
7 8
Skor
L. Merah
L. Biru
Air jeruk nipis
merah
merah
Air Kapur
biru
biru 15
Alasan : karena larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan lakmus merah tetap merah, larutan basa membirukan kertas lakmus merah dan lakmus biru tetap biru
b. Kelompok 1 (larutan yang memerahkan lakmus biru
15
91
dan lakmus merah tetap merah) : Lar no.1,2, dan Kelompok 2 (larutan yang membirukan lakmus merah dan lakmus biru tetap biru) : lar. No. 3,4, dan 8 Kelompok 3 (larutan yang tidak mengubah warna kedua kertas lakmus) : Lar. No. 5 dan 6 c. Larutan yang bersifat asam : lar no. 1, 2, dan 7 2
10
a. Kelompok 1 (kelompok larutan yang menghasilkan H+ ): 1,2, 3 dan 4 Kelompok 2 (kelompok larutan yang
15
menghasilkan OH- ) : 5, 6, 7 dan 8 b. Asam : 1,2, 3 dan 4 Basa : 5, 6, 7 dan 8 c. Asam lemah : 3 dan 4 Basa lemah : 7 dan 8
15
15
d. 1. Asam. Sebab di dalam air terionisasi menghasilkan H+ 3. Basa. Sebab di dalam air terioniasasi menghasilkan OH4. Asam. Sebab di dalam air terionisasi menghasilkan H+
15
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI IPA 1/Genap
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
I.
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
II.
Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
III.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif -
Produk a.
Menghitung pH larutan berdasarkan konsentrasi larutan yang diketahui
b.
Menentukan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam basa
c. -
Menentukan hubungan antara pKw, pH, dan pOH
Proses § Menjelaskan hasil pengamatan pH larutan asam pada berbagai konsentrasi menggunakan indikator universal § Mencatat setiap hasil pengamatan § Membandingkan antara besarnya konsentrasi terhadap nilai pH masing-masing larutan § Menghitung pH masing-masing larutan § Membandingkan pH hasil perhitungan dengan pH hasil pengamatan
93
§ Mendiskusikan masalah yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang diamati § Mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai masalah yang diberikan § Menyimpulkan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam-basa berdasarkan data yang di dapat dan diskusi kelompok yang dilakukan. § Menghitung pOH beberapa larutan § Menentukan besarnya konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan berdasarkan konsep tetapan kesetimbangan air (Kw) § Menyimpulkan hubungan antara pKw, pH dan pOH
2.
Afektif Ø Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Komunikatif Ø Keterampilan sosial
3.
1.
Bertanya
2.
Mengemukakan pendapat
3.
Pendengar yang baik
4.
Berkomunikasi
5.
Kerjasama
Psikomotor a. Kerapihan mengatur alat dan bahan b. Keterampilan menggunakan pipet tetes c. Keterampilan mengamati perubahan warna pada indicator univeral d. Keterampilan mengolah atau interpretasi data e. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan
94
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
-
Produk a. Siswa dapat menghitung pH larutan berdasarkan kosentrasi larutan yang diketahui b.
Siswa dapat menentukan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam basa
c.
-
Siswa dapat menentukan hubungan antara pKw, pH, dan pOH
Proses a. Dilakukan percobaan tentang hubungan konsentrasi larutan terhadap pH siswa membandingkan pH larutan asam pada berbagai konsentrasi b.
Diberikan rumus perhitungan pH, siswa dapat menghitung pH larutan yang diuji
c.
Berdasarkan perhitungan pH yang didapat siswa dapat membandingkan pH larutan berdasarkan perhitungan dengan pH berdasarkan hasil pengamatan
d.
Siswa mendiskusikan masalah yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang diamati
e.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai masalah yang diberikan
f.
Siswa dapat menyimpulkan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam-basa berdasarkan data yang di dapat dan diskusi kelompok yang dilakukan
g.
Diberikan harga tetapan kesetimbangan air(Kw), siswa dapat menentukan konsentrasi H+ dan OH- air.
h.
Siswa dapat menghitung konsentrasi H+ dan OH- beberapa larutan berdasarkan hubungan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam air.
i.
Berdasarkan konsep tetapan kesetimbangan air, siswa dapat menyimpulkan hubungan antara pKw, pH dan pOH
95
2.
Afektif
1. Karakter: Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, minimal siswa dinilai cukup dalam menunjukkan karakter logis, berfikir kreatif, tanggung jawab, berprilaku santun, teliti dan jujur. 2. Keterampilan sosial: Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, minimal siswa dinilai cukup dalam menunjukkan perlaku keterampilan sosial bertanya, menjawab pertanyaan, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, kerjasama dan berkomunikasi.
V. Materi Pembelajaran a. pH Sorensen (1868-1939), seorang kimiawan Denmark, mengusul-kan ide cemerlang tentang hal tersebut. Ia mengusulkan konsep pH, yaitu parameter yang menyatakan tingkat keasaman suatu larutan, yang besarnya negatif logaritma dari konsentrasi H+. Secara matematis, pH dituliskan sebagai berikut : pH = -log [H+] b. pOH Sama halnya dengan pH, pOH adalah parameter yang menyatakan konsentrasi ion OH- dalam suatu larutan, yang besarnya negative logaritma konsentrasi ion OH-. Secara matematis pOH dinyatakan : pOH = -log [OH-]
c. Tetapan kesetimbangan air (Kw) Pada kelas X anda telah mengetahui bahwa air bersifat elektrolit meskipun sangat lemah. Hal ini diakibatkan karena sebagian kecil molekul air akan terionisasi menjadi H+ dan OH- menurut reaksi kesetimbangan berikut :
H2O
↔
H+
+
OH-
96
Tetapan kesetimbangan air adalah : Kc = [H+] [OH-] [H2O] Karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali [H2O] dengan Kc merupakan suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw), yang besarnya 10-14 Kc [H2O] = [H+] [OH-] Kw
= [H+] [OH-]
10-14
= [H+] [OH-]
d. Hubungan pH dan pOH Jika persamaan diatas lebih dijabarkan, maka akan didapat hubungan sebagai berikut : 10-14
= [H+] [OH-] [H+] = 10-14 [OH-]
-log [H+] = -log 10-14 [OH-] -log [H+] = -log 10 -14 - (-log [OH-]) pH = 14 - pOH
VI.
Strategi Pembelajaran
6.1 Model Pembelajaran
: Problem Solving
6.2 Pendekatan
: Konstruktivisme
6.3 Metode
: Diskusi kelompok, eksperimen, dan tanya jawab
97
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa/Guru Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, afektif, psikomotor, karakter dan kerampilan sosial.
Inti
MENGORIENTASIKAN SISWA PADA MASALAH Guru : 1. Guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam rangka memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tesebut “Dalam kehidupan sehari-hari, kalian tentunya mengenal begitu banyak makanan dan buah-buahan yang memiliki rasa yang asam, misalkan saja jeruk nipis dan belimbing uluh. Pada jeruk nipis dan belimbing banyak mengandung asam sitrat yang membawa rasa asam itu. Namun, apakah sama tingkat keasaman antara air jeruk nipis dengan air belimbing ? Lalu, manakah yang lebih asam antara air jeruk nipis dengan air belimbing ?”
Siswa : c. Mendengarkan dengan baik dan memberikan komentar terhadap masalah yang diajukan d. Menyumbang ide atau berpendapat
Penilaian oleh pengamat 1 2 3 4
98
Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru serta berkomunikasi dalam memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh Masalah : 1. Bagaimanakah kita dapat menentukan tingkat keasaman suatu larutan? 2. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi H+ terhadap tingkat keasaman larutan ?
MENCARI DATA ATAU KETERANGAN YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH Guru : 4.
Menjelaskan hubungan permasalahan yang diajukan dengan materi pembelajaran
5.
Membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiri 4-5 orang setiap kelompok dan membagi LKS.
6.
Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang sesuai dan sebanyak – banyaknya untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang diajukan
Siswa : 3.
Siswa mencari dan mengumpulkan berbagai macam literatur untuk mendapatkan informasi sebanyak – banyaknya tentang masalah yang diajukan
4.
Siswa mendengarkan dengan baik
Penilaian oleh pengamat 1 2 3 4
99
Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru
Penilaian oleh pengamat 1 2 3 4
penjelasan yang diberikan oleh guru. 6 MENETAPKAN JAWABAN SEMENTARA DARI MASALAH TERSEBUT Guru : Meminta siswa untuk memberikan hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang dikemukakan Siswa 3. Berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah pada LKS 2 tentang asam-basa. 4. Siswa memberikan ide atau berpendapat sebagai hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang dikemukakan MENGUJI KEBENARAN DARI JAWABAN SEMENTARA Guru : 8. Memantau kegiatan siswa dalam kelompoknya. 9. Mendorong siswa bekerja sama dalam melakukan percobaan untuk mendapatkan data untuk menguji kebenaran jawaban sementara. 10. Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
100
Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru LKS. 11. Meminta siswa pada setiap kelompok untuk menyusun hasil diskusi dan pengamatannya secara sistematis. 12. Meminta perwakilan siswa dari masing – masing kelompok untuk menyajikan hasil karyanya di depan kelas (presentasi kelompok) 13. Menilai keaktifan siswa dalam kelompoknya.
Siswa : 9. Siswa mendengarkan dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru. 10.
Siswa mengembangkan rasa ingin
tahunya dengan melakukan percobaan tentang hubungan konsentrasi dengan harga pH dan berkerja sama untuk dapat memahami konsep hubungan konsentrasi dengan harga pH 11.
Dengan teliti, mengamati perbedaan
nilai pH berdasarkan warna indikator universal yang dicelupkan pada larutan asam dengan konsentrasi yan berbeda 12.
Siswa membuat tabel hasil
pengamatan. 13.
Diberikan informasi tentang
perhitungan pH, siswa menghitung pH larutan yang diuji.
Penilaian oleh pengamat 1 2 3 4
101
Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru 14.
Penilaian oleh pengamat 1 2 3 4
Siswa membandingkan pH larutan
berdasarkan perhitungan dengan berdasarkan hasil pengamatan 15.
Perwakilan siswa mempresentasikan
dengan mengkomunikasikan hasil karyanya di depan kelas 16.
Menanggapi hasil karya (presentasi)
dari kelompok lain. 17.
Memberikan alasan terhadap jawaban
dari permasalahan yang diajukan
MENARIK KESIMPULAN Guru dan siswa membuat simpulan tentang hasil dari pemecahan masalah yang diajukan
1. Melakukan tanya jawab untuk mengetahui Penutup
tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran 2. Guru memberi tugas individu dan tugas
1
studi kepustakaan untuk pertemuan berikutnya
VII.
Media Pembelajaran
Referensi
: Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Bahan ajar
: Lembar kerja siswa
Media/Alat
: LKS berbasis problem solving, alat dan bahan percobaan
102
VIII. Penilaian 4. Penilaian kognitif (LP dan kunci terlampir) c) Penilaian KPS : pretest dan posttest d) Jenis tagihan : LKS dan tugas individu 5. Penilaian afektif (LP dan kunci terlampir) 6. Penilaian psikomotor (LP dan Kunci terlampir)
Daftar Pustaka Tim Penyusun. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI (Jilid 2B). Jakarta: Erlangga.
Terbanggi Besar, Peneliti
Januari 2012
Fenti Dwi Choiriawati NPM. 0853023017
103
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
1. Pada suatu percobaan terdapat terdapat beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda. No
larutan
[H+]
1
X
1 X 10 -3
2
Y
2 X 10-10
3
A
5 X 10 -2
4
Z
8 X 10 -9
Jika diketahui untuk mencari pH larutan menggunakan rumus pH = - log [ H+], Kelompokkan larutan – larutan di atas ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya! 2. Seorang siswa baru saja melakukan pengamatan keasamaan larutan menggunakan indikator universal terhadap beberapa larutan dan setelah mencocokkannya dengan peta indikator siswa tersebut mendapatkan data sebagai berikut: - Larutan V memiliki pH 3 -
Larutan W memiliki pH 6
-
Larutan X memiliki pH 10
-
Larutan Z memiliki pH 12
Berdasarkan data tersebut, maka: a. Buatlah tabel hasil pengamatan yang sesuai! b. Kelompokkanlah larutan – larutan yang tergolong asam pada pengamatan yang telah dilakukan! Jawaban : No 1
Jawaban Lar X pH = - log [ H+] pH = - log 1 X 10 -3 pH = 3- log 1 Sifat : Asam. Karena pH nya kurang dari 7
skor 40
104
Lar Y pH = - log [ H+] pH = - log 2 X 10 -10 pH = 10- log 2 Sifat : Basa. Karena pH nya lebih dari 7 Lar. A pH = - log [ H+] pH = - log 5 X 10 -2 pH = 2- log 5 Sifat : Asam. Karena pH nya kurang dari 7 Lar. Z pH = - log [ H+] pH = - log 8 X 10 -9 pH = 9- log 8 Sifat : Basa. Karena pH nya lebih dari 7 2
a.
No
Larutan
pH
1
V
3
2
W
6
3
X
10
4
Z
12
b. Asam : larutan V dan W
30
30
105 LAMPIRAN 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I (Kelas kontrol)
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN b. c. d. e. f. g.
Nama Sekolah Kelas Semester Program Mata Pelajaran Jumlah Pertemuan
: SMA Negeri 1 Terbanggi Besar : XI : Genap : IPA : Kimia : 1
2. STANDAR KOMPETENSI 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya 3. KOMPETENSI DASAR 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan. 4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI · Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius · Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry · Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya · Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis 5. TUJUAN PEMBELAJARAN · Siswa dapat menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius · Siswa dapat menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry · Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya · Siswa dapat menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
106
6. MATERI AJAR Suatu zat yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan warna kertas lakmus merah tetap merah; sedangkan jika diukur dengan indikator universal akan menunjukan trayek pH kurang dari 7 (pH<7). Sedangkan suatu zat yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dan warna kertas lakmus biru tetap biru; sedangkan jika diukur dengan indikator universal akan menunjukan trayek pH lebih dari 7 (pH>7). 7. ALOKASI WAKTU 2 x 45 menit 8.
METODE PEMBELAJARAN Ceramah,eksperimen, diskusi, dan pemberian tugas Sintak Pembelajaran :
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
1
Kegiatan awal : 1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok secara heterogen
15 menit
2
Kegiatan inti : 1. Guru menjelaskan pengertian asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan asam-basa Lewis. 2. Guru memberikan penjelasan tentang angkah kerja praktikum yang akan dilakukan yang tertulis pada LKS. 3. Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan. 4. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil percobaan yang mereka dapat dalam kelompoknya. 5. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengemukakan hasil percobaan dan diskusi kelompok mereka. 6. Guru memberikan respons terhadap hasil yang dikemukakan dari masing-masing kelompok dan
60 menit
107
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
meluruskan hasil percobaan dan diskusi yang mungkin muncul dari uraian masing-masing kelompok. 7. Guru meminta siswa untuk membuat laporan tertulis individu serta kelompok sesuai dengan apa yang mereka dapatkan. 3
Kegiatan akhir :. 1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan yang telah mereka buat 2. Guru mengecek tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari dengan memberikan pertanyaan kepada siswa secara acak. 3. Guru menutup pelajaran.
15 menit
9. ALAT PEMBELAJARAN/SUMBER PEMBELAJARAN 9.1 Alat Pembelajaran Perangkat KBM, LKS, alat dan bahan praktikum. 9.2 Sumber Buku Silabus, Buku paket Kimia Kelas XI 10. SOAL DAN KRITERIA PENILAIAN. a)
Soal
1. Berikut ini merupakan suatu data hasil pengamatan terhadap beberapa larutan: NO LARUTAN LAKMUS MERAH LAKMUS BIRU 1 A Merah Merah 2 B Merah Merah 3 C Biru Biru 4 D Merah Biru 5 E Biru Biru 6 F Merah Biru 7 G Merah Merah Berdasarkan tabel pengamatan tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: a. Tuliskan apa yang dapat Anda informasikan dari data nomor 1, 3 dan 6!
108
b. c.
Jika diketahui larutan yang memerahkan lakmus biru merupakan larutan Asam, maka sebutkanlah larutan-larutan asam dari pengamatan tersebut! HCl merupakan larutan asam. Apa yang dapat diamati jika larutan tersebut dicelupkan lakmus merah dan lakmus biru! (memprediksi)
2. Seorang siswa baru saja melakukan pengamatan kadar pH menggunakan kertas pH terhadap beberapa larutan dan setelah mencocokkannya dengan peta indikator siswa tersebut mendapatkan data sebagai berikut: - Larutan V memiliki pH 6 - Larutan W memiliki pH 3 - Larutan X memiliki pH 10 - Larutan Z memiliki pH 12 Berdasarkan data tersebut, maka: c. Buatlah tabel hasil pengamatan yang sesuai! d. Secara teori diketahui bahwa larutan yang memiliki pH < 7 tergolong larutan asam. Kelompokkanlah larutan – larutan yang tergolong asam pada pengamatan yang telah dilakukan! e. Tentukan reaksi ionisasi dari larutan H3PO4, H2CO3, dan Al(OH)3 dan berdasarkan reaksi ionisasi itu, apakah larutan – larutan di atas merupakan asam, basa, atau netral? b)
Kriteria Penilaian Jawaban
Skor
a. Nomor 1 1) Larutan A tidak mengubah warna lakmus merah (tetap) tetapi mengubah warna lakmus biru menjadi merah 2) Larutan A tidak mengubah warna lakmus merah (lakmus merah tetap) 3) Larutan A mengubah warna lakmus biru menjadi merah Nomor 3:
20
20
1) Larutan C mengubah warna lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap 2) Larutan C mengubah warna lakmus merah menjadi biru 3) Larutan C tidak mengubah warna lakmus biru 20
109
Nomor 6 : 1) Larutan F tidak mengubah warna lakmus merah dan lakmus biru (lakmus merah dan lakmus biru tetap) b. Kelompok asam: 1) Larutan A 2) Larutan B 3) Larutan G c. Pengamatan pada HCl 1) Lakmus merah tetap dan lakmus biru menjadi merah 2) Lakmus merah tetap merah 3) Lakmus biru menjadi merah
Jawaban
Skor 20
2 a. No 1. 2. 3. 4.
Jenis Larutan
pH
Larutan V
6
Larutan W
3
Larutan X
10
Larutan Z
12
Larutan yang tergolong asam adalah: Larutan V, dan Larutan W b. H3PO4 → 3 H+ +PO43- = Asam H2CO3 → 2 H+ + CO32- = Asam Al(OH)3 → Al3+ + 30H- = basa
20
Terbanggi Besar, Peneliti
Januari 2012
Fenti Dwi Choiriawati NPM. 0853023017
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II (Kelas Kontrol)
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN a. b. c. d. e. f.
Nama Sekolah Kelas Semester Program Mata Pelajaran Jumlah Pertemuan
: SMA Negeri 1 Terbanggi Besar : XI : Genap : IPA : Kimia : 1
2. STANDAR KOMPETENSI 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. 3. KOMPETENSI DASAR 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan. 4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI · Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama 5. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama
6. MATERI AJAR Berdasarkan pengamatannya, Arrhenius mengemukakan suatu teori asam-basa yang disebut teori asam-basa Arrhenius, sebagai berikut : 1. Asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ 2. Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan mennghasilkan ion OH
111
a. pH Sorensen (1868-1939), seorang kimiawan Denmark, mengusul-kan ide cemerlang tentang hal tersebut. Ia mengusulkan konsep pH, yaitu parameter yang menyatakan tingkat keasaman suatu larutan, yang besarnya negative logaritma dari konsentrasi H+. Secara matematis, pH dituliskan sebagai berikut : pH = -log [H+] b. pOH Sama halnya dengan pH, pOH adalah parameter yang menyatakan konsentrasi ion OH- dalam suatu larutan, yang besarnya negative logaritma konsentrasi ion OH-. Secara matematis pOH dinyatakan : pOH = -log [OH-]
c. Tetapan kesetimbangan air (K w) Pada kelas X anda telah mengetahui bahwa air bersifat elektrolit meskipun sangat lemah. Hal ini diakibatkan karena sebagian kecil molekul air akan terionisasi menjadi H+ dan OH- menurut reaksi kesetimbangan berikut : ↔
H2O
H+
+
OH-
Tetapan kesetimbangan air adalah : Kc = [H+] [OH- ] [H2O] Karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali [H2O] dengan Kc merupakan suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw), yang besarnya 10-14 Kc [H2O] = [H+] [OH-] Kw
= [H+] [OH- ]
10-14
= [H+] [OH-]
d. Hubungan pH dan pOH Jika persamaan diatas lebih dijabarkan, maka akan didapat hubungan sebagai berikut : 10 -14
= [H+] [OH-] [H+] = 10-14 [OH-]
112
-log [H+] = -log 10-14 [OH-] -log [H+] = -log 10 -14 - (-log [OH-]) pH = 14 - pOH e. Kekuatan asam-basa 1. Semakin banyak konsentrasi ion H+maka, akan semakin asam atau semakin kuat keasaman suatu larutan. Atau dengan kata lain, semakin kecil pH suatu larutan maka akan semakin asam atau semakin kuat keasaman suatu larutan 2. Semakin banyak konsentrasi ion OH- maka, akan semakin basa atau semakin kuat sifat basa suatu larutan. Atau dengan kata lain, semakin besar pH suatu larutan maka akan semakin basa atau semakin kuat sifat basa suatu larutan.
7. ALOKASI WAKTU 2
8.
x 45 menit
METODE PEMBELAJARAN Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas Sintak Pembelajaran :
No 1
Kegiatan Kegiatan awal :
Alokasi Waktu 15 menit
1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru menanyakan kembali tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya yakni tentang sifat asam-basa larutan yang telah di teliti. 2
Kegiatan inti : 1. Guru menjelaskan konsep pH 2. Guru menjelaskan cara perhitungan pH dari suatu larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya diketahui. 3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan suatu latihan
60 menit
113
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
tentang cara perhitungan pH. 4. Guru menjelaskan kekuatan asam-basa. 3
15 menit
Kegiatan akhir : 1.
Guru mengecek tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan dengan menanyakan suatu pertanyaan kepada beberapa orang siswa secara acak.
2. Guru memberikan tugas mengenai materi yang telah dipelajari. 3. Guru meminta siswa untuk mempelajari tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
9. ALAT PEMBELAJARAN/SUMBER PEMBELAJARAN. 9.1 Alat Pembelajaran Perangkat KBM, LKS 9.2 Sumber Buku Silabus, Buku paket Kimia Kelas XI
10. SOAL DAN KRITERIA PENILAIAN a)
Soal 1. Perhatikan tabel di bawah untuk menjawab soal! NO 1 2 3 4
LARUTAN HX HY H2A H3Z
[H+]
pH -3
3
2 x 10
-4
3,7
5 x 10
-6
5,3
8 x 10
-5
4,1
1 x 10
a. Buatlah grafik hubungan antara [H+] dengan pH larutan-larutan tersebut! b. Jika diketahui:
114
urutkanlah larutan-larutan tersebut berdasarkan kenaikan tingkat keasamannya lalu prediksikan hubungan antara pH terhadap kekuatan asam basa!!! b) Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian
Skor
a. Tipe 1
5 100% 80% 60% 40% 20%
Series 3
0%
Series 1
Series 2
5 b. HX < HY < H3Z < H2A “makin kecil pH suatu larutan, makin kuat tingkat keasaman larutan tersebut”
Terbanggi Besar, Peneliti
Januari 2012
Fenti Dwi Choiriawati NPM. 0853023017
115 LAMPIRAN 5 Kelompok : Nama anggota : 1.......................................... 2.......................................... 3.......................................... 4.......................................... 5.......................................... 6..........................................
Lembar Kerja Siswa 1
“Berdasarkan dengan sifat keasamannya, larutan dapat dibedakan ke dalam tiga golongan , yaitu larutan yang bersifat asam, basa atau bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Asam dan basa ini sangat dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari manusia. Bagaimanakah sifat larutan yang ada disekitarmu?”
PERMASALAHAN
1. Mengapa suatu zat bisa bersifat asam? 2. Mengapa suatu zat bisa bersifat basa?
HIPOTESIS Buatlah jawaban sementara dari rumusan masalah di atas!
…………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
116
Ujilah hipotesis yang kalian buat di atas dengan melakukan eksperimen sesuai langkah kerja !
Mengumpulkan Data dengan Melakukan Percobaan 1. Alat dan bahan a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Asam cuka Larutan HCl Air aki (H2SO4) Larutan NaOH Larutan NH4OH Larutan garam (NaCl) Air bersih Aquades (air suling) Air got (dari lingkunganmu)
j. Air sungai yang tercemar disekitar mu k. Keringat l. Kertas lakmus merah dan biru m. m. Air kapur n. Air sabun o. Kertas label
2. Cara kerja a. Masukkan masing-masing larutan ke dalam gelas kimia dan beri label pada masing - masing gelas kimia b. Uji semua larutan tersebut dengan kertas lakmus merah dan biru. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus. (catatan : untuk keringat uji langsung dengan menempelkan kertas lakmus pada keringat yang ada di tubuh). c. Buat tabel pengamatan. Catat hasil pengamatan dalam tabel hasil pengamatan!(keterampilan mengkomunikasikan)\
117
3. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1
informasi Zat yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah dan warna kertas lakmus merah tetap merah. Zat yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dan warna kertas lakmus biru tetap biru. Zat yang bersifat netral tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
4. Diskusi 1. Kelompokkanlah larutan – larutan yang telah kalian uji ke dalam asam, basa, dan netral!(keterampilan mengelompokkan) Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
118
2. Prediksikan perubahan warna kertas lakmus bila dicelupkan ke dalam: a. Air asam jawa b. Asam Nitrat (HNO3) c. Kalium Hidroksida (KOH) d. Air mineral Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS Untuk menjelaskan sifat asam basa suatu zat, sejarah ilmu kimia mencatat
beberapa ahli yang mencoba menerangkanya, dan salah satu
konsep asam-basa yang masih dapat diterima sampai sekarang adalah kosep asam basa yang dikemukakan oleh Svante August Arrhenius pada tahun 1884. Arhenius melakukan suatu pengamatan dan mendapatkan hasil sebagai berikut: 1.
Suatu zat yang bersifat asam, jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sebagai berikut :
HCl
+
H 2O
→
H+
+
H2SO4 +
H 2O
→
2H+
+
SO42-
HxA +
H2O
→
xH+
+
Ax-
Cl-
2. Sedangkan suatu zat yang bersifat basa, jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sebagai berikut :
NaOH +
H 2O
→
Na+
+
OH-
Ca(OH)2
+
H 2O
→
Ca2+
+
2 OH-
B(OH)x
+
H2O
→
B x+
+
x OH-
119
1. Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan-larutan yang Anda uji! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 2.
Ion apakah yang menyebabkan sifat asam pada larutan ? .......................................................................................................................................
3.
Ion apakah yang menyebabkan sifat basa pada larutan ? ......................................................................................................................................
Menarik kesimpulan Berdasarkan informasi yang telah Anda peroleh, maka simpulkanlah apakah yang menyebabkan suatu zat bersifat asam atau basa ! ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
120 Kelompok : Nama anggota : 1.......................................... 2.......................................... 3.......................................... 4.......................................... 5.......................................... 6..........................................
Lembar Kerja Siswa 2
“Dalam kehidupan sehari-hari, kalian tentunya mengenal begitu banyak makanan dan buah-buahan yang memiliki rasa yang asam, misalkan saja jeruk nipis dan belimbing uluh. Pada jeruk nipis dan belimbing banyak mengandung asam sitrat yang membawa rasa asam itu. Namun, apakah sama tingkat keasaman antara air jeruk nipis dengan air belimbing ? Lalu, manakah yang lebih asam antara air jeruk nipis dengan air belimbing ?”
PERMASALAHAN
1. Bagaimanakah kita dapat menentukan tingkat keasaman suatu larutan? 2. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi H+ terhadap tingkat keasaman larutan ? HIPOTESIS Buatlah jawaban sementara dari rumusan masalah di atas!
…………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
121
…………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………......................................................... .................................................................................................................................. Ujilah hipotesis yang kalian buat di atas dengan melakukan eksperimen sesuai langkah kerja !
Mengumpulkan Data dengan Melakukan Percobaan
1. Alat dan bahan
a. Tabung reaksi kecil
: 4 buah
b. Rak tabung reaksi
: 1 buah
c. Pipet tetes
: 3 buah
d. Indikator universal
: 3 potong
e. Gelas ukur 10 ml
: 2 buah
f.
Label
g. aquades h. Larutan HCl 0,1 M; 0,01 M; dan 0,001 M
5. Cara kerja 1. Siapkan 4 buah tabung reaksi, masukkan masing-masing 20 tetes larutan yang tersedia, lalu beri label nama dan kosentrasinya pada masing-masing tabung reaksi tersebut. 2. Masukkan satu helai pita indikator universal ke dalam tabung reaksi I. Lalu amati apa yang terjadi. Bandingkan perubahan warna yang terjadi pada pita indikator dengan skala pH dan cocokkanlah warna pada pita indikator 3. Ulangi langkah 2 untuk larutan lainnya. 4. Buat tabel pengamatan. Catat hasil pengamatan dalam tabel hasil pengamatan!(keterampilan mengkomunikasikan)
122
6. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, diskusikanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini bersama teman kelompok anda!
Mengumpulkan Data dengan Diskusi
1. Urutkan pH larutan HCl dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah ! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2. Bagaimana hubungan konsentrasi larutan HCl dengan besarnya pH larutan HCl ? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 3. Reaksi ionisasi HCl ; H+ (aq) + Cl- (aq)
HCl (aq)
Tentukan konsentrasi H+ dari masing-masing hasil ionisasi HCl berikut! HCl (aq) 0,1 M
H+ (aq) 0,1 M
+
Cl - (aq)
0,1 M
123
HCl (aq) 0,01 M
H+ (aq) ....... M
+
Cl- (aq)
........M
HCl (aq)
H+ (aq)
+
Cl- (aq)
0,001 M
....... M
........M
Kemudian isikan konsentrasi H+ pada tabel berikut serta tuliskan pH larutan HCl pada masing-masing konsentrasi berdasarkan tabel hasil pengamatan yang Anda peroleh ; HCl
[H+]
pH
0,1 M 0,01 M 0,001 M
Konsep pH keasaman suatu larutan tergantung pada konsentrasi ion H+ yang ada dalam larutan tersebut. Namun bayangkan jika kita menyatakan keasaman suatu larutan dalam 1 x 10-1M atau 5 x 10-2M. Bukankah hal yang akan membingungkan orang awam? Maka dari itulah Sorensen (1868-1939), seorang kimiawan Denmark, mengusul-kan ide cemerlang tentang hal tersebut. Ia mengusulkan konsep pH, yaitu parameter yang menyatakan tingkat keasaman suatu larutan, yang besarnya negative logaritma dari konsentrasi H+. Secara matematis, pH dituliskan sebagai berikut : pH = -log [H+] Contoh : Berapakah pH dari larutan : a. HBr 0,1 M? b. H 2SO4 0,025M?
124
Jawab : a) HBr(aq)
→
0,1 M
H+
Br-
+
0,1M
0,1M
Konsentrasi H + dalam larutan HBr 0,1M adalah 0,1M atau 1x10-1M atau 10-1M, sehingga : pH = -log 10-1 =1 Jadi, pH larutan HCl 0,1M adalah 1 b) H 2SO4(aq)
→
2 H+
0,025M
+
SO 42-
0,05M
0,025M
konsentrasi H+ dalam larutan H2SO4 0,025M adalah 0,05M atau 5 x 10-2 M, sehingga : pH = -log 5 x 10 -2 = 2-log5 = 2 – 0,7 = 1,3 Jadi, pH larutan H2SO 4 0,025M, adalah 1,3.
4. Seperti contoh di atas, hitunglah pH ketiga larutan HCl yang telah kalian uji! ………………………………………………........................................................................................ ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
125
5. Semakin besar konsentrasi ion H+ maka nilai pH akan semakin ……………… hubungan antara ion H+ dengan pH dalah berbanding………………………….....
Konsep pOH Sama halnya dengan pH, pOH adalah parameter basa yang menyatakan konsentrasi ion OH- dalam suatu larutan, yang besarnya negatif logaritma konsentrasi ion OH -. Secara matematis pOH dinyatakan : pOH = -log [OH-] contoh: berapakah pOH larutan : a. KOH 0,02 M b. Ba(OH)2 0,05 M Jawab : a. KOH (aq)
K+
→
0,02 M
+
0,02M
OH0,02M
Konsentrasi OH- dalam larutan KOH 0,02M adalah 0,02M atau 2 x 10-2M , sehingga : pOH = -log 2x10 -2 = 2-log2 = 2 – 0,3 = 1,7 Jadi, pOH larutan KOH 0,02M adalah 1,7 →
b. Ba(OH)2 (aq) 0,05M
Ba2+
+ 0,05M
2OH0,1M
konsentrasi OH- dalam larutan Ba(OH)2 0,05M adalah 0,1M atau 10-1 M, sehingga : pOH = -log 10-1 =1 Jadi, pOH larutan Ba(OH)2 0,05M, adalah 1.
126
MENARIK
KESIMPULAN
1. Bagaimanakah kita dapat menentukan tingkat keasaman suatu larutan? ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ 2. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi H+ terhadap tingkat keasaman larutan ? ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
Konsep pKw dan Hubungan antara pKw, pH dan pOH Alat penguji elektrolit sederhana, dengan beda potensial yang hanya bebertapa volt, tidak dapat menunjukkan daya hantar listrik air. Oleh karena itu, air digolongkan sebagai zat nonelektrolit. Akan tetapi, pengujian dengan alat yang lebih teliti menunjukkan bahwa air dapat menghantar arus listrik, meskipun sangat buruk. Salah satu penjelasan mengapa air dapat menghantar listrik adalah karena sebagian kecil dari air terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH- menurut reaksi kesetimbangan sebagai berikut; H2O(aq) ⇌ H+(aq) + OH-(aq) Ø Tuliskan harga K untuk reaksi tersebut: K = ...................... Karena H2O yang terionisasi sangat sedikit, maka konsentrasi H2O dianggap konstan sehingga K [H2O] = [H+] . [OH-]
127
Ø Jika K H2O = Kw (konstanta kesetimbangan air), maka: Kw = ………………… Perhatikan tabel harga Kw pada berbagai suhu berikut: Suhu pada oC
Harga Kw
0
0,114 x10 -14
10
0,295 x 10 -14
20
0,676 x10 -14
25
1,00 x10-14
60
9,55 x10-14
100
55,0 x10-14
Ø Bagaimana pengaruh suhu terhadap Kw? ………………………………………………………………………………..... ……….................................................................................................................. .............……………………………………………………………………….....
Perhatikan harga Kw pada suhu 25oC (suhu ruang) Kw
= 1,00 x10-14 (harga Kw tetap pada suhu tetap). 14
pKw = - log 1,00 x 10pKw = 14
Ø Hitunglah konsentrasi H+ dan OH- pada 25 oC Kw = 1,00 x10-14 Dari reaksi ionisasi air [H+] = [OH-] Jadi, Kw = ....... = ........ = .....................
128
[H+]2 = Kw, sehingga
[H+] =
[OH-]2 = Kw, sehingga [OH-] =
Kw = 10-14 = 10-7 Kw = 10-14 = 10-7
Ø Jika dalam air ditambahkan asam, maka [H+] akan…………........................….. H2O(aq)
⇌
H+(aq) + OH-(aq)
Ø Berdasarkan azas Le Chatelier, bila [H+] bertambah, maka reaksi akan bergeser ke arah…………..sehingga [OH-] menjadi……… Jika dalam air ditambahkan asam, maka [OH-] akan…………….. Berdasarkan azas Le Chatelier, bila [OH-] bertambah, maka reaksi akan bergeser ke arah…………..sehingga [H+] menjadi………. Kesimpulan : ?
Dalam keadaan netral, [H+]…… [OH-], sehingga pH…….7
?
Dalam keadaan asam, [H+]…… [OH-], sehingga pH…….7
?
Dalam keadaan basa, [H+]…… [OH- ], sehingga pH…….7
?
Hubungan antara pKw, pH dan pOH adalah
Kw = [H+] . [OH-] (dikalikan dengan –log) sehingga persamaan menjadi; -log Kw = -log ( [H+] . [OH-] ) ?
-log Kw = (-log [H+]) + (-log [OH-] ) (dengan, p = -log) maka, hubungan antara pKw, pH dan pOH adalah
pKw = ............
sehingga, pH = ............ pOH = .......................
129
LAMPIRAN 6 PRAKTIKUM 1 MENUNJUKKAN LARUTAN ASAM, BASA, DAN NETRAL (Kelas Kontrol) A. ALAT DAN BAHAN
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Alat dan bahan Air asam jawa Air belimbing Air jeruk Air sumur Larutan HCl Larutan NaOH Larutan KOH Larutan NH4OH Larutan garam (NaCl) Aquades (air suling) Air got Air tercemar Air kapur Air sabun Lakmus merah Lakmus biru Kertas label Pipet tetes Plat tetes
Ukuran/ konsentrasi
Jumlah / volume
B. PROSEDUR DAN PENGAMATAN PERCOBAAN 1. Rancang dan lakukanlah suatu percobaan untuk menentukan sifat asam – basa dari berbagai larutan / bahan disekitar anda misalnya air sabun, larutan garam, air jeruk, larutan amoniak, air tanah, dan air got. 2. Anda dapat menggunakan air suling sebagai contoh larutan netral, asam cuka sebagai contoh larutan asam dan air kapur sebagai contoh laarutan basa 3. Sebagai indikator gunakan lakmus merah dan lakmus biru serta indikator universal untuk menentukan pH larutan
130
4. Kelompokkanlah larutan yang akan di uji menurut sifatnya. (asam, basa, atau netral)
C. SOAL LATIHAN PERCOBAAN 1. Apakah hasil pengujian dengan indikator lakmus dan pengujian dengan indikator universal memberikan hasil yang sejalan? 2. Tulis laporan lengkap percobaan ini Catatan : Cara menggunakan kertas indikator universal yaitu dengan membesahi kertas indikator dengan larutan yang akan di ukur pHnya kemudian cocokkan warna indikator dengan peta warna yang terdapat pada kotak kemasan indikator. FORMAT LAPORAN 1.
Laporan Kelompok ( Di kumpul setelah Praktikum) a. Judul b. Tujuan percobaan c. Alat dan bahan d. Hasil pengamatan e. kesimpulan
2.
Laporan Individu (Di kumpul Minggu Depan) a. Judul b. Tujuan percobaan c. Tinjauan pustaka d. Prosedur percobaan 1. Alat dan bahan 2. Cara kerja e. Hasil pengamatan dan Pembahasan f. Kesimpulan g. Daftar pustaka
131
LAMPIRAN 7
KISI-KISI SOAL PRETEST/POSTTEST
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester / TP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.
: SMA N 1 Terbanggi Besar : Kimia : XI IPA : 2 / 2011-2012 : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Sub Materi 2
Indikator Pencapaian Kompetensi 3
§ Pengenalan § Menganalisis sifat sifat asamasam-basa suatu basa larutan larutan berdasarkan percobaan
No. Soal Uraian
Soal
4 1
5 1) No 1 2 3 4 5 6 7
Larutan Air asam jawa Air belimbing Air detergen Air sabun Aquades Air sumur Air jeruk
L. Merah Merah Merah Biru Biru Merah Merah .......
L. Biru Merah Merah Biru Biru Biru Biru .......
132
8
nipis Air kapur
.......
.......
Seorang siswa sedang melakukan pengamatan beberapa larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Setelah melakukan pengamatan terhadap larutan no. 1 s.d 6 diperoleh data seperti di atas. Dari data tersebut maka : d. Bagaimanakah parubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru jika dicelupkan ke dalam larutan no. 7 dan 8? jelaskan jawaban anda! (mengkomunikasikan) e. Kelompokkan larutan di atas berdasarkan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru!(mengelompokkan) f. Jika diketahui larutan yang memerahkan lakmus biru merupakan larutan asam, tuliskan larutan yang bersifat asam dari data di atas!(mengelompokkan) § Menganalisis sifat asam-basa suatu larutan berdasarkan
4
Seorang siswa baru saja melakukan pengamatan keasamaan larutan menggunakan indiaktor universal terhadap beberapa larutan dan setelah
133
percobaan
mencocokkannya dengan peta indikator siswa tersebut mendapatkan data sebagai berikut: -
Larutan V memiliki pH 3
-
Larutan W memiliki pH 6
-
Larutan X memiliki pH 10
-
Larutan Z memiliki pH 12 Berdasarkan data tersebut, maka:
a. Buatlah tabel hasil pengamatan yang sesuai! (mengkomunikasikan) b. Kelompokkanlah larutan – larutan yang tergolong asam pada pengamatan yang telah dilakukan! (mengelompokkan) 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan
§ Teori asambasa Arrhenius
§ Menjelaskan teori asam-basa Arrhenius § Menentukan kekuatan asambasa suatu larutan
2
2) Perhatikan reaksi – reaksi di bawah ini ! 1. HCl + H2O
→ H+ + Cl-
2. H2SO4 + H2O
→ 2H+ + SO42-
3. HCOOH + H2O
H+ + HCOO-
4. CH3COOH + H2O
H+ + CH3COO-
134
menghitung pH larutan.
5. KOH + H2O
→ K+ + OH-
6. Ca(OH)2 + H2O
→ Ca2+ + 2OH-
7. NH4OH + H2O
NH4+ + OH-
8. Al(OH)3 + H2O
Al3+ + 3OH-
a. Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya! Jelaskan jawaban anda! (mengelompokkan) b. Teori asam arrhenius mendifinisikan bahwa : “asam adalah spesi yang melepaskan H+ jika dilarutkan dalam air, dan basa adalah spesi yang melepaskan OH- jika dilarutkan dalam air” Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan teori asam arrhenius”!(mengelompokkan) c. Jika diketahui asam lemah dan basa lemah dalam air tidak mengion sempurna, tuliskan larutan – larutan yang tergolong asam lemah dan basa lemah! (mengelompokkan) d. Bersifat apakah (asam/basa) larutan – larutan
135
berikut ini? 1. H3PO4 2. Ba(OH)2 3. H2C2O4 Jelaskan jawaban anda! (mengkomunikasikan) § Menghitung pH larutan berdasarkan konsentrasi larutan yang diketahui
3
Pada suatu percobaan terdapat terdapat beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda. No 1 2 3 4
Larutan X Y A Z
[H+] 1 X 10-3 2 X 10-10 5 X 10-2 8 X 10-9
Jika diketahui untuk mencari pH larutan menggunakan rumus pH = - log [ H+], Kelompokkan larutan – larutan di atas ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya! (mengelompokkan) 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa
§ Asam Lemah dan Basa Lemah
§ Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat ionisasi (α)
5
3) Berdasarkan hasil pengamatan larutan A dan B dalam berbagai konsentrasi diperoleh data sebagai berikut:
136
dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.
dan tetapan kesetimbangan ionisasi
No 1 2 3 a. b.
4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan
Konsentrasi
§
Kekuatan asam-basa
§ Menghubungkan derajat ionisasi (α) dengan tetapan kesetimbangan asam lemah (ka) dan tetapan kesetimbangan basa lemah (kb)
6
0.1 0,01 0,001
pH Lar. A Lar.B 2 3 4 5 5 6
Apa yang dapat kalian informasikan dari data di atas? (mengkomunikasikan) Banyak sedikitnya zat yang terion dinyatakan dalam derajat ionisasi ( ), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-mula. Diantara larutan A dan B manakah yang mempunyai derajat ionisasi lebih besar?jelaskan jawaban anda! (mengkomunikasikan) Perhatikan reaksi berikut !
1. CH3COOH +
H2O
CH3COO- + H+
2. NH4OH
+
H2O
NH4 + +
3. Al(OH)3 +
H2O
Al3+
OH-
+ 3 OH-
a. “Tetapan kesetimbangan asam lemah dinyatakan dengan Ka dan tetapan kesetimbangan basa lemah dinyatakan dengan Kb.” Bagaimanakah rumusan
137
menghitung pH larutan.
Ka dan Kb untuk ketiga larutan di atas?jelaskan jawaban anda!(mengkomunikasikan) b. Jika tetapan kesetimbangan larutan no.2 lebih besar daripada tetapan kesetimbangan larutan no.3. manakah yang memiliki derajat pengionan ( ) lebih besar?jelaskan jawaban anda!(mengkomunikasikan) § Asam Lemah dan Basa Lemah
§ Menjelaskan tingkat keasaman asam lemah yang lebih kecil daripada asam kuat dan kebasaan basa lemah lebih kecil daripada basa kuat pada konsentrasi yang sama § Menghitung pH asam lemah dan basa lemah
8
Setelah dimasukkan kedalam air larutan A dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M terionisasi sempurna dan larutan B dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M tidak terionisasi sempurna(terionisasi sebagian). a. Kelompokkanlah larutan di atas ke dalam asam kuat dan asam lemah!(mengelompokkan) b. Urutkanlah kenaikan derajat keasaman (pH) dari keempat larutan tersebut!Manakah dari keempat larutan tersebut yang bersifat paling asam?Jelaskan jawaban anda!(Ka = 1,7 x 10 -5) (mengkomunikasikan)
138
§ Kekuatan asam-basa
4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.
§ Indikator asam – basa
§ Menjelaskan tingkat keasaman asam lemah yang lebih kecil daripada asam kuat dan kebasaan basa lemah lebih kecil daripada basa kuat pada konsentrasi yang sama
9
§ Menentukan pH dengan menggunakan beberapa indikator
10
Jika konsentrasi asam kuat sama dengan konsentrasi asam lemah, apakah pH dan kekuatan kedua asam tersebut juga sama? Jelaskan jawaban anda! (mengkomunikasikan)
Indikator Brom Timol Biru (BTB) memiliki trayek pH 6,0-7,6 dengan perubahan warna kuning – biru. Jika : a. seorang murid menambahkan BTB ke dalam larutan X. Jika larutan berubah warna menjadi biru, bersifat apakah (asam/basa) larutan tersebut? jelaskan jawaban anda ! ( mengkomunikasikan) b. ia kemudian menambahkan sejumlah asam ke dalam larutan tersebut tersebut dan mengujinya kembali dengan BTB. Jika warna larutan tidak berubah, bersifat apakah (asam/basa) larutan tersebut? jelaskan jawaban anda ! (mengkomunikasikan)
139 LAMPIRAN 8 Nama Kelas
: : PRE-TEST
MATA PELAJARAN MATERI KELA ALOKASI WAKTU
: KIMIA : Asam-Basa Arrhenius : XI IPA : 90 Menit
Petunjuk pengisian: Ø Ø
Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban yang ada. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas.
1) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Larutan Air asam jawa Air belimbing Air detergen Air sabun Aquades Air sumur Air jeruk nipis Air kapur
L. Merah Merah Merah Biru Biru Merah Merah ....... .......
L. Biru Merah Merah Biru Biru Biru Biru ....... .......
Seorang siswa sedang melakukan pengamatan beberapa larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Setelah melakukan pengamatan terhadap larutan no. 1 s.d 6 diperoleh data seperti di atas. Dari data tersebut maka : a. Bagaimanakah perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru jika dicelupkan ke dalam larutan no. 7 dan 8? jelaskan jawaban anda! b. Kelompokkan larutan di atas berdasarkan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru! c. Jika diketahui larutan yang memerahkan lakmus biru merupakan larutan asam, tuliskan larutan yang bersifat asam dari data di atas! 2) Perhatikan reaksi – reaksi di bawah ini ! → H+ + Cl1. HCl + H2O → 2H+ + SO422. H2SO4 + H2O 3. HCOOH + H2O ⇌ H+ + HCOO-
140
4. 5. 6. 7. 8.
CH3COOH + H2O ⇌ → KOH + H2O Ca(OH)2 + H2O → NH4OH + H2O ⇌ Al(OH)3 + H2O ⇌ a. b.
c.
d.
H+ + CH3COOK+ + OHCa2+ + 2OHNH4+ + OHAl3+ + 3OH-
Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya! Jelaskan jawaban anda! Teori asam – basa arrhenius mendifinisikan bahwa : “asam adalah spesi yang melepaskan H+ jika dilarutkan dalam air, dan basa adalah spesi yang melepaskan OH- jika dilarutkan dalam air” Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan teori asam - basa arrhenius”! Jika diketahui asam lemah dan basa lemah dalam air tidak mengion sempurna, tuliskan larutan –larutan yang tergolong asam lemah dan basa lemah! Bersifat apakah (asam / basa) larutan – larutan berikut ini! Jelaskan jawaban anda! 1. H3PO4 2. Ba(OH)2 3. H2C2O4
3) Pada suatu percobaan terdapat terdapat beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda. No 1 2 3 4
Larutan X Y A Z
[H+] 1 X 10 -3 2 X 10 -10 5 X 10 -2 8 X 10 -9
Jika diketahui untuk mencari pH larutan menggunakan rumus pH = - log [ H+], Kelompokkan larutan – larutan di atas ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya! 4) Seorang siswa baru saja melakukan pengamatan keasamaan larutan menggunakan indiaktor universal terhadap beberapa larutan dan setelah mencocokkannya dengan peta indikator siswa tersebut mendapatkan data sebagai berikut: - Larutan V memiliki pH 3 -
Larutan W memiliki pH 6
141
-
Larutan X memiliki pH 10
-
Larutan Z memiliki pH 12
Berdasarkan data tersebut, maka: a. Buatlah tabel hasil pengamatan yang sesuai! b. Kelompokkanlah larutan – larutan yang tergolong asam pada pengamatan yang telah dilakukan!
5)
Berdasarkan hasil pengamatan larutan A dan B dalam berbagai konsentrasi diperoleh data sebagai berikut: No
pH
Konsentrasi
Lar. A Lar.B 1
0.1
2
3
2
0,01
4
5
3
0,001
5
6
c. Apa yang dapat kalian informasikan dari data di atas? d.
Banyak sedikitnya zat yang terion dinyatakan dalam derajat ionisasi ( ), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-mula. Diantara larutan A dan B manakah yang mempunyai derajat ionisasi lebih besar? Jelaskan jawaban anda!
6)
Perhatikan reaksi berikut : 1. CH3COOH +
H2O
⇄
CH3COO- + H+
2. NH4OH
+
H2O
⇄
NH4 + +
3. Al(OH)3 +
H2O
⇄
Al3+
+
OH3 OH-
a. “Tetapan kesetimbangan asam lemah dinyatakan dengan Ka dan tetapan kesetimbangan basa lemah dinyatakan dengan Kb.” Bagaimanakah rumusan Ka dan Kb untuk ketiga larutan di atas?jelaskan jawaban anda! b. Jika tetapan kesetimbangan larutan no.2 lebih besar daripada tetapan kesetimbangan larutan no.3. manakah yang memiliki derajat pengionan ( ) lebih besar?jelaskan jawaban anda!
142
7) Perhatikan tabel di bawah ini dengan seksama! pH [
]
0
1
2
3
4
5
1
10 -1
10 -2
10-3
10-4
10 -5
10 -13
10 -12 10-11 10-
10 -9
6
7
8
9
10
11
12
13
14
10 -6 10-7
10 -8
10-9
10 -10
10-11
10-12
10 -13
10 -14
10 -8 10-7
10 -6
10-5
10 -4
10-3
10-2
10 -1
1
(M) [
] 10 -14
10
(M) sifat
asam
Ne
basa
tral Ket : tanda panah menunjukkan kenaikan kekuatan asam/basa Apakah yang dapat anda informasikan dari tabel di atas?
8)
Setelah dimasukkan kedalam air larutan A dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M terionisasi sempurna dan larutan B dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M tidak terionisasi sempurna(terionisasi sebagian). a. Kelompokkanlah larutan di atas ke dalam asam kuat dan asam lemah!(mengelompokkan) b. Urutkanlah kenaikan derajat keasaman (pH) dari keempat larutan tersebut!Manakah dari keempat larutan tersebut yang bersifat paling asam?Jelaskan jawaban anda! (Ka = 1,7 x 10 -5)
9) Jika konsentrasi asam lemah sama dengan konsentrasi asam kuat, apakah pH dan kekuatan kedua asam tersebut juga sama?Jelaskan jawaban anda!
10) Diketahui trayek pH indikator Bromtimol Biru (BTB) adalah 6,0-7,6 dengan perubahan warna kuning-biru. Jika : a.
b.
seorang murid menambahkan BTB ke dalam larutan X. Jika larutan berubah warna menjadi biru, ramalkan larutan tersebut bersifat asam, basa , atau netral ! jelaskan jawaban anda ! Ia kemudian menambahkan sejumlah asam ke dalam larutan tersebut tersebut dan mengujinya kembali dengan BTB. Jika warna larutan tidak berubah, ramalkan larutan tersebut menjadi bersifat asam, basa, atau netral! Jelaskan jawaban anda!
143 LAMPIRAN 10 Nama Kelas
: : POST-TEST
MATA PELAJARAN MATERI KELAS ALOKASI WAKTU
: KIMIA : Asam-Basa Arrhenius : XI IPA : 90 Menit
Petunjuk pengisian: Ø Ø
Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban yang ada. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas.
1) No
Larutan Air asam jawa Air belimbing Air detergen Air sabun Aquades Air sumur Air jeruk nipis Air kapur
L. Merah Merah Merah Biru Biru Merah Merah ....... .......
L. Biru Merah Merah Biru Biru Biru Biru ....... .......
Seorang siswa sedang melakukan pengamatan beberapa larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Setelah melakukan pengamatan terhadap larutan no. 1 s.d 6 diperoleh data seperti di atas. Dari data tersebut maka : a. Prediksikan parubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru jika dicelupkan ke dalam larutan no. 7 dan 8! jelaskan jawaban anda! b. Kelompokkan larutan di atas berdasarkan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru! c. Jika diketahui larutan yang memerahkan lakmus biru merupakan larutan asam, tuliskan larutan yang bersifat asam dari data di atas!
2) Perhatikan reaksi – reaksi di bawah ini ! 1. HCl + H2O → H+ + Cl2. H2SO4 + H2O → 2H+ + SO423. HCOOH + H2O ⇌ H+ + HCOO-
144
4. 5. 6. 7. 8.
CH3COOH + H2O ⇌ → KOH + H2O Ca(OH)2 + H2O → NH4OH + H2O ⇌ Al(OH)3 + H2O ⇌
H+ + CH3COOK+ + OHCa2+ + 2OHNH4+ + OHAl3+ + 3OH-
a. Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya! Jelaskan jawaban anda! b. Teori asam – basa arrhenius mendifinisikan bahwa : “asam adalah spesi yang melepaskan H+ jika dilarutkan dalam air, dan basa adalah spesi yang melepaskan OH- jika dilarutkan dalam air” Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan teori asam - basa arrhenius”! c. Jika diketahui asam lemah dan basa lemah dalam air tidak mengion sempurna, tuliskan larutan –larutan yang tergolong asam lemah dan basa lemah! d. Bersifat apakah (asam / basa) larutan – larutan berikut ini! Jelaskan jawaban anda! 1. H3PO4 2. Ba(OH)2 3. H2C2O4 3) Pada suatu percobaan terdapat terdapat beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda. No 1 2 3 4
Larutan X Y A Z
[H+] 1 X 10 -3 2 X 10 -10 5 X 10 -2 8 X 10 -9
Jika diketahui untuk mencari pH larutan menggunakan rumus pH = - log [ H+], Kelompokkan larutan – larutan di atas ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya! 4) Seorang siswa baru saja melakukan pengamatan keasamaan larutan menggunakan indiaktor universal terhadap beberapa larutan dan setelah mencocokkannya dengan peta indikator siswa tersebut mendapatkan data sebagai berikut: - Larutan V memiliki pH 3 -
Larutan W memiliki pH 6
145
-
Larutan X memiliki pH 10
-
Larutan Z memiliki pH 12
Berdasarkan data tersebut, maka: a. Buatlah tabel hasil pengamatan yang sesuai! b. Kelompokkanlah larutan – larutan yang tergolong asam pada pengamatan yang telah dilakukan!
5)
Berdasarkan hasil pengamatan larutan A dan B dalam berbagai konsentrasi diperoleh data sebagai berikut: No
pH
Konsentrasi
Lar. A Lar.B 1
0.1
2
3
2
0,01
4
5
3
0,001
5
6
a. Apa yang dapat kalian informasikan dari data di atas? b.
Banyak sedikitnya zat yang terion dinyatakan dalam derajat ionisasi ( ), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-mula. Diantara larutan A dan B manakah yang mempunyai derajat ionisasi lebih besar? Jelaskan jawaban anda!
6)
Perhatikan reaksi berikut : 1. CH3COOH +
H2O
⇄
CH3COO- + H+
2. NH4OH
+
H2O
⇄
NH4 + +
3. Al(OH)3 +
H2O
⇄
Al3+
+
OH3 OH-
a. “Tetapan kesetimbangan asam lemah dinyatakan dengan Ka dan tetapan kesetimbangan basa lemah dinyatakan dengan Kb.” Bagaimanakah rumusan Ka dan Kb untuk ketiga larutan di atas?jelaskan jawaban anda! b. Jika tetapan kesetimbangan larutan no.2 lebih besar daripada tetapan kesetimbangan larutan no.3. manakah yang memiliki derajat pengionan ( ) lebih besar?jelaskan jawaban anda!
146
7) Perhatikan tabel di bawah ini dengan seksama! pH [
]
0
1
2
3
4
5
1
10 -1
10 -2
10-3
10-4
10 -5
10 -13
10 -12 10-11 10-
10 -9
6
7
8
9
10
11
12
13
14
10 -6 10-7
10 -8
10-9
10 -10
10-11
10-12
10 -13
10 -14
10 -8 10-7
10 -6
10-5
10 -4
10-3
10-2
10 -1
1
(M) [
] 10 -14
10
(M) sifat
asam
Ne
basa
tral Ket : tanda panah menunjukkan kenaikan kekuatan asam/basa
Apakah yang dapat anda informasikan dari tabel di atas?
8)
Setelah dimasukkan kedalam air larutan A dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M terionisasi sempurna dan larutan B dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M tidak terionisasi sempurna(terionisasi sebagian). a. Kelompokkanlah larutan di atas ke dalam asam kuat dan asam lemah!(mengelompokkan) b. Urutkanlah kenaikan derajat keasaman (pH) dari keempat larutan tersebut!Manakah dari keempat larutan tersebut yang bersifat paling asam?Jelaskan jawaban anda! (Ka = 1,7 x 10-5)
9)
Jika konsentrasi asam lemah sama dengan konsentrasi asam kuat, apakah pH dan kekuatan kedua asam tersebut juga sama?Jelaskan jawaban anda!
10)
Diketahui trayek pH indikator Bromtimol Biru (BTB) adalah 6,0-7,6 dengan perubahan warna kuning-biru. Jika : a. seorang murid menambahkan BTB ke dalam larutan X. Jika larutan berubah warna menjadi biru, ramalkan larutan tersebut bersifat asam, basa , atau netral ! jelaskan jawaban anda ! b. Ia kemudian menambahkan sejumlah asam ke dalam larutan tersebut tersebut dan mengujinya kembali dengan BTB. Jika warna larutan tidak berubah, ramalkan larutan tersebut menjadi bersifat asam, basa, atau netral! Jelaskan jawaban anda!
147 LAMPIRAN 10 RUBRIK PENSKORAN PRETEST/POSTTEST Sekolah Mata pelajaran Tahun Pelajaran Bentuk Tes
: SMA Negeri 1 Terbanggi Besar : Kimia : 2011/2012 : Tertulis
1) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Larutan Air asam jawa Air belimbing Air detergen Air sabun Aquades Air sumur Air jeruk nipis Air kapur
L. Merah Merah Merah Biru Biru Merah Merah ....... .......
L. Biru Merah Merah Biru Biru Biru Biru ....... .......
Seorang siswa sedang melakukan pengamatan beberapa larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Setelah melakukan pengamatan terhadap larutan no. 1 s.d 6 diperoleh data seperti di atas. Dari data tersebut maka a. Bagaimanakah perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru jika dicelupkan ke dalam larutan no. 7 dan 8! jelaskan jawaban anda! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menentukan 6 perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada kedua larutan dengan benar berdasarkan kemiripan sifat kedua larutan dengan larutan – larutan yang telah di uji sebelumnya. Tipe 2, jika siswa hanya mampu menentukan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lamus biru pada salah satu dari kedua larutan dengan benar berdasarkan kemiripan sifat kedua larutan dengan larutan – larutan yang telah di uji sebelumnya.
Indikator KPS mengkomunikasikan
3
148
Tipe 3, jika siswa hanya mampu menentukan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada kedua larutan tanpa disertai alasan.
2
Tipe 4, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
b.
Kelompokkan larutan di atas berdasarkan perubahan warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu mengelompokkan 8 larutan berdasarkan perubahan warna kertas lakmus dengan benar.
6
Tipe 2, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 4 -7 larutan berdasarkan perubahan warna kertas lakmus dengan benar.
4
Indikator KPS mengelompokkan
Tipe 3, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 1 - 3 larutan berdasarkan perubahan warna kertas lakmus dengan benar
2
Tipe 4 Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
c.
Jika diketahui larutan yang memerahkan lakmus biru merupakan larutan asam, tuliskan larutan yang bersifat asam dari data di atas! Kriteria penilaian
Tipe 1, jika siswa mampu menyebutkan 3 larutan yang bersifat asam dengan benar. Tipe 2, jika siswa mampu menyebutkan 2 larutan yang bersifat asam dengan benar.
Skor 4
2
Indikator KPS mengelompokkan
149
Tipe 3, jika siswa mampu menyebutkan salah satu larutan yang bersifat asam dengan benar.
1
Tipe 4, Jika Siswa menjawab salah atau tidak 0 menjawab
2) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Perhatikan reaksi – reaksi di bawah ini ! → H+ + ClHCl + H2O → 2H+ + SO42H2SO4 + H2O HCOOH + H2O ⇌ H+ + HCOOCH3COOH + H2O ⇌ H+ + CH3COO→ K+ + OHKOH + H2O Ca(OH)2 + H2O → Ca2+ + 2OHNH4OH + H2O ⇌ NH4+ + OHAl(OH)3 + H2O ⇌ Al3+ + 3OH-
a. Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya! Jelaskan jawaban anda! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu mengelompokkan 8 larutan berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya dengan benar.
6
Tipe 2, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 4 -7 larutan berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya dengan benar.
4
Tipe 3, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 1 - 3 larutan berdasarkan hasil dari reaksi ionisasinya dengan benar
2
Tipe 4 Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
b.
Indikator KPS mengelompokkan
Teori asam – basa arrhenius mendifinisikan bahwa : “asam adalah spesi yang melepaskan H+ jika dilarutkan dalam air, dan basa adalah spesi yang melepaskan OH- jika dilarutkan dalam air”
150
Kelompokkan reaksi – reaksi tersebut berdasarkan teori asam - basa arrhenius”! Kriteria penilaian
c.
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu mengelompokkan 8 larutan berdasarkan teori asam – basa Arrhenius dengan benar.
6
Tipe 2, jika siswa mampu mengelompokkan 4 - 7 larutan berdasarkan teori asam – basa Arrhenius dengan benar.
4
Tipe 3, jika siswa mampu mengelompokkan 1- 3 larutan berdasarkan teori asam – basa Arrhenius dengan benar.
2
Tipe 4 Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS mengelompokkan
Jika diketahui asam lemah dan basa lemah dalam air tidak mengion sempurna, tuliskan larutan –larutan yang tergolong asam lemah dan basa lemah! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu mengelompokkan 4 larutan ke dalam asam lemah dan basa lemah berdasarkan zat yang tidak mengion sempurna.
4
Tipe 2, jika siswa mampu mengelompokkan 2-3 larutan ke dalam asam lemah dan basa lemah berdasarkan zat yang tidak mengion sempurna.
2
Tipe 3, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 1 larutan ke dalam asam lemah dan basa lemah berdasarkan zat yang tidak mengion sempurna.
1
Tipe 4 Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS mengelompokkan
151
d.
Bersifat apakah (asam / basa) larutan – larutan berikut ini? Jelaskan jawaban anda ! 4. H3PO4 5. Ba(OH)2 6. H2C2O4 Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menentukan sifat ketiga larutan berdasarkan hasil reaksi ionisasinya.
6
Tipe 2, jika siswa mampu menentukan sifat 2 larutan berdasarkan hasil reaksi ionisasinya.
4
Tipe 3, jika siswa hanya mampu menentukan sifat 1 larutan berdasarkan hasil reaksi ionisasinya.
2
Tipe 4 Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
Indikator KPS mengkomunikasikan
0
3) Pada suatu percobaan terdapat terdapat beberapa larutan dengan konsentrasi yang berbeda. No 1 2 3 4
Larutan X Y A Z
[H+] 1 X 10 -3 2 X 10 -10 5 X 10 -2 8 X 10 -9
Jika diketahui untuk mencari pH larutan menggunakan rumus pH = - log [ H+], Kelompokkan larutan – larutan di atas ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya! Kriteria penilaian Tipe 1, jika siswa mampu mengelompokkan ke 4 larutan ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya.
Skor 8
Indikator KPS mengelompokkan
152
Tipe 2, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 3 larutan ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya.
6
Tipe 3, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 2 larutan ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya.
4
Tipe 4, jika siswa hanya mampu mengelompokkan 1 larutan ke dalam asam atau basa berdasarkan harga pHnya.
2
Tipe 5, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
4) Seorang siswa baru saja melakukan pengamatan keasamaan larutan menggunakan indiaktor universal terhadap beberapa larutan dan setelah mencocokkannya dengan peta indikator siswa tersebut mendapatkan data sebagai berikut: - Larutan V memiliki pH 3 - Larutan W memiliki pH 6 - Larutan X memiliki pH 10 - Larutan Z memiliki pH 12 Berdasarkan data tersebut, maka: a. Buatlah tabel hasil pengamatan yang sesuai! b. Kelompokkanlah larutan – larutan yang tergolong asam pada pengamatan yang telah dilakukan! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu membuat tabel harga pH ke 4 larutan dan mampu mengelompokkan 2 larutan yang tergolong asam.
6
Tipe 2, jika siswa mampu membuat tabel harga pH ke 4 larutan dan hanya mampu mengelompokkan 1 larutan yang tergolong asam.
4
Indikator KPS Mengkomunikasikan dan mengelompokkan
153
5)
Tipe 3, jika siswa hanya mampu membuat tabel harga pH ke 4 larutan tanpa mengelompokkan larutan yang tergolong asam.
2
Tipe 4, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Berdasarkan hasil pengamatan larutan A dan B dalam berbagai konsentrasi diperoleh data sebagai berikut:
No
Konsentrasi 1 2 3
0.1 0,01 0,001
Lar. A 2 4 5
pH Lar.B 3 5 6
a. Apa yang dapat kalian informasikan dari data di atas? Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menjelaskan hubungan besarnya konsentrasi vs harga pH dan pada konsentrasi sama pH larutan A lebih kecil daripada larutan B.
6
Tipe 2, jika siswa hanya mampu menjelaskan hubungan besarnya konsentrasi vs harga pH atau hanya menjelaskan pada konsentrasi sama pH larutan A lebih kecil daripada larutan B.
3
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS Mengkomunikasikan
b. Banyak sedikitnya zat yang terion dinyatakan dalam derajat ionisasi ( ), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mulamula. Diantara larutan A dan B manakah yang mempunyai derajat ionisasi lebih besar? Jelaskan jawaban anda!
154
Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menjelaskan diantara larutan A dan B yang memiliki derajat ionisasi lebih besar berdasarkan hubungan antara derajat ionisasi dengan besarnya harga pH.
6
Tipe 2, jika siswa mampu menjelaskan diantara larutan A dan B yang memiliki derajat ionisasi lebih besar tanpa menjelaskan hubungan antara derajat ionisasi dengan besarnya harga pH.
3
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
6)
Perhatikan reaksi berikut : 1. CH3COOH + H2O 2. NH4OH + H2O 3. Al(OH)3 + H2O
⇄ ⇄ ⇄
Indikator KPS mengkomunikasikan
0
CH3COO- + H+ NH4 + + OHAl3+ + 3 OH-
a. “Tetapan kesetimbangan asam lemah dinyatakan dengan Ka dan tetapan kesetimbangan basa lemah dinyatakan dengan Kb.” Bagaimanakah rumusan Ka dan Kb untuk ketiga larutan di atas? jelaskan jawaban anda! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu merumuskan Ka dan Kb dari 3 reaksi yang diberikan berdasarkan pengertian tetapan kesetimbangan.
6
Tipe 2, jika siswa hanya mampu merumuskan Ka dan Kb dari 2 reaksi yang diberikan berdasarkan pengertian tetapan kesetimbangan.
4
Tipe 3, jika siswa hanya mampu merumuskan Ka dan Kb dari 1 reaksi yang diberikan berdasarkan pengertian tetapan kesetimbangan.
2
Tipe 4, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS Mengkomunikasikan
155
b.
Jika tetapan kesetimbangan larutan no.2 lebih besar daripada tetapan kesetimbangan larutan no.3. manakah yang memiliki derajat pengionan ( ) lebih besar?jelaskan jawaban anda! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menjelaskan derajat pengionan yang lebih besar antara larutan nomor 2 atau nomor 3 berdasarkan hubungan antara derajat pengionan dengan tetapan kesetimbangan.
6
Tipe 2, jika siswa mampu menjelaskan derajat pengionan yang lebih besar antara larutan nomor 2 atau nomor 3 tanpa menjelaskan hubungan antara derajat pengionan dengan tetapan kesetimbangan.
3
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS Mengkomunikasikan
7) Perhatikan tabel di bawah ini dengan seksama! pH [ ] (M) [ ] (M) sifat
0 1
1 10-1
2 10-2
3 10-3
4 10-4
5 10-5
6 10-6
7 10-7
8 10-8
9 10-9
10 10-10
11 10-11
12 10-12
13 10-13
14 10-14
10-14
10-13
10-12
10-11
10-10
10-9
10-8
10-7
10-6
10-5
10-4
10-3
10-2
10-1
1
asam
Ne tral
basa
Ket : tanda panah menunjukkan kenaikan kekuatan asam/basa Apakah yang dapat anda informasikan dari tabel di atas?
Kriteria penilaian Tipe 1, jika siswa mampu menghubungkan besarnya konsentrasi H+ dan OH- dengan kekuatan asam – basa dan menghubungkannya dengan besarnya harga pH.
Skor 4
Indikator KPS Mengkomunikasikan
156
8)
Tipe 2, jika siswa mampu menghubungkan besarnya konsentrasi H+ dan OH- dengan kekuatan asam – basa tanpa menghubungkannya dengan besarnya harga pH.
3
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Setelah dimasukkan kedalam air larutan A dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M terionisasi sempurna dan larutan B dengan konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M tidak terionisasi sempurna(terionisasi sebagian). a. Kelompokkanlah larutan di atas ke dalam asam kuat dan asam lemah! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu mengelompokkan ke 4 larutan ke dalam asam kuat dan asam lemah
4
Tipe 2, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS mengelompokkan
b. Urutkanlah kenaikan derajat keasaman (pH) dari keempat larutan tersebut!Manakah dari keempat larutan tersebut yang bersifat paling asam?Jelaskan jawaban anda! (Ka = 1,7 x 10-5 ) Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu mengurutkan kenaikan pH dari ke 4 larutan serta menentukan larutan yang bersifat paling asam dengan menghubungkannya dengan besarnya harga pH
4
Tipe 2, jika siswa mampu mengurutkan kenaikan pH dari ke 4 larutan serta menentukan larutan yang bersifat paling asam tanpa menghubungkannya dengan besarnya harga pH
2
Indikator KPS Mengkomunikasikan
157
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
9)
0
Jika konsentrasi asam lemah sama dengan konsentrasi asam kuat, apakah pH dan kekuatan kedua asam tersebut juga sama?Jelaskan jawaban anda! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menjelaskan kekuatan asam lemah kurang dari asam kuat dan menghubungkannya dengan harga pH.
4
Tipe 2, jika siswa mampu menjelaskan kekuatan asam lemah kurang dari asam kuat tanpa menghubungkannya dengan harga pH.
2
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS Mengkomunikasikan
10) Indikator Bromtimol Biru (BTB) memiliki trayek pH 6,0 – 7,6 dengan perubahan warna dari kuning - biru. Jika : a. seorang murid menambahkan BTB ke dalam larutan X. Jika larutan berubah warna menjadi biru, bersifat apakah ( asam,/basa) larutan tersebut? jelaskan jawaban anda !
Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menentukan sifat larutan dengan menjelaskan hubungan antara sifat larutan dengan perubahan warna indikator BTB.
4
Tipe 2, jika siswa mampu menentukan sifat larutan tanpa menjelaskan hubungan antara sifat larutan dengan perubahan warna indikator BTB.
2
Indikator KPS mengkomunikas ikan
158
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
b.
0
Ia kemudian menambahkan sejumlah asam ke dalam larutan tersebut tersebut dan mengujinya kembali dengan BTB. Jika warna larutan tidak berubah, bersifat apakah ( asam,/basa) larutan tersebut? Jelaskan jawaban anda! Kriteria penilaian
Skor
Tipe 1, jika siswa mampu menentukan sifat larutan dengan menjelaskan hubungan antara sifat larutan dengan perubahan warna indikator BTB.
4
Tipe 2, jika siswa mampu menentukan sifat larutan tanpa menjelaskan hubungan antara sifat larutan dengan perubahan warna indikator BTB.
2
Tipe 3, Siswa menjawab salah atau tidak menjawab
0
Indikator KPS mengkomunikasikan
159
LAMPIRAN 11 Tabel 6. Data Skor Pretest, Skor Posttest dan n-Gain Keterampilan Mengelompokkan di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 rerata
Kelas Eksperimen Pretest Posttest n-Gain 30.00 80.00 0.71 45.00 77.50 0.59 65.00 100.00 1.00 70.00 87.50 0.58 50.00 90.00 0.80 77.50 92.50 0.67 97.50 100.00 1.00 97.50 100.00 1.00 92.50 97.50 0.67 80.00 100.00 1.00 95.00 95.00 0.00 60.00 100.00 1.00 87.50 90.00 0.20 62.50 82.50 0.53 77.50 90.00 0.56 75.00 97.50 0.90 75.00 90.00 0.60 47.50 100.00 1.00 62.50 87.50 0.67 67.50 92.50 0.77 35.00 90.00 0.85 50.00 82.50 0.65 47.50 87.50 0.76 72.50 95.00 0.82 37.50 87.50 0.80 62.50 85.00 0.60 72.50 90.00 0.64 87.50 97.50 0.80 65.00 80.00 0.43 67.07 91.21 0.71
Kelas Kontrol Pretest Posttest n-Gain 90.00 95.00 0.50 60.00 72.50 0.45 85.00 92.50 0.50 82.50 85.00 0.14 47.50 62.50 0.29 35.00 80.00 0.69 82.50 92.50 0.57 22.50 92.50 0.90 80.00 92.50 0.63 65.00 85.00 0.57 45.00 92.50 0.86 62.50 87.50 0.67 92.50 92.50 0.00 62.50 92.50 0.80 67.50 92.50 0.77 82.50 95.00 0.71 67.50 85.00 0.54 85.00 100.00 1.00 90.00 95.00 0.50 90.00 87.50 -0.25 87.50 92.50 0.40 85.00 100.00 1.00 67.50 72.50 0.15 90.00 92.50 0.25 77.50 85.00 0.33 62.50 82.50 0.53 80.00 90.00 0.50 82.50 100.00 1.00 72.50 80.00 0.27 72.41 88.45 0.53
160
Tabel 7. Data Skor Pretest, Skor Posttest dan n-Gain Keterampilan Mengkomunikasikan di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. rerata
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest n-Gain Pretest Posttest n-Gain 20.00 43.33 0.29 25.00 61.67 0.49 10.00 46.67 0.41 15.00 48.33 0.39 23.33 55.00 0.41 30.00 36.67 0.10 25.00 38.33 0.18 33.33 61.67 0.43 33.33 55.00 0.33 13.33 30.00 0.19 21.67 75.00 0.68 33.33 55.00 0.33 30.00 68.33 0.55 26.67 50.00 0.32 36.67 51.67 0.24 20.00 35.00 0.19 35.00 46.67 0.18 28.33 63.33 0.49 43.33 60.00 0.29 21.67 51.67 0.38 63.33 86.67 0.64 20.00 51.67 0.40 35.00 43.33 0.13 28.33 43.33 0.21 23.33 80.00 0.74 50.00 81.67 0.63 21.67 46.67 0.32 43.33 76.67 0.59 18.33 46.67 0.35 31.67 66.67 0.51 26.67 71.67 0.61 28.33 53.33 0.35 23.33 70.00 0.61 30.00 60.00 0.43 26.67 81.67 0.75 20.00 41.67 0.27 18.33 28.33 0.12 30.00 31.67 0.02 33.33 65.00 0.48 36.67 53.33 0.26 26.67 60.00 0.45 35.00 60.00 0.38 28.33 68.33 0.56 33.33 51.67 0.28 21.67 66.67 0.57 15.00 20.00 0.06 50.00 65.00 0.30 18.33 51.67 0.41 10.00 41.67 0.35 21.67 55.00 0.43 25.00 56.67 0.42 35.00 51.67 0.26 33.33 48.33 0.23 30.00 41.67 0.17 31.67 48.33 0.24 21.67 43.33 0.28 16.67 55.00 0.46 33.33 56.67 0.35 27.99 57.59 0.41 27.87 51.21 0.33
161 LAMPIRAN 12 Tabel 8. Penilaian Afektif Kelas Eksperimen NO
NAMA
ASPEK YANG DINILAI 1
2
3
4
5
6
7
RERATA
KP
1
Adi Pratama Putra
90
90
85
95
95
85
90
90,00
B
2
Ahmad Aris Triono
90
85
85
90
95
95
85
89,29
B
3
Albertus suwarno
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
4
Ananda Ruth Naftali
95
90
85
90
95
95
90
91,43
AB
5
Andy Labanta R.M
85
85
85
85
95
80
85
85,71
B
6
Anisa caturini
90
85
85
90
95
85
90
88,57
B
7
Dedy Setiawan
90
90
85
85
95
85
90
88,57
B
8
Dwi Evitasari
90
85
85
90
95
85
90
88,57
B
9
Fefi Ramayanti
90
85
85
90
95
85
90
88,57
B
10
Fernanda Kurnun A.
95
85
85
90
95
85
90
89,29
B
11
Janice Enola
95
85
85
90
95
85
90
89,29
B
12
Lia Rahmawati
95
85
95
90
95
90
90
91,43
AB
13
Mega Bunga P.
90
85
85
90
95
85
90
88,57
B
14
Niajeng Putri.
90
85
85
90
95
85
90
88,57
B
15
Niken Wulandari
90
90
85
95
95
85
90
90,00
B
16
Nita Pita sari
95
90
85
90
95
90
95
91,43
AB
17
Nurul Hasanah
95
90
85
90
95
90
95
91,43
AB
18
Okta Widiastuti
95
90
85
95
95
90
95
92,14
AB
19
Putri Novia Sari
95
90
85
90
95
90
95
91,43
AB
20
Rahma lalita
95
90
85
95
95
90
95
92,14
AB
21
Relsan Mandela
90
85
85
95
95
85
90
89,29
B
22
Restu Nanda P.
85
85
85
85
95
80
85
85,71
B
23
Ridho Hakiki
90
90
95
90
95
90
90
91,43
AB
24
Sofyan Effendi
85
85
85
90
95
85
90
87,86
B
25
Uswatun Nur H.
85
85
85
90
95
85
90
87,86
B
26
Vike Tri wahyu w
95
90
85
90
95
90
95
91,43
AB
27
Wina Agustiana
95
90
95
95
95
90
95
93,57
AB
28
Windy Andriati L.
95
90
85
90
95
90
95
91,43
AB
29
Yovita Maya V. A.
95
90
85
90
95
90
95
91,43
AB
I.
Aspek yang dinilai : Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Komunikatif
162
II.
Keterampilan sosial 1. Bertanya 2. Mengemukakan pendapat 3. Pendengar yang baik 4. Berkomunikasi 5. Kerjasama Kriteria Penilaian ; 70 < : kurang ( K ) 70-80 : cukup ( C) 81-90 : Baik ( B ) 91-100 : amat baik ( AB)
163
Tabel 8. Penilaian Afektif Kelas Kontrol ASPEK YANG DINILAI
NO NAMA 1 Abdul Haris S.
1 85
2 85
3 95
4 85
5 85
6 85
7 85
RERATA 86,43
2
Agus Tini W. A.
85
85
95
85
95
85
85
87,86
B
3
Ahrita Anjar S.
85
90
95
95
95
95
85
91,43
AB
Aisyah Nur C. D.
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
BIntoro Niko R
85
85
95
85
95
85
85
87,86
B
Dahlia Putri G.
85
85
85
95
95
85
85
87,86
B
Daniel Putra
85
85
95
85
85
85
85
86,43
B
Dhoni Agung R.
85
85
85
85
85
85
85
85,00
B
9
Dian Widya Putri
85
85
95
95
95
85
85
89,29
B
10
Dwi Ayu Puspita
85
85
85
95
95
85
85
87,86
B
11
Early Herawati
95
95
95
95
95
85
85
92,14
AB
12
Erni Maryani
85
85
85
95
95
85
85
87,86
B
Exzan Abdi Fariz
95
90
95
95
95
85
85
91,43
AB
Feda Virgin A
85
85
95
95
95
85
85
89,29
B
Fitria Handayani
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
Hadi Rudiya Ike Vanessa
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
Listya Putri D.
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
Mega Selviana E. D.
95
85
95
95
95
90
85
91,43
AB
Muhammad Rifa'i
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
21 22
Nur Khasanah Resica Fitrian V. S.
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
23
Rido Yusuf Abadi
85
85
85
85
90
85
85
85,71
B
24
Rosema Nurlita
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
25
Semi Yati
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
26
Sepsi Lisdayanti
85
85
95
85
95
85
85
87,86
B
27
Sri Wahyuni Kristiana
85
85
95
85
95
85
85
87,86
B
28
Vani Aisyah
85
85
85
85
95
85
85
86,43
B
29
Wahyu Taufiqurahman
95
95
95
90
95
85
85
91,43
AB
4 5 6 7 8
13 14 15 16 17 18 19 20
Aspek yang dinilai : I. Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Komunikatif
KP B
164
II.
Keterampilan sosial 1. Bertanya 2. Mengemukakan pendapat 3. Pendengar yang baik 4. Berkomunikasi 5. Kerjasama Kriteria Penilaian ; 70 < : kurang ( K ) 70-80 : cukup ( C) 81-90 : Baik ( B ) 91-100 : amat baik ( AB)
165
ASPEK YANG DI NILAI NO KELOMPOK NAMA
A
B
C
D
E
NILAI
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
Anisa
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
2
Dwi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
Fefi
Ö
Ö
Ö
Ö
76
4
Mega
Ö
Ö
Ö
Ö
84
5
Lia
Ö
Ö
Ö
Ö
76
6
Ridho
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
7
Rahma
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
Nita
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
9
Ananda
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
10
Yovita
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
11
Adi
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Restu
Ö
Ö
Ö
Ö
96
3
8
12
1
2
3
Ö Ö Ö
LAMPIRAN 13
PENILAIAN PSIKOMOTOR KELAS EKSPERIMEN (1)
166
13
Okta
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Putri
Ö
Ö
Ö
Ö
96
15
Uswatun
Ö
Ö
Ö
Ö
96
16
Fernanda
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
17
Niken
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
Janice
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
19
Nurul
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
20
Windy
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
84
21
Dedi
Ö
Ö
Ö
Ö
96
22
Vike
Ö
Ö
Ö
Ö
88
Albertus
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
24
Andi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
25
Aris
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
26
Niajeng
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Sofyan
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Relsan
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Wina
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
14
18
23
27 28 29
3
4
5
6
Ö Ö
167
Aspek yang dini A. Kerapihan mengatur alat dan bahan B. Keterampilan menggunakan pipet tetes C. Keterampilan mencelupkan indikator kertas lakmus/universal D. Keterampilan mengolah atau interpretasi data E. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s,d 5. NILAI = jumlah skor / skor maks x 100 = …. = (jumlah skor / 25 ) x 100 = Contoh : Si Inem mendapat skor 21, nilainya : N Si Inem = ( 21/25 ) x 100 = 84
168
PENILAIAN PSIKOMOTOR KELAS EKSPERIMEN (2) ASPEK YANG DI NILAI NO KELOMPOK
NAMA
A 1 2 3
B 4
5 1 2 3
C 4 5 1 2 3
D 4 5
1 2 3
E 4 5
NILAI
1 2 3 4 5
1
Anisa
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
2
Dwi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
Fefi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
4
Mega
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
5
Lia
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
6
Ridho
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
7
Rahma
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
Nita
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
9
Ananda
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
10
Yovita
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
11
Adi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Restu
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Okta
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
3
8
12 13
1
2
3
169
14
Putri
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Uswatun
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
16
Fernanda
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
17
Niken
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
Janice
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
19
Nurul
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
20
Windy
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
88
21
Dedi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
22
Vike
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Albertu
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
24
Andi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
25
Aris
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
26
Niajeng
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Sofyan
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Relsan
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
Wina
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
96
15
18
23
27 28 29
3 4
5
6
170
Aspek yang dinilai : A. Kerapihan mengatur alat dan bahan B. Keterampilan menggunakan pipet tetes C. Keterampilan mencelupkan indikator kertas lakmus/universal D. Keterampilan mengolah atau interpretasi data E. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s,d 5. NILAI = jumlah skor / skor maks x 100 = …. = (jumlah skor / 25 ) x 100 = Contoh : Si Inem mendapat skor 21, nilainya : N Si Inem = ( 21/25 ) x 100 = 84
PENILAIAN PSIKOMOTOR KELAS KONTROL
171
ASPEK YANG DI NILAI NO
KELOMPOK
NAMA
A 1 2 3
B 4 5
C
1 2 3
4 5
D
E
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
NILAI
1 2 3 4 5
1
Agus
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
2
Dwi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
Fitria
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
4
Mega
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
5
M. Rifai
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
6
Erni
Ö
Ö
Ö
Ö
76
7
Exzan
Ö
Ö
Ö
Ö
84
Feda
Ö
Ö
Ö
Ö
76
9
Sepsi
Ö
Ö
Ö
Ö
84
10
Sri
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
11
Vani
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
Semi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
Aisyah
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
3
8
12 13
1
2
3
Ö Ö
Ö
172
14
Ike
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
Ridho
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
16
Ahrita
Ö
Ö
Ö
Ö
84
17
Bintoro
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
Daniel
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
19
Early
Ö
Ö
Ö
Ö
84
20
Nur
Ö
Ö
Ö
Ö
76
21
Abdul
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
22
Dian
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
Listya
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
24
Resita
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
25
Wahyu
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
26
Dahlia
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
Dhoni
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
68
Hadi
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
Rosema
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
76
15
18
23
27 28 29
3
4
5
6
Aspek yang dinilai :
Ö
Ö
173
A. Kerapihan mengatur alat dan bahan B. Keterampilan menggunakan pipet tetes C. Keterampilan mencelupkan indikator kertas lakmus/universal D. Keterampilan mengolah atau interpretasi data E. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s,d 5. NILAI = jumlah skor / skor maks x 100 = …. = (jumlah skor / 25 ) x 100 = Contoh : Si Inem mendapat skor 21, nilainya : N Si Inem = ( 21/25 ) x 100 = 84
174
PERHITUNGAN
A. Keterampilan Mengelompokkan 1. Perhitungan Gain Ternormalisasi Contoh perhitungan penskoran Pada tes keterampilan mengelompokkan, siswa dengan No. Urut 1 kelas eksperimen mendapat point 12 pada pretes dan point 32 pada postes. Perolehan skor pretes dan postes dapat dihitung dengan Rumus (1) sebagai berikut: 100
Skor siswa = Skor pretes =
100 = 30,00
Skor postes =
100 = 80,00
n-Gain siswa dapat dihitung dengan Rumus (2) sebagai berikut:
n − Gain (g) = (
=
( (
, –
,
)
,
)
(
) )
= 0,71
2. Uji Normalitas a.
Uji Normalitas kelas eksperimen
Rumusan Hipotesis: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
175
Langkah-langkah uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut. 1. Membuat daftar distribusi frekuensi. a. Rentang (R) = Data terbesar - Data terkecil R = 1,00 - 0,00 = 1,00 b. Banyak kelas (k) = 1 + (3,3) log n k = 1 + (3,3) log 29 = 1 + 4,83 = 5,83 Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 5 atau 6 buah (diambil 6). c. Panjang kelas (p) =
Re n tan g Banyak kelas p=
1,00 = 0,17 5,83
Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas 0,17 atau 0,27 buah (diambil 0,17). d. Ujung bawah kelas interval pertama = 0,00 Tabel. Daftar distribusi frekuensi keterampilan mengelompokkan kelas eksperimen frekuensi (fi)
1
0.00 – 0.17
1
0.085
0.085
0.007
0.007
2
0.18 – 0.35
1
0.265
0.265
0.070
0.070
3
0.36 – 0.53
2
0.445
0.890
0.198
0.396
4
0.54 – 0. 71
10
0.625
6.250
0.391
3.906
5
0.72 – 0.89
7
0.805
5.635
0.648
4.536
6
0.90 – 1.07
7
0.985
6.895
0.970
6.792
29
3.210
fi*Xi
fi* Xi2
Interval n-Gain
Jumlah
Xi
Xi2
No
20.020
2.284
15.708
176
1.
Mencari rata-rata ( x ) 6
å x=
f i . xi
i =1
=
6
å
fi
20,02 = 0,69 29
i =1
2. Mencari simpangan baku (S) 2
æ6 ö n å f i . xi - ç f i . xi ÷ å ç ÷ i =1 i =1 è ø 2 S = n (n - 1) 6
2
29 (15,708) - (20,020) 2 29 . 28 455,59 - 400,80 = 812 54,79 = 812 = 0,067 =
S = 0,067 = 0,260
177
Tabel. Uji normalitas keterampilan mengelompokkan kelas eksperimen
Interval n-Gain
Batas Kelas
z Untuk Batas Kelas
Batas Luas Daerah
0.00 – 0.17
-0.005
-2.68
0.4963
0.18 – 0.35 0.36 – 0.53 0.54 – 0. 71 0.72 – 0.89 0.90 – 1.07
0.175 0.355 0.535 0.715 0.895 1.075
-1.99 -1.29 -0.60 0.09 0.79 1.48
Luas TKI
Frekuensi Harapan (Ei)
Frekuensi Observasi (Oi)
Oi - Ei
(Oi - Ei)2
0.0196
0.5684
1
0.4316
0.1863
0.33
0.0752
2.1808
2
-0.1808
0.0327
0.01
0.1757
5.0953
4
-1.0953
1.1997
0.24
0.2617
7.5893
10
2.4107
5.8115
0.77
0.2493
7.2297
9
1.7703
3.1340
0.43
0.1454
4.2166
3
-1.2166
1.4801
0.35
(Oi - Ei)2/Ei
0.4767 0.4015 0.2258 0.0359 0.2852 0.4306 2.13
Catatan: x = 0,69 dan S = 0,260
178
Kriteria uji: Terima H0 jika c 2 hitung < c 2 tabel .
Pada taraf kepercayaan α = 0,05, Dari daftar distribusi c 2 , diperoleh harga (
)(
)
=
(
)(
,
)
=
( ,
)( )
= 7,81
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga = ∑
(
)
= 2,13 <
= 7,81
Kesimpulan: Karena c 2 hitung < c 2 tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti gain keterampilan mengelompokkan berdistribusi normal
b.
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Rumusan Hipotesis: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Langkah-langkah uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut. 1. Membuat daftar distribusi frekuensi. a. Rentang (R) = Data terbesar - Data terkecil R = 1,00 - (-0,25) = 1,25 b. Banyak kelas (k) = 1 + (3,3) log n k = 1 + (3,3) log 29 = 1 + 4,83 = 5,83 Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 5 atau 6 buah (diambil 6)
179
Re n tan g Banyak kelas
c. Panjang kelas (p) =
p =
1, 25 = 0, 21 5,83
Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas 0,21 atau 0,31 (diambil 0,21). d. Ujung bawah kelas interval pertama = -0,25 Tabel. Daftar Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengelompokkan Kelas Kontrol No
Interval n-Gain
1 2 3 4 5 6 jumlah
- 0.25 – (-0.04) -0.03 – 0.18 0.19 – 0.40 0.41 – 0.62 0.63 – 0.84 0.85 – 1.06
frekuensi (fi) 1 1 7 10 5 5 29
Xi
fi*Xi
Xi 2
fi* Xi2
-0.145 0.075 0.295 0.515 0.735 0.955 2.430
-0.145 0.075 2.065 5.150 3.675 4.775 15.595
0.021 0.006 0.087 0.265 0.540 0.912 1.831
0.021 0.006 0.609 2.652 2.701 4.560 10.549
1. Mencari rata-rata ( x ) 6
å x=
f i . xi
i =1
=
6
å
fi
15,595 = 0,54 29
i =1
2. Mencari simpangan baku (S) 2
æ6 ö ÷ n å f i . xi - ç f . x å i i ç ÷ i = 1 i = 1 è ø S2 = n (n - 1) 6
=
2
29 (10,549) - (15,595) 2 29 . 28
305,921 - 243,204 812 62,717 = 812 = 0,077 =
S = 0,077 = 0,278
180
Tabel. Uji normalitas keterampilan mengelompokkan kelas kontrol Interval n-Gain
Batas Kelas
z Untuk Batas Kelas
Batas Luas Daerah
- 0.25 – (-0.04)
-0.045
-2.10
0.4821
-0.03 – 0.18
0.19 – 0.40
0.41 – 0.62
0.63 – 0.84
0.85 – 1.06
0.035
0.185
0.405
0.625
0.845
1.075
-1.81
-1.27
-0.48
0.31
1.11
1.93
Catatan: x = 0,54 dan S = 0,278
Luas TKI
Frekuensi Harapan (Ei)
Frekuensi Observasi (Oi)
Oi - Ei
(Oi - Ei)2
0.0172
0.4988
1
0.5012
0.2512
0.50
0.0669
1.9401
1
-0.9401
0.8838
0.46
0.2136
6.1944
7
0.8056
0.6490
0.10
0.3061
8.8769
10
1.1231
1.2614
0.14
0.2448
7.0992
5
-2.0992
4.4066
0.62
0.1067
3.0943
5
1.9057
3.6317
1.17
(Oi - Ei)2/Ei
0.4649
0.3980
0.1844
0.1217
0.3665
0.4732
3.00
181
Kriteria uji: Terima H0 jika c 2 hitung < c 2 tabel . Pada taraf kepercayaan α = 0,05, Dari daftar distribusi c 2 , diperoleh harga (
)(
)
=
(
)(
,
)
=
( ,
)( )
= 7,81
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga = ∑
(
)
= 3,00 <
= 7,81
Kesimpulan: Karena c 2 hitung < c 2 tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti gain keterampilan megelompokkan kelas kontrol berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas Dua Varians
1. Varians ∑
=
− (∑ ) ( − 1)
Varians kelas eksperimen =
29(16,18) − 423,86 29(28)
= 0,056
Varians kelas kontrol =
29(10,54) − 229,52 29(28)
= 0,094
2. Uji Homogenitas F=
=
, ,
= 1,679
dan pada taraf 0.05 dan dk = (u1 , u2) didapat Ftabel sebesar 1,897
182
Oleh karena kriteria pengujian tolak Ho hanya jika F ³ F½a(u1 , u2), dan 1,679 ≤ 1,897 maka Ho diterima dan hasil pengujian dapat disimpulkan.
4. Uji Hipotesis
Oleh karena
1
=
2, maka
digunakan statistik t dalam Rumus (5)
̅ − ̅
=
1
+
1
dan (
=
− 1)
+ ( − 1) + − 2
Dengan kriteria pengujian: terima Ho jika t’ < t1 - a dan tolak Ho jika mempunyai harga-harga lain dimana harga t tabel pada tabel distribusi t dengan level signifikan 0,05 dan dk = n1+n2-2
Sehingga diperoleh harga-harga: =
(
) 0,056 (
)0,094
= 0,075
S g = 0,274 dan: ,
=
— ,
= 2,530
,
dan pada taraf 0.05 dan dk = 56 didapat t tabel sebesar 1,678
Oleh karena kriteria pengujian adalah: terima Ho jika t < t1 - a dan 2,53 > 1,678 maka Ho ditolak dan hasil pengujian dapat disimpulkan.
183
B. Keterampilan Mengkomunikasikan
1. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Contoh perhitungan penskoran Pada tes keterampilan mengelompokkan, siswa dengan No. Urut 1 kelas eksperimen mendapat point 12 pada pretes dan point 26 pada postes.
Perolehan skor pretes dan postes dapat dihitung dengan Rumus (1) sebagai berikut: 100
Skor siswa = Skor pretes =
100 = 10,00
Skor postes =
100 = 43,33
n-Gain siswa dapat dihitung dengan Rumus (2) sebagai berikut: n − Gain (g) =
(
)
(
=
)
( (
, –
,
)
,
)
= 0,29
2. Uji Normalitas a. Uji Normalitas kelas eksperimen Rumusan Hipotesis: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Langkah-langkah uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut.
184
1. Membuat daftar distribusi frekuensi. a. Rentang (R) = Data terbesar - Data terkecil R = 0,75 - 0,12 = 0,63 b. Banyak kelas (k) = 1 + (3,3) log n k = 1 + (3,3) log 29 = 1 + 4,83 = 5,83 Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 5 atau 6 buah (diambil 6). Re n tan g c. Panjang kelas (p) = Banyak kelas p=
0,63 = 0,11 5,83
Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas 0,11 atau 0,21 buah (diambil 0,11). d. Ujung bawah kelas interval pertama = 0,12
Tabel. Daftar distribusi frekuensi keterampilan mengkomunikasikan kelas eksperimen No
Interval n-Gain
frekuensi (fi)
Xi
fi*Xi
Xi2
f i * Xi 2
1
0.12 – 0.23
5
0.175
0.875
0.031
0.153
2
0.24 – 0.35
9
0.295
2.655
0.087
0.783
3
0.36 – 0.47
5
0.415
2.075
0.172
0.861
4
0.48 – 0.59
4
0.535
2.140
0.286
1.145
5
0.60 – 0.71
4
0.655
2.620
0.429
1.716
6
0.72 – 0.83
2
0.775
1.550
0.601
1.201
29
2.850
11.915
1.606
5.860
Jumlah
185
1.
Mencari rata-rata ( x ) 6
å x=
f i . xi
i =1
=
6
å
fi
11,915 = 0,411 29
i =1
3. Mencari simpangan baku (S) 2
æ6 ö n å f i . xi - ç f i . xi ÷ å ç ÷ i =1 èi = 1 ø S2 = n (n - 1) 6
2
29 (5,860) - (11,915) 2 29 . 28 169,94 - 141,967 = 812 27,973 = 812 = 0,034 =
S = 0,034 = 0,185
186
Tabel. Uji normalitas keterampilan mengkomunikasikan kelas eksperimen
Interval n-Gain 0.12 – 0.23 0.24 – 0.35 0.36 – 0.47 0.48 – 0.59 0.60 – 0.71 0.72 – 0.73
Batas Kelas 0.115 0.235 0.355 0.475 0.595 0.715 0.835
z Untuk Batas Kelas
Batas Luas Daerah
-1.59
0.4441
-0.95 -0.30 0.35 0.99 1.64 2.29
Luas TKI
Frekuensi Harapan (Ei)
Frekuensi Observasi (Oi)
0.1152
3.3408
5
1.6592
2.7529
0.82
0.2110
6.1190
9
2.8810
8.3002
1.36
0.2547
7.3863
5
-2.3863
5.6944
0.77
0.2021
5.8609
4
-1.8609
3.4629
0.59
0.1106
3.2074
4
0.7926
0.6282
0.19
0.0395
1.1455
2
0.8545
0.7302
0.64
Oi - Ei
(Oi - Ei)2
(Oi - Ei)2/Ei
0.3289 0.1179 0.1368 0.3389 0.4495 0.4890 4.37
Catatan: x = 0,41 dan S = 0,185
187
Kriteria uji: Terima H0 jika c 2 hitung < c 2 tabel .
Pada taraf kepercayaan α = 0,05, Dari daftar distribusi c 2 , diperoleh harga (
)(
)
=
(
)(
,
)
=
( ,
)( )
= 7,81
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga = ∑
(
)
= 4,37 <
= 7,81
Kesimpulan: Karena c 2 hitung < c 2 tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti gain keterampilan mengkomunikasikan berdistribusi normal
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol Rumusan Hipotesis: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Langkah-langkah uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut. Membuat daftar distribusi frekuensi. a. Rentang (R) = Data terbesar - Data terkecil R = 0,63 - 0,02 = 0,61 b. Banyak kelas (k) = 1 + (3,3) log n k = 1 + (3,3) log 29 = 1 + 4,83 = 5,83 Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 5 atau 6 buah (diambil 6).
188
Re n tan g Banyak kelas
c. Panjang kelas (p) =
0,61 = 0,10 5,83
p =
Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas 0,10 atau 0,20 (diambil 0,20). d. Ujung bawah kelas interval pertama = 0,02 Tabel. Daftar Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengkomunikasikan Kelas Kontrol No
Interval n-Gain
1 2 3 4 5 6 jumlah
0.02 – 0.12 0.13 – 0.23 0.24 – 0.34 0.35 – 0.45 0.46 – 0.56 0.57 – 0.67
frekuensi (fi) 3 4 7 10 3 2 29
Xi
fi*Xi
Xi2
f i * Xi 2
0.070 0.180 0.290 0.400 0.510 0.620 2.070
0.210 0.720 2.030 4.000 1.530 1.240 9.730
0.005 0.032 0.084 0.160 0.260 0.384 0.926
0.015 0.130 0.589 1.600 0.780 0.769 3.882
4. Mencari rata-rata ( x ) 6
å
f i . xi
i =1
x=
=
6
å
fi
9,730 = 0,335 29
i =1
5. Mencari simpangan baku (S) 2
æ6 ö ÷ n å f i . xi - ç çå f i . x i ÷ i =1 èi = 1 ø 2 S = n (n - 1) 6
=
2
29 (3,882) - (9,730) 2 29 . 28
112,578 - 94,673 812 17,905 = 812 = 0,022 =
S = 0,022 = 0,148
189
Tabel. Uji normalitas keterampilan mengkomunikasikan kelas kontrol Interval n-Gain 0.02 – 0.12
0.13 – 0.23
0.24 – 0.34
0.35 – 0.45
0.46 – 0.56
0.57 – 0.67
Batas Kelas 0.015
0.125
0.235
0.345
0.455
0.565
0.675
z Untuk Batas Kelas -2.16
-1.42
-0.68
0.06
0.80
1.55
2.29
Catatan: x = 0,34 dan S = 0,148
Batas Luas Daerah
Luas TKI
Frekuensi Harapan (Ei)
Frekuensi Observasi (Oi)
0.0624
1.8096
3
1.1904
1.4171
0.78
0.1704
4.9416
4
-0.9416
0.8866
0.18
0.2279
6.6091
7
0.3909
0.1528
0.02
0.3120
9.048
10
0.9520
0.9063
0.10
0.1513
4.3877
3
-1.3877
1.9257
0.44
0.0496
1.4384
2
0.5616
0.3154
0.22
Oi - Ei
(Oi - Ei)2
(Oi - Ei)2/Ei
0.4846
0.4222
0.2518
0.0239
0.2881
0.4394
0.4890
1,74
190
Kriteria uji: Terima H0 jika c 2 hitung < c 2 tabel . Pada taraf kepercayaan α = 0,05, Dari daftar distribusi c 2 , diperoleh harga (
)(
)
=
(
)(
,
)
=
( ,
)( )
= 7,81
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga = ∑
(
)
= 1,74 <
= 7,81
Kesimpulan: Karena c 2 hitung < c 2 tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti gain keterampilan mengkomunikasikan kelas kontrol berdistribusi normal.
191
3. Uji Homogenitas Dua Varians 1. Varians ∑
=
− (∑ ) ( − 1)
Varians kelas eksperimen =
29(5,80) − 141,22 29(29 − 1)
= 0,033 Varians kelas kontrol =
29(3,77) − 91,61 29(29 − 1)
= 0,022
2.
Uji Homogenitas
F=
=
,
= 1,500
,
dan pada taraf 0.05 dan dk = (u1 , u2) didapat F tabel sebesar 1,897 Oleh karena kriteria pengujian tolak Ho hanya jika F ³ F½a(u1 , u2), dan 1,500 < 1,897 maka Ho ditolak dan hasil pengujian dapat disimpulkan.
3. Uji Hipotesis Oleh karena
1
=
2, maka
digunakan statistik t dalam Rumus (4) =
dan
̅ − ̅ 1
+
1
192
=
(
− 1)
+ ( − 1) + − 2
Dengan kriteria pengujian: terima Ho jika t < t1 - a dan tolak Ho jika mempunyai harga-harga lain dimana harga t tabel pada tabel distribusi t dengan level signifikan 0,05 dan dk = n1+ n2-2 Sehingga diperoleh harga-harga: =
(
) 0,033 (
)0,022
= 0,027
Sg = 0,164 dan: ,
=
— ,
= 1,860
,
dan pada taraf 0.05 dan dk = 56 didapat t tabel sebesar 1,678 Oleh karena kriteria pengujian adalah: terima Ho jika t < t1 - a dan 1,860 > 1,678 maka Ho ditolak dan hasil pengujian dapat disimpulkan.