1
2
3
Chlorophyl Volume. 7 No.2 Juli 201 J balaman 357-364
357
EFEK ALIRAN LIMBAH BUDIDYA UDANG VANAME TERHADAP PERTUMBUHAN MANGROVE
Effeets of Vaname Shrimp Aquaculture Emuent On Mangrove Growth Fatrnawatl·•,K. Soewmdi··,T. Kusumastanto ••,L. Adrianto •• ABSTRACT The purpose of this study was to examine the ability of mangroves as a biofilter to the waste pond aquaculture through the ability of mangrove growth. Experiments with Factorial Completely Randomized Design 2 x 2 for 4-month maintenance period. Factors of seawater 2 levels: normal sea water and sea water containing organic waste water of shrimp ponds. Factor mangrove species are Avicennia and Rhizophora. ANOVA analysis showed that the interaction of organic waste water and sea water have a significant influence on height growth of plant, and Avicem'lia are given treatment of organic waste water is better than Rhizophora growth of high growth. Ingredients total N in the leaves of Al'icennia higher than the total N content in leaves of Rhizophora. An increase in total N soil and N total water in the mangrove pond in each treatment so it can support the life of the mangrove to grow tall dwiog treatment. Accretion rate ofN in soil and water treatment VINI and VINO smaller than that contained V2NI and V2NO soil treatment at the end of maintenance presumably because the level of higher organic N uptake by Al'icennia. Key Words: mangrove, Total N, organic waste, sea water
PENDAHULUAN Wilayah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan merupakan kawasan yang mempunyai potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang cukup besar dan menjadi andalan sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Tanah· Bumbu, Dibalik potensi yang besar ini terjadi kecenderungan penurunan produksi, hal ini dapat dilibat dati laporan statistik perikanan tallUn 2007, Produksi perikanan tambak tabun 2004 sebesar 670.6 ton, tabun 2005 menurun menjadi sebesar 390.9 ton dan pada tabun 2006 menjadi sebesar 370, 4 ton. Kondisi mangrove yang berfungsi sebagai sabuk bijau dikenal juga sebagai Mangrove Green Belt (MGB), MGB juga dapat difungsikan sebagai penyarmg (filter) dan penyerap limbah, di Kabupaten Tanah Bumbu juga mengalami degradasi akibat 1D1 pembangunan tambak, hal diindikasikan oleh tingkat kerusakan mangrove berdasarkan inventarisasi dan identifikasi mangrove yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan DAS Barito Kalimantan Selatan tabun 2006, di Kabupaten Tanah Bumbu terdapat hutan mangrove yang
tidak mengalami kerusakan seluas kurang Iebih 215 ha (1%), dengan kondisi rusak seluas kurang lebih 9 593 ha (66%) dan pada kondisi rusak herat seluas kurang lebih 4 697 ha (32%). Menurut odum (1972), mangrove. dapat berfungsi sebagai penyerap bahan pencemar khususnya bahan-baban organik. Pemecahan permasa1ahan untuk pengelolaan budidaya perikanan tambak yang biasanya dibangun di daerah intertidal (biasanya tempat tumbuh mangrove), padahal keberadaan hutan mangrove difungsikan sebagai sabuk bijau yang dapat difungsikan sebagai penyaring (filter) air yang masuk ke tambak, dapat membersihkan limbah secara alamiah dan penahan banjir, namun kenyataannya akibat ekstensifikasi dan intensifikasi pembangunan tambak yang tidak memperbitungkan kebutuhan kawasan konservasi mangrove dan tidak mengindahkan prinsip budidaya perikanan yang bertanggung jawab (responsibility aquaculture) menyebabkan produktivitas dan produksi budidaya tambak menurun, maka perIu penelitian tentang kemampuan
"Fisheries faculty Lambllll8 Mangkurat University, It. Akbmad Yani kin 36 Banjlllbaru 70714, Indonesia TeI.lfax: OSII-882124 -Coastal and Marine Rcsoun:es Study Program.. Bogor Asricultural University, Linglw Kampus I, Dannap Campus, Bogor City 16680. Indonesia TclpIFax: 02SI·8624360
Bfek Aliran Limbah Budidya Udang Vaname TerhadapPertumbuhan Mangrove
mangrove sebagai penyerap limbah yang dikeluarkan oleh tambak.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian 1m dilakukan di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru. Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini ditaksanakan selama 6 (enam) bulan terdiri dari 2 bulan mass persiapan dan 4 bulan masa pemeliharaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan eara eksperimen laboratorium. Percobaan limbah buangan budidaya udang terhadap pertumbuhan mangrove dilakukan dalam skala laboratorium. Tumbuhan uji terdiri dari dua jenis mangrove yaitu Av;cennia dan Rhizophora yang ditanam dalam media tanah yang berasal dari tambak, di dalam wadah berukuran 1 m x 2 m sebanyak 12 unit pemeliharaan yang dialirkan air dengan pompa air (yang berasal dari limbah organik buangan pemeliharaan udang dan air Iaut tanpa udang dibiarkan tergenang selama waktu 12 jam (mengikuti siklus pasut) kurang lebih 5 em di atas tanah, kemudian aliran dihentikan selama 12 jam berikutnya, pada saat aliran air dari kolam air ke kolam dihentikan aliran penampungan buangan dibuka sehingga air menjadi surut, setiap 3 hari sekali air dari penampungan buangan dikembalikan ke dalam kolam udang. Bertujuan untuk membuktikan kemampuan purifikasilpemurnian dari nitrogen yang dikeluarkan tambak udang dan mangrove dan efektivitas dari sistem budidaya ini. Sampling dilakukan setiap periode waktu 30 hari selama 4 bulan masa pemeliharaan. Parameter yang dianalisa terdiri dari (1) pertumbuhan diukur dari pertambahan panjang baku 2 jenis anakan mangrove (2) Nilai N total diukur konsentrasinya dari ekstrak daun, kulit batang dan akar tanaman mangrove. (3) konsentrasi N total dari air limbah buangan organik sebelum dialirkan ke wadah pemeliharaan
358
mangrove, dan setelah melalui wadah pemeliharaan mangrove. Limbah buangan organik dari pemeliharaan udang sistem resirlrulasi yang dilakukan di laboratorium dialirkan ke tempat percobaan pemeliharaan mangrove yang telah diinstalasi sesuai dengan model tambak intensif dengan komoditas percobaan menggunakan udang Vaname (Litopenaeus vannamae) dengan padat tebar menurut Pumomo (1988) yaitu benur ukuran PL~ 12 dengan padat tebar antara 30->40 ekor/m3 dengan pemberian pakan komersil. Udang dibudidayakan dalam sebuah kolam berukuran 2.4 x 8.5 x 1.20 m dan sebuah kolam dengan ukuran yang sarna hanya diisi dengan air Iaut. Air laut yang digunakan diencerkan sarnpai 15 pennil, ketinggian air kolam setinggi 40 em Ketika volume air menurun wbat penguapan dan dialirkan ke kolam mangrove, air laut ditambahkan dari kolam cadangan yang disediakan, Desain tempat pemeliharaan .resirkulasi udang dan mangrove dapat dilihat pads Gambar 1. Monitoring kualitas air dan pengumpulan sampel air dan tanah di ambit pads awal dan akhir penelitian terdiri dari Temperatur, salinitas DO, dan pH diukur dengan Horiba Water quality checker. Sampel air untuk Amoniak dikumpulkan dalam botol plastik pada setiap tengah kolam diukur dengan Spectr%tometer DR 2800. Sedangkan sampling N total pada jaringan tanaman dilakukan setiap bulan sekali selama 5 kali sampling, N total pada tanah dan air dilakukan pengukuran pada awal dan akhir penelitian. Untuk memenuhi persyaratan sidik kuantitatif, maka percobaan ini meng gunakan Raneangan Acak Lengkap Faktorial (Randomized Complete Design) 2x2 yang dilakukan selama 4 bulan mass pemeliharaan. Faktor pemberian air Iaut 2 taraf yaitu pemberian air Iaut biasa (No) dan air Iaut yang mengandung air limbah buangan organik (N I) yang berasal dari pemeliharaan udang. Faktor jenis mangrove terdiri dari
,
../
359
Ctloropbyl Volume. 7 No.2 Jull 2011 halamau 3S7-364
jenis Avicennio (VI) dan Rhizophoro (V2), sehingga terdapat 4 kombioasi perlakuan
yakni: 1. VtN = Anakan Avicennia dengan pemberian air laut biasa 2. V2No = Anakan Rhizophora dengan pemberian air taut biasa 3. V1N1 = Anakan A.vicennia dengan pemberian air limbah organik 4. V2NI = Anakan Rhizophora dengan pemberian air limbah organik
(GP>' =
SVt
pengaruh iDteraksi taraf ke-i 18ktot jenis mangrove dan taraf ke-j fiIk:tor pemberian air 1aut ke-i. pqarub plat dati satuan pemlbaan ke k yang memperoleb kombinasi perlakuan ij.
Untuk melihat apakah ada pengaruh limbah dalam media percobaan terhadap laju pertumbuban anak:an mangrove sebagai penyerap limbah, Asumsi yang diperlukan untuk model ini adalah ~=}lJ=Xa.C=~::(). ......................... (2)
I
J
I
J
Untuk mengetahui apakah pemberian perlakuan air buangan organik dalam media percobaan berpengaruh terhadap laju pertumbuban anakan mangrove, maka dilakukan analisis variansi (ANOVA) terbadap data basil percobaan. Tabel J. Analisis Variwlsi (ANOVA) Pen:obaao RAL Faktorial l!!!& tcrdiri dari dull Fakfor Sumbcr 08 JK KT
Kcnpman Palakuan A 8 AS Gal. Total
0* .......
.~
-.:::
0-· 'J-"
Q! -
-
-
...........
Gambai' I. Desain tempat pemeliharan residrulasi udang dan mangrove
Masing-masing kombioasi perlakuan diulang sebanyak 3 kaii, maka jumlah petak yang harus disediakan adalah 4 X 3 = 12 petak pemeliharaan. Model tinier rancangan percobaan berdasarkan Gaspersz (1991) adalah : Y(jit=P+CtI + jJj +(a,8k +e_ ...........................(1) ;= /..., a.j = 1... ,b. Ie=1... ,r
dimana: Yijk
= Laju Pertumbuban anakan mangrove pengamatan ke-k yang
pada
memperoleh
perlakuan ij (tarafke i dati perlakuanjenis mangrove dati faktor pemberian air laut ke-j (mmIhari)
p
= pengaruh rata-rata umum
OJ
pengaruh aditif ke- i dati faktor jenis mangrove == pengaruh aditifke-j dati faktor pemberian air taut ke-j
Bj
ab-l a-l b-l (a-l)(b-I) ~
rab-l
JKP
KTP
JK(A) JK(8) JK(AS) JKG JKT
KT(A) KT(8) KT(AB)
KTG
Hipotesis yang perlu diuji adalah sebagai berikut: Hipotesis pertama Bo : (ap)ij = 0 yang berarti tidak ada pengaruh interaksi mangrove dengan pemberian air laut yang diamati (faktor A dan B), Hi = ada pengaruh interaksi jenis mangrove dengan pemberian air laut yang diamati. Hipotesis kedua flo: (ah = 0 yang berarti tidak ada perbedaan respon antara kedua jenis mangrove yang diujicobakan (faktor A). Hi = ada perbedaan respon antara kedua jenis mangrove yang diujicobakan. Hipotesis ketig,{ifJo : (P)j = 0 yang berarti tidak perbedaan respon antar taraf pemberian air laut (faldor B), Hi = ada perbedaan respon antara taraf pemberian air laut. Jika terdapat interaksi (Ho ditolak) maka tidak perlu lagi melakukan pengujian hipotesis kedua dan ketiga. Kaidah pengujian hipotesis kedua adalah jika F hit A> Fa(vl,v2)maka tolak Bo; danjika F hit A :s Fa(vl,v2) maka terima Bo. Pengujian hipotesis ketiga F hit B > Fa(vl,v2) maka
360
Efek AIm Limbah Budidya Udang Vaaame TcrbadIpPertumbu mangrove
hit B :s Fa(d.Yl) maim terima Ho F hit interaksi > Fa(Yl.v2) maka tolak Ho; dan jib F hit interaksi :s Fa(vl.v2) maka terima Ho. Hasil analisis kandungan N total dalam daun, kulit batang dan akar mangrove ditampilkan dalam bentuk tabulasi dan grafik. tolak Ho; dan jib
F
RASH.. DAN PEMBAHASAN
Kajian Fungsi filter mangrove ter:badap limbah tambak, melalui aD percobaan digunak untuk menentukan kemampuan mangrove daIam menyerap limbah yang dikeluarkan oleh tambak. Da1am kajian fungsi filter mangrove faktor jenis mangrove yang diteliti tinggi tanaman terdiri atas dua, yaitu: Anakan
Avlcennia (dinotasikan dengan V I) dan ADmD Rhizophora (dinotasiJean dengan V2). Faktor pemberian air terdiri atas dua tara{, yaitu: pemberian air taut biasa (dinotasikan dengan No) dan pemberian air limbah organik (dinotasikan dengan Nt) yang diuji melalui percobaan faktorial 2 x 2 (taraf faktor A dan Taraf faktor B, masing-masing sebanyak dua tarat) dengan rancangan dasar yang dipilih adalab rancangan acak lengkap (RAL). L PertambuhaD tiDggi taDamaD maDgrove perbitungan analisis Hasil keragaman pertumbuban tinggi mangrove dapa.t dilibat pada Tabel2.
Tabel 2. Analisis Ragam Hasil pertumbuban Mangrove
DB JK KT Fbitung Sumber Keragaman PerlaJruan 3 809.73 V 1 742.22 742.22 122.9032** N 1 6.20 6.20 1.02652tn VN 1 61.31 61.31 , 10.15287* Galat 8 48.31 6.04 Total 11 858.05
FTabel
5% 1% 5.32 11.26 5.32 11.26 5.32 11.26
•• sanpt Dyata pada alpha == 0.0I; • nyata pada alpha =0.05; to = tidak nyata pada alpba = 0.05
Dari label analisis ragam terlihat bahwa pengaruh interak:si (VN) yaitu interaksi antara periakuan pemberian air laut terbadap pertumbuban berpengaruh ny~ sedangkan pengarub utama faktor V sangat nyata, yaitu pengaruh perlakuan jenis mangrove ter:badap pertumbuban mangrove dan pengaruh faktor N tidak berpengaruh nyata. Terdapat perbedaan respons basil pertambahan tinggi tanaman di antara jenis mangrove yang dicobakan, dengan kata lain pertambahan tinggi taruunan berpengarub sangat nyata ter:badap pertumbuban mangrove Tingkat keandalan dati model yang diguDakan adalah: R: = 0.9437, dengan demikian sekitar 94.37% dari keragaman basil pertumbuban mangrove diterangkan oleb pertambahan ~ pemberian air, dan interaksi antara pertumbuban tinggi dan pemberian air.
Tabel 3. Uji Ianjutan DUNCAN Perlakuan Nilai tenS!!! VINI VINO V2NO V2Nl
25.92&
19.96b
8.7Sc
5.67c
Berdasarkan uji lanjutan Duncan adalah pada pertumbuban terbaik perlakuan VINI diikuti oleb perlakuan VINO, V2NO dan V2Nl. b. Analisis Kandungan N total dalam daun batang dan akar mangrove Pada Tabel 4 terlibat Kadar N total dalam daun pada selurub perlakuan tetjadi peningkatan dan peningkatan tertinggi tetjadi pada perlakuan VINI yaitu Avicennia yang diberikan air limbah organik kemudian VINO, V2Nl dan V2NO. Untuk N total dalam batang tetjadi peningkatan namun nilainya lebih rendah dati yang terkandung dalam daun,
361 Chlorophyl Volume. 7 No.2 Juli 2011 haJaman 357·364
sedangbn pada perlakuan N total dalaIlt akar juga menunjukan peningkatan jumlah kandungan N selama JX'meliharaan namun jumlabnya lebih rendah dibandingkan dalam daun dan batang, hal ini menunjukan bahwa kandungan N lebih domiDan terbentuk pada jaringan daun, dibandingkan pada jaringan batang dan akar. Hal ini juga dapat dilihat pada kadar N yang terkandung pada tanah media perlakuan dan pada air media serta pada tempat penampungan buangan air limbah. Pengukuran N total dalam jaringan tanaman seperti dalam Tabel4 berikut.
s.mpHagle
...
PerWtua
TO
T4
PaI~
VlNO
0.095 0.088 0.067
0.231 0.154 0..2945
0.143 0.065 0.227'
0.036 0.06 0.049
0.1355 0.064 0.064
0.0403
0.069
0.0995 0.004 0.01' 0.0287
0.035 0.072 VlNO 0.042 Ndalam akIr(mg) VJNI 0.034 V2Nl 0.032 Sumbc:r: Data dioIah CIhun. 2011
0.06 0.079 0.0'1 0.048 0.042
PII.eter Ndalam daun (mg)
VlNO
VINI V2NI VINO
Ndalam bItq (mg)
V2NO VINI VlNI VINO
Nl4l1ubn
0.025 0.007' 0.009
0.OJ4 0.01
Tabel 4 R.enIta kooscntnIsi N toCal (1IJIIg) palla pedakuen sdama PcncIidan Tabel ,. )!C!IJU!cun!I! N toCal dal8lIl tanah dan air media
Parameter Ntanah
Kolam mangrove (ppm) Ndalamair
Kolam mangrove (ppm) N kolam udang (ppm) N kolam air Iaut (ppm) Buangan I (ppm) Buangan 2 (ppm)
Perlalcuan VINO V2NO VINI V2NI VINO V2NO VINI V2NI
Terjadi peningkatan N total tanah pada setiap perlakuan, demikian juga dalam air yang menggenangi media percobaan terjadi kenaikan jumlah kandungan N total sebingga dapat menunjang kebidupan tanaman mangrove untuk dapat tumbuh tinggi selama masa pemeliharaan 4 bulan. Laju JX'rtambahan N pada tanah dan air perlakuan VINI dan VINO lebih keeil dibandingkan dengan yang dikandung tanah pada T4 perlakuan V2NI dan V2NO hal ini diduga oleh tingkat serapan N organik lebih tinggi oleh Avicennia. Kualitas air dalam penelitian ini memberikan gambaran bahwa berdasarkan Kepmen LH No.51 tahun 2004 (Bakumutu air laut untuk biota laut), dapat menunjang pertumbuban mangrove, oksigen, pH, suhu
Samplingke TO T4 0.06 0.14 0.12 0.23 0.25 0.1 0.05 1.13 6.56 0.8 1.4 8.41 1.3 8.32 0.5 7.45 0.6 4.2 0.5 3.7 0.5 6.8 0.5 4.56
Laju Peningkatan Nt 4 bu1an 0.08 0.11 0.15 1.08 6.95 5.76 7.01 6.3 3.6 3.2 6.3 4.06
salinitas memberikan gambaran kisaran yang dapat. menunjang kebidupan mangrove. Ammoniak dalam kolam udang pada saat To sebesar 3.79 ppm namun setelah masuk dalam perlakuan saat To nilainya masih rendah yaitu berkisar antara 0.2-0.7 ppm dan pada saat T4 ammoniak pads kolam udang makin tinggi yaitu sebesar 4,49 ppm dan pads kolam pemeliharaan mangrove berkisar antara 0.3-0.7 ppm, meningkatnya nilai pads kolam udang ammoniak dimungkinkan brena adanya input pakan dan sisa kotoran udang serta adanya masukan air dari kolam buangan mangrove yang disirkulasi ulang ke dalam kolam udang, kisaran ini dibandingkan dengan baku mutu maksimal 0.3 ppm kadar mencapai kondisi yang lebih besar atau
362
Efek Aliran Limbah Budidya UdaDg Vaname TerlJadapPertumbuhan mangrove
melebihi baku motu yang diperbolehkan pada kolam udang dan terjadi penurunan setelah masuk kolam mangrove dan pada kolam buangan baik pada kolam buangan 1 (kolam dengan air berasal dari kolam
udang) maupun pada kolam buangaD 2. Nilai kualitas air selama pemelibaraan udang dan mangrove dapat dilihat pada Tabel S.
Tabel S. Kualitas air selama pemellnaman uaatlS dan mangrove TO Sal
02
loom)
Wadah Kolam udang I
PH
'J'<'C
(%0)
c::!) Ic:,)
T4 Sat
PH
NH3
'fOC
3.791
5.62
7.05
25.2
14
4.49
24.5 15 15 14.5 14.5 24 24
0.02 0.15 0.3 0.3 0.2 0.7 0.7
5.49 3.26 5.62 5.6 5.6 5.6 5.6
22 22
0.73 0.23 0.3 0.32 0.32 0.71 0.71
0.3
>5
25.4 28.1 25.1 25 25 25 25 28 30
23 16 15 12 12
Alami
6.77 8.08 6.61 6.7 6.7 6.8 6.8 7 8.5
Aland
0.3
6.21
6.19
28.6
IS
6.82 3.37 6.61 6.6 6.7 6.5 6.7
5.6 8.03 6.5 6.1 6.3 5.8 5.8 7 8.5
29.3 28 28 28 28 28.1 28 28-30
Kolam air laut 2
VINI V2NI
Bakumutu
>5
Kepmen LH No.5 1 tabun 2004(Bakumutu air laut untuk biota laut) Berdasarkan analisis Anova, interaksi air limbah organik dan air laut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, dan ternyata Avicennia yang diberikan perlakuan pemberian air limbah organik lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan Rhizophora dalam memberikan pengaruh terbadap pertumbuhan tingginya. Kandungan N total pada daun Avicennia dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan dalam N total daun Rhizophora, hal ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lacerda et al dalam Rogers (1997) daun Rhizophora mengandung konsentrasi tannin terlarut yang tinggi, kandungan %N yang rendah dan C:N rasio yang tinggi, sedangkaD daun Avicennia kandungan tannin rendah, marina kandungan %N tinggi dan rasio C:N rendah Spesies Rhizophora secara konsisten memiliki kandungan N dalam daun yang lebih rendah dibandingkan spesies lain seperti Heritiera littaralis and Avicennia marina (Rao et al., 1994 dalam
Rogers 1997): Hal ini disebabkan oleh perbedaan morfologi daun antara kedua spesies (Rao et al., 1994 dalam Rogers 1997). Daun dari Spesies Rhizaphora mempunyai pennukaan yang tebal dan keras yang tinggi kandungan karbon dan rendah N (Rao et aI., 1994 dalam Rogers 1997). Menurut Boto dan Wellington (1983), Keadaan N dalam daun ditemukan berkorelasi dengan kondisi nitrogen tanah, dengan tingginya kandungan N dalam daun pada wilayah intertidal rendah sampai tinggi. Susunan komponen mangrove, daun memiliki kandungan N tertinggi, kemudian buah, serabut keeil akar dan cabang batang juga mengandung N yang relatif tinggi (Clough & AttiwiU, 1975; Ong, 1990 dalam Rogers 1997). Kedudukan kedua jenis tanaman ini di alam berada dalam formasi zonasi yang Menunn BengeD (2001), berbeda. penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai . faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia: (1) Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi
363
Cbloropbyl Volume. 7 No.2 Juli 2011 ba1aman 357-364
oleh Avicennia spp. Pada zona iDi biasa berasosiasi Sonneratia spp. Yang dominan tumbuh pada Iwnpur daIam yang kaya bahan organik.(2) Lebih ke arab darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. Di zona ini juga dijwnpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp. (3) Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. (4) Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan datamn rendah biasa ditumbubi oleh Hypo fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya. Berdasarkan fonnasi zonasi ini perikanan budidaya tambak biasanya ada pada laban yang berdampingan dengan atau pada lahan yang ditumbuhi Rhizophora sehingga buangan limbah tambak biasanya Iangsung memasuki wilayah laban Rhizophora sebelum akhimya memasuki laban yang ditwnbuhi oleh Avicennia. Ekosistem mangrove dapat berperan penting sebagai tempat dissolve-nutrient, serta penampung pengolah limbah organik (Boto dan Wellingston, 1983). Dalam hal ini banyak dibuktikan bahwa kesuburan tanah, kandungan ham serasah dan pertumbuhan tegakan mangrove jauh lebih baik di hutan-hutan mangrove yang banyak menerima input ham anorganik:, temtama Nitrogen dan Posfor, daripada mangrove yang tidak mendapat input energi dari luar (Clough et al., 1983 dalam Kusmana 2009). Sehingga pengembangan perikanan budidaya di wilayah peslSlr yang mengeluarkan limbah buangan yang mengandung limbah N dan P baik tradisional plus yang hanya menggunakan pupuk dan kapur untuk penyuburan pakan alami, maupun semi intensif dan intensif pakan memerlukan menggunakan trap, mangrove sebagai sistem transformasi dan ekspor material (Robertson et al 1995). Keuntungan dari integrasi mangrove dan budidaya Udang untuk menjaga tambak dari erosi, untuk meningkatkan produktifitas suplai air dan juga mengolah buangan limbah tambak menjadi lebih keeH kadarnya sebelum
dibuang ke perairan pesisir (Gautier e/ a/ 2001). Budidaya perikanan yang ada di pesisir saat ini dibaDgun di sisi atau pada laban yang ditumbuhi mangrove sehingga sebagian besar mangrove mel\iadi hilang, sementara Linn dalam Robertson et al (1995) menyebutkan bahwa produksi tambak dalam jumlah besar mengeluarkan jumlah efluen limbah yang besar pula. Limbah budidaya ini ditransformasikan sebagai nutrien dalam sedimen dan terbadap pertumbuhan mangrove (Robertson et al 1995), karena kapasitas mangrove berperanan penting sebagai penyangga keberlanjutan di sejumlah ekosistem pesisir maka Robertson et al (1994) dalam Chowdhury et al 2003) merasa perIu mengestimasi kebutuhan wilayah hutan Rhizophora untuk perhektar tambak udang intensif dan semi intensif untuk merombak nitrogen dan posfor yang berasal dari limbah tambak.
KESIMPULAN DAN SARAN Interaksi air limbah organik dan air taut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, dan ternyata Avicennia yang diberikan perlakuan pemberian air limbah organik lebih baik perttimbuhannya dibandingkan dengan Rhizophora dalam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi. Kandungan N total pada daun A:vicennia dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan N total dalam daun Rhizophora, Pada perlakuan ini terlihat Kadar N total dalam daun pada seluruh perlakuan teJjadi peningkatan dan peningkatan tertinggi teJjadi pada perlakuan VINl yaitu Avicennia yang diberikan air limbah organik kemudian VINO, V2Nl dan V2NO. Untuk N total dalam batang juga teJjadi peningkatan namun nilainya masih lebih rendah dibandjngkan dalam daun, sedangkan pada perlakuan N total dalam akar menunjukan pada perlakuan juga teJjadi peningkatan kadar N namun nilainya lebih rendah dibandingkan dalam
·;n..~. 'Efck AIiran Limbah Budidya Udang Vaname TerbadapPertumbuhan mangrove
daun dan batang, hal ini menunjukan bahwa kandungan N lebih dominan terbentuk pada jaringan daWl, dibandingkan pada jaringan batang dan akar. Oisarankan untuk mengestimasi kebutuhan . wilayah hutan Rhizophora untuk per hektar tambak udang intensif dan semi intensif dalam merombak nitrogen dan posfor yang berasal dari limbah tambak dalam penelitian lanjutan. DAFTARPUSTAKA Bengen, 00. 2001. Pedoman
relenis Pengenalan dan Pengelolaan Elcosistem Mangrove. PKSPL- IPB. Bogor. Boto, K.G. and Wellington, J.T. 1983. Phosphorous and nitrogen nutritional status of a northern Australian mangrove forest. Marine Ecology Progress Series II: 63-69.
Chowdhury. M.A.K, Shivappa and J Hambrey.,2oo3. Concept of environmental capacity , and its application to planning and of coastal management aquaculture. WWW. NautilusConsultants. Co Uk/pdfslchowdoryOlo20shivappa%2 Ohambrey.pdt). Gaspersz V. 1991. Metode Perancangan
Percobaan. Untuk Rmu-i1mu Pertanion, Rmu relenik dan Biologi. Armico. Bandung.
364
Gautier D, Amador J.,and Newmark F. 2001. The use of mangrove wetland as a biofilter to treat shrimp pond efluents: preliminary results of an experiment on the Caribbean coast of Colombia. Aquaculture Research, 2001, 32, 787-799. Kusmana C., 2009. Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Workshop Pengelolaan Ekosistem Mangrove OJ Jawa Barat, OJ Hotel Khatulistiwa - Jatinangor, 18 Agustus 2009. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Odum EP. 1972. Fundamental ofEcology. Third Edition. W.B. Saunders. Company. Toronto. Poemomo, A. 1988. Pembuatan tambak Udang di Indonesia. Editor S. Sunarno dan S. Oahlan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai. Maros. Robertson A.1. and Phillips M.J. 1995. Mangrove As Filters Of Shrimp Pond Emuent: Predictions And Biogeochemical Research Needs. Hidrobiologia 295: 311-321. Rogers, J.,1997. Nutrient Dynamics and Productivity in Mangrove Ecosystems.Literature Review Submitted in partial fulfilment of assessment for the Degree of Bachelor of Science (Hons.) 199711998