24
EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” Desain pesan adalah rancangan pesan yang ada pada suatu informasi. Video memiliki desain pesan yang berbentuk audio dan visual. Pesan audio merupakan informasi yang berbentuk suara, sedangkan pesan visual berupa informasi yang menampilkan gambar-gambar. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dapat menjadi stimulus (rangsangan) untuk menimbulkan persepsi. Video juga dapat menjadi media pembelajaran karena keunggulan desain pesan video berupa audio-visual. Keunggulan-keunggulan video diantaranya adalah (1) mampu memperbesar objek yang kecil, (2) objek gambar yang diambil oleh kamera untuk video dapat diperbanyak, (3) mampu memanipulasi gambar tayangan seperti menggabungkan antara kejadian masa lalu dengan masa sekarang, (4) gambar tayangan video dapat diatur dalam durasi tertentu sebagai gambar diam, (5) mampu mempertahankan penonton untuk tetap melihat tayangan video, dan (6) mampu menampilkan informasi terbaru (Riyana 2007). Desain pesan dalam video merupakan informasi yang efektif pada saat desain pesan dalam video menarik bagi responden. Keefektivan desain pesan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi. Tingkat efektivitas desain pesan video ditampilkan dalam Tabel 6. Penilaian terhadap desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” dilakukan responden setelah menonton tayangan video. Responden mendapat waktu untuk menonton video selama 15 menit, kemudian responden harus segera mengisi kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tentang desain pesan video. Kuesioner desain pesan mengandung 14 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut mewakili pesan-pesan video IPB yang menceritakan tentang pertanian, dalam bentuk informasi audio maupun visual. Selain itu, pernyataan-pernyataan tentang desain pesan juga menggambarkan keenam variabel dalam desain pesan video. Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas desain pesan video ∑ (orang) % Tingkat Efektivitas Rendah (37≤x≤42) 8 22 Sedang (42<x≤48) 17 47 Tinggi (48<x≤54) 11 31 Jumlah 36 100 Rataan Skor 45.69 Secara umum, desain pesan video pada tingkat efektivitas rendah memperoleh penilaian dari responden sebesar 22 persen. Penilaian pada tingkat efektivitas sedang mendapat angka dari 47 persen responden dan sebanyak 31 persen responden berada pada tingkat efektivitas tinggi. Perolehan hasil tersebut menunjukkan bahwa responden menganggap desain pesan video cukup efektif. Hal yang menjadikan desain pesan dalam video cukup efektif adalah kombinasi pesan yang menggabungkan antara pesan visual dan pesan audio cukup menarik. (Tabel 6).
25 Desain pesan video terdiri atas enam variabel, seperti narasumber, soundbite, musik latar, gambar-gambar, narasi, dan durasi. Variabel narasumber adalah untuk mengukur daya tarik tampilan aktor dalam video. Aktor dalam video IPB “Karya untuk Negeri” adalah penampilan rektor dan profesor IPB. Soundbite adalah pesan audio dari narasumber. Penjelasan rektor dan profesor dalam video mengenai pertanian merupakan bentuk variabel soundbite. Tidak hanya suara aktor dan tampilan aktor, video juga memasukkan efek musik latar untuk mengiringi tayangan video. Video menampilkan gambar-gambar tentang pertanian disertai dengan narasi yang menjelaskan keunggulan-keunggulan dalam pertanian. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dikemas secara efektif dalam suatu waktu yang disebut durasi. Video IPB “Karya untuk Negeri” mempunyai durasi selama 15 menit. Selama waktu tersebut, video IPB menggambarkan pertanian menurut ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Ilmuilmu tersebut merupakan variabel dalam aspek pertanian, seperti ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Salah satu variabel dalam desain pesan video adalah narasumber. Video IPB “Karya untuk Negeri” menampilkan beberapa aktor dari bidang akademik IPB sebagai narasumber dalam video. Aktor yang menjadi narasumber adalah rektor IPB dan profesor IPB. Responden memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap penampilan aktor-aktor IPB. Berdasarkan Tabel 7, enam persen responden memberikan penilaian tidak setuju bahwa tampilan aktor IPB merupakan hal yang menarik. Kemudian 39 persen responden menilai kehadiran aktor IPB dalam video adalah cukup menarik. Akan tetapi, responden lebih banyak yang setuju bahwa penampilan aktor adalah menarik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa narasumber merupakan salah satu komponen penting dalam video. Setiap aktor memiliki peran masing-masing, seperti rektor sebagai seorang pemimpin di IPB, profesor sebagai tenaga ahli di IPB sedang melakukan aktivitas belajar di kelas maupun di laboratorium. Tampilan aktor-aktor tersebut menjadi pihak yang berpengaruh dan menentukan keefektivan tayangan video. Variabel soundbite adalah bentuk pesan audio dalam video yang merupakan pernyataan-pernyataan dari narasumber. Soundbite memberikan informasi dalam bentuk suara rektor dan suara profesor. Suara-suara aktor IPB memberikan penjelasan-penjelasan mengenai pentingnya pertanian. Rektor menyatakan bahwa pertanian berbasis pendidikan penting untuk dikembangkan. Perkembangan pertanian mampu memperkuat ketahanan pangan, bioenergi, dan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengentaskan kemiskinan serta untuk menjaga lingkungan hidup. Salah satu profesor di IPB juga memberikan ungkapan tentang deforestrasi berdasarkan ilmu kehutanan. Deforestrasi dapat mengukur keberhasilan pada penurunan emisi gas yang mengakibatkan global warming. Poin-poin penting tersebut menjadi menarik karena dijelaskan langsung oleh narasumber. Oleh karena itu, 72 persen responden memberikan skor setuju bahwa penjelasan dari narasumber penting untuk mengisi unsur audio dalam video dan menjadi menarik bagi tayangan video (Tabel 7). Variabel ketiga dalam desain pesan video adalah musik latar. Musik latar merupakan unsur audio yang mengiringi tampilan video. Musik latar memberikan efek suara bersamaan dengan munculnya unsur visual maupun audio lain seperti narasumber dan soundbite. Tabel 7 menunjukkan bahwa responden memberikan angka setuju pada ketiga tingkat efektivitas desain pesan, yaitu 25 persen
26 responden menilai tingkat efektivitas musik latar pada video IPB adalah rendah, 56 persen responden menganggap musik latar video pada tingkat efektivitas sedang, dan 19 persen sisanya menilai bahwa musik latar efektif. Penilaian tersebut menyiratkan bahwa sebagian besar responden memilih kategori yang kedua atau cukup efektif (efektivitas sedang). Responden menilai efek musik latar dalam video IPB cukup menarik, karena jenis musik yang digunakan kurang begitu sesuai dengan tayangan video yang menggambarkan tentang pertanian dan lingkungan alam. Variabel keempat adalah gambar-gambar. Video IPB adalah video yang menggambarkan pertanian berbasis akademik. Secara visual, gambar-gambar dalam tayangan video IPB membantu responden untuk mengetahui tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian, responden dapat mengetahui proses produksi pertanian, responden dapat mengetahui hasil-hasil produk pertanian, dan responden menjadi tahu bahwa pertanian didukung oleh berbagai ilmu, seperti ilmu tentang kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan melalui tayangan video IPB. Kelengkapan gambar-gambar dalam video IPB tersebut menarik bagi responden. Sebanyak 64 persen responden setuju bahwa gambar-gambar yang ditayangkan dalam video IPB adalah menarik dan 36 persen responden menilai gambar-gambar dalam video IPB hanya cukup menarik. Oleh karena itu, responden menilai bahwa gambar-gambar dalam video merupakan komponen yang sangat efektif bagi tayangan video (Tabel 7). Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas pada variable desain pesan video Tinggi Rendah Sedang Variabel Desain Rataan Pesan Video ∑ (%) ∑ (%) ∑ (%) skor Narasumber 2 (6) 14 (39) 20 (55) 6.83 Soundbite 0 (0) 10 (28) 26 (72) 7.17 Musik latar 9 (25) 20 (56) 7 (19) 2.86 Gambar-gambar 0 (0) 13 (36) 23 (64) 16.81 Narasi 0 (0) 15 (42) 21 (58) 6.86 Durasi 8 (22) 24 (67) 4 (11) 5.17 Narasi adalah variabel kelima dari desain pesan video. Narasi merupakan pesan audio yang menceritakan tentang pertanian berdasarkan tayangan dalam video. Penjelasan dalam narasi yang runtun membuat responden mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh video. Narasi menerangkan setiap visualisasi dalam tayangan video dan narasi menyesuaikan dengan gambar-gambar dalam video, misalnya unsur audio menarasikan tentang keunggulan produk pertanian sesuai dengan tampilan produk-produk pertanian. Narasi juga menjelaskan tentang kelebihan produksi pertanian yang mentah maupun yang sudah diolah. Pengolahan produksi pertanian dapat menjadi sumber energi alternatif menurut narasi dalam tayangan video. Narasi yang lengkap membuat responden menjadi tahu tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian yang telah dikembangkan oleh IPB. Variable narasi mendapat penilaian dari responden sebanyak 42 persen
27 sebagai bagian desain pesan yang cukup menarik dan 58 persen menganggap narasi menarik (Tabel 7). Kombinasi pesan visual dan audio dalam desain pesan video memiliki nilai efektif menurut waktu penayangan video. Lamanya waktu tayangan video disebut dengan durasi. Video IPB “Karya untuk Negeri” memiliki durasi selama 15 menit. Selama 15 menit video IPB menampilkan visualisasi tentang pertanian. Tayangan pertama adalah menunjukkan lingkungan yang berbasis pertanian. Kemudian video menunjukkan ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Setiap ilmu memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi pengetahuan, produksi, maupun teknologi yang digunakan. Responden sebesar 67 persen memberikan penilaian bahwa durasi video cukup efektif dalam durasi 15 menit. Sebanyak 22 persen responden menganggap video kurang efektif dan 11 persen responden menjawab video efektif dalam waktu penayangan selama 15 menit. Hasil tersebut memberikan makna bahwa video IPB cukup berhasil mengemas pesan-pesan tentang pertanian melalui desain pesan audio dan visual dalam waktu 15 menit (Tabel 7). Berdasarkan keenam variabel tersebut, responden menilai bahwa tayangan gambar-gambar paling efektif. Gambar-gambar dalam video mendapat penilaian terbanyak dari responden karena gambar yang ditayangkan menarik secara visual. Video menampilkan informasi melalui gambar-gambar yang bergerak maupun gambar diam. Video menayangkan visualisasi gambar-gambar bergerak, seperti aktivitas mahasiswa dalam melakukan proses belajar di kelas maupun di laboratorium dan aktivitas profesor yang melakukan cocok tanam di lapang. Video juga menggambarkan aktivitas staf ahli saat melakukan pengolahan susu di laboratotium, selain itu video menampilkan kegiatan staf ahli yang sedang melakukan penelitian vaksin untuk mencegah flu burung, serta gambaran tentang aktivitas staf ahli yang sedang mengembangkan teknologi-teknologi baru berbasis pertanian. Pengoperasian teknologi-teknologi merupakan bentuk gambar bergerak, karena menunjukkan proses pengelolaan produk pertanian, seperti pembuatan mie jagung, pembuatan susu, pembuatan telor yang memiliki kandungan DHA tinggi. Gambar-gambar bergerak lainnya berupa ternak domba yang berhasil dikelola oleh ilmu peternakan IPB dan gambar ikan yang berhasil dibudidayakan oleh ilmu perikanan. Berbeda dengan gambar bergerak, video juga menampilkan gambargambar diam berupa foto-foto dokumentasi. Gambar-gambar diam yang menjadi tayangan dalam video adalah gambar hasil produksi pertanian. Gambar hasil produksi pertanian meliputi gambar varietas buah, gambar varietas sayur, gambar ikan, dan gambar padi. Video menunjukkan gambar buah yang merupakan varietas baru yang ditemukan oleh seorang profesor IPB. Gambar diam lainnya adalah gambar varietas sayur dan padi organik yang dihasilkan oleh pertanian, sedangkan gambar ikan merupakan produk dari ilmu perikanan. Baik gambar diam maupun gambar gerak, video menayangkan kedua jenis gambar tersebut secara bergantian, dengan tayangan gambar bergerak yang lebih banyak dibandingkan dengan gambar diam. Video menayangkan gambar-gambar tentang pertanian dengan sangat baik dan lengkap. Perpaduan gambar bergerak dan gambar diam menjadikan video menarik untuk dilihat dan terasa lebih nyata. Rahman (2011) menyatakan “...media gambar memiliki beberapa kelebihan: ‘(1) bersifat konkrit. Gambar atau foto dapat dilihat oleh peserta didik dengan lebih
28 jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang disampaikan...”. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa media gambar merupakan media yang efektif untuk memberikan informasi secara visual, sehingga visualisasi gambar dapat memperjelas pesan verbal dan menjadi informasi yang sangat menarik. Narasumber merupakan bentuk visual nyata lainnya dalam video. Narasumber adalah salah satu bagian visual penting dalam tayangan video. Akan tetapi, narasumber mendapatkan perolehan nilai efektif yang lebih rendah dibandingkan dengan gambar-gambar, karena tampilan narasumber terbatas. Narasumber hanya menampilkan aktor-aktor atau pihak yang memiliki pengaruh dalam video (rektor dan profesor), sedangkan gambar-gambar mencakup seluruh elemen visual dalam tayangan video, termasuk aktivitas narasumber yang terekam dalam gambar gerak pada video. Setiap gambar memiliki unsur yang diunggulkan, baik dari bentuk gambar, garis dalam gambar, tekstur gambar, dan warna gambar (Arsyad 2009). Oleh karena itu, responden memilih bahwa gambar-gambar merupakan variabel paling efektif karena memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan variabel visual lainnya. Secara audio, responden paling tertarik dengan variabel soundbite. Soundbite adalah pesan-pesan atau penjelasan dalam video yang merupakan suara dari narasumber. Penjelasan dari narasumber merupakan variabel yang memiliki pengaruh secara audio. Responden lebih percaya dan mendengarkan deskripsi video yang langsung disampaikan oleh tokoh-tokoh penting dalam video. Tokohtokoh penting yang meliputi rektor dan profesor memiliki peran sebagai opinion leader. Berdasarkan bahasa yang intelektual, responden menerima pesan tentang pertanian secara positif. Penyampaian pesan dari rektor dan profesor mudah untuk dimengerti. Keraf (1980) menyatakan bahwa kecepatan dan volume menjadi salah satu faktor dalam penyampaian suatu pesan. Kecepatan dan volume soundbite pada video IPB sesuai dengan tayangan gambar. Pengucapan artikulasi terdengar jelas oleh responden, sehingga responden menjadi tahu bahwa pertanian bersifat penting, yaitu untuk membangun pertanian guna menguatkan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan sekitar. Secara tidak langsung suara aktor-aktor IPB dalam soundbite mempunyai tujuan memberikan informasi tentang pertanian dan mendorong responden untuk tertarik terhadap pertanian. Dibandingkan dengan musik latar dan narasi, soundbite memiliki skor yang lebih tinggi dan menarik sebagai informasi berbentuk audio. Musik latar mendapat penilaian terendah untuk menjadi pesan audio yang menarik dalam video. Padahal penggunaan musik dan/atau sound effect akan menjadikan video lebih menarik dan bermakna jika menggunakan musik yang mendukung, seperti musik dengan suara pengiring yang lemah agar tidak mengganggu visualisasi gambar maupun narator, musik yang digunakan adalah musik instrumen, menghindari penggunaan musik yang sudah populer diantara siswa, dan menggunakan musik yang dapat menambah suasana dan melengkapi visualisasi serta membuat kesan lebih baik (Riyana 2007). Penilaian yang rendah terhadap musik latar karena efek musik latar yang digunakan kurang sesuai dengan tayangan video. Tema video yang berlatar pertanian seharusnya mendapat iringan musik yang lebih natural, seperti suara seruling ketika tampilan video berupa hamparan sawah, sehingga responden akan lebih tertarik terhadap musik latar video.
29 Unsur audio lainnya adalah narasi yang hampir menyerupai soundbite, bedanya narasi adalah penjelasan tayangan video dari seorang narator dan pelaku narator tidak disertakan dalam video, sedangkan soundbite adalah penjelasan tentang pertanian dari aktor-aktor dalam video, seperti suara rektor dan profesor. Kedua aktor tersebut menjadi salah satu pengisi suara dalam video sekaligus sebagai narasumber dalam video. Video IPB memiliki narasi yang lebih panjang daripada soundbite. Narator menerjemahkan setiap gambar yang muncul dalam video melalui narasi. Narasi menjelaskan detail informasi pertanian yang sedang berkembang, baik berupa kualitas produk pertanian maupun teknologi pertanian. Akan tetapi, soundbite menjadi lebih menarik dan memiliki daya pikat bagi responden mendengarkan informasi tentang pertanian, karena informasi tentang pertanian langsung disampaikan oleh narasumber. Hasil menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan video memiliki tingkat efektivitas sedang, kombinasi pesan sounbite dan gambar-gambar dalam video adalah variabel yang paling efektif. Responden dapat menikmati setiap tayangan video dengan mudah melalui perpaduan yang menarik antara informasi audio (sounbite) dan visual (gambar-gambar). Informasi dalam desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” mampu memberikan efek bagi responden untuk melihat dan merasakan dunia pertanian yang canggih. Keunggulan video yang lain adalah tayangan video dapat diputar lebih dari sekali, sehingga informasi dapat dilihat ulang. Setiap tayangan gambar dengan iringan pesan-pesan dari narasumber menjadi sangat menarik untuk diperhatikan. Gabungan kedua pesan audio dan visual tersebut merupakan stimulus paling baik bagi responden, sehingga menjadi kekuatan bagi proses belajar dan menjadi daya tarik untuk desain pesan yang efektif. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa informasi yang memiliki desain pesan audio-visual mempunyai pengaruh bagi khalayak. Penelitian Alif (2008) tentang desain pesan bahasa dalam narasi dan gambar, Erlina dan Sari (2006) meneliti tentang desain pesan musik pop/dangdut, narasi, gambar, dan foto, serta penelitian Hubeis (2007) tentang pengaruh desain pesan yang terdiri atas narasi, gambar, materi, waktu, dan musik latar. Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan bahwa pesan audio-visual menjadi kelebihan dari suatu media, karena format pesan visual memiliki peran dalam menarik perhatian dan pesan audio penting sebagai unsur penjelas pesan visual, sehingga responden dapat mencermati dan mengingat informasi dengan baik.