EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : LAILATUL MUAROFAH NIM: 073111031
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Lailatul Muarofah
NIM
: 073111031
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 22 November 2011 Saya yang menyatakan,
Lailatul Muaraofah NIM: 073111031
ABSTRAK Judul : Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
Penulis: Lailatul Muarofah NIM : 073111031 Skripsi ini membahas tentang efektiftas penggunaan media LCD yang digunakan oleh guru Mata pelajaran Tarikh dalam memotivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Penelitian ini dilatar belakangi karena peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami materi Pelajaran Tarikh. Fokus penelitian ini mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Bagaimana Efektifitas Penggunaan Media LCD dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Sekolah tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan gambaran tentang efektifitas penggunaan LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada Mapel Tarikh. Datanya diperoleh dengan cara observasi, wawancara langsung, , studi dokumentasi, dan pemberian angket kepada peserta didik. Semua data dianalisis menggunakan teknik analisis diskriptif menggunakan logika deduktif dan induktif. Kajian ini menunjukkan bahwa media LCD yang digunakan oleh guru mapel Tarikh kelas VII efektif sebagai media pembelajaran dalam rangka memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh, hal ini terbukti dengan aktifitas belajar peserta didik di dalam kelas lebih aktif, suasana kelas yang kondusif, daya serap peserta didik akan materi yang disampaikan oleh guru lebih tinggi, peserta didik lebih giat dalam belajar mapel Tarikh, materi pelajaran tertuntaskan, serta guru Tarikh lebih kreatif dalam memilih dan mendisain media yang akan digunakan sebagai sarana menyampaikan materi pelajaran Tarikh. Temuan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi para guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana yang tersedia serta kemampuan guru, sehingga tercipta pembelajaran yang efektif guna tercapai tujuan yang diharapkan.
PERSEMBAHAN Sujud syukur aku panjatkan atas Rahmat dan karunia-Mu ya Allah, karenanya aku mengabdi dan menyembah-Mu, serta aku arungi samudra luas hidup ini. Kupersembahkan karya ini bagi orang-orang yang selalu setia menemaniku dalam meraih sebuah cita-cita dan impian dalam hidupku, teruntuk: _ Ayahanda Sholihin (Alm) dan Ibunda Siti Rohmah, yang selalu membimbing dan mendo’akanku di setiap sujud dan restu serta ridlonya adalah semangatku dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan rintangan, serta yang selalu memberikan pencerahan jiwa dan motivasi. Semoga karya ini menjadi pengganti rasa baktiku sebagai putri yang selama ini terabai oleh keinginan dan egoku. _ Mbak, Mas, dan Adikku tersayang (Mbak Fah dan Mas Ar), (mbak Us dan mas Lim) serta dik Umam. Terima kasih atas semua motivasi dan do’a-do’anya selama ini. Semoga kebahagiaan dan Ridlo Ilahi selalu menyertai kalian. _Gus Ali Muzakki Fahmi dan keluarga, terimakasih atas ketulusan dan keikhlasannya dalam menemani perjuanganku, semoga kesuksesan dan ridlo-Nya selalu mengiringi perjalanan hidupmu. _Keluarga besar Darso Tanoyo (Mbah Hj. Habibah, om fuad, bulek Wiwik, mas Bambang, mbak Retno, Vanny dan Rio) beserta keluarga yang telah menganggapku layaknya keluarga sendiri. Do’a serta motivasi kalian adalah pembangkit semangatku dalam mengarungi gelombang kehidupan ini. Terima kasih atas segala do’a dan dukungannya, hingga aku dapat apat menyelesaikan karya ini. Semoga suatu saat kita dapat dipertemukan pada suatu keadaan yang indah, yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. _ Bagi orang-orang yang selalu bersamaku dalam satu tawa satu air mata: Ana, Rose, Nike, Deny, , Mba’ Mut, Hafidzi, Zudit, serta keluarga besar PAI angkatan 2007. Terima kasih atas motivasi, do’a, serta kebersamaan kita selama ini. Kehadiran kalian memberikan warna dalam hidupku. _ Keluarga besar seperjuangan Tim PPL MTs N 1 Semarang angkatan 2010, dan Tim KKN Posko 76 Bangunsari, Canda tawa kita bersama adalah pelepas kelelahanku di saat kepenatan menyergap diriku. Terima kasih atas canda tawa, perjuangan, dan kebersamaan kita selama ini. Semoga pada kesempatan lain kita dapat berkumpul kembali. Semoga Allah SWT selalu menaungi kita semua dalam samudera dan keagungan rahmat-Nya Amiiin Yaa Robbal ‘Alamiiin
MOTTO
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. anNahl/16:125)1
1
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung ; Jumanatul „Ali Art, 2005), hlm.281.
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta beserta isinya, yang telah menganugerahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Terlebih bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang” tanpa menemui halangan yang berarti. Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di bumi. Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis hendak menghaturkan ungkapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja‟i, M. Ag, 2. Wali studi penulis Nasirudin, M. Ag, yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis selama duduk di bangku kuliah ini. 3. Pembimbing I Dr. H. Fatah Syukur, M. Ag. Dan pembimbing II Drs. Wahyudi, M. Pd, yang telah merelakan waktu, tenaga, dan pikirannya guna membimbing dan mengarah penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para dosen pengajar serta karyawan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 4 Semarang Darus Irfangi, S. Pd, beserta para guru dan staf karyawan, khususnya (Yakub Hendra Kusnawan S. Pd. I) yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Ketua Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Institut beserta para staff yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk memanfaatkan fasilitas dalam proses penyusunan skripsi.
7.
Ayahanda Sholihin (Alm) dan Ibunda Siti Rohmah beserta keluarga penulis yang telah mencurahkan segala kemampuannya semenjak lahir untuk memenuhi keinginan penulis untuk tetap melanjutkan studi dan yang selalu memberikan do‟a serta motivasinya dalam menghadapi berbagai rintangan dalam penulisan skipsi ini. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah ada.
8. Gus Ali Muzakki Fahmi dan keluarga, yang telah memberikan inspirasi dan senantiasa tulus ikhlas menemani perjuangan penulis. 9. Keluarga besar Darso Tanoyo. Yang memberikan motivasi dan dukungan sehingga membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Orang-orang yang setia menemani penulis, keluarga besar seperjuangan PAI angkatan 2007 dan Tim KKN IAIN Walisongo Posko 76 Bangunsari. Terima kasih atas segala semangat, perjuangan, canda tawa, dan kebersamaan kita. 11. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebut dan tulis satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan peran sertanya yang telah diberikan kepada penulis. Selain ungkapan terima kasih, penulis juga menghaturkan ribuan maaf apabila selama ini penulis telah memberikan keluh kesah dan segala permasalahan kepada seluruh pihak. Tiada yang dapat penulis berikan selain do‟a semoga amal dan jasa baik dari semua pihak tersebut di atas dicatat oleh Allah SWT sebagai amal shalih dan semoga mendapat pahala dan balasan yang setimpal dari-Nya. Harapan penulis semoga skripsi yang sifatnya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan segenap pembaca pada umumnya. Terlebih lagi semoga skripsi ini merupakan sumbangsih bagi almamater dengan penuh siraman rahmat dan ridlo Allah SWT. Amin Yaa Robbal „Alamin… Semarang, 22 November 2011 Lailatul Muarofah NIM: 073111031
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………….....
ii
PENGESAHAN………………………………………………………………
iii
NOTA PEMBIMBING……………………………………………………….
iv
ABSTRAK……………………………………………………………………
vi
MOTTO………………………………………………………………………
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………....
xi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………..
1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………
5
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………
5
BAB II : EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN
MEDIA
LCD
DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH A. Kajian pustaka......................................................................
7
B.
Media Pembelajaran……………………………………………..
9
1.
Pengertian Media Pembelajaran…………………………….
9
2.
Tujuan Media Pembelajaran………………………………..
10
3.
Manfaat Media Pembelajaran………………………………
11
4.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran……………………………
13
5.
Pemilihan Media Pembelajaran…………………………….
18
6.
Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran………………….
21
C.
Media LCD………………………………………………………
22
1.
Pengertian LCD……………………………………………..
23
2.
Tujuan dan Pemanfaatan Media LCD………………………
23
3.
Kelebihan dan Kekurangan Media LCD…………………..
24
D. Motivasi Belajar………………………………………………….
25
1. Pengertian Motivasi………………………………………….
25
2. Pengertian Motivasi Belajar…………………………………
26
3. Teori Tentang Motivasi……………………………………..
27
4. Jenis-Jenis Motivasi………………………………………….
29
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi………………
31
6. Fungsi Motivasi………………………………………………
32
Mata Pelajaran Tarikh……………………………………………
33
1. Pengertian Mata Pelajaran Tarikh…………………………...
33
2. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Tarikh……………….
34
3. Landasan Mata Pelajaran Tarikh…………………………….
35
Efektifitas Penggunaan Media Dalam Motivasi Belajar………..
37
E.
F.
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………..
41
B.
Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………..
41
C.
Data………………………………………………………………. 42
D. Sumber Data……………………………………………………..
43
E.
Fokus Penelitian………………………………………………….
44
F.
Teknik Pengumpulan Data………………………………………
44
G. Teknik Analisis Data……………………………………………..
47
BAB IV : ANALISIS
EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN
MEDIA
LCD
DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG A. Diskripsi Hasil Penelitian...................................................................
50
1. Letak Geografis Sekolah...............................................................
50
2. Sejarah Berdirinya Sekolah...........................................................
50
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Muhammadiyah 4 Semarang.............
51
4. Struktur Organisasi Pembantu Kepala Sekolah Tahun Ajaran 2010/2011..............................................................
52
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik...................................................
52
6. Sarana dan Prasarana Sekolah.......................................................
52
B. Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.............
53
C. Analisis Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang…………………………………………………………………
61
BAB V : PENUTUP A. Simpulan…………………………………………………………………. 101 B. Saran-Saran………………………………………………………………. 101 C. Penutup………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
102
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya alat-alat itu dapat merubah pikiran manusia, merubah cara kerja dan cara hidupnya. Begitu juga dengan pendidikan tidak lepas dari pengaruh teknologi.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin medorong upayaupaya dalam pembaharuan dan pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan di sekolah, tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Para guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana, itu semua merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.3 Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, apabila media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Upaya peningkatan proses dan hasil balajar perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat menunjang pembangunan Nasional. Upaya tersebut menjadi tugas semua tenaga kependidikan, walaupun demikian peran guru sangat menentukan sebab gurulah yang langsung dalam membina peserta didik di sekolah melalui proses belajar mengajar sehingga guru berperan aktif dalam membimbing dan mengorganisir terhadap kondisi belajar anak. Mata pelajaran Tarikh merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam yang merupakan ciri khusus yang diajarkan di Sekolah Islam di bawah naungan yayasan pendidikan Muhammadiyah. Secara substansial mata pelajaran Tarikh memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Pada umumnya pembelajaran Tarikh oleh guru kurang berhasil dalam menggairahkan peserta didik dalam penghayatan nilai-nilai secara mendalam yang ditujukan dengan pengungkapan ekspresi secara verbal. Guru masih mengamalkan gaya pengajaran konvensional dalam penyampaian ilmu Tarikh.
hlm. 2.
2
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 99.
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
Dalam konteks ini kelemahan pengajaran dan pembelajaran Tarikh terkait dengan cara pengajaran guru yang kurang mengembangkam media pembelajaran. Banyak peserta didik di SMP Muhammadiyah 4 Semarang mempunyai kesan bahwa mata pelajaran Tarikh adalah mata pelajaran yang sulit bagi mereka, terlebih pada proses pembelajaranya yang meniti beratkan pada membaca dan daya hafal, membuat peserta didik bosan, jenuh, terlebih tidak faham. Sehingga kesan yang diterima oleh peserta didik bahwa Tarikh itu sulit difahami dan membosankan. Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar, apabila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka peserta didik akan merasa bosan, perhatian berkurang berkurang, tidak sedikit peserta didik yang mengantuk pada saat proses pembelajaran, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi media pembelajaran dalam mengajar peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun perhatianya, demikian juga kemampuan berbicara. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan kelemahan indra yang dimilki tiap peserta didik dapat dikurangi, untuk menarik perhatian peserta didik misalnya guru dapat memulai dengan berbicara, kemudian menjelaskan materi lewat media pembelajaran. Dengan variasi seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap indra anak. 4 Menurut hasil pengamatan survey di berbagai sekolah, diketahui sebabsebab peserta didik kurang minat dan termotivasi belajar Tarikh karena guru menggunakan kaedah mengajar bercorak hafalan dengan menggunakan metode ceramah. Guru belum bisa mengadakan variasi dengan mengembangkan media pembelajaran guna menunjang keefektifitasan proses belajar mengajar. Menarik atau tidaknya materi pelajaran tidak hanya ditentukan oleh sosok figur guru tetapi oleh bagaimana guru mengadakan variasi media pembelajaran dalam menyampaikan materi tersebut. Dalam al-Qur‟an sudah dijelaskan tentang penggunaan media dalam proses belajar mengajar yaitu tercantum dalam surat al-„Alaq ayat 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S. al-Alaq/96:1-5).5 4
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005), hlm. 124-128. 5
M. Qurqish Sihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Vol. 15, hlm. 402.
Menurut Yusuf Qardhawi kata “kalam” secara etimologi adalah sarana untuk menulis, tetapi secara terminologi “kalam” adalah berbagai alat atau media yang dapat dipergunakan untuk sarana belajar atau mencari ilmu. 6Jadi jelas bahwa dalam proses belajar mengajar harus menggunakan media belajar guna mempermudah guru dalam menyampaikan bahan ajar serta membantu peserta didik dalam menerima bahan ajar. Media pendidikan merupakan suatu alat/ perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan peserta didik. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan peserta didik menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang profesional dan mampu menyelaraskan antara media pendidikan dan metode pendidikan.7 Media dalam mengajar memegang peranan yang sangat penting sebagai alat bantu untuk mencipatakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam pencapaiann tujuan proses belajar mengajar peranan alat bantu memegang peranan yang penting sebab dengan adanya media ini bahan pelajaran dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.8 Alat-alat teknologi pendidikan dapat merubah peranan guru. Disamping itu, guru juga timbul sumber-sumber belajar lainya. Namun peranan guru tidak akan dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Banyaknya alat-alat intruksional di negara-negara yang maju dapat juga membingungkan guru. Sukar bagi guru untuk memilih media yang paling baik diantara begitu banyaknya alat yang tersedia. Walaupun banyak penelitian tentang efektifitas media yang dapat atau tidak dapat digunakan dalam situasi belajar tertentu, dan juga belum ada dasar teoritis yang kuat yang menentukan media apa yang paling serasi untuk bahan pelajaran tertentu.9 SMP Muhammadiyah 4 Semarang merupakan sebuah bentuk lembaga pendidikan yang dalam proses pembelajaranya sudah menggunakan media pembelajaran berupa LCD proyektor pada setiap ruangan kelas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta membantu guru dalam menyampaikan bahan pelajaran agar lebih efektif. Dengan adanya latar belakang masalah tersebut, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian skripsi, yang berjudul EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA
6
Yusuf Qardhowi, al-Qur‟an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm. 236. 7 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 117. 8
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2008), hlm. 99. 9
Nasution, Teknologi Pendidikan, hlm. 100.
DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang perlu untuk dikaji, adapun permasalahan tersebut adalah: Bagaimana efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang ?. C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. 2. Manfaat penelitian a.
Bagi peserta didik 1) Dengan adanya penggunaan media LCD yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran Tarikh, diharapkan peserta didik termotivasi untuk belaja giatr ebih. 2) Diharapkan peserta didik memperoleh pemahaman yang konkrit setelah proses pembelajaran Tarikh dengan menggunakan media LCD. 3) Sebagai paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran sehinnga peserta didik lebih termotivasi dan tidak merasa jenuh serta lebih mudah memahami pelajaran.
b.
Bagi guru 1) Memberi gambaran bagi guru bagaimana efektifitas penggunaan media LCD dalam proses pembelajaran pada mapel Tarikh. 2) Memberikan inspirasi bagi guru dalam menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik.
c.
Bagi SMP Muhammadiyah 4 Semarang 1) Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Tarikh sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2) Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan masyarakat lebih antusias untuk memasukkan anak-anakya ke sekolah tersebut. d.
Bagi Peneliti 1) Mendapatkan pengalaman bagaimana pembelajaran Tarikh dilakukan dengan menggunakan media LCD 2) Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru, agar siap melaksanakan tugas dilapangan.
BAB II EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH Perubahan global dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi, terutama yang berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah menuntut adanya perubahan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam menjalankan tugasnya guru memerlukan bantuan media pembelajaran guna memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tidak dapat menggantikan posisi guru, dalam setiap proses pembelajaran. Peserta didik tetap memerlukan sentuhan psikologis dari seorang guru yang sangat berpengaruh terhadap motivasi peserta didik. Dalam bab II ini akan dibahas tentang landasan teori berkaitan dengan Media pembelajaran, Media LCD, Motivasi belajar dan mata pelajaran Tarikh. A. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa karya yang relevan dengan judul yang penulis buat. Dari sini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan skripsi yang di jadikan sandaran teori dan sebagai perbandingan dalam mengupas berbagai permasalahan dalam penelitian ini, sehingga memperoleh hasil penemuan baru yang betul-betul otentik. Diantaranya penulis paparkan sebagai berikut: Eko Alamul Huda (053111057) “ Analisis Deskriptif Terhadap Proses Pembelajaran SKI di SMP Hj. Isriati Baiturrahman Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran SKI yang dilakukan di SMP Hj. Isriati diwujudkan dalam lima komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, guru dan siswa. Pada praktiknya pembelajaran SKI masih memiliki problematika yang terjadi saat proses pembelajaran. Diantaranya adalah metode yang kurang bervariasi, media yang kurang mendukung serta keadaan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru anatara lain dengan tidak hanya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori saja akan tetapi juga pembelajaran inkuiri dan kooperatif digunakan agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tidak menganggap bahwa SKI adalah materi yang membosankan karena bersifat cerita saja ketika diajarkan siswa. Sukarno (03104017) “ Pengaruh penggunaan media terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI IPA SMAN 3 Semarang‟‟. Hasil penelitianya menunjukan bahwa media belajar yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai evaluasi Mata Pelajaran PAI.
Susmiyati (073111466) “Persepsi siswa tentang cara mengajar guru dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di kelas V MI Thoriqotul Islamiyah Luwang Tayu Pati tahun ajaran 2008/2009”. Hasil penelitianya menunjukan bahwa adanya pengaruh positif dari persepsi siswa tentang cara mengajar guru terhadap motivasi belajar. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas, sekilas memang adanya hubungan permasalahan dengan yang akan penulis teliti, yaitu sama-sama meneliti tentang permasalahan media pembelajaran dan motivasi belajar. Namun dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada efektifitas media belajar dan motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian penulis berkesimpulan, penelitian dengan judul " Efektifitas Penggunaan Media LCD dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang" belum pernah diangkat menjadi sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi, karena fokus penelitian maupun lokasi yang akan penulis lakukan berbeda. B. Media Pembelajaran Pada tahun 50an, media disebut sebagai alat audio visual, karena pada masa itu peranan media semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian namanya lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi peserta didik.10 1. Pengertian Media Pembelajaran Sebelum membahas tentang media pembelajaran lebih mendalam, terlebih dahulu kita pahami makna media pembelajaran tersebut. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa arab media adalah wasaail yang artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.11 Pengertian secara harfiah ini menunjuknan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber atau penyalurnya yaitu guru, kepada sasaran atau penerima pesan, yakni peserta didik.12
10
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, perencanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
2004), hlm. 121. 11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
hlm. 3. 12
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Fifamas, 2003), hlm.103.
Sedangkan AECT (Assosiation for Education and Communucation Technology) “mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”. Menurut NEA (Education Assosiation) mendifinisikan media adalah “sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional”. 13 Gagene (1970) mengatakan media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan. Sementara itu Briggs (1970) mengatakan media adalah wahana atau alat fisik yang dapat menyajikanpesan serta merangsang pembelajar untuk belajar.14 Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik untuk menyampaikan bahan pelajaran. Apabila penggunaan media tersebut digunakan dengan semestinya atau secara tepat, memungkinkan peserta didik lebih termotivasi dalam belajar. 2. Tujuan Media Pembelajaran Media dalam mengajar memegang peranan yang sangat penting sebagai alat bantu untuk mencipatakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam pencapaian tujuan proses belajar mengajar adanya media, bahan pelajaran dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Di dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam surat al-„Alaq ayat 4-5, yang berbunyi:
“Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S. al-Alaq/96:4-5)..15 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah mengajarkan manusia melalui perantara kalam (tulis dan baca), dengan tujuan mengajarkan manusia hal-hal apa saja yang belum manusia ketahui. Jadi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu dalam memberikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih afektif dan
13
Asnawir, Basirudin Usman, Media pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.
14
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011). hlm.3- 4.
15
M, Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera hati, 2002), Vol. 15, hlm. 402.
11.
efisien,16 Serta mempermudah peserta didik dalam memahami bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Tujuan pembelajaran sebagia alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut: a. Mempermudah proses pembelajaran dikelas b. Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan d. Membantu kosentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran.17 Jadi tujuan di gunakannya media pembelajaran secara umum adalah sebagai sarana alat bantu mempermudah guru dalam menyampaikan pesan (bahan ajar) kepada peserta didik, serta membantu kosentrasi peserta didik dalam memahami bahan ajar yang disampaikan oleh guru, meningkatkan efesiensi proses pembelajaran dan tercipta pembelajaran yang efektif. 3. Manfaat Media Pembelajaran Media Pembalajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar mengajar.18Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang berisi:
“Diriwayatkan dari abu Juhaifah, dia berkata: “ aku menanyakan Ali, apakah engkau mendapatkan suatu buku (yang diwahyukan kepada Nabi selain al-Qur‟an)?”, Ali menjawab tidak. Hanya kitab-kitab Allah dan kekuatan memahami yang dianugrahkan (Allah) kepada seorang muslim atau pada apa-apa (yang ditulis) di dalam sahifah (yang ada pada buku ini)” Abu Juhaifah bertanya “aku bertanya, Apakah yang ditulis dalam sahifah itu?, Ali menjawab isinya adalah tentang diyat (denda yang 16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2008), hlm. 99. 17
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, hlm. 4.
18
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, perencanaan pengajaran, hlm. 121.
19
Imam Al-Bukhori, Shahih bukhori juz 1, (Beirut:Darul Fikri, ), hlm. 37.
diberikan kepada si pembunuh kepada keluarga yang dibunuh), uang tebusan untuk membebaskan dari tawanan-tawanan dari tangan musuh, dan hukum dimana muslim tidak dibunuh secara qishos sebagai hak hukuman) bagi pembunuh terhadap orang kafir”.(HR. Bukhori) Dari hadist tersebut pada intinya bahwa media belajar baik itu berupa buku, merupakan sesuatu wadah/ penyimpan informasi dan bisa dijadikan petunjuk untuk memperoleh ilmu pengetahuan. dalam hal ini media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat mempermudah guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran lebih efektif. Secara umum manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lesan belaka). b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indra, misalnya: 1) Objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realita, gambar atau model. 2) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai atau gambar. 3) Gerak yang terlalu lambat atau cepat bisa dibantu dengan timelapse atau high speed photography 4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film dan video. 5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya desain mesin) dapat disajikan dengan model dan diagram. 6) Konsep yang terlalu luas (gunung merapi, gempa bumi, iklim) dapat divisualka dalam bentuk film. c.
d. e. f. g. h.
20
Dapat mengurangi sikap pasif anak didik, dalam hal ini: 1) Menimbulkan kegairahan belajar. 2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya.20 Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik. Media menghasilkan keseragaman pemanfaatan Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistik. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai dengan yang abstrak Fatah Syukur, Teknologi pendidikan, (Semarang: RaSAil Media Group, 2008), hlm. 26.
i.
Media pembelajaran dapat mempertingi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.21
Jadi maanfaat media pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu manfaat media pembelajaran bagi guru dan manfaat media pembelajaran bagi peserta didik. Adapun manfaat media pembelajaran bagi guru adalah: memberikan pedoman arah mencapai tujuan, memberikan kerangka sistematis mengajar dengan baik, membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran, membangkitkan rasa percaya diri seorang guru, dan meningkatkan kualitas pengajaran. Sedangkan manfaat media bagi peserta didik adalah meningkatkan motivasi belajar, memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik sehingga memudahkan peserta didik untuk belajar, merangsang peserta didik untuk berfikir dan beranalisis, dan menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.22 4.
Jenis-jenis Media Pembelajaran
Para ilmuan berbeda pembelajaran diantaranya adalah: a.
pendapat
tentang
klasifikasi
media
Rudi Bretz
Rudi Bretz (1977) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi dalam tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (lineargrapic) dan simbol. Disamping itu dia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) Media audio visual gerak 2) Media audio visual diam 3) Media audio semi gerak 4) Media visual gerak 5) Media visual diam 6) Media visual semi gerak 7) Media audio dan 8) media cetak.23 b.
Ducan
Hirarki media menurut Duncan, pada dasarnya hirarki Ducan disusun menurut tingkat kerumitan media yang dipergunakan. Semakin rumit media yang digunakan maka semakin mahal media itu dan sebaliknya. c. Briggs 21
Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 14-27.
22
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, hlm. 5.
23
Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 14-27.
Taksonomi menurut Briggs menggolongkan media dengan kesesuaian rangsangan dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan tranmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak pembelajaran terpogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, telivisi dan gambar. d. Edling Taksonomi menurut Edling media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subyek visual dan kodifikasi objetik audio, dua untuk pengalaman visual yaitu meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi subjektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda.24 e. Gagne Gagne membuat tujuh macam pengelompokan media pembelajaran yaitu antara lain: 1) Benda untuk demontrasi 2) Komunikasi lesan 3) Gambar cetak 4) Gambar diam 5) Gambar gerak 6) Film bersuara 7) Mesin belajar25 f.
Edgar Dale
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai pada hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut di kenal dengan kerucut pengalaman (Cone of experience). Hal in dapat dilihat pada gambar berikut:
24
Arif S Sadiman. dkk. Media pendidikan( pengertian, pengembangan dan pemanfaatanya), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.120-126. 25
Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 31.
Dari gambar kerucut pengalaman tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Direct, purposeful experiences (pengalaman langsung dan bertujuan) dapat diperoleh dengan cara berhubungan langsung dengan benda, kejadian dan keadaan yang sebenarnya. 2) Contrived experiences (pengalaman tiruan) yang diatur dapat diperoleh melalui benda-benda atau berbagai kejadian tiruan sehingga dapat memberikan kesan yang mendalam, memberkan arti yang sebenarnya, menambah pengertian, dan menghilangkan verbalisme. 3) Dramatized experiences (pengalaman dramatisasi) dapat dilakukan melalui penyajian dalam bentuk drama dari berbagai gerakan sampai ke permainan yang lengkap dengan pakaian dan dekorasi, sehingga dapat menarik perhatian dan para pelaku dapat menyelami watak yang diperankan, dapat melatih kerjasama, dan melatih penguasaan bahasa, suara, mimik, sikap, dan gaya. 4) Demonstration (demonstrasi) merupakan percontohan atau pertunjukan mengenai cara membuat atau melayani sesuatu proses pembelajaran. 5) Field trip (karyawisata) dapat dilakukan dengan membawa peserta didik ke objek yang ada diluar sekolah dalam rangka pembelajaran di kelas tersebut agar dapat memperkaya dan memperluas pengalaman peserta didik. 6) Exhibit (pameran) berfungsi untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan para peserta didk, perkembangan dan kemajuan sekolah para stake holder pendidikan, terutama masyarakat disekitar. 7) Televition (televisi) merupakan suatu media untuk menyampaikan pendidikan kepada para peserta didik secara keseluruhan. 8) Motion picture (gambar hidup) merupakan gambar yang diproyeksikan ke layar dengan kecepatan yang teratur dan
bergerak secara kontinyu sehingga benar-benar dapat mewujudkan gerak-gerik benda atau orang secara normal. 9) Recording, radio (rekaman, radio) dapat disampaikan berupa siaran radio dalam proses pembelajaran secara lebih efektif sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan motivasi peserta didik. 10) Picture (gambar) merupakan segala sesuatu yang diwujudkan dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran. 11) Visual symbols (lambang visual) merupakan suatu gambar yang secara keselurhan dari suatu yang dijelaskan suatu bentuk yang dapat visualisasikan. 12) Verbal symbols (lambang kata) dapat dijumpai dalam buku dan bahan bacaan lainya.26 Dari klasifikasi yang telah disampaikan oleh para ilmuan ahli media, Sudirman, dkk, memperinci klasifikasi mereka kedalam klasifikasi berdasarkan sesuatunya, diantaranya: a. Media pendidikan dilihat dari jenisnya, terbagi atas: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Media asli dan tiruan Media bentuk papan Media bagan dan grafis Media proyeksi Media dengar (audio) Media cetak dan printed materials27
Dan ada pula ilmuan yang berpendapat tentang media dilihat dari jenisnya, digolongkan ke dalam: 1) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara. 2) Media visual, yaitu media yang mengandalkan pengamatan indra visual. 3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. b.
Media
pendidikan
dilihat
dari
kecanggihan
medianya
dapat
digolongkan menjadi: 1) Media grafis Media ini sering disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster komik dan lain-lain. 26
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidkan Islam, hlm. 113-114.
27
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 237-238.
2) Media tiga dimensi Yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solit model), model penampang, model susun, model kerja, dan lainlain. 3) Media proyeksi Media ini digunakan dengan alat proyeksi, seperti slide, filmstrip, film, OHP dan lain-lain. 4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.28 c.
Media dilihat dari daya liputnya, media dibagi kedalam: 1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak. Penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta menjangkau jumlah anak didik dalam waktu yang sama. Contoh: radio, televisi. 2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, yaitu media yang penggunaanya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap. 3) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
d.
Media dilihat dari bahan pembuatanya, media dibagi menjadi: 1) Media kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatanya sulit diperoleh serta mahal harganya. Contoh: TV, radio, komputer. 2) Meda sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatanya mudah, dan penggunaanya tidak sulit. Contoh: gambar.29
Jadi jenis-jenis media pembalajaran secara umum dapat di klasifikasikan kedalam: media visual, media audio, media audio visual, dan media gerak. 5. Pemilihan Media Pembelajaran
28 29
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 237-238.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 212-213.
Bermacam-macam media yang digunakan untuk berkomunikasi dengan peserta didik. Pada umumnya gurulah sumber utama yang memberikan stimulus kepada peserta didik dalam belajar.30 Disamping itu juga diperlukan media lain untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Sebagaimana tertuang dalam hadits yang diriwatkan oleh Imam Bukhori, yang berbunyi:
“Diriwayatkan dari Abdillah R.A dia berkata: Nabi telah membuat garisgaris berbentuk persegi dan beliau juga memberi tanda pertengahan gambar tersebut, dan garis tersebut berada di luar area gambar. Nabi kemudian memberi garis kecil pada pertengahan gambar tersebut yang ditarik keluar dari area gambar , beliau berkata inilah manusia dan inilah ajalnya, apakah dia mampu mengendalikan/memanfaatkanya ataukah dia yang akan dikendalikanya. Dan Nabi juga berkata inilah angan-angan yang tidak terjangkau/tidak dapat diraihnya, adapun garis-garis kecil merupakan perumpamaan dari musibah jika dia melakukan suatu kesalaan maka akan menerima akibatnya. Jika dia melakukannya maka akan menerima akibatnya (tauhid Lafdhi/penguatan secara lafadz)”.(HR. Bukhori) Bahwa dalam menggunakan media pendidikan sebagai alat komunikasi khususnya dalam hubunganya dengan masalah proses belajar mengajar, kiranya harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang objektif. Sebab penggunaan media pendidikan tidak sekedar penampilan program pengajaran ke dalam kelas. Kerena harus dikaitkan dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai, strategi belajar mengajar dan bahan. Pemilihan sekaligus pemanfaatan media pendidikan perlu memperhatikan kriteria berikut, antara lain: a. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. b. Keterpaduan (Validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari 30
S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 194. 31
Imam Abi Zakariyah Ibnu Tsarif An-Nawawi Admasqie, Riyadus Solihin, (Beirut: Darul fikri, 1994), hlm. 128.
c.
Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan. d. Ketersediaan, Pemilihan perlu memperhatikan ada atau tidak media tersedia di perpustakaan atau disekolah serta mudah sulitnya diperoleh. e. Mutu teknis, media harus memiliki kejelasan dan teknik. Maksudnya media yang dipilih seharusnya apa yang akan disampaikan kepada peserta didik secara tepat dan berhasil guna. f. Biaya, biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.32 g. Kegunaan, setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendirisendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan. h. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media, betapa pun tingginya nilai kegunaan media, hal itu tidak akan memberikan manfaat yang optimum, jika guru kurang atau belum menanganinya dengan baik.33 Menurut Prof. Drs. Hartono Kasmadi M.Sc. bahwa didalam memilih media pendidikan perlu di pertimbangkan adanya 4 hal, yaitu: a. Pertimbangan produksi 1) 2) 3)
b.
Availability, yaitu tersedianya bahan Cost, (harga) Physical condition, yaitu kondisi fisik suatu media pembelajaran. 4) Accessibility to student (mudah dicapai) yaitu hendaknya pembelajaran media pendidikan yang dwi fungsi, guru dapat mempergunakanya dan peserta didik dengan mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru. 5) Emotinal impact, maksudnya pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan media pendidikan harus bernilai estetika sebab akan lebih menarik untuk menimbulkan motivasi. Pertimbangan peserta didik 1) Student characteristics (watak peserta didik), maksudnya guru harus mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang peserta didik. 2) Student relevance, maksudnya (sesuai dengan peserta didik), bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan belajar. 3) Student involvement (keterlibatan peserta didik). Maksudnya bahan yang disajikan akan memberikan kemampuan peserta didik dan
32
Harjanto, Perencanaan Pengajaran. Hlm. 238-239.
33
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, hlm. 121.
c.
d.
kemampuan dan keterlibatan peserta didik secara fisik dan mental (peran aktif peserta didik) untuk meningkatkan potensi belajar. Pertimbangan isi 1) curriculum relevansi maksudnya penggunaan media harus sesuai dengan kurikulum. 2) Content-soundnees maksudya media yang digunakan mengikuti perkembangan zaman tidak ketinggalan zaman. 3) Presentasion maksudya mengenai cara ketepatan menggunakan media. Pertimbangan guru 1) Teacher utilization, guru harus dapat mempertimbangkan dari segi pemanfaatan media yang akan digunakan. 2) Teacher peace of mind, maksudya media yang digunakan oleh guru harus dapat memecahkan permasalahan jangan malah menimbulkan masalah.34
Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran adalah harus sesuai dengan: tujuan pengajaran, bahan pelajaran, metode pengajaran, tersedianya sarana dan prasarana, pribadi guru, minat dan kemampuan peserta didik, dan situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. 6. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain: a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan. b. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapai dalam dalam proses belajar mengajar. c. Guru hendaknya menguasai teknik-teknik dari suatu media yang digunakan. d. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran e. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis dan bukan sembarangan menggunakanya. f. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan Multy media yang
34
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, hlm. 241-243.
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.35 Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu berlangsung pengajaran setidak-tidaknya digunakan oleh guru pada situasi sebagai berikut: a. Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami peserta didik. b.
Terbatasnya sumber pengajaran
c.
Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui penuturan kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah lama mengajar
d.
Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan mendengarkan uraian guru.36
Jadi prinsip penggunaan media yang perlu diperhatikan secara umum adalah: guru harus menguasai tehnik-tehnik penggunaan media yang akan digunakan, guru harus pandai membaca situasi lingkungan pembelajaran dan kondisi peserta didik sehingga dengan mudah guru dapat memilih media yang sesuai. Dengan hal ini akan tercipta penggunaan media yang efektif dan efesien . C. Media LCD Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, media pembelajaran pun mengikuti perkembangan yang cukup pesat mulai dari media pembelajaran yang sifatnya sederhana sampai media pembelajaran yang sifatnya rumit. Dalam hal ini munculnya LCD proyektor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. 1. Pengertian LCD Proyektor LCD (Liquit Crystal Display) merupakan salah satu alat optik dan elektronik. Sistem optiknya efesien yang menghasilkan cahaya amat terang tanpa mematikan (menggelapkan) lampu ruangan, sehingga dapat memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar yang dapat dipancarkan dengan baik ke layar.37
35
Nana sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1997),
36
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 239-241.
37
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 129.
hlm. 6.
Jadi media LCD adalah sebuah alat elektronik berupa layar proyektor berfungsi menampilkan gambar visual, sebagai sarana pendidikan yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Tujuan dan Pemamfaatan LCD. Tujuan penggunaan LCD Proyektor sebagai media pembelajaran guna memberikan memotivasi peserta didik, merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari dan memberikan rangsangan pelajaran baru serta mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. jenis LCD proyektor yang sering digunakan proses dalam pembelajaran adalah proyektor jenis LV-5200. Untuk menggunakan atau mengoperasikan proyektor ini membutuhkan dan menggunakan bantuan komputer. Program informasi didesain melalui program komputer dengan program power point (slide).38 Beberapa hal yang perlu disiapkan guru dalam pembelajaran menggunakan LCD proyektor antara lain: a. Guru sebaiknya sudah dapat mengoperasikan LCD proyektor dan komputer b. Cantumkan point-point penting saja dalam power point c. Gunakan warna-warna yang menarik d. Gunakan animasi secukupnya agar tidak mengganggu e. Hindari suara dari animasi karena dapat menggangu pembicaraan guru f. Gunakan foto-foto secukupnya g. Bila memungkinkan gunakan film pendek h. Segera diminimize-kan apabila power point tidak sedang digunakan i. Prinsip satu slide satu menit j. Jangan terlalu banyak slide dalam setiap sesi, maksimal 20 slide.39 3. Kelebihan dan Kekurangan LCD LCD proyektor sekarang sudah banyak di pakai sebagai sarana media pembelajaran di setiap satuan pendidikan guna meningkatkan kualitas mutu pembelajaran, tapi pada kenyataanya media LCD proyektor ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Adapaun kelebihan dan kekurangan media LCD proyektor ini adalah: a. Kelebihan LCD Proyektor 1) Dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta didik.40 2) Pesera didik dapat menentukan sendiri materi belajar yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan 38
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran.,hlm. 130.
39
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008). hlm.145. 40
Suryanto, M, Multimedia, (Yogyakarta: Andi offset, 2005). hlm180-184.
3) Memberikan motivasi yang lebih tinggi, karena tampilannya menarik 4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan materi pembelajaran yang autentik dan dapat berinteraksi lebih luas.41 5) LCD proyektor merupakan media audio visual dan gerak Dengan tampilan audio visual gerak, dapat memenuhi perbedaan gaya belajar yang dimiliki peserta didik. 6) Bisa digunakan dalam kelas yang ukurannya luas dengan volume peserta didik yang banyak. 7) Semua pandangan peserta didik fokus pada tampilan layar. 8) Untuk menghindari penggunaan umum dari teks yang berlebihan bila disajikan dalam program power point. 9) Guru dapat menerangkan secara runtut karena sudah terprogram dalam power point.
b.
Kekurangan LCD Proyektor 1) Harga
seperangkat
LCD
Proyektor
dan
komputer
serta
perlengkapanya masih cukup mahal 2) Keterbatasan teknis dan teoris serta penerimaan terhadap teknologi.42 3) Peserta didik cenderung tertarik pada gambar dan suara, bukan fokus pada subtansi materi. 4) Apabila terjadi pemadaman listik media LCD tidak dapat difungsikan. 5) Karena dihubungkan dengan komputer data yang yang disimpan dalam bentuk file dapat terinjeksi virus sehingga bisa saja hilang.
D.
Motivasi Belajar
1.Pengertian Motivasi 41
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 130.
42
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 132.
Motivasi berasal dari bahasa inggris motive, dan bahasa latin movere yang berarti dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah.43 Menurut Baron motivasi adalah “the force that energizas and direct a behavior towards a goal”.44motivasi menurut Baron adalah kekuatan yang memberi tenaga untuk melakukan suatu perbuatan kearah mencapai tujuan. Gates dan dkk. Menyebutkan motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakanya dengan cara tertentu.45 Dapat disimpulkan motivasi adalah kondisi fisiologi dan psikologi yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. 2.Pengertian Motivasi Belajar Belajar menurut Howard L, Kingsley sebagai berikut: “ Learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.”Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latian.46 Menurut Pidarta, belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakanya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannyakepada orang lain.47 Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksi dan penerimaannya, dan sebagainya serta aspek lainya yang ada pada individu.48 Jadi belajar adalah proses perubahan pada individu sebagai hasil dari pengalaman individu tersebut dalam interaksinya dengan lingkungan, dan perubahan tersebut berbentuk perubahan dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. 43
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) , hlm. 61. 44
Tan Oong Seng, et. All, Education Psychology: A practitioner-Researcher Approach, (Singapore: Thomson, 2003), hlm. 276. 45
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 101.
46
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan(Landasan kerja pemimpin pendidikan), (Jakarta: PT. Rineka Cipt, 2006). hlm. 104. 47
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran(Landasan dan Aplikasinya), ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 62. 48
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 28.
Dari pengertian diatas dapat diperoleh pengertian Motivasi belajar adalah keseluruan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arahan pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.49 Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya sangat khas yaitu dalam ghirah atau semangat belajar. siswa yang motivasinya kuat akan mempunyai banyak energi dalam belajar. Hasil penelitian dari para ahli psikolog menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara motivasi dan belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkahlaku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah semangat proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan prilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.50 3.Teori Tentang Motivasi Banyak ahli psikologi yang mengekemukakan teorinya tentang motivasi diantaranya: a. Teori motivasi menurut Maslow Abraham H Maslow seorang ahli psikologinya dalam buku yang berjudul Motivation and personality mengungkapakan teori yang dikaitkan dengan pemuasan dengan berbagai kebutuhan manusia. Menurut Maslow manusia memiliki sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikanya pada lima tingkat atau herarki (hierarchy of need) yaitu: 1) Kebutuhan fisiologis, yaitu meliputi kebutuhan fisik atau kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan). 49
W.S. Winkel, psikologi pendidikan dan evaluasi belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983) ,
hlm. 36. 50
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 162-163.
2) 3) 4)
5)
Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan ini meliputi rasa aman pada fisik dan rasa aman pada psikis. Kebutuhan sosial, kebutuhan ini meliputi kebutuhan individu akan interaksi dengan lingkungannya. Kebutuhan yang mencerminkan harga diri, maksudnya, setiap orang ingin mendapatkan pengakuan atas dirinya, seperti keinginan mendapatkan jabatan, pangkat dan lain-lain. Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kesempatan untuk menimba ilmu dan pengetahuan baru serta menggali pengetahuan baru.
b. Teori motivasi menurut Douglas McGregor. Dalam bukunya yang berjudul the human side of Enterprise, Douglas McGregor mengemukakan pendapatnya yang menyatakan bahwa manager menggolongkan para bawahanya pada dua kategori berdasarkan asumsi tertentu. Kategori yang pertama bawahan yang memiliki sifat malas bekerja, sering datang terlambat dan lain-laian. Kategori yang kedua yaitu bawahan yang memiliki sifat ulet, rajin dan sebagainya. Dalam hal ini manager akan berhasil dengan memberikan motivasi negatif untuk menggerakkan bawahan kategori pertama, dan menggunakan motivasi positif untuk mengerakkan bawahan kategori kedua. c. Teori „ERG‟ Cliyton Alderfer, seorang guru besar di universitas Yale di Amerika Serikat, Alferder mengetengahkan teori yang mengungkapkan bahwa, manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan „inti‟ (core needs) yang disebutnya eksistensi, hubungan dan pertumbuhan (Existence, Relatedness, and Growth—ERG) Sepintas teori Alferder mirip dengan teori Maslow. Memang demikian dengan perbedaan satu yang mendasar, yaitu bahwa ketiga kelompok kebutuhan yang dikemukakan oleh Alferder dapat timbul secara simultan dan pemuasannya pun tidak dapat dilakukan „sepotong-sepotong‟ akan tetapi ketiga –tiganya sekaligus, meski dengan intensitas yang berbeda-beda. d. Teori motivasi menurut David McCleiland David McCleiland adalah ahli psikologi dari universitas Harvard, teori motivasi yang dikemukakannya dikenal dengan teoti kebutuhan, yang secara luas dan mendalam dibahas dalam karya tulis yang berjudul the echieving society. Pakar ini menggolongkan kebutuhan manusia dalam tiga jenis yaitu, keberhasilan, kekuasaan dan afiliasi yang dikemukakan dalam bentuk „rumus‟, yaitu need for achievement (n.Ach.), need for power (n.Pow), dan need for affiliation (n,Aff) e. Teori evaluasi kognitif menurut P.C. Jordan. Inti teori ini ialah pandangan yang mengatakan bahwa pengaruh motivasi intrinsik berkurang apabila seseorang termotivasi oleh dorongan yang brsifat ekstrinsik. Teori ini menekankan bahwa apabila faktor-faktor
motivasional yang bersifat ekstrinsik kuat, maka motivasi intrinsik melemah. 51 4.Jenis-jenis Motivasi Berbicara tentang macam atau jenis motivasi bisa dilihat dari sudut pandang, diantaranya: a. Motivasi dilihat dari dasar bentuknya, yaitu: 1) Motivasi bawaan Motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk makan, minum, bergerak, istirahat dan lainya
2) Motivasi yang dipelajari Motivasi yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan.52 b. Motivasi dilihat dari sumber asalnya adalah: 1) Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik sering disebut juga motivasi murni, motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri siswa sendiri misalnya, mengembangkan sikap untuk berhasil, keinginan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu dan lain-lain. Jadi, motivasi ini timbul tanpa dari luar. Dalam hal ini pujian dan hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan oleh karena itu tidak menyebabkan peserta didik belajar untuk mendapatkan pujian dan hadiah itu. 2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti rangking, ijazah dan lainlain. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran disekolah tidak selalu menarik siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar.53 51
Sondang p. Siagian, Kiat Meningkatkan Produkfitasn Kerja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta karya, 2009), hlm. 102-107 52
Sadirman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo persada, 2001), hlm. 21. 53
163.
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 162-
Agar para siswa memiliki motivasi yang tinggi, beberapa usaha perlu dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi, diantaranya: a. Menjelaskan mamfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Tujuan yang jelas dan mamfaat yang betul-betul dirasakan oleh siswa akan membangkitkan motivasi belajar. b. Memilih materi atau bahan pelajaran yang benar-bear dibutuhkan oleh siswa. c. Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan siswa dan banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan berpartisipasi d. Memberi kesempatan siswa untuk sukses. e. Memberi kemudahan dan bantuan dalam belajar. f. Berikanlah pujian, hadiah atau ganjaran g. Penghargaan terhadap pribadi anak.54 h. Adakan persaingan sehat, persaingan atau kompetisi yang sehat dapat membangkitkan motivasi belajar.55 i. Dorongan dari guru untuk mengembangkan kreativitas j. Memberikan umpan balik siswa mengenai kemajuan pribadi mereka sendiri. k. Pembelajaran harus percaya pada kemampuan diri mereka. l. Libatkan kelas dalam pengambilan keputusan. m. Beri siswa tanggung jawab atas pembelajaran mereka.56 5.Faktor-faktor Yang Mempengarui Motivasi Belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik antara lain: a. Drive atau desakan yaitu dorongan yang diarahkan keadaan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. b. Motif adalah dorongan yang terarah pada pemenuhan psikis atau rohaniah c. Kebutuan atau need adalah suatu keadaan dimana suatu individu merasakan kekurangan atau ketiadaan suatu yang diperlukannya. d. Keingingan atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki suatu yang dibutuhkan.57
54
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. hlm. 71-72.
55
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanan Pengajaran, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 29. 56
Gavin Reid, Motivating Learners In The Classroom: Ideas and strategi, penerjemah Hartati Widiastuti, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), hlm. 24-31. 57
Gavin reid, penerjemah Hartati widiastuti, Memotivasi siswa di kelas: Gagasan dan strategi, Hlm. 24-31.
Ada beberapa Unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, yaitu antara lain: a. Cita-cita dan aspirasi siswa Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan berjalan, makan, berebut mainan dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. b. Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Seperti keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. c. Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani mempengaruhi motivasi belajar. d. Kondisisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Siswa memilki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan. Guru adalah seorang pendidik yang profesional, ia bergaul setiap hari dengan puluhan bahkan ratusan siswa. Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah58 Jadi faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik anatara lain: Cita-cita dan aspirasi peserta didik, kemampuan peserta didik, kondisi peserta didik, lingkungan peserta didik, dan upaya guru dalam pembelajaran. 6.Fungsi motivasi Motivasi sangat penting dalam segala sesuatu, hal itu juga dapat dipahami karena motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkahlaku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi juga mendorong timbulnya perbuatan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. 58
97-100.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, PT. Rineka cipta, 1999), hlm.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka motivasi memiliki fungsi sebagai berikut: a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau suatu perbuatan, maka tanpa motivasi tidak akan tmbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang didinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.59 Jadi fungsi utama motivasi adalah pendorong, pengarah, dan penggerak timbulnya perbuatan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. E. Mata Pelajaran Tarikh 1. Pengertian Mata Pelajaran Tarikh Secara bahasa Tarikh dalam bahasa inggris adalah history yang berarti sejarah.60 Mata pelajaran Tarikh merupkan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP Islam di bawah naungan lembaga pendidikan Muhammadiyah yang menjadi salah satu mata pelajaran ciri khusus, yang ditetapkan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP. Muhammadiyah, yang secara subtansial mapel Tarikh ini sama seperti mata pelajaran SKI yang ada di Madrasah pada umumnya yang berisikan sejarah perjalanan Nabi Muhammad dan Sahabat-sahabatnya dari zaman dahulu dalam Mensyiarkan ajaran agama Islam sampai dengan masuknya Islam ke Indonesia. 2. Tujuan pembelajaran Mata Pelajaran Tarikh Di dalam perserikatan muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, sejak awal berdirinya tahun 1912 hingga sekarang telah menempatkan pendidikan menjadi salah satu ujung tombak atau wahana strategis dakwahnya. Oleh karena itu mata pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan baik isi, jiwa, maupun semangatnya harus merupakan satu kesatuan yang utuh dari keseluruhan bentuk, jenjang, atau kegiatan serta kelembagaan pendidikan pada perguruan Muhammadiyah.61 Pendidikan Al-Islam dan kemuhammadiyahan bertujuan untuk: 59
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar. hlm. 161.
60
Abd. Bin Nuh, Umar Bakri, kamus Indonesia- Arab- Inggris, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2003), hlm. 250. 61
Majelis DIKDASMEN, Al-Islam (Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2008). Hlm. II.
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Al-Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sesuai al-Qur‟an dan as‟Sunah. b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlakul karimah, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, kreatif, inovatif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah sesuai alQur‟an dan as-Sunah. c. Menanamkan, menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ajaran islam serta mendakwahkanya secara berorganisasi sesuai dengan petunjuk al-Qur‟an dan as-Sunah. Melalui pemahaman gerakan, organisasi dan amal usahanya, dengan tujuan menanamkan rasa tanggung jawab ke dalam diri peserta didik, dimaksudkan agar dapat menjadi kader Muhammadiyah yang merupakan pelopor,
pelangsung,
penerus
dan
penyempurna
amal
usaha
muhammadiyah.62 Jadi tujuan Mapel Tarikh yang diajarkan di sekolah-sekolah di bawah naungan LP. Muhammadiyah adalah mengembangkan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang sejarah atau fenomena masyarakat Islam masa lalu untuk dijadikan ibrah sehingga dapat terinternalisasi pada diri setiap peserta didik untuk bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3.
Landasan pelajaran Tarikh.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar pendidikan Al-Islam dan kemuhammadiyahan merupakan pengembangan dari Standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2005, tentang standar isi. Yang dimaksud dengan pengembangan adalah perluasan dan pendalaman dari standar isi, sebagai ciri khas dan nilai 62
Isi, hlm. 2.
Majelis DIKDASMEN PP. Muhammadiyah, Standar kompetensi lulusan dan Standar
tambah yang akan diterima oleh peserta didik pada satuan pendidikan muhammadiyah. Dengan perluasan dan pendalaman ini diharapkan para peserta didik pada satuan pendidikan muhammadiyah akan memperoleh bekal yang lebih memadai bagi pertumbuhan pribadi sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan warga negara yang baik berdasarkan nilainilai pedoman hidup islam warga Muhammadiyah serta matan, keyakinan, dan cita-cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah. Ruang lingkup Mata pelajaran sebagai ciri khusus dari satuan pendidikan yang berada dibawah naungan PP. Muhammadiyah adalah: a. al-Qur‟an hadits b. Aqidah c. Akhlak d. Fiqih/ (Ibadah dan Muamalah) e. Tarikh dan kebudayaan Islam f. Kemuhammadiyahan. Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah.63 Di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sisitim pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan Agama Islam, yang bermaksud untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.64 Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-asul, perkembangan, peranan kebudayaan Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam dimasa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani Ummayah, Bani Abbasiyah, Ayyubiyah, sampai perkembangan Islam di Indonesia. Secara subtansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam 63
Majelis DIKDASMEN PP. Muhammadiyah, Standar kompetensi lulusan dan Standar
Isi, hlm. 2. 64
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 48-52.
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk meraih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemanpuan sebagai berikut: a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran nlai-niai dan norma-norma yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat islam di masa lampau. e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islam. meneladani tokoh-tokoh berprestasi dab mengaitkanya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.65 F.
Efektifitas Penggunaan Media Dalam Motivasi Belajar
Pengajaran di sekolah semakin berkembang. Dimulai dari pengajaran tradisional yang memiliki ciri konservatif berkembang menuju sistem pengajaran modern, yang memiliki ciri sesuai dengan kemajuan zaman. Dalam tahap-tahap perkembangan itu, terdapat perubahanperubahan dalam sistem pengajaran dengan semua aspek dan unsurunsurnya.66 Interaksi guru-peserta didik sebagai makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Mengingat kedudukan peserta didik sebagai subyek dan juga sebagai objek dalam pengajaran maka inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Keterpaduan proses belajar peserta didik dengan proses mengajar guru sehingga terjadi interaksi belajar mengajar tidak datang begitu saja dan tidak tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang seksama. 65
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 52. 66
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar , hlm. 55.
Pengaturan sangat diperlukan terutama dalam menentukan komponen dan variabel yang harus ada dalam proses pengajaran tersebut. Perencanaan dimaksudkan merumuskan dan menetapkan interelasi sejumlah komponen dan variabel sehingga memungkinkan terselenggaranya pengajaran yang efektif. Ciri pengajaran yang efektif salah satu diantaranya dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa, makin tinggi peluang berhasilnya pengajaran. Ini berarti kegiatan guru mengajar harus merangsang siswa melakukan berbagai kegiatan belajar. Setiap proses pengajaran di sekolah sebaiknya terdiri atas kegiatan belajar individu, kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar klasikal. Namun, sebaiknya lebih banyak mengembangkan kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar mandiri. Kegiatan belajar klasikal berfungsi sebagai dasar atau landasan bagi kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar mandiri, serta berfungsi sebagai usaha dalam membuat kesamaan pendapat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam kegiatan interaksi edukatif biasanya dipergunakan alat material dan non material. alat material termasuk alat bantu audiovisual di dalamnya. Penggunaan alat bantu audivisual dalam proses interaksi edukatif sangat didukung oleh Dwyer (1967) salah satu tokoh aliran realisme. Aliran realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan audio visual yang mendekati realitas. Menurut Miller dan kawan-kawan (1957) lebih banyak sifat bahan audiovisual yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar. Karenanya, ada kecenderungan dari pihak guru untuk memberikan bahan pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan penjelasan yang mendekati realitas kehidupan dan pengalaman anak didik.67 Alat/ media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai pelengkap, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat material (audiovisual) mempunyai sifat sebagai berikut: a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi b. Kemampuan untuk menngkatkan Pengertian c. Kemampuan untuk meningkatkan Transfer (pengalian) belajar d. Kemampuan untuk Memberikan penguatan e. Atau penguatan hasil yang dicapai f. Kemampuan untuk meningkatkan Retensi (ingatan).68
67
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 19-20. 68
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, strategi belajar mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.47.
Kriteria keefektifitasan suatu media dalam pembelajaran adalah apabila media tersebut dapat mengkomunikasikan isi pesan (bahan ajar) yang akan disampaikan oleh sumber (guru) kepada sasaran yang ingin dicapai (peserta didik).69 Ada beberapa kriteria menilai keefektifan suatu media, (Hubbard 1983) mengemukakan kreteria untuk menilainya, adapun itu sebagai berikut: Biaya. Karena biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu sendiri, Ketersediaannya fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ruangan kelas, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan. Maka semakin banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah media pembelajaran maka semakin baik media tersebut. Kreteria diatas lebih diperuntukkan bagi media pembelajaran yang bersifat konvensional. Sedang untuk pembelajaran dengan menggunakan program komputer dan proyektor LCD dalam pembelajaran, Thorn (1995) mengajukan beberapa kriteria untuk menilai multimedia yang interaktif, antara lain : Kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu belajar komputer terlebih dahulu. Kandungan kognisi yang berupa pengetahuan dan presentasi informasi, kedua kriteria ini untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program itu telah memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik atau belum. Integrasi media, dimana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan yang harus dipelajari. Untuk menarik minat peserta didik program harus mempunyai tampilan yang artistik maka etestika juga sebuah kriteria. Fungsi secara keseluruhan, program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik sehingga seseorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu. Kecenderungan pembelajaran dengan program komputer yang integratif memberikan penekanan pada pengintegrasian berbagai kompetensi yang ingin dicapai dengan pengalaman pembelajaran melalui penglihatan, pendengaran, dan gerakan (animasi), dan mengintegrasikan teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran. Lee (1996) merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran antara lain alasannya pengalaman, motivasi, peningkatan pembelajaran materi yang autentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.70
69
Raharjo, “Media pendidikan”, dalam Chabib Toha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998), hlm.269. 70
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 130-131.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan.71
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor). Sementara Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungna dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya.72 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah penelitan lapangan. Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian lapangan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata baik tulis atau lisan dari objek yang diamati. Penelitian ini bersifat umum dan bisa berkembang sesuai dengan situasi di lapangan.
B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Sekolah ini adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang dibawah naungan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah yang berada di perkotaan dan letaknya sangat strategis, yaitu tepatnya di Jl. Puspowarno IV/20, kelurahan Salaman Mulyo, kec. Semarang Barat, Semarang, Jawa tengah. 71
Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru 1989), hlm 16. 72
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), hlm.36.
Adapun alasan peneliti memilih SMP Muhammadiyah 4 Semarang sebagai tempat penelitian karena SMP Muhammadiyah 4 Semarang merupakan salah satu sekolah Menengah pertama yang sudah memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah ini adalah sekolah yang berbasis IT, yaitu tersedianya seperangkat LCD proyektor dan komputer pada setiap ruangan kelas dan tersedianya area hot spot dilingkungan sekolah. Maka peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian. 2. Waktu penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari dari observasi awal sampai dengan pengambilan data yaitu sejak tanggal 23 Januari - 6 April 2011. Adapun tahap-tahap yang penulis lakukan adalah: a.
Melakukan pendekatan kepada kepala sekolah untuk mengajukan permohonan izin riset.
b.
Melakukan survey awal bertujuan untuk mencari gambaran umum tentang obyek yang akan diteliti.
c.
Melakukan penelitian dengan observasi serta wawancara tentang obyek penelitian.
d.
Melakukan analisis data dan menyimpulkannya.
C. Data Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. 1.
Data Primer Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Sumber data primer ini peneliti lakukan dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi (pengamatan) , wawancara dan angket. 2.
Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.73 Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.
D. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data adalah dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.74 Secara umum sumber data dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan perkataan manusia dalam suatu latar yang bersifat alamiah, selebihnya adalah bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, majalah koran, buku arsip, foto, video, dan lain sebagainya.75 Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka diklasifikasikan menjadi 3 P, yaitu: 1. Person, yaitu sumber data berupa orang. Sumber data person ini diperoleh dari orang yang langsung berkecimpung pada obyek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data dari berbagai keterangan tentang hal yang berhubungan dengan efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada Mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. 2. Place, yaitu sumber data berupa tempat. Sumber data place yaitu sumber data yang menjadi obyek kajian peneliti, yaitu SMP Muhammadiyah 4 Semarang. 3. Paper, yaitu sumber data yang berupa simbol atau dokumen. 76 Sumber data dokumen yaitu segala macam bentuk sumber 73
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 91.
74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 129.
75
U. Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 80. 76
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 170.
informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak resmi dalam bentuk laporan, statistika, surat-surat resmi, buku harian, dan semacamnya, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan. Oleh karena itu, penulis mencari sumber data dari berbagai buku dan laporan tentang penggunaan media LCD dalam proses pembelajaran.
E. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah tentang data Efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
F. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini dengan tehnik atau cara sebagai berikut: 1. Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan–pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.77
Metode observasi ini digunakan untuk
mendapatkan data yang
terkait dengan objek penelitian. Metode observasi ini bermanfaat bagi peneliti karena peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh serta metode observasi ini peneliti dapat menemukan hal-hal yang belum terungkap oleh responden dalam wawancara.78 Objek observasi dalam penelitian ini adalah: 77
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 104. 78
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008), hlm.313-314.
a.
Ruang kelas, dalam hal ini ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya aktivitas proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4.
b.
Guru Tarikh kelas VII, selaku pelaku pengajar dengan menggunakan media LCD proyektor dalam proses pembelajara.
c.
Kegiatan pembelajaran Tarikh kelas VII dengan menggunakan Media LCD, merupakan situasi sosial yang sedang berlangsung.
2. Metode Wawancara (Interview) Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang di inginkan. Wawancara adalah alat pengumpul
informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lesan untuk dijawab secara lesan pula. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif . 79 Metode wawancara ini menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek atau responden untuk memperoleh informasi tentang efektifitas penggunaan media LCD oleh guru dalam memotivasi belajar peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarahi kepala sekolah, guru Mapel Tarikh dan peserta didik. Dalam
penelitian ini peneliti mewawancarai guru, peseta didik,
kepala sekolah dan pihak lain terkait yang dapat memberikan informasi dalam penelitian ini. 3. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.80 Adapun tujuan penggunaan angket yaitu untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
tujuan penelitian,
79
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek, (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2006), hlm. 179. 80
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, hlm.142.
memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas setinggi mungkin.81 Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana motivasi belajar peserta didik dalam mapel Tarikh dengan menggunakan media LCD dengan menggunakan pedoman skala Likert dalam penyusunannya. Angket dalam penelitian ini diajukan kepada peserta didik kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Semarang, yang dimana kelas VII di sekolahan ini berjumlah 4 kelas yang dikelompokkan kedalam klasifikasi rata-rata nilai hasil Ujian Nasional SD, dimulai dari kelas VII 1 yang terdiri dari peserta didik dengan hasil UN tertinggi dan seterusnya, dan terahir kelas VII 4 yang terdiri dari peserta didik dengan hasil UN terendah. 4. Studi Dokumen Studi dokumen yaitu suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, yang berhubungan dengan masalah penelitian.82 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak diperoleh dari data-data wawancara atau observasi serta angket. Metode ini digunakan untuk melengkapi metode pengumpulan data yang pertama,kedua dan ketiga. Jenis dokumentasi ini dapat berupa foto, recording, buku-buku dan lain sebagainya. Jenis dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini antara lain: a.
Draf tentang profil sekolah
b.
Foto/ gambar yang terkait dengan aktifitas proses pembelajaran
c.
Data hasil angket yang dibagikan kepada peserta didik.
d.
Recording pada saat wawancara.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara 81
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek ,
82
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hlm.181.
hlm.182.
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melulakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat difahami diri sendiri dan orang lain.83 Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan kongkrit itu di generalisasikan yang mempunyai sifat umum.84Namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deduktifinduktif karena pada penelitian ini dalam proses display data menggunakan hasil persentase angket yang berupa angka.
Aktifitas dalam analisis data kualitatif meliputi: a.
Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. b.
Penyajian data (display data) Setelah
mendisplaykan
data
direduksi,
maka
data.
Melalui
display
langkah data
selanjutnya tersebut
maka
adalah data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah difahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan tesk yang bersifat naratif. 83
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, hlm. 335
84
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 47.
Pada penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan display data berupa teks naratif yang didukung dengan hasil prosentase angket yang telah diuji cobakan dilapangan. c.
Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Tetapi mungkin saja tidak, sebagaimana kita ketahui bahwa penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan sebuah temuan baru yang sebelumnya memang belum pernah ada.85 Jadi analisis ini peneliti gunakan untuk menganalisa tentang Efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Dalam hal ini acuan yang dipakai dalam menentukan kriteria keefektifitasan suatu media
dalam
pembelajaran
adalah
apabila
media
tersebut
dapat
mengkomunikasikan isi pesan (bahan ajar) yang akan disampaikan oleh sumber (guru) kepada sasaran yang ingn dicapai(peserta didik).86 Pada saat proses belajar mengajar keefektifitasan suatu media pembelajaran bisa dilihat juga dari kadar kegiatan siswa dalam belajar. Makin tinggi kegiatan belajar peserta didik, makin tinggi peluang besarnya pengajajaran.87Kegiatan belajar peserta didik bisa terwujud karena adanya motivasi yang tinggi dari peserta didik. Motivasi merupakan hal abstrak, oleh karena itu aktualisasi dari motivasi belajar peserta didik adalah aktifitas belajar .
85
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, hlm 341-345.
86
Raharjo, “Media pendidikan”, dalam Chabib toha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998), hlm.269. 87
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008), hlm.72.
Ada beberapa kriteria menilai keefektifan suatu media, (Hubbard 1983) mengemukakan kreteria untuk menilainya, adapun itu sebagai berikut: Biaya. Karena biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu sendiri, Ketersediaannya fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ruangan kelas, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan. Maka semakin banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah media pembelajaran maka semakin baik media tersebut.88
88
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011). hlm. 131.
BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG.
A. Deskripsi Hasil Penelitian 3. Letak Geografis Sekolah SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang dibawah naungan lembaga pendidikan Muhammadiyah yang berada di perkotaan dan letaknya juga sangat strategis, yaitu tepatnya di Jl. Puspowarno IV/20, kelurahan Salaman Mulyo, kec. Semarang Barat, Semarang, Jawa tengah. 4. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 4 Semarang Sebelum berdirinya SMP Muhammadiyah 4 Semarang, pada tahun 1973 diawali dengan TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA). Setahun kemudian tepatnya tahun 1974 berdiri SD Muhammadiyah sebagai tindak lanjut dari TK ABA. Proses perjalanan dari TK ABA dan SD Muhammadiyah ini ternyata kurang mendukung dan tidak sesuai dengan harapan sehingga diadakan relokasi untuk TK ABA di pindahkan di rumah Bp. Slamet, As untuk menghabiskan
tahun
ajaran,
sedangkan
siswa
SD
Muhammadiyah
digabungkan dengan SD Muhammadiyah 7. Dan Akhirnya pada tanggal 1 Januari 1975 di lokasi yang sama berdirilah SMP Muhammadiyah. Penggagas berdirinya SMP Muhammdiyah 4 Semarang adalah: a. Soeyitno b. H. Sikoen Notoprayitno c. H. Soetiman d. H. Masngodi.
Karena dasar pertimbangan di cabang PCM Semarang Barat III belum berdiri SMP Muhammdiyah, maka keempat tokoh ini bersepakat mendirikan SMP Muhammadiyah yang sekarang menjadi SMP Muhammdiyah 4
Semarang.
Untuk
pembangunan
fisik
sekolah
keempat
tokoh
ini
berkoordinasi mencari dana dari para donatur guna berdirinya bangunan sekolah. Selama proses perjalanan SMP Muhammadiyah 4 Semarang, sekolah ini dipimpin oleh 9 periode kepala sekolah, adapun kepala sekolah yang pernah menjabat adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Drs. Ichwan Rasidi Masngodi Kustini Sutomo Endang Supadmi, BA. Dramanto, BA. Drs. M. Alquri Drs. Djoko Suprayitno, Joto Budoyo. S.Pd Darus Irfangi, S.Pd.
5. Visi, Misi dan Tujuan SMP Muhammadiyah 4 Semarang Adapun Visi dan Misi serta tujuan SMP Muhammadiyah 4 Semarang sebagai berikut : a. Visi “ Tekun beribadah, Berakhlaqul karimah, Berprestasi, dan terampil”. b. Misi 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Profesionalisme guru mengajar sesuai dengan ijasah Menetapkan kurikulum nasional plus ciri khusus Menarget kompetensi siswa sesuai dengan tingkatan kelas Mewajibkan siswa beribadah khususnya sholat di sekolah sesuai dengan waktu pelaksanaan KBM Memaksilkan praktik ibadah dan praktik penunjang aterí pelajaran Menerapkan aturan-aturan bagi siswa yang berorientasi pada peningkatan akhlak. Menyelenggarakan ekstrakulikuler bagi wadah bakat dan minat siswa. Menyiapakan kader Muhammadiyah sebagai pemimpin di masyarakat.
c. Tujuan 1) Memiliki ketekunan dalam menjalankan syariat Islam 2) Memiliki sikap yang santun baik perkataan maupun perbuatan
3) Unggul dalam prestasi akademik baik tingkat kota, provinsi maupun nasional. 4) Unggul dalam prestasi non akademik 5) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama bidang sains dan matematika. 6. Struktur Organisasi Pembantu Kepala sekolah Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun struktur organisasi pembantu sekolah, bisa dilihat dalam lampiran. 7. Keadaan Guru dan Peserta didik a. Guru SMP Muhammadiyah 4 Semarang memiliki 22 tenaga pendidik yang bertanggung jawab atas disiplin ilmu tertentu, memang masih ada beberapa guru yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran. Dengan adanya realitas ini tidak menjadikan proses KBM kurang efektif, karena para guru di SMP Muhammadiyah 4 Semarang memiliki beberapa kualifikasi tertentu sehingga walaupun mereka mengampu lebih dari satu mata pelajaran tidak menjadi kendala dalam proses pembelajaran di kelas. b. Peserta Didik Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang pada tahun ajaran 2010-2011 terdidri dari dari 10 kelas dari kelas VII - IX. Adapun rinciannya bisa dilihat didalam lampiran. 8. Sarana dan Prasarana Sekolah SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah satuan pendidikan yang sudah memenuhi standar sarana dan prasaran untuk menjadi sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional), adapun rincian sarana dan prasarananya bisa dilihat dalam lampiransebagai berikut.
B. Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didk Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah sebuah lembaga pendidikan yang notabenya sekolah Islam. Dalam kehidupan setiap hari, peserta didik selalu ditumbuh kembangkang ritual keagamaan, seperti sebelum pelajaran
dimulai, terlebih dahulu diawali dengan membaca doa dan Asmaul Husna, sholat dhuha berjamaah, dan jamaah solat dzuhur. Hal ini bertujuan membekali peserta didik agar terbiasa melaksanakan Ibadah wajib dalam kesehariannya dirumah dan di masyarakat. Dalam keseharianya di SMP Muhammadiyah 4 Semarang menerapkan kata Mutiara “Kebersihan adalah sebagian dari iman”. Hal ini terlihat jelas pada lingkungan sekolah yang bersih dan tertata rapi, seperti halnya setiap hendak memasuk kelas alas kaki dilepas dan diletakkan di loker sepatu. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi peserta didik saja melainkan para guru dan karyawan sekolah. Hal ini bertujuan agar tercipta kenyamanan bagi warga sekolah, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara tertib dan kondusif. Selain itu di setiap sudut ruang kelas dipasang kata-kata bijak, dengan tujuan sebagai motivasi bagi peserta didik agar terpacu untuk lebih maju guna menyongsong masa depang sesuai dengan apa yang peserta didik impikan dan dicita-citakan. Kurikulum yang diterapkan di SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah kurikulum Nasioal yaitu dari DIKNAS, dan kurikulum ciri khusus dari Majelis DIKDASMEN Muhammadiyah. Berikut ini adalah daftar Mata pelajaran yang diajarkan di SMP Muhammadiyah 4 semarang yaitu:
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r.
PKN Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA terpadu (Fisika, Biologi) IPS terpadu (Sejarah, Ekonomi, Geografi) Seni budaya Penjaskes Orkes TIK Bahasa Jawa Aqidah al-Qur‟an Hadist Akhlaq Tarikh Ibadah Kemuhammadiyahan Bahasa Arab
Dari beberapa mata pelajaran diatas ada beberapa mata pelajaran yang menjadi ciri khusus dari lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah yaitu Aqidah, al-Qur‟an Hadist, Akhlaq, Tarikh, Ibadah, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. Mata pelajaran Tarikh merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ciri khusus lembaga dibawah naungan Lembaga pendidikan Muhammadiyah. Mata pelajaran Tarikh ini diajarkan 1 kali dalam seminggu dengan durasi 1 jam pelajaran. Mapel Tarikh ini bisa dibilang unik karena mempunyai karakteristik berupa rangkaian uraian cerita sejarah masyarakat Islam masa lampau. Hal ini memerlukan pemahaman dengan daya hafal yang tinggi. Dengan realitas ini tugas guru semakin berat untuk memahamkan siswa akan materi dengan waktu yang cukup singkat. Untuk itu guru memerlukan media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, khususnya di SMP Muhammadiyah 4 semarang. Dalam proses pembelajarannya sekolah ini berbasis IT yaitu menggunakan LCD proyektor sebagai salah satu media pembelajaranya. Hal ini terlihat jelas pada setiap ruangan kelas terdapat seperangkat komputer dan LCD. Keberadaan LCD di sekolah ini sudah ada sejak tahun 2007, tetapi belum permanen pada setiap kelas dikarenakan sekolahan ini hanya memilki 1 unit LCD proyektor. Kemajuan teknologi mutahir mendorong para tenaga pendididk/ guru untuk lebih inovatif dalam pengajaran. Agar tidak ketinggalan zaman, sekolah ini memilih media LCD sebagai media tehnologi pembelajaran. Memang tidak dipungkiri harga 1 unit LCD dan komputer masih relatif mahal, dan tidak semua satuan pendidikan bisa menggunakanya. Lain halnya di SMP Muhammadiyah 4 Semarang pada setiap ruangan kelas telah tersedia 1 unit Komputer dan LCD. Hal ini bisa terjadi atas inisiatif kepala sekolah dan dewan komite sekolah dengan tidak membebani wali
murid, dana yang dibutuhkan untuk keperluan LCD diambil dari dana sisa kegiatan. Jadi setiap ada kegiatan sekolah di usahakan ada sisa dana dan kebijakan ini disosialisasikan kepada wali murid agar tidak terjadi kesalah pahaman. Setelah dana terkumpul, dana inilah yang dipakai untuk membeli perlengkapan media tekhnologi pembelajaran yang berupa beberapa perangkat komputer dan LCD. Tujuan dipilihnya LCD sebagai salah satu media pembelajaran adalah: a.
Kemajuan teknologi. Hal ini menuntut sekolah untuk bisa mengimbangi kemajuan tekhnologi tersebut sebagai wahana inovasi dalam proses belajar mengajar.
b.
Sebagian besar peserta didik sudah tidak asing dengan kemajuan IT. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa SMP Muhammadiyah 4 Semarang tinggal di daerah perkotaan yang sangat cepat menyerap pengaruh kemajuan teknologi.
c.
Inovasi dalam pembelajaran. Adanya variasi dalam penggunaan media ini bertujuan agar siswa tidak jenuh dan bosan selama proses pembelajaran. Dengan adanya inovasi siswa lebih termotivasi dalam belajar.
d.
Ketuntasan
materi
pelajaran.
Dalam
kurikulum
KTSP
terjadi
pengurangan jam pelajaran dengan subtansi dan squensi mata pelajaran yang masih tetap. Penggunaan media ini diharapkan dapat mengatasi ketidak tuntasan materi pelajaran karena lebih afektif dan efisien. e.
Guru lebih kreatif. Sebelum pelajaran dimulai, setiap guru selalu membuat perencanaan, dengan adanya media LCD ini menuntut guru untuk mendisain tampilan sekreatif mungkin sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran agar siswa tertarik dan termotivasi mengikuti pelajaran. Menurut kepala sekolah media LCD ini efektif digunakan sebagai
media pembelajaran, hal ini terlihat pada: a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang aktif.
b. Seluruh materi bisa terselesaikan c. Daya tangkap/serap peserta didik terhadap materi pelajaran tinggi. d. Respon positif dari orang tua terhadap sekolah. Alasan digunakanya LCD sebagai salah satu media pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi belajar peserta didik di sekolah ini adalah sebagai berikut: a.
Pandangan dan perhatian Peserta didik fokus terhadap layar
b.
KBM lebih aktif (hidup)
c.
Kondisi kelas lebih kondusif.
d.
Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
e.
Interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik.
f.
Daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran lebih tinggi.
g.
Dampak psikologis bagi guru dan peserta didik. Banyak alasan mengapa LCD proyektor ini dijadikan sebagai media
pembelajaran, karena memliki beberapa kelebihan, hal itu: a.
Tampilan yang menarik sehingga menarik perhatian siswa
b.
Dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar.
c.
Lebih efektif dan efesien.
d.
Menngkatkan kualitas pembelajaran. Dalam realitanya, media LCD ini tidak terlepas dari kekurangan.
Adapun kekuranganya adalah sebagai berikut: a.
Peserta didik terkadang fokus terhadap tampilan gambar bukan pada isi materi pelajaran.
b.
Komputer mudah terinveksi virus, sehingga mengganggu teknis pelaksanaan pembelajaran
c.
Pandangan masyarakat terkesan bahwa sekolah yang berbasis IT adalah sekolah kategori mahal.
Apabila ada pemadaman listrik media tidak dapat digunakan. 89
d.
Menurut Penuturan dari guru Mapel Tarikh kelas VII ada perbedaan yang menonjol antara sebelum dan sesudah menggunakan Media LCD. Sebelum menggunakan media LCD guru sangat sulit untuk mengkondisikan kelas, suasana gaduh dan susah dikendalikan. Suasana kelas yang tidak hidup karena aktifitas Peserta didik terlihat pasif. Interaksi guru dengan peserta didik tidak terjalin dengan baik, daya serap peserta didik akan materi pembelajaran kurang sehingga tidak ada feat back dari peserta didik, guru khawatir apabila tidak dapat menuntaskan materi pelajaran. Kondisi ini berbeda setelah menggunakan media LCD, kelas lebih mudah dikondisikan, suasana kelas yang lebih afektif dan kondusif, KBM yang hidup dengan aktifitas peserta didik lebih aktif, interaksi yang baik antara peserta didik dengan guru, daya serap peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru lebih tinggi sehingga ada feat back dari peserta didik, dan efesiensi waktu terkendali sehingga materi pelajaran tertuntaskan. Banyak pertimbangan yang dilakukan oleh guru Tarikh kelas VII dalam memilih media pembelajaran. Media LCD dirasa efektif digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran. Media LCD dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistik, pemanfaatan media LCD ini dijadikan sebagai alat bantu bagi guru Tarikh untuk menampilkan materi pelajaran yang sifatnya masih abstrak sehingga menjadi konkrit. Guru Tarikh tidak selalu menggunakan media LCD dalam setiap menyampaikan materi, penggunaan media LCD digunakan ketika materi itu sukar untuk dijelaskan dan sulit dipahami oleh peserta didik. Untuk itu LCD dimanfaatkan untuk menampilkan materi berupa penjelasan seperti gambar-gambar dan film sehingga peserta didik mengetahui maksud dari materi yang disampaikan oleh guru Tarikh, serta peserta didik mendapatkan pemahaman yang konkrit. Adapun
materi
apa
saja
yang
menggunakan
media
LCD
dalam
pembelajarannya, bisa dilihat dalam RPP yang terlampir. 89
Wawancara dengan kepala sekolah Bapak Darus Irfangi pada hari Rabu tanggal 6 April 2011.
Media LCD efektif digunakan oleh guru Tarikh sebagai media pembelajaran karena media LCD sangat efesien. Dengan media LCD guru tidak perlu lagi mencatat materi pelajaran pada saat jam pelajaran karena hal ini menyita banyak waktu yang seharusnya dipakai untuk menerangkan dan berinteraksi dengan peserta didik. Melalui media LCD materi pelajaran bisa dipersiapkan terlebih dahulu dengan mengetik materi pelajaran kemudian disimpan dalam bentuk software yang suatu saat bisa ditampilkan apabila dibutuhkan. Media ini sangat efesien sehingga pada saat tatap muka materi pelajaran bisa tertuntaskan, memungkinkan juga dua kali pertemuan materi tertuntaskan dalam satu kali pertemuan. Tujuan pembelajaran tercapai dengan menggunakan Media LCD, bisa dilihat dari tuntasnya materi pelajaran, suasana pembelajaran yang kondusif dan aktif, daya serap peserta didik akan materi pelajaran lebih tinggi, peserta didik lebih giat dalam belajar mapel Tarikh, serta guru Tarikh lebih kreatif dalam memilih dan mendisain media yang akan dipakai sebagai sarana menyampaikan materi pelajaran Tarikh. Penggunaan media LCD dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar Mapel Tarikh hal ini bisa digambarkan dengan fokusnya siswa memperhatikan tayangan pada layar LCD dengan seksama mendengarkan penjelasan guru. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik merasa senang dan tertarik karena media LCD dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar Tarikh lebih giat. Bagi guru tidak mudah untuk menguasai kelas dan menciptakan iklim yang kondusif, dengan menggunakan LCD peserta didik mudah dikendalikan serta iklim kondusif bisa terwujud. Hal ini terbukti dengan peserta didik merasa nyaman dalam belajar, tidak terlihat peserta didik yang ngantuk atau pun ngobrol dengan teman sebangku. Selain itu tercipta suasana pembelajaran yang akif yang dimana peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan berperan sebagai fasilitator. Penggunaan media LCD membuat peserta didik banyak bertanya dan mengemukakan pendapat. Hal ini menandakan bahwa peserta didik semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Media LCD
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistik hal ini dapat mempengaruhi daya serap peserta didik akan materi yang disampaikan. Peserta didik tidak hanya mengetahui konsep dasarnya saja tetapi melalui media LCD peserta didik dapat mengetahui hal yang konkrit serta realitas sebenarnya. Penggunaan media LCD membawa dampak positif bagi psikologi guru. Secara kognitif guru banyak memperoleh informasi tentang kemajuan perkembangan media teknologi pembelajaran, segi efektif guru merasa tenang ketika menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan LCD tidak terbayang-bayangi akan kekurangan waktu, disamping itu juga secara psikomotorik guru semakin terampil dalam memilih dan mendisain media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan dampak positif inilah media LCD afektif digunakan sebagai media pembelajaran. Berbagai kelebihan yang dimiliki Media LCD, tidak terlepas dari kekurangan, adapun kekurangan dari media LCD adalah keterbatasan dana, untuk membeli satu set komputer dan LCD lengkap dengan software dan hardiks-nya tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan. Hal ini yang membuat banyak sekolah yang belum memiliki seperangkat komputer dan LCD. Selain itu keterbatasan guru akan teknis dan teoris terhadap teknologi, sehingga media kurang berkembang, disamping itu LCD proyektor tidak berfungsi apabila listrik dalam keadaan padam, sehingga menharuskan guru untuk mencari dan membuat media pembelajaran sebagai pengganti media LCD. 90 Peserta didik menyatakan, sebelum menggunakan media LCD pembelajaran Tarikh terkesan membosankan apalagi peserta didik harus mendengarkan ceramah guru, membuat peserta didik tidak nyaman berada di dalam kelas dan menginginkan pelajaran tersebut cepat selesai. Hal ini mengakibatkan peserta didik tidak termotivasi belajar dampaknya mereka tidak faham atas materi Tarikh yang disampaikan oleh guru. Hal ini berbeda 90
Wawancara dengan guru mapel Tarikh kelas VII Bapak Yakub Indra Kusnawan pada hari Rabu tanggal 6 April 2011.
setelah menggunakan media LCD, bahwa media ini cukup menarik dengan tampilan slide yang variatif sehingga menggerakkan motivasi mereka untuk mengikuti pembelajaran lebih fokus dan lebih aktif. tidak hanya itu peserta didik lebih nyaman berada di dalam kelas karena suasana kelas lebih kondusif, hal ini berpengaruh terhadap daya serap mereka akan materi yang sedang diajarkan. 91
C. Analisis Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. SMP Muhammadiyah 4 Semarang merupakan lembaga pendidikan yang berbasis Islam. dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Islam karena pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada ajaran agama Islam. Nafas pendidikan Islam senantiasa mengiringi proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari sebelum para peserta didik memulai pembelajaran sudah dibiasakan dengan berdoa bersama dan membaca doa dan Asmaul Husna, sholat dhuha berjamaah, dan jamaah sholat dzuhur. Selain itu terlihat pada kurikulum yang diterapkan di sekolahan tersebut terdiri dari penjabaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari Aqidah, Al-Qur‟an Hadist,
Akhlaq,
Tarikh,
Ibadah,
Bahasa
Arab
ditambah
dengan
Kemuhammadiyahan. Mata pelajaran inilah yang menjadi Ciri khusus yang membedakan antara lembaga pendidikan yang di bawah naungan Lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan yang lainya. SMP Muhammadiyah 4 Semarang dalam proses pembelajaranya berbasis IT. Hal ini nampak pada setiap ruangan kelas yang dilengkapi komputer dan LCD proyektor serta area hotspot sebagai salah satu media pembelajaran. Selain itu para guru diwajibkan memiliki Laptop/Notebook sebagai sarana mempersiapkan bahan Ajar, yang biasanya menggunakan program power point untuk media presentasi. Media power point ini adalah 91
Wawancara dengan siswa kelas VII yulia rizka wulandari pada hari Selasa tanggal 7 April 2011.
sebuah program dari microsoft office yang sangat tepat digunakan sebagai sarana presentasi guru dalam menyampaikan materi karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain: proses produksi atau cara mendisainya tidak terlalu rumit dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tampilan slide yang menarik dengan penambahan gambar, foto, dan efek suara serta memungkinkan pemutaran film, hanya mencantumkan point-point penting dalam materi, dan materi pelajaran disampaikan secara runtut. Ada beberapa kriteria menilai keefektifan suatu media, (Hubbard 1983) mengemukakan kreteria untuk menilainya, adalah sebagai berikut: Biaya. Karena biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu sendiri, Ketersediaannya fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ruangan kelas, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan. Maka semakin banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah media pembelajaran maka semakin baik media tersebut.92 Faktor biaya adalah hal penting dalam keberlangsungan suatu proses pembelajaran, harga seperangkat komputer dan LCD proyektor saat ini masih terbilang mahal, tetapi SMP Muhammadiyah 4 Semarang memiliki cara alternatif untuk menjembatani permasalah tersebut, yaitu dengan tidak membebani wali murid, dana yang dibutuhkan untuk keperluan LCD diambil dari dana sisa kegiatan. Jadi setiap ada kegiatan sekolah di usahakan ada sisa dana dan kebijakan ini disosialisasikan kepada wali murid agar tidak terjadi kesalah pahaman. Setelah dana terkumpul, dana inilah yang dipakai untuk membeli perlengkapan media tekhnologi pembelajaran yang berupa beberapa perangkat komputer dan LCD. Mahalnya harga seperangkat komputer dan LCD senilai dengan hasil yang akan dicapai, karena media LCD ini memiliki banyak kelebihan sehingga efektif digunakan dalam media pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah cukup memadahi, sehingga banyak fasilitas pendukung demi keberlangsungan penggunaan 92
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011). Hlm. 130.
media LCD pembelajaran di sekolah ini contohnya kapasitas arus listrik yang cukup, ruangan kelas yang memadai, hal ini memungkinkan bahwa media LCD efektif digunakan sebagai media pembelajaran. Guru lebih kreatif dalam menerangkan materi pembelajaran. Sebelum penggunaan media LCD guru jarang mempersiapkan bahan ajar secara matang. Hal ini berbeda setelah menggunakan media LCD sebelum pelajaran dimulai, setiap guru dituntut untuk membuat perencanaan, dengan adanya media LCD menuntut guru untuk mendisain tampilan sekreatif mungkin sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran agar siswa tertarik dan termotivasi mengikuti pelajaran. Ketuntasan materi pelajaran memang sebuah momok besar bagi guru, hal ini menjadi tanggung jawab besar bagi guru untuk menuntaskan materi pelajaran dalam jangka waktu yang ditentukan. Sedangkan dalam kurikulum KTSP terjadi pengurangan jam pelajaran dengan subtansi dan squensi mata pelajaran yang masih tetap. Penggunaan media LCD ini dapat mengatasi ketidak tuntasan materi pelajaran, karena guru tidak lagi harus mencatatkan materi dan menjelaskan dengan ceramah secara panjang lebar, dengan menggunakan media LCD guru dapat mempersiapkan materi dalam program Power point yang dapat disimpan dalam bentuk file, sehingga dapat disajikan pada saat dibutuhkan. Dengan tampilan Melalui layar LCD, guru hanya menyampaikan point-point pentingnya saja ditambah aspek audiovisual membuat proses pengajaran lebih afektif. Hal ini menunjukkan bahwa media LCD sangat efisien digunakan sebagai media pembelajaran. Pengaruh kemajuan teknologi memunculkan alat-alat teknologi informasi yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini menuntut sekolah untuk bisa mengimbangi kemajuan tekhnologi tersebut sebagai wahana inovasi dalam proses belajar mengajar. Kemajuan teknologi pun membantu guru dan murid dalam mengakses informasi guna menunjang pengetahuan dan wawasan. Kemajuan teknologi juga sangat membantu guru dalam menerangkan materi pembelajaran, guru tidak perlu susah payah mengeluarkan banyak tenaga untuk ceramah tetapi dengan menggunakan
media teknologi peserta didik lebih jelas dan memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh guru. Di sisi lain peserta didik memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam akan materi melalui bantuan media LCD, karena LCD menanamkan konsep yang benar, konkrit dan kontekstual. Penggunaan media LCD dirasa masih sulit dan rumit. Namun, SMP Muhammadiyah 4 Semarang memiliki tenaga pendidik yang cukup ahli dalam mengoperasikan komputer dan LCD proyektor, sehingga tidak menjadi penghambat dalam pengguhaan media LCD dalam pembelajaran. Sebagian besar peserta didik peka terhadap kemajuan teknologi informasi. Sudah tidak asing bagi mereka melihat berbagai media teknologi informasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar peserta didik SMP Muhammadiyah 4 Semarang tinggal di perkotaan. Kita tahu bahwa daerah perkotaan adalah daerah yang Sumber Daya Manusianya Maju dan sangat cepat menyerap pengaruh kemajuan teknologi. Keefektifitasan suatu media dalam pembelajaran terlihat apabila media tersebut dapat mengkomunikasikan isi pesan (bahan ajar) yang akan disampaikan oleh sumber (guru) kepada sasaran yang ingin dicapai (peserta didik).93 Media LCD termasuk media Audio Visual, karena materi dapat ditampilkan melalui layar LCD dan suara bisa didengar lewat Speaker komputer. penggunaan alat bantu audiovisual dalam proses interaksi edukatif menurut Dwyer (1967) salah satu tokoh aliran realisme. Aliran realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan audiovisual yang mendekati realitas. Menurut Miller dan kawankawan (1957) lebih banyak sifat bahan audiovisual yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar. Karenanya, ada kecenderungan dari pihak guru untuk memberikan bahan pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan penjelasan yang mendekati realitas kehidupan dan pengalaman anak didik.94 93
Raharjo, Media pendidikan, dalam Chabib toha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998), hlm.269. 94
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 19-20.
Berangkat dari teori tersebut jelas bahwa media LCD adalah salah satu media pembelajaran yang efektif yang bisa mencakup tiga aspek taksonomi, yaitu kognif, afektif dan psikomorik. Dari aspek kognitif dapat dipergunakan untuk mengajarkan berbagai
aturan dan prinsip dan dapat
menyampaikan informasi secara nyata. Dari aspek afektif dapat mencipatakan suasana pembelajaran serta menunjang suatu materi dalam hubungannya dengan perubahan sikap dan tingkah laku. Dari aspek psikomotorik mengajarkan ketrampilan verbal dan menunjukkan posisi sesuatu yang sedang terjadi, mengajarkan berbagai langkah dan prinsip dalam proses belajar mengajar.95 Kegunaan media LCD banyak memunculkan
Inovasi dalam
pembelajaran, hal ini terlihat dalam realitas nyata dengan pengaruh kemajuan teknologi peserta didik merasakan bosan diajar menggunakan metode konservatif (ceramah). Bagi peserta didik ceramah adalah hal yang membosankan karena harus fokus memperhatikan guru dengan gaya monoton. Dengan variasi penggunaan media ini bertujuan agar peserta didik tidak jenuh dan bosan selama di kelas, dan membuat peserta didik lebih termotivasi dalam belajar Tarikh. Media LCD ini dipandang efektif sebagai media pembelajaran. keefektifitasan suatu media pembelajaran bisa dilihat dari kadar kegiatan siswa dalam belajar. Makin tinggi kegiatan belajar peserta didik, makin tinggi peluang besarnya pengajajaran.96Kegiatan belajar peserta didik bisa terwujud karena adanya motivasi yang tinggi dari peserta didik. Motivasi merupakan hal abstrak, oleh karena itu aktualisasi dari motivasi belajar peserta didik adalah aktifitas belajar. Peserta didik dapat dikatakan termotivasi belajar, bisa dilihat dari: peserta didik fokus terhadap penjelasan guru, KBM yang aktif, interaksi yang baik antara siswa dengan guru, meningkatnya pemahaman peserta ddik akan materi pelajaran, dan adanya feat back. 95
Mukhtar, Desain Pembelajran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Mikasa Galiza, 2003), hlm. 111. 96 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008), hlm.72.
Ada peningkatan yang signifikan dalam kegiatan belajar peserta didik setelah menggunakan media LCD, hal ini terlihat jelas pada proses pembelajaran, peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. hampir tidak ada peserta didik yang ngobrol sendiri atau ngantuk ketika mengikuti pembelajaran. Pandangan dan perhatian semua tertuju(fokus) pada layar slide. Hal ini menyebabkan Suasana kelas yang mudah dikendalikan dan terciptalah iklim yang kondusif. Suasana kondusif membuat peserta didik nyaman belajar dikelas hal ini berpengaruh terhadap kegiatan peserta didik didalam kelas yang semakin aktif. Hal ini terlihat dengan peserta didik yang banyak bertanya dan mengeluarkan pendapat. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan daya serap peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik memungkinkan teciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini memudahkan peserta didik dalam mentransmisikan materi pelajaran, sehingga peserta didik daat memahami dan menafsirkannya kedalam suatu pemahaman yang konkrit. Dengan adanya hal ini timbulah feat back yang baik dari peserta didik. Selain itu, untuk memperjelas bahwa media LCD proyektor ini afektif digunakan sebagai media pembelajaran adalah adanya data hasil angket yang diberikan kepada peserta didik. Adapun hasilnya sebagai berikut: 4.1. Tabel hasil persentase angket No
Butir soal
1
Penggunaan media pembelajaran oleh guru Tarikh pada saat proses pembelajaran.
Opsi A B C D E
Jumlah 16 7 47
Persentase 22,9 % 10 % 67,1 % 0 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh selalu menggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran, alasan mereka bahwa guru Tarikh selalu menggunakan media pembelajaran seperti halnya LCD proyektor, buku modul, dan lain-lain. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh sering menggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran, alasan mereka sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh kadangkadang menggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran, alasan mereka bahwa dalam proses pembelajaran mapel Tarikh guru terkadang menggunakan media pembelajaran berupa LCD proyektor yang telah disediakan dalam ruangan kelas. Menurut penuturan guru Mapel Tarikh memang pada saat sebulan sebelum diadakan penelitian guru Tarikh tidak menggunakan LCD proyektor dalam pengajarannya, hal ini dikarenakan pada saat sebelum penelitian ada masalah teknis pada laptop guru yang mengakibatkan guru kurang maksimal dalam penggunaan LCD proyektor pada saat proses pembelajaran Tarikh. Menurut kepala sekolah setiap guru diwajibkan menggunakan media pembelajaran
yang
telah
disediakan
oleh
pihak
sekolah,
dengan
menyesuaikan materi ajar dan tingkat perkembangan peserta didik. 4.2. Tabel hasil persentase angket No
2
Item butir soal Pemilihan Media LCD oleh guru sesuai dengan materi pelajaran Tarikh
Opsi A B C D E
Jumlah 48 13 9
Persentase 68,6 % 18,6 % 12,8 % 0% 0%
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang menggangap pemilihan Media LCD proyektor oleh guru selalu sesuai dengan materi Tarikh yang diajarkan. Mereka berpendapat
pembelajaran
lebih
menarik
dan
tidak
membosankan
ketika
guru
menggunakan LCD proyektor sebagai media pembantu ketika guru menerangkan. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang menggangap pemilihan Media LCD proyektor oleh Guru sering sesuai dengan materi Tarikh yang diajarkan, mereka berpendapat sama seperti peserta didik yang menjawab Opsi A. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menggangap pemilihan Media LCD proyektor oleh guru kadang-kadang sesuai dengan materi Tarikh yang diajarkan, mereka berpendapat LCD proyektor tampilannya sangat menarik, menimbulkan kesan gambar dan warna yang terkadang membuat peserta didik tertarik pada gambar dan tulisan tidak pada subtansi materi yang disampaikan oleh guru. Menurut guru Tarikh pemilihan media LCD tepat sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran, karena Tarikh adalah salah satu mata pelajaran yang memiiki tipecal mencatat. Jadi dengan adanya media seperangkat LCD dan Komputer memudahkan guru dalam mempersiapkan materi ajar. Guru sudah tidak repot mencatat materi pelajaran saat proses pembelajaran sedang berlangsung, karena hal ini menyita banyak waktu sedangkan jam pelajaran Tarikh hanya 1 jam pelajran dalam 1 minggu dengan durasi
40
menit.
Dengan
menggunakan
media
LCD
guru
dapat
mengefesiensikan waktu, materi pelajaran mudah dituntaskan, dan catatan bisa disimpan dalam bentuk file dan bisa ditampilkan kembali di kelas lain dengan materi yang sama. Menurut kepala sekolah pemilihan media LCD dalam pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan daya kreatif guru dalam menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan media elektronik berbasis IT. Media ini tepat digunakan sebagai media pembelajaran khususnya membatu guru saat menerangkan materi ajar. 4.3. Tabel hasil persentase angket No 3
Item butir soal Guru Tarikh dapat menggunakan
Opsi A
Jumlah 62
Persentase 88,6
media LCD dengan baik
B C D E
4 3 1
5,7 % 4,3 % 1,4 % 0%
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu bahwa guru Tarikh selalu dapat menggunakan media LCD dengan baik. Alasannya ketika sedang menyampaikan materi kepada peserta didik, Seperti halnya guru menyajikan materi lewat LCD dengan menggunakan program power point dengan tampilan yang menarik, hal ini terbukti dengan tersedianya media LCD pada setiap ruangan kelas sehingga menuntut setiap guru harus terampil dalam menggunakanya. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu bahwa guru Tarikh sering dapat menggunakan media LCD dengan baik. Alasannya setiap kali tatap muka guru Tarikh sering menggunakan media LCD, hal ini menunjukkan guru Tarikh dapat menggunakan LCD dengan baik. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu bahwa guru Tarikh kadang-kadang dapat menggunakan media LCD dengan baik. Alasannya kadang-kadang tampilan slidenya kurang menarik dan terkesan monoton. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu bahwa guru Tarikh hampir tidak pernah dapat menggunakan media LCD dengan baik, Alasannya guru sering menengok kearah tampilan slide yang memuat kutipan materi. Menurut hasil observasi peneliti saat penelitian guru Tarikh sudah mampu mengoperasikan seperangkat komputer dan LCD proyektor dengan baik saat menerangkan materi ajar kepada peserta didik, hal ini terbukti dengan guru Tarikh dapat menyajikan materi dalam bentuk power point dengan tampilan slide yang menarik. Menurut kepala sekolah saat diadakan pengawasan saat proses belajar mengajar guru Tarikh cukup mahir dalam mengoperasikan seperangkat komputer dan LCD proyektor.
4.4. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal Guru Tarikh menyediakan alat dan bahan untuk mendalami pelajaran
4
Opsi A B C D E
Jumlah 26 10 22 5 7
Persentase 37,1 % 14,3 % 31,4 % 7,2 % 10 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu guru selalu menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran. Hal ini tampak pada guru mempersiapkan program power powent untuk presentasi dan menyediakan
modul Tarikh untuk pendalaman materi.
Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu guru sering menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran alasan mereka sama seperti para peserta didik yang menjawab opsi A. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu guru kadang
menyediakan alat dan bahan guna
mendalami pelajaran tetika ada waktu panjang dan materi hampir tuntas guru sering mengambil buku bacaaan dari perpustakaan untuk dibagikan kepada anak. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu hampir tidak pernah guru menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran alasan hampir tidak pernah guru memberikan alat dan bahan kecuali kalau guru Tarikh berhalangan meninggalkan kelas karena ada kepentingan. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu guru tidak pernah menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran alas an tidak pernah guru memberikan alat dan bahan untuk mendalami pelajaran, karena media yang sering digunakan adalah
media LCD, dan LCD
telah disediakan oleh
sekolah. Menurut guru tarikh pada saat pembelajaran selalu menyediakan alat
dan bahan materi pembelajaran, misalnya buku paket atau modul Tarikh dan sumber belajar lainnya seperti gambar, foto, dan film bisa ditayangkan lewat LCD. Menurut bagian sarana dan prasarana Nindyawati. S.Pd. SMP Muhammdiyah 4 Semarang telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang proses pembelajaran yang afektif, misalnya ruang kelas yang dilengkapi dengan seperangkat LCD proyektor dan komputer, area hot spot, buku paket berbagai mata pelajaran yang tersedia diperpustakaan. 4.5. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal
5
Guru Tarikh memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu
Opsi A B C D E
Jumlah Persentase 33 47,1 % 14 20 % 18 25,7 % 2 2,9 % 3 4,3 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh selalu tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran. Menurut penuturan salah satu peserta didik di sekolahan ini membiasakan hidup disiplin tidak hanya untuk peserta didik saja melainkan bagi para tenaga pendidik dan karyawan. Peserta didik yang menjawab Opsi B alasan mereka bahwa guru Tarikh sering memulai dan mengakihiri pelajaran tepat waktu. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh kadang-kadang tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran alasannya terkadang pada waktu bel istirahat guru masih dalam kelas dan menyelesaikan materi pelajaran yang tinggal sedikit. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh hampir tidak pernah tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran alasannya setiap bel dimulainya jam pelajaran Tarikh guru tidak langsung masuk masih ada senggang waktu. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang
menganggap guru Tarikh
tidak pernah tepat waktu dalam memulai dan
mengakhiri pelajaran alasannya setiap bel dimulai dan diakhirinya jam pelajaran Tarikh, guru tidak langsung masuk ataupun keluar kelas, ada senggang waktunya. Menurut observasi peniliti pada buku presensi kehadiran guru, guru Tarikh rajin berangkat dan tidak pernah telat berangkat mengajar. Pada saat penelitian guru Tarikh tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran. 4.6. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal
6
Guru Tarikh pernah meninggalkan kelas saat jam pelajaran Tarikh
Opsi A B C D E
Jumlah 5 4 50 2 9
Persentase 7,1 % 5,7 % 71,4 % 2,9 % 12,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh yang selalu meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang berlangsung dengan alasan tertentu misalnya ada urusan dikantor, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh yang sering
meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang
berlangsung dengan alasan sama seperti jawaban para peserta didik yang menjawab opsi A. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh yang kadang-kadang meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang berlangsung dengan alasan guru Tarikh kadang-kadang keluar sebentar ke kantor, tetapi kalau ada keperluan guru Tarikh tidak membiarkan peserta didik begitu saja, guru selalu memberikan tugas kepada peserta didik misalnya untuk mencatat dan merangkum materi pelajaran agar kondisi kelas tetap kondusif. Peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh yang hampir tidak pernah meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh
sedang berlangsung, menurut peserta didik guru Tarikh selalu berada di kelas dan ketika keninggalkan kelas itu karena ada sesuatu urusan dikantor misalnya dipanggil Kepala sekolah dan lain-lainnya, sedangkan Peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh yang tidak pernah meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang berlangsung, menurut peserta didik yang menjawab opsi E guru Tarikh selalu berada di kelas. Menurut penuturan guru Tarikh, beliau pernah meninggalkan kelas saat proses pembelajaran sedang berlangsung dikarenakan ada kepentingan yang mendesak. Tetapi guru tidak meninggalkan kelas begitu saja. Guru selalu memberikan tugas walaupun guru tidak hadir dikelas, siswa tetap aktif belajar dan suasana kelas tetap kondusif. 4.7. Tabel hasil persentase angket No
7
Item butir soal Guru Tarikh menggunakan metode lain selain ceramah
Opsi A B C D E
Jumlah Persentase 6 8,6 % 19 27,1 % 33 47,1 % 3 4,3 % 9 12,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang
menganggap guru Tarikh selalu menggunakan
metode lain selain ceramah yaitu dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh sering menggunakan metode lain selain ceramah dengan alasan seperti jawaban peserta didik yang menjawab opsi A, Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh kadang-kadang menggunakan metode lain selain ceramah alasannya ketika peserta didik tidak fokus mendengarkan guru yang sedang ceramah, guru Tarikh kadang-kadang mengadakan perubahan metode pembelajaran baik dengan metode diskusi ataupun yang lainnya. Peserta didik yang
menjawab opsi D yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh hampir tidak pernah menggunakan metode lain selain ceramah alasannya guru Tarikh ketika menerangkan lebih banyak menggunakan ceramah. Peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh tidak pernah menggunakan metode lain selain ceramah alasannya guru Tarikh ketika menerangkan selalu menggunakan ceramah. Menurut penuturan guru Tarikh pernah menggunakan metode selain ceramah yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab, diskusi, resitasi dan lainnya. Hal ini digunakan agar peserta didik tidak bosan dan jenuh dalam belajar. 4.8. Tabel hasil persentase angket No
8
Item butir soal Guru Tarikh mengadakan selingan (permainan, quiz) ditengah-tengah pelajaran
Opsi A B C D E
Jumlah 7 11 32 6 14
Persentase 10 % 15,7 % 45,7 % 8,6 % 20 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran selalu mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran sering mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz. Menurut penuturan salah satu peserta didik ia merasa senang dan kembali bersemangat karena termotivasi dalam mengikuti pelajaran Tarikh. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran kadang-kadang mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz, alasannya kadang-kandang ada selingan dan kadangkadang tidak, Peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran hampir
tidak pernah mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz, alasannya memang guru Tarikh kebannyakan bercerita, Peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran tidak pernah mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz, alasannya guru selalu ceramah dan bercerita ketika mengajar. Menurut guru Tarikh, beliau sering melempar pertanyaan kepada peserta didik seputar materi yang disampaikan guna mengetahui seberapa jauh tingkat kepahaman mereka akan materi yang disampaikan, selain itu guru juga memberikan selingan lelucon yang berfungsi mengembalikan semangat belajar peserta didik karena terlalu sepaneng dengan materi pelajaran. 4.9. Tabel hasil persentase angket No
9
Item butir soal Guru Tarikh pernah mengadakan formasi tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung?
Opsi A B C D E
Jumlah 1 15 4 50
Persentase 0 1,4% 21,4 % 5,7 % 71,5 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh yang merubah formasi tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung alasannya ketika diskusi peserta didik dikelompokkan kedalam kelompok kecil dan setiap minggu selalu diadakan pergantian tempat duduk bagi peserta didik. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh sering merubah formasi tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung alasannya sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A, peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh
kadang-kadang merubah formasi
tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung
alasannya kadang-kadang kalau metodenya diskusi posisi tempat duduknya menyesuaikan kelompoknya, peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh hampir tidak pernah merubah formasi tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung alasannya Guru Tarikh hampir tidak pernah merubah formasi tempat duduk, seperti halnya membentuk lingkaran, leter U ataupun kelompok kecil. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh tidak pernah merubah formasi tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung alasannya hampir seluruh peserta didik sepakat menjawab ketika diwawancarai tidak ada perubahan formasi bangku peserta didik ketika pelajaran Tarikh sedang berlangsung. Menurut guru Tarikh formasi tempat duduk dilakukan dengan pergantian tempat duduk bagi peserta didik yang dilakukan setiap minggu, hal ini bertujuan agar peserta didik yang memiliki kekurangan dalam penglihatan dan pendengaran dapat belajar dengan maksimal. Namun perubahan formasi seperti letter U atau melingkar belum pernah dilakukan, guru hanya membagi peserta didik dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi, kemudian peserta didik berkelompok membentuk kelompok kecil. Secara otomatis mereka mengubah posisi tempat duduk mereka.
4.10. Tabel hasil persentase angket No
10
Item butir soal Guru Tarikh berinteraksi dengan baik dengan peserta didik saat proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung
Opsi A B C D E
Jumlah 49 6 11 2 2
Persentase 70 % 8,5 % 15,7% 2,9 % 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh selalu berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik, alasannya tidak monoton berdiri didepan
kelas, jadi kesan peserta didik mereka merasa diperhatikan dan nyaman ketika pelajaran sedang berlangsung. peserta didik yang menjawab opsi B adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh sering berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik, alasannya lebih banyak berjalan-jalan daripada berdiri di depan. peserta didik yang menjawab opsi C adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh
kadang-kadang berinteraksi
dengan baik terhadap peserta didik, alasannya kadang berjalan-jalan, terkadang juga hanya didepan kelas. peserta didik yang menjawab opsi D adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh hampir tidak pernah berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik, alasannya yang diperhatikan adalah anak yang pintar-pintar dan yang bisa menjawab pertannyaan saja. peserta didik yang menjawab opsi E adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh tidak pernah berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik, alasannya seperti peserta didik yang menjawab opsi D. Menurut penuturan kepala sekolah guru Tarikh memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga guru dengan mudah berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik. 4.11. Tabel hasil persentase angket No
11
Item butir soal Guru Tarikh pada saat proses pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik
Opsi A B C D E
Jumlah 51 12 5 2
Persentase 72,9 % 17,1 % 7,1 % 0 2,9 5 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh pada saat proses pembelajaran selalu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik, alasannya bahwa diakhir pelajaran guru tarikh selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin bertanya akan materi yang belum jelas, serta mendengarkan pendapat dan
kritik dari peserta didik terhadap sikap ataupun penyampaian guru ketika menyampaikan materi. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh pada saat proses pembelajaran sering memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik, alasannya sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A, peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh pada saat proses pembelajaran kadang-kadang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik, alasannya ketika jam pelajaran masih tersisa guru memberikan kesempatan untuk bertanya tetapi kalau waktu habis guru tidak memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertannya ataupun yang lainnya. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh pada saat proses pembelajaran tidak pernah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik, alasannya waktu jam pelajaran telah selesai. Menurut guru Tarikh, beliau memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengkritik guru pada saat guru selesai menjelaskan materi ajar. Menurut peneliti saat observasi guru Tarikh melakukan hal serupa yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik.. 4.11. Tabel hasil persentase angket No
12
Item butir soal Guru Tarikh pernah memberikan pertanyaan secara lesan
Opsi A B C D E
Jumlah 23 28 16 3
Persentase 32,9 % 40 % 22,8 % 0 4,3 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru tarikh selalu memberikan
pertanyaan lesan kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat kepahaman peserta didik akan materi Tarikh yang disampaikan oleh guru, hal ini terlihat pada saat materi selesai guru selalu melempar pertannyaan seputar materi yang baru disampaikan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru tarikh sering memberikan pertanyaan lisan alasannya seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru tarikh kadang-kadang memberikan pertanyaan lesan alasannya terkadang guru memberikan pertanyaan ketika peserta didik sedang ramai dengan tujuan membuat kelas lebih kondusif dan termotivasi untuk belajar kembali. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru tarikh memberikan pertanyaan lisan, alasannya guru memberikan soal melalui tugas dan ulangan. Menurut penuturan guru Tarikh, guru memberikan pertanyaan lisan pada saat apersepsi hal ini bertujuan agar peserta didik mengingat kembali materi yang telah diajarkan sebagai jembatan untuk menerima materi selanjutnya, guru juga memberikan pertanyaan lesan pada saat selesai menjelaskan materi pelajaran hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat kepahaman peserta didik akan materi dan mengetahui berhasil tidaknya guru dalam menyampaikan pelajaran. 4.13. Tabel hasil persentase angket No
13
Item butir soal Pada saat memulai pelajaran Tarikh guru memotivasi peserta didik untuk semangat dalam mengikuti pelajaran
Opsi A B C D E
Jumlah 25 18 22 5
Persentase 35,7 % 25,7 % 31,5 % 0 7,1 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu semangat mengikuti pelajaran
Tarikh, hal ini biasanya diberikan dalam bentuk nasehat, memberikan sejumlah pertannyaan sehingga merangsang anak untuk berlomba-lomba menjawabnya kemudian memberikan Reward kepada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh sering memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu semangat mengikuti pelajaran Tarikh alasannya sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh kadang-kadang memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu semangat mengikuti pelajaran Tarikh alasannya terkadang guru lupa mengadakan apersepsi tetapi langsung melanjutkan materi pelajaran. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh tidak pernah memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu semangat mengikuti pelajaran Tarikh alasannya jarang memberikan nasehat dan pesan untuk belajar lebih giat ketika di saat menutup pelajaran. Menurut Guru Tarikh, memotivasi peserta didik dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memberikan nasihat-nasihat untuk giat belajar yang dikemas dalam sebuah cerita, memberikan pertanyaan, dan memberikan reward and punnisment bagi peserta didik. 4.14. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal
14
Guru Tarikh mengadakan evaluasi belajar pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran
Opsi A B C D E
Jumlah 8 12 38 3 9
Persentase 11,4 % 17,1 % 54,3 % 4,3 % 12,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh selalu mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran dengan alasan bahwa guru Tarikh pada waktu memulai pelajaran mengadakan
apersepsi dengan memberikan pertannyaan kepada peserta didik tentang pertannyaan materi yang telah disampaikan sebelumnya, ketika proses pembelajaran sedang berlangsung guru sering melempar pertannyaan, setelah materi selesai disampaikan diadakan ulangan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh sering mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran dengan alasan yang sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh kadang-kadang mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran dengan alasan bahwa guru lebih banyak memberikan evaluasi pada akhir materi, biasanya diadakan ulangan setiap selesai satu bab materi. peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh hampir tidak pernah mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran dengan alasan evaluasi diadakan ketika mid semester dan semesteran. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh tidak pernah mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran dengan alasan evaluasi diadakan pada saat semesteran dan soal datang dari Yayasan. Menurut penuturan guru evaluasi belajar peserta didik dilakukan sebelum proses pembelajaran yaitu pada saat apersepsi, evaluasi belajar peserta didik pada proses pembelajaran yaitu ketika guru selesai menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik, dan evaluasi belajar peserta didik setelah proses pembelajaran guru mengadakan ulangan harian. Menurut kepala sekolah, setiap guru dituntut mengembangkan silabus kedalam RPP. Dan dalam RPP bisa dilihat guru melakuakn evaluasi dalam berbagai bentuk dan biasanya dilakukan setelah materi ajar selesai disampaikan. Mengenai sebelum dan pada saat proses pembelajaran kemungkinan itu merupakan hiden curriculum yang dilaksanakan oleh guru. 4.15. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal
Opsi
Jumlah
Persentase
15
Selain bentuk soal apakah guru Tarikh menggunakan bentuk lain (penugasan, diskusi, dll) dalam evaluasi.
A B C D E
14 14 39 3
20 % 20 % 55,7 % 0 4,3 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh selalu memberikan evaluasi dalam bentuk selain soal tertulis misalnya penugasan untuk diskusi, dan hafalan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh sering memberikan evaluasi dalam bentuk selain soal tertulis alasan mereka sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh kadang-kadang memberikan evaluasi dalam bentuk selain soal tertulis misalnya penugasan untuk diskusi, dan hafalan. Memang selama ini yang berlangsung guru lebih banyak memberikan evaluasi dalam bentuk soal tertulis. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik
yang
beranggapan guru Tarikh tidak pernah memberikan evaluasi dalam bentuk selain soal tertulis karena guru hanya memberikan soal secara tertulis pada saat ulangan. Menurut guru tarikh, evaluasi belajar peserta didik diberikan dalam berbagai bentuk misalnya soal lesan, hafalan, penugasan mencari informasi dari berbagai sumber serta merangkum. 4.16. Tabel hasil persentase angket No
16
Item butir soal
Peserta didik selalu masuk kelas ketika jam pelajaran Tarikh
Opsi A B C
Jumlah 62 4 2
D E
Persentase 88,5 % 5,7 % 2,9 % 0%
2
2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu masuk ketika jam pelajaran Tarikh hal ini disebabkan mereka termotivasi karena menurut mereka Guru Tarikh enak dalam menyampaikan materi, sehingga Materi Tarikh pun terkesan tidak sulit bagi mereka. Menurut Wawancara kepada guru tarikh memang terbukti pada saat pelajaran Tarikh berlangsung hampir tidak ada peserta didik yang meninggalkan kelas untuk jajan dikantin atau tempat lainnya. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering masuk ketika jam pelajaran Tarikh alasannya mereka menyukai mata pelajaran Tarikh. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang masuk ketika jam pelajaran Tarikh alasannya ketika ada halangan mereka tidak masuk kelas misalnya sakit dan lainya. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang tidak pernah masuk ketika jam pelajaran Tarikh alasannya ketika ada tugas dan ulangan yang dirasa sulit peserta didik terkadang tidak masuk kelas. Menurut penuturan bagian Bimbingan dan Penyuluhan Syukron Aziz. S.Pd.I, sesuai dengan data hasil presensi peserta didik pada hari yang ada mata pelajaran tarikh rata-rata semua peserta didik masuk sekolah. 4.17. Tabel hasil persentase angket No
17
Item butir soal Peserta didik membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh
Opsi A B C D E
Jumlah 2 11 3 54
Persentase 0 2,9 % 15,7 % 4,3 % 77,1 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh, alasan mereka membolos sekolah karena pada saat itu ada setoran hafalan dan beberapa peserta didik yang belum hafal dan mereka memutuskan untuk tidak masuk sekolah. peserta didik yang menjawab opsi C
yaitu peserta didik yang kadang-kadang membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh, alasan mereka ketika malas dengan tugas guru terkadang mereka tidak masuk kelas. peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang hampir tidak pernah membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh alasannya mereka masuk setiap ada jam Tarikh. peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang tidak pernah membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh alasannya kalau tidak masuk kelas rasanya rugi dan ketinggalan materi pelajaran. Menurut penuturan guru BP untuk siswa kelas 7 hampir tidak ada yang membolos sekolah hal ini dikarenakan mereka masih anak baru selain itu pintu keluar sekolah hanya satu yaitu pintu utama yang berada di depan dengan penjagaan yang cukup ketat hal ini memungkinkan peserta didik kesulitan untuk membolos sekolah. 4. 18. Tabel hasil persentase angket No 18
Item butir soal Peserta didik merasa senang ketika ada jam pelajaran Tarikh
Opsi A B C D E
Jumlah 49 10 8 2 1
Persentase 70 % 14,3 % 11,4 % 2,9 % 1,4 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh, mereka beralasan karena pada saat pelajaran Tarikh suasana kelas kondusif, gurunya pun enak dalam menyampaikan materi, guru sering memberikan selingan lelucon yang membangun. menurut hasil angket peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh, mereka beralasan karena pelajaran Tarikh adalah mata pelajaran yang berisikan cerita-cerita sejarah Masyarakat Islam pada zaman dulu. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadangkadang merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh alasannya ketika bebas
dari tugas dan ulangan mereka merasa senang tetapi kalau ada tugas dan ulangan mereka merasa terbebani. peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang hampir tidak pernah merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh alasannya pelajaran tarikh identik dengan membaca dan hafalan. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang tidak pernah merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh alasannya sama seperti peserta didik yang menjawab opsi D Menurut peneliti pada saat observasi berlangsung semua peserta didik merasa senang hal ini terbukti dengan peserta didik semakin aktif dalam belajar, terciptanya iklim kondusif di dalam kelas, hampir tidak dijumpai peserta didik yang ngobrol dan mengantuk pada saat proses belajar mengajar. 4.19. Tabel hasil persentase angket No
19
Item butir soal Peserta didik memperhatikan ketika guru sedang menerangkan
Opsi A B C D E
Jumlah 42 10 18
Persentase 60 % 14,3 % 25,7 % 0 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu memperhatikan ketika guru menerangkan, alasannya dengan memperhatikan penjelasan dari guru mereka menjadi faham akan materi yang disampaikan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering memperhatikan ketika guru menerangkan, alasan mereka sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang memperhatikan ketika guru menerangkan, alasannya terkadang masih ada beberapa anak yang masih ngobrol sendiri dan mengantuk ketika guru menerangkan. Menurut peneliti hasil observasi, peserta didik pada saat guru menerangkan materi melalui media LCD semua pandangan peserta didik
terfokus menghadap layar LCD. Karena menurut peneliti media LCD dapat menarik simpati peserta didik untuk lebih fokus dalam memperhatikan pelajaran. 4.20. Tabel hasil persentase angket No
20
Item butir soal Peserta didik belajar ketika ada ulangan
Opsi A B C D E
Jumlah 36 12 20 2
Persentase 51,4 % 17,1 % 28,6 % 0 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu belajar ketika akan ada ulangan Tarikh. alasannya Hal ini dilakukan untuk mengingat kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dan supaya bisa menjawab semua soal yang diberikan saat ulangan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering belajar ketika akan ada ulangan Tarikh alasan mereka sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang belajar ketika akan ada ulangan Tarikh alasan ketika ada materi yang belum dikuasai mereka belajar, tetapi kalau mereka sudah paham betul mereka tidak belajar. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang tidak pernah belajar ketika akan ada ulangan tarikh alasannya merasa malas dan seandainya ada soal yang tidak bisa mereka bisa menannyakan kepada teman. Menurut penuturan guru Tarikh, ketika akan diadakan ulangan harian, pada saat guru hendak masuk kelas banyak dijumpai peserta didik yang sedang membaca modul atau paket Al-Islam, ini menandakan peserta didik belajar ketika akan ada ulangan. 4.21. Tabel hasil persentase angket No 21
Item butir soal Peserta didik berangkat sekolah lebih awal
Opsi A B
Jumlah 30 9
Persentase 42,9 % 12,9 %
C D E
31
44,2 % 0 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu berangkat lebih awal. Mereka beralasan dengan berangkat lebih awal akan menambah semangat mereka dalam belajar mereka di sekolah. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering berangkat lebih awal alasannya hampir sama seperti aasan peserta didik yang menjawab opsi A ditambah juga dengan tempat tinggal mereka yang agak jauh. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang berangkat lebih awal alasannya karena menurut mereka jarak tempuh sekolah dengan tempat tinggal peserta didik tidak terlalu jauh dan mayoritas tempat tinggal peserta didik adalah daerah semarang barat. Menurut penuturan Marsinah seorang petugas penjaga gerbang dan penerima tamu, hampir tidak ada peserta didik kelas VII yang telat masuk sekolah.
4.22. Tabel hasil persentase angket No
22
Item butir soal Peserta didik pernah bertanya, mengeluarkan pendapat kepada guru Tarikh pada saat pembelajaran
Opsi A B C D E
Jumlah 16 7 42 5
Persentase 22,9 % 10 % 60 % 0 7,1 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu selalu bertanya dan mengeluarkan pendapat ketika pelajaran sedang berlangsung mereka beralasan bahwa mereka merasa perlu menanyakan kembali sesuatu yang belum jelas dan belum mereka fahami. Sedangkan yang
menjawab opsi B yaitu sering bertanya dan mengeluarkan pendapat alasan mereka tidak jauh beda dengan para peserta didik yang menjawab opsi A, yaitu untuk mendapatkan kejelasan tentang materi tarikh yang disampaikan oleh guru, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu kadangkadang bertanya dan mengeluarkan pendapat, mereka beralasan kadang mereka merasa perlu bertanya kadang juga tidak perlu, dan sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu meraka tidak pernah bertanya dan tidak pernah mengeluarkan pendapat mereka beralasan bahwa mereka merasa takut dan merasa kurang percaya diri ketika hendak angkat suara. Menurut guru Tarikh, kelas VII terbagi menjadi 4 yaitu dari VII-1, VII-2, VII-3, dan VII-4 yang diklasifikasikan berdasarkan nilai rata-rata, sehingga terbentuk kelas yang homogen. Hal ini berfungsi memudahkan guru dalam pengajaran. Dengan keadaan tersebut kelas VII-1 lah yang paling aktif peserta didiknya pada saat proses pembelajaran, dan begitu seterusnya.
4.23. Tabel hasil persentase angket No
23
Item butir soal Peserta didik merasa senang ketika diberi tugas
Opsi A B C D E
Jumlah 29 15 26
Persentase 41,4 % 21,4 % 37,2% 0 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik selalu merasa senang ketika diberi tugas dari guru Tarikh karena mereka beralasan dengan adanya tugas mereka bisa latihan mengerjakan soal dan mengetahui seberapa kemampuan mereka dan yang terpenting termotivasi untuk belajar lebih giat, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu sering merasa senang ketika diberi tugas dari guru Tarikh alasan mereka tidak jauh beda dengan paara peserta didik yang menjawab opsi A selain itu juga mereka pernah merasa takut jika soalnya
terlalu sulit dan tidak bisa mengerjakan, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu kadang-kadang senang ketika diberi tugas dari guru Tarikh mereka beralasan kadang senang ketika tugas itu mudah dan tidak membebankan mereka dan tidak senang ketika tugas itu sulit dikerjakan mereka. Menurut penuturan guru Tarikh, berdasarkan pengelompokan kelas, untuk peserta didik kelas VII-1 merasa selalu senang ketika diberikan tugas, karena dengan adanya tugas mereka semakin rajin belajar, lain halnya kelas lainya yang rata-rata kelas dibawah VII-1 sebagian ada yang senang ketika diberi tugas, ada yang sedih karena bagi mereka tugas adalah beban bagi mereka.
4.24. Tabel hasil persentase angket No
24
Item butir soal Peserta didik pernah berdiskusi dengan teman anda ketika ada kesulitan
Opsi A B C D E
Jumlah 19 18 32 1
Persentase 27, 2 % 25,7 % 45,7 % 0 1,4 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik selalu berdiskusi kepada teman ketika ada kesulitan mereka beralasan itu perlu karena dengan bertannya kepada teman mereka bisa bertukar pendapat sehingga menambah pemahaman mereka. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B mereka berpendapat bahwa mereka sering berdiskusi kepada teman ketika ada kesulitan belajar mereka beralasan dengan berdiskusi dengan teman mereka banyak permasalahan yang bisa dipecahkan bersama. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menjawab kadang-kadang berdiskusi kepada teman ketika ada kesulitan belajar, alasan mereka kadang-kadang perlu untuk memecahkan
permasalahan, kadang juga tidak perlu karena teman kita belum tentu tahu dan mengerti tentang masalah yang akan di diskusikan atau tanyakan. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu tidak pernah berdiskusi dengan teman ketika ada kesulitan mereka beralasan bahwa tidak perlu bertanya ataupun berdiskusi masalahnya belum tentu teman yang akan diajak diskusi itu bisa.
4.25. Tabel hasil persentase angket No
25
Item butir soal Pada waktu luwang peserta didik mempergunakan waktu untuk membaca
Opsi A B C D E
Jumlah 9 8 51 2
Persentase 12,9 % 11,4 % 72,8 5 0 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu mempergunakan waktunya untuk membaca, alasanya ketika jam istirahat lebih asyik membaca buku di perpustakaan daripada jajan dikantin, selain juga menghemat uang saku membaca buku diperpus menambah wawasan, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu sering mengunakan waktu luang untuk membaca buku, dengan alasan mempergunakan waktu untuk hal yang bermanfaat kalau waktu luang disekolah dengan membaca kalau dirumah selain membaca dengan membantu orang tua, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang mempergunakan waktu luangnya untuk membaca, mereka beralasan ketika akan ada ulangan waktu luang dipergunakan untuk membaca, tetapi kalau tidak ada ulangan waktu luang dipergunakan untuk main, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E
yaitu yang tidak pernah mempergunakan waktu luangnya untuk membaca mereka beralasan malas untuk membaca
dan berkesan lebih cepat
membosankan, lebih enak bermain. Menurut
guru
Tarikh,
minat
baca
peserta
didik
di
SMP
Muhammadiyah 4 Semarang masih rendah, hal ini terlihat ketika jam istirahat kantin yang paling banyak diserbu peserta didik, sedangkan perpustakaan hanya segelintir peserta didik yang masuk kedalamnya. Hal ini menjadi tugas guru untuk meningkatkan minat baca peserta didik. 4.26. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal
26
Media LCD yang digunakan oleh Guru Tarikh membuat anda (peserta didik) semangat belajar
Opsi A B C D E
Jumlah 54 6 8 2
Persentase 77,1 % 8,6 % 11,4 % 0 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu menjadi semangat belajar ketika guru Tarikh menggunakan media LCD, alasan mereka dengan media LCD materi pelajaran yang disampaikan oleh guru semakin jelas dan mudah dipahami hal ini yang membuat mereka menjadi semangat untuk belajar, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu sering menjadi semangat belajar ketika guru Tarikh menggunakan media LCD alasan mereka media LCD tampilanya menarik sehingga membuat mereka sering merasa semangat untuk belajar, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu kadang menjadi semangat belajar ketika guru Tarikh menggunakan media LCD alasan mereka ketika tampilan LCD itu bagus dan menarik seperti tampilan gambar-gambar ataupun diputarkan film mereka merasa termotivasi untuk belajar, tetapi kalau tampilan LCD sekedar tulisan abjad belaka mereka merasa males dan berkesan biasa-biasa saja, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu tidak pernah menjadi semangat belajar ketika guru Tarikh menggunakan
media LCD alasannya ada atau tidaknya media LCD bagi mereka tidak ada pengaruhnya dalam belajar. Menurut peneliti, berdasarkan observasi langsung, media LCD membuat peserta didik termotivasi belajar Tarikh. Hal ini terbukti dengan peserta didik aktif didalam kelas, interaksi guru dan peserta didik semakin baik, dan kelas menjadi kondusif. 4.27. Tabel hasil persentase angket No
27
Item butir soal Guru Tarikh dalam menjelaskan pelajaran cukup jelas
Opsi A B C D E
Jumlah 40 16 14
Persentase 57,1 % 22,9 % 20 % 0% 0%
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu merasa jelas ketika guru Tarikh menerangkan alasan mereka karena guru Tarikh menggunakan bantuan Media LCD, jadi tidak hanya ceramah saja yang dapat peserta didik dengar selain itu peserta didi juga dapat menyaksikan visualisasi dari materi yang disampaikan, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering merasa jelas ketika guru Tarikh menerangkan alasan mereka tidak jauh beda dengan peserta didik yang menjawab opsi A, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang merasa jelas ketika guru Tarikh menerangkan alasan mereka ketika guru ceramah dengan mengilustrasikan dalam cerita peserta didik merasa cukup jelas tetapi kalau hanya ceramah saja mereka merasa kurang jelas. Menurut kepala sekolah, guru Tarikh memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial yang baik sehingga penjelasan guru cukup jelas membuat peserta didik semakin mudah memahai materi yang disampaikan.
4.28. Tabel hasil persentase angket No
Item butir soal
28
Guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan
Opsi A B C D E
Jumlah 53 7 9 1
Persentase 75,8 % 10% 12,8 % 1,4 % 0%
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu merasa guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan mereka bahwa mata pelajaran Tarikh adalah mata pelajaran yang mempunyai karakter membaca dan menghafal jadi apabila dibantu dengan media LCD akan lebih memudahkan peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh guru. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering merasa guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan mereka tidak jauh berdeda dengan peserta didik yang menjawab opsi A namun terkadang ada hal materi yang lebih tepat disampaikan melalui media lain. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang merasa guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan mereka ketika materi itu merasa sulit dan terlalu banyak tulisannya maka pemilihan media LCD pembelajaran sangat tepat, tetapi kalau materi dirasa biasa-biasa saja maka tidak perlu menggunakan media LCD. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang hampir tidak pernah merasa guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan mereka bahwa materi Tarikh itu lebih asyik dengan bercerita atau mendongeng jadi penggunaan media LCD tidak terlalu penting. 4.29. Tabel hasil persentase angket
No
Item butir soal
29
Peserta didik merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD
Opsi A B C D E
Jumlah 36 12 22
Persentase 51,4 % 17,1 % 31,5 % 0% 0%
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik yang selalu merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD, alasan mereka bahwa media LCD membuat materi yang terkesan abstrak menjadi kongkrit. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD alasan mereka tidak jauh berbeda dengan peserta didik yang menjawab opsi A namun terkadang sering dikaburkan dengan tampilan gambar-gambar yang membuat peserta didik kurang fokus terhadap materi yang disampaikan. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD alasan mereka kadang-kadang kalau materinya sulit peserta didik tidak faham, tetapi kalau materi yang diajarkan mudah peserta didik merasa faham. Menurut guru Tarikh media LCD memiliki banyak keunggulan. Media ini termasuk media audio visual dan gerak. Peserta didik yang memiliki tipe gaya belajar audio akan mudah memahami pelajaran karena media LCD ini mengeluarkan suara lewat speaker pada komputer. Peserta didik yang memiliki tipe gaya belajar visual dan kinestetik akan mudah memahami pelajaran karena media LCD memproseksikan gambar hidup, sehingga peserta didik dapat melihat langsung apa yang mereka pelajari. 4.30. Tabel hasil persentase angket No 30
Item butir soal Mempunyai keinginan untuk giat belajar
Opsi A B C
Jumlah 64 4 2
Persentase 91,4 % 5,7 % 2,9 %
0% 0%
D E
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A yaitu peserta didik mempunyai keinginan untuk giat belajar, alasan mereka dengan giat belajar akan menjadi anak pandai yang terpenting tidak kesulitan kalau ada ulangan. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik mempunyai keinginan untuk giat belajar alasan mereka sama seperti dengan peserta didik yang menjawab opsi A. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang mempunyai keinginan untuk giat belajar alasan mereka ketika lagi mempunyai semangat belajar peserta didik mempunyai keinginan giat belajar kalau lagi malas peserta didik tidak mempunyai keinginan untuk giat belajar. Menurut guru Tarikh, setiap peserta didik memiliki keinginan untuk giat belajar, namun banyak hal disekeliling peserta didik yang mempengaruhi mereka dan menjadikan mereka giat dan malas belajar. Hal ini menjadi tugas guru dan orang tua untuk bias memotivasi siswa agar siswa mempunyai motivasi intrinsic untuk giat belajar demi masa depan mereka. Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat adalah penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh di SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah sebagai berikut: a. Faktor Pendukung, antara lain: 1) Para tenaga pendidik yang profesional yang peka akan perkembangan IT, sehingga tidak ada kesulitan dalam teknis penggunaan dan pembuatan materi ajar. 2) Respon positif dari masyarakat khususnya wali murid dalam pengadaan media LCD. 3) Sarana dan prasarana yang memadai dan dilengkapi dengan area hots pot sehingga mudah bagi guru dan peserta didik mengakses informasi pengetahuan. b. Faktor penghambat, antara lain: 1) Ketika pemadaman listrik, media LCD tidak dapat digunakan fungsinya. 2) Dengan adanya tampilan bahan ajar yang
variatif
membuat
siswa
tertarik
akan
gambar
visualnya,
menyebabkan mereka tidak fokus pada isi materi yang diajarkan. 3) belum adanya feat back dari peserta didik, karena materi Tarikh yang mereka terima belum dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Anggapan masyarakat sekolah yang berbasis IT adalah sekolah yang Mahal. Sedangkan Faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki oleh SMP Muhammadiyah 4 Semarang dalam pelaksanaan pembelajaran melalui media LCD Proyektor, meliputi : a. Faktor pendukung, antara lain: 1) Faktor Keprofesionalan tenaga pendidik yang telah diseleksi dan mengikuti
berbagai pelatihan kependidikan
Sekolah Menengah Pertama. 2) Kepercayaan masyarakat dan kesadaran orang tua yang tinggi terhadap pendidikan wajib belajar sehingga memasukkan putra-putrinya di SMP Muhammadiyah 4 Semarag. 3) Tempat yang strategis karena berada di perkotaan antara Jalan Raya Pamularsih dan Jalan Raya Siliwangi dan mudah dijumpai. 4) Tempat belajar yang kondusif dan rapi, dengan ruang belajar yang berbasis IT sehingga menjadikan SMP Muhammadiyah 4 Semarang terkesan sekolah yang bermutu tinggi. 5) Sarana dan prasarana yang memadai, dilengkapi dengan area hot spot. b. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pendidikan pada SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah: 1) Kurangnya jumlah pendidik, karena di SMP Muhammadiyah 4 Semarang benar-benar membutuhkan loyalitas yang tinggi terhadap lembaga pendidikan. 2) Mahalnya biaya pendidikan di SMP Muhammadiyah 4 Semarang bagi sebagian masyarakat menengah kebawah, sehingga tidak semua anak bisa mendapatkan kesempatan menuntaskan wajib belajar 9 Tahun. Adapun upaya yang dilakukan oleh komite sekolah dan penyelenggara pendididkan
di
SMP
Muhammadiyah
4
Semarang
terkait
dengan
permasalahan di atas adalah mengadakan rekrutmen tenaga pendidikan untuk
menambah jumlah pendidik, mengingat masih ada guru yang mengampu lebih dari 1 mata pelajaran. Dan seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan Sekolah Menegah Pertama berupa pemberian bantuan dana untuk pengembangan sarana dan prasarana guna menunjang mutu kualitas pengajaran di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. sehingga dalam pelaksanaannya tidak terhambat pada masalah pembiayaan sarana dan prasarana mengingat begitu pentingnya penuntasan wajib belajar 9 tahun.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari uraian dan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Bahwa media LCD yang digunakan oleh guru mapel Tarikh kelas VII efektif sebagai media pembelajaran dalam rangka memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh, hal ini terbukti dengan aktifitas belajar peserta didik di dalam kelas lebih aktif, suasana kelas yang kondusif, daya serap peserta didik akan materi yang disampaikan oleh guru lebih tinggi, peserta didik lebih giat dalam belajar mapel Tarikh, materi pelajaran tertuntaskan, serta guru Tarikh lebih kreatif dalam memilih dan mendisain media yang akan dipakai sebagai sarana menyampaikan materi pelajaran Tarikh.
B. Saran-Saran Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan diatas, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel tarikh di SMP Muhammadiah 4 semarang, adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, seiring perkembangan zaman guru dituntut untuk lebih meningkatkan kreatifitas dalam memilih, mendisain dan memanfaatkan media pembelajaran dalam setiap proses belajar mengajar Tarikh, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam belajar. 2. Bagi sekolah, adanya perkembangan media teknologi yang semakin pesat, untuk itu pihak sekolah seharusnya mengadakan workshop atau pelatian bagi guru-guru tentang media teknologi pembelajaran, agar para guru dapat menggunakannya.
3. Bagi peserta didik, di era globalisasi saat ini menuntut kita untuk memiliki skill, untuk itu peserta didik harus belajar lebih giat dimana dan kapan saja, sebagai bekal hidup dalam persaingan global. 4. Bagi masyarakat, yaitu dengan mendorong kreativitas peserta didik dengan membatu proses belajar tetap berjalan di luar sekolah (rumah) ataupun masyarakat. 5. Bagi pemerintah hendaknya pihak pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan, berupa pemberian dana yang cukup untuk membantu meningkatkan sarana dan prasarana sekolah guna manunjang mutu pendidikan sekolah
C. Penutup Ucapan Syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tanpa adanya halangan yang berarti. Disamping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang turut membantu dan mendukung pembuatan skripsi ini. Semoga kesediaan dan keikhlasan bagi pihak yang mendukung seperti pihak pengelola, para tenaga pendidik serta para karyawan SMP Muhammadiya 4 Semrang dan para dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis demi kebaikan pembuatan skripsi ini. Semoga amal kebaikannya diterima di sisi Allah dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar, bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhirnya kata terakhir yang dapat penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga juga dapat menambah khazanah keilmuan bagi kita terutama tentang Penggunaan media pembelajaran Amiin ya robbal ‟alamiin..
DAFTAR PUSTAKA AH Sanaky, Hujair, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Kaukaba, 2011. al-Bukhori, Imam, Shahih bukhori juz 1, Beirut: Darul Fikri. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. AM, Sadirman, interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Sadiman, Arif. S.dkk. Media Pendidikan( Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat pres, 2002. .Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung ; Jumanatul „Ali Art. 2005. Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005. Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, strategi belajar mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Hamalik, Oemar, proses belajar mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Harjanto, Perencanaan Pengajaran Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Ibnu Tsarif an-Nawawi Adimasqie, Imam Abi Zakariyah, Riyadus Solihin, Beirut: Darul fikri, 1994. Majelis DIKDASMEN, al-Islam, Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2008.
Majelis DIKDASMEN PP. Muhammadiyah, Standar kompetensi lulusan dan Standar Isi.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Fifamas, 2003. Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008. Maman, U, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006 Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta, 2000. Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, PT. Rineka cipta, 1999. Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Nasution, S, Berbagai pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Oong Seng, Tan et. All, Education Psychology: A practitioner-Researcher Approach, Singapore: Thomson, 2003. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah. Qardhowi, Yusuf, Al-Qur‟an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan, Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Raharjo, “Media pendidikan”, dalam Chabib toha dan Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998. Reid, Gavin, Motivating Learners In The Classroom: Ideas and strategi, penerjemah Hartati widiastuti, Jakarta: PT. Indeks, 2009. Siagian, Sondang p., kia meningkatkan produkfitasn kerja, Jakarta: PT. Rineka Cipta karya, 2009. Sihab ,M, Qurqish, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera hati, 2002. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan(Landasan kerja pemimpin pendidikan), Jakarta: PT. Rineka Cipt, 2006.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning: Teori dan aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Sugiono, Metode penelitian Alfabeta,2008.
kualitaif
kuantitatif
dan
R&D,
Bandung:
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2008. Sudjana, Nana, dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1989. Sudjana, Nana, Rivai, Ahmad, Media Pengajaran, Bandung: PT. Sinar Baru, 1997. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Suryanto, M, Multimedia, Yogyakarta: Andi offset, 2005. Syukur, Fatah NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail Media Group, 2008. Syaodih, Nana S, R. Ibrahim, , Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004. Umar Bakri, Abd. Bin Nuh, kamus Indonesia- Arab- Inggris, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2003. Uno, Hamzah B., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983. Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Keadaaan Peserta Didik SMP Muhammadiyah 4 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011, 52.
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah 4 Semarang, 52.
TABEL 4.1. KEADAAN PESERTA DIDIK SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011 No
Kelas
Jumlah Peserta Didik
1
VII-1
35
2
VII-2
35
3
VII-3
35
4
VII-4
35
5
VIII-1
48
6
VIII-2
47
7
VIII-3
44
8
IX-1
42
9
IX-2
42
10
IX-3
42
Jumlah total
405
TABEL 4.2. SARANA DAN PRASARANA SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011 No
Nama Barang
Jumlah
1
Ruang kelas/ teori
10
2
Perpustakaan
1
3
Lab. IPA
1
4
Lab. Komputer
1
5
Ruang BK dan UKS
1
6
Ruang Ibadah/ musholah
1
7
Ruang kepala sekolah dan tamu
1
8
Ruang guru
1
9
Ruang tata usaha
1
10
KM/WC guru/pegawai
1
11
Kamar mandi siswa
4
12
Aula
1
13
LCD proyektor
11
13
Tempat parkir
1
14
Taman sekolah
3
15
Ruang osis
1
16
Ruang penjaga
1
17
Pos jaga
1
18
Ruang kantin
1
19
Ruang koperasi
1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Tabel
Lampiran 2
Daftar Lampiran
Lampiran 3
Kisi-kisi Angket Penggunaan Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 4
Angket Penggunaan Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 5
Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 4 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011
Lampiran 6
Pedoman Wawancara Penelitian
Lampiran 7
Pedoman Observasi Penelitian
Lampiran 8
Foto-Foto Hasil Penelitian
Lampiran 9
Silabus dan RPP Materi Pelajaran Tarikh
Lampiran 10 Surat-Surat Lampiran 11 Riwayat Hidup
ANGKET EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
A. PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr, Wb. Untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada IAIN Walisongo Semarang jurusan
Pendidikan
Agama
Islam,
dengan
judul.
“EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG”, maka saya meminta bantuan kepada peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang untuk mengisi angket yang saya sampaikan ini. Perlu diketahui bahwa angket ini hanya digunakan dalam penelitian dan tidak mempengaruhi hasil belajar atau nilai raport peserta didik dan dijamin kerahasiaanya. Demikian atas bantuannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu‟aliakum Wr, Wb.
Semarang, 25 Februari 2011 Penyusun
Lailatul Muarofah NIM. 073111031
B. PETUNJUK PENGISIAN 1. Berilah nama, kelas anda pada lembar yang telah tersedia 2. Kerjakanlah dengan teliti pernyataan yang akan anda tanggapi 3. Angket ini tidak tidak ada kaitannya dengan penilaian dan nilai pada raport 4. Memberi jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, dengan cara menyilang (X) pada kolom respon item yang telah tersedia. CONTOH:
a.
b.
c.
d.
e.
5. Jika akan mengganti jawaban, maka tambahkan tanda (=) pada jawaban awal dan tandai jawaban yang baru. CONTOH:
a.
b.
c.
d.
e.
Contoh : Apakah guru tarikh anda dalam menerangkan materi pelajaran menggunakan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan pokok bahasan dalam mengajar? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
1. Pilihan yang baik adalah bila anda memilih sesuai dengan keadaan diri anda. 2. Sangat diharapkan agar anda mengisi pilihan dari seluruh pertanyaan nomor 1 (satu) sampai dengan selesai. 3. Hasil pilihan anda akan dijamin kerahasiaanya. 4. Selamat mengerjakan.
KISI-KISI ANGKET EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU
INDIKATOR
Nomor soal
Jumlah
Menggunakan metode, alat, media
1, 2,3,4
4
5,6
2
dan bahan pembelajaran.
Mengorganisasi waktu dalam proses belajar mengajar.
Variasi gaya mengajar
6,7,8.9,10
4
Mendorong dan mengoptimalkan
11,12,13
3
14,15
2
keterlibatan peserta didik pada saat proses pembelajaran
Melaksanakan penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR TARIKH PESERTA DIDIK INDIKATOR
Nomor soal
Jumlah
16,17,18
3
19,20,21
3
22,23,24,25
4
26,27
2
28,29,30
3
Perasaan senang pada bidang pembelajaran.
Semangat belajar peserta didik.
Aktif dalam pembelajaran
Perhatian saat proses pembelajaran.
Harapan terhadap pembelajaran
C. BOBOT SKOR PADA INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN Bobot skor pada tiap-tiap soal angket penelitian adalah sebagai berikut: -
Untuk alternatif jawaban a dengan nilai 5.
-
Untuk alternatif jawaban b dengan nilai 4.
-
Untuk alternatif jawaban c dengan nilai 3.
-
Untuk alternatif jawaban d dengan nilai 2
-
Untuk alternatif jawaban e dengan nilai 1.
D. BUTIR-BUTIR ANGKET SEBAGAI INSTRUMEN PENELITIAN Butir-butir angket sebagai Instrumen Penelitian, sebagaimana terlampir.
ANGKET PENELITIAN I. DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU 1. Menggunakan metode, alat, media dan bahan pembelajaran. 1.1 Apakah guru Tarikh anda pada saat proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1.2 Apakah pemilihan media LCD yang digunakan oleh guru saat pembelajaran, sesuai dengan materi pejaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1.3 Apakah guru Tarikh anda dapat menggunakan media LCD dengan baik? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1.4 Apakah guru Tarikh anda menyediakan alat dan bahan untuk pendalami pelajaran? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
2. Mengorganisasi waktu dalam proses belajar mengajar. 2.1 Apakah guru Tarikh anda memulai dan mengakhiri pelajran tepat waktu? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
2.2 Apakah guru Tarikh anda pernah meninggalkan kelas ketika jam pelajaran? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
3. Variasi gaya mengajar 3.1 Apakah guru Tarikh menggunakan metode lain selain ceramah? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
3.2 Apakah guru Tarih mengadakan selingan(permainan, quiz,) ditengah-tengah pelajaran? a. Selalu
e. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah d. Tidak pernah
3.3 Apakah guru Tarikh anda pernah merubah formasi tempat duduk? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
3.4 ketika
menerangkan
pelajaran
apakah
guru
Tarikh
anda
berinteraksi dengan peserta didik? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4. Mendorong dan mengoptimalkan keterlibatan peserta didik pada saat proses pembelajaran. 4.1 Apakah guru tarikh memberikan kesempatan kepada peserta didik pada saat proses pembelajaran untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4.2 Apakah guru Tarikh anda pernah memberikan pertannyaan lesan? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4.3 Pada waktu memulai pelajaran apakah guru Tarikh memotivasi peserta didik untuk semagat dalam mengikuti pembelajaran? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
5. Melaksanakan penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran 5.1 Apakah guru Tarikh mengadakan evaluasi pada saat sebelum, proses dan setelah selesai materi pelajaran? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
5.2 Selain bentuk soal apakah guru Tarikh menggunakan bentuk lain (penugasan, diskusi, dll) dalam evaluasi? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
II. DAFTAR
PERTANYAAN
MOTIVASI
BELAJAR
TARIKH
PESERTA DIDIK 6. Perasaan senang pada bidang pembelajaran. 6.1 Apakah anda masuk ketika jam pelajaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
6.2 Apakah anda membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
6.3 Apakah anda merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7. Semangat belajar peserta didik. 7.1 Apakah anda memperhatikan ketika guru sedang menerangkan? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7.2 Apakah anda belajar ketika ada ulangan? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7.3 Apakah anda berangkat sekolah lebih awal? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8. Aktif dalam pembelajaran 8.1 Apakah anda pernah bertanya, mengeluarkan pendapat, kepada guru tarikh pada saat pembelajaran? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8.2 Apakah anda merasa senang apabila diberi tugas? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8.3 Apakah anda pernah berdikusi dengan teman anda ketika ada kesulitan belajar? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8.4 Pada waktu luwang apakah kamu mempergunakan waktumu untuk membaca? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
9. Perhatian saat proses pembelajaran. 9.1 Apakah media LCD yang di gunakan oleh guru Tarikh membuat anda semangat belajar? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
9.2 Apakah guru tarikh dalam menjelaskan pelajaran cukup jelas? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10. Harapan terhadap pembelajaran 10.1 Apakah guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampekan? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10.2 Apakah anda merasa paham ketika guru tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10.3 Apakah anda mempunyai keinginan untuk giat belajar? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
ANGKET EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
E. PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr, Wb. Untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada IAIN Walisongo Semarang jurusan
Pendidikan
Agama
Islam,
dengan
judul.
“EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG”, maka saya meminta bantuan kepada peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang untuk mengisi angket yang saya sampaikan ini. Perlu diketahui bahwa angket ini hanya digunakan dalam penelitian dan tidak mempengaruhi hasil belajar atau nilai raport peserta didik dan dijamin kerahasiaanya. Demikian atas bantuannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu‟aliakum Wr, Wb.
Semarang, 3 Maret 2011
Penyusun
Lailatul Muarofah NIM. 073111031
F. PETUNJUK PENGISIAN 6. Berilah nama, kelas anda pada lembar yang telah tersedia 7. Kerjakanlah dengan teliti pernyataan yang akan anda tanggapi 8. Angket ini tidak tidak ada kaitannya dengan penilaian dan nilai pada raport 9. Bobot skor pada tiap-tiap soal angket penelitian adalah sebagai berikut: - Untuk alternatif jawaban a dengan nilai 5. - Untuk alternatif jawaban b dengan nilai 4. - Untuk alternatif jawaban c dengan nilai 3. - Untuk alternatif jawaban d dengan nilai 2 - Untuk alternatif jawaban e dengan nilai 1. 10. Memberi jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, dengan cara menyilang (X) pada kolom respon item yang telah tersedia. CONTOH:
a.
b.
c.
d.
e.
11. Jika akan mengganti jawaban, maka tambahkan tanda (=) pada jawaban awal dan tandai jawaban yang baru. CONTOH:
a.
b.
c.
d.
e.
NAMA:_______________________________________________ KELAS:_______________________________________________ INSTRUMEN
PENELITIAN
ANGKET
EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG.
1. Apakah guru Tarikh anda pada saat proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
2. Apakah pemilihan media LCD yang digunakan oleh guru saat pembelajaran, sesuai dengan materi pejaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e.Tidak pernah
c. Kadang-kadang
3. Apakah guru Tarikh anda dapat menggunakan media LCD dengan baik? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
4. Apakah guru Tarikh anda menyediakan alat dan bahan untuk pendalami pelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
5. Apakah guru Tarikh anda memulai dan mengakhiri pelajran tepat waktu? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
6. Apakah guru Tarikh anda pernah meninggalkan kelas ketika jam pelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
7. Apakah guru Tarikh menggunakan metode lain selain ceramah? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
8. Apakah guru Tarih mengadakan selingan(permainan, quiz,) ditengah-tengah pelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
9. Apakah guru Tarikh anda pernah merubah formasi tempat duduk? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
10. Ketika menerangkan pelajaran apakah guru Tarikh anda berinteraksi dengan peserta didik? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
11. Apakah guru tarikh memberikan kesempatan kepada peserta didik pada saat proses pembelajaran untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
12. Apakah guru Tarikh anda pernah memberikan pertannyaan lesan? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
13. Pada waktu memulai pelajaran apakah guru Tarikh memotivasi peserta didik untuk semagat dalam mengikuti pembelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
14. Apakah guru Tarikh mengadakan evaluasi pada saat sebelum, proses dan setelah selesai materi pelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
15. Selain bentuk soal apakah guru Tarikh menggunakan bentuk lain (penugasan, diskusi, dll) dalam evaluasi? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
16. Apakah anda masuk ketika jam pelajaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
17. Apakah anda membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
18. Apakah anda merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh?
a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
19. Apakah anda memperhatikan ketika guru sedang menerangkan? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
20. Apakah anda belajar ketika ada ulangan? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
21. Apakah anda berangkat sekolah lebih awal? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
22. Apakah anda pernah bertanya, mengeluarkan pendapat, kepada guru tarikh pada saat pembelajaran? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
23. Apakah anda merasa senang apabila diberi tugas? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
24. Apakah anda pernah berdikusi dengan teman anda ketika ada kesulitan belajar? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
25. Pada waktu luwang apakah anda mempergunakan waktumu untuk membaca? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
26. Apakah media LCD yang di gunakan oleh guru Tarikh membuat anda semangat belajar? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
27. Apakah guru Tarikh dalam menjelaskan pelajaran cukup jelas? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
28. Apakah guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
29. Apakah anda merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
30. Apakah anda mempunyai keinginan untuk giat belajar? a. Selalu
b. Sering
d. Hampir tidak pernah
e. Tidak pernah
c. Kadang-kadang
SELAMAT MENGERJAKAN
STRUKTUR ORGANISASINYA SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011 a. Kepala Sekolah
: Darus Irfangi, S.Pd
b. Wakil Kepala Sekolah
: Winarko , S.Pd
c. Kepala Tata Usaha
: Moh. Suroyo
d. Kepala urusan 1)
Kurikulum
: Endang Tjatur W, S.Pd
2)
Kesiswaan/IPM
: Syukron Aziz, S.Pd
3)
Sarana Prasarana
: Iba Nindyawati, S.Pd
4)
Hubungan Masyarakat
: Rachmad Syamto, S.Kom
e. Koordinator 1)
Ciri khusus-Kemuhammadiyahan : Noor Rahma. S.pd.i
2)
Piket guru
3)
Upacara
4)
Ekstrakulikuler
5)
Pramuka
: Iba Nindyawati, S.Pd
6)
Koperas Siswa
: Hj. Sudiyanti
7)
Kesra Guru
8)
Kesra Siswa
: Peni Kisworowati. S.Pd.
9)
Koperasi Guru
: Iba Nindyawati, S.Pd
10) Perpustakaan
: Endang Tjatur W, S.Pd : RachmadSyamto,S.Kom : Istanti Ardianingrum. S.pd.
: Noor Rahma. S.Pd.I
: Sri Maryati
f. Bendahara Sekolah 1)
Bendahara Umum
2)
BOS
: Eni Agustyaningsih,S.Pd.
3)
BPP
:Yayuk Rekno Ningsih, S.Psi
g. Laboratorium/ TIK
: Cicip Nurwinarti
: Syaiful anam
h. Sekretaris Dewan Guru
: Totok Haryono
i. Pembantu Umum Dewan Guru
: Siti Rahmah Mulyaningsih
j. Wali kelas VII-1 VII-2 VII-3
: Peni Kisworowati. S.Pd : Iba Nindyawati S.Pd : Istanti Ardianingrum, S.Pd.
VII-4
: Nirbhoyo Sakti
VIII-1
: Noor Rahma. S.Pd.I
VIII-2
: Syaiful anam
VIII-3
: Rachmad Syamto, S.Kom
IX-1
: Endand Tjatur W, S.Pd
IX-2
: Irma Sofiana, S.Pd
IX-3
: Eni Agustyaningsih, S.Pd
k. Penerima Tamu
: Marsinah
l. Penjaga Malam
: Tumijan
m. Administrasi Umum n. Kebersian
: Kristiana : Arina Muslim : Miftahur Rizki
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN JUDUL : EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG. 1.
TINJAUAN HISTORIS a. Kapan SMP Muhammadiyah 4 Semarang berdiri ? b. Siapa saja pendiri SMP Muhammadiyah 4 Semarang berdiri ? c. Bagaimana latar belakang berdirinya SMP Muhammadiyah 4 Semarang berdiri? d. Bagaimana visi, misi dan tujuan sekolah ?
2. LETAK GEOGRAFIS SEKOLAH a. Dimana letak geografis sekolah ini ? b. Mengapa mengambil lokasi disini ? 3. KEADAAN GURU, KARYAWAN, DAN SISWA a. Bagaimana keadaan guru dan karyawan yang terdapat di SMP Muhammadiyah 4 Semarang? b. Berapa jumlah guru, karyawan, dan peserta didik saat ini ? 4. PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK a. Bagaimana sejarah digunakanya LCD proyektor di SMP Muhammadiyah 4 Semarang ini? b. Bagaimana keberadaan LCD proyektor di SMP Muhammdiyah 4 Semarang dari awal sampai saat ini? c. Dari manakah dana yang diperoleh, untuk pengadaan LCD proyektor? d. Apakah tujuan dipilhnya LCDproyektor ini sebagai salah satu media pembelajaran?
PEDOMAN OBSERVASI No 1
Kegiatan
Ya
Perencanaan Pembelajaran a. Guru menyusun program pembelajaran. b. Guru membuat perencanaan pembelajaran. c. Guru menetapkan tujuan, materi, metode, dan media pembelajaran. d. Guru menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan media LCD. 2
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar a. Guru dapat menggunakan media LCD dengan baik. b. Penggunaan metode dan media pembelajaran sesuai dengan materi. c. Pelaksanaan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat. d. Pendidik mampu berinteraksi dengan siswa dengan baik. e. Guru memotivasi peserta didik. f. Suasana kelas yang kondusif. g. Pembelajaran yang aktif
3
Pelaksanaan Evaluasi a. Guru melakukan observasi dengan mengamati tingkah laku peserta didik dalam waktu KBM dan di luar KBM. b. Guru mengadakan evaluasi dalam bentuk test maupun non test
Tidak
Keterangan
FOTO-FOTO HASIL PENELITIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
Semua pandangan peserta didik fokus ke depan layar proyektor pada saat proses pembelajaran.
Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik
Suasana proses pembelajaran yang aktif
Peserta didik termotivasi untuk belajar
SILABUS
Standar Kompetensi Memahami sejarah Nabi Muhammad saw.
Karakter Meneladani Nabi Muhammad saw (kecintaan)
Kompetensi Dasar Menjelaskan jazirah dan bangsa Arab pra Islam
Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran
: Tarikh
Satuan Pendidikan
: SMP/MTs
Kelas/Semester
: VII / I
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Materi Pokok
Jenis Tagihan • Tes lisan • Tes tertulis • Tes tertulis
Penilaian Bentuk Instrumen • uraian
• Menjelaskan kondisi geografis Jazirah Arab sebelum Islam • Menjelaskan peradaban bangsa Arab sebelum Islam
• Menjelaskan kondisi geografis Jazirah Arab • Menerangkan kondisi bangsa Arab sebelum Islam • Tanya jawab
• Menjelaskan kelahiran, sisilah nasab Nabi Muhammad saw.
• Menjelaskan sejarah kelahiran, dan sisilah nasab Nabi Muhammad saw.
• Tes lisan
• Uraian
• Menjelaskan kehidupan Nabi Muhammad dari masa kanak-kanak hingga remaja • Menjelaskan pernikahan
• Menjelaskan kehidupan Nabi Muhammad dari masa kanakkanak hingga remaja • Menjelaskan pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan
• Tes unjuk kerja
• Lembar penilaian unjuk kerja
Jazirah Arab pra Islam
• Uraian • uraian
Contoh Instrumen • Rubrik Kuis hlm. 83 • Imtihan hlm. 93 no 1 • Imtihan hlm. 94 no 1 • Imtihan hlm. 93 no. 4
• Imtihan hlm. 94 no. 3 • Rubrik Kuis hlm. 87, 90
Alokasi Waktu 12 jam
Sumber/ Bahan/ Alat Sumber: • Buku AIK 1a, karangan Majelis Dikdasmen PP Muhamma diyah; Mentari Pustaka, 2008. • Buku referensi lain yang relevan • Internet
Menjelaskan sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad saw. Setelah menjadi rasul: periode Makkah, periode Madinah, dan peristiwa wafatnya Rasul
Nabi Muhammad saw. dengan Khadijah
Khadijah
• Menjelaskan proses turunnya wahyu sekaligus pengangkatan Muhammad sebagai rasul
• Menjelaskan proses turunnya wahyu sekaligus pengangkatan Muhammad sebagai rasul
• Menjelaskan perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. pada periode Makkah dan Madinah • Menjelaskan pengertian haji Wada‟ • Menjelaskan peristiwa wafatnya Nabi Muhammad saw.
• Menjelaskan perjuangan Nabi Muhammad saw periode Makkah dan Madinah
• Rubrik Amali hlm. 91
Sejarah perjuang an Nabi Muham mad saw.
Semarang, Agustus 2011 Mengetahui Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Darus Irfangi, S. Pd NIP 19730401 200801 1 006
Guru Mata Pelajaran
Yakub Indra K, S.Pd.I
Bahan: • Lembar kerja siswa • Lembar penilaian • Soal kuis
Alat: • AlQur‟an • Hadis • LCD Proyektor • Alat tulis
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran
: Tarikh
Kelas / Semester
: VII / I
Standar kompetensi : Memahami Sejarah Nabi Muhammad Saw Kompetensi Dasar : Menjelaskan jazirah Arab Pra Islam
Indikator
:
1. Menjelaskan Daerah-daerah penting di jazirah Arab 2. Menjelaskan Batas – batas wilayah jazirah Arab Alokasi waktu
: 1 X 40 menit (1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran -
Siswa mampu menjelaskan kondisi jazirah Arab dan Bangsa Arab pra Islam
Materi Pokok -
Arab sebelum Islam
Karakter yang diharapkan -
Tanggung jawab
-
Disiplin
Metode Pembelajaran -
Picture to picture
-
Penugasan
Langkah – langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Mengawali pertemuan dengan salam dan doa.(Religius)
Mengkondisikan siswa.(Disiplin)
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan langkah – langkah dan tugas yang harus di lakukan siswa.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang sejarah jazirah arab pra Islam. .(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang Jazirah Arab.(Kreatif)
Elaborasi
Guru
meminta
siswa
untuk
memberikan
contoh
perilaku
jahiliyah.(Mandiri) Kegiatan Penutup 1.
Menyimpulkan hasil diskusi Sejarah Arab sebelum Islam.(Komunikatif)
2.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas.(Mandiri)
3.
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini.Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ? .(Komunikatif)
4.
mengakhiri pertemuan dengan doa dan salam.(Religius)
Sumber/Media Belajar
Majelis
Dikdasmen
PP
Muhammadiyah.
2008,
al-Islam
dan
Kemuhammadiyahan Kelas V11 Semester 1.
Buku –buku lain yang relevan
LCD proyektor
White board
Semarang, 7 Agustus 2011 Mengetahui, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Darus Irfangi, S. Pd NIP 19730401 200801 1 006
Guru Mata Pelajaran
Yakub Indra K, S.Pd.I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran
: Tarikh
Kelas / Semester
: VII / I
Standar kompetensi : Memahami Sejarah Nabi Muhammad Saw Kompetensi Dasar : Menjelaskan jazirah Arab Pra Islam Indikator
:
3. Menjelaskan Daerah-daerah penting di jazirah Arab 4. Menjelaskan Batas – batas wilayah jazirah Arab Alokasi waktu
: 1 X 40 menit (1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran -
Siswa mampu menjelaskan kondisi jazirah Arab dan Bangsa Arab pra Islam
Materi Pokok -
Arab sebelum Islam
Karakter yang diharapkan -
Religious
-
Mandiri
-
Rasa ingin tahu
Metode Pembelajaran -
Picture to picture
-
Penugasan
Langkah – langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Mengawali pertemuan dengan salam dan doa.(Religius)
Mengulas Materi sebelumnya.(Rasa ingin tahu)
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.(Mandiri)
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan langkah – langkah dan tugas yang harus di lakukan siswa.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang daerah-daerah penting jazirah arab .(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang batas – batas wilayah jazirah Arab debgan menampilkan gambar. (Rasa ingin tahu )
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang daerah-daerah penting Jazirah Arab.(Kreatif)
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mencari batas-batas wilayah jazirah Arab.(Mandiri)
Kegiatan Penutup 1.
Menyimpulkan hasil diskusi Sejarah batas-batas wilayah arab.(Komunikatif)
2.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas.(Mandiri)
3.
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini.Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ? .(Komunikatif)
4.
mengakhiri pertemuan dengan doa dan salam.(Religius)
Sumber/ Media Belajar
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. 2008,Al Islam dan Kemuhammadiyahan Kelas V11 Semester 1.
Buku –buku lain yang relevan
Gambar/ foto kota- kota dijazirah Arab
Peta jazirah Arab
LCD proyektor
Semarang, 7 Agustus 2011 Mengetahui, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Darus Irfangi, S. Pd NIP 19730401 200801 1 006
Guru Mata Pelajaran
Yakub Indra K,S.Pd.I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran
: Tarikh
Kelas / Semester
: VII / I
Standar kompetensi : Memahami Sejarah Nabi Muhammad Saw Kompetensi Dasar : 1.Menjelaskan jazirah Arab Pra Islam
Indikator
:
Menjelaskan sejarah jazirah Arab pra Islam Alokasi waktu : 1 X 40 menit (12 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran -
Siswa mampu menjelaskan kondisi jazirah Arab dan Bangsa Arab pra Islam
Materi Pokok -
Arab sebelum Islam
Karakter yang diharapkan -
Religius
-
Tanggung jawab
-
Disiplin
-
Komunikatif
-
Mandiri
Metode Pembelajaran -
Ceramah
-
Demonstrasi
-
Penugasan
Langkah – langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Mengawali pertemuan dengan salam dan doa.(Religius)
Mengkondisikan siswa.(Disiplin)
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.(Mandiri)
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan langkah – langkah dan tugas yang harus di lakukan siswa.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang sejarah jazirah arab pra Islam. .(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang kebiasaan-kebiasaan buruk jaman jahiliyah.(Komunikatif)
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang Jazirah Arab.(Kreatif)
Elaborasi
Guru
meminta
siswa
untuk
memberikan
contoh
perilaku
jahiliyah.(Mandiri) Kegiatan Penutup 1.
Menyimpulkan hasil diskusi Sejarah Arab sebelum Islam.(Komunikatif)
2.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas.(Mandiri)
3.
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini.Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ? .(Komunikatif)
4.
mengakhiri pertemuan dengan doa dan salam.(Religius)
Sumber/Media Belajar
Majelis
Dikdasmen
PP
Muhammadiyah.
2008,
al-Islam
dan
Kemuhammadiyahan Kelas V11 Semester 1.
Buku –buku lain yang relevan
LCD proyektor
White board Semarang, 7 Agustus 2011
Mengetahui, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Darus Irfangi, S. Pd NIP 19730401 200801 1 006
Guru Mata Pelajaran
Yakub Indra K, S.Pd.I
RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap : Lailatul Muarofah 2. Tempat & Tanggal Lahir : Kendal, 6 Juli 1989 3. NIM : 073111031 4. Alamat Rumah : Desa Pucangrejo Rt 02/RW 03 Kec.Gemuh, Kab. Kendal 51351 Telp.(Hp) : 085727439943 E-mail :
[email protected] B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal : a. MI NU Pucangrejo : Lulus Tahun 2001 b. MTs NU 09 Gemuh : Lulus Tahun 2004 c. MA Darul Amanah Sukorejo : Lulus Tahun 2007 d. IAIN Walisongo : Lulus Tahun 2011 2. Pendidikan Non-Formal : a. TPQ al-Amin Pucangrejo, Gemuh b. Madrasah Diniyah Bahrul Ulum Pucangrejo, Gemuh c. Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo, Kendal d. Pondok Pesantren al-Hikmah Tugurejo, Tugu Semarang
Semarang, 22 November 2011
Lailatul Muarofah NIM : 073111031