ANALISIS TINDAK TUTUR TUKUL ARWANA DALAM ACARA “BUKAN EMPAT MATA” DI TRANS 7 (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh: Misbah Hasanah Lubis Drs. Azhar Umar, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemakaian dan makna Tindak Tutur dalam acara Bukan Empat Mata oleh Tukul Arwana. Serta mendeskripsikan tindak tutur lokusi dan ilokusi dalam acara Bukan Empat Mata. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan teknik pengumpulan data adalah teknik triangulasi data, teknik simak bebas libat cakap dan catat. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan tabel analisis sedangkan data penelitian ini adalah tuturan Tukul Arwana dengan bintang tamu. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi pada ujaram Tukul Arwana dalam acara bukan empat mata di Trans 7. Dari hasil penelitian diperoleh tindak tutur lokusi terdapat 30 bentuk tuturan (32,60%). Tindak tutur ilokusi refresentatif (22,58%) yang meliputi menyatakan dan menyebutkan. Tuturan ilokusi direktif jumlahnya 17 tuturan (27,41%) yang meliputi: mengajak, menyarankan dan memerintah. Untuk tindak tuturan ilokusi ekspresif berjumlah 24 tuturan ilokusi ekspresif (38,70%) yang meliputi: mengucapkan terima kasih , menyanjung, memuji, dan mengucapkan selamat. Sedangkan ilokusi komisif berjumlah 4 tuturan ilokusi komisif (6,45%) yang meliputi menyatakan kesanggupan. Dan untuk tindak tuturan ilokusi deklaratif berjumlah 3 tuturan ilokusi deklaratif (4,83%) meliputi memutuskan dan mengangkat yang dianalisis berdasarkan konteks dan maksud tuturan. Kata Kunci: Tindak tutur, acara Bukan Empat Mata. PENDAHULUAN Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Bahasa merupakan sistem tanda/lambang/bunyi ujaran yang bersifat khas, arbitrer, dan konvensional yang digunakan untuk berkomunikasi.Bahasa 1
dibangun dari kebiasaan-kebiasaan dan hubungan dengan tempat pemakai bahasa itu sendiri.Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh penuturnya.Secara umum fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki fungsi khusus, yaitu menjallin hubungan, solidaritas,
kerja sama dalam masyarakat, dan untuk
menyatatukan pikiran dan perasaan sehingga lawan tutur mengerti apa yang kita bicarakan.
Penting untuk mengetahui maksud dibalik pesan yang disampaikan oleh penutur kepada kawan tutur, seperti halnya ketika seorang penutur menyampaikan pesan kepada khalayak, karena seorang penutur tidak selalu mengatakan apa yang dimaksudkan, sama dengan apa yang dikatakan. Dengan mengetahui maksud yang terkandung dalam pesan yang disampaikan, khalayak pun dapat melakukan tindakan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penutur tersebut. Hingga akhirnya, tercapai kesamaan makna antara penutur dengan khalayak. Materi yang disampaikan biasanya diangkat berdasarkan tema yang telah ditentukan sebelumnya. Wacana tersebut biasanya dapat berupa fenomena yang sedang ramai dibicarakan, masalah politik maupun sosial, sampai masalah percintaan anak muda saat ini.
Hubungan pragmatik tidak terlepas dari konteks ujaran, dimana ujaran yang disampaikan oleh si penutur kepada mitra tuturnya berdasarkan kontes yang ada atau pun sesuai dengan konteks pembicaraan. Dimana pragmatik menganalisis fungsi kalimat dalam komunikasi, dan ”kalimat” itu harus kita anggap sebagai ”ujaran”. Yang dikaji pragmatik bukan bentuk (struktur) dan makna kalimat tetapi fungsi dan maksud ujaran dalam suatu konteks tertentu. Setiap orang berhak memaknai ujaran yang disampaikan oleh si penutur namun tetap bergantung pada konteksnya. Dalam hal ini kajian dihadapkan pada percakapan Tukul Arwana dalam acara Bukan Empat Mata. Dalam sebuah percakapan antara penutur (A) dan petutur (B) dihadapkan pada konteks situasi yang sama dengan maksud memaknai ujaran dalan 2
konteks tertentu. Bagaimana cara konteks mempengaruhi peserta tutur dalam menaksirkan kalimat atau menelaah makna dalam kaitannya dengan situasi ujaran Talk show Bukan Empat Mata yang ditayangkan di Trans7 merupakan salah satu tayangan berperspektif komedi namun tetap sarat akan informasi, akan sangat mempengaruhi persepsi pemirsa. Karena untuk bisa memenuhi kebutuhan seperti memperoleh informasi sekaligus hiburan, acara ini merupakan alternatif untuk memproleh informasi dan hiburan tanpa harus mengeluarkan biaya mahal. Dengan menyaksikan pilihan acara di televisi, salah satunya talk show Bukan Empat Mata, kita dapat memperoleh informasi serta hiburan yang menarik, terjangkau, dan murah. Hal ini juga dapat dilakukan dengan santai sambil melakukan aktivitas lainnya di rumah. Berdasarkan fenomena inilah penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai tindak tutur dalam acara “Bukan Empat Mata” di Trans 7 melalui kajian Pragmatik”. Pragmatik adalah suatu bidang yang diartikan di dalam bidang linguistik, terutama oleh para linguis di Amerika. Istilah pragmatik (pragmatisme) telah lama dikenal dalam ilmu filsafat sejak 1902. Istilah pragmatik yang dipergunakan di dalam bidang linguistik adalag istilah pragmatik yang diperkenalkan oleh Charles Morris pada 1938. Istilah itu dipopulerkan oleh Charnap (1942) dan Montague serta Stalna (1972) di dalam bidang linguistik (Nababan, 1987: 1:Tarigan 1986 : 14: Suyono, 1990:1). Dalam bertindak tutur bahasalah yang digunakan dalam berkomunikasi dengan mitra tutur. Menurut John L. Austin bahwa dengan bahasa, tepatnya dengan kata-kata, penutur tidak hanya dapat mendeskripsikan atau mengatakan sesuatu, melainkan melakukan sesuatu. Austin mengelompokan tindak tutur kedalam tiga tindakan, yakni Tindak Lokusi (Locutionary Act), Tindak Ilokusi (Illocutionary Act) dan Tindak Perlokusi (Perlucutionary Act). Teori Tindak Tutur dikembangkan kembali oleh John R. Searle dengan menggunakan ide dari Teori Tindak Tutur Austin sebagai dasar mengembangkan teorinya. Searle mengembangkan Teori Tindak Tutur yang berpusat pada Tindak 3
Tutur Ilokusi (Illocutionary Act). Searle membagi tindak tutur Ilokusi menjadi lima yaitu (1) Tindak Asertif (Assertives), (2) Tindak Direktif (Directives), (3) Tindak Komisif (Commisives), (4) Tindak Ekspresif (Exspressives) dan (5) Tindak Deklarasi (Declaration). (Abdul Chaer, 1995: 69). Sarle dalam (Chaer 1995: 69) menyebut tindak tutur lokusi ini dengan istilah tindak bahasa preposisi (propositional act) karena tindak tutur ini hanya berkaitan dengan makna. Tindak tutur ilokusi ini juga disebut sebagai the act of doing something. Tindak tutur ilokusi tidak hanya berfungsi untuk menginformasikan sesuatu namun juga untuk melakukan sesuatu. Pada tindak tutur inilah unsur konteks atau situasi ujaran sangat berpengaruh. Rohmadi (2004: 37) berpendapat bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Geofry Leech (1993: 316) mengatakan bahwa tindak ilokusi adalah melakukan tindakan dalam mengatakan sesuatu.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Moleong (2006: 8) mengatakan salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah deskriptif. Penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya Afifuddin, dan Beni (2009: 56). Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, temasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung, dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan topik penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai tindak tutur yang terdapat pada acara Bukan Empat Mata di Trans 7.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sejumlah data diperoleh terlebih dahulu melalui tahap pengumpulan data, dilanjutkan dengan menganalisis data. Kemudian data yang didapat dikumpulkan dengan langkah mencatat, mengidentifikasi serta dianalisi atau disusun sebagai hasil penelitian. Tutur lokusi dalam acara Bukan Empat Mata ditemukan 30 tuturan. Tindak tutur lokusi dalam acara Bukan Empat Mata digunakan untuk menyatakan atau menyampaikan suatu informasi. Tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalan acara Bukan Empat Mata ditemukan tindak tutur ilokusi refresentatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklasatif. Secara keseluruhan diperoleh data 62 tuturan ilokusi, 14 tuturan ilokusi refresentatif, 17 tuturan ilokusi direktif, 24 tuturan ilokusi ekspresif, 4 tuturan ilokusi komisif dan 3 tuturan ilokusi deklaratif yang dianalisis berdasarkan konteks dan maksud tuturan. Pembahasan Penelitian Pada dasarnya, bahasa adalah bagian penting dari kebudayaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat bahasa itu. Sebagai bagian tidak terpisahkan dari masyarakat dan budaya, bahasa dapat menentukan cara berpikir anggota masyarakat bahasa yang bersangkutan (Rahardi, 2005: 44). Makna merupakan suatu maksud yang disampaikan oleh penutur melalui tindak bahasa, baik secara lisan, tulisan maupun melalui bahasa tubuh.Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu makna yang terkandung dalam tindak tutur. Kemahiran berbahasa menunjukkan kecerdasan seseorang, apalagi ketika penutur dapat sedemikian rupa mengolah tuturannya hingga berefek pada orang lain. Berikut akan dipaparkan tentang makna apa saja yang terkandung dalam tindak tutur dalam acara Bukan Empat Mata di Trans 7.
5
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data 92 tuturan, 30 tuturan lokusi yang di analisis. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, bahwa tindak lokusi adalah tindak tutur yang ditujukan semata-mata untuk menginformasikan sesuatu. Beberapa contoh tindak lokusi dapat dilihat pada data-data di bawah ini. “Dirimukan dulu menjadi model sekaligus pemain sinetron, sebetulnya ngelawak juga dia bisa lho”.(T1) “Ketemu lagi di bukan empat mata, tema kita pada malam hari ini tema yang inspiring untuk anak muda yang ganteng- ganteng yaitu kreasi tak kenal usia”.(T2) “Alhamdulillah, saya sekali pernah ke Sumatera Utara itu sampe ke Berastagi, Magetan, beras kencur itu”.(T3) “Pemirsa... malam ini kita kedatangan penyuyu (penyanyi) papan atas karena, dia tampilnya di atas papan penyanyi senior dan junior”.(T4) “Bicara open your mind, orang harus buka pikiran harus keluar dari kesulitan hidupnya, bapak Denikan PNS bahkan dari jualan comro dapat manjdikan ke 5 anaknya jadi sarjana”.(T5) Pada (T1) Tuturan tersebut dimaksudkan Tukul Arwana karena ingin menginformasikan bahwa
bintang tamunya seorang
multi talentan dimana dia
pernah menjadi model sekaligus juga pemain sinetron bahkan bintang tamunya juga bisa ngelawak. Pada (T2) Tuturan tersebut dimaksudkan Tukul Arwana karena ingin menginformasikan kepada anak- anak muda harus terus berkreasi tanpa mempedulikan usia, dimana usia muda adalah usia yang pas untuk mengasah bakat juga kemampuan untuk terus berkreasi tanpa harus menunggu usia yang semakin tua. Pada tuturan (T3) Penutur menginformasikan bahwa sudah banyak tempat yang dikunjunginya. Di Sumatera Utara itu sampe ke Berastagi, Magetan, beras kencur itu Pada (T4) Tuturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada para penonton tamu yang dihadirkan pada malam ini merupakan penyanyi papan atas yang sudah terkenal, mereka adalah penyayi senior dan junior yang terlahir dari generasi yang berbeda.
6
Dan pada (T5) Tuturan tersebut dimaksudkan oleh penutur untuk menginformasikan bahwa dalam hidup kita tidak boleh berdiam diri meratapi kesulitan yang dialami, penutur menyatakan berusahalah keluar dari kesulitan dan temukan ide- ide baru yang dapat memperbaiki keadaan hidup walapun harus dimulai dari yang kecil dulu seperti berjualan semua demi mewujudkan cita-cita dan hidup yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data 92 tuturan, 62 tuturan ilokusi yang di analisis. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, tindak tutur ilokusi ini juga disebut sebagai the act of doing something. Tindak tutur ilokusi tidak hanya berfungsi untuk menginformasikan sesuatu namun juga untuk melakukan sesuatu. Pada tindak tutur inilah unsur konteks atau situasi ujaran sangat berpengaruh. Dari keseluruhan tuturan ditemukan jenis tindak tutur ilokusi, yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Beberapa contoh tindak ilokusi dapat dilihat pada data-data di bawah ini. “Jadi tuhan itu tidak pernah membatas- batasi rezeki orang sudah tua itu meski rezekinya sudah habis, tua dan muda kalau orang mau berusaha ,beriktiar dan bersemangat itu akan dibukakan pintu rezekinya sama Allah swt. Jadi jangan pernah yang namanya menghianati atau mengatakan diri sendiri, saya sudah tua, saya sudah pensiun, so semangat sampe lali”. Tuturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan semangat, dan dorongan kepada para anak muda untuk terus berkreasi, berkarya karena pintu rezeki tidak tertutup bagi orang yang mau berusaha. Penutur menyatakan jangan menyalahkan takdir dengan berbagai alasan, karena Allah tidak pernah membeda-bedakan usia seseorang dalam mencari rezeki Allah akan selalu memberikan jalan bagi siapa saja yang mau berusaha. “Bu Astri, saat melakukan forensik Air Asia Qz 8501 kabarnya banyak korban yg badannya tidak utuh, dan sudah sangat menyengat nah itu seperti apa?”.
7
Tuturan tersebut dimaksdukan penutur menyatakan kebenaran kejadian yang dialami pesawat Air Asia yang menelan banyak korban serta kondisi para korban. “Untuk Bripda Eka, menurut cerita teman- teman dirimu sewaktu menuggu kelulusan kepolisian, menuju Semarang sampai tiduran di emperan got, kenapa gak bilang sama mas kan bisa singgah ke rumah”. Tuturan tersebut dimaksudkan oleh Tukul Arwana mempertegas kebenaran bahwa dalam memwujudkan cita-cita perlu perjuangan yang keras, yang terkadang memaksa kita untuk melakukan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti yang dilakukan bintang tamu Bripda Eka pernah tidur di emperan got demi untuk menunggu pengumuman kelulusan kepolisian. “Subahanalloh, luar biasa”. Tuturan tersebut dimaksudkan penutur menyanjung bintang tamunya karena begitu luar biasa mencintai pekerjaannya. “Dinamakan bidadari berarti luar dalamnya bagus jadi kalau dirimu luarnya bagus dalamnya juga”. Tuturan tersebut dimaksdukan oleh penutur untuk menyatakan kebenaran bahwa bidadari memiliki sifat bagus, bagus luar dan dalamnya begitu halnya dengan manusia harusnya memiliki sifat seperti bidadari yang mampu menjaga kecantikan luar dan dalamnya. “Subahanalloh, mulia sekali niatnya ingin berbagi ilmu juga”. Tuturan tersebut dimaksdudkan penutur memuji betapa mulianya niat bintang tamu karena ia rela membagi ilmunya untuk orang lain demi kesejahteraan para kaum perempuan.
“Jadi motivasikan diri supaya bisa maju jangan ada rasa kecemburuan dalam diri seseorang, harus kompak, demi kemajuan bersama”.
8
Tuturan tersebut dimaksudkan mitra tutur memberikan nasehat motivasi sesuai topik untuk bisa maju jangan ada rasa kecemburuan dalam diri, harus kompak demi kemajuan bersama. “Pemirsa berkreasilah tanpa kenal usia, tanpa lelah, dan tanpa berkeluh kesah hargai hidup anda setiap waktu, dalam berkreasi menangkap inspirasi, dan menginspirasi manusia lainnya”. Tuturan tersebut dinyatakan penutur menyuruh mempergunakan usia muda untuk berkarya karena kesuksesan tidak menunggu usia tua. Berkaryalah selagi masih muda gali semua potensi yang ada pada diri kita. “Terimakasih pada bintang tamu saya malam hari ini”. Tuturan tersebut dimaksudkan Tukul Arwana memberikan ucapan terimaksih kepada bintang tamu yang telah datang dan ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. “Orangtua dirimukan bekerja sebagai maaf ya, penambal ban. Dirimu merasa minder gak sih dengan teman- teman selama bersekolah , ini bukan menceritakan perbedaan derajat status sosial ya”. Tuturan tersebut dimaksudkan oleh Tukul Arwana meminta maaf bukan untuk membandingkan status sosial, tapi bagaimana bintang tamu bisa kuat menjalani kehidupan yang berlatar belakang anak seorang penambal ban. “Bintang tamu berusaha memutuskan untuk akan membangun lembaga untuk para perempuan supaya mempunyai keahlian”. Tuturan tersebut dimaksudkan bintang tamu untuk memutuskan berdasarkan penjelasan yang ada adalah ingin mempunyai lembaga yang berguna bagi perempuan- perempuan Indonesia agar mempunyai keahlian dalam segala bidang. PENUTUP Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah, yaitu jenis tindak tutur yang digunakan oleh tukul arwana pada
9
acara “Bukan Empat Mata” di Trans 7. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi pada ujaram Tukul Arwana dalam acara bukan empat mata di Trans 7. Dari hasil penelitian diperoleh tindak tutur lokusi terdapat 30 bentuk tuturan (32,60%).
Tindak
tutur ilokusi
refresentatif (22,58%) yang meliputi menyatakan dan menyebutkan. Tuturan ilokusi direktif jumlahnya 17 tuturan (27,41%) yang meliputi: mengajak, menyarankan dan memerintah. Untuk tindak tuturan ilokusi ekspresif berjumlah 24 tuturan ilokusi ekspresif (38,70%) yang meliputi: mengucapkan terima kasih , menyanjung, memuji, dan mengucapkan selamat. Sedangkan ilokusi komisif berjumlah 4 tuturan ilokusi komisif (6,45%) yang meliputi menyatakan kesanggupan. Dan untuk tindak tuturan ilokusi deklaratif berjumlah 3 tuturan ilokusi deklaratif (4,83%) meliputi memutuskan dan mengangkat yang dianalisis berdasarkan konteks dan maksud tuturan. Setiap tindak tutur ilokusi yang dominan dalam sebuah tuturan akan berbeda, tergantung penutur, tema, dan materi yang akan dibahas dalam setiap episode.dari sudut pengguna bahasa lisan penutur lebih sering menggunakan tindak tutur ilokusi deklaratif dan ekspresif karena lebih terbuka dan memberikan semangat baik kepada penonton maupun bintang tamu. Berdasrkan 45 tuturan lokusi dan 60 tuturan ilokusi yang ditemukan , terjawab bahwa kajian pragmatik, khususnya tindak tutur dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan jenis tindak tutur yang cenderung dalan tuturan Tukul Arwana dalam acara Bukan Empat Mata di Trans 7. Acara ini baik untuk ditonton oleh seluruh lapisan masyrakat karena topik-topik yang disajikan masalah yang up date,banyak memberikan informasi, pengetahuan, dan juga hiburan. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Bandung: PT. Rineka Adi Tama Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terjemahan M.D.D. Oka. Jakarta: Universitas Indonesia Press..
10
Moleong, Lexy J. 2006, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakayam. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik.Yogyakarta: Graha Ilmu Purba, Antilan.2002.Pragmatik Bahasa Indonesia.Medan:Universitas Sumatera Utara Perss. Rahardi. M. 2004. Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. Yule, George dan Brown.1996. Discourse Analysist. Jakarta : Gamedia.
11