IMPROVING CONFIDENCE IN THE EFFECTIVENESS OF DRAMA ON SELF PRESCHOOLERS Rindi Antika Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keyword: Self confidence, drama, preschool children
ABSTRACT Self confidence of children, need improve earlier especially when children begin to the preschool. It can do by many kind of method, such as by playing Drama. By playing drama, children can trigger of emotion or feel and self esteem Also happiness. Because active physically, emotional, intellectual and social. It Will improve self confidence of children indirectly. The purpose of this study is to see empirically affectivity playing drama to improve of self confidence in preschool Children. The method that is used for this study is quantities research. Subject in This study are preschool children who school in the kindergarten in 4-6 years Old, boys and girls. Collected data by using questioner of self confidence scale and drama themes, such as: Domestic patterns, talking care of the sick, legendary characters, movies or television. Test of hypothesis is used Wilcoxon method. The Result is Z= -5,387 with significant levels are 0,00 (p<0,01), it showed that there was different which very significant in self confidence of children before treatment (pretest) and after treatment (posttest). It means drama effective for improve self Confidence of preschool children.
EFEKTIVITAS DRAMA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK PRASEKOLAH
Rindi Antika Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRAK
Kepercayaan diri pada anak, perlu ditingkatkan sejak dini khususnya saat anak memasuki masa prasekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya melalui permainan drama. Dengan melakukan drama, anak dapat memicu emosi atau perasaan dan harga diri serta kegembiraan karena aktif secara fisik, emosional intelektual dan sosial sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan diri anak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris efektivitas drama dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak prasekolah yang menjalani pendidikan di Taman Kanak-kanak berusia 4-6 tahun, berjenis kelamin Laki-laki dan perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket skala kepercayaan diri dan tema drama, yaitu: Domestic patterns, talking care of the sick, legendary characters, movies atau television. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa Z= -5,387 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00 (p<0,01), menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan pada kepercayaan diri anak sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Hal ini berarti drama efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah. Kata kunci: Kepercayaan diri, drama, anak prasekolah
ABSTRACT
Self confidence of children, need improve earlier especially when children begin to the preschool. It can do by many kind of method, such as by playing drama. By playing drama, children can trigger of emotion or feel and self esteem also happiness. Because active physically, emotional, intellectual and social. It will improve self confidence of children indirectly. The purpose of this study is to see empiricly efectivity playing drama to improve of self confidence in preschool
children. The method that is used for this study is quantitave research. Subject in this study are preschool children who school in the kindergarten in 4-6 years old,boys and girls. Collected data by using questioner of self confidence scale and drama themes, such as: Domestic patterns, talking care of the sick, legendary characters, movies or television. Test of hipotesis is used Wilcoxon method. The result is Z= -5,387 with significant levels are 0,00 (p<0,01), it showed that there was different which very significant in self confidence of children before treatment (pretest) and after treatment (posttest). It means drama effective for improve self confidence of preschool children. Keyword: Self confidence, drama, preschool children
PENDAHULUAN Rasa percaya diri memegang peranan penting dalam menolong anak membangun interaksi yang baik dengan orang lain. Semakin pandai ia membaur di suatu lingkungan, semakin tinggi rasa percaya dirinya. Akan tetapi ketidakpercayaan diri pada anak dapat timbul jika orang tua tidak puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, suka mengkritik anak, sering memarahi anak ketika anak berbuat kesalahan dan tidak mengizinkan anak untuk melakukan hal yang mereka sukai. Menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri pada anak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya melalui permainan drama. Oleh karena itu, mengingat pentingnya pengembangan rasa percaya diri pada anak sejak dini, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah drama efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah?
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak prasekolah yang menjalani pendidikan di Taman Kanak-kanak berusia 4-6 tahun, berjenis kelamin Laki-laki dan perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket skala kepercayaan diri dan tema drama, yaitu: Domestic patterns, talking care of the sick, legendary characters, movies atau television. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode uji Wilcoxon.
Tahap-tahap Penelitian: Tahap persiapan meliputi persiapan subjek penelitian yang merupakan siswa Taman Kanak-kanak berumur 4-6 tahun, persiapan alat ukur, uji validitas dan reliabilitas alat ukur, penyusunan lembar kerja, serta menyiapkan pelatih dan fasilitator sebagai pengarah gaya dalam permainan drama.
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi pengumpulan data dan pelaksanaan permainan drama.
Tahap penyelesaian meliputi penyusunan hasil penelitian secara keseluruhan dengan kesimpulan dan saran.
Teknik Pengumpulan Data: Teknik pengumpulan data melalui angket berdasarkan skala kepercayaan diri yang diberikan kepada subjek sebelum melakukan drama dan setelah melakukan drama.
Drama, anak melakukan permainan drama dengan tema-tema drama yang telah ditentukan.
Teknik Analisis Data: Untuk menguji efektivitas drama dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah digunakan metode uji Wilcoxon. Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa Z= -5,387, dengan tingkat signifikansi yaitu 0,00 (P<0,01). Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan pada kepercayaan diri kelompok eksperimen sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Adapun berdasarkan mean pretest sebesar 56,27 dan mean posttest sebesar 60,04 menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan diri sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest).
PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa permainan drama efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah.Permainan drama merupakan permainan aktif. Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan nyata, atau dalam mass media. Anak dapat berekspresi dan bergerak secara aktif dalam memainkan karakter yang mereka perankan. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik anak, perkembangan kreativitas anak, kepercayaan diri anak, pengetahuan anak, mengembangkan tingkah laku sosial anak, serta dapat mempengaruhi nilai moral anak. Selain itu, permainan drama juga dapat dijadikan sebagai terapi terhadap anak yang memiliki kesulitan dalam keterampilan sosial yaitu sulit bersosialisasi dan merasa rendah diri (Hawadi dalam balita cerdas.com, 2003). Anak yang melakukan drama dapat menggambarkan keinginan yang ada dalam dirinya, mengungkapkan emosi yang terpendam, dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Anak bermain peran menjadi orang lain atau apapun yang ternyata secara tidak langsung merupakan luapan emosi dari dalam dirinya (Douglas, 2004). Berdasarkan perhitungan pada skala kepercayaan diri dimana mean empirik memiliki nilai skor sebesar 60,04 lebih kecil dari mean hipotetik - 1SD, dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri anak berada pada kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan anak-anak usia prasekolah memiliki keterbatasan dalam memahami dirinya sendiri secara kompleks. Menurut Piaget (dalam Vasta, Miller&Ellis, 2004) perkembangan kognitif masa awal kanakkanak berfokus pada tahap pemikiran praoperasional, yaitu kemampuan anak untuk berpikir simbolis dan intuitif. Anak-anak sering memikirkan diri mereka dari sudut pandang fisik atau suatu yang aktif sehingga kemampuan kognitif anak belum matang untuk memahami diri dan lingkungannya secara konseptual. Misalnya, Tyo berusia 4 tahun berkata, ”Aku berbeda dari Tata karena aku lebih tinggi”. Akan tetapi, kemampuan anak dalam memahami dirinya secara konseptual akan berkembang pada saat anak mengalami masa perkembangan kognitif konkrit operasional. Berdasarkan jenis kelamin subjek, diketahui bahwa mean empirik subjek perempuan lebih besar dibandingkan dengan subjek laki-
laki, hal ini menunjukkan anak perempuan lebih percaya diri dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut Papalia (1987) kemampuan sosioempatis pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak perempuan lebih mampu untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam suatu kelompok. Sedangkan kemampuan anak laki-laki untuk memahami dirinya sendiri di dalam kelompok lebih lambat dibandingkan dengan kemampuannya untuk memahami orang lain sehingga anak laki-laki akan merasa kurang percaya diri saat salah satu teman kelompoknya berkata ”jelek” tentang dirinya.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa drama efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah karena melibatkan aktivitas tubuh secara aktif yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik anak, perkembangan kreativitas anak, kepercayaan diri anak, pengetahuan anak, mengembangkan tingkah laku sosial anak, serta dapat mempengaruhi nilai moral anak. Selain itu, berdasarkan penelitian diketahui anak perempuan lebih percaya diri dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan kemampuan sosioempatis anak perempuan lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki sehingga anak perempuan lebih mampu memahami dirinya dan orang lain.
Saran Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan permainan drama sebagai metode belajar di Taman Kanak-kanak untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Permainan drama dapat dilakukan dirumah bersama anak untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dan kemampuan anak dalam berkreasi. Bagi peneliti yang tertarik meneliti tentang kepercayaan diri pada anak prasekolah mungkin dapat dilihat dari aspek lain, misalnya berdasarkan jenis kelamin dan usia,
serta
untuk
meningkatkan
obyektivitas
penilaian,
maka
perlu
dipertimbangkan adanya rater lain selain guru. Sedangkan untuk permainan
drama, misalnya dengan menggunakan variabel dependen yang lain yaitu kreativitas anak.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad&Anwar. (2003). Perbedaan individu memahami IQ. http://wilderdom.com/intelligence/IQ Example Test.html. Tanggal Akses 17 Juni 2009. Anastasi, A&Urbina, S. (1997). Psychological testing. Alih Bahasa: Drs. Robertus Hariono S. I. Jakarta: PT Prenhallindo. Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset. Berk&Winsler. (1995). Prinsip-prinsip perkembangan anak. http://pembelajarananak. html. Tanggal Akses 25 Juli 2009. Berne, H&Savary, L. M. (1994). Memupuk rasa percaya diri. http://www.percayadiri.asmakmalaikat.com/memupuk rasa percaya diri1.htm. Tanggal Akses 2 Juni 2009. Clark, S. J. (2006). The relationship between fine arts participation and the emotional intelligence of fifth-grade elementary students. http://lib.uky.edu/ETD/ukyengl2006d00461/Reside.pdf. Tanggal Akses 13 April 2009. Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. De Angelis, B. (1997). Percaya diri sumber sukses dalam kemandirian. Cetakan I. Alih Bahasa: Subakti. B. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Douglas, M. B. (2004). Professional artist as teachers with at-risk youth: A narrative case study. http://www.lib.ncsu.edu/theses/available/etd04152004154222/unrestricted/etd.pdf. Tanggal Akses 13 April 2009. Ellisa, S&Barnett, B. A. (2006). 365 ways to raise confident kids: Activities that building self esteem, develop character and encourage imagination. USA: Sourcebooks, inc. Faried, M., Hatono, Sholekhuddin, Briliyantini, & Selamihardja. (2004). Kumpulan artikel psikologi anak 3. Jakarta: PT. Intisari Media Tama. Fatimah, E. (2006). Psikologi perkembangan (Perkembangan peserta didik). Bandung: Pustaka Setia. Gunawan, A. W. (2004). Born to be genius. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gunawan, A. W. (2004). Genius learning strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hakim, T. (2002). Mengatasi rasa percaya diri. Jakarta: Puspa Swara. Hambly, K. (1995). Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri. Alih bahasa: F. X. Budiyanto. Jakarta: Arcan. Hartley, E. (2005). Menumbuhkan rasa pede pada anak. Alih bahasa: Agustina Widyonarti. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. Hawadi, R. A. (2001). Psikologi perkembangan anak: Mengenal sifat, bakat, dan kemampuan anak. Jakarta: PT. Gramedia. Hawadi, R. A. (2003). Pengaruh permainan pada perkembangan anak. http://balitacerdas.com. Tanggal Akses: 12 Desember 2009. Hurlock, E.B. (1995). Perkembangan anak. Jakarta : Penerbit Erlangga. Iswidharmanjaya, D., Agung, A., & Psycholastic. (2004). Satu hari menjadi lebih percaya diri: Panduan bagi remaja yang masih mencari jati diri. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Jacinta, F. R. (2008). Memupuk rasa percaya diri. http://www.percayadiri.com/memupuk rasa percaya diri.htm. Tanggal Akses: 2 Juni 2009. Jatmiko, A. S., Riyanto, V., & Isbinarti, A. (2008). Arti definisi / pengertian drama dan jenis / macam drama.http://bin-redaksi.blogspot/2008/05/artidefinisipengertian-drama-dan.html. Tanggal Akses 19 Maret 2009. Jurjis, M. (2004). Cara mengatasi gejolak emosi anak: Panduan islam dalam mendidik anak supaya percaya diri. Jakarta: PT. Mizan Publika. Mangoenprasodjo & A. S., Hidayati, S. N. (2005). Anak masa depan dengan multi intelegensi. Yogyakarta: Pradipta Publishing. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2002). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Munandar, S. C. U. (1992). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah: Petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Papalia, D. E&Old, S. W. (1987). A child’s world. New York: Mc. Graw Hill Co. Pikiran Rakyat. (2005). “Pede”, bekal anak menangkan persaingan. http://www.mail-archive.com/
[email protected]/ msg 00353.html. Tanggal Akses 25 Juli 2009. Prabowo, H&Suhendra, E. S. (2008). Diktat kursus: SPSS. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Rahmi. (2008). Membangun percaya diri si kecil. http://www.halohalo.co.id/berita/berita/39/1/1523/Membangun%20Percaya%2 0Diri%20Si%20Kecil.htm. Tanggal Akses 25 April 2009. Santrock, J. W. (2002). Life-span development. Edisi kelima-jilid satu. Jakarta: Erlangga. Scheuerer, H. (2009). Mengenal lebih jauh tentang dunia anak. http://merawatanak. blogspot.com/2009_03_01_archive.html. Tanggal Akses 25 Juli 2009. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2005). Psikologi eksperimen. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Skjorten. (2001). Kegiatan budaya. http://www.idp- urope.org/indonesia/bukuinklusi/ kegiatan -budaya.php. Tanggal Akses 12 Oktober 2007. Subandi, M. A. (2002). Psikoterapi: Pendekatan konvensional dan kotemporer. Yogyakarta: Pustaka belajar. Sudarmi. (2000). Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. http://www.kulonprogokab.go.id/file_news/attach/Menumbuhkan%20rasa 20percayadiri%20pada%20anak.pdf. Tanggal Akses 25 April 2009. Surya, H. (2004). Kiat mengatasi penyimpangan perilaku anak. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Tanaja, M. (1993). Pengaruh program pelatihan hubungan manusia dengan kepercayaan diri dan pemantauan diri terhadap pengembangan keterampilan hubungan antar manusia. Tesis (Tidak Diterbitkan). Depok: Universitas Indonesia. Vasta, R., Miller, S. A.,& Ellis, S. (2004). Child psychology: Fourth Edition. USA: John Willey&Sons, inc. Walgito, B. (2000). Peran orang tua dalam pembentukkan kepercayaan diri: Suatu pendekatan psikologi humanistik dan peran psikologi di indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Widoyoko. (2009). Peran keluarga dan sekolah terhadap perkembangan emosi. http://aflah.wordpress.com/2008/01/31/peran-keluarga-dan-sekolahterhadapperkembangan-emosi/. Tanggal Akses 2 Juni 2009.