1
2
EFEKTIFITAS ZAT PENGATUR TUMBUH PYRACLOSTROBIN TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS BONANZA*) Sulastri Hutuji , Fitria s. Bagu, Rida Iswati Program Studi Agroteknologi
ABSTRAK Mengetahui pengaruh ZPT Pyraclostrobin terhadap pertumbuhan tanaman Jagung Varietas Bonanza dan konsentrasi terbaik ZPT Pyraclostrobin yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Jagung Varietas Bonanza. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo, selama tiga bulan, yaitu bulan Mei sampai Juli 2013. Digunakan rancangan acak kelompok dengan dengan 7 perlakuan P0 (0 ml/l air), P1 (0,5 ml/l air), P2 (1 ml/l air), P3 (1,5 ml/l air), P4 (2 ml/l air), P5 (2,5 ml/l air), P6 (3 ml/l air) dan 3 ulangan, jadi terdapat 21 unit perlakuan. Parameter yang diamati umur 28 HST – 49 HST adalah tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ZPT Pyraclostrobin tanaman berpengaruh pada perlakuan tinggi tanaman pada konsentrasi 2.5 ml/l air, pada diameter batang berpengaruh nyata pada umur 35 HST dan 42 HST pada konsentrasi 2.5 ml/l air, namun jumlah daun tidak dipengaruhi oleh penggunaan ZPT Pyraclostrobin. Konsentrasi Pyraclostrobin 2.5 ml/l air memberikan efek terbaik terhadap pertumbuhan jagung varietas Bonanza. Kata kunci : ZPT Pyraclostrobin, jagung, varietas bonanza. PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan. Proporsi penggunaan jagung khususnya dalam pembuatan pakan ayam ras mencapai 51,4% dari total bahan baku yang digunakan (Tangendjaja dkk, 2002). Laju peningkatan produksi jagung di Indonesia relatif masih lamban, di sisi lain kebutuhan jagung sebagai bahan baku industri pakan dan industri pangan mengalami peningkatan yang lebih cepat. Beberapa upaya untuk meningkatan produksi jagung adalah dengan pemupukan yang berimbang, pengendalian penyakit, dan penggunaan zat pengatur tumbuh. Kendala yang di hadapi dalam produksi jagung varietas bonanza adalah ketersediaan dan keteraturan stok produksi dan pasokan. Beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan hasil dengan perluasan areal tanaman dan penggunaan benih unggul, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit serta
3
pemupukan. Penerapan teknologi budidaya yang tergolong masih baru adalah penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), salah satu ZPT adalah Pyraclostrobin. Pemberian ZPT Pyraclostrobin pada waktu yang tepat dan pemupukan yang optimal diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan hasil jagung. Menurut Efendi dkk (2011) yang meneliti tentang efektivitas Pyraclostrobin, dinyatakan bahwa aplikasi Pyraclostrobin dengan konsentrasi 1-1,5 ml/l air hanya efektif bila disertai dengan pemberian pupuk urea dengan takaran optimum 300 kg/ha, namun tidak efektif pada pemberian pupuk urea dengan takaran 100, 200 dan 400 kg/ha. Selain penggunaan pupuk Nitrogen (Urea) dalam upaya peningkatan produktivitas Jagung Varietas Bonanza, diperlukan juga fungisida untuk mengendalikan penyakit sekaligus mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang bernama Cabrio dengan bahan aktif Pyraclostrobin. Pyraclostrobin merupakan bagian dari kelompok strobilurin yang digunakan melindungi tanaman yang diakibatkan oleh cendawan. ZPT yang terdapat pada Cabrio berfungsi memacu pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan hasil jagung manis Varietas Bonanza. ZPT merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh tanaman dan memiliki peranan dalam proses regulasi metabolisme yang terjadi di dalam tumbuhan tersebut. Setiap tanaman mampu mensintesis sendiri ZPT untuk proses dan kelangsungan pertumbuhannya, namun untuk mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut perlu masukan ZPT dari luar. Pemberian ZPT selain untuk mempercepat pertumbuhan tanaman juga dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian. Kombinasi pemberian pupuk N dan ZPT pada konsentrasi yang tepat akan meningkatkan efisiensi pupuk N dan mongoptimalkan pertumbuhan dan hasil jagung manis Varietas Bonanza. Dalam budidaya Jagung Manis Varietas Bonanza, banyak penyakit yang menyerang pertanaman jagung yang disebabkan oleh fungi/jamur. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas jagung adalah dengan melakukan pencegahan adanya penyakit. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida sistemik. Salah satu jenis fungisida tersebut adalah Pyraclostrobin. Pyraclostrobin termasuk generasi baru dari fungisida yang banyak digunakan untuk melindungi tanaman yang bernilai tinggi. Selain sebagai fungisida, Pyraclostrobin dapat digunakan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman karena Pyraclostrobin juga mengandung unsur nitrogen (N) dan klor(Cl) yang diperlukan tanaman. Pyraclostrobin merupakan fungisida sistemik yang berbentuk emulsi yang dapat larut dalam air, yang juga berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan dan hasil tanaman. Penggunaan Pyraclostrobin diduga dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar tongkol, panjang tongkol, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji pipilan/tongkol, bobot 1000 butir dan hasil per hektar. Berdasarkan uraian diatas maka dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai, Efektifitas Zat Pengatur Tumbuh Pyraclostrobin Terhadap Pertumbuhan Jagung Varietas Bonanza.
4
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo, yang dilaksanalan selama tiga bulan, yaitu bulan Mei sampai dengan Juli 2013. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan yaitu benih jagung varietas CP1 (BONANZA), pupuk anorganik berupa pupuk urea, serta ZPT Pyraclostrobin. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : pacul, tugal, meteran, mistar, jangka sorong, timbangan digital, alat tulis, kamera. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 7 perlakuan yaitu : P0 = 0 ml/l air P1 = 0,5 ml/l air P2 = 1 ml/l air P3 = 1,5 ml/l air P4 = 2 ml/l air P5 = 2,5 ml/l air P6 = 3 ml/l air Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga seluruhnya terdapat 21 satuan petak penelitian yang berukuran 1,2 x 2,4 m. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dimulai dari penyiapan lahan, penyiapan alat dan bahan, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang. a. Pengolahan tanah Lahan yang digunakan adalah lahan yang sebelumnya digunakan untuk budidaya tanaman tomat. Ukuran anak petak sebesar 1,20 x 39 m dengan jumlah anak petak 21 buah anak petak. saluran drainase selebar 35 cm. Kemudian masingmasing anak petak di beri label sesuai perlakuan. b. Penanaman Penanaman dilakukan secara tugal sedalam 2-3 cm dengan jarak tanam 60x40 cm. Tiap lubang ditanam 1-2 butir benih jagung, setelah umur 1 MST dicabut salah satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan yang baik. c. Pemeliharaan
5
Penyiangan dilakukan sesering mungkin agar Jagung manis Varietas Bonanza jangan sampai terganggu gulma. Pada hari ke-20, dilakukan pembumbunan yang dibarengi dengan pemberian Urea sebanyak 150 kg/ha, (kebutuhan 0.088 gram pertanaman). Pemberian Urea diulangi kembali saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam, yaitu sebanyak 150 kg/ha, untuk menjamin kesempurnaan struktur daun dan pertumbuhan organ tanaman yang optimal. Zat pengatur tumbuh diaplikasi pada saat umur tanaman berumur 20, dan 40 hari setelah tanam. Parameter yang Diamati Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini adalah : a. Tinggi tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur batang utama tanaman dari atas permukaan media tumbuh sampai titik tumbuh tertinggi b. Jumlah Daun (helai) Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun tanaman disetiap cabang. c. Diameter Batang (cm) Pengamatan diameter batang diukur pada bagian pangkal bawah batang jagung, dilakukan setiap minggu setelah aplikasi Pyraclostrobin, menggunakan jangka sorong dengan cara mengukur batang 15 cm di atas permukaan tanah Aplikasi ZPT Pyraclostrobin terhadap pertumbuhan Jagung manis varietas Bonanza dapat ditunjukkan sebagai berikut. diamati
20 HST+ Urea
Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Diameter Batang (cm)
Aplikasi ZPT pyraclostrobi n
diamati
40 HST+ Urea
Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai)
Diameter Batang (cm) Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Sidik Ragam, oleh karena F hitung lebih besar dari F tabel maka dilakukan uji lanjut dengan BNT pada taraf uji 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013. Kondisi ril di Lapangan menunjukkan bahwa saat awal penanaman telah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan intensif tergantung keadaan cuaca. Prosentase perkecambahan benih jagung yang
6
digunakan 80%. Pada umur 1-2 MST dilakukan penyulaman pada benih-benih yang tidak tumbuh, sedangkan penyiangan dilakukan segera saat gulma muncul. Dari segi kondisi, sebagian besar wilayah penelitian yang berkedudukan di Kabupaten Gorontalo berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 – 2000 m di atas permukaan laut. Letak geografi Kabupaten Gorontalo, berada di antara 0º30–0º54’ Lintang Utara dan 122º07’–123º44’ Bujur Timur. Sementara keadaan topografi didominasi oleh kemiringan 15 – 40º (45 – 46%) dengan jenis tanah Latosol dan Podsolik yang sering disebut dengan tanah kebun karena dapat menyuburkan tanaman. Tanah Latosol merupakan tanah yang cukup subur dan memiliki tekstur yang dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam tanah sedangkan tanah Podsolik memiliki karakteristik kesuburan hingga sedang, karena karakteristik yang dimilikinya memerlukan perawatan dan perlakuan khusus agar bisa ditanami sehingga unsur hara dan keasaman tanah dapat ditingkatkan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo, 2010).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan ZPT Pyraclostrobin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang berpengaruh nyata pada umur 35 HST dan 42 HST, namun berbagai variasi konsentrasi ZPT Pyraclostrobin tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.Berikut ini diuraikan hasil dan pembahasannya pada parameter tinggi tanaman. Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 1 yang disajikan pada Lampiran 3a sampai 3d menunjukkan bahwa perlakuan ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata pada pengamatan tinggi tanaman. Berikut ini ditampilkan Tabel 1 tentang ratarata tinggi Jagung Varietas Bonanza pada berbagai konsentrasi ZPT Pyraclostrobin pada umur 28 HST – 49 HST. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Jagung Varietas Bonanza pada Berbagai Konsentrasi Pyraclostrobin Umur 28 HST – 49 HST Perlakuan
28 HST
Tinggi tanaman (cm) 35 HST 42 HST
49 HST
P0 (0 ml/l air ) P1 (0.5 ml/l air )
45.55 a
83.89 a
107.01 a
150.34 a
52.30 ab
89.30 ab
123.42 b
170.03 b
P2 (1 ml/l air )
54.86 ab
91.53 b
124.18 b
175.51 bc
P3 (1.5 ml/l air )
64.71 b
101.37 c
124.37 b
174.70 bc
P4 (2 ml/l air )
64.74 cd
105.07 c
123.75 b
177.09 bc
P5 (2.5 ml/l air )
68.96 d
105.74 c
126.40 b
178.59 c
P6 (3 ml/l air )
65.45 cd
100.68 c
126.25 b
173.97 bc
12.108
7.186
6.699
8.070
BNT 5 %
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT 5 % menunjukkan bahwa ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Tinggi tanaman 49 HST memiliki nilai tertinggi pada perlakuan ZPT Pyraclostrobin pada konsentrasi 2.5 ml/l air yaitu setinggi 178.59 cm. Hal ini diduga, pengaruh dari suatu ZPT tergantung pada spesies tumbuhan, menurut Dewi (2008), satu ZPT tidak
7
bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada umumnya keseimbangan konsentrasi dari beberapa ZPT yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan, dengan mempengaruhi pembelahan sel, perpanjangan sel, dan differensiasi sel. Setiap hormon, mempunyai efek ganda tergantung pada tempat, konsentrasinya, dan stadia perkembangan tumbuhnya. Selain tinggi tanaman, parameter penting yang diukur dalam penelitian ini adalah diameter batang. Adapun hasil dan pembahasan ditunjukkan berikut ini. Diameter Batang Parameter diameter batang merupakan salah satu indikator pertumbuhan untuk mengukur pengaruh perlakuan yang diterapkan. Pada penelitian ini, perlakuan ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata pada umur 34 HST dan 42 HST terhadap diameter batang selama pengamatan. Nilai rata-rata diameter batang berdasarkan hasil sidik ragam Lampiran 4a sampai 4d dapat ditunjukkan pada Tabel 2 yang . Tabel 2. Rata-rata Diameter Batang Jagung Varietas Bonanza pada Berbagai Konsentrasi Pyraclostrobin Umur 28 HST – 49 HST Perlakuan
0.79
tn
1.08 a
1.14 a
49 HST 2.06 tn
P1 (0.5 ml/l air )
0.80
tn
1.16 ab
1.25 b
2.33 tn
P2 (1 ml/l air )
0.98 tn
1.17 ab
1.28 bc
2.33 tn
P3 (1.5 ml/l air )
1.04 tn
1.18 b
1.34 bcd
2.33 tn
P4 (2 ml/l air )
1.08 tn
1.18 b
1.32 bcd
2.34 tn
P5 (2.5 ml/l air )
1.09 tn
1.19 b
1.38 d
2.35 tn
P6 (3 ml/l air )
1.08 tn
1.18 b
1.36 cd
2.43 tn
-
0.094
0.092
-
P0 (0 ml/l air )
BNT 5 %
28 HST
Diameter Batang (cm) 35 HST 42 HST
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT 5 % menunjukkan bahwa ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter diameter batang. Diameter batang 49 HST memiliki nilai tertinggi pada perlakauan ZPT Pyraclostrobin 2.5 ml/l air sebesar 2.43 cm. Hal ini diduga ZPT tumbuhan, diproduksi dalam konsentrasi yang sangat rendah, tetapi sejumlah kecil ZPT dapat membuat efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan organ suatu tumbuhan, menurut Dewi (2008), suatu ZPT dapat berperan mengubah ekspresi gen, dengan mempengaruhi aktivitas enzim yang ada, atau dengan mengubah sifat membran. Respon terhadap ZPT biasanya tidak begitu tergantung pada jumlah konsentrasi relatifnya dibandingkan dengan ZPT lainya, keseimbangan hormon dapat mengontrol perkembangan tumbuhan dari peran ZPT secara mandiri. Selain tinggi tinggi tanaman, dan diameter batang, parameter penting yang akan dibahas adalah jumlah daun. Adapun hasil dan pembahasan dideskripsikan berikut ini. Jumlah Daun
8
Berbagai variasi konsentrasi ZPT Pyraclostrobin ternyata tidak berpengaruh terhadap jumlah daun yang terbentuk yang diamati sejak umur 28 HST – 49 HST . Perlakuan ZPT Pyraclostrobin 2.5 ml/l air berpengaruh terhadap jumlah daun yang terbesar, yaitu 12.80 helai. Rata-rata jumlah daun berdasarkan hasil sidik ragam Lampiran 5a sampai 5d dengan aplikasi ZPT Pyraclostrobin disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Jagung Varietas Bonanza pada Berbagai Konsentrasi Pyraclostrobin Umur 28 HST – 49 HST Perlakuan P0 (0 ml/l air ) P1 (0.5 ml/l air )
28 HST 5.53
tn
Jumlah Daun (Helai) 35 HST 42 HST 7.53
tn
9.53
tn
49 HST 11.20 tn
6.13 tn
8.13 tn
10.13 tn
12.13 tn
tn
tn
tn
12.27 tn
P2 (1 ml/l air )
6.27
P3 (1.5 ml/l air )
6.03 tn
8.03 tn
10.03 tn
12.03 tn
P4 (2 ml/l air )
6.50 tn 6.80 tn 6.73 tn
8.33 tn 8.80 tn 8.73 tn
10.13 tn 10.80 tn 10.73 tn
12.00 tn 12.80 tn 12.40 tn
-
-
-
-
P5 (2.5 ml/l air ) P6 (3 ml/l air )
BNT 5 %
8.27
10.27
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT 5 % menunjukkan bahwa ZPT Pyraclostrobin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter jumlah daun. Jumlah daun 28 HST memiliki nilai tertinggi pada perlakuan ZPT phraclostrobin 2.5 ml/l air sebesar 12.80 helai. Tidak terjadinya pengaruh akibat pemberian ZPT Pyraclostrobin dapat disebabkan karena respon yang terjadi pada tiap aplikasi pyraclostrobin menunjukkan bahwa setiap perlakuan memiliki respon yang berbeda terhadap masukan dari lingkungan dan asupan nutrisi tanaman, Nasir (2002) menambahkan bahwa hasil maksimum dapat dicapai apabila kultivar unggul menerima respon terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek budidaya lainnya. Semua kombinasi input ini penting dalam mencapai produktivitas yang tinggi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
1. Penggunaan ZPT Pyraclostrobin tanaman berpengaruh pada tinggi tanaman (konsentrasi 2.5 ml/l air) pada diameter batang memberikan pengaruh nayat pada umur 35 HST dan 42 HST (konsentrasi 2.5 ml/l air), namun Jumlah daun tidak dipengaruhi oleh variasi konsentrasi ZPT Pyraclostrobin. 2. Konsentrasi ZPT Pyraclostrobin (2.5 ml/l air) memberikan efek terbaik terhadap pertumbuhan Jagung Varietas Bonanza. 5.2 Saran
9
Dapat dilakukan penelitian lanjutan terhadap penggunaan ZPT Pyraclostrobin dengan variasi dosis pupuk nitrogen (Urea) yang berbeda dan pada varietas tanaman jagung yang berbeda pula
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Gorontalo dalam Angka. Gorontalo. 15. Bartholomaeus, A. 2003.120hal.
2003.
Pyraclostrobin.
Pyraclostrobin
275-319
Hal
JMPR
Direktorat Gizi, 2000. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 22 hal. Jakarta Djojosumarto, P. 2008. Pestisida & Aplikasinya. Agromedia. Jakarta. 340 hal. Declercq, B. 2004. Pyraclostrobin. http://www.fao.org/ag/AGP/AGPP/ Pesticid/ JMPR/Download/2004_eva/Pyraclostrobinaf.pdf. [10 Juli 2011]. Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisologi Tumbuhan. Gramedia Jakarta . Hal.
232.
Dewi, Intan Ratna, 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon Bagi Pertumbuhan Tanaman. Makalah. Faperta, Universitas Padjadjaran . Bandung. Efendi, Suwarti, Zubachtirodin, 2011. Efektivitas Pyraclostrobin pada Pemupukan Nitrogen Terhadap Produksi Jagung. Balai Penelitian Serealia. Maros Irwanto. 2003. Pengaruh IBA (Indole Butyric Acid) terhadap Keberhasilan Stek Biti (Vitex cofassus Reinw.). http://www.freewebs.com/irwantoshut/ stek_biti.pdf. Diakses 14 Desember 2013. Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta. hal.
205
Nasir, M. 2002. Bioteknologi Molekuler Teknik Rekayasa Genetik Tanaman. Citra Aditya Bakti. Bandung. Purwono dan H. Purnamawati. 2008. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 139hal.
10
Purwono dan R. Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 64hal. Widyastuti, N. dan D. Tjokrokusumo. 2001. Peranan Beberapa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Tanaman pada Kultur Invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 3 (5): 55-63. Rochimi, DK. 2008. Produksi Bibit Biti (Vitex cofassus Reinw. ex Blume) Melalui Pembiakan Vegetatif. Skripsi. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tangendjaja, B., Y. Yusdja dan N. Ilham. 2002. Analisis Ekonomi Permintaan Jagung untuk Pakan. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Jagung tanggal 4 Juni 2002 di Bogor. Badan Penelitian dan Pengembanga Pertanian, Jakarta. Tjionger, M. 2006. Protephon 480 SL Biar Melon Cepat Masak dan Berkualitas. Tanindo.com/abdi 16/hal 1001/htm. Diakses tanggal 24 November 2013