Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TKR 1 PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL DI SMK NEGERI 1 MADIUN Fery Kurniawan Ady Putra S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail:
[email protected]
Budihardjo AH S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail:
[email protected]
Abstrak Perbaikan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga komponen utama yakni siswa, kompetensi guru dan fasilitas pembelajaran. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran penelitian menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving). Siswa yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII TKR 1 SMK Negeri 1 Madiun. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), setiap siklus mempunyai tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru, angket respon siswa, dan lembar soal tes tiap siklusnya. Hasil analisis menunjukan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran mencapai 78%, sedangkan hasil pengamatan aktivitas guru mencapai 75,7%. Sedangkan hasil pengamatan pada respon siswa mencapai 78,7%. Dan hasil belajar selama proses pembelajaran pada putaran I mencapai 68,75%, sedangkan pada hasil belajar pada putaran II mencapai 87,5%. Kata kunci: problem solving, hasil belajar siswa
Abstract Improved quality of education can be done through three main components namely student, teacher competence and learning facilities. To optimize the learning process researchers tried to use problem solving model of learning. Students who made the object of this research are students of class XII TKR 1 vocational SMK Negeri 1 Madiun. The research is classroom action research (Classroom Action Research), each cycle has a phase of planning, action, observation and reflection. While the instrument used in this research include student and teacher activity sheets, questionnaire responses of students, and student learning outcomes for each cycle. The results showed that the ability of activity students is during of process learning to reach 78% is good. While the observation at activity of teachers to reach 75,7% is good. While the observation responses of students to reach 78,7% is good. And the learning result of during learning process at the round 1 to reach 68,75% goodless. While or learning result of during the round II to reach 87,5% very good. Keywords: problem solving, students learning result
1
JPTM, Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 1-8
PENDAHULUAN
Langkah-Langkah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan sumber
daya
Pembelajaran
Problem
Solving 1.
manusia, karena kemajuan suatu negara dapat
Klarifikasi
masalah
(Clarification
of
Problem)
dilihat dari tingkat sumber daya manusianya.
Klarifikasi masalah meliputi pemberian
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
penjelasan kepada setiap individu tentang
untuk meningkatkan sumber daya manusia
masalah yang akan diajukan, agar setiap
adalah dengan menyempurnakan kurikulum
individu
yang
penyelesaian
berkelanjutan.Hal
ini
bertujuan
agar
kurikulum dapat sesuai dengan tuntutan zaman, relevan, dan juga lebih kompetitif.
dan
2.
menyesuaikan
memahami
seperti
apa
tentang
yang
akan
diharapkan. Pengungkapan pendapat (Brainstorming)
Dengan ditemukannya siswa yang tidak bisa menerima
dapat
Pada
materi
tahap
ini
diharapkan
setiap
individu dibebaskan untuk mengungkapkan
pembelajaran yang diberikan, yaitu terdapat 18
pendapat
siswa yang tidak lulus pada mata pelajaran
bagaimana cara menyelesaikan masalah.
sistem
Sedangkan
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila
jumlah siswa kelas XII TKR 1 berjumlah 32
kita berhasil menemukan sumber-sumber
siswa. Dari data hasil belajar siswa mata
dan akar-akar dari masalah itu.
pengapian
pelajaran
sistem
konvensional.
pengapian
konvensional
3.
sebelumnya adalah: nilai tertinggi hanya 80,
tentang
berbagai
macam
Evaluasi dan Pemilihan (Evaluation and Selection)
sedangkan nilai terendahnya adalah 55 dengan
Sedangkan pada tahapan ini, setiap
rata-rata sebesar = 72,2 dan ketuntasan belajar =
individu dibagi dalam berbagai kelompok
67,63%. Hasil tersebut belum sesuai dengan
untuk
harapan ketuntasan belajar klasikal 85%.
atau cara-cara yang cocok untuk masalah
Model pembelajaran pemecahan masalah ini merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada
bersama
dalam
kecil
dan
menyelesaikan
berdiskusi masalah,
pendapat-pendapat
tersebut, 4.
Implementasi (Implememtation)
siswa, dimana siswa belajar dalam berbagai kelompok-kelompok
mendiskusikan
Pada tahapan ini setiap kelompok maupun individu harus mampu menentukan cara
mana
yang akan diambil untuk
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, yang
menyelesaikan masalah tersebut, kemudian
membimbing.
menerapkannya
sampai
menemukan
penyelesaian dari masalah tersebut. KAJIAN TEORI Pengertian Problem Solving Model pembelajaran problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang diikuti dengan penguatan ketrampilan itu sendiri. (Pepkin, 2004:1).
Karakteristik Pembelajaran Problem Solving Karakteristik model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut: 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah Mengorganisasikan sekitar
pertanyaan
dan
pengajaran masalah
di yang
keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin Proses Belajar Mengajar: 1. Pemahaman masalah yang diajukan 2. Pengembangan masalah 3. Menganalisa masalah 4. Ketrampilan berpikir 5. Penentuan konsep 6. Pemahaman materi 7. Pencapaian kompetensi
Meskipun problem solving berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa dapat
Model Pembelajaran Problem Solving
Problem Solving 1. Klarifikasi Masalah (Clarification of Problem ) 2. Pengungkapan Pendapat
meninjau masalah itu dari berbagai mata
(Brainstorming) 3. Evaluasi dan Pemilihan (Evaluation
pelajaran.
and Selecion)
Hasil observasi: 1. Keaktifan siswa masih kurang
3) Penyelidikan autentik
4. Implementasi (Implementation)
2. Siswa masih sulit memahami materi
Problem solving mengharuskan siswa
3. Siswa kurang tertarik dengan cara menyampaikan materi (metode tidak
melakukan penyelidikan autentik untuk
bervariasi)
mencari penyelesaian secara nyata. Mereka
5. Sebagian siswa masih kurang termotivasi
harus menganalisis dan mendefinisikan
untuk belajar 6. Hasil belajar yang masih rendah
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat
ramalan,
mengumpulkan
inferensi
dan
Respon belajar siswa menggunakan angket
7. Siswa sering berbicara sendiri antar teman
dan
melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
Hasil belajar siswa menggunakan soal test
4. Partisipasi siswa masih rendah
Gambar 1. Kerangka Berpikir Problem Solving
merumuskan
kesimpulan.
METODE PENELITIAN
4) Menghasilkan penyelesaian masalah
Rancangan Penelitian
Disini problem solving menuntut siswa untuk menghasilkan bagaimana cara atau strategi mana yang baik untuk digunakan dalam
penyelesaian
masalah
yang
dipelajarinya. 5) Kolaborasi Dengan
menentukan
penyelesaian
masalah siswa diharapkan mampu bekerja sama
satu
dengan
yang
lain,secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 1.
Manfaat Pembelajaran Problem Solving
Perencanaan merupakan serangkaian
Problem solving tidak dirancang untuk membantu
guru
memberikan
tindakan
informasi
membantu
siswa
terencana
untuk
menciptakan
tingkat kemajuan tertentu dalam proses
sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan untuk
Perencanaan
belajar mengajar. Dalam PTK rencana harus
mengembangkan
bersifat terperinci namun tidak mengabaikan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
faktor-faktor
keterampilan intelektual; belajar berbagai peran
rencana
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
yang
tindakan
mungkin
membuat
dapat
sepenuhnya
ini
dibutuhkan
terlaksana.
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi 2.
pembelajaran yang mandiri.
Tindakan Dalam kemampuan
3
tahap untuk
berimprovisasi
JPTM, Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 1-8
mengingat kondisi kelas mungkin tidak
2.
sejalan dengan rencana penelitian. Kontrol
untuk mengetahui aktivitas guru dalam
terhadap tindakan menjadi salah satu faktor
menyampaikan
penting agar rencana yang telah dibuat dapat 3.
Observasi Tahap
observasi
berisi
terciptanya
yang
dapat
kesimpulan
sistem
digunakan metode sebagai berikut.
Dalam
tahap
refleksi
peneliti
1.
melakukan pengkajian ulang tindakan yang didokumentasikan
dari
mengetahui
ini
digunakan
situasi
kelas
untuk
pada
saat
penerapan model pembelajaran problem
untuk mencari alur pemikiran yang logis
solving berlangsung, mengetahui apakah
dalam kerangka kerja proses, masalah, dan
guru dalam menyampaikan materi sesuai
hambatan yang muncul dalam perencanaan
dengan langkah-langkah pembelajaran yang
tindakan.
benar serta bagaimana keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar dan
Sasaran Penelitian
kreatifitas
Sasaran penelitian ini adalah siswa SMK
Mekanik Otomotif tahun ajaran 2012/2013.
2.
pembelajaran
dalam
memecahkan
Metode Angket Angket adalah alat untuk mengambil
subyek dari penelitian ini adalah model
siswa
masalah dengan kelompoknya.
Negeri 1 Madiun kelas XII TKR 1 Jurusan
penerapan
Metode Observasi Metode
tahap
observasi. Langkah reflektif ini ditujukan
Sedangkan
pembelajaran
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini
Refleksi
telah
model
dengan
Teknik Pengumpulan Data
fleksibilitas tetap dibutuhkan. 4.
konvensional
pemecahan masalah (problem solving).
terhadap
subyek penelitian sehingga pada tahap ini
pengapian
menggunakan
mendorong
baru
Lembar Respon Siswa
pembelajaran mata pelajaran menggunakan
kelas. Dalam tahap ini memunculkan faktabaru
proses
mengetahui respon siswa terhadap proses
yang
terjadi selam proses belajar mengajar di
fakta
selama
Lembar respon siswa digunakan untuk
kegiatan
dokumentasi/rekaman realitas/fakta
materi
pembelajaran yang benar.
dilaksanakan secara maksimal di kelas. 3.
Lembar Pengamatan Guru Lembar pengamatan guru digunakan
data dengan jumlah responden yang besar.
pemecahan
Bentuk angket yang digunakan adalah
masalah (problem solving).
angket multiple choice (pilihan ganda) dan Instrumen Penelitian
essay (Isian) dengan jenis angket terbuka.
1.
Metode
Lembar Pengamatan Siswa
angket
ini
digunakan
untuk
Lembar pengamatan siswa digunakan
mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
untuk mengetahui aktivitas siswa di dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
kelas
dengan menggunakan model pembelajaran
selama
pemecahan
proses
masalah
pembelajaran
berlangsung
bagaimana siswa kreatif dalam memecahkan masalah pada tiap kelompoknya.
pemecahan masalah (problem solving).
dan 3.
Metode Tes Metode tes digunakan untuk menilai aspek
kognitif yang berupa skor tes sebagai hasil
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
belajar siswa. Yang dilakukan guru setelah
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
proses pembelajaran dengan model pembelajaran pemecahan
masalah
(problem
No
solving)
Aspek Yang Diamati
Penilaian
berlangsung.
Memberikan
1.
penjelasan
tentang masalah yang diajukan
siswa untuk mengungkapkan
1. Lembar Pengamatan Aktivitas Jumlah yang diperoleh
Baik Cukup
3,5
Baik
strategi Memberikan
3. individu =
Cukup
3,5
Memberikan kesempatan pada
2.
Teknik Analisa Data
Ketuntasan belajar
x
100%
Jumlah maksimum
siswa
untuk
menentukan strategi yang akan
(1)
Menerangkan
4.
strategi
pembelajaran Membagi
5.
Presentase jawaban siswa = Jumlah siswa yang memilih x 100% Jumlah seluruh siswa
dalam
berbagai
kelompok
(2)
Membimbing
6.
3. Hasil Belajar
kelompok
tersebut Mengevaluasi
7.
Ketuntasan belajar klasikal = Jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah siswa seluruhnya
4,5
Baik
digunakan
2. Respon Siswa
hasil
dari
kelompok
(3)
Cukup
3,5
Baik
4
Baik Cukup
3
Baik Cukup
3,5
Baik
Tabel 3. Hasil Belajar Putaran I
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
No
Hasil Penelitian
1. Putaran I Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Karakteristik
Keterangan
1.
Jumlah siswa
32
2.
Jumlah siswa yang tuntas
22
3.
Jumlah siswa yang tidak tuntas
10
% Ketuntasan Klasikal No
Aspek Yang Diamati
Penilaian
Bersemangat
dalam
mengikuti
pelajaran 2.
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari pengajar
3.
Memperhatikan
waktu
pengajar
memberikan tujuan pembelajaran 4. 5.
Aktif menanggapi setiap pertanyaan Mampu berkomunikasi baik dengan pengajar
6.
Mengerjakan tes yang diberikan oleh pengajar
7.
Aktif bekerjasama secara kelompok
8.
Mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok
9.
Mengemukakan pendapat atau ide
10.
Mengutarakan
kesulitan
proses pembelajaran
selama
3,5
4,5
3
68,75%
Kategori
2. Putaran II
Rata-rata 1.
Cukup
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Baik Baik
No
Aspek Yang Diamati
Penilaian
3,5
3
3,5
3,5 4 3,5
Kategori
Rata-rata
Cukup 1.
Baik
Bersemangat
dalam
mengikuti
pelajaran 4
Kategori
Rata-rata
Baik
2.
Cukup
Mendengarkan dan memperharikan penjelasan dari pengajar
Baik
3.
Cukup
Memperhatikan
waktu
pengajar
memberikan tujuan pembelajaran
Baik
4.
Cukup
Aktif
menanggapi
setiap
pertanyaan
Baik
5.
Cukup
Mampu
berkomunikasi
baik
dengan pengajar
Baik
6.
Mengerjakan tes yang diberikan oleh pengajar
Baik 7.
Cukup
Aktif
bekerjasama
secara
kelompok
Baik 8.
Mempresentasikan
hasil
dari
diskusi kelompok 9.
Mengemukakan pendapat atau ide
10.
Mengutarakan
kesulitan
proses pembelajaran
5
selama
3,5
3,5
Cukup Baik Cukup Baik
4
Baik
4,5
Baik
4
Baik
4
Baik
4
Baik
4,5
Baik
4
Baik
4
Baik
JPTM, Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 1-8
pembelajaran problem solving, tidak
Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
menumbuhkan semangat belajar siswa No
Aspek Yang Diamati
Penilaian
Aktivitas
Kategori Belajar
Rata-rata Memberikan
1.
penjelasan
tentang
masalah yang diajukan Memberikan kesempatan pada siswa
2.
untuk mengungkapkan strategi Memberikan siswa untuk menentukan
3.
strategi yang akan digunakan Menerangkan strategi pembelajaran
4.
Membagi dalam berbagai kelompok
5.
7 4
Baik
4
Baik
8
4
Baik
9
Membimbing kelompok tersebut
7.
Mengevaluasi hasil dari kelompok
pembelajaran problem solving, siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa memperhatikan materi yang diterangkan guru Ketika menghadapi kesulitan, siswa
Baik
10
Diskusi
Baik
4
Baik
Karakteristik
79,4%
Baik
78,6%
Baik
sejawat
dilakukan secara bersama - sama. Disiplin tidak
ketika
menghadapi
belajar
kesulitan
dengan
model
pembelajaran problem solving belajar
Keterangan
1.
Jumlah siswa
32
2.
Jumlah siswa yang tuntas
3.
Jumlah siswa yang tidak tuntas % Ketuntasan Klasikal
teman
Ketika mengerjakan tugas kelompok
12
Tabel 6. Hasil Belajar Putaran II
bersama
tugas.
Baik
4,5
Baik
dilakukan siswa dalam mengerjakan
Cukup
3,5
80,2%
bertanya kepada pengajar
Cukup
3,5
Agar
No
sistem
pengapian konvensional dengan model
11
6.
menggunakan
dirumah dilakukan secara kelompok. 13
Meskipun
tidak
28
belajar
menggunakan
4
pengapian
87,5%
didampingi
guru, sistem
konvensional
tetap
dilakukan secara bersungguh-sungguh Tangung jawab 14
Melalui rasa
Tabel 7. Hasil lembar Angket Respon Siswa Penilaian No
Indikator
Prosentase
1.
saya
menggunakan problem
15
Tugas dan tes yang telah selesai
kualitas
membantu penguasaan
siswa. 2.
diperiksa
dengan
pembelajaran
solving,
meningkatkan
Pembahasan 80,25%
Baik
1.
Pengamatan Aktivitas Siswa
Bagi saya meskipun belajar dengan
Berdasarkan hasil pengamatan tentang
model pembelajaran problem solving,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran
belajar
menggunakan
sistem
problem solving selama putaran I dan
pengapian konvensional masih sulit. Minat Belajar 3.
menggunakan
putaran II dilihatkan pada tabel berikut. sistem
Tabel 8. Pengamatan Aktivitas Siswa
pengapian konvensional dengan model pembelajaran
problem
solving,
berpengaruh pada saya 4.
No 73,25%
Baik
Putaran II
Rata- rata
Kriteria
1
3,5
3,5
3,5
Baik
pengapian konvensional dengan model
2
4,5
3,5
4
Baik
pembelajaran problem solving, tidak
3
3
4
3,5
Baik
ada pengaruhnya
4
4
4,5
4,75
Baik
5
3,5
4
3,75
Baik
sistem
6
3
4
3,5
Baik
pengapian konvensional dengan model
7
3,5
4
3,75
Baik
8
3,5
4,5
4,5
Baik
mendorong rasa ingin tahu siswa.
9
4
4
4
Baik
Belajar
10
3,5
4
3,75
Baik
36
40
39
Belajar
menggunakan
pembelajaran
6
Skor pengamatan Putaran I
Dengan belajar menggunakan sistem
Motivasi
5
siswa
dikerjakan diserahkan ke guru untuk
belajar
model
diri,
penuh tanggung jawab.
Kriteria
Tanggapan Menurut
percaya
mengerjakan tugas dan tes dengan
problem
menggunakan
solving,
sistem
pengapian konvensional dengan model
78,6%
Baik
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
Dari tabel diatas bahwa aktivitas siswa
2.
Untuk menghitung jumlah keseluruhan
selama proses pembelajaran yaitu; 39/50 x
dari
hasil
100 % = 78 % tergolong kriteria baik.
pembelajaran
Pengamatan Aktivitas Guru
jumlah
respon problem
rata–rata
siswa solving
jawaban
adalah
responden
Berdasarkan hasil pengamatan tentang
sebanyak 2127, kemudian dibagi dari hasil
aktivitas guru selama proses pembelajaran
jumlah tertinggi dikali jumlah soal 180 x 15
problem
= 2700, dari uraian tersebut dapat dituliskan
solving
selama
putaran
I
danputaran II dilihatkan pada tabel berikut.
dengan 2127/2700 x 100% = 78,7 % siswa yang
Tabel 9. Pengamatan Aktivitas Guru Skor pengamatan No
Rata-
menilai
baik
tentang
proses
pembelajaran yang digunakan guru. Kriteria
4.
Hasil Belajar Siswa
Putaran I
Putaran II
rata
1
3,5
4
3,75
Baik
2
3,5
4
3,75
Baik
3
4,5
4
4,25
Baik
Negeri 1 Madiun, diperoleh hasil belajar
4
3,5
3,5
3,5
Baik
siswa dengan model pembelajaran problem
5
4
3,5
3,75
Baik
6
3
4,5
3,75
Baik
3,5
4
3,75
Baik
25,5
27,5
26,5
7
Setelah melakukan penelitian di SMK
solving yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 10. Hasil Belajar Siswa PUTARAN
KARAKTERISIK
I
II
Jumlah siswa
32
32
Dari tabel diatas bahwa aktivitas guru selama proses pembelajaran yaitu; 26,5/35 x
3.
terhadap
Jumlah siswa yang tuntas
22
28
100 % = 75,7 % tergolong kriteria baik.
Jumlah siswa yang tidak tuntas
10
4
Pengamatan Respon Siswa
Ketuntasan klasikal (%)
68,75%
87,5%
Hasil angket penilaian respon siswa terhadap pembelajaran problem solving
Dari data hasil belajar siswa pada tabel
yang digunakan guru untuk mengambil data
diatas menunjukan bahwa pada putaran I,
menggunakan angket respon siswa.
dari 32 siswa terdapat 22 siswa yang
a. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran
mencapai ketuntasan minimal dan 10 siswa tidak
problem solving sebesar 80,25% (baik). b. Minat
siswa
terhadap
mencapai
ketuntasan
minimal
sehingga ketuntasan belajar klasikal yang
pembelajaran
dicapai sebesar 68,75%. Ketuntasan belajar
problem solving sebesar 73,25% (baik). c. Motivasi siswa terhadap pembelajaran
klasikal pada pertemuan pertama belum
problem solving sebesar 78,6% (baik).
tercapai karena nilai prosentasenya masih
d. Aktivitas
siswa
pembelajaran
selama
dibawah kriteria ketuntasan klasikal yaitu
proses
sebesar >80 %.
problem solving sebesar
Dari data hasil belajar siswa pada pada
80,2 % (baik). e. Disiplin
siswa
pembelajaran
selama
tabel
proses
menunjukan
bahwa
pada
putaran II dari 32 siswa terdapat 28 siswa
problem solving sebesar
yang mencapai ketuntasan minimal dan 4
79,4% (baik).
siswa tidak mencapai ketuntasan minimal
f. Tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran
diatas
sehingga ketuntasan belajar klasikal yang
problem solving sebesar
dicapai sebesar 87,5%. Ketuntasan belajar
78,6% (baik).
7
JPTM, Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 1-8
klasikal
pada
pertemuan
kedua
sudah
tercapai karena kriteria ketuntasan klasikal yaitu sebesar >80 %.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
Suharsimi.
2001.
Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009 Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Tindakan
1.
Aksara
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model problem
for
putarannya, yaitu mencapai 78%, hal ini
Assessing.
tergolong baik. Sedangkan hasil pengamatan
wisely longman.
hingga putaran II, yaitu mencapai 75,7%, hal ini tergolong baik. Respon
siswa
terhadap
pembelajaran
mengalami
kenaikan
dalam
menyampaikan mata pelajaran pengapian konvensional dengan menggunakan model problem solving. Hasil pada putaran I mencapai 68,75%, sedangkan pada putaran II mengalami kenaikan yaitu mencapai 87,5%. Saran Dengan pemakaian model pembelajaran ini mengetahui
kemampuan
belajar siswa dengan memberikan suatu masalah.
Serta
guru
diharapkan
guru
mampu berkomunikasi secara baik dengan siswa secara satu arah agar siswa mampu menerima materi yang telah diberikan dengan baik. 2.
Siswa
diharapkan
Addison
Math. Riduwan. 2008. Rumus Dan data Dalam
Alfabeta
mampu
York:
and
Surabaya: UNESA University Press
Hasil belajar yang diperoleh menunjukkan
guru
New
Teaching,
Grummy, W. 2003. Kelistrikan Otomotif Seri A.
Analisis
bahwa hasil pengamatan terhadap aktivitas
1.
Learning,
78,7 % tergolong baik.
guru
Bumi
Pepkin, K.L. 2004. Creative Problem Solving In
dengan metode problem solving mencapai
3.
Jakarta:
Bloom, Benjamin Samuel. 2001. A Taxonomy
solving dari putaran I hingga putaran II
terhadap aktivitas guru selama putaran I
2.
Kelas.
untuk
mengutarakan
masalah yang dihadapinya selama proses pembelajaran berlangsung. Serta mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan model pembelajaran tersebut.
Statitiska.
Bandung
:
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.