EFEK TAYANGAN EMPAT MATA DI TRANS 7 TERHADAP SISWA-SISWI SMU 33 JAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S-1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: WILLY ANDRY SCHULTZ
NIM
: 04102 – 052
Jurusan
: BROADCASTING
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
ABSTRAKSI
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan Willy Andry Schultz (04102-052) EFEK TAYANGAN EMPAT MATA DI TRANS7 TERHADAP SISWA-SISWI SMU 33 JAKARTA ( 74 halaman; 32 tabel + 44 lampiran) Bibliografi = 30 acuan ( tahun 1991-2007 ) Bagi sebuah stasiun pertelevisi, program acara merupakan hal terpenting bagi kelangsungan hidupnya. Program Talk Show merupakan salah satu tayangan program sangat diminati masyarakat, Empat Mata adalah program variety talk show yang paling diminati. Empat Mata mencoba memberi sentuhan lain, yaitu mengeksplorasi perbincangan menjadi sebuah acara yang tidak harus serius, tetapi ringan dan kental nuansa komedinya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ” Sejauhmana efek tayangan empat mata di Trans7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta”, dan tujuan penelitiannya yaitu ” Untuk mengetahui efek tayangan empat mata di Trans7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta”. Konsep-konsep yang dipakai dalam kerangka pemikiran yaitu; Komunikasi, Karakteristik Komunikasi Massa, Fungsi Komunikasi Massa, Media Massa, Efek Komunikasi Massa, Khalayak, Model Comstock, Televisi, Fungsi Televisi sebagai Media Massa, Format Acara Siaran, Efek Televisi terhadap Khalayak. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya melaporkan situasi atau peristiwa, dan tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Yang mengambil sample dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini Siswa-Siswi SMU 33 Jakarta dan mengambil sample dari 3 kelas dan di pilih secara acak dari masing – masing kelas dan menggunakan sample sebanyak 74 siswa/i. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek kognitif, dan afektif dalam tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah TINGGI. Efek kognitif dengan score 338 jumlah seluruh pertanyaan 1 dari no. 13 sampai dengan 17 menilai tinggi, efek afektif dengan score 312 jumlah seluruh pertanyaan 18, 20, 22, 24, dan 26 menilai tinggi, dan efek konatif dengan score 212 menilai rendah Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebanyak 74 responden atau 100% menyatakan bahwa efek tayangan empat mata di Trans7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah TNGGI, dengan nilai 42-29. Dengan tingginya efek tayangan empat mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta, maka Trans 7 harus tetap mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas tayangannya. Dan terwujudkan empat mata sebagai variety talk show yang mampu sebagai sumber hiburan, informasi, sosial, dan pendidikan untuk menjaga kebudayaan dan budaya nasional, serta turut memelihara persatuan dan kesatuan. i
KATA PENGANTAR Alhamdu lillaahi Rabbil’aalamin Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah menganugerahkan nikmat-nya, menjadikan kita dapat berpikir, berbuat, berkreasi, berimprovisasi dan mengaktualisasikan diri sebagai makhluk-Nya. Sehingga pada waktunya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efek Tayangan Empat Mata DiTrans7 Terhadap Sisws-Siswi SMU 33 Jakarta ”. Shalawat, rakhmat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah mereformasi alam pikiran manusia dari jahili kepada pemikiran yang menghormati kreatifitas dan intelektualitas manusia, pelaku harkat dan martabat manusia. Penyusunan skripsi ini merupakan ujian terberat, dibandingkan ujian – ujian yang pernah penulis hadapi selama masa kuliahan. Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini bukan hal yang mudah. Penggarapannya membutuhkan tenaga, waktu, ketekunan, kesabaran, pengorbanan dan kerja keras. Tidak dapat dipungkiri, penulis juga mengalami hambatan. Timbulnya rasa jenuh, bosan, malas, sedih dan kecewa, hingga berdampak pada tertundanya penyelesaian skripsi ini. Kendati demikian, dengan kebulatan tekad dan keinginan untuk segera menyeka”keringat intelektual” ini, menjadi satu dari sekian banyak faktor yang membangkitkan semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
ii
Kepada orang – orang yang telah memberikan dukungan, baik materil, moril dan sprituil, tak lupa penulis ucapkan terima kasih tak terhingga. Penulis juga ingin mendedikasikan skripsi ini antara lain untuk : 1. Bapak Drs. Riswandi M.Si, selaku Ketua Jurusan Bidang Studi Jurnalistik sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I, yang sudah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan kritik, saran dan motivasi bagi penulis. 2. Bapak Drs. H. Syukarna, MM, selaku kepala sekolah SMU 33 Jakarta yang sudah memberikan izin melakukan observasi di SMU 33 Jakarta selama menyebarkan kuesioner penelitian. 3. Bapak Amsir selaku guru bidang kesiswaan SMU 33 Jakarta , yang telah meluangkan waktunya untuk membantu memberikan data-data dan informasi mengenai siswa-siswi SMU 33 Jakarta.dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Seluruh dosen FIKOM, yang telah memberikan bimbingan selama kuliah. Juga untuk staff Tata Usaha FIKOM, Mas Erphan, Mas Mawi, Mas Hari, Mba Lila, Mas Ibenk, Mas Mefi dan lainnya.. 5. Sangat berterima kasih sekali kepada Mama dan Papa yang sudah sabar lama menunggu dalam penyelesaian skripsi ini, serta kak Lutfi dan mba Tri yang sangat mendukung baik moral maupun material, Wildy penerus keluarga, dan Andhini keponakanku yang sangat lucu dan sudah memberikan banyak inspiras.Terima kasihku yang teramat sangat kepada semuanya.
iii
6. Teman sepejuangan : Aconk, Alung, Vera, Jane, Rika, Roy, Didit, Atus, Jessica, Wiji, Ayu, Teguh Bete, Ivan, dan Yanti atas segala bantuan dan dukungannya selama ini. 7. Teman baikku Edi, Nabil, Dedi, Woko-Anti, Fuad, Gustav, Dimas, Adit, Erwin Lampung, Ocha, Tee, Tiki, semua teman-teman SMU terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. 8. Tidak lupa kepada Williams ( Abel, Lucky, Arga, Ibenk & Ibol manager), Boneka Kayu ( Erik, Didit, Zeny, Guy & Yoga ), Baling-baling ( Kiko, Kisut, Ali, & Joe ), Sexy Tony ( I-Q, Cubla, Ivan ), Daybreak ( Japra, Peri & Rijat ), Travel Warning ( Dede, Bad, Munte, Boy ), dan Pinky Shounen ( Louis, Dito, Gilank, Mila, Titin, Angga, Eka, Ayu, Akito ). Terima kasih teman-temanku semuanya ayo maju musik Indonesia. 9. Teman-teman di Mercu Buana maupun diluar Mercu Buana yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semua dukungan, bantuan dan doanya selama ini. Dengan kesadaran akan kekurang-kekurangan, baik dalam penyajian penulisan maupun keterbatasan ilmu yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangaun demi meningkatkan wawasan dan juga demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga skipsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Jakarta, November 2007 Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI …………………………………………………………………… KATA PENGANTAR …………………………………………………………. DAFTAR ISI …………………………………………………………………... DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
i ii v viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah …..................…………………………..... 1 1.2. Rumusan Masalah ….....…………………………………………… 9 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 9 1.4. Signifikansi Penelitian ………………………………...................... 10 1.4.1 Signifikansi Akademis ……………………………................... 10 1.4.2 Signifikansi Praktis ………………………………………........ 10
BAB II KERANGKA KONSEP 2.1. Pengertian Komunikasi ………………...…...................................... 11 2.2. Bentuk-bentuk Komunikasi .............................................................. 12 2.3.Karakteristik Komunikasi Massa…........…....................................... 14 2.4.Fungsi Komunikasi Massa................................................................. 16 2.5.Media Massa........................................................................................ 17 2.6.Efek Komunikasi Massa……..............……………………………... 18 2.7.Khalayak .............................................................................................. 22 2.8.Model Comstock .................................................................................. 24 2.9.Televisi .................................................................................................. 26 2.10.Fungsi Televisi Sebagai Media Massa ............................................... 28 2.11.Format acara siaran ......................................................................
30
2.12.Efek televisi terhadap khalayak....................................................
33
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian …………………………………………………….. 34 3.2. Metode Penelitian ………………………………………................... 35 3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35 3.4. Populasi dan Sample ……………………………………………....... 36 3.4.1. Populasi ................................................................................. 36 3.4.2. Sampel ................................................................................... 37 3.4.3. Penarikan Sample ………………………………………... 38 3.4.3.1 Tabel Berdasarkan Jenis Kelamin Laki – laki ... 38 3.4.3.2 Tabel Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan... 39 3.5
Pengolahan dan Analisi Data................................................ 39 3.5.1.Proses Editing ............................................................ 39 3.5.2.Proses Pengkodean Data (coding)............................. 40 3.5.3.Proses Tabulasi .......................................................... 41
3.6 Definisi dan Operasionalisasi Konsep ….......…………….. 42 3.6.1 Definisi Konsep .......................................................... 42 3.6.2 Operasionalisasi Konsep .......................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Stasiun Televisi Trans 7.......................................................... 46 4.1.1. Profil Perusahaan .................................................... 46 4.2. Sekilas tentang Tayangan Empat Mata ................................ 47 4.3. Hasil Penelitian ....................................................................... 48 4.3.1. Identitas Responden ................................................ 48 4.3.2. Pola Menonton Televisi ........................................... 50
vi
4.3.3. Pola Menonton Tayangan Empat Mata ................. 52 4.3.4. Efek Kognitif.............................................................. 55 4.3.5. Efek Afektif ............................................................... 58 4.3.6. Efek Konatif............................................................... 62 4.2. Pembahasan ............................................................................. 65
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan .............................................................................. 72 5.2. Saran ........................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
Bab I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dengan berjalannya era reformasi di Indonesia ini membuat pemikiran
masyarakat Indonesia yang semakin kritis dan maju. Perkembangan ini tidak hanya terlihat dari kehidupan politik dan kenegaraan, tetapi juga berkembang pada teknologi canggih yang masuk dengan cepat. Seiringnya perkembangan ini, kebutuhan manusia akan informasi
pun semakin meningkat. Dengan ini
komunikasi sudah menjadi bagian penting dari suatu masyarakat, sehingga komunikasi
menjadi
suatu
sumber
inspirasi
dan
keuntunganbagi
para
penggunanya. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang berdiktoris oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengarahan tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik1. Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas suatu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensinya. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau mengevaluasi sesuatu. Selain itu anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan anda.
1
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books, Jakarta, 1997. Hal 23
1
2
Dalam konteksnya hubungan antara manusia, memiliki tujuan komunikasi menjadi berdimensi, dan mempunyai banyak arti. Hingga saat ini komunikasi dilakukan tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi juga mempengaruhi diri orang lain, mengenal akan dunia luar, dan mengetahui dirinya sendiri agar tidak terisolasi, belajar serta memperoleh hiburan2. Ada beberapa jenis komunikasi dalam konteksnya, salah satunya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa ditujukan kepada massa sejumlah sangat besar khalayak. Karena banyak jumlahnya khalayak dan karena sangat penting bagi media untuk memberikan apa yang diinginkan khalayak pesan dari komunikasi massa pada umumnya adalah organisasi besar yang memikul biaya besar yang untuk membentuk dan menyampaikan pesan. Werner dan James W. Tankard, mengungkapkan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Keterampilan dalam pengertian bahwa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Seni dalam pengertian bahwa meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita. Dan ilmu dalam pengertian bahwa meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi baik3.
2
Djalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000. Hal 56 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,2000. Hal 2
3
3
Dalam
melakukan
proses
komunikasinya,
komunikasi
massa
menggunakan sebuah alat komunikasi, yaitu media massa. Media massa saat ini sudah menjadi sebuah industri yang berkembang, orang dihadapkan kepada berbagai macam media massa. Media massa merupakan alat yang sangat efektif bagi kelangsungan komunikasi massa untuk menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak yang ditujunya. Salah satu media massa yang diminati khalayak adalah media televisi. Dalam perekonomian yang sehat, stasiun televisi dapat menjadi tambang emas bagi pemiliknya, namun dalam perekonomian yang lemah stasiun televisi hanya akan menghabiskan dana pemiliknya. Menjalankan stasiun televisi memerlukan imajinasi dan gairah, karenanya para pengelola televisi haruslah terdiri dari orangorang kaya gagasan dan penuh energi. Selain itu, televisi juga menggunakan gelombang udara publik, sehingga televisi mempunyai tanggung jawab kepada pemirsanya melebihi bisnis lain dalam masyarakat. Televisi, merupakan perkembangan teknologi berikutnya setelah radio, yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga efek siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Telah kita ketahui bersama bahwa televisi merupakan suatu media komunikasi elektronik yang mempunyai peran besar terhadap perkembangan sosial, ekonomi, budaya, dan politik di suatu tempat, daerah ataupun negara. Interaksi antara komunikator terhadap komunikan dalam menyampaikan pesan
4
melalui media dapat ditentukan oleh teknologi yang digunakan pada saat ini. Sedangkan tingkat keberhasilan misi ditentukan juga oleh tingkat intelektual dan cara dalam menyampaikan pesan tersebut. Perkembangan program di televisi tidak bisa lepas dari perkembangan zaman serta mengikuti selera pasar. Siapa pengelola stasiun TV paling kreatif, paling cerdik, bisa menangkap apa yang diinginkan pemirsa, dialah yang bakal menjadi juara 4. Setiap stasiun televisi mempunyai acara unggulan, entah itu formatnya sinetron, musik, reality show, kuis atau bentuk acara lainnya. Biasanya mereka menayangkannya pada jam-jam prime time (18.00-22.00). Kenapa prime time? Berdasarkan survei, waktu yang paling banyak pemirsanya adalah pada jam-jam tersebit. Bayangkan, pada jam tersebut semua anggota keluarga telag berkumpul dirumah. Ayah sudah pulang dari kantor, begitu juga dengan ibu dan anak-anak sudah pulang sekolah. Di situlah terjadi perebutan antarstasiun televisi. Masingmasing dari mereka berusaha menarik perhatian penonton dengan programprogram unggulan pada jam-jam prime time.5 Dalam sebuah stasiun pertelevisian, program acara merupakan terpenting bagi kelangsungan sebuah televisi. Sebuah program acara sangat menentukan tinggi rendahnya rating sebuah televisi. Sudah banyak tayangan program acara baru yang berusaha menarik minat pemirsanya seperti : tayangan mistik, tayangan
4
KOMPAS,Selasa,Bisnis dan komunikasi format acara tetap, kemasan ikut zaman,,28 september 2004.Hal 39 5 Ibid.hal. 2
5
infotainment, dan tayangan reality show/ variety talk show yang saat ini paling diminati masyarakat Indonesia.6 Acara tayangan variety talk show merupakan tayangan program acara yang sangat diminati oleh masyarakat baik itu golongan kelas menengah kebawah maupun kelas menengah keatas. Karena tayangan ini merupakan tayangan yang isinya banyak mengenai informasi dan hiburan, tontonannya tidak terlalu berat. Dari sekian banyak program bincang-bincang yang menghias layar kaca, acara Empat Mata yang diproduksi Trans 7 bisa dikatakan memiliki ciri khas. Mengemaskan, hiburan dan informasi, acara bincang-bincang ini lebih menekankan unsur komedi daripada informasi. Pada 25 November 2001, TV7 mulai mengudara sebagai televisi nasional ketujuh. Sebagai bagian dari perusahaan media Kelompok Kompas Gramedia (KKG), PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh ikut meramaikan peta media elektronik Indonesia dengan izin Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat No. 809/BH.09.05/III/2000, tanggal 22 Maret 2000, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 8687. Sejak awal berdiri, TV7 terus memperluas jangkauannya secara bertahap dari tahun ke tahun. Sampai saat ini, TV7 memiliki 26 stasiun transmisi di berbagai kota di Indonesia yang mampu menjangkau 133 juta penonton potensial. Seiring dengan perkembangan industri pertelevisian di Indonesia, KKG melakukan kesepakatan strategic partnership dengan Trans Corpora. Terhitung sejak penandatanganan kerjasama pada 4 Agustus 2006, TV7 berganti nama menjadi Trans7 di bawah naungan PT. Trans Corpora. Setelah di-
6
Ibid hal. 3
6
relaunch pada 15 Desember 2006, kini Trans7 telah menyiapkan tayangantayangan yang cerdas, tajam, menghibur, dan membumi7. Ditengah semakin ketatnya persaingan tayangan talk show atau variety talk show saat ini, Empat Mata merupakan salah satu acara talk show yang paling diminati dan memiliki rating cukup tinggi. Empat Mata mencoba memberi sentuhan lain yaitu mengeksplorasi perbincangan menjadi sebuah acara yang tidak harus serius, tetapi bisa ringan dan kental nuansa komedinya. Tayangan ini diharapkan akan menghibur pemirsa dari kalangan remaja dan pemirsa dewasa hingga orang tua, karena dengan menampilkan Tukul Arwana sebagai pembawa acara menjadi peran utama yang menjadikan acara ini jenaka. Karena Tukul yang memasang wajah polosnya, seakan benar-benar berharap pada laptop yang ada dihadapannya sebagai jiwa Empat Mata. Belum lagi, ketidakmampuannya mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris, justru menjadi plesetan yang memancing kelucuan. Misalnya dalam episode dia menangkap ucapan face to face dengan fish to fish. Kekurangan Tukul adalah kelebihan Empat Mata, menurut Andry selaku produser Empat Mata milik Trans78. Acara EMPAT MATA di Trans7, mulai tanggal 28 Mei 2006. Pukul 22.00 WIB. EMPAT MATA berisi 50 % jokes-jokes segar, 40 % information (talk show) dan 10 % musik. Segala obrolan akan dikemas secara ringan, santai, dengan gaya Tukul Arwana. Dan sekarang Empat Mata tayang dari hari Senin s/d jumat, dengan ditambah durasi waktunya menjadi satu setengah jam (1 ½ jam) yaitu mulai pukul 21.30 s/d 23.00 WIB 7
http://www.trans7.co.id/trans7/index.php?option=com_content&task=view&i d=12&Itemid=26 8 KOMPAS,Minggu, Televisi Bincang-Bincang Yang Tak Serius, 12 Nopember 2006. Hal 31
7
TOP 5 TALKSHOW PROGRAM DURING AGUST 2007 No.
Program
Channel
Name 1 2 3 4
5
Empat Mata Dorce Show Ceriwis
Program Type
Trans7 TransTV TransTV
Information TalkShow Information TalkShow Information TalkShow Information TalkShow
Belum Trans7 Cukup Gede News Dot MetroTV Information Com TalkShow
Average Average Average number Rating Share of audience (in 000s) 881 2.7 10.7 529
1.6
14.2
490
1.5
12.1
386
1.2
5.2
384
1.2
4.5
Source : AGB Nielsen Media Research
Penulis tertarik untuk mengangkat Empat Mata sebagai bahan penelitian dikarenakan acara Empat Mata ini sangat menarik dengan kemasan atau isi acaranya unik, beda dari yang lainnya, mengemaskan, menghibur dan memberikan informasi, namun acara bincang-bincang ini
lebih menekankan
unsur komedi daripada informasinya dan audience sangat menyukai acara talk show ini. Para pemirsanya semakin hari semakin bertambah sehingga ratingnya semakin meningkat diatas rata-rata. Dan masyarakat banyak yang meniru gaya bicara Tukul seperti Wong Deso, Katrok, Kembali ke Laptop bahkan ada yang meniru gaya Tukul bertingkah seperti simpanse. Para pemirsanya bukan hanya orang dewasa saja baik dari golongan kelas menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas, tetapi para pelajar sangat menyukai akan acara talk show ini.
8
Profil pemirsa program Empat Mata berdasarkan pendidikan Periode Agustus 2007 Target Pemirsa Jumlah Rating Share Index Komposisi pemirsa rataratarata-rata rata rata (dalam 000) Not Formal Education 48 1.5 7.9 59 4.6 % Elementary not finished 124 1.6 7.1 64 12.0 % Elementary 197 2.2 9.0 88 19.1 % Secondary 185 2.6 10.4 107 18.0 % High School 369 3.1 11.9 126 35.4 % Academy 44 3.6 15.9 144 4.2 % University 70 4.1 16.6 167 6.7 % Source : AGB Nielsen Media Research
Keterangan : • Index : angka yang menggambarkan profil pemirsa, yang juga mengidentifikasi efektivitas suatu program pada target pemirsa tertentu. Jika Index < 100 kurang efektif > 100 sangat efektif = 100 efektif • Komposisi : Persentase target pemirsa di antara kategori jenis kelamin, status sosial ekonomi (berdasarkan pengeluaran per bulan ), usia, atau pendidikan. • Pendidikan adalah penggolangan pemirsa TV berdasarkan latar belakang pendidikan terakhirnya. - Not formal education : pendidikan non-formal - Elementary not finished : tidak selesai sekolah dasar (SD) - Elementary : lulus SD - Secondary : Sekolah Lanjut Tingkat Pertama ( SLTP ) - High School : Sekolah Menengah Umum ( SMU ) - Academy : Akademi - University : Universitas
Sebuah tayangan variety talk show ini tentunya diharapkan memberi nilai lebih bagi pemirsa, dengan hiburan yang segar tanpa harus berbau SARA. Tayangan Empat Mata tentunya memiliki pemirsanya tersendiri seperti pelajar. Dalam hal ini objek penelitaiannya adalah Siswa-siswi SMU 33 Jakarta kelas 1 s/d kelas 3. Asumsi ini didasari bahwa Siswa-siswi SMU 33 Jakarta saat ini merupakan siswa-siswi yang mempunyai prestasi baik dan pergaulan yang baik
9
khususnya diwilayah Cengkareng dan Kalideres. Dan SMU 33 Jakarta merupakan sekolah menduduki peringkat 1 wilayah Cengkareng dan Kalideres9, dan juga merupakan bagian dari pemirsa tayangan Empat Mata di Trans7 yaitu tayangan Empat Mata dapat menghibur pemirsa dari kalangan remaja.
Dengan Demikian maka Skripsi ini diberi judul : EFEK TAYANGAN EMPAT MATA DI TRANS7 TERHADAP SISWASISWI SMU 33 JAKARTA.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dan penelitian
ini dapat dinyatakan sebagai berikut : Sejauhmana Efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta.
1.3.
Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas dengan demikian penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui Efek Tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap Siswa-siswi SMU 33 Jakarta.
9
Bapak Amsir guru bidang kesiswaan SMU 33 Jakarta
10
1.4.
Signifikansi Penelitian Melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat positif baik
signifikansi akademis maupun praktis.
1.4.1. Signifikansi Akademis 1.
Diharapkan berguna dalam menambah pengetahuan tentang tayangantayangan acara variety talk show di televisi.
2.
Sebagai bahan masukkan bagi pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam pengembangan studi yang khalayaknya remaja
3.
Memperkaya wawasan yang luas dan menambah keilmuan khususnya di bidang Broadcasting., serta diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2. Signifikansi Praktis Semoga penelitian ini dapat memberikan masukkan dan kekuatan akan pentingnya tayangan variety talk show ditelevisi. Serta diharapkan dapat memberikan masukkan dari hasil penelitian ini kepada stasiun televisi yang memproduksi tayangan variety talk show, serta memberikan gambaran Efek tayangan Empat Mata di Trans7 terhadap siswa-siswi SMUU 33 Jakarta.
BAB II KERANGKA KONSEP
2.1.
Pengertian Komunikasi Sepanjang kehidupan manusia ditandai oleh suatu kegiatan yang terus-
menerus, yakni komunikasi. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan informasi dengan manusia lainnya untuk mencapai dan memenuhi kebutuhannya. Disnilah komunikasi sangat berperan penting dalam kegiatan tersebut. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik10. Komunikasi merupakan unsur paling penting dan menjadi dasar bagi segala aktivitas kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, begitu juga halnya bagi suatu lembaga atau organisasi. Komunikasi menurut Carl I Hovland adalah proses yang memungkinkan seseorang (Komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk merubah perilaku orang lain.11 Dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. 10
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, Professional Books, 1997. Hal 47 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2001 hal 62 11
11
12
Definisi Hovland menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi melainkan juga pembentukkan pendapat umum ( public opinion ) dan sikap public ( public attitude ).12 Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seseorang atau kelompok yang lain terutama melalui simbol-simbol. Dalam pengertian umum, kita melihat komunikasi jika sebuah sistem, sebuah sumber, mempengaruhi yang lain, si tertuju, dengan memanipulasian simbol-simbol alternatif, yang dapat disebarkan melalui saluran yang menghubungkan keduanya.
2.2.
Bentuk-bentuk Komunikasi Bentuk komunikasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu dari
sudut media komunikasi dapat dibagi kedalam dua bentuk yakni : Komunikasi primer dan komunikasi sekunder.13 a. Komunikasi Primer ( komunikasi langsung ) Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang ( symbol ) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar dan warna. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah berbentuk ide, informasi atau opini.
12
Onong, U, Effendy. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2003 hal 10 13 Ibid hal 11-16
13
b. Komunikasi Sekunder Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sarananya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak, surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pengertian komunikasi mempunyai enam karakteristik pokok sebagai berikut 14: 1. Komunikasi adalah suatu proses 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat. 4. Komunikasi bersifat simbolis. 5. Komunikasi bersifat transaksional. 6. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang. Proses Komunikasi melibatkan tujuh elemen, tujuh elemen itu adalah : sumber, pesan, saluran, penerima, akibat/hasil, umpan balik dan gangguan. Menurut Dennis McQuail (1987), Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok, bahwa sifat komunikasi organisasi lebih
14
Sasa Djuarsa Sendjaja,.Dkk, pengantar ilmu komunikasi, Pusat penerbitan Universitas Terbuka2003 hal 57.
14
formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.15
2.3.
Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Hafied Cangara, dalam bukunya Pengantar
Ilmu Komunikasi, mempunyai karekteristik sebagai berikut : 19 1. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan. 2. Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. 3. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya. Karena itu proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit. 4. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya. 5. Lambat ( tertunda ) dan sangat terbatas. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa. 6. Elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar.
15 19
Ibid Josep A. Devito,Komunikasi Antar Manusia, ed kelima terjemahan Agus
15
7. Sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bila di dokumentasikan. 8. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatife banyak untuk mengelolanya. Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengiriman pesan20 1. Adanya khalayak luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak dapat bersifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan kebudayanya. 4. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya.
5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda – beda, pesan yang keluar dari peralatan komunikasi difokuskan pada perhatian yang sama, seakan – akan khalayak yang heterogen tersebut akan memberikan reaksi yang sama pula.
20
Alo Liliweri, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat.PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1998, hlm.10
16
2.4.
Fungsi Komunikasi Massa Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai
decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. 16 Menurut Joseph. A DeVito fungsi komunikasi massa secra khusus ada 3 hal yang harus dipahami ketiga hal tersebut adalah :17 1. Setiap
tindakan
yang
berkaitan
dengan
komunikasi,
termasuk
mengkomsumsi media, dilandasi oleh alasan yang unik. 2. Setiap komunikasi massa atau media massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap khalayak secara individual. 3. Fungsi yang dijalankan oleh banyak peristiwa kommunikasi massa bagi banyak orang akan berbeda dari waktu ke waktu. Berikut ini adala fungsi khusus dari komunikasi massa diantaranya :18 1. Menghibur Media memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada pengiklan. 2. Memberikan informasi Media memberikan informasi kepada khalayak baik berupapengetahuan tentang musik, politik film, seni, psikologi, maupun ekonomi. 16
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, PT. Ggrasindo,2000 hal 10 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi kelima terjemahan Agus Maulana, Jakarta,Profesional Books, 1997 hal 518 18 Ibid hal 515 17
17
3. Membius Media menyajikan informasi tentang sesuatu penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil, sebagai akibat pemirsa terbius kedalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruhh narkotika.
2.5.
Media Massa Media massa yaitu sarana dan saluran resmi seagai alat komunikasi untuk
menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Secara umum media massa berbeda dengan instusi pengetahuan lainnya ( misal seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan dan lainnya ):19 a. Media massa memiliki fungsi pengatur ( pembawa ) bagi pengetahuan. Jadi media massa memerankan peran institusi lainnya. b. Media massa menyelengarakan kegiatannya dalam lingkungan publik, pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah. c. Media menjangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya dan sudah sejak dahulu ”mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama, dan lain-lain. Media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnnya kemudian menyimpannya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar, tentang dunia yang lain diluar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak 19
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2002
18
awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. Manfaat media masssa adalah : 1. Menjangkau satu khalayak yang luas dan cepat. 2. Menciptakan pengetahuan dan menyebar luaskan informasi. 3. Mengarahkan perubahan pada sikap yang dianut.20 Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan : ” Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah relatif banyak.21
2.6.
Efek Komunikasi Massa Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi di dalam diri
penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan, sikap dan perilaku atau ketiganya. Perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik. Media lisan bisa pada suara dan melahirkan keakraban sosial dan kehidupan kelompok. Media cetak bisa pada penglihatan dan melahirkan sistem yang linear, urutan dan sekuensal, dan kecendurangan menata dan mengatur 20
Zulkarnen Nasution, Komunikasi Invasi, Universitas Terbuka, 1995 hal 33 Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2003 hal 17 21
19
berdasarkan susunan tertentu. Media lisan melahirkan iaktan sosial yang erat, media cetak menimbulkan individualisme dan televisi menyebabkan demokrasi kolektif. Paul Lazarsfeld menyatakan ” Media massa tidak berpengaruh sama sekali. Alih-alih sebagai agent of conversion ( media untuk mengubah perilaku ), media massa berfungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada. Pengaruh media massa juga disaring oleh pemuka pendapat. Pengaruh interpersonal ternyata lebih dominan daripada media massa. Khalayak juga bukan lagi tubuh pasif yang menerima apa saja yang disuntikkan ke dalamnya. Khalayak menyaring informasi melalui proses yang disebut terpaan selektif (selective exposure ) dan persepsi selektif (selective perception).22 Cara komunikan mereaksikan dan jenis reaksi yang dihasilkan dan ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Schramm (1971) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi tanggapan yaitu ; pesan, situasi ketikapesan itu diterima dan ditanggapi, kepribadian komunikasi serta konteks kelompok ketika komunikan menjadi anggotanya. Sementara Berelson memformulasikan faktorfaktor tersebut dalam hipotesis sebagai berikut. ” Some kinds of communication on some kinds of issues brought to the attention of some kinds of public under some kinds of conditions have some kinds of effect”. 23
Ada lima faktor penting dalam formulasi Berelson, yaitu :
22 23
Ibid Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta : PT Grasindo),2003, hal 39.
20
1. Jenis saluran komunikasi yang digunakan. Dalam hal ini, efektifitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut sifat salurannya. a.
Semakin Pribadi suatu komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik.
b.
Semakin informal suatu saluran komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik.
c.
Semakin khusus suatu saluran komunikasi, semakin
kuat
pengaruh atas khalayak dibandingkan dengan saluran yang lebuh umum. d.
Isi yang sifatnya reportialnya umumnya lebih efektif daripada isi yang bersifat editorial atau yang bersifat representatif.
e.
Peristiwa umumnya lebuh efektif daripada kata-kata, sebab peristiwa lebih bersifat ”Fait accopoli”.
f.
Isi yang bersifat emosional lebuh efektif dibandingkan dengan isi yang bdersifat rasional.
2. Jenis Persoalan a.
Persoalan yang baru
b.
Persoalan yang tidak tegas
c.
Persoalan tokoh-tokoh yang disegani
3. Jenis orang a.
Semakin kuat prediposisi orang semakin sulit untuk diubah.
b.
Semakin sedikit pengetahuan orang tentang sesuatu semakin mudah komunikasi massa mempengaruhi opini mereka.
21
4. Jenis kondisi a.
Kondisi monopoli lebih efektif dibandingkan kondisi persaingan.
b.
Penampilan yang dibuat-buat kurang efektif dibandingkan dengan penampilan yang tidak direncakan.
5. Jenis Efek a.
Efek jangka panjang dan pendek.
b.
Efek yang mengubah dan mempertahankannya.
c.
Efek yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.
d.
Efek langsung dan tidak langsung.
Efek Kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya pikiran dari komunikan. Schramm (1977:13) informasi merupakan segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi tertentu.24 Efek Afektif adalah proses yang mengarah pada berbagai perasaan orang dan emosi tertentu. Dengan perkataan lain komunikator bukan hanya bermaksud agar komunikan tahu, namun juga tergerak hatinya dan akhirnya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, benci, marah dan sebagainya.25 Efek Konatif adalah efek yang menimbulkan aksi. Bagian inilah yang paling menimbulkan ketertarikan orang. Perubahan sikap dan tingkah laku
24 25
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 1999, hal 55 Ibid
22
memang suatu kajian yang menarik, tapi tidaklah semenarik kajian aksi, inilah yang membuat aksi itu dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting.26
2.7.
Khalayak Khalayak bisa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,
pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti itu akan gagal dalam mencapai tujuannya. Dalam komunikasi massa, ukuran khalayak tidak memungkinkan komunikator untuk bertatap muka dengan anggota-anggota khalaknya. Selain merupakan kelompok yang beraneka ragam, kebanyakan penerima pesan (khalayak) dalam komunikasi massa juga tidak dikenal sumber pesan. Ini tidak berarti bahwa anggota-anggota khalayak dalam komunikasi massa terisolasi dari manusia-manusia
lainnya.
Sebenarnya
kita
sangat
mungkin
mengalami
komunikasi massa sebagai anggota suatu pasangan orang, kelompok kecil atau organisasi.
Schramm dan Roberts menjelaskan pandangan baru mengenai khalayak komunikasi massa:
26
Ibid
23
Suatu khalayak yang sangat aktif mencari apa yang mereka ingnkan, menolak lebih banyak isi media dari pada menerimanya, berinteraksi dengan abggota-anggota kelompok yang mereka masuki dan dengan isi media yang mereka terima, dan sering menguji pesan media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lain atau membandingkannya dengan isi media lainnya27. Khalayak dalam studi komunikasi bisa bedrupa indivisu, kelompok, dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung. Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut tentang khalayaknya, yaitu28 : 1. Aspek Sosiodemografik Khalayak dapat dilihat dari bentuk demografi melalui jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, agama, pekerjaan, ideologi dan pemilikan media. 2. Aspek Psikologi Aspek ini memahami dari segi kejiwaan khalayak melalui emosi,
pendapat-pendapat
mereka,
adalah
keinginan
mereka yang perlu dipenuhi, dan mereka selama ini bisa menyimpan rasa kecewa atau frustasi.
3.
Aspek Karakteristik Aspek ini menyangkut bentuk perilaku khalayak yang perlu
27
Stewart L. Tubs and Sylvia Moss, Human Communication, ”Konteks-konteks Komunikasi”,Terjemahan Deddy Mulyana, Bandung 1998. PT.Remaja Rosdakarya, hlm 209 28
Hafied Cangara, op.cit, hlm 151
24
diketahui melalui hobi, nilai dan norma,mobilitas sosial dan perilaku komunikasi.
2.8.
Model Comstock. Pada penelitian ini penulis menempatkan model psikologi Comstok
tentang efek televisi terhadap orang perorangan. Model ini dalam bentuk lengkapnya, merupakan usaha membuat kerangka kerja yang terorganisir untuk riset berdasarkan kebutuhan empiris yang luas dan beranekaragam, tentang efek langsung terhadap tingkahlaku, dengan ikut pula memperhitungkan efek hiburan yang diinginkan50. Pada model psikologi Comstok berpendapat, penekanannya dalam model ini adalah pada efek – efek yang melibatkan, tingkatlaku yang agresif dan nakal. Dan model ini juga beranggapan, bahwa pertunjukan aksi – aksi akan lebih mudah orang menirunya, jika menyolok ( salient ) bagi seseorang ( artinya, lebih penting secara psikologis ), lebih menimbulkan getaran ( arcausal ) dan lebih menonjolkan ( prominent ) pertunjukan aksi itu dalam keseluruhan daftar tingkatlaku yang ada pada seseorang51
50 51
Mcquail and Windahl Sven,Model – Model Komunikasi,Longman Inc. New York,1981.hlm. 51 Ibid hlm.52
25
Model Comstok Point of entry
TV arousal
TV act
TV Percelved consequences
TV alternatives
TV Percelved reality
P TV act
P=O
P)O
Opportunity
N0
Display behaviour
Keterangan gambar : TV act : Setiap bentuk tingkatlaku manusia yang dipertunjukan di televisi. Inputs : Pesan – pesan dari televisi dan atribut – atribut yang menyertainya. TV arousal : Tingkatan sejauh mana seseorang dimotifisir untuk melakukan tindakan tertentu dalam satu situasi. TV perceived consequenoes : Jumlah semua nilai postif, tanpa nilai negatif, yang diperoleh dari televisi dalam satu aksi ( act ).
26
TV perceived realty : Tingkatan sejauh mana seseorang menganggap TV act cocok dengan kenyataan. TV alternatives : Tingkahlaku sosial lain ( yang relevan ) yang terlihat di televisi. P TV act : Kemungkinan ditirunya TV act. Opportunity : Kesempatan TV act untuk dipraktekan dalam kehidupan yang sebenarnya. Display behaviour : Tingkahlaku sosial yang dapat dilihat dalam pertunjukan di televisi.
2.9.
Televisi Televisi sebagai media massa elektronik yaitu media audio visual yang
dapat didengar dan diliihat bila siaran, dapat didengar dan dilihat kembali bila diputar kembali. Televisi juga merupakan media yang memiliki daya ranggsang sangat tinggi, elektris, mahal, dan daya jangkau besar29. Televisi memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut : 1.
Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran atau transimisi
2.
Isi pesan audio visual, artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan.
3.
Sifatnya periodik tidak dapat diulang.
4.
Sifatnya transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas, serentak dan global.
29
Morrissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta:Ramdina Prakasa, 2003
27
5.
Meniadakan jarak dan waktu.
6.
Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi secara langsung.
7.
Bahasa yang digunakan formal dan non formal (bahasa tutur).
8.
Kaliamt singkat, padat, jelas dan sederhana.
9.
Tujuan akhir dari penyajian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol, sosial menghuungkan atau sebagai bahan informasi.
Sebelum lebih jauh kita mengenal televisi sebaiknya kita mengetahui pengertian televisi menurut J.B. Wahyudi, Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya tele (bahasa Yunani) berarti jauh dan visi (Vidaare bahasa latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi diartikan dengan melihat jauh30. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya Televison diartikan sebagai melihat jauh, maksud melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi), dan dapat dilihat dari tempat berbeda melalui sebuah perangkat penerima (televisi). Sedangkan televisi menurut Gonzali Saydam, menyatakan saluran komunikasi untuk menyalurkan gambar bergerak berserta suara dalam jarak jauh.31 Penulis memahami ketiga pengertian diatas, televisi merupakan penyiaran gambar bergerak berserta suara yang dipancarkan dari jarak jauh kepada khalayak
30 31
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, alumni, Bandung, 1998 hlm 45 Gonzali Saydam, Kamus Istilah telekomunikasi, PenerbitDjambatan, 1992, hal 366
28
melalui penerima gelombang radio, dan dapat disaksikan khalayak disuatu tempat melalui sebuah tabung, yaitu televisi untuk melihat gambar bergerak berserta suara.
2.10.
Fungsi Televisi Sebagai Media Massa Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya
dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang diketemukan oleh Vladimir Zworykin pada tahun 192332. Televisi merupakan media dalam komunikasi massa atau biasa disebut media massa elektronik pandang-dengar (audio-visual). Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komuikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.33 Hiburan yang diinginkan masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang dengan kehadiran televisi disetiap rumah. Sama halnya seperti media massa yang lain, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi progmatis yaitu : (1) Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun 32
Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya).1997, hal 3 33 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa sebuah analisis media televise. (PT Rineka Cipta), 1996, hal 6
29
direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas. (2) Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. (3) Memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang direkayasa.34 Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan.35 1. Fungsi Penerangan ( the information function ) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat didalamnya, yaitu : ”Immediacy” dan ”Realism”. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada ditempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan stasiun televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambarnya sudah tentu faktual. 2. Fungsi Pendidikan ( the educational function ) Sebagai media massa, televise merupakan sarana yang paling ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan
34 35
A. Alatas Fahmi : Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD. Jakarta, 1997, jal 30-32 Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (BAndung : PT, Citra Aditya BAkti), hal 24
30
penalaran masyarakat, televise menyiarkan acara-acara tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Education Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan
yang
dikandung televise ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut Instruction Television (ITV).
36
3. Fungsi Hiburan ( the entertainment function ) Fungsi hiburan yang melekat pada televise siaran sangat dominant. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing. Dalam perkembangan televisi, setelah komunikasi elektronik melalui media televisi itu dipadukan dengan komputer yang berkembangpula secara luar biasa, sehingga menjadi komunikasi (communication), maka semakin terasa oleh masyarakat efeknya, baik dalam bentuk efek kognitif, efek afektif maupun efek konatif (efek behavioural).
2.11.
Format acara siaran Seperti yang telah diketahui bahwa naskah televisi ada beberapa macam
bentuknya, tetapi mengingat bahwa naskah merupakan sarana pembawa pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, maka penulisannya harus disesuaikan dengan format acara yang telah ditetapkan, sebab format dipandang 36
Ibid hal 26
31
sebagai suatu metode penyampaian pesan, sehingga antara naskah dan format tidak dapat dipisahkan. Televisi merupakan suatu media massa yang mempunyai banyak kelebihan dari segi audio visual. Untuk itu diperlukan program acara yang menarik dalam penyajiannya. Dalam dunia televisi program acara terdiri dari : 1. Talk Show Talk Show adalah program acara televisi mengenai perbincangan, percakapan orang perorang atau beberapa orang tentang suatu masalah yang hangat dan menarik perhatian khalayak. 2. Reportase Reportase adalah suatu program acara televisi yang menyajikan beritaberita teraktual atau peristiwa yang terjadi pada saat itu dan disiarkan melalui televisi dengan didukung suara serta gambar yang sinkron. 3. Feature Feature adalah program acara televisi yang khas dalam penyajian baik dari segi narasi, suara latar maupun pengambilan sudut gambar. 4. Reality Show Reality Show merupakan acara yang mendasarkan idenya pada kenyataan yang terjadi. Namun, kenyataan yang diambil adalah kenyataan praktis sesuai tujuan dari acara tersebut. Rangkaian acaranya secara garis besar, seorang yang diminta melakukan sesuatu dan di-shoot. Setelah selesai, orang tersebut baru mengetahui apa yang dilakukan atas dirinya (kesadaran di akhir). Contoh-contoh jenis acara reality show, acara yang menunjukan fenomena kegaiban (dunia lain, uka-uka), percintaan dan anak muda (katakan cinta,
32
H2C), memberikan pertolongan secara tiba-tiba (bongkar rumah, tolong) atau hanya untuk kesenangan atau iseng (bule gila, spontan). 5. Variety Talk Show Variety Talk Show yaitu acara yang intinya adalah memberikan hiburan dengan cara membuat pemirsanya tertawa. Dan hiburan yang lucu merupakan sajian utama dalam acara ini walau tidak meninggalkan isi informasi. 6. Variety Musik Variety Musik berisi berbagai ragam jenis lagu dan dipadu oleh satu atau dua orang presenter. Dalam program ini disisipi lelucon, sulap atau acara lain non musik, agar acara tidak lagi membosankan dan acara tersebut berlangsung dipanggung atau di studio. Yang dimaksud dengan format ialah suatu bentuk atau rupa yang lazim dipergunakan oleh umum, dimana pengertian umum disini adalah masyarakat badan penyiaran. Kita mengenal berbagai format acara siaran seperti : Reality show, variety talk show, dokumenter, berita, drama dan lain-lain.
Dengan
berbagai jenis format sudah barang tentu penyajiannyapun berbedapula sesuai dengan kaidah yang berlaku pada setiap jenis format atau bentuknya. Menurut William VanNostran dalam bukunya the non broadcast television writers, yang menyatakan bahwa “format adalah suatau metode yang sederhana untuk menyajikan informasi melalui media televise dan untuk itu dibedakan antara isi dan gaya. Isi dapat dibelakukan kepada setiap format seperti keinginan penulis. Gaya adalah segi pandangan penulis terhadap materi dan formatnya. 37
37
Antonius, Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta : Atmajaya),1998
33
Agar tayangan televisi bervariasi dalam penayangannya diperlukan program yang dapat menghibur dan memberikan informasi. Untuk itu televisi menyajikan reality/variety show yang merupakan tayangan khas dan dapat disajikan kapan saja tanpa ketertarikan dengan aktualitas.
2.12.
Efek televisi terhadap khalayak Untuk melihat dampak televisi terhadap khalayak, sebelumnya kita
melihat perkembangan khalayak dan bagaimana khalayak memahami suatu pesan. Efek muncul setelah khalayak mengevaluasi pesan yang diterimanya. Berarti efek terjadi pada khalayak yang dengan aktif mengorganisasikan pesan-pesan yang ada. Efek yang ditimbulkan setelah menonton tayangan variety talk show ”Empat Mata” pada khalayak , mengandung arti bahwa khalayak menonton tayangan variety talk show ”Empat Mata” secara aktif. Sedangkann pengaruhnya terhadap sikap adalah televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi sikap khalayak, kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi sebagai sumber informasi, hiburan, dan sarana pendidikan.
BAB III METODOLOGI
3.1.
Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif. Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif hanyalah melaporkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi52. Penelitian desktriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidenfifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlangsung. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka. Pendekatan kuantitatif yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat53. Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alasan karena penulis ingin mengetahui dan menyakini bahwa siswa –siswi SMU 33 Jakarta Barat, mampu memberikan respon terhadap penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik setiap individu masing - masing.
52
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung PT. Remaja Rosdakarya 2001, hlm.24 53 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta Universitas Terbuka Depdikbud 1995, hlm. 114
34
35
3.2.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakann metode survey yang mengambil sample dari
populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya38. Metode penelitian survey adalah metode yang pertama kali memiliki sifat kuantitatif.
Dengan
penekanan
menggunakan
pengumpulan
data
yang
representatif, tidak hanya pernyataan tentang suatu masalah, tetapi juga dapat menerangkan sebagian dari suatu kelompok. Alasan peneliti menggunakan metode survey adalah karena dalam penelitian ini peneliti memerlukan pengumpulan data dan informasi dari beberapa pihak. Agar data lebih terarah dan akurat, maka peneliti membutuhkan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dari responden tersebut.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah : 3.1.1. Data Primer Dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan ilustrasi yang disusun secara tertulis dengan menggunakan daftar pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban dari responden. Selain itu juga digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yang objektif.
38
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cetallkan XII, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 1991, hal 29
36
3.3.2
Data Sekunder
Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan dari bukubuku referensi yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.4.
Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU 33 Jakarta, dari kelas 1 sampai dengan kelas 3, yang menyaksikan tayangan Empat Mata di Trans7. Asumsi tersebut didasari karena tayangan Empat Mata dapat menghibur pemirsa dari kalangan remaja hingga kalangan dewasa. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi yang masih menempuh pendidikan di SMU 33 Jakarta 2006-2007, yaitu :39
39
•
Kelas 1
= 238
•
Kelas 2
= 234
•
Kelas 3
= 272
Total
= 744
Bapak Amsir Guru Kepala bidang kesiswaan SMU 33 Jakarta
37
3.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian yang iambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam pengambilan sampel terdapat dua syarat yaitu : sampel harus respresentatif ( mewakili ) dan besarnya sampel memadai40. Suatu sampel dikatakan respresentatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang respresentatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya dengan informasi yang dikumpulkan dari populasi. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto 41: ” Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10 % hingga 15 % atau 20 % hingga 25 % atau lebih, tergantung setidaktidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti, dari waktu, tenaga , dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sdikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampelnya besar akan lebih baik.”
40
Ibid, Irawan Soehartono. Hal 58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2006 hal 134 41
38
Melalui pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebesar 10 % jumlah populasi, yaitu : 744 x 10 % = 74 responden
3.4.3. Penarikan Sampel Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling. Dalam teknik purposive sampling ini pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Perbedaannya terletak pada pembatasan sampel dengan hanya mengambil unit sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan kata lain unit sample dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan seperti dari kelas 1 hingga kelas 3 yang ditentukan dalam kegiatan penarikan sample. Untuk itu menentukan responden, dilakukan dengan cara mengkategorikan responden berdasarkan jenis kelamin seperti : Tabel 3.4.3.1 Berdasarkan jenis kelamin laki - laki Kelas
Total laki – laki
Total 10%
Jumlah Responden
Kelas 1
92
9.2
9
Kelas 2
104
10.4
10
Kelas 3
120
12
12
Total laki – laki = 316 Siswa
Total = 31 Siswa
39
Berdasarkan jenis kelamin Perempuan Tabel 3.4.3.2. Kelas
Total Perempuan
Total 10%
Jumlah Responden
Kelas 1
146
14.6
15
Kelas 2
130
13
13
Kelas 3
152
15.2
15
Total Perempuan = 428 Siswi
3.5.
Total = 43 Siswi
Pengolahan dan Analisa Data Data-data yang terhimpun tersebut kemudian akan diolah dan dianalisa
secara kuantitatif. Dimana data yang telah terkumpul akan dikelompokkan dan dijumlah sehingga menghasilkan angka-angka yang mencerminkan jumlah responden secara keseluruhan yang akan diolah melalui proses editing, coding dan tabulasi data. Dan kemudian dari keseluruhan hasil analisis tersebut akan ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian analisis dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.5.1. Proses Editing Sebelum data diolah, data tersebut harus di edit terlebih dahulu. Disini prinsipnya, proses editing data bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis telah akurat, lengkap dan dapat dilakukan proses selanjutnya (koding dan tabulasi)
40
3.5.2.
Proses Pengkodean Data (coding) Proses coding adalah pemberian kode (sandi) pada variable dan data yang
telah terkumpul melalui lembar instrument42. Dimana proses ini mengubah sebuah data yang berupa kata (huruf) menjadi sebuah angka. Hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian pada pengukuran dalam mengumpulkan data. Pengumpulan variable menggunakan skala likert yang kerap digunakan untuk mengukur moral, sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Skala likert dimana variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan43. Dengan perincian penilaian sebagai berikut:
Pertanyaan -
Jika menjawab pertanyaan “1” diberi nilai 3 ( Tinggi )
-
Jika menjawab pertanyaan “2” diberi nilai 2 ( Sedang )
-
Jika menjawab pertanyaan “3” diberi nilai 1 ( Rendah )
Setelah setiap nomor-nomor pertanyaan diberi nilai maka nilai-nilai tersebut dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut digunakan sebagai data untuk dianalisa. Untuk menentukan tinggi atau rendahnya efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siwa-siswi SMU 33 Jakarta, dengan jumlah persentase yang kemudian ditafsirkan sebagai berikut :
42 43
Moh. Nazir, Ph. D., Metode Penelitian, (Jakarta Indonesia, 1991) hal 407 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung, CV Alfabeta, 2004) hal 86
41
1.
1 : Jika responden sangat mendukung pada jawaban yang diberikan yaitu 3 X 14 = 42, jadi jika hasil jawaban responden berada antara 42 – 29 maka efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siwa-siswi SMU 3 Jakarta adalah TINGGI.
2.
2 : Jika responden sangat mendukung pada jawaban yang diberikan yaitu 2 X 14 = 28, jadi jika hasil jawaban responden berada antara 28 – 15 maka efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siwa-siswi SMU 3 Jakarta adalah SEDANG.
3.
3 : Jika responden sangat mendukung pada jawaban yang diberikan yaitu 1 X 14 = 14, jadi jika hasil jawaban responden berada antara 14 – 1 maka efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siwa-siswi SMU 3 Jakarta adalah RENDAH.
3.5.3.
Proses Tabulasi Tabulasi adalah pembentukan tabel data yang dilakukan setelah data
selesai diorganisir. Data-data tersebut dimasukkan kedalam table kemudian angka-angka yang telah didapat dari proses coding diatur sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori.
42
3.6.
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.6.1. Definisi Konsep a. Efek Dalam Penelitian ini yang dimaksud efek adalah suatu pesan atau tayangan yang
menghasilkan perubahan yang terjadi didalam diri penerima perubahan
tersebut dapat dilihat dari efek kognitif, efek afektif dan efek konatif. b. Efek Kognitf Efek kognitif diartikan sebagai efek yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan. c. Efek Afektif Efek afektif adalah proses yang mengarah pada berbagai perasaan orang dan emosi tertentu. Dengan perkataan lain komunikator bukan hanya bermaksud agar komunikan tahu, namun juga tergerak hatinya dan akhirnya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, benci, marah dan sebagainya. d. Efek Konatif Efek tingkah laku merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Yang dimaksud efek tingkah laku dalam penelitian ini adalah tindakan khalayak jika dalam kenyataan sehari-hari melakukan unsur-unsur yang mereka lihat dalam tayangan Empat Mata.
43
3.6.2. Operasionalisasi Konsep
Variabel Tayangan
Dimensi 1. Menonton
Indikator a.Menonton tayangan - Ya variety
Empat mata
Skala
show - Tidak
tallk
empat mata. b.Menonton tayangan variety empat
tallk mata
show sampai
selesai c. Menonton tayangan variety empat
tallk mata
show sampai
tidak selesai d.
Mengenal
para
bintang tamunya 2. Durasi
a. Berapa jam anda menonton
tayangan
Empat Mata 3. Frekuensi
a.
Sering
melihat
tayangan Empat Mata b.
Jarang
melihat
tayangan Empat Mata c.
Tidak
pernah
44
melihat
tayangan
Empat Mata Efek Kognitif
1. Pengetahuan
Pengetahuan -Mengetahui
a.
terhadap isi tayangan (M) (3) Empat Mata
- Ragu-ragu (R)
b.Pengetahuan
(2) Kuis -Tidak
terhadap
tayangan Empat Mata
Mengetahui
Pengetahuan (TM) (1)
c.
terhadap jam tayang Empat Mata d.
Pengetahuan
terhadap
pembawa
acara Empat Mata Efek Afektif
1. Sikap
Perasaannya - Menarik (M)
a.
menonton (3)
sewaktu
tayangan Empat Mata b.
Bagian
Empat
tayangan Menarik (KM)
Mata
yang (2) - Tidak menarik
menarik c.
Bagian
-Kurang
tayangan (TM) (1)
Empat Mata yang tidak menarik d. Ide atau kreatifitas
45
reality
show
Empat
Mata Efek Konatif
1. Perilaku
a.
Menelpon
untuk - Pernah (3)
mengikuti kuis Empat - Tidak pernah (2)
Mata b. Mengirim Fax atau email untuk tayangan Empat Mata c.
Menonton
langsung
secara
tayangan
Empat Mata d. Meniru ucapan dan gerak-gerik Arwana
Tukul
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Stasiun Televisi Trans 7
4.1.1
Profil Perusahaan44
TRANS 7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menhiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans7 lahir sebagai sebuah stasiun televisi swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang membumi. TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian RI dengan nomor 809?BH.0.9.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Dember 2006, tanggal itu ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans7 dibawah naungan PT. TRANS CORPORA yang merupakan bagian dari manajemen PARA GROUP, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju dengan programprogram in-house productions yang bersifat informatif, kreatif dan inovatif. Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi 44
www.trasns7.co.id/trans7/index.php?option=com_content&task=view&id=12&itemid=26
46
47
terhormat diantara batu-batu lainnya. Perpaduan nama yang apik, diharapkan membawa Trans7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya. 4.2
Sekilas tentang Tayangan Empat Mata45 Trans7 menawarkan program Comedy Talk Show atau Variety Talk Show ”
EMPAT MATA”. Adalah sebuah program Talk Show yang berbeda dengan talk show-talk show lainnya yang sekarang ada di pertelevisian kita. EMPAT MATA adalah sebuah talk show yang menggunakan perspektif komedi dan selalu menghadirkan Selebriti. Tidak hanya menawarkan informasi, tetapi juga sekaligus komedi yang segar dibawakan oleh Tukul Arwana, seorang Commedian yang multitalent, dapat menghibur anda sampai terpingkal-pingkal dengan candaan segar sambil mengobrol ringan seputar topik-topik menarik bersama bintang tamu. Selalu membahas topik atau kasus yang sedang snater di masyarakat dan topik-topik yang unik, menarik dan timeless. Tidak hanya talk show dan komedi, EMPAT MATA juga memiliki unsur entertainment lain, yaitu musik, kejutankejutan untuk bintang tamu ataupun host. Ikon lainnya adalah seorang Mata-mata (Paparazzi) yang akan mengintai kehidupan selebritis seperti candid camera. Yang ditayangkan di dalam program dalam bentuk vt (video tape). Dengan suasana kafe, host dapat berinteraksi dengan waitress, home band, bartender, pengunjung hingga penonton. Inti dari tayangan Empat Mata ini adalah sebuah tayangan talk show yang memberikan sentuhan lain yaitu mengeksplorasi perbincangan menjadi sebuah acara yang tidak harus serius, tetapi bisa ringan dan kental nuansa komedinya. 45
www.trans7.co.id/trans7/index.php?option=com conten&task=view&id=23&Itemid=38
48
4.3
Hasil Penelitian
4.3.1
Identitas Responden Dalam penelitian ini, dari populasi keseluruhan yang mencapai 744 orang,
yang terdapat di berbagai kelas di SMU 33 Jakarta. Dari jumlah populasi tersebut, peneliti mengambil sampel sebanyak 74 orang. Dan ke-74 orang inilah yang mengisi kuesioner dari penelitian ini. Pengumpulan data yang dilakukan terhadap 74 responden yang merupakan siswa-siswi SMU 33 Jakarta. Dengan tingkatan usia berkisar antara 15 hingga 18 tahun dan terdiri dari tiga kelas, maka berikut 74 responden yang dijadikan sampel seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
N:74
No
Jawaban
f
%
1
Laki-laki
31
42%
2
Perempuan
43
58%
Total
74
100%
Sumber data : Kuesioner Nomor 1
Pada tabel 4.1 di atas, diperoleh keterangan bahwa sebanyak 74 orang yang dijadikan responden penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini, responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding responden yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini bisa terjadi karena sebagian besar responden yang berjenis kelamin perempuan tersebut adalah para murid yang ditemui peneliti ketika menyebar kuesioner. Meski demikian, fakta di lapangan memang menunjukan bahwa murid dari SMU 33 Jakarta lebih banyak perempuan dibanding laki-laki.
49
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penonton tayangan Empat Mata adalah khalayak yang berjenis kelamin perempuan, dengan persentase mencapai 58%, dan sisanya sebanyak 42% adalah laki-laki.
Tabel 4.2 Usia Responden
N: 74
No
Jawaban
f
%
1
< 15 tahun
3
4%
2
15 – 18 tahun
71
96%
3
> 18 tahun
-
0%
Total
74
100% Sumber data : Kuesioner Nomor 2
Pada tabel 4.2 diperoleh keterangan bahwa sebanyak 96%
atau
71
responden yang diteliti berusia antara 15-18 tahun. Sedangkan sisanya sebanyak 3 orang atau 4 % berusia dibawah 15 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdasarkan usia, seluruh responden penelitian ini merupakan khalayak dalam tingkat usia mudah terpengaruh oleh suatu tayangan televisi. Tabel 4.3 Kelas Responden
N: 74
No
Jawaban
f
%
1
1
24
32%
2
2
23
31%
3
3
27
37%
Total
74
100% Sumber data : Kuesioner Nomor 3
Berdasarkan karakteristik tersebut sebagian responden yang diberikan pertanyaan mengenai kelas adalah sebagian besar berada pada kelas 3, dengan
50
jumlah 27 orang atau 37%. Sedangkan untuk masing-masing kelas selain kelas 3 adalah kelas 2 sebanyak 23 orang atau 31% dan kelas 1 sebanyak 24 orang atau 32%. 4.3.2
Pola Menonton Televisi Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pola responden
dalam menonton televisi. Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Televisi Dalam satu Minggu No
Jawaban
N: 74
F
%
1
1 – 2 hari
5
7%
2
3 – 4 hari
19
25%
3
5 – 7 hari
50
68%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 4
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dijelaskan bahwa frekuensi responden menonton televisi sebagian besar 5 – 7 hari dalam seminggu yaitu berjumlah 50 orang atau 68%, sedangkan responden yang menjawab 1 – 2 hari berjumlah 5 orang atau 7% dan responden yang menjawab 3 – 4 hari sebanyak 19 orang atau 25%. Tabel 4.5 Durasi Menonton Televisi No
Jawaban
N:74
F
%
1
< 3 jam
6
8%
2
3 – 5 jam
18
24%
3
> 5 jam
50
68%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 5
51
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa durasi responden menonton televisi yang terbanyak adalah lebih dari 5 jam yaitu sebanyak 50 orang atau 68%, yang menjawab 3 sampai 5 jam sebanyak 18 orang atau 24% dan responden yang menjawab kurang dari 3 jam sebanyak 6 orang atau 8%.
Tabel 4.6 Teman Menonton Televisi No
Jawaban
N: 74
f
%
1
Keluarga
24
32%
2
Teman
1
1%
3
Sendiri
49
67%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 6
Dari tabel 4.6 di atas menunjukan mengenai dengan siapa responden menonton televisi. Diketahui bahwa responden yang menonton televisi dengan keluarga adalah sebanyak 24 orang atau 32%, responden yang menonton televisi dengan teman adalah sebanyak 1 orang atau 1%, dan responden yang menonton televisi sendiri adalah sebanyak 49 orang atau 67%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang menonton televisi sendiri adalah yang terbanyak dengan jumlah 49 orang atau 67% dari seluruh responden
52
4.3.3
Pola Menonton Tayangan Empat Mata Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pola responden
dalam menonton tayangan Empat Mata.
Tabel 4.7 Responden Menonton Tayangan Empat Mata No
Jawaban
1
Ya
2
Tidak Total
N:74
F
%
74
100%
-
0%
74
100%
Sumber data : Kuesioner Nomor 7
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh responden menonton tayangan Empat Mata di televisi, hal ini terbukti dari seluruh responden menjawab Ya sebanyak 74 orang atau 100%.
Tabel 4.8 Frekuensi Menonton Tayangan Empat Mata No
Jawaban
N: 74
f
%
1
Setiap hari
46
62%
2
Kadang-kadang
28
38%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 8
Dari tabel 4.8 di atas, didapat keterangan bahwa mayoritas responden kadang-kadang menonton tayangan Empat Mata, yaitu sebanyak 28 orang atau 38%, dan yang sering menonton tayangan Empat Mata sebanyak 46 orang atau 62%.
53
Tabel 4.9 Frekuensi Menonton Tayangan Empat Mata Dalam Satu Minggu No
Jawaban
N: 74
f
%
1
1 kali
13
18%
2
2 – 3 kali
31
42%
3
5 kali
30
40%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 9
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden menonton tayangan Empat Mata dalam satu minggu sebagian besar 2 – 3 kali dalam seminggu yaitu berjumlah 31 orang atau 42%, sedangkan responden yang menjawab 1 kali berjumlah 13 orang atau 18% dan responden yang menjawab 5 kali dalam seminggu sebanyak 30 orang atau 40%.
Tabel 4.10 Durasi Menonton Tayangan Empat Mata Dalam Satu Episode No
Jawaban
N: 74
F
%
1
½ jam (30 menit)
8
11%
2
1 jam (60 menit)
13
18%
3
1½ jam (90 menit)
53
71%
Total
74
100%
Sumber data : Kuesioner Nomor 10
Dari tabel 4.10 di atas, didapat keterangan bahwa durasi responden menonton menonton tayangan Empat Mata dalam satu episode yang terbanyak adalah 1½ jam (90 menit), yaitu sebanyak 53 orang atau 71%, yang menjawab 1 jam (60 menit) sebanyak 13 orang atau 18% dan responden yang menjawab ½ jam (30 menit) sebanyak 8 orang atau 11%.
54
Tabel 4.11 Responden Menonton Tayangan Empat Mata Sambil Melakukan Kegiatan Lain No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Ya
28
38%
2
Tidak
46
62%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 11
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menonton tayangan Empat Mata sambil melakukan kegiatan lain berjumlah 28 orang atau 38%. Sementara responden yang menonton tayangan Empat Mata tidak melakukan kegiatan lain berjumlah 46 orang atau 62%. Jadi dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menonton tayangan Empat Mata tidak melakukan kegiatan lain dengan jumlah 46 orang atau 62%, seperti terlihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.12 Teman Menonton Tayangan Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Keluarga
36
49%
2
Teman
3
4%
3
Sendiri
35
47%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 12
Dari tabel 4.12 di atas menunjukan mengenai dengan siapa responden menonton tayangan Empat Mata. Diketahui bahwa responden yang menonton tayangan Empat Mata dengan keluarga adalah sebanyak 36 orang atau 49%, responden yang menonton tayangan Empat Mata dengan teman adalah sebanyak 3
55
orang atau 4%, dan responden yang menonton tayangan Empat Mata sendiri adalah sebanyak 35 orang atau 47%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang menonton tayangan Empat Mata dengan keluarga adalah yang terbanyak dengan jumlah 36 orang atau 49% dari seluruh responden.
4.3.4. Efek Kognitif Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui efek kognitif pada responden setelah menonton tayangan Empat Mata. Pengetahuan responden terhadap tayangan Empat Mata diukur dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Tabel 4.13 Responden Mengetahui Isi Tayangan Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Mengetahui
67
91%
2
Ragu-ragu
6
8%
3
Tidak mengetahui
1
1%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 13
Dari tabel 4.13 di atas menunjukan mengenai apakah responden mengetahui isi tayangan Empat Mata. Diketahui bahwa responden yang mengetahui isi tayangan Empat Mata adalah sebanyak 67 orang atau 91%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6 orang atau 8%, dan responden yang tidak mengetahui isi tayangan Empat Mata adalah sebanyak 1 orang atau 1%. 1 responden ini diperkirakan tidak mengetahui isi tayangan Empat Mata secara keseluruhan karena yang bersangkutan hanya menonton tidak sampai
56
selesai, kemungkinan dia menonton hanya di awal, di tengah atau mungkin juga di akhir. Yang pasti orang ini mengetahui dan melihat bahwa ada tayangan Empat Mata di Trans7 dan dia tahu akan hal itu. Jadi mayoritas responden mengetahui isi dari tayangan Empat Mata.
Tabel 4.14 Responden Mengetahui Jam Tayang Tayangan Empat Mata Di Trans 7 No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Mengetahui
64
87%
2
Ragu-ragu
9
12%
3
Tidak mengetahui
1
1%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 14
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa responden yang mengetahui jam tayang Empat Mata di Trans 7 adalah sebanyak 64 orang atau 87%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 9 orang atau 12%, dan responden yang tidak mengetahui jam tayang Empat Mata di Trans 7 adalah sebanyak 1 orang atau 1%. 1 responden ini diperkirakan tidak mengetahui jam tayangan Empat Mata secara keseluruhan karena yang bersangkutan hanya menonton tidak sampai selesai, kemungkinan dia menonton hanya di awal, di tengah atau mungkin juga di akhir. Yang pasti orang ini mengetahui dan melihat bahwa ada tayangan Empat Mata di Trans7 dan dia tahu akan hal itu. Jadi dapat dikatakan bahwa mayoritas responden mengetahui jam tayang Empat Mata di Trans 7, hal ini terlihat dari sebanyak 64 orang atau 87% responden menjawab mengetahui.
57
Tabel 4.15 Responden Mengetahui Istilah-istilah Dalam Tayangan Empat Mata Di Trans 7 No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Mengetahui
70
95%
2
Kurang mengetahui
4
5%
3
Tidak mengetahui
-
0%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 15
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui bahwa responden yang mengetahui istilah-istilah dalam tayangan Empat Mata di Trans 7 adalah sebanyak 70 orang atau 95%, responden yang kurang mengetahui istilah-istilah dalam tayangan Empat Mata di Trans 7 adalah sebanyak 4 orang atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa mayoritas responden mengetahui istilah-istilah dalam tayangan Empat Mata di Trans 7, hal ini terlihat dari sebanyak 70 orang atau 95% responden menjawab mengetahui.
Tabel 4.16 Responden Mengetahui Pembawa Acara Tayangan Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
A
Tukul Arwana
74
100%
B
Tukul & Peppy
-
0%
C
Vega (Ngatini) & Peppy
-
0%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 16
58
Dari tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa seluruh responden mengetahui pembawa acara dari Empat Mata yaitu Tukul Arwana, hal ini terlihat dari 74 orang atau 100% responden menjawab dengan benar. Tabel 4.17 Tema Cerita Tayangan Empat Mata Bervariasi No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Setuju
63
85%
2
Ragu-ragu
11
15%
3
Tidak setuju
-
0%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 17
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab setuju tema cerita dari tayangan Empat Mata bervariasi berjumlah 63 orang atau 85%. Sementara responden yang menjawab ragu-ragu berjumlah 11 orang atau 15%. Jadi dapat dikatakan bahwa mayoritas responden setuju bahwa tema cerita dari tayangan Empat Mata bervariasi, hal ini terlihat dari sebanyak 63 orang atau 85% responden menjawab dengan setuju.
4.3.5 Efek Afektif Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui efek afektif pada responden setelah menonton tayangan Empat Mata. Efek afektif responden terhadap tayangan Empat Mata diukur dengan pendapat dan penilaian responden setelah menonton tayangan Empat Mata.
59
Tabel 4.18 Perasaan Responden Ketika Menonton Tayangan Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Senang
65
88%
2
Kurang Senang
9
12%
3
Tidak Senang
-
0%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 18
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan senang berjumlah 65 orang atau 88%, kemudian jumlah responden yang menyatakan tidak senang berjumlah 9 orang atau 12%. Dengan demikian mayoritas perasaan responden ketika menonton tayangan Empat Mata adalah menarik, yaitu sebanyak 88% atau 65 responden, seperti terlihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.19 Penilaian Responden Mengenai Tayangan Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Menarik
69
93%
2
Kurang Menarik
5
7%
3
Tidak Menarik
-
0%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 20
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan tayangan Empat Mata menarik berjumlah 69 orang atau 93%, kemudian jumlah responden yang menyatakan tayangan Empat tidak menarik terhadap berjumlah 5 orang atau 7%.
60
Dengan demikian mayoritas responden menyatakan tayangan Empat Mata menarik, yaitu sebanyak 93% atau 69 responden. Tabel 4.20 Penilaian Responden Terhadap Segmen Kuis Dan Membaca Email di Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Menarik
60
81%
2
Kurang Menarik
13
18%
3
Tidak Menarik
1
1%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 22
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan segmen kuis dan membaca email di Empat Mata menarik berjumlah 60 orang atau 81%. Sedangkan responden yang menyatakan segmen kuis dan membaca email di Empat Mata kurang menarik berjumlah 13 orang atau 18%, kemudian jumlah responden yang menyatakan segmen kuis dan membaca email di Empat Mata tidak menarik berjumlah 1 orang atau 1%. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan segmen kuis dan membaca email di Empat Mata menarik, yaitu sebanyak 79% atau 59 responden. Tabel 4.21 Penilaian Responden Terhadap Ide Tim Kreatif Empat Mata Setiap Episodenya No
Jawaban
N: 74
f
%
1
Menarik
66
89%
2
Kurang Menarik
8
11%
3
Tidak Menarik
-
0%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 24
61
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan ide tim kreatif Empat Mata setiap episodenya adalah menarik berjumlah 66 orang atau 89%. Sedangkan responden yang menyatakan ide tim kreatif Empat Mata setiap episodenya kurang menarik berjumlah 8 orang atau 11%. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan segmen ide tim kreatif Empat Mata setiap episodenya menarik, yaitu sebanyak 89% atau 66 responden. Tabel 4.22 Penilaian Responden Terhadap Home Band di Empat Mata No
Jawaban
N: 74
f
%
1
Bagus
52
70%
2
Kurang bagus
15
20%
3
Tidak bagus
7
10%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 26
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan home band di Empat Mata bagus berjumlah 52 orang atau 70%. Sementara responden yang menyatakan home band di Empat Mata kurang bagus berjumlah 15 orang atau 20%, kemudian jumlah responden yang menyatakan home band di Empat Mata tidak bagus berjumlah 35 orang atau 47%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang menyatakan home band di Empat Mata bagus, lebih banyak dibandingkan responden yang lain, yaitu berjumlah 52 orang atau 70%.
62
4.3.5 Efek Konatif Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui efek konatif pada responden mengenai tayangan Empat Mata. Efek konatif responden terhadap tayangan Empat Mata diukur dengan tindakan mereka menyangkut tayangan Empat Mata itu sendiri.
Tabel 4.23 Responden Pernah Menelepon Untuk Mengikuti Kuis Interaktif di Empat Mata No
Jawaban
N: 74
f
%
1
Pernah
15
20%
2
Ragu-ragu
5
7%
3
Tidak pernah
54
73%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 28
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan pernah menelepon untuk mengikuti kuis interaktif di Empat Mata berjumlah 15 orang atau 20%. Sementara responden yang menyatakan ragu-ragu pernah menelepon untuk mengikuti kuis interaktif di Empat Mata berjumlah 5 orang atau 7%, kemudian jumlah responden yang menyatakan tidak pernah menelepon untuk mengikuti kuis interaktif di Empat Mata berjumlah 54 orang atau 73%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang menyatakan tidak pernah menelepon untuk mengikuti kuis interaktif di Empat Mata, lebih banyak dibandingkan responden yang lain, yaitu sebesar 74% atau sebanyak 55 responden, seperti terlihat pada tabel 4.23.
63
Tabel 4.24 Responden Pernah Mengirimkan Fax/Email Untuk Memberikan Kritik dan Saran di Empat Mata No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Pernah
12
16%
2
Ragu-ragu
5
7%
3
Tidak pernah
57
77%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 29
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan pernah mengirimkan fax/email untuk memberikan kritik dan saran di Empat Mata berjumlah 12 orang atau 16%. Sementara responden yang menyatakan ragu-ragu pernah mengirimkan fax/email untuk memberikan kritik dan saran di Empat Mata berjumlah 5 orang atau 7%, kemudian jumlah responden yang menyatakan tidak pernah mengirimkan fax/email untuk memberikan kritik dan saran di Empat Mata berjumlah 57 orang atau 77%. Jadi dapat dikatakan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak pernah mengirimkan fax/email untuk memberikan kritik dan saran di Empat Mata, lebih banyak dibandingkan responden yang lain, yaitu sebesar 77% atau sebanyak 57 responden, seperti terlihat pada tabel 4.24. Tabel 4.25 Responden Pernah Menonton Secara Langsung Tayangan Empat Mata di Studio Trans 7 No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Pernah
1
1%
2
Ragu-ragu
1
1%
3
Tidak pernah
72
98%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 30
64
Berdasarkan tabel 4.25. di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan pernah menonton secara langsung tayangan Empat Mata di studio Trans 7 berjumlah 1 orang atau 1%. Sementara responden yang menyatakan raguragu pernah menonton secara langsung tayangan Empat Mata di studio Trans 7 berjumlah 1 orang atau 1%, kemudian jumlah responden yang menyatakan tidak pernah menonton secara langsung tayangan Empat Mata di studio Trans 7 berjumlah 72 orang atau 98%. Jadi dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden menyatakan tidak pernah menonton secara langsung tayangan Empat Mata di studio Trans 7, yaitu sebesar 98% atau sebanyak 72 responden. Tabel 4.26 Responden Pernah Meniru Gaya Bicara dan Tingkah Laku Tukul Arwana No
Jawaban
N: 74
F
%
1
Pernah
34
46%
2
Ragu-ragu
11
15%
3
Tidak pernah
29
39%
74
100%
Total
Sumber data : Kuesioner Nomor 31
Berdasarkan tabel 4.26. di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan pernah meniru gaya bicara dan tingkah laku Tukul Arwana berjumlah 34 orang atau 46%. Sementara responden yang menyatakan ragu-ragu pernah meniru gaya bicara dan tingkah laku Tukul Arwana berjumlah 11 orang atau 15%, kemudian jumlah responden yang menyatakan tidak pernah meniru gaya bicara dan tingkah laku Tukul Arwana berjumlah 29 orang atau 39%.
65
Jadi dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden menyatakan pernah meniru gaya bicara dan tingkah laku Tukul Arwana, yaitu sebesar 79% atau sebanyak 59 responden.
4.4
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap para responden, pada bab IV ini
peneliti akan membahas data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat diketahui sejauhmana efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta. Untuk memperoleh gambaran yang jelas pada pembahasan ini, peneliti telah memberikan kuesioner kepada 74 responden yang merupakan siswa-siswi SMU 33 Jakarta. Kuesioner yang telah dibagikan tersebut, telah diisi dan dikembalikan kepada peneliti dengan lengkap sehingga kuesioner ini dapat dijadikan bahan penulisan dalam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siwa-siswi SMU 33 Jakarta. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yang memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empirik objek penelitian. Penelitian ini adalah penelitian survei yang menggambarkan dan menjelaskan respon khalayak atas stimulus tertentu dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Peneliti menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh para responden di SMU 33 Jakarta. Dalam penelitian ini model yang dipakai yaitu model Comstock, tujuan model ini adalah untuk memperhitungkan dan membantu memperkirakan
66
terjadinya efek terhadap tingkah laku orang-perorangan dalam suatu kasus tertentu, dengan jalan menggabungkan penemuan-penemuan atau teori-teori tentang kondisi umum dimana efek selama ini dapat ditemukan. Seorang menonton sebuah acara televisi yang memperlihatkan suatu tingkah laku tertentu, ia menerima beberapa kemungkinan masukkan-masukkan yang ada hubunganya dengan tingkah laku. Untuk tujuan model ini, masukkan utamanya adalah penggambaran aksi-aksi Tukul Arwana ( action ), tayangan Empat Mata (TV act), khalayak yang senang dan tertawa menonton Empat Mata (arousal), khalayak atau penonton yang mengirim email atau mengikuti kuis interaktif (TV arousal), Tingkah laku Tukul yang melakukan gaya simpanse dan mengatakan wong deso, katrok, fish to fish dan kembali ke laptop. Tukul Arwana yang mebawa suasana dimana waktunya serius dan bercanda (TV perceived consequences ). Model ini mengandung pendapat, bahwa semakin sedikit daftar tindakan-tindakan yang tersedia, maka semakin sedikit alternatif terhadap pertunjukkan televisi tersebut. Akhirnya kita dapat melihat bahwa agar sebuah aksi benar-benar ditiru, haruslah ada kemiripan antara aksi itu dengan keadaan sebenarnya. Melalui hasil kuesioner, peneliti berhasil memperoleh keterangan mengenai identitas para responden. Mayoritas responden adalah perempuan, dan sisanya adalah laki-laki. Sebagian besar responden berada pada batasan usia 15 – 18 tahun, dengan mayoritas kelas 3. Pada penelitian ini diketahui bahwa seluruh responden mengetahui dan pernah menonton tayangan Empat Mata di Trans 7. Hasil kuesioner menunjukan bahwa seluruh responden memberikan jawaban yang menyatakan bahwa efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah TINGGI, sebanyak 74 responden atau 100 %
67
dari total responden yang berjumlah 74 orang menjawab dengan nilai 42 – 29. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah TINGGI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dalam tabel 4.27 berikut: Tabel 4.27 Efek Tayangan Empat Mata di Trans 7 Terhadap Siwa-siswi SMU 3 Jakarta Kategori
Nilai
f
%
TINGGI
42 – 29
74
100%
SEDANG
28 – 15
-
0%
RENDAH
14 – 1
-
0%
74
100%
Total
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Efek kognitif yaitu efek akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif, kepercayaan, pengetahuan, keterampilan dan efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan khalayak. Mengenai efek kognitif dari 5 pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner, sebagian besar responden memberikan jawaban 1 yang berarti efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siwa-siswi SMU 33 Jakarta dari segi kognitif adalah tinggi, dengan penjelasan yaitu; yang pertama berdasarkan pertanyaan atas apakah responden mengetahui isi tayangan Empat Mata, mayoritas responden menjawab mengetahui, dengan persentase 91 % dan 1 responden yang menjawab tidak mengetahui isi tayangan Empat Mata dan 1 responden ini diperkirakan tidak mengetahui isi
68
tayangan Empat Mata secara keseluruhan karena yang bersangkutan hanya menonton tidak sampai selesai, kemungkinan dia menonton hanya di awal, di tengah atau mungkin juga di akhir. Yang pasti orang ini mengetahui dan melihat bahwa ada tayangan Empat Mata di Trans7 dan dia tahu akan hal itu. Kedua, mengenai apakah reponden mengetahui jam tayang Empat Mata di Trans 7, mayoritas responden menjawab mengetahui, dengan persentase 87% dan 1 responden yang menjawab tidak mengetahui jam tayangan Empat Mata dan 1 responden ini diperkirakan tidak mengetahui jam tayangan Empat Mata secara keseluruhan karena yang bersangkutan hanya menonton tidak sampai selesai, kemungkinan dia menonton hanya di awal, di tengah atau mungkin juga di akhir. Yang pasti orang ini mengetahui dan melihat bahwa ada tayangan Empat Mata di Trans7 dan dia tahu akan hal itu. Ketiga, mengenai apakah responden mengetahui istilah-istilah dalam tayangan Empat Mata di Trans 7, hampir seluruh responden menjawab mengetahui, dengan persentase 95%. Keempat, mengenai apakah responden mengetahui pembawa acara dari Empat Mata, seluruh responden menjawab dengan benar, yaitu Tukul Arwana dengan persentase 100% yang artinya bahwa seluruh responden mengetahui pembawa acara dari Empat Mata. Kelima, mengenai apakah responden setuju tema cerita dari tayangan Empat Mata bervariasi, sebagian besar responden menjawab setuju, dengan persentase 85%. Dari keterangan diatas juga dapat disimpulkan bahwa efek kognitif tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah tinggi, hal ini terlihat dari seluruh pertanyaan, sebagian besar
69
responden menjawab dengan positif. Berikut adalah tabel 4.28 yang berisi mengenai frekuensi efek kognitif.
Tabel 4.28 Tabel Frekuensi Efek Kognitif Jumlah
Score
1
338
2
30
3
2
Total
370
2. Mengenai efek afektif yaitu efek afektif muncul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, ditakuti, dan dibenci. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh jawaban mayoritas adalah 1, yang berarti efek afektif tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah tinggi, dengan penjelasan berdasarkan 5 pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner berkaitan dengan efek afektif. Pertama, mengenai perasaan responden ketika menonton tayangan Empat Mata, mayoritas responden menjawab menarik dengan persentase sebesar 88 %. Kedua, mengenai penilaian responden mengenai tayangan Empat Mata, pada tahap ini mayoritas responden menjawab menarik dengan persentase 93%. Ketiga, mengenai penilaian responden terhadap segmen kuis dan membaca email di Empat Mata, sebagian besar responden menjawab menarik dengan persentase mencapai 81 %. Keempat, mengenai penilaian responden terhadap ide tim kreatif Empat Mata setiap episodenya, dalam hal ini mayoritas responden memberi jawaban menarik dengan persentase 89 %.
70
Kelima, mengenai penilaian responden terhadap home band di Empat Mata, mayoritas responden menilai home band di Empat Mata bagus, dengan persentase 70 %, dengan alasan musik yang mereka dengar cukup enak didengar. Berikut adalah tabel 4.29 yang berisi mengenai frekuensi efek afektif: Tabel 4.29 Tabel Frekuensi Efek Afektif Jumlah
Score
1
312
2
50
3
8
Total
370
3. Mengenai efek konatif yaitu efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh jawaban mayoritas adalah 3, yang berarti efek konatif tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah rendah, dengan penjelasan berdasarkan 4 pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner berkaitan dengan efek konatif. Pertama, mengenai apakah responden pernah menelepon untuk mengikuti kuis interaktif di Empat Mata, mayoritas responden menjawab tidak pernah dengan persentase sebesar 73 %. Kedua, mengenai apakah responden pernah mengirimkan fax/email untuk memberikan kritik dan saran di Empat Mata, pada tahap ini mayoritas responden menjawab tidak pernah dengan persentase 77%. Ketiga, mengenai apakah responden pernah menonton
71
secara langsung tayangan Empat Mata di studio Trans 7, sebagian besar responden menjawab tidak pernah dengan persentase mencapai 98 %. Keempat, mengenai apakah responden pernah meniru gaya bicara dan tingkah laku Tukul Arwana, dalam hal ini mayoritas responden memberi jawaban pernah dengan persentase 46 %.. Berikut adalah tabel 4.30 yang berisi mengenai frekuensi efek konatif:
Tabel 4.30 Tabel Frekuensi Efek Konatif Jumlah
Score
1
62
2
22
3
212
Total
296
BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan berdasarkan keseluruhan data yang sudah diteliti. Selain mengemukakan kesimpulan, penulis juga memberikan saran bagi Trans 7 dalam meningkatkan mutu tayangan, khususnya tayangan Empat Mata bagi para penontonnya. Dalam bab ini peneliti membagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
5.1
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dijelaskan tersebut di atas, maka peneliti
menyimpulkan: 1. Pada aspek efek kognitif, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta dari segi kognitif adalah TINGGI, hal ini terlihat dari seluruh pertanyaan, sebagian besar responden mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan tayangan Empat Mata. Karena dari seluruh jawaban yang diberikan oleh responden dengan score 338 jumlah seluruh pertanyaan 1 dari no. 13 sampai dengan 17 menilai tinggi, dalam hal ini berarti hampir seluruh responden menjawab demikian. 2. Pada aspek efek afektif, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa efek afektif tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswasiswi SMU 33 Jakarta adalah TINGGI. Karena dari seluruh jawaban
72
73
yang diberikan oleh responden dengan score 312 jumlah seluruh pertanyaan 18, 20, 22, 24, dan 26 menilai tinggi. 3. Pada aspek efek konatif, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa efek konatif tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswasiswi SMU 3 Jakarta adalah RENDAH. Karena dari seluruh jawaban yang diberikan oleh responden dengan score 212 menilai rendah, dalam hal ini berarti sebagian besar responden menjawab demikian. Setelah mengetahui hasil dari ketiga tahap tersebut, peneliti kemudian mengolahnya dan pada akhirnya diperoleh hasil bahwa seluruh responden pada penelitian ini, yaitu sebanyak 74 responden atau 100 % menyatakan bahwa efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 3 Jakarta adalah TINGGI, dengan nilai 42 – 29. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswa-siswi SMU 33 Jakarta adalah TINGGI. Dengan tingginya efek tayangan Empat Mata di Trans 7 terhadap siswasiswi SMU 33 Jakarta, maka Trans 7 harus tetap mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas tayangannya.
74
5.2
Saran Adapun saran-saran dari penulis kepada pengelola Trans 7 adalah untuk lebih
meningkatkan lagi kualitas tayangannnya. Peningkatan kualitas yang dimaksud bisa diartikan dengan: 1. Para Produser tayangan variety talk
show Empat Mata hendaknya
mempertahankan dan meningkatkan kualitas dengan mengandalkan unsur hiburannya dan terus mencari inovasi-inovasi baru. 2. Perlu diketahui juga bagi tim kreatif Empat Mata bahwa sajian musik yang dibawakan home band harus lebih variatif lagi. 3. Dalam penyajian
kuis maupun pembacaan email, perlu untuk
dikembangkan kembali format acaranya sehingga tidak terlihat kaku. 4. Tim kreatif dan produser Empat Mata juga di harapkan untuk menonjolkan unsur-unsur kebudayan tidak hanya hiburan saja yang di tonjolkan. Selain itu juga diharapkan Empat Mata dapat menjadi sebuah tayangan variety talk show yang memiliki nilai-nilai positif dan membangun generasi muda ke arah yang baik. 5. Terwujudkan Empat Mata sebagai variety talk show yang mampu sebagai sumber hiburan, informasi, sosial, dan pendidikan untuk menjaga kebudayaan dan budaya nasional, serta turut memelihara persatuan dan kesatuan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006 Azwar, Saifudin. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Belajar, Yogjakarta, 1997 Darmanto, Antonius. Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Persada Atmadjaya, Yogjakarta, 1998 Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Professional Book, Jakarta, 1997 Effendy, Onong Uchajana. Ilmu Komunikasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000 Effendy, Onong Uchajana. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 Effendy, Onong Uchajana. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995 Fahmi, A. Alatas. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Universitas Terbuka, Jakarta, 1997 Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyaraka, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991 ( Cetakan keduabelas) Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996 Liliweri, Alo. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997 McQuail. Teori Komunikasi Massa, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996 Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir,Ramdina Prakarsa, Jakarta,2003 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 Nasution, Zulkarnaen . Komunikasi Invasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1995
viii
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2000 Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Sendjaja, Sasa Djuarsa Dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2003 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa, PT Grasindo, Jakarta, 2000
B. Sumber Lain Bapak Amsir guru bidang kesiswaan SMU 33 Jakarta http://www.trans7.co.id/trans7/index.php?option=com_content&task=view&i d=12&Itemid=26 http://www.trans7.co.id/trans7/index.php?option=com_content&task=view&i d=23&Itemid=38
KOMPAS, Jumat. “Reality Show” Makin Gila, Makin Ditonton, PIK, Gramedia, 07 November 2003 KOMPAS, Minggu, Etika Kita Masih Baru Bertelevisi, PIK,Gramedia,10Desember 2006 KOMPAS, Minggu, Fenomena Tukul Puas, Puas, Puas?, PIK, Gramedia,11 Maret 2007 KOMPAS, Minggu. Televisi Bincang-bincang yang tak serius,PIK,Gramedia,12 November 2006 KOMPAS, Sabtu, TV7 Dan TransTV Kerja Sama Tingkatkan Rating 49 Persen Saham TV7 Dimiliki TransTV, PIK, Gramedia, 05 Agustus 2006 KOMPAS, Selasa. Bisnis dan komunikasi format acara tetap, kemasan ikut zaman, PIK Gramedia, 28 September 2004 KOMPAS, Selasa. ”Empat Mata” Tukul Arwana, PIK, Gramedia, 06 Februari 2007
ix
LAMPIRAN
JUDUL PENELITIAN EFEK TAYANGAN EMPAT MATA DI TRANS 7 TERHADAP SISWA-SISWI SMU 33 JAKARTA DAFTAR PERTANYAAN Petunjuk pengisian : 1. Mohon anda membaca setiap pertanyaan dengan teliti 2. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang sesuai dengan pendapat anda! 3. Seluruh pertanyaan harus dijawab. I.
Identitas Responden 1. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 2. Berapakah usia anda : 1. < 15 tahun 2. 15-18 tahun 3. > 18 tahun 3. Kelas berapakah anda : 1. Kelas 1 2. Kelas 2 3. Kelas 3
II.
Pola Menonton Televisi 4. Dalam satu minggu, berapa hari anda menonton televisi ? 1.. 1-2 hari 2. 3-4 hari 3. 5-7 hari 5. Dalam satu hari berapa jam anda menonton televisi ? 1. Kurang dari 3 jam 2. 3-5 jam 3. Lebih dari 5 jam 6.
Dengan siapa biasanya anda menonton televisi ? 1. Keluarga 2. Teman 3. Sendiri
III.
Pola Menonton Tayangan Empat Mata 7. Apakah anda pernah menonton tayangan Empat Mata di Trans7 ? 1. Ya 8.
2. Tidak
Jika pernah berapa sering anda menonton tayangan Empat Mata? 1. Setiap hari 2. Kadang-kadang
9. Berapa kali anda menonton tayangan Empat Mata dalam satu minggu ? 1. 1 kali 2. 2 kali sampai 3 kali 3. 5 kali 10. Berapa lama biasanya anda menonton tayangan Empat Mata setiap kali penayangannya ? 1. ½ jam (30 menit) 2. 1 jam (60 menit) 3. 1 ½ jam (90 menit) 11. Jika sedang menonton tayangan Empat Mata menyaksikannya sambil melakukan kegiatan lainnya ? 1.Ya 2. Tidak
apakah
anda
12. Dengan siapa biasanya anda menonton tayangan Empat Mata ? 1. Keluarga 2. Teman 3. Sendiri
IV. Pengetahuan Siswa tentang reality show Empat Mata di Trans 7? ( Kognitif ) 13. Apakah anda mengetahui isi tayangan Empat Mata yang ditayangkan Trans 7 ? 1. Mengetahui 2. Ragu-ragu 3. Tidak mengetahui 14. Apakah anda tahu jam tayang Empat Mata yang ditayangkan Trans 7 ? 1. Mengetahui 2. Ragu-ragu 3. Tidak mengetahui 15. Apakah anda tahu istilah-istilah dalam tayangan Empat Mata yang ditayangkan di Trans 7? 1. Mengetahui 2. Kurang mengetahui 3. Tidak mengetahui
16. Siapakah host/ pembawa acara Empat Mata? 1. Tukul Arwana 2. Tukul & Peppy 3. Vega (Ngatini) & Peppy 17. Apakah tema yang ditampilkan di tayangan Empat Mata bervariasi? 1. Setuju 2. Ragu-ragu 3. Tidak setuju
V.
Sikap siswa terhadap tayangan Empat Mata diTrans 7 ( Afektif ) 18. Bagaimana perasaan anda ketika menonton tayangan Empat Mata ? 1. Senang 2. Kurang senang 3. Tidak senang 19. Jika anda berpendapat tayangan Empat Mata kurang menarik atau tidak menarik, Jelaskan alasannya? .................................................................................................................. .................................................................................................................. 20. Apakah menurut anda tayangan Empat Mata merupakan tayangan yang menarik ? 1. Ya, menarik 2. Kurang menarik 3. Tidak menarik 21. Jika anda berpendapat tayangan Empat Mata kurang menarik atau tidak Menarik, Jelaskan alasannya? ................................................................................................................... ................................................................................................................... 22. Apakah menurut anda segmen kuis dan membaca email di Empat Mata menarik ? 1. Menarik 2. Kurang menarik 3. Tidak menarik 23. Jika anda berpendapat segmen kuis dan membaca email di Empat Mata kurang menarik atau tidak menarik, Jelaskan alasannya? ................................................................................................................... ................................................................................................................... 24. Bagaimana menurut anda ide tim kreatif Empat Mata setiap episodenya ? 1. Menarik 2. Kurang menarik 3. Tidak menarik
25. Jika anda berpendapat ide tim kreatif Empat Mata setiap episodenya kurang menarik atau tidak menarik, Jelaskan alasannya? ................................................................................................................... ................................................................................................................... 26. Bagaimana menurut anda mengenai home Band Empat Mata di Trans 7 ? 1. Bagus 2. Kurang bagus 3. Tidak bagus 27. Jika menurut anda home band Empat Mata kurang bagus atau tidak bagus atau tidak bagus, Berikan alasannya? ................................................................................................................... ...................................................................................................................
V. Perilaku ( tingkah laku ) Siswa terhadap tayangan Empat Mata ( Konatif ) 28. Pernahkah anda menelpon untuk mengikuti kuis interaktif Empat Mata ? 1. Pernah 2. Ragu-ragu 3. Tidak pernah
29. Pernahkah anda mengirimkan fax atau email untuk memberikan saran dan kritik untuk acara Empat Mata ? 1. Pernah 2. Ragu-ragu 3. Tidak pernah 30. Pernahkah anda menonton secara langsung tayangan Empat Mata di Studio Trans 7? 1. Pernah 2. Ragu-ragu 3. Tidak pernah 31. Pernah atau seringkah anda meniru gaya bicara dan gerak-gerik tingkah laku Tukul Arwana ? 1. Pernah 2. Ragu-ragu 3. Tidak pernah
TERIMA KASIH ATAS JAWABAN ANDA