Efek Sosial Budaya McQuail Buku 2. Bab 18
Model dan Efek bahaviour • Model Comstock tentang pengaruh TV kepada masyarakat. • Proses efek ini merupakan urutan yang berkesinambungan dari ekspos (tindakan TV); efek bergantung pada bagaimana perilaku di persepsikan, terhadap masukan dari situasi dan terhadap kesempatan untuk bertindak dan menampilkan perilaku yangf bersangkutan.
Media, kekerasan dan kriminalitas • Media dicap sebagai penentu dan mendorong bagi kekerasan dan kriminalitas. alasannya : – demonstrasi yang berulang dan derajat yang tinggi pada tayangan. – persepsi bahwa Kejahatan sosial semakin tumbuh seiring dengan tumbuhnya media.
• Penelitian US Surgeon General 1960 – Konten TV dipenuhi oleh kekerasan – Anak-anak semakin banyak menghabiskan waktu untuk terekspos konten kekerasan. – Secara umum bukti mendukung hipotesis bahwa menonton hiburan kekerasan meningkatkan kecenderungan perilaku agresif. • Wartella 1998 Model teoritis menggambarkan proses pembelajaran dan peniruan kekerasan di TV
• Teori pembelajaran sosial. Anak-anak belajar dari model media, perilaku mana yang dibari imbalan dan mana yang dihukum. • Efek "priming" (mendasari), ketika orang menonton kekerasan, maka akan mengaktifkan atau meriapkan pemikiran dan evaluasi lain yang terkait, mengarah kepada kecenderungan yang kuat untuk menggunakan kekerasan dalam situasi antar pribadi.
• Teori Naskah, yang menyatakan bahwa perilaku sosial di kendalikan oleh "naskah" yang menunjukan bagaimana merespon suatu peristiwa. Kekerasan di TV digambarkan sedemikian mengarah kepada kekerasan sebagai hasil dari naskah agresivitas.
• Disamping itu Kekerasan di TV mengarah kepada "desensitisasi" (ketidak pekaan) secara umum yang merendahkan rasa malu dan meningkatnya teoleransi atas perilaku kekerasan. • Variabel yang berpengaruh lain seperi kepribadian personal, konten, siatuasi menonton dengan orang tua atau sendirian, peer.
• Assosiasi Psikologi Amerika 2003 menyimpulkan bahwa heavy viewer dari kekerasan yang di demonstrasikan TV meningkatkan penerimaan akan sikap agresif dan meningkatkan perilaku agresif. • Groebel, 1998. Anak-anak dari lingkungan yang agresif (banyak kekerasan dan perang) dan yang berada dalam keadaan emosional yang bermasalah akan lebih cenderung menonton dan tertarik oleh kekerasan agresif dari pada anak-anak yang lain.
• Linne 1998, meneliti hubungan sebab akibat antara kekerasan di media dengan kekerasan di masyarakat. – 22% responden berpikir ada bukti hubungan sebab-akibat – 33% menyatakan ada hubungan sebab akibat yang kabur dan hanya untuk beberapa anak saja. – 4% menyatakan tidak ada hubungan. – sisanya terlalu menyederhanakan pertanyaannya.
• Groebel, 1998 menyatakan bahwa pola dan persepsi perilaku agresif anak-anak merupakan cermin dari apa yang mereka alami dalam lingkungan yang sebenarnya : Frustrasi; agresi; keadaan yang problematis. • Kekerasan Media di tampilkan dalam konteks yang menyenangkan dan memuaskan kebutuhan yang berbedabeda. • Kekerasan ini mengkompensasikan frustrasi sendiri dan kekurangan dalam area problem.
• Kemungkinan penggambaran media akan kekerasan dan agresi memiliki efek yang positif dengan memperbolehkan adanya pelepasan emosi agresi yang termediasi dan tidak berbahaya. Proses ini disebut katarsis. Ternyata memiliki bukti empiris yang sedikit. • Efek lain adalah rangsangan atas ketakutan dan gangguan emosional atas penampilan kekerasan dan horor. Yang semula untuk mendapatkan hiburan dan kesenangan dari ketegangan, muncul ketakutan yang semakin intens dan berlangsung lama.
• Meskipun media dilarang oleh hukum untuk memicu kekerasan secara terbuka, mereka di ketahui membentuk citra buruk atas orang atau kelompok yang diketahui. • Ada bukti yang nyata bahwa kekerasan telah ditujukan pada kelompok tertentu, misalnya penjahat seks pada anak, pelaku penyimpangan seksualyang lain, etnis minoritas, pengelak wamil yang dituduh teroris, kaum gipsi, pendatang telah di kampanyekan oleh media tertentu.
Media, anak-anak dan Remaja • Efek yang tidak diinginkan akibat media – Peningkatan dalam isolasi sosial – Pengurangan waktu dan perhatian terhadap pekerjaan rumah' – sifat pasif yang semakin meningkat – berkurangnya waktu untuk bermain dan berolahraga (penggantian) – mengurangi waktu untuk membaca – Melemahkan otoritas orang tua – Pengalaman dan pengetahuan seksual secara dini
• lanjutan – Kebiasaan makan tidak sehat dan obesitas – Dukungan akan kecemasan terhadap sitra diri yang berujung pada anoreksia – kecenderungan depresif • Efek yang menguntungkan dari media – – – – – –
Persyaratan sebagai basis untuk interaksi sosial Mempelajari dan mengenal dunia lebih luas. Mempelajari sikap dan perilaku proporsional efek pendidikan membantuk membentuk identitas membangun imajinasi
• Bahaya negatif media sudah terasa dan kategori anak laki-laki remaja adalah yang paling rentan dengan pengaruh ini. Ada "budaya kamar tidur" (menempatkan TV pada kamar tidur remaja) di remaja amerika yang berbeda antara remaja kulit hitam dan kulit putih. • Meskipun demikian respon orang dewasa terhadap media TV adalah beragam sesuai dengan kelas sosial, gender dan faktor lain.
Efek reaksi kolektif • Efek menular seperti pada kerumunan juga di dapati pada individu yang menyebar tetapi masih terjangkau oleh media. • Seperti kepanikan yang meluas akibat informasi yang meresahkan, tidak utuh dan menyesatkan. (Contoh infasi dari mars 1938 yang menyebar lewat radio, 2004 kasus teroris di Madrid, 2006 kasus gambar nabi di Denmark).
• Dalam kasus rumor, media berkontribusi untuk menjangkau sejumlah besar orang yang terpisah pada saat yang bersamaan dengan jumlah berita yang sama yang bisa memprofokasi kepanikan atau meredamnya. • Dalam kasus teroris yang sengaja merencanakan kepanikan, media mempunyai dua pilihan : – menerapkan nilai berita normal kepada peristiwa yang dramatis. – menghindari untuk menjadi alat yang berbahaya dan gangguan untuk melawan terorisme.
• Tetapi dalam kasus 11 Sept di US dan gempa bumi KObe 1995 menunjukkan tidak ada kepanikan meluas karena media memberitakan secara utuh. • Tetapi pada beberapa kasus dimana kerusuhan meluas, media di sinyalir berperan didalam menimbulkan keresahan dan kepanikan publik.
Difusi inovasi dan Perkembangan • Lerner 1958 menggambarkan media sebagai "pembentuk modernisasi" di pedesaan US. Sebagai pendidik masa yang bekerjasama dengan pihak berwenang, para ahli dan pemimpin lokal yang di terapkan untuk tujuan tertentu. •
• Everett Rogers. menggambarkan 4 tingkat difusi informasi : 1.informasi 2.persuasi 3.keputusan atau adopsi 4.konfirmasi
• McGuire 1973, meletakkan peran media pada urutan 1-2 yaitu tingkat informasi dan kesadaran, sesudahnya adalah kontak personal, keahlian dan saran yang terorganisir, pengalaman aktual yang terjadi dalam proses adopsi.
• Penekanan mashab difusi ini adalah pada organisasi dan perencanaan, efek yang linear, hirarki (dari status dan keahlian), struktur sosial, peneguhan dan umpan balik. • Kelemahannya adalah rawan manipulasi dari atas, dan ketergantungan. Sehingga di sarankan model konvergensi yang menekankan kepada kebutuhan akan proses berkelanjutan dari interpretasi dan respon, pemahaman bersama. Ide komunikasi partisipasi.
• Media masa bertindak sebagai agen perkembangan : – menyebarluaskan pengetahuan tehnis – Mendorong perubahan dan pergerakan individual – Menyebarkan demokrasi (pemilihan) – Mempromosikan permintaan konsumen – Membantu literasi, pendidikan, kesehatan, pengendalian populasi, dsb
Distribusi sosial dari pengetahuan • Fungsi media untuk mendistribuskan informasi memang terus berkembang, tetapi dalam kenyataannya masih terdapat permasalahan baru yang muncul, salah satunya adalah "jurang digital" atau "celah pengetahuan". • informasi yang diperoleh masyarakat semula tidak merata karena status sosial, pendidikan dsb telah di jembatani media. Tetapi tetap ada kelompok minoritas yang berperhatian lebih, telah mendapat informasi banyak di banding orang lain, memperlebar celah anatar sektor publik tertentu.
• Tichenor menyatakan tidak selalu orang yang penduduk dengan status sosial rendah tidak memperoleh informasi, atau orang miskin pengetahuan miskin rekonomi. Meskpin memang pertumbuhan pengetahuan relatif lebih besar diantara segmen status sosial yang lebih tinggi. • Bias kelas didalam perolehan informasi ini sebetulnya terjadi pada : – memang ketersediaan akses informasi yang berbeda dari kelas sosial yang berbeda – Jenis informasi lebih spesifik juga menjadi berbeda. Media membuka pemerataan pada satu informasi dan menutup pada informasi yang lain.
• Secara umum, motivasi dan kegunaan yang dirasakan mempengaruhi pencarian informasi. • Pengetahuan akan Hard News Curran 2008 US
Inggris
Finlandia
Denmark
Rendah
31,4 %
57,4 %
65 %
71,1 %
Sedang
52 %
59,7 %
67,6 %
73 %
Tinggi
71 %
70,9 %
78,4 %
70,3 %
Teori pembelajaran sosial • Bandura 1986. KIta tidak dapat belajar semua atau sebagian besar dari apa yang kita perlukan untuk memandu perkembangan dan perilaku kita sendiri dari pengamatan dan pengalaman personal langsung saja. Kita harus banyak belajar dari sumber tidak langsung, termasuk media masa.
• Pembelajaran sosial : – Perhatian – Penahanan (ingatan) – Produksi – Motivasi
• Perhatian tertuju kepada konten media yang memiliki relevansi potensial terhadap hidup kita dan kebutuhan serta akan kepentingan pribadi. Kita mungkin mengingat apa yang kita pelajari dan menambahkannya kedalam persediaan pengetahuan sebelumnya.
• Produksi merujuk kepada penerapan sesungguhnya dalam perilaku dari pelajaran yang sudah di pelajari, dimana hal tersebut dapat di berikan imbalan atau dihukum (dilemahkan), mengarah pada motivasi yang lebih kuat atau rendah untuk mengikuti jalur tertentu. • Teori ini berlaku untuk permasalahan sehari-hari misalya busana, penampilan, gaya, kegiatan makan dan minum. Berlaku untuk perilaku yang secara langsung di dilambangkan dalam bentuk simbolik.
• Media masa jarang hanya sebagai sumber tunggual pembelajaran sosial dan pengaruh mereka tergantung pada sumber-sumber lain, misalnya orang tua, guru, dll.
Sosialisasi • Media masa berperan didalam sosialisasi awal pada anak-anak dan sosialisasi jangka panjang dari orang dewasa, hanya mekanismenya sulit di buktikan. • Thesis mengenai sosialisasi media mencakup : – Media dapat meneguhkan dan mendukung agen sosialisasi yang lain; – Media juga dipandang sebagai ancaman potensial terhadap perangkat nilai yang dibuat oleh orang tua, pendidik, dan agen kontrol sosial lainnya.
• Media dapat mengajarkan norma dan nilai melalui imbalan dan hukuman simbolik untuk berbagai jenis perilaku sebagaimana yang disajikan di media. • Media memberikan model perilaku yang melampoi pengalaman yang sebenarnya. Penggambaran media ini dapat membentuk sikap dabn standar normatif. • Contoh Ekspos terhadap TV dapat memiliki efek negatif terhadap penalaran moral anak-anak mengenai kekerasan yang sebenarnya.
• Anak- anak menunjukkan kecenderungan untuk mendapatkan pelajaran mengenai kehidupan dan menghubungkannya dengann pengalaman mereka sendiri. • Konten penyajian sistematis akan gambaran kehidupan sosial dapat secara kuat membentuk pengharapan dan aspirasi anak-anak. • Media berperan konformis, bukan termasuk "pro-sosial" atau "anti sosial", tetapi mendukung nilai-nilai yang paling dominan dan mapan (nilai mapan secara definisi termasuk pro sosial).
Kontrol sosial dan pembentukan kesadaran • Pandangan umum adalah bahwa media tampa sengaja mendukung nilai dominan dalam komunitas atau bangsa, melalui pencampuran pilihan pribadi dan institusional, persyaratan operasional, tekanan dari luar, dan antisipasi mengenai apa yang diharapkan dan diinginkan oleh khalayak yang besar dan heterogen.
• Versi yang lebih kuat dan kritis adalah menempatkan media secara esensial konservatif karena kombinasi dari kekuatan pasar (kepemimpinan perusahaan yang besar) dan subordinasi terhadap kepentingan bangsa dan negara. • Herman dan Chomsky (1988) mengembangkan "model propaganda", Berita dalam negara kapitalis harus di "tahan" melalui beberapa "filter", terutama integrasi finansial dari media dengan keseluruhan ekonomi, periklanan, kampanye manajemen berita, ideologi dominan dari masyarakat dan ketergantungan terhadap informasi dari sumber berwenang.
• Media cenderung megnkonfirmasi status quo berdasarkan bukti akan apa yang ada atau yang hilang dalam konten media. • Media seringkali mendefinsikan jenis perilaku dan kelompok tertentu sebagai menyimpang atau berbahaya bagi masyarakat. • Pelabelan ini lepas dari kriminalitas yang ada. Menciptakan kepanikan moral. terjadi pada imigran, pengungsi, atau orang yang berpergian dan bahkan kaum miskin. Proses ini menyalahkan si korban.
• Menyediakan kambing hitam serta objek kemarahan untuk mengalihkan perhatian dari penjahat yang sebenarnya dengan penyebab yang berada dalam lembaga-lembaga di masyarakat dan untuk mengumpulkan dukungan untuk para agen hukum dan keadilan. • Bukti kesalahan media memang sulit di dapat tetapi ada kecenderungan untuk penghilangan yang sistematis atas perhatian yang diberikan kepada isu-isu serta terhadap bagian-bagian dunia tertentu. • Sebagian besar penelitian mengenai ideologi atau hegemoni adalah pada konten media, bukan pada khalayak atau efek.
Kultivasi • Teori yang menyatakan bahwa TV diantara media modern lainnya telah mendapat tempat yang utama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendominasi ruang simbolik kita, menggantikan pesan yang terdistorsi mengenai realitas untuk pengalaman pribadi dan alat lain untuk mengetahui dunia.
• TV juga menjadi "lengan budaya" dari tatanan industri mapan, yang utamanya bertindak untuk memelihara, menstabilkan dan meneguhkan alih-aliuh untuk menggeser, mengancam atau melemahkan keyakinan serta perilaku konvensional. • Analisis kultivasi merupakan komponen ketiga dari paradigma penelitian yang disebut "indikator budaya" yang meneliti 1) Proses institusional yang mendasari produksi dari konten media, 2) gambaran dalam konten media dan 3) hubungan antara ekspos terhadap pesan di TV daengan keuakinan serta perilaku khalayak.
• Semakin banyak menonton TV akan semakin mengadopsi pandangan dominan mengenai dunia yang di tampilkan di media tersebut. Termasuk politik. • TV Mencoba menghindari situasi ekstrem, secara aman berada dalam lapisan tengah nonideologis yang mendapatkan kemungkinan khalayak yang paling besar. Hal ini mengarah kepada posisi "moderat" atau politik sentral atau mainstreem.
Media dan Perubahan sosial • Teori komunikasi masa terlah terhubung dengan berbagai efek sosial dan budaya yang signifikan. (mirip dengan efek globalisasi). • Efek tersebut cenderung lambat, jangka panjang dan sulit diukur. Contoh menonton TV mengakibatkan pengurangan partisipasi di kehidupan sipil dan sosial, terkait dengan menurunnya modal sosial masyarakat amerika.
• Media dipersalahkan menurunkan standar budaya dan juga dipuji karena menyebarkan budaya tradisional dan kontemporer secara lebih luas. MEskipun secara nalar masuk akal tetapi secara empiris buktinya lemah. • Media baik sebagai tehnologi maupun sebagai konten budaya tidak memiliki hubungan kausal satu arah yang sederhana dengan perubahan sosial dan budaya. Hasil interaksi ini sangatlah beragam, tidak dapat di duga dan berbeda dari satu kondisi ke kondisi lainnya.
• Sebagai efek penggantian adalah media menjadi saluran untuk menjangkau lebih banyak orang dengan lebih banyak informasi daripada yang tersedia. • Pengaruh media secara umum cenderung tidak langsung. Media bekerja untuk mengubah pengharapan publik, untuk memenuhi kebutuhan, dan terutama bagaimana hal-hal seperti ini biasanya dilakukan oleh lembaga sosial lainnya. • Dimana hampir semua lembaga sosial, politik saat ini adalah lembaga media, sudah terjebak didalam "logika media".
Hiburan • Konten media terbesar adalah hiburan sehingga media menjadi populer. • Hiburan sulit di definisikan meskipun ide pokoknya adalah pengalihan dan terjebak di dalam kisah atau tontonan tertentu. • Hiburan menjadikan terkagum-kagum, terangsang secara emosi sehingga merasakan kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, perasaan lega, kesenangan, ketakutan dan sabagainya.
• Termasuk disini adalah musik, bisa juga memiliki sejumlah efek terutama bagi perasaan dan kepribadian dan juga rangsangan. • Drama memiliki daya tarik didalam kekesalan dan kesenangan yagn dirangsang oleh kemujuran dari karakter yang digambarkan secara positif atau negatif.
Kesimpulan • komunikasi masa sulit diukur efeknya terhadap sosial dan budaya suatu masyarakat. • Kesulitan dan ketidak cukupan metodologi untuk meneliti dampak hal ini. Meskipun hanya sedikit keraguan bahwa media memang memiliki banyak efek dan mereka memang bertanggung jawab atas beberapa trend umum.
• Efek yang dimunculkan adalah tidak konsisten dan bahkan saling meniadakan satu dengan yang lain dan masyarakat yang komplek sering di cirikan oleh alur perkembangan yang berbeda pada saat yang bersamaan. • Media seperinya bukanlah alat pendorong yang utama dari perubahan jangka panjang yang fundamental, meskipun dampak dari meningkatnya difusi informasi yang pesat dan mendalam serta gagasan dan citra dalam skala global seharusnya tidak di remehkan.