EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan)
Vol.2, No.2, Juli 2017
e-ISSN 2502-4787
EFEKTIVITAS KITOSAN SEBAGAI PELAPIS (COATING) KOROSI PADA LOGAM Zn, Fe, Al DALAM MEDIA HCl DAN H2SO4 Maria Erna1, Susilawati1, Roza Linda1, Herdini1, Zaza Fikrati Auliyani 2 dan Eka Surya Dharma2 1
2
Program Studi Pend. Kimia FKIP, Universitas Riau, Pekanbaru Mahasiswa Prodi Pend. Kimia FKIP, Universitas Riau, Pekanbaru *Email:
[email protected] **Emauil:
[email protected]
Diterima: 29 November 2016. Disetujui: 19 Juli 2017. Dipublikasikan: 30 Juli 2017
Abstract: The aim of this research of to study the effectiveness of chitosan as corrosion coating on Zn, Fe and Al metals in HCl and H2SO4 media. The efficiency of corrosion inhibition was determined using weight loss Method. The effectiveness of corrosion inhibition optimum chitosan solution occurs on Fe metal in 2M HCl media with immersion time 3 days which is 70.83%. While the optimum effectiveness of corrosion inhibition in H2SO4 media occurred on Al, reaching 57.57% with immersion time 2 days and the concentration of 2M H2SO4. Results optical photograph show that the color changes Zn and Fe metal surface when coated with chitosan solution, except on metal Al does not change color. Inhibition efficiency of corrosion on the metal ion is affected by the ions mobility of the metal environment. Keywords: Corrosion Coating, Zn, Fe and Al metal, Chitosan, Efficiency
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mempelajari efektifitas kitosan sebagai pelapis (coating) korosi pada logam Zn, Fe dan Al dalam media HCl dan H2SO4. Efisiensi inhibisi korosi ditentukan dengan menggunakan metode pengukuran berat hilang (Weight Loss Method). Efektifitas inhibisi korosi larutan kitosan optimum terjadi pada logam Fe dalam media HCl 2M dengan waktu perendaman 3 hari yaitu sebesar 70, 83%, sedangkan efektifitas inhibisi korosi optimum dalam media H2SO4 terjadi pada logam Al yaitu mencapai 57,57% dengan waktu perendaman 2 hari dan konsentrasi H2SO4 2M. Hasil foto optik memperlihatkan terjadi perubahan warna permukaan logam Zn dan Fe jika dilapisi dengan larutan kitosan, kecuali pada logam Al tidak terjadi perubahan warna. Efisiensi inhibisi korosi pada logam dipengaruhi oleh mobilitas ion dari lingkungan logam. Kata kunci: Lapisan korosi, Logam Zn, Fe dan Al, Kitosan, Efisiensi
119
120 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017
turunan dari kitin yang merupakan
PENDAHULUAN Korosi merupakan terurainya logam dan campurannya
Erna, dkk.
akibat lingkungan
penyusun kulit hewan-hewan krustasea, seperti
udang,
kerang,
dan
juga
Secara
beberapa eksoskaleton dari serangga
Termodinamika korosi terjadi akibat
serta dinding sel dari beberapa jenis
perbedaan nilai potensial elektroda anoda
fungi. Untuk memperoleh kitosan dari
dan katoda besar. Fenomena korosi pada
kitin dilakukan deasetilasi basa parsial.
logam sangat banyak kita temui dalam
Kitin merupakan polisakarida terbanyak
kehidupan
sering
kedua di dunia setelah selulosa, tidak
diabaikan. Walaupun masalah korosi
larut dalam pelarut apapun. Hal ini yang
tidak dapat dihindarkan tetapi dapat
mempersulit
dikontrol dan dicegah. Pencegahan korosi
aplikasinya, tetapi turunan deasetilasinya
dapat dilakukan dengan metode pelapisan
yaitu kitosan, dapat larut dalam suasana
pada permukaan logam, proteksi anodik,
asam.
proteksi
dalam beragam industri dengan alasan
secara
elektrokimia.
sehari-hari
katodik
yang
dan
penggunakan
dalam
Kitosan
proses
banyak
dan
dimanfaatkan
limbah industri makanan laut begitu
inhibitor korosi. (Organic
besar dan perlu untuk diolah menjadi
digunakan
untuk
sesuatu yang berguna. Kitosan muncul
mencegah korosi pada logam.
Kinerja
Zat
pelapis
coating)
sering
organik
sebagai
alternatif
untuk
sistem
optimum dari lapisan penghalang akan
konvensional berupa pelapisan untuk
didapat bila permukaan logam telah
mencegah degradasi bahan korosif. Hasil
dipreparasi
Pemilihan
penelitian Erna, dkk (2009 dan 2011)
metode preparasi permukaan bergantung
memperlihatkan bahwa senyawa turunan
pada logam yang akan dilapisi, bentuk
kitosan dapat digunakan sebagai inhibitor
dan ukuran komponen logam, sistem
korosi pada baja.
dengan
baik.
Efektifitas
pelapisan, dan kondisi lingkungan di
kitosan sebagai pelapis
mana komponen logam ditempatkan
korosi pada permukaan logam Zn, Fe dan
(Karim & Yusuf, 2012).
Al
Pada efektifitas
penelitian kitosan
ini sebagai
dipelajari
dengan
menggunakan
dipelajari
metode berat hilang (weight loss). Data
pelapis
yang diperoleh adalah laju dan efisensi
(coating) korosi pada Zn, Fe dan Al
inhibisi
dalam media asam yaitu HCl dan H2SO4.
diharapkan dapat menghasilkan pelapis
Kitosan
korosi pada logam yang tahan terhadap
merupakan senyawa organik
korosi.
Hasil
penelitian
e-ISSN 2502-4787
Efektivitas Kitosan Sebagai Pelapis (Coating) Korosi 121
serangan asam kuat seperti HCl dan
aseton hingga terbentuk butiran-butiran
H2SO4.
putih (Fernandes, 2004).
METODE
Perubahan Kitin Menjadi Kitosan
Bahan
yang
digunakan
adalah
Kitin sebanyak 20 gr ditambahkan
cangkang udang, H2SO4, HCl, NaOH,
200 ml NaOH 47% dan dipanaskan pada
etanol,asam asetat, lempengan logam Zn,
suhu 110oC selama empat jam, kemudian
Fe dan Al, kertas pasir karbit silikon
dilakukan penyaringan, pencucian dan
100,200, dan 400-grit dan aquadest.
pengeringan. Sampel siap dikarakterisasi
Sedangkan
perlatan
yang
menggunakan
timbangan
analitik,
seperangkat
digunakan alat
peralatan
Fourier
transform Infrared spectroscopy (FT-IR).
refluk, oven, FT-IR dan peralatan gelas Penentuan Efektifitas Kitosan Sebagai Pelapis Korosi Pada Logam
yang umum dipakai.
Disiapkan lempengan logam Zn, Fe
Isolasi Kitin Dari Limbah Udang
dan Al dan dipotong dengan ukuran 1 x Limbah cangkang udang dibersihkan dengan
cara
dicuci,
kemudian
dikeringkan dalam oven selama 5 jam pada suhu 70- 750C. Cangkang udang yang telah kering diblender hingga menjadi
serbuk.
100
gr
serbuk
dimasukkan kedalam gelas piala dan ditambahkan 1 liter NaOH 1N, kemudian dipanaskan pada suhu 800C selama 3 jam sambil diaduk. Campuran disaring dan dicuci serta dimasukkan kembali kedalam gelas piala, lalu ditambahkan 1 liter HCl 1N dan dibiarkan selama 12 jam pada suhu kamar. Perlakuan NaOH dan HCl diulang sebanyak dua kali, setelah itu kitin yang diperoleh direfluks dengan
2 cm2 dan dibersihkan
dengan kertas pasir karbit silikon 100, 200 dan 400-grit dan dibilas dengan air, aseton dan etanol. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 40 oC selama 15 menit dan ditimbang. Kemudian kitosan sebanyak 20 mg dilarutkan dalam 40 mL asam asetat 2% lalu dioleskan pada permukaan lempengan logam sampai kering. Disiapkan larutan HCl dengan konsentrasi
1
M
dan
dicelupkan
lempengan logam yang sudah dioleskan larutan kitosan dengan variasi waktu (10, 20
dan
30
menit).
Selanjutnya
lempengan logam ditimbang kembali dan dihitung
laju
korosi
persamaan berikut:
e-ISSN 2502-4787
permukaannya
menggunakan
122 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017
Erna, dkk.
r1 , Laju korosi tanpa inhibitor (mdd)
W S.t
Keterangan: - W adalah berat baja yang hilang (mg), S adalah luas penampang baja yang terkorosi (dm2), dan - t adalah waktu proses korosi (hari).
Persamaan
penentuan
menunjukakn adanya ikatan hidrogen dari gugus –OH. Panjang gelombang 3152 cm-1 menunjukkan adanya gugus asetil
(-NHCOCH3) pada sampel.
Menurut Fessenden (1999) vibrasi N−H
efektifitas
menimbulkan serapan di sebelah kiri
kitosan (Baboian, 2005; Bardal, 2003)
absorpsi C−H alifatik, yaitu pada 3125-
sebagai pelapis
3570 cm-1 dan serapan pada panjang
korosi
pada logam
digunakan metode berat hilang dengan
gelombang
persamaan dibawah ini:
vibrasi dari –NH. Sedangkan panjang
r r E(%) 1 2 x100 r1
gelombang
Isolasi kitin dari limbah cangkang udang dilakukan melalui 4 tahap yaitu deproteinasi, pencucian dan penyaringan, demineralisasi dan dekolorisasi. Kitin kemudian
dianalisis
gugus fungsinya menggunakan peralatan Fourier Transform Infrared Spectroscopy
fungsinya dengan
Gambar 1. menunjukkan spektrum FT-IR dari senyawa kitin yang diisolasi dari cangkang udang. Terlihat bahwa puncak-puncak gugus fungsi dari struktur kitin muncul dengan panjang gelombang berikut
3577
cm-1
yang
dirubah cara
menjadi
deasetilasi.
kitosan Kitosan
kemudian dikarakterisasi menggunakan Hasil
karakterisasi
kitosan
berdasarkan spectrum FT-IR dapat dilihat pada
Gambar
2.
Hasil
analisis
memperlihatkan bahwa pita lebar yang centernya pada 3450 cm-1 menunjukkan stretching axial dari ikatan O-H dan N-H, pita dekat 2860 cm-1 menunjukkan ikatan C-H, pita tengah pada 1650 dan 1590 cm1
(FTIR).
sebagai
menunjukkan
Kitin yang telah dianalisis gugus
FT-IR.
HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh
cm-1
1309
menunjukkan
adanya gugus –CN pada sampel.
Keterangan : E = Efisiensi inhibisi korosi, r1 = Laju korosi logam tanpa inhibitor dan r2 = Laju korosi logam dengan menggunakan inhibitor
yang
cm-1
3475
menunjukkan vibrasi amida I dan amida
II, selanjutnya pada 1420 dan 1380 cm-1 merupakan hasil dari coupling stretching C-H dan deformasi sudut N-H dan pita di range 1150 – 897 cm-1 menunjukkan tulang belakang polisakarida meliputi ikatan glikosida, stretching C-O dan C-OC (Zheludkevich, et.al. 2011).
e-ISSN 2502-4787
35
30
e-ISSN 2502-4787 3200
45
40 2800
65
60
55
50
4200 3800 3400 3000 KITOSAN ZAZA Pend. Kimia
2600 2400
2200 2000 1800
1900 1600
1700
-0 1400
25
1500
1200
1300
Gambar 2. Spektrum FT-IR Senyawa Kitosan 1000
1100
800
900 800
600 400 1/cm
Gambar 1. Spektrum FT-IR Senyawa Kitin
110 %T 105
100
95
90
85
80
75
70
20
15
10
5
600 500 400 1/cm
363,60
1648,24 1613,52 1604,84
1377,23 1309,72 1300,08 1289,47 1253,78 1204,60 1197,85 1153,48 1115,87 1074,40 1024,25 1011,71 971,20 879,58 829,43 817,85 804,35 782,17 774,45 750,34 736,84 714,66 698,26 659,68 624,96 486,08 468,72 450,40
10
971,20 954,80
4400 4000 3600 Kitin Zaza Pend Kimia
1262,46 1203,63 1155,41 1113,94
15
1334,80 1309,72
20
1411,95 1358,91
25
2771,83 2718,78 2690,81 2562,54
30
2969,54 2957,97 2944,46 2879,85 2869,24
35
3227,05
40
3690,95 3650,44 3630,19 3620,54 3577,14 3503,84 3497,09 3475,88 3453,69 3430,55 3425,72 3355,32 3308,06 3225,12 3219,33 3202,94 3152,78 3063,09 3035,12 2962,79 2893,35 2873,09 2831,62 2804,62 2170,98 2007,02 1938,54
Efektivitas Kitosan Sebagai Pelapis (Coating) Korosi 123
100 %T 95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
5
124 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017
Erna, dkk.
Hasil efektifitas kitosan pada logam
dapat mengikat proton atau ion logam
Zn, Fe dan Al setelah dilarutkan dalam
membentuk suatu kompleks. Antaraksi
larutan asam asetat 2 % dan diujikan
pasangan elektron bebas pada atom O
dalam larutan HCl dan H2SO4 dengan
lebih kuat daripada antaraksi pasangan
variasi konsentrasi (2 dan 4 M) dan
elektron bebas pada atom N sehingga
variasi waktu (1, 2 dan 3 hari) dapat
atom
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
menyumbangkan bebas
Tabel 1. Efisiensi Inhibisi Coating Larutan Kitosan Pada Logam Zn, Fe dan Al dalam HCl.
N
cenderung
daripada
elektron
bebas
mudah
pasangan atom
O.
dari
atom
elektron Pasangan N
ini,
selanjutnya akan berikatan dengan ion Konse ntrasi HCl (M) 2
4
Waktu perenda man (Hari) 1 2 3 1 2 3
Efisiensi Inhibisi Korosi, E (%) Zn Fe Al 19,24 13,38 7,77 4,54 4,6 4,38
26,61 31,70 70,83 24,79 53,23 47,96
58,74 30,99 25,04 8,97 6,0 10,83
logam, seperti reaksi berikut: R-NH2 + H+
R-NH3 (1)
Reaksi diatas menunjukkan terjadinya protonasi dan deprotonasi gugus amino dalam kitosan. Saat kitosan ditambahkan
Kitosan
mempunyai
potensi
digunakan sebagai pelapis korosi pada permukaan logam, karena kaya akan gugus hidroksi dan amina. Gugus amina
dalam larutan ion logam kemungkinan akan terjadi reaksi seperti berikut : R-NH2 + Fe2+
R-NH2Fe2+ (2)
R-NH3+ + Fe2+R-
NH2Fe2+ + H+ (3)
aktif dapat berinteraksi dengan ion logam membentuk khelat atau kompleks. Dalam
Dengan R adalah komponen selain gugus
larutan asam gugus amina bebas sangat
–NH2 dalam kitosan.
cocok
sebagai
polikationik
untuk
Ketika
reaksi
(2)
berlangsung,
mengkhelat logam. Dalam suasana asam
elektron bebas dari atom N berinteraksi
gugus
akan
dengan ion logam. Reaksi (3) mempunyai
terprotonasi membentuk gugus amina
mekanisme yang sama dengan reaksi (2),
amina
dari
kitosan
2009).
meskipun gugus NH2 kitosan sudah
Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu situs
berubah menjadi bermuatan positif akibat
aktif pada kitosan diperankan oleh atom
menerima
N dari gugus amina (-NH2) dan atom O
Interaksi antara ion logam dengan atom
dari gugus hidroksi (-OH). Kedua atom
N pada reaksi (2) lebih kuat daripada
tersebut mempunyai elektron bebas yang
ikatan antara ion H+ dengan atom N pada
kationik
NH3+
(Rumapea,
ion
H+
dari
lingkungan.
e-ISSN 2502-4787
Efektivitas Kitosan Sebagai Pelapis (Coating) Korosi 125
reaksi (3) (protonasi gugus amino). Hal
yaitu mencapai 70,83% dalam HCl 2M
ini
interaksi
dengan waktu perendaman selama 3 hari.
elektrostatik antara pasangan elektron
Hal ini terjadi karena pada deret volta,
bebas dari atom N dengan ion logam
logam
polivalen lebih kuat daripada interaksi
dibandingkan
elektrostatik antara pasangan elektron
Akibatnya, logam Zn dan Al lebih mudah
bebas dari atom N dengan proton
teroksidasi dibandingkan logam Fe. Hal
monovalen (H+) (Li dan Bai, 2002).
ini juga mengakibatkan laju korosi pada
disebabkan
kekuatan
Berdasarkan
Tabel
1,
Fe
adalah
oksidator
logam
Zn
terkuat
dan
Al.
terlihat
logam Fe lebih lambat dibandingkan
efisiensi inhibisi coating larutan kitosan
logam Zn dan Al sehingga nilai efisiensi
yang optimum terjadi pada logam Fe
logam Fe lebih besar.
Tabel 2. Efisiensi inhibisi coating larutan kitosan pada logam Zn, Fe dan Al dalam H2SO4 Konsentrasi H2SO4 (M)
Waktu perendaman (Hari)
Efisiensi Inhibisi Korosi, E (%) Fe
Zn 2
1 2 3 1 2 3
4
Tabel
2
7,5 1,61 0,41 Zn larut sebahagian Zn larut sebahagian Zn larut semua
menunjukkan
bahwa
20,95 17,14 16,46 32,96 26,24 41,44
Al 24,46 57,57 28,83 39,71 42,12 41,93
mobilitas ion Cl- sebesar 7,91 x 10-8 m2s-
efisiensi inhibisi korosi optimum terjadi
1
pada logam Al yaitu sebesar 57,57 %
sebesar 8,29 x 10-8 m2s-1V-1. Terlihat
dalam media H2SO4 2M selama 2 hari
bahwa mobilitas ion SO42- lebih besar
perendaman. Sedangkan untuk logam Zn
dari ion Cl-. Pergerakan atau mobilitas
lapisan
ion SO42- lebih lambat dibandingkan ion
kitosan
tidak
bekerja
V-1 sedangkan nilai mobilitas ion SO42-
menghambat korosi pada H2SO4 4M
Cl- sehingga
yaitu ditandai terjadi kelarutan logam Zn.
menjadi
korosi pada logam Al
terhambat
dengan
adanya
Efisiensi inhibisi korosi pada logam
kitosan dan juga disebabkan adanya
Al optimum terjadi karena dipengaruhi
lapisan tipis pada logam Al itu sendiri.
oleh mobilitas ion SO42- dan kemampuan
Aluminium maupun paduannya memiliki
Al
sifat
membentuk
e-ISSN 2502-4787
lapisan
tipis.
Nilai
tahan
terhadap
korosi
karena
126 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017
Erna, dkk.
terbentuknya lapisan tipis pasifasi yang bersifat
protektif.
membentuk
Korosi
lapisan
aluminium
kitosan sebagai pelapis korosi pada
lapisan
logam Fe, Zn, dan Al dalam media HCl
tersebut terbentuk secara spontan pada
dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4 serta
permukaan
dalam media H2SO4 pada Gambar 5 dan
logam,
Al2O3,
Foto optik pengaruh penambahan
karena
logam
mempunyai komposisi kimia yang tidak
6.
homogen (Siregar, 2013).
(a)
(b)
Gambar 3. Foto optik: (a). logam Zn, Fe dan Al dalam HCl 2M tanpa dan (b) dengan coating kitosan selama 3 hari
(a)
(b)
Gambar 4. Foto optik (a) logam Zn, Fe dan Al dalam HCl 4M tanpa dan (b) dengan coating kitosan selama 3 hari
e-ISSN 2502-4787
Efektivitas Kitosan Sebagai Pelapis (Coating) Korosi 127
(a)
(b)
Gambar 5. Foto optik: (a) logam Zn, Fe dan Al dalam media H2SO4 2M tanpa dan (b) dengan coating kitosan selama 3 hari
(a)
(b)
Gambar 6. Foto optik: (a) logam Zn, Fe dan Al dalam H2SO4 4M tanpa dan (b) dengan coating kitosan selama 3 hari
Terlihat
Perubahan
warna
pada
permukaan logam Zn dan Fe setelah
membentuk
lapisan
oksida
pada
permukaannnya.
dilapisi dengan larutan kitosan dalam
Sementara itu, logam Zn dalam
media HCl yaitu dari warna hitam
media H2SO4 2M akan larut sempurna
menjadi coklat. Hal ini menunjukkan
tetapi jika dilapisi dengan larutan kitosan
bahwa
Zn menjadi larut sebagian. Hal ini
lapisan
menghambat
kitosan
terjadinya
korosi
efektif pada
menunjukkan
larutan
korosi
bekerja
logam Zn dan Fe. Tapi khusus pada
dalam menghambat terjadinya korosi
logam Al tidak terjadi perubahan warna
pada logam Zn, Fe dan Al.
karena
Al
mempunyai
e-ISSN 2502-4787
kemampuan
128 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017
Erna, dkk.
logam Al tidak terjadi perubahan warna
KESIMPULAN Efektifitas inhibisi korosi larutan
pada
permukaannya
karena
kemampuan
Al
kitosan optimum terjadi pada logam Fe
mempunyai
membentuk
dalam media HCl 2M dengan waktu
lapisan oksida secara spontan. Efisiensi
perendaman 3 hari yaitu sebesar 70, 83%.
inhibisi korosi pada logam dipengaruhi
Sedangkan efektifitas inhibisi korosi
oleh mobilitas ion
optimum dalam media H2SO4
terjadi
logam. Kitosan berpotensi digunakan
pada logam Al yaitu mencapai 57,57%
sebagai pelapis korosi pada logam Zn, Fe
dengan waktu perendaman 2 hari dan
dan Al karena gugus amina aktif kitosan
konsentrasi H2SO4 2M. Hasil foto optik
dapat berinteraksi dengan ion logam
memperlihatkan terjadi perubahan warna
membentuk
permukaan logam Zn dan Fe jika dilapisi
kompleks.
dari lingkungan
khelat
atau
senyawa
dengan larutan kitosan, kecuali pada DAFTAR RUJUKAN Baboian, R. 2005. Corrosion Tests and Standards:
Application
Interpretation. ASTM
and
Second
edition.
International.
West
Conshohocken. Pp.886 Bardal,
E.
2003.
dalam Air, J. Natur .Ind., 12(1), 8792. Fernandes, S.O. 2004. Physicochemical and
Functional
Properties
of
Crawfish Chitosan as Affected by
Corrosion
and
Protection. Spinger. Pp.309
Different
Processing
Protocols.
Thesis. The departement of Food
Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Erna, M., Emriadi.,Alif, A dan Arief, S,
Science. Seoul National University Karim,A.A Analisa
dan
Yusuf,
Pengaruh
Z.A.
2012.
Penambahan
2011, Karboksimetil kitosan sebagai
Inihibitor Kalsium Karbonat dan
inhibitor korosi pada baja lunak
Tapioka
dalam media air gambut, JMS, 16(2),
Korosi Pada Pelat Baja Tangki
106-110
Ballast Air Laut. Jurnal Riset dan
Erna,M., Emriadi.,Alif, A dan Arief, S, 2009,
Sintesis
Karboksimetil
dan Kitosan
Aplikasi sebagai
Terhadap
Tingkat
Laju
Teknologi Kelautan. 10(2): 206. Jurusan
Teknik
Perkapalan
FT
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Inhibitor Korosi pada Baja karbon e-ISSN 2502-4787
Efektivitas Kitosan Sebagai Pelapis (Coating) Korosi 129
Li, J dan Bai, R. 2002. Mechanisms of
menggunakan natrium sitrat. Jurnal
Lead Adsorption on Chitosa/PVA
Kimia 7 (1): 102-112. Universitas
Hydrogel Beads. Langmuir 18(25):
Cendrawasih. Jayapura.
9765-9770.
Zheludkevich, M.I., Tedim, J., Freire,
Rumapea, N 2009. Penggunaan Kitosan
C.S.R and Fernandes, S.C.M. 2011.
Dan Polyaluminium Chloride (PAC)
Self-Healing Protective Coating with
Untuk Menurunkan Kadar Logam
“Green” Chitosan Based Pre-Layer
Besi (Fe) Dan Seng (Zn) Dalam Air
Reservoir of Corrosion Inhibitor. J.
Gambut.
Mater. Chem. 21. 4805–4812.
Siregar, T. 2013. Studi laju korosi dan mekanisme inhibisi aluminum murni
e-ISSN 2502-4787