PENENTUAN LOKASI HALTE BUS SEKOLAH DI KOTA BENGKULU MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTY CRITERIA DECISSION MAKING (FMCDM) Dorestian Demi1, Ernawati2, Desi Andreswari3 1,2,3
Program Studi Teknik Infomatika, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu. Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A INDONESIA (telp: 0736-341022; fax: 0736-341022) 1
[email protected], 2
[email protected], 3
[email protected]
Abstrak: Penentuan jumlah dan lokasi halte memiliki peran yang penting dalam penggunaan moda Bus. Semakin banyaknya jumlah halte yang dibangun, berarti semakin meningkatnya tingkat aksesibilitas pelayanan Bus. Tetapi, di sisi lain pembangunan halte yang terlalu banyak dapat menyebabkan biaya pembangunan dan perawatan yang semakin besar. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem yang dapat menangani permasalahaan tersebut. Salah satunya adalah menggunakan konsep pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan membangun sebuah Spatial Decission Support System (SDSS) menggunakan metode Fuzzy MCDM untuk optimalisasi penentuan lokasi halte bus sekolah dan divisualisasikan dalam bentuk peta altenatif lokasi optimal menggunakan fungsi SIG sebagai sistem pendukung keputusan yang mampu memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada pihak terkait. SDSS ini dibangun dengan menggunakan Delphi 7 dan Script Avenue ArcView 3.3 serta database Oracle XE. Dari hasil uji kelayakan yang dilakukan, SDSS ini dapat menjadi salah satu solusi peyelesaian permasalahan penentuan lokasi halte yang optimal. Kata kunci:Spatial Decision Support Systems (SDSS), halte, Fuzzy MCDM. Abstract: The determination of bus amount and bus stop location has an important role in using bus model. The more amount of bus stop to built, the more access for Bus service. On the other hand, too much bus stop development can cause the increasing of development and maintanance cost. Therefore, it need a spesific system which can handle those problems to be more efficient. One of them is decission support system concept. The goal of this research is to build a Spatial Decision Support System (SDSS) using Fuzzy MCDM method for optimasization the determination of school bus stop location and visualized in alternatif optimal location map using GIS function as decision support systems which giving complete and actual information for relevant parties. This SDSS was built using Delphi 7 and Script Avenue ArcView 3.3 along with Oracle XE for database. From feasibility study, SDSS can be one of optimum and suitable solution in solving the determination of bus stop location. Keyword: Spatial Decision Support Systems (SDSS), bus stop, fuzzy FCDM.
menggunakan
sarana
dan
prasarana
transportasi.
Bertambahnya manusia serta meningkatnya aktivitas yang dilakukan menyebabkan kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi semakin meningkat. Di Kota Bengkulu, salah satu bentuk aktivitas pergerakan tersebut adalah bersekolah. Sistem penerimaan murid baru yang menggunakan sistem seleksi berdasarkan peringkat nilai hasil Ujian Nasional menyebabkan siswa yang bersekolah berasal dari wilayah yang tersebar.Tidak hanya itu, kemungkinan siswa dengan jarak tempat tinggal yang jauh dari sekolah pun menjadi besar terutama terjadi pada tingkat Sekolah Menengah Atas/Sederajat.Untuk itu, dalam melakukan perjalanan dari rumah ke sekolah dan sebaliknya masyarakat di Kota Bengkulu menggunakan sarana dan prasarana transportasi, baik pribadi maupun
I. PENDAHULUAN Aktivitas manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan setiap hari menimbulkan sebuah perjalanan/pergerakan dari tata guna lahan yang satu ke tata guna lahan yang lain. Dalam melakukan aktivitas pergerakan tersebut, manusia
umum. Penggunaan transportasi untuk sekolah yang paling baik saat ini adalah pengoperasian Bus Sekolah. Bus Sekolah memiliki keuntungan yang lebih dibanding sarana transportasi baik pribadi maupun transportasi umum
lainnya. Penggunaan Bus Sekolah ini memiliki beberapa
permasalahan transportasi, sebab banyak masyarakat yang
kelebihan [1] yakni :
seharusnya menjadi target pengguna menjadi malas untuk
1.
Mengurangi jumlah kendaraan pribadi. Hal ini tentu
menggunakan moda ini karena kesulitan disaat akan
berkaitan dengan pengurangan polusi udara dan dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada. Penumpang dalam
mengurangi kemacetan.
pemilihan lokasi perhentian bus dominan dilakukan di
Siswa dapat berinteraksi dengan teman-temannya.
sekitar persimpangan dan di sembarang tempat yang tidak
Dengan menggunakan Bus Sekolah maka tidak akan
dilengkapi rambu atau fasilitas tempat henti seperti di
ada perbedaan status antara siswa yang satu dengan
depan pertokoan, perkantoran dan sekolah/kampus karena
yang lainnya.
alasan jarak yang lebih dekat dengan tujuan, keamanan
Lebih tepat waktu dan siswa tidak memiliki alasan
dan secara fisik tidak melelahkan [3].
2.
3.
4.
lagi untuk datang terlambat ke sekolah. Bagi siswa
Uraian di atas menunjukkan pentingnya aksesibilitas
yang ikut Bus Sekolah diharapkan sudah siap
(kemudahan untuk mendapatkan) Bus Sekolah. Dengan
sebelum jadwal kedatangan bus sehingga ia akan
semakin banyaknya jumlah halte yang dibangun, berarti
belajar untuk memiliki disiplin waktu.
semakin meningkatnya tingkat aksesibilitas pelayanan
Melatih kemandirian. Dengan menaiki Bus Sekolah
Bus. Tetapi, di sisi lain pembangunan halte yang terlalu
maka siswa dilatih untuk lebih mandiri dan belajar
banyak dapat menyebabkan biaya pembangunan dan
untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
perawatan yang semakin besar. Oleh karena itu, lokasi
sendiri.
perencanaan
pembangunan
halte
harus
diusahakan
seoptimal mungkin. Seperti kebanyakan kasus di daerah lain di Indonesia,
Disamping itu menurut Vuchic aspek - aspek yang
pengoperasian Bus Sekolah di Kota Bengkulu belum
mempengaruhi
berjalan dengan efektif. Penyebabnya adalah sosialisasi
diperhatikan dalam menentukan lokasi halte adalah
yang kurang luas serta belum jelasnya jalur dan rute
sebagai berikut [4] :
pelayanan
1.
Bus
Sekolah
tersebut.Karena
dalam
sebagai
kriteria
umum
yang
perlu
Lampu lalu lintas
pengoperasiannya, Bus Sekolah perlu ditunjang dan
Untuk daerah pusat kota faktor lampu lalu lintas
didukung dengan adanya rute perjalanan. Dengan adanya
merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi
rute perjalanan diharapkan mampu melayani kebutuhan
kecepatan perjalanan bus.
masyarakat
akan transportasi/angkutan pelajar
yang
2.
Akses penumpang
memiliki kelebihan dalam hal pelayanan dan fasilitas fisik
Halte sebaiknya ditempatkan di lokasi tempat
yang memadai di sepanjang rute tersebut.
penumpang
menunggu
yang
dilindungi
dari
Untuk pengoperasian Bus Sekolah ini juga diperlukan
gangguan lalu lintas, harus mempunyai ruang yang
adanya sarana penunjang, salah satunya adalah halte.Halte
cukup untuk sirkulasi, dan tidak mengganggu
adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum
kenyamanan
untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang yang
persimpangan sebaiknya ditempatkan halte untuk
dilengkapi dengan bangunan [2]. Halte Bus Sekolah
mengurangi jalan berjalan kaki penumpang yang
berbeda dengan halte bus umum lain. Halte ini merupakan
akan beralih moda.
suatu bentuk terminal dalam skala kecil. Bus Sekolah tidak
3.
pejalan
kaki
di
trotoar.
Pada
Kondisi lalu lintas
mempunyai terminal besar dan hanya menaikkan dan
Pembahasan kondisi lalu lintas diperlukan dengan
menurunkan penumpang pada halte-halte khusus yang
tujuan
hanya digunakan oleh Bus Sekolah.
mengakibatkan atau memperburuk gangguan lalu
Penentuan jumlah dan lokasi halte memiliki peran yang penting dalam penggunaan moda Bus. Pembangunan halte yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya
agar
lintas 4.
Geometri jalan
penempatan
lokasi
halte
tidak
Geometri
jalan
halte.
pengambilan keputusan ini membentuk suatu sistem
Pembahasan Geometri jalan diperlukan dengan
pengambilan keputusan yang baru yang disebut dengan
tujuan
tidak
Spatial Decision Support Systems (SDSS). Akan tetapi
mengakibatkan atau memperburuk gangguan lalu
pemanfaatannya di Indonesia masih jarang dilakukan
lintas
karena sebagian besar aktivitas pemanfaatan SIG masih
agar
Berdasarkan
mempengaruhi
penempatan
aspek-aspek
lokasi
lokasi
yang
halte
mempengaruhi
penentuan lokasi halte tersebut, perlu adanya suatu sistem
cenderung digunakan hanya untuk pembangunan data warehouse atau data mining[5].
khusus yang dapat menangani permasalahaan tersebut agar lebih efisien lagi
dengan
memanfaatkan teknologi
informasi yang semakin canggih pada saat sekarang ini.
Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat judul “Penentuan Lokasi Pembangunan Halte Bus Sekolah di Kota Bengkulu Menggunakan Metode Fuzzy Multi
Untuk menentukan lokasi halte yang optimal dengan
Criteria Decision Making (FMCDM)” yang diharapkan
beberapa kriteria yang menjadi bahan pertimbangan
dapat menyelesaikan permasalahan dalam penentuan
tersebut,
lokasi yang optimal dan sesuai serta dapat membantu
diperlukan konsep
pengambilan keputusan
(Decision Support Systems).Banyak metode yang dapat
memberikan
digunakan dalam konsep pengambilan keputusan dengan
menentukan lokasi halte bus sekolah yang aksesibilitas,
dengan beberapa kriteria sebagai bahan pertimbangan,
efektif dalam pembangunannya, namun memenuhi syarat
salah satunya dengan menggunakan metode Multi Criteria
dan kriteria yang ada dan diolah sebagai Spatial Decision
Decision Making (MCDM).
Support System (SDSS) menggunakan metode FMCDM
MCDM sangat tepat diimplementasikan pada kasus
masukan
kepada
pemerintah
dalam
ini.
untuk alternatif yang memiliki sejumlah kriteria dengan
II. LANDASAN TEORI
bobot nominal. Namun kesadaran akan tidak semua
Pada sepanjang rute angkutan umum termasuk Bus
alternatif memiliki kriteria yang berbobot nominal untuk
Sekolah diperlukan pemberhentian angkutan umum atau
kasus-kasus tertentu, maka diusulkan penggunaan konsep
halte, yang berfungsi sebagai tempat naik dan turunnya
fuzzy dalam MCDM yang kemudian dikenal dengan Fuzzy
penumpang
Multi Criteria Decision Making (MCDM). Metode ini
Keberadaan halte sangat penting dalam peraturan sistem
dikembangkan untuk membantu pengambil keputusan
operasi dan layanan angkutan umum dalam mencari
dalam
terhadap
tempat calon penumpang dan bagi penumpang merupakan
beberapa alternatif keputusan untuk mendapatkan suatu
tempat menunggu serta mencari jurusan angkutan umum
keputusan yang akurat dan optimal.
sesuai tujuannya. Menurut Vuchic [4] aspek-aspek yang
melakukan
pengambilan
keputusan
Tetapi dalam banyak penelitian, sistem pengambilan
ataupun
menunggu
angkutan
umum.
mempengaruhi penentuan lokasi halte :
keputusan (untuk kasus pendukung keputusan berbasis
1.
Lampu Lalu Lintas
spasial) masih menyulitkan para pengambil keputusan
2.
Akses Penumpang
karena tidak dapat diaksesnya data geografis yang
3.
Kondisi Lalu Lintas
memvisualisasikan solusi secara nyata.Untuk mengatasi
4.
Geometri Jalan
permasalahan ini, perencanaan spasial sangat berperan
A. Fuzzy Multi Criteria Decission Making (FMCDM)
sehingga perlu untuk memanfaatkan fungsi Sistem Informasi Geografis (SIG).
Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah sebuah metode yang mengacu pada proses screening,
Penerapan SIG mempunyai kemampuan yang sangat
prioritizing, ranking, atau memilih himpunan alternatif
luas baik dalam proses pemetaan dan analisis, sehingga
(dalam hal ini berupa “candidate” atau “action”). MCDM
teknologi
proses
sangat tepat diimplementasikan pada kasus untuk alternatif
perencanaan tata ruang. Selain itu, pemanfaatan SIG dapat
yang memiliki sejumlah kriteria dengan bobot nominal.
meningkatkan
atau
Namun kesadaran akan tidak semua alternatif memiliki
akurasi.Perluasan fungsi SIG sebagai bagian dalam
kriteria yang berbobot nominal untuk kasus-kasus tertentu,
tersebut
sering
efisiensi
dipakai
waktu
dan
dalam
ketelitian
maka diusulkan penggunaan konsep fuzzy dalam MCDM
b. Menentukan bobot-bobot setiap rating dari
yang kemudian dikenal dengan Fuzzy Multi Criteria
himpunan rating derajat kepentingan setiap
Decision Making (FuzzyMCDM).
kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif
Fuzzy Multi Criteria Decision Making (FuzzyMCDM)
dengan kriterianya.
adalah salah satu metode yang bisa membantu pengambil
Bobot untuk setiap rating ditentukan dengan
keputusan
menggunakan fungsi keanggotaan bilangan
dalam
pengambilan
keputusan
terhadap
beberapa alternatif keputusan yang harus diambil dengan
fuzzy.Dalam
beberapa kriteria yang akan menjadi bahan pertimbangan.
keanggotaan bilangan fuzzy yang digunakan
Biasanya penilaian yang diberikan oleh pengambil
adalah fungsi bilangan fuzzy segitiga.
keputusan terhadap bobot kepentingan dari setiap kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif terhadap setiap kriteria
direpresentasikan
secara
linguistik.Literatur
mengindikasikan bahwa terdapat sejumlah langkah yang harus ditempuh untuk mengaplikasikan fuzzy MCDM. Secara umum, pada fuzzy MCDM terdapat 3 langkah penting yang harus dikerjakan, yaitu : representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy pada setiap alternatif keputusan dan melakukan seleksi terhadap alternatif yang optimal.
skripsi
ini,
adapun
fungsi
c. Mengevaluasi derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya.
d. Mengagregasikan bobot-bobot setiap rating dari himpunan rating derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya terhadap derajat kepentingan setiap kriteria. Operator yang digunakan pada metode agregasi umumnya berupa penjumlahan dan perkalian fuzzy. Kebanyakan metode agregrasi yang digunakan adalah metode agregasi mean.
1) Representasi masalah: Pada bagian ini, terdapat 3 Fi=
tahapan yang harus dilakukan, yaitu : a. Identifikasi tujuan
dan
kumpulan alternatif
keputusan. Jika ada n alternatif keputusan dari suatu masalah, maka dapat ditulis sebagai: A = {Ai | i=1, 2, ..., n}
(1)
b. Identifikasi kumpulan kriteria. Jika ada k kriteria, maka dapat dituliskan : C = { Ct | t=1, , ...,k}
(2)
c. Membangun struktur hirarki dari masalah tersebut berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
(3)
i = 1, 2, 3, …, n t = 1, 2, 3, …, n Keterangan : Fi : indeks kecocokan fuzzy dari alternatif Ai yang mempresentasikan derajat kecocokan alternatif
keputusan
keputusan
yang
dengan
diperoleh
dari
kriteria hasil
agregasi Sit dan Wt Sit : bobot rating fuzzy untuk derajat kecocokan alternatif keputusan Ai dengan kriteria Ct
2) Evaluasi himpunan fuzzy: Pada bagian ini, ada 4 aktivitas yang harus dilakukan, yaitu :
a. Memilih
( )[ (Sit.Wt) + (Sit.Wt) +. . .+ (Sit.Wt) ]
himpunan
rating
untuk
Wt : bobot
rating
fuzzy
untuk
derajat
kepentingan kriteria Ct derajat
k : banyaknya criteria
kepentingan dari setiap kriteria dan derajat
Jika direpresentasikan ke dalam bilangan fuzzy
kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya.
segitiga, Sit = (oit, pit, qit) dan Wt = (at, bt, ct),
Himpunan rating biasanya direpresentasikan
maka Fi = (Xi, Yi, Zi) menjadi :
dalam bentuk variabel linguistic (x). Misalkan untuk himpunan rating pada variabel penting didefinisikan sebagai : T (penting) = {SANGAT RENDAH,
RENDAH,
SANGAT TINGGI}.
CUKUP,
TINGGI,
B. Spatial Decision Support System Yi =(
)
(oit.at)
Spatial Decision Support System (SDSS) adalah sistem
(4)
komputer interaktif yang didesain untuk membantu Qi = (
)
(pit.bt)
seorang atau sekelompok pengguna mengambil sebuah
(5)
keputusan yang paling efektif dalam memecahkan Zi =(
)
(qit.ct)
permasalahan
(6)
keputusan
spasial
[6].
Pada
proses
pengambilan keputusan, pengolahan data dan informasi yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan berbagai
3) Seleksi alternatif yang optimal: Pada bagian ini, ada
alternatif
keputusan
Prioritas dari hasil agregasi dibutuhkan dalam proses
keputusan.
perangkingan
Karena
direpresentasikan bilangan fuzzy
hasil dengan
segitiga,
alternatif
agregasi
ini
menggunakan
maka
dibutuhkan
metode perangkingan untuk bilangan fuzzy segitiga.Salah
satu
metode
yang
dapat
digunakan adalah metode nilai total integral. Misalkan Fi adalah bilangan fuzzy segitiga hasil agregasi, Fi = ( ,
,
yang
dapat
diambil.
Yang
SDSS terdapat komponen geografi yang jelas. SDSS
berdasarkan hasil agregasi.
rangka
keputusan
membedakan SDSS dengan DSS adalah karena pada
dua aktivitas yang dilakukan, yaitu : 1. Memprioritaskan
alternatif
), maka nilai total
yang
merupakan
penerapan
dari
sistem
informasi ditujukan hanya sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan keputusan. SDSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan, melainkan hanyalah sebagai alat bantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. SDSS dirancang untuk menghasilkan berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa SDSS memberikan manfaat bagi manajemen dalam hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerjanya terutama dalam proses pengambilan keputusan.
integral dapat dirumuskan sebagai berikut:
Di samping itu, SDSS menyatukan kemampuan (Fi) =
(a. +
+ (1 – a). )
(7)
Fi : bilangan fuzzy segitiga hasil agregasi, Fi = ,
interaktif
terhadap
III. METODOLOGI
Nilai a adalah indeks keoptimisan
yang
merepresentasikan derajat keoptimisan bagi pengambil keputusan (0=a=1). Apabila nilai a semakin besar mengindikasikan bahwa derajat keoptimisannya semakin besar. Pada penelitian ini nilai a yang gunakan adalah a = 0,9. alternatif
aturan yang tidak terstruktur sehingga menghasilkan alternatif keputusan yang situasional.
)
a : indeks keoptimisan.
2. Memilih
pelayanan
pemanipulasian data yang memanfaatkan model atau
: nilai integral
( ,
dalam
penggunanya dengan adanya proses pengolahan atau
keterangan : I
komputer
keputusan
dengan
nilai
prioritas terbaik sebagai alternatif keputusan yang optimal. Semakin besar nilai Fi berarti kecocokan terbesar dari alternatif keputusan untuk kriteria keputusan, dan nilai inilah yang akan menjadi tujuannya.
A. Analisis Data Data yang dikumpulkan terbagi atas Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer yang telah dikumpulkan yaitu peta dasar Kota Bengkulu dan Peta jaringan jalan negara dan jalan provinsi hasil pengolahan data sekunder Peta Administrasi Kota Bengkulu. Kemudian data atribut jalan termasuk panjang jalan, data spasial Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) sederajat, terminal Panorama, terminal Betungan, terminal Nakau, dan terminal Sungai Hitam di Kota Bengkulu. Untuk data sekunder didapat dari studi pustaka dan pengambilan data/dokumentasi yang dilakukan di Dinas Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kota
Bengkulu. Data terdiri atas dokumen, literatur, jurnal,
c. Fungsi
keanggotaan
untuk
setiap
buku dan penelitian. Adapun data sekolah yang digunakan
direpresentasikan
dengan
dalam penelitian ini hanya meliputi sekolah-sekolah
bilangan fuzzy sebagai berikut:
menggunakan
menengah atas negeri (SMAN) sederajat yang ada di Kota
KP
= KC
= (0; 0; 0,25)
Bengkulu.
AP
= AK
= (0; 0,25; 0,5)
P
= C
= (0,25; 0,5; 0,75)
C SP
= CC = SC
= (0,5; 0,75; 1) = (0,75; 1; 1)
IV. ANALISIS SISTEM B. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan sistem meliputi :
elemen
1) Analisis Kebutuhan Masukan: Input atau masukan
d.Rating untuk setiap kriteria keputusan dan derajat
dari SDSS FMCDMPenentuan Lokasi Pembangunan
kecocokan alternatif terhadap kriteria keputusan
Halte Bus Sekolah, terdiri dari:
diberikan oleh pengambil keputusan.
a. Alternatif lokasi berupa himpunan alternatif lokasi A = {Ai | i=1, 2, ..., n}.
e. Mensubtitusikan Sit dan Wt dengan bilangan fuzzy segitiga ke setiap variabel linguistik ke
b. Ada 4 kriteria keputusan yang diberikan, yaitu: C = { C1, C2, C3, C4} dengan C1 = Lampu Lalu Lintas, C2 = Akses Penumpang, C3 = Kondisi Lalu lintas dan C4 = Geometri Jalan.
dalam
persamaan
akan
diperoleh
nilai
kecocokan fuzzy (indeks kecocokan fuzzy) 3) Analisis Kebutuhan Keluaran. Terdiri dari : a. Mensubtitusikan indeks kecocokan fuzzy dengan
c. Struktur Hirarki Masalah digambarkan pada Gambar 1 berikut:
mengambil derajat keoptimisan (a) = 0,9. b.Hasil: alternatif lokasi optimal terpilih yang mempunyai nilai total integral terbesar sebagai
Menentukan Rute dan Alternatif Lokasi Halte Bus Optimal di Kota Bengkulu
alternatif lokasi terbaik dan visualisasinya dalam bentuk alternatif lokasi Halte Bus optimal dengan metode Fuzzy (MCDM).
Lampu Lalu Lintas
Akses Penumpang
Kondisi Lalu Lintas
Geometri Jalan
4) Analisis
Kebutuhan
Perangkat
lunak
dan
Perangkat Keras : Spesifikasi perangkat keras dan A1
A2
perangkat lunak yang digunakan sebagai alat bantu
An
pengembangan sistem adalah: a. Perangkat Keras
Gambar 1. Struktur Hirarki Masalah
Perangkat 2) Analisis Kebutuhan Proses: Terdiri dari : a. Variabel-variabel merepresentasikan
linguistik bobot
kepentingan
dan
spesifikasi
yang
digunakandalam proses pembangunan sistem yang untuk
setiap kriteria adalah : T (kepentingan), W = {KP, AP, P, CP, SP} dengan K = Kurang Penting, AP= Agak Penting, P= Penting, CP= Cukup Penting dan SP= Sangat Penting. b. Sedangkan derajat kecocokan alternatif-alternatif dengan kriteria keputusan adalah: T (kecocokan) S = {KC, AC, C, CC, SC} dengan KC = Kurang Cocok, AC = Agak Cocok, C = Cocok, CC = Cukup Cocok dan SC = Sangat Cocok.
keras
antara lain : 1. Laptop DELL N4050 dengan spesifikasi: Processor Core i3-2350M 2,30 GHz Memori 2,00 GB of RAM Harddisk 500 GB Keyboard Mouse. 2. Alat ukur GPS (Global Positioning System) b.Perangkat Lunak Perangkat
lunak
yang
dubutuhkan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem Operasi : Windows 7 Professional
2. Bahasa pemrograman : Delphi 7 dan Script Avenue ArcView 3.3
Tabel 1. Data Lokasi Halte Bus di Kota Bengkulu
3. Software pembangun basis SIG : ArcView 3.3
No 1.
Nama Jalan Jalan A. Yani
4. Database : Oracle XE
2.
5. Software analisis UML : Microsoft Office
3.
Visio 2007 dan Visual Paradigm for UML 8.0
4.
Jalan Jenderal Sudirman Jalan Basuki Rahmad Jalan S. Parman
Enterprise Edition
5.
Jalan S. Parman
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.
Jalan S. Parman
7.
Jalan S.Parman
Depan BRI Cab. Bengkulu Depan Columbia
8. 9. 10.
Jalan Jati Jalan Cendana Jalan Cendana
Depan SMK. N 1 Depan SMP. N 2 Depan Stadion Semarak
11.
Jalan Basuki Rahmad Jalan MT. Haryono Jalan Kalimantan Jalan Mahakam Raya Jalan P. Natadirdja Jalan Adam Malik Jalan Adam Malik Jalan Depati Payung Negara Jalan Depati Payung Negara Jalan Padang Kemiling
Depan Rumah Dinas Dandim Depan Perumahan BI
A. Hasil Implementasi
yang
dilakukan
terdiri
dari
implementasi antarmuka dan implementasi prosedur. Implementasi antarmuka bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah berjalan dengan baik
12.
dan siap digunakan. Sedangkan implementasi prosedur merupakan implementasi pada pemrograman aplikasi yang menjadi inti dari aplikasi SDSS yaitu penggunaan metode
13. 14.
Fuzzy MCDM.Selanjutnya dilakukan pengujian pada
15.
keseluruhan sistem tersebut untuk melihat apakah sistem
16.
yang
17.
dibangun
sesuai
dengan
perencanaan
dan
perancangan.
18.
Pengujian sistem dilakukan dengan pengujian kasus,
19.
dengan input alternatif lokasi halte bus adalah halte bus
20.
umum di Kota Bengkulu yang telah ada saat ini. Pengujian
Lokasi/Titik Simpang Kelurahan Pasar Melintang Depan Universitas Hazairin Samping Kantor Telkom Depan Kantor Walikota dan Kejaksaan Tinggi Depan Distributor Elpiji
Kelurahan Kampung Kelawi Seberang Sekolah Sapta Bhakti Depan SDN 20 Depan Dirjen Perbendaharaan Depan RM. Sumpit Mas Seberang Kantor Komatshu Depan SDN 76 Dekat simpang Bandara Fatmawati
Keterangan Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Terawat Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat Tidak Terawat
mengenai metode yang diterapkan pada sistem dilakukan
Selanjutnya secara berurutan data pada Tabel1 diberi
dengan membandingkan penerapan metode pada sistem
nama
dan perhitungan yang dilakukan secara manual. Jika
ALTHALTE020. Pada sistem, data pada tabel di input
terdapat kekurangan atau perbedaan antara penerapan
melalui menu manajemen data alternatif lokasi.
metode yang dilkukan oleh sistem dengan perhitungan
Ada empat kriteria pengambilan keputusan yang
manual maka sistem dapat diperbaiki hingga penerapan
digunakan, yaitu Geometri Jalan, Kondisi Lalu Lintas,
metode pada sistem dan perhitungan manual sama.
Lampu Lalu Lintas dan Akses Penumpang. Hasil
alternatif
ALTHALTE001
sampai
dengan
1) Pengujian Sistem : Pada tahap pengujian sistem
pengujian berupa nilai optimasi masing-masing alternatif
SDSS FMCDM Penentuan Lokasi Halte Bus Sekolah
lokasi halte bus sekolah berdasarkan perhitungan
di Kota Bengkulu, sistem diujikan dengan peng-input-
menggunakan metode Fuzzy MCDM. Pada sistem, hasil
an data alternatif lokasi. Pada pengujian sistem ini
optimasi didapat dengan melakukan proses penyeleksian
data alternatif yang digunakan adalah lokasi halte bus
menggunakan menu SDSS. Adapun proses penyeleksian
umum yang telah ada saat ini di kota bengkulu, yang
menu SDSS sebagai berikut:
didapat
berdasarkan
hasil
wawancara
di
Dishubkominfo Kota Bengkulu dan survey lapangan.
a. Pilih Alternatif Lokasi dan Penyeleksian Langkah pertama dalam penyeleksian pada sistem dengan memilih sejumlah alternatif yang akan diseleksi dan kriteria yang akan digunakan dalam penyeleksian. Ada dua puluh alternatif lokasi yang diberikan yaitu A = {A1, A2, A3, ..., A20},
dengan
A1
=
ALTHALTE001,
A2
=
akan menghitung indeks kecocokan fuzzy dan
ALTHALTE002, A3 = ALTHALTE003 hingga
nilai total integral untuk masing-masing alternatif.
A20 = ALTHALTE020.
e. Nilai Optimasi
Ada empat kriteria keputusan, yaitu C = {C1, C2,
Setelah indeks kecocokan Fuzzy dan nilai total
C3, C4} dengan C1 = Lampu Lalu Lintas, C2 =
integral
Akses Penumpang, C3 = Kondisi Lalu Lintas dan
menampilkan
C4 = Geometri Jalan.
alternatif secara urutan dari nilai teringgi ke
b. Menentukan Rating Kepentingan
Rating
tiap-tiap
kepentingan
kriteria untuk
penyeleksian. setiap
kriteria
keputusan ditunjukkan oleh Tabel2.
C1 SP
nilai
sistem
optimasi
akan
masing-masing
C2 SP
B. Pengujian Metode Fuzzy MCDM Pengujian untuk penerapan metode Fuzzy MCDM untuk menentukan penentuan lokasi alternatif lokasi halte bus optimal ini dilakukan dengan memasukkan data inputan seperti contoh data kasus berikut:
Tabel 2. Rating Kriteria Keputusan Kriteria Rating Kepentingan
selanjutnya
rendah.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan rating kepentingan
didapat,
C3 P
C4 CP
Terdapat tiga lokasi alternatif halte bus yang akan di optimasi, yaitu ALTHALTE005, ALTHALTE010 dan
Berdasarkan tabel 2, maka bobot kepentingan
ALTHALTE014.
masing-masing kriteria diinputkan.
keputusan, yaitu Geometri Jalan, Kondisi Lalu Lintas,
ketiga
yaitu
menentukan
rating
kecocokan masing-masing alternatif terhadap kriteria keputusan. Rating kecocokan masing-
pengambilan
1) Pengujian Metode Fuzzy MCDM pada Sistem a. Representasi Masalah 1. Tujuan Keputusan adalah mencari lokasi terbaik atau optimal untuk lokasi halte bus di
oleh Tabel 3.
kota Bengkulu
Tabel 3. Rating Kecocokan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20
kriteria
penyelesaiannya sebagai berikut:
masing alternatif terhadap kriteria ditunjukkan
Alternatif
empat
Lampu Lalu Lintas dan Akses Penumpang. Langkah
c. Menentukan Rating Kecocokan Langkah
Ada
C1 SC SC SC SC SC CC C SC SC SC SC C SC C SC SC C SC C C
Rating Kecocokan C2 C3 C C AC C CC CC C CC SC C SC C KC C SC SC SC SC SC SC C SC AC C SC C AC C C C C C KC C C C KC C KC C
2. Ada tiga alternatif lokasi yang diberikan C4 AC AC CC CC CC CC AC CC CC CC CC CC AC AC AC AC CC AC AC AC
d. Mendapatkan Indeks Kecocokan Fuzzy dan Nilai Total Integral. Setelah proses penentuan rating kepentingan dan rating kecocokan maka secara otomatis sistem
adalah A = {A1, A2, A3}, dengan A1 = ALTHALTE005, A2 = ALTHALTE010 dan A3 = ALTHALTE014. 3. Ada empat kriteria keputusan, yaitu C = {C1, C2, C3, C4} dengan C1 = Lampu Lalu Lintas, C2 = Akses Penumpang, C3 = Kondisi Lalu Lintas dan C4 = Geometri Jalan. b.
Evaluasi
Himpunan
Fuzzy
dari
Alternatif-
linguistik
yang
Alternatif Keputusan 1. Variabel-variabel
merepresentasikan bobot kepentingan untuk setiap kriteria adalah : T (kepentingan) W = { KP, AP, P, CP, SP} dengan KP = Kurang Penting, AP = Agak Penting, P = Penting, CP = Cukup Penting dan SP = Sangat Penting. 2. Sedangkan
derajat
kecocokan
alternatif-
alternatif dengan kriteria keputusan adalah: T (kecocokan) S = { KC, AC, C, CC, SC}
dengan KC = Kurang Cocok, AC = Agak
+ (1 – a). )
(F2) =
(a. +
(F2) =
((0,9).(0,765625) + 0,546875 + (1- 0,9). (0,25))
(F2) =
(0,6890625 + 0,546875 + (0,1).(0,25))
(F2) =
(0,6890625 + 0,546875 + 0,025)
bilangan fuzzy sebagai berikut:
(F2) =
(1,2609375)
a.
KP = KC = (0; 0; 0,25)
(F2) =0,63046875
b.
AP =
c.
P = C = (0,25; 0,5; 0,75)
d.
C = CC = (0,5; 0,75; 1)
e.
SP =
Cocok, C = Cocok, CC = Cukup Cocok dan SC = Sangat Cocok. 3. Fungsi keanggotaan untuk setiap elemen direpresentasikan
dengan
menggunakan
AC = (0; 0,25; 0,5) C. Pembahasan Untuk pengujian sistem dilakukan dengan melihat hasil optimasi
SC = (0,75; 1; 1)
yang
dihasilkan
sistem
sedangkan
untuk
4. Mensubtitusikan Sit dan Wt dengan bilangan
pengujian metode dilakukan dengan membandingkan hasil
fuzzy segitiga ke setiap variabel linguistik ke
pengujian metode fuzzy yang dilakukan secara manual dan
dalam persamaan (4), (5) dan (6) sehinggga
pada sistem. Untuk pengujian sistem, berdasarkan proses
diperoleh nilai kecocokan fuzzy sebagaimana
penyeleksian yang dilakukan didapat nilai optimasi
Tabel 4. berikut:
masing-masing alternatif seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 5.
Tabel 4. Indeks Kecocokan Fuzzy
Tabel 5. Nilai Optimasi Indeks Keocokan Fuzzy
Alternatif A1 A2 A3
0,15625 0,25 0,125
; ; ;
0,453125 0,546875 0,375
; ; ;
0,75 0,765625 0,65625
5. Seleksi Alternatif Optimal Mensubtitusikan
indeks
kecocokan
Nama Alternatif
Lokasi/Titik
ALTHALTE008 ALTHALTE010 ALTHALTE009 ALTHALTE003 ALTHALTE005
Depan SMK. N 1 Depan Stadion Semarak Depan SMP. N 2 Samping Kantor Telkom Depan Distributor Elpiji Depan BRI Cab. Bengkulu Depan Rumah Dinas Dandim Depan Kantor Walikota dan Kejaksaan Tinggi Kelurahan Kampung Kelawi Depan SDN 20 Seberang Kantor Komatshu Simpang Kelurahan Pasar Melintang Depan Dirjen Perbendaharaan Depan Perumahan BI Depan Universitas Hazairin Depan RM. Sumpit Mas Seberang Sekolah Sapta Bhakti Depan Columbia Dekat simpang Bandara Fatmawati Depan SDN 76
fuzzy
ALTHALTE006
dengan derajat kecocokan (a) = 0,9 ke dalam
ALTHALTE011
Metode Total Integral seperti pada persamaan (7)maka diperoleh nilai total integral :
ALTHALTE004 ALTHALTE013 ALTHALTE015
+ (1 – a). )
ALTHALTE018
(F1) =
(a. +
(F1) =
((0,9). (0,75) + 0,453125 + (1- 0,9). (0,15625))
(F1) =
(0,675 + 0,453125 + (0,1).(0,15625))
(F1) =
(0,675 + 0,453125 + 0,015625)
ALTHALTE002
(F1) =
(1,14375)
ALTHALTE017
ALTHALTE001 ALTHALTE016 ALTHALTE012
ALTHALTE014
(F1) =0,571875
ALTHALTE007 ALTHALTE020
+ (1 – a). )
(F3) =
(a. +
(F3) =
((0,9). (0,65625) + 0,375 + (1- 0,9).
(0,125)) (F3) = (F3) = (F3) =
ALTHALTE019
Nilai Optimasi 0,8242 0,8242 0,8242 0,7742 0,7703 0,7367 0,7289 0,7125 0,6641 0,5688 0,5688 0,5688 0,5688 0,518 0,507 0,4586 0,4117 0,3523 0,3523 0,3523
Berdasarkan pengujian sistem yang dilakukan dan
(0,590625 + 0,375 + (0,1).(0,125))
ditunjukkan oleh Tabel 5, terdapat lima titik halte bus
(0,590625 + 0,375 + 0,0125)
umum yang ada memiliki nilai optimasi di bawah 0,5
(1,978125)
(F3) =0,4890625
yaitu pada Jalan Adam Malik di depan RM. Sumpit Mas, pada Jalan Mahakam Raya di seberang AKPER Sapta Bakti, pada Jalan S.Parman di depan Colombia,
pada Jalan Padang Kemiling di depan Bandara
(SMAN sederajat) di Kota Bengkulu dengan nilai
Fatmawati dan pada Jalan DP. Negara depan SDN 76
optimasi di bawah 0,5.
Kota Bengkulu.
3.
Dapat disimpulkan bahwa kelima titik tersebut
Spatial
Systems
(SDSS)
Penentuan Lokasi Halte Bus Sekolah di Kota Bengkulu
Bus Sekolah di Kota Bengkulu. Ini dikarenakan
dilakukan di Dishubkominfo Kota Bengkulu dapat
semakin tinggi nilai keoptimisan maka tingkat
menjadi salah satu solusi peyelesaian permasalahan
keoptimisan terhadap alternatif keputusan yang efisien
dalam penentuan lokasi halte yang optimal dan sesuai
semakin tinggi. Sedangkan kelima titik tersebut
serta dapat membantu memberikan masukan kepada
memiliki nilai optimasi di bawah ambang 0,5.
pemerintah dalam menentukan lokasi halte bus
pengujian
Metode
Fuzzy
MCDM,
sekolah
ini
yang
berdasarkan
uji
aksesibilitas,
kelayakan
efektif
yang
dalam
berdasarkan perbandingan hasil implementasi metode
pembangunannya, namun memenuhi syarat dan
Fuzzy MCDM pada sistem dan perhitungan secara
kriteria yang ada.
manual, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
VII. SARAN
ini telah berhasil. Ini ditunjukkan dengan hasil
istem ini tidak hanya terbatas pada penyelesaian
perhitungan yang diimplementasikan pada sistem dan
permasalahan dalam penentuan lokasi halte bus sekolah
perhitungan secara manual menghasilkan nilai yang
yang optimal dan sesuai, tapi juga agar bisa dikembangkan
sama.
sebagai sistem yang dapat menyeleksi penentuan lokasi
Di samping itu juga dilakukan uji kelayakan dan
dengan bentuk penyelsaian yang lebih dinamis lagi.
kinerja sistem berdasarkan tiga aspek penilaian yakni
Dimana
tampilan, kemudahan pengguna dan kinerja sistem.
alternatif keputusan dengan kriteria penyeleksian dapat
Pengujian dilakukan menggunakan angket yang
dilakukan secara otomatisasi dengan mengintegrasikannya
diberikan kepada user/pengguna sistem (satu orang)
ke dalam sistem. Selain itu agar sistem benar-benar sesuai
pada
dan
dengan aturan pemerintah yang ada, hendaknya ada
uji
kerjasama yang baik antara penyelenggara dan pembuat
kelayakan dan kinerja sistem menunjukkan SDSS
sistem hingga tercipta suatu sistem yang benar-benar
FMCDM Penentuan Lokasi Halte Bus Sekolah di
sesuai dengan aturan yang ada.
Kota Bengkulu tergolong baik.
REFERENSI [1] Yanuarini, Shanti. 2009. Bis Sekolah vs Mobil Pribadi[online].
Dinas
Informatika
Perhubungan, Kota
Bengkulu.
Komunikasi Berdasarkan
VI. KESIMPULAN Berdasarkan
analisis,
hasil
dan
pembahasan
mengenai Spatial Decision Support Systems (SDSS) menggunakan metode FMCDM yang telah dibangun, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: Spatial
Decision
Support
Systems
(SDSS)
Penentuan Lokasi Pembangunan Halte Bus Sekolah di Kota Bengkulu menggunakan metode FMCDM berhasil dibangun dengan menggunakan Delphi 7 dan Script Avenue ArcView 3.3 serta database Oracle XE sudah dapat berjalan dengan baik. 2.
Support
dianggap belum efisien untuk menjadi alternatif halte
Untuk
1.
Decision
Terdapat lima titik lokasi hate bus saat ini baik yang masih terawat ataupun tidak terawat yang kurang efisisen untuk menjadi alternatif halte bus sekolah
dalam penentuan
bobot kecocokan antara
Tersedia : www.wikimu.com [3 Agustus 2011]. Dirjen Perhubungan Darat. 1996. Draft Pedoman Teknis Perekayasanaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum. Jakarta : Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. [3] Rakhmat, M.I. 2003. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penumpang Dalam Pemilihan Lokasi Perhentian Bis Di Yogyakarta. Skripsi Sarjana-I, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada. [4] Susilowati, Endah. 2010. Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Rute I Bus Rapid Transit (BRT) di Surakarta dengan Model Set Covering Problems [online]. Tersedia : www.digilib.uns.ac.id [28 Juni 2011] [5] Departemen Geografi FMIPA UI. 2011. Perguruan Tinggi dan Keahlian Geospatial. Jakarta : Departemen Geografi FMIPA UI. [2]