P R O S I D I N G | 382 EFEKTIVITAS DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI (Studi Kasus di Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang) Tiananda Rusydiana1 Dwi Retnoningsih2 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya 2)Dosen Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya 1)
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan penggunaan pupuk anorganik setiap tahunnya selalu meningkat. Rata-rata peningkatan di setiap tahunnya adalah 15,95 ton. Dengan jumlah kebutuhan pupuk yang terus meningkat, petani membutuhkan pasokan pupuk yang cukup banyak. Namun kendala yang dihadapi oleh petani adalah ketersediaan pupuk yang belum mencukupi. Keterbatasan pasokan pupuk mengakibatkan pada hasil panen yang kurang maksimal sehingga pendapatan petani juga berkurang. Pemerintah telah mengatur kegiatan distribusi pupuk pada Permendag Republik Indonesia No.15/M-DAG/PER/4/2013 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian. Terdapat enam indikator yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan program distribusi pupuk bersubsidi agar dapat dikatakan efektif. Enam indikator tersebut adalah harga, waktu, tempat, jenis, jumlah dan mutu. Indikator tersebut merupakan hal yang dijadikan acuan dalam pencapaian efektivitas kegiatan distribusi pupuk bersubsidi. Berdasarkan uraian tersebut, maka penting untuk dilakukan penelitian tentang efektivitas distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento karena lokasi tersebut memiliki potensi untuk memperbaiki saluran distribusi yang masih kurang efektif sesuai dengan anjuran pemerintah. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi di daerah penelitian. 2) Menganalisis efektivitas distribusi pupuk bersubsidi di daerah penelitian. Tinjauan Teori dan Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adelia (2014) mengenai analisis efektivitas pupuk bersubsidi dan pengaruhnya terhadap peningkatan produksi dan pendapatan usahatani padi (Studi kasus Kabupaten Aceh Besar), dengan menggunakan indikator lima tepat (tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat jenis). Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pupuk subsidi dikategorikan tidak efektif, karena tingkat ketepatan keseluruhan dari 5 indikator sebesar 36,25% lebih kecil dari 80%. Penelitian tersebut relevan karena menggunakan metode analisis kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian saat ini yaitu lokasi penelitian yang dilakukan pada studi kasus di Desa Ampeldento, Kabupaten Malang. Perhitungan efektivitas dilakukan dengan analisis efektivitas yang membandingkan realisasi dan target yang hasilnya dikalikan seratus persen.
P R O S I D I N G | 383 METODE PENELITIAN Metode Penentuan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ampeldento Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan cara mengambil salah satu sampel lokasi promosi pupuk bersubsidi PT. Petrokimia Gresik di Kabupaten Malang. Desa tersebut dipilih karena adanya kegiatan promosi dalam pendistribusian pupuk bersubsidi oleh PT. Petrokimia Gresik. Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel petani pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling. Teknik ini dilakukan karena luas lahan yang dimiliki petani padi bersifat homogen dimana rata-rata luasan lahan tersebut 0,58 hektar dan data luasan yang tercantum dalam RDKK setiap petani tidak lebih dari 2 hektar. Populasi petani padi di Desa Ampel dento sebesar 374 orang, besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Parel, et al (1973).
Dimana : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi Nh : Jumlah populasi strata ke-h σ²h : Varian pada strata ke-h d² :Standar eror yang digunakan sebesar 10% (0,1) z² :Nilai Z pada tingkat kepercayaan tertentu 90% (1,280) Dengan,
Dimana : : Varian Populasi Xi : Luas lahan populasi µ :Rata-rata lahan masing-masing populasi i : Anggotan sampel Dari perhitungan tersebut total populasi petani yang tecantum dalam RDKK periode Januari – Agustus 2016 atau pada musim tanam I di Desa Ampeldento sampel yang diperoleh minimal yaitu sebesar 25 orang, namun sampel yang digunakan sebesar 35 orang, hal tersebut dilakukan agar data lebih valid.
P R O S I D I N G | 384 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi: 1. Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tanya jawab langsung kepada petani padi. Wawancara dilaksanakan dengan dilengkapi kuisioner.
2. Observasi Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung di lapang mengenai fenomena yang ada, baik aktivitas sehari-hari maupun kegiatan yang berhubungan dengan penelitian di Desa Ampeldento. 3. Dokumentasi Dokumentasi atau foto diperlukan untuk melengkapi data sekunder yang digunakan untuk pelengkap penjelasan data di akhir laporan penelitian. Metode Analisis Data Tujuan pertama dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk membandingkan pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento dengan penelitian terdahulu dan aturan distribusi yang ditetapkan dalam Permendag RI No. 15/M-DAG/PER/4/2013. Tujuan kedua menggunakan analisis efektivitas dengan menghitung persentase nilai realisasi dibandingkan target dengan model sebagai berikut: Efektivitas :
x 100%
Perhitungan tersebut dilakukan dengan menganalisis masing-masing enam indikator efektivitas distribusi yaitu harga, waktu, tempat, jumlah, mutu dan jenis. Hasil penjumlahan dari enam indikator analisis efektifitas akan dihitung dengan rentang skala kategori efektivitas distribusi pupuk bersubsidi sebagai berikut: Rentang Skala = Dimana: Rt = Rentang tertinggi Rr = Rentang terendah K = Jumlah kategori jawaban HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan 1: Analisis Pelaksanaan Distribusi Pupuk Bersubsidi Pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento kurang sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah. Berikut merupakan tabel perbandingan antara pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento dengan penelitian terdahulu dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 15/M-DAG/PER/4/2013.
P R O S I D I N G | 385 Tabel 1. Hasil perbandingan pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi Permendag RI No. 15/MPenelitian terdahulu Desa Ampeldento DAG/ PER/4/2013 Pembuatan RDKK oleh petani Pembuatan RDKK Pembuatan RDKK oleh penyuluh dikelola oleh kelompoktani kelompok diakumulasi dan kelompok diakumulasi diakumulasi dan diserahkan diverifikasi dan diserahkan, diverifikasi dan diserahkan ke desa, diterbitkan dalam diterbitkan dalam Permentan, kecamatan, kabupaten, Permentan, Pergub dan Pergub dan Perbup untuk alokasi provinsi dan nasional. RDKK Perbup untuk alokasi pupuk. pupuk. Produsen menyalurkan diverifikasi dan diterbitkan Produsen menyalurkan pupuk ke distributor kios resmi dalam Permentan, Pergub dan pupuk ke distributor kios petani/ kelompok tani Perbup untuk alokasi pupuk. resmi petani/ kelompok Produsen menyalurkan pupuk tani. ke distributor kios resmi petani/ kelompok tani. Pupuk subsidi meliputi, pupuk Pupuk yang disubsidi: Pupuk yang disubsidi: Pupuk Urea, ZA, NPK, SP-36 dan Pupuk Urea, ZA, NPK, SP- Urea, ZA, NPK, Organik 36 dan Organik SP-36 dan Organik Kios pengecer resmi menjual Kios pengecer resmi Kios pengecer resmi menjual secara tunai sesuai dengan menjual pupuk secara tunai secara tunai sesuai dengan HET HET yang berlaku kepada tidak sesuai dengan HET yang berlaku. petani/ kelompok tani yang berlaku. HET Pupuk Subsidi /Kg: HET Pupuk Subsidi /Kg: HET Pupuk Subsidi /Kg: Urea : 1800,Urea : 1922,Urea : 2029,SP-36 : 2000,SP-36:2097,SP-36: 2200,ZA : 1400,ZA : 1588,ZA : 1879,NPK : 2300,NPK : 2370,-organik:500,NPK : 2483,Organik : 500,Organik: 550,Kemasan Pupuk Subsidi: Kemasan Pupuk Subsidi: Kemasan Pupuk Subsidi: UREA : 50 Kg Urea: 50 Kg Urea : 50 Kg SP-36 : 50 Kg SP-3: 50 Kg SP-36 : 50 Kg ZA : 50 Kg ZA : 50 Kg ZA : 50 Kg NPK : 50 Kg NPK: 50 Kg NPK : 50 Kg Organik : 40 Kg Organik :40Kg Organik:40 Kg Sumber: Hasil Olahan Data Sekunder, 2016
Pembelian Pupuk yang dilakukan melalui kelompok tani menyebabkan harga pupuk yang dibayarkan oleh petani berbeda dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kurang aktifnya peran petani untuk bergabung pada kelompok tani menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pendistribusian pupuk bersubsidi menjadi lebih panjang. Perbedaan harga pupuk yang dibeli oleh petani terjadi karena kelompok tani harus mengeluarkan biaya transportasi untuk pengambilan pupuk dan biaya administrasi yang dikelola oleh kelompok tani tersebut. Pendistribusian pupuk bersubsidi melalui
P R O S I D I N G | 386 kelompok tani juga memiliki dampak yang positif yaitu petani menjadi lebih aktif dalam kegiatan kelompok, pendistribusian pupuk bersubsidi di desa menjadi lebih terkoordinasi dan lebih dekat dengan tempat tinggal para petani. Berdasarkan uraian tersebut, pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento masih belum sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Tujuan 2: Analisis Efektivitas Distribusi Pupuk Bersubsidi Hasil analisis efektivitas distribusi pupuk bersubsidi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Efektivitas Distribusi Pupuk Bersubsidi No 1 2 3 4 5 6
Indikator Efektivitas Distribusi Jumlah Tempat Jenis Harga Mutu Waktu Total Efektivitas
Analisis Efektivitas (%) 28,57 31,42 45,71 11,42 77,14 57,14 251,40
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016
Berdasarkan hasil analisis efektivitas distribusi pupuk bersubsidi pada tabel 2, petani yang menyatakan pendistribusian pupuk telah sesuai dengan enam indikator yaitu indikator jumlah, tempat, jenis, harga, mutu dan waktu dengan total sebesar 251,40%. Total persentase tertinggi dilihat pada indikator mutu pupuk bersubsidi dengan hasil sebesar 77,14%, hal tersebut berarti mutu pupuk yang disubsidi oleh pemerintah telah sesuai dengan kebutuhan petani untuk kegiatan budidaya tanaman padi. Hasil persentase terendah sebesar 11,42% merupakan nilai dari indikator harga, hal tersebut berarti harga pupuk yang dibayarkan petani masih belum sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi. Hasil total persentase efektivitas distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento tergolong kurang efektif (207%-402%). Nilai tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan rentang skala kategori efektivitas sebagai berikut: Efektif : 403 % - 600 % Kurang Efektif : 207 % - 402 % Tidak Efektif : 11 % - 206 %
P R O S I D I N G | 387 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento masih belum sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam Permendag Republik Indonesia No. 15/M-DAG/PER/4/2013 karena harga pupuk yang dibeli petani lebih tinggi dari HET yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Total persentase petani yang menyatakan pendistribusian pupuk telah sesuai dengan enam indikator yaitu indikator jumlah, tempat, jenis, harga, mutu dan waktu sebesar 251,40%. Hal itu berarti kegiatan efektivitas distribusi pupuk bersubsidi di Desa Ampeldento tergolong kurang efektif. REFERENSI Adelia, Taya. 2014. Analisis efektivitas pupuk bersubsidi dan pengaruhnya terhadap peningkatan produksi dan pendapatan usahatani padi (studi kasus kabupaten aceh besar). Universitas Syiah Kuala Darussalam Aceh. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2011. Laporan Kajian Strategis Kebijakan Subsidi Pertanian yang Efektif, Efisien dan Berkeadilan. Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Malang dalam Angka 2014. BPS Provinsi Jawa Timur. Departemen Perdagangan Republik Indonesia (Depdagri). 1996. Efektivitas Kinerja Instansi Pemeritah. Jakarta. Distanbun Malang. 2015. Rencana Strategis Tahun 2015-2019. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang. Kementerian Pertanian RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015. Kementan Republik Indonesia. Marisa, Suhaila. 2011. Analisis efektivitas kebijakan subsidi pupuk dan pengaruhnya terhadap produksi (Studi Kasus: Kabupaten Bogor). Bogor: IPB. Novizan, 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka. Parel, C. P, et. al. 1973. Sampling Design and Procedures. PSSC Social Survey. Quezon City. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia. 2013. PERMENDAG RI NO.15/MDAG/PER/4/2013. Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2014. PERMENTAN RI NO. 130/Permentan/SR.130/11/2014. Indonesia. Soekartawi. 2011. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI-Press
