Pesan Kemiskinan Dalam Video Youtube (Analisis Semiotik Tentang Pesan Kemiskinan Penduduk India dalam Tayangan Video pada Channel Actor Varun Pruthi di Youtube)
Disusun Oleh : Wagino Budi Utomo D1213076
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
0
Pesan Kemiskinan Dalam Video Youtube (Analisis Semiotik Tentang Pesan Kemiskinan Penduduk India dalam Tayangan Video pada Channel Actor Varun Pruthi di Youtube)
Wagino Budi Utomo Hamid Arifin
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Poverty is one of the social problems that occur in almost all developing countries. India is one of the countries with the highest number of poor people in the world. Actor Varun Pruthi through the channel on youtube deliver a range of poverty in India. This study aimed to 1. Figure out what are the symbols that contains a message of poverty in the video. 2. Finding out the message conveyed through video poverty. This study uses a qualitative approach. Analysis of the data used in this research is using semiotics with Roland Barthes approach. Data analysis started by looking for symbols of poverty contained in the video. Then interpret the signs of the first stage or denotative. At the stage of denotative, various symbols of poverty is defined in accordance with the actual meaning. Then the second stage which is the stage connotative, at this stage the signs associated with sosiokultur as well as personal experience of interpretan. Each interpretan has its own understanding and also to understand the meaning of a sign. So that a sign would have a different meaning from one interpretan with other interpretant. The results showed that the video on the channel Actor Varun Pruthi there are various messages about poverty in India. The problem of poverty in India has led to various other problems, such as under-age labor and health problems that threaten the lives of poor people in India. Underage labor issues can be seen on the video first and third video. While the health problems of the poor can be seen from all the video used in this study. Poverty in a video message on the channel Actor Varun Pruthi describe poverty in India. Keywords: Poverty, Video, Youtube, Semiotic, Roland Barthes
1
Pendahuluan Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang saat ini melanda disebagian besar negara-negara di dunia. Sebagai problematika kemanusiaan, kemiskinan telah menjadi isu yang selalu diperbincangkan dalam berbagai forum internasional. Kemiskinan pada umumnya sering dialami oleh negara-negara berkembang atau negara terbelakang secara ekonomi. Namun tidak dipungkiri bahwa negara maju pun masih dihadapkan pada persoalan kemiskinan. Terdapat dua kondisi yang menjadi latar belakang kemiskinan bisa menimpa suatu negara, yakni kemiskinan alami yang terjadi karena negara tidak memiliki sumber daya yang cukup bagi
rakyatnya. Maupun kemiskinan yang terjadi karena
ketidakmampuan pemerintah suatu negara dalam mengelola sumber daya di negara tersebut. India adalah salah satu negara dengan penduduk miskin yang paling tinggi di dunia. Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, India tidak dapat terhindar dari kemiskinan. Bahkan pertumbuhan penduduk miskin di India semakin mengkhawatirkan. Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti dengan penyediaan lapangan kerja bagi usia kerja semakin memperparah kemiskinan di India. Dikutip dari id.globalvoicesonline.org India merupakan negara kedua terpadat di dunia dengan populasi 1,2 miliar jiwa dan 70% populasinya tinggal di pedesaan. Lebih dari 456 juta warga India (42% dari populasi) hidup dibawah garis kemiskinan dengan penghasilan US$1, 25 per harinya. (http:id.globalvoicesonline.org/2009/09/ 03/). Salah satu fungsi media massa didalam masyarakat adalah sebagai sarana untuk menyebarkan nilai sosial. Media massa memiliki fungsi dalam menyebarkan nilai-nilai sosial terhadap khalayaknya melalui berbagai bentuk informasi yang ada didalamnya. Media film merupakan salah satu bentuk media massa yang digunakan dalam menyampaikan suatu pesan informasi. Melalui bentuk tayangan audio visual, film mampu menyampaikan informasi kepada khalayak.
2
Youtube merupakan salah satu website yang memiliki fasilitas dalam hal berbagi video. Pengguna dapat mengupload video-video yang mereka miliki untuk dapat disaksikan oleh pengguna lainnya. Hal ini lah yang menjadi salah satu alasan kenapa youtube menjadi salah satu pilihan pengguna internet untuk mencari atau menyaksikan video. Berbagai konten-konten menarik yang terdapat dalam video youtube juga merupakan alasan pengguna internet dalam mencari video melalui youtube. Dari berbagai konten yang terkandung di dalam youtube, masalah kemiskinan juga terdapat didalamnya. Actor Varun Pruthi merupakan salah satu channel yang ada di youtube. Channel Actor Varun Pruthi merupakan channel youtube yang berasal dari India dan pertama kali bergabung dalam laman youtube pada 6 januari 2012. Sampai pada tanggal 15 September 2015 pukul 19.20 WIB, video-video yang ada di channel tersebut telah ditonton sebanyak 32.463.001 kali, serta telah di subscribe oleh 255.953 akun pengguna youtube. Channel Actor Varun Pruthi terdapat beberapa kategori video, yakni Social Awareness Experiments Only, Inspirational For Life – The Only Way To Buy Happines is To Give Happines, Pranks Only, True Love Story Only, dengan jumlah dari keseluruhan tema adalah 79 video dalam channel tersebut. Dari berbagai latar belakang yang telah penulis jabarkan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang fenomena video untuk menyampaikan pesan tentang kemiskinan penduduk india dalam tayangan Channel Actor Varun Pruthi di Youtube. Dengan menggunakan metode analisis semiotika, penulis ingin mengetahui tentang berbagai simbol dan tanda mengenai kemiskinan yang ada di India melalui berbagai video yang ada di channel Actor Varun Pruthi tersebut. Penulis memilih semiotika sebagai pisau analisis dalam penelitian ini karena semiotika merupakan salah satu metode penelitian yang ditujukan untuk menganalisis penggunaan tanda dan juga hubungan antar tanda untuk membentuk suatu makna dari tanda tersebut. Sehingga melalui identifikasi dan pemaknaan tanda dari video tersebut akan didapatkan analisis tentang pesan kemiskinan yang terdapat dalam video pada channel Actor Varun Pruthi.
3
Rumusan Masalah Untuk menganalisis penggunaan video sebagai media untuk menyampaikan pesan tentang kemiskinan yang terdapat dalam youtube pada channel Actor Varun Pruthi, maka penulis memiliki rumusan masalah sebagai berikut: 1. Simbol dan tanda apakah yang terdapat dalam video pada channel Actor Varun Pruthi di Youtube yang menggambarkan kemiskinan? 2. Bagaimanakah pesan kemiskinan disampaikan dalam video pada channel Actor Varun Pruthi?
Kajian Teori 1. Komunikasi, penyampaian makna melalui tanda Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan, atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain di sekelilingnya yang memperjelas makna (Liliweri, 2003: 8). Komunikasi adalah turunan dari makna (generating of meaning) ketika A berkomunikasi dengan B, maka B sedikit banyak mengerti apa makna dari pesan dari yang disampaikan oleh A, agar terjadi komunikasi, A menyusun pikirannya ke dalam pesan yang terdiri dari tanda-tanda (signs). Pesan ini menstimuli B untuk menyusun makna bagi dirinya yang berhubungan dengan makna yang diturunkan A di dalam pesan bagi dirinya (Fiske, 2012: 30). John Fiske menegaskan bahwa, “Komunikasi tidak dilihat hanya sebagai transmisi pesan, melainkan juga pada produksi dan pertukaran pesan, yaitu dengan memperhatikan bagaimana suatu pesan atau teks berinteraksi dengan masyarakat yang bertujuan memproduksi makna” (Effendi, 2003: 189). Pesan yang terdapat dalam komunikasi merupakan seperangkat simbol verbal maupun simbol nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari komunikator. Pesan menurut Onong Effendy adalah “suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain” (Effendy, 1989: 224). Sedangkan Abdul
4
Hanafi menjelaskan bahwa pesan adalah “produk fiktif yang nyata yang di hasilkan oleh sumber – encoder” (Siahaan, 1991: 62). Ketika berkomunikasi, kita menerjemahkan gagasan ke dalam bentuk lambang verbal dan non verbal (Tubbs, 2001: 66). Jalalludin Rakhmat membagi pesan ke dalam dua bentuk yaitu pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang diucapkan dengan menggunakan kalimat dalam bahasa atau linguistik. Sedangkan pesan non verbal adalah pesan yang disampaikan dengan menggunakan cara-cara tertentu (pesan paralinguistik) dan juga pesan yang disampaikan dengan isyarat (pesan ekstralinguistik). Adapun fungsi dari adanya pesan non verbal dalam komunikasi ada lima, yaitu (Tubbs, 2001: 287) : a. Repetisi, adalah mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misal: menggeleng-gelengkan kepala berkali-kali; b. Substitusi, adalah menggantikan lambang-lambang verbal. Misal: menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk; c. Kontradiksi, adalah menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misal: memuji prestasi tapi mencibirkan bibir; d. Komplemen, adalah melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misal: air muka menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata; e. Aksentuasi,
adalah
menegaskan
pesan
verbal
atau
menggarisbawahinya. Misal: mengungkapkan kejengkelan dengan memukul mimbar. Sebagaimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terkait oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Sebagaimana budaya, subkultur pun sering memiliki bahasa nonverbal yang khas. Dalam suatu budaya boleh jadi terdapat variasi bahasa nonverbal. Namun karena orang tersebut lahir dalam budaya tertentu yang mengajarkan cara tertentu dalam berperilaku, termasuk komunikasi nonverbal, kita memang dapat yakin bahwa suatu budaya memang menunjukkan ciri-ciri umum
5
komunikasi nonverbalnya. Oleh karena suatu budaya terus berubah, sejalan dengan interaksinya dengan budaya lain, perilaku nonverbal juga boleh jadi berubah, meskipun perubahan itu berlangsung sangat lambat (Mulyana, 2004: 309-310).
2. Film, salah satu bentuk media massa Film merupakan salah satu media massa yang paling diminati oleh sebagian besar khalayak. Karena informasi atau pesan yang ada didalam film tidak disampaikan secara kaku melalui tulisan maupun lisan. Film sesuai dengan karakteristiknya yang menggunakan audio atau bunyi serta visual atau gambar, mampu menyampaikan pesan secara lebih baik. Film atau video pada awal mulanya hanya berupa gambar yang bergerak tanpa diiringi oleh suara. Seiring perkembangan dunia perfilman, maka film memiliki unsur gambar (visual) dan suara (audio) yang berpadu didalamnya yang membantu menyampaikan pesan kepada khalayak umum. Menurut Himawan Pratista, (2008: 1) sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu serta lain-lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu narasi. Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah sebuah film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok, yaitu: mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta acting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan objek yang diambil. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. Sedangkan suara
6
adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran (Pratista, 2008: 1). Berbagai kategori tema dalam film merupakan bentuk-bentuk alur cerita atau isi konten dalam film yang masing-masing memiliki ciri khasnya masingmasing. Sebagai contoh berita yang isinya seputar kejadian yang dilaporkan secara apa adanya. Tapi, seiring berkembangnya zaman dan dunia perfilman, genre dalam film pun mengalami sedikit perubahan. Namun tidak menghilangkan
keaslian
dari
awal
pembentukannya.
Sejauh
ini
diklasifikasikan menjadi 5 jenis (Imanjaya, 2004: 104), yaitu: a. Komedi,
film
yang
mendeskripsikan
kelucuan,
kekonyolan,
kebanyolan pemain (aktor/aktris). Sehingga alur cerita dalam film tidak kaku, hambar, hampa, ada bumbu kejenakaan yang dapat membuat penonton tidak bosan. b. Drama, film yang menggambarkan realita (kenyataan) di sekeliling hidup manusia. Dalam film drama, alur ceritanya terkadang dapat membuat penonton tersenyum, sedih, dan meneteskan air mata. c. Horor, film beraroma mistis, alam gaib, dan supranatural. Alur ceritanya bisa membuat jantung penonton berdegup kencang, menegangkan dan berteriak histeris. d. Musikal, film yang penuh dengan nuansa musik. Alur ceritanya sama seperti drama, hanya saja di beberapa bagian adegan dalam film para pemain (aktor/aktris bernyanti, berdansa, bahkan beberapa dialog menggunakan musik (seperti bernyanyi). e. Laga (action), film yang dipenuhi aksi, perkelahian, tembakmenembak, kejar-kejaran, dan adegan-adegan berbahaya yang mendebarkan. Alur ceritanya sederhana, hanya saja dapat menjadi luar biasa setelah dibumbui aksi-aksi yang membuat penonton tidak beranjak dari kursi.
7
3. Pendistribusian nilai sosial melalui film Film secara teoritis merupakan alat komunikasi yang paling dinamis, apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, masih lebih cepat dan mudah masuk akal dari pada apa yang hanya dibaca. Film sebagai media massa, dapat dimainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesanpesan keagamaan atau pesan moral (Kusnawan, 2004: 95). Film pada hakekatnya membentuk dan merepresentasikan realitas. Isi dari film adalah hasil para pekerja film membentuk dan merepresentasikan berbagai realitas yang di pilihnya yaitu dengan cara menceritakan peristiwaperistiwa sehingga membentuk suatu jalan cerita. Konsep representasi di pakai untuk menggambarkan ekspresi hubungan antar teks media (termasuk film) dengan realitas. Secara semantik, representasi bisa diartikan : To depict, to be a picture of, or to act or to speak for (in the place of, the name of) some body. Berdasarkan kedua makna tersebut, to reprecent bisa didefinisikan to stand for. Jadi, representasi mendasarkan diri pada realitas yang menjadi referensinya (Ratna, 2002: 61). Film yang merupakan salah satu media massa juga berfungsi sebagai representasi dari suatu realitas. Menurut Graeme Turner, makna film merupakan representasi dari realitas masyarakat. Sebagai representasi dari realitas, film membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi dan ideologi dari kebudayaan. Film dalam merepresentasikan realitas akan selalu terpengaruh oleh lingkup sosial dan ideologi dimana film tersebut dibuat dan akan berpengaruh kembali terhadap kondisi masyarakatnya. Graeme Turner menyebut perspektif yang dominan dalam seluruh studi tentang hubungan film dan masyarakat sebagai pandangan yang refleksionis, yaitu film dilihat sebagai cermin yang memantulkan kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai dominan dalam kebudayaannya (Irawanto, 1999: 15).
8
4. Kemiskinan sebagai permasalahan sosial Definisi kemiskinan menurut UNDP adalah ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan hidup, antara lain dengan memasukkan penilaian tidak adanya partisipasi dalam pengambilan kebijakan publik sebagai salah satu indikator kemiskinan. Pada dasarnya definisi kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu (Cahyat, 2004: 24): 1. Kemiskinan absolut Kemiskinan yang dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak. 2. Kemiskinan Relatif Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih
jauh
lebih
rendah
dibanding
masyarakat
sekitarnya
(lingkungannya). Menurut Bank Dunia dalam Maimun (2009: 5), penyebab dasar kemiskinan adalah: 1. Kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal; 2. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; 3. Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor; 4. Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung; 5. Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern); 6. Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat; 7. Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkunganya;
9
8. Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance); 9. Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.
5. Youtube sebagai media pendistribusian nilai sosial Menurut Herwibowo (2008: 4) dalam bukunya yang berjudul YouTube : A Success Story mengatakan bahwa selama musim panas 2006, YouTube telah menjadi website dengan pertumbuhan tercepat dan menempati posisi website terpopuler kelima melebihi pertumbuhan MySpace. Menurut survei pada 16 Juli 2006, setiap hari 100 juta video klip dilihat di youtube. Ini masih ditambah 65.000 video baru yang diunggah setiap 24 jam. Situs youtube ratarata diakses hampir 20 juta pengunjung per bulan. Menurut Nielsen/Net Ratings, pengunjung YouTube sekitar 44% adalah wanita dan 56 % adalah pria. Berdasarkan usia, pengunjung dominan berusia 12 hingga 17 tahun. Keunggulan YouTube dalam pasar video online sangat besar. Menurut website hitwise.com, youtube memimpin pasar video online di Inggris 64%. Actor Varun Pruthi merupakan salah satu channel yang ada di youtube. Dan pertama kali bergabung dalam laman youtube pada 6 januari 2012. Sampai pada tanggal 15 September 2015 pukul 19.20 WIB video-video yang ada di channel tersebut telah ditonton sebanyak 32.463.001 kali, serta telah di subscribe oleh 255.953 akun pengguna youtube. Channel Actor Varun Pruthi terdapat beberapa kategori video, yakni Social Awareness Experiments Only, Inspirational For Life – The Only Way To Buy Happines is
To Give
Happines, Pranks Only, True Love Story Only, dengan jumlah dari keseluruhan
tema
adalah
79
video
dalam
channel
tersebut
(http://www.youtube.com/user/ActorVarun/about). Sebagai salah satu bentuk media massa yang masuk dalam new media, youtube memiliki fungsi sebagai media pendidikan sosial. Menurut Burhan Bungin (2006: 80), dalam bukunya Sosiologi Komunikasi, menyatakan bahwa fungsi utama komunikasi massa adalah salah satunya sebagai Social Learning
10
adalah media massa bertugas memberikan pendidikan sosial atau pencerahanpencerahan kepada seluruh masyarakat, fungsi komunikasi ini dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi paedagogi yang dilakukan secara tatap muka.
6. Semiotika, Ilmu tentang tanda Ilmu komunikasi mencakup segala aspek ilmu sosial dan kebahasaan. Dalam lingkup yang sangat luas itu, ada satu pendekatan yang sangat penting yaitu semiotika. Semiotika berasal dari bahasa Yunani: semeion, yang berarti tanda. Secara sederhana, semiotikan didefinisikan sebagai teori tentang tanda atau sistem tanda. Sedangkan tanda atau sign adalah sesuatu yang memiliki makna, yang mengkomunikasikan pesan-pesan kepada seseorang (Ratna, 2002: 76). Dalam semiotika, makna didefinisikan secara erat dengan tanda, tetapi hubungan antara makna dan tanda dapat dikonseptualkan secara berbeda jika pendirian teoritis berbeda, sehingga hubungan antara makna dan tanda dapat berubah menurut masing-masing pendirinya. Pengertian tanda mempunyai sejarah yang panjang yang bermula dalam tulisan-tulisan yunani kuno (Masinambow, 2001: 1). Semiologi atau biasa disebut juga semiotika adalah ilmu tentang tanda dan segala hal yang berhubungan dengan tanda-tanda. Secara historis, semiotika merupakan buah dari kemajuan ilmu pengetahuan barat, dari rasionalisme, empirisme dan matematika secara linguistik yang menjadi ibu kandung semiotika. Menurut Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA, semiotika cukup tepat sebagai alat tafsir atau instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap misteri tanda dan segala hal yang berhubungan dengan tanda (Purwasito, 2007: 4).
7. Semiotika Roland Barthes Menurut Aart Van Zoest, semiologi memiliki dua pendekatan yang dipelopori oleh Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure. Jika kita mengikuti Charles Sanders Peirce, maka semiotika tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda” (the formal
11
doctrine of signs); sementara bagi Ferdinand de Saussure, semiologi adalah sebuah ilmu umum tentang tanda, “suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat” (a science that studies the life of signs within society) (Budiman, 2004: 3). Adalah Roland Barthes yang menutupi kekurangan Saussure degnan memberi perhatian lebih pada interaksi tanda dalam teks dengan pengalaman personal dan kultural pemakainya. Sebagai hasil karya Roland Barthes, dia menyatakan bahwa semua objek kultural dapat diolah secara tekstual. Menurutnya, semiotika adalah “ilmu mengenai bentuk”. Studi ini mengkaji signifikasi yang terpisah dari isinya. Semiotika tidak hanya meneliti mengenai signifier dan signified, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka (Sobur, 2004: 123). Roland Barthes sangat jelas membedakan antara semiologi yang bersifat linguistik disebut sebagai “semiologi signifikansi” dan yang satunya adalah semiologi yang menjadi tafsir tanda dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi pertukaran pesan menghasilkan respon-efek atau sebab-akibat. Jadi, ilmu komunikasi menggunakan metode analisis semiologi komunikasi untuk menafsirkan persoalan pesan-pesan yang dipertukarkan. Dengan demikian “semiolog komunikasi” hanya digunakan untuk menganalisis subjek kajian yang berbasis pragmatik (praktek komunikasi) (Purwasito, 2007: 67). Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Konotasi walaupun merupakan sifat asli tanda, membuktikan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara panjang lebar mengulas apa yang sering disebut sebagai sistem pemaknaan tataran kedua. Sistem kedua ini oleh Barthes disebut dengan konotatif, yang didalam Mythologies-nya secara tegas ia bedakan dari denotative atau sistem pemaknaan tataran pertama (Sobur, 2006: 69).
12
Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif di sini berarti memberi gambaran yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti. Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode semiotika. Semiotika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang tanda, produksi tanda dan bagaimana tanda digunakan. Sedangkan dalam penelitian ini, dalam menganalisis video pada channel Actor Varun Pruthi di youtube, digunakan semiotika dengan pendekatan Roland Barthes. Barthes melihat bahwa proses pemaknaan (signifikasi) sebagai suatu proses holistik dengan susunan yang terstruktur. Memaknai (to signify) tidak dapat dicampuradukkan dengan mengomunikasikan (to communicate) (Kurniawan, 2001: 53). Untuk menjawab rumusan masalah, analisis diawali dengan mencari berbagai simbol kemiskinan yang ada dalam video. Kemudian memaknai simbol tersebut pada tataran pertama atau denotative. Langkah selanjutnya dengan tahapan pemaknaan kedua atau konotatif. Pada tahapan konotatif simbol dihubungkan dengan pengalaman pribadi dan sosiokultur dari interpretan. Sehingga akan didapatkan hasil analisis tentang pesan kemiskinan dalam video tersebut.
Sajian dan Analisis Data Sampel Video Video 1
Video 2
Video 3
A 5 year old street kid Meet the richest man - An orphan 3yr old little goes to the Mc’donalds visually impaired street girl was roaming around for the first time. samosa seller. streets trying to sell Pens.
13
Analisis data diawali dengan membagi scene dalam video pada channel Actor Varun Pruthi kedalam dua aspek, yakni aspek sinematik dan juga aspek bahasa. Setelah itu, akan dicari berbagai simbol dan tanda yang memiliki pesan tentang kemiskinan. Terdapat 3 video yang akan dianalisis untuk menemukan pesan tentang kemiskinan dalam video di channel Actor Varun Pruthi. Untuk menganalisis tentang simbol atau tanda tentang pesan kemiskinan yang terkandung dalam video, maka penulis menggunakan metode semiotika untuk melakukan analisis data. Semiotika dengan pendekatan Roland Barthes penulis pilih karena pendekatan Roland Barthes yang terkenal dengan pemaknaan denotative dan juga pemaknaan konotatif serta mitos. Berikut sajian data dari penelitian ini: Pada video yang pertama ini menggambarkan bagaimana seorang anak kecil yang belum pernah makan di restoran cepat saji Mc Donalds. Makanan cepat saji seakan menjadi barang yang mewah bagi anak kecil tersebut. Anak kecil yang masih berusia 5 tahun tersebut hanya bisa memandang Mc Donalds dari jendela. Kemudian Varun mengajak anak kecil tersebut masuk ke Mc Donalds yang dari tadi hanya memandang pengunjung Mc Donalds di luar restoran tersebut. Anak kecil tersebut mengulang kembali kata-katanya bagaimana dia akan makan, saat Varun menanyakan kenapa dia tidak berangkat sekolah. Anak tersebut menjawab dengan jawaban yang sama, yakni bagaimana dia akan makan jika dia pergi sekolah. Masalah kemiskinan di India telah menuntut anak-anak untuk dapat membantu menghasilkan uang untuk memenuhi kehidupannya dan keluarganya. Pendidikan menjadi hal yang dikorbankan demi untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari anak kecil. Para orang tua dari kalangan miskin terpaksa harus merelakan masa kecil anak-anak mereka tanpa pendidikan dan menjadi pekerja anak. Dengan menjadi pekerja anak, maka banyak dampak buruk yang terjadi pada anak tersebut. Salah satu dampak buruknya adalah masa anak-anak yang direnggut. Anak itu juga mengatakan bahwa ibunya sedang sakit dan ayahnya sudah lama meninggal dunia, sehingga dia harus bekerja setiap hari. Disini ditekankan bagaimana keadaan yang sedang dialami oleh anak tersebut. Kemiskinan memiliki
14
pengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat miskin di India. Tentu hal tersebut menjadi pesan kemiskinan yang kuat, dimana kesehatan menjadi salah satu akibat dari kemiskinan. Pada video yang kedua ini berisi tentang penjual samosa yang berjualan di tengah taman kota di India. Dalam video ini memperlihatkan saat Varun membeli samosa kepada penjual samosa. Penjual samosa tersebut terlihat memiliki cacat pada bagian mata kanannya. Penjual samosa tersebut juga memperlihatkan raut muka lemas dan juga terlihat letih saat berjualan samosa di tengah taman kota. Pada video ini teknik pengambilan gambar juga dilakukan dengan menggunakan teknik hidden cam. Sehingga kita dapat melihat berbagai reaksi secara natural dan tanpa skenario sebelumnya dari penjual samosa. Wajah dari penjual samosa tersebut terlihat kelelahan dan juga terkesan memiliki kekhawatiran, hal ini dapat kita lihat dari gerakan tubuh dan arah pandangan mata yang tertuju ke berbagai arah. Seperti yang dikemukakan oleh Borg (2012: 108), Jika mata bergerak ke kiri dan ke bawah, maka mereka sedang berbicara kepada dirinya sendiri. Pada video ketiga memperlihatkan seorang gadis kecil yang sedang berjualan bolpoin dipinggir jalan raya. Pada awal video dijelaskan melalui teks bahwa gadis kecil itu telah berkeliling dijalanan menjual bolpoin. Gadis kecil itu menawarkan kepada Varun untuk membeli bolpoin yang sedang dibawanya. Kemudian Varun terlibat pembicaraan dengan gadis kecil tersebut. Dimana Varun menanyakan apakah dia berjualan seorang diri, kemana orang tuanya dan apakah ada yang berusaha merebut uang hasil dari dia menjual bolpoin. Proses pengambilan video yang dilakukan secara mendadak memiliki makna bahwa kejadian saat gadis kecil menawarkan bolpoin kepada Varun terjadi secara tidak sengaja. Maksudnya adalah Varun bertemu dengan gadis kecil tersebut dijalanan raya di India. Hal ini memiliki makna bahwa di India terdapat begitu banyak anak-anak dibawah umur yang bekerja di pinggiran jalan raya. Kemiskinan yang terjadi di India memang telah menimbulkan berbagai persoalan sosial, salah satu diantaranya adalah terjadinya pekerja anak dibawah umur. Dimana banyak anak-anak yang bekerja sebagai penjual di pinggir jalan raya atau bekerja di berbagai bidang pekerjaan yang berbahaya bagi anak-anak.
15
Gadis kecil itu mengatakan bahwa dia tinggal bersama dengan bibinya. Sedangkan ayah dan ibunya telah tiada. Hal ini memberikan makna bahwa keadaan miskin yang terjadi pada keluarga gadis kecil tersebut telah mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal. Ketiadaan biaya untuk memelihara kesehatan telah meningkatkan resiko berbagai penyakit yang mungkin saja terjadi pada masyarakat miskin.
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis terhadap video-video dalam channel Actor Varun Pruthi di youtube, maka dapat penulis jabarkan beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan: 1. Terdapat berbagai simbol atau tanda tentang kemiskinan yang terdapat di dalam video pada channel Actor Varun Pruthi. Pada video pertama dapat kita lihat pakaian lusuh serta adanya robekan pada pakaian anak kecil tersebut yang menjadi tanda kemiskinan. Selain pakaian, dari bahasa verbal yang disampaikan oleh anak tersebut juga terkandung simbol tentang kemiskinan. Dimana saat anak tersebut mengatakan “Jika aku tidak berjualan, bagaimana aku akan makan?. Disini dapat kita pahami bahwa ucapan dari anak tersebut mengandung simbol tentang kemiskinan. Karena kemiskinan akan berdampak pada timbulnya masalah kelaparan bagi orang miskin. Video pertama dan kedua yang memperlihatkan seorang anak kecil yang bekerja dengan berjualan di pinggir jalan juga menjadi simbol kemiskinan yang terdapat pada video pada channel Actor Varun Pruthi. Dimana kemiskinan yang dialami oleh masyarakat miskin telah menyebabkan anak-anak dari keluarga miskin untuk ikut membantu mencari pendapatan agar dapat menambah pemasukan bagi kedua orang tua mereka. 2. Didalam video-video Actor Varun Pruthi menunjukkan berbagai pesan tentang kemiskinan yang terkandung dalam video tersebut. Masalah pekerja anak dibawah umur merupakan salah satu pesan kemiskinan
16
yang ditonjolkan dalam video Actor Varun Purthi, dimana dari 3 video yang dianalisis oleh penulis, 2 diantaranya mengangkat tentang pekerja anak dibawah umur. Selain masalah pekerja anak dibawah umur, pada video tersebut juga disampaikan tentang masalah kesehatan yang menjadi masalah lain yang timbul dari kemiskinan. Pada video tersebut disampaikan bahwa orang tua dari anak kecil tersebut sedang menderita sakit, sehingga dia harus bekerja untuk membantu keluarganya. Sedangkan pada video ketiga, anak gadis itu mengatakan bahwa orang tuanya sudah meninggal dunia, dan saat ini dia tinggal bersama bibinya. Kemiskinan telah membuat masyarakat miskin tidak tersentuh dengan pelayanan kesehatan yang ada. Sehingga banyak masyrakat miskin yang tidak mampu berobat karena ketiadaan biaya.
Saran Setelah melakukan analisa terhadap video pada channel Actor Varun Pruthi yang memiliki pesan tentang kemiskinan, maka penulis memiliki beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi para professional yang bekerja di bidang film maupun pertelevisian, supaya lebih memperhatikan isi pesan yang mereka sampaikan kepada penonton yang menyaksikan. Melalui media film, seharusnya lebih banyak menyalurkan berbagai pesan sosial yang dapat memberikan pelajaran moral kepada penonton. 2. Bagi penonton yang menyaksikan video berisikan pesan tentang sosial, untuk dapat mengambil berbagai pesan yang terkandung di dalam video tersebut. 3. Bagi mereka yang mungkin mengalami keadaan seperti apa yang ada didalam video tersebut. Agar mereka dapat memahami bahwa apa yang mereka alami juga dialami oleh orang lain, bahkan mungkin lebih dari apa yang mereka alami.
17
Daftar Pustaka Budiman, Kris. (2004). Semiotika Visual. Yogyakarta: Buku Baik. Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi-Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta : Prenada Media Group. Cahyat, A. (2004). Bagaimana Kemiskinan Diukur?. Bogor: Governance Brief no 2, CIFOR. Effendi, Onong U. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, Effendi, Onong U. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. Fiske, John. Penerjemah Hapsari Dwiningtyas. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Herwibowo, Y. (2008). YouTube : A Succes Story. Yogyakarta: B-rirst. Himawan, Prastita. (2008). Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka. Imanjaya, Ekky. (2004). Who Not: Remaja Doyan Nonton. Bandung: PT Mizan Buaya Kreativa. Irawanto, Budi. (1999). Film, Ideologi, dan Militer. Yogyakarta: Media Pressindo. Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesia. Kusnawan, Aep. (2004). Komunikasi dan Penyiaran Islam-Mengembangkan Tablig Melalui Media Mimbar, Medi Cetak, Radio, Televisi, Film, Digital. Bandung: Benang Merah. Liliweri, Alo. (2003). Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maimun, Sholeh. (2009). Kemiskinan: Telaah Dan Beberapa Strategi Penanggulangannya, Artikel Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Masinambow, E.K.M dan Rahayu S. Hidayat. (2001). Semiotik: Mengkaji Tanda dalam Artifak. Jakarta: Balai Pustaka. Purwasito, Andrik. (2007). Semiologi Komunikasi. Solo: FISIP UNS. Ratna, Noviani. (2002). Jalan Tengah Memahami Iklan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siahaan, SM. (1991). Komunikasi Pemahaman dan Penerapan. Jakarta: Gunung Mulia. Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Tubbs, Stewart L. MOSS, Sylvia. (2001). Human Communication: KonteksKonteks Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
18