Mangrove Sei Nagalawan (Mangrove Kampoeng Nipah) Serdang Bedagai Sumatera Utara
Mangrove Kampoeng Nipah (http://www.kompas.com) Mangrove Sei Nagalawan Serdang Bedagai, dikenal dengan Mangrove Kampung Nipah terletak di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai, Provinsi Sumatera Utara.
Sahabat GPS Wisata Indonesia, merangkum berbagai sumber, kisah Kartini dari Sumatera Utara, bernama Jumiati, 33 tahun, memperjuangkan dari belenggu kemiskinan di Desa terpencil Sei Nagalawan, sebagian penduduknya sebagai nelayan, sering terkendala cuaca buruk, ombak laut yang ganas.
Jumiati (http://www.jpnn.com)
Jumiati pun menilai hutan mangrove yang gundul harus segera dibangkitkan. Dia memelopori gerakan tanam mangrove lewat kelompok perempuan Muara Tanjung. Awalnya banyak yang mencibir. Tapi, dia tetap lanjut terus. Bahkan, sebelumnya masyarakat menganggap kami gila dan kurang kerjaan.
Pembibitan Mangrove
Berkat kegigihan Jumiati, delapan tahun kemudian, Jumiati dan ibu-ibu kelompok nelayan mampu menumbuhkan 12 hektare mangrove di pesisir pantai desa tersebut. Mangrove-mangrove itu pun menjelma menjadi hutan yang menumbuhkan kehidupan yang dulu hilang. Dan hasil kegigihannya berinovasi, Jumiati, menjadi seorang di antara tujuh perempuan peraih penghargaan dari organisasi nirlaba Inggris, Oxfam, sebagaipahlawan pangan perempuan (Female Food Heroes) Indonesia 2013.
Kelompok Perempuan Muara Tanjung
Kelompok Perempuan Muara Tanjung sedang menanam Mangrove
Kelompok Perempuan Muara Tanjung yang dipimpin oleh Jumiati berniat untuk melakukan penyelamatan hutan pesisir dan meningkatkan pendapatan ibu-ibu nelayan. Mereka memulai kegiatan simpan pinjam, penanaman dan pelestarian mangrove, dan bercita-cita mewujudkan kemandirian bagi perempuan pesisir dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Kelompok ini dibentuk pada 1 Oktober 2005 di Sei Nagalawan, Dusun III, Kecamatan Perbaungan. Mereka memulai pelatihan dengan memanfaatkan mangrove sebagai bahan makanan yang didukung oleh Jaringan Advokasi Nelayan Sumut (JALA). Pengurus kelompok yang terdiri dari istri nelayan membagi peran kepada setiap anggota kelompok untuk bertanggungjawab di bidang-bidang pekerjaan masing-masing seperti simpan pinjam, rehabilitasi hutan mangrove dan pengolahan makanan dan minuman berbasis mangrove. Semua pekerjaan dilakukan dengan secara gotong royong.
Potensi Produk Makanan Olahan
Produk olahan dari Mangrove
Pada 2010, Jumiati dan kelompok nelayannya mengembangkan mangrove api-api menjadi dodol. Bahkan, tepung mangrove api-api bisa digunakan untuk campuran bahan baku kue-kue kering.
Dengan mengolah ujung daun mangrove dengan adonan tepung yang telah dibumbui, mangrove jeruju (Acantus ilicifolius) bisa dijadikan kerupuk. Sebelum menjadi kerupuk yang renyah, duri-duri daun jeruju harus dihilangkan. Lalu, dicuci bersih dan digiling halus bersama campuran bawang. Kendati tanpa bahan pengawet, kerupuk mangrove jeruju bisa bertahan hingga sebulan.
Untuk membuat dodol, 70 persen bahan bakunya adalah tepung mangrove api-api. Tepungnya ini bisa juga untuk campuran bahan baku kue-kue kering. Rasa dodol untuk saat ini masih rasa mangrove asli, belum berani inovasi menggunakan rasa lain karena takut akan menghilangkan ciri khas. Dodol ini dapat bertahan sampai sepuluh hari karena kita tidak pakai bahan pengawet.
Pohon Mangrove
Kemudian sirup dari buah pedada atau mangrove jenis Perepat (Sonneratia alba). Setelah diolah, sirup dengan warna kekuning-kuningan dan rasa asem manis segar dihargai Rp 10.000 per botolnya. Sirup ini juga terkendalla bahan baku yang tak semua daerah memiliki jenis mangrove ini.
Produk yang dihasilkan sangat ramah lingkungan sebab berasal dari tumbuhan hutan pesisir yang diambil dengan tidak merusak fungsi ekologisnya bahkan kelompok merawat dan menjaga berbagai tanaman tersebut. Konsumen yang membeli produk yang dihasilkan juga turut mendukung pelestarian mangrove yang dilakukan oleh kelompok perempuan Muara Tanjung.
Selain melestarikan lingkungan, para perempuan yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Muara Tanjung berharap mampu meningkatkan taraf ekonomi keluarga anggota dan produk yang dihasilkan dapat berkembang dengan pesat.
Potensi Fauna dan Flora
Mangrove pada umumnya mempunyai keragaman jenis yang tinggi, memiliki 89 jenis tumbuhan yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 29 jenis efipit, dan 2 jenis parasit. Jumlah satwanya juga luar biasa, Di hutan mangrove Sumatera Utara dijumpai 44 jenis burung, dimana 13 jenis diantaranya termasuk burung migran. Berdasarkan habitatnya, fauna laut di mangrove terdiri atas dua tipe yaitu : infauna yang hidup di kolom air, terutama berbagai jenis ikan dan udang, dan epifauna yang menempati substrat baik yang keras (akar dan batang pohon mangrove) maupun yang lunak (lumpur). Paket Wisata
1. Paket Wisata Liburan Keluarga 2. Paket Wisata Mancing 3. Paket Wisata Diklat 4. Paket Wisata Camping Ground Penginapan (Homestay)
Tersedia penginapan di rumah penduduk Nelayan di Kampung Nipah. Informasi lebih lanjut hubungi
Mangrove Sei Nagalawan (Mangrove Kampoeng Nipah)
Desa sei Nagalawan Dusun III Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara 20985. Email :
[email protected]. Marketing : +62 823 6348 6358 (Adi), +62 853 7254 9394 (Iyan)