EFEKTIFITAS PYRACLOSTROBIN PADA TINGKAT TAKARAN PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI JAGUNG Roy Efendi, Suwarti dan Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan pyraclostrobin yang mengandung ZPT pada tingkat takaran pemupukan nitrogen (N) tertentu terhadap produksi jagung. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot) dengan petak utama tingkat takaran pupuk urea sebesar 100, 200, 300, dan 400 kg urea/ha, sedangkan anak petak adalah konsentrasi pyraclostrobin yaitu 0, 300, dan 400 ml/ha. Percobaan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pyraclostrobin hanya berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil daun, jumlah daun, dan produksi jagung pada takaran pemberian pupuk urea 300 kg/ha, sedangkan pada takaran pupuk takaran 100 - 200 kg urea/ha dan 400 kg urea/ha tidak berpengaruh nyata. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pyraclostrobin hanya efektif pada kondisi pemberian pupuk urea yang optimum dan tidak efektif pada kondisi kekurangan atau kelebihan pupuk nitrogen. Hasil analisis ekonomi menunjukan bahwa penggunaa pyraclostrobin 400 ml/ha pada tanaman jagung dengan menggunakan varietas Pioneer 21 dapat meningkatkan penerimaan petani 13,9% dibanding tanpa menggunakan pyraclostrobin. Kata kunci: Pupuk nitrogen, pyraclostrobin, produksi jagung
PENDAHULUAN Jagung merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan. Proporsi penggunaan jagung khususnya dalam pembuatan pakan ayam ras mencapai 51,4% dari total bahan baku yang digunakan (Tangendjaja et al 2002). Laju peningkatan produksi jagung di Indonesia relatif masih lamban, di sisi lain kebutuhan jagung sebagai bahan baku industri pakan dan industri pangan mengalami peningkatan yang lebih cepat. Beberapa upaya untuk meningkatan produksi jagung adalah dengan pemupukan yang berimbang, pengendalian penyakit, dan penggunaan zat pengatur tumbuh. Budidaya jagung di wilayah tropis basah seperti di Indonesia umumnya memiliki lahan dengan kandungan hara nitrogen (N) rendah, sehingga tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan hasil jagung yang optimal. Nitrogen merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan dan hasil jagung. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian N 263
Seminar Nasional Serealia 2011
mempengaruhi secara nyata terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman jagung, namun pupuk N yang diberikan ke dalam tanah hanya dapat diserap 55-60% (Patrik dan Reddy 1976; Tanaki et al. 1988; Khot dan Umrani 1992; Sanjeev dan Bangarwa, 1997). Hasil penelitian pemupukan pada pengelolaan hara spesifik lokasi menunjukkan bahwa kebutuhan pupuk N untuk tanaman jagung adalah 150 – 225 kg N/ha dengan hasil 8 – 12 t/ha (Syafruddin et al. 2008). Selain penggunaan pupuk N dalam upaya meningkatan produktivitas jagung, PT. BASF memproduksi fungisida untuk mengendalikan penyakit sekaligus mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) yang bernama Cabrio dengan bahan aktif pyraclostrobin. Pyraclostobin merupakan bagian dari kelompok strobilurin yang digunakan melindungi tanaman yang diakibatkan oleh cendawan penyebab penyakit karat daun (Puccinia sorghi Schw atau P. Polysora Underw), hawar daun (Exserohilum turcicum (Pass) Leonard et Suggs), bercak daun (Bipolaris maydis
(Nisik) Shoemaker), dan busuk batang pada tanaman jagung. ZPT yang terdapat pada Cabrio berfungsi memacu pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan hasil jagung (Health Canada 2011). ZPT merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh tanaman dan memiliki peranan dalam proses regulasi metabolisme yang terjadi di dalam tumbuhan tersebut. Setiap tanaman mampu mensintesis sendiri ZPT untuk proses dan kelangsungan pertumbuhannya, namun untuk mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut perlu masukan ZPT dari luar. Pemberian ZPT selain untuk mempercepat pertumbuhan tanaman juga dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian (Soedjanaatmadja 2008). Kombinasi pemberian pupuk N dan ZPT pada konsentrasi yang tepat akan meningkatkan efisiensi pupuk N dan mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil jagung. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan pyraclostrobin yang mengandung ZPT pada tingkat takaran pemupukan nitrogen (N) terhadap produksi produksi jagung. METODE PENELITIAN Percobaan dilakukan di desa Katangka kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot) dengan petak utama adalah tingkat takaran pemupukan urea yaitu 100, 200, 300, dan 400 kg urea/ha, sedangkan anak petak adalah konsentrasi pyraclostrobin sebesar 0, 300, dan 400 ml/ha atau 0, 1, dan 1,5 ml/l. Percobaan diulang sebanyak tiga kali, sehingga jumlah kombinasi perlakuan adalah 36 kombinasi perlakuan (Tabel 1). Satu kombinasi dilakukan pada petak percobaan seluas 7,5 x 8 m. Varietas jagung yang ditanam adalah Pionneer 21 dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 7 – 10 hari setelah tanam (hst) dengan takaran pupuk adalah 30% dari takaran perlakuan, 100 kg SP36/ha,
264
dan 50 kg KCl/ha, sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 45 hst dengan takaran pupuk urea 70% dari takaran perlakuan dan 50 kg KCl/ha. Data yang dikumpulkan adalah hasil analisis tanah sebelum perlakuan, tinggi tanaman dan diameter batang saat fase berbunga (VT), panjang dan lebar daun, tinggi tongkol, nilai klorofil meter saat V10, VT dan R4, intensitas kehijauan daun saat V10 dan VT yang diukur dengan Bagan Warna Daun (IRRI) skala 2-5, indeks panen pada saat masak fisiologis. Hasil biji dari luas ubinan dalam petak 3 m x 4 m dikonversi ke t/ha dengan kadar air biji 14%. Diamati juga komponen hasil seperti panjang dan diameter tongkol, jumlah baris, jumlah biji/tongkol, kadar air biji saat panen, bobot 100 biji, serta rendemen biji. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis fisik dan kimia tanah terlihat bahwa lahan percobaan memiliki tekstur tanah lempung berdebu, dengan pH tanah agak masam, dan kandungan nitogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) tanah tergolong rendah. Lahan percobaan tersebut sangat baik untuk percobaan pengelolaan pupuk khususnya nitrogen, karena tanaman akan tanggap dengan pemberian nitrogen (Tabel 2). Pada saat percobaan tidak ada hujan. Berdasarkan hasil analisis statistik (Tabel 3 dan 4) menunjukan bahwa interaksi antar pemberian pupuk (nitrogen) dengan pyraclostrobin tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jagung. Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, klorofil daun, panjang dan lebar daun, jumlah daun hijau pada saat fase R4, panjang dan dimeter tongkol serta hasil, sedangkan pemberian pyraclostrobin berpengaruh nyata terhadap klorofil daun, jumlah daun, dan hasil. Untuk mengetahui efektifitas pemberian Pyraclostrobin pada tingkat takaran pupuk urea maka dilakukan analisis kontras orthogonal (Tabel 3 dan 4).
Roy Efendi, Suwarti dan Zubachtirodin : Efektifitas Pyraclostrobin pada Tingkat Takaran Pemupukan Nitrogen terhadap Produksi Jagung
Tabel 1. Kombinasi perlakuan takaran pupuk urea dengan Pyraclostrobin No.
Urea (kg/ha)
SP36 (kg/ha)
KCl (kg/ha)
Carbio (ml/ha) atau
1
400
150
100
0
2 3
400 400
150 150
100 100
300 400
4
300
150
100
0
5
300
150
100
300
6
300
150
100
400
7
200
150
100
0
8
200
150
100
300
9
200
150
100
400
10
100
150
100
0
11
100
150
100
300
12
100
150
100
400
Tabel 2. Analisis fisik dan kimia tanah sebelum penelitian Macam penetapan Tektur tanah:
Nilai penetapan Lempung berdebu
Liat (%)
13
Debu (%)
76
Pasir (%)
11
pH air (1:2,5)
5,52
pH KCl (1:2,5)
4,89
C-Organik
1,46
Nitrogen total (%)
0,10
C/N P Bray I (ppm)
5,88
Kation dapat tukar ( me/100 g) K
0,26
Ca
33,22
Mg
11,69
Na
0,50
Al-dd (me/100 g)
0
KTK (me/100 g)
11,05
265
Seminar Nasional Serealia 2011
Tabel 3. Analisis varian pada varaibel klorofil daun (SPAD VT) dan intensitas kehijauan daun saat berbunga jantan (BWD VT), tinggi tanaman (TT), tinggi kedudukan tongkol (TTkl), panjang daun (PD), lebar daun (LD), luas daun (LsDn), serta klorofil daun saat fase R4 (SPAD R4) Sumber keragaman
db
SPAD VT
BWD VT
TT
TTkl
237.0773 145.4358
PD 7.0942
LD
LsDn
0.3704 3215.54753
SPAD R4
Ulangan
2
1.5912 0.0039
8.8204
Nitrogen/urea (N)
3
216.8815** 2.2339
189.6103*
galat (N)
6
5.7370 0.0495
95.8453
71.1106
15.5472
0.2306 3140.51214
8.7925
Pyraclostrobin (C)
2
23.6275** 0.1496
3.9409
7.3535
8.5096
0.3287 3029.33403
3.7752
N*C
6
2.6603 0.0202
42.5745
35.6164
7.7702
0.0281
436.96324
8.1110
62.8515 56.2328* 0.4301* 8684.16068 484.1338**
Kontras N1C0 vs N1C1 N1C2
1
0.1250
0.0709
110.8064
21.1467
22.9842
0.0672
2409.5682
5.3138
N1C1 vs N1C2
1
7.6614
0.0004
0.9126
0.0048
0.9126
0.1944
1145.9544
2.0184
N2C0 vs N2C1 N2C2
1
0.3785
0.0265
35.1681
26.3054
0.1250
0.0383
192.5376
9.1592
N2C1 vs N2C2
1
12.2338
0.0542
0.0417
13.8017
31.8321
0.1634
4084.6504
0.1233
N3C0 vs N3C1 N3C2
1
16.5504*
0.1105
35.1961
37.0374
2.5840
0.0854
46.4648
0.3901
N3C1 vs N3C2
1
4.8241
0.0228
3.3600
8.5443
1.6643
0.2646
508.2081
14.3222
N4C0 vs N4C1 N4C2
1
3.0422
0.0002
51.1735
87.3401
1.4849
0.0020
19.8240
21.6921
N4C1 vs N4C2
1
8.4017
0.1350
26.6704
34.2248
2.0534
0.0104
273.2400
3.1974
48.7013
43.3023
6.7322
0.1307
1451.4811
4.4922
Galat total
16
2.7443 0.0499
Koefesien Keragaman (%) 3.2837 5.5495 3.5351 6.4221 3.1051 3.8326 6.4342 4.4127 Keterangan: N1 = 100 kg urea/ha, N2 = 200 kg urea/ha, N3 = 300 kg urea/ha, N4 = 400 kg urea/ha, C0 = tanpa Pyraclostrobin, C1 = 300 ml Pyraclostrobin/ha, C2 = 400 ml Pyraclostrobin/ha, *nyata pada taraf 0,05 dan **nyata pada taraf 0,01
Berdasarkan analisis kontras pada Tabel 3 dan 4 menunjukan bahwa pemberian pyraclostrobin hanya berpengaruh nyata terhadap klorofil daun, jumlah daun, dan produksi jagung pada takaran pemberian pupuk urea sebesar 300 kg/ha dan tidak berpengaruh nyata pada takaran pupuk urea rendah yaitu 100 dan 200 kg urea/ha serta takaran pupuk urea tinggi yaitu >400 kg urea/ha. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pyraclostrobin hanya efektif pada kondisi pemberian pupuk urea dengan takaran optimum (300 kg/ha), namun pemberian pyraclostrobin menjadi tidak efektif bila pada kondisi tanaman kekurangan atau kelebihan pupuk urea. Aplikasi pyraclostrobin dengan konsentrasi 300 – 400 ml/ha dan takaran pupuk urea 300 kg/ha dapat mempertahankan klorofil daun saat berbunga (VT) dan jumlah daun lebih besar dibanding tanpa aplikasi pyraclostrobin (Tabel 5). Hal ini menunjukan bahwa pyaraclostrobin dengan kandungan ZPT
266
dapat mempertahankan klorofil daun lebih lama dan memperlambat penuaan daun, sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung lebih lama. Menurut Jabs et al. (2002), bahan aktif pyraclostrobin berperan sebagai anti oksidan dan anti senescence sehingga dapat mempertahankan daun tetap hijau. Pengaruh positif pyraclostrobin terhadap klorofil dan jumlah daun berdampak pada hasil yang diperoleh menjadi lebih besar dibanding tanpa pyraclostrobin pada pemupukan urea 300 kg/ha (Tabel 5). Hasil penelitian Shekoofah and Emam (2008) menunjukan bahwa aplikasi ZPT pada tanaman jagung dapat meningkatkan produksi terutama pada musim kering. Pengaruh aplikasi pyraclostrobin pada pemberian pupuk urea dengan takaran 100 – 400 kg/ha tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas hijau daun (BWD), pertumbuhan daun (Tabel 6), tinggi tanaman dan komponen hasil (Tabel 7).
Roy Efendi, Suwarti dan Zubachtirodin : Efektifitas Pyraclostrobin pada Tingkat Takaran Pemupukan Nitrogen terhadap Produksi Jagung
Tabel 4. Analisis varian pada variabel intensitas kehijauan daun saat fase R4 (BWD R4), jumlah daun (Jml Dn), panjang tongkol (PjgTkl), diameter tongkol (Dm Tkl), bobot 500 biji (Bbt 500 Bj), rendemen biji (Rdmn), index panen (HI), dan hasil Sumber keragaman
db
BWD R4
Jml Dn
PjgTkl
Dm Tkl
0,4592
0,0018
Bbt 500 Bj
HI
Hasil
2
0,1642
0,1307
Nitrogen/urea (N)
3
4,1195**
5,4363** 5,7570** 0,0845** 986,1454** 0,0009 0,0105** 7,9045**
galat (N)
6
0,0899
0,3088
0,0302
416,7019
0,0008 0,0019
0,2384
Pyraclostrobin (C)
2
0,1086
1,1926** 1,5551
0,0535*
62,5936
0,0011 0,0047
1,5066**
C*P
6
0,0579
0,1277
0,0129
69,1055
0,0007 0,0032
0,0485
0,6708 0,2359
30,5211
Rndmn
Ulangan
0,0011 0,0034
0,1073
Kontras N1C0 vs N1C1 N1C2
1
0,0193
0,0648
1,9273
0,0968*
17,8006 0,0001
0,0002
0,5270
N1C1 vs N1C2
1
0,0020
0,1944
0,2282
0,0003
35,0417 0,0000
0,0001
0,0024
N2C0 vs N2C1 N2C2
1
0,0896
0,3281
0,0006
0,0018
2,4939 0,0053
0,0027
0,5101
N2C1 vs N2C2
1
0,0140
0,0542
0,1121
0,0294
22,8150 0,0000
0,0024
0.1380
N3C0 vs N3C1 N3C2
1
0,0098
1,2907*
0,6309
0,0139
226,1356 0,0003
N3C1 vs N3C2
1
0,2646
0,1176
0,0204
0,0001
6,4067 0,0000
0,0003
0,0150
N4C0 vs N4C1 N4C2
1
0,1549
1,0129*
1,4965
0,0025
38,7200 0,0006
0,0162
0,5583
N4C1 vs N4C2
1
0,0104
0,0888
0,1094
0,0400
190,4067 0,0001
0,0067
Galat total
16
Koefesien Keragaman (%)
0,0000 1,5371**
0,0122
0,0551
0,1496
0,5170
0,0120
100,4829
0,0006 0,0013
0,1307
6,2384
3,4955
4,2901
2,1330
5,2778
3,2326 9,2665
4,0994
Keterangan: N1 = 100 kg urea/ha, N2 = 200 kg urea/ha, N3 = 300 kg urea/ha, N4 = 400 kg urea/ha, C0 = tanpa Pyraclostrobin, C1 = 300 ml Pyraclostrobin/ha, C2 = 400 ml Pyraclostrobin/ha, *nyata pada taraf 0,05 dan **nyata pada taraf 0,01
Tabel 5.
Efektifitas pyraclostrobin dengan beberapa tingkat takaran pemupukan 300 kg urea/ha terhadap klorofil daun saat VT (fase pembungaan), jumlah daun hijau, dan hasil
Urea (kg/ha)
100
200
300
Pyraclostrobin (ml/ha)
Klorofil daun saat VT (unit)
Jumlah daun (daun)
Hasil (t/ha)
0
44,82 tn
10,17 tn
8,45 tn
300
43,94 tn
10,17 tn
8,98 t tn
400
46,20 tn
10,53 tn
8,94 t tn
0
47,92 tn
10,41 tn
8,60 t tn
300
49,56 tn
10,91 tn
8,96 t tn
400
49,41 tn
10,72 tn
9,26 t tn
0
52,90 b
10,77 b
9,38 b
300
54,88 a
11,33 a
10,21a
400
55,68 a
11,61 a
10,31a
54,54
tn
11,61 b
10,44 t tn
54,59 tn
12,20 a
10,92 t tn
0 400
300
400 55,96 tn 12,44 a 11,01 t tn Keterangan: Huruf kecil yang sama pada kolom dan kelompok takaran pupuk urea yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji kontras orthogonal 0,05
267
Seminar Nasional Serealia 2011
Tabel 6. Pengaruh aplikasi pyraclostrobin pada beberapa tingkat takaran pupuk urea terhadap intensitas warna hijau daun saat fase V10 dan R4 (BWD VT 10 dan BWD R4), klorofil daun saat klorofil daun saat fase V10 dan R4 (SPAD V10 dan SPAD R4), panjang daun (PD), lebar daun (LD), dan luas daun (LsDn) Urea (kg/ha) 100
200
300
400
Pyraclostrobi n (ml/ha) 0 300 400 0 300 400 0 300 400 0 300 400
BWD V10 (skala)
SPAD V10 (unit)
4,58 tn
47,23 tn
4,59
49,83
4,70
51,76
4,74
52,62
BWD R1 (skala) 3,35 tn 3,53 3,54 3,68 3,70 3,89 4,19 4,36 4,49 4,53 4,59 4,69
SPAD R4 (unit) 38,36 tn 39,41 40,57 46,74 44,74 44,46 50,53 49,43 52,52 54,35 58,37 56,91
BWD R4 (skala) 2,88 tn 2,96 3,00 3,38 3,54 3,64 3,85 4,13 4,27 4,32 4,56 4,64
PD (cm) 79,61 tn 82,61 83,39 80,83 78,78 83,39 86,05 85,44 84,39 85,50 85,78 86,95
LD (cm) 9,11 tn 9,11 9,47 9,17 9,14 9,47 9,47 9,47 9,89 9,66 9,58 9,67
LsDn (cm2) 544,05 tn 564,94 592,58 557,02 540,74 592,92 612,01 607,63 626,04 620,41 616,81 630,31
Keterangan: tn = tidak nyata pada kolom yang sama pada taraf 0.05
Tabel 7. Pengaruh aplikasi pyraclostrobin pada beberapa tingkat takaran pupuk urea terhadap tinggi tanaman (TT), tinggi kedudukan tongkol (TTkl), panjang tongkol (PjgTkl), diameter tongkol (DmTkl), indeks panen (HI), rendemen biji (Rdmn) dan bobot 500 biji Urea (kg/ha)
Pyraclostrobin (ml/ha) 0 300 400
TTkl PjgTkl DmTkl (cm) (cm) (mm) 187,72 tn 97,94 tn 15,03 tn 4,98 tn 100 194,78 101,17 15,82 5,09 195,56 101,22 16,21 5,11 191,56 97,89 16,53 5,09 0 200 195,67 103,03 16,58 5,05 300 195,83 100,00 16,85 5,19 400 203,33 107,05 16,67 5,10 0 300 199,89 101,56 17,29 5,18 300 198,39 103,94 17,17 5,19 400 205,45 109,66 17,01 5,24 0 400 198,28 100,67 17,74 5,19 300 202,50 105,44 18,01 5,35 400 Keterangan: tn = tidak nyata pada kolom yang sama pada taraf 0.05 TT (cm)
Hasil analisis ekonomi menunjukan bahwa penggunaan pyraclostrobin 400 ml/ha pada tanaman jagung dengan menggunakan varietas Pioneer 21 dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar 13,9% dibanding tanpa menggunakan pyraclostrobin. Produksi dan keuntungan
268
HI 0,35 tn 0,36 0,36 0,35 0,38 0,37 0,38 0,37 0,39 0,38 0,43 0,50
Rnd mn 0,79 tn 0,79 0,78 0,78 0,78 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,78
Bbt 500biji (g) 176,33 tn 176,90 181,73 183,10 187,00 186,17 188,73 190,80 200,40 195,57 205,60 206,83
petani menjadi lebih besar dengan pemberian pyraclostrobin 400 ml/ha dengan produksi jagung 10,31 t/ha dengan keuntungan Rp. 11.840.700 lebih besar dibanding tanpa pemberian pyraclostrobin dengan produksi jagung hanya 9,38 t/ha dengan keuntungan Rp. 10.399.370.
Roy Efendi, Suwarti dan Zubachtirodin : Efektifitas Pyraclostrobin pada Tingkat Takaran Pemupukan Nitrogen terhadap Produksi Jagung
Tabel 8. Analisis ekonomi penggunaan pyraclostrobin dan pupuk urea 300 kg/ha pada budidaya jagung Pioneer 21 Kegiatan A. Biaya tenaga kerja Pengolahan Tanah dan pembuatan alur (Sewa) Perbaikan alur Tanam Pupuk I dan II Penyiangan gulma (herbisida) I dan II Penyemprotan Carbio (Pyraclostrobin) Penyiraman (10x siram) Panen Penjemuran Pemipilan (sewa) @Rp 100/kg Total biaya tenaga kerja B. Biaya input Benih P21 (@Rp. 62.000/kg) Urea (@Rp.85.000/50kg) SP36 (@Rp.185.000/50kg) KCl (@Rp.275.000/50kg) Bensin (Rp.100.800/ha) Furadan (@Rp.12.500/kg) Herbisida 2l/ha (Gramoxon Rp.55.000/l) Carbio/Pyraclostrobin (Rp.65.000/100ml) Total biaya input
HOK
4 7,05 21,962 1,72 1,98 4 3,46 9
kuatitas 16 kg/ha 300 kg/ha 150 kg/ha 100 kg/ha 10 x siram 15 kg/ha 4l
C. Penerimaan Hasil (t/ha) (Rp.2.000/kg) D. Keuntungan Penerimaan (C) - (biaya A dan B)
Tanpa pyraclostrobin pyraclostrobin pyraclostrob 300 ml/ha 400 ml/ha in …………..Biaya/pendapatan (Rp.)…………. 800.000 120.000 211.500 656.700 51.600 1.200.000 103.800 270.000 938.330 4.351.930
800.000 120.000 211.500 656.700 51.600 59.400 1.200.000 103.800 270.000 1.021.000 4.494.000
800.000 120.000 211.500 656.700 51.600 59.400 1.200.000 103.800 270.000 1.031.000 4.504.000
992.000 510.000 555.000 550.000 1.000.800 187.500 220.000 4.015.300
992.000 510.000 555.000 550.000 1.000.800 187.500 220.000 195.000 4.210.300
992.000 510.000 555.000 550.000 1.000.800 187.500 220.000 260.000 4.275.300
9,38 1.766.600
10,21 20.420.000
10,31 20.620.000
10.399.370
11.715.700
11.840.700
KESIMPULAN 1.
2.
Aplikasi pyraclostrobin dengan konsentrasi 300 – 400 m/ha hanya efektif bila disertai dengan pemberian pupuk urea dengan takaran optimum yaitu 300 kg/ha dan tidak efektif bila pemberian pupuk urea dengan takaran rendah yaitu 100 - 200 kg/ha dan takaran tinggi yaitu >400 kg/ha. Aplikasi pyraclostrobin dengan konsentrasi 300 – 400 ml/ha dan
269
Seminar Nasional Serealia 2011
takaran pupuk urea 300 kg/ha dapat mempertahankan klorofil daun saat berbunga (VT) dan jumlah daun lebih besar dibanding tanpa aplikasi pyraclostrobin sehingga dapat meningkatkan produksi jagung. 3.
Aplikasi pyraclostrobin dapat meningkatkan penerimaan petani 13,9% dibanding tanpa aplikasi pyraclostrobin.
DAFTAR PUSTAKA Health Canada. 2011. Proposed Registration Decision: Pyraclostrobin Insignia EG Fungicide, Headline EC Fungicide, Cabrio EG Fungicide.. http://www.hcsc.gc.ca/cpsspc/pest/part/consultations/prd200 8-04/index-eng.php. Diakses tgl 9-52011. Jabs T, Pfirmann J, and Scaher F. 2002. Antioxidatif and Anti-Senescence Effects of The Strobilurin in Plants: A New Strategy to cope with environmental stress in cereals. In The BCPC Confrence Pest and Deases. Proceedings of international conference held at Brigthon Hilton hotel, UK. 18-21 Nov. 2002. Khot, R.B., dan N.K. Umrani. 1992. Seed yield and quality parameters of African Tail maize as influence by spasing and level if nitrogen. Indian J.Agron.,37:183-184. Patrik, W.H.Jr., dan K.R. Reddy. 1976. Fate of fertilizer nitrogen in a flooded soil. Soil Sci.Am.Proc 40;678-681. Sanjeev, K dan A.S.Bangarwa.1997. Yeild and yield components of winter maize (Zea Mays L.) as influenced by plant density and nitrogen levels. Agril.Sci.Digest (Kamal), 17;181-184.
270
Shekoofah A. and Emam Y. 2008. Plant Growth Regulator (ethopon) Alter Maize (zea mays l.) Growth, Water Use And Grain Yield Under Water Stress. Journal of Agronomy 7(1):41-48. Soedjanaatmadja R.U.M.S. 2008. Peranan “Pathogenesis Related (Pr)Protein”Dan Fitohormon Dalam Menjaga Kelangsungan Kehidupan Tanaman Serta Meningkatkan Produktivitas Hasil Pertanian. Syafruddin, S. Saenong, dan Subandi. 2008. Penggunaan Bagan Warna daun untuk efisiensi pemupukan N pada tanaman jagung. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 27 (1):24-31. Tanaki, J.D., P.G. Patel dan S.D.Tahnki. 1988. Response of hybrid maize (Zea Mays L.) to graded levels of nitrogen, phosphorus and potash in the summer season. Gujrat Agril. Univ. Res.J.,14:55-57. Tangendjaja, B., Y. Yusdja dan N. Ilham. 2002. Analisis Ekonomi Permintaan Jagung untuk Pakan. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Jagung tanggal 4 Juni 2002 di Bogor. Badan Penelitian dan Pengembanga Pertanian, Jakarta. Xiang-min R., Gui-xian X, Qiang L., Jian-wei P, and Hong-mei Z. Effects of plant growth regulator on nitrogen metabolism of maize. 2005. Plant Nutrition and Fertilizer Science.
Roy Efendi, Suwarti dan Zubachtirodin : Efektifitas Pyraclostrobin pada Tingkat Takaran Pemupukan Nitrogen terhadap Produksi Jagung