EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR TENTANG PERTANIAN
ROSITA NOVIANTI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2013 Rosita Novianti NIM I34090139
ABSTRAK ROSITA NOVIANTI. Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas desain pesan video dan menganalisis perubahan persepsi siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang pertanian. Penelitian menggunakan metode eksperimen melalui pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pesan video memiliki tingkat efektivitas yang sedang, dengan unsur soundbite (audio) dan gambar (visual) paling menarik. Tayangan video “Karya untuk Negeri” mampu merubah persepsi siswa tentang pertanian menjadi lebih baik. Kata kunci: desain pesan, persepsi, pertanian, video.
ABSTRACT ROSITA NOVIANTI. The Effectiveness of Message Design of IPB’s Video “Karya untuk Negeri” and Changed the Perception of SMA Negeri 2 Bogor’s Student about Agriculture. Supervised by ANNA FATCHIYA. The purpose of this research is to identify the level effectiveness of message design on video and analyze changes in the perception of SMA Negeri 2 Bogor’s students about agriculture. The research uses experimental methods by pre-test and post-test. The result shows that the message design on video has a moderate level of the effectiveness which elements soundbite (audio) and pictures (visual) are the most interesting. IPB’s video “Karya untuk Negeri” is able to change the perception of students about agriculture for being better. Keywords: message design, perception, agriculture, video.
EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR TENTANG PERTANIAN
ROSITA NOVIANTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian Nama : Rosita Novianti NIM : I34090139
Disetujui oleh
Dr.Ir. Anna Fatchiya, M.Si Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini berjudul Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Ir Anna Fatchiya MSi selaku pembimbing dan telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Muhadi SPd dan Ibu Dra Hja Dewi Suhartini MPd dari SMA Negeri 2 Bogor selaku wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan, juga kepada Ibu Susiawati SPd selaku guru pembimbing konseling kelas XII SMA Negeri 2 Bogor serta Siswa Kelas XII IPA empat yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman khususnya teman sebimbingan Bunga Hadian atas dukungannya dan kepada Bonita yang telah membantu menguji petik, Novia yang berbagi pengetahuan tentang sampling, juga kepada SKPM 46 terima kasih atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2013 Rosita Novianti
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Video sebagai Media Pengirim Pesan
5
Desain Pesan dalam Video
6
Persepsi
8
Pengaruh Desain Pesan Video terhadap Persepsi
9
Kerangka Pemikiran
11
Hipotesis Penelitian
12
Definisi Operasional
12
PENDEKATAN LAPANGAN
18
Metode Penelitian
18
Lokasi dan Waktu Penelitian
18
Teknik Pemilihan Responden
18
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
19
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
20
GAMBARAN UMUM LOKASI
21
Gambaran Umum SMA Negeri 2 Bogor
21
Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor
22
EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” 24 EFEKTIVITAS VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN
30
SIMPULAN DAN SARAN
35
Simpulan
35
Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN
38
RIWAYAT HIDUP
46
DAFTAR TABEL 1 Indikator dan parameter tingkat efektivitas desain pesan video 2 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian sebelum menonton video IPB “Karya untuk Negeri” 3 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian setelah menonton video IPB “Karya untuk Negeri” 4 Jumlah gugus dan sampel setiap gugus 5 Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas desain pesan video 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas pada variabel desain pesan video 8 Sebaran responden berdasarkan perubahan persepsi tentang pertanian 9 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi menurut variabelvariabel pertanian
15 16 17 19 23 24 26 31 33
DAFTAR GAMBAR 1 Pesan dalam komunikasi 2 Proses persepsi 3 Kerangka berpikir efektivitas desain pesan video IPB “karya untuk negeri” dan perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian
8 9 12
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Sebaran responden berdasarkan pernyataan tentang desain pesan video Sebaran responden berdasarkan persepsi awal tentang pertanian Sebaran responden berdasarkan persepsi akhir tentang pertanian Skor total kuesioner responden Contoh perhitungan uji statistik Kuesioner penelitian
38 39 40 41 42 43
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian adalah “...suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia” (Nasoetion 2008). Dapat dikatakan, bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran penting bagi kehidupan manusia, karena pertanian mampu menghasilkan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Indonesia adalah negara yang kaya sumberdaya dan dikenal sebagai negara agraris, karena Indonesia memiliki lahan yang luas untuk bidang pertanian. Pertanian juga mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan, bahkan menjadi penyumbang tertinggi bagi tingkat pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (2012) mencatat bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dengan peranan sebesar 14.7 persen antara tahun 2009 hingga 2011. Identitas Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan mayoritas mata pencaharian masyarakat Indonesia sebagai petani. Bidang pertanian membuka peluang kerja bagi sebagian orang yang tidak masuk kebidang formal. Sektor pertanian juga berkontribusi dalam mengurangi pengangguran. Pada tahun 19972002 ketenagakerjaan dibidang pertanian mempunyai peran yang strategis. Sektor pertanian mampu menunjukkan pembukaan lapangan kerja bagi 40.63 juta orang pada tahun 2002. Bahkan, Indonesia melakukan perencanaan ketenagakerjaan agar mampu menambah tenaga kerja sebanyak 1.4 juta selama periode 2005-2009 (Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009). Pertambahan tenaga kerja pada bidang pertanian yang semakin meningkat mengakibatkan kondisi yang tidak berimbang dengan produktivitas pertanian. Tidak hanya itu, petani yang bekerja di sawah hanya dapat menggarap lahannya dari setengah hektar karena semakin banyak yang menjadi petani, sehingga aktivitas pertanian kehilangan potensi untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan (The World Bank 2003). Produktivitas pertanian yang mengalami penurunan menunjukkan adanya krisis sumberdaya pertanian di Indonesia, artinya banyak tenaga kerja tetapi sedikit produktivitas. BPS (2012) mencatat jumlah tenaga kerja pertanian sekitar 42.48 juta jiwa pada bulan Februari 2011 sebagai penyumbang tertinggi jumlah tenaga kerja Indonesia, akan tetapi pada tahun 2011 sektor pertanian mengalami penurunan kontribusi dalam peranan dan perubahan struktur ekonomi dari 15.3 persen menjadi 14.7 persen. Krisis pada sektor pertanian di Indonesia memberikan dampak negatif bagi masyarakat, khususnya petani. Sebagian besar petani menyandang status miskin, karena petani di Indonesia adalah petani gurem, artinya hanya memproduksi untuk kebutuhan keluarga sendiri. Secara umum, pertanian di Indonesia masih subsisten, dimana kepemilikan lahan yang sempit yang berdampak kepada pendapatan yang rendah (Saragih 2011). Kondisi yang demikian menciptakan persepsi negatif bagi sebagian besar masyarakat, sehingga semakin menimbulkan rendahnya minat masyarakat khususnya generasi muda terhadap bidang pertanian. Bulan Agustus 2011 jumlah tenaga kerja di sektor pertanian menurun sebesar 450 ribu orang
2 (1.14 persen), sehingga jumlah tenaga kerja pertanian menjadi 39.33 juta jiwa (BPS 2012). Sebaran kerja pada sektor pertanian (diluar perikanan dan kehutanan) memperlihatkan persentase yang paling banyak menekuni bidang pertanian adalah pada kisaran usia 25-44 tahun (46%), sebanyak 38% usia 45 tahun masih bertani, dan kisaran usia kurang dari 25 tahun hanya 16 % (Rahmawatiningsih et al. 2010). Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan selain jumlah yang berkurang, tenaga kerja disektor pertanian pun banyak yang sudah berusia tidak produktif. Dia menilai jika saat ini petani sudah didominasi dengan rentang usia 55-60 tahun, maka tidak akan produktif. “Pekerjaan fisik seperti pertanian dengan usia 55-60 tahun itu kurang produktif. Ini yang seharusnya diambil alih orang berusia muda” (Zuhri 2012). Data BPS (2012) menunjukkan bahwa ketenagakerjaan masyarakat beralih pada sektor lain, seperti sektor industri yang mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja sekitar 830 ribu orang (5.71 persen) dan sektor jasa kemasyarakatan meningkat sebesar 450 ribu orang (2.7 persen). Faktor yang menjadikan terjadinya peralihan minat kerja ke sektor industri adalah pendapatan ekonomi sektor industri lebih menjanjikan dibanding dengan sektor pertanian. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan dasar, bahwa terjadi penurunan ketertarikan masyarakat terhadap sektor pertanian. Penurunan sektor pertanian di Indonesia tidak hanya terjadi pada penurunan angka jumlah petani dari sisi tenaga kerja, tetapi juga berkurangnya masyarakat yang tertarik pada program studi pertanian berdasarkan sektor pendidikan. Harian kompas, 1 Agustus 2008 dalam penelitian Rahmawatiningsih et al. (2010) menyatakan, bahwa jurusan pertanian menyisakan 9.019 kursi kosong di 47 perguruan tinggi negeri. Universitas Udayana sebagai universitas terbesar di Bali juga mengalami hal yang sama, yaitu kekurangan mahasiswa pertanian. Sarjana pertanian menjadi semakin minim, sebagaimana telah disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Salman Dianda Anwar “sarjana-sarjana pertanian pertanian malah lebih banyak yang bekerja di sektor lain, seperti lulusan Institut Pertanian Bogor malah bekerja di perbankan”. Rendahnya minat pemuda melanjutkan kuliah maupun menekuni bidang pertanian juga merupakan faktor dari minimnya kesempatan kerja pada bidang pertanian. Fenomena ini menjadi suatu tantangan bagi Institut Pertanian Bogor (IPB). Media Indonesia, 27 Januari 2012 menyatakan, bahwa sebagai perguruan tinggi yang terdepan dalam memajukan pertanian Indonesia, IPB berupaya mencari solusi tentang krisis penurunan minat generasi muda terhadap bidang pertanian (MICOM 2012). IPB gencar melaksanakan pencarian bibit unggul pada generasi muda untuk bersedia menekuni bidang pertanian. Sebagai suatu lembaga institusi bidang pertanian, IPB perlu menyosialisasikan pentingnya pertanian. Penyampaian pesan tentang pertanian tersebut harus menarik untuk dapat mempengaruhi khalayak luas, khususnya siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang merupakan bibit-bibit mahasiswa. Pesan yang mampu mempengaruhi orang lain adalah pesan yang mengandung unsur audio dan visual. Pesan audio adalah informasi yang berbentuk suara, bersifat didengar dan melibatkan pendengaran. Pesan visual adalah informasi yang berbentuk gambar, bersifat dilihat dan melibatkan indera penglihatan. Perpaduan pesan audio dan visual akan menjadi efektif dalam
3 menyampaikan informasi, yaitu dengan melakukan rancangan pada pesan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu desain pesan audio-visual. Individu mendapatkan pengaruh lebih dari suatu pesan yang mengandalkan penglihatan dan pendengaran, karena pesan audio-visual sebagai objek rangsangan dapat mempengaruhi persepsi manusia. Penelitian Cotton dan Byrd-Bredbenner (2007) tentang media Film Super Size Me menampilkan pesan audio dan visual yang mampu merubah persepsi penonton tentang pentingnya gizi dalam mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu, televisi sebagai media pada penelitian Clifford et al. (2009) menghasilkan pesan audio-visual berupa gambar bergerak dan narasi mampu mengubah persepsi tentang gizi dan memasak. Desain pesan audio-visual merupakan hasil dari suatu media yang disebut video. Video merupakan salah satu media yang digunakan IPB untuk sosialisasi tentang pertanian. “Video sebagai media elektronik adalah media komunikasi yang memiliki unsur audio-visual (seperti: narasi, musik, dialog, sound effect, gambar atau foto, teks, animasi, grafik) sebagai keunggulan dibandingkan dengan media komunikasi massa lainnya” (Tubbs dan Moss 1994; DeVito 2001 dikutip Hubeis 2007). Video IPB “Karya untuk Negeri” menyajikan perpaduan gambar dan suara yang menekankan tentang bidang pertanian dalam arti luas, serta menjadi salah satu upaya IPB dalam mempengaruhi dan mengubah persepsi negatif generasi muda tentang pertanian. Sosialisasi tentang pentingnya pertanian dalam kehidupan manusia, pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi perlu dipublikasikan sejak dini kepada generasi muda. Sosialisasi bidang pertanian mempunyai maksud agar masyarakat, khususnya generasi muda memiliki kesadaran dan tergugah dalam mengembangkan bidang pertanian. IPB sebagai perguruan tinggi di bidang pertanian perlu menyampaikan informasi tentang pertanian yang mudah diterima oleh masyarakat, khususnya kaum muda (siswa tingkat sekolah menengah atas). Pemilihan siswa SMA sebagai responden adalah karena siswa SMA merupakan pihak yang akan menempuh pendidikan lebih tinggi dan siap untuk bekerja. Informasi pertanian yang berbentuk gambar dan suara dalam video merupakan informasi yang menarik sebagai media sosialisasi, sehingga penelitian tentang desain pesan gambar dan suara dalam media video perlu dilaksanakan, khususnya mengenai efektivitas desain pesan video dan perubahan persepsi siswa sekolah menengah atas (SMA) tentang pertanian setelah menonton video IPB.
Perumusan Masalah Pertanian adalah salah satu sektor penting bagi kehidupan manusia, akan tetapi masyarakat lebih memilih sektor lain di luar sektor pertanian, sehingga menimbulkan krisis petani sebagai sumberdaya. Untuk itu dibutuhkan penyampaian pesan yang efektif tentang pertanian supaya menggugah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sektor pertanian. Selain pertanian dalam sektor kerja, media massa juga mengungkapkan minimnya ketertarikan pemuda pada pertanian dalam bidang pendidikan. Fenomena tersebut ditunjukkan pada beberapa universitas yang mengalami penurunan jumlah mahasiswa pertanian. Kenyataannya, pertanian adalah sektor yang penting dan membutuhkan kontribusi para kaum terdidik untuk meningkatkan produktivitas.
4 IPB sebagai institusi pendidikan yang memfokuskan bidang studinya pada sektor pertanian mempunyai peran dalam mengajak generasi muda untuk bersedia berpartisipasi dalam bidang pertanian. IPB melakukan sosialisasi tentang pertanian dengan maksud untuk mengubah pandangan negatif kaum muda terhadap sektor pertanian. Kaum muda yang menjadi sasaran dari sosialisasi IPB adalah siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA). Sosialisasi dilakukan dengan menyampaikan pesan-pesan yang efektif. Pesan tersebut adalah pesan yang bersifat audio-visual yang dihasilkan oleh media video, sehingga melibatkan penerima untuk merespon pesan melalui indera pendengaran dan indera penglihatan. Perpaduan antara pesan dalam bentuk visual yang berupa gambar dan pesan audio dalam bentuk suara merupakan cara untuk mempengaruhi individu. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu: 1. Apakah desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” efektif untuk menarik perhatian siswa SMA tentang pertanian? 2. Apakah video IPB “Karya untuk Negeri” efektif dalam merubah persepsi siswa SMA tentang pertanian?
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tentang desain pesan video dan perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian. Dengan demikian, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” yang efektif untuk menarik perhatian siswa SMA tentang pertanian. 2. Mengetahui efektivitas video IPB “Karya untuk Negeri” dalam merubah persepsi siswa SMA tentang pertanian.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah pihak institusi akademis seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), pemerintah, dan masyarakat khususnya siswa sekolah menengah atas. 1. Bagi institusi akademis yang berbasis pertanian, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi akademis seperti IPB, khususnya bidang Humas IPB. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk bidang Humas agar memperhatikan desain pesan video dalam menyosialisasikan dan mempromosikan tentang pertanian, serta menggunakan media lain seperti website, facebook, twitter, dan jejaring sosial internet lainnya. 2. Bagi pemerintah, khususnya kementerian pertanian, penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai cara untuk menyosialisasikan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pertanian. 3. Bagi masyarakat khususnya pemuda-pemudi di sekolah menengah atas (Bogor), penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pertanian.
5
TINJAUAN PUSTAKA Video sebagai Media Pengirim Pesan Media adalah alat yang menjadi penyalur pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Format pesan audio-visual juga termasuk sesuatu yang dihasilkan suatu media. Arsyad (2009) menyatakan, bahwa audiovisual merupakan teknologi yang dapat menyampaikan materi melalui mesinmesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Dengan kata lain, media merupakan suatu alat yang memiliki peran penting untuk menyampaikan pesan kepada penerima, begitu pula dengan pesan audio-visual akan sampai kepada pihak penerima pesan melalui media. Kegiatan instruksional juga menggunakan media dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, antara lain dapat menyajikan tampilan benda atau peristiwa yang terletak jauh, seperti penggunaan gambar atau program video tentang salju, air terjun Nigara, dan aktivitas perut bumi. Selain itu, media mampu menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat sehingga menjadi lebih sistematis dan sederhana, seperti penggunaan film atau program video tentang proses operasi pada salah satu bagian tubuh manusia, terjadinya gol dalam permainan sepak bola, dan bekerjanya suatu mesin (Suparman 2001). Kemampuan media dalam kegiatan instruksional dapat mempengaruhi berbagai macam kegiatan belajar. Gambar hidup dalam tayangan media mampu mempengaruhi kegiatan belajar tentang pengenalan visual, belajar tentang konsepprinsip-aturan, dan belajar tentang prosedur. Rekaman audio baik dalam mempengaruhi proses belajar informasi faktual, belajar prosedur, dan mengembangkan sikap, opini, serta motivasi. Begitu pula pada sajian oral, memiliki pengaruh yang baik dalam belajar informasi faktual, belajar konsepprinsip-aturan, belajar prosedur, mengembangkan sikap, opini, serta motivasi (Suparman 2001). Gambar hidup dan rekaman audio merupakan tampilan khas yang dimiliki media video. Video menggabungkan rekaman audio pada penyampaian pesan visual (gambar hidup), agar pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Tujuan media video adalah untuk menghibur, mendokumentasi, dan mendidik. Video memberikan keuntungan dalam hal melengkapi pengalaman dasar pada siswa yang belajar, karena materi yang terkandung dalam video dapat diputar berulangulang, mampu mendorong dan meningkatkan motivasi, serta menanamkan sikap dan segi-segi afektif. Video juga mengandung nilai-nilai positif dalam mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa, menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung, dapat ditunjukkan kepada kelompok besar/heterogen maupun individu, dan kejadian yang lama dapat disajikan secara ringkas serta menarik melalui video. Video dan film dapat melukiskan gambar hidup dan suara yang menjadi daya tarik (Arsyad 2009). Terdapat lima macam program audio-vidual secara umum (Green TV 2010), yaitu: program perbincangan atau talkshow, program features, documentary, filler, dan magazine.
6 Program talkshow adalah program berbincang-bincang mengenai topik tertentu yang melibatkan seorang pembicara atau host dengan satu atau lebih nara sumber. Program features merupakan paket pendek yang membahas satu topik tertentu yang tidak terikat pada aktualitas (bukan hardnews) dan digarap dalam format yang lunak serta mengutamakan unsur interest dengan topik-topik yang dibahas umumnya memiliki unsur human interest yang tinggi. Program selanjutnya documentary mempunyai elemen-elemen dasar yang selalu mencakup didalamnya, yaitu 1) menceritakan kisah nyata tentang seseorang atau peristiwa, bukan cerita fiksi, 2) sedapat mungkin menggambarkan fakta sesuai yang sebenarnya atau sealami mungkin, 3) penceritaan dilakukan melalui penyajian atau penggambaran fakta dan wawancara. Berbeda dengan program-program sebelumnya, filler merupakan item audio-visual dengan durasi pendek yang digunakan untuk mengisi/mengganjal durasi dengan program, selama durasi sekitar 15 detik hingga 30 detik, atau ada pula yang sampai 45 detik. Filler berisi cuplikan materi program atau item yang dibuat khusus untuk menyampaikan pesan khusus atau mengkampanyekan sesuatu, selain itu filler ditayangkan dengan jadwal teratur berupa kombinasi footages, voice over, musik latar, grafik, serta still photo dengan musik latar dan teks, tanpa footages dan voice over. Sementara, program magazine merujuk pada program features mengenai peristiwa aktual yang biasanya ditayangkan mingguan di televisi. Magazine merupakan laporan mendalam mengenai isu aktual yang ditujukan untuk membuat penonton memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai konteks dari peristiwa lebih dari sekedar fakta. Durasi program magazine sekitar 30 menit hingga satu jam. Video IPB “Karya untuk Negeri” merupakan video yang menampilkan pesan audio-visual dengan program features. Sebagai media audio-visual, video IPB menampilkan hal-hal yang menarik tentang pertanian. Video IPB mengutamakan human interest dengan menayangkan aktivitas mahasiswa pertanian, produksi pertanian dari IPB, teknologi yang IPB kembangkan, dan beberapa penjelasan dari aktor-aktor IPB, seperti rektor serta profesor sebagai staf ahli bidang akademik. Program audio-visual pada features memiliki bagianbagian penting seperti angle features, narasumber, daftar pertanyaan, sync atau soundbite, pictures, stand up, dan data yang mendukung. Beberapa penelitian menggunakan media video untuk menyampaikan pesan audio-visual, seperti penelitian Hubeis (2007) menggunakan video untuk menyajikan perpaduan pesan audio-visual berupa narasi, gambar, materi, waktu, dan musik latar video, penelitian Iskandar (2005) menguji desain pesan audiovisual berupa gambar hidup (visual realistik) dan gambar diam (visual grafis) dengan pesan suara berupa narasi melalui video, dan penelitian Alif (2008) menyajikan format pesan bahasa dalam narasi sebagai aspek audio dikombinasikan dengan aspek visual berupa gambar melalui video.
Desain Pesan dalam Video Audio-visual adalah tayangan video yang mempunyai sifat dapat didengar dan dilihat. Pesan audio-visual adalah informasi yang mengandung unsur gambar dan suara. Unsur gambar dan suara menjadi elemen-elemen dalam pesan audiovisual dengan unsur suara berbentuk audio dari bahasa, sedangkan bentuk visual
7 menyertakan gambar bergerak maupun gambar diam. Pusat Bahasa (2008) menetapkan pengertian audio adalah mempunyai sifat yang dapat didengar maupun suatu alat peraga yang bersifat dapat didengar. Begitu pula dengan visual, Pusat Bahasa mendefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dilihat melalui indra penglihatan (mata). Visualisasi pesan, informasi, atau konsep memiliki berbagai bentuk. Menurut Arsyad (2009) bentuk visual dapat berupa: (1) gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau foto yang menunjukkan suatu benda secara tampak, (2) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi, (3) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, (4) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Berbeda dengan unsur visual, audio memiliki bentuk sound effect khusus, suara latar belakang, musik, dan narasi. Baik pesan audio maupun visual akan memberikan daya tarik terhadap penonton dan pendengar, sehingga perlu adanya desain dalam menyampaikan pesan agar efektif. Desain suatu pesan berorientasi pada khalayak (Kusumastuti 2009). Pusat Bahasa (2008) mengemukakan bahwa desain adalah kerangka bentuk, rancangan atau motif, pola, corak. Lubis (2010) menyatakan, bahwa pesan sebagai salah satu unsur komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan sumber kepada penerima, yang dapat berupa ide atau tujuan dalam bentuk kode atau kumpulan simbol yang tersusun secara sistematis. Desain pesan audio-visual merupakan perancangan dan pembuatan kemasan format pesan audio dan visual dalam menyampaikan pesan melalui video (Iskandar 2005). Desain dengan format pesan audio dan penggunaan visual dapat menggunakan bentuk narasi, ceramah, dialog, peragaan, fragmen, dan visualisasi (Kuswita 2003 dikutip Hubeis 2007). Berdasarkan Gambar 1, pesan audio merupakan produk yang tercipta melalui proses berbicara, menyanyi, maupun musik. Pendengaran akan menangkap pesan yang berbentuk suara tersebut. Sedangkan film, foto, lukisan, gambar, model patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal menghasilkan pesan bentuk visual. Desain pesan audio-visual dibuat dengan menyatukan antara unsur suara yang berupa musik, nyanyian, maupun kata-kata dengan unsur gambar yang berasal dari film, foto, grafik, dll. Suara sebagai pesan audio mempunyai peran dalam menjelaskan gambar-gambar yang berbentuk visual. Rancangan pesan bentuk visual perlu memperhatikan kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Pesan visual akan menarik dan menyampaikan informasi sesuai dengan penggunanya, sehingga mencapai bentuk pemahaman dengan cara mengatur, menata dan mengorganisasikan elemen visual tersebut berdasarkan prinsip-prinsip desain tertentu, diantaranya adalah kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan, dengan mempertimbangkan unsur-unsur visual, seperti bentuk, garis, ruang tekstur dan warna. Kesederhanaan penyampaian pesan visual mampu membantu siswa yang belajar dapat menangkap informasi dengan mudah. Pesan visual harus memiliki keterpaduan antarelemen yang disajikan, artinya elemen yang satu dengan yang lain saling terikat dan menyatu, sehingga membentuk pesan yang dapat dipahami. Kesederhanaan dalam rancangan pesan memerlukan penekanan pada unsur yang
8 menjadi pusat perhatian, begitu pula bentuk, garis, tekstur, dan warna dapat memberikan keseimbangan pada penyajian pesan (Arsyad 2009). Pesan diproduksi dengan:
Pesan dicerna dan diinterpretasi dengan: Mendengarkan
Berbicara, menyanyi, memainkan alat < ------ > musik, dsb Memvisualisasikan melalui film, foto, Mengamati lukisan, gambar, model, patung, grafik, < ------ > kartun, gerakan nonverbal Menulis atau mengarang < ------ > Membaca Gambar 1 Pesan dalam komunikasi (Arsyad 2009)
Audio merupakan komponen dalam desain pesan audio-visual yang dapat memberikan manfaat dalam memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu keunggulan materi audio adalah dapat mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi hal yang telah didengar (Arsyad 2009). Materi audio menjadi pelengkap pesan visual dalam bentuk musik ataupun narasi. Program audio-visual dalam tayangan video IPB “Karya untuk Negeri” merupakan program features dengan unsur-unsur penting seperti angle features, narasumber, daftar pertanyaan, sync atau soundbite, pictures, stand up, dan data yang mendukung. Angel features merupakan topik yang sedang dibahas dalam video dan mengenai/menggarap topik yaitu pertanian. Sebagai institusi bidang akademik, IPB memiliki aktor penting seperti rektor yang memiliki peran sebagai narasumber dalam video IPB. Selain itu, video menampilkan penjelasanpenjelasan tentang pertanian melalui aktor IPB, seperti rektor dan profesor sebagai daya tarik video. Pernyataan atau kutipan-kutipan penting dari penjelasan rektor merupakan sync atau soundbite video. Pictures atau gambar-gambar tayangan video IPB menampilkan aktivitas mahasiswa, proses produksi pertanian, produkproduk pertanian dan teknologi-teknologi pertanian.
Persepsi DeVito (1996) menyatakan “Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran”. Persepsi melalui tiga tahapan utama, yaitu stimulasi alat indera terjadi, stimulasi ditata, stimulasi ditafsirkan dan dievaluasi (Gambar 2). Pertama stimulasi alat indera terjadi, artinya alat indera distimulasi (dirangsang), misalnya kita mendengar suara musik, melihat gambar, melihat orang yang lama tak ditemui. Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip (proksimitas dan kelengkapan). Prinsip proximity (proksimitas) atau kemiripan yaitu orang atau pesan yang mirip satu sama lain dipersepsikan bersama-sama. Selain itu, prinsip closure (kelengkapan) adalah prinsip yang memandang atau mempersepsikan gambar atau pesan dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap. Langkah ketiga adalah proses perseptual, yaitu
9 penafsiran-evaluasi yang bersifat subyektif, karena melibatkan pihak evaluasi dari penerima.
Terjadinya stimulasi alat indera
Stimulasi alat indera diatur
Stimulasi alat indera dievaluasiditafsirkan
Gambar 2 Proses persepsi (DeVito 1996) Mulyana (2004) mendefinisikan persepsi sebagai proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan. Proses internal yang mempengaruhi perilaku. Persepsi merupakan inti dari komunikasi dan penting bagi komunikasi baik dari segi bentuk maupun fungsinya, sedangkan inti dari persepsi adalah penafsiran, yaitu identik dengan penyandian balik dalam proses komunikasi. Pentingnya persepsi dalam komunikasi adalah jika persepsi individu tidak akurat, memungkinkan terjadi komunikasi yang tidak efektif. Persepsi menentukan individu untuk memilih pesan atau mengabaikan pesan. Persepsi merupakan bentuk pandangan individu terhadap suatu obyek, misalnya persepsi seseorang tentang bidang pertanian yang negatif, karena orang menilai pertanian sebagai bidang yang kurang menjanjikan dalam perekonomian. Setiap orang memiliki pandangan masing-masing terhadap bidang pertanian dan sebagian besar orang menilai, bahwa lingkup kerja dibidang pertanian hanya sebatas di sawah, melakukan pengolahan lahan, dan rata-rata pekerja pertanian berada pada keadaan ekonomi bawah.
Pengaruh Desain Pesan Video terhadap Persepsi Perancangan pesan dalam bentuk audio-visual merupakan kombinasi yang tepat dalam suatu pembelajaran. Format pesan tersebut melibatkan indera penglihatan dan pendengaran untuk menangkap pesan yang mengandung unsur audio-visual. Hal tersebut membantu individu yang belajar menangkap makna lebih cepat dari pesan audio-visual. Pernyataan Arifin (1984) dalam Nazariah (2001) mengungkapkan, bahwa pesan yang mengandung dua aspek, yakni dapat ditangkap oleh indera dan mempunyai makna dapat menimbulkan pengaruh bagi khalayaknya. Bentuk pesan audio merupakan hasil dari narasi, ceramah, diskusi maupun demonstrasi. Unsur visual pada desain pesan menggunakan penjelasan atau melibatkan unsur audio sebagai peran utama dalam menyajikan pesan, baik dalam bentuk pesan visual bersuara maupun tanpa suara. Byrnes (1965) dalam Iskandar (2005) menyebutkan, bahwa penyimpanan dan pemanggilan (retrieved) kembali informasi akan menjadi lebih mudah dan efektif, apabila penerimaan suatu
10 informasi melalui lebih dari satu saluran. Penangkap pesan audio-visual mudah menerima pesan bahkan memahaminya, karena menggunakan saluran yang berupa pendengaran dan penglihatan. Bentuk visual dibedakan menjadi dua, yaitu visual realistik 1 dan visual grafis 2 . Hasil penelitian Iskandar (2005) membuktikan bahwa bagi individu visual/gambar realistik lebih menarik karena mengandung gambar bergerak dan penjelasan visual bersuara lebih efektif daripada tanpa suara. Unsur gerak pada visual realistik mampu mempengaruhi perhatian dan berperan dalam mempertinggi kecermatan dalam mengingat kembali informasi yang diterima, serta unsur suara mampu mendukung dalam menarik perhatian dan mempersepsikan gambar. Bentuk visual memiliki kelebihan, seperti yang dikemukakan Brown (1977) dalam Iskandar (2005), bahwa 1) gambar dapat merangsang minat dan memperjelas informasi yang disajikan, 2) lebih meningkatkan daya ingat dan memberikan pengaruh yang sangat tinggi dalam pengetahuan suatu obyek. Hal tersebut menunjukkan, bahwa setiap individu mampu menerima pesan lebih cepat dengan bentuk visual pada pesan. Bentuk visual yang berupa gambar diam dan gambar bergerak menjadi obyek yang ditangkap individu sebagai rangsangan sehingga mampu menciptakan persepsi bagi penerima. Narasi, musik, dialog merupakan bentuk audio. Narasi menggunakan bahasa, baik bahasa indonesia maupun bahasa daerah, sedangkan musik dapat menggunakan musik klasik, pop, dangdut, dll. Penelitian Erlina dan Sari (2006) menyebutkan, bahwa pesan audio jenis musik pop paling digemari oleh responden dan termasuk pengiring narasi, serta perpaduan antara gambar garis-gambar foto membuat pesan lebih menarik. Format pesan audio-visual tersebut mampu merangsang dan menyadarkan responden dalam penggunaan transportasi udang hidup sistem kering. Penelitian Clifford et al. (2009) melakukan uji pesan melalui televisi yang menampilkan program memasak. Penyajian pesan berupa gambar bergerak dan narasi serta iringan musik dalam program televisi tersebut mampu mempengaruhi pengetahuan dan psikosoial sehingga menciptakan persepsi responden tentang kebaikan gizi dan memasak. Begitu pula pada penelitian Cotton dan ByrdBredbenner (2007) menyatakan, bahwa film Super Size Me berpengaruh pada emosi dan kesadaran yang mengakibatkan pada peningkatan pengetahuan responden tentang pendidikan gizi, dengan tujuan untuk menyadarkan pasienpasien agar mengurasi makanan cepat saji. Pesan audio-visual mempunyai pengaruh terhadap perubahan persepsi individu. Pesan tersebut efektif dengan adanya rancangan yang tepat antara unsur audio dan unsur visual. Unsur audio meliputi narasi yang menggunakan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia, musik latar yang berjenis pop atau dangdut. Visual pesan dapat berasal dari gambar, visual realistik, visual grafis, foto, poster. Format pesan visual berperan dalam menarik perhatian individu, sedangkan aspek audio penting dalam rancangan pesan audio-visual sebagai penjelasan dari aspek 1
Visual realistik atau visual murni (pure visual) yaitu jenis visualisasi berupa gambar hidup yang berupa benda, obyek, atau peristiwa sesungguhnya (Iskandar 2005). 2 Visualisasi grafis adalah jenis-jenis atau simbol-simbol visual yang telah diproyeksikan dalam bidang datar, wujudnya dapat berupa gambar foto, sketsa, kata tercetak atau ilustrasi visual lainnya (Efrein 1979 dalam Iskandar 2005).
11 visual. Perpaduan antara unsur audio-visual merupakan stimulus-stimulus yang mampu meningkatkan pengetahuan individu karena membentuk persepsi bagi penerima pesan. Setiap penulis menguji kemasan pesan audio-visual dengan kombinasi pesan yang beragam, baik rancangan pesan yang menggabungkan antara gambar diam dengan narasi, gambar bergerak dengan suara musik, gambar bergerak dengan narasi, gambar diam dengan musik dan narasi, maupun gabungan diantara gambar gerak-gambar diam serta musik dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setiap kemasan pesan audio-visual dalam berbagai media memiliki ciri khas masing-masing yang mampu menarik perhatian individu. Desain pesan menjadi penting dalam penyampaian suatu informasi, karena rancangan pesan yang menarik akan lebih mudah diterima dan melalui saluran penglihatan serta pendengaran, individu mampu menangkap pesan dengan mudah. Perpaduan pesan audio-visual mampu mempengaruhi persepsi individu, karena melalui saluran pendengaran, individu menerima pesan audio, sedangkan melalui saluran penglihatan, individu akan menangkap pesan visual. Proses penangkapan pesan yang melibatkan beberapa indera, menjadikan individu mudah dalam mencermati isi pesan dan memahaminya, sehingga proses tersebut berpengaruh pada persepsi individu.
Kerangka Pemikiran Desain pesan dalam video merupakan desain pesan audio-visual. Desain pesan audio-visual merupakan desain pesan yang menarik, karena mengandung unsur gabungan antara audio (suara) dan visual (gambar) yang menarik. Visualisasi gambar dalam video menarik menurut beberapa indikator, seperti narasumber yang ditayangkan dan gambar-gambar (pictures) aktivitas narasumber. Penayangan visual dalam video ini diiringi oleh pesan audio berupa soundbite, narasi, dan musik latar. Durasi menjadi ukuran waktu dalam tayangan video. Durasi video IPB “Karya untuk Negeri” selama 15 menit ini menyajikan tayangan narasumber seperti rektor IPB dan profesor sebagai aktor dalam video, sedangkan gambar-gambar video memvisualisasikan informasi tentang pertanian, seperti gambar produk pertanian IPB berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak, budidaya ikan serta teknologi yang digunakan untuk memproduksinya. Video IPB menggunakan soundbite, narasi dan musik latar yang mengiringi penayangan gambar untuk menjelaskan aktivitas dalam tayangan gambar video. Persepsi adalah suatu pandangan yang dimiliki oleh individu terhadap obyek. Tayangan video IPB merupakan stimulus yang menjadi ukuran pada perubahan persepsi individu tentang pertanian. Perubahan persepsi dapat dianalisis dengan menggunakan metode pre-test dan post-test. Persepsi awal tentang pertanian pada saat sebelum menonton video diuji melalui pre-test dan persepsi akhir tentang pertanian (setelah menonton video) diuji melalui post-test. Berdasarkan uraian di atas, Gambar 3 menunjukkan keterkaitan antara variabelvariabel tersebut:
12 Persepsi awal tentang pertanian (sebelum menonton video) Pre-test Desain pesan video Narasumber Soundbite Musik latar Gambar (pictures) Narasi Durasi
Post-test Persepsi akhir tentang Pertanian (setelah menonton video) Gambar 3 Kerangka berpikir efektivitas desain pesan video IPB “karya untuk negeri” dan perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran terdapat hipotesis sebagai berikut: 1. Desain pesan video merupakan desain pesan yang efektif. 2. Video IPB efektif dalam merubah persepsi siswa SMA tentang pertanian.
Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional untuk mengukur peubah-peubah yang digunakan. Istilah-istilah tersebut, yaitu: 1. Desain pesan video adalah rancangan pesan yang efektif, pesan yang efektif merupakan pesan yang menarik dengan memadukan unsur audio (suara) dan unsur visual (gambar) dalam video IPB “Karya untuk Negeri”. Pengukuran pada desain pesan video menggunakan skala likert (lihat Tabel 1). 2. Persepsi adalah pandangan responden tentang pertanian pada saat sebelum menonton video IPB “Karya untuk Negeri” dan pandangan tentang pertanian setelah menonton video IPB “Karya untuk Negeri”. Pengukuran pada tingkat persepsi menggunakan skala likert (lihat Tabel 2 dan 3). Kuesioner jenis 2 (post-test) memiliki 14 pernyataan untuk mengukur tingkat efektivitas desain pesan video. Berdasarkan hasil perhitungan data kuesioner, skor maksimal untuk mengukur efektivitas desain pesan video adalah 54, sedangkan skor minimum adalah 37. Desain pesan video mempunyai tiga kategori untuk menunjukkan tingkat efektivitasnya, yaitu rendah, sedang, dan
13 tinggi. Kategori tersebut dapat diperoleh melalui inverval kelas yang dihitung dengan cara sebagai berikut : Interval kelas (IK) =
ε
Maka interval kelas pada tingkat efektivitas desain pesan adalah 6 dan dapat menunjukkan kategori: Rendah = 37≤x≤42 Sedang = 42<x≤48 Tinggi = 48<x≤54 Pengukuran pada tingkat persepsi responden sebelum menonton video adalah sama dengan pengukuran pada tingkat efektivitas berdasarkan desain pesan video. Jumlah pernyataan untuk mengukur tingkat persepsi responden sebelum dan sesudah menonton video adalah 18 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut mencakup ruang lingkup pertanian yang terdiri dari lima aspek, yaitu ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Delapan belas pernyataan untuk mengukur tingkat persepsi sebelum menonton video menghasilkan data perhitungan kuesioner dengan skor terendah sebesar 46, sedangkan skor tertinggi adalah 66. Interval pada pengukuran tingkat persepsi responden tentang pertanian sebelum menonton video dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu kurang positif, cukup positif, dan positif. Berdasarkan perhitungan interval kelas didapatkan angka sebesar 7. Maka hasil interval menurut kategori adalah: Kurang positif = 46≤x≤52 Cukup positif = 52<x≤59 Positif = 59<x≤66 Sama seperti pengukuran pada tingkat persepsi responden sebelum menonton video dan pengukuran pada tingkat efektivitas terhadap desain pesan video, bahwa pengukuran pada tingkat persepsi setelah menonton video memiliki sejumlah 18 pernyataan. Berdasarkan perhitungan data kuesioner tingkat persepsi sesudah menonton video memiliki skor terendah sebesar 45, sedangkan skor tertinggi adalah 72. Interval pada pengukuran tingkat persepsi sesudah menonton video menggunakan tiga kategori, yaitu kurang positif, cukup positif, dan positif. Maka perhitungan interval kelas menghasilkan angka sebesar 9 dengan interval menurut kategori sebagai berikut: Kurang positif = 45≤x≤53 Cukup positif = 53<x≤62 Positif = 62<x≤72 Hasil nilai pada tingkat persepsi sesudah menonton video adalah untuk membandingkan perubahan persepsi sebelum dengan sesudah menonton video terkait dengan efektivitas tayangan video IPB “Karya untuk Negeri”. Perhitungan interval untuk masing-masing variabel dalam desain pesan video adalah beragam, karena dari 14 pernyataan masing-masing variabel memiliki jumlah penyataan yang berbeda-beda. Setiap variabel narasumber, Soundbite, narasi dan durasi terdiri atas dua penyataan, maka nilai interval berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi adalah dua, rentan kelas adalah sebagai berikut:
14 Rendah = 2≤x≤4 Sedang = 4<x≤6 Tinggi = 6<x≤8 Kemudian untuk variabel musik latar terdiri atas satu penyataan, maka nilai interval berdasarkan tiga kategori adalah satu, sebagai berikut: Rendah = 1≤x≤2 Sedang = 2<x≤3 Tinggi = 3<x≤4 Variabel gambar terdiri atas lima penyataan, maka nilai interval berdasarkan tiga kategori adalah lima, sebagai berikut: Rendah = 5≤x≤10 Sedang = 10<x≤15 Tinggi = 15<x≤20 Perhitungan berikutnya adalah interval pada variabel-variabel pertanian. Berdasarkan 18 pernyataan, masing-masing variabel terdiri atas jumlah pernyataan yang berbeda-beda, seperti ilmu pertanian terdiri atas delapan pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar delapan, yaitu: Kurang positif = 8≤x≤16 Cukup positif = 16<x≤24 Positif = 24<x≤32 Ilmu kedokteran hewan terdiri atas satu pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar satu, yaitu: Kurang positif = 1≤x≤2 Cukup positif = 2<x≤3 Positif = 3<x≤4 Ilmu perikanan terdiri atas empat pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar empat, yaitu: Kurang positif = 4≤x≤8 Cukup positif = 8<x≤12 Positif = 12<x≤16 Ilmu peternakan terdiri atas dua pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar dua, yaitu: Kurang positif = 2≤x≤4 Cukup positif = 4<x≤6 Positif = 6<x≤8 Ilmu kehutanan terdiri atas tiga pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar tiga, yaitu: Kurang positif = 3≤x≤6 Cukup positif = 6<x≤9 Positif = 9<x≤12
15 Tabel 1 Indikator dan parameter tingkat efektivitas desain pesan video Desain Pesan Video Narasumber
Indikator Orang-orang penting dalam institusi pendidikan (IPB): Rektor IPB Staf ahli IPB (profesor)
Soundbite
Pernyataan narasumber tentang pertanian, seperti: Rektor IPB Staf ahli IPB (profesor)
Musik latar
Musik latar dalam video cocok dengan tayangan yang ditampilkan video
Gambar (pictures)
Gambar yang ditayangkan video menarik, seperti: Hasil produksi pertanian berupa buah-buahan, sayuran, padi-padian, persawahan, hasil olahan ternak, dan peternakan domba Teknologi pertanian Pernyataan narator cocok dengan gambar-gambar yang ditayangkan video dan mudah dipahami
Narasi
Durasi
Waktu tayang video lama
Waktu tayang video cepat
Parameter Tanggapan siswa SMA terhadap orang-orang penting (IPB) yang ditayangkan dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap pernyataan narasumber dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap musik latar dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap gambar dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4
Tanggapan siswa SMA terhadap kecocokan narasi dengan gambar dalam video dan mudah dipahami: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap waktu tayang video yang lama: Sangat tidak setuju 4 Tidak setuju 3 Setuju 2 Sangat setuju 1 Tanggapan siswa SMA terhadap waktu tayang video yang lama: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4
16 Tabel 2 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian sebelum menonton video IPB “Karya untuk Negeri” Persepsi sebelum Menonton Video Persepsi siswa SMA tentang pertanian
Indikator Tingkat pendidikan petani tinggi
Ilmu pertanian menurut ruang lingkup pertanian: Tidak mengikuti kemajuan teknologi Tidak mampu menghasilkan varietas unggulan Ilmu pertanian mampu menghasilkan produk olahan pertanian dari jagung, produk kecantikan, dan energi alternatif
Ilmu kedokteran hewan mampu menghasilkan vaksin
Ilmu perikanan menghasilkan teknologi baru untuk perikanan
Ilmu peternakan menghasilkan produk yang berkualitas
Ilmu kehutanan menghasilkan teknologi baru bagi bidang kehutanan
Parameter Tanggapan siswa SMA terhadap tingkat pendidikan petani yang tinggi: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA ilmu pertanian yang tidak mengikuti kemajuan teknologi dan menghasilkan varietas unggulan: Sangat tidak setuju 4 Tidak setuju 3 Setuju 2 Sangat setuju 1 Tanggapan siswa SMA terhadap hasil produk olahan pertanian dari jagung, produk kecantikan, dan energi alternatif: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap Ilmu kedokteran hewan mampu menghasilkan vaksin: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap ilmu perikanan yang menghasilkan teknologi baru untuk perikanan: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap ilmu peternakan menghasilkan produk yang berkualitas: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA terhadap Ilmu kehutanan menghasilkan teknologi baru bagi bidang kehutanan: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4
17 Tabel 3 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian setelah menonton video IPB “Karya untuk Negeri” Tayangan Video IPB Narasumber
Indikator Saya menjadi tahu tentang pertanian setelah melihat aktivitas narasumber dalam video
Soundbite
Saya menjadi tahu tentang ruang lingkup dan pentingnya pertanian dengan mendengar penjelasan/pernyataan narasumber yang mudah dipahami
Musik latar
Saya mengetahui bahwa pertanian itu menarik dengan latar musik yang cocok dengan tayangan video
Gambar (pictures)
Saya mengetahui bahwa pertanian itu menggunakan teknologi dalam proses produksinya dan menghasilkan sayur, buah, serta produksi peternakan, perikanan, melalui gambar-gambar tayangan video
Narasi
Saya mengetahui bahwa pertanian mencakup ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan kehutanan melalui narasi yang menjelaskan tayangan gambar di video
Durasi
Saya menjadi tahu tentang pertanian dengan lamanya waktu tayangan dalam video
Parameter Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan adanya narasumber dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan mendengar penjelasan narasumber melalui video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan latar musik yang digunakan dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan gambar-gambar tayangan dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan narasi dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan lamanya tayangan dalam video: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4
18
PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah untuk digeneralisasikan. Metode eksperimen menjadi metode dalam penelitian kuantitatif, karena untuk menguji hipotesa dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian (Singarimbun dan Effendi 2008). Metode eksperimen dalam penelitian menggunakan model pre-test dan post-test dengan menggunakan uji awal dan uji akhir terhadap satu kelompok sebagai kelompok eksperimen (Singarimbun dan Effendi 2008). Penelitian akan mendapatkan hasil yang lebih efektif dari kelompok eksperimen yang sama atau kelompok murid berbeda yang memiliki ciri sama (Gulo 2002). Pengajuan uji awal dan akhir dimaksudkan untuk melihat perubahan pada responden sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan (Chadwick 1991).
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bogor. Pemilihan lokasi ini berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing dan dilakukan secara sengaja, karena SMA Negeri 2 Bogor sebagai lokasi studi kasus untuk menguji persepsi siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang pertanian melalui media video. Pelaksanaan penelitian ini selama lima bulan, meliputi pembuatan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penelitian draft skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.
Teknik Pemilihan Responden Populasi adalah sekumpulan orang yang menjadi subyek perhatian. Penelitian ini menggunakan subyek penelitian berupa seluruh total kelas XII IPA SMA Negeri 2 Bogor. Jumlah populasi penelitian ini adalah 216 orang. Bagian dari populasi yang menjadi perhatian merupakan sampel yang menjadi responden bagi penelitian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel gugus sederhana (simple cluster sampling). Populasi metode ini digolongkan ke dalam gugus-gugus yang disebut clusters. Gugus-gugus tersebut merupakan satuan dari sampel yang akan diambil. Populasi tersebar dalam beberapa wilayah (cluster) yang masing-masing mempunyai ciri yang sama atau mirip, maka satu sisi atau beberapa wilayah diambil secara acak sebagai sampel (Gulo 2002). Singarimbun dan Effendi (2008) menyatakan bahwa simple cluster sampling adalah, “...unit-unit analisa dalam populasi digolongkan ke dalam gugusgugus yang disebut clusters, dan ini merupakan satuan-satuan dari mana sampel akan diambil. Jumlah gugus yang diambil sebagai
19 sampel harus secara acak. Kemudian untuk unsur-unsur penelitian dalam gugus tersebut diteliti semua...” Singarimbun dan Effendi (2008) juga menyatakan “...keuntungan dari metode ini ialah tidak diperlukannya daftar kerangka sampling dengan unsur-unsurnya...”. Kelas XII jurusan IPA di SMA Negeri 2 Bogor merupakan gugus/kelompokkelompok dalam populasi dan bersifat homogen (karena siswa kelas XII IPA mempunyai peluang yang besar ke pendidikan lebih tinggi maupun siap kerja di sektor pertanian) yang terdiri atas enam gugus, kemudian diambil satu gugus secara acak untuk dijadikan sample (Tabel 4). Gugus responden dalam penelitian ini adalah gugus ke 4 (XII IPA 4) dengan unsur sebanyak 36 orang. Tabel 4 Jumlah gugus dan sampel setiap gugus No Gugus-gugus 1. XII IPA 1 2. XII IPA 2 3. XII IPA 3 4. XII IPA 4 5. XII IPA 5 6. XII IPA 6
Sampel (orang) 36 36 36 36 36 36
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian memperoleh data primer melalui pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pengambilan data melalui kuesioner (Lampiran 6) yang terkait variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Kuesioner merupakan instrumen dari metode survei yang digunakan untuk mengumpulkan data terstruktur. Data sekunder pada penelitian diperoleh dari berbagai literatur, seperti hasil penelitian, jurnal, skripsi, thesis, dan data-data lain yang terkait dengan penelitian ini. Perolehan data penelitian ini dengan memberikan kuesioner berupa uji awal dan uji akhir. Terdapat dua macam kuesioner, yaitu kuesioner jenis satu untuk pre-test (uji awal) dan post-test (uji akhir) tentang persepsi, sedangkan kuesioner jenis dua untuk menguji efektivitas desain pesan dalam video IPB “Karya untuk Negeri”. Langkah-langkah pengambilan data adalah sebagai berikut, pertama mengumpulkan sejumlah responden dalam satu kelas, sebelum mengisi kuesioner, responden mendapat beberapa petunjuk dalam pengisian kuesioner. Penelitian berlangsung dalam satu hari, selama pengisian kuesioner responden dilarang keluar masuk kelas dan tidak diperkenankan adanya interaksi antar responden. Berikutnya adalah pembagian kuesioner jenis satu sebagai pre-test untuk menguji tingkat persepsi siswa tentang pertanian. Responden mendapat waktu untuk mengisi kuesioner selama 10 menit. Setelah mengisi kuesioner uji awal, video IPB “Karya untuk Negeri” yang berdurasi 15 menit segera diputar dengan satu kali tayang. Langkah terakhir adalah kuesioner jenis satu sebagai post-test dibagikan kepada responden untuk mengetahui persepsi responden tentang pertanian setelah menonton tayangan video, sekaligus membagikan kuesioner
20 jenis dua untuk mengidentifikasi desain pesan video yang efektif. Pengisian kuesioner selama 10 menit.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data dalam penelitian berupa data kuantitatif, yaitu jawaban kuesioner dari responden. Jawaban kuesioner merupakan data yang perlu diolah. Pengolahan data melalui beberapa langkah, yaitu pengeditan sebagai langkah penting yang perlu dilakukan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam membaca tabel frekuensi. Tabel frekuensi untuk mengetahui tingkat efektitivitas desain pesan video dan tingkat persepsi responden sebelum maupun sesudah menonton video IPB. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17 for windows. Pengolahan data pada penelitian ini merupakan pengolahan data secara statistik deskriptif. Hasil olahan data ditunjukkan dalam bentuk tabel frekuensi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian dan efektivitas desain pesan video adalah mengurutkan data pengisian kuesioner untuk pre-test maupun posttest, memberikan skor pada setiap lembar kuesioner menurut tipe pernyataan (positif maupun negatif), membuat tabel frekuensi untuk keseluruhan total skor per responden maupun berdasarkan masing-masing variabel, menjumlahkan nilai (skor) masing-masing pernyataan untuk mengetahui tingkat persepsi tentang pertanian sebelum maupun sesudah menonton video dan mengetahui tingkat efektivitas desain pesan video, kemudian mengategorikan skor total masingmasing responden dengan menggunakan interval kelas untuk melihat kesimpulan hasil penelitian. Perubahan persepsi diuji menggunakan uji statistik (t-test).
21 GAMBARAN UMUM LOKASI Gambaran Umum SMA Negeri 2 Bogor Nama SMA Negeri 2 Bogor pada awal didirikan adalah SMA Negeri Bogor dan menjadi satu-satunya SMA yang menempati lokasi Jalan Ir Djuanda 16 Bogor. Bapak Prof Dr Garnadi yang menjabat sebagai kepala sekolah ini memimpin SMA Negeri Bogor. Sekolah ini memiliki tiga jurusan yaitu: “Paket A” (jurusan Ilmu Bahasa), “Paket B” (jurusan Ilmu Pasti dan Alam), dan “Paket C” (jurusan Ilmu Sosial). Pada tahun 1958, SMA Negeri Bogor dipecah menjadi 2 sekolah, yaitu: SMA Negeri 1 Bogor dan SMA Negeri 2 Bogor. Bapak Khusaeri merupakan kepala sekolah yang menjadi pemimpin bagi SMA Negeri 1 Bogor dengan spesialisasi “Paket A” (jurusan Ilmu Bahasa) dan “Paket C” (jurusan Ilmu Sosial). Kepala sekolah SMA Negeri 2 Bogor adalah Bapak R Yatmo yang memimpin sekolah ini dengan spesialisasi “Paket B” (Ilmu Pasti Alam). SMA Negeri 1 Bogor dan SMA 2 Bogor memiliki lokasi yang sama yaitu di Jalan Ir Djuanda No. 16 Bogor. Waktu belajar untuk kedua SMA ini secara bergantian, tiga hari pagi dan tiga hari siang. Perubahan kurikulum pada tahun 1968 mengakibatkan SMA Negeri 1 dan 2 Bogor harus memiliki semua jurusan, sehingga lokasi belajar untuk SMA Negeri 2 Bogor menjadi di beberapa tempat karena satu tempat tidak mencukupi. Lokasi lainnya seperti di Paledang, Jalan Pakuan, Jalan Ciremai Ujung. Kepemimpinan SMA Negeri 2 Bogor pada masa Bapak Duyeh Effendi mengalami perpindahan lokasi, yaitu di sebuah gedung tua kosong peninggalan Sekolah China bernama “Chen Chung” di Jalan Mantera No. 9. Berbeda dengan kepemimpinan lainnya, yaitu pada akhir masa kepemimpinan Bapak Yusuf sebagai kepala sekolah, pembuatan gedung baru untuk SMA Negeri 2 Bogor di Jalan keranji Ujung Nomor 1 Budi Agung Bogor telah selesai, namun perpindahan lokasi untuk SMA 2 Bogor belum terlaksana sepenuhnya sehingga SMA Negeri 2 Bogor memiliki 2 lokasi, yaitu di Mantarena No. 9 yang digunakan untuk kegiatan belajar bagi kelas XII, sedangkan lokasi di Jalan Keranji Ujung No. 1 Budi Agung digunakan untuk semua kegiatan administrasi sekolah dam pembelajaran bagi kelas X dan kelas XI. SMA Negeri 2 Bogor secara resmi melakukan perpindahan lokasi sepenuhnya ke Jalan Keranji Ujung No. 1 Budi Agung pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Zainal Abidin. Sejak Juli 2011, SMA Negeri 2 Bogor telah memusatkan seluruh kegiatan pembelajaran kelas X, XI, dan XII di Budi Agung. Lokasi SMA Negeri 2 Bogor yang di Jalan Keranji No.1 Budi Agung berada di sekitar perumahan dan dekat dengan rumah sakit maupun pusat perbelanjaan. Lokasi tersebut menjadi strategis karena mudah untuk mengakses informasi dan mobilisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa SMA Negeri 2 Bogor yang berlokasi di Budi Agung adalah berada di daerah perkotaan. SMA ini memiliki tiga tingkat yaitu kelas X (sepuluh), XI (sebelas), dan XII (dua belas). Kelas sepuluh terdiri dari sembilan kelas dan belum memiliki jurusan. SMA ini memulai penjurusan pada kelas sebelas. Jurusan tersebut memiliki dua bagian yaitu IPA dan IPS. IPA merupakan singkatan dari ilmu pengetahuan alam, sedangkan IPS mempunyai kepanjangan ilmu pengetahuan sosial. Ilmu pengetahuan alam mempelajari tentang ilmu alam, sementara ilmu pengetahuan sosial mempelajari tentang ilmu-ilmu sosial. Masing-masing jurusan
22 IPA dibagi menjadi enam kelas dan kelas IPS terbagi menjadi tiga kelas. Kelas XI (sebelas) IPA terdiri dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPA 5, XI IPA 6, begitu pula pada kelas XII (dua belas) IPA terdiri dari kelas XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPA 5, XII IPA 6. Berbeda dengan kelas IPS yaitu terdiri dari 3 kelas seperti kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3. Kelas XI IPA 1 memiliki jumlah siswa sebanyak 40 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 19 dan perempuan berjumlah 21 siswa. Kelas XI IPA 2 terdiri atas 21 siswa laki-laki dan 19 perempuan sehingga berjumlah 40 siswa. Kelas XI IPA 3 memiliki jumlah total 40 siswa yang terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas XI IPA 4 memiliki jumlah 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas XI IPA 5 memiliki jumlah yang paling seimbang antara siswa laki-laki dan perempuan, yaitu 20 siswa untuk laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas XI IPA 6 memiliki jumlah siswa perempuan terbanyak, yaitu 24 siswa, sedangkan jumlah laki-laki paling sedikit, yaitu 16 siswa. Kelas XI IPS memiliki jumlah rata-rata 26 siswa perkelas. Setiap kelas XII IPA memiliki jumlah siswa sebanyak 36 siswa, sedangkan kelas XII IPS rata-rata jumlah siswa adalah 32 siswa untuk kelas XII IPS 1, 31 siswa di kelas XII IPS 2, dan XII IPS 3 memiliki jumlah total 30 siswa. Kelas XII IPA 1 terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas XII IPA 2 memiliki jumlah 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas XII IPA 3 memiliki jumlah laki-laki lebih banyak, yaitu 20 siswa, sedangkan jumlah perempuan lebih sedikit, yaitu 16 siswa. Kelas XII IPA 4 dan XII IPA 5 memiliki proporsi sama seperti kelas XII IPA 3, yaitu 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas XII IPA 6 memiliki jumlah siswa laki-laki sebanyak 19 dan perempuan 17 siswa. Kelas XII IPS 1 memiliki jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 dan perempuan 20 siswa. Kelas XII IPS 2 terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan, sedangkan siswa laki-laki kelas XII IPS 3 berjumlah 10 dan perempuan 20 siswa.
Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor memiliki jumlah siswa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa laki-laki. Sebaran siswa laki-laki berjumlah 146 dan perempuan berjumlah 162 orang. Berdasarkan lima agama yang dianut, siswa kelas XII di SMA Negeri 2 Bogor paling banyak menganut agama Islam, sedangkan paling sedikit menganut agama Hindu bahkan tidak ada yang menganut agama Budha. Sebagian besar siswa bertempat tinggal di kawasan yang memiliki jarak sekitar 4-6 Km dari Sekolah. Latar belakang orang tua siswa memiliki beragam pekerjaan dan tingkat pendidikan yang beragam (Tabel 5). Berdasarkan latar belakang pekerjaan dan pendidikan orang, sebagian besar siswa Kelas XII berasal dari kelurga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Kelas XII merupakan kelas tingkat akhir di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan siswa-siswi yang dipersiapkan untuk menempuh pendidikan lebih tinggi maupun untuk bekerja.
23 Tabel 5 Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor Kelas XII Jenis kelamin
Lakilaki
Perem puan
∑ (orang)
146
162
Agama
Islam
Protest an
Katholik
Hindu
Budha
∑ (orang)
291
13
3
2
0
Jarak Tinggal (Km)
1-3
4-6
7-10
10-15
15-20
>20
∑ (orang)
19
138
85
30
7
2
Pekerja an Orang Tua
ABRI
PNS
BUMN
Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pensiun
Karyawan
∑ (orang)
20
77
24
87
50
4
11
Pendidi kan Orang Tua
SD
SMP
SMA
D3
S1
S2
S3
∑ (orang)
2
4
63
27
142
34
11
24
EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” Desain pesan adalah rancangan pesan yang ada pada suatu informasi. Video memiliki desain pesan yang berbentuk audio dan visual. Pesan audio merupakan informasi yang berbentuk suara, sedangkan pesan visual berupa informasi yang menampilkan gambar-gambar. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dapat menjadi stimulus (rangsangan) untuk menimbulkan persepsi. Video juga dapat menjadi media pembelajaran karena keunggulan desain pesan video berupa audio-visual. Keunggulan-keunggulan video diantaranya adalah (1) mampu memperbesar objek yang kecil, (2) objek gambar yang diambil oleh kamera untuk video dapat diperbanyak, (3) mampu memanipulasi gambar tayangan seperti menggabungkan antara kejadian masa lalu dengan masa sekarang, (4) gambar tayangan video dapat diatur dalam durasi tertentu sebagai gambar diam, (5) mampu mempertahankan penonton untuk tetap melihat tayangan video, dan (6) mampu menampilkan informasi terbaru (Riyana 2007). Desain pesan dalam video merupakan informasi yang efektif pada saat desain pesan dalam video menarik bagi responden. Keefektivan desain pesan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi. Tingkat efektivitas desain pesan video ditampilkan dalam Tabel 6. Penilaian terhadap desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” dilakukan responden setelah menonton tayangan video. Responden mendapat waktu untuk menonton video selama 15 menit, kemudian responden harus segera mengisi kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tentang desain pesan video. Kuesioner desain pesan mengandung 14 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut mewakili pesan-pesan video IPB yang menceritakan tentang pertanian, dalam bentuk informasi audio maupun visual. Selain itu, pernyataan-pernyataan tentang desain pesan juga menggambarkan keenam variabel dalam desain pesan video. Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas desain pesan video ∑ (orang) % Tingkat Efektivitas Rendah (37≤x≤42) 8 22 Sedang (42<x≤48) 17 47 Tinggi (48<x≤54) 11 31 Jumlah 36 100 Rataan Skor 45.69 Secara umum, desain pesan video pada tingkat efektivitas rendah memperoleh penilaian dari responden sebesar 22 persen. Penilaian pada tingkat efektivitas sedang mendapat angka dari 47 persen responden dan sebanyak 31 persen responden berada pada tingkat efektivitas tinggi. Perolehan hasil tersebut menunjukkan bahwa responden menganggap desain pesan video cukup efektif. Hal yang menjadikan desain pesan dalam video cukup efektif adalah kombinasi pesan yang menggabungkan antara pesan visual dan pesan audio cukup menarik. (Tabel 6).
25 Desain pesan video terdiri atas enam variabel, seperti narasumber, soundbite, musik latar, gambar-gambar, narasi, dan durasi. Variabel narasumber adalah untuk mengukur daya tarik tampilan aktor dalam video. Aktor dalam video IPB “Karya untuk Negeri” adalah penampilan rektor dan profesor IPB. Soundbite adalah pesan audio dari narasumber. Penjelasan rektor dan profesor dalam video mengenai pertanian merupakan bentuk variabel soundbite. Tidak hanya suara aktor dan tampilan aktor, video juga memasukkan efek musik latar untuk mengiringi tayangan video. Video menampilkan gambar-gambar tentang pertanian disertai dengan narasi yang menjelaskan keunggulan-keunggulan dalam pertanian. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dikemas secara efektif dalam suatu waktu yang disebut durasi. Video IPB “Karya untuk Negeri” mempunyai durasi selama 15 menit. Selama waktu tersebut, video IPB menggambarkan pertanian menurut ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Ilmuilmu tersebut merupakan variabel dalam aspek pertanian, seperti ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Salah satu variabel dalam desain pesan video adalah narasumber. Video IPB “Karya untuk Negeri” menampilkan beberapa aktor dari bidang akademik IPB sebagai narasumber dalam video. Aktor yang menjadi narasumber adalah rektor IPB dan profesor IPB. Responden memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap penampilan aktor-aktor IPB. Berdasarkan Tabel 7, enam persen responden memberikan penilaian tidak setuju bahwa tampilan aktor IPB merupakan hal yang menarik. Kemudian 39 persen responden menilai kehadiran aktor IPB dalam video adalah cukup menarik. Akan tetapi, responden lebih banyak yang setuju bahwa penampilan aktor adalah menarik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa narasumber merupakan salah satu komponen penting dalam video. Setiap aktor memiliki peran masing-masing, seperti rektor sebagai seorang pemimpin di IPB, profesor sebagai tenaga ahli di IPB sedang melakukan aktivitas belajar di kelas maupun di laboratorium. Tampilan aktor-aktor tersebut menjadi pihak yang berpengaruh dan menentukan keefektivan tayangan video. Variabel soundbite adalah bentuk pesan audio dalam video yang merupakan pernyataan-pernyataan dari narasumber. Soundbite memberikan informasi dalam bentuk suara rektor dan suara profesor. Suara-suara aktor IPB memberikan penjelasan-penjelasan mengenai pentingnya pertanian. Rektor menyatakan bahwa pertanian berbasis pendidikan penting untuk dikembangkan. Perkembangan pertanian mampu memperkuat ketahanan pangan, bioenergi, dan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengentaskan kemiskinan serta untuk menjaga lingkungan hidup. Salah satu profesor di IPB juga memberikan ungkapan tentang deforestrasi berdasarkan ilmu kehutanan. Deforestrasi dapat mengukur keberhasilan pada penurunan emisi gas yang mengakibatkan global warming. Poin-poin penting tersebut menjadi menarik karena dijelaskan langsung oleh narasumber. Oleh karena itu, 72 persen responden memberikan skor setuju bahwa penjelasan dari narasumber penting untuk mengisi unsur audio dalam video dan menjadi menarik bagi tayangan video (Tabel 7). Variabel ketiga dalam desain pesan video adalah musik latar. Musik latar merupakan unsur audio yang mengiringi tampilan video. Musik latar memberikan efek suara bersamaan dengan munculnya unsur visual maupun audio lain seperti narasumber dan soundbite. Tabel 7 menunjukkan bahwa responden memberikan angka setuju pada ketiga tingkat efektivitas desain pesan, yaitu 25 persen
26 responden menilai tingkat efektivitas musik latar pada video IPB adalah rendah, 56 persen responden menganggap musik latar video pada tingkat efektivitas sedang, dan 19 persen sisanya menilai bahwa musik latar efektif. Penilaian tersebut menyiratkan bahwa sebagian besar responden memilih kategori yang kedua atau cukup efektif (efektivitas sedang). Responden menilai efek musik latar dalam video IPB cukup menarik, karena jenis musik yang digunakan kurang begitu sesuai dengan tayangan video yang menggambarkan tentang pertanian dan lingkungan alam. Variabel keempat adalah gambar-gambar. Video IPB adalah video yang menggambarkan pertanian berbasis akademik. Secara visual, gambar-gambar dalam tayangan video IPB membantu responden untuk mengetahui tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian, responden dapat mengetahui proses produksi pertanian, responden dapat mengetahui hasil-hasil produk pertanian, dan responden menjadi tahu bahwa pertanian didukung oleh berbagai ilmu, seperti ilmu tentang kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan melalui tayangan video IPB. Kelengkapan gambar-gambar dalam video IPB tersebut menarik bagi responden. Sebanyak 64 persen responden setuju bahwa gambar-gambar yang ditayangkan dalam video IPB adalah menarik dan 36 persen responden menilai gambar-gambar dalam video IPB hanya cukup menarik. Oleh karena itu, responden menilai bahwa gambar-gambar dalam video merupakan komponen yang sangat efektif bagi tayangan video (Tabel 7). Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas pada variable desain pesan video Tinggi Rendah Sedang Variabel Desain Rataan Pesan Video ∑ (%) ∑ (%) ∑ (%) skor Narasumber 2 (6) 14 (39) 20 (55) 6.83 Soundbite 0 (0) 10 (28) 26 (72) 7.17 Musik latar 9 (25) 20 (56) 7 (19) 2.86 Gambar-gambar 0 (0) 13 (36) 23 (64) 16.81 Narasi 0 (0) 15 (42) 21 (58) 6.86 Durasi 8 (22) 24 (67) 4 (11) 5.17 Narasi adalah variabel kelima dari desain pesan video. Narasi merupakan pesan audio yang menceritakan tentang pertanian berdasarkan tayangan dalam video. Penjelasan dalam narasi yang runtun membuat responden mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh video. Narasi menerangkan setiap visualisasi dalam tayangan video dan narasi menyesuaikan dengan gambar-gambar dalam video, misalnya unsur audio menarasikan tentang keunggulan produk pertanian sesuai dengan tampilan produk-produk pertanian. Narasi juga menjelaskan tentang kelebihan produksi pertanian yang mentah maupun yang sudah diolah. Pengolahan produksi pertanian dapat menjadi sumber energi alternatif menurut narasi dalam tayangan video. Narasi yang lengkap membuat responden menjadi tahu tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian yang telah dikembangkan oleh IPB. Variable narasi mendapat penilaian dari responden sebanyak 42 persen
27 sebagai bagian desain pesan yang cukup menarik dan 58 persen menganggap narasi menarik (Tabel 7). Kombinasi pesan visual dan audio dalam desain pesan video memiliki nilai efektif menurut waktu penayangan video. Lamanya waktu tayangan video disebut dengan durasi. Video IPB “Karya untuk Negeri” memiliki durasi selama 15 menit. Selama 15 menit video IPB menampilkan visualisasi tentang pertanian. Tayangan pertama adalah menunjukkan lingkungan yang berbasis pertanian. Kemudian video menunjukkan ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Setiap ilmu memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi pengetahuan, produksi, maupun teknologi yang digunakan. Responden sebesar 67 persen memberikan penilaian bahwa durasi video cukup efektif dalam durasi 15 menit. Sebanyak 22 persen responden menganggap video kurang efektif dan 11 persen responden menjawab video efektif dalam waktu penayangan selama 15 menit. Hasil tersebut memberikan makna bahwa video IPB cukup berhasil mengemas pesan-pesan tentang pertanian melalui desain pesan audio dan visual dalam waktu 15 menit (Tabel 7). Berdasarkan keenam variabel tersebut, responden menilai bahwa tayangan gambar-gambar paling efektif. Gambar-gambar dalam video mendapat penilaian terbanyak dari responden karena gambar yang ditayangkan menarik secara visual. Video menampilkan informasi melalui gambar-gambar yang bergerak maupun gambar diam. Video menayangkan visualisasi gambar-gambar bergerak, seperti aktivitas mahasiswa dalam melakukan proses belajar di kelas maupun di laboratorium dan aktivitas profesor yang melakukan cocok tanam di lapang. Video juga menggambarkan aktivitas staf ahli saat melakukan pengolahan susu di laboratotium, selain itu video menampilkan kegiatan staf ahli yang sedang melakukan penelitian vaksin untuk mencegah flu burung, serta gambaran tentang aktivitas staf ahli yang sedang mengembangkan teknologi-teknologi baru berbasis pertanian. Pengoperasian teknologi-teknologi merupakan bentuk gambar bergerak, karena menunjukkan proses pengelolaan produk pertanian, seperti pembuatan mie jagung, pembuatan susu, pembuatan telor yang memiliki kandungan DHA tinggi. Gambar-gambar bergerak lainnya berupa ternak domba yang berhasil dikelola oleh ilmu peternakan IPB dan gambar ikan yang berhasil dibudidayakan oleh ilmu perikanan. Berbeda dengan gambar bergerak, video juga menampilkan gambargambar diam berupa foto-foto dokumentasi. Gambar-gambar diam yang menjadi tayangan dalam video adalah gambar hasil produksi pertanian. Gambar hasil produksi pertanian meliputi gambar varietas buah, gambar varietas sayur, gambar ikan, dan gambar padi. Video menunjukkan gambar buah yang merupakan varietas baru yang ditemukan oleh seorang profesor IPB. Gambar diam lainnya adalah gambar varietas sayur dan padi organik yang dihasilkan oleh pertanian, sedangkan gambar ikan merupakan produk dari ilmu perikanan. Baik gambar diam maupun gambar gerak, video menayangkan kedua jenis gambar tersebut secara bergantian, dengan tayangan gambar bergerak yang lebih banyak dibandingkan dengan gambar diam. Video menayangkan gambar-gambar tentang pertanian dengan sangat baik dan lengkap. Perpaduan gambar bergerak dan gambar diam menjadikan video menarik untuk dilihat dan terasa lebih nyata. Rahman (2011) menyatakan “...media gambar memiliki beberapa kelebihan: ‘(1) bersifat konkrit. Gambar atau foto dapat dilihat oleh peserta didik dengan lebih
28 jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang disampaikan...”. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa media gambar merupakan media yang efektif untuk memberikan informasi secara visual, sehingga visualisasi gambar dapat memperjelas pesan verbal dan menjadi informasi yang sangat menarik. Narasumber merupakan bentuk visual nyata lainnya dalam video. Narasumber adalah salah satu bagian visual penting dalam tayangan video. Akan tetapi, narasumber mendapatkan perolehan nilai efektif yang lebih rendah dibandingkan dengan gambar-gambar, karena tampilan narasumber terbatas. Narasumber hanya menampilkan aktor-aktor atau pihak yang memiliki pengaruh dalam video (rektor dan profesor), sedangkan gambar-gambar mencakup seluruh elemen visual dalam tayangan video, termasuk aktivitas narasumber yang terekam dalam gambar gerak pada video. Setiap gambar memiliki unsur yang diunggulkan, baik dari bentuk gambar, garis dalam gambar, tekstur gambar, dan warna gambar (Arsyad 2009). Oleh karena itu, responden memilih bahwa gambar-gambar merupakan variabel paling efektif karena memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan variabel visual lainnya. Secara audio, responden paling tertarik dengan variabel soundbite. Soundbite adalah pesan-pesan atau penjelasan dalam video yang merupakan suara dari narasumber. Penjelasan dari narasumber merupakan variabel yang memiliki pengaruh secara audio. Responden lebih percaya dan mendengarkan deskripsi video yang langsung disampaikan oleh tokoh-tokoh penting dalam video. Tokohtokoh penting yang meliputi rektor dan profesor memiliki peran sebagai opinion leader. Berdasarkan bahasa yang intelektual, responden menerima pesan tentang pertanian secara positif. Penyampaian pesan dari rektor dan profesor mudah untuk dimengerti. Keraf (1980) menyatakan bahwa kecepatan dan volume menjadi salah satu faktor dalam penyampaian suatu pesan. Kecepatan dan volume soundbite pada video IPB sesuai dengan tayangan gambar. Pengucapan artikulasi terdengar jelas oleh responden, sehingga responden menjadi tahu bahwa pertanian bersifat penting, yaitu untuk membangun pertanian guna menguatkan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan sekitar. Secara tidak langsung suara aktor-aktor IPB dalam soundbite mempunyai tujuan memberikan informasi tentang pertanian dan mendorong responden untuk tertarik terhadap pertanian. Dibandingkan dengan musik latar dan narasi, soundbite memiliki skor yang lebih tinggi dan menarik sebagai informasi berbentuk audio. Musik latar mendapat penilaian terendah untuk menjadi pesan audio yang menarik dalam video. Padahal penggunaan musik dan/atau sound effect akan menjadikan video lebih menarik dan bermakna jika menggunakan musik yang mendukung, seperti musik dengan suara pengiring yang lemah agar tidak mengganggu visualisasi gambar maupun narator, musik yang digunakan adalah musik instrumen, menghindari penggunaan musik yang sudah populer diantara siswa, dan menggunakan musik yang dapat menambah suasana dan melengkapi visualisasi serta membuat kesan lebih baik (Riyana 2007). Penilaian yang rendah terhadap musik latar karena efek musik latar yang digunakan kurang sesuai dengan tayangan video. Tema video yang berlatar pertanian seharusnya mendapat iringan musik yang lebih natural, seperti suara seruling ketika tampilan video berupa hamparan sawah, sehingga responden akan lebih tertarik terhadap musik latar video.
29 Unsur audio lainnya adalah narasi yang hampir menyerupai soundbite, bedanya narasi adalah penjelasan tayangan video dari seorang narator dan pelaku narator tidak disertakan dalam video, sedangkan soundbite adalah penjelasan tentang pertanian dari aktor-aktor dalam video, seperti suara rektor dan profesor. Kedua aktor tersebut menjadi salah satu pengisi suara dalam video sekaligus sebagai narasumber dalam video. Video IPB memiliki narasi yang lebih panjang daripada soundbite. Narator menerjemahkan setiap gambar yang muncul dalam video melalui narasi. Narasi menjelaskan detail informasi pertanian yang sedang berkembang, baik berupa kualitas produk pertanian maupun teknologi pertanian. Akan tetapi, soundbite menjadi lebih menarik dan memiliki daya pikat bagi responden mendengarkan informasi tentang pertanian, karena informasi tentang pertanian langsung disampaikan oleh narasumber. Hasil menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan video memiliki tingkat efektivitas sedang, kombinasi pesan sounbite dan gambar-gambar dalam video adalah variabel yang paling efektif. Responden dapat menikmati setiap tayangan video dengan mudah melalui perpaduan yang menarik antara informasi audio (sounbite) dan visual (gambar-gambar). Informasi dalam desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” mampu memberikan efek bagi responden untuk melihat dan merasakan dunia pertanian yang canggih. Keunggulan video yang lain adalah tayangan video dapat diputar lebih dari sekali, sehingga informasi dapat dilihat ulang. Setiap tayangan gambar dengan iringan pesan-pesan dari narasumber menjadi sangat menarik untuk diperhatikan. Gabungan kedua pesan audio dan visual tersebut merupakan stimulus paling baik bagi responden, sehingga menjadi kekuatan bagi proses belajar dan menjadi daya tarik untuk desain pesan yang efektif. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa informasi yang memiliki desain pesan audio-visual mempunyai pengaruh bagi khalayak. Penelitian Alif (2008) tentang desain pesan bahasa dalam narasi dan gambar, Erlina dan Sari (2006) meneliti tentang desain pesan musik pop/dangdut, narasi, gambar, dan foto, serta penelitian Hubeis (2007) tentang pengaruh desain pesan yang terdiri atas narasi, gambar, materi, waktu, dan musik latar. Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan bahwa pesan audio-visual menjadi kelebihan dari suatu media, karena format pesan visual memiliki peran dalam menarik perhatian dan pesan audio penting sebagai unsur penjelas pesan visual, sehingga responden dapat mencermati dan mengingat informasi dengan baik.
30
EFEKTIVITAS VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memiliki kontribusi dalam pembangunan. Kebutuhan pokok manusia dapat terpenuhi karena adanya sektor pertanian, baik pertanian sawah, perkebunan, maupun hortikultura. Secara umum, pertanian membutuhkan ilmu-ilmu penunjang lain seperti ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, ilmu kehutanan, dan ilmu pertanian itu sendiri. Setiap ilmu tersebut menjadi elemen dalam pertanian yang masing-masing memiliki keunggulan. Keunggulan yang dihasilkan setiap komponen dapat berupa produk olahan, bentuk teknologi baru, maupun ciptaan teknologi alternatif. Akan tetapi sebagian besar orang memandang rendah pertanian, artinya orang menilai bahwa pertanian tidak memiliki kelebihan seperti ketinggalan teknologi, tidak dapat memproduksi komoditas unggul, maupun tidak menjanjikan secara ekonomi. Pandangan yang kurang baik terhadap pertanian membentuk persepsi responden kurang baik tentang pertanian. Mulyana (2004) menyatakan “pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari. Manusia akan bersikap atau bertindak menurut sesuatu yang baik untuknya”. Setiap orang yang memiliki anggapan kurang baik tentang pertanian, maka tidak tertarik terhadap pertanian. Persepsi yang minim tentang pertanian muncul karena kurangnya informasi tentang pertanian. Pengaruh anggapan negatif menjadikan orang tidak tertarik dengan bidang pertanian, tetapi penilaian negatif terhadap pertanian dapat mengalami perubahan dengan pemberian stimulusstimulus positif tentang pertanian. Uji perubahan persepsi tentang pertanian dapat diaplikasikan pada responden penelitian berupa siswa SMA. Cara menguji persepsi siswa tentang pertanian adalah dengan mengajukan pernyataanpernyataan tentang pertanian dalam suatu kuesioner. Penelitian ini menganalisis perubahan persepsi dengan uji awal dan uji akhir dari kuesioner. Kuesioner yang menjadi alat ukur bersifat sama untuk uji awal dan uji akhir. Uji awal dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan dan pengisian kuesioner selama 10 menit. Kemudian siswa mendapat perlakuan berupa tayangan video tentang pertanian selama 15 menit. Terakhir adalah siswa mengisi kuesioner yang sama untuk uji akhir selama 10 menit. Persepsi dalam hal pertanian berarti pandangan responden tentang pertanian. Pandangan terhadap pertanian dapat berupa anggapan maupun penilaian. Penilaian tentang pertanian merujuk pada skor kusioner masing-masing responden. Tabel 8 menunjukkan hasil awal jumlah dan persentase siswa SMA dalam menilai bidang pertanian adalah kurang positif. Angka 50 persen mewakili persentase responden dalam melakukan pandangan tentang pertanian pada tingkat persepsi yang kurang positif. Responden lainnya yang berjumlah 47 persen memiliki persepsi yang cukup positif dan tiga persen responden berpersepsi positif tentang pertanian. Setelah mendapat perlakuan berupa tayangan video IPB, hasil akhir jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat persepsi positif, cukup positif, dan kurang positif tentang pertanian dapat mengalami perubahan yang signifikan.
31 Hasil akhir secara keseluruhan menunjukkan jumlah responden lebih banyak pada kategori persepsi yang positif dibanding dengan jumlah responden pada tingkat persepsi cukup positif, bahkan tidak ada responden yang menempati tingkat persepsi kurang positif terhadap pertanian. Berdasarkan Tabel 8, persentase responden sesudah menonton video adalah 55 persen pada tingkat persepsi yang positif, sedangkan 42 persen responden berada pada tingkat persepsi yang cukup positif dan tiga persen responden berada pada tingkat persepsi yang kurang positif. Rataan skor pada hasil akhir adalah 63.94, artinya rataan skor meningkat sebesar 10.8. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan menonton video dapat menjadi stimulus bagi perubahan persepsi. Seperti pernyataan Mulyana (2004), “suatu objek yang bergerak lebih menarik perhatian daripada objek yang diam”. Video mengandung gambar-gambar bergerak dan responden memiliki ketertarikan terhadap objek bergerak dalam video. Gambar-gambar dalam video merupakan stimulus yang menarik perhatian, sehingga responden mendapat pengaruh dari tayangan video. Pengaruh tayangan video menjadikan responden mengubah pandangan kearah yang lebih positif tentang pertanian. Persentase responden yang mengalami perubahan adalah sebesar 52 persen, sedangkan yang tetap pada pandangan masing-masing adalah 48 persen. Perubahan persepsi secara umum adalah perubahan nyata, karena nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0.000 lebih kecil dibandingkan dengan α (0.05) dan nilai t hitung 8.367 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 2.021. Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan perubahan persepsi tentang pertanian Sesudah Sebelum Tingkat Persepsi Signifikansi ∑ (orang) % ∑ (orang) % Kurang positif 1 3 0.00 18 50 Cukup positif 15 42 17 47 Positif 20 55 1 3 Jumlah 36 100 36 100 63.94 Rataan Skor 53.14 Tingkat kepercayaan = 95 %
Tayangan gambar-gambar dalam video IPB adalah tentang pertanian. Video IPB “Karya untuk Negeri” menayangkan gambaran tentang pertanian berdasarkan ilmu-ilmu pendukung pertanian. Ilmu-ilmu pendukung pertanian merupakan variabel pertanian yang meliputi ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Setiap responden memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap masing-masing variabel pertanian. Pandangan responden dapat mengalami perubahan meningkat, tetap, bahkan turun. Perubahan meningkat apabila responden berubah pandangan dari kurang positif menjadi cukup positif, dari cukup positif menjadi positif, bahkan dapat berubah dari kurang positif menjadi positif, sedangkan tetap (tidak berubah) apabila responden memiliki pandangan yang positif tetap berada pada tingkat persepsi yang positif dan pandangan yang cukup positif tetap berada pada pandangan cukup positif, begitu pula pada pandangan yang kurang positif tetap pada pandangan kurang positif. Sebaliknya untuk perubahan yang menurun adalah perubahan dari tingkat persepsi positif menjadi persepsi yang cukup positif,
32 sementara tingkat persepsi cukup positif berubah menjadi persepsi kurang positif, juga dari persepsi positif menjadi persepsi kurang positif. Hasil awal pada Tabel 9 menunjukkan bahwa variabel pertanian adalah cukup positif, karena 58 persen responden memiliki tingkat persepsi yang cukup positif tentang ilmu pertanian. Jumlah sisa adalah 42 persen responden pada tingkat persepsi yang positif tentang pertanian. Setelah menonton video, responden mengalami perubahan persepsi tentang ilmu pertanian. Sebanyak 89 persen responden pada tingkat persepsi positif setelah menonton tayangan video, sedangkan pada tingkat persepsi yang cukup positif tersisa 11 persen responden. Responden yang mengalami perubahan persepsi meningkat adalah sebesar 47 persen, sedangkan responden yang memiliki pandangan tetap pada persepsi positif maupun cukup positif adalah 53 persen. Menurut tingkat kepercayaan 95 persen, nilai signifikansi yang dihasilkan adalah 0.000, sehingga perubahan persepsi menjadi kategori positif merupakan perubahan nyata, dengan bukti perhitungan signifikansi uji beda lebih kecil dibandingkan dengan α (0.05) dan nilai t hitung>t tabel (5.596>2.021). Variabel kedua adalah ilmu kedokteran hewan. Hasil awal menunjukkan sebanyak 17 persen responden memberikan pandangan yang kurang positif terhadap ilmu kedokteran hewan. Ilmu kedokteran hewan mendapat persepsi yang cukup positif sebesar 64 persen responden, sedangkan pada persepsi yang positif, ilmu kedokteran hewan memperoleh angka sebesar 19 persen responden. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat persepsi pada ilmu kedokteran hewan mengalami perubahan setelah responden mendapat perlakuan berupa tayangan video. Jumlah dan persentase responden paling banyak berada pada tingkat persepsi positif, yaitu 67 persen responden dan sisanya adalah 33 persen responden menempati posisi tingkat persepsi cukup positif. Jumlah responden yang mengalami perubahan meningkat adalah sebesar 65 persen, sedangkan yang tetap mempertahankan pandangannya adalah 35 persen. Pada variabel ini responden banyak yang menjadi berpandangan positif terhadap ilmu kedokteran hewan, dengan perubahan persepsi yang nyata. Bukti perubahan yang nyata adalah pada nilai signifikansi kurang dari nilai α, yaitu 0.000<0.05. Selain itu, besarnya nilai t hitung adalah 5.033 lebih tinggi dibandingkan dengan t tabel 2.021 (Tabel 9). Varibel berikutnya adalah variabel tentang ilmu perikanan. Pada variabel ini responden paling banyak menempati tingkat persepsi cukup positif, yaitu sebesar 78 persen. Jumlah dan persentase responden yang tersisa adalah tiga persen pada tingkat persepsi kurang positi dan 19 persen responden berada pada persepsi positif. Angka-angka tersebut mengartikan bahwa pandangan responden terhadap ilmu perikanan sudah cukup positif dengan hasil akhir mengalami perubahan tingkat persepsi pada ilmu perikanan, yaitu hasil akhir berbeda dari hasil awal. Persentase pada tingkat persepsi yang positif untuk ilmu perikanan adalah 81 persen responden dan cukup positif tersisa 19 persen responden. Secara jumlah, responden semakin banyak yang berada pada posisi persepsi yang positif. Peningkatan jumlah responden berubah hingga 65 persen dan 35 persen responden tetap pada pandangan awal tentang ilmu perikanan, baik di tingkat persepsi cukup positif maupun persepsi positif. Skor masing-masing responden mengalami peralihan dari tingkat persepsi cukup positif ke persepsi yang positif. Selisih nilai rataan pada hasil awal dengan hasil akhir adalah 3.06. Nilai signifikasi dari tingkat
33 kepercayaan 95 persen adalah 0.000, artinya nilai signifikansi kurang dari α (0.05) dan perubahan persepsi nyata, terbukti dari nilai t hitung 6.465 lebih besar dari t tabel 2.021 (Tabel 9). Ilmu peternakan adalah variabel keempat pada pertanian. Persepsi responden tentang ilmu peternakan tersebar pada tiga tingkat. Tingkat persepsi kurang positif mendapat penilaian dari 14 persen responden. Sebanyak 39 persen responden menilai cukup positif ilmu peternakan sebagai variabel pertanian. Jumlah responden terbanyak adalah pada tingkat persepsi yang positif. Setelah menonton video IPB, persentase responden pada tingkat persepsi yang positif semakin meningkat. Awalnya berjumlah 47 persen responden, kemudian mengalami perubahan menjadi 69 persen responden setelah menonton video. Perubahan persentase responden adalah sebesar 36 persen, artinya responden memiliki tingkat pandangan yang lebih positif terhadap ilmu peternakan. Sisanya adalah 64 persen responden tetap pada penilaian masing-masing terhadap ilmu peternakan. Perbedaan nilai rataan pada hasil awal dengan akhir dari seluruh responden adalah 0.89. Perubahan persepsi pada ilmu peternakan adalah nyata, karena nilai signifikansi pun lebih kecil dibandingkan dengan nilai α, yaitu 0.014<0.05 serta nilai t hitung 2.600 lebih besar dari t tabel 2.021 (Tabel 9). Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi menurut variabelvariabel pertanian Tingkat Persepsi Aspek Ilmu Pertanian Rataan Ilmu Kedokteran Hewan Rataan Ilmu Perikanan Rataan Ilmu Peternakan Rataan Ilmu Kehutanan Rataan
Kurang positif ∑ (%)
Sebelum Cukup positif ∑ (%)
0 (0)
21 (58) 24.19
6 (17)
23 (64) 2.97
1 (3)
28 (78) 11.22
5 (14)
14 (39) 6.22
0 (0)
32 (89) 8.53
Positif ∑ (%) 15 (42)
Kurang positif ∑ (%)
Sesudah Cukup positif ∑ (%)
Positif
Sign
∑ (%)
0 (0)
4 (11) 28.28
32 (89)
0.000
7 (19)
0 (0)
12 (33) 3.67
24 (67)
0.000
7 (19)
0 (0)
7 (19) 14.28
29 (81)
0.000
17 (47)
0 (0)
11 (31) 7.11
25 (69)
0.014
4 (11)
1 (3)
12 (33) 10.61
23 (64)
0.000
Tingkat kepercayaan = 95 % Ket: Sign = Signifikansi
Variabel terakhir adalah ilmu kehutanan. Hasil awal menunjukkan persentase paling tinggi pada persepsi yang cukup positif tentang ilmu kehutanan, yaitu sebanyak 89 persen responden. Sisa persentase responden pada komponen ilmu kehutanan adalah sebesar 11 persen responden menilai positif tentang kehutanan. Persentase terbanyak responden beralih pada tingkat persepsi positif,
34 yaitu sebesar 53 persen responden, sedangkan tiga persen responden berubah menurun pada tingkat persepsi yang kurang positif, dan 44 persen responden tidak mengalami perubahan persepsi. Selisih nilai rataan hasil akhir dengan hasil awal sebesar 2.08. Signifikansi pada variabel ini mencapai 0.000, artinya perubahan persepsi pada variabel ini adalah perubahan nyata, terbukti dari nilai signifikansi yang kurang dari nilai α (0.05) dan nilai t hitung 4.305 lebih besar dari t tabel 2.021 (Tabel 9). Kelima variabel dalam pertanian mengalami perubahan persepsi berdasarkan sebaran responden. Perubahan persepsi responden terhadap masingmasing variabel terjadi karena adanya rangsangan dari tayangan video. Video menyajikan informasi tentang pertanian melalui gambar-gambar yang baik dan penjelasan yang mudah dipahami. Tayangan video IPB “Karya untuk Negeri” mencakup kelima ilmu yang mendukung pertanian. Video menayangkan aktivitas dalam ilmu kedokteran hewan, hasil produksi pertanian, dan teknologi-teknologi yang dikembangkan oleh masing-masing ilmu. Uji awal (sebelum mendapat pengaruh dari tayangan video) menunjukkan responden berada pada tingkat persepsi yang kurang dan cukup positif tentang pertanian. Responden menilai setiap variabel pertanian secara berbeda-beda berdasarkan pengaruh dari lingkungan maupun anggapan pribadi yang menjadi rangsangan dalam menilai. Setelah menonton tayangan video IPB “Karya untuk Negeri”, hasil akhir menunjukkan bahwa penilaian responden tentang pertanian semakin positif setelah melihat tayangan video. Mulyana (2004) menyatakan “persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita”. Perubahan persepsi menjadi meningkat karena dipengaruhi oleh kelebihan video sebagai media yang mampu menampilkan informasi secara audio-visual. Pesan dalam video yang paling mempengaruhi persepsi adalah pesan yang berupa gambar-gambar dan penjelasan pertanian dari narasumber (soundbite). Kedua bagian tersebut merupakan kontrol utama yang menjadikan persepsi berubah ke arah yang lebih positif. Sebaliknya, persepsi responden tidak mengalami perubahan setelah menonton tayangan video, karena video juga memiliki kelemahan-kelemahan. Beberapa kelemahan video adalah video sulit dalam menguasai perhatian penonton, video memiliki sifat komunikasi yang searah sehingga tidak ada timbal balik, kurang mampu menayangkan obyek secara sempurna (UPI 2008). Pengaruh tayangan video terhadap perubahan persepsi juga pernah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya, seperti Clifford et al. (2009) meneliti tentang uji pesan melalui televisi yang menampilkan program memasak. Penyajian pesan berupa gambar bergerak dan narasi serta iringan musik dalam program televisi tersebut mampu mempengaruhi persepsi responden tentang kebutuhan gizi baik dan memasak menurut asupan gizi, serta penelitian Cotton, Byrd-Bredbenner (2007) menyatakan, bahwa film Super Size Me berpengaruh pada emosi dan kesadaran yang mengakibatkan pada peningkatan pengetahuan responden tentang pendidikan gizi dan menyadarkan pasien untuk mengurangi makanan cepat saji.
35
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Desain pesan dalam video IPB “Karya untuk Negeri” merupakan rancangan informasi yang cukup efektif, karena kombinasi pesan dalam video cukup menarik bagi responden. Diantara keenam variabel, Gambar-gambar memiliki sifat efektif dalam video, karena memvisualisasikan tentang pertanian secara menarik, seperti gambar tentang produksi pertanian, teknologi pertanian, dan aktivitas dalam pertanian. Visualisasi gambar-gambar dalam video didukung oleh media audio. Media audio yang paling menarik bagi responden adalah soundbite (suara dari narasumber), karena narasumber yang memberikan penjelasan tentang pertanian dengan pelafalan yang jelas dan sesuai tampilan gambar dalam video. Kombinasi antara gambar-gambar dan soundbite adalah bentuk pesan audio-visual yang menjadikan informasi tentang pertanian menarik bagi responden. Tayangan video IPB yang cukup efektif mampu merubah persepsi responden tentang pertanian. Perubahan persepsi ini terjadi secara nyata. Perubahan persepsi responden yang nyata ditunjukkan dari persepsi awal yang kurang positif berubah menjadi positif dan persepsi cukup positif menjadi meningkat (positif) setelah menonton tayangan video IPB “Karya untuk Negeri”. Tayangan gambar-gambar dan suara (soundbite) dalam video menjadi stimulus yang paling berpengaruh terhadap perubahan persepsi responden tentang pertanian.
Saran Sosialisasi tentang pertanian melalui media video sebaiknya lebih memperhatikan gambar dan soundbite. Penggunaan gambar-gambar dan soundbite yang lebih banyak dalam menjelaskan tentang pertanian menjadikan video lebih efektif.
36
DAFTAR PUSTAKA Alif M. 2008. Pengaruh jenis bahasa narasi dan bentuk pesan visual video terhadap peningkatan pengetahuan tentang cikungunya dikalangan siswa SMAN 1 Ciampea. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Arsyad A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Berita resmi statistik nomor 13/02/Th. XV tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan PDB Tahun 2011 Mencapai 6.5 Persen [Internet]. [diunduh 2013 Januari 23]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Berita resmi statistik nomor 75/11/Th. XV keadaan ketenagakerjaan Agustus 2012. Agustus 2012: Tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 6.14 persen [Internet]. [diunduh 2013 Januari 23]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/brs_file/naker_05nov12.pdf. Chadwick B, Bahr HM, Albrecht SL. 1991. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Sulistia, Mujianto, Sofwan, Suharjito, penerjemah. Semarang (ID): Semarang Pr. Clifford D, Anderson J, Auld G, Champ J. 2009. Good grubbin’: impact of a tv cooking show for college students living off campus. J Nutr Educ Behav [Internet]. [diunduh 2012 Maret 15]; 41 (3): 194-200. California [US]: Society for Nutrition Education. doi: 10.1016/j.jneb.2008.01.006. Cotton E, Byrd-Bredbenner C. 2007. Knowledge and psychosocial effects of the film super size me on young adults. J Am Diet Assoc [Internet]. [diunduh 2012 Maret 15]; 107 (7): 1197-1203. Amerika [US]: the American Dietetic Association. Doi: 10.1016/j.jada.2007.04.005 DeVito J. 1996. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta [ID]: Professional Books. Erlina MD, Sari NK. 2006. Peningkatan pengetahuan siswa SUPM Kota Tegal (Jawa Tengah) melalui penyebaran informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering menggunakan media film bingkai bersuara. J Penyuluhan. 2 (1): 18-25. Green TV. 2010. Bahan workshop produksi program TV 29 Oktober 2010. [tidak diterbitkan]. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta (ID): PT Grasindo. Hubeis AVS. 2007. Pengaruh desain pesan video instruksional terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang pupuk agrodyke. J Agro Ekonomi [Internet]. [diunduh 2012 Maret 4]; 25 (1): 1-10. Tersedia pada: http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/JAE%2025-1a.pdf. Iskandar. 2005. Pengaruh desain pesan pupuk agrodyke melalui video terhadap peningkatan pengetahuan petani [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Keraf G. 1980. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende (ID): Nusa Indah. Kusumastuti YI. 2009. Desain Pesan Komunikasi Bisnis. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Pr. [MICOM] Media Indonesia. 2012. IPB konsisten pacu kemajuan pertanian. [Internet]. [diunduh 2012 Desember 22]. Tersedia pada: http://mediaindonesia.com/ Mulyana D. 2004. Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar. Bandung (ID): Rosdakarya.
37 Nasoetion AH. 2008. Pengantar ke Ilmu-ilmu Pertanian. Bogor (ID): PT Pustaka Litera AntarNusa. Nazariah. 2001. Pengaruh format pesan dan bahasa pada kaset audio sebagai medium komunikasi terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang tanaman sela berbasis kelapa di Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pusat Bahasa. 2008. Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi tiga [Internet]. [diunduh 2012 Maret 19]. Jakarta (ID): Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tersedia pada: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/. Rahman AA. 2011. Penggunaan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri I Peusangan Bireuen Aceh. J Madrasah [Internet]. [diunduh 2012 Desember 9]; 3 (2): 191. Aceh (ID): Universitas Almuslim Bireuen. Tersedia pada: http://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/download/1814/pdf. Rahmawatiningsih A, Prayoga IMA, anthi NPW, Temaja IGRM. 2010. Pemberian ekstrakurikuler pertanian pada siswa SD di Desa Gunaksa Kabupaten Klungkung, Bali. J IPTEKMA [internet]. [diunduh 2012 April 24]. 02 (01): 0104. Tersedia pada: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/binder%206.pdf. Riyana C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video [Internet]. [diunduh 2012 November 30]. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia pada: http://kurtek.upi.edu/media/sources/PEDOMAN%20mediavideo.pdf. Saragih H. 2011. Pandangan dan sikap serikat petani Indonesia menyambut hari tani nasional 24 September [internet]. [diunduh 2012 April 27]. Tersedia pada: http://www.spi.or.id/?p=4150. Singarimbun M, Effendi S. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID): Pustaka LP3ES. Staff SMAN 2 Bogor. 2010. SMAN 2 Bogor profile [Internet]. [diunduh 2012 September 15]. Tersedia pada: http://www.sman2bogor.sch.id. Suparman MA. 2001. Desain Instruksional. Jakarta (ID): Universitas Terbuka. The World Bank. 2003. Prioritas masalah pertanian di Indonesia [Internet]. [diunduh 2012 April 27]. Tersedia pada: http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/28 0016-1106130305439/617331-1110769011447/8102961110769073153/agriculture.pdf. [UPI] Universitas Pendidikan indonesia. 2008. Media Pembelajaran [Internet]. [diunduh 2012 November 28]. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia pada: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1972102420011 21BAGJA_WALUYA/MEDIA_PEMBEL.GEOGRAFI/Bahan_Ajar_Media_Pe mbelajaran.pdf. Zuhri S. 2012. Jumlah petani turun [internet]. [diunduh 2012 April 15]. Tersedia pada: http://www.bisnis.com/articles/jumlah-petani-turun-2-16-orang.
38
LAMPIRAN Lampiran 1 Sebaran responden berdasarkan pernyataan tentang desain pesan video STS TS S SS No Pernyataan tentang Desain Pesan Video (%) (%) (%) (%) 1. Rektor sebagai narasumber dalam video 0 8 42 50 tersebut tepat 2. Profesor sebagai narasumber dalam 0 8 42 50 video tersebut tepat 3. Saya menjadi tahu bahwa pertanian 0 0 47 53 merupakan sektor yang memiliki kontribusi dalam pembangunan dari penjelasan rektor dan professor 4. Saya menjadi tahu bahwa pertanian 0 3 30 67 perlu dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dari penjelasan rector 5. Saya menilai musik latar yang 8 17 56 19 mengiringi tayangan video IPB sesuai dengan tampilan video 6. Saya suka dengan gambar-gambar yang 0 6 47 47 ditayangkan dalam video 7. Saya suka gambar buah-buahan dalam 0 8 47 45 video IPB 8. Saya suka gambar teknologi pengolah 0 0 58 42 susu dalam video IPB 9. Saya suka gambar peternakan domba 0 11 53 36 dalam video IPB 10. Saya suka gambar persawahan dan 0 5 53 42 padi-padian dalam video IPB 11. Saya menjadi tahu tentang pertanian 0 3 47 50 karena pernyataan-pernyataan narasi yang sesuai dengan tayangan video 12. Saya menjadi tahu bahwa pertanian 0 3 55 42 memiliki kontribusi diberbagai bidang ilmu karena bahasa narasi yang disampaikan baik dan benar 13. Waktu tayang video lama 14 58 17 11 14. Waktu tayang video cepat 17 33 42 8 Ket:STS = Sangat tidak setuju TS = Tidak setuju SS = Sangat setuju S = Setuju
39 Lampiran 2 Sebaran responden berdasarkan persepsi awal tentang pertanian No 1. 2. 3. 4.
5.
Tentang Pertanian Petani juga berpendidikan tinggi Ilmu pertanian TIDAK mengikuti kemajuan teknologi Ilmu pertanian TIDAK mampu menghasilkan varietas unggul Teknologi untuk menghasilkan telur DHA yang lebih bermanfaat bagi gizi masyarakat dihasilkan oleh ilmu peternakan Teknologi dalam ilmu perikanan TIDAK mampu menghasilkan ikan unggulan, seperti Nila
STS (%) 0 33
TS (%) 25 61
S (%) 64 6
SS (%) 11 0
44
53
3
0
5
17
53
25
36
58
6
0
6.
Ilmu kedokteran hewan menghasilkan temuan vaksin flu burung
6
11
64
19
7.
Domba organik yang berkualitas dihasilkan oleh peternak yang berkualitas
0
11
53
36
8.
Teknologi kemasan untuk menjaga mutu ikan dihasilkan oleh ilmu perikanan
8
14
64
14
9.
Mesin pemilah kayu konstruksi BUKAN hasil teknologi dari ilmu kehutanan
0
14
72
14
10.
Robot laut yang dikembangkan untuk mengetahui kehidupan bawah air merupakan hasil temuan dari ilmu perikanan Arang briket dan biogas BUKAN merupakan teknologi dalam ilmu pertanian Pemilah limbah udang merupakan teknologi untuk meningkatkan kualitas kayu yang ditemukan oleh ilmu kehutanan Solusi untuk menghadapi pemanasan global yaitu melalui deforestrasi dan degradasi hutan BUKAN bagian dari ilmu kehutanan Minyak jarak merupakan sumber energi alternatif yang dihasilkan ilmu pertanian
22
42
25
11
22
42
36
0
17
44
39
0
36
58
6
0
8
14
45
33
15.
Teknologi pengangkut ikan hidup-hidup tanpa air dan bahan kimia BUKAN hasil dari ilmu perikanan
14
55
31
0
16.
Jagung yang diproduksi oleh pertanian dapat diolah menjadi mie berdasarkan ilmu pertanian
0
22
50
28
17.
Biofill merupakan hasil ilmu pertanian yang dijadikan sumber energi alternatif bagi Indonesia yang memiliki perairan luas Seratus empat puluh empat jenis tanaman obat herbal merupakan produksi pertanian untuk kecantikan
0
17
72
11
11. 12.
13.
14.
18.
3
28
61
8
40 Lampiran 3 Sebaran responden berdasarkan persepsi akhir tentang pertanian No 1. 2.
Tentang Pertanian Petani juga berpendidikan tinggi Ilmu pertanian TIDAK mengikuti kemajuan teknologi Ilmu pertanian TIDAK mampu menghasilkan varietas unggul Teknologi untuk menghasilkan telur DHA yang lebih bermanfaat bagi gizi masyarakat dihasilkan oleh ilmu peternakan
STS (%) 3 75
TS (%) 0 22
S (%) 33 0
SS (%) 64 3
69
25
3
3
0
0
42
58
5.
Teknologi dalam ilmu perikanan TIDAK mampu menghasilkan ikan unggulan, seperti Nila
69
28
3
0
6.
Ilmu kedokteran hewan menghasilkan temuan vaksin flu burung Domba organik yang berkualitas dihasilkan oleh peternak yang berkualitas Teknologi kemasan untuk menjaga mutu ikan dihasilkan oleh ilmu perikanan
0
0
33
67
0
6
36
58
0
0
42
58
Mesin pemilah kayu konstruksi BUKAN hasil teknologi dari ilmu kehutanan Robot laut yang dikembangkan untuk mengetahui kehidupan bawah air merupakan hasil temuan dari ilmu perikanan Arang briket dan biogas BUKAN merupakan teknologi dalam ilmu pertanian Pemilah limbah udang merupakan teknologi untuk meningkatkan kualitas kayu yang ditemukan oleh ilmu kehutanan Solusi untuk menghadapi pemanasan global yaitu melalui deforestrasi dan degradasi hutan BUKAN bagian dari ilmu kehutanan Minyak jarak merupakan sumber energi alternatif yang dihasilkan ilmu pertanian
55
42
3
0
3
6
30
61
50
31
8
11
0
6
33
61
61
33
3
3
0
0
33
67
15.
Teknologi pengangkut ikan hidup-hidup tanpa air dan bahan kimia BUKAN hasil dari ilmu perikanan
61
33
3
3
16.
Jagung yang diproduksi oleh pertanian dapat diolah menjadi mie berdasarkan ilmu pertanian
0
0
28
72
17.
Biofill merupakan hasil ilmu pertanian yang dijadikan sumber energi alternatif bagi Indonesia yang memiliki perairan luas Seratus empat puluh empat jenis tanaman obat herbal merupakan produksi pertanian untuk kecantikan
0
3
47
50
3
11
36
50
3. 4.
7. 8. 9. 10.
11. 12.
13.
14.
18.
Ket: STS TS S SS
= Sangat tidak setuju = Tidak setuju = Setuju = Sangat setuju
41 Lampiran 4 Skor total kuesioner responden Desain pesan No Responden Pretest Posttest video 1 53 58 43 2 53 54 47 3 51 55 39 4 49 65 44 5 50 59 49 6 51 72 51 7 48 55 41 8 56 60 42 9 55 72 47 10 49 68 47 11 52 56 40 12 48 72 47 13 51 68 42 14 52 45 44 15 53 72 49 16 51 59 43 17 55 66 44 18 49 55 40 19 46 72 46 20 52 72 43 21 53 54 37 22 54 69 49 23 54 60 42 24 56 72 54 25 56 66 49 26 57 70 44 27 66 72 50 28 57 62 53 29 53 72 43 30 52 59 46 31 52 65 43 32 52 68 46 33 58 68 49 34 58 72 48 35 59 57 53 36 52 58 51
42 Lampiran 5 Contoh perhitungan uji statistik Paired Samples Test Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Mean Deviation Pair 1
AWAL AKHIR
-1.000
.717
Std. Error Mean .120
Sig. (2Lower -1.243
Upper -.757
t -8.367
df
tailed) 35
.000
43 Lampiran 6 Kuesioner penelitian No. Responden Tanggal Survei Total Skor KUESIONER EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA TENTANG PERTANIAN Nama Rosita Novianti, saya adalah mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB), Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, untuk itu saya mohon kesediaan Saudara/i untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner ini dengan jawaban yang sebenarnya. Jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan sebagai data penelitian. Demikian, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerja sama saudara/i. Kuesioner 1 (PRE-TEST dan POST-TEST) Persepsi tentang Pertanian Berikan tanda checklist (√) sesuai dengan keyakinan Anda pada pernyataan pernyataan di bawah ini. Keterangan: STS: sangat tidak setuju TS: tidak setuju S: setuju SS: sangat setuju No Tentang Pertanian STS TS S SS 1. Petani juga berpendidikan tinggi 2. Ilmu pertanian TIDAK mengikuti kemajuan teknologi 3. Ilmu pertanian TIDAK mampu menghasilkan varietas unggul 4. Teknologi untuk menghasilkan telor DHA yang lebih bermanfaat bagi gizi masyarakat dihasilkan oleh ilmu peternakan 5. Teknologi dalam ilmu perikanan TIDAK mampu menghasilkan ikan unggulan, seperti Nila 6. Ilmu kedokteran hewan menghasilkan temuan vaksin flu burung 7. Domba organik yang berkualitas dihasilkan oleh peternak yang berkualitas 8. Teknologi kemasan untuk menjaga mutu ikan dihasilkan oleh ilmu perikanan 9. Mesin pemilah kayu konstruksi BUKAN
44
10.
11. 12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
hasil teknologi dari ilmu kehutanan Robot laut yang dikembangkan untuk mengetahui kehidupan bawah air merupakan hasil temuan dari ilmu perikanan Arang briket dan biogas BUKAN merupakan teknologi dalam ilmu pertanian Pemilah limbah udang merupakan teknologi untuk meningkatkan kualitas kayu yang ditemukan oleh ilmu kehutanan Solusi untuk menghadapi pemanasan global yaitu melalui deforestrasi dan degradasi hutan BUKAN bagian dari ilmu kehutanan Minyak jarak merupakan sumber energi alternatif yang dihasilkan oleh ilmu pertanian Teknologi pengangkut ikan hidup-hidup tanpa air dan bahan kimia BUKAN hasil dari ilmu perikanan Jagung yang diproduksi oleh pertanian dapat diolah menjadi mie berdasarkan ilmu pertanian Biofill merupakan hasil ilmu pertanian yang dijadikan sumber energi alternatif bagi Indonesia yang memiliki perairan luas Seratus empat puluh empat jenis tanaman obat herbal merupakan produksi pertanian untuk kecantikan
45 Kuesioner 2 (POST-TEST) Desain Pesan Video Berikan tanda checklist (√) sesuai dengan keyakinan Anda pada pernyataan pernyataan di bawah ini. Keterangan: STS: sangat tidak setuju TS: tidak setuju S: setuju SS: sangat setuju No Pernyataan STS TS S SS 1. 2. 3.
4.
5.
6. 7. 8. 9. 10. 11.
12.
13. 14.
Rektor sebagai narasumber dalam video tersebut tepat Profesor sebagai narasumber dalam video tersebut tepat Saya menjadi tahu bahwa pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi dalam pembangunan dari penjelasan rektor dan profesor Saya menjadi tahu bahwa pertanian perlu dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dari penjelasan rektor Saya menilai musik latar yang mengiringi tayangan video IPB sesuai dengan tampilan video Saya suka dengan gambar-gambar yang ditayangkan dalam video Saya suka gambar buah-buahan dalam video IPB Saya suka gambar teknologi pengolah susu dalam video IPB Saya suka gambar peternakan domba dalam video IPB Saya suka gambar persawahan dan padipadian dalam video IPB Saya menjadi tahu tentang pertanian karena pernyataan-pernyataan narasi yang sesuai dengan tayangan video Saya menjadi tahu bahwa pertanian memiliki kontribusi diberbagai bidang ilmu karena bahasa narasi yang disampaikan baik dan benar Waktu tayang video lama Waktu tayang video cepat
46
RIWAYAT HIDUP Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Riono, SE dan Isworowati, S.Pd. Pekalongan merupakan tempat kelahiran penulis, yang bertepatan pada tanggal 15 November 1991.Penulis menempuh pendidikan menengah tingkat atas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kajen pada tahun 2006 – 2009. Setelah lulus dari SMA, penulis melanjutkan pendidikannya dijenjang yang lebih tinggi, yaitu Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui tes Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB). Kegiatan penulis semenjak tingkat sekolah menengah adalah aktif di bidang akademik maupun non akademik. Semasa SMA, penulis telah tergabung sebagai pemandu tim paduan suara, yang beberapa kali mengikuti lomba paduan suara tingkat SMA dan mengisi acaraacara resmi di Kabupaten Pekalongan. Kemudian, penulis juga mengikuti aktivitas klub renang secara rutin dan sempat mengikuti beberapa lomba renang di tingkat kabupaten yang berhasil meraih juara dua untuk gaya bebas serta juara tiga untuk gaya punggung. Selain itu, penulis pernah mendapat prestasi di bidang seni baca puisi yang meraih juara dua tingkat kabupaten dan juara ketiga tingkat kota. Setelah memasuki dunia perkuliahan penulis melanjutkan aktivitasnya dengan mengikuti organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu – Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) yang merupakan himpunan profesi di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, sebagai staf divisi Advertising and Multimedia pada tahun 2010 – 2011, lalu melanjutkan di divisi Community and Development HIMASIERA pada tahun 2011–2012. Sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari, penulis berkontribusi dan mengabdikan diri sebagai asisten praktikum mata kuliah DasarDasar Komunikasi semenjak periode 2011 hingga sekarang. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan dalam beberapa event di IPB, diantaranya adalah kepanitiaan I-SHARE (IPB Social, Health, and Care) tahun 2010 yang diadakan oleh Kementerian Sosial Lingkungan BEM KM IPB, International Scholarship Education Expo (ISEE) tahun 2010 yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan BEM KM IPB, Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) yang diadakan oleh Kementerian Budaya Olahraga dan Seni tahun 2011, dan beberapa komunitas, seperti Onigiri (komunitas pecinta Jepang). Bahkan, penulis pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti kongres dunia tingkat Asia-Afrika di Seoul, Korea Selatan dengan tema “The World Congress of Global Partnership 2012” dan berhasil meraih juara tiga untuk kompetisi paper dalam kongres tersebut, serta meraih juara “The Most Informative of Poster session”.