JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA
SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON VIDEO KLIP PSY-GANGNAM STYLE DI YOUTUBE Christopher, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat Surabaya dalam menonton video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Responden yang diteliti adalah masyarakat Surabaya yang berusia antara 18 sampai 24 tahun yang sudah pernah menonton video klip dari PSY – Gangnam Style di Youtube. Komponen yang diteliti adalah kognitif (kepercayaan, pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang video klip Gangnam Style), afektif (tentang apa yang dirasakan masyarakat terhadap video klip Gangnam Style), dan konatif (kecenderungan berperilaku masyarakat terhadap video klip Gangnam Style). Hasil penelitian adalah, masyarakat Surabaya yang berusia antara 18 – 24 tahun menyukai video klip Gangnam Style hanya dari segi pencampuran musik antara pop dan R&B serta menyukai tarian dari Gangnam Style itu sendiri.
Kata Kunci: Sikap Masyarakat, Komponen Sikap, video klip PSY – Gangnam Style
Pendahuluan Televisi dan media online (internet) merupakan media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (Hadi, A., 2005, p.75). Jenis media ini sebagai media audiovisual tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Berdasarkan fungsinya sendiri, televisi dan media online (internet) memiliki 3 fungsi, yaitu: Fungsi Informasi (The Informational Function), Fungsi Pendidikan (Educational Functional), dan Fungsi Hiburan (Entertainment Function). Proses komunikasi pada penelitian ini berdasarkan teori S-O-R, dimana S-O-R adalah Stimulus – Organism – Response. Hal ini dikarenakan “ Objek dari penelitian ini adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen – komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi “ ( Effendy, 2003, p.254 ). Menurut teori stimulus respon ini, dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “ How “ bukan “ What “ dan “ Why “. Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian, pengertian dan
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
penerimaan komunikan. Lebih jelasnya, dapat dilihat di bagan di bawah ini ( Effendy, 2003, p.255 ) : Organisme : * Perhatian Stimulus * Pengertian * Penerimaan
Response ( Perubahan Sikap ) Pada tanggal 15 Juli 2012, dunia hiburan dikejutkan oleh aksi PSY dengan tarian yang dinamakan Gangnam Style. Beberapa waktu lalu sempat jadi trend Shuffle Dance yang dipopulerkan LMFAO dalam video klipnya yang berjudul Party Rock Anthem. Setelah kesuksesan Shuffle Dance sekarang berganti menjadi eranya Gangnam Style. Seperti dilansir oleh situs berita Kapanlagi.com, penyanyi PSY terus mencetak rekor baru dalam industri musik K-Pop sekaligus musik dunia. Terbaru, video klip untuk lagu Gangnam Style bahkan meraih viewers yang semakin meningkat tajam di Youtube, hingga hari ini video klip tersebut sudah meraih lebih dari satu miliar viewers, yang membuatnya menjadi video klip K-Pop dengan viewers tertinggi sepanjang sejarah. Selain itu, Gangnam Style juga menjadi video klip yang meraih 'liked' sebanyak lebih dari tujuh juta like, terbanyak dalam sejarah Youtube seperti dilansir allkpop.com.
Jurnal e-Komunikasi Hal. 289
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
Gambar: Youtube Psy – Gangnam Style Disini penulis ingin mengetahui bagaimanakah sikap masyarakat Surabaya terhadap video klip ”PSY-Gangnam Style” di Youtube?
Landasan Teori Teori Sikap Sikap adalah suatu predisposisi dari perilaku yang terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan konatif dari suatu objek sikap. Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognasi yang memiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek. Komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk berperilaku tertentu terhadap objek (Azwar, 1987, p.45). Hal serupa juga diungkapkan oleh Jalaludin Rakhmat, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap (Rakhmat, 2005). Komponen Sikap Travers, Gragne dan Cronbach (1977) sependapat bahwa sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu: 1. Komponen Cognitif (Kognitif)
Jurnal e-Komunikasi Hal. 290
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
Berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan objek. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenal apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Seringkali apa yang dipercayai seseorang itu merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan dalam pikirannya. Kepercayaan datang dari apa yang telah dilihat atau apa yang telah diketahui. Berdasarkan apa yang telah dilihat itu kemudian dibentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek (Azwar, 2003, p.25). Hanya terpaan atau pendekatan terhadap informasi baru. Selain itu informasi baru, perasaan, emosi, dan keinginannya dapat mencegah timbulnya perubahan kognitif (Krech, Crutchfield, Ballachey dalam Rochmah, Djamil, Rochayah, 1996, p.66-67). Mudahnya terjadi perubahan kognitif sebagian mencerminkan tingkat kemampuan intelektual seseorang. Di satu pihak, orang yang lebih cerdasmampu melakukan hal-hal yang ”lebih kognitif”, yakni ia lebih mampu melakukan mereorganisasikan sitem-sistem kognitifnya, menyatukan informasi baru, dan mencapaiu restrukturisasi yang berwawasan (Krech, Crutchfield, Ballachey dalam Rochmah, Djamil, Rochayah, 1996, p.83). 2. Komponen Affevtive (Afektif) Menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek. Objek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud (Azwar, 2003, p.27). 3. Komponen Behavior (Konatif) Melibatkan salah satu proposisi untuk bertindak terhadap objek (Ahmadi, 2001, p. 164). Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya (Azwar, 2003, p. 27). Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi perilaku sebagai komponen konatif seperti itulah yang menjadi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap (Azwar, 2003, p.27).
Jurnal e-Komunikasi Hal. 291
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
Media Internet Internet dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sebagai media informasi, sebagai media komunikasi, media belajar, media hiburan, serta sebagai media bisnis dan perdagangan. a. Internet sebagai media informasi Sebagai media informasi, internet dapat menyajikan informasi lengkap dari berbagai sumber di dunia. Hal ini semakin diperjelas dengan dibuatnya berbagai situs surat kabar dan media massa (koran, tabloid, majalah, televisi) di internet. b. Internet sebagai media komunikasi Internet mampu memberikan akses yang relatif sangat cepat dan murah. Internet mampu mengirim email yang hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk menjangkau jarak jauh, lebih cepat dan murah daripada surat pos biasa. Melalui email tersebut dapat juga dikirimkan berkas-berkas digital lain seperti gambar, lagu, maupun film. c. Internet sebagai media belajar Sebagai media belajar, internet menyediakan berbagai macam pustaka. Internet berperan sebagai perpustakaan global yang mencakup semua bidang keilmuan. d. Internet sebagai media hiburan Internet memang menyediakan berbagai fasilitas hiburan dari yang berupa game, wisata online, dan media hiburan lain (berita musik, film, dan selebriti). e. Internet sebagai media bisnis dan perdagangan (Rasul, 2008, p.4-6).
Video Klip ”Video klip mempunyai lima bahasa yang sangat universal, yaitu bahasa ritme (irama), bahasa musikalisasi (instrumen musik), bahasa nada, bahasa lirik, dan bahasa performance (penampilan). Seluruhnya masuk dalam satu lagu dengan uraian nada dari penyanyi atau instrumen tertentu” (Naratama, 2004, p.194). Video clipper harus mempunyai wawasan musik yang baik. Ia pun harus mempunyai imajinasi visual terhadap lirik dan lagu. Tidak hanya dari segi lagu, video clipper juga harus mengenal ”siapa” musisi yang menjadi kliennya, sehingga bisa menyatukan semua elemen – elemen video dengan baik.
Metode Konseptualisasi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator irama, nada, lirik, instrumen musik, dan performance menurut komponen kognitif, yaitu pengetahuan yang dimiliki masyarakat Surabaya tentang pesan yang disampaikan dalam video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Komponen afektif, yaitu perasaan suka atau tertarik yang yang ditunjukkan oleh masyarakat Surabaya terhadap elemen – elemen
Jurnal e-Komunikasi Hal. 292
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
dalam video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Komponen konatif, yaitu kesediaan yang ditunjukkan oleh masyarakat Surabaya untuk menirukan gerakan – gerakan yang ada dalam video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Subjek Penelitian Subjek penelitian sikap masyarakat Surabaya dalam menonton video klip PSYGangnam Style. Objek Penelitian video klip PSY-Gangnam Style di Youtube. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011, p.80). Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah 100 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan usia 15-24 tahun. Pemirsa Youtube yang akan dijadikan sebagai sampel adalah mereka yang pernah menonton video klip PSY-Gangnam Style minimal 1 kali. Hal ini didasarkan pendapat James F. Engel, bahwa daya ingat jangka pendek seseorang terhadaap suatu obyek dapat dilihat dari ingatan seseorang yang melihat objeknya terakhir tiga bulan terakhir (Engel, 2006, p.568). Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif, yang mana data tersebut didapat dari perhitungan hasil kuesioner berupa penyajian data dan penarikan kesimpulan
Temuan Data Tabel 1: Aspek Kognitif Item Pernyataan Saya mengetahui pencampuran irama RnB dan Pop di dalam video klip “PSY Gangnam Style”. Saya mengetahui bahwa di dalam video klip “PSY - Gangnam Style” terdapat backsound dari DJ (disc jockey) yang memainkan lagu tersebut. Saya mengetahui bahwa di dalam video klip “PSY – Gangnam Style” terdapat permainan tinggi rendah nada yang menjadi lagu dari Gangnam Style tersebut.
Frekuensi Jawaban Responden STS TS N S SS
Mean
5
12
1
22
60
4.200
6
10
1
29
54
4.150
7
10
2
26
55
4.120
11
1
26
54
4.070
10
2
22
58
4.120
9
1
32
53
4.190
Saya mengetahui lirik dari lagu Gangnam Style berdasarkan video klip “PSY – 8 Gangnam Style” tersebut. Saya mengetahui fashion Korean Style yang terdapat di dalam video klip “PSY – 8 Gangnam Style”. Saya mengetahui tarian yang terdapat di 5 dalam video klip “PSY – Gangnam Style”. Komponen Kognitif
4.142
Jurnal e-Komunikasi Hal. 293
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
Tabel 2: Aspek Afektif Item Pernyataan
Frekuensi Jawaban Responden STS TS N S SS
Saya menyukai pencampuran irama RnB dan Pop di dalam video klip “PSY – 9 Gangnam Style”. Saya menyukai backsound dari DJ (disc jockey) yang ada di dalam video klip ”PSY 8 – Gangnam Style”. Saya menyukai permainan tinggi rendah nada yang ada di dalam video klip ”PSY – 9 Gangnam Style”. Saya menyukai lirik lagu yang ada di 9 dalam video klip “PSY – Gangnam Style”. Saya menyukai fashion Korean Style di 11 dalam video klip “PSY – Gangnam Style”. Saya menyukai tarian yang terdapat di 9 dalam video klip “PSY – Gangnam Style”. Komponen Afektif
Mean
11
0
25
55
4.060
10
0
28
54
4.100
9
1
28
53
4.070
10
1
30
50
4.020
9
1
24
55
4.030
10
0
24
57
4.100 4.063
Tabel 3: Aspek Konatif Item Pernyataan
Frekuensi Jawaban Responden STS TS N S SS
Saya bersedia untuk memainkan pencampuran irama RnB dan Pop seperti 43 yang ada di dalam video klip “PSY – Gangnam Style”. Saya bersedia untuk memainkan backsound DJ (disc jockey) seperti yang 39 ada di dalam video klip ”PSY – Gangnam Style”. Saya bersedia untuk mengikuti permainan tinggi rendah nada dari lagu Gangnam 38 Style seperti yang ada di dalam video klip ”PSY – Gangnam Style”. Saya bersedia menyanyikan/menghafalkan lirik lagu dari Gangnam Style seperti yang 40 ada di dalam video klip ”PSY – Gangnam Style”. Saya bersedia untuk mengenakan / berdandan korean style seperti yang ada di 40 dalam video klip ”PSY – Gangnam Style”. Saya bersedia untuk melakukan tarian seperti yang ada di dalam video klip ”PSY 38 – Gangnam Style”. Komponen Konatif
Mean
19
1
12
25
2.570
21
1
11
28
2.680
21
3
13
25
2.660
18
2
18
22
2.640
21
0
15
24
2.620
18
1
19
24
2.730 2.650
Analisis dan Interpretasi Berdasarkan tabel aspek kognitif di atas menunjukkan bahwa pada komponen kognitif (pemikiran) nilai rata-rata secara keseluruhan yang diperoleh sebesar
Jurnal e-Komunikasi Hal. 294
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
4.142 yang termasuk dalam kategori tinggi/positif karena berada pada nilai 3.665.00. Hal ini menunjukkan sikap positif atau pengetahuan yang tinggi mengenai pesan yang disampaikan dalam video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Sehingga, menurut teori video klip, sang pembuat video klip tersebut sudah mampu menyampaikan isi pesan dari video klip tersebut dengan baik. Dari jawaban responden di atas juga dapat disimpulkan bahwa item pernyataan “Saya mengetahui pencampuran irama RnB dan Pop di dalam video klip PSY Gangnam Style”, mempunyai nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4.200 yang termasuk kategori tinggi/positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya yang berusia 18 – 24 tahun sudah mengetahui pencampuran irama RnB dan Pop di dalam video klip “PSY - Gangnam Style”. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa ritme yang terdapat di dalam video klip PSY – Gangnam Style ini sudah tersampaikan dengan baik. Sedangkan item pernyataan “Saya mengetahui lirik dari lagu Gangnam Style berdasarkan video klip “PSY – Gangnam Style” tersebut, mempunyai nilai ratarata paling rendah yaitu 4.070 yang termasuk kategori tinggi/positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya usia 18 – 24 tahun mengetahui lirik dari lagu Gangnam Style berdasarkan video klip “PSY – Gangnam Style” tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahasa lirik yang berusaha disampaikan oleh pembuat lagu Gangnam Style tersebut kurang bisa tersampaikan dengan baik. Berdasarkan tabel aspek afektif di atas menunjukkan bahwa pada komponen afektif (perasaan) nilai rata-rata secara keseluruhan yang diperoleh sebesar 4.063 yang termasuk dalam kategori tinggi/positif karena berada pada nilai 3.66-5.00. Hal ini menunjukkan perasaan suka atau tertarik yang ditunjukkan oleh masyarakat Surabaya terhadap elemen – elemen dalam video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Hal tersebut menunjukkan bahwa elemen – elemen video klip yang berusaha disampaikan oleh sang pembuat video klip sudah bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Surabaya. Dari jawaban responden di atas juga dapat disimpulkan bahwa item pernyataan “Saya menyukai backsound dari DJ (disc jockey) yang ada di dalam video klip PSY – Gangnam Style” dan “Saya menyukai tarian yang terdapat di dalam video klip PSY – Gangnam Style”, masing-masing mempunyai nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4.100 yang termasuk kategori tinggi/positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya menyukai atau tertarik dengan backsound dari DJ (disc jockey) dan tarian yang terdapat di dalam video klip “PSY - Gangnam Style”. Hal tersebut menyimpulkan bahwa bahasa performance dan bahasa musikalisasi yang terdapat pada video klip tersebut sudah disukai oleh masyarakat Surabaya. Sedangkan item pernyataan “Saya menyukai lirik lagu yang ada di dalam video klip PSY – Gangnam Style”, mempunyai nilai rata-rata paling rendah yaitu 4.020 yang termasuk kategori tinggi/positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya menyukai lirik lagu yang ada di dalam video klip “PSY – Gangnam
Jurnal e-Komunikasi Hal. 295
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
Style”. Itu menunjukkan bahwa bahasa lirik yang digunakan dalam video klip tersebut tidak tersampaikan dengan baik. Berdasarkan tabel aspek konatif di atas menunjukkan bahwa pada komponen konatif (tindakan) nilai rata-rata secara keseluruhan yang diperoleh sebesar 2.650 yang termasuk dalam kategori sedang/netral karena berada pada nilai 2.33-3.66. Hal ini menunjukkan sikap kesediaan biasa saja yang ditunjukkan oleh masyarakat Surabaya untuk menirukan gerakan – gerakan yang ada dalam video klip PSY – Gangnam Style di Youtube. Hasil diatas menunjukkan bahwa pembuat video klip Gangnam Style itu belum bisa membuat penontonnya untuk menirukan gerakan – gerakan yang ada di dalam video klip Gangnam Style. Dari jawaban responden di atas juga dapat disimpulkan bahwa item pernyataan “Saya bersedia untuk melakukan tarian seperti yang ada di dalam video klip PSY – Gangnam Style”, mempunyai nilai rata-rata paling tinggi yaitu 2.730 yang termasuk kategori sedang/netral. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya bersikap biasa saja untuk melakukan tarian seperti yang ada di dalam video klip “PSY – Gangnam Style”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahasa performance yang ada dalam video klip tersebut kurang menarik untuk diikuti. Sedangkan item pernyataan “Saya bersedia untuk memainkan pencampuran irama RnB dan Pop seperti yang ada di dalam video klip PSY - Gangnam Style”, mempunyai nilai rata-rata paling rendah yaitu 2.570 yang termasuk kategori sedang/netral. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya bersikap biasa saja untuk memainkan pencampuran irama RnB dan Pop seperti yang ada di dalam video klip “PSY - Gangnam Style”. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya tidak tertarik dengan bahasa musikalisasi dari video klip Gangnam Style tersebut.
Simpulan Dari penelitian yang berjudul ”Sikap Masyarakat Surabaya Dalam Menonton Video Klip ”PSY – Gangnam Style” di Youtube”, yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan segi kognitif dan afektifnya, masyarakat Surabaya sudah mengetahui dan menyukai segala aspek yang ada di dalam video klip Gangnam Style tersebut. Mulai bahasa ritme, bahasa lirik, bahasa performance, bahasa musikalisasi, dan bahasa nada yang ada di dalam video klip tersebut. Tetapi, jika dilihat dari segi konatifnya, masyarakat Surabaya kurang tertarik untuk melakukan apa yang tersaji di dalam video klip tersebut. Hal itu dikarenakan video klip tersebut kurang mempunyai kekuatan untuk bisa mengajak penontonnya menirukan elemen – elemen video klip yang ada.
Jurnal e-Komunikasi Hal. 296
JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL I. NO.3 TAHUN 2013
Daftar Referensi Ardianto & Erdinaya. (2005). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Azwar, Saifuddin M.A. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Engel, James F., Miniard, Paul W. & Blackwell, Roger D. (2006). Customer Behaviour (10th ed). USA Mason: Thomson Higher Education. Hadi, S. (1990). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset McQuail, Denis. (1987). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Edisi Kedua). Penerbit Erlangga. Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo Nurudin. (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Shim, Doobo. (2006). Hibridity and The Rise of Korean Popular Culture In Asia Asia. Media Culture and Society. Vol 28 (1) 25-4 London. SAGE Publication Singgarimbum, Effendi. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Jurnal e-Komunikasi Hal. 297