i
EFEKTIVITAS IKLAN TEH BOTOL SOSRO MELALUI PENEMPATAN ALAT BANTU JUAL DAN MATERI PROMOSI DI KANTIN SAPTA DHARMA IPB
ATHIA PRIVIDYANI
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Iklan Teh Botol Sosro Melalui Penempatan Alat Bantu Jual dan Materi Promosi di Kantin Sapta Dharma IPB benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2015
Athia Prividyani NIM H24100165
iv
v
ABSTRAK ATHIA PRIVIDYANI. Efektivitas Iklan Teh Botol Sosro Melalui Penempatan Alat Bantu Jual dan Materi Promosi di Kantin Sapta Dharma IPB. Dibimbing oleh PRAMONO D FEWIDARTO. PT. Sinar Sosro menggunakan penempatan alat bantu jual dan materi promosi sebagai media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB yang paling mendapat perhatian dari konsumen, menganalisis efektivitas iklan dan pengaruhnya pada proses keputusan pembelian. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, EPIC model, direct rating method dan tabulasi silang. Media iklan yang paling mendapat perhatian responden adalah papan nama. Iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi merupakan iklan yang efektif dan baik. Frekuensi berkunjung dan durasi berkunjung dipengaruhi oleh asal fakultas. Komunikasi dan perhatian dipengaruhi oleh jenis kelamin. Perhatian dan respon afektif dipengaruhi oleh frekuensi berkunjung. Iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB mampu memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian namun belum maksimal dan mampu menciptakan sikap positif terhadap iklan walaupun responden merupakan konsumen produk pesaing. Kata kunci: direct rating method, efektivitas, EPIC model, iklan
ABSTRACT ATHIA PRIVIDYANI. The Effectiveness of Teh Botol Sosro’s Advertising Trough Sales Aids and Promotional Material Placement at Kantin Sapta Dharma IPB. Supervised by PRAMONO D FEWIDARTO. PT. Sinar Sosro uses sales aids and promotional material placement as Teh Botol Sosro’s advertising media at Kantin Sapta Dharma IPB. The research’s objectives are to identify which sales aids or promotional material attracts consumers’s attention the most and to analyze the ads’s effectivity and its effect to purchase decision making process. The analysis instruments that are used in this research are descriptive analysis, EPIC model, direct rating method, and cross tabulation. The advertising media that attracts consumers’s attention the most is signboard. Teh Botol Sosro’s advertising using sales aids and promotional material placement is an effective and good advertising. Visiting frequency and visiting duration are influenced by faculty. Gender influences communication and attention. Visiting frequency influences attention and affective response. Teh Botol Sosro’s advertising using sales aids and promotional material placement at Kantin Sapta Dharma IPB brings effect to purchase decision making process but not in a maximum scale and has a capability to create positive behaviour towards the ad although the respondents are consuming competitor’s products. Keyword: direct rating method, effectivity, EPIC model, advertising
vi
vii
EFEKTIVITAS IKLAN TEH BOTOL SOSRO MELALUI PENEMPATAN ALAT BANTU JUAL DAN MATERI PROMOSI DI KANTIN SAPTA DHARMA IPB
ATHIA PRIVIDYANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
viii
x
xi
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Iklan Teh Botol Sosro Melalui Penempatan Alat Bantu Jual dan Materi Promosi di Kantin Sapta Dharma IPB”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Pramono D. Fewidarto, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bantuan, dukungan dan pengarahan kepada penulis dalam proses penulisan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua dan seluruh keluarga atas semua doa dan kasih sayangnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman Manajemen IPB 47 dan sahabat-sahabat seperjuangan selama menempuh pendidikan di IPB atas segala bantuan dan dukungan selama proses pembuatan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Desember 2015
Athia Prividyani
xiii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Iklan Tujuan Iklan Efektivitas Iklan Proses Keputusan Pembelian EPIC Model Direct Rating Method METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Tahapan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Data dan Sumber Data Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel Pengumpulan Data Uji Validitas dan Reliabilitas Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Gambaran Umum Kantin Sapta Dharma IPB Uji Validitas dan Reliabilitas Media Iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB Profil dan Karakteristik Responden Efektivitas Iklan Analisis Tabulasi Silang Pengaruh Iklan pada Pengambilan Keputusan Pembelian Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii vii vii 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 5 6 6 6 8 8 8 8 8 9 9 9 10 10 11 12 13 25 28 29 29 30 32
xiv
DAFTAR TABEL 1 Media iklan yang paling diketahui responden 2 Profil responden 3 Karakteristik responden 4 Hasil penilaian pada variabel emphaty 5 Skor rata-rata variabel emphaty 6 Hasil penilaian variabel persuasion 7 Skor rata-rata variabel persuasion 8 Hasil penilaian variabel impact 9 Skor rata-rata variabel impact 10 Hasil penilaian variabel communication 11 Skor rata-rata variabel communication 12 EPIC rate iklan 13 Hasil penilaian variabel perhatian 14 Skor rata-rata variabel perhatian 15 Skor rata-rata variabel pemahaman 16 Hasil penilaian variabel pemahaman 17 Hasil penilaian variabel respon kognitif 18 Skor rata-rata variabel respon kognitif 19 Skor rata-rata variabel respon afektif 20 Hasil penilaian variabel respon afektif 21 Hasil penilaian variabel sikap terhadap iklan 22 Skor rata-rata variabel sikap terhadap iklan 23 Skor total direct rating method 24 Rencana tabulasi silang antara profil dan karakteristik 25 Fakultas terhadap frekuensi berkunjung 26 Frekuensi berkunjung terhadap durasi berkunjung 27 Emphaty terkait dengan jenis kelamin 28 Emphaty terkait dengan merek yang paling sering dikonsumsi 29 Rekapitulasi hasil tabulasi silang antara profil dan karakteristik 30 Pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian
11 12 13 14 15 16 16 17 17 18 18 19 20 21 21 21 22 22 23 23 24 24 24 25 25 26 27 27 27 28
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran 2 Rentang skala keputusan EPIC model 3 EPIC model iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB 4 Rentang skala keputusan direct rating method
6 14 19 20
DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 2 Hasil Uji Tabulasi Silang dan Chi-Square 3 Letak iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB
312 33 41
xv
4 Alur tahapan penelitian 5 Kebutuhan data, sumber, metode, dan rekapitulasi hasil
42 43
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemasaran meliputi semua tahapan, yaitu mulai dari penciptaan produk hingga pelayanan pasca penjualan (Jefkins 1997). Periklanan yang merupakan bagian dari kegiatan promosi merupakan salah satu tahapan dari pemasaran. Konsumen perlu mengenali produk terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian, oleh karena itu pemasar membutuhkan suatu iklan sebagai bentuk komunikasi dengan konsumen untuk memperkenalkan produknya. Selain itu, saat ini pilihan produk bagi konsumen sudah sangat beragam. Kemunculan produkproduk baru membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan untuk melakukan keputusan pembelian. Hal ini membuat pemasar berlomba-lomba melakukan kegiatan promosi yang bersifat persuasif terhadap konsumen agar produknya menjadi produk pilihan konsumen. Akan tetapi Friestad dan Wright dalam Shrum (2010) mengungkapkan bahwa jika konsumen telah menyadari adanya upaya persuasif, konsumen akan melakukan perdebatan mental, penolakan pesan atau juga evaluasi pesan dari iklan tersebut. Oleh karena itu, pemasar perlu memilih metode dan media yang tepat, serta mengevaluasi efektivitasnya agar mendapat respon positif dari konsumen. Teknik promosi yang efektif akan mendorong pembelian besar dan meningkatkan kinerja penjualan dari sebuah organisasi, serta selalu mengarah kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Gutu K et al 2011). Menurut Roux (2014), semakin kreatif sebuah iklan atau semakin unik media yang digunakan maka akan semakin besar juga perhatian yang ditujukan kepada iklan tersebut. Selain pentingnya pemilihan media yang tepat, pemilihan lokasi iklan yang merupakan rangkaian kegiatan promosi pun sama pentingnya. Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan lokasi kegiatan promosi suatu barang atau jasa. Hal ini disebabkan banyaknya khalayak yang dapat dijangkau dengan melakukan kegiatan promosi di perguruan tinggi. Pemilihan tempat yang strategis dan media yang tepat sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan promosi di universitas. Salah satu tempat strategis untuk melakukan promosi melalui iklan di universitas adalah kantin. Kantin merupakan salah satu tempat yang paling sering dikunjungi mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Penempatan iklan di kantin merupakan langkah yang baik untuk menarik perhatian calon konsumen di kantin tersebut terhadap suatu produk. Di Institut Pertanian Bogor terdapat beberapa kantin yang sering dikunjungi mahasiswa. Salah satu kantin yang ramai pengunjung adalah Kantin Sapta Dharma Institut Pertanian Bogor. PT. Sinar Sosro melakukan promosi melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di kantin ini. Hal ini merupakan praktik periklanan PT. Sinar Sosro menggunakan media promosi lini bawah. Berdasarkan hasil penelitian Ashadi (2011), ada beberapa macam media lini bawah yang digunakan PT. Sinar Sosro dalam kegiatan periklanan Teh Botol Sosro. Media lini bawah yang digunakan adalah materi promosi dan alat bantu jual untuk channel outlet atau kegiatan sponsorship untuk suatu event tertentu. Materi promosi berfungsi sebagai alat pendukung kegiatan bauran promosi lainnya, sedangkan alat bantu jual berfungsi sebagai alat pendukung penjualan bagi channel outlet dan untuk memelihara hubungan baik antara
2
perusahaan dan pelanggan. Materi promosi tersebut, antara lain: benda-benda pajangan (seperti poster, stiker, jam dinding, stand perdagangan, sampel, asbak rokok, daftar menu, tempat tissue, tempat sendok garpu), kalender, spanduk, tastas iklan, iklan tubuh (seperti kaos, topi, payung, tas), bendera, dan cendera mata (seperti pena, gantungan kunci, cangkir, pembuka tutup botol). Sedangkan, alat bantu jual yaitu electric cooler, gerobak dorong, meja makan, dan cooler box. Perumusan Masalah Penempatan alat bantu jual dan materi promosi sebagai media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu bagian dari periklanan yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro agar produknya lebih diminati oleh calon konsumen dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan untuk tetap mempertahankan posisi produk di pasaran terhadap munculnya pesaing-pesaing baru. Namun respon konsumen terhadap kegiatan promosi serta pengaruhnya terhadap tingkat penjualan tidak selalu positif. Oleh karena itu seberapa efektif kegiatan promosi ini terhadap keputusan pembelian konsumen perlu dikaji agar PT. Sinar Sosro dapat menyempurnakan atau memperbaiki strategi promosinya. Selain itu ketepatan pemilihan media juga harus diukur menggunakan berbagai variabel yang berhubungan dengan efektivitas karena akan menentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi alat bantu jual dan materi promosi yang digunakan sebagai media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB yang paling mendapat perhatian dari konsumen. 2. Menganalisis respon konsumen terhadap efektivitas iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma Institut Pertanian Bogor. 3. Menganalisis pengaruh iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB pada pengambilan keputusan pembelian. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan referensi dan evaluasi bagi perusahaan tentang sejauh mana tingkat efektivitas media periklanan yang diterapkan agar dapat disempurnakan atau diperbaiki pada strategi promosi jangka panjang. 2. Sebagai pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama masa perkuliahan dan informasi pengetahuan bagi masyarakat umum tentang pemasaran khususnya periklanan. 3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.
3
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya difokuskan pada pengukuran efektivitas iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah emphaty, persuasion, impact, communication, perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Responden utama dari penelitian ini adalah mahasiswa dari berbagai fakultas yang mengunjungi Kantin Sapta Dharma IPB.
TINJAUAN PUSTAKA Iklan Iklan adalah sebuah bentuk komunikasi pemasaran yang ditujukan untuk meyakinkan audiens untuk membeli atau melakukan suatu tindakan terhadap suatu produk, informasi, jasa, dsb (Saleem 2011). Lee dan Johnson (2007) menyatakan iklan adalah komunikasi yang bersifat komersil dan non-personal mengenai sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Sedangkan menurut Kasali (2007), periklanan (advertising) merupakan bagian dari bauran komunikasi pemasaran (promotion mix) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Tujuan Iklan Peran iklan adalah membujuk audiens (Usman 2013). Tujuan iklan menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sebagai berikut: 1. Iklan informatif Tujuan iklan ini adalah menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada. 2. Iklan persuasif Menimbulkan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian produk atau jasa. 3. Iklan pengingat Menstimulasi pembelian berulang produk dan jasa. 4. Iklan penguat Meyakinkan pembeli bahwa saat ini mereka membuat pilihan yang tepat. Efektivitas Iklan Iklan yang efektif adalah iklan yang mampu mencapai tujuannya. Kegiatan periklanan yang efektif dipandang mampu mempengaruhi kecenderungan masyarakat dalam kegiatan konsumsi (Bram 2005). Shimp (2003) menyatakan iklan yang baik memuaskan beberapa hal berikut ini : 1. Iklan harus memperpanjang suatu strategi pemasaran. Iklan dapat dikatakan efektif apabila mempunyai kecocokan dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.
4
2. Iklan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut/lambangnya. Oleh karena itu, iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen. 3. Iklan yang efektif harus bersifat persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diklankan dapat meberikan keuntungan tambahan bagi konsumen. 4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk membedakannya dengan iklan lain. 5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang dapat diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. 6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya bukan membagusbaguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu. Proses Keputusan Pembelian Proses keputusan pembelian terdiri dari beberapa tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian (Kotler dan Keller, 2009). Konsumen akan melakukan proses keputusan pembelian ketika ia merasakan kebutuhan tertentu di dalam dirinya. Setelah mengenali dan merasakan kebutuhan tersebut, konsumen akan berusaha mencari informasi mengenai bagaimana ia dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan tersebut. Dari hasil pencarian informasi akan timbul beberapa alternatif yang dapat dievaluasi mengenai alternatif mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. Jika sudah memilih alternatif tersebut, konsumen akan melakukan pembelian. Terjadilah kegiatan konsumsi dan setelah itu konsumen akan bertindak sesuai dengan apa yang ia dapatkan dari kegiatan konsumsi tersebut. EPIC Model Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan EPIC model, (Durianto, et al. 2003). EPIC model yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. EPIC model mencakup empat dimensi kritis yaitu empati, persuasi, dampak dan komunikasi (empathy, persuasion, impact and communications – EPIC). Berikut akan dipaparkan dimensi – dimensi dalam EPIC model, yaitu : 1. Dimensi Empati Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek, apakah konsumen menyukai suatu bentuk komunikasi pemasaran dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu bentuk komunikasi pemasaran dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
5
2. Dimensi Persuasi Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. 3. Dimensi Dampak Dimensi dampak (impact) menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. 4. Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Direct Rating Method Dalam metode ini terdapat lima variabel yang digunakan. Semakin tinggi peringkat yang diperoleh suatu iklan untuk setiap variabelnya, semakin tinggi pula kemungkinan iklan tersebut efektif (Durianto et al. 2003). 1. Perhatian Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Faktor-faktor yang menentukan perhatian yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan (penentu) pribadi dan determinan stimulus. 2. Pemahaman Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. 3. Respon Kognitif Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Hal yang sangat penting adalah respon yang disebut argumen pendukung dan kontra kontra. Argumen pendukung adalah pikiran penyokong klaim. Kontra argument adalah pikiran yang menentang klaim dalam pesan. 4. Respon Afektif Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Respon afektif memiliki pesan yang penting dalam tahap penerimaan dalam proses informasi. 5. Sikap Terhadap Iklan Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu. Iklan yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap suatu produk. Alat komunikasi yang tidak disukai dapat menurunkan evaluasi produk dari sisi konsumen.
6
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor industri yang paling cepat berkembang saat ini. Inovasi-inovasi baru terhadap makanan dan minuman semakin sering dijumpai di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan lebih banyaknya alternatif produk makanan dan minuman yang dimiliki konsumen. Salah satu produk yang masih diminati banyak orang adalah teh dalam kemasan. PT. Sinar Sosro mempunyai berbagai varian produk teh dalam kemasan dan salah satu produk andalannya adalah Teh Botol Sosro. Namun berkembangnya pasar ready to drink menyebabkan munculnya produk-produk teh dalam kemasan lain di dalam negeri yang menyebabkan munculnya pesaing-pesaing Teh Botol Sosro. Penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB
Sudah
Evaluasi efektivitas? Belum Rencana evaluasi efektivitas
Alat bantu jual
Ya
Materi promosi
Efektif? Tidak
Rekomendasi perbaikan komunikasi pemasaran Pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Penjualan meningkat
Gambar 1 Kerangka pemikiran Persaingan yang terjadi akibat munculnya produk-produk teh dalam kemasan lain menyebabkan PT. Sinar Sosro harus memformulasikan strategi promosi yang tepat. Menurut Tan ER (2011) antara produk dan promosi tidak
7
dapat dipisahkan dan harus terdapat keseimbangan. Produk yang baik dan sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan meningkatkan penjualan. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi. PT. Sinar Sosro menggunakan media lini atas dan media lini bawah sebagai media periklanan Teh Botol Sosro (Ashadi 2011). Media lini bawah yang dimanfaatkan yaitu penempatan materi promosi dan alat bantu jual untuk channel outlet atau kegiatan sponsorship untuk suatu event tertentu. Materi promosi berfungsi sebagai alat pendukung kegiatan bauran promosi lainnya, sedangkan alat bantu jual berfungsi sebagai alat pendukung penjualan bagi channel outlet dan untuk memelihara hubungan baik antara perusahaan dan pelanggan. Materi promosi tersebut, antara lain: benda-benda pajangan (seperti poster, stiker, jam dinding, stand perdagangan, sampel, asbak rokok, daftar menu, tempat tissue, tempat sendok garpu), kalender, spanduk, tas-tas iklan, iklan tubuh (seperti kaos, topi, payung, tas), bendera, dan cendera mata (seperti pena, gantungan kunci, cangkir, pembuka tutup botol). Sedangkan, alat bantu jual yaitu electric cooler, gerobak dorong, meja makan, dan cooler box. Penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro dilakukan di berbagai outlet, salah satunya Kantin Sapta Dharma Institut Pertanian Bogor. Evaluasi efektivitas iklan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah iklan berfungsi sesuai dengan tujuannya. Jika iklan efektif maka iklan juga dapat memberikan pengaruh yang positif pada proses keputusan pembelian konsumen terhadap Teh Botol Sosro dan produk lain yang dijual di Kantin Sapta Dharma. Hal ini tentunya dapat membuat penjualan meningkat. Namun jika iklan tidak efektif maka diperlukan perbaikan komunikasi pemasaran agar iklan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap proses keputusan pembelian. Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1. Tahapan Penelitian Penelitian ini diawali dengan identifikasi masalah yang timbul dalam kegiatan promosi PT. Sinar Sosro lalu dilanjutkan dengan melakukan kajian literatur dan studi pustaka mengenai media iklan lini bawah. Langkah yang selanjutnya dilakukan adalah mengidentifikasi penggunaan media iklan lini bawah untuk salah satu produk PT. Sinar Sosro yaitu Teh Botol Sosro dan penerapannya di Kantin Sapta Dharma IPB. Setelah itu, dilakukan perancangan sampel dan penyusunan kuesioner. Setelah kuesioner disusun, diperlukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner valid dan reliabel atau tidak. Jika tidak, maka kuesioner perlu disusun ulang hingga kuesioner valid dan reliabel dan dapat dilanjutkan pada langkah pengumpulan data. Data yang dihasilkan digunakan untuk analisis efektivitas iklan dan tabulasi silang variabel dengan profil dan karakteristik responden. Seluruh hasil analisis selanjutnya diterapkan dalam perbaikan strategi komunikasi pemasaran dan hasil perbaikan tersebut direkomendasikan kepada perusahaan. Alur tahapan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4.
8
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kantin Sapta Dharma Institut Pertanian Bogor yang berlokasi di Dramaga, Bogor dengan responden pengunjung Kantin Sapta Dharma Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2014. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka dan media elektronik. Kebutuhan data, sumber, metode pengumpulan, analisis, dan rekapitulasi hasil dapat dilihat pada Lampiran 5. Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel Metode penarikan sampel yang digunakan untuk pemilihan responden konsumen adalah accidental sampling dimana responden pada penelitian ini adalah pengunjung Kantin Sapta Dharma IPB yang secara tidak sengaja bertemu dengan penulis yang dianggap cocok sebagai responden dan bersedia mengisi kuesioner. Penulis berpedoman pada pendapat Roscoe dalam Sekaran (2006), yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 dan dalam penelitian multivariat, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali atau lebih dari jumlah variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan 9 variabel, maka jumlah sampel yang digunakan adalah 90 sampel. Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk mengetahui respon konsumen dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden dan studi pustaka. Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden untuk mengetahui efektivitas promosi melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro. Variabel yang digunakan dalam kuesioner adalah emphaty, persuasion, impact, communication, perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada 50 kuesioner dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid jika hasil r hitung uji validitas melebihi rtabel dengan tingkat signifikansi 5%. Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai alpha crobanch yang dihasilkan > 0.6.
9
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, skor rata-rata dan tabulasi silang. Pengukuran efektivitas iklan dan menggunakan alat analisis EPIC mode dengan menggunakan skala Likert dengan rentang skala 1-5. Direct rating method digunakan untuk mengukur kekuatan iklan dan menggunakan skala Likert dengan rentang skala 15. Selain itu, untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel, profil responden, dan karakteristik responden digunakan tabulasi silang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT. Sinar Sosro adalah perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974 ketika keluarga Sosrodjojo memutuskan untuk memisahkan usaha teh siap minum dalam kemasan dari usaha teh seduh keluarga yakni dengan mendirikan sebuah perusahaan baru. Harapannya adalah agar dapat lebih fokus dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman teh siap minum dalam kemasan botol beling. Menurut Sembiring (2010), PT. Sinar Sosro membagi segmen pasar berdasarkan tingkat pendapatan konsumen, berdasarkan usia konsumen, dan berdasarkan kelas sosial. Segmentasi berdasarkan tingkat pendapatan konsumen yaitu konsumen dengan pendapatan rendah, sedang, dan tinggi. Segmentasi berdasarkan usia konsumen, perusahaan membagi pasar menjadi pasar anak-anak, remaja, dan dewasa. Berdasarkan kelas sosial, perusahaan membagi pasar menjadi kelas menengah ke bawah, menengah, dan menengah ke atas. Berdasarkan segmentasi yang telah dibagi, PT. Sinar Sosro memilih semua segmen pada tingkat pendapatan konsumen. Perusahaan menilai segmen menengah dan menengah ke atas dapat mengalokasikan anggarannya untuk mengkonsumsi produk-produknya. Perusahaan juga memilih semua segmen pada usia konsumen. PT. Sinar Sosro memiliki positioning statement yaitu “total beverage company” yang dapat diartikan sebagai perusahaan minuman yang dapat melepas dahaga dimana saja, kapan saja, dan dapat memberikan nilai tambah kepada semua pihak terkait. Oleh karena itu, perusahaan berusaha memproduksi produkproduk yang berkualitas dengan harga terjangkau. Dasar atau filosofi PT. Sinar Sosro adalah niat baik yang dijabarkan dalam 3K dan RL yakni peduli terhadap kualitas, peduli terhadap keamanan, peduli terhadap kesehatan produk, dan ramah lingkungan. Produk-produk PT. Sinar Sosro saat ini adalah sebagai berikut teh siap minum dengan merek Teh Botol Sosro, Fruit Tea Sosro, Sosro Joy Green Tea dan Stee; teh berkarbonasi / soda dengan merek TEBS; jus dengan merek Country Choice dan Happy Jus; dan air mineral dengan merek Prim-a. PT. Sinar Sosro memiliki perkebunan milik sendiri sebagai sumber bahan baku teh mereka. Perkebunan tersebut mempunyai nama perusahaan PT. Agropangan Putra Mandiri yang berlokasi di Cianjur, Pangalengan,
10
Tasikmalaya, dan Garut. Daun teh yang dihasilkan dari perkebunan tersebut kemudian diolah menjadi teh kering yang merupakan bahan baku teh untuk produk-produk PT. Sinar Sosro oleh PT. Gunung Slamat. Kedua perusahaan diatas merupakan sister company dari PT. Sinar Sosro yang tergabung dalam satu perusahaan induk yaitu Rekso Group. Teh Botol Sosro merupakan salah satu produk unggulan PT. Sinar Sosro yang sudah diluncurkan sejak tahun 1974. Bahan-bahan yang terdapat pada Teh Botol Sosro merupakan bahan-bahan alami dan diproduksi secara higienis yaitu air, gula, dan teh wangi khas Sosro. Sampai dengan tahun 2014, kemasan produk Teh Botol Sosro adalah sebagai berikut kemasan botol beling, volume 220 ml, kemasan kotak (Tetra Pak), volume 200 ml, 250 ml, 330 ml dan 1 Liter, kemasan botol plastic PET 450 ml, 500 ml, kemasan pouch 150 ml, kemasan botol PET 450 ml (less sugar), dan kemasan kotak 250 ml (less sugar). Gambaran Umum Kantin Sapta Dharma IPB Kantin Sapta Dharma IPB yang dikelola oleh Koperasi Sapta Fateta-IPB berlokasi di Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus IPB Dramaga. Lokasi ini dekat dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Selain itu, lokasi ini juga mudah dijangkau oleh mahasiswa fakultas-fakultas lainnya di Kampus IPB Dramaga. Koperasi Sapta Fateta–IPB merupakan sarana penunjang persaudaraan pegawai dan civitas Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ha (2014) menyatakan Koperasi Sapta Fateta–IPB memiliki Badan Hukum Nomor 185 A/PAD/BH/KDK105/IV/2004 sejak tanggal 28 April 2004. Koperasi Sapta Fateta-IPB bergerak di bidang pengolahan dan penjualan makanan dan minuman. Koperasi beranggotakan beberapa pelaku usaha kecil/pedagang yang menjalankan usaha di lingkungan koperasi dan menyediakan beragam jenis makanan dan minuman di masing-masing kios/counter. Kantin Sapta Dharma IPB merupakan salah satu kantin terbesar dan paling ramai dikunjungi oleh warga kampus di Kampus IPB Dramaga. Pada tahun 2012, Kantin Sapta Dharma direnovasi dan melakukan kerja sama dengan PT. Sinar Sosro untuk penempatan alat bantu jual dan materi promosi. Saat ini kantin memiliki sekitar 22 stand penjualan yang terdiri dari stand penjualan makanan dan minuman. Stand penjualan produk-produk PT. Sinar Sosro adalah salah satunya. Makanan yang dijual di Kantin Sapta Dharma IPB antara lain mie ayam, berbagai macam soto, macam-macam nasi beserta lauk pauknya, dsb. Minuman yang dijual di Kantin Sapta Dharma IPB antara lain, susu dan berbagai macam olahannya, minuman-minuman kemasan siap minum, dsb. Range harga makanan dan minuman yang dijual di Kantin Sapta Dharma berkisar antara Rp 2000 sampai Rp 25000. Selain makanan dan minuman, terdapat juga usaha fotokopi dan toko buku di area Kantin Sapta Dharma IPB. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16 terhadap 50 kuesioner, didapatkan hasil seperti
11
pada Lampiran 1. Seluruh pertanyaan valid karena mempunyai nilai r hitung > 0.2787. Selain itu kuesioner juga dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Alpha Cronbach sebesar 0.841 > 0.6. Media Iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB Salah satu kegiatan promosi below the line PT. Sinar Sosro adalah penempatan alat bantu jual dan materi promosi di channel outlet. Kantin Sapta Dharma IPB merupakan salah satu channel outlet yang dimaksud. Kerja sama ini telah berlangsung sejak tahun 2012. Adapun tujuan kerja sama yaitu mempertahankan dan menjaring lebih banyak kosumen bagi produk-produk PT. Sinar Sosro khususnya Teh Botol Sosro yang iklannya terpasang di berbagai alat bantu jual dan materi promosi yang berada di Kantin Sapta Dharma IPB. Pihak Kantin Sapta Dharma IPB tidak mengeluarkan biaya apapun dalam hal ini. Semua biaya renovasi termasuk pengadaan alat bantu jual ditanggung oleh pihak PT. Sinar Sosro dan pihak Kantin Sapta Dharma IPB memberikan timbal balik berupa penyediaan tempat untuk stand penjualan sebagai penempatan materi promosi untuk produk-produk PT. Sinar Sosro. Pengawasan oleh PT. Sinar Sosro dilakukan dengan mengirimkan perwakilan untuk mengamati tingkat penjualan dan kondisi di lapangan. Tabel 1 Media iklan yang paling diketahui responden Alat bantu jual dan materi promosi Frekuensia 22 Meja 47 Papan Nama 14 Cooler 7 Stand Penjualan 90 Total a Jumlah responden yang memilih alat bantu jual atau materi promosi
% 24.4 52.2 15.6 7.8 100
Modus Papan nama
Alat bantu jual yang digunakan sebagai media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB sebagaimana yang terdapat pada Lampiran 3 adalah meja makan, electric cooler, papan nama kantin dan papan nama pada stand pedagang. Selain itu PT. Sinar Sosro juga melakukan penempatan materi promosi yaitu stand penjualan produk-produk Sosro yang terpasang iklan Teh Botol Sosro. Berdasarkan Tabel 1, alat bantu jual yang paling diketahui dan mendapat perhatian responden adalah papan nama, baik papan nama kantin maupun papan nama yang terdapat pada stand pedagang. Hal ini membuktikan bahwa papan nama merupakan alat bantu jual dan media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB yang paling menarik perhatian dan diingat oleh responden. Papan nama kantin merupakan benda yang paling jelas terlihat pada saat memasuki kantin sedangkan papan nama stand pedagang pasti terlihat ketika pengunjung memilih makanan yang akan dibeli. Hal-hal tersebut yang dapat menyebabkan papan nama sebagai alat bantu jual yang paling mendapat perhatian dari pengunjung Kantin Sapta Dharma IPB. Produk minuman yang tersedia di Kantin Sapta Dharma tidak hanya produk-produk PT. Sinar Sosro, terdapat juga produk-produk dari perusahaan lain termasuk produk pesaing Teh Botol Sosro. Walaupun tempat penjualan produk-
12
produk pesaing tersebut letaknya jauh dari stand penjualan produk-produk Sosro, hal ini dapat menghambat kinerja iklan karena banyaknya variasi produk yang dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Profil dan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 90 responden. Informasi karakteristik responden diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh para responden yang merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor pengunjung Kantin Sapta Dharma IPB. Profil responden dapat dilihat pada Tabel 2 dan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2 Profil responden Profil responden Jenis kelamin
Frekuensia
%
Laki-laki
13
14.4
Perempuan
77
85.6
90
100
17-20 tahun
38
42.2
21-24 tahun
46
51
> 24 tahun
6
6.6
90
100
FATETA
14
15.6
NON FATETA
76
84.4
90
100
Kategori
Total Usia
Total Fakultas
Total a Jumlah responden yang memilih kategori
Responden perempuan mendominasi total responden. Hal ini dapat disebabkan oleh mayoritas mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah perempuan. Hal ini merefleksikan populasi mahasiswa IPB dimana jumlah mahasiswa perempuan lebih banyak. Sebagian besar responden berusia dibawah 24 tahun. Rata-rata responden yang berada pada kategori usia tersebut merupakan mahasiswa S1 yang memang jumlahnya lebih banyak. Hal tersebut dapat menjadi penyebab sebagian besar responden adalah yang berusia dibawah 24 tahun. Berdasarkan Tabel 2, mayoritas pengunjung Kantin Sapta Dharma IPB bukan merupakan mahasiswa FATETA. Hal ini dapat disebabkan oleh lokasi kantin yang strategis dan dapat dikunjungi oleh mahasiswa dari fakultas manapun. Selain itu, hal ini dapat juga disebabkan dengan dekatnya ruang kuliah mahasiswa dengan lokasi kantin. Rata-rata responden berkunjung ke Kantin Sapta Dharma IPB setiap hari dan seminggu tiga kali. Frekuensi tersebut termasuk dalam kategori sering. Hal ini dapat mengindikasikan mahasiswa IPB sering mengunjungi kantin tersebut walaupun bukan berasal dari FATETA. Fakta ini membuktikan bahwa Kantin Sapta Dharma IPB merupakan salah satu tempat yang sesuai untuk mempromosikan suatu produk karena memiliki pengunjung yang sering
13
melakukan kunjungan, sehingga kemungkinan media promosi mendapat perhatian pengunjung lebih besar. Sebagian besar responden dengan persentase sebesar 97.8% mengunjungi Kantin Sapta Dharma IPB kurang dari 4 jam. Hal ini dapat disebabkan oleh kegiatan yang dilakukan mayoritas responden di Kantin Sapta Dharma hanya sebatas makan dan minum sambil berdiskusi santai saja sehingga tidak menghabiskan banyak waktu. Tabel 3 Karakteristik responden Karakteristik responden Frekuensi berkunjung
Kategori Setiap hari Seminggu 3 kali Seminggu sekali 2 minggu sekali Lainnya
Frekuensia
Persentase (%)
28 25 18 6 13 90 46 42 2 0 90
31.1 27.8 20 6.7 14.4 100 51.1 46.7 2.2 0 100
65
72.2
3
3.3
17
18.9
5 90 30 21 12 13 14 90
5.6 100 33.3 23.3 13.3 14.4 15.6 100
Total Durasi berkunjung
< 1 jam 1-3 jam 4-5 jam Lainnya
Total
Alasan berkunjung
Jarak yang dekat dengan ruang kuliah Kebersihan Jajanan yang lengkap dan enak Lainnya
Total Merek teh kemasan siap minum yang paling sering dikonsumsi
Teh Kotak Teh Botol Sosro Teh Pucuk Nu Green Tea Lainnya
Total a Jumlah responden yang memilih kategori
Alasan utama mayoritas responden berkunjung ke Kantin Sapta Dharma IPB adalah jarak yang dekat dengan ruang kuliah. Hal ini mengindikasikan bahwa kantin terletak di lokasi yang strategis karena dekat dengan pusat kegiatan mahasiswa. Sebesar 33.3% responden memilih Teh Kotak sebagai merek teh kemasan siap minum yang paling sering dikonsumsi. Teh Botol Sosro sendiri menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 23.3%. Hal ini dapat disebabkan selera personal responden dalam karakteristik rasa, harga, dsb. Efektivitas Iklan Analisis EPIC Model EPIC model adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas iklan. Variabel yang digunakan adalah emphaty (empati), persuasion
14
(persuasi), impact (dampak), communication (komunikasi). Rentang skala keputusan EPIC model terdapat pada Gambar 2. STE
0
TE
0.8
CE
2.6
E
SE
3.4
4.2
5
Gambar 2 Rentang skala keputusan EPIC model. STE: sangat tidak efektif, TE: tidak efektif, CE: cukup efektif, E: efektif, SE: sangat efektif. Variabel Emphaty Penilaian dimensi emphaty menggunakan indikator yang berhubungan dengan ketepatan penggunaan media, daya tarik, dan kesan terhadap iklan Teh Botol Sosro yang berada pada alat bantu jual di Kantin Sapta Dharma IPB. Hasil penilaian disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil penilaian pada variabel emphaty Indikator
a. Ketepatan penggunaan media
Atribut Sangat tidak tepat Tidak tepat Biasa saja Tepat Sangat tepat
Bobot 1 2 3 4 5
Total a.
b. Daya tarik
Sangat tidak menarik Tidak menarik Biasa saja Menarik Sangat menarik
1 2 3 4 5
Sangat terganggu Terganggu Biasa saja Tidak terganggu Sangat tidak terganggu
1 2 3 4 5
Total b.
c. Kesan
Total c. Jumlah responden yang memilih atribut
Frekuensia 0 2 16 54 18 90 0 3 37 43 7 90 0 0 58 28 4 90
% 0 2.2 17.8 60 20 100 0 3.3 41.1 47.8 7.8 100 0 0 64.4 41.1 4.4 100
a
Ketepatan media dinilai tepat oleh mayoritas responden dengan persentase 60%. Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa keberadaan alat bantu jual dan materi promosi yang merupakan media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB adalah suatu hal yang wajar dan memang pada tempatnya. Mayoritas responden (47.8%) merasa iklan sudah menarik namun pada kenyataannya daya tarik iklan masih berada pada level cukup, karena masih banyaknya responden yang menganggap daya tarik iklan biasa saja (41.1%). Sebanyak 64.4% memiliki kesan biasa saja terhadap iklan. Hasil data pada Tabel 4 menunjukkan mereka tidak terganggu dengan adanya iklan karena tidak ada responden yang menjawab
15
sangat terganggu dan terganggu. Iklan dinilai tidak menimbulkan perasaan atau pikiran yang tidak nyaman di dalam diri responden. Tabel 5 Skor rata-rata variabel emphaty Indikator a. Ketepatan penggunaan media b. Daya tarik c. Kesan Total Skor rata-rata variabel emphaty
∑Frekuensi×Bobot 358 324 306
Skor rata-rata 3.98 3.60 3.40 10.98 3.66
Hasil penilaian variabel emphaty yang tersaji pada Tabel 4 dicari skor rataratanya untuk mengetahui tingkat efektivitas variabel emphaty. Total skor ratarata variabel emphaty dapat dilihat di Tabel 5. Skor rata-rata variabel emphaty adalah 3.66. Jika skor tersebut dimasukan kedalam rentang skala EPIC model, maka variabel emphaty termasuk rentang skala efektif. Hal ini menunjukkan bahwa iklan melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik produk Teh Botol Sosro dan mampu memasuki pikiran dan perasaan konsumen. Variabel Persuasion Penilaian variabel persuasion menggunakan indikator yang berhubungan dengan kemampuan meyakinkan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk, kemampuan mendorong konsumen untuk mengajak teman untuk membeli produk, dan efek akan membeli produk jika suatu saat berkeinginan untuk mengkonsumsi produk teh kemasan yang dimiliki oleh iklan pada alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB. Iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB belum berhasil meyakinkan responden untuk membeli dan mengkonsumsi produk karena berdasarkan hasil pada Tabel 6, 57.8% dari total responden menjawab biasa saja. Namun jumlah responden yang menilai iklan tersebut meyakinkan juga cukup tinggi yaitu 35.6%. Jadi, kemampuan iklan tersebut dalam meyakinkan responden untuk membeli dan mengkonsumsi produk belum maksimal. Hal ini dapat berdampak terhadap banyaknya jumlah responden yang ragu-ragu dalam merekomendasikan produk kepada teman-temannya yaitu sebanyak 54.4% karena kemampuan untuk meyakinkan diri responden saja belum maksimal. Namun iklan ini sudah cukup berhasil dalam menimbulkan efek akan membeli Teh Botol Sosro jika suatu saat berkeinginan untuk mengkonsumsi teh kemasan siap minum. Kemungkinan responden membeli produk Teh Botol Sosro jika suatu saat berkeinginan untuk mengkonsumsi teh kemasan siap minum adalah 60%, walaupun yang menjawab ragu-ragu masih cukup tinggi yaitu sebesar 32.2%. Hasil penilaian variabel persuasion dijelaskan dalam Tabel 6. Hasil penilaian variabel persuasion selanjutnya dicari skor rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektivitas variabel tersebut. Skor rata-rata variabel persuasion dapat dilihat pada Tabel 7.
16
Tabel 6 Hasil penilaian variabel persuasion Indikator
a. Kemampuan meyakinkan untuk membeli
Atribut Sangat tidak meyakinkan Tidak meyakinkan Biasa saja Meyakinkan Sangat meyakinkan
Bobot 1 2 3 4 5
Total a.
b. Kemampuan merekomendasikan produk
Sangat tidak mendorong Tidak mendorong Ragu-ragu Mendorong Sangat mendorong
1 2 3 4 5
Sangat tidak akan terjadi Tidak akan terjadi Ragu-ragu Akan terjadi Sangat akan terjadi
1 2 3 4 5
Total b.
c. Efek pembelian di masa yang akan datang
Total c. a Jumlah responden yang memilih atribut
Frekuensia 0 4 52 32 2 90 0 22 49 16 3 90 1 5 29 54 1 90
% 0 4.4 57.8 35.6 2.2 100 0 24.4 54.4 17.8 3.3 100 1.1 5.6 32.2 60 1.1 100
Berdasarkan Tabel 7, total skor rata-rata variabel persuasion adalah 3.30. Skor ini termasuk dalam rentang skala cukup efektif dalam rentang skala EPIC Model. Hal ini membuktikan bahwa iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual mempunyai tingkat persuasi yang cukup tinggi sehingga cukup berdampak pada keinginan konsumen untuk membeli Teh Botol Sosro. Tabel 7 Skor rata-rata variabel persuasion Indikator a. Kemampuan meyakinkan untuk membeli b. Kemampuan merekomendasikan produk c. Efek pembelian di masa yang akan datang Total Skor rata-rata variabel persuasion
∑Frekuensi×Bobot 302 270 318
Skor rata-rata 3.36 3.00 3.53 9.89 3.30
Variabel Impact Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel impact adalah yang berhubungan dengan kemampuan iklan dalam memberikan informasi yang membuat konsumen lebih mengenal produk dan kreativitas iklan dibandingkan iklan produk pesaing. Hasil penilaian variabel impact dapat dilihat pada Tabel 8. Dampak yang ditimbulkan iklan dalam efek lebih mengenal sudah cukup berhasil dengan tingginya persentase responden yang mendapatkan efek tersebut yaitu 56.7%. Namun persentase responden yang menjawab biasa saja juga cukup banyak yaitu sebesar 34.4%. Hal ini dapat membuktikan bahwa iklan belum menyajikan informasi-informasi mengenai produk secara jelas sehingga belum dapat menciptakan dampak lebih mengenal produk di dalam diri konsumen secara maksimal. Kreatifitas iklan dibandingkan dengan produk pesaingnya sudah cukup
17
baik dan dapat ditingkatkan lagi berdasarkan jumlah responden yang menjawab lebih kreatif yaitu sebanyak 55.6% , biasa saja sebanyak 34.4%, dan sangat lebih kreatif sebanyak 6.7%. Tabel 8 Hasil penilaian variabel impact Atribut
Bobot
Frekuensia
Sangat tidak lebih mengenal Tidak lebih mengenal Biasa saja Lebih mengenal Sangat lebih mengenal
1
0
0
2 3 4 5
Sangat tidak kreatif Tidak kreatif Biasa saja Lebih kreatif Sangat lebih kreatif
1 2 3 4 5
4 31 51 4 90 1 2 31 50 6 90
4.4 34.4 56.7 4.4 100 0 2.2 34.4 55.6 6.7 100
Indikator
a. Efek lebih mengenal produk
Total a.
b. Efek lebih mengenal produk
Total b. a Jumlah responden yang memilih atribut
%
Hasil penilaian tersebut dicari skor rata-ratanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas iklan dalam variabel impact. Skor rata-rata variabel impact dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Skor rata-rata variabel impact Indikator a. Efek lebih mengenal produk b. Kreativitas Total Skor rata-rata variabel impact
∑Frekuensi×Bobot 325 328
Skor rata-rata 3.61 3.64 7.25 3.63
Skor rata-rata variabel impact adalah 3.63. Hal ini menunjukkan bahwa variabel impact dari iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual termasuk rentang skala efektif jika dimasukkan dalam rentang skala EPIC Model. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa promosi Teh Botol Sosro menonjol dibandingkan pesaingnya dan iklan tersebut melibatkan konsumen untuk mengetahui karakteristik produk Teh Botol Sosro. Variabel Communication Variabel communication dalam iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual di Kantin Sapta Dharma IPB diukur menggunakan indikator yang berhubungan dengan kejelasan pesan, pemaparan fungsi, manfaat serta alasan harus memilih produk yang diiklankan daripada produk lain, dan kesesuaian tagline. Hasil penilaian variabel communication pada iklan dapat dilihat pada Tabel 10. Pesan yang disampaikan pada iklan dinilai sudah jelas berdasarkan jumlah responden yang memilih jelas dan sangat jelas yaitu sebesar 56.7% dan 8.9%. Namun mengingat persentase responden yang memilih biasa saja masih cukup besar yaitu sebesar 24.4%, kejelasan pesan dapat lebih diperjelas agar pesan dapat
18
tersampaikan dengan maksimal. Selain itu pemaparan fungsi, manfaat serta alasan harus memilih produk yang diiklankan daripada produk lain dinilai cukup jelas karena walaupun mayoritas responden menjawab jelas yaitu sebesar 44.4%, namun persentase biasa saja 37.8% dan tidak jelas yaitu sebesar 11.1% masih cukup tinggi sehingga diperlukan tambahan-tambahan informasi mengenai kelebihan produk pada iklan. Tagline yang ada pada iklan pun dirasa sesuai dengan produk dimana persentase responden yang memilih sesuai dan sangat sesuai yaitu sebesar 63.3% dan 14.4%. Tabel 10 Hasil penilaian variabel communication Indikator
a. Kejelasan pesan dan pemaparan fungsi
Atribut Sangat tidak jelas Tidak jelas Biasa saja Jelas Sangat jelas
Bobot 1 2 3 4 5
Sangat tidak jelas Tidak jelas Biasa saja Jelas Sangat jelas
1 2 3 4 5
Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Biasa saja Sesuai Sangat sesuai
1 2 3 4 5
Frekuensia 0 9 22 51 8 90 4 10 34 40 2 90 0 0 20 57 13 90
Total a.
b. Alasan harus memilih produk
Total b.
c. Kesesuaian tagline
Total c. a Jumlah responden yang memilih atribut
% 0 10 24.4 56.7 8.9 100 0 11.1 37.8 44.4 2.2 100 0 0 22.2 63.3 14.4 100
Hasil penilaian kemudian dicari skor rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektivitas iklan berdasarkan variabel communication. Skor rata-rata variabel communication dapat dilihat pada Tabel 11. Pada hasil perhitungan yang tersaji di Tabel 11, skor rata-rata yang diperoleh adalah 3.62. Skor ini menunjukkan bahwa variabel communication pada iklan berada pada rentang skala efektif berdasarkan rentang skala EPIC Model. Hal ini menyatakan bahwa iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual di Kantin Sapta Dharma IPB memiliki pesan yang dapat dimengerti dan diingat oleh konsumen. Tabel 11 Skor rata-rata variabel communication Indikator a. Kejelasan pesan dan pemaparan fungsi b. Alasan harus memilih produk c. Kesesuaian tagline Total Skor rata-rata variabel communication
∑Frekuensi×Bobot 328 296 353
Skor rata-rata 3.64 3.29 3.92 10.85 3.62
19
EPIC Rate EPIC rate yang dihasilkan adalah 3.55, skor ini menunjukkan bahwa iklan melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro berada pada rentang skala efektif. Hasil EPIC rate setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 12. Emphaty 3.66 = Efektif
5 4 3
3.30 = Cukup Efektif
2 1 Impact
Persuasion 5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
1 3.63 = Efektif
2 3
3.62 = Efektif
4 5 Communication
Gambar 3 EPIC model iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB Hasil analisis efektivitas iklan melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB menggunakan EPIC Model menunjukkan bahwa dari empat variabel yang diukur, tiga diantaranya yaitu empati, dampak dan komunikasi berada pada rentang skala efektif sedangkan untuk persuasi berada pada rentang skala cukup efektif. Grafik hasil analisis efektivitas iklan melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 12 EPIC rate iklan Variabel Emphaty Persuasion Impact Communication Total skor rata-rata EPIC rate
Skor rata-rata 3.66 3.30 3.63 3.62 14.21 3.55
20
Analisis Direct Rating Method Direct rating method dapat mengevaluasi kekuatan promosi atau iklan yang berkaitan dengan kemampuannya untuk mendapatkan perhatian, mudah atau tidaknya promosi itu di pahami, kemampuan promosi untuk menggugah perasaan, dan kemampuan promosi untuk mempengaruhi perilaku. Variabel yang digunakan adalah perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Rentang skala keputusan direct rating method terdapat pada Gambar 4. 0
20
40
Iklan Buruk
Iklan Kurang Baik
60 Iklan Ratarata
80
100 Iklan Hebat
Iklan Baik
Gambar 4 Rentang skala keputusan direct rating method Variabel Perhatian Penilaian variabel perhatian dilakukan menggunakan indikator yang berhubungan dengan kemampuan iklan dalam menarik perhatian dan keinginan untuk melihat iklan kembali. Hasil penilaian variabel perhatian dapat dilihat pada Tabel 13. Iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi memiliki kemampuan dalam menarik perhatian responden. Hal ini dibuktikan dengan persentase responden yang menjawab menarik perhatian sebesar 53.3%. Namun kemampuan tersebut harus dapat dikembangkan kembali karena persentase responden yang memilih biasa saja juga cukup tinggi yaitu sebesar 36.7%. Hal ini sejalan dengan kemampuan iklan dalam membuat konsumen ingin melihat kembali iklan tersebut. Mayoritas responden menjawab biasa saja yaitu sebesar 75.6% dalam pertanyaan mengenai keinginan untuk melihat kembali iklan. Hal ini berarti iklan memiliki kemampuan menarik perhatian yang belum maksimal sehingga responden tidak memiliki rasa ketertarikan khusus untuk melihat iklan kembali. Tabel 13 Hasil penilaian variabel perhatian Indikator
a. Ketertarikan terhadap iklan
Atribut Sangat tidak menarik perhatian Tidak menarik perhatian Biasa saja Menarik perhatian Sangat menarik perhatian
Bobot 1 2 3 4 5
Total a.
b. Keinginan melihat iklan kembali
Sangat tidak ingin Tidak ingin Biasa saja Ingin Sangat ingin
Total b. a Jumlah responden yang memilih atribut
1 2 3 4 5
Frekuensia 1 5 33 48 3 90 1 7 68 14 0 90
% 0 5.6 36.7 53.3 3.3 100 0 7.8 75.6 15.6 0 100
21
Hasil penilaian variabel perhatian dihitung skor rata-ratanya lalu dikonversikan ke skala direct rating. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan skor variabel perhatian sebesar 13.16. Hasil perhitungan skor rata-rata dan konversi ke skala direct rating dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Skor rata-rata variabel perhatian ∑Frekuensi×Bobot 317 275
Indikator a. Ketertarikan terhadap iklan b. Keinginan melihat iklan kembali Total Skor rata-rata variabel perhatian Konversi skala direct rating
Skor rata-rata 3.52 3.06 6.58 3. 29 = 3. 29 × = 13. 16
Variabel Pemahaman Skor direct rating yang dimiliki oleh variabel pemahaman adalah 13.84. Hasil skor rata-rata dan konversi skala direct rating variabel pemahaman dapat dilihat pada Tabel 15. Skor ini didapatkan dari perhitungan menggunakan skor rata-rata indikator yang tersaji pada Tabel 16. Tabel 15 Skor rata-rata variabel pemahaman Pertanyaan a. Pemahaman pesan b. Kemampuan menimbulkan keingintahuan Total Skor rata-rata variabel pemahaman Konversi skala direct rating
∑Frekuensi×Bobot 346 277
Skor rata-rata 3.84 3.08 6.92 3.46 = 3.46 × = 13.84
Indikator yang digunakan dalam penilaian variabel pemahaman adalah pertanyaan mengenai pemahaman responden terhadap pesan iklan dan kemampuan iklan dalam menimbulkan keinginan konsumen untuk mengetahui lebih jauh tentang produk. Tabel 16 Hasil penilaian variabel pemahaman Indikator
a. Pemahaman pesan
Atribut Sangat tidak memahami Tidak memahami Biasa saja Memahami Sangat memahami
Bobot 1 2 3 4 5
Total a.
b.Kemampuan menimbulkan keingintahuan
Total b. a
Sangat tidak ingin Tidak ingin Biasa saja Ingin Sangat ingin
1 2 3 4 5
Frekuensia 0 3 12 71 4 90 1 9 62 18 0 90
% 0 3.3 13.3 78.9 4.4 100 0 10 68.9 20 0 100
Jumlah responden yang memilih atribut
Sebesar 78.9% dari total responden sudah memahami pesan yang disampaikan iklan namun tidak cukup menimbulkan keinginan responden untuk
22
mengetahui lebih jauh tentang produk karena 68.9% dari total responden menjawab biasa saja dalam pertanyaan mengenai hal tersebut bahkan beberapa responden yaitu 10% dari total responden tidak ingin mengetahui lebih jauh tentang produk. Variabel Respon Kognitif Penilaian variabel respon kognitif dilakukan menggunakan indikator mengenai penerimaan dan kesetujuan responden terhadap pesan dan kejelasan iklan dibandingkan dengan media lain. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Hasil penilaian variabel respon kognitif Indikator a. Penerimaan dan kesetujuan pesan
Total a. b. Kejelasan iklan
Atribut Sangat tidak setuju Tidak setuju Biasa saja Setuju Sangat setuju
Bobot 1 2 3 4 5
Sangat tidak jelas Tidak jelas Biasa saja Jelas Sangat jelas
1 2 3 4 5
Total b. a Jumlah responden yang memilih atribut
Frekuensia 0 0 27 56 7 90 1 4 32 49 4 90
% 0 0 30 62.2 7.8 100 0 4.4 35.6 54.4 4.4 100
Persentase responden paling tinggi dalam pertanyaan mengenai kesetujuan isi pesan adalah atribut setuju yaitu 62.2%. Mayoritas responden menerima dan setuju atas klaim yang ada pada isi pesan iklan. Berdasarkan hasil penelitian, iklan memiliki pesan yang jelas. Sebagian besar responden dapat memahami pesan yang disampaikan oleh iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB. Hasil penilaian variabel respon kognitif dicari skor rata-ratanya lalu dikonversi ke skala direct rating. Hasil dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil perhitungan menunjukkan skor direct rating variabel respon kognitif adalah 14.72. Tabel 18 Skor rata-rata variabel respon kognitif Indikator a. Penerimaan dan kesetujuan pesan b. Kejelasan iklan Total Skor rata-rata variabel respon kognitif Konversi skala direct rating
∑Frekuensi×Bobot 340 321
Skor rata-rata 3.78 3.57 7.35 3.68 = 3.68 × = 14.72
23
Variabel Respon Afektif Skor direct rating variabel respon afektif yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 15.60. Skor ini diperoleh dari perhitungan skor rata-rata indikator yang dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Skor rata-rata variabel respon afektif ∑Frekuensi×Bobot 351
Indikator a.Estetika gambar dan tulisan Total Skor rata-rata variabel respon afektif Konversi skala direct rating
Skor rata-rata 3.90 3.90 3.90 = 3.90 × = 15.60
Variabel respon afektif diukur menggunakan indikator yang berhubungan dengan estetika gambar dan tulisan pada iklan. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Hasil penilaian variabel respon afektif Indikator
a. Estetika gambar dan tulisan
Atribut Sangat tidak bagus Tidak bagus Biasa saja Bagus Sangat bagus
Total a. a Jumlah responden yang memilih atribut
Bobot 1 2 3 4 5
Frekuensia 0 0 21 57 12 90
% 0 0 23.3 63.3 13.3 100
Estetika gambar dan tulisan pada iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi masuk dalam kategori bagus dengan persentase responden sebanyak 63.3%. Hal ini membuktikan iklan merupakan iklan yang nyaman untuk dipandang. Variabel Sikap Terhadap Iklan Indikator mengenai pengaruh keberadaan iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian dan image produk digunakan untuk mengukur variabel sikap terhadap iklan. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 21. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas responden merasa iklan memberikan pengaruh pada pengambilan keputusan pembelian. Iklan pun mampu menciptakan image produk yang baik pada responden. Iklan diindikasikan dapat membuat responden menunjukkan sikap yang baik terhadap iklan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, yaitu mayoritas responden merasa iklan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan pembelian dan mampu menciptakan image produk yang baik.
24
Tabel 21 Hasil penilaian variabel sikap terhadap iklan Indikator a. Pengaruh pada keputusan pembelian
Total a b. Image produk
Atribut Sangat tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Biasa saja Berpengaruh Sangat berpengaruh
Bobot 1 2 3 4 5
Sangat tidak buruk Tidak buruk Biasa saja Baik Sangat baik
1 2 3 4 5
Total b a Jumlah responden yang memilih atribut
Frekuensia 1 11 34 41 3 90 0 0 18 47 25 90
% 0 12.2 37.8 45.6 3.3 100 0 0 20 52.2 27.8 100
Hasil penilaian yang diperoleh selanjutnya dihitung skor rata-ratanya. Skor rata-rata yang didapat dari perhitungan kemudian dikonversikan ke skala direct rating. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa skor direct rating variabel sikap terhadap iklan yang diperoleh adalah 14.92. Hasil dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Skor rata-rata variabel sikap terhadap iklan Indikator a. Pengaruh pada keputusan pembelian b. Image produk Total Skor rata-rata variabel sikap terhadap iklan Konversi skala direct rating
∑Frekuensi×Bobot 304 367
Skor rata-rata 3.38 4.08 7.46 3.73 = 3.73 × = 14.92
Skor Total Direct Rating Method Setelah seluruh skor variabel-variabel direct rating method didapatkan, skor-skor tersebut dijumlahkan. Hasil perhitungan skor direct rating method dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Skor total direct rating method Variabel Perhatian Pemahaman Respon Kognitif Respon Afektif Sikap Terhadap Iklan Total skor direct rating
Direct rating 13.16 13.84 14.72 15.60 14.92 72.24
Berdasarkan penjumlahan yang telah dilakukan, skor total direct rating method yang diperoleh adalah sebesar 72.24. Hal ini menunjukkan iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB berada pada rentang skala promosi yang baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB merupakan iklan yang baik karena dapat menarik perhatian responden, dipahami responden, mendapat respon
25
kognitif dan respon afektif yang baik dari responden dan juga menciptakan sikap positif responden terhadap produk Teh Botol Sosro. Analisis Tabulasi Silang Tabulasi silang digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara profil dan karakteristik responden dengan variabel-variabel iklan. Keterkaitan dapat diketahui menggunakan uji statistik Chi-Square. Tabulasi silang dilakukan sesuai dengan rencana tabulasi silang yang dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Rencana tabulasi silang antara profil dan karakteristik FB
DB
AB
M
JK U F
√
E
P
√
√
I
C
PH
PM
RK
RA
√
√
√
√
√
√
√
S
√ √
FB DB AB
Direct rating method
EPIC model
Karakteristik
Profil
√
√
√ √ √ √ M JK: jenis kelamin, U: usia, F: fakultas, FB: frekuensi berkunjung, DB: durasi berkunjung, AB: alasan berkunjung, M: merek teh kemasan siap minum yang paling sering dikonsumsi, E: emphaty, P: persuasion, I: impact, C: communication, PH: perhatian, PM: pemahaman, RK: respon kognitif, RA: respon afektif, S: sikap terhadap iklan
Tabulasi Silang Terhadap Frekuensi Berkunjung Kantin Sapta Dharma IPB berlokasi di Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB. Oleh karena itu mahasiswa FATETA diduga lebih sering mengunjungi kantin dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak berasal dari FATETA. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis awal bahwa terdapat hubungan antara frekuensi berkunjung dengan asal fakultas. Tabel 25 Fakultas terhadap frekuensi berkunjung Fakultas FATETA NONFATETA Total
Setiap hari 14.4
Frekuensi berkunjung (%) Seminggu 3 Seminggu 2 minggu kali sekali sekali 1.1 0 0
Lainnya
Total
0
15.6
16.7
26.7
20
6.7
14.4
84.4
31.1
27.8
20
6.7
14.4
100
Pada Tabel 25, mayoritas responden yang berasal dari FATETA berkunjung setiap hari ke Kantin Sapta Dharma IPB. Responden yang tidak berasal dari FATETA hanya 19.8% yang berkunjung setiap hari ke kantin dan mayoritas dari mereka mempunyai frekuensi berkunjung yang lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang berasal dari FATETA yaitu seminggu 3 kali. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asal fakultas terhadap frekuensi berkunjung ke Kantin Sapta
26
Dharma IPB. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi berkunjung diantara kelompok fakultas pada pengunjung Kantin Sapta Dharma IPB. Hal ini dapat disebabkan oleh jarak ruang kuliah dan tempat kegiatan kampus mahasiswa dengan kantin atau mahasiswa memiliki kesukaan tertentu pada Kantin Sapta Dharma IPB. Tabulasi Silang Terhadap Durasi Berkunjung Berdasarkan Tabel 26, sebagian besar responden yang berkunjung ke Kantin Sapta Dharma IPB setiap hari memiliki durasi berkunjung lebih lama dibandingkan kategori frekuensi berkunjung lainnya. Mayoritas responden yang memilih kategori frekuensi berkunjung selain setiap hari berkunjung ke kantin selama kurang dari satu jam. Hal ini menyebabkan timbulnya dugaan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi berkunjung ke Kantin Sapta Dharma IPB dengan durasi berkunjung di Kantin Sapta Dharma IPB. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi berkunjung dengan durasi berkunjung. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan durasi berkunjung diantara kelompok frekuensi berkunjung. Hubungan yang terdapat antara frekuensi berkunjung dengan durasi berkunjung dapat disebabkan oleh kegiatan-kegiatan mahasiswa memang bertempat di sekitar Kantin Sapta Dharma IPB sehingga dalam sehari responden dapat menghabiskan waktunya di kantin lebih lama dibandingkan dengan kelompok frekuensi berkunjung lainnya Tabel 26 Frekuensi berkunjung terhadap durasi berkunjung Frekuensi berkunjung
Durasi berkunjung (%)
Total
< 1 jam
1-3 jam
4-6 jam
> 6 jam
Setiap hari
11.1
17.8
2.2
0
31.1
Seminggu 3 kali
21.1
6.7
0
0
27.8
Seminggu sekali
10
10
0
0
20
2 minggu sekali
4.4
2.2
0
0
6.7
Lainnya
4.4
10
0
0
14.4
Total
51.1
46.7
2.2
0
100
Tabulasi Silang Terhadap Variabel Emphaty (Empati) Berdasarkan hipotesis awal bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel emphaty dengan jenis kelamin. Pada hasil penelitian yang tersaji pada Tabel 27, sebagian besar responden baik laki-laki maupun perempuan menilai variabel empati dari iklan Teh Botol Sosro melalui alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB baik. Mayoritas yang merasakan hal tersebut adalah responden perempuan. Responden laki-laki tidak ada yang menilai variabel empati sangat baik sedangkan responden perempuan ada. Pada Tabel 28, mayoritas responden dari setiap kategori merek merespon variabel emphaty iklan dengan baik. Responden yang lebih sering mengkonsumsi teh kemasan siap minum selain Teh Botol Sosro pun menilai variabel empati iklan baik. Hal ini bertentangan dengan hipotesis awal.
27
Tabel 27 Emphaty terkait dengan jenis kelamin Emphaty (%)a
Jenis kelamin
Total (%)
1
2
3
4
5
Perempuan
0
1.1
28.9
51.1
4.4
Laki-laki
0
0.0
3.3
11.1
0.0
14.4
Total (%) 0 1.1 32.2 62.2 a 1: Sangat buruk, 2: Buruk, 3: Cukup Baik, 4: Baik, 5: Sangat Baik
4.4
100.0
85.6
Hasil uji statistik Chi-Square pada Lampiran 2 pun membuktikan bahwa tidak ada keterkaitan diantara variabel emphaty dengan merek yang paling sering dikonsumsi. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak adanya loyalitas terhadap merek tersebut atau sifat open-minded responden yang menyebabkan iklan masih dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan responden. Dapat disimpulkan, walaupun terdapat pengunjung Kantin Sapta Dharma IPB yang terbiasa mengkonsumsi produk teh kemasan siap minum dengan merek selain Teh Botol Sosro, iklan melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi mampu membuat hubungan dengan pribadi pengunjung dan disukai pengunjung. Tabel 28 Emphaty terkait dengan merek yang paling sering dikonsumsi Emphaty (%)a
Merek
Total (%)
1
2
3
4
5
Teh Botol Sosro
0
0
5.6
17.8
0
23.3
Teh Kotak
0
1.1
12.2
18.9
1.1
33.3
Teh Pucuk
0
0
3.3
8.9
1.1
13.3
Nu Green Tea
0
0
2.2
11.1
1.1
14.4
Lainnya
0
0
8.9
5.6
1.1
15.6
Total (%) 0 1.1 32.2 62.2 a 1: Sangat buruk, 2: Buruk, 3: Cukup Baik, 4: Baik, 5: Sangat Baik
4.4
100
Selanjutnya sesuai rencana tabulasi silang pada Tabel 24, hasil pengujian disajikan secara lengkap pada pada Lampiran 2. Rekapitulasi hasil tabulasi silang disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 Rekapitulasi hasil tabulasi silang antara profil dan karakteristik FB
DB
JK
AB
Direct Rating Method
EPIC Model
Karakteristik
Profil
M
E
P
TS
TS
I
C
PH
PM
RK
RA
**
***
TS
TS
TS
TS
**
S
U F
***
** TS
FB
**
DB AB
TS
TS TS TS TS M JK: jenis kelamin, U: usia, F: fakultas, FB: frekuensi berkunjung, DB: durasi berkunjung, AB: alasan berkunjung, M: merek teh kemasan siap minum yang paling sering dikonsumsi, E: emphaty, P: persuasion, I: impact, C: communication, PH: perhatian, PM: pemahaman, RK: respon kognitif, RA: respon afektif, S: sikap terhadap iklan, ***: signifikan pada taraf 5%, **: signifikan pada taraf 10%, *: siginifikan pada taraf 15%, TS: tidak signifikan
28
Pengaruh Iklan pada Pengambilan Keputusan Pembelian Sebesar 45.6% responden menyatakan bahwa iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB berpengaruh pada pengambilan keputusan pembelian responden. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 30. Pengambilan keputusan pembelian responden terhadap Teh Botol Sosro tidak sepenuhnya disebabkan oleh iklan. Hal ini didukung oleh masih tingginya persentase responden yang menjawab biasa saja dan tidak berpengaruh yaitu sebesar 37.8% dan 12.2%. Beberapa responden telah mengetahui dan pernah mengkonsumsi produk Teh Botol Sosro sebelum melihat iklan pada alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB. Hal ini menunjukkan adanya alasan utama lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian seperti rasa, harga, kemasan, image produk, dsb. Kehadiran iklan ini berperan dalam memperkuat pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap Teh Botol Sosro bagi konsumen lama dan calon konsumen baru. Hal ini membuktikan kegiatan promosi iklan melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi sudah sesuai dengan tujuannya yaitu mempertahankan konsumen Tabel 30 Pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian Bobot
Frekuensia
%
Sangat tidak berpengaruh
1
1
1.1
Tidak berpengaruh
2
11
12.2
Biasa saja
3
34
37.8
Berpengaruh
4
41
45.6
Sangat berpengaruh
5
3
3.3
90
100
Atribut
Total a Jumlah responden yang memilih atribut
Hasil tabulasi silang membuktikan bahwa sikap terhadap iklan tidak dipengaruhi oleh merek yang paling sering dikonsumsi. Melibatkan Teh Botol Sosro pada proses keputusan pembelian merupakan salah satu sikap terhadap iklan. Hal ini dapat diindikasikan bahwa responden dapat menerima iklan secara objektif dan dapat mempengaruhi responden dalam proses keputusan pembelian tanpa dipengaruhi bias yang dapat ditimbulkan dari kesukaannya pada merek pesaing. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan penanggung jawab Kantin Sapta Dharma IPB, penjualan produk-produk PT. Sinar Sosro dan makanan serta minuman lain yang dijual di kantin pun meningkat. Dalam waktu 3 hari Teh Botol Sosro rata-rata dapat terjual sebanyak 24 botol jika kondisi kantin sedang ramai. Menurut penjaga stand penjualan jumlah tersebut dinilai lebih baik dari tahuntahun sebelumnya. Produk PT. Sinar Sosro yang paling banyak dibeli pengunjung kantin adalah Prim-a yaitu produk air mineral dalam kemasan botol. . Hal ini dapat diindikasikan bahwa kegiatan promosi ini juga berpengaruh baik pada produk-produk PT. Sinar Sosro selain Teh Botol Sosro. Petugas PT. Sinar Sosro yang melakukan pengecekan penjualan secara rutin pun berpendapat bahwa penjualan produk-produk Sosro di kantin baik.
29
Implikasi Manajerial PT. Sinar Sosro sebaiknya memperpanjang kontrak promosi ini. Berdasarkan hasil penelitian, promosi ini merupakan promosi yang efektif dan baik, namun diperlukan beberapa perbaikan. Pada hasil analisis menggunakan EPIC model, variabel empati, dampak, dan komunikasi berada pada skala yang efektif. Hanya variabel persuasi yang berada pada skala cukup efektif. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya memperbaiki desain iklan agar fungsi dari seluruh variabel EPIC model dapat berfungsi dengan maksimal. Iklan mampu mempengaruhi konsumen kantin pada keputusan pembelian, namun diperlukan desain iklan baru agar konsumen tidak merasa bosan dengan keberadaan iklan. Penguatan karakter merek di dalam iklan perlu ditingkatkan namun kualitas dan keunikan iklan tetap dipertahankan. Pesan iklan dan fungsifungsi produk perlu diperjelas dalam iklan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana dan jelas. Tema iklan perlu dipertahankan karena sudah efektif dalam menarik perhatian konsumen dan cara penyampaian pun tetap dipertahankan karena sudah memberi image positif terhadap produk.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB yang paling mendapat perhatian responden adalah papan nama. Papan nama yang dimaksud adalah papan nama kantin dan papan nama di stand pedagang. Iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi merupakan iklan yang efektif dan baik. Frekuensi berkunjung dan durasi berkunjung dipengaruhi oleh asal fakultas. Variabel komunikasi dan variabel perhatian dipengaruhi oleh jenis kelamin. Variabel perhatian dan variabel respon afektif dipengaruhi oleh frekuensi berkunjung. Iklan Teh Botol Sosro pada alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB mampu memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian namun belum maksimal dan mampu menciptakan sikap positif terhadap iklan walaupun responden merupakan konsumen produk pesaing. Saran 1. Perusahaan sebaiknya memperbaharui desain iklan mengingat variabel persuasi yang masih berada pada kategori cukup efektif. Hal yang dapat ditambahkan misalnya, menggunakan kata-kata yang bersifat lebih mengajak di dalam desain iklan. 2. Perusahaan sebaiknya memperjelas keunggulan produk dibandingkan dengan produk pesaing di dalam desain iklan. 3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian tingkat kepentingan untuk variabel-variabel yang digunakan.
30
DAFTAR PUSTAKA Ashadi C. 2011. Analisis Strategi Promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Bram YF. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan dan Penerbitan PT Rambang dengan Menggunakan Metode EPIC Model. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya [Internet]. [diunduh 2015 Desember 16]; Vol 3(6):1. Tersedia pada: http://digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal%20MM%20Vol%203%20No%20 6%20Artikel%203%20Yudi%20FB.pdf Durianto D, Sugiarto, Widjaja AW, Supratikno H. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Gutu K, Gwangwava E, Manuere F. 2012. Sales Promotion As A Critical Component Of A Small Bussiness Marketing Strategy. Interdiciplinary Journal Of Contemporary Research In Bussiness [Internet]. [diunduh 2015 Desember 16]; Vol 4(6):1162-1163. Tersedia pada: http://journalarchieves24.webs.com/1157-1169.pdf Ha PR. 2014. Implementasi Sistem Sertifikasi Halal Berbagai Kategori Pangan dan Uji Coba Implementasinya di Kantin Sapta-FATETA-IPB [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Jefkins F. 1997. Periklanan. Jakarta (ID): Erlangga. Kasali R. 2007. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta (ID): Pustaka Utama Grafiti. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Sabran B, penerjemah; Maulana A, Hayati YS, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Ed ke-13. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Sabran B, penerjemah; Maulana A, Hayati YS, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Ed ke-13. Lee M, Johnson C. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Munandar H, Priatna D, penerjemah. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group. Terjemahan dari: Principles of Advertising: A Global Perspective. Roux T. 2014. The Effectiveness of Car Advertising Media: Perceptions of Generation-Y Consumers. Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol 5(20):1880. doi: 10.5901/mjss.2014.v5n20p1877 Saleem S. 2011. Effective Advertising and Its Influence on Consumer Buying Behavior. European Journal of Business and Management [Internet]. [diunduh 2015 Desember 17]; Vol 3(3):55. Tersedia pada: http://www.iiste.org/Journals/index.php/EJBM/article/download/268/152.. Sekaran U. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Kwan MY, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Research Methods for Business. Ed ke-4. Sembiring AW. 2010. Analisis Strategi Pemasaran Teh Botol Sosro pada PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
31
Shimp TA. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 1. Sahrial R, Anikasari D, penerjemah; Mahanani N, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.Terjemahan dari: Advertising Promotion and Supplemental Aspect of Integrated Marketing Communication. Ed ke-5. Shrum L. 2010. Psikologi Media Entertaiment: Membedah Keampuhan Periklanan Subminimal dan Bujukan yang Tak Disadari Konsumen. Yogyakarta (ID): Jala Sutra. Tan ER. 2011. Pengaruh Harga, Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Belanja di Alfamart Surabaya. Jurnal Kewirausahaan [Internet]. [diunduh 2015 Desember 16]; Vol 5(2):27. Tersedia pada: http://lp3m.widyakartika.ac.id/lp3m/wpcontent/uploads/2012/10/PENGARUH-FAKTOR-HARGA-PROMOSIDAN-PELAYANAN.pdf Usman M. 2013. Creation of Effective Advertising in the Persuasion of Target Audience. International Journal of Economics, Finance and Management [Internet]. [diunduh 2015 Desembet 17]; Vol 2(1):80. Tersedia pada: http://www.ejournalofbusiness.org/archive/vol2no1/vol2no1_5.pdf
32
Lampiran 1 Hasil uji validitas dan reliabilitas Hasil Uji Validitas No.
Pertanyaan
1
P1
2
P2
3
P3
4
P4
5
P5
6
P6
7
P7
8
P8
9
P9
10
P10
11
P11
12
P12
13
P13
14
P14
15
P15
16
P16
17
P17
18
P18
19
P19
20
P20
Nilai r Hitung
0.3239 0.6251 0.2922 0.6076 0.6118 0.4639 0.6596 0.4660 0.7354 0.5130 0.5148 0.5484 0.2803 0.3185 0.4625 0.4516 0.4402 0.3636 0.6054 0.5681
Hasil Uji Reliabilitas Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 50
100.0
0
.0
50
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .841
N of Items 20
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
33
Lampiran 2 Hasil Uji Tabulasi Silang dan Chi-Square Frekuensi berkunjung terkait dengan asal fakultas Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
29.674a 30.730 90
4 4
.000 .000
a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,93.
Frekuensi berkunjung terkait dengan durasi berkunjung Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
15.199a 15.744 90
8 8
.055 .046
a. 7 cells (46,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,13.
Alasan berkunjung terkait durasi berkunjung Alasan Berkunjung <1 Jam 36.7
Durasi Berkunjung (%) 1-3 4-5 Jam > 6 Jam Jam 33.3 2.2 0.0
Kebersihan
2.2
1.1
0.0
0.0
3.3
Jajanan yang lengkap dan enak
11.1
7.8
0.0
0.0
18.9
Lainnya
1.1
4.4
0.0
0.0
5.6
Total
51.1
46.7
2.2
0.0
100.0
Jarak yang dekat dengan ruang kuliah
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
Df
sided)
Pearson Chi-Square
3.476a
6
.747
Likelihood Ratio
4.080
6
.666
N of Valid Cases
90
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
Total (%) 72.2
34
Lampiran 2 (Lanjutan) Emphaty terkait dengan jenis kelamin Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
1.766a 2.488
3 3
.622 .477
.224
1
.636
90
a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,14.
Emphaty terkait dengan merek yang paling sering dikonsumsi Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
11.522a 12.524 90
12 12
.485 .405
a. 13 cells (65,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,13.
Persuasion terkait dengan jenis kelamin Jenis Kelamin
a
Persuasion (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Perempuan
0
4.4
55.6
25.6
0
85.6
Laki-laki
0
1.1
6.7
6.7
0
14.4
Total 0 5.6 62.2 32.2 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik
0
100
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
4.950a 6.529 90
Asymp. Sig. (2sided)
df 8 8
.763 .588
a. 8 cells (53,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,67.
35
Lampiran 2 (Lanjutan) Persuasion terkait dengan merek yang paling sering dikonsumsi Persuasion (%)
Merek
1
2
3
Teh Botol Sosro
0
0.0
Teh Kotak
0
3.3
Teh Pucuk
0
Nu Green Tea Lainnya
Total (%)
4
5
16.7
6.7
0.0
23.3
18.9
11.1
0.0
33.3
0.0
10.0
3.3
0.0
13.3
0
1.1
8.9
4.4
0.0
14.4
0
1.1
7.8
6.7
0.0
15.6
Total 0 5.6 62.2 32.2 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik
0.0
100.0
Chi-Square Tests Value 8.096a 7.337 90
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
Df 12 12
.778 .835
a. 14 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
Impact terkait dengan frekuensi berkunjung Frekuensi Berkunjung
Impact (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Setiap Hari
0
0
8.9
20
2.2
31.1
Seminggu 3 Kali
0
0
3.3
21.1
3.3
27.8
Seminggu Sekali
0
1.1
4.4
13.3
1.1
20
2 Minggu Sekali
0
0
2.2
3.3
1.1
6.7
Lainnya
0
0
2.2
11.1
1.1
14.4
Total 0 1.1 21.1 68.9 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik
8.9
100
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
6.931a 6.314
3 3
.074 .097
5.884
1
.015
90
a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,14.
36
Lampiran 2 (Lanjutan) Communication terkait dengan jenis kelamin Jenis Kelamin
Communication (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Perempuan
0
1.1
36.7
45.6
2.2
85.6
Laki-laki
0
0.0
2.2
10
2.2
14.4
4.4
100
Total 0 1.1 38.9 55.6 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2sided)
df
8.081a 9.411 90
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
12 12
.779 .668
a. 12 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
Communication terkait dengan frekuensi berkunjung Frekuensi Berkunjung
Communication (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Setiap Hari
0
1.1
12.2
15.6
2.2
31.1
Seminggu 3 Kali
0
0
7.8
20
0
27.8
Seminggu Sekali
0
0
10
8.9
1.1
20
2 Minggu Sekali
0
0
2.2
4.4
0
6.7
Lainnya
0
0
6.7
6.7
1.1
14.4
Total 0 1.1 38.9 55.6 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik
4.4
100
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
7.891a 6.505
3 3
.048 .089
3.809
1
.051
90
a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,14.
37
Lampiran 2 (Lanjutan) Perhatian terkait dengan jenis kelamin Jenis Kelamin
Perhatian (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Perempuan
0
4.4
34.4
46.7
0.0
85.6
Laki-laki
0
0.0
3.3
10.0
1.1
14.4
1.1
100
Total 0 4.4 37.8 56.7 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value 18.685a 16.253 90
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df 12 12
.096 .180
a. 13 cells (65,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
Perhatian terkait dengan frekuensi berkunjung Frekuensi Berkunjung
Perhatian (%)
Total (%)
1
2
3
4
5
Setiap Hari
0
0.0
11.1
20.0
0.0
31.1
Seminggu 3 Kali
0
1.1
10.0
16.7
0.0
27.8
Seminggu Sekali
0
3.3
8.9
7.8
0.0
20
2 Minggu Sekali
0
0.0
4.4
2.2
0.0
6.7
Lainnya
0
0.0
3.3
10.0
1.1
14.4
Total 0 4.4 37.8 56.7 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik
1.1
100
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
1.487a 2.221
3 3
.685 .528
.327
1
.567
90
a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,29.
38
Lampiran 2 (Lanjutan) Pemahaman terkait dengan jenis kelamin Jenis Kelamin
Pemahaman (%) 1
2
3
Perempuan
0
2.2
Laki-laki
0
0
Total (%)
4
5
20
60
3.3
85.6
2.2
12.2
0
14.4
3.3
100
Total 0 2.2 22.2 72.2 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
2.678a 2.882
2 2
.262 .237
2.638
1
.104
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,01.
Respon kognitif terkait dengan jenis kelamin Jenis Kelamin
Respon Kognitif (%)
Total (%)
1
2
3
4
5
Perempuan
0
0
21.1
58.9
5.6
85.6
Laki-laki
0
0
1.1
11.1
2.2
14.4
7.8
100
Total 0 0 22.2 70 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
6.184a 6.771 90
Asymp. Sig. (2sided)
df 8 8
.627 .561
a. 9 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,93.
39
Lampiran 2 (Lanjutan) Respon kognitif terkait dengan merek yang paling sering dikonsumsi Respon Kognitif (%)a)
Merek
Total (%)
1
2
3
4
5
Teh Botol Sosro
0
0
2.2
20
1.1
23.3
Teh Kotak
0
0
10
20
3.3
33.3
Teh Pucuk
0
0
1.1
11.1
1.1
13.3
Nu Green Tea
0
0
4.4
8.9
1.1
14.4
Lainnya
0
0
4.4
10
1.1
15.6
Total 0 0 22.2 70 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik
7.8
100
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
.447a .500
2 2
.800 .779
.122
1
.727
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,73.
Respon afektif terkait dengan jenis kelamin Jenis Kelamin
Respon Afektif (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Perempuan
0
0
20
53.3
12.2
85.6
Laki-laki
0
0
3.3
10
1.1
14.4
13.3
100
Total 0 0 23.3 63.3 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
13.970a 17.692 90
Asymp. Sig. (2sided)
df 8 8
.083 .024
a. 9 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,80.
40
Lampiran 2 ( Lanjutan) Respon afektif terkait dengan frekuensi berkunjung Respon Afektif (%)a)
Frekuensi Berkunjung
Total (%)
1
2
3
4
5
Setiap Hari
0
0
12.2
14.4
4.4
31.1
Seminggu 3 Kali
0
0
5.6
16.7
5.6
27.8
Seminggu Sekali
0
0
3.3
16.7
0
20
2 Minggu Sekali
0
0
0
6.7
0
6.7
Lainnya
0
0
2.2
8.9
3.3
14.4
13.3
100
Total 0 0 23.3 63.3 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
1.491a 1.363
2 2
.474 .506
.527
1
.468
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,46.
Sikap terhadap iklan terkait dengan merek yang paling sering dikonsumsi Merek
Sikap Terhadap Iklan (%)a)
Total (%)
1
2
3
4
5
Teh Botol Sosro
0
0
4.4
10
8.9
23.3
Teh Kotak
0
0
8.9
21.1
3.3
33.3
Teh Pucuk
0
0
1.1
10
2.2
13.3
Nu Green Tea
0
0
4.4
8.9
1.1
14.4
Lainnya
0
0
4.4
7.8
3.3
15.6
18.9
100
Total 0 0 23.3 57.8 a 1: Sangat buruk; 2: Buruk; 3: Cukup Baik; 4: Baik; 5: Sangat Baik Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
10.000a 9.947 90
Asymp. Sig. (2sided)
df 8 8
.265 .269
a. 8 cells (53,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,27.
41
Lampiran 3 Letak iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB
Papan nama kantin
Meja
Electric cooler dan stand penjualan
Papan nama kantin
Papan nama pedagang
42
Lampiran 4 Alur tahapan penelitian Mulai Identifikasi masalah Kajian literatur dan studi pustaka mengenai iklan media lini bawah
Mengidentifikasi penggunaan iklan media lini bawah Teh Botol Sosro Mengidentifikasi penerapan iklan media lini bawah Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB
Perancangan sampel
Penyusunan kuesioner
Uji validitas dan reliabilitas
Valid dan reliabel?
Tidak
Ya Pengumpulan data
Data cukup?
Tidak
Ya Analisis efektivitas iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB
Analisis tabulasi silang profil & karakteristik responden terhadap variabel iklan
Rekomendasi untuk perusahaan
Stop
43
Lampiran 5 Kebutuhan data, sumber, metode, dan rekapitulasi hasil No.
Tujuan
1.
Mengidentifikasi alat bantu jual dan materi promosi yang digunakan sebagai media iklan Teh Botol Sosro di Kantin Sapta Dharma IPB yang paling mendapat perhatian dari responden.
2.
Menganalisis respon responden terhadap efektivitas iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB
3.
Menganalisis pengaruh iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB pada pengambilan keputusan pembelian.
Kebutuhan data
Sumber data
a. Alat bantu jual dan materi promosi yang digunakan sebagai media iklan. b. Data penilaian perhatian aktual responden terhadap alat bantu jual dan materi promosi yang digunakan sebagai media iklan Teh Botol Sosro. Data penilaian aktual responden terhadap iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB
a. Kantin Sapta Dharma IPB b. Konsumen Kantin Sapta Dharma IPB
Data penilaian aktual responden terhadap iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB
Konsumen Kantin Sapta Dharma IPB
Konsumen Kantin Sapta Dharma IPB
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Kesimpulan
a. Observasi b. Kuesioner
Analisis deskriptif
Alat bantu jual yang paling mendapat perhatian dari konsumen adalah papan nama.
Kuesioner
Analisis deskriptif, EPIC model, DRM, dan tabulasi silang.
Iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB adalah iklan yang efektif dan baik.
Analisis deskriptif dan tabulasi silang
Iklan Teh Botol Sosro melalui penempatan alat bantu jual dan materi promosi di Kantin Sapta Dharma IPB berpengaruh pada pengambilan keputusan pembelian Teh Botol Sosro namun belum maksimal.
Kuesioner dan observasi
43
44
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, 27 November 1992. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Yusuf Restu Adjie dan Detty Gusnida. Pendidikan menengah pertama ditempuh penulis pada tahun 2004-2007 di SMP Negeri 4 Bogor. Kemudian penulis menempuh pendidikan menengah atas pada tahun 2007-2010 di SMA Negeri 1 Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010 dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan acara kemahasiswaan. Selain itu penulis juga tergabung sebagai anggota Gentra Kaheman.