EFEKTIVITAS METODE DISKURSUS MULTY REPRECENTACY (DMR) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA R.A. KARTINI TEBING TINGGI TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011.
Lini Afriani Sinaga Universitas Negeri Medan
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode diskursus multy reprecentacy (DMR) terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi siswa SMA Swasta R.A. Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2010/2011. Instrument atau alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes essay menulis paragraf argumentasi. Dari hasil analisis data diketahui bahwa ada perbedaan antara metode diskursus multy eprecentacy dengan metode konvensional Ceramah pada siswa SMA Swasta R.A. Kartini Tebing Tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan metode diskursus multy reprecentacy lebih efektif dibanding metode ceramah. Kata Kunci : diskursus multy reprecentacy, Menulis, Paragraf
Pendahuluan Pembelajaran keterampilan menulis sudah mulai dipelajari di bangku sekolah dasar. Mengenalkan menulis sejak awal akan membuat siswa lebih mencintai menulis dan juga membantu meningkatkan kemampuan menulis di tingkat lebih lanjut (SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi). Dalam menulis siswa dituntut untuk membuat karangan yang berkualitas, tidak hanya asal membuat sehingga gagasan yang dikemukakan tidak dapat ditangkap oleh pembaca. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa rata- rata masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis disebabkan karena
guru kurang memberi kesempatan siswa dalam kegiatan mengarang. Kurangnya porsi pembelajaran untuk menulis atau mengarang membuat siswa jarang untuk berlatih dan tugas untuk mengarang juga jarang diberikan. Kalaupun ada tugas menulis, biasanya hanya menyalin ulang catatan di papan tulis. Akibatnya kemampuan menulis siswa tidak dapat berkembang, kreativitas siswa dalam menuangkan gagasannya kurang maksimal, dan siswa kurang menguasi keterampilan menulis yang berhubungan dengan teknik, isi maupun bahasa. Dari masalah di atas terlihat bahwa metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru masih kurang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut guru harus dapat memilih metode yang tepat agar siswa dapat lebih terampil dalam menulis paragraf argumentasi. Tujuan mengajar adalah membelajarkan siswa. Membelajarkan siswa berarti meningkatkan kemampuan siswa untuk memproses, menemukan dan menggunakan informasi bagi pengembangan dirinya. Dalam metode diskursus multy reprecentacy (DMR), siswa berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin dari sumber-sumber belajar yang telah ditetapkan misalnya artikel dari surat kabar, internet, poster, mencatat siaran berita sebagai bahan pembelajaran. Informasi juga dapat digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (kepala sekolah, guru, maupun siswa), praktek atau eksperimen pembelajaran, pemberian tugas, dan dokumentasi. Selanjutnya siswa akan mengemukakan pendapat mereka berdasarkan data dan fakta yang mereka peroleh dari sumber belajar yang digunakan. Hal ini sangat sesuai dengan materi argumentasi yakni tulisan yang tujuannya meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis dengan memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau meyakinkan seperti, angka-angka, peta, grafik serta gambar yang dapat mendukung sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat dan gagasan tersebut.
Metode Metode pembelajaran diskursus multy reprecentacy (DMR) merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya adalah untuk meningkatkan
kerja
sama
antar
siswa,
membentuk
hubungan
positif,
mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam metode kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi saja tetapi, siswa juga mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas kelompok selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk saling bekerja sama dan bertukar pendapat serta pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah. Menurut Suyatno (2009:69) ”Metode diskursus multy reprecentacy (DMR) adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok.” Metode diskursus multy reprecentacy (DMR) adalah metode yang menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok dan individual. Metode ini berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi seperti buku-buku, artikel dari surat kabar, berita, poster, hasil wawancara terhadap informan (seperti guru, kepala sekolah, teman, para ahli), bahan internet dan sebagainya dengan setting kelas dan kerja kelompok. Langkah-langkahnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengembangan, penerapan dan penutup. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih
banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pembelajaran apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional seperti di pedesaan yang kekurangan fasilitas. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan materi. Djamarah (2006:97) mengatakan, ”Cara mengajar dengan ceramah merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.” Sagala (2009:201) mengatakan, ”Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan dari guru kepada peserta didik.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan dari guru kepada siswa. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2005:207) yang menyatakan bahwa ”Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik.” Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan perlakuan pada dua kelompok siswa, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperiment menerapkan metode diskursus multy reprecentacy (DMR) dan kelompok kontrol menerapkan metode ceramah terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi.
Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Setiap individu memiliki kemampuan yang bervariasi. Kamisa (1997:357) menyatakan ”Kemampuan adalah kesanggupan atau kekuatan, kekayaan serta keterampilan yang menghendaki kecerdasan serta perhatian yang lebih tinggi.”
Menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari melainkan menulis adalah suatu usaha untuk menyampaikan suatu gagasan atau konsep-konsep tertentu kepada orang lain melalui tulisan dan merupakan suatu pesan tertentu yang akan disampaikan kepada pembaca. Semi (1990:8) mengatakan, ”Menulis atau mengarang pada hakekatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam bentuk lambnag bahasa”. Selanjutnya Akhdiah dkk (1991:1) mengatakan, ”Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Argumentasi juga merupakan karangan yang mengemukakan sesuatu dengan memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan dan keyakinan tersebut. Untuk memperkuat ide atau
pendapatnya
penulis
karangan
argumentasi
menyertakan
data-data
pendukung. Tujuannya agar pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Untuk menulis suatu karangan argumentasi sumber bahan-bahan penting mengenai topik dan tujuan penulisan harus sesuai dengan fakta dan pendapat orang-orang terpercaya yang dapat memperkuat pendapat penulis. Fakta dapat diperoleh melalui pengamatan dan penelitian yang langsung dilakukan oleh penulis, sedangkan pendapat dapat bersumber dari berbagai hal misalnya informan serta bahan-bahan bacaan. Namun perlu kita ketahui sebelum kita mengutip pendapat terlebih dahulu kita melakukan penilaian kritis untuk memperkuat pembuktian. Dalam penulisan karangan argumentasi agar lebih meyakinkan pembaca, penulis juga dapat menggunakan contoh-contoh, bukti-bukti, angka-angka, peta, grafik serta gambar yang dapat mendukung pembuktian penulisannya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa paragraf
argumentasi adalah paragraf yang isinya berupa tulisan yang tujuannya untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain yang disajikan secara logis, kritis
dan sistematis yang berasal dari fakta serta pendapat dari hasil pengamatan penulis. Ahmadi (1990:92) mengatakan bahwa cici-ciri paragraf argumentasi adalah sebagai berikut: (a) membantah atau menentang suatu usulan/pernyataan tanpa harus berusaha meyakinkan atau mempengaruhi pembaca untuk memihak dengan tujuan untuk menyampaikan satu pandangan , (b) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya, (c) mengusahakan pemecahan masalah, (d) mendiskusikan suatu persoalan . Semi
(1990:11) mengatakan ada beberapa
langkah
yang harus
diperhatikan dalam penulisan karangan argumentasi. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut: (a) Pemilihan Topik dan Penetapan Topik, (b) Penetapan tujuan, (c) Pengumpulan informasi, (d) Pengembangan fakta. Metode pembelajaran diskursus multy reprecentacy (DMR) adalah metode kooperatif yang artinya berdiskusi dengan banyak referensi. Referensi yang dimaksud dapat berupa artikel dari surat kabar, bahan dari internet, berita, poster, atau hasil wawancara terhadap informan (seperti guru, kepala sekolah, teman, para ahli). Metode ini mengharuskan siswa membaca informasi dari referensi yang telah disediakan sebelumnya kemudian membuat catatan kecil secara individu kemudian bertukar pengetahuan dengan teman dalam kelompok setelah itu menuangkannya dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, metode ini sangat cocok dalam menulis paragraf argumentasi karena argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.dengan memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau meyakinkan seperti, angkaangka, peta, grafik serta gambar yang dapat mendukung sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan dan keyakinan tersebut. Fakta diperoleh melalui pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis, sedangkan pendapat dapat bersumber dari berbagai bacaan seperti artikel, berita, bahan internet, poster dan wawancara terhadap informan.
Hasil dan Pembahasan Penelitian ini berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen (X) dengan metode diskursus multy reprecentacy dalam menulis paragraf argumentasi dan kelompok kontrol (Y) menggunakan metode ceramah. Setelah data ini terkumpul, selanjutnya adalah menyajikan data hasil penelitian. Setelah data hasil penelitian diperoleh, hasil menulis paragraf argumentasi dengan metode diskursus multy reprecentacy nilai terendah 60 dan nilai tertingi 90, sedangkan rata-rata nilainya adalah 75,75. Dengan demikian hasil menulis paragraf argumentasi dengan metode diskursus multy reprecentacy berada pada kategori baik. Setelah mengetahui nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen di atas, selanjutnya akan dibuat tabel distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan guna mengetahui, Standar Deviasi (SD), Standar Error (SE) dari data yang berdistribusi tunggal. Data ini diperoleh dari postes yang diberikan kepada siswa. Hal ini disebabkan data yang paling tepat untuk melihat keefektifan penggunaan metode diskursus multy reprecentacy (DMR) adalah hasil belajar yang telah dikenai perlakuan tersebut. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian dapat dikemukakan hal-hal berikut: (1) nilai rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan metode diskursus multy reprecentacy(DMR) adalah 75,75 standar deviasi 8,62 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60; (2) nilai rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan metode konvensional ceramah adalah 68,75 standar deviasi 8,91 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 55; (3) Metode diskursus multy reprecentacy lebih efektif dibandingkan metode ceramah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis paragraf argumentasi. Metode pembelajaran diskursus multy reprecentacy (DMR) adalah metode kooperatif yang artinya berdiskusi dengan banyak referensi. Referensi yang
dimaksud dapat berupa artikel dari surat kabar, bahan dari internet, berita, poster, atau hasil wawancara terhadap informan (seperti guru, kepala sekolah, teman). Metode ini mengharuskan siswa membaca informasi dari referensi yang telah disediakan sebelumnya kemudian membuat catatan kecil secara individu kemudian bertukar pengetahuan dengan teman dalam kelompok setelah itu menuangkannya dalam bentuk tulisan. Metode ini dianggap sesuai karena dalam pelaksanaanya,
metode
merupakan diskusi menggunakan banyak referensi sehingga pembelajaran menjadi menarik. Selain itu metode ini juga mengarahkan siswa agar mengemukakan pendapat bukan berdasarkan pengetahuan mereka semata melainkan berdasarkan data dan fakta yang ada. Hal ini sangat sesuai dengan materi argumentasi yakni tulisan yang tujuannya meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis dengan memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat dan gagasan tersebut. Sementara itu metode ceramah adalah cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan, informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Metode ceramah sifatnya satu arah, kurang melibatkan siswa sehingga membuat siswa menjadi pasif dan akhirnya membosankan proses pembelajaran. Hasil penelitian membuktikan metode diskursus multy reprecentacy lebih efektif daripada metode ceramah yakni t tabel pada taraf 5% = 1,667 dan pada taraf 1% dengan =2,381. Karena t o yang diperoleh
lebih besar dari t tabel yaitu
1,667<4,191>2,381 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Selain itu, ditemukan bahwa hampir semua siswa kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan kemampuan dalam menulis paragraf argumentasi. Peningkatan nilai tersebut berkisar antara 5-25. Hal ini berbeda dengan siswa di kelompok kontrol yang memiliki peningkatan nilai antara 5-15.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan metode diskursus multy reprecentacy (DMR) lebih efektif dibanding metode ceramah pada siswa kelas X SMA Swasta R.A. Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2010/2011.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Swasta R.A.Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan metode diskursus multy reprecentacy yaitu : (1) Kemampuan menulis paragraf
argumentasi siswa kelas X SMA
Swasta R.A.Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan metode ceramah nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 55, nilai rata-rata 68,75 dan standart deviasi 8,91 (2) Metode diskursus multy reprecentacy lebih efektif dibandingkan metode ceramah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Metode diskursus multy reprecentacy (DMR) digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) Pendidik sudah seyogyanya memperhatikan dan memilih strategi yang tepat dalam proses pembelajaran. Kurang tepatnya strategi yang digunakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu adanya referensi mengenai sekumpulan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajarkan materi pelajaran, (3) Perlunya guru bidang studi bahasa Indonesia yang mengajar di lokasi penelitian meningkatkan perhatiannya terhadap kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi termasuk penggunaan metode pembelajarannya, (4) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang lain sebagai langkah konkrit peningkatan mutu pendidikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Ajuz,
Ady (2009), Model Pembelajaran Kooperatif, http://adyajuz.blogspot.com/2009/03/modelpembelajaran-cooprative.html)
Akhadiah, Sabarti.dkk. 1991. Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Alwi, Hasan. Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2005. Pengantar Dasar-dasar Evaluasi Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara\ Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Fakultas Ilmu Pendidikan. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan: Unimed Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia __________. 1994. Komposisi. Flores: Nusa Indah Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Ningsih, Sri dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: C.V Andi Offset Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo Roestiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sakri, Adjat. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Sanjaya, Wina. 2007. Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group Sanjaya (2009), SKRIPSI : upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas IV SDN Sumber 3 dengan media gambar berseri. http://idjurnal.blogspot.com/2009/09/skripsi-upaya-meningkatkankemampuan.html Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Smada
Ngawi (2009), Pengertian http://www.alumni.smadangawi.net.
Metode
dan
Pendekatan,
Soedarmayanti. 1995. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya. Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka Tarigan, H.G. 1996. Keterampilan Menulis dan Berbahasa. Bandung: Angkasa Jaya Website,(2008),ParagrafArgumentasi,http://websiteasyik.blogspot.com//2008//11/ /paragraf argumentasi.html Wikipedia (209), Karangan, http://id.wikipedi.org/wiki/karangan) Zuhairi
(2009), Pengertian Desain Pembelajaran, http://zuhairistain.blogspot.com/2009/04/(pengertiandesainpembelajaran).